PENGARUH PASAL 185 K(J•Mlf»It~I-E[-'tJ·F~tHfiSh~ TERHADAP HUKUM WARIS ISLAM DI ( STUDI PERBANDINGAN ANT.ARA KQMPILASI HUKUM ISI;AM DAN Ml\ZHAB EMPAT)
Laporan Hasil Penelitian Individual
Oleh DRS. H. MINHA:JUk FALAH NIP: 150 031.216
DOSEN FAKV:C,,TAS SYARl'AH IAIN $YARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1995
3, Bapak Kepala Pusa t Pen el i tlan dan Fengembangan Masyarakat IAIN "Syarif Hidayatul.1ah" Jakarta, yang
teJ.ah memoeri-
kan pen>e tujuan terhadap j\lduJ. yang penulis ajukan, serta dorongan yang demikian berharga bagi penulis sehingga pene1 i tian terse out
bisa disei esaikan pada waktu
yang
te1ah ditentukan.
4, Kepala Bagian Ferpustakaan IAIN "Syarif Hidaya tuJ.lah" Ja karta beserta seluruh stafnya, yang telah melayani
dan
memberikan bantuan kepada penulis dalam hal peminjaman ki tab-ki tab dan
oukt~-buku
yang penulis perl ukan sehubung
an dengan penelitian ini,
5. Semua pihak
yang ikut serta membantu dan mendorong un -
tuk kelancaran pene1 i tian ini hingga terwujudnya hasil sebagaimana yang dapat disaksikan, Maka atas segaJa bantuan dan doronr,an semua pihak pe nu1 is mengucapkan banyak-b·anyak terima kasih, semoga A1.1ah cl enr;an berka t dan kU)'nia-Nya membalas jasa dan j erih payah
semua pihak yang terl iba t dengan balasan berl ipa t ganda, Dan kepada ·All ah jualah penul is mengharap semoga pen el i tian ini bermanfaa t bagi agarna nusa dan bangsa khusus nya dalam perkembangan Hukum War is di Indonesia, Jakarta,
Lampiran : Surat Kepu tusan Dekan Fakul tas Syar i 1 ah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Penelitian Individual Nomor 10 Tahun J995
98
tertanggal 1 Juni 1995
v
93
BAB
I
P EN DA H U1 UAN A. 1atar Belakang Penelitian. Kompilasi Hukum Islam yang Q.iinstruk.sikan PreslO.en Pe publik Indonesia )-:epaQ.a Menteri Agama Q.engan Nomor : I tahm
1991 tangga1 10 Juni 1991 yang bertujuan agar Kompilasi teI'sebut disebar-luaskan, kemu.Q.ian disambut oleh Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 154 tahun 1991, yang diantara keputusannya menetapkan agar seluruh Instansi Depar temen Agama dan Instansi Pemerintah lainnya yang terkait
a-
gar menyebar-luaskan Kompilasi tersebut, dan selanjutnya dalam menyelesai'
sedapat mungkin manerap -
kan K0 mpilasi Hukum Islam tersebut Q.isamping peraturan Per undang-undangan lainnya. Ummat Islam menyambut baik dengan adanya Kompilasi EU kum Islam tersebut, kemudian dalam
pelaksanaanny~
didukung
o1eh Instruksi Presiden serta K~putusan Menteri Agama,
hal
ini sudang barang tentu merupakan power yang mendorong untiY dilaksanaJ.;an dalam '<ehidupan bermasyar"lkat, terutama
bagi
umma t I slam. Kompilasi Hukum Is1am merupa":an usaha ma"<Simal
da)'.'i
semua pihak yang terkait Q.alam kegiatan tersebut, merupakan rujukan bagi para hakim di jajaran Peradilan Agama dalam me mutuskan perkara. Dalam bidang Kewarisan, untuk membela kepentingan cu1
2
cu yang terhijab oleh pamannya maka dH:embangl
wasiyat
wajibah di negeri Mesir. Penulis menauga bahwa dengan adanya pasal 185 terse but bukan hanya sekedar memberi bagian kepada cucu yang ter hijab oleh pamannya, namun juga ada pengaruh-pengaruh lain terhadap ahli waris lainnya, yang membedakannya antara Kompilasi Hukum Islam di satu pihak dan Mazhab Empat di lain pi hak, Untuk mengungkapkan perbedaan tersebut maka penulis mengajukan proposal penelitian dengan judul : PENGARUH PA SAL 185 KOMPILA$I HUKUM ISLAM TERHA])AP HUKUM WARI$ DI INDONESIA ( STUDY PERBANDINGAN ANTARA KOMPILASI HOKUM ISLAM DAN MAZHAB EMPAT ) • Alasan diperbandingkan dengan fiqh Mazhab Empat, dikarenakan sebelum adanya Kompilasi Hukum Islam, reperensi oa:gi para Hakim Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah
adalah
kitab-kitab yang berhaluan Mazhab Syafi'i, disamping itu di anjurkan pula untuk membaca dan berpedoman kepada Al-Fiqh 'Ala Mazahio al-Arba'ah. Hal ini bisa dilihat pada
rurat
Eaaran Biro Peradilan Agama No. 8/1 /735 tanggal 18 Februari 1958. B. Rumusan Permasalahan, Untuk merumuakan permasalahan yang perlu dioahas , maka terlebih dahulu perlu diketahui bunyi pasal 185
dari
3
Kompilasi
H~kurn
Islam tersebut untuk selanjutnya permasalah-
an apa yang perlu didalami. Bunyi pasal tersebut adalah sebagai berikut (1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari
pada
e1
pewaris rnaka kedudukannya dapat digantikan oleh anak nya kecuali rnereka yang tersebut pada pasal 173. ( 2) Bagi an bagi ahli waris pengganti tidak boleh rnelebihj. dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang di ganti. Maka dengan demikian pernbahasan terutama akan kan terhadap ayat
difoc~
( 1) Q.ari pasal 185 terse but, dan yang per
lu dibahas adalah sebagai bcrikut 1. Pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris
a. Menurut Kompilasi Hukurn Islam ,• b, Menurut Mazhab Hanafi c. Menurut Mazhab Maliki •• d. Menurut Mazhab Syafi'i •• e, Menurut Mazhal;l Hanbali 2. Siapakah ahli waris itu ?
a, Menurut Kompilasi Hukurn Islam b. Menurut Mazhab Hanafi •• C,
Menurut Mazhab Maliki
d, Menurut Mazhab Syafi 'i e. Menurut Mazhab Hanbali
3. Pengaruh pasal 1.85 Kornpilasi Hukurn I slam terhadap kedudu'-
4
a. Ahli war is zawil-furud •' b. Ahli waris as a bah •
'
c. Ahli waris zawil-arham •'
d. Anak };iri.
c.
Tujuan Penelitian. 1. In gin mengetahui pengaruh pasal 185 Kompilasi Hukum I$
lam terhadap kedudukan ahli-waris zawil-furud,
asabcn
zawil-arham dan anal' tiri. ; 2. Sebagai bahan untuk peninjauan kembali terhadap pa$al 185 sehingga tidak merombak hukum yang pernah berlaku. D. Ruang-lingkup Penelitian. Penelitian terutama difocuskan kepada pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris yang terdapat pada pasal 17~
Kompilasi Hukum Islam , pasal 173
mengenai penghaleng-
penghalang kearisan, karena pasal ini erat sekali hubungannya dengan persyaratan ahli waris untuk mendapat warisan , pasal 174 yang menjelaskan siapa siapa sajakah yang menjadi ahli waris
dan pasal 185 mengenai waris pengganti karena -
merekapun termasuk ahli waris yang mendapat bagian kalau ti dak ada ahli waris langsung. Maka dalam kitab-kitab Fiqh Mazhab Empat-pun, penulis akan menelusuri hal-hal yang bersangkutan dengan pembahasan di atas seperti pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris, dan untul< keperluan pembahasan ini diselusuri pula rukun dan syarat l<ewarisan, sebab-sebab kewarisan, pengha lang-penghalang kewarisan juga jumlah semua ahli .waris bagi
5
si pewaris baik kelompok laki-laki maupun perempuan,
E. Kerangka Konsepsional. 1, Hukum Kewarisan adalah hukl).m yang mengatur tentang pernindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pe11a ris, menentukan hak-hak bagi setiap ahli waris dan berapa bagian masing-masing, 2. Pasal 185 Kompilasi Hukuin Islam, yang dimaksud adalah Kompilasi Hukuin Islam yang diinstruksikan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 kepada Menter! Agama Republik Indonesia yang terdiri dari tiga buku , Buku pertama tentang Pernikahan, Buku kedua tentang Kewarisan, Buku ketiga tentang Perwakafan, 3, Fiqh Mazhab Empat, yaitu fiqh yang tersusun dalam kitab Fiqh Mazhab Empat, terdiri dari kitab Fiqh Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. F. Metodologi Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Library Research , atau Penelitian Kepustakaan. Data perimer panulis kl).mpulkan dari kitab-kitab fiqh yang penyusunnya menisbahkan
kepada
salah satu Mazhab dari Mazhab Empat, oan data-<:lAta dari fiqh perbandingan penulis jadikan sebagai data sekunde:r:. Adapun ..;· data mengenai Kompilasi Hukum Islam di Indonesia adalah 1,?uku yang disusun oleh H, Al,?durrahman SH.MH. diterbitkan oleh Penerbit Akademika Pressindo Jakarta 1992 Edisi Pertama.
