PENGARUH MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN STATIC STRETCHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ANGKASA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
Oleh : ALI AHYAR RIDHA NIM J 110090025
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan DIV Fisioterapi
PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2013
LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN STATIC STRETCHING TERHADAP TERHADA FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ANGKASA SURAKARTA
Diajukan Oleh : Nama
: Ali Ahyar Ridha
NIM
: J.110.090. 025
Telah Membaca dan Mencermati Naskah Publikasi Karya Ilmiah, yang Merupakan Ringkasan Skripsi Sebagai Tugas Akhir dari Mahasiswa Tersebut
Telah disetujui oleh : Pembimbing Utama
NIK. 1016
ABSTRAK “PENGARUH MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN STATIC STRETCHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ANGKASA SURAKARTA” ALI AHYAR RIDHA J110090025 (Dibimbing oleh: Dwi Rosella Komalasari, M.Fis dan Wahyuni, M.Kes) Latar Belakang: Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa merupakan wadah yang menyiapkan siswanya menjadi pemain sepak bola dimasa depan. Siswa SSB selama berlatih sangat beresiko mengalami cidera terutama pada ekstremitas bawah seperti strain hamstring Fleksibilitas otot yang baik akan mendukung kualitas pemain karena dapat mencegah strain. Dibutuhkan penanganan untuk mencegah strain hamstring salah satunya dengan meningkatkan fleksibilitas otot. Kurangnya fleksibilitas otot menjadi faktor pencetus cedera pada otot hamstring. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh muscle energy technique dan static stretching terhadap fleksibilitas otot hamstring pada siswa SSB Angkasa Surakarta, serta mengetahui perbedaan pengaruh muscle energy technique dan static stretching terhadap fleksibilitas otot hamstring pada siswa SSB Angkasa Surakarta. Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan menggunakan rancangan penilitian pre and post test two group design. Sample sebanyak 13 siswa yang usianya 15-16 tahun. Pengukuran fleksibilitas menggunakan geniometri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama 4 minggu. Uji Pengaruh menggunakan wilcoxon, uji beda pengaruh dengan menggunakan mann whitney test. Hasil: Hasil pengujian wilcoxon MET sinistra (p=0,014) MET dextra (p=0,016). Dan static stretching sinistra (p=0,034) static stretching dextra (p=0,063). Hasil mann whitney hamstrings sinistra (p=0,016) hamstrings dextra (p=0,093). Kesimpulan: MET dan Static stretching berpengaruh terhadap peningkatan fleksibilitas hamstring. Antara MET dan static stretching tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan. Kata kunci: Muscle Energy Technique (MET), Static stretching, Fleksibilitas otot hamstring.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sepak bola saat ini mendapat perhatian yang cukup intensif dari pemerintah dikarenakan olah raga ini sering dijadikan media pengangkatan prestasi bangsa pada ajang
kompetisi di tingkat internasional. Prestasi sepak bola dapat
ditingkatkan dengan banyak cara salah satunya pembentukan sekolah sepak bola. Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa merupakan salah satu SSB di Surakarta sebagai wadah yang menyiapkan siswanya menjadi pemain sepak bola dimasa depan. Siswa SSB selama berlatih sangat beresiko mengalami cidera terutama pada ekstremitas bawah seperti strain hamstring sebagai jenis cedera yang paling sering, diikuti oleh strain quadriceps, sprain ankle, dan cidera pada knee. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti, ditemukan lima dari tujuh siswa SSB sering mangalami strain otot hamstring dan mengalami gangguan fleksibilitas pada otot hamstring dengan adanya tight pada otot hamstring. Hal ini menjadi perhatian kebutuhan rehabilitatif yang memadai
untuk mencegah
reinjuries (Arnason et al., 2004). Fleksibilitas otot yang baik akan mendukung kualitas pemain karena dapat mencegah strain. Fleksibiltas otot dapat ditingkatkan melalui fisioterapi. Fisioterapi dalam Penerapannya banyak sekali teknik yang digunakan salah satunya metode muscle energy technique (MET). Muscle energy technique (MET) merupakan teknik manual yang memfokuskan pada kontraksi otot, teknik ini dipercaya efektif untuk meningkatkan fleksibilitas otot dengan cepat dan peningkatan LGS (Wassem et al., 2010). Teknik lain yaitu dengan metode stretching salah satunya static digunakan
stretching yaitu suatu metode umum yang
ini menyebabkan jaringan lunak yang memanjang melewati titik
resistensi jaringan selama periode waktu tertentu (Kisner, 2007). TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujan untuk mengetahui beda pengaruh muscle energy technique dan static stretching terhadap fleksibilitas otot hamstring pada siswa SSB Angkasa Surakarta.
TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola Permainan sepak bola memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan kebugaran tubuh, yaitu kekuatan atau kecepatan, kelincahan, dan ketahanan otot. Kelincahan sangat memerlukan peran dari otot yang mana membutuhkan suatu fleksibilitas otot untuk siap menanggapi gerakan (Husaini, 2002). Peran Otot Hamstring pada Sepak Bola Otot hamstring merupakan suatu group otot pada sendi paha (hip joint) yang terletak pada sisi belakang paha yang berfungsi sebagai gerakan fleksi knee, serta gerakan eksternal dan internal rotasi hip. Group otot ini terdiri atas otot semimembranosus, otot semitendinosus, dan otot. biceps femoris. Pada Sepak bola melibatkan banyak otot mulai dari otot besar sampai pada otot kecil salah satu yang paling berperan adalah otot hamstring. Otot hamstring dalam permainan sepak bola mempunyai banyak peran dilihat dari aspek biomekanikanya hampir seluruh gerakan dalam permainan bola yang meliputi menggiring bola, pasing bola, dan melakukan tendangan, derajat knee joint selalu pada posisi flexi pada berbagai derajat. Hal ini menyebabkan otot hamstring bekerja lebih berat dalam membentuk pola keseimbangan untuk penompang tubuh dan potensial mengalami cedera (Shan, 2011). Fleksibilitas Otot Hamstring Fleksibilitas otot hamstring merupakan faktor penting dalam biomekanik olah raga sepak bola yang mana perpanjangan jaringan otot memiliki peranan penting dalam efisiensi dan efektifitas gerakan dalam mencegah strain (Wassem et al., 2010). Strain besar kaitannya dengan tight muscle, menurut Dadebo (2004), terjadi karena banyak faktor seperti: a) Ketidakseimbangan kekuatan otot, b) Pemanasan yang tidak memadai, c) Kurangnya fleksibilitas otot, d) Kelelahan otot dan e) Rehabilitatif tidak memadai. Faktor yang mempengaruhi fleksibilitas Menurut Frontera et al., (2006) yang dikutip oleh pujiastuti, (2011) mengatakan bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas yaitu: a) Muskuloskeletal, b) Keseimbangan, c) Sistem persyarafan dan d) Postur tubuh.
