PENGARUH MOTIVATION, PERCEIVED VALUE, DAN EXPERIENCE TERHADAP REVISIT INTENTION PADA HAWAI WATERPARK MALANG Mustafidah Dr. Astrid Puspaningrum, SE., MM. (Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya)
e-mail:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivation(X1), perceived value(X2), dan experience(X3) terhadap revisit intention(Y) pada Hawai Waterpark Malang. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori, dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability yang bersifat random sampling, dengan responden sebanyak 150. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, asumsi klasik, uji ketepatan model (Uji F) dan uji hipotesis (Uji t).Berdasarkan hasil uji F, ditemukan bahwa variabel motivation, perceived value, dan experience dapat digunakan untuk mengukur revisit intention. Berdasarkan uji t, ditemukan bahwa dari ketiga variabel bebas, variabel perceived value (X2) dan experience(X3) berpengaruh terhadap revisit intention, sedangkan motivation (X1) tidak. Varaibel yang paling dominan terhadap revisit intention adalah experience. Maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah Hawai Waterpark perlu mengembangkan kerangka kerja yang lebih terperinci sebagai kebijakan dalam peningkatan layanan yang didasarkan pada experience yang didapatkan oleh pengunjung. Kata Kunci: motivation, perceived value, ecxperience, revisit intention
PENDAHULUAN Bersamaan dengan semakin majunya era globalisasi, dunia pariwisata semakin menjadi sorotan bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia, yaitu negara yang berada pada rute perdagangan penting antara Benua Asia dan Australia, serta dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi dan politik dunia. Ditengah turunnya ekspor Indonesia akibat lesunya perdagangan dunia, sektor pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang devisa negara, terlebih dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (kemenpar.go.id). Indonesia adalah negara yang kaya akan pariwisata. Keindahan alam yang mempesona menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat pariwisata. Selain wisatawan lokal, terdapat pula wisatawan mancanegara yang berdatangan ke Indonesia untuk menikmati keindahan berbagai pariwisata di negara ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan wisatawam pada September 2015 meningkat 9,84% dibanding September 2014. Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari-September 2015 menyentuh angka 7,19 juta atau tumbuh 3,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (bps.go.id). Indonesia memiliki banyak tempat wisata buatan yang keindahannya tak kalah jika disandingkan dengan wisata alamnya. Terdapat jutaan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tempat wisata, salah satunya adalah Kota Malang. Menurut buku yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (2013), Kota Malang yang memiliki luas 124 km2 dikenal sebagai kawasan wisata berhawa sejuk sejak jaman pendudukan Belanda. Selain dikenal sebagai kota wisata, Malang juga dikenal sebagai kota bunga, kota militer, kota pendidikan, kota peristirahatan, dan Paris of Java.
Pada tahun lalu, tepatnya pada tahun 2014, dibangun sebuah tempat wisata air di Kota Malang, tepatnya di Perumahan Graha Kencana, Jalan Raya Karanglo Malang. Wisata air ini menyuguhkan banyak wahana air dengan variasi baru dengan menyajikan tema Hawai di seluruh areal taman wisata melalui penerapan Hawai cabana, dekorasi dan background. Wisata air terbesar dan pertama di Kota Malang tersebut diberi nama Hawai Waterpark, yang mulai dioperasikan pada 18 Juli 2015. Sejak didirikannya pada enam bulan yang lalu, Hawai Waterpark terus dibanjiri pengunjung yang ingin menikmati waktu luang mereka bersama keluarga maupun teman mereka. Manajer pemasaran tidak hanya harus tahumengapa danbagaimana konsumenmembuat pilihanliburan mereka, tetapi jugaperlumemahami bagaimanaproses psikologisinternal yangmempengaruhiindividudalam memilihantaratujuan liburanyang berbeda. Dalam memahami perilaku konsumen, seorang pemasar dalam bidang pariwisata tidak hanya cukup mengetahui apa yang menyebabkan seorang pengunjung tertarik untuk datang, tapi juga perlu memahami bagaimana supaya konsumen puas dan datang kembali untuk berwisata di kemudian hari. Pemasar pada bisang pariwisata perlu memahami faktor-faktor pendorong yang
