Volume 16, Nomor 1, Hal. 71-76 Januari – Juni 2014
ISSN:0852-8349
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN ABU SABUT KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN SENTRO (Centrosema pubescens) PADA ULTISOL Farizaldi Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Mendalo Darat Jambi 36361 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan abu sabut kelapa terhadap pertumbuhan sentro(Centrosema pubescens) pada tanah ultisol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola factorial 3 x 3 dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pupuk kandang dengan tiga level yaitu 0 ton/ha, 11 ton/ha, 22 ton/ha. Faktor kedua adalah abu sabut kelapa dengan tiga level yaitu 0 kg/ha, 321,95 kg/ha, 643,90 kg/ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang hingga level 22 ton/ha berpengaruh nyata( P < 0.05 ) terhadap berat kering akar, panjang tanaman dan produksi bahan kering hijauan . Sedangkan pemberian abu sabut kelapa dan intersksi dengan pupuk kandang tidak berpengaruh nyata( P > 0.05 ) terhadap berat kering akar, panjang tanaman dan produksi bahan kering hijauan. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian pupuk kandang hingga level 22 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan legumesentro. Pemberian abu sabut kelapa dan interaksi kedua perlakuan tidak nyata meningkatkan pertumbuhan legume sentro. Kata kunci : Abu sabut kelapa,pupuk kandang, sentro,ultisol
PENDAHULUAN Hijauan merupakan sumber makanan ternak yang semakin meningkat di butuhkan, sesuai dengan perkembangan populasi ternak di Indonesia. Sebagai pakan ternak, hijauan memegang peranan penting, sebab hijauan pada umumnya mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak dan diberikan dalam juml;ah yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu dikembangkan berbagai jenis hijauan makanan ternak, baik dari jenis rumput-rumputan maupun jenis legum yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Sentro (Centrosemapubescens) merupakan salah satu jenis legume
sebagai sumber hijauan makanan ternak. Karena legume sentro disukai ternak dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi serta kemampuan adaptasi yang cukup baik, sehingga mempunyai peluang dikembangkan pada wilayah lahan kering yang sebagian besar didominasi oleh tanah ultisol. Tanah ultisol merupakan lahan kering yang cukup luas di Indonesia, sehingga sangat potensi untuk budi daya hijauan makanan ternak. Akan tetapi tanah ultisol memiliki kelemahan antara lain reaksi tanah masam, unsur hara N,P,K,Ca rendah, kandungan bahan organik pada lapisan atas juga rendah dan kurang menyediakan air bagi tanaman (Hardjowigeno, 1992 ). Untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan 71
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
melakukan tindakan pemupukan, diantaranya memberikan pupuk organik agar tanah menjadi produktif dan menguntungkan bagi pertumbuhan hijauan, sekaligus dapat meningkatkan produksi dan kualitas hijauan guna memenuhi kebutuhan pakan bagi ternak. Pupuk kandang adalah salah satu pupuk organik berupa kotoran padat dan cair dari kotoran hewan yang dapat memperbaiki struktur tanah, menambah bahan organik tanah dan sebagai sumber unsure hara nitrogen dan pospor yang amat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain pupuk kandang, sabut kelapa yang dibakar juga merupakan pupuk organik yang dapat menyumbangkan unsur hara kalium yang sangat dibutuhkan oleh tanaman karena kalium berfungsi dalam proses metabolisme bagi tanaman mulai dari proses fotosisntesis, tranlokasi asimilat sampai pembenhtukan pati, protein dalam tubuh tanaman( Karama dkk, 1992 ). Berdasarkan pemikiran tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan abu sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman sentro ( Centrosema pubescens ) pada tanah ultisol. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan. Bahan yang digunakan adalah benih sentro. tanah ultisol, pupuk kandang dari kotoran sapi serta abu sabut kelapa. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul, ayakan, timbangan , mistar , oven, gelas ukur, eksikator dan lain-lain.