Pengukuran fleksibilitas otot hamstrings Fleksibilitas otot hamstrings dapat diketahui dengan beberapa tes spesifik seperti: 1) Sit and reach test, 2) Toe touch test, 3) Back saver sit and reach test, 4) Passive straight leg raise test dan 5) Active knee extension test. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur active knee extension test yang mana fleksibilitas otot hamstring diukur melalui lingkup gerak sendi (LGS) knee ekstensi dengan geniometri. Muscle Enegry Technique (MET) Definisi Muscle Energy Technique Muscle energy technique adalah bentuk terapi untuk jaringan lunak dimana otot-otot responden secara aktif digunakan, dengan posisi tertentu dan gerakan terkontrol dengan terapis melawan atau menahan gerakan tersebut. Mekanisme muscle energy technique pada otot hamstring Post Isometric Relaksasi (PIR) mengacu pada penurunan kontraksi isometrik otot hamstring beberapa detik dan diikuti rileksasi. Hal ini terjadi karena peregangan reseptor pada otot hamstring yang disebut golgi tendon organ (GTO) yang terletak ditendon dari otot hamstring sebagai agonis. Implus aferen saraf dari golgi tendon organ menuju dorsal root pada spinal cord dan bertemu dengan hambatan motor neuron. Ini menghentikan debit impuls motor neuron eferent oleh karena mencegah kontraksi lanjut, penurunan tonus otot, yang kemudian menghasilkan otot hamstring yang santai dan memanjang saat rileksasi(Chaitow, 2001). Reciprocal Inhibition (RI) mengacu pada inhibisi otot antagonis yakni otot quardiseps dengan kontraksi isometrik otot quardiseps. Hal ini terjadi akibat peregangan reseptor proprioseptif pada muscle spindle untuk menjaga panjang otot secara konstan, dengan cara ini proprioseptif pada muscle spindle akan merangsang serabut saraf aferen dan bertemu dengan rangsangan motor neuron pada otot agonis dan pada saat yang sama menghambat motor neuron otot antagonis untuk mencegah kontraksi lanjut, penurunan tonus otot, yang pada gilirannya menghasilkan agonis yang santai dan memanjang (Chaitow, 2001).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan MET dengan penerapan prinsip post isometric relaksasi (PIR). MET ini akan meregangkan, meningkatkan dan memperpanjang jaringan myofascial pada otot hamstring yang berpotensi menghasilkan viscoelastic dan perubahan struktural, perubahan gerakan autonomic mediated dalam cairan ekstraselular otot dan mechanotransduction fibroblast (Chaitow, 2001). Pada akhirnya MET bisa menstimulasi produksi dan penyimpanan suatu bahan yang menyerupai gel glycosaminoglycans (GAGs). Zat ini (GAGs) bersama-sama dengan air, asam hyaluronic melumasi dan menjaga jarak kritis antara serat-serat jaringan penghubung dalam tubuh sehingga otot akan mudah bergerak dan dapat memanjang dengan maksimal (Herawati, 2004). Static Stretching Pengertian
Stretching terdapat 3 tipe jenis, yaitu static stretching, ballistic stretching dan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF ) stretching (Freshmen, 2002). Static stretching adalah metode umum yang digunakan yang menyebabkan jaringan lunak memanjang melewati titik resistensi jaringan dan dilakukan peregangan berkelanjutan selama periode waktu tertentu (Kisner, 2007). Respon Mekanik Dan Neurofisiologi Otot Hamstrings Akibat Stretching Respon mekanik otot terhadap peregangan bergantung terhadap myofibril dan sarcomer otot. Setiap otot tersusun dari beberapa serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberapa myofibril. Serabut myofibril tersusun dari beberapa myofilament yang terletak sejajar dalam serabut otot. Sarcomer merupakan unit kontraktil dari myofilament dan terdiri atas filamen actin dan myosin yang saling tumpang tindih. Sarcomer memberikan kemampuan pada otot untuk berkontraksi dan rileksasi, serta mempunyai kemampuan elastisitas jika diregangkan. Respon neurofisiologi otot terhadap stretching pada otot hamstring bergantung pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Ketika otot hamstring diregang dengan sangat cepat, maka serabut afferent primer merangsang α (alpha) motor neuron pada medulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut
ekstrafusal yaitu meningkatkan ketegangan (tension) pada otot. Hal ini dinamakan dengan monosynaptik stretch refleks. Tetapi jika peregangan dilakukan secara lambat pada otot, maka golgi tendon organ terstimulasi dan menginhibisi ketegangan pada otot sehingga memberikan pemanjangan pada komponen elastis otot (Lederman, 1997). METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperimen atau disebut eksperimental semu oleh karena tidak semua responden dikontrol oleh peneliti. Desain penelitiannya adalah pre and post test two group design dengan membandingkan antara dua perlakuan yaitu kelompok satu muscle energy technique (MET) dan kelompok kedua static stretching. Responden diberikan intervensi MET dan Static Stretching selama 4 minggu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Active knee extension test yang mana fleksibilitas otot hamstring diukur melalui lingkup gerak sendi (LGS) knee ekstensi dengan geniometri. Penelitian dilakukan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Surakarta pada bulan Mei-Juni 2013. Teknik pengambilan sample dengan teknik Purposive Sampeling yang memenuhi kriteria inklusi: Berusia 15 – 19 tahun, terdapat Tight otot hamstring (Tidak mampu untuk mencapai lebih dari 160° dari ekstensi knee dengan hip fleksi pada 90°) tidak menderita Low back pain akut atau kronis, tidak menderita cidera m.hamstrings akut atau kronis dan bersedia menjadi responden. Data-data prepost test yang telah terkumpul diuji secara statistik kuantitatif dengan softwere SPSS. HASIL PENELITIAN Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa merupakan salah satu SSB di Surakarta. Kegiatan latihan para siswa SSB ini dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Responden yang berjumlah 13 orang ini yang berumur 15-17 tahun dan dibagi menjadi 7 responden kelompak MET dan 6 responden kelompok static stretching. Dari data tersebut didapatkan hasil uji statistik sebagai berikut:
Uji Pengaruh Muscle Energy Tecknique (MET) dan Static Stretching dengan Wilcoxon Test. No 1
Data Uji muscle energy technique (MET)
2
static stretching
Bagian dextra sinistra dextra sinistra
Nilai Signifikansi .016 .014 .063 .034
Hasil penelitian pengaruh muscle energy technique (MET) terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring dextra dan sinistra menunjukan hasil p < 0,05
yang
berarti
bahwa
muscle
energy
pengaplikasiannya selama 5 detik dan rileksasi
technique
(MET)
dalam
2 detik dilakukan 3 kali
pengulangan untuk setiap treatment sebanyak 3 kali seminggu selama 1 bulan berpengaruh untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Hasil penelitian pengaruh static stretching terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring sinestra menunjukan hasil p < 0,05 yang berarti bahwa static stretching dalam pengaplikasiannya durasi 15 detik sebanyak 3 kali seminggu selama 1 bulan berpengaruh terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring sinistra. Pada otot hamstring dextra, uji statistik menunjukan p > 0,05 yang berarti static stretching tidak berpengaruh pada fleksibilitas otot hamstring dextra, hal ini dikarenakan pada penelitian ini responden lebih dominan menggunakan tungkai bagian dextra dari pada bagian sinistra saat permainan dan juga untuk menyikapi semua gerakan tubuh, dimana otot bagian dextra memiliki kinerja yang lebih besar dari pada bagian sinestra dan berpotensi mengalami delayed onset muscle soreness (DOMS) yakni suatu fenomena yang sering ditemui dan terdokumentasi dengan baik, sering terjadi sebagai akibat dari latihan eksentrik yang tidak lazim atau intensitas tinggi seperti pada sepak bola (MacIntyre et al., 1995). Gejala-gejala yang menyertai meliputi pemendekan otot, peningkatan kekakuan terhadap gerak pasif, bengkak, penurunan kekuatan, daya ledak otot dan sakit lokal. Gejala - gejala akan sering muncul dalam 24 jam setelah latihan dan biasanya menghilang setelah 3 – 4 hari (Proske, 2001). Penggunaan tungkai bagian dextra secara berkepanjangan dapat
menimbulkan
DOMS yang mana dalam jangka panjangnya akan menyebabkan
respon adaptasi jaringan yaitu gangguan fleksibilitas jaringan otot.