1 A . _ \iuhammad pjn Umar A1 B $yarh Matn A1-Rahbivah ( Si - aqry 1-Syafi'i, Hasvivah Ala 1949 M/ . . .· ', ngapur, Maktab Su1aiman Mar•i 1368 H.,) cetakan pertama, h. lO. '
" ~ " ~I \.G I .C' "" ._:_, x-"a ... ~ 1• I,".. ...•,.~I\ 4:....,o-' ' uVI :J u ..r > u .,, LI Lr--' 0',:'i' °'-!..:.,_;;:' ~ ~\~' '-;.' •. di~ ~t.
\..:.b ~ .>yt\\.JJy\
..J_;, f\7J;1~,
.>~:/'-)\_,
L+,J..11
~~t,,.,,, .J~, ~l~)'lj UJy'J ~~.>\JI
..
•
..,,, I - ll
. ' ... ..::..., I
JUI..'.'..:.~ v \l \:t ~ ~ <.,9-l"= ~ ~' ~ ~
~\.~~ ~-:4> ~
H' J
~
f. ~ '-:'.' .,.,)
~ ~I~ ~ !J l:-l-"··· 6 ~ "\ 3
, .19 JLll~ \u;_.:..J\..V~'J" 0 ,_;,..W 1 Artinya : Aku berkata : Sebab-sebab kewarisan yang telah dise pakati para ulama ada tiga. Masing~masing dari padanya memberi faidah.kepada rab-nya tegasnya yang empunya se~ bab tersebut, yakni ahli waris yang disipati dengannya , selagi tidak ada penghalang yang menghalanginya, Yang ti ~a itun adalah pernikahan, yaitu akad perKawinan yang sah dengannya · suami dan iateri ·atair biberapa isteri mendapa. t warisan.(Keduanya) Al-wa1a··d1nitahk!Ut.waunya ·· O
16 Ibid, h. ll
26 maupun perempuan demikian pula asabah.dari si yang memer dekakan yang jaab kewarisan" yai tu setelah sebab-sebab yang: tiga i t\l tidak ada lagi i;;ebab yan~ keempa tnya yang disepakt. ati_!r-ra+~~~~?~--~~~a~~. ·~~~~~~~ ak.~dt~ .P.~f!:.;~a.a n men\1ru . pen-~a~-,,--r~f
1
Dalam kitab Minhaj a1-ra110In mengenai sebab-sebab ke warisan disebutkan
...:;.::.,._i, \ ~ 5- 'i J -' f ~._j " ~ ~ ':v.;_/r ~./ P'--;'. ~ l ..... ~1 ;;:_("_;J1~_rri..:..; (~YI t1!_,JI_, ~ Y' ~.::..Ji l?~ _µ;JI'-;'~~'-: ._i,J\..'~ _;)I~\ \;J\ JUI Artinya : Sebab-sebab kewarisan ada empat; kekerabatan, perni kahan dan wala ( membebaskan hamoa sahaya) , maka Mu; tiq (yang memerdekakan ) mewarisi hamba yang d.imerdeka.kan- , dan tidak se bal iknya. Yang keempa t adalah Islam, maka tivkah (harta warisan) dimasukkan ke Baitu1-mal sebagai warisan apabila tidak ada ahli waris dengan sebab-se bab yang tiga tersebut. Dengan demikian dalam Mazha\) Syafi' i sebab-sebab dalam kewarisan ada empat meuurut qaul yang paling sabih, yai tu
hubungan kekerabatan, hubungan perkawinan, memerdekakan
' 27
hamba sahaya dan karena Islam yaitu yang disimpan di Eaitul mal. Mengenai kewarisan dala11 .. .penghaJ.ang-penghalang ·-. . ., .. .... . .. . .. tab Kifayat al -Akhyar d!sebutkan : Ai j,
Ki -
~)I ~_,.; ~ ~)1 ~ : "-;' l;..--\, ~ ..:_,Jyl c) ~ I
: ·Ketahuilah bahwa kewarlsan biaa terhalang oleh bebera:pa .. sebab - : Dian taranya perbudakan, maka hamba sahaya tldak dapat warisan, aebab jika-mendapat warisan harta peninggalan teraebut·meiijadi mi:).ik tuannya, padahal tuannya orang J.ain dari si mayit, maka dengan aemikian ti dak mungkin memberikan warisan padanya. Sebagaimana dia tidak dapat mewarisi ·maka diapun tak dapat diwarisi, sebab dia tak punya miJ.ik, sebagaimana firman Allah :
Artiny~
.Y~J.-J~j) ~~ \~ ( Hamba sahaya yang dimilki yang tidak ada kekuasaan ter hadap seaua tu) . Sama saja dalam hal tersebut apakah dia mudabbar, mukat tab atau ummul walad, disebabkan adanya perbudakan. Ada pun mengenai muba 1 acl terdapat perbedaan pendapat dan yang benar dan telah dinashkan oleh Imam Syafi'i dan di qot 1 ikan oleh Jumhur Ulama bahwa muba'ad tersebut tidak mendapat warisan, sei;>ab kalau mendapat warisan sei;>ahagi an hartanya ak<1.n dimiliki oleh yang memiliki sisanya padahal dia adalah orang lain dari si mayit. Berka ta Imam Al-Muzanny dan Imam Ibnu Suraij bahwa muba'ad tersebut - mendapat warisan seauai dengan kadar kemerdekaannya ; Apakah dia diwarisi 7. Ada aua kaul, menurut kaul Azhar me mang-dia diwarisi itulah kaul jadid, sebab dia memiliki pemil ikan ·yang sempurna dengan dasar 1 tulah maka harta yang ia kumpulkan semuanya- oleh yang sebahagian merdeka dapat diwarisi, waJ.J.ahu A'lam·.··· Dan diantara sebab-aebab yang menghaJangi kewarisan adaJah pembunuhan, maka pembunuh tidak mendapat warisan baik membunuh secara J.angaung atau pakai perantara,baik baik pembunuhan yang dijamin aengan qisas, diyat atau kafarah, a tau tidak di:lamin eama sekali seperti pembu nuhan karena melaksanaKan had atau qisas, baik muncu1 dari aeoranu mukallaf atau selainnya aeperti anak kecil da~_oraag giJa atau bukan, balk pembunuh tersebut dalam keadaan··'bebaa memilih .. atau · terpakaa, didasarkan kepada keumuman sabda Rasulullah saw :
18
Ta~iyuddin Abu Bi.ikar bin Muhammad; Kifaya t al- Akh yar,, < Surabaya; Al-Maktabah Al-Tsaqafiyah,--'1350 H. ) t.c. Juz 2, h. 18-19.
Bagi pembunuh
tak mempunyai hak kewarisan,
Dan sabda Rasulullah
\;~ i,
J ~\ V°.;: GJ I._!..,J;:: ~
Pembunuh tidak mewarisi yang dibunuh walau sedikit. Dan riwayat Imam Al-Nasai
:
t.:-i. ~YI 0-" J LLlJ ~ Bagi pemb4nuh sedikitpun tak mempunyai hak kewarisan Ibnu Abdil-bar onmsahihkan had is-had is terse but dan beliau menambahkan nukilan keeepakatq.n terhadap hal itu. Adapun orang murtad tak mewarisi dan tidak pula diwarisi dan hartanya adaJ.ah fai, Dari Abi Hurairah RA ia ber kata : ~';; ~ r Y.""JJl ~ _, ~ ~~ &'Jr.J u:.~ IJ.J ._,,.....µI{ ' "'1 L, c.,....91.J ~ ':'"'_,.;,I u) j f ti
.. 1-r ()-"
.
