Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253 pp. 42- 51
10 Pages
PENGARUH PENAMBAHAN ABU POZZOLANIK TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON BUSA RINGAN MUTU TINGGI Nailil Muna1, Abdullah2, T. Budi Aulia3 1) Student, 2,3) Lecturer,
Post Graduate Magister of Civil Engineering Department Syiah Kuala University Banda Aceh Magister of Civil Engineering Department Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia
Abstract: The normal concrete various researches have been done to reduce the use of cement, but similar information for research on foam concrete is limited. In this research, the replacement substances to reduce the amount of cement consumption is natural pozzolan ash, fly ash and rice husk ash. This study was conducted to determine the effect of natural pozzolan, fly ash and rice husk ash toward the compressive strength, split tensile strength and flexural tensile strength of concrete. Test specimens used in this study is a cube measuring 10 cm x 10 cm x 10 cm with a number of specimen 84 pieces, cylinder diametered 15 cm, height 30 cm by 36 pieces and the test object beam size of 40 cm x 10 cm x 10 cm number of 36 pieces. Besides Specific Grafity (SG) at 1.6 and 1.8, the other variables studied were water-cement factor (FAS) is 0.25; 0.30 and 0.35, as well as cement replacement materials such as pozzolan ash, fly ash and rice husk ash as much as 10% of the weight of cement. The results of the research with the addition of pozzolanic ash variations indicate that foam concrete with the addition of fly ash (SFA) has the largest and concrete compressive strength of the foam with the addition of natural pozzolan ash (SP) is the compressive strength of concrete with the smallest. Concrete SP at the age of 28, 54 and 84 days showed lower compressive strength than normal foam concrete (SN) of the same age, but the age of the concrete at 112 and 140 days showed an increase in compressive strength greater than the compressive strength SN. Concrete SN, SP, SFA and foam concrete with the addition of rice husk ash (SAS) on FAS value of 0.30 indicates a higher compressive strength than compressive strength SN, SP, SFA and SAS on FAS 0.35. The smaller the concrete FAS, the more the amount of cement needed so that the greater the compressive strength generated. Keywords: High Quality Lightweight Concrete, Specific Grafity, Pozzolan Ash, Fly Ash, and Rice Husk Ash.
Abstrak: Pada beton normal berbagai penelitian sudah dilakukan untuk mengurangi penggunaan semen, akan tetapi informasi sejenis terhadap hasil penelitian pada beton busa terbatas. Pada penelitian ini, bahan pengganti yang dipilih untuk mengurangi jumlah pemakaian semen adalah abu pozzolan alam, abu terbang dan abu sekam padi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pozzolan alam, abu terbang dan abu sekam padi terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur beton. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kubus ukuran 10 cm x 10 cm x 10 cm dengan jumlah benda uji 84 buah, silinder ukuran diameter 15 cm, tinggi 30 cm sebanyak 36 buah dan benda uji balok ukuran 40 cm x 10 cm x 10 cm sejumlah 36 buah. Selain Specific Grafity (SG) yaitu 1,6 dan 1,8, variabel lain yang diteliti adalah faktor air semen (FAS) yaitu 0,25; 0,30 dan 0,35, serta bahan pengganti semen berupa abu pozzolan, abu terbang dan abu sekam padi sebanyak 10% dari berat semen. Hasil penelitian dengan variasi penambahan abu pozzolanik menunjukkan bahwa, beton busa dengan penambahan abu terbang (SFA) mempunyai kuat tekan terbesar dan beton busa dengan penambahan abu pozzolan alami (SP) merupakan beton dengan kuat tekan terkecil. Beton SP pada umur 28, 54 dan 84 hari menunjukkan kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan beton busa normal (SN) pada umur yang sama, akan tetapi pada umur beton mencapai 112 dan 140 hari menunjukkan peningkatan kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan SN. Beton SN, SP, SFA dan beton busa dengan penambahan abu sekam padi (SAS) pada FAS 0,30 menunjukkan nilai kuat tekan yang lebih
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 42
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tinggi daripada kuat tekan beton SN, SP, SFA dan SAS pada FAS 0,35. Semakin kecil FAS beton maka semakin banyak jumlah semen yang dibutuhkan sehingga semakin besar kuat tekan yang dihasilkan. Kata kunci : Beton Busa Ringan Mutu Tinggi, Specific Grafity, Abu Pozzolan, Abu Terbang, dan Abu Sekam Padi.
