Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 952
PENGARUH METODE SHOW AND TELL TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A DI TAMAN KANAK-KANAK EFFECT OF SHOW AND TELL METHOD OF THE ABILITY TO SPEAK GROUP A IN KINDERGARTEN Oleh: Laras Pangestuti, pgpaud/paud fip uny
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode show and tell terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di TK ABA Pantisiwi Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain quasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok A TK ABA Pantisiwi Bantul yang berjumlah 40 anak. Obyek penelitian ini adalah kemampuan berbicara. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah dengan lembar observasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung mean pre-test dan mean post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode show and tell pada kelas eksperimen mempengaruhi kemampuan berbicara anak kelompok A TK ABA Pantisiwi Bantul. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan mean pre-test dan mean post-test kelompok eksperimen yang meningkat dari 6,63 menjadi 8,47, sedangkan kelompok kontrol dari 6,76 menjadi 7,71. Peningkatan mean yang signifikan pada kelompok eksperimen berarti kemampuan berbicara anak meningkat dengan metode show and tell yang diterapkan. Kata kunci: metode, show and tell, kemampuan berbicara. Abstract This research is aimed to understood the effected of the method of show and tell of the ability to speak of early childhood children in group A at TK ABA Pantisiwi Bantul. This research was an quasi-experimental. The subjects in this research is a student of group A TK ABA Pantisiwi Bantul, it is about 40 students. The object of this research was the abilityof children to speak. The data were collected by observation methods and test. The instruments used the observation sheet. The data analysis data by descriptive statistics counted mean pre-test and mean post-test control group and experimental group. The result of this study indicate that the application of the method show and tell the experimental class improve speaking skills of children in group A TK ABA Pantisiwi Bantul. It is proven by increasing mean of pre-test and post-test of the experimental group from 6,63 becomes 7.71, while the control group of 6,76 becomes 7,71. Significant increased in the mean of the experimental group means the ability to speak the child increases with the method of show and tell. Keywords: method, show and tell, ability to speak.
adalah suatu bentuk komunikasi, baik itu lisan,
PENDAHULUAN Bahasa merupakan hal yang penting bagi manusia
untuk
berkomunikasi
tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada suatu
dengan
sistem dari simbol-simbol. Sehingga melalui
masyarakat sosial disekitarnya. Bahasa menurut
bahasa anak dapat menjalin komunikasi dengan
Webster (Sardjono, 2005: 5) adalah komunikasi
oranglain dan lingkungannya.
atau ekspresi fikir dan perasaan yang berwujud
Pada
masa
kanak-kanak
awal
vokal dan merupakan kombinasi dari beberapa
perkembangan bahasa yang pesat dipengaruhi
bunyi
yang
oleh perkembangan kognitif. Santrock (2007:
mengandung arti. Sependapat dengan Webster,
205) menjelaskan bahwa bahasa berhubungan
Santrock (2007: 353) menjelaskan bahwa bahasa
juga dengan sosial dan kognitif. Menurut
atau
simbol-simbol
tertulis
953 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke-5 2016
Santrock
“social
cognition
refers
how
observasi,
praktik
keterampilan
berbincang
individuals conceptualize and reason about their
kritis, praktik bercerita, belajar kesamaan dan
social world – the people they watch and
perbedaan,
interact with, relationships with those people,
menggunakan bahasa deskriptif, mengucapkan
the groups in which the participate, and how
terima kasih dan meningkatkan rasa percaya diri.
they reason about themselves and others.” Inti
Suatu penelitian pernah dilakukan di
dari pernyataan tersebut adalah bagaimana
Australia. Setiap anak dipinjami boneka beruang
seseorang
lain,
Teddy Bear untuk dibawa pulang selama satu
memiliki konsep individu, hubungan dengan
minggu. Kemudian, pada minggu kedua setiap
orang disekitar dan bagaimana mereka berpikir
anak secara bergantian diminta menceritakan apa
mengenai dirinya sendiri dan orang lain. Pada
yang dilakukan dengan Teddy Bear. Ternyata
masa
fase
anak-anak mampu bercerita dengan baik karena
prakonseptual yaitu dimana anak telah mampu
banyak hal yang mereka lakukan selama satu
membedakan nama-nama benda disekitarnya dan
minggu (Slamet Suyanto, 2005: 145).