Uji Beda Pengaruh Muscle Energy Tecknique (MET) dan Static Stretching dengan Mann-Whitney Test. No 1 2
Fleksibilitas Dextra Sinistra
MEAN MET 9.286 10.000
MEAN Static Stretching 5.000 5.000
Sig .093 .016
Dari penelitian ini didapatkan bahwa uji beda pengaruh data menunjukan perbedaan pengaruh antara MET dan static stretching, yang mana untuk bagian sinistra p < 0,05 dan bagian dextra signifikansi nilai p > 0,05. Pada
muscle
energy
technique
(MET)
dalam
pengaplikasiannya
memberikan efek terhadap fleksibilitas otot hamstring dikarenakan pada prinsip Post Isometric Relaksasi (PIR) akan meregangkan, meningkatkan dan memperpanjang jaringan myofascial pada otot hamstring yang berpotensi menghasilkan gerakan autonomic mediated dalam cairan ekstraselular otot yang mana menyebabkan air dan asam hyaluronic akan mengendorkan dan melumasi gerakan antara fasia dan otot dan akan menyebabkan mechanotransduction fibroblast yaitu fibroblast mensekresikan protein pada serabut otot dan tendon sehingga menyebabkan otot memanjang (Chaitow, 2001). PIR juga akan menstimulus golgi tendon organ (GTO) yang terletak di tendon dari otot hamstring sebagai agonis. Implus aferen saraf dari golgi tendon organ menuju dorsal root pada spinal cord dan bertemu dengan hambatan motor neuron. Ini menghentikan debit impuls motor neuron efferent oleh karena mencegah kontraksi lanjut, penurunan tonus otot, yang akan menghasilkan otot hamstrings yang santai dan memanjang saat rileksasi (Chaitow, 2001). Untuk penerapan static stretching memakai prinsip yang sama dimana akan menstimulus golgi tendon organ (GTO) yang mana menghentikan debit impuls motor neuron efferent oleh karena mencegah kontraksi lanjut, penurunan tonus otot, yang pada gilirannya menghasilkan otot hamstrings yang santai dan memanjang saat rileksasi.
Perbedaan pengaruh antara otot hamstring dextra dengan otot hamstring sinestra dapat diindikasikan oleh karena pada penelitian ini responden lebih dominan menggunakan tungkai bagian dextra dari pada bagian sinestra di tambah dengan intensitas latihan yang dilakukan 3 kali dalam seminggu menyebabkan otot hamstring tidak elastis dengan maksimal oleh karena efek dari DOMS yang menyebabkan elastisiitas otot terganggu oleh karena gangguan mikroskopik pada garis Z yakni sarkomer yang dapat menyebabkan aktin dan myosin cross bridges sebelum relaksasi karena ATP yang diperlukan untuk mengangkut Ca+ terhambat, sehingga Ca+ terakumulasi dan mengaktifkan protease dan phospholipases yang menyebabkan peradangan pada serabut otot sekaligus perangsangan nosiseptor muscle spindel sehingga serabut afferent primer merangsang α (alpha) motor neuron pada medulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut ekstrafusal yaitu meningkatkan ketegangan pada otot (Proske, 2001). Berbeda dengan tungkai bagian sinestra yang tidak digunakan dengan dominan sehingga efek dari DOMS dapat terminimalisir. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh muscle energy technique (MET) terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstrings pada siswa SSB Angkasa Surakarta. 2. Ada pengaruh static stretching terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstrings pada siswa SSB Angkasa Surakarta. 3. Tidak ada perbedaan pengaruh muscle energy technique (MET) dan Static Stretching
secara
signifikan
terhadap
peningkatan
hamstrings pada siswa SSB Angkasa Surakarta.