72
Pada penelitian ini menggunakan rancangan percobaan acak lengkap pola factorial 3 x 3 dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pupuk kandang dengan tiga level yaitu 0, 11, dan 22 ton/ha. Faktor kedua adalah abu sabut kelapa dengan tiga level 0, 321,95 dan 643,95 kg/ha. Pelaksanaan penelitian diawali dengan menyiapkan media tumbuh yang terdiri dari pupuk kandang kotoran sapi ,abu sabut kelapa dan tanah ultisol yang telah dibersihkan dan diayak dengan ayakan ukuran 2 mm. Seterusnya tanah ultisol sebanyak 10 kg dimasukan kedalam polibag dan dicampur dengan pupuk kandang kotoran sapi dan abu sabut kelapa sesuai dengan dosis perlakuan. Media tumbuh yang telah dimasukan kedalam polibeg diinkubasi selama 2 minggu. Setelah di inkubasi dlanjutkan dengan penanaman benih sentro sebanyak 3 biji per polibeg. Selama masa penelitian dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi pemberantasan hama , pengendalian gulma dan penyiraman tanaman. Peubah yang diamati meliputi, berat bahan kering akar, panjang tanaman dan produksi bahan kering hijauan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Jika perlakuan berpengaruh nyata analisis data dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan( Steel dan Torrie, 1993 ) HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Berat Bahan Kering Akar Nilai rataan berat bahan kering akar tanaman sentro dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Rataan Berat Bahan Kering Akar Legum Sentro pada Berbagai Perlakuan( gr/rumpun )
Farizaldi: Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Sentro (Centrosema pubescent) Pada Ultisol
Abu Sabut kelapa ( kg/ha)
Pupuk Kandang ( ton/ ha )
Rataan
0 11 22 0 4,10 4,22 5,05 4,45 321,95 4,14 4,73 4,88 4,56 643,90 4,34 4,36 4,94 4,54 Rataan 4,19 b 4,43 ab 4,96 a Keterangan: Nilai rataan yang diikuti huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata( P < 0.05 ) Berdasarkan analisis ragam terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata( P < 0.05 ) terhadap berat keringt akar . Sedangkan perlakuan abu sabut kelapa dan interaksi kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata( P > 0.05 ) terhadap berat kering akar. Perlakuan pupuk kandang yang berpengaruh nyata( P < 0.05 ) terhadap berat kering akar, diduga pupuk kandang dapat memperbaiki keadaan fisik, kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman sentro . Sehingga memberikan respon terhadap pertumbuhan akar. Buchman dan Brady( 1982 ) menyatakan bahwa pupuk kandang berpengaruh terhadap sifat fisik dan sifat kimia tanah terutama kapasitas tukar kation tanah serta menyediakan unsure hara yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu pupuk kandang juga dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya simpan air, dengan demikan tanah akan semakin remah , kelembaban tanah tetap terjaga. Sehingga memudahkan akar dalam menyerap unsure hara. Sabiham dkk (1983) bahwa akar yang tumbuh dalam kondisi tanah lembab lebih banyak mengintersepsi hara dari pada akar yang tumbuh dalam kondisi tanah yang kering. Sehingga pada kondisi tanah lembab, akar tanaman akan lebat. Selain itu kondisi fisik tanah
yang baik dapat mengakibatkan sistim perakaran semakin l;ebih berkembang. Dari tabel 1 terliihat berat bahan kering akar tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk kandang 22 ton/ha yaitu 4,96 gr/rumpun berbeda nyata ( P < 0.05 ) dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang , tetapi tidak berbeda nyata ( P > 0.05 ) dengan perlakuan pemberian pupuk kandang 11 ton/ha. Perlakuan abu sabut kelapa tidak berpengaruh nyata ( P > 0.05 ) terhadap berat kering akar, diduga kandungan kalium(K) di dalam abu sabut kelapa belum mampu mengaktifkan enzim tanaman. Kalau enazim tidak aktif menyebabkan berkurangnya CO2 yang dapat diserap tanaman. Sehingga proses fotosintesis pada tanamn tidak sempurna. Akibatnya pertumbuhan akar tidak optimal. Soepardi (1983) menyatakan bahwa peran utama kalium adalah sebagai aktifitas bagi enzim. Adanya kalium yang tersedia dalam tanah menjamin ketegaran bagi tanaman, membuat tanaman tahan terhadap serangan berbagai penyakit dan merangsang pertumbuhan akar. Seterusnya Karama dkk (1983) menyatakan bahwa kalium merupakan unsure hara essensial yang di perlukan tanaman dalam jumlah banyak dan memegang peranan penting dalam proses metabolisme , sebagai aktifitas enzim mulai dari proses fotosintesis, tranlokasi assimilat 73
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
sampai pembentukan protein, pati dan sebagainya.