berinteraksi
ini
anak
telah
dengan
masuk
orang
pada
melihat hubungan fungsional antara benda-benda yang telah anak ketahui namanya.
menggunakan
kosakata,
Menurut H.A.R. Tilaar (2013: 103), show and tell adalah kegiatan yang mengutamakan
Dalam hal pengembangan bahasa anak,
kemampuan
berkomunikasi
sederhana.
pendidik dapat menggunakan berbagai macam
Penjelasannya metode show and tell ini adalah
metode
pesan
suatu metode pembelajaran dengan kegiatan
merangsang dan
anak menunjukkan benda dan menyatakan
untuk
pembelajaran menambah
menyampaikan
yang dapat kosakata
anak
serta
dapat
pendapat, mengungkapkan perasaan, keinginan,
menstimulasi kemampuan berbicara pada anak.
maupun pengalaman terkait dengan benda
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
tersebut. Dengan metode show and tell ini
metode show and tell. Metode show and tell
diharapkan
memberikan kesempatan untuk mengembangkan
terstimulasi dan perkembangan kosakata anak
bahasa ekspresif anak melalui belajar membuat
dapat meningkat.
dan membangun bahasa (Dailey, 1997: 223). Menurut Laurie Patsalides (Takdiroatun Musfiroh,
2011: 8-9) memaparkan manfaat
kemampuan
bicara
anak
akan
Kemampuan berbicara sangat penting untuk anak karena dengan berbicara anak dapat mengkomunikasikan tentang keadaan dirinya.
metode show and tell untuk mengembangkan
Misalnya,
beberapa aspek. Berbagai manfaat tersebut yaitu
orangtuanya di pusat perbelanjaan. Hal ini
anak belajar berbicara dan menyimak, menjadi
dikarenakan anak sulit untuk berkomunikasi
pendengar dan memperkenalkan diri, membuat
dengan oranglain, menyampaikan maksud dan
penyelidikan
pertanyaan-
menjelaskan keadaan dirinya dengan oranglain.
pertanyaan, membuat hubungan antara respon
Kasus hilangnya anak di pusat perbelanjaan ini
anak dengan anak yang lain, antisipasi dan
merupakan salah satu bukti bahwa kemampuan
berdasarkan
kasus
anak
yang
kehilangan
Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 954
berbicara adalah hal yang penting. Dijelaskan
centered) dan jarang memberikan kesempatan
pada website the asian parent bahwa pada
kepada
umumnya ketika anak hilang di tempat umum,
pengalamannya atau mengeluarkan pendapatnya
orang-orang sekitar akan memberi pertanyaan
di depan kelas. Metode pembelajaran yang hanya
sederhana kepada anak tersebut. Pertanyaan
menggunakan metode satu arah yaitu guru
yang mungkin biasa ditanyakan adalah “siapa
menjelaskan atau berceramah membuat anak
mama-nya?”. Dengan demikian mengajarkan
menjadi tidak aktif. Kesempatan anak untuk
dan memberikan stimulus untuk kemampuan
mengeluarkan isi hati, pendapat dan gagasannya
berbicara anak merupakan hal yang penting
menjadi sangat minim. Hal ini yang membuat
dilakukan.
perkembangan
Kasus lain terkait kemampuan berbicara
anak
untuk
bercerita
kemampuan
tentang
berbicara
anak
menjadi kurang maksimal sehingga anak kurang
pada anak yaitu terjadi pada anak awal masuk
termotivasi
dan
terstimulasi
kemampuan
sekolah. Pada saat awal masuk sekolah anak
bicaranya dan penambahan kosa katanya.
sangat sulit berkomunikasi dan mengutarakan
Dengan pentingnya kemampuan bicara
keinginannya baik dengan temannya, orang lain
tersebut, maka perlu adanya stimulus yang
atau pada saat anak bercerita di depan kelas.
diberikan baik dari orangtua maupun guru dan
Kejadian tersebut dapat dikarenakan belum
lingkungan untuk mengembangkan kemampuan
adanya rasa keberanian
berbicara
motivasi
dari
anak serta minimnya
seorang
mengungkapkan
guru
dan
untuk
mengutarakan
anak.