PENDAHULUAN
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah
Nawy (1998 : 32) menyebutkan beton
Kuala, sejak tahun 2006 telah mengembangkan
ringan adalah beton yang mempunyai kuat
penelitian tentang beton ringan busa. Dari
tekan pada umur 28 hari lebih dari 1,38 MPa
penelitian-penelitian itu telah dihasilkan mutu
dan berat volume kurang dari 1843 kg/m3.
beton ringan busa yang tinggi yang dapat
Menurut
Neville
(1988
:
606)
digunakan sebagai bahan-bahan pada elemen-
penggolongan kelas beton ringan berdasarkan
elemen struktural (Abdullah, 2010)
berat jenis dan kuat tekan yang harus dipenuhi
Pada beton normal berbagai penelitian
dapat dibagi tiga, yaitu :
sudah dilakukan untuk mengurangi penggunaan semen, akan tetapi informasi sejenis terhadap
a.
(Low
hasil penelitian pada beton busa terbatas. Pada
alam
yang
digunakan untuk dinding pemisah atau
timbunan atau bahan sedimentasi dari abu atau
dinding isolasi.
lava gunung berapi yang mengandung silika, b.
tersebut
digunakan
pozzolanik yaitu senyawa yang mengandung silika dalam bentuknya yang halus dan bila ada air maka senyawa tersebut bereaksi dengan kalsium hidroksida membentuk kalsium silikat hidrat (CSH).
43 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
volume
untuk
dinding
yang
juga
memikul beban.
banyak di Indonesia. Abu pozzolan, abu terbang abu sekam padi ini termasuk abu
berat
antara 7 MPa – 17 MPa yang umumnya
karena
memiliki potensi cadangan atau sumber yang
dan
dengan
800 kg/m3 – 1400 kg/m3 dan kuat tekan
dari hasil pembakaran sekam padi. Penggunaan semen
ringan
untuk struktur ringan dengan berat jenis
uap (PLTU) dan abu sekam padi yang berasal
pengganti
Beton
menengah (Moderate Strength Concretes)
batu bara pada tungku pembangkit listrik tenaga
bahan
untuk non
0,35 MPa – 7 MPa yang umumnya
merupakan
abu terbang yang bersumber dari pembakaran
Concretes)
kg/m3 – 800 kg/m3 dan kuat tekan antara
untuk mengurangi jumlah pemakaian semen pozzolan
Density
struktur dengan berat jenis antara 240
penelitian ini, bahan pengganti yang dipilih
adalah
Beton ringan dengan berat volume rendah
c.
Beton
ringan
struktur
(Structural
Lightweight Concretes) dengan berat jenis antara 1400 kg/m3 – 1800 kg/m3 dan kuat tekan lebih dari 17 MPa yang dapat digunakan sebagaimana beton normal.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Ada
dapat
796), pozzolan T (Trass) terdiri dari 30%
digunakan untuk mengurangi berat jenis beton
pozzolan reaktif, dan 8% CaCO3, pozzolan A
atau membuat beton lebih ringan yaitu (Neville,
(Tuff) mempunyai kandungan pozzolan reaktif
1988 : 605) :
yang lebih kecil yaitu sekitar 8%, dan 4%
a. Dengan membuat gelembung-gelembung
CaCO3. Pozzolan K (khash) dan P (pumice)
gas/udara dalam adukan semen sehingga
terdiri dari 13% pozzolan reaktif dan 1%
terjadi banyak pori-pori udara di dalam
CaCO3.
b.
c.
beberapa
metode
yang
beton tersebut. Salah satu cara yang dapat
Menurut A.R. Pourkhorshidi, et. al
dilakukan adalah dengan menambah bubuk
(2010 : 798), kuat tekan dengan variasi umur 7,
aluminium kedalam bubuk campuran beton.
