PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : KHOLIFATUL MUSFIROH NIM: 11107021
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2012
1
2
PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012) DISUSUN OLEH : KHOLIFATUL MUSFIROH NIM: 11107021 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Pebruari 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua penguji
: Drs. Miftahuddin, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si : Dra. Djami`atul Islamiyah, M.
Penguji I
Ag
Penguji II
: Dra. Hj. S. Marfu`ah, M.Pd
Penguji III
: Siti Rukhayati, M. Ag
Salatiga, 06 Maret 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
3
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Kholifatul Musfiroh
NIM
: 11107021
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (STUDI PADA SMP NEGERI 03 KOTA SALATIGA KELAS VII TAHUN AJARAN 2011/2012)
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 Januari 2012 Pembimbing
Dra. Siti Ruhayati,M.Ag NIP. 19770403 2003122003
4
MOTTO "Jika anda ingin berubah maka lakukanlah perubahan. Arahkan perubahan itu kearah yang positif menuju impian dan harapan. Bangunlah dari mimpi dan jangan biarkan peluang menjauhi anda"
"sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
5
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku, bapak Zakaria dan ibu Mudrikah tercinta yang dengan do`a dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan. 2. Bapak ibu mertuaku (Hasbi dan Marsimah) yang selalu memberikan do`a. 3. Suamiku tercinta Agus Setiyoko yang telah mencurahkan segala pikiran dan tenaga demi keluarga kecil kami serta sebagai pendorong dan pemberi inspirasi/ motifasi. Semoga diberikan oleh Allah SWT kesehatan jasmani dan rohani, dan samua pekerjaan diberikan kelancaran.diberikan. 4. Si kecil, buah hatiku `Abid Ahsan Miqdad Al-Jazira semoga menjadi anak yang saleh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan agama. Semoga diberikan kesehatan jasmani dan rohani oleh Allah SWT, dan menjadi seorang pemimpin, orang yang bisa memimpin dan membimbing adik- adiknya kelak.Amin... 5.
Adik- adikku Taufiqqur Rohman dan Ruruh Anis Faizah tercinta jadilah orang yang bisa membanggakan orang tua.
6. Teman-temanku seperjuangan PAI angkatan 2007 khususnya PAI-A. 7. Teman-temanku HMI komisariat Wali Songo, komisariat Ganesha dan Cabang Salatiga. 8. Almamaterku tercinta STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam salatiga).
Salatiga, 12 Januari 2012 Penulis
Kholifatul Musfiroh
6
Nim: 11107021
KATA PENGANTAR Dengan senantiasa mengharap rahmad ridho Allah SWT dan segala puji kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang berpegang teguh pada ajarannya. Skripsi yang berjudul "Pengaruh Guru Dalam Memberikan Reward dan Punishment Terhadap Minat Belajar Siswa (Studi Pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun ajaran 2011/2012)" ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) di STAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah merestui dalam pembahasan skripsi ini. 2. Kepala Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd. 3. Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Ibu Dra. Siti Asdiqoh. 4. Pembimbing Skripsi Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, atas waktu, tenaga, ilmu arahan dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti serta komitmenya dalam membimbing,
semoga amal baik Ibu mendapat balasan dari Allah
SWT. 5. Segenap dosen dan civitas Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan skripsi ini. 6. Keluarga besar SMP Negeri 03 Kota Salatiga. 7. Ayah dan Ibuku terimaksih atas doa dan nasihat-nasihatnya. 8. Suami dan anakku yang paling kusayangi doa dan harapanku selalu menyertai dengan keberadaanmu sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. 9. Adik-adikku yang senantiasa hadir dalam ingatanku.
7
10. Teman –teman HMI cabang Salatiga kader umat kader bangsa, yang akan menjadi tumpuan masa depan Indonesia. 11. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis tulis satu persatu hanya terimaksih yang dapat kami sampaikan semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua. Penulis
menyadari,
bahwa
penulisan
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, Maka penulis berharap saran dan kritik yang membangun sebagai iktiar dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini. Salatiga, 12 Januari 2012 Penulis
Kholifatul Musfiroh NIM. 11107021
8
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Kholifatul Musfiroh
NIM
: 11107021
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Salatiga, 12 Januari 2012 Penulis
Kholifatul Musfiroh NIM. 11107021
9
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................
ii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. viii ABSTRAK...................................................................................................... X BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………... 6 C. Tujuan Penelitian………………………………............/............ 6 D. Hipotesis Penelitiaan………………………………………...… 7 E. Kegunaan Penelitian…………………………………………… 8 F. Defisini Operasional…………………………………………… 9 G. Metodologi Penelitian………………………………………..... 13 H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………...... 17
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Reaward dan Punishment………………………………………. 19 1. Pengertian reward dan Punishment………………………… 19 2. Tujuan Pemberian Reward dan Punishment ……………..... 25 3. Macam-macam Reward dan Punishment………………….. 28 4. Fungsi Reward dan Punishment…………………………… 36 B. Minat Belajar Siswa 1.
Pengertian Minat Belajar………………………...……….. 37 a. Pengertian Minat …………………………………...…... 37
10
b. Pengertian Belajar………………………………………. 39 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat................
42
2) Faktor –faktor yang mempengaruhi Belajar............ 43 3) Teori-teori Belajar…………………………………. 47 4) Upaya Meningkatkan Minat Belajar ...........………. 48 C. Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar Siswa ………………………………………………............... 51
BAB III : Hasil Penelitian ………………………………………………..... 55 A. Gambaran Umum SMP Negeri 03 Kota Salatiga ………….... 55 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 03 Kota Sa…………….. 55 2. Visi dan Misi SMP Negeri 03 Kota Salatiga ............…… 57 3. Profil SMP Negeri 03 Kota Salatiga ……………………... 57 4. Struktur Organisasi ……………………………………….. 59 B. Penyajian Data ………………………………………………... 60 1. Data Reward ……………………………………………… 61 2. Data Punishment………………………………………….. 65 3. Data Minat……………………………………………….. 69 BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis
data
tentang
Pengaruh
Reward
dan
Punishmentterhadap Minat Belajar Siswa ………………….... 77 1.
Gambaran Paradigma........................................................... 87
2.
Contoh Gambar Paradigma.................................................. 88
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………...... 88 B. Saran-saran…………………………………………………...... 89 C. Penutup……………………………………………………….... 89 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN 11
ABSTRAK
Kholifatul Musfiroh 11107021, Pengaruh Guru dalam Memberikan Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar Anak (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012). Penulisan skripsi ini merupakan upaya untuk memberikan salah satu metode yang digunakan sebagai seorang pendidik dalam mengembangkan minat belajar, sebab dengan pemberian sesuatu kepada siswa akan dapat meningkatkan minat dan dengan adanya peningkatan minat akan menghasilkan prestasi bagi peserta didik.pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian skripsi ini adalah (1) Bagaimana guru dalam memberikan Reward dan Punisment pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga (2) adakah pengaruh secara signifikan bahwa pemberian reward dan punishment akan dapat meningkatkan minat belajar siswa ? Dalam penulisan skripsi ini setidaknya dapat memberikan gambaran kepada pendidikan atau unsur-unsur dalam pendidikan
tentang bagaimana
memberikan kepada siswa agar dapat meningkatkan dalam minat belajarnya, dalam penelitian ini penulis mengunakan metode observasi,dokumentasi dan angket dan sobyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota salatiga. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas siswa memperoleh perlakuaan dari guiru yang berbeda dan bahkan siswa mensikapi dengan cara yang berbeda pula, dan dalam penelitian ini ada pengaruh yang signifikan
yaitu
adanya
pengaruh
guru
12
dalam
memberikan
Reward
(hadiah)Punishment (hukuman) terhadap minat belajar siswa SMP Negeri 03 Kota Salatiga
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia, dengan pendidikan manusia bisa berbudaya. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi pekerti yang luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai dari masyarakat, serta salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa salah satu yang dapat digunakan dalam rangka mensukseskan tujuan pendidikan adalah melakukan proses belajar dan mengajar, dan dalam merumuskan proses belajar mengajar itu dibutuhkan pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan formal. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai belajar itu sendiri
14
dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Kemampuan potensial pada diri manusia itu baru aktual dan fungsional bila disediakan kesempatan untuk muncul dan berkembang dengan menghilangkan segala gangguan yang dapat menghambatnya. Hambatanhambatan mental dan spiritual banyak sekali corak dan jenisnya, seperti hambatan pribadi dan keluarga serta hambatan sosial. Hambatan sosial misalnya hambatan emosional (tidak adanya minat belajar) dan lingkungan masyarakat yang tidak mendorong kepada kemajuan dan cenderung melemahkan kemampuan dan motivasi siswa dalam menjalankan pendidikan. Dalam proses pendidikan minat itu sangat penting, karena minat merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal yang demikian, berarti guru tidak berhasil dalam memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperoleh motivasi yang tepat, jika seorang mendapat motivasi yang tepat maka paduan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga (Purwanto, 1990: 60). Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
15
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap subyek tersebut. Lebih jauh minat mengarahkan perbuatan pada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu sendiri (Purwanto, 1990: 56). Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil, jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang (pendidik) yang akan memberi motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi serta teoriteori bagaimana motivasi bisa berhasil. Minat belajar dalam diri seseorang cenderung tidak tetap, kadang-kadang kuat dan kadang lemah, bahkan dapat hilang sama sekali, oleh karena itu minat belajar sangat penting untuk tetap mempertahankan dalam mencari ilmu. Sebagaimana dalam firman Allah SWT tentang keutamaan mencari ilmu: Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
16
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Ahmad Hatta, 2009: 543). Sebagaimana pengertian belajar yaitu suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam istilah lain tingkah laku belajar dikendalikan oleh reward (ganjaran), sehingga dalam prakteknya pemberian reward (ganjaran) maupun pemberian punishment (hukuman), digunakan oleh pendidik (guru) sebagai bentuk penguatan, stimulus dalam mendidik siswa. Dalam teori pembelajaran dikenal dengan istilah Law of effect perilaku yang bersifat menyenangkan cenderung untuk diulang atau dipertahankan, sedangkan perilaku yang menimbulkan efek tidak menyenangkan cenderung untuk ditinggalkan atau tidak diulang (Sriyanti, dkk., 2009: 72). Lebih jauh efek yang tidak menyenangkan dirasakan sebagai punishment sedangkan efek yang menyenangkan dirasakan sebagai reward. Sebagai contoh: anak menjawab pertanyaan dari seorang guru, kemudian mendapat pujian “Hebat sekali jawabanmu “, maka kemudian anak tersebut menganggap pujian dari guru merupakan hadiah, karena mendatangkan efek menyenangkan (Sriyanti, dkk., 2009: 72). Dan begitu juga sebaliknya jika anak menjawab pertanyaan dari guru, misalnya saja mendapat efek yang tidak menyenangkan, misalnya ditertawakan oleh teman-temanya, diejek dan dicela guru, maka perilaku menjawab guru cenderung tidak diulang (anak merasa kapok) tertawaan dan cemoohan dinilai anak sebagai hukuman.
17
Dalam mendidik istilah reward atau ganjaran digunakan ketika siswa (anak didik) sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga tak jarang dijumpai pemberian reward sebagai bentuk penguatan positif diberikan pendidik (guru) kepada anak didik sebagai wujud tanda kasih sayang, penghargaan atas kemampuan dan prestasi seseorang, bentuk dorongan atau tanda kepercayaan. Pemberian reward dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, tepukan punggung atau bahkan berbentuk materi serta sesuatu yang menyenangkan bagi anak didik. Sedangkan punishment atau hukuman diberikan kepada seseorang karena melakukan suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran. Atau ketika anak didik melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh guru, banyak dari pendidik (guru) memberikan ancaman, tekanan atau pukulan sebagai bentuk hukuman dengan maksud untuk perbaikan dan pembinaan tingkah laku anak didik, justru membawa dampak negatif bagi anak. Reward dan Punishment sebenarnya dapat dijadikan alat yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan atau menjadi bomerang (serangan balik) bagi anak didik. Pemberian reward secara berlebihan berdampak pada penekanan diri serta perasaan frustasi anak. Punishment yang digunakan terlalu sering akan mengakibatkan pemberontakan, sikap marah serta dapat menjadikan anak didik depresi, dan pesimistis. Penempatan reward dan punishment secara tepat dapat menjadi motivasi tersendiri pada diri anak didik dalam menumbuhkembangkan minat siswa dalam melakukan aktivitas belajar.
18
Berawal dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul “ PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi Pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini dapat kami rumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pemberian reward pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
2.