Rasulullah SAW teJ.ah mengutusku'kepada seorang lakilaki yang mengawini isteri bapa-knya, Rasulullah telah memerin tahkankU un tuk memenggaJ. kuduknya dan mernbagi lima hartanya, dan ia adalah orang mu~t~d. · Dia telah menganggap halal perkawinan itu. Dan tidak ada perbedaan mengenai orang murtad aqtara orang yang teran~ terangan ctan Zindik, yaitu orang yang menampakkan keindah an agama Islam dan meny11mbuny ikan kekafiran 1 demikian menurut penafairan Al-Rafi'i dalam kauus ini, Ibnu Rif'ah berkata : Keadaannya tidak mewarisi dan tidak diwarisi hal ini kalau dia mati dalam keadaan mur tad·, apabila dia kembali kepada Islam kewarisannya je Jas, dan apa yang ia ucapkan adalah J.upa. Abu Mansur telah menjeJ.askan kasus ini dan ia menceri takan telah ijma ten tang tidak .;;da kewar isannya dala hal seperti ini, <;
_p~b~ ~Jl'\S' y _/w1µ12.,J.:'.'S Orang Islam. t:j.dak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak mewar1s1 orang Islam,
3J
Dan tidak ada perbedaan antara nasab, memerdekakan dan perkawinan, demikian pu1a tak ada ·perbedaan antara masuk Islam sebelum pembagian harta atau sesudahnya, Apakah orang Yahudi mewarisi dari orang Nasrani dan seba1 iknya ? l)alam haJ ini terdapa t perbedaiin para IJlaroa ,yang benar adalah ya demikian ; hal. ini apaoila keduanya kafir zimmy a tau kafir hatbi, balk negerinya sama a tau berbeda, ApabiJa ·aalah·satunya·kafir zin)mi dan lainnya kafir harpi maka da1am kasus tersebut.\tlama berbeda pendapa.t pula, ma menurut Mazhab, ya.ng qot·r1 ti
roengenai pengha} ang-penghalang
kewaris-
an yang terdapat dalam kital:) Kifayat al-Akhyar, Secara singkat matan Rahbiyyah mengungkapkan
Artinya : · Seseorang terhaJ.ang dari kewarisan , disebabkan oleh sal.ah sa tu sebab yang tii:>a. Perbudakan, pembunutan dan perbedaan agama, Maka pahamilah, aebab ragu itu tidak se perti yakin, Dari uraian di atas Oisa disimpu1kan bahwa penghalang· penghalang kewarisan dalam Mazhab Syafi
1
1 ada tiga, yaitu :
perbudakan, membunuh pewaris dan berbeda agama, Dan juga bisa disimpulkan mengenai pengertian pewaris beserta persyara tanny11 dan mengenai pengertian ahJ,i waris be serta persyara tannya sebagai berikut :
19
.
Muhammad bin Umar Al-Baqry, op-cit, h.12.
32 l. Pengertian pewaris beserta persyaratannya a,
Penger~i.&m
rewaris : Pewaris adalah orang yang meninggal
baik meninggal
secara hakiki, 't)erQ.asar putusan pengaQ.ilan a tau 'tier dasar perkiraan. 't), Syarat-syarat pewaris : Pewaris Q.isyaratkan telah meninggal baik secara ha. kiki, berdasar putusan pengadilan atau berdasar per kiraan. 2. Pengertian ahli waris beserta persyaratannya. a. Pengertian ahli waris. Ahli waris adalah orang yang ketika meninggalnya si pewaris dia hidup 't)aik hidup secara hakiki atau secara perkiraan, ia mempunyai hubungan kekerabatan , hubungan pernikahan, hubungan wala atau hubungan ka rena ls1am dengan pewaris, dan tidak terhalang seba gai ahli waris. b, Persyaratan ahli waris : Ahli waris yang berhak mendapat warisan adalah yang memenuhi persyara tan sebagai berikut : l) Ketika meningg~lnya si pewaris ahli waris tersebut ternyata masih hidup, baik hidup secara ha kiki a tau se c<1.ra perkiraan. 2) Pia mempunyai salah satu hubungan kewarisan seperti ]{elrnrabatan, pernikahan, wal.a (memerdekakan hamba sahaya) atau Islam,
33 i:.
Dia. t~dak t~rhalang 01 eh salah sa tu dari
P?ngha -
lang-penghalang kewarisan, yaitu perbudakan,mEllP bunuh pewaris dan berbeda agama. Demikianlah ahli waris menurut
pe~gertian d~n
persyaratan pewaris oan
Mazhab Sya!i 1 i.
E. M.enuri1t Mazhab Hanbali. Untuk mengetahui pengertian dan persyaratan pewaris - . .. - . dan.ahli waris,
terlebih da.h1,11u.harus.mengetahui rukun, sya
rat, sebab-sebab dan penghalang-penghalang kewarisan. Rukun dikemukakan dalam kitab AJ.-Ra .. -waris sebagaimana . . 'id fi 11mi al-Fara'id, adalah sebagai berikut :
Artinya : Rukun kewarisan ada tiga, apabiJ.a · salah sa tunya tidak ada maka ·kewa~isan tidak akan ada ; yaitu : J.. Pewaris, yaitu mayit tersebut atau yang digolongkan . kepada iriayi t urllpamanya orang hilang, 2. Ahli waris yaitu orang yang hidup sepeninggal pewaris a tau yang dikelompikkan kepada orang yang hid up. 3, Rak yang diwariskan. Adapun syarat-syarat kewarisan adalah sebagai berikut •
_ p'.)Muhammad_Al-'led al Kha~arawy, Al-Ra'id !i 11.mi al-" Fat.d.f!., ( Al-Madinah:Al-Munawwarah, Maktabah D&ru al-Turas, 1403.H./ 1983 M.) cet. ke 4, h, 7
21 ~ ..;_,,.;l_,.l\J ~lr\JJI ~y'.J~_pLll..;;.i_:S 9 Artinya Syarat-syarat kewarisan ada· tiga, dan tidak akan sempurna kewarisan tersebut kecuali dengan sempurna persyaratannya, yaitu : l. Terbukti meninggalnya si pewaris, a tau digolongkan ke pada orang-orang yang telah meninggal berdasarRan putusan penga
21
Ibid -,-...'
35
2.
3.
yang mewajibkan bayar denda, dan denda tersebut be..ru~ hamba'1aki-laki atau perempuari.yang dinilai sama dengan lima · ek<;>r unta dlambil oleh ahli war is ei janin terseb1Jt~ · 'l'indak · pidana terse but sall!a saja l$ik sengaja a tau kesalahan, 'Qaik bayi i tu· kel uar seketika · disebabli:an tindak· pidana · tersebut a tau ibunya terus: menerus kesakitan sampai keguguran, 'Qaik janin tereebut laki-laki.atau peremp1,1an. Hid1,1):mya ahl* waris bisa· dibuktikan_ seteJ,ah ll!ening, galnya si pewaris sekalipun hanya sebentar agar bayi dalam ·kandungan · bisa · termasul~ apabila dilahirkan da1am .keadaan _hid up dengan kehidupan mustaqirrah. Mengetahui · terhaQ.ap jihat yang dikehendaki untuk dapat kewarisan, apakah hubungan:perkawinan; hubungan:: wala' (memerdekakan ) atiiu hubungan nasab. Jihat kekerabatan ·bisa·ditentukan·dengan hubungan sebagai anak, ayah, ibu, saudara, paman , demikia.n pula mengetahui terhadap deraja t ahli waris yang. mengumpul kan an tara si masyi t dengan ahli war is padanya. Rukun __ dan syarat ke~arisan ini bisa dilihat pula da -
lam ki al-Fiqhiyah al-Maqrunah. .. tab .. Al-As'. ilah wa al-Ajwibah '22 bi al-Adillan.al-Syar'iyyah. Adapun mengenai sebab-sebab kewarisan diuraikan sebagai berikut :
J.: ~ ,__:_,_;.:: )) ~ J ~\., ..JJ I h" _,.dl -' ' ,0_)_, M ~ i '\l J, ~)111..-\ -' ' ~..; \ v I, ~ ~I GlJ .:.S.9 ' ~\....,..\J ~_.,.,a.;, 22 . . . Abdul '-Aziz Al-Muhammad Al-Saliman, Al-As'ilah wa Al Ajwibah Al-Fiqhiyah Al-Mafrunah bi aJ-Adillah al-~ar'iYhah · 'ti'.cff;fan",-!(Irasan!irn'ra t ai- uhfi s WF-i4amlakah al-Arably!h a a1-fJ.miyyah wa al-Ifta wa al-Da'wah wa_a1.:.Irsyad Idarah a1Tab i wa al-Tarjamah, 1982 M/ 1402 H,) t.c., Ju~ ·, -~ .?10 ,211.:
-su
37
Artinya : · · Aku · ini ahli ·war rs· orang yang tak;punya ahli waris , aku.ikut bertanggung jawab terhadapnya dan aku mewarisi nya. Dari Rasuiullah [.)AW tidak mewarisi untuk· dirinya tapi ditasarrufkan untuk·kepentin$an.kaum muslimin. J)emikian pula pendapat golongan Syafi' iyah, apabila BaituI-mal tersebut tersuaun. Adapun golongan pengikut Hanafi dan Ranba11- mereka tidak memandang·sebagai se bab baik Baitu1-mal itu teratur atau tidak, mereka berpendapat adanya radd dan memberikan warisan terhadap za wil-arham dengan dasar firman Allah Ta'ala :
-tJJ ( '-;' t.$.J ~-"":'!