28, dan 90 hari menunjukkan bahwa, beton
Dengan menggunakan agregat ringan,
pozzolan T mempunyai kuat tekan terbesar dan
misalnya tanah liat bakar, batu apung atau
beton pozzolan A merupakan beton dengan kuat
agregat buatan sehingga beton yang
tekan terkecil. Beton dengan pozzolan P
dihasilkan lebih ringan daripada beton
mempunyai kuat tekan yang rendah pada umur
biasa.
7 hari, akan tetapi pada umur 90 hari beton
Dengan
cara
membuat
beton
tanpa
dengan pozzolan P mempunyai kuat tekan yang
menggunakan butir-butir agregat halus
lebih besar dari pada beton dengan pozzolan K
atau pasir yang disebut sebagai beton non
dan A. Hal ini disebabkan karena pozzolan A
pasir.
mempunyai aktifitas sifat pozzolanik yang rendah.
Menurut ASTM C 593-82 disebutkan
Berdasarkan SNI 03-6863-2002, abu
bahwa pozzolan dibagi atas dua macam, yaitu
terbang adalah limbah hasil pembakaran batu
bahan pozzolan alam (natural pozzolan) dan
bara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap
pozzolan buatan (artificial pozzolan).
(PLTU) yang berbentuk halus, bundar dan
a.
bersifat pozolanik.
Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan
b.
timbunan
atau
bahan
Abu sekam padi adalah sebagai limbah
sedimentasi dari abu atau lava gunung
pembakaran sekam padi yang memiliki unsur
berapi yang mengandung silika aktif.
bermanfaat untuk peningkatan mutu beton,
Pozzolan buatan berasal dari tungku
mempunyai sifat pozolan dan mengandung
maupun hasil pemanfaatan limbah yang
silika yang sangat menonjol. Silika adalah
diolah menjadi abu yang mengandung
senyawa kimia yang dominan pada abu sekam
silika reaktif melalui proses pembakaran,
padi. Kandungan silika pada abu sekam padi
seperti abu terbang, abu sekam padi dan
lebih
mikro silica (silica fume).
tumbuhan-tumbuhan
Menurut A.R. Pourkhorshidi, et. al (2010 :
dicampur dengan semen maka menghasilkan
tinggi
bila
dibandingkan lain.
Bila
dengan
silika
Volume 4, No.1 , Februari 2015
ini
- 44
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kekuatan yang lebih tinggi (Ika Bali, Agus
Proses Pengolahan Data
Prakoso, 2002 : 76).
Pada penelitin ini diuji sebanyak 156 buah benda uji, yang terdiri dari kubus (10 x 10
METODE PENELITIAN
x 10) cm untuk pengujian kuat tekan, silinder
Lokasi Penelitian
ukuran diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm
Penelitian
ini
dilakukan
pada
untuk uji tarik belah, dan balok ukuran 40 cm x
Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan
10 cm x 10 cm untuk uji tarik lentur. Benda uji
Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Banda
tersebut diuji pada umur 28, 56, 84, 112 dan
Aceh.