P < 0.05 ) terhadap panjang tanaman. Sedangkan perlakuan abu sabut kelapa dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata( P > 0.05 ) 2. Panjang Tanaman Rataan panjang tanaman sentro terhadap panjang tanaman . yang diperoleh dari hasil penelitian Perlakuan pupuk kandang hingga dapat dilihat pada tabel 2. Hasil level 22 ton/ha berpengaruh nyata( P analissis ragam menunjukan bahwa < 0.05 ) terhadap panjang tanaman. perlakuan pupuk kandang berpengaruh Hal ini di duga kandungan bahan nyata( organik yang terdapat dalam pu Tabel 2. Rataan Panjang Tanaman sentro pada berbagai perlakuan( cm ) Abu Sabut kelapa ( kg/ha) 0 321,95 643,90 Rataan
Pupuk Kandang ( ton/ ha ) 0 9,55 9,84 10,57 9,98 b
11 9,88 12,03 9,89 10,40 ab
Rataan 22 14,48 14,77 15,03 14,73
11,20 12,07 11,80
a Keterangan: Nilai rataan yang diikuti huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata( P < 0.05 ) puk kandang hingga level 22 ton/ha cukup untuk dikomposisi mikro organisme tanah sehingga dapat meningkatkan unsur hara tersedia untuk pertumbuhan tanaman termasuk panjang tanaman. Heirunsyah dan Sabran (1993) menyatakan bahan organik tanah memperbaiki sifat kimia tanah dengan kemampuan mengikat unsure hara tanah sebagai sumber energi bagi mikro organisme dalam proses mineralisasi tanah. Dari tabel 2 terlihat bahwa semakin tinggi pemberian pupuk kandang, maka semakin panjang tanaman sentro yang dihasilkan. Karena semakin tinggi pemberian pupuk kandang maka semakin tinggi unsur hara tersedia yang dapat diserap tanaman serta menciptakan konsistensi tanah yang lembab. Kondsisi tersebut mempermudah akar dalam menyerap unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, termasuk panjang tanaman. Gardner dkk (1991) bahwa unsure
74
hara dan air mempengaruhi pertumbuhan sell pada organ vegetatif tanaman. Perlakuan abu sabut kelapa yang tidak berpengaruh nyata ( P > 0.05 ) terhadap panjang tanaman sentro, diduga unsur hara kalium tersedia yang disuplai oleh akar ke bagian tajuk tanaman belum mampu mengaktifkan enzim secara optimal, sehingga berkurangnya khloropil pada daun yang mengakibatkan proses fotosintesis tidak sempurna. Keadaan ini pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan organ lainnya seperti batang yang akhirnya mempengaruhi terhadap panjang tanaman. Karama dkk (1992) bahwa jumlah kalium yang diserap tanaman tidak hanya ditentukan oleh faktor tanah tetapi ditentukan juga oleh faktor tanaman yang mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap kalium dari dalam tanah.