hendaknya
harus
Sebagai
seorang
pendidik
serta
inovatif
kreatif
memberikan metode pembelajaran dan
media
keinginannya lewat bahasa lisan. 85% anak pada
kepada anak untuk menstimulus dan memotivasi
saat
kemampuan berbicara anak.
awal
masuk
sekolah
malu
untuk
Motivasi atau
mengutarakan maksud serta berbicara dan
stimulus yang diberikan untuk anak seharusnya
menjelaskan
diberikan dari luar atau lingkungan dan dari
maksud
dengan
teman
dan
oranglain. Selain itu masih kurangnya kosa kata yang dimiliki anak serta rasa percaya diri anak
dalam diri anak sendiri. Dari
penjabaran
di
atas
tentang
untuk mengutarakan dan menyampaikan maksud
pentingnya kemampuan berbicara anak dan
menjadi faktor kendala.
metode stimulus dari guru atau orangtua, maka
dan
Selain faktor dalam diri anak, metode
peneliti akan mencoba melakukan penelitian
gaya
mengajar
mempengaruhi
guru
kemampuan
juga
sangat
tentang pengaruh metode show and tell terhadap
berbicara
anak.
kemampuan berbicara anak kelompok A di TK
Minimnya pengetahuan guru tentang metodemetode
pembelajaran
untuk
menstimulasi
kemampuan bicara anak juga merupakan salah satu
penyebabnya.
menggunakan
Guru
metode
ABA Pantisiwi Serut Bantul.
biasanya ceramah
hanya (teacher
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif Menurut Nana
955 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke-5 2016
Syaodih Sukmadinata (2010: 53) menjelaskan
Prosedur
bahwa pendekatan kuantitatif adalah jenis pendekatan
yang
dilakukan
dengan
Desain
eksperimen
yang
digunakan
peneliti adalah quasi eksperimen design (desain
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
eksperimen semu).
struktur dan percobaan kontrol.
Desain yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam
R
O
R
O
X
O O
penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3) mengemukakan
Keterangan :
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
R : Random
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat mengganggu.
Dengan
kata
lain
penelitian
eksperimen mencoba meneliti ada atau tidaknya hubungan suatu sebab akibat.
O : Pengukuran Gambar 1. Desain Penelitian quasi eksperimen design(Perlakuan) X : Treatment
Dalam desain ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama pembelajaran perkembangan bicara dengan perlakuan metode show and tell (X) disebut kelompok eksperimen. Kelompok kedua,
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016. Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA Pantisiwi Serut Bantul, yang terletak di Serut, Peni, Palbapang, Bantul, Yogyakarta.
demonstrasi, disebut kelompok kontrol. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data penelitian ini adalah kualitatif
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A di TK ABA Pantisiwi Serut pada Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelompok A adalah 40 anak yang merupakan kelompok A1 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 21 anak dan kelompok kelompok
berjumlah 19 anak.
bicara
digunakan di TK yaitu tanya jawab dan metode
Target/Subjek Penelitian
sebagai
perkembangan
menggunakan metode konvensional yang biasa
Waktu dan Tempat Penelitian
A2
pembelajaran
eksperimen
yang
adalah
data
nominal
tentang
kemampuan
berbicara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yang
muncul
selama
proses
penelitian. Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan pedoman
lembar
observasi
menggunakan
pedoman intrumen 12 butir berbentuk checklist yang dilakukan pada saat pre-test dan post-test kedua kelompok dengan bantuan dari tester dalam menjawabnya.
Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 956
Teknik Analisis Data Data akan dianalisis dengan melihat perbedaan rata-rata pada pre-test dan post-test antara
kelompok
kontrol
dan
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji t Pretest KontrolEksperimen Asymp Data
eksperimen untuk melihat perbedaan hasil kemampuan berbicara sebelum dan sesudah pemberian treatmen.
Simpulan
tailed) Pretest (Kontrol-
.432
Tidak ada
.671
perbedaan
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil di atas, nilai uji t
Hasil penelitian yang akan dibahas dengan
Sig (2-
Eksperimen)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah
t
kelompok
menggunakan
uji
t
atau
pretest kontrol-eksperimen diperoleh t hitung
membandingkan rata-rata pre-test kelompok
sebesar
kontrol-eksperimen, pre-test-post-test kelompok
menyatakan > 0,05 maka dapat disimpulkan
kontrol
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil
dan
pre-test-post-test
kelompok
0,432
dan
sig
0,671.
