Pengaruh Pemahaman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Penguasaan Peralatan Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa
Eko Kurniawan (10320072 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang
Abstrak Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) terhadap hasil praktek (Y), dengan nilai signifikansi t 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima. Penguasaan perlatan praktek (X2) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel penguasaan peralatan praktek (X2) terhadap hasil praktek (Y), dengan nilai signifikansi t 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima. Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1), dan penguasaan peralatan praktek (X2) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji F) menunjukkan nilai signifiknsi 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1), dan variabel penguasaan peralatan praktek (X2) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hal ini menunjukkan semakin baik pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja, dan penguasaan peralatan praktek, maka hasil praktek akan semakin meningkat.
Kata Kunci : Keselamatan dan kesehatan kerja, peralatan praktik, dan hasil praktik.
PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan dunia kerja yang terjadi sekarang ini menjadikan persaingan antar usaha juga semakin ketat menuntut perusahaan atau industri memiliki daya saing yang handal, sehingga perusahaan atau industri tetap eksis di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya saing perusahaan atau industri adalah pemanfaatan tenaga kerja yang handal. Tenaga-tenaga kerja dalam berbagai bidang tersebut tidak hanya harus mampu melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaannya, tetapi juga sangat diharapkan mampu memperluas atau menciptakan lapangan kerja baru. Kegiatan pembangunan tanpa mendayagunakan tenaga-tenaga yang terampil akan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang efesien dan kurang atau tidak produktif. Dengan demikian terjadi hambatan atas kelancaran pekerjaan, dan mutu hasil pekerjaan tetep rendah. Sebelum siswa melakukan praktik di bengkel terlebih dahulu dilakukan pembekalan praktik untuk memberikan penjelasan tentang fungsi dan cara penggunaan peralatan bengkel serta kesehatan dan
keselamatan kerjanya. Tujuan pembekalan dimaksud agar praktik akan berjalan dengan baik, selain ditentukan oleh faktor- faktor seperti instruktur/guru, ruang bengkel, dan bahan praktik ditentukan pula dengan tersedianya peralatan praktik. Sehingga pada bengkel sekolah harus disediakan berbagai jenis peralatan praktik dan dalam jumlah tertentu. Peralatan praktik yang terdapat di bengkel otomotif sekolah harus sesuai dengan standar yang ditentukan dan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu dimaksudkan untuk menjamin kualitas keterampilan dan pengetahuan siswa. Jenis peralatan yang terdapat pada SMK adalah mulai dari peralatan tangan, alat ukur, alat ringan, alat berat, dan alat umum serta specialis specification tool (SST). Peralatan praktik yang tersedia di bengkel otomotif sekolah ditujukan untuk membantu siswa dalam mempelajari dan menguasai beberapa jenis kompetensi. Peralatan praktik yang terdapat di SMK Satya Praja 2 Petarukan tergolong lengkap, mulai dari peralatan tangan sampai SST tersedia sehingga mampu memenuhi kebutuhan praktik siswa. Akan tetapi terkadang peralatan praktik tertentu tidak digunakan pada saat praktik, sehingga siswa tidak menguasai kompetensi secara menyeluruh. Peralatan praktik yang sudah tersedia seharusnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penguasaan kompetensi yang lebih baik. Kemudian permasalahan selanjutnya adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja oleh siswa saat melakukan praktik sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar yang baik. Terkadang siswa lalai dengan tidak menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan praktik yang diadakan di sekolah yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan kerja, sehingga menghambat berjalannya proses praktik bukan hanya untuk siswa yang mengalami kecelakaan tetapi juga untuk siswa yang lain dan guru serta pihak sekolah, sehingga penerapan keselamatan dan kesehatan kerja oleh siswa pada saat praktik sangat berperan penting guna menunjang siswa dalam proses mempelajari dan menguasai sebuah kompetensi yang diberikan di SMK. Kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa program keahlian mekanik otomotif telah dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang telah diberlakukan di SMK Satya Praja 2 Petarukan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa program keahlian mekanik otomotif adalah kompetensi pemeliharaan/ service engine dan komponen-komponennya yang tentunya untuk menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran pada kompetensi tersebut perlu di dukungan oleh pemahaman siswa mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta penguasaan peralatan praktik yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses pengolaannya, landasan tempat kerja, dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Departeme. Sedangkan kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu higienes beserta prakteknya
yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang ditunjukkan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya, agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan
efisien.