140 hari untuk benda uji kubus pada beton
Tahapan Penelitian
dengan
penambahan
abu
pozzolan
alami
dengan FAS 0,30. Ini dilakukan untuk melihat
BAGAN ALIR PENELITIAN
MULAI
peningkatan sifat mekanis sejalan dengan
STUDI LITERATUR PERSIAPAN DAN PENGADAAN BAHAN
pertambahan umur. Pada setiap pengujian diuji
Semen, Air, Foamed Agent, Abu Pozzolan, Abu Terbang dan Abu Sekam padi , cetakan kubus, silinder dan balok
sebanyak 3 buah benda uji. Detail dari rencana
Rancangan Proporsi Campuran (Mix Design) Berdasarkan Berat Volume Beton Busa
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 sampai
PEMBUATAN ADUKAN BETON PEMERIKSAAN PASTA SEMEN
dengan Tabel 7.
Uji kekentalan aliran (Flow Test) ≥ 20cm
Tidak
Penambahan superplasticizer
Tabel 1. Variasi dan Jumlah Benda Uji Kuat Tekan Beton Busa Ringan Dengan Penambahan Abu Pozzolan Alami Pada Umur 28 Hari
Ya
PEMERIKSAAN ADUKAN BETON BUSA Memenuhi Syarat Berat Volume beton busa
Tidak Ya
Pembuatan Benda Uji
Pembuatan MemenuhiBenda SyaratUji Silinder 15cm – 30cm
Kubus (10 x 10 x 10) cm
Pembuatan Benda Uji Balok (10 × 10 × 40) cm
BETON BUSA NORMAL SEMEN + ABU POZZOLAN SEMEN + ABU TERBANG SEMEN + ABU SEKAM PADI FAS SG 28 56 84 112 140 28 56 84 112 140 28 56 84 112 140 28 56 84 112 140 hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari 0,25
PERAWATAN BENDA UJI PENGUJIAN BENDA UJI
0,30
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Kuat Tarik Lentur
PENGOLAHAN DATA
0,35
PEMBAHASAN DAN PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN
1,6
3
3
1,8
3
3
1,6
3
1,8
3
1,6
3
1,8
3
KESIMPULAN
JUMLAH
SELESAI
TOTAL
Gambar A.3.1 : Bagan Alir Penelitian
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
3
3
3
3
30
12
12
84
Tabel 2. Variasi dan Jumlah Benda Uji Kuat Tarik Belah Dengan Penambahan Abu Pozzolan Alami Berdasarkan Perbedaan Umur
Metode Penelitian Data
yang
dikumpul
meliputi
data
FAS
SG
PENGOLAHAN DATA EKSPERIMENTAL
perencanaan komposisi campuran beton busa, PENGOLAHAN DATA SECARA ANALITIS beban tekan maksimum, kuat tarik belah PEMBAHASAN DAN PERBANDINGAN HASIL maksimum, kuat tarik lentur maksimum dan HITUNGAN PENGARUH PENAMBAHAN PASIR POZZOLAN ALAMI TERHADAP SIFAT MEKANIS
BETON BUSA regangan akibat kuat tekan. Untuk mengetahui
keadaan mortar juga diambil data flow test dan KESIMPULAN
SELESAI berat volume beton ringan. Lampiran Gambar Bagan4, AlirNo. Penelitian 45 - A.1Volume 1, Februari 2015
1,6 1,8 1,6 0,35 1,8 JUMLAH TOTAL 0,30
28 hari 3
BETON BUSA NORMAL 56 84 112 140 hari hari hari hari 3
3
3
28 hari
3
3
3
SEMEN + ABU POZZOLAN 56 84 112 140 hari hari hari hari 3
3
3 18
18 36
3
3
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 3. Variasi dan Jumlah Benda Uji Kuat Tarik Lentur Dengan Penambahan Abu Pozzolan Alami Berdasarkan Perbedaan Umur FAS
SG
1,6 1,8 1,6 0,35 1,8 JUMLAH TOTAL
0,30
BETON BUSA NORMAL 28 56 84 112 140 hari hari hari hari hari
SEMEN + ABU POZZOLAN 28 56 84 112 140 hari hari hari hari hari
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 18
Hasil pengujian kuat tekan beton SN pada FAS 0,30, SG 1,6 dibandingkan terhadap beton
dengan
pengganti
semen
menunjukkan bahwa beton SN mempunyai kuat tekan yang lebih rendah daripada kuat tekan beton
18
variasi
SFA
dan
SAS,
sedangkan
SP
menunjukkan kuat tekan lebih kecil daripada
36
kuat tekan SN. Hal ini disebabkan karena Analisis Data Analisis
pozzolan yang digunakan dalam penelitian ini data
menggunakan
empat
metode statistik antara lain: seleksi data, analisis varian, analisis regresi, dan analisis varian untuk pengujian nyata regresi.