Bagaimana pemberian Punishment pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
3.
Bagaimana minat belajar siswa pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
4.
Bagaimana pengaruh yang signifikan pemberian reward terhadap Minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
5.
Bagaiamana pengaruh yang signifikan pemberian punishment terhadap Minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
6.
Bagaimana pengaruh yang signifikan antara pemberian reward dan punishment terhadap Minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012?
19
C. Tujuan Penelitiaan Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini diantaranya adalah: 1.
Ingin mengetahui persepsi siswa dalam pemberian reward pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
2.
Ingin mengetahui persepsi siswa dalam pemberian Punishment pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
3.
Ingin mengetahui perkembangan minat belajar siswa pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
4.
Ingin mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap minat belajar siswa Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
5.
Ingin mengetahui pengaruh pemberian punishment terhadap minat belajar siswa Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
6.
Ingin mengetahui pengaruh pemberian reward dan punishment terhadap minat belajar siswa Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Penelitian
Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka penulis perlu menuliskan hipotesis. Apabila peneliti telah mengalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, kemudian memberi teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).
20
Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah:
1. Ada pengaruh yang signifikan (hubungan positif dan signifikan) pemberian reward
terhadap minat belajar siswa pada SMP
Negeri 03 Kota Salatiga. 2. Ada pengaruh yang signifikan (hubungan positif dan signifikan) pemberian punishment terhadap minat belajar siswa pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga. 3. Ada pengaruh yang signifikan (hubungan yang positif dan signifikan) pemberian reward dan punishment bersama-sama terhadap atau dengan minat belajar siswa pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga.
E. Kegunaan Penelitiaan Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini diantaranya adalah : 1.
Memberikan kontribusi positif bagi guru akan pentingnya
pemberian
reward dan punishment dalam menumbuhkan minat belajar siswa. 2.
Dapat digunakan sebagai referensi dalam penggunaan metode reward dan punishment dalam pengajaran di sekolah.
21
3.
Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan pada umumnya tentang pengaruh pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap skripsi ini dan untuk menjaga sebagai antisipati timbulnya kesalahpahaman serta pengaburan pemahaman makna, maka sebelum membahas lebih lanjut tentang skripsi ini terlebih dahulu ditegaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul skripsi ini: 1. Pengaruh Pengaruh ialah daya yang ada atau timbul dari sesuatu baik benda, orang maupun yang lainnya, yang berkuasa atau yang berkekuatan ghaib dan sebagainya (Anwar, 2001: 318). 2. Guru Secara istilah guru dapat diartikan orang yang kerjanya mengajar perguruaan atau sekolah, gedung tempat belajar perguruan tinggi sekolah tinggi universitas (Anwar, 2001: 161). Jadi guru adalah seseorang yang menyampaikan materi (transfering ilmu) kepada siswa, murid atau anak didik baik secara tulisan, sikap maupun verbal. 3. Reward dan Punishment Reward yaitu ganjaran, hadiah atau memberi penghargaan. Hadiah adalah sesuatu yang menyenangkan yang diberikan setelah seseorang melakukan tingkah laku yang diinginkan (Arikunto, 1980: 182). Lebih jauh Suharsimi Arikunto, menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang 22
diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan (Arikunto, 1980: 182). Tujuan
daripada
reward
adalah
membangkitkan
atau
mengembangkan minat. Jadi, penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat bukan tujuan hendaknya diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas (Hamalik, 2000: 184). Indikator Reward (ganjaran): Adanya penghargaan dari guru atas prestasi seorang siswa. Adanya pujiaan ketika anak/siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik atau mampu menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan tepukan punggung dalam proses belajar mengajar pada saat anak mampu menjawab pertanyaan dari guru. Guru selalu memberikan senyuman pada saat anak mampu menjawab pertanyaan. Guru memberikan kata-kata manis pada saat proses belajar mengajar. Guru memberikan hadiah berupa benda kepada anak. Hukuman adalah suatu perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian
23
maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita. Oleh karena itu kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya. Suatu hukuman itu pantas, bilamana nestapa yang ditimbulkan itu mempunyai nilai positif, atau mempunyai nilai paedagogis. Hukuman tidak dirasakan oleh anak didik sebagai pelanggaran pribadinya, dan tidak menimbulkan keretakan hubungan antara pendidik dan anak didik, akan diterima anak didik dengan senang hati, merasa tidak ada paksaan. Indikator Punishment (hukuman): Guru mentertawakan siswa ketika siswa salah dalam menjawab pertanyaan. Adanya sanksi ketika anak tidak mengerjakan tugas. Adanya ancaman kepada siswa ketika siswa melanggar aturan. Adanya hukuman berupa fisik terhadap siswa. Guru memberikan perkataan yang jelek terhadap siswa. 4. Minat Belajar Siswa Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat adalah perhatian atau kesukaan atau bisa dikatakan sebagai kencenderungan hati (Anwar, 2001: 280). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan susatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut akan semakin besar minat atau keinginan. Belajar adalah proses memperoleh arti dan pemahaman-
24
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa atau tahapan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengamalan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2010: 68). Siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar dikenal adanya siswa secara terminologi siswa adalah salah satu komponen dalam pengajaran, disamping para guru, tujuan dan metode merupakan komponen dalam pembelajaran namun siswa merupakan komponen yang terpenting dalam pengajaran (Departemen Agama, 2005: 46) Jadi dalam kegiatan belajar mengajar peranan minat baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat mengembangkan
aktivitas
diperlukan. dan
Minat
inisiatif,
dapat
bagi pelajar dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan minat adalah bermacam-macam. Tetapi untuk minat ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar pada anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan minat tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa. Indikator Minat Belajar Siswa adalah:
25
Adanya perasaan senang ketika mengikuti pelajaran. Adanya keinginan siswa untuk selalu belajar. Adanya peningkatan hasil belajar siswa. Anak menjadi giat dan tekun dalam belajar. Anak memperhatikan guru pada saat pembelajaran. G. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis kuantitatif, sehingga dalam menganalisis datanya digunakan analisis statistik dengan rumus regresi ganda. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian regresi ganda yaitu teknik yang digunakan untuk mencari pengaruh dua variabel prediktor atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Dengan demikian multiple regression digunakan untuk penelitian yang menyertakan beberapa variabel sekaligus. (Hartono, 2004: 140). Sedangkan pendekatan kuantitatif dimaksudkan adalah penelitian yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik dari suatu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan kemudian dihubungkan. Dalam penulisan skripsi ini ada metode yang digunakan diantaranya adalah: 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian penulis pusatkan di SMP Negeri 03 Kota Salatiga. Dan penulis lakukan pada Tahun Ajaran 2011/2012 tepatnya pada akhir semester pertama yaitu, pada hari Kamis tanggal 08 Desember
26
2011. Penulis datang ke SMP Negeri 03 Kota Salatiga dengan membawa surat permohonan izin untuk bisa melakukan penelitian. Kemudian pada tanggal 09 Desember 2011 penulis menyebarkan angket pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga yang bertempat di kelas VII D, E dan F. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam hal ini adalah populasinya adalah semua murid kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga yang berjumlah 224 yang terdiri dari 8 kelas masingmasing kelas rata-rata terdiri dari 26 siswa. b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi yang ada. Sebagai sampelnya diambil 25% dari jumlah keseluruhan siswa Kelas VII sehingga data diperoleh kurang lebih 56 siswa, kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Metode
angket
adalah
metode
penyelidikan
dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi obyek penelitian. Angket atau kuesioner dapat juga diartikan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab sebagai data untuk memperoleh informasi dari responden. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang
27
berkaitan dengan pembelajaran reward dan punishment, dan minat belajar siswa SMP Negeri 03 Kota Salatiga. b. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung (Departemen Agama, 2005: 5) Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang berkaitan dengan gambaran umum situasi dan kondisi sekolah Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012 yang meliputi letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, administrasi sekolah dan berbagai hal yang bersifat dokumentatif berupa catatan, buku, arsip, dan lainnya sebagai data pelengkap. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek yang akan di teliti (Departemen Agama, 2005: 5). Dalam hal ini penulis datang langsung ke SMP Negeri 03 Kota Salatiga guna mengamati secara langsung untuk mempersiapkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini. d. Analisa Data a. Untuk mengetahui permasalahan ke 1,2,3 mengunakan rumus persentase: P=
X 100%
28
Keterangan : P = Prosentase N = Jumlah Obyek F = Frekuensi b. Regresi ganda digunakan untuk menghitung dan atau menguji tingkat signifikansi, antara lain: a) Untuk menjawab rumusan masalah (1) dan (2) atau uji hipotesis (1) dan (2). b) Dengan analisis diskriptif atau 0% c) Untuk uji hipotesis digunakan analisis Regresi Linear, untuk itu dilakukan persyaratan hipotesis: Variabel yang terlibat harus memiliki data yang diperolah secara acak (random). Merupakan variabel kontinyu diukur dalam skala interval/ angket. Mengikuti distribusi normal. Hubungan antar variabel bentuk linear. Untuk mengetahui permasalahan ke-4 mengunakan rumus regresi yaitu: Langkah pertama adalah dengan memakai rumus: Y = an +
+
y
=a
+
y
= a
+
∑
+ +
29
Kemudian setelah selesai diuji dengan persamaan regresi dengan memakai rumus: a)
–
b)
–
c)
=
Langkah selanjutnya dengan menghitung
dengan
memakai rumus:
= Setelah angka r tersebut diperoleh langkah selanjutnya adalah dengan menghitung
dengan rumus:
= Keterangan: n
: banyak anggota sampel (responden)
m : banyak prediktor Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: Kesimpulan 1 dan2 sudah benar Kesimpulan H (Uji) hipotesis masih perlu debenahi/ dihitung lagi Harus dicari sumbangan Efektif dan Relatif H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini di susun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
30
BAB I
: PENDAHULUAN Dalam halaman ini dikemukakan: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitiaan Hipotesis, Kegunaan penelitiaan, Definisi Operasional, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi: Pengertian Reward dan Punishment dan Perkembangan Minat Belajar Siswa. Dengan uraian sebagai berikut : a. Pengertian Reward dan Punishment, Macam-Macam Reward dan Punishment, Fungsi Teori Reward dan Punishment, dan Teori-Teori Pembelajaran. b. Tinjauan Minat Belajar Siswa meliputi: Pengertian Minat, Pengertian Belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar, Upaya dalam Menumbuhkan Minat Belajar. c. Pengaruh Reward dan Punishment terhadap minat belajar siswa. BAB III : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan tentang Hasil Penelitiaan, halaman ini berisi: Gambaran Umum SMP Negeri 03 Kota Salatiga, yang terdiri dari Sejarah Berdiri, Visi dan Misi, Profil Sekolah, Struktur Organisasi dan Penyajiaan data.