mempengaruhi pengunjung untuk datang kembali. Oleh karena itu, peneliti ini mengangkat faktorfaktor tersebut untuk diteliti sejauh mana pengaruhnya terhadap niat pengunjung untuk berkunjung kembali pada Hawai Waterpark Malang. Pengaruh sikap dinamis motivasi konsumen yang datang dari dalam diri individu, nilai yang dirasakan, serta pengalaman yang didapatkan terhadap keputusan mengunjungi kembali tujuan wisata merupakan pokok bahasan yang mendasari penelitian ini. LANDASAN TEORI Motivation Motivasi dapat didefinisikansebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut timbul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi (Schiffman, 2009). Dalam kalimat yang berbedaNugroho (2008) mengemukakan bahwa motivasi diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk menciptakan kepuasan. Pada dasarnya, dalam transaksi jual beli, konsumen tidak membeli suatu produk, melainkan membeli motif kepuasan atau upaya mencari solusi atas suatu masalah.. Oleh karena itu, para pemasar berupaya untuk menemukan motif yang
mendasari konsumen untuk membeli. Seseorang dapat membeli satu jenis produk untuk memenuhi sejumlah motif. Di bidang pariwisata, motivasi pariwisata diartikan sebagai proses dinamis dari faktor psikologis internal (kebutuhan dan keinginan) yang dihasilkan dari kondisi ketidaseimbangan dalam individu. Ketidakseimbangan tersebut diatasi dengan cara melakukan perjalanan ke suatu tempat tujuan (Chang, 2014) Perceived Value Costumer perceived value (CPV) merupakan selisih antara penilaian perspektif pelanggan atas seluruh manfaat serta biaya dari suatu tawaran terhadap alternatifnya (Kotler dan Keller, 2015). Chang (2014) mengemukakan bahwa nilai yang diterima merupakan persepsi pembeli terhadap perbandingan kualitas dan manfaat dengan pengorbanan yang mereka keluarkan, pelanggan akan mengevaluasi atribut produk mana yang mampu memenuhi tujuannya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai dapat diukur dengan membandingkan antara apa yang konsumen beri dan apa yang konsumen terima. Pada beberapa penelitian yang dikemukakan dalam Marketing Science Institue, konsep nilai yang dirasakan (perceived value) telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam dunia akademis di bidang pemasaran, terutama dalam
hal niat pembelian kembali (repurchase intention). Experience pengalaman wisatawan diartikan sebagai peristiwa mengenai perjalanan di masa lalu yang berkaitan dengan kegiatan mengunjungi, melihat, dan menikmati kegiatan di suatu tempat pariwisata yang meninggalkan kesan unik, emosional, dan memberikan nilai subjektif yang tinggi (Stamboulis & Skayannis, 2003). Pengalaman wisatawan tidak dapat dikendalikan, namun upaya yang dapat dilakukan oleh manajer pemasaran adalah menciptakan pengalaman unik dan mudah diingat oleh wisatawan dengan mengembangkan nilai tambah yang berbeda pada produk dan layanan tempat wisata, sehingga wisatawan dapat menciptakan pengalaman unik mereka sendiri. Keberhasilan tempat wisata yang mempu membangun pengalaman mengesankan pada pengunjung akan menentukan keberhasilan di masa mendatang. Menurut Pine dan Gilmore (2011), untuk mempertahankan dan meningkatkan market share, costumer loyalty, serta profitabilitas, perusahaan perlu memahami customer’s memory. Seorang konsumen akan rela membayar lebih untuk sebuah pengalaman yang memorable dan melibatkan dia ke dalam suatu yang bersifat personal. Revisit Intention Menurut Lam dan Hsu (2006), niat merupakan suatu kemungkinan
untuk melakukan atau terlibat dalam suatu tindakan atau perilaku tertentu. Jika dikaitkan sudut pandang pariwisata, dapat diartikan sebagai kemungkinan untuk merencanakan perjalanan wisata kembali di masa mendatang. Niat wisatawan mengunjungi kembali (revisit intention) dianggap sebagai dampak dari kepuasan konumen. Kunjungan kembali (costumer revisit) dianggap sebagai bentuk dari loyalitas konsumen yang akan berguna dalam memprediksi perilaku konsumen di masa depan. Bagi perusahaan yang ingin melebarkan sayapnya, tidak cukup hanya dengan mencari pelanggan yang baru, namun bagaimana upaya mereka dalam menjaga pelanggan mereka supaya melakukan kunjungan kembali untuk membeli produk yang mereka tawarkan (Kotler, 2015).