termasuk pozzolan tipe P. Hasil pemeriksaan sifat fisis abu pozzolan yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan CaCO3 yaitu sebesar 0,42%, sehingga abu pozzolan ini digolongkan pada pozzolan tipe P.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beton dengan pozzolan P mempunyai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
abu
pozzolanik
berpengaruh
terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur beton.
kuat tekan yang rendah pada umur 7 hari, akan tetapi pada umur 90 hari beton dengan pozzolan P mempunyai kuat tekan yang lebih besar dari pada beton dengan pozzolan K dan A. Hal ini sesuai dengan pernyataan A.R. Pourkhorshidi, et. al (2010) yaitu pozzolan T (Trass) terdiri dari 30% pozzolan reaktif, dan 8% CaCO3, pozzolan A (Tuff) mempunyai kandungan pozzolan reaktif yang lebih kecil yaitu sekitar
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Busa dengan Perbandingan Bahan Pengganti Semen Yang Berbeda Pada Umur Perawatan 28 Hari dengan FAS 0,30.
8%, dan 4% CaCO3. Pozzolan K (khash) dan P (pumice) terdiri dari 13% pozzolan reaktif dan 1%
CaCO3.
Beton
dengan
pozzolan
P
mempunyai kuat tekan yang rendah pada umur 7 hari, akan tetapi pada umur 90 hari beton dengan pozzolan P mempunyai kuat tekan yang lebih besar dari pada beton dengan pozzolan K dan A. Hal ini disebabkan karena pozzolan A Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Busa dengan Perbandingan Bahan Pengganti Semen Yang Berbeda Pada Umur Perawatan 28 Hari dengan FAS 0,35.
mempunyai aktifitas sifat pozzolanik yang rendah.
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 46
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Peningkatan kuat tekan SFA dan SAS
daripada SN. Sedangkan SP menunjukkan kuat
dibandingkan dengan SN pada Fas 0,30, SG 1,6
tekan lebih kecil daripada kuat tekan SN. Kuat
terjadi karena abu terbang dan abu sekam padi
tekan beton SN pada FAS 0,30 SG 1,6 juga
mengandung silika dioksida (SiO2) dan bersifat
mengalami hal yang sama dengan hasil
pozzolanik yang dapat meningkatkan kekuatan
pengujian kuat tekan beton SN pada FAS 0,30
beton. Berdasarkan SNI 03-6863-2002 abu
SG 1,8.
terbang cukup baik untuk digunakan sebagai
Kuat tekan SN, SP, SFA, dan SAS pada
bahan ikat karena bahan penyusun utamanya
FAS 0,30, SG 1,8 menunjukkan kuat tekan yang
adalah silika dioksida (SiO2), alumunium
lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan SN,
oksida (Al2O3) dan Ferri oksida (Fe2O3).
SP, SFA, dan SAS pada FAS 0,30, SG 1,6.