31
BAB IV: ANALISIS DATA TENTANG PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 03 KELAS VII TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KOTA SALATIGA Halaman ini berisi: analisis data yang terkumpul dari penelitian,
meliputi:
Deskripsi
Data
Hasil
Penelitian,
Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran, dan Kata Penutup. Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
32
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Reward dan Punishment 1. Pengertian Reward dan Punishment Dalam jaringan rekayasa paedagogis harus merupakan upaya membuat anak mau dan dapat belajar atas dorongan sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi dan potensi secara optimal. Sehingga berkaitan dengan pemakaian reward (hadiah) dan Punishment (hukuman) sebagai salah satu teknik pendidikan yang sering dipergunakan. Dalam mendidik harus mampu menjadikan anak didik berkembang sesuai fitrahnya bukan perbudakan otoritas pendidik pada diri anak yang mematikan inisiatif dan potensi. Berikut akan dijelaskan mengenai ragam pengertian reward (hadiah) sebagai salah satu alat pendidikan sebagai pendorong motivasi belajar siswa sebagai berikut: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hadiah merupakan pemberian, hadiah, ganjaran (karena memenangkan suatu perlombaan, pemberian, kenang-kenangan, penghargaan, penghormatan, tanda kenang-kenangan tentang perpisahan cendera mata ( Anwar, 2001: 162). Sedangkan Suharsimi Arikunto, menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan
33
yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan (Arikunto, 1980: 182). Dalam teori-teori pembelajaran dikenal efek yang dirasakan oleh seseorang sebagai sesuatu yang menyenangkan, maka efek tersebut disebut sebagi Reward atau hadiah ( Sriyanti, dkk., 2009: 72). Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Contohnya, hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. Pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa, sehingga dengan motivasi berprestasi itu prestasi belajar siswa akan meningkat sebab motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar (Purwanto, 1990: 60). Dalam Islam pendidikan yang berkaitan dengan pemberian reward adalah adanya ganjaran yang diberikan kepada pemeluknya untuk senantiasa menjadi seorang yang taat, bahkan banyak ayat yang menerangkan balasan yang diberikan kepada orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al zalzalah ayat 7-8
34
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (8). (Ahmad Hatta: 599)
Tidak hanya dalam Al-quran dalam hadis Nabi juga diterangkan bahwa orang yang belajar terutama dalam menuntut ilmu juga akan mendapat pahala dari Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Nabi Muhammad saw bersabda: “Barang siapa yang mempelajari sebuah bab dari ilmu untuk diajarkan kepada manusia, maka diberikan dia pahala tujuh puluh orang Nabi”. (Usman Bin Hasan Bin Ahmad: 46) Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil satu kesimpulan bahwa pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian hadiah tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa sendiri. Selanjutnya akan dipaparkan juga mengenai beberapa definisi hukuman yang juga sebagai salah satu alat pendidikan sekaligus sebagai bentuk atas konsekuensi tingkah laku yang sudah dilakukan menurut beberapa pandangan ahli pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan ysng dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang yang dianggap berlaku oleh dan 35
untuk orang banyak (Anwar, 2001:172). Artinya bahwa hukuman suatu aturan yang dibuat untuk mengatur pergaulan hidup dalam hal ini pergaulan hidup siswa yang berada disekolah. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, menjelaskan hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan (Purwanto, 1995: 186). Dalam memberikan hukuman hendaknya diperhatikan kondisi siswa ataupun anak ini dikarenakan hukuman yang diberikan kepada anak ataupun siswa agar dapat mengena dan tercapai dengan tepat sasaran, sebagaimana dalam islam tatkala memberikan hukuman bagi anak yang tidak mau mengerjakan
sholat,berikut
adalah
dalil
yang
mewajibkan
untuk
melaksanakan sholat
.(
)
Artinya : Perintahkanlah kepada anak-anakmu untuk melaksankan sholat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau ia tidak mau sholat) diwaktu mereka berumur sepuluh tahun. (HR. Abu Daud). Dari beberapa definisi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa hukuman adalah pemberian penderitaan atau penghilangan stimulasi oleh pendidik sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan yang dilakukan anak didik. Hukuman juga dapat dikatakan sebagai penguat yang negatif, tetapi kalau hukuman itu diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
36
Karena pada dasarnya sebuah hukuman akan menjadikan efek berupa perilaku, dalam hal ini apabila efek yang bersifat tidak menyenangkan kepada siswa maka efek ini disebut sebagai Punishment atau hukuman (Sriyanti, dkk., 2009: 72). Penggerakan
motivasi
belajar
didasarkan
atas
prinsip-prinsip
memberikan reward (hadiah) akan lebih efektif dibandingkan dengan punishment (hukuman). Namun sebagai alat pendidikan yang sering digunakan pendidik untuk memacu prestasi anak didik, dalam penerapannya haruslah sesuai dengan konsekuensinya. Menurut Suharsimi Arikunto ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan hadiah kepada siswa yaitu: 1.
Hadiah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan sifat dari aspek yang menunjukkan keistimewaan prestasi.
2.
Hadiah harus diberikan langsung sesudah perilaku yang dikehendaki dilaksanakan.
3.
Hadiah
harus
diberikan
sesuai
dengan
kondisi
orang
yang
menerimanya. 4.
Hadiah yang harus diterima anak hendaknya diberikan. Hadiah harus benar-benar berhubungan dengan prestasi yang dicapai oleh anak.
5.
Hadiah harus diganti (bervariasi).
6.
Hadiah hendaknya mudah dicapai.
7.
Hadiah harus bersifat pribadi.
8.
Hadiah sosial harus segera diberikan.
37
9.
Jangan memberikan hadiah sebelum siswa berbuat.
10.
Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai penjelasan rinci tentang alasan dan sebab mengapa yang bersangkutan menerima hadiah tersebut (Arikunto, 1991: 163). Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai penjelasan rinci
tentang alasan dan sebab mengapa yang bersangkutan menerima hadiah tersebut. Oleh karena itu pemberian hukuman tidak serta merta sebagai suatu tindakan balas dendam antara guru dan anak didik yang tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan, namun guru harus memahami segala bentuk prinsipprinsip pemberian hukuman sebagai sanksi kependidikan. Hukuman dimaknai sebagai sesutu yang dapat dijadikan sebuah pelajaran bagi anak. Hukuman perlu diberikan kepada anak, mengapa demikian? di bawah ini akan diuraikan mengapa hukuman menjadi penting untuk dilakukan: 1. Agar tidak mengulang kejadian yang sama Pada dasarnya anak memiliki rutinitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dengan adanya rutinitas yang dilakukan anak, maka kemudian akan menjadikan anak lalai. Faktor lalai ini yang menyebabkan seorang anak menjadi lalai (El-Ghani, 2009: 52). Andaikata anak melakukan kesalahan satu ataupun dua kali mungkin bisa dimaklumi, namun jika anak melakukan berulang kali, maka hukuman menjadi pilihan dan harus dilakukan agar anak jera (kapok) untuk melakukan kesalahan yang sama (El-Ghani, 2009: 53). 2. Bisa mengambil pelajaran dan hikmah
38
Kesalahan bagaimanpun juga akan menjadikan anak bisa mengambil tentang peristiwa yang dihadapinya (El-Ghani, 2009: 54). Dengan pemberian hukuman kepada anak ada harapan bahwa anak akan menjadi hati-hati dan sebagai pelajaran yang akan datang agar tidak mengulang peristiwa yang pernah dialaminya. 3. Konsistensi sebuah perjanjian Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah konsekuensi dari perjajian dari seorang guru terhadap murid, jika anak berbuat salah maka seorang anak akan mendapatkan hukuman baiknya lagi anak yang melakukan kesalahan mau mengakui dan menyediakan diri untuk di hukum tanpa seorang guru yang mendesak untuk melakukan hukuman (ElGhani, 2009: 56). 2.
Tujuan pemberian Reward dan Punishment a. Tujuan pemberian reward Pemberian hadiah atau reward sangat berarti bagi anak yaitu paling tidak dengan adanya hadiah anak akan menjadi percaya diri meskipun pemberian hadiah oleh pendidik tidak selamanya bersifat baik, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian hadiah merupakan satu hal yang bersifat positif. Armai Arief berpendapat pada implikasi pemberian hadiah yang bersifat negatif apabila pelaksanaan pemberian hadiah dipakai sebagai berikut: a) Menganggap kemampuannya lebih tinggi dari teman-temannya atau temanya dianggap lebih rendah.
39
b) Dengan pemberian hadiah membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya. c) Dapat menjadi pendorong bagi anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang memperoleh hadiah dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun, semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik (Arif, 2002: 128). Pemberian reward akan sangat bermanfaat bagi peserta didik terutama dalam memberikan stimulus yang bersifat baik, dengan adanya reward akan berdampak pada siswa yaitu memberikan semangat baru untuk melakukan kegiatan yang akan diberikan, sebagai contoh misalnya ketika anak melakukan hadiah atas prestasi yang diberikan kepada guru maka anak akan terangsang untuk melakukan hal yang sama. Pemakaian hadiah akan lebih tepat dan berguna bila dalam pelaksanaannya selalu menyesuaikan kondisi, dimana memang pemberian hadiah itu harus dilakukan oleh seorang guru sebagai motivator belajar anak didik. Pemberian hadiah adalah bentuk reinforcement atau penguatan yang positif dan sekaligus merupakan motivsi berprestasi maka pemberiannya harus tepat dana disesuaikan dengan kondisi anak. Menurut Marno ada beberapa tujuan pemberian Reward sebagai reinforcement penguatan diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Menigkatkan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
40
3.
Mengarahkan pengembangan berfikir siswa kearah berfikir divergen
4.
Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif (Marno dan Idris, 2008: 133). Dari beberapa tujuan diatas menjadi sangat jelas bahwa reward
diberikan kepada anak agar menjadi motifasi karena pemberian hadiah kepada anak akan berdampak besar manfaatnya sebagai pendorong dalam belajar (Hamalik, 2001: 167). b. Tujuan Pemberian Punisment (Hukuman ) Selanjutnya pembahasan mengenai hukuman yang juga salah satu metode penerapan konsekuensi anak didik yang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Hukuman terpaksa diberikan, namun dalam penerapannya harus mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Dasarnya tindakan harus kasih sayang dan rasa tanggung jawab, bukan karena alasan dendam atau pembalasan. Karena itu, jangan menghukum anak pada saat pendidik sedang marah (terganggu emosinya). 2. Tujuan hukuman adalah untuk perbaikan tingkah laku atau sifat-sifat yang kurang baik dan terutama untuk kepentingan peserta didik dimasa yang akan datang. 3. Hukuman yang edukatif akan menimbulkan rasa menyesal pada subyek didik, bukan menimbulkan rasa sakit hati atau dendam. Penyesalan atas diri sendiri dibarengi dengan kesadaran anak bahwa hukuman ini juga terpaksa menimbulkan rasa kurang enak pada pendidik akibat 41
perbuatannya, merupakan pertanda bahwa hukuman tersebut diterima secara sewajarnya oleh peserta didik. 4. Hukuman harus diakhiri dengan pemberian maaf oleh pendidik kepada peserta didik. Setelah peserta didik menunjukkan penyesalannya segera hubungan edukatif antara pendidik dan peserta didik harus dipulihkan, dengan berbagai sikap dan kata-kata pendidik yang menunjukkan bahwa dia telah menerima kembali peserta didik ini seperti sediakala. 3.
Macam-macam Reward dan Punishment a.
Macam-macam reward (hadiah) Banyak sekali kriteria untuk menentukan reward (hadiah) macam apakah yang baik diberikan kepada anak memang suatu hal yang sangat sulit. Hadiah sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya. Ada beberapa macam hadiah yang diberikan anak didik yaitu hadiah yang berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak misalnya: pensil, buku tulis. Guru memberikan
kata
yang
menggembirakan
(pujian)
misalnya,
“tulisanmu sudah baik, tetapi kalau kamu terus belajar tentu akan lebih baik lagi”, guru mengangguk-ngangguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak. Beberapa hadiah dipakai dalam pembelajaran, menurut Oemar hamalik adalah sebagai berikut:
42
a) Memberi Angka Dalam motivasi belajar ada istilah yang digunakan seorang guru dalam memberikan reward (hadiah) sebagai syarat untuk meningkatkan motivasi belajar, umumnya seorang siswa ingin mengetahui hasil pekerjaanya yakni angka yang diberikan guru. Dengan adanya angka maka murid yang mendapatkan angka baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar begitu juga sebaliknya murid yang mendapatkan angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi dan menjadikan pendorong agar belajar lebih baik (Hamalik, 2001: 166). Angka sebagai simbol kegiatan belajar, artinya angka yang dimaksud berupa bonus nilai/tambahan nilai bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan baik. Salah satu contohnya adalah pada saat siswa mengerjakan tugas dengan baik, guru memberikan bonus nilai kepada siswa tersebut. Secara tidak langsung hal tersebut dapat memotivasi siswa yang lain untuk mengerjakan tugas juga, supaya mendapat bonus nilai. Selain sebagai motivasi berprestasi bonus nilai secara tidak langsung juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b) Pujian Pemberian pujian menurut Oemar Hamalik merupakan bentuk Reward dimana pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong
43
dalam belajar (Hamalik, 2001: 167). Pemberian pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivsi berprestasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekalus akan membangkitkan harga diri siswa sehingga prestasi belajar siswa ikut meningkat. Dengan demikian pujian merupakam salah satu bentuk reward yang diberikan kepada siswa sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi siswa. c) Pemberian Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi berprestasi. Sebagian siswa merasa senang dan bangga apabila dia diberikan hadiah atas prestasinya yang baik atau nilai yang baik disekolah oleh guru mereka maupun orang tua. Cara ini juga dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu misalnya ketika siswa diakhir tahun yang mendapat atau menunjukan hasil belajar yang baik (Hamalik, 2001: 167). Sedangkan Suharsimi Arikunto membagi hadiah menjadi beberapa bagian: 1) Peringkat dan simbul-simbul lain Menurut Arikunto bentuk hadiah yang paling lazim digunakan adalah peringkat huruf ataupun angka meskipun simbul-simbul lain seperti tanda-tanda bintang, centang, tanda benar dan lain-lain.
