PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA
(Artikel)
Oleh SUSANTI AGUSTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA Susanti Agusta1, Pramudiyanti2, Rini Rita T. Marpaung 2 e-mail:
[email protected]. HP: 085768436193 ABSTRAK Cooperation activity of students is required so that the students get more experience. This research aimed to know the effect from the use of the talking stick learning model to the cooperation activity of students in the subject matter of environmental pollution and waste. This research is an experimental study using One - Shot Case Study design. The research data was qualitative form that student cooperation activity data obtained by using the student rubric of cooperative activity and analyzed descriptively. Samples were students in the class X1 of 30 students. At the first meeting the average percentage of student cooperation activity is 52.71% and increased in the second meeting be 67.92%. Based on the results it can be concluded that use of the talking stick model of learning can enhance student cooperation activities. Aktivitas kerjasama siswa diperlukan agar siswa memperoleh pengalaman lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok pencemaran lingkungan dan limbah. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain One – Shot Case Study. Data penelitian berupa data kualitatif yaitu data aktivitas kerjasama siswa yang diperoleh dengan menggunakan rubrik aktivitas kerjasama siswa dan dianalisis secara deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dengan jumlah 30 siswa. Pada pertemuan pertama rata-rata persentase aktivitas kerjasama siswa sebesar 52,71% dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 67,92%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan aktivitas kerjasama siswa.
Kata kunci : aktivitas kerjasama siswa, limbah, pencemaran lingkungan, talking
stick. _______________________ 1 2
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila Staf Pengajar
tugas belajar, dan lain sebagainya.
PENDAHULUAN
Semua ciri perilaku tersebut pada Dalam proses belajar, aktivitas siswa merupakan penting
prinsip
dalam
yang
paling
kegiatan
belajar
mengajar. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku
jadi,
melakukan
kegiatan.
Ketika tidak ada aktivitas siswa maka kegiatan belajar mengajar tidak akan ada.
dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan dari hasil belajar.
Aktivitas yang terjadi dalam proses belajar tidak hanya aktivitas individu tetapi
juga
aktivitas
kelompok.
Aktivitas yang dilakukan meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan
saran,
mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. Aktivitas siswa dalam kegiatan berkelompok melatih
Aktivitas belajar yang ideal ditandai dengan keaktifan siswa dalam proses
siswa untuk memiliki kemampuan bekerjasama.
pembelajaran. Aktivitas belajar yang baik dapat terjadi apabila guru mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran
yang
mendukung
sehingga terjadi interaksi antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator
adanya keinginan atau
motivasi siswa untuk belajar.
Kemampuan kerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kemampuan kerjasama kelompok itu penting karena manusia adalah
makhluk
seyogyanya
melakukan
berinteraksi
dengan
sehingga Siswa dapat dikatakan aktif ketika ditemukan ciri-ciri perilaku seperti bertanya kepada guru atau siswa lain, mau
mengerjakan
diberikan
oleh
tugas guru,
yang mampu
menjawab pertanyaan, senang diberi
sosial
dalam
aktivitas
orang
kemampuan kelompok
yang
lain,
kerjasama ini
perlu
ditingkatkan lagi. Dengan kegiatan berkelompok,
siswa
akan
mendapatkan
pengalaman
lebih,
kebersamaan,
rasa
merasakan
persaudaraan, saling berbagi ilmu,
siswa-siswa yang menonjol saja yang
dapat
aktif dalam kegiatan berkelompok.
menyuarakan
sesuatu
hal
secara bersama-sama, lebih menjadi proaktif, dapat meningkatkan rasa
Kurangnya keaktivan siswa dalam
tanggung jawab, dan lain sebagainya.
kegiatan
belajar
dikarenakan Proses
pembelajaran
membuat
siswa
dengan
berkelompok-
siswa
yang
bekelompok
minat dan motivasi kurang.
Hal
ini
disebabkan
karena
kelompok menuntut siswa untuk
pembelajaran
yang
terlibat aktif didalamnya. Keaktifan
sehingga perlunya dilakukan model
siswa dalam kegiatan berkelompok
pembelajaran yang menyenangkan
terlihat
yang
agar seluruh siswa aktif dalam
diberikan sebagai anggota kelompok
kegiatan berkelompok. Untuk itu,
untuk mencapai tujuan kelompok.
agar
Ketika proses pembelajaran sedang
kegiatan berkelompok, dipilih model
berlangsung
berada
pembelaran Talking Stick. Model
memberikan
pembelajaran ini merupakan model
dalam
dari
kontribusi
siswa
tetap
kelompok,
sumbangan
pemikiran
atau
ide,
semua
siswa
proses monoton,
aktif
dalam
pembelajaran yang menyenangkan
memlihara kekompakan kelompok,
sehingga
melaksanakan
pembelajaran dengan antusias dan
perannya
secara
siswa
akan
mengikuti
efektif.