Oksida-oksida tersebut dapat bereaksi dengan
Semakin besar SG maka semakin banyak
kapur bebas yang dilepaskan semen ketika
semen dan abu pozzolanik yang dibutuhkan
bereaksi dengan air. Kalsium oksida bebas yang
sehingga, semakin besar kuat tekan yang
terdapat dalam pori beton bereaksi dengan abu
dihasilkan.
terbang
membentuk
baru,
Kuat tekan dengan variasi penambahan
akibatnya hubungan antara mortar dan zona
abu pozzolanik menunjukkan bahwa, beton SFA
interface menjadi lebih kuat. Butiran abu
mempunyai kuat tekan terbesar dan beton SP
terbang yang halus dapat memberikan efek
merupakan beton dengan kuat tekan terkecil
pelumasan yang dapat mengurangi jumlah air
dengan kuat tekan masing-masing yaitu 410
yang dipakai dalam adukan beton, yang
kg/cm2 dan 177,96 kg/cm2. Hal ini disebabkan
akhirnya akan meningkatkan kekuatan beton.
karena kandungan SiO2 pada abu terbang lebih
Hal
ini
semen
pernyataan
besar yaitu 54,93%, dibandingkan dengan abu
Simajuntak yang menyatakan bahwa dalam
sekam padi dan abu pozzolan yang memiliki
pembakaran sekam padi menghasilkan 20% abu
kandungan SiO2 masing-masing sebesar 52,95%
dengan
sebagai
dan 42,9%. Silika dioksida yang terkandung
komponen utamanya. Silika dalam jumlah
pada abu pozzolanik tersebut akan bereaksi
tertentu dapat menggantikan jumlah semen dan
dengan kalsium hidroksida dari hasil hidrasi
juga berperan sebagai pengisi antara partikel-
semen sehingga akan menghasilkan gel CSH
partikel semen yang dapat meningkatkan kuat
baru yang merupakan unsur kekuatan pasta
tekan beton.
semen, sehingga dapat meningkatkan kuat tekan
silika
sesuai
pasta
dengan
dioksida
(SiO2)
Hasil pengujian kuat tekan beton SN
beton. Semakin banyak kandungan SiO2 yang
pada FAS 0,30, SG 1,8 dibandingkan dengan
terkandung maka akan semakin banyak gel
kuat tekan SFA dan SAS pada FAS dan SG
CSH
yang sama, menunjukkan bahwa beton SFA dan
pengikatan
SAS mempunyai kuat tekan yang lebih besar
kalsium hidroksida dari hasil hidrasi semen.
47 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
baru
yang antara
terbentuk silika
pada
dioksida
reaksi dengan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Selain itu penggunaan abu pozzolan tipe P pada
ini dipengaruhi oleh tipe pozzolan yang
penilitian ini juga merupakan salah satu
digunakan dalam penelitian ini yaitu pozzolan
penyebab rendahnya kuat tekan pada beton SP.
tipe P. Hal ini sesuai seperti yang dikemukakan
Hal ini sesuai seperti yang dikemukakan
oleh A.R. Pourkhorshidi, et. al (2010), kuat
oleh Aulia (2005) penambahan aditif mineral
tekan dengan variasi umur 7, 28, dan 90 hari
yang
menunjukkan
mengandung
silika
dan
bersifat
bahwa,
beton
pozzolan
T
pozzolanik pada semen Portland menghasilkan
mempunyai kuat tekan terbesar dan beton
gel CSH baru oleh reaksi pengikatan antara
pozzolan A merupakan beton dengan kuat tekan
silika (kandungan dari aditif mineral) dengan
terkecil. Beton dengan pozzolan P mempunyai
kalsium hidroksida dari hasil hidrasi semen,
kuat tekan yang rendah pada umur 7 hari, akan
sehingga pada prinsipnya aditif mineral bisa
tetapi pada umur 90 hari beton dengan pozzolan
meningkatkan kekuatan pasta semen karena gel
P mempunyai kuat tekan yang lebih besar dari
CSH merupakan unsur kekuatan pasta semen,
pada beton dengan pozzolan K dan A. Hal ini
dan sekaligus mengurangi unsur kelemahan
disebabkan karena pozzolan A mempunyai
beton
aktifitas sifat pozzolanik yang rendah.
karena
telah
mereduksi
kalsium
hidroksida.