44
Kadang-kadang juga digunakan untuk siswa-siswi sekolah dasar maupun menengah (Arikunto, 1980: 160). 2) Penghargaan Reward atau hadiah ini dapat berupa berbagai hal yang intinya dalam penghargaan ini adalah adanya “perhatiaan” kepada siswa (Arikunto, 1980: 161). Perhatian kepada siswa merupakan ungkapan guru dalam memberikan perhatian kepada siswa agar memiliki kepercayaan diri dalam belajar. 3) Hadiah berupa kegiatan Ada kalanya suatu pekerjaan tugas ataupun kegiatan-kegiatan lain akan merupakan dambaan siswa sehingga hadiah berupa kegiatan ini siswa menjadi tertarik untuk melakukan (Arikunto, 1980: 161). 4) Hadiah berupa benda Dalam pemberian hadiah ini yaitu adanya pemberian berupa benda-benda yang diperkirakan mengandung nilai-nilai bagi siswa, misalnya makanan, uang dan lain-lain (Arikunto, 1980: 164). Menurut Edy Siswanto ada 2 macam reward (hadiah) yaitu: a) Berupa ucapan Guru dalam menyampaikan ilmunya tidak luput dari kesalahan, demikian juga siswa di kelas. Perlunya guru meminta maaf disetiap akhir pelajaran tentunya membuat murid juga akan merasakan pentingnya ucapan tersebut. Lebih penting lagi untuk
45
diperhatikan adalah penghargaan terhadap setiap tindakan/aktivitas anak. Contohnya: baik, pekerjaanmu bagus, perlu ditingkatkan, seratus untuk anda, coba mari kita kerjakan bersama, hal ini perlu sekali dilakukan baik berupa pujian maupun harapan dan saran ( Edy Siswanto, www. blogspot. Com). b) Berupa tindakan a) Pemberian poin atau nilai. b) Menepuk punggung siswa dengan berkata bagus-bagus. c) Membubuhkan tanda tangan. d) Memberikan secarik tulisan berupa saran dan kritik yang membangun serta harapan. e) Memberikan pengumuman bagi pemenang disertai tepuk tangan temannya. f) Memberikan hadiah berupa buku/pensil atau uang dsb ( Edy Siswanto, www. blogspot. Com). b.
Macam-macam punishment (hukuman) Salah satu yang harus dipahami bagi seorang guru ataupun pendidik adalah adanya kesepahaman bersama tentang anak-anak, dimana
anak-anak
adalah pribadi
yang
unik,
keunikan
ini
mengharuskan para guru untuk bersikap lebih toleran dengan segala polah dan tingkah mereka, baik yang lucu menggemaskan sampai dengan yang menjengkelkan.
46
Bentuk-bentuk hukuman yang ada diberikan kepada siswa sesuai dengan kesalahan atau pelanggaran yang diperbuat. Bagi siswa yang suka ramai dapat dipisahkan tempat duduknya di pojok kelas atau disuruh keluar kelas, siswa yang tidak mengerjakan tugas dapat diberikan tugas berlipat dan pengurangan nilai, siswa yang terlambat mengumpulkan tugas digunakan denda dan siswa yang sering kali melanggar peraturan, maka tidak dapat diampuni kesalahannya maka diberikan hukuman diskors (Arikunto, 1980: 176). Ada beberapa punishment (hukuman) dalam kaitanya dengan pembelajaran menurut Suharsimi Arikunto jenis-jenis hukuman antara lain: 1. Pengurangan Skor atau Penurunan Peringkat Hukuman untuk jenis ini merupakan hukuman yang paling banyak dipraktekan di sekolah (Arikunto, 1980: 174). Terutama diterapkan ketika siswa terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas. 2. Pengurangan Hak Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat digunakan sebagai selera siswa. Dalam hukuman ini memang harus ada pengawasan yang ketat dari pendidik atau guru sehingga dapat memilihkan pengurangan yang tepat bagi setiap siswa (Arikunto, 1980: 174).
47
3. Hukum Berupa Denda Dalam hukuman ini bukan hukuman yang berupa uang namun hukuman ini lebih banyak memberikan makna “pembayaran“ (Payment) (Arikunto, 1980: 17). 4. Pemberian Celaan Dalam hukuman ini digabungkan dengan hukuman yang lainya siswa yang melanggar peraturan penting yang diperuntukan yang diperuntukan bagi siswa akan mendapat celaan. Hukuman ini guru menuliskan kesalahan siswa dalam buku catatan khusus atau keanehan (anecdotal record) (Arikunto, 1980:175). 5. Penahanan Sesudah Sekolah Hukuman ini hanya dapat diberikan apabila siswa disuruh tinggal di sekolah setelah jam usai dan ditemani oleh guru (Arikunto, 1980: 175). Sedangkan menurut Arini El-Ghani kaitanya dengan macammacam hukuman ada beberapa langkah praktis dalam menghukum anak. a. Dalam memberi hukuman hendaknya mampu memberi contoh atau tauladan. Dalam memberikan hukuman alangkah baiknya diberikan contoh sebab dengan pemberian contoh seorang anak/siswa akan melihat kesungguhan kita dan akan berusaha 48
mencontoh atau meniru apa yang dicontohkan guru (ElGhani, 2009: 77). b. Minta maaf kepada yang bersangkutan. Dalam langkah ini meminta maaf adalah langkah awal dan paling pertama yang harus dilakukan (El-Ghani, 2009: 78). c. Memunculkan rasa tanggungjawab. Tanggungjawab merupakan wujud jiwa yang besar, artinya anak
akan
belajar
bahwa
perbuatan
apapun
akan
mengandung resiko baik resiko besar maupun kecil dan dengan apa yang dilakukan maka akan siap mengambil konsekwensi atyaupun seluruh akibat dan yang pasti harus mempertanggungjawabkan perbuatanya (El-Ghani, 2009: 81). d. Berjanji tidak akan mengulangi. Dalam
berjanji
tidak
akan
mengulangi
memiliki
konsekwensi bahwa dalam diri anak harus ada penanaman berjanji kepada dirinya sendiri sehingga siswa atau anak tidak melakukan kesal;ahan mengulangi perbuatan yang serupa atau kedua, ketiga atau bahkan ke empat kalinya (ElGhani, 2009: 82).
49
4.
Fungsi Reward dan Punishment Tujuan pemberian hadiah sama dengan tujuan penerapan hukuman yaitu membangkitkan perasaan dan tanggung jawab. Dan hadiah juga bertujuan agar anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki dan mempertinggi prestasinya (Arifin, 1994: 217). Teknik reward (hadiah/ganjaran) merupakan teknik yang dianggap berhasil menumbuhkembangkan minat siswa. Pemberian penghargaan dapat membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Di mana tujuan pemberian penghargaan adalah membangkitkan atau mengembangkan minat. Jadi, penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat bukan tujuan, hendaknya diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian pengharagaan dalam belajar adalah bahwa setelah seorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Sebaliknya bila seorang belajar untuk mencari penghargan berupa hadiah dan sebagainya, ia didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab tujuan-tujuan itu terletak di luar perbuatan itu, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan. Anak-anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila mereka belajar agar lebih sanggup mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, agar memperoleh pengertian, pengetahuan, sikap baik, penguasaan kecakapan. Hasil-hasil itu sendiri telah merupakan hadiah atau ganjaran bagi sesuatu yang 50
dilakukan dengan baik telah melakukannya. Membangkitkan motivasi tidak mudah. Untuk itu perlu mengenal murid dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat anak. B. Minat Belajar Siswa 1. Pengertian Minat belajar a.
Pengertian Minat Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan minat
untuk menunjuk orang melakukan sesuatu. Istilah minat menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Sebagaimana gambaran mengenai batasan minat, akan penulis kutip dari beberapa pendapat, yaitu: Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat adalah perhatian atau kesukaan atau bisa dikatakan sebagai kencenderungan hati (Anwar, 2001: 280). Sedangkan menurut Muhibin Syah minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibin Syah, 2010: 152). Menurut Reber (1988) sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengatakan bahwa, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada
faktor-faktor
internal
lainnya
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
51
seperti pemusatan perhatian,
Menurut Oemar Hamalik bahwa minat adalah sesuatu yang sangat penting dalam pengajaran, dalam hal ini guru memiliki tugas yang sangat berat yaitu bagaimana guru mampu memberikan kepada siswa untuk mau dalam belajar. Secara tegas bahwa minat dipandang sebagi sebuah proses (Hamalik, 2001: 158). Sedangkan minat juga bisa dikatakan sebagai motifasi maka dalam pengertianya adalah minat atau motifasi adalah segala tenaga yang dapat membagkitkan atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, sebagai contoh misalnya ketika seorang yang tidak mau belajar hal itu karena tidak ada motifasi atau keinginan atau bahkan tidak ada minat untuk belajar, maka seorang guru harus dapat melakukan perbuatan belajar, dengan adanya motifasi yang kuat dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran akan menimbulkan minat, moral yang baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai sesuatu yang realistis (Soetomo, 1993: 141). Bertolak dari berbagai batasan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa minat adalah suatu dorongan yang ditunjukkan untuk menggerakkan seseorang (individu), sehingga ia mampu bertindak atau bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu ataupun untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Minat dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sesuatu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
52
atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subyek belajar dapat tercapai. b. Pengertian Belajar Sedangkan mengenai pengertian belajar ini sangat komplek sekali, sehingga bila kita ingin mencari jawaban tentang apakah belajar itu, maka akan ditemukan beberapa definisi yang berbeda-beda yang dirumuskan oleh banyak ahli. Dalam rangka pemahaman mengenai makna belajar, akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai definisi belajar, sebagai berikut: Definisi belajar menurut Lilik Sriyanti, dkk., dalam teori-teori pembelajaran adalah: 1) Crow and Crow dalam Education psycology (1984) belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuaan, dan berbagai sikap, termasuk penemuaan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru (Sriyanti, dkk., 2009: 22). 2) Menurut cronbach dalam teori-teori pembelajaran yang mengambil dalam bukunya Education Psychology mengemukakan “ learning is
53
shown by a change in behavior as result of experience (Sriyanti, dkk., 2009: 22). Kesimpulan dalam penjelasan belajar adalah perubahan dalam prilaku, sikap, dan kepribadian hasil dari pengalaman tetapi karena interaksi dengan lingkungan. 3) Menurut Gregory A Kimble dalam teori-teori pembelajaran yang mendefinisikan belajar sebagai berikut “learning is a relatively permanent change in behavior or in behaviora potentiality that result from experience and canot be attributed to temporary body states such as those induced by illnes, fatigue, or drugs”. Yang secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai berikut “ Belajar adalah perbuatan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi prilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyaki, kelelahan, atau obat-obatan”. (Sriyanti, dkk., 2009: 23). 4) Menurut Sumadi Suryabrata dalam teori pembelajaran, hal-hal pokok dalam definisi pembelajaran adalah: a)
Bahwa belajar itu membawa perubahan baik yang aktual maupun potensial.
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkan kecakapan baru. c)
Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja (Sriyanti, dkk., 2009: 24).
54
5) Sedangkan Muhibin Syah dalam Psikologi Belajar mendefinisikan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Artinya bahwa tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh, tidak dipandang sebagai proses belajar (Syah, 2010: 68). 6) Penegertian belajar menurut Soetomo adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku, yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuaan, berkembang daya fikir, sikap, dan lain-lain (Soetomo, 1993: 120). 7) Oemar Hamalik menyimpulkan tentang belajar adalah: a)
Situasi belajar harus bertujuan, dan tujuan itu dapat diterima masyarakat.
b)
Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
c)
Didalam mencapai tujuan murid akan menemukan kesulitan, rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
d)
Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
e)
Proses belajar sebenarnya terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.
f)
Kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.
55
g)
Murid memberikan reaksi secara keseluruhan (Hamalik, 2001: 28).