HIPOTESIS Motivation (X1) Perceived Value(X2)
Revisit Intention (Y)
Experience (X3)
Keterangan: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
H1: Diduga terdapat pengaruh antara variabel Motivation (X1) terhadap Revisit Intention (Y) pada Hawai Waterpark Malang.
H2: Diduga terdapat pengaruh antara variabel Perceived Value (X2) terhadap Revisit Intentionpada Hawai Waterpark Malang. H3: Diduga terdapat pengaruh antara variabelExperience (X3) terhadap Revisit Intentionpada Hawai Waterpark Malang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian ini dilakukan di Kota Malang. pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling menggunakan metode random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Roscoe dengan mengalikan jumlah indikator (15 indikator) dengan 10. Hasilnya didapatkan 150 responden. Alat untuk pengambilan dta yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada responden yang pernah setidaknya satu kali mengunjungi Hawai Waterpark Malang. Instrumen pada penelitian ini diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Lalu dilanjutkan denga uji asumsi klasik, uji yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Untuk menentukan formulasi regresi, digunakan uji regresi linier berganda. Uji F dan koefisien determinasi digunakan untuk
menentukan ketepatan model, dan uji t untuk mengetahusi hasil hipotesis penelitian. program yang digunakan sebagai alat analisis adalah program SPSS versi 20. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Motivation (X1) -Chang (2014) - External - Internal - Identifikasi - Introjeksi Perceived Value (X2)-Chie (2011) - Nilai Fungsional - Nilai Emosional - Nilai sosial Experience (X3)-Pine (2011) - Pendidikan - Estetika - Hiburan - Escapism 2. Variabel Terikat Revisit Intention- Huang (2006) - Niat mengunjungi kembali - Rencana mengunjungi kembali - Minat berkunjung kembali - Mengajak orang lain HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel motivation (X1), perceived value (X2), experience (X3), dan revisit intention (Y) memiliki nilai r hitung > r tabel (0,1603) atau nilai
signifikansi (0,000) < alpha (0,05) sehingga dapat dikatakan semua item pernyataan telah valid. Uji Reliabilitas Variabel
Koefisien Alpha Cronbach
Keterangan
X1
0,738
Reliabel
X2
0,754
Reliabel
X3
0,843
Reliabel
Y
0,926
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai koefisien cronbach’s alpha lebih dari 0,06 (60%). Hal ini berarti seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
2,822
1,343
X.1
-,032
,041
X.2
,127
X.3
,344
t
Sig.
Beta 2,101
,037
-,057
-,785
,434
,059
,171
2,164
,032
,047
,600
7,355
,000
a. Dependent Variable: Revisit Intention Y
Model regresi yang digunakan adalah standardized regression. Adapun persamaan regresi yang didapatkan pada tabel adalah sebagai berikut: Y = b1X1 + b2X2+ b3X3 Y = -0,057 X1 + 0,171 X2 + 0,60 X3
Persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diartikan bahwa: Y =Variabel dependen yang nilainya diprediksi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah revisit intention (Y), sedangkan variabel independen terdiri dari motivation (X1), perceived value (X2), dan experience (X3) β1=-0,057 merupakan koefisien regresi variabel motivation (X1) yang mempengaruhi struktur variabel revisit intention (Y). Koefisien regresi (β1) yang bernilai negatif (-0,057) menunjukkan bahwa variabel motivation (X1) memiliki hubungan yang tidak searah atau negatif terhadap variabel revisit intention (Y). Hal ini diartikan bahwa setiap peningkatan nilai motivation (X1), akan menurunkan nilai revisit intention (Y). Variabel motivation (X1) memiliki sig.t > 0,05, yaitu sebesar 0,434 yang berarti bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap revisit intention (Y) β2=0,171 merupakan koefisien regresi variabel perceived value (X2) yang mempengaruhi struktur variabel revisit intention (Y). Koefisien regresi (β2) yang bernilai positif (0,171) menunjukkan bahwa variabel perceived value (X2) memiliki hubungan yang searah atau positif terhadap variabel revisit intention (Y). Hal ini diartikan bahwa setiap peningkatan nilai
