perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMP N 3 KEBUMEN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh: KHUSNUL HIKMAWATI R 1109017
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Khusnul Hikmawati. R 1109017. Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP N 3 Kebumen. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010. Remaja masih kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan terjamin kerahasiaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen. Rancangan penelitian ini adalah quasi experiment design, dengan model penelitian Non Equivalent Kontrol. Sampel yang digunakan sebanyak 90 siswa kelas VIII SMP N 3 Kebumen sebagai kelompok perlakuan dan kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji statistik t-test. Hasil pretes kelompok perlakuan dan kontrol sebagian besar responden berpengetahuan sedang sebanyak 29 responden (64,45%), sedangkan hasil postes kelompok perlakuan responden sebagian besar pengetahuannya baik yaitu 25 responden (55,55%) dan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berpengetahuan sedang sebanyak 26 responden (57,78%). Selisih nilai rata-rata nilai pretes pada kelompok kontrol (36,29) dan kelompok perlakuan (36,71) hampir sama yaitu 0,42, sedangkan selisih nilai rata-rata postes kelompok kontrol (36,64) dan kelompok perlakuan (37,91) mempunyai perbedaan yang lebih besar jika dibandingkan dengan saat pretes yaitu 1,27. Ada pengaruh positif pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen, yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Kata kunci : Layanan Informasi, Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi Remaja, Remaja.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP N 3 Kebumen”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. DR. AA Subijanto, dr. MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret 2. Hari Purnomo Sidik, dr, MMR., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. H. Tri Budi Wiryanto, dr., Sp. OG (K), selaku Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. S. Bambang Widjokongko, dr. PHK, M. Pd. Ked., selaku Sekretaris Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Moch. Arief Tq, dr, PHK, MS., selaku Ketua Tim KTI Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Mujahidatul M,S.Kep,Ns, selaku pembimbing utama karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan masukan dan bimbingannya. 7. Muthmainah,dr,M.Kes, selaku pembimbing pendamping karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan masukan dan bimbingannya. 8. Anik Lestari, dr, M.Kes, selaku penguji karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. 9. Drs. H. Robani Mb, M. Pd, selaku Kepala SMP N 3 Kebumen atas ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian; 10. Atika Hanung, selaku guru BK SMP N 3 Kebumen yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian karya tulis ilmiah ini. 11. Ayah dan bunda tercinta yang tidak kenal waktu memberikan sayang, semangat dan doa. 12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya sehingga jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan koreksi, saran, dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang. Wassalamualaikum Wr.Wb Surakarta, Juni 2010
commit to user v
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
“Atas syukurku kepada Illahi Rabbi, yang telah memiliki rencana, melaksanakan, dan mencukupi segala kebutuhanku selama ini. Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang Engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan” “Bapak dan ibuku tercinta.. ucapanmu adalah petuah, peringatanmu adalah cinta, harapanmu adalah doa..,terima kasih atas curahan cinta dan sayangmu..,engkau sosok yang tak tergantikan, kau sungguh mulia..” Adeku Nana ‘Teblo’, terima kasih telah memberikanku doa dan semangat..” “Yani dan Kiki, canda tawa kalian penghibur laraku..” “Sodaraku Yayan, Ai, Adit, Amah, Eli…terima kasih atas kebersamaan dan kebahagiaan yang tercipta, membuatku mengerti akan arti saling berbagi dan menerima..” “Mas Agung “Ho-Ho”, terima kasih telah menjadi batu pijakan yang kokoh dalam menggapai impianku, memberikanku kekuatan saat aku rapuh, memberikanku semangat dengan senyuman..” “Teman kosku “Gulon Angels” mita, atik, ovi.. terima kasih telah mendengar keluh kesahku, dan menjadikanku bagian dari hari-hari kalian..” “Teman-teman se-angkatanku, tanpa kalian ku tak mampu berdiri..terima kasih untuk kebersamaan yang tercipta ini.. Ini kan jadi kenangan yang tak terlupakan..”
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ABSTRAK .................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... PERSEMBAHAN......................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
i ii iii iv v vi vii ix x xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................................. C. Tujuan Penelitian ............................................................................... D. Manfaat Penelitian .............................................................................
1 1 4 4 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 1. Layanan informasi........................................................................ 2. Pengetahuan ................................................................................. 3. Kesehatan Reproduksi Remaja .................................................... 4. Remaja ......................................................................................... 5. Layanan Informasi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ...... B. Kerangka Konsep ............................................................................... C. Hipotesis.............................................................................................
6 6 6 8 12 27 28 29 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. A. Desain Penelitian................................................................................ B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ C. Populasi Penelitian ............................................................................. D. Sampel dan Teknik Sampling ............................................................ E. Estimasi Besar Sampel ....................................................................... F. Kriteria Restriksi ................................................................................ G. Pengalokasian Subyek ........................................................................ H. Definisi Operasional........................................................................... I. Intervensi dan Instrumentasi .............................................................. J. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. K. Jalannya Penelitian ............................................................................. L. Pengolahan dan Analisis Data............................................................
30 30 31 31 31 32 33 33 33 34 36 38 39
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. B. Analisis Univariate ............................................................................. 1. Karakteristik Responden ............................................................. 2. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi .......... C. Analisis Bivariate ...............................................................................
42 42 42 42 44 45
BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. A. Karakteristik Responden .................................................................... B. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi ................. C. Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ....................
46 46 48
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran ...................................................................................................
51 51 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user viii
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
: Karakteristik Seks Primer dan Seks Sekunder Remaja ................. : Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Perempuan ....................... : Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Laki-laki .......................... : Perubahan Emosi Pada Remaja ..................................................... : Alat Reproduksi dan Fungsinya Pada Perempuan......................... : Alat Reproduksi dan Fungsinya Pada Laki-Laki........................... : Kisi-Kisi Soal Untuk Mengukur Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi ..................................................... : Distribusi Usia Responden ............................................................ : Distribusi Akses Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ..................................................... : Distribusi Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi .................... : Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Kelompok Perlakuan............................................................. : Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Kelompok Kontrol ................................................................ : Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Kelompok Perlakuan Dan Kontrol ............................
commit to user ix
14 14 15 15 19 20 35 42 43 43 44 44 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6
: Proses Mimpi Basah ................................................................... : Alat Reproduksi Perempuan ...................................................... : Alat Reproduksi Laki-Laki ........................................................ : Kerangka Konsep ....................................................................... : Rancangan Penelitian ................................................................. : Kerangka Kerja Penelitian ........................................................