8) Secara sederhana belajar diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuaan, ketrampilan, ataupun sikap, dan di dalam setiap belajar selalu ada usaha berupa latihan (Arikunto, 1980: 19). 9) Belajar juga dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah ketrampilan sederhana seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya (Gredler, 1991: 1). Demikianlah beberapa definisi tentang
belajar yang telah
dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Kalau kita memperhatikan beberapa definisi belajar di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa, walaupun beberapa ahli pendidikan memberikan definisi belajar yang berbeda-beda, namun pada hakekatnya di dalam definisi itu terdapat kesepakatan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang. 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Ada beberapa cara yang efektif dalam membangkitkan minat siswa salah satunya adalah dengan menggunakan minat-minat yang ada pada diri siswa. Misalnya, siswa menaruh minat olahraga pada balab mobil, sebelum
56
mengerjakan percepatan gerak, seorang guru dapat menarik perhatian siswa melalui menceritakan sedikit mengenai balab mobil yang baru saja berlangsung atau terkini. Kemudian sedikit demi sedikit diarahkan pada materi pelajaran yang sesungguhnya(Slameto,1991: 183). Di samping memanfaatkan minat yang telah ada seorang guru juga berusaha juga membentuk minat- minat baru pada diri siswa, yaitu dengan memberikan informasi- informasi pada siswa yang dapat menumbuhkan minat- minat baru pada diri anak. Apabila usaha yang dilakukan guru tidak berhasil, maka seorang guru dapat memberikan kepada siswa sebuah insentif atau
penghargaan sebagai alat yang digunakan guru untuk
membujuk siswa agar melakukan sesuatu yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru memeiliki peran yang sangat strategis dalam menumbuhkan minat belajar siswa, maka seorang guru harus memiliki tujuan yang jelas dalam pembelajarannya. Seorang akan berbuat lebih baik dan efektif apabila dia mengetahui dengan pasti apa tujuan perbuatan itu. Oleh karena itu membimbing anak dalam belajar harus diperjelas apa tujuan belajar nya. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Perbuatan belajar (hasil dari ekspresi pengolahan informasi) adalah suatu proses atau usaha untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Proses belajar itu dihayati masing-masing orang (pribadi) yang berbeda-beda. Ada yang belajar lebih mudah dan cepat, tetapi ada yang
57
mengalami kesulitan, yang semua ini menyebabkan perbedaan prestasi belajar karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut penulis, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar: a.
Faktor Internal (faktor dari dalam siswa ) Faktor internal adalah faktor yang menyangkut seluruh faktor diri pribadi termasuk fisik maupun mental atau psiko fisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Atau keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa (Syah, 2010: 145). b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa ) Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruangan kerja, atau ruangan belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang kurang memadai lingkungan-lingkungan dan sosial. Secara jelas faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa/kondisi lingkungan di sekitar siswa (Syah, 2010: 145). Kedua faktor tersebut mempengaruhi seseorang dalam belajar, maksudnya dapat mendorong atau menghambat seseorang dalam belajar, sehingga kedua faktor tersebut menjadi faktor yang dapat menghambat/atau memberikan motivasi dalam belajar. c. Faktor Pendekatan belajar (Approch to learning) Yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
58
Faktor –faktor di atas sering kali dalam batas-batas tertentu memiliki kaitan dan mempengaruhi satu sama lain, seorang siswa yang bersikap yang bersikap conservasing terhadap ilmu pengetahuaan atau bermotif ekstrinsik (Faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki Inteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan dari orang tuanya (faktor eksternal) mungkin
akan
mementingkan
memperoleh kualitas
hasil
pendekatan
belajar
pembelajaran.
yang
Sehingga
lebih dengan
munculnya teori-teori ini muncullah siswa-siswa yang high-achievers (berpretasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali (Syah, 2010: 146). Dalam kaitanya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran ada beberapa faktor yang dapat memperjelas dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Faktor-faktor Non-Sosial dalam Belajar Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang ataupun malam), tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti: alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).
59
Semua faktor tersebut harus diuraikan sedemikian rupa, sehingga membantu (menguntungkan) proses atau perbuatan belajar secara maksimal. 2) Faktor-faktor Sosial dalam Belajar Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak kali mengganggu belajar itu (Suryabrata, 2004: 234). Kemudian adapula faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut : a. Faktor Fisiologis Kondisi jasmani seseorang pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi siswa, baik kondisi tersebut sudah optimal atau belum. Keadaan jasmani seseorang yang sehat akan berpengaruh, lain dengan orang yang kondisinya tidak sehat. Hal ini juga berpengaruh kepada kegiatan belajar siswa. Juga dalam panca indra karena panca indra merupakan pintu masuk yang pertama. Apalagi jika disertai pusing
yang
dalam
kondisi
mempengaruhi
ranah
cipta
pusing
(kognitif)
berat
sehingga
dipelajarinya kurang membekas (Syah, 2010: 146). b. Faktor Psikologis
60
misalnya materi
dapat yang
Diantara faktor psikologis yang juga berpengaruh dalam belajar seseorang adalah karena adanya dorongan kejiwaan. Adanya dorongan kejiwaan menurut Sumadi Suryabrata, yang mensinyalir pendapat Arden N.F. Fransen adalah sebagai berikut: 1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia lebih luas. 2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia keinginan untuk selalu maju. 3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpatik pada orang tua, guru dan teman-temannya. 4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dan selalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi. 5) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil dari pada belajar (Suryabrata, 2004: 236). 3. Teori –teori Belajar Menurut Ngalim Purwanro teori-teori pembelajaran dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut: a) Teori Clasical Conditioning (Pavlov dan watson) Adalah suatu proses suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Untuk menjadi siswa belajar maka perlu syarat tertentu yang terpenting dalam teori ini adalah adanya latihan yang secara kontinyu (Purwanto, 1990: 90).
61
b) Teori Conditioning dari Guthrie Dalam teori ini berisi tentang bagaimana mengubah kebiasaankebiasaan yang kurang baik berdasarkan tingkah laku manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit (Purwanto, 1990: 92). c) Teori belajar menurut Psikologi Gestalt Dalam teori ini manusia bukanlah makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. . (Purwanto, 1990: 100). 4. Upaya dalam Menumbuhkan Minat Belajar Untuk memberikan minat, maka dipopulerkan suatu semboyan: “berfikir dan berbuat”. Dalam dinamika kehidupan manusia, maka berfikir dan berbuat sebagai suatu rangakaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar sudah barang tentu tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan itu, berfikir dan berbuat. Seseorang yang telah berhenti dan berbuat perlu diragunakan eksistensi kemanusiaannya. Hal ini sekaligus juga merupakan hambatan bagi proses pendidikan yang bertujuan ingin memanusiakan manusia. Di dalam kenyataan motif belajar ini tidak selalu timbul dalam diri siswa. Sebagian siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, tetapi sebagian lain memotivasinya rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bagi siswa yang tidak mempunyai motif belajar, besar kemungkinan ia
62
tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal seperti ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, maka siswa akan gagal dalam belajar. Oleh karena itu, guru sebagai orang yang membelajarkan siswa, harus peduli dengan masalah minat belajar. Guru bukanlah pengajar yang sudah lega bila semua pokok bahasan dari suatu mata pelajaran sudah tersampaikan tepat pada waktunya. Ia tidak hanya berbangga hati bila ia telah
menyampaikan
materi
pelajaran
dengan
berbagai
metode
pembelajaran yang canggih. Di samping itu, guru harus mau dan mampu memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya dan meningkatkan motivasi siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar. Kepedulian guru terhadap masalah minat belajar siswa bukanlah hal yang mengada-ada, melainkan sebagai tugas-tugas yang melekat dalam diri guru. Sehubungan dengan pemeliharan dan peningkatan motivasi siswa, DeCecco dan Grawford sebagaimana dikutip oleh Slameto, mengajukan 4 fungsi pengajar sebagai pendorong minat anak, sebagaimana berikut: 1. Menggairahkan siswa Dalam pembelajaran guru harus menghindari hal-hal yang monoton. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswinya. 2. Memberikan harapan realistis
63
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Dengan demikian pengajar harus dapat membedakan antara harapanharapan yang realistis, pesimistis atau terlalu optimis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa. 3. Memberikan insentif Bila
siswa
mengalami
keberhasilan,
pengajar
diharapkan
memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. 4. Mengarahkan Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya (Slameto, 1991: 177). Demikian juga dalam memberikan minat anak strategi yang dilakukan adalah dengan cara memberikan Punisment berikut ini adalah langkah praktis dalam menghukum anak sebagai upaya dalam menumbuhkan minat belajar pertama adalah adanya teladan ataupun memberikan contoh yang dapat memberikan kedisiplinan kepada anak (El Ghaniy, 2009 :78) kedua dalam memberikan hukuman harus dapat
64
memunculkan rasa tanggung jawab, tanggung jawab ini adalah wujud jiwa yang besar artinya perbuatan apapun yang dilakukan akan mengandung resiko baik besar ataupun kecil dan ia harus siap menerima seluruh akibat dan akan mempertanggungjawabkan perbuatanya (El Ghaniy, 2009: 81). Dalam penerapan hukuman juga harus memperhatikan bentuk hukuman yang diberikan kepada anak misalnya dengan memberikan hukuman yang edukatif
yaitu
pemberiaan rasa nestapa pada diri anak didik yang melanggar atruran atau akibat dari kelalaian perbuatan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan tata nilai yang diberlakukan dalam lingkungan hidupnya (Arifin, 1994: 18) C. Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar siswa Dalam proses pembelajaran tentu ada kegagalan dan keberhasilannya. Kegagalan belajar siswa tidak sepenuhnya berasal dari diri siswa tersebut tetapi bisa juga dari guru yang tidak berhasil dalam memberikan minat ataupun motivasi yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh karena itu pada dasarnya motivasi berprestasi merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa. Siswa juga akan lebih termotivasi jika dari hasil belajarnya tersebut mendapatkan penghargaan (reward) yang memuaskan dari guru atau pihak pengajar sebagai tanda penghargaan atas hasil belajarnya tersebut.
65
Dalam proses pembelajaran dikenal dengan istilah reward dan punishment sebagaimana pendekatan pendidikan lainya. Metode reward dan punishment memiliki kekurangan dan kelebihan, namun hampir bisa dikatakan bahwa pendekatan reward memiliki banyak kelebihan. Armai arief mengatakan bahwa pemberian reward memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif (Arief, 2002: 128). Disamping juga dapat memberikan pendorong bagi anak didik lainya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun ataupun semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik (Arief, 2002: 128). Berbeda dengan reward pemberian punishment haruslah ditempuh sebagai jalan terakhir dalam proses pendidikan (Arief, 2002: 135). Dalam praktik pendidikan, pernah dilakukan eksperimen yang bertujuan
membandingkan
antara
reward
dan
punishment
dalam
meningkatkan prestasi belajar. Eksperimen ini dimulai dengan menentukan tiga kelompok yang akan diberi perlakuan pembelajaran dengan metode berupa dibiarkan, diberi reward, dan diberi punishment. Pada awal pembelajaran seluruh subjek mempunyai prestasi belajar yang relatif sama. Setelah diberi perlakuan pada satu semester ternyata kelompok yang diberi\ punishment mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding kelompok yang diberi reward ataupun metode hukuman, apalagi dengan kelompok yang dibiarkan ( http://gitabiology.blogspot.com/2009).
66
Dalam dunia pendidikan, penerapan teori Maslow ini diwujudkan dengan pemberian reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Reward diberikan kepada siswa yang mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam belajar, sedangkan punishment diberikan kepada siswa yang tidak taat terhadap peraturan. Keduanya harus diberikan secara tepat dan seimbang. Artinya, ketika guru menemukan ada siswanya yang melanggar aturan, maka guru perlu memberikan sanksi agar siswa tersebut menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Akan tetapi, jika ada siswa yang berhasil melakukan tugasnya dengan baik, maka guru tidak perlu sungkan untuk memberikan pujian dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Pemberlakuan punishment (hukuman) harus tepat dan sangat hatihati, karena bentuk hukuman baik berupa fisik maupun melalui perkataan sangat mungkin diterima negatif oleh siswa meskipun sebenarnya mereka mengetahui bahwa tindakannya keliru. Mendapatkan penghargaan ketika melakukan tindakan yang terpuji merupakan hak siswa. Oleh karena itu tidak perlu merasa khawatir pujian akan membuat siswa menjadi malas atau manja. Justru dengan pujian yang proporsional, siswa memperoleh penguatan dan energi yang lebih untuk memperbaiki diri. Dengan begitu, secara tidak langsung akan membuat wibawa guru meningkat di mata siswa. Pemberian pujian merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi belajar siswa. Motivasi sudah diyakini mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
67
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru tidak dihadapi dengan resah gelisah, tetapi dihadapi dengan tenang dan percaya diri. Oleh karena itu pemberian reward dan Punishment akan sangat membantu siswa terutama membantu dalam hal peningkatan hasil belajar, sebab dengan mengunakan metode Reward dan punishment anak menjadi semangat dan memiliki minat yang besar terhadap motivasi belajar. Dengan demikian minat anak akan berkembang dan memiliki dampak yang positif terhadap perkembangan siswa terutama dalam mengembangkan minat sifat yang akhirnya adalah sebagai faktor pendorong motifasi untuk belajar. Maka dari itu dalam sebuah proses belajar mengajar metode apapun sebenarnya baik, tinggal bagaimana guru memanajemen dalam pengelolaan pengajaran. Seperti halnya dengan pemberian reward dan punishment, kalau guru menggunakan metode ini dengan baik dan dengan cara hati-hati maka dapat dipastikan memberikan minat belajar pada anak. Dengan adanya minat anak, maka sesungguhnya akan menjadikan motivasi tersendiri bagi anak yang pada akhirnya dari proses pembelajaran akan dapat menghasilkan atau mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
68
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 03 Kota Salatiga 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 03 Kota Salatiga Sekolah menengah pertama (disingkat SMP, Bahasa Inggris: junior high school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) (www.wikipedia.com) Murid kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 715 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun. Sekolah menengah pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah menengah pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam
69
bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota (www.wikipedia.com) Di beberapa negara, SMP berlaku sebagai jembatan antara sekolah dasar dengan sekolah menengah atas. Namun istilah tersebut dapat dipergunakan secara berbeda di beberapa negara, kadang-kadang saling berbanding terbalik. Untuk negara-negara yang mempergunakan bahasa Cina, khususnya di Cina, Taiwan dan Hong Kong, juga di Italia (= scuola media), SMP berkonotasi yang sama dengan secondary school. Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Salatiga didirikan pada tanggal 1 Agustus 1954 dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Salatiga. Sekolah ini berada pada sebuah kecamatan yang pada masa berdirinya masih berada pada wilayah Kabupaten Semarang. SMP 03 Kota Salatiga, lahir di tengah-tengah kancah perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, baik dari penjajah Jepang maupun dari penjajahan Belanda. SMP 03 Kota Salatiga didirikan oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada tanggal 1 Agustus 1954. Semula hanya terdiri dari beberapa ruang dan saat itu menempati Gedung yang beralamat di Jalan Stadion sampai dengan sekarang. Berdasarkan data yang diperoleh dalam sejarah berdirinya SMP Negeri 03 Kota Salatiga tidak terlepas dari perkembangan Kota salatiga dari sejarahnya.