Farizaldi: Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Sentro (Centrosema pubescent) Pada Ultisol
3. Produksi Bahan Kering Hijauan Hasil pengamatan terhadap produksi bahan kering hijauan dapat dilihat pada tabel 3. Hasil analisis ragam menunjukan
bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata( P > 0.05 ) terhadap produksi bahan kering hijauan. Sedangkan perlakuan abu sabut kelapa ser
Tabel 3. Rataan Produksi bahan Kering Hijauan Sentro pada berbagai perlakuan( gr/rumpun ) Abu Sabut kelapa ( kg/ha) 0 321,95 643,90 Rataan
Pupuk Kandang ( ton/ ha ) 0 11,25 11,42 12,36 11,34 b
11 11,31 13,53 10,45 11,76 ab
Rataan 22 15,24 15,62 15,89 15,58
12,60 13,52 12,90
a Keterangan: Nilai rataan yang diikuti huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukan berbeda nyata( P < 0.05 ) ta interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata( P < 0.05 ) terhadap produksi bahan kering hijauan. Pupuk kandang yang berpengaruh nyata( P > 0.05 ) terhadap produksi bahan kering hijauan, di duga pemberian pupuk kandang mampu memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga memberikan respon yang baik pada akar maupun tajuk tanaman.Hardjowigeno ( 1992 ) bahwa pupuk organik selain dapat menambah hara, tetapi dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan kegiatan mikroorganisame tanah. Dengan meningkatnya kesuburan tanah maka akan membawa pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan bagian atas tanaman,konsekuensinya produksi bahan kering hijauan yang di hasilkan meningkat. Dari hasil uji jarak Duncan terlihat produksi bahan kering hijauan pada
perlakuan pupuk kandang 11 ton/ha tidak berbeda nyata( P < 0.05 ) dengan perlakuan pupuk kandang 0 ton/ha. Hal ini diduga pupuk kandang level 11 ton/ha belum bereaksi dengan sempurna, karena kandungan unsur haranya yang masih rendah. Nurhayati( 1986 ) pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara lebih rendah dari pupuk buatan, salain itu mempunyai sifat lambat reaksi, tidak mempunyai efek residu dan dapat memperbaiki struktur tanah serta menambah bahan organik tanah. Perlakuan abu sabut kelapa yang tidak berpengaruh nyata( P < 0.05 ) terhadap produksi bahan kering hijauan, diduga legume sentro tidak respon terhadap abu sabut kelapa yang kaya akan kalium. Bogdan( 1977 ) bahwa respon legume sentro terhadap pupuk K lebih rendah dari pupuk P. Selanjutnya Karama dkk( 1992 ) bahwa kalium yang diserap tanaman tidak hanya ditentukan oleh faktor tanah, tetapi juga ditentukan oleh tanaman yang mempengaruhi kemampuan tanaman mengambil kalium dari tanah. Faktor-faktor 75
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
tanaman tersebut anatara lain jenis dan varietas tanaman. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan yaitu pemberian pupuk kandang hingga level 22 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan legume sentro, seperti terlihat pada parameter berat kering akar, panjang tanaman dan produksi bahan kering hijauan. Sedangkan pemberian abu sabut kelapa dan interaksi kedua perlakuan tidak nya meningkatkan pertumbuhan legume sentro. DAFTAR PUSTAKA Bogdan, FLS.A.V. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants(Grasses and Legume) Longman Inc. Newyork. Buckman , H.O and N.C Brady . 1982. The Nature and Properties of Soils. Terjemahan Soegiman. Ilmu Tanah. PT. Bhatara Karya Aksara. Jakarta Gardner, P.R., R.B. Pearce dan R.L, Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. Terjemahan Herawati Susilo. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
76
Hairunsyah dan M. Sabran. 1993. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Fospat serta Efek Residunya Terhadap Jagung di Lahan Kering Berpasir. Bulletin Penelitian. Balai Penelitian Tanaman Pangan , Banjar Baru. Karama, A.S,. S. Adiningsih, M. Supartini, M. Soedirso, A. Kasno dan T. Prihatini. 1992. Peranan Puuk Kalium Dalam Peningkatan Produktivitas Lahan Pertanian di Indonesia . Prosiding Seminar Nasional Jakarta. Nurhajati. H, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.H. Diha, Go Ban Hong dan H.K. Bailey. 1986. DasarDasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Sabiham, S.G, Soepardi dan S. Djojosudarmo. 1983. Pupuk dan Pemupukan . Departemen ilmu Tanah Fakultas Pertanian Instititut Pertanian Bogor. Bogor. Soepardi, G, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Steel, R.G dan J.H, Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan Bambang Sumantri. PT. Gramedia. Jakarta.
Farizaldi: Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Sentro (Centrosema pubescent) Pada Ultisol
77