commit to user x
17 18 18 29 30 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19
: Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Usulan Judul Karya Tulis Ilmiah : Surat Permohonan Ijin Penelitian : Sertifikat Akreditasi SMP N 3 Kebumen : Surat Ijin Uji Coba Validitas Kuesioner : Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data : Permohonan Menjadi Responden : Informed Consent : Kuesioner Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja : Jawaban Kuesioner : Foto Jalannya Penelitian : Satuan Acara Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) : Materi Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) : Hasil Validitas : Hasil Reliabilitas : Data Penelitian : Hasil Pretes : Hasil Postes : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dimana mempunyai banyak life events yang terjadi untuk menentukan kehidupan masa dewasa dan kualitas generasi hidup berikutnya, sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis. Pada tahun 2007 jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk Indonesia (BKKBN, 2007). Jumlah ini relatif cukup besar, karena mereka akan menjadi generasi penerus yang akan menggantikan di masa yang akan datang. Keadaan kesehatan mereka saat ini akan sangat menentukan kesehatan mereka di saat dewasa. Kebutuhan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia (Triswan, 2000). Hak reproduksi remaja yang mendapat pengekangan berarti pengekangan terhadap hak asasi manusia. Remaja seharusnya telah memahami hak reproduksi yang mereka miliki, sehingga remaja mengetahui tentang kewajiban yang berkaitan dengan hak reproduksinya (BKKBN, 2004). Pengetahuan kesehatan reproduksi perlu diketahui remaja agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Pemberian informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Permasalahan remaja yang ada saat ini adalah kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (BKKBN, 2007). Dari survei yang dilakukan Youth Center Pilar PKBI Jawa Tengah 2004 di Semarang mengungkapkan
bahwa
dengan
pertanyaan-pertanyaan
tentang
proses
terjadinya bayi, Keluarga Berencana, cara-cara pencegahan HIV/AIDS, anemia, cara-cara merawat organ reproduksi, dan pengetahuan fungsi organ reproduksi, diperoleh informasi bahwa 43,22 % pengetahuannya rendah, 37,28 % pengetahuan cukup sedangkan 19,50 % pengetahuan memadai (Husni, 2005). Pengetahuan yang kurang tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja Indonesia dikarenakan penyampaian informasi mengenai hal itu masih dianggap tabu. Selain itu belum ada kurikulum kesehatan reproduksi dan pelayanan yang ramah terhadap remaja. Kenyataan pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang telah dituangkan dalam kurikulum nasional tersebut belum sepenuhnya dapat berjalan dalam proses belajar-mengajar. Hal tersebut juga disebabkan karena ketidaksiapan tenaga pendidik, terbatasnya bahan pelajaran bagi guru, masih dianggap tabu dan banyaknya hambatan kultural (Jameela, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Setyo Mahanani Nugroho yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di Desa Nangsri Kebakkramat Karanganyar tahun 2009 menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
formal terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Desa Nangsri Kebakkramat Karanganyar. Semakin tinggi pendidikan formal remaja maka semakin baik pula pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan cara cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling dan analisa data menggunakan spearman rank. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu tempat dan waktu penelitian, menggunakan rancangan penelitian quasi experiment dengan model Non Equivalent Control, teknik sampelnya adalah cluster random sampling, dan analisa data menggunakan uji t-test. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 3 Kebumen didapatkan hasil wawancara dengan beberapa siswa bahwa untuk pelajaran kesehatan reproduksi belum diajarkan di kelas VII, VIII maupun kelas IX, yang diajarkan hanya sebatas hormon dan organ reproduksi saja, sehingga siswa belum tahu tentang kesehatan reproduksi dan permasalahannya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan guru BK yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran siswa belum mendapatkan materi tentang kesehatan reproduksi secara lengkap dan menyeluruh pada remaja, karena dalam pelajaran BK hanya sebatas memotivasi siswa dalam hal belajar. Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada seluruh segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang kemudian mampu memberikan pilihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP N 3 Kebumen”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan “Adakah pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan
kesehatan
reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen. 2. Tujuan khusus Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk : a) Mengetahui pengetahuan kesehatan reproduksi siswa SMP N 3 Kebumen pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. b) Mengetahui adakah perbedaan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi siswa SMP N 3 Kebumen pada kelompok perlakuan dan kontrol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a) Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah referensi kesehatan reproduksi remaja dan membuktikan bahwa pemberian layanan informasi dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja. b) Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan penerapan teori metodologi penelitian dan biostatistik yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. 2. Manfaat praktis a) Profesi Sebagai bahan masukan bagi profesi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi khususnya bagi remaja. b) SMP N 3 Kebumen Sebagai bahan masukan dan informasi untuk meningkatkan proses belajar mengajar kepada siswa dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. c) Masyarakat Sebagai bahan masukan dan informasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Layanan Informasi a. Pengertian layanan informasi Nurihsan dan Sudianto (2005) menyatakan bahwa layanan informasi adalah layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada peserta didik. Tujuan layanan ini agar peserta memiliki informasi yang memadai, baik informasi tentang dirinya maupun informasi tentang lingkungannya. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat. b. Latar belakang perlunya layanan informasi Layanan informasi memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Ada tiga alasan perlunya layanan informasi (Prayitno dan Amti, 2004) yaitu: 1) Membekali
individu
dengan
berbagai
pengetahuan.
Layanan
informasi berusaha merangsang individu untuk hajat hidup dan perkembangannya. 2) Memungkinkan individu tersebut dapat menentukan arah hidupnya sebab dengan berdasarkan informasi tersebut individu diharapkan
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
dapat membuat rencana dan keputusan tentang masa depannya dan bertanggungjawab terhadap rencana dan kepurtusn yang dibuatnya. 3) Setiap individu adalah unik, dengan keunikannya ini akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek kepribadian masing-masing. Dengan ketiga alasan ini, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya, terlebih pada era informasi saat ini. c. Metode layanan informasi di sekolah Menurut Prayitno dan Amti (2004) metode layanan informasi disekolah dapat dilaksanakan dalam bentuk : 1) Ceramah Ceramah merupakan metode layanan informasi yang paling sederhana, mudah dan murah dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh semua petugas bimbingan di sekolah. Disamping itu, teknik ini juga tidak memerlukan prosedur dan biaya yang banyak. Penyajian informasi dapat dilakukan oleh pihak sekolah sendiri maupun mendatangkan narasumber. 2) Diskusi Penyampaian dengan cara ini dapat diorganisasi baik oleh siswa sendiri maupun oleh guru ataupun konselor. 3) Karyawisata Metode ini dapat membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