70
2. Visi dan Misi SMP Negeri 03 Kota Salatiga a. VISI SMP NEGERI 3 SALATIGA Kejar prestasi, pelopor dalam iptek yang dilandasi imtaq, teladan dalam bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya SMP negeri 3 Salatiga nan segar ( Santun Energik Gembira Arif Re-evaluasi ) b. MISI SMP NEGERI 3 SALATIGA
1. Menggiatkan minat belajar 2. Mewujudkan kualitas kelulusan 3. Membentuk generasi yang cerdas, terampil dan kreatif berdedikasi dan cinta tanah air 4. Mewujudkan semangat dan prestasi kerja yang dilandasi dengan kekeluargaan dan keteladanan 5. Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi, intelektual dalam mewujudkan situasi yang kondusif menuju terwujudnya tujuan pendidikan nasional
3. Profil SMP Negeri 03 Kota Salatiga
PROFIL SEKOLAH 1. Nama Sekolah
: SMP NEGERI 3 SALATIGA
2. No. Statistik Sekolah
: 201056201003
3. Tipe Sekolah
: A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4. Alamat Sekolah
: JL STADION 4 : (Kecamatan) SIDOMUKTI 71
: (Kabupaten/Kota) SALATIGA : (Propinsi) JAWA TENGAH 5. Telepon/Fax
: ( 0298 ) 326260
6. Status Sekolah
: Negeri/Swasta
7. Nilai Akreditasi Sekolah
: A ( 91,90 )
8. Data Siswa 5 (lima tahun terakhir) Kelas VII Jml Pendaftar Th. (Cln Jumlah Pelajaran Siswa Jml Baru) Siswa Rbl RKB
Kelas VIII
Jml Siswa
2006/2007 694 org 216 6 6 2007/2008 707 org 250 6 6 2008/2009 544 org 252 6 6 2009/2010 370 org 252 8 7 2010/2011 274 org 191 8 8 Ketegan : M aipelajaran 2007/2008 kekurangan 3 RKB 9. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
239 216 242 250 249
Kelas IX
Jumlah Rbl RKB 6 6 6 8 8
6 6 6 7 8
Nama 1. Kepala Sekolah 2. Waka Sie Sapra 3. Waka Sie Kuriklum
Drs. BAMBANG SUBIYAKTO, M.Pd Hj. TRI MULYANI, S.Pd TEGUH SUGIYARTO, S.Pd
72
Jml Siswa 239 241 213 242 248
Jumlah (Kls. VII + VIII + IX)
Jumlah
Rombel Siswa
Rbl 6 6 6 8 8
RK B 6 6 6 7 8
Jenis Kelamin L P V V V
Rbl RKB 694 707 707 744 688
18 18 18 24 24
Usia
Pend. Akhir
56
S2
46 39
S1 S1
18 18 18 21 24
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P 2 1 11 30 2 2
1. S3/S2 2. S1 3. D-4 4. D3/Sarmud 1 2 5. D2 6. D1 1 1 7. ≤ SMA/sederajat 1 Jumlah 15 35 2 2 4. Struktur organisasi SMP Negeri 03 Kota Salatiga
Jumlah 3 45 0 3 0 2 1 54
a. STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011~2012
Kepala Sekolah
: Drs. Bambang Subiyakto, M.Pd.
Waka Kurikulum & Humas
: Teguh Sugiyarto, S.Pd.
Waka Kesiswaan dan Sarpras : Hj. Tri Mulyani, S.Pd. Kepala Tata Usaha
: Indriyati Triningsih, S.E.
Koordinator Kurikulum
: Widodo, S.S.
Seksi Kurikulum
: Danny Pranindyo, S.Pd.
Seksi Kurikulum
: Dwi Estuningdyas, S.Pd.
Seksi Kurikulum
: Hj. Nurul Hastuti, S.Pd.
Koordinator Kesiswaan
: Slamet Riyadi, S.Pd.
Seksi Kesiswaan
: Drs. Giyono
Seksi Kesiswaan
: Sri Mulyani, S.Pd.
Seksi Kesiswaan
: Aditya Ibnu Nugroho, S.Pd.
73
Koordinator Bidang Sarpras
: Dra. Wst. Nurhayati
Seksi Sarpras
: Tiyono, S.Pd.
Koordinator Bidang Humas
: Endang Srinawa Dukutsih, S.Pd.
Seksi Humas
: Eleanore Harini, S.Pd.
B. Penyajian Data Data tentang pemberian reward dan punishment terhadap minat belajar siswa di SMP Negeri 03 Kota Salatiga dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang dibagikan dan dijawab oleh responden. Angket tentang pengaruh guru dalm memberikan reward terdiri dari 10 item dan angket tentang punishment 10 item demikiaan juga dengan minat belajar siswa juga terdiri dari 10 item, dimana tiap-tiap item disajikan 3 option. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengolah angket yang terkumpul adalah memberikan skoring terhadap jawaban yang diberikan responden dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Memberi skor 3 untuk jawaban yang berkode A 2. Memberi skor 2 untuk jawaban yang berkode B 3. Memberi skor 1 untuk jawaban yang berkode C Untuk mengetahui bagaimana pengaruh guru dalam memberikan reward dan punishment berikut tabel data tentang reward, Punishment dan minat belajar siswa SMP Negeri 03 Kota Salatiga berdasarkan angket yang di peroleh dari penelitian pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga .
74
Tabel I Data Reward KLASIFIKASI
NO
JAWABAN
JAWABAN PER ITEM 1
2
3
4
5
6
7
SKOR
8
9
10 A
SKOR
KATE
B
C
A
B
C
TOTAL
GORI
1
B B B B A B C B C A
2
6
2
6
12
2
20
Cukup
2
A C C C A B C A A A
5
1
4
15
2
4
21
Cukup
3
B B C C B B C B B B
0
7
3
0
14
3
17
Kurang
4
C C C C B C C C B B
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
5
C C C C B C C C C C
0
1
9
0
2
9
11
Kurang
6
C C B C A C C C B B
1
3
6
3
6
6
15
Kurang
7
B C A -
4
1
4
12
2
4
18
Cukup
8
B C A B A A C C A -
4
2
3
12
4
3
19
Cukup
9
C C B C A C C C B B
1
3
6
3
6
6
15
Kurang
10
B B A B A A C A A B
5
4
1
15
8
1
24
Cukup
11
B B B B B B C B C A
1
7
2
3
14
2
19
Cukup
12
B C C C B C C C B C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
13
A C C C A B C A A A
5
1
4
15
2
4
21
Cukup
14
B B B B A A B B A B
3
7
0
9
14
0
23
Cukup
15
B B B B A A B B B B
2
8
0
6
16
0
22
Cukup
A A C C A C
75
16
C B C C B C C B B C
0
4
6
0
8
6
14
Kurang
17
C B B A A B C B C B
2
5
3
6
10
3
19
Cukup
18
B B C C A C C C B C
1
3
6
3
6
6
15
Kurang
19
C C B B A B C C B B
1
5
4
3
10
4
17
Kurang
20
B B B B A A B B B B
2
8
0
6
16
0
22
Cukup
21
B B B C -
B A C
1
4
2
3
8
2
13
Kurang
22
B A B B A A B B B B
3
7
0
9
14
0
23
Cukup
23
B B B A A A B B A A
5
5
0
15
10
0
25
Baik
24
B B B C B C C B A C
1
5
4
13
10
4
17
Cukup
25
B B B C A B C B A B
2
6
2
6
12
2
20
Cukup
26
B B B C A A C B A B
3
5
2
9
10
2
21
Cukup
27
B B B B B B C B B B
0
9
1
0
18
1
19
Cukup
28
B B B C A B C B B B
1
7
2
3
14
2
19
Cukup
29
B B B C A A C B A B
3
5
2
9
10
2
21`
Cukup
30
B B B B B B C C B B
0
8
2
0
16
2
18
Cukup
31
B B B B B B B B B B
0
10
0
0
20
0
20
Cukup
32
B C A C A A C A B B
4
3
3
12
6
3
21
Cukup
33
A B B B B B C C B C
1
6
3
3
12
3
18
Cukup
-
-
76
34
B B B B A A C B A B
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
35
A A A B A B B A A B
6
4
0
18
8
0
26
Baik
36
B B B C A B C B B B
2
7
1
6
14
1
21
Cukup
37
B B B B B B C C B A
1
7
2
3
14
2
19
Cukup
38
B B B B A B C B A A
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
39
B B B B A A B A B B
3
7
0
9
14
0
23
Cukup
40
B A B A A A B B A B
5
5
0
15
10
0
25
Baik
41
A B B B A B C B A B
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
42
B A B C B B C C B B
1
6
3
3
12
3
18
Cukup
43
B B B B A B C B A A
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
44
B C A C A B C B B B
2
4
3
6
8
3
17
Kurang
45
B A B B B B C B B B
1
8
1
3
16
1
20
Cukup
46
B B B B B B C B A A
2
7
1
6
14
1
21
Cukup
47
B B B B A A C B B A
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
48
C B B B A B C C A B
2
5
3
6
10
3
19
Cukup
49
B B B B B B C B B C
0
8
2
0
16
2
18
Cukup
50
B B B B A A C B A B
3
6
1
9
12
1
22
Cukup
51
C C B B B B C C B B
0
6
4
0
12
4
16
Cukup
77
52
C C B B B A C B B B
1
6
3
3
12
3
18
Cukup
53
C B B C B B B B A B
1
7
2
3
14
2
19
Cukup
54
B B B C A B B B A B
2
7
1
6
14
1
21
Cukup
55
C C C B A C C C B C
1
2
7
3
4
7
14
Kurang
56
B B B C A B C B A B
2
6
2
6
12
2
20
Cukup
78
Tabel II Data Punishment KLASIFIKASI SKOR NO
JAWABAN PER ITEM 1
2
3
4
5
6
7
JAWABAN 8
9
10 A
SKOR
KATE
B
C
A
B
C TOTAL GORI
1
C C A C C C C C A C
2
0
7`
6
0
7
13
Kurang
2
B C A C C C C C C B
1
2
7
3
4
7
14
Kurang
3
B B A B B C B B C B
1
7
2
3
14 2
19
Cukup
4
A C C C C C C C B -
1
1
7
3
2
7
12
Kurang
5
C C B B C C C C C B
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
6
B C A B C C C A C C
2
2
6
6
4
6
16
Kurang
7
B A C C C C C C A C
2
1
7
6
2
7
15
Kurang
8
B C C C C C C C A C
1
1
8
3
2
8
13
Kurang
9
B C A B C C C A C C
2
2
6
6
4
6
16
Kurang
10
B B A C B C C B B B
1
6
3
3
12 3
18
Cukup
11
C C A C C C C C A C
2
0
8
6
0
8
14
Kurang
12
B B A B C C A A A B
4
4
2
12 8
2
22
Cukup
13
C C A C C C C C C B
1
1
8
3
2
8
13
Kurang
14
B B B B C B C B B B
2
8
0
6
16 0
22
Cukup
15
A C A B B B B C C C
2
4
4
6
8
18
Cukup
79
4
16
B B B C C C C C C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
17
B C A A C A C B C C
3
2
5
9
4
5
18
Cukup
18
B B A C C C C B A B
2
4
4
6
8
4
18
Cukup
19
B B A A C C C A A C
4
2
4
12 4
4
20
Cukup
20
A C A B B B B C C C
2
4
4
6
8
4
18
Cukup
21
B B B C C C C C C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
22
B C A C C C C C C C
1
1
8
3
2
8
13
Kurang
23
C C A C C C C C C C
1
0
9
3
0
9
12
Kurang
24
B B B C C C C C C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