Nilai
sig
eksperimen.
pretest kelompok ekperimen dengan kelompok
1. Pretest Kelompok Kontrol-Ekperimen
kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan
Uji t digunakan untuk mengetahui ada
bahwa kemampuan awal yang dimiliki anak
tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil
kelompok ekperimen dengan kelompok kontrol
pretest kelompok kontrol dengan kelompok
sama.
eksperimen.
2. Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Hipotesis
yang
diuji
dalam
Uji t digunakan untuk mengetahui ada
penelitian ini adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pretest
kelompok
kontrol
dengan
Ha : ada perbedaan yang signifikan hasil pretest kontrol
pada
kelompok
kontrol
yang
dalam
pembelajarannya menggunakan metode klasikal
kelompok eksperimen
kelompok
tidaknya peningkatan kemampuan berbicara
dengan
kelompok
yang digunakan oleh guru pada biasanya. Hal ini dilihat dari adanya perbedaan hasil pretest dan
eksperimen
posttest. Hipotesis yang diuji adalah :
Kesimpulannya, apabila nilai t hitung > t
Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan hasil
tabel, atau sig <0,05, maka Ha diterima, yang
pretest dengan post test pada kelompok
artinya ada perbedaan yang signifikan hasil
kontrol
pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Berikut hasil uji t pretest kelompok kontrol-eksperimen.
Ha : ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan post test pada kelompok kontrol Apabila nilai t hitung > t tabel, atau sig <0,05, maka Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan
957 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke-5 2016
post test pada kelompok kontrol. Berikut hasil
3. Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
uji t pretest-pos test kelompok kontrol:
Uji t digunakan untuk mengetahui ada
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji t Pretest-Posttest Kontrol Asymp Sig Data T Simpulan (2-tailed) Kontrol
-1.680
.108
(pretest-
Tidak ada perbedaan
tidaknya peningkatan kemampuan berbicara pada
eksperimen
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis
and tell. Hal ini dilihat dari adanya perbedaan hasil pretest sebelum metode diterapkan dengan show and tell
Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan post test pada kelompok
uji t menunjukkan bahwa nilai t sebesar -1.680
eksperimen
dan sig 0.108. Nilai sig menyatakan >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
Ha : ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan
ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan yang
sebesar 0,95. Untuk rincian nilai mean hasil
test
pada
kelompok
Apabila nilai t hitung > t tabel, atau sig
kelompok kontrol. Apabila dilihat dari rata-rata peningkatan
post
eksperimen
signifikan hasil pretest dengan post test pada
diperoleh
dalam
dilakukan. Hipotesis yang diuji adalah :
Sumber: Data primer yang diolah
pretest-posttest
yang
pembelajarannya menggunakan metode show
hasil post test setelah metode
posttest)
hasil
kelompok
<0,05, maka Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan post test pada kelompok eksperimen. Berikut
pretest-post test dibawah ini. Tabel 3. Rangkuman Mean Kelompok Kontrol Kelompok N Mean Pretest (kontrol)
21
6,76
Post test (kontrol)
21
7,71
hasil uji t pretest-pos test kelompok eksperimen. Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji t Pretest-Posttest Eksperimen Asymp Data
T
Sig (2-
Simpulan
tailed) Apabila berbicara
dari
peningkatan masing-masing
kemampuan kelompok
digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Ekperimen (pre-
-8,380
0,000
Ada perbedaan
postest)
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis uji t menunjukkan bahwa nilai t sebesar -8,380 dan sig 0,000. Nilai sig menyatakan <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dengan post test pada Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbicara Kelompok Kontrol
kelompok eksperimen. Apabila dilihat dari rata-
Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 958
rata hasil pretest-postest diperoleh peningkatan
metode show and tell ini maka anak akan
sebesar 1,9. Untuk rincian nilai mean hasil
termotivasi serta terdorong untuk berbicara dan
pretest-posttest:
menjelaskan tentang benda tersebut. Dengan
Tabel
5. Rangkuman Mean Eksperimen Kelompok N
Kelompok Mean
Pretest (eksperimen)
19
6,63
Posttest (Eksperimen)
19
8,47
Apabila berbicara
dari
peningkatan masing-masing
kemampuan kelompok
digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
anak diajak untuk bicara dan didorong guru untuk menjelaskan serta menanggapi benda yang ia bawa, anak akan terstimulasi dan kemampuan berbicara anak meningkat. Selain dari faktor dorongan luar yaitu dari guru, faktor dari dalam diri anak yaitu ketika anak melihat temannya melakukan show and tell maka anak menjadi termotivasi ingin berbicara dan menyampaikan pengalamannya kepada oranglain juga. Hal ini terlihat
ketika
anak
melihat
temannya
menceritakan pengalamannya dan membawa gambar, anak yang lain juga terdorong untuk ikut menceritakan pengalamannya. Pada kelas kontrol, minat anak untuk berbicara sangat kurang. Hal ini dipengaruhi oleh Gambar 2. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbicara Kelompok Eksperimen
dominannya
pembelajaran.