Keselamatan dan kesehatan
kerja
(K3)
merupakan
aspek
yang
penting dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) ini tergantung pada seberapabesar pengaruhnya terhadap subjek dan
objek
itu sendiri. K3 menjadi wacana industri abad ini setelah ditemukannya teori-teori yang representative yang mendukung akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalam kegiatan industri yang lebih luas. Sebab-Sebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Garis besar kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) perbuatan manusia yang tidak membawa keselamatan; dan (2) kondisi atau keadaan yang tidak aman atau tidak selamat. Faktor perbuatan manusia/pekerja yang tidak selamat dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu : 1) faktor pengetahuan; 2) faktor keterampilan; dan 3) faktor sikap/kebiasaan. Sedangkan faktor kondisi dapat diuraikan menjadi tiga faktor pula, yaitu: 1) kondisi manusia/ pekerja; 2) kondisi mesin/alat; dan 3) kondisi lingkungan. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Upaya-upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja pada praktik kompetensi pemeliharaan/service engine dan komponen-komponennya dapat dilakukan antara lain. a. Penerapan peraturan-peraturan atau perundangan tentang keselamatan kerja. b. Pemakaian alat pelindung, yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. c. Pengaturan ruangan, tata letak mesin dan alat, pengaturan suhu dan sirkulasi udara (dengan AC, kipas angin, ventilasi yang baik), pengurangan kebisingan (dengan peredam suara), penerangan yang baik. d. Tersedianya tabung pemadam kebakaran, kotak PPPK, dll. Pencegahan dan perlindungan terhadap bahaya zat-zat kimia beracun serta berbagai macam penyakit akibat kerja.
METODE PENELITIAN Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi permasalahan yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 130 orang, dengan rincian sebagai berikut. Tabel 1. Daftar Populasi No
Kelas
Jumlah
1.
TKR 1
43
2.
TKR 2
44
3.
TKR 3
43 Jumlah
130
Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tesebut. Tujuan penelitian sampel adalah untuk menggeneralisasikan hasil penelitian, yakni mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
Selanjutnya
untuk
menentukan
sampel yang perlu diambil digunakan rumus menurut F. Lynch, yaitu sebagai berikut: n=
( NZ 2 ) P (1 P ) ( Nd 2 ) Z 2 (1 P )
Keterangan : n = sampel N = banyaknya populasi Z = nilai normal untuk tingkat kepercayaan 95%, yaitu sebesar 1,96 P = harga patokan tertinggi, yaitu 0,5 d = sampling error, yaitu sebesar 0,10 Perhitungan sampel dapat dilihat sebagai berikut: n =
(130.(1,96) 2 )0,5(1 0,5) (130.(0,10) 2 ) (1,96) 2 (1 0,5)
=
64923,04 x 0,25 169 1,9208
=
16230,76 170,9208
= 94,96 dibulatkan menjadi 95 Sehingga jumlah sampel masing-masing sekolah adalah : a. TKR 1 =
43 x95 31,42 130
jumlah
b. TKR 2 =
44 x95 32,15 130
c. TKR 3 =
43 x95 31,42 130
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 siswa. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun metode pengambilan sampel dengan teknik ini adalah menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam suatu populasi.