25
B C A C C C C A C B
2
2
6
6
4
6
16
Kurang
26
B C B B C C C B B B
0
6
4
0
12 4
16
Kurang
27
C B B C C C B B B B
0
6
4
0
12 4
16
Kurang
28
B C B B C C C A B B
1
5
4
3
10 4
17
Kurang
29
B B B B C C C C C C
0
4
6
0
8
6
14
Kurang
30
A B A B B C C C C C
2
3
5
6
6
5
17
Kurang
31
B C C C C C C C C B
0
2
3
0
6
6
12
Kurang
32
C C A C C C C B B B
1
3
6
3
6
6
15
Kurang
33
A C B C C C C C A B
2
2
6
6
4
6
16
Kurang
80
34
B C B C B C C C C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
35
B C A C C C C C C C
1
1
8
3
2
8
13
Kurang
36
C B B C C C C B C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
37
B B A C C C C C C C
1
2
7
3
4
7
14
Kurang
38
C A B A C C C C B B
2
3
5
6
6
5
17
Kurang
39
B C B C -
C C C B C
0
3
6
0
6
6
12
Kurang
40
C B B C C C B B B C
0
5
5
0
10 5
15
Kurang
41
A C A C C C C B A B
3
2
5
9
4
5
18
Cukup
42
B B A B B C C A A B
3
5
2
9
10 2
21
Cukup
43
B C C B C C C C C C
0
2
8
0
4
8
12
Kurang
44
C C C C C B C B C C
0
2
8
0
4
8
12
Kurang
45
C B B A B C B C B B
1
6
3
3
12 3
18
Cukup
46
C A A B C B A -
C C
3
2
4
9
4
4
17
Kurang
47
B B A A C B C C B B
2
5
3
6
10 3
19
Cukup
48
B B A B C C C B B B
1
6
3
3
12 3
18
Cukup
49
B B A A A A C C A B
5
3
2
15 6
2
23
Cukup
50
B C B C B C C C C C
0
3
7
0
6
7
13
Kurang
51
C C B C C C C C B C
0
2
8
0
4
8
12
Kurang
81
52
B B A B C C C B A A
3
4
3
9
8
3
20
Cukup
53
C A A B C C C C C C
2
1
7
6
2
6
15
Kurang
54
B B A A C B A A A A
6
3
1
18 6
1
25
Cukup
55
C B A C C C C B C C
1
2
7
3
4
7
14
Kurang
56
C C A C B C C B B B
1
4
5
3
8
5
16
Kurang
82
TABEL III DATA MINAT KLASIFIKASI SKOR NO
JAWABAN PER ITEM 1
2
3
4
5
6
7
JAWABAN 8
9
10 A
SKOR
B
C
A
B
KATE
C TOTAL GORI
1
C A B A A A B B B B
4
5
1
12 10 1
23
Cukup
2
A A B A B B B A B B
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
3
A A A A A B A A A A
9
1
0
27 2
0
29
Baik
4
A A A A A A A A B A
9
1
0
27 2
0
29
Baik
5
B B B B B C B B C B
0
8
2
0
16 2
18
Cukup
6
B A B A C A C B B A
4
4
2
12 8
2
22
Cukup
7
A A A A A A A A A A
10
0
0
30 0
0
30
Baik
8
A A -
A A A A A B A
8
1
0
24 2
0
26
Baik
9
B A B A C A C B B A
4
4
2
12 8
2
22
Cukup
10
A A B A B A B A B A
6
4
0
18 8
0
26
Baik
11
A A A A A -
B B C A
6
2
1
18 4
1
23
Cukup
12
A A A A A A A A B A
9
1
0
27 2
0
29
Baik
13
A A B A B B B B B A
4
6
0
13 12 0
25
Baik
14
A A B A B A A A B A
7
3
0
21 6
0
27
Baik
15
A A A A A A A A B B
8
2
0
24 4
0
28
Baik
83
16
A A A -
A A B A B B
6
3
0
18 6
0
24
Cukup
17
A A A A A A A B B A
8
2
0
24 4
0
28
Baik
18
A -
B A A A A B B A
6
3
0
18 6
0
24
Cukup
19
A A A A A B A A B A
8
2
0
24 4
0
28
Baik
20
A A A A A A A A B B
8
2
0
24 4
0
28
Baik
21
B A B A C A C A B A
5
3
2
15 6
2
23
Cukup
22`
A A B A B A B A B A
6
4
0
18 8
0
24
Cukup
23
C A C A C A C A B A
5
1
4
15 2
4
21
Cukup
24
B A B A C A C A B A
5
3
2
15 6
2
23
Cukup
25
B A B B B B B A B A
3
7
0
9
14 0
23
Cukup
26
A A B A C A C A B A
6
2
2
18 4
2
24
Cukup
27
B A A A B B B A B B
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
28
B A B B B B B B B A
2
8
0
6
16 0
22
Cukup
29
B A C A B B C B A B
3
5
2
9
10 2
21
Cukup
30
B A B B C B B B B B
1
8
1
3
16 1
20
Cukup
31
B A B B B B B B B A
2
8
0
6
16 0
22
Cukup
32
B A B A B A B A B A
5
5
0
15 10 0
25
Baik
33
B A B C B A B B C B
2
6
2
6
20
Cukup
84
12 2
34
A A C B C A B A B B
4
4
2
12 8
2
22
Cukup
35
A A B A A B B A B B
5
5
0
15 10 0
25
Baik
36
A A A A A A A A A A
10
0
0
30 0
0
30
Baik
37
A A A A A B A B B B
6
4
0
18 8
0
24
Cukup
38
A A A B B B B B B B
3
7
0
9
14 0
23
Cukup
39
A A B B B B B A B A
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
40
B A A A A A A A B B
3
7
0
9
23
Cukup
41
A A A B A A B A B A
7
3
0
21 6
0
27
Baik
42
A A C B B B B A B B
3
6
1
9
12 1
22
Cukup
43
A B A A A B A A B B
6
4
0
18 8
0
26
Baik
44
B A B A B A B B B A
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
45
B B B B B B B B B B
0
10
0
0
20 0
20
Cukup
46
B A B A B A B B B A
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
47
B A C A C A C B A A
5
2
3
15 4
3
22
Cukup
48
A A B A B B B B C B
3
6
1
9
12 1
22
Cukup
49
A A B A B B B B B A
4
6
0
12 12 0
24
Cukup
50
A A C B C A B A B B
4
4
2
12 8
2
22
Cukup
51
A A A B A B A A B B
6
4
0
18 8
0
26
Baik
85
14 0
52
B A A A A B A A B A
7
3
0
21 6
0
27
Baik
53
A A A A A A A B B A
8
2
0
24 4
0
28
Baik
54
A A B A B A B B A A
6
4
0
18 8
0
26
Baik
55
B A C B C B C B B A
2
5
3
6
10 3
19
Cukup
56
A A A A A A A B B A
8
2
0
24 4
28
Baik
0
Untuk mencari mean, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Mencari nilai interval untuk menentukan kualifikasi dengan rumus : i = Sedangkan range diperoleh dari: R=H–L+1 Keterangan : R : Total Range H : Highest Score (nilai tertinggi) L : Lower Score (nilai terendah) 1
: Bilangan Konstan. Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi
(H) = 30 dan nilai terendah (L) = 11. Oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus: R = H–L+1
86
R = 30 – 11 + 1 R = 20 Dari nilai R selanjutnya dicari interval nilai (i) dicari dengan rumus : i
R = 3
i
=
i
= 6,6667 Dari perhitungan di atas, diperoleh klasifikasi pengaruh guru dalam
memberikan reward dan punishment menjadi tiga kategori dengan berdasar pada lebar interval, dan dapat ditentukan sebagai berikut : INTERVAL NILAI No
Interval
Kualifikasi
1
25 – 31
Baik
2
18 – 24
Cukup
3
11 – 17
Kurang
Dari perhitungan interval nilai di atas kemudian masing-masing variabel dihitung untuk mengetahui tingkat prosentasinya dalam hal ini di gunakan rumus sebagai berikut: Mencari Nilai rata-rata (mean) variabel ∑M M = N Keterangan: M
= Mean (Nilai rata-rata)
∑M
= Jumlah nilai skor
N
= Jumlah responden
87
dengan rumus:
Mencari Nilai rata-rata (mean) variabel M =
dengan rumus:
∑M N
Keterangan: M
= Mean (Nilai rata-rata)
∑M
= Jumlah nilai skor
N
= Jumlah responden
Mencari Nilai rata-rata (mean) variabel Y dengan rumus: M =
∑Y N
Keterangan: M
= Mean (Nilai rata-rata)
∑Y
= Jumlah nilai skor
N
= Jumlah responden
Nilai rata-rata variabel
Y adalah:
Diketahui : Variabel
Rumus
Hasil
M = ∑M N
M =
Y
M =
∑M N
∑
= 1080
M M
= 1080 56 = 19,285714
∑
= 885
M
= 885 56 = 15,8035714 = 1363
M ∑
∑M N
M M
88
= 1363 56 = 24,339285
Dari perhitungan di atas untuk mengetahui distribusi frekuensi tentang pengaruh guru dalam memberikan
reward dan punishment
terhadap minat belajar siswa pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga maka di gunakan rumus sebagai berikut:
P=
X 100%
Keterangan: P = Prosentase N = Jumlah Obyek F = Frekuensi
DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG REWARD SMP NEGERI 03 KOTA SALATIGA
No
Klasifikasi
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
25 – 31
3
5,3%
2
Cukup
18 – 24
39
69,6%
3
Kurang
11 – 17
14
25%
56
100%
Jumlah
DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG PUNISHMENT SMP NEGERI 03 KOTA SALATIGA
No
Klasifikasi
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
25 – 31
7
12,5%
2
Cukup
18 – 24
20
35,7%
3
Kurang
11 – 17
29
51,7%
56
100%
Jumlah
89
DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG MINAT SMP NEGERI 03 KOTA SALATIGA
No
Klasifikasi
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
25 – 31
16
28,5%
2
Cukup
18 – 24
32
57,1%
3
Kurang
11 – 17
8
14,2%
56
100%
Jumlah
90
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data tentang Pengaruh Reward dan Punishment terhadap minat belajar Siswa Setelah penulis mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Guru dalam Memberikan Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Kota Salatiga beberapa tahapan yang ditempuh akhirnya penulis memperoleh data-data yang dikumpulkan dan dari data-data tersebut terkumpul dalam laporan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya. Untuk mempermudah penganalisaannya, maka setelah data terkumpul secara lengkap selanjutnya adalah mengklasifikasikan data sesuai dengan proporsinya masing-masing guna mengetahui Pengaruh Guru dalam Memberikan Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Kota Salatiga. Dalam hal ini akan di analisis berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian ini, bahwa penelitian ini ada beberapa variabel di antaranya adalah Reward dan Punishment sebagai Variabel X1 dan X2 sedangkan Minat belajar sebagai variabel Y berikut tabel dalam pengaruh guru dalam memberikan reward dan Punishment terhadap minat belajar siswa di SMP Negeri 03 Kota Salatiga.