terlibat aktif dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan
Materi pokok yang digunakan yaitu
didalam kelas masih terlihat siswa
pencemaran lingkungan dan limbah.
yang kurang aktif terutama aktivitas
Materi ini merupakan materi yang
kerjasama kelompok. Hal tersebut
bisa didiskusikan oleh siswa karena
juga ditemukan ketika observasi dan
langsung
diskusi dengan guru Biologi yang
lingkungan
mengajar kelas X di SMA Persada
karena
Bandar Lampung, diketahui bahwa
penelitian dengan menerapkan model
selama ini tidak semua siswa aktif
pembelajaran Talking Stick dalam
dalam kegiatan kelompok. Hanya
menggali aktivitas kerjasama siswa
berkaitan
itu,
sekitar perlu
siswa.
dengan Oleh
dilakukannya
pada
materi
pokok
pencemaran
I
lingkungan dan limbah.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Talking Stick terhadap
peningkatan
Bandar
materi
Lampung
pokok
Perlakuan
Observasi
X
O
Gambar 1. Desain One-Shot Case Study (dimodifikasi dari Sugiyono, 2013:74) Keterangan: I = Kelas X1 X = Perlakuan model pembelajaran talking stick O = Observasi
aktivitas
kerjasama siswa kelas X SMA Persada
Kelas
pada
pencemaran
Jenis data berupa data kualitatif yang diperoleh
dari
observasi
yang
dilakukan saat proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Teknik
lingkungan dan limbah.
pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi. Analisis data
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun
ajaran
2013-2014
pada penelitian ini adalah seluruh kelas
X
dengan
sampel
penelitian ditentukan dengan cluster random sampling sehingga 30 siswa kelas X1 SMA Persada Bandar Lampung diambil sebagai subjek
Desain penelitian yang digunakan adalah desain One-Shot Case Study bertujuan
untuk
melihat
bagaimana aktivitas kerjasama siswa kelas
X
SMA
Persada
Bandar
Lampung. Struktur desain penelitian yaitu :
deskriptif
kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Aktivitas Kerjasama siswa yang dikaji pada penelitian ini meliputi aspek berbicara, mendengar, berbagi ide, dan membantu kelompok. Data tersebut disajikan pada tabel 1 berikut.
penelitian.
yang
analisis
SMA
Persada Bandar Lampung. Populasi
siswa
menggunakan
Tabel 1. Aktivitas Kerjasama Siswa pertemuan pertama dan kedua Pertemuan Aspek Pertemuan Kedua Pertama yang diamati (%) Kategori (%) Kategori A 46,67 Cukup 70,83 Baik B 63,33 Baik 70,00 Baik C 41,67 Cukup 61,67 Baik D 59,17 Cukup 69,17 Baik ̅ 52,71 Cukup 67,92 Baik Keterangan : A=Berbicara, B=Mendengar, C=Berbagi Ide, D=Membantu Kelompok
Tabel
adanya
materi baru dan mendapatkan umpan
kerjasama
balik dari anggota ta kelompok yang
siswa dari berkategori cukup menjadi
lain serta mendorong perkembangan
baik. Peningkatan terjadi pada setiap
keterampilan
aspek yang diamati. Dengan rincian
pengamatan yang telah dilakukan,
pada aspek berbicara yaitu dari
terlihat adanya peningkatan dari
berkategori cukup menjadi baik.
setiap
Pada aspek mendengar memiliki
sebagaimana dapat kita lihat pada
kategori gori yang sama yaitu baik tetapi
gambar 2.
peningkatan
dilihat
1,
terlihat
aktivitas
dari
besarnya
persentase
terjadi adanya peningkatan. Pada aspek berbagi ide dan membantu kelompok, keduanya dari kategori
sosial.
indikator
Nilai Rata-rata (%)
Pada
Dari
yang
hasil
diamati
100 50
Pertama
0
Kedua
A B C D Indikator
cukup menjadi baik.
B. Pembahasan Penelitian yang telah dilakukan di
Gambar 2. Grafik Aktivitas Kerjasama asama Siswa Keterangan: A=Berbicara, B=Mendengar, C=Berbagi Ide, D=Membantu Kelompok.