J,,' r...:.o-"':l rLv
J '))' , .,,> '\'
Karib-kerabat itu··aebafiagiannya iebih utama dari aebaha gian yang·1ain Q.alam Kitiib Allah. · · · · N'.ikah i tu-meni.irut tirijauan bahasa adalah berkumpul ; dan menurut 1stilah· adalah· akad·pernikahan yang sahib , sekalipun belum terjadi bercampur demikian pula khul wah , cl.engannya terjadi kewarisan bagi maaing-masing pi hak berdasar firman Allah Ta'ala :
... k~jl ~_;. L..w. r-'· p-bJ_,
Bagi kalian · setengah dari harta yang ditinggalkan isteri isterimu ••.• . 2. Al-wala' (memerdekakan hamba aabaya) · Menurut.bahaaa dimutlakkan kepada arti pertolongan, kekerabatan dan milik ; menurut istilah adalah usu bah (kekeluargaan) yang disebabkan oleh pemberian ni'mat kemerdekakan O]eh ai mi,i'tiq·(yang memerdekakan) kepadasi atiq (yang dimerdekakan), dengan memerdekakan tersebut kewarisan banya satu pihak. Yang dimerdekakan diwarisi disebabkan karena wala' tapi dia tidak mewarisi. Kewarisan disebabkan wala' ini diuraikan dalam bab wala' 3. 1fasab ; yaitu kekerabatan. Menur1,1t iatilah yaitu hubungan antara dua insan disebabkan berserikat dalam ke 1ahiran, baik hub1,1ngan itu dekat at.au jauh. Nasab tersebut dibagi tiga bagian : a. J!,el;Uhur, :faitu bapak dan kakek dan bapak-bapak mereka . b. Keturunan, yaitu anak dan anak-anak mereka; c. kerabat garis menyamping, mereka itu saudara saudara dan anak-anak mereka, paman dan anak mereka, Demikianlah sebab-sebab kewarisan dalam Mazhab Hanbali.
Adapun penghalang-penghalang kewarisan adalah seba gai berik\I t :
. 0.;'.A) I ~ ~ ly j,:::J ~ <.$_)I : °:.(, .Y6 .:_,/ Y, I f !_,.a
J)~_;l>) jW.J_;;.f0.!)'..r> 4.9J J.i..r1'' ~~1~ 4-» J,L._..., I
~YO"' yb lf?)
~\Jl.i
-J.'. JP
~
...
.,.
t ifi_,-i \.,;..
~.J;.:.::.i h ~
-..:~~ s-J.J~,,, .::..-JxY, ~...r.:JJ _,+#
II . \" t).) I j).J \J""fi .Y
.•,
w
.
,.
I
. l I A~
v ')>-""""
.
~..ft l
'""',.K, c,r
.
-
.i \
41..ii_,
... 4' •
.
. I ....;
<.r:
' y
24. ~}»_)IJJI W'~i
Artinya Penghalang-penghalang kewarisan ada tiga an, pembunuhan dan berbeda agama,
perbudak-
1. Perbudakan ( al-riq ) Al-riq menurut bahasa adalah perhambaan, dan menurut istilali adalah kelemahan secara hukum yang melekat·· pada ~anusia disebabkan kekafiran. Maka hamba saha.ya·ctengan segala macamnya tidak bisa mewarisi, dan tidak pula bisa diwarisi, sebab hamba itu dan segala apa yang diusa hakannya adalah milik tuannya can maulanya. Adapun hamba yang muba'ad yaitu yang sebahagiannya telah merdeka dan sebahagiannya masih hamba dia itu bisa mewarisi dan bisa diwarisi dan· dia menghijab sesuai.dengan ukuran kemerdekaannya demikian menurut Imam Ahmad; padahal menurut paw. Imam yang tiga hamba tersebut tidak blsa mewarisi dan ti oak diwarisi, Z4 Ibid, h, ' -10
2. Pembunuhan yang menghalangi kewarisan. Yaitu setiap pembunuh<;J.n yang diwajibkan untuk diqisae seperti pembunuhan semata-mata sengaja dan ada rasa per~ musuban; dan pembunuhan yang diwajibkan membayar diyat , seperti aeorang ayah membunuh anaknya dengan aengaja dan c).engan raaa permua1,1han, maka hal ini dijamin dengan di ya t bukan dengan · kaffarah karena pembunuhan aengaja c.ian tidak pula c).engan qiaas disebabkan sabda Rasuiullah SAW: Seo rang ayah tidak 4ib1,1nuh disebat;ikan membunu'h '-8.naknya.; Atau pembunuhan yang dikenakan ·kaffarah, seperti seseo "" rang yang memanah seorang muslim 41antara dua barisan , dia menyangka bahwa oarang teraebut orang kafir. Adapun pembunuhan yan~·tidak dikenakan salah satu dari tiga keten tuan tersel,mt maka tidak terhalang. un tuk mendapat warisan, hal tersebut seperti membunuh karena qisas, had atau membela c).iri. 3. Berbeda agama, Yang dimaksud adalah berbeda antara Islam dan kufur , dasarnya sabda Rasulullah SAW : . ~ l .ll..) l(JI YJ _) t(J1_,,\ ,.ti.:.,_;;:;' y . ( Orang muslim tidak mewariai orang kafir, dan orang ka_ fir tidak mearisi orang Islam) kecua] i kewarisan berdasarkan wala 1 , menurut Imam Ahmad tidak menghalanginya sekalipun berbeda agama, didasarkan kepada sabda Raaulullah SAW :
-v.a.t _, 1 q~ ~-*¢\ )l~_)~..,A,JIJ l
,llJ:,.J',;' lJ
( Orang Muslim tidak mewarisi orang Nasrani kecuali pewaris tersebut hambanya atau amatnya ) Juga berdasarkan riwayat dari Ali dan Umar bin Abdul Aziz yang memberikan kewarisan terhadap orang kafir dari orang Islam disebabkan wala', Demikian pula apabila seorang kafir masuk Islam sebelum tirkah dibagikan pewarisnya orang Islam; ia mendapat warisan untuk mendorong baginya masuk Islam, demikian menurut- Imam Ahmad, Demikian pula pertedaan agama t;ierlaku diantara bermacam-macam kekufuran c).an bermacam-macam agama seperti Yahudi, Nasrani Oa.n Majusi itulah yang benar menurut Imam Ahmad berdasarkan firman Allah : ~(«.:JI t tr'_,! 1..t V'.JL.,.?.;JI .t ~ W)I _, 1_,; llJ .:c'.iJI _, 1_,;... l ..J::j,\1.:, 1, ( Sesun~ituhnya orang~orang yan~ beriman, orang-orang Yahu di, Sobi'i~, Naarani, MaJuai ctan orang-orang muayrik •••• Al)ah meny.e'but mereka be'Qerapa agama bukan agama yang sa ~.
.
Hukum orang murtad, Murtad menurut bahasa adalah orang yang kembali seba gaimana firman :n J.ah Ta' aJ a
41
. 0:.;-"" \.;,., 1.Y;l;.:...:;:.; p
J
~ >'\_}~ I_,;:;_; JJ'
( Janganlah kalian kembali ke belakang maka kalian akan kembali dalam keadaan merugi ) Menuru t Syara' - inurta<:l" i tu ·adalah orang kafir setelahd ia Islam. :Ada pun hukumnya dia - tidak mewar is i dan tidak pula diwarisi; hartanya" menjadi harta -tai' dimasukkan ke Bai tul-mal kaum Muslim in. Sebab orang murtaQ. i tu bukan orang .Islam sehliigga -·hartaliya diwarisi oleh orang Islam, dan tidak ·pu1a-·diak11-i dalam kemurtadannya sehingg;;i. harta nya diwarisi oleh pemeluk agama yang terhadap agaml;l i tll dia kembali. Demikianli;ih peng talang-penghalang kewarisan menurut Mazhab Hanbari. SeteJah mengetahui
rukun-rukun, syarat-syarat, sebab
sebab dan penghalang-penghalang kewarisan, maka diketahui pu la pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris menurut Mazhab Hanbali, 1. P7ngertian dan persyaratan pewaris. a, Pengertian _pewaris : Pewaris adalah orang yang meninggal, atau dikelompokkan orang yang telah meninggal seperti orang hi lang. b. Persyara tan pewaris. Pewaris disyaratkan telah meningga1
baik mening -
galnya i tu secara hakiki, . dengan pu tusan pengadil an
atau secara perkiraan.