perkembangan mereka. Selain itu, metode ini memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikapsikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat. 4) Buku panduan 5) Konferensi karier dan sebagainya
2. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu dan adanya stimulus. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman, penglihatan, pendengaran, perasaan, dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tahu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) berarti mengerti sesudah melihat, menyaksikan, mengalami, sedangkan pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan adalah perihal tahu, kepandaian , kebijaksanaan (Amin, 2004). b. Macam pengetahuan Ada dua macam pengetahuan (Poedjawijatna, 2004) yaitu : 1) Pengetahuan khusus, yang mengenai yang satu saja 2) Pengetahuan umum, yang berlaku bagi seluruh macam dan masing-masing dalam macamnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Baik pengetahuan khusus maupun umum, keduanya menjadi milik manusia berlandaskan pengalaman, baik pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain. c. Tingkatan pengetahuan Pengetahuan dalam ranah kognitif mempunyi enam tingkatan menurut teori Bloom (cit Notoatmodjo, 2003), yaitu: 1) Tahu (Know) Artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
mengintepretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Yaitu menggunakan apa yang dipelajari dalam situasi baru. 4) Analisis (Analysis) Yaitu menguraikan suatu keseluruhan dalam bagian-bagian untuk melihat hakikat serta hubungan antara bagian-bagian itu. 5) Sintesis (Syntesis) Yaitu menggabungkan bagian-bagian dan secara kreatif membentuk sesuatu yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang sudah ada atau ditentukan sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Pendidikan Tingkat pendidikan remaja mempengaruhi bagaimana seorang remaja itu menyikapi keadaan dirinya, termasuk dalam menghadapi perubahan
kondisi
tubuhnya
memasuki
masa
kematangan
reproduksi. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut (Notoatmodjo, 2007b). 2) Pengalaman Pengalaman ini merupakan sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal (Notoatmodjo, 2007b). Hal ini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin luas pengalamannya dan semakin tua seseorang maka semakin banyak pengalamannya (Wijayanti, 2006). 3) Informasi Seseorang dengan sumber informasi yang banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2007b). 4) Lingkungan budaya Sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi-informasi yang akan disaring, apakah sesuai atau tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
dengan budaya yang ada dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007b). 5) Sosial ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup berbeda-beda. Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan
biaya
untuk
menempuh
pendidikan,
sehingga
pengetahuannya pun rendah. Sebaliknya bila ekonominya baik tingkat pendidikan tinggi, tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007). e. Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan yaitu adanya atau kurangnya informasi kognitif tentang hal yang spesifik (khusus) yang dipengaruhi oleh faktor (Santosa, 2002) : 1) Kurang paparan 2) Mudah lupa 3) Misinterpretasi informasi 4) Keterbatasan kognitif 5) Kurang interes dalam belajar 6) Tidak mengenal (familiar) dengan sumber informasi f. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
subjek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang diukur (Notoatmojo, 2003). Skor yang didapat dari kuesioner kemudian diklasifikasikan menjadi (Nursalam, 2003) : Baik
: jika hasil jawaban kuesioner 76-100% benar
Cukup
: jika hasil jawaban kuesioner 56-75% benar
Kurang
: jika hasil jawaban kuesioner < 56% benar
3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) a. Pengertian Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali, produksi artinya menghasilkan. Jadi reproduksi berarti suatu proses melanjutkan keturunan pada manusia demi kelestarian hidup manusia (BKKBN, 2007). Reproduksi
menurut
Ramali
(2003)
sama
artinya
dengan
perkembangbiakan. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh yang mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah (Depkes RI dan WHO, 2003). Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural(BKKBN, 2001). b. Pubertas Masa pubertas adalah masa dimana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh yaitu dari anak menjadi dewasa. Pubertas merupakan periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya, ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder (BKKBN, 2005). Seks primer ialah perubahan-perubahan organ seksual yang semakin matang sehingga dapat berfungsi untuk melakukan proses reproduksi, dimana seorang individu dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dan dapat memperoleh keturunan anak. Pada remaja laki-laki mengalami mimpi basah dan menegangnya alat-alat kelamin pada saat-saat tertentu, sedangkan pada perempuan adalah terjadinya menstruasi (BKKBN, 2005). Seks sekunder perubahan tanda-tanda identitas seks seseorang yang diketahui melalui penampakan postur fisik akibat kematangan seks primer (BKKBN, 2005). 1) Perubahan hormonal remaja Perubahan hormonal merupakan awal dari masa pubertas remaja yang terjadi sekitar usia 11-12 tahun. Perubahan ini erat hubungannya dengan perubahan didalam otak yakni hypotalamus,suatu bagian organ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
otak yang bertugas untuk mengkoordinasi atau mengatur fungsi-fungsi seluruh sistem jaringan organ tubuh (BKKBN, 2005). Tabel 1. Karakteristik seks primer dan seks sekunder remaja Karakteristik seksual Seks primer
Laki-laki -
Testis Kelenjar prostat Penis Seks sekunder Jakun(jawa:kalamenjing) Bentuk tubuh segitiga bidang (atletis) - Suara nge-bass (besar) - Kumis, jenggot, jambang, bulu dada - Rambut kemaluan Sumber : Dariyo. 2002
Perempuan -
Vagina Ovarium Uterus Kulit halus (licin) Bentuk tubuh seperti gitar Suara melengking tinggi Rambut kemaluan
2) Perubahan fisik pada remaja Perubahan fisik remaja yaitu terjadinya perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks sekunder maupun primer, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual. Hormon seks pada remaja laki-laki dikenal dengan hormon androgen (testosteron), sedangkan pada perempuan disebut hormon estrogen (Dariyo, 2002). Karakteristik perubahan fisik dan emosi remaja tercantum dalam tabel dibawah ini: Tabel 2. Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Perempuan Karakteristik remaja perempuan Pertumbuhan payudara Pertumbuhan rambut kemaluan Pertumbuhan badan/tubuh Bulu ketiak Tumbuhnya bulu ketiak Sumber : Dariyo. 2002
Usia (tahun) 7-13 7-14 9.5 – 14.5 1-2 tahun setelah tumbuhnya pubic hair Sejak tumbuhnya bulu ketiak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Tabel 3. Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Laki-laki Karakteristik remaja laki-laki Usia (tahun) Pertumbuhan testes, scrotal sac 10-13,5 Pertumbuhan rambut kemaluan 10-15 (pubic hair) Pertumbuhan badan / tubuh 10,5 – 16 Pertumbuhan penis, kelenjar 11-14,5 prostat (prostat gland), seminal vesicles Tumbuh rambut wajah dan Kira-kira 2 tahun setelah nampak ketiak rambut kemaluan Tumbuhnya bulu ketiak Sejak tumbuhnya rambut wajah Sumber : Dariyo. 2002