SMA Persada Bandar Lampung ini
Penelitian yang telah dilakukan di
dilakukan
SMA
dengan
mengobservasi
Persada
Bandar
Lampung
aktivitas kerjasama siswa saat proses
menunjukkan adanya peningkatan
pembelajaran
dengan
model
rata-rata rata nilai aktivitas kerjasama
pembelajaran
Talking
Stick
berlangsung.
dikelas
pada
indikator
kerjasama
berbicara, pada pertemuan pertama
siswa ini akan bermanfaat bagi
sebesar 46,67% dengan kategori
mereka untuk meningkatkan kerja
cukup dan pada pertemuan kedua
kelompok k dan membantu mereka
sebesar 70,83% dengan kategori
dalam hubungan sosial masyarakat.
baik.
Eggen
aktivitas
dan
Aktivitas
siswa
Don
(2012:149)
Pada
pertemuan
berbicara
siswa
pertama, masih
menyatakan bahwa dengan adanya
kurang
aktivitas kerjasama dalam kegiatan
pertemuan kedua. Terlihat pada saat
berkelompok
berdiskusi
memberikan
kesempatan bagi siswa untuk melatih
dibandingkan
mengerjakan rjakan
pada
Lembar
Kerja Siswa I (LKS I) beberapa
siswa hanya diam mendengarkan
siswa meningkat. Saat berdiskusi,
temannya. Ketika siswa menerima
siswa
tongkat dan diberikan pertanyaan
menerima tongkat lalu diberikan
oleh
pertanyaan
guru
pencemaran siswa
mengenai
materi
lingkungan
beberapa
dapat
menjawab
tidak
pertanyaan tersebut.
lebih
limbah,
aktif
oleh
siswa
dan
guru
ketika
mengenai
dapat
menjawab
meskipun ada beberapa siswa yang menjawab
salah yang kemudian
dibantu oleh teman kelompoknya Pertanyaan yang diberikan oleh guru
untuk menjawab.
adalah pertanyaan yang berkaitan dengan LKS I yang dikerjakan oleh
Contoh
siswa. Contoh pertanyaan yang tidak
“Berdasarkan sumbernya, termasuk
dapat dijawab oleh siswa yaitu
kedalam jenis limbah apakah air
“Sebutkan aktivitas manusia yang
buangan dari pencucian nanas?”
dapat
terjadinya
Pada pertemuan kedua ini, siswa
pencemaran tanah”. Siswa yang tidak
lebih siap dibandingkan pertemuan
dapat
pertama
menyebabkan
menjawab
pertanyaan,
pertanyaannya
karena
pada
yaitu
pertemuan
umumnya adalah mereka yang tidak
pertama siswa masih melakukan
ikut terlibat aktif dalam diskusi
adaptasi dengan model pembelajaran
mengerjakan LKS I. Siswa yang
talking stick yang membuat siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan
senam
yang diberikan, teman kelompoknya
dikemukakan oleh Suprijono (2010:
diminta untuk membantu menjawab
110).
jantung
seperti
yang
pertanyaan. Jika kelompoknya tidak dapat menjawab maka pertanyaan
Indikator
akan
kerjasama siswa selanjutnya yaitu
diberikan
ke
siswa
dari
aktivitas
mendengar. Pada pertemuan pertama
kelompok lain.
dan Dibandingkan
penilaian
pada
pertemuan
kedua
sama-sama
memiliki
kategori baik tetapi dilihat dari
kedua, saat berdiskusi mengerjakan
besarnya
persentase
terjadi
Lembar Kerja Siswa II (LKS II)
peningkatan dari 63,33% menjadi
mengenai limbah, aktivitas berbicara
70,00%.
Aktivitas mendengar yang dilakukan
disampaikan oleh temannya. Dengan
oleh siswa pada pertemuan pertama
lebih banyak mendengar, membuat
lebih rendah, terlihat ketika proses
siswa lebih siap untuk menjawab
pembelajaran
pertanyaan
sedang berlangsung
ketika
ia
menerima
siswa tidak mendengarkan pendapat
tongkat. Seperti yang kita ketahui
teman
yang
bahwa model pembelajaran talking
disampaikan oleh teman atau guru.
stick ini menguji kesiapan siswa
Beberapa siswa asyik sendiri dan
(Suprijono. 2010: 110).
ataupun
informasi
tidak memperhatikan. Ada beberapa siswa yang ketika dia menerima
Dalam aktivitas kelompok, siswa
tongkat lalu diberi pertanyaan, ia
dituntut
terlihat tidak serius mendengarkan
menyumbangkan
dan hanya bermain-main dengan
kesuksesan kelompoknya. Dari hasil
teman sebelahnya dan menjawab
penelitian
pertanyaan dengan asal. Ketika ada
model pembelajaran talking stick
temannya yang sedang menjawab
yang telah dilakukan, terlihat adanya
pertanyaan, ada beberapa siswa yang
peningkatan
tidak
Untuk
siswa pada indikator berbagi ide.