guru
Dalam
dalam
pembelajaran
proses kelas
kontrol, guru menjadi pusat pembelajaran. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan
tanya jawab singkat sehingga anak hanya menjadi pendengar dan anak yang pasif.
bahwa ada pengaruh penggunaan metode show
Faktor dorongan dalam diri anak juga
and tell terhadap kemampuan berbicara anak
terlihat ketika anak mempunyai keberanian
kelompok A TK ABA Pantisiwi Serut Bantul
untuk maju ke depan kelas melakukan show and
semester II pada tahun ajaran 2015-2016.
tell. Keberanian anak untuk maju ke depan kelas
Pendapat dari Hurlock (1978: 186) terbukti
merupakan suatu keberanian tersendiri. Ketika
benar, bahwa dorongan atau motivasi dari dalam
anak mempunyai keberanian untuk maju ke
diri ataupun dari luar anak mempengaruhi
depan kelas melakukan show and tell, maka anak
kemampuan berbicara. Semakin banyak anak
akan
didorong untuk berbicara dengan mengajaknya
pengalaman ataupun gambar yang ia bawa.
berbicara dan didorong untuk menanggapinya,
Faktor keberanian anak ini mempengaruhi
maka akan semakin baik kualitas bicaranya. Dan
kemampuan berbicara anak.
dengan media yang digunakan anak dalam
terdorong
untuk
bercerita
tentang
959 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke-5 2016
Selain faktor dorongan atau motivasi, faktor
lain
yang
terbukti
mempengaruhi
mengekspresikannya lewat bahasa lisan. Pada anak kelompok A2 banyak yang mampu
kemampuan berbicara menurut Hurlock pada
mengekspresikan
penelitian ini adalah metode pelatihan anak.
lewat bahasa lisan. Terlihat pada saat melakukan
Metode pelatihan anak yang maksud oleh
show and tell anak menjelaskan hasil karya yang
Hurlock adalah ketika anak diberikan pelatihan
bertema rekreasi anak sangat antusias dan
yang memberikan keleluasaan dan demokratis
mampu menyampaikan maksud dan isi hati serta
maka akan mendorong anak untuk berbicara.
pikirannya. Tema yang diambil tentang rekreasi
Dalam penelitian pengaruh metode show and tell
juga menjadi faktor anak lebih antusias untuk
ini anak kelas eksperimen diberikan keleluasaan
bercerita tentang pengalaman berekreasi yang
untuk
pernah dilakukan.
mengeluarkan
pendapat
serta
menyampaikan
pengalaman-pengalamannya
dan maksud. Pada pembelajaran
Mary juga menyebutkan bahwa faktor
metode show and tell ini guru tidak menjadi
lingkungan yang mempengaruhi kemampuan
pusat pembelajaran yang kegiatannya hanya
berbicara anak dapat berasal dari lingkungan
ceramah, tetapi anak diberikan keleluasaan
sosial budaya, pengalaman serta konteks fisik.
waktu
Faktor
untuk
menyampaikan
maksud
dan
lingkungan
tersebut
pendapatnya. Metode show and tell yang berarti
mempengaruhi
menunjukkan
dan
menjelaskan
lebih
kelompok A TK ABA Pantisiwi. Hal ini terlihat
memberikan
waktu
kepada