perceived value (X2), akan meningkatkan nilai revisit intention (Y). Variabel perceived value (X2) memiliki sig.t < 0,05, yaitu sebesar 0,032 yang berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap revisit intention (Y) β3=0,600 merupakan koefisien regresi variabel experience (X3) yang mempengaruhi struktur variabel revisit intention (Y). Koefisien regresi (β3) yang bernilai positif (0,600) menunjukkan bahwa variabel experience (X3) memiliki hubungan yang searah atau positif terhadap variabel revisit intention (Y). Hal ini diartikan bahwa setiap peningkatan nilai experience (X3), akan meningkatkan nilai revisit intention (Y). Variabel experience (X2) memiliki sig.t < 0,05, yaitu sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap revisit intention (Y) Uji Ketepatan Model Uji F ANOVAa Model
Sum of
df
Mean
Squares
Square
Regression
549,738
3 183,246
Residual
605,762 146
F
44,166
Sig.
,000b
4,149
1 1155,50 Total
149 0
a. Dependent Variable: Revisit Intention Y b. Predictors: (Constant), Experience X.3, Motivation X.1, Perceived Value X.2
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai df1= 3 dan df2=146 diperoleh nilai F hitung sebesar 44,166 dan F tabel 2,67. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Fhitung > Ftabel (44,166 > 2,67), dan signifikan sebesar 0,000, lebih kecil dari α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivation (X1) pereived value (X2), dan experience (X3) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap revisit intention (Y) pada Hawai Waterpark Malang. Uji Hipotesis Uji t Variabel X1 X2 X3
thitung
ttabel
Sig.
Keterangan
0,785
1,66
0,434
Tidak Signifikan
2,164
1,66
0,032
Signifikan
7,355
1,66
0,000
Signifikan
Berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel tersebut, hasil pengujian dijelaskan sebagai berikut: Variabel Motivation (X1) Hasil pengujian parsial terhadap variabel motivation (X1) menghasilkan thitung sebesar 0,785, sedangkan ttabel sebesar 1,66, maka nilai thitung lebih kecil dari ttabel. Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,434, lebih besar dari α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif ditolak dan menerima H0. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa motivation (X1) tidak berpengaruh secara parsial
terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang. Variabel Perceived Value (X2) Hasil pengujian parsial terhadap variabel Perceived Value (X2) menghasilkan thitung sebesar 2,164, sedangkan ttabel sebesar 1,66, maka nilai thitung lebih besar dari ttabel. Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,032, lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Perceived Value (X2) berpengaruh secara parsial terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang. Variabel Experience (X3) Hasil pengujian parsial terhadap variabel Experience (X3) menghasilkan thitung sebesar 7,355, sedangkan ttabel sebesar 1,66, maka nilai thitung lebih besar dari ttabel. Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Experience (X3) berpengaruh secara parsial terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang. Uji Dominan Uji dominan dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien standarisasi (standardized beta coefficient) pada hasil uji regresi linnier berganda. Penelitian ini memberikan hasil bahwa variabel
experience (X3) memiliki nilai koefisien terbesar yaitu 0,600, dibandingkan dengan variabel motivation (X1) dan perceived value (X2) masing-masing sebesar -0,057 dan 0,171. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa revisit intention (Y) pada Hawai Waterpark lebih banyak dipengaruhi oleh variabel experience (X3) daripada variabel motivation (X1) dan perceived value (X2) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang didapatkan adalah: 1. Variabelperceived value dan experience berpengaruh signifikan terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang. Sedangkanmotivation tidak berpengaruh signifikan terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivation, perceived value, dan experiencesecara bersama-sama berpengaruh terhadap revisit intention pada Hawai Waterpark Malang 3. Diantara ketiga variabel bebas, yaitu motivation, perceived value, dan experience, variabel yang paling dominan mempengaruhi revisit intention pada Hawai Waterpark Malang adalah variabel experience, terutama faktor hiburan (entertainment).