mengkondisikan kelas, guru menegur
Aktivitas berbagi ide oleh siswa pada
siswa tersebut sehingga ia dapat
pertemuan
mengikuti
berkategori cukup sedangkan pada
mendengarkan.
proses
pembelajaran
untuk
dapat
idenya
dengan
untuk
menggunakan
aktivitas
pertama
kerjasama
adalah
pertemuan kedua, meningkat menjadi
dengan baik.
kategori baik. Dibandingkan
dengan
pertemuan
kedua, rata-rata nilai siswa pada
Beberapa siswa kurang aktif dalam
indikator
menyampaikan idenya pada saat
mendengar
mengalami lebih
pertemuan
mendengarkan pendapat teman dan
berdiskusi
memperhatikan
yang
lingkungan siswa lebih banyak diam
disampaikan oleh teman atau guru.
dan hanya mendengarkan pendapat
Pada pertemuan kedua ini, siswa
temannya saja. Menyumbangkan ide
lebih serius mendengarkan apa yang
tidak hanya ketika berdiskusi saja,
peningkatan.
Siswa
informasi
pertama. mengenai
Ketika pencemaran
ketika membantu teman menjawab
Meskipun ide yang diberikan oleh
pertanyaan
termasuk
siswa tersebut kurang tepat, tetapi
menyumbangkan ide. Terlihat pada
siswa tersebut telah menyumbangkan
pertemuan pertama, saat ada siswa
idenya. Ketika ada siswa yang
yang
menerima
tidak
juga
dapat
menjawab
tongkat
lalu
diberi
pertanyaan menganai pencemaran
pertanyaan mengenai limbah dan
lingkungan
kelompoknya
tidak dapat menjawabnya kemudian
diminta untuk membantu, ada siswa
teman kelompoknya diminta untuk
yang diam saja tidak beruasaha
membantu, siswa sudah berusaha
membantu temannya.
untuk
lalu
membantu
menjawabnya.
Contoh pertanyaannya yaitu “Apa Keaktifan siswa berbagi ide pada
upaya yang dapat dilakukan untuk
pertemuan
menangani limbah oli bekas”.
kedua
mengalami
peningkatan, siswa mengeluarkan
sudah mulai untuk
Saling berbagi ide membuat siswa
kelompoknya meskipun terkadang
lebih memahami materi. Pengalaman
ada siswa yang mengeluarkan ide
siswa
yang kurang membangun, misalnya
membuat siswa lebih giat untuk
untuk menjawab pertanyaan nomor
belajar
lima
“Tentukan
memahami materi pada pertemuan
bagaimana cara penanganan limbah
selanjutnya. Didukung oleh pendapat
yang
untuk
Suprijono (2010: 110) bahwa model
menangani limbah tersebut(limbah
pembelajaran talking stick memacu
air cucian piring di restoran)!” Ada
siswa untuk giat belajar dahulu.
pada
dapat
ide-ide
LKS
II
dilakukan
pada
pertemuan
lebih
pertama
dahulu
untuk
siswa yang menyumbangkan idenya untuk menjawab pertanyaan nomor
Indikator
lima dengan jawaban yang kurang
kelompok pada pertemuan pertama
tepat
tersebut
dan kedua dilihat dari persentasenya
untuk
mengalami peningkatan dari 59,17%
limbah
menjadi 69,17%, dari berkategori
tersebut ke tanah begitu saja tanpa
cukup menjadi berkategori baik.
diolah terlebih dahulu.
Pada pertemuan pertama, masih ada
untuk
dengan menjawab
pertanyaan
memberikan
ide
membuang
penilaian
membantu
beberapa
siswa
tidak
dengan teratur. Hal ini dikarenakan
membantu
siswa belum benar-benar memahami
mengerjakan
aturan dari talking stick ini sehingga
yang
bekerjasama kelompoknya, tugas
tidak
sesuai
dengan
tanggung
menyerahkan tongkat ke temannya
jawabnya, tidak selalu berada dalam
sesuka mereka.
kelompok
berdiskusi
menjelaskan kembali ke arah mana
mengerjakan LKS I dan ketika
seharusnya tongkat diberikan yaitu
permainan talking stick berlangsung
ke teman yang duduk disebelahnya
tidak
kemudian
ketika
tetap
berada
dalam
Selanjutnya guru
ke
teman
yang
kelompoknya, serta pada saat teman
dibelakangnya. Setelah itu tongkat
kelompoknya
dapat
jalan dengan teratur, begitu juga pada
mengenai
pertemuan kedua, tongkat sudah
menjawab
yang
tidak
pertanyaan
pencemaran lingkungan dari guru ia
jalan dengan arah yang teratur.
tidak membantu menjawabnya tetapi hanya diam saja.