Beton SN, SP, SFA dan SAS pada FAS 0,30 menunjukkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi daripada kuat tekan beton SN, SP, SFA dan SAS pada FAS 0,35. Semakin kecil FAS beton maka semakin banyak jumlah semen yang dibutuhkan sehingga semakin besar kuat tekan yang
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Busa Normal dan Kuat Tekan Beton Busa dengan Pengganti Semen Berupa Abu Pozzolan Alami FAS 0,30, SG 1,8, Pada Umur Perawatan Yang Berbeda.
dihasilkan.
Hal
ini
sesuai
dengan
pernyataan Aulia (1999). Beton dengan FAS kecil mempunyai perbandingan kadar
Gambar 4.3 menunjukkan perbandingan
air semen yang kecil, sehingga porositas
kuat tekan beton SN dan SP pada FAS 0,30, SG
pada pasta semen semakin kecil. Maka
1,8 terhadap variasi umur. Beton SP pada umur
dengan berkurangnya porositas pada pasta
28, 54 dan 84 hari menunjukkan kuat tekan
semen,
yang lebih rendah dibandingkan beton SN pada umur yang sama. Pada umur beton mencapai 112 hari dan 140 hari beton SP menunjukkan peningkatan kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan beton SN. Hal
beton
semakin
padat
dan
menghasilkan kuat tekan beton yang lebih besar. Hal ini juga terjadi pada penelitian Hidayat (2002), meneliti pengaruh FAS dan kadar abu terbang terhadap kuat tekan dan Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 48
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
permeabilitas beton ringan menunjukkan
sekam
padi
dan
beton
bahwa semakin kecil FAS maka semakin
diperlihatkan pada Gambar 4.4.
busa
normal
besar kuat tekan beton ringan dan semakin kecil porositas yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan FAS 0,3, 0,4, 0,5, 0,6, dan 0,7. Beton busa pada FAS 0,30 dan FAS 0,35 memberikan pengaruh yang nyata dengan
Gambar 4.3.a. Beton busa + Abu Pozzolan
Gambar 4.3.b. Beton Busa + Abu Terbang
Gambar 4.3.c. Beton Busa + Abu Sekam Padi
Gambar 4.3.d. Beton Busa Normal
adanya penambahan abu pozzolanik dan variasi SG terhadap kuat tekan beton. Hasil pengujian analisis varian pada FAS 0,30 menunjukan bahwa SG berpengaruh nyata terhadap kuat tekan karena F0 hitung (10,254) lebih besar dari F0 tabel (4,49), penambahan abu pozzolanik juga berpengaruh nyata terhadap kuat tekan
Gambar 4.3 Pola retak yang terjadi pada pengujian kuat tekan beton busa
karena F0 hitung (13,589) lebih besar dari F0
KESIMPULAN DAN SARAN
tabel (3,24). Hasil pengujian analisis varian
Kesimpulan
pada
FAS
0,35
menunjukan
bahwa
SG
berpengaruh nyata terhadap kuat tekan karena
pozzolan, abu terbang, dan abu sekam padi
F0 hitung (18,456) lebih besar dari F0 tabel (4,49),
penambahan
abu
merupakan abu pozzolanik hasil limbah
pozzolanik juga
industri yang dapat digunakan sebagai
berpengaruh nyata terhadap kuat tekan karena
bahan konstruksi beton busa ringan,
F0 hitung (26,565) lebih besar dari F0 tabel
sehingga
(3,24).
dapat
mengurangi
jumlah
penggunaan semen pada beton.
Pada pengujian kuat tekan pola retak
yang terjadi setelah mencapai beban maksimum
lebih jelasnya pola retak yang terjadi pada pengujian kuat tekan beton busa dengan penambahan abu pozzolanik, abu terbang, abu Volume 4, No. 1, Februari 2015
beton
ringan
karena memiliki kuat tekan lebih dari 17
normal relatif sama. Retak terjadi secara
gaya tekan diterapkan.
kepada
struktur (Structural Light Weight Concrete)
terbang, abu sekam padi dengan beton busa
konsisten dalam bidang vertikal, sejajar dengan
Beton busa SN, SP, SFA dan SAS dapat diklasifikasikan
pada beton busa penambahan abu pozzolan, abu
49 -
Ditinjau dari komposisi kimianya, abu
MPa.