HASIL PENELITIAN Uji Normalitas Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji distribusi data, apakah data yang di kumpulkan dan diteliti termasuk data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS ver. 15.0 (lampiran 11), yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 1.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Hasil praktik (Y)
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1. Uji normalitas dengan model normal P-P Plot Jika dilihat dari gambar 1 menunjukkan penyebaran data mengikuti garis diagonal. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian, yaitu data pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja, penguasaan peralatan praktek, dan data hasil praktek memiliki distribusi normal. Sedangkan pengujian secara statistik, yaitu dengan menggunakan kolmogorov smirnov, dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kolmogorov smirnov One -Sam ple Kolm ogor ov-Sm irnov Te s t
N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences
Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) 95 51.2947 5.74618 .111 .095 -.111 1.086 .189
Mean Std. Deviation A bs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed)
Penguas aan peralatan praktik (X2) 95 39.0526 6.26773 .120 .120 -.108 1.170 .130
Hasil praktik (Y ) 95 77.3860 1.73090 .112 .112 -.059 1.093 .183
a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data.
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa nilai kolmogorov smirnov masing-masing variabel lebih tinggi dari 0,05 (α=5%). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja, penguasaan peralatan praktek, dan hasil praktek memiliki distribusi normal. Uji Multikolinearitas Dari hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS ver. 15.0 (lampiran 10), diperoleh hasil perhitungan multikoleniaritas untuk variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X 1), dan penguasaan peralatan praktek (X2) dapat disajikan seperti pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0,687
1,455
0,687
1,455
1. Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) 2. Penguasaan peralatan praktek (X2) Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala multikolinearitas. Hal ini tampak pada nilai tolerance untuk kedua variabel independen tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Jadi hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
Uji Heterokedastisitas Hasil perhitungan menggunakan SPSS ver. 15.0 (lampiran 12) dapat disajikan pada gambar 2.
Scatterplot
Dependent Variable: Hasil praktik (Y)
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Gambar 2. Diagram Heterokedastisitas Dari diagram scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Uji Regresi a. Regresi Linier Sederhana Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial. Untuk melakukan pengujian regresi linier sederhana digunakan bantuan program SPSS versi 15.0. 1) Pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja terhadap hasil praktek Hasil uji regresi regresi variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Uji regresi linier variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja
Variabel Konstanta Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) Y = a + bX Y = 67,147 + 0,200X
Koefisien Regresi 67,147 0,200
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4 diperoleh nilai konstanta sebesar 67,147 (dengan tanda positif) menunjukkan jika variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja dianggap nol (dengan asumsi variabel lain tetap), maka hasil tidak mengalami perubahan. Nilai koefisien regresi variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja sebesar 0,200 (dengan tanda positif) menunjukkan jika pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja semakin meningkat (dengan asumsi variabel lain tetap), maka hasil praktek akan mengalami peningkatan. 2) Pengaruh Penguasaan Peralatan Praktek terhadap Hasil Praktek Hasil uji regresi regresi variabel penguasaan peralatan praktek, dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Uji regresi linier variabel penguasaan peralatan praktek
Koefisien Regresi 70,180 0,185
Variabel Konstanta Penguasaan praktek (X2)
peralatan
Y = a + bX Y = 70,180 + 0,185X Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 5 diperoleh nilai konstanta sebesar 70,180 (dengan tanda positif) menunjukkan jika variabel penguasaan peralatan praktek dianggap nol (dengan asumsi variabel lain tetap), maka hasil tidak mengalami perubahan. Nilai koefisien regresi variabel penguasaan peralatan praktek sebesar 0,185 (dengan tanda positif) menunjukkan jika penguasaan peralatan praktek semakin meningkat (dengan asumsi variabel lain tetap), maka hasil praktek akan mengalami peningkatan. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) dan penguasaan peralatan praktek (X2) terhadap hasil praktek (Y). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. a. Uji t Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver. 15.0. Tabel 6. Hasil uji t T hit >/< T tab
Variabel Pemahaman
keselamatan 8,533