SARAN Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk menarik lebih banyak wisatawan kembali berkunjung, maka yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kerangka kerja yang lebih terperinci (blueprint) sebagai kebijakan mengenai layanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang didasarkan pada experience (pengalaman) yang dirasakan pengunjung. Oleh karena itu, Hawai Waterpark harus lebih memahami dan memperhatikan apa yang dialami wisatawan selama berwisata. 2. Untuk penelitian sejenis selanjutnya, peneliti memberikansaran untuk mengembangkan penelitian dengan menambah variabel dan meneliti kembali mengenai variabel motivation yang tidak berpengaruh signifikan pada penelitian ini 3. Pada penelitian selanjutnya, perlu ditambah faktor-faktor yang mempengaruhi niat pengunjung untuk daang kembali, seperti brand image, tourism attractiveness, satisfaction, consumer perception, atau variabel yang lainnya dengan menggunakan objek berbeda dan jumlah responden yang lebih banyak. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi niat pengunjung untuk datang kembali. DAFTAR PUSTAKA Aflahul Abidin. 2015. Diakses pada 3 Januari 2015, pkl 12.25.
Agung, Putu. 2012. Metode Penelitian Bisnis. UB Press, Malang. Alexandris, K., Barkoukis, V., & Tsormpatzoudis, C. 2007. Does the theory of planned behavior elements mediate the relationship between perceived constraints and intention to participate in physical activities? A study among older individuals.European Review of Aging and Physical Activity. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta Badan Pusat Statistik. 2015. Diakses pada 7 Desember 2015, pkl. 17.22 Baloglu, S., & McCleary, K. W. 1999. A model of destination image formation. Annals of Tourism Research Chang, Lan-lan. 2014. Influencing Factors on Creative Tourists’ Revisiting Intentions: The Roles of Motivation, Experience and Perceived Value. International Tourism Journal. Chen & Tsai. 2007. How Destination Image and
Evaluative Factors Affect Behavioral Intention?. Tourism Management Journal. Chi, Hsinkuang, et al. 2009. Marketing Management 5th Ed. Juta Academic, South Africa Chi, Hsinkuang, Yeh, Huery Ren & Tsai, Yi Ching. 2011. The Influences of Perceived Value on Consumer Purchase Intention: The Moderating Effect of Advertising Endorser. Journal of International Managementjimsjournal Cholid dan Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara, Jakarta. Cooper, Donald. and Schindler, Pamela. 2013. Business Research Methods, 12th Edition. McGrawHill Education. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. 2013. Potensi Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Surabaya. Ferrel, & Hartline, Michael. 2010. Marketing Strategy. Cengage Learning. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hawai Waterpark Malang. 2015. Diakses 7 Desember 2015, pkl 17.58. Hawkins, Delbert. & Mothersbaugh, David. 2012. Consumer Behavior: Building Marketing Strategi (12th Edition). MsGrawHill Education.