91
TABEL PENGARUH GURU DALAM MEMBERIKAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA SMP NEGERI 03 KOTA SALATIGA
Y
No
Y
1
20
13
23
400
169
260
460
299
529
2
21
14
24
441
196
294
504
336
576
3
17
19
29
289
361
323
493
551
841
4
13
12
29
169
144
156
377
348
841
5
11
13
18
121
169
143
198
234
324
6
15
16
22
225
256
240
330
352
484
7
18
15
30
324
225
270
540
450
900
8
19
13
26
361
169
247
494
338
676
9
15
16
22
225
256
240
330
352
484
10
24
18
26
576
324
432
624
468
676
11
19
14
23
361
196
266
437
322
529
12
13
22
29
169
484
286
377
638
841
13
21
13
25
441
169
273
525
325
625
14
23
22
27
529
484
506
621
594
729
15
22
18
28
484
324
396
616
504
784
92
16
14
13
24
196
169
182
336
312
576
17
19
18
28
361
324
342
532
504
784
18
15
18
24
225
324
270
360
432
576
19
17
20
28
289
400
340
476
560
784
20
22
18
28
484
324
396
616
504
784
21
13
13
23
169
169
169
299
299
529
22
23
13
24
529
169
299
552
312
576
23
25
12
21
625
144
300
525
252
441
24
17
13
23
289
169
221
391
299
529
25
20
16
23
400
256
320
460
368
529
26
21
16
24
441
256
336
504
384
576
27
19
16
24
361
256
304
456
384
576
28
19
17
22
361
289
323
418
374
484
29
21`
14
21
441
196
294
441
294
441
30
18
17
20
324
289
306
360
340
400
31
20
12
22
400
144
240
440
264
484
32
21
15
25
441
225
315
525
375
625
33
18
16
20
324
256
288
360
320
400
93
34
22
13
22
484
169
286
484
286
484
35
26
13
25
676
169
338
650
325
625
36
21
13
30
441
169
273
630
390
900
37
19
14
24
361
196
266
456
336
576
38
22
17
23
484
289
374
506
391
529
39
23
12
24
529
144
276
552
288
576
40
25
15
23
625
225
375
575
345
529
41
22
18
27
484
324
396
594
486
729
42
18
21
22
324
441
378
396
462
484
43
22
12
26
484
144
264
572
312
676
44
17
12
24
289
144
204
408
228
576
45
20
18
20
400
324
360
400
360
400
46
21
17
24
441
289
357
504
408
576
47
22
19
22
484
361
418
484
418
484
48
19
18
22
361
324
342
418
396
484
49
18
23
24
324
529
414
432
552
576
50
22
13
22
484
169
286
484
286
484
51
16
12
26
256
144
192
416
312
676
94
52
18
20
27
324
400
360
486
540
729
53
19
15
28
361
225
285
532
420
784
54
21
25
26
441
625
525
546
650
676
55
14
14
19
196
196
196
266
266
361
56
20
16
28
400
256
320
560
448
784
N=56 ∑
∑
∑Y
∑
∑
∑
∑
∑
∑
885
1363 21428 14541 17062
26328
21653
33631
1080
Setelah tabel koefisien korelasi antara variabel
, dan Y diketahui
,
hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam rumus untuk mencari r
, Y sebagaimana berikut:
Diketahui : N = 56
∑
= 21428
∑
21653
∑
= 1080
∑
= 14541
∑
= 33631
∑
= 885
∑
∑Y
= 1363
∑
17062 = 26328
Data di atas kemudian dimasukan kedalam persamaan: = an + =a = a
+ + +
1363 = 56 a + 1080
∑
+ +
+ 885
26328 = 1080 a + 21428 21653 = 885 a + 17062
....................persamaan 1
+ 17062 + 14541
........persamaan 2 ...........persamaan 3
95
Setelah itu hilangkan
nilai a dengan persamaan 1 dan 2 diambil dan
disamakan nilai a-nya dengan persamaan 2 tetap maka persamaan 1 harus dikalikan dengan (19,28571) diperoleh dari (1080 : 56) sehingga diperoleh persamaan 4.
26286,4286 = 1080 a + 20828,5714
+ 17067,8571
26328 = 1080 a + 21428 -41,5714 =
+ 17062
-599,4286
_
+ 5,8571
... (persamaan ke-4 )
Selanjutnya hilangkan nilai a dengan menggunakan persamaan 1 dan 3, jika persamaan 3 tetap dan persamaan 1 menyesuaikan, maka persamaan 1 harus di kalikan 15,8036 (885 : 56) sehingga diperoleh persamaan 5.
21540,2679 = 885 a +17067,8571
+ 13986,1607
21653 = 885 a + 17062 -112,7321 =
+ 14541
_
– 554, 8393
5,8571
Langkah selanjutnya adalah menghilangkan
........ (persamaan ke-5)
, sehingga diperoleh
. Jika
persamaan 4 dikalikan dengan (-1) maka diperoleh: 41, 5714 = 599,4286 -112,7321 = 5,8571
- 5,8571
...................(persamaan ke-4)
– 554,8393
................ (persamaan ke-5)
Selanjutnya kita hilangkan
dengan cara mengalikan persamaan 5 dengan
102,3422 (599,4286 : 5,8571). 41,5714
= 599,4286
- 5,8571
-11537,2531 = 599,4286
- 56783,4841
11578,8245 =
56777,6270
96
_ ..............(persamaan ke-6)
Sehingga diperoleh
Selanjutnya
= 0,2039
dapat diperoleh dengan mensubtitusikan nilai
ke persamaan 4
atau persamaan 5. Jika
disubstitusikan ke persamaan 4 maka:
41,5714
= 599,4286
- 5,8571
41,5714
= 599,4286
- (5,8571)(0,2039)
41,5714
= 599,4286
- 1, 1945
41,5714 + 1,1945 = 599,4286 42,7659 = 599,4286 Sehingga diperoleh nilai
= 0,0713.
Dengan cara yang sama, jika nilai
disubstitusikan ke persamaan 5 akan diperoleh
0, 0682.
Selisih nilai
= 0,0713 dan
0,0682 terjadi karena pembulatan dibatasi sampai
4 desimal saja. Kedua nilai tersebut dapat dipilih salah satunya. Selanjutnya kita pilih
= 0,0713.
Selanjutnya nilai a dapat diperoleh dengan memasukan nilai
= 0,0713 dan
=
0,2039 ke persamaan 1. 1363 = 56 a + 1080
+ 885
1363 = 56 a + (1080)(0,0713) + (885)(0,2039) 1363 = 56 a + 77,0040 + 180,4515 1363 - 77,0040 - 180,4515 = 56 a 1105,5445 = 56 a Sehingga diperoleh nilai a = 19,7419.
Selanjutnya nilai a,
dan
yang telah diperoleh dimasukan ke persamaan
regresi ganda diperoleh:
97
Y = 19,7419 + 0,0713
+ 0,2039
.
Menguji Persamaan Regresi
Untuk menguji persamaan regresi dilakukan dengan rumus berikut: –
d) =
26328 –
=
26328 - 26286,4286
=
41,5714
–
e)
= 21653 – = 21653 – 21540,2679 = 112,7321 f)
= = 33631 – = 33631 – 33174,4463 = 456,5536
Selanjutnya angka-angka
= 41,5714 = 112,7321 = 456,5536
Digunakan untuk menghitung
dengan rumus sebagai berikut:
98
= = = = 0,2384 Setelah =
diperoleh kemudian dikuadratkan, sehingga = 0,0568.
Langkah selanjutnya adalah menghitung
dengan rumus sebagi berikut:
= = = = 1,5970 dk pembilang
= jumlah variabel bebas = 2
dk penyebut
= n – jumlah variabel bebas = 56 – 2 = 54
Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 54 dengan tingkat signifikansi ᾅ = 5%, ᾅ = 1 % diperoleh
= 3,17 (pendekatan karena di
tabel= 5,01 hanya ada dk penyebut 55 ) Berarti
= 3,17 dan 5,01 lebih besar dari
yang diterima adalah ganda Y atas
dan
= 1,5970. Dengan demikian
(Hipotesis nihil) yang berarti persamaan regresi linier adalah tidak signifikan.
99
Gambaran Paradigma
X1 Reward
Y Minat
X2 Punishment
Keterangan: X1 mempunyai pengaruh terhadap Y. X2 mempunyai pengaruh terhadap Y. Y belum tentu mempunyai pengaruh terhadap X1 dan X2, tetapi X1 dan X2 bisa bersama-sama secara linear mempunyai pengaruh terhadap Y. Dari keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa: Reward mempunyai pengaruh terhadap Minat. Punishment mempunyai pengaruh terhadap Minat. Minat belum tentu mempunyai pengaruh terhadap Reward dan Punishment tetapi Reward dan Punishment bisa bersam-sama secara linear mempunyai pengaruh terhadap Minat.
100
Contoh Gambaran Paradigma X1 Guru memberikan pujian Y Minat
X2 Guru memberikan sanksi
Keterangan: Guru memberikan pujian terhadap siswa akan
mempunyai pengaruh
terhadap Minat belajar siswa. Guru memberikan sanksi terhadap siswa akan mempunyai pengaruh terhadap Minat belajar siswa. Minat belajar siswa
belum tentu mempunyai pengaruh terhadap
pemberian pujian dan sanksi terhadap siswa, tetapi guru memberikan pujian dan sanksi bisa bersama-sama secara linear mempengaruhi Minat belajar siswa.
101
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa keterangan pada bab sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Guru dalam memberikan reward kepada siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Kota Salatiga berada pada tingkatan cukup sebesar 69,6% sedangkan prosentase tingkatan baik 5,3% dan prosentase tingkatan kurang 25%. 2. Guru dalam memberikan punishment kepada siswa kelas VII di SMP Negeri 03 Kota Salatiga berada pada tingkatan kurang sebesar 51,7% sedangkan prosentase tingkatan baik 12,5%, dan tingkatan prosentase Cukup sebesar 35,7%. 3. Minat belajar siswa di SMP Negeri 03 Kota Salatiga berada pada tingkatan cukup yaitu 57,1% sedangkan prosentase tingkatan baik 28,5% dan prosentase tingkatan kurang 14,2%. 4. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga. 5. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian punishment terhadap minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga. 6. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward dan punishment terhadap minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota Salatiga.
102
B. Saran-saran Demi meningkatkan kualitas proses belajar mengajar diharapkan adanya keterpaduan interaksi yang baik antara guru dan murid. Maka penulis ingin memberikan sumbang saran untuk lebih meningkatkan minat belajar siswa sebagaimana berikut: 1. Perlunya guru untuk menumbuhkembangkan minat siswa agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal, walaupun melalui berbagai bentuk dan cara seperti penerapan reward atau hadiah dan punishment (pemberian hukuman) yang sekiranya motivasi belajar siswa tetap aktif dan tumbuh dari dalam diri siswa sendiri. 2. Untuk menunjang keberhasilan belajar hendaknya siswa mampu menumbuhkan dan memberdayakan minat atau keinginan yang kuat dalam dirinya sendiri dan lebih meningkatkan belajar meskipun tidak ada yang mendorongnya untuk belajar. 3. Perlu adanya interaksi yang aktif antara guru dan siswa, sehingga pola pemberian reward dan punishment yang diterapkan oleh guru benarbenar dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan diharapkan dari minat siswa yang tinggi itu dapat mencapai prestasi yang lebih baik. C. Penutup Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur alhamdulillah kehadirat Illahi Rabbi yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, selanjutnya sholawat dan salam penulis curahkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua termasuk umatnya yang terpilih.
103
Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh guru dalam memberikan reward dan punishment terhadap minat belajar siswa di SMP Negeri 03 Kota Salatiga” masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis sudah berusaha dengan sekuat tenaga dan fikiran, namun karena keterbatasan kemampuan, maka dengan penuh kesadaran saya mengakui skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga senantiasa mendapat balasan Allah SWT. Amin-amin Ya Rabbal ‘Alamin.Yakin Usaha Sampai.
104
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Desi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Karya Abditama, 2001. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002. Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauaan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan Interdisipliner, Jakarta : Bumi aksara, 1994. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Yogyakarta : Rieneka Cipta, 1980. E. Bell Gredler, Margaret, Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali Pers, 1991. El- Ghaniy, Arini, Saat Anak Harus Dihukum, Yogyakarta : Power Books (IHDINA), 2009. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara, 2001. Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Pekan Baru : Pustaka Pelajar Offset, 2004. Idris, M dan Marno, Strategi dan Metode Pengajaran, Yogyakarta : Ar-ruzz Media, 2008. Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2007 Nasution, S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2000.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Remaja Rosdakarya, 1990. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005.
105
Siswanto, Edy, www.Blogspot.com. Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, jakarta: rineka cipta, 1991. Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya : Usaha Nasional, 1993. Sriyanti, Lilik, dkk., Teori-teori Pembelajaran, Salatiga : STAIN, 2009. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendididkan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004. Syah, Muhibin, Psikologi Belajar, Bandung : PT Raja Grafindo Persada, 1999. Thoha, Chabib, dkk., Reformulasi Filsafat Islam, Semarang : Pustaka Pelajar, 1996. Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005. www.wikipedia.com
106