dan kesehatan kerja (X1)
>
1,986
Sig t
><
0,000
<
0,05
Penguasaan
peralatan 8,661
>
1,986
0,000
<
0,05
praktek (X2) Dengan DF = n-2 (95-2) = 93; dan =5% (0,05) atau uji satu sisi Diperoleh nilai t tabel 1,986 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) terhadap hasil praktek (Y) Rumusan Hipotesis : Ho : b1 = 0,
tidak ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan Ha : b1 > 0,
ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap hasil
belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan Hasil perhitungan statistik (lampiran 10) variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 8,533 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan df (degree of freedom) sebesar 93 (95-2) diperoleh nilai t tabel sebesar 1,986 (uji satu sisi). Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai t hitung 8,533 > t tabel 1,986 yang mana nilai ini mengindikasikan adanya pengaruh positif pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X 1) terhadap hasil praktek (Y). Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan yang lebih kecil dari 0,05 ( =5%) menggambarkan pengaruh yang signifikan atau bermakna pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) terhadap hasil praktek (Y). Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. Secara statistik uji hipotesis variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja terhadap hasil praktek dapat dilihat dalam gambar 3.
Ho Ho diterima
ditolak
1,986
8,533
Gambar 3. Uji Pengaruh Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Hasil Praktek Berdasarkan gambar 3 menunjukkan nilai t hitung lebih tinggi daripada t tabel, yaitu 8,533 > 1,986. Hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung berada di daerah Ho ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil adalah menerima Ha, yang artinya hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. 2) Pengaruh penguasaan peralatan praktek (X2) terhadap hasil praktek (Y) Rumusan Hipotesis : Ho : b2 = 0, tidak ada pengaruh penguasaan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan. Ha : b2 > 0, ada pengaruh penguasaan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan Hasil perhitungan statistik variabel penguasaan peralatan praktek (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 8,661 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan df (degree of freedom) sebesar 93 (95-2) diperoleh nilai t tabel sebesar 1,986 (uji satu sisi). Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai t hitung 8,661 > t tabel 1,986 yang mana nilai ini mengindikasikan adanya pengaruh positif penguasaan peralatan praktek (X2) terhadap hasil praktek (Y). Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan yang lebih kecil dari 0,05 ( =5%) menggambarkan pengaruh yang signifikan atau bermakna penguasaan peralatan praktek (X 2) terhadap hasil praktek (Y). Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh penguasaan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. Secara statistik uji hipotesis variabel penguasaan peralatan praktek terhadap hasil praktek dapat dilihat dalam gambar 4.
Ho Ho diterima
ditolak
1,986
8,661
Gambar 4. Uji Pengaruh Penguasaan Peralatan Praktek Terhadap Hasil Praktek Berdasarkan gambar 4 menunjukkan nilai t hitung lebih tinggi daripada t tabel, yaitu 8,661 > 1,986. Hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung berada di daerah Ho ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil adalah menerima Ha, yang artinya hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh penguasaan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. b. Uji F Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS ver. 15.0. Tabel 7. Hasil uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 159.948 121.678 281.626
df 2 92 94
Mean Square 79.974 1.323
F 60.468
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Penguasaan peralatan praktik (X2), Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) b. Dependent Variable: Has il praktik (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Ho : b1;b2 = 0, tidak ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kelengkapan peralatan praktik terhadap hasil praktik siswa XI SMK Satya Praja 2 Petarukan Ha : b1;b2 > 0, ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kelengkapan peralatan praktik terhadap hasil praktik siswa XI SMK Satya Praja 2 Petarukan Berdasarkan hasil perhitungan SPSS ver. 15.0 diperoleh nilai F hitung 60,468 signifikansi F sebesar 0,000. Dengan menggunakan DF1 (degree of freedom) = 2 dan DF2 = 92 (95-2-1) diperoleh nilai F tabel 3,095. Hasil F hitung sebesar 60,468 > F tabel 3,095 menunjukkan adanya pengaruh positif pemahaman keelamatan dan kesehatan kerja (X1), dan penguasaan peralatan praktek (X2). Sedangkan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 ( =5%). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kelengkapan peralatan praktik terhadap hasil praktik siswa XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. Secara statistik uji hipotesis secara simultan dapat dilihat dalam gambar 5.