Huang, S., & Hsu, C.H.C. 2009. Effects of Travel Motivation, Past Experience, Perceived Constraint, And Attitude on Revisit Intention. Journal of Travel Research Kementrian Pariwisata Kota Malang. 2015. Diakses pada 7 Desember 2015, pkl 17.50. Kementrian Pariwisata. 2015. Diakses pada 7 Desember 2015, pkl 17.09. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: II/MPR/1998 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara. Khan, Matin. 2006. Consumer Behavior and Advertising Management. New Age. Kotler, Philip. & Keller, Kevin Lane. 2015. Marketing Management (15th Edition). Prentice Hall. Kuncoro, Mudjarad. 2014. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4. Erlangga, Jakarta. Kuo, Y. F., Wu, C. M., & Deng, W. J. 2009. The Relationships Among Service Quality, Perceived Value, Customer Satisfaction, And Post-Purchase Intention In Mobile Valueadded Services.Computers in Human Behavior Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural: Satu dan
Multigroup Sampel dengan LISREL. Alfabeta, Bandung.. Lam T. & Hsu, C. 2006. Predicting Behavioral Intention of Choosing a Travel Destination. Tourism Management Journal. Lestari, Dwi Indah. 2014. Pengaruh Brand Equity, Perceived Value, dan Preference Group terhadap Keputusan Pembelian Produk The Body Shop di Kota Malang. Skripsi Universitas Brawijaya. Lewis, B. R., & Soureli, M. 2006. The antecedents of consumer loyalty in retail banking. Journal of Consumer Behaviour. Lo, A.S. dan Lee, C.Y.S. 2011. Motivations and perceived value of volunteer tourist from Hong Kong. Tourism Management. Mustofa, Zainal. 2013. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Graha Ilmu, Yogyakarta. No name. 2015. Diakses pada 3 Januari 2015, pkl 11.37. Oh, H. & Jeoung, M. 2007. Measuring Experience Economy Concepts: Tourism Application. Journal of Travel Research. Peter, Paul. & Olson, Jerry. 2009. Consumer Behavior (9th Edition). McGraw Hill Education. Peter, Paul., Olson, Jerry. 2009. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Petrick, J. F. 2004. The roles of quality, value, and satisfaction in
predicting cruise passengers’ behavioral intentions. Journal of Travel Research. Petrick, Morais & Norwan, W.C. 2001. An Examination of The Determinants of Entertainment Vacationers’ Intention to Revisit. Journal of Travel Research. Pine, Joseph. & Gilmore, James. 2011. The Experience Economy. Boston: Harvard Business School Press. Prebensen, N.K., Woo, E., Chen, J.S. and Uysal, M. 2012. Motivation and Involvement as antecedents of the perceived value of the destination experience. Journal of Travel Research. Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Datadengan SPSS 20. ANDI, Yogyakarta. Ryu, K., Han, H. dan Kim, T.H. 2008. The realtionships among overall quick-casual restaurant image, perceived value, customer satisfaction, and behavioral intention. International Journal of Hospitality Management. Sanchez, , Miguel.A, et al .2006. Perceived Value ofthe Purchase of a Tourism Product. Tourism Management Journal. Schiffman, Leon. & Kanuk, Leslie. 2009. Consumer Behavior (10th Edition). Prentice Hall. Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis, jilid 2. Salemba Empat, Jakarta.
Setiadi, Nugroho. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana, Jakarta. Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simpson, John. & Weiner, Edmud. The Oxford English Dictionary. Sofyan, Herminarto, dan Uno, Hamzah. 2012. Teori Motivasi & Penerapannya dalam Penelitian. UNY Press, Yogyakarta. Solomon, Michael R. 2014. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being (11th Edition). Prentice Hall. Solomon, Michael., Bamossy, Gerry., et al. 2006. Consumer Behavior: An European Perspective (3rd Edition). Pearson Education. Stamboulis & Skayannis. 2003. Innovation Strategis and Technology for Experience-based Tourism. Tourism Management Journal. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung. Sukarelawati, Endang. 2015. Diakses pada 7 Desember 2015, pkl17.51. Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen (Implikasi pada Strategi Pemasaran). Graha Ilmu, Yogyakarta.
Suwena, Ketut., Widyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Udayana University Press, Denpasar. Swastha, Basu. & Handoko, Hani. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. BPFE: Yogyakarta. Sweeney, J.C., Soutar, G.N. 2002. Consumer Perceived Value: The Development of a Multiple Item Scale. Journal of Retailing Taniredja, T. & Mustafidah, H. 2011. Penelitian Kuantitatif. Alfabeta, Bandung. Tung, V.W.S., Ritche, J.R. 2011. Exploring the essence of memorable tourism experience. Annals of Tourism Reasearch. Um, S., Chon, K., & Ro, Y. 2006. Antecedents Of Revisit Intention. Annals of Tourism Research Uriely, N. 2005. The tourist experience: conceptual development. Annals of Tourism Research. Vanhove, Norbert. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Elsevier, Norfolk. Widarjono, A. 2009. Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat, Jakarta. Winardi. 2002. Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Zins, A. 2001. Relative attitudes and commitment in customer loyalty models: some experiences in the commercial airline industry.International Journal of ServiceIndustry Management