Pada umur 28 hari kuat tekan dengan
variasi penambahan abu pozzolanik Pada pengujian kuat tekan pola retak yang terjadi set menunjukkan bahwa, beton SFA mempunyai kuat tekan terbesar dan beton SP merupakan beton dengan kuat tekan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terkecil dengan kuat tekan masing-masing
Untuk mengetahui beton busa ringan
yaitu 410 kg/cm2 dan 177,96 kg/cm2.
dengan penambahan abu pozzolanik dapat
Beton SP pada umur 28, 54 dan 84 hari
digunakan sebagai alternatif pengganti
menunjukkan kuat tekan yang lebih rendah
kolom beton konvensional perlu dilakukan
dibandingkan beton SN pada umur yang
penelitian lebih lanjut.
sama. Pada umur beton mencapai 112 hari dan 140 hari menunjukkan peningkatan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan beton SN.
ACI
Guide
For
Selecting Proportional for High-Strength
beton semakin tinggi yaitu beton SN, SP,
Concrete with Portland Cement and Fly
SFA
Ash, ACI manual of Concrete Practice,
dan
SAS
pada
FAS
0,30
tinggi daripada kuat tekan beton SN, SP,
211.4R-93,
Terbukti bahwa, semakin kecil FAS mutu
menunjukkan nilai kuat tekan yang lebih
Committee
part I, Michigan, Detroit, 1996. ACI Committee 363R, State-of the Art Report
SFA dan SAS pada FAS 0,35.
on High-Strength Concrete, ACI manual
Nilai kuat tekan tidak berbanding lurus
of Concrete Practice, part I, Michigan,
terhadap nilai kuat tarik belah dan kuat
Detroit, 1996.
tarik lentur, setiap usaha perbaikan mutu
Anonim, 2004, Annual Book of ASTM Standard
kekuatan tekan hanya disertai peningkatan
2004, Section 4, Volume 04-02, Concrete
kecil nilai kuat tarik belah dan kuat tarik
and Agregates, International Standards -
lenturnya.
Worldwide.
Pada pengujian kuat tekan pola retak yang
A.R. Pourkhorshidi, M. Najimi, T. Parhizkar, F.
terjadi setelah mencapai beban maksimum
Jafarpour,
pada
Applicability
beton
busa
penambahan
abu
B.
Hillemeier, of
specifications
dengan beton busa normal relatif sama.
evaluation of natural Pozzolans, Journal &
ASTM
standard
pozzolan, abu terbang, abu sekam padi
Cement
of
the
2010,
Concrete
C618
for
Composites,
Department of Concrete Technology, Saran
Building and Housing Research Center
Untuk menghasilkan kuat tekan yang besar
(BHRC), Tehran, Iran and Institute of
pada beton busa dengan penambahan abu
Civil Engineering, Technical University
pozzolan pada umur 28 hari diharapkan
of Berlin, Berlin, Germany.
dapat dilakukan penelitian selanjutnnya
Bali, Ika., A, Prakoso. 2002. Beton Abu Sekam
dengan menggunakan abu pozzolan tipe T
Padi
(Trass) sebagai bahan pengganti semen.
Konstruksi. Jurnal Sains dan Teknologi
Sebagai
Alternatif
Volume 4, No.1 , Februari 2015
Bahan
- 50
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala EMAS.
Jakarta:
Universitas
Kristen
Indonesia. Nawy, E. G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika Aditama, Bandung. Neville, A. M., 1988, Properties of Concrete, Longman, London.
51 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015