Selain arah tongkat yang awalnya tidak teratur, waktu tongkat berhenti
Terlihat siswa
pada sudah
pertemuan mulai
kedua,
membantu
juga kurang tepat dengan berhentinya musik
yang
diputar.
Hal
ini
kelompoknya dengan mengerjakan
dikarenakan
tugas sesuai tanggung jawabnya,
digunakan untuk memutar musik
tetap berada dalam kelompok baik
kurang
saat berdiskusi mengerjakan LKS II
dikeluarkan kurang terdengar oleh
juga saat permainan talking stick
siswa sehingga saat musik berhenti
berlangsung, dan siswa membantu
guru juga harus mengatakan ‘stop’
teman kelompoknya ketika tidak
sehingga tongkat juga berhenti.
alat
bantu
memadai,
yang
suara
yang
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Secara
keseluruhan,
kerjasama Pada
pertemuan
siswa
aktivitas mengalami
pertama
ketika
stick
sedang
meningkatnya indikator dari aspek
berlangsung, saat awal permaianan
berbicara, mendengar, berbagi ide
siswa tidak mengarahkan tongkat
dan
permainan
talking
peningkatan
membantu
dilihat
kelompok.
dari
Pada
pertemuan pertama, ada beberapa
oleh guru meskipun ada beberapa
siswa yang tidak dapat menjawab
siswa yang kurang tepat dalam
pertanyaan
menjawab yang kemudian dibantu
sedangkan
pada
pertemuan kedua siswa-siswa dapat
oleh teman kelompoknya.
menjawab pertanyaan guru meskipun ada beberapa siswa yang kurang
Berdasarkan hasil penelitian dan
tepat dalam menjawab pertanyaan
pembahasan, maka dapat dikatakan
yang diberikan. Pada saat pertemuan
bahwa model pembelajaran talking
pertama, kerjasama siswa masih ada
stcik
yang
kurang
siswa
tidak
berpengaruh
dalam
sehingga
beberapa
meningkatkan aktivitas kerjasama
dapat
menjawab
siswa kelas X1 SMA Persada Bandar
pertanyaan dari guru yang diberikan.
Lampung
didukung
penelitian
yang
juga
telah
oleh
dilakukan
yang
Marinda (2013: 3) pada siswa kelas
diberikan oleh guru berkaitan dengan
XI IPA di SMA Srijaya Negara
LKS yang dikerjakan oleh siswa,
Palembang.
Sehingga
dapat
sehingga
tidak
disimpulkan
bahwa
model
membantu
pembelajran
Pertanyaan-pertanyaan
siswa
yang
bekerjasama kelompoknya jawaban
tidak
dari
mengetahui
pertanyaan
yang
talking
stick
dapat
meningkatkan aktivitas kerjasama siswa.
diberikan oleh guru. Siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan
SIMPULAN DAN SARAN
yang diberikan oleh guru akan
Berdasarkan hasil analisis data dan
menjadi sanksi sosial bagi dirinya
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
sendiri sehingga ia akan aktif pada
ada pengaruh penggunaan model
pertemuan
pembelajaran talking stick terhadap
berikutnya.
Pada
pertemuan kedua, terlihat adanya
peningkatan
peningkatan
siswa kelas X SMA Persada Bandar
aktivitas
kerjasama
aktivitas
siswa baik berbicara, mendengar,
Lampung
berbagi
pencemaran lingkungan dan limbah.
kelompok.
ide
dan
membantu
Siswa-siswa
dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan
pada
kerjasama
materi
pokok
Untuk kepentingan penelitian yang berikutnya disarankan untuk peneliti seharusnya
lebih
memahamkan
kepada siswa bagaimana aturan dari model pembelajaran talking stick ini terutama kearah mana seharusnya tongkat diberikan sehingga tongkat berjalan lebih terarah. Sebaiknya peneliti meningkatkan kualitas alat bantu
yang
digunakan
mendukung
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dalam
pembelajaran
berlangsung, seperti kualitas pemutar musik upayakan seluruh kelas dapat mendengar sehingga ketika musik berhenti, tongkat juga tepat berhenti.
DAFTAR PUSTAKA Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks. Marinda, Nina. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang. Jurnal Pendidikan Volume 1. (Online), (http://www.akademik.unsri.ac.i d/paper4/download/paper/TA_5 6081009034.pdf, diakses 25 Oktober 2013). Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.