3) Perubahan emosi Tabel 4. Perubahan emosi pada remaja Perubahan emosi Laki-laki Perempuan a. Timbul perhatian pada lawan a. Menjadi lebih sensitif jenis b. Ingin diperhatikan b. Ingin diakui kedewasaannya/ c. Timbul perhatian pada lawan kelaki-lakiannya jenis d. Suka bercermin di depan kaca Sumber : BKKBN. 2005. 4) Menstruasi Menstruasi adalah keluarnya darah dari kemaluan perempuan setiap bulan akibat gugurnya dinding rahim karena sel telur tidak dibuahi. Darah yang keluar ini dari perempuan yang sehat, bukan akibat melahirkan, istihadhah atau perdarahan (BKKBN, 2007). Menstruasi pertama kali dialami remaja perempuan disebut menarche. Munculnya menstruasi berarti perempuan sudah bisa hamil apabila melakukan hubungan seksual (BKKBN, 2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Siklus menstruasi (jarak dari pertama haid terakhir ke hari pertama haid berikutnya) berkisar antara 20-35 hari, rata-rata 28 hari. Menstruasi terjadi setiap bulan, dengan pola siklus berlainan pada setiap perempuan. Saat terjadi kehamilan, perempuan tidak mengalami menstruasi. Siklus menstruasi penting diketahui untuk menentukan kapan masa subur. Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada masa subur, yaitu sekitar 11-17 hari setelah hari pertama menstruasi (BKKBN, 2007). Beberapa masalah yang terkait dengan menstruasi antara lain : rasa nyeri/sakit seperti diremas-remas dirongga perut, kejang perut, bahkan sampai tak sadarkan diri, muntah – muntah dan sakit kepala (BKKBN, 2007). Sindrome pra menstruasi adalah kumpulan gejala sebelum menstruasi. Pada saat menjelang haid, perempuan sering mengalami gejala gangguan seperti : lekas marah, sakit kepala, rasa kembung, letih, pembengkakan payudara, mulas, punggung terasa pegal dll. Gejala ini muncul karena gangguan emosional sebagai akibat banyaknya cairan tubuh yang naik ke otak sehingga mempengaruhi fungsi syaraf yang mengatur perasaan. Gejala ini dapat diminimalisir apabila perempuan dapat menyadari dan menerima kenyataan bahwa tubuhnya saat itu sedang mengalami perubahan (BKKBN, 2007). 5) Mimpi basah Mimpi basah merupakan salah satu cara tubuh laki-laki mengeluarkan sperma (ejakulasi), terjadi karena sperma terus menerus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
diproduksi dan perlu dikeluarkan. Sperma yang diproduksi akan dikeluarkan dari testis melalui saluran/vas deferens kemudian berada dalam cairan mani yang ada di vesicula seminalis. Sperma disimpan dalam kantung mani, jika penuh akan secara otomatis keluar. Mimpi basah umumnya terjadi secara periodik, berkisar setiap 2-3 minggu (BKKBN, 2007). Testis memproduksi sperma setiap hari
Sperma ditampung
Saat penuh terjadi ejakulasi
Tidak sadar (mimpi basah)
Sengaja (masturbasi)
Gambar 1. Proses mimpi basah (BKKBN, 2007) c. Sistem reproduksi Alat reproduksi adalah alat-alat atau organ-organ dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk proses reproduksi atau “berkembangbiak” (Akbidyo, 2007). Bentuk alat reproduksi pada perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan, namun alat reproduksi mereka sama-sama berfungsi pada saat mereka memasuki masa usia subur (Dariyo, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Gambar 2. Alat reproduksi perempuan (BKKBN, 2007)
Gambar 3. Alat reproduksi laki-laki (BKKBN, 2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Tabel 5. Alat reproduksi dan fungsinya pada perempuan Alat reproduksi Fungsi/Keterangan Bagian luar: (a) Bibir besar (labia mayora) (b) Bibir kecil (labia Berupa benjolan daging kecil yang paling minora) peka dari seluruh alat kelamin perempuan (c) Klentit (Klitoris) yang banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Terletak antara lubang kencing dan anus (d) Liang senggama (dubur) (Introitus vaginae) Bagian dalam : (a) Liang Alat untuk berhubungan seksual, jalan senggama/kemaluan keluarnya bayi saat melahirkan dan keluarnya (vagina) darah saat haid (b) Mulut rahim (cervix) Bawah rahim bagian luar yang ditetapkan sebagai batas penis masuk ke vagina. Membuka pada saat melahirkan sehingga bayi (c) Rahim (uterus) dapat keluar. Tempat berkembangnya janin. Dinding rahim yang menebal dan berisi pembuluh darah (d) Saluran telur (Tuba akan keluar sebagai mestruasi Fallopi) Tempat berjalannya sel teur setelah keluar dari ovarium(ovulasi) dan tempat pembuahan (e) Indung Telur (Ovarium) (konsepsi) Menghasilkan sel telur dan hormon (estrogen, progesteron) Sumber : BKKBN. 2005.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Tabel 6. Alat reproduksi dan fungsinya pada laki-laki Alat Reproduksi Fungsi / Keterangan Bagian luar: (a) Zakar (penis) Alat senggama dan saluran untuk keluarnya air sperma dan air seni. Pada keadaan biasa ukuran penis kecil, ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompakan ke penis sehingga berubah menjadi tegang dan besar (b) Kantong zakar (ereksi). (skrotum) Tempat bergantungnya testis Bagian dalam : (a) Buah zakar (testis), Memproduksi hormon kelamin laki-laki jumlahnya sepasang (testosteron) (b) Epididimis Saluran yang lebih besar daripada vas (c) Vas deferens (saluran deferens mani) Saluran untuk menyalurkan sperma dari testis menuju ke vesikula seminalis, dengan (d) Vesicular seminalis panjang + 4,5 cm dan diameter + 2,5 mm Menghasilkan dan menampung air mani (saluran kantung air sebagai media pengantar sperma mani) Menghasilkan cairan mani (semen), tempat (e) Kelenjar prostat hidupnya sperma (f) Uretra (saluran kencing) Saluran untuk mengeluarkan air seni dan air mani Sumber : BKKBN. 2005.
d. Perawatan organ reproduksi Perawatan alat reproduksi adalah perilaku seseorang yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesehatan dengan cara menjaga kebersihan alat reproduksi yang diawali dengan menjaga kebersihan secara umum. Beberapa cara merawat alat reproduksi menurut Moeliono (2003) : 1) Perawatan alat reproduksi perempuan antara lain dengan : a) Selama haid menggunakan pembalut perempuan untuk menampung darah haid b) Mengganti pembalut empat jam sekali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
c) Setiap kali buang air, siram (basuh) alat kelamin dengan air bersih atau pengganti air (tissue) d) Setelah buang air besar, bersihkan alat kelamin dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin. e) Jangan sering menggunakan cairan antiseptik / cairan pembunuh kuman untuk mencuci alat kelamin, khususnya vagina karena akan mematikan miroorganisme yang secara alami dapat melindungi vagina. f) Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat g) Mengganti celana dalam dua kali sehari h) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat. 2) Perawatan alat reproduksi laki-laki antara lain dengan : a) Mandi secara teratur dua kali sehari b) Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam yang menyerap keringat c) Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air besar maupun kecil d) Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis e) Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik ke belakang agar bagian dalam penis dapat dicuci setiap kali mandi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
f) Tidak menggunakan celana dalam ketat. Celana yang ketat dapat mengganggu stabilitas suhu testis di dalam zakar. e. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi Secara umum terdapat empat faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yakni (Notoatmodjo, 2007a) : 1) Faktor sosial ekonomi, dan demografi Faktor ini berhubungan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil. 2) Faktor budaya dan lingkungan Antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rejeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi. 3) Faktor psikologis Keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya perempuan, di mata laki-laki yang membeli kebebasan dengan materi. 4) Faktor Biologis Antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
f. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja memunculkan berbagai masalah pada remaja, diantaranya adalah : 1) Hubungan seksual bebas dan tidak aman a) Kehamilan tidak diinginkan (KTD) Adalah kehamilan yang tidak diharapkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi. Penyebab KTD pada remaja ini karena ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan atau akibat pemerkosaan, diantaranya oleh teman kencannya (date rape). Akibat KTD ini remaja dapat mengalami perdarahan, kehamilan bermasalah, tidak percaya diri, malu, stres, drop out sekolah, dikucilkan masyarakat, aborsi, kematian dll (BKKBN, 2005). b) Aborsi Adalah proses pengeluaran embrio sebelum usia kehamilan 7 bulan baik spontan (keguguran yang terjadi secara alamiah atau tidak sengaja) dan aborsi buatan (usaha pengguguran yang disengaja). Beberapa alasan remaja yang terlanjur hamil memilih aborsi diantaranya: ingin melanjutkan sekolah atau kuliah, takut dimarahi orang tua, belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan punya anak, malu pada lingkungan bila ketahuan hamil sebelum nikah, tidak mencintai pacar yang menghamili, tidak tahu status anak nantinya karena perkosaan (BKKBN, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2) Infeksi Menular Seksual (IMS) Adalah infeksi yang menyerang organ kelamin seseorang dan sebagian ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. IMS dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Penularannya melalui hubungan seks bebas yang tidak aman yaitu berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks dengan pengidap IMS serta transfusi darah tanpa skrining. Jenis-jenis IMS antara lain : sifilis, gonorhoe, herpes genitalis, klamidia, dll (Notoatmodjo, 2007a). 3) Narkoba Narkoba merupakan obat-obatan yang mempunyai efek tertentu sehingga berbahaya bila dikonsumsi secara sembarangan dan berlebihan. Jenisjenis
narkoba
antara
lain
:ganja,
heroin/putaw,
kokain/crack,
MDMA/estacy, shabu-shabu dan ampethamin (BKKBN, 2005). Akibat penyalahgunaan narkoba yaitu : a) fisik lemah dan kekurangan gizi, b) gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi, c) terkena eksim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis, d) impotensi atau keinginan seksual yang berlebihan maupun perilaku seksual yang menyimpang sehingga mengganggu keharmonisan keluarga, e) kematian karena kerusakan organ tubuh (BKKBN, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Upaya penanggulangan agar tidak terjerumus dalam bahaya narkoba : a) Memilih kegiatan yang positif yang dapat menyalurkan hobi, lebih berprestasi dan lebih mandiri. b) Hindari kelompok teman yang menggunakan narkoba c) Belajar mengatakan tidak terhadap tawaran teman yang menyuruh mencoba narkoba d) Dapatkan informasi lengkap tentang bahaya narkoba dari majalah, koran agar tidak berusaha mencoba. Sanksi hukum untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU RI No 22 tahun 1997 tentang narkotika dan UU RI No 5 tahun 1997 tentang psikotropika (BKKBN, 2005). 4) Human Immuno Virus (HIV) / Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Virus ini hidup dalam sel limfosit T Helper (suatu sel yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh manusia, berkembangbiak dan memecah sel). Proses ini berjalan berulang-ulang dan terus menerus sehingga jumlah sel limfosit Helper menjadi sangat berkurang (BKKBN, 2005). AIDS adalah kumpulan beberapa gejala penyakit sebagai akibat menurunnya sistem dan fungsi kekebalan tubuh oleh virus HIV. Virus ini dapat ditemukan di dalam darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu (sedikit) (BKKBN, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Cara penularan virus antara lain : a) hubungan seksual, b) transfusi darah, c) jarum suntik (khusus pada penyalahgunaan narkoba/napza), alat tindik, alat tatto, pisau cukur, sikat gigi dsb, d) transplacenta yaitu melalui plasenta ibu kepada janin yang dikandungnya. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi masuknya infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis. Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya (Glasier, 2005). Tanda mayor pada penderita HIV/AIDS seperti : a) turunnya berat badan 10% atau lebih dalam waktu 1 bulan, b) diare kronis lebih dari 1 bulan, c) demam berulang atau terus menerus lebih dari 1 bulan. Sedangkan tanda minornya antara lain : a) batuk menetap lebih dari 1 bulan, b) dermatitis pruritik umum (infeksi kulit atau eksim yang merata), c) herpes zoster (dompo) yang berulang, d) candidiasis oropharing (jamur dimulut dan tenggorokan disertai sariawan), e) infeksi herpes simplek kronik progresif dan menyebar, f) limfadenopati umum (pembesaran kelenjar getah bening yang merata). Apabila ditemukan 2 tanda mayor ditambah 1 tanda minor sudah dapat menegakkan diagnosa AIDS. Dan penyakit tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan kematian penderitanya (BKKBN, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Sampai saat ini belum ditemukan obat pembunuh virus HIV, sehingga dikatakan bahwa HIV/AIDS belum dapat disembuhkan. Saat ini hanya ada obat penghambat perkembangbiakan virus HIV yang disebut obat anti retroviral (ARV) diantaranya : Stavudine, AZT, Ribavirin dsb. Masih dalam penelitian untuk vaksin AIDS atau AIDS Vax (BKKBN, 2005).
4. Remaja Remaja menurut WHO yaitu merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi mandiri (Notoatmodjo, 2007a). Masa remaja, usia diantara masa kanak-kanak dan dewasa yang secara biologis yaitu umur 10 – 19 tahun. Peristiwa yang penting yang terjadi pada masa ini adalah terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki dan haid pertama kali pada perempuan, yang biasanya terjadi umur 10-16 tahun (Llewellyn, 2005) Walaupun setiap tahap pada kehidupan remaja mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan (Soetjiningsih, 2004). Merupakan usia paling sehat karena sedikitnya penyakit yang dialami kelompok usia ini, tetapi memiliki risiko kesehatan paling tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil di luar nikah, kebiasaan makan,dan perilaku hidup sehat yang buruk (BKKBN, 2005). Menurut Soetjiningsih (2004), berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melalui tahap yaitu : a) Masa remaja awal/dini (Early adolescence) : umur 11-13 tahun b)
M asa remaja pertengahan (Middle adolescence) : umur 14-16 tahun
c) Masa remaja lanjut (Late adolescence) : umur 17-20 tahun.
5. Layanan Informasi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja masih kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan terjamin kerahasiaannya. Persepsi remaja terhadap sikap tidak senang yang ditunjukkan oleh pihak petugas kesehatan, semakin membatasi akses pelayanan, meskipun pelayanan itu ada. Di samping itu, terdapat hambatan bersifat resmi yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan informasi kepada kelompok remaja yaitu banyak remaja yang kurang atau tidak memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya maupun dengan orang dewasa lainnya (Outlook, 2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
B. Kerangka Konsep Pemberian layanan informasi KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja)
Pengetahuan KRR (kesehatan reproduksi remaja)
1) 2) 3) 4)
Pendidikan Pengalaman Lingkungan budaya Sosial ekonomi
Gambar 4. Kerangka Konsep
Keterangan: : diteliti : tidak diteliti
Pengetahuan remaja
Faktor internal : 1) Usia 2) Tingkat pendidikan 3) Pengalaman pribadi 4) Pekerjaan Faktor eksternal : 1) Lingkungan 2) Informasi
: mempengaruhi
C. Hipotesis Ada pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini adalah rancangan eksperimen semu (quasi experiment design) karena syarat-syarat sebagai penelitian eksperimen murni tidak cukup memadai. Model dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control. Rancangan ini membagi subyek dalam dua kelompok. Satu kelompok sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa layanan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan satu kelompok lagi
sebagai
kelompok
kontrol
yang
tanpa
diberi
perlakuan
(Notoadmodjo,2002). Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut : R:
O1
P:
O2
X
O3 O4
Gambar 5. Rancangan Penelitian (Notoadmodjo, 2002) Keterangan : R
: kelompok perlakuan
P
: kelompok kontrol
01 : pengamatan awal pada kelompok perlakuan 02 : pengamatan awal pada kelompok kontrol 03 : pengamatan setelah intervensi pada kelompok perlakuan 04 : pengamatan setelah tidak diberi intervensi pada kelompok kontrol X
: pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP N 3 Kebumen pada siswa kelas VIII B, C, D dan H pada hari Minggu, 21 Maret 2010, yang sebelumnya dilakukan validasi dan reliabilitas pada hari Sabtu, 6 Maret 2010 di SMP N 1 Kebumen.
C. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). 1. Populasi target Populasi target adalah populasi yang memenuhi sampling kriteria dan menjadi
sasaran
akhir
penelitian
dan
masih
bersifat
umum
(Nursalam,2003). Pada penelitian ini populasi targetnya adalah siswasiswi SMP N 3 Kebumen. 2. Populasi aktual Populasi aktual adalah populasi yang memenuhi kriteria dalam penelitian dan
biasanya
dapat
dijangkau
oleh
peneliti
dari
kelompoknya
(Nursalam,2003). Adapun populasi aktual dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP N 3 Kebumen.
D. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian dengan syarat sampel harus representatif (mewakili populasi yang ada) dan jumlahnya harus cukup banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
(Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP N 3 Kebumen yang memenuhi kriteria inklusi. 2. Teknik sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster random sampling dimana pengelompokan didasarkan pada pembagian kelas. Dari delapan kelas yang telah diacak, kemudian diacak lagi untuk mendapatkan empat kelas yang dijadikan sampel. Adapun kelas yang terpilih adalah kelas B, C, D dan H sebanyak 90 siswa.
E. Estimasi Besar Sampel Apabila populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, maka rumusan estimasi besar sampel yang digunakan (Notoadmodjo, 2002) :
Keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan 10% (0,1) Perhitungan estimasi besar sampel :
= 89,3 Jadi estimasi besar sampel yang diambil adalah sebesar 90 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
F. Kriteria restriksi 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah: a. Siswa-siswi kelas VIII SMP N 3 Kebumen b. Bersedia dijadikan responden atau bersedia diteliti c. Hadir pada saat pengambilan data 2. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam, 2003). Adapun kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah bila siswa-siswi tersebut tidak mengikuti seluruh rangkaian kegiatan penelitian (pretes, layanan informasi dan post test).
G. Pengalokasian Subyek Cara pengelompokan subyek yaitu membagi sampel menjadi dua kelompok secara random yaitu sebagai kelompok perlakuan (kelas VIII B dan VIII C) dan kelompok kontrol (kelas VIII D dan VIII H).
H. Definisi operasional 1. Layanan informasi kesehatan reproduksi remaja adalah memberikan layanan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dengan metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
ceramah tanya jawab dengan durasi waktu 45 menit. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal. 2. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah bagaimana hasil tahu dan paham yang diperoleh dari pengetahuan dan penginderaan yang diketahui remaja tentang kesehatan reproduksi. Data tentang pengetahuan diperoleh dengan pembuatan kuesioner yang dibagikan kepada responden sebelum dan sesudah pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja langsung pada hari yang sama. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala interval.
I. Intervensi dan instrumentasi 1. Intervensi Intervensi dalam penelitian ini berupa pemberian layanan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja. Adapun teknik pengumpulan datanya sebagai berikut : Siswa kelas VIII SMP N 3 Kebumen
Kelompok perlakuan
Kelompok kontrol
Diukur pengetahuan kesehatan reproduksi (pretes)
Diukur pengetahuan kesehatan reproduksi (pretes)
Diberi layanan informasi KRR
Tidak diberi layanan informasi KRR
Diukur pengetahuan kesehatan reproduksi (post test)
Diukur pengetahuan kesehatan reproduksi (post test)
Gambar 6. Kerangka kerja penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2. Instrumentasi a. Alat penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat oleh penulis sendiri yang mengacu pada referensi baik dari buku ataupun dari internet. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi berbentuk kuesioner tertutup yaitu Dichotomos Choice yaitu dalam pertanyaan disediakan 2 jawaban (benar atau salah) dan responden hanya memilih satu diantara jawaban tersebut (Notoatmodjo, 2005). Tabel 7. Kisi-kisi soal untuk mengukur pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi Nomor soal Komponen obyek Jumlah pengetahuan Positif Negatif Pengertian kesehatan reproduksi Pubertas
1,3
2
3
5,7,8,9,12,13,17,21
16
Sistem reproduksi Permasalahan kesehatan reproduksi remaja Jumlah soal
19,24 27,28,31,32,34,45, 36,37,38,40,42,43, 44,45,46,47,50 29
4,6,10,11,14,15,16, 22 18,20,23,25,26 29,30,33,39,41,48,4 9 21
50
7 24
Cara pengisian kuesioner dengan memberikan tanda (¥) pada pernyataan yang dianggap benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Skoring yang digunakan 1) Untuk pernyataan positif : Nilai 1 : untuk jawaban benar Nilai 0 : untuk jawaban salah 2) Untuk pertanyaan negatif : Nilai 0 : untuk jawaban benar Nilai 1 : untuk jawaban salah b. Cara pengambilan data Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
J. Uji Validitas dan Reliabilitas Agar diperoleh data yang valid dan reliabel maka kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebab belum ada kuesioner bakunya. 1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2005). Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Validitas instrumen yang telah dibuat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2005) sebagai berikut :
= Keterangan : r = nilai korelasi product moment X = skor masing-masing responden Y = skor total N = jumlah subyek XY = skor pertanyaan dikalikan skor total Pengujian validitas ini melalui software program komputer SPSS for Windows. Dari uji validitas tersebut, item soal dikatakan valid apabila hasil r hitung > r tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Item soal yang tidak valid dihapus (Notoatmodjo, 2007). 2. Uji reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan instrument yang sama (Notoatmodjo, 2002). Dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :
r 11 keterangan : r11 : reliabilitas internal seluruh instrumen rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (Sugiyono, 2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
taraf signifikasi Į = 0,05 (dk = n – 2). Data dikatakan reliabel apabila nilai signifikasi r hitung > r tabel (Hidayat, 2007). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SMP N 1 Kebumen kelas VIIIB pada tanggal 6 Maret 2010 karena karakteristik responden hampir sama dengan karakteristik responden penelitian. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Release 15 For Windows menunjukkan dari 50 butir pertanyaan pengetahuan kesehatan reproduksi, 40 butir pertanyaan yang dinyatakan valid dan reliabel, 10 butir pernyataan lainnya gugur dan dihilangkan yaitu butir no 11,13,14,16,17,19,20,23,39 dan 50.
K. Jalannya penelitian 1. Tahap persiapan Tahap ini diawali dengan pengajuan masalah dan judul kepada pembimbing. Setelah disetujui, dilanjutkan dengan penyusunan proposal KTI, konsultasi dengan pembimbing, dan seminar proposal KTI pada tanggal 5 Maret 2010. Setelah perbaikan proposal melakukan uji validitas dan realibilitas kuesioner di SMP N 1 Kebumen di kelas VIIIB pada tanggal 6 Maret 2010 dengan jumlah 50 item pertanyaan dan jumlah responden 23, didapatkan hasil pengujian 10 item dinyatakan gugur dan dihilangkan yaitu item no 11,13,14,16,17,19,20,23,39 dan 50, kemudian dilanjutkan melakukan pengurusan ijin penelitian ke lokasi penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
2. Tahap pelaksanaan Tahap ini merupakan inti dari penelitian yaitu dilaksanakannya pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri pada tanggal 21 Maret 2010 dengan cara: a. Melakukan pretes dengan instrumen penelitian pada kedua kelompok yang sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu cara pengisiannya. b. Melakukan pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja bagi kelompok perlakuan. c. Melakukan postes dengan instrumen penelitian pada kedua kelompok. 3. Tahap pengolahan dan analisa data Setelah data terkumpul tahap selanjutnya adalah pengolahan data secara komputerisasi dengan teknik analisis yang digunakan yaitu t-test independent. 4. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini membuat laporan karya tulis ilmiah berdasarkan data yang telah diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian. Setelah ujian KTI dilakukan perbaikan dan dilanjutkan dengan pengumpulan KTI.
L. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data melalui tahap berikut ini (Nursalam, 2003): a) Editing Dalam tahap penyuntingan ini dilakukan pemeriksaan antara lain kesesuaian jawaban dan kelengkapan pengisian. Dalam penyuntingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
tidak dilakukan penggantian ataupun penafsiran atas jawaban responden. b) Coding Kegiatan pengkodean berupa pemberian nilai. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0, nilai tersebut disusun kembali kedalam lembaran dengan kode tersendiri untuk pedoman analisis data dan penulisan laporan. c)
Tabulating Hasil pengkajian dimasukkan dalam tabel tersendiri untuk pedoman analisis data dan penulisan laporan.
2. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer dan langah-langkah analisis data yang akan dilakukan sebagai berikut : a) Analisis Univariat Yaitu
menganalisis
tiap-tiap
variabel
dari
hasil
penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensinya. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden. b) Analisis Bivariat Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan kedua variabel, antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini menggunakan uji beda t-test (uji t). Rumus t-test
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
independent digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lain, dimana antara satu kelompok dengan kelompok lain tidak saling berhubungan.
t
Rumus : Keterangan : X1
: rata-rata kelompok 1
X2
: rata rata kelompok 2
n
: banyaknya sampel
S
: standar deviasi gabungan
S
S1
: standar deviasi kelompok 1
S
S2
: standar deviasi kelompok 2
S
Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05, selanjutnya hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel atau nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada beda secara signifikan
antara
kelompok
perlakuan
(Riwidikdo,2007).
commit to user
dan
kelompok
kontrol
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Kebumen pada hari Minggu tanggal 21 Maret 2010 yang beralamat di Jalan Letjend. S. Parman 3 Kebumen Jawa Tengah dengan nilai akreditasi A (amat baik) dengan dasar sertifikasi akreditasi No. 19/BAS-DA/XII/2004 tanggal 28 Desember 2004. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden kelas VIII sebanyak 90 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel tersebut dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan desain penelitian yaitu 45 responden diberi perlakuan berupa pemberian layanan kesehatan reproduksi remaja dan 45 responden sebagai kontrol. Hasil penelitian ini didasarkan pada data yang telah diperoleh dari data primer yaitu pengisian kuesioner oleh responden.
B. Hasil Analisis Univariate 1. Karakteristik Responden a. Usia Responden Tabel 8. Distribusi Usia Responden Usia Jumlah 13 tahun 17 14 tahun 64 15 tahun 9 Jumlah 90 Sumber : Data Primer 2010
commit42to user
Persentase (%) 18,89% 71,11% 10% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar adalah usia 14 tahun yaitu sebanyak 64 orang (71,11%). b. Akses Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tabel 9. Distribusi Akses Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Akses informasi kesehatan Frekuensi Persentase reproduksi (orang) (%) Sudah 90 100 Belum 0 0 Jumlah 90 100 Sumber : Data Primer 2010 Tabel 9. menunjukkan seluruh responden sebanyak 90 (100%) menyatakan sudah pernah mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. c. Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Tabel 10. Distribusi Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi No Sumber informasi Frekuensi Persentase (orang) (%) 1. Teman 27 30 2. Orang tua 0 0 3. Guru 6 6,67 4. Petugas kesehatan 0 0 5. Radio/televisi 21 23,33 6. Buku/majalah 16 17,78 7. Internet 20 22,22 Jumlah 90 100 Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja paling banyak dari teman sebanyak 27 responden yaitu 30%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi Tabel 11. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan Pengetahuan Pretes Postes responden Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (orang) (orang) Baik 15 33,33% 25 55,55% Sedang 29 64,45% 20 44,45% Kurang 1 2,22% 0 0% Jumlah 45 100% 45 100% Sumber : Data Primer 2010 Tabel 11. menunjukkan pada pretes kelompok perlakuan responden sebagian besar pengetahuannya sedang sebanyak 29 responden (64,45%) dan pada postes kelompok perlakuan responden sebagian besar pengetahuannya baik yaitu sebanyak 25 responden (55,55%) Tabel 12. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Kelompok Kontrol Kelompok Kontrol Pengetahuan Pretes Postes responden Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (orang) (orang) Baik 14 31,11% 18 40% Sedang 29 64,45% 26 57,78% Kurang 2 4,44% 1 2,22% Jumlah 45 100% 45 100% Sumber : Data Primer 2010 Tabel 12. menunjukkan pada pretes kelompok kontrol responden sebagian besar pengetahuannya sedang sebanyak 29 responden (64,45%) dan pada postes kelompok kontrol responden sebagian besar pengetahuannya sedang yaitu sebanyak 26 responden (57,78%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
C. Hasil Analisis Bivariate Tabel 13. Rata-rata nilai pretes dan postes pengetahuan kesehatan reproduksi kelompok perlakuan dan kontrol Kelompok N Mean Selisih Mean 0,42 Kelompok pretes Kontrol 45 36.29 Perlakuan 45 36.71 1,27 Kelompok postes Kontrol 45 36.64 Perlakuan 45 37.91
Pada penelitian ini, sesuai tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretes pengetahuan kesehatan reproduksi pada kelompok kontrol (36,29) dan kelompok perlakuan (36,71) hampir sama (perbedaan nilai rata-rata hanya 0,42). Sedangkan rata-rata nilai postes antara kelompok kontrol (36,64) dan kelompok perlakuan (37,91) mempunyai perbedaan yang lebih besar jika dibandingkan dengan saat pretes (1,27). Setelah dilakukan uji t-independent (pada taraf kepercayaan 95%) maka diperoleh hasil adanya perbedaan yang tidak bermakna antara nilai pretes kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,272, jadi p>0,05), dan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai postes kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,000, jadi p<0,05). Maka dapat diketahui bahwa pemberian layanan kesehatan reproduksi remaja berpengaruh baik pada pengetahuan kesehatan reproduksi responden. Perhitungan statistik dengan uji t-independent dapat dilihat pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Dari tabel 8 distribusi usia responden, rentang usia responden yaitu 13-15 tahun. Kelompok usia responden yang terbanyak yaitu umur 14 tahun. Dilihat dari usia responden ini merupakan usia remaja sesuai dengan batasan usia remaja menurut Glasier (2005) yaitu 10-19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda. Kartono (2006) menyatakan usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, dimana pada masa remaja ini merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa yang masih mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang kurang, sehingga perlu mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Dalam distribusi akses informasi tentang kesehatan reproduksi, seluruh responden yaitu 90 responden (100%) menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi. Hal ini berkaitan dengan akses informasi yang tersedia di lingkungan responden yaitu di rumah (keluarga), di sekolah (teman sebaya dan guru) dan lingkungan sosial (media cetak, media elektronik dan petugas kesehatan). Responden memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi paling banyak dari teman yaitu 27 responden (30%). Hal ini dikarenakan membicarakan kesehatan reproduksi
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
dalam masyarakat masih dianggap tabu dan remaja lebih nyaman dan terbuka berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan teman sebayanya (Sarwono, 2005). Dari tabel 10 diperoleh bahwa tidak ada responden yang mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dari orangtua maupun petugas kesehatan. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain yaitu komunikasi yang kurang antara orangtua dengan remaja tentang masalah kesehatan reproduksi yang disebabkan masalah kebudayaan dan petugas kesehatan kurang memperhatikan pentingnya remaja mengetahui kesehatan reproduksi (Qomari, 2008). Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan mempunyai sasaran asuhan kebidanan yang meliputi wanita di sepanjang siklus hidupnya termasuk memberikan asuhan kesehatan reproduksi remaja. Responden pada penelitian ini mendapatkan informasi kesehatan reproduksi dari radio/televisi sebanyak 21 responden (23,33%), buku/majalah sebanyak 16 responden (17,78%) dan internet
sebanyak 20 responden
(22,22%). Ma’shum (2008) menyatakan sumber informasi kesehatan reproduksi remaja dapat diperoleh melalui ceramah, diskusi, media cetak dan media elektronik yang terpenting informasinya benar. Sumber informasi yang berasal dari media cetak maupun elektronik mudah untuk diakses, namun hal ini perlu dicermati karena tidak semua informasi yang mudah diakses mempunyai kualitas yang baik (Halstead, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
B. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2002) merupakan hasil tahu dari seseorang yang mencakup enam tingkatan, namun dalam penelitian ini hanya diteliti pada tingkatan pertama yaitu tahu (know). Menurut Nursalam (2003) untuk mengukur tingkatan pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik (hasil jawaban kuesioner 76-100% benar), cukup (hasil jawaban kuesioner 56-75% benar) dan kurang (hasil jawaban kuesioner < 56% benar). Namun dalam penelitian ini untuk kategori pengetahuan responden ditentukan dari jumlah jawaban benar tertinggi dikurangi jumlah jawaban benar terendah kemudian hasilnya dibagi dalam tiga bagian untuk menentukan tiga kategori pengetahuan responden yaitu baik (jumlah jawaban benar 38-40), sedang (jumlah jawaban benar 34-37) dan kurang (jumlah jawaban benar 30-33). Pada penelitian ini jumlah jawaban benar responden yang terendah adalah 30 dan tertinggi adalah 40. Pada tabel 11 didapatkan hasil pretest kelompok perlakuan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi adalah baik yaitu sebanyak 15 responden (33,33%) dan meningkat pada hasil posttest yaitu menjadi 25 responden (55,55%). Hal ini dikarenakan adanya pengaruh yang baik dari pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja untuk kelompok perlakuan yang diberikan secara langsung oleh peneliti. Pada kelompok kontrol hasil pretest sebanyak 14 responden (31,11%) yang berpengetahuan baik dan hasil posttest sebanyak 18 responden 40%. Hal ini dikarenakan mereka sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi itu sendiri dari berbagai sumber.
C. Pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen kepada 90 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan kuesioner. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2005) yang menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan terdapat nilai posttest yang lebih baik daripada pretest, sedangkan untuk kelompok kontrol hasil posttest dan pretest ada perbedaan yang tidak terlalu signifikan atau hampir sama maka dapat diketahui bahwa pemberian layanan kesehatan reproduksi remaja berpengaruh baik pada pengetahuan kesehatan reproduksi responden. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa stimulasi berupa pemberian layanan informasi mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada responden SMP N 3 Kebumen yang ditunjukkan dengan nilai posttest kelompok kontrol dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
perlakuan menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0,000, jadi p<0,05) dan nilai t hitung (-3,853) > dari t tabel (-1,980). Hal ini sesuai dengan pendapat Nurihsan dan Sudianto (2005) yang menyatakan bahwa layanan informasi diberikan dengan tujuan agar seseorang memiliki informasi yang memadai. Informasi yang diterima merupakan bantuan dalam memberikan keputusan yang tepat. Prayitno dan Amti (2004) menyatakan bahwa dengan pemberian layanan informasi dapat membekali individu dengan pengetahuan dan memungkinkan
individu
tersebut
dapat
menentukan
arah
hidupnya
berdasarkan informasi tersebut. Individu diharapkan dapat membuat rencana dan keputusan serta bertanggungjawab terhadap keputusan dan rencana yang dibuatnya. Jadi dengan adanya pemberian layanan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja responden dibekali informasi kesehatan reproduksi remaja yang dapat membantunya menentukan rencana dan keputusan yang tepat perihal kesehatan reproduksi remaja serta dapat bertanggungjawab terhadap keputusan yang dibuatnya itu. Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi perlu diarahkan pada masa remaja dimana terjadi masa peralihan dari masa anakanak menjadi dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu relatif singkat. Pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada remaja (Harahap, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu ada pengaruh positif pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMP N 3 Kebumen, yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).
B. Saran 1. Responden Meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang tepat dan benar agar bersikap dan berperilaku yang baik terhadap kesehatan reproduksinya yaitu dengan mencari informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan seperti tenaga kesehatan maupun orangtua. 2. Instansi SMP N 3 Kebumen Memberikan informasi secara dini tentang kesehatan reproduksi melalui pengarahan dari guru dengan menyisipkan materi yang terkait pada mata pelajaran dan mengadakan kerjasama dengan tenaga kesehatan setempat.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
3. Bagi profesi bidan Meningkatkan dan lebih perhatian terhadap program pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja. 4. Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi dan bersikap terbuka tentang kesehatan reproduksi sehingga kesehatan reproduksi bukan lagi menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan di masyarakat.
commit to user