2. Pengertian dan persyaratan ahli-waris. a, Pengertian ahli-waris : Ahli waris adalah orang yang hidup sepeniiiggal pewaris
si
a tau orang yang dikatagorikan hidup pu nya
hubungan dengan si pewaris dengan sa1ah satu sebab
dari sebab-seJ:lab kewarisan, yaitu nasab, perkawin an dan wi:ila '.. , dan tidak terhalans oleh salah satu dari .penghalang:-penghalang kewarisan yai tu per budakan, 'b.
membunu~ pewari~
§~ar11.t-syara~
dan berbeda agama,
ah),i wi:iris.
l. Ketika . meninggalnya si pewaris ahii war is tersebu t terbukti masih hidup, baik hidup secara hakiki ataupun secara perkiraan. 2, Dia mempunyai .. salah satu hubungan kewarisan dengan pewaris, umpamanya hubungan pernikahan, wa la'
.
(~emerdekakan
na.sab. 3. Dia tidak
hamba sahaya) atau hubungan -
ter~al~ng
oleh salah-satu dari\ peng-
halang-penghalang kewarisan yaitu perbudakan , membunuh pewaris, dan berbeda agama, Demikianlah pengertian dan
pers~ata tan
pewaris dan li!h
Ji waris menurut Kompilasi Hukum Islam, Mazhab Hanafi, Maz hab Maliki, Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali.
T:INJ AUAN TERHADAP K:&TENTUAN AHLI WARIS
Pada Bab j.ni akan dibahas
mengenai ketentuan ahli wa
ris ,_siapa~a~ ".l~reka yang.me~ja~~-a~~i w~l_'is terseo1.1t, baik menuru t Kompilasi Hukum Isl all), -menurut.. Mazhab .. Hanafi, hab Maliki , Mazhal;> Syafi'i dan
Maz -
Mazhal:> Hanbali.
A, Menurut Kompi1asi Hukum Islam Manurut Kompilasi Hukum Islam
di Indonesia ketentuan
siapa siapa sajakah ahli waris itu, bisa diketahui pada
pas
sal 174 yang berbunyi sebagai berikut : (1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari : a, Menurut hubungan darah - golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek; - golongan perempuan terdiri dari : Ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek. b, Menurut hubungan perkawinan terdiri dari : duda atau janda, (2) Apabil'a semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah,ibu, janda atau duda, Sedangkan ketentuan ahli waris pengganti terdapat pada pasal 185 yang berbunyi sebagai \:;>erikut : (1) Ahli waris yang
me~ingga1
lebih dahu1u dari pada
si
pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anak nya kecuali mereka yang tersebut pacla pasal 173. (2)
Ragian bagi ahli waris hi dari
ba~~ian
:ren~~anti
ahli waris yang
r1i ·:an ti.
43
tictak bci1 eh melebi-
s~derG.jat
densan yang
45 2) anak perempuan dari sauoara laki-laki sebapak " h. Fengg!'!nti $atidara perempuan sebapak.
. . sebapak
l) anak J.aki-J.aki dari sauctara perempuan sel?apak 2) anak perempuan dari sau\iara perempuan i, Fengganti dari saudara laki-laki seibu. l) anak laki-laki Q.ari saudara laki-laki seibu * 2) anak perempuan dari saudara laki-laki seibu. * j. Pengganti dari saudara perempuan seibu. l)
anak laki-laki dari saudara perempuan seibu*
2) anak perempuan dari saudara perempuan seibu, * k. Pengganti dari paman sekandung, J) anak laki-laki dari paman sekandung
2) anak perempuan dari paman sekandung,* 1. Fengganti dari paman $ebapak 1) anak la~i-laki dari paman sebapak, 2) anak perempuan dari paman sebapak,* m. Penggan ti dari n paman seibtl
.
1) anak laki-J.aki dari paman seibu,* 2) anak perempuan dari paman seibu,* n. Fengp;an ti dari kakek jal ur bapak : 1) anak laki-J aki dari kakek jalur bapak ( paman) 2) anak perempuan dari l~akek jalur bapak ( bibi) *. o, Fengr,anti dari nenek jalur bapak :
J) i'\nak 1 ak.l-laki dari nenek jal ur bapak.
46 * 2) anak perempuan dari nenek jal tir bapak
.
p. Fenggan ti dar.i kakek jalur ibu.* l) anak laki-Jaki dar.i kakek jal l)r i(l\l *
2) anak peremp\lan <)ari kakek jal \lr ibu*
* q. Pengganti dari nenek jalur ibu. 1) anak laki-laki dari nenek jalur ibu.*
* 2) anak perempuan dari nenek ja11ir ibu. • r. Pengganti dari suami. 1.) anak-anak suami yang juga anak pewaris, 2) anak-anak suami dengan orang Jain@ s. Pengganti ister i, J) anak-anak isteri yang juga anak pewaris,
2) anak-anak isteri dengan orang lain@ DemikianJ.ah rincian ahli waris dan ahli waris peng ganti menurut sistem Kompilasi Hukum Is1.am. Maka dengan demi!dan mencakup ah.li waris asabah dan zawilfurud, ( tanpa ada tanda sesuat\lp\ln ) , arham ( dengan tanda orang lain
*
)
juga banyak zawil-
dan ada juga yang sama sekali
( yang pakai tanda
@ ) ,
Mereka i tu baik a$a
bah maupun zawil furud bisa sama-sama dengan zawil arham , a tau den g:in yang sama sekal i orang lain • B, Menurut Mazhab Hanafi, Ibn1i Abidin salah seora qs naf i daJam ki tabnya
dari penr;ikut mazhab Ha-
Hasy iyah Radd al-Mukhtar, menguraikan
nya dengan mengurutkan terlebih dahulu yang mendapa t bagian tertent\l (zawi1-fvrud ) , kemudian yang mendapatkan si-
47
sa yai tu asabah, dengan mend<;th\llUkan asaba h nasat)iyah, asa bah sababiyah ( mu'tiq atau mu'tiqah) yakni yang memerdekakan si pewaris, kemudian asabah dari yang memerdekakan si pewaris, kalau b semua asabah tidak ada hari;a tersebut atau sisanya diraddkan kepada z,awil-furud, kemudian
baru
d iberikan ]{epada zawil-'arham, setelah i tu baru diberikan kepada saudara yang disebabkan lrnrena sumpah se tLa, kemu dian kepada mereka yang hubungan nasabnya dengan pewaris dapat pengakuan atau ditetapkan, Kalau mereka semua ada
tidak
baru harta tersebut diberikan kepada orang atau badan
yang mendapai; wasiyat lebih aari sepertiga harta, dipenuhi sesuai dengan besarnya wasiyat. Dan terakhir diberikan kepada Bai tul Mal se bagai fai' .1 Setelah memperhatikan uraian Ibnu 'Abidin mengenai kelompok=kelompok
zawil-furuc;I berdasarkan sistima tis fard
nya sesuai dengan fard yang terdapat pada Al-Qur•an
yaitu
6 fard : 1/2, 1/4, 1/8, 2/3. 1/3, 1/6, kemudian juga setelah memperha tikan uraian-uraian mengenai asabah, maka ahJ.i waris bisa dikelOmf'Okkan sebagai berikut l. Ahli waris dari golongan laki-J.aki a. anak laki-laki b. cu cu laki-J aki melal ui ja]. ur anak J.aki-J.akai dan terus ke bawah. 1 Ibnu 'Abidln, Hasyiyah Radd al-Mukhtar, (Mesir,Syirkah Maktabah wa Marba'ah Mustafa al-Babi al-Halabl wa Auladih, 1977/1376 H) Cet. ke 2°Jilid 6, h. 754.
48
c. Bapak,
ct. Kakek, yakni baraknya bapak dan terus ke atas. e. Saudara laki-laki yang sekandung. f, Saudara J.aki-Jaki yang sebap!ik
g. Saudara J.al-.i-, aki yang s eibu. h. Anak J.aki-J aki dari saudara 1aki-J.aki yang sekandung terus ke bawah asal melal ui jal ur 1aki-laki. j_, Anak laki-laki dari i;i;tudara laki-laki yang sebapak, terus ke \lawah a sal me1al ui jal ur 1aki-laki. j, Saudara 1aki-J.akj_ dari bapak yang sekandung dengan ha
pak (
1
am l i abawain )
k. Saudara 1aki-J.aki dari bapak yang sebapak dengan bap
•am li ab )
1. anak laki-laki dari
j dan terus ke bawah mela1ui ja
J.ur laki-laki. m. Anak ].aki-laki dari k, dan terus ke bawah meJ.aJ.ui ja J.ur Jaki-laki, n. suami. o. Laki-laki yang memerdekakan pewaris. 2
2. Ahli waris golongan perempuan : a. Anak perempuan b, Cucu perempuan
melalui jalur anak laki-Jaki, sekali
pun terus ke bawah, 2 Ibid, 775.
lih · . a t bagian asabah dan zawil furud, h. 7/D-
. 49 c. Il;>u d. Nenek sejati ( jadc;lah sahihah ) e. Saudara perempuan sekanQ.ung. f. saudara perempuan sebapak. g, Saudara perempuan eei\:>\1. i. Isteri. j. Perempuan yang memerdekakan ,3
Perl u dij elaskan bahwa yang dimaksud jaddah sahihah a tau nenek seja ti adalah nenek yang hubungannya dengan may it tidak melal ui kakek yang tidak seja ti
si
( Jad fas id )
dan nenek tersebut ada tiga macam : J.) Yang dihubungkan sema ta-ma ta
melal ui jal ur rerempuan
seperti ibu ctari ibunya ibu, atau ibu dari ibu, 2) Yang dihubungkan semata-mata melalui jalur laki-laki seperti ibu Q.ari bapaknya bapak, ibu dari bapak, atau ibu dari bapaknya bapak dari bapak. 3) Yang dihubun~kan melalui perempuan kemudian melaJ.ai J.aki-lak.i, seperti ibu dari ibunya bapak. Adapun contohnya nenek tidak sejati ( jaddah fasidal'i' adalah
ibu ctari bapaknya ibu. 4 Menurut Mazhab Hanaf i, disamping ahli waris
~er.sebut
termasuk juga ahJ.i waris yaitu zawiJ.-arham, kekeratiatan yang
4.ll?.J4., h. 772. ', f'<
'.,
disebabkan sumpah setia, ctan seorang yang hubungan nasab nya melalui penetapan. Namlfn mereka itu baru dapat warii;;an kalatl ternyata
zawi1-furt~9.
;;Ian asabah sama sekali ticjak <;i.-
da,5 Unt:pk mendapatkan warisan ahl:L waris yang telah di tentukan di atas clitetapkan menurut urutan asabah. Jik<;i. di 1ihat 'dari tingkat asabah sama ditentukan oleh kuat hubung an \{ekeraba tan. $eorang ct1cu bi.sa mendapa t warif:;an jika ee= mua anak laki-laki tidak ada, cuc1.1 tersebut tidak mengover e.1.ih hak bapak ataµ ibtmya, tapi .tlV·sebagai ahli waris dan dapat bagian menurut ketentuan baginya, Kakek baru dapat ba gian kalau tidak ada bapak, J;lagiannya seperti ketentuan bagian untuk bapak kecuali da].am. beberapa ha1.6· Nehek menda _ pat bagian kalalf tidak ada_ibu; tidak ada nenek yang lebih dekat kepada pewar,is, dan... jika
nel).ek itu dari pihak bapak
disyaratkan mesti tidak ada bapak, Adapun bapaknya bapak hanya menghijab ibunya dan terus ke atas, 7 Ah] i warie. penp.;ganti sebagaimana diistilahkan .oleh ilmu hukum dari J;larat tidak terdapat dalam Mazhab Hanafi, C, Menurut Mazhab Maliki. Al U., ~az Hasan Kamil Al-Mul tawy dalam ki tabnya "ilqh
5
l.!:?.11,
7
.!E.!s!,
h•
7. 64
h. 772 dan 782
6 Ibid, h, 775
51 Mu'amalat 'Ala Maz:hab Al-Imam Malik" menguraikan ahli waris sebagai berikut : 1. AhJ.i war is goJongan
1 a!-<:i-11'.ki
terdiri
a. Anak laki-laki. b. Cu cu laki-J.1;1ki melal ui jal ur anak laki-l<J.ki seka lipun terus ke bawah, c. Bapak. d. Kakek sejati
( al-jad al-sahih ) , yakni kakek da-
ri jalur bapak sekalipun terus ke atas. e. Saudara laki-laki sekandung. f, Saudara laki-laki sebapak.
g, saudara laki-laki seiou. h, Anak laki-laki dari e, sekalipun terus ke bawah , asal melalui jalur laki-laki, i, Anak laki-laki dari f, sekaJ.ipun terus ke bawah asal melal ui jal ur laki-laki,
j. Saudara laki-laki dari bapak yang sekandung dengan bapak, k. saudara laki-laki dari bapak yang sebapak dengan bapak. 1. Anak laki-laki dari j., sekalipun terus ke bawah asal melalui jalur laki-laki, m. Anak laki-laki dari k., sekalioun terus ke bawah a s;tl melal ui jal ur laki-laki n. Suami. I
l
53 Ibu
menghijab se1ur\lh nenek, baik dari pihak ibu
maupun dari pihak bapak,
Bapak dan kakek menghijab selu- ·
ruh nenek dari pihak bapak.
Nenek yang dekat dari
ibu menghijab seluruh nenek yang jauh
pihal~
baik dari pihak ibu
mat1pun dari pihak ayah. Nenek yang Q.eka t dari pihak
ba]'.l<'k
hanya menghijab nenek yang jauh dari pihak bapak saja. 10 Kemungkinan nenek yang l;>isa \:>erkumpul
menurut Mazhab Ma-
liki hanya dua orang saja yang dapat warisan. Demikian ahli waris menurut Mazhab Maliki, yang ter nyata hanya mencakup zawi1-furud dan asabah, tidak menca kup zawil-arham
sebag~imana
pendapat dalam Mazhab Hanafi.
Apabila ahli waris tersebut sama sekali tidak ada,
maka
harta dimasukkan ke Bai tul-Ma1 baik tera tur maupun tidak. Mereka menerima rad setelah .::f\O tahun dari Hijrah Rasul. Sekalipun ahli waris itu semuanya berh.1k untuk men dapat warisan, tapi penentuan untuk mendapatkan warisan da Jam sesuatu kasus kewarisan ditentukan menurut urutan asabah. Jika tingkat asabah sama maka ditentukan oleh kuat hubungan kekerabatan, Seorang cucu melalui jalur anak laki baru dapat warisan kalau anak 1aki-laki tidak ada. Kakek bahagiannya sama seperti bapak ka1au bapak tidak ada, ke cuali dalam masalah garawain dan
J(I J.Q.M!.,
h. 257-258
berkumpul dengan saudara
54 yang sekandung dan sebapak, maka kakek berbeda dengan bap<'k. Ketentuan kakek pada umumnya sama dengan ketentuan bapak , jika bapak tidak ada, Ketentuan cucu sama dengan ketentuan anak jika anak tidak ada,11 Dalam Mazhab Maliki, kakek mendapat warisan bukan berkedud ukan menggantikan bapak, demikian pula cucu bukan menggantikan kedudukan orang-tuanya, tetapi mereka menda pat warisan karena mereka sebagai ahli waris, yang bahagi= annya belum tentu sama dengan yang digantikan, sebagaimana kedudukan ahli waris pengganti, D. Menurut Mazhab Syafi'i, Al-MahallY pensyarah kitab Minhaj al-~alibin yang di susun oleh Al-Nawawi,
merinci ahli waris sebagai berikut ::
l. Ahli war is dar.i, golongan laki-laki. a. Anak laki-laki b, Cucu laki-laki ( anak laki-laki dari anak laki-la-
ki )
dan terus ke bawah melalui jalur laki-laki.
c. Bapak, d. Kakek ( bapak dari bapak ) sekalipun terus ke atas. e, Saudara J aki-laki yang sekandung, f, Saudara laki-laki yang sebapak, g. Saudara J.aki-laki yang seibu,
11
Ibid h • 2 54-255, ~-·
2 66 •
56 terus ke bawah c. IbU d. Nenek ciari jal 1.)r bapak. e • Nenek dari jal ur ibu f. Saudara perempuah sekandung.
g. Saudara perempuan sebapak. h. Saudara perempuan sei\)u.
i. Isteri. j.
P erempuan yang memerdekakan,14
Demikian kelompol{ c;i.hli waris baik laki-laki maupun perempuan menurut Mazhab syafi'i. Ketentuan untuk mendapat warisan dari si pewaris tergantung ja\lh dekatnya hub\lngan kekerabatan dengan si pewaris, l-a]. ini ditentukan dengan urutan asabah dan kekuatan hubungan kekerabatan. Kakek bisa berkedudukan seperti bapak jika bapak tidak ada, hanya daJ.am beberapa hal berbeda, yakni dalam kasus garawain dan
berkumpulnya dengan saudara kandung
dan
saudara sebapak, maka dalam masaJ.ah ini kakek tidak sama de ngan bapak,15 Cucu laki-laki dari jalur anak laki-laki berkedudUk an seperti anak laki-laki jil{a c;i.nak laki-laki tidak ada, de mikian pula cucu perempuan seperti anak perempuan.
ba'ah
lltibid, h, 21 15 Al-Mu-i;I•I, AJ.-Majmu' Syarh al- Muhazzab, (Mesir, Mat Al-Imam, t.t.) t.c. Juz ke 15 h. c.o§, 211.
57 Adapun nenek, baru dapat bagian jika tidak ada ibu dan tidak ada nenek yang l!;ebih dekat dari jalur ibu,
dan
nenek dari jalur bapak ditambah dengan tidak ada bapak dan nenek yang lebih dekat dari jal1Jr bapak. Nenek bisa mendapat warisan baik menyendiri maupun berkumpul beberapa
o-
rang nenek, tapi bagiannya hanya seperenam,J.6 Demikian ahli waris yang berhak mendapat bagian me nurut Mazhab Syafi'i. E. Menurut Mazhab Hanbali, Mansur bin Yun us bin Idris Al-Bahuty daJ.am ki tabnya "Kasysyaful Qina 'An Matnil Iqna' merinci ahli waris sebagai berikut
1. Ahli waris dari golongan laki-laki ada sepuluh a, Anak laki-laki. b. Cucu J.aki-laki ( anak laki-laki dari anak laki-la ki)
sekalipun terus ke bawah asal melal ui jal ur
laki-laki. c. Barak. d, Kakek ( bapak dari bapak) sekalipun terus ke atas e. Saudara laki-laki dari tiap-tiap jurusan (saudara 1aki-laki sekandung, sebapak dan seibu ) • f. Anak laki=laki dari saudara J.aki-laki kecuali dari yang seibu, 16
Al-Syansyuri, op-ci.L h, 98-101.
58 g. Saudara Jaki-laki dari bapak kecuali dari bapak yang seibu. h. Anak laki-laki dari saudara bapak yang lald-laki kecuali dari bapak yang seibu. i. suami.
J.
Laki-laki yang memerdekakan si pewaris.17
Uraian di atas sama dengan apa yang dikemukakan oleh AJ-Ied Al-Khatarawy dalam kitabnya "Al-Ra'id fi I1mi aJ-Faraid 11 yang dalam muqaddimahnya dise butkan berdasarkan Mazhab Al-Imam Ahmad. Di sini diuraikan bahwa kalau diurai kan sec ala global ( ijmaJ.) menjadi sepul uh kelompok ( seperti di atas) , tapi kaJ.au diuraikan secara rinci akan mencapai 15 kelornpok. Secara rinci diuraikan sebagaimana tersebut di bawah ini Ahli war is golongan laki-laki a. Anak laki-laki, b. Cucu laki-J aki (anak laki-laki dari anak laki-J.a;.,· kD
sekalipun terus ke bawah.
c. Bapak. d, Kakek ( bapaknya bapak) sekalipun terus keatas, asal melalui jalur laki-laki. e. saudara Jai i-laki yang sekandung. f.
Saudara laki-laki yang sebapak.
17 Al -Bahu ty, Kasys:{af al-Gina 1 1 an Ma tn al- Iona 1 , ( Beirut, Libanon, Dar al-Fikri, 1402 H./1982 M.), t.c., jl,IZ ke 4, h, 1,05,
59 h. Anak laki-laki dari sausara laki-laki yang sekandung. i. Anak l.aki-1 aki d
pak. j. Saudara 1aki-laki dari bapak yang sekandung
de-
ngan bapak. k. saudara 1aki-laki dari bapak yang sebapak dengan bapiak, 1, Anal~ laki-J.aki saudara laki-laki dari bapak
yang
sekandung dengan bapak,
m. Anak laki-laki saudara laki-Jaki dari bapak
yang
sebapak dengan bapak, n, Suami atau duda. o. Laki-laki yang memerdekakan.18 Dari uraian tersebut di atas ternyata tidak ada per bedaan sama sekali daJ.am menentukan ahli waris golongan la ki-1 aki. 2~
Ahli waris dari golongan perempuan a, Anak perempuan, b. Cucu perempuan ( Anak perempuan dari anak laki-la ki ) sekal ipun terus ke bawah asal [1elal ui
jal ur
lald-laki. c. Ibu.
~11.,,
Ierl J'\1-Yh2~ara1.,.y, .\1-11a'ict fi I"ni. ai_-Fara'id, ( Al-Madinah al-Munawwarah, Mak ta bah Daru al-Turas, 140 3 H ./ 1
1983 M, ) , cet, ke
I;
h. 10.
61 i, Saudara perempuan seibu. j, Isteri. k. Perempuan yang memerdekakan si pewaris.C:O Selanjutnya Al-'Ied
Al-Kha~arawy
menjelaskan menge-
nai nenek dalam kewarisan menurut Mazhab Hanbali terbatas hanya tiga nenek saja, yaitu :
1) Ibunya ibu, dan ibunya sekalipun terus
ke
atas asal melalui jalur perempuan. 2)
Ibunya bapak dan terus ke atas,
3) Ibu dari bapaknya bapak ( ibu dari kakek )se kal ipun terus ke a tas asal me:Lal ui jal ur perempuan. 21 Nenek tersebut mendapa t bagian jika ticlak a d3. ibu , dan tidak ada nenek yang lebih dekat keracta pewaris
baik
dari jaJ ur ibu maupun d:tri jalur barak, dan bapak tidak menghijab ibunya, Kakek bisa
menggantikan bapak kaiau tidak ada bapa.k
daJam ketentuan bagiannya kecuali dalam masalah garawain , dan berkumpulnya dengan saudara
maka kakek tidak seperti
bapak. 22 Cucu J.aki-laki
bagiannya seperti anak laki-laki ka-
lau anak 1aki-Jaki tidak ada. Anak laki-laki dari ahli
wa-
ris 1 aki-laki bagiannya seperti bapaknya jika bajoaknya ctan ahl i waris yang sederajat dengan bapaknya tel ah meninggal.
;:0Al- 1 Ied
Al-Kha~arawy,
Qr=_cit, h. 11
22 AJ-Eahuty, Q.J?-Cit, h. 408
62 ~engan
memperhatikan derajat jauh dekatnya dengan pewaris,
yang deka t 1 ebih didahul ukan dari yang jauh, dan yang kuat 2 hubungannya_ didahu1ukan Q.ari yang lemah. 3 Zawil-arham menctap
Jika
beserta zawil-arham ada duda atau janda maka didahulukan jan~a
]ah _bahagian duda a tau rJ.kan kepada zawil..,arham
terse tut, dan sisanya dibe -
dengan penyelesaian menurut Maz-
hab Ahlut-tanzi1.24 DemDd.anlah ke ten tuan ah1.L war is menuru t Mazhab Hanbal.L. Dengan demikian
selesai pulalah pembahasan ketentu-
an ahli waris menurut Kompilasi Hukum Islam, menurut Maz hab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i ctan Mazhab Hanbal.i.
24A1-'Ied Al-Kha~arawy, op-cit, h.90.1(12.
BAB
PENGARUH PASAL 185
IV
KOMPil,AsI HUKUM IST,AM
TERHADAP HUKUM WARis ISLAM PI INDONESIA A, Sebelum. ada Kompilasi Hukwn Islam ~·
.
Sebe].um a'danya Kompilasi Hukum Islam, kitab-kitab ru jukan bag i Pengadi1an Agama pada dasarnya ada1 ah sanga t ber ragam, akan tatapi pada tahun 1958 telah dikeluarkan
Surat
Eriaran Biro Peradilan Biro Peradilan Agama No. B/1/735 tang gal 18 Februari 1958 yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1957 tentang pembentukan PengadiJ.an Agama / Mahkamah Syar 1 iyyah di l uar Jawa dan Madura • Dalam huruf B- Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa untuk mendapatkan kestuan hukum bagi yang memeriksa dan memutus
perkara maka para Hakim Pengadilan Agama/ Mahkamah -
Syar'iyyah dianjurkan a gar mempergunakan sebagai pedoman kitao-kitab di bam.h ini. (1)
Al-Bajuri ;
( 2) Fa thul-Mu 'in dengan Syahnya ( 3)
Syarqawy ala Al-Tahrir
( 4)
Qalyuby
I MahallY
( 5) Fa thul- Wahhab dengan ,Syarahnya
lllN
!\'
( 6)
Tuhfah ;
( 7)
Targib al Musytaq ;
( 8)
Qawanun al.i.aJ-Ayar' iyyah li al-sayyid Usman bin Yahya ;
memutuskan perkara termasuk di dalamnya masalah~masalah yang berhubungan dengan hukum waris, Kitab-kitab tersebut semuanya memuat hukum-hukum fiqh yang bermazhab Syafi'i, kecuali no 12 yaitu kitab Al-Fiqh "
'ala Mazahib al-Arba 'ah
merupakan lei tab fiqh perbandingan ,
yang mengandung pula faham-faham fiqh Mazhab lain, namun dalam kitab tersebut belum termuat hukum fiqh dalam kewarisan, OJ.eh karena itu rujukan daJ.am fiqh mawaris
atau hu -
kum kewarisan terbatas dalam fiqh Mazhab Syafi'i tidak ter dapat hukum kewarisan dari Mazhab lainnya, dengan demikian tidak seharusnya pu tusan-pu tusan di Pengadilan-Pengadilan Agama berbeda dalam suatu kaaua kewarisan yang sama, Apalagi setelah di teli ti bahwa dalam fiqh Mazhab Empa t mengenai ah1 i war is dan bahagiannya ternya ta tidak ada perbedaan, Mas-
alah Rad dan Zawil-Arham
dalam kitab-kitab Ulama muta 1 akh-
khirin semuanya sepakat menerimanya termasuk Mazhab Syafi'i dan Mazhab Maliki
ketika Baitul-Mal sudah tak berfungsi kem
bali, 1 H.Abdurahman, SH.MH., Kompilasi Hukum Islam di In -
donesia, ( Jakarta, Penerbit Akademika Pressindo, 1992) Cet: ke 1 , h. 22.
65
Perbedaan yang nampak dalam Mazhab Empat mengenai ahli waris dan bahagiannya hanya pada ketentuan kakek apabila bersama saudara sekandung a tal.! sebapak, menuru t Mazhab Han.af j. kakek menghijab saudara, menurut Mazhab Jainnya kakek dan saudara masing-masing mendapa t bahagian. Kemudian masalah ne nek yang menjadi ahl.i waris, Mazhab Empat" berbecia pendapat dalam menentukan banyaknya •. : Dalam mengurutkan perioritas
mereka pada prinsifnya
hampir sama; terlebih dahulu mendahulukan zawil-forud yang telah ditentukan besarnya oleh Al-Qur•an ataupun Al=Hadis
,
kemudian asabah nasabiyah dengan memperhatikan derajat ahli waris tersebut dengan si pewaris
dengan memperhatikan pula
kekua tan kekeraba tan, yang sekau-un 5 1 ebih Kua t dari yang- ha nya seba pak • se celah
ti~ak
ada asabah nasa biyah
baru d,ib_s,J;'i
kan kepada asabah aababiyah , yaitu orang yang memerdekakan ai mayit baik laki-laki maupun perempuan, kemudian asabah da ri yang memerdekakan, sete1ah itu
kalau tidak ada asabah ma-
ka sisa harta diradkan kepada zawil-furud, kaJau tidak ada
ai.
wiJ furud, a tau hanya ada suami a tau isteri maka harta dibe kan kepada zawi].-arham aetelah diberikan hak iateri atau suami. Sete1ah itu kalau tidak ada zawil arham baru harta terse but masuk ke Ba tu1-ma1. Demikian pendapa t para fuqoha golong an mu ta 'akhkhirin. Menurut Mazhab Hanafi sebelum diserahkan ke Baitul-mcll. mendahulukan kekerabatan yang disebabkan sumpah setia, kemudi an kera bat yang disebabkan pen gakuan, selanju tnya un tuk
me-
reka yang mendapat waaiyat seluruh harta sedang ia tak mem _
66 punyai ahJi waris sama sekali, atau hanya suani atau isteri , maka diberikan kepadanya seteJ.;ih hak iateri atau auami diberikan, SeteJah itu baru dimaaukkan ke Batul-mal, Da1am mengurutkan ai;;abah nasabiyah secara tertib sebagai berikut 1, Anak ]aki-laki 2. Anak laki-laki dari an;;.k laki-laki terus ke bawah,
3, Bapak
4. Kakek sejati yaitu bapaknya bapak sekalipun terus ke a tas, bersama
.
5. Saudara J aki-laki yang sekandung 6. atau saudara Jaki-1aki yang sebapak Tapi mendahu1ukan yang sekandung
dari yang sebapak,
? • Anak laki-Iaki dari saudara laki-laki yang sekandung, sekalipun terus ke bawah, 8. Anak 1 aki-laki dari saudara J.aki-1 aki yang sebapak , sekalipun teris ke bawah. 9. Saudara bapak yang J.aki-laki yang aekandung dengan ba pak. 10. Saudara bapak yang J aki-J.aki yang sebapak dengan ba pak. 11. Anak-Jaki-laki dari saudara bapak yang Jaki-laki yang sekandung dengan bapak ( anak laki-laki dari no, 9) 12. Anak Jaki-laki dari saudara bapak yang laki-,aki yang sebapak dengan bapak ( anak laki-laki dari no, J.0 ) 13. Sa1idara laki-laki dari kakek rneJ.alui jalur bapak, yang sekandung dengan kakek, 14. Saudara J.aki-1 aki kakek rnelalui jalur bapak yang seba
67 pak dengan kakek. (15) Anak laki-laki dari no. 13 (J.6) Anak laki-laki dari no. lLf, ( 1 7) Yang memerdekakan si mayi t, baik 1 aki-1 aki maupun perempuan, (18)
Asabah dari yang memerdekakan.
Masing-masing mereka menghijab asabah di bawahnya, dan 2 masJ.ng-masing mereka dihijab oleh asabah di atasnya. ltuJ.ah asabah binafaih, Adapun aeabah bil-ghair (1) seorang anak perempuan
ada 4 : atau beberapa orang beserta -
saudaranya yang laki-laki balk seorang a tau lebih, (2) seorang atau lebih dari anak perempuan dari anak 1aki-1.aki apal;>i1a beserta saudaranya yang laki-laki , a tau bes er ta anak laki-laki dari pamannya, demikian pula beserta anak J.aki-laki dari anak laki-Jaki yang derajatnya 1ebih
renda~
dari padanya, apabila baginya
tidak dapat bagian dari dua pertiganya, (3) saudara perempuan yang sekandung seorang atau Jebih
apabila beserta eaudaranya yang 1aki-laki, a tau be serta kakek seja ti dan saudara J.aki-1aki beberapa orang. (4) Saudara perempuan. yang sebapak seorang a tau lebih apabila beserta saudaranya yang J.aki-laki yang seba pak pula, atau beserta kakek yang sejati dan bebera-
2
Ahmad Kamil Al-Khudl ori, A] -Mawarls a) Isl amiyah ( (Mesir, Al-MajJ is Al-A'la 11 Al-syu •ii'n al-IsU<miyah, 19~6 )
t,c,, h. J),
68 pa orang saudara laki-1.aki yang sebapak. Kedudukan mereka ctalam asabah urutannya
3 sama dengan
saudaranya, dihijab oleh asabah di atasnya clan menghijab asa bah yang ada di bawahnya, Adapun asabah ma'al-ghair adalah sebagai berikut : (1) saudara perempuan yang sekandung apabila berkumpul be serta anak perempuan , atau anak perempuan dari
anak
lak.i-laki. (2)
saudara perempuan yang sebapak apabila berkumpul
de-
ngan anak perempuan.atau anak perempuan dari anak laki-laki,4 Urutan mereka dalam asabah sama dengan saudarauya yang laki-laki, Dengan demikian saudara perempuan yang sekandung , apabila berkumpul dengan anak perempuan a tau anak perempuan dari anak laki-1aki bisa menghijab sebapak terus ke bawah.
saudara J.aki-laki
yang
Demikian pu1a saudara'perempuan yang sebapak apabila menjadi asabah ma'al-ghair
kedudukannya sama dengan saudara
Jaki-Jaki yang sebapak, bisa menghijab asabah-asabah yang ada di bawahnya. Demikianlah kewarisan asabah menurut Mazhab Empa t dan inil ah yang ber1aku sebelum Perubahan
adanya Kompi1asi Hukum Islam.
dari sistem kewarisan tersebut di atas bi-
sa terjadi dengan adanya pasal 185 dari Kompi1asi Hukum Is1 am i tu