Ho Ho diterima
ditolak
3,095
60,468
Gambar 5. Uji Pengaruh Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penguasaan Peralatan Praktek terhadap Kepuasan Tamu Berdasarkan gambar 5 menunjukkan nilai F hitung lebih tinggi daripada F tabel, yaitu 60,468 > 3,095. Hasil tersebut menunjukkan nilai F hitung berada di daerah Ho ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil adalah menerima Ha, yang artinya hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kelengkapan peralatan praktik terhadap hasil praktik siswa XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan tergolong baik, yaitu mayoritas siswa (35,8%) memiliki persepsi setuju. Hal ini mengindikasikan sebagian besar siswa sudah mempunyai pemahaman dengan baik tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Penguasaan peralatan praktek siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan tergolong sangat baik, yaitu mayoritas siswa (28,4%) memiliki persepsi sangat setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas siswa dapat menguasai peralatan praktek dengan sangat baik. 3. Hasil praktek siswa mengindiksikan mayoritas siswa mempunyai hasil praktek kompetensi pemeliharaan/service engine dan komponen-komponennya yang baik, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,38 diatas nilai KKM yang ditetapkan. 4. Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1) terhadap hasil praktek (Y), dengan nilai signifikansi t 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. 5. Penguasaan perlatan praktek (X2) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel penguasaan peralatan praktek (X2) terhadap hasil praktek (Y), dengan nilai signifikansi t 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh penguasaan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktik siswa kelas XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima. 6. Pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (X1), dan penguasaan peralatan praktek (X2) memiliki pengaruh positif terhadap hasil praktek (Y). Hasil uji hipotesis (uji F) menunjukkan nilai signifiknsi 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kelengkapan peralatan praktik terhadap hasil praktik siswa XI SMK Satya Praja 2 Petarukan” dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, S dan Supriyono, S, 2008, Psikologi Belajar, Edisi Revisi, Jakarta Penerbit Rineka Cipta Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Regres,. Yogyakarta: BPFE Arikunto, Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Dokumen 2 Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 2004 (versi elektronik), Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. DikMenJur, 2003, Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Yogyakarta: DepDikNas DikMenJur, 2004, Pemeliharaan/service engine dan komponen - komponennya OPKR-30-001B, Jakarta: DepDikNas Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivarite dengan Program SPPS, Edisi Ketiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Bandung. Habibi, Amirudin, 2008, Pengaruh Peralatan Praktik dan Pemahaman Terhadap Kondisi Keselamatan Kerja Pada Penguasaan Kompetensi Chasis dan suspensi Siswa Kelas II Program Mekanik Otomotif Di SMK N 7 Semarang Tahun 2007/2008. Semarang: Skripsi S1 UNNES, tidak diterbitkan Nasution, S, 1994, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Nurkolis, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT. Grasindo
Samsudi, 2006, Disain Penelitian Pendidikan, Semarang: UNNES Press Silalahi, Bennet N.B, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Edisi kedua. Bandung: CV.Alfabeta ________, 2008, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sutrisno, Eddy, 2007, Kamus Bahasa Indonesia, Bandung: Ladang Pustaka Sutrisno, Joko, 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka Setia Tu’u, Tulus, 2004, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Winkel, W.S, 1996, Psikologi Pengajaran, Cetakan Keempat, Jakarta: Grasindo. Zevy, D. Maran, 2003, Peralatan Bengkel Otomotif Konstruksi dan Penggunaannya, Yogyakarta: Andi.