fleksibilitas
otot
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut : 1. Peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah responden, menggunakan kelompok pengontrol, menghomogenkan hamstring yang akan ditelititi dan menambah variabel-variabel yang lain serta metode penelitian lainnya. 2. Para altet dapat memperhatikan kelenturan otot untuk meminimalisir cedera dan merawat sifat fisiologis otot, salah satunya dengan metode MET lebih efektif untuk meningkatkan fleksibilitas otot. 3. Masyarakat dapat menerapkan metode MET untuk meningkatkan kelenturan otot. 4. Metode ini dapat digunakan oleh olahragawan sebagai pemanasan sebelum bertanding sesuai dosis yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA Arnason, Arni, Stefan B. Sigurdsson, Gudmundsson, Ingar Holme, Lars Engebretsen, dan Roald Bahr. 2004. Risk Factors for Injuries in Football. The American Journal of Sports Medicine. Vol. 32: Hal: 1. Ballantyne F, Fryer G, McLaughlin P. 2003. The effect of muscle energy technique on hamstring extensibility: the mechanism of altered flexibility. Journal of Osteopathic Medicine. Vol 6 (2): Hal: 59-63. Chaitow L, Liebenson C. 2001. Muscle Energy Techniques. 2nd Edition. Donald R Murphy. London. Chaitow L, Lewis D. 2004. Maintaining Body Balance, Flexibility and Stability. Philadelpia: Churchill Livingstone. Dadebo B, J White, K P George. 2004. A survey of flexibility training protocols and hamstring strains in professional football clubs in England. www.bjsportmed.com. Vol 38: Hal : 388–394. Emad T.Ahmed, Safa S. Abdelkarim. 2013. Efficacy of Muscle Energy Technique versus Static Stretching Technique in Increasing Hamstring
Flexibility Post Burn Contracture. International Journal of Health and Rehabilitation Sciences. Vol. 2: hal: 1. Freshmen, F.H.S. 2002. flexibility. Rev:8-02 SJH. Fitnes unit # 4. American college of sports medicine. Gormley, Hussey, 2005. Exercise Therapy Prevention and treatment of disease. India: Replika Press Pvt Ltd, Pondicherry. Grubb ER, Hagedorn EM, Inoue N, Leake MJ, Lounsberry NL, Love SD, Matus JR, Morris LM, Stafford KM, Staton GS dan Waters CM, 2010. Muscle Energy. University of Kentucky, AT 690 Hashim Ahmed, Mohd, Miraj, Shveta Katyal. 2010. Effect of muscle energy technique and static stretching on hamstring flexibility in healthy male subjects. New Delhi: Indian Journal of Physiotherapy and Occupational Therap. VOL 4: Hal: 3 Husaini, M.A. 2002. Peranan Gizi Dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga. Makalah disampaikan pada Pertemuan Penyusunan Gizi Atlet tanggal 2528 Nopember di Bogor. Kisner, Colby, 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Fifth edition. Philadelpia: F. A. Davis Company. Lederman, Alan. 1997. Fundamentals of Manual Therapy Physiology, Neurology and Psychology. Tokyo: Printed in Great Britain by The Bath Press. MacIntyre DL, Reid WD, McKenzie DC. 1995. Delayed muscle soreness. Theinflammatory response to muscle injury and its clinical implications. Sports Medical. Vol 20 (1) : Hal : 24–40. Odunaiya, Hamzat, Ajayi. 2004. The Effects of Static Stretch Duration on the Flexibility of Hamstring Muscles. African Journal of Biomedical Research, Vol. 8 (2005): Hal: 79 – 82 http://www.bioline.org.br/md. Proske U, Morgan DL. 2001. Muscle damage from eccentric exercise: Mechanism, mechanical signs, adaptation and clinical applications. J Physiol, Vol 537(Pt 2) : Hal: 333–345. Pujiastuti, nining (2011) Perbedaan Fleksibilitas Trunk pada anak laki-laki dan Perempuan Usia 7-8 Tahun. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Shan Zhang, Xiang Gongbing. 2011. From 2D leg kinematics to 3D full-body biomechanics-the past, present and future of scientific analysis of maximal
instep kick in soccer. 3:23 http://www.smarttjournal.com/content/3/1/23 diakses: Kamis, 24 Januari 2013. Isnaini, Wahyuni. 2004. latihan peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas punggung. http://portalgaruda.org/OAI/index.php/record/view/7521 diakses: Jum’at, 22 Maret 2013. Waseem. Mohd, Shibili Nuhmani, C. S. Ram, Anjani Agarwal, Shabana Begum, Faheem Ahmad and Shamim Ahmad. 2010. A comparative study of the impact of muscle energy Technique and eccentric training on popliteal angle: hamstring flexibility in indian collegiate males. Serbian Journal of Sports Sciences.Vol 4(1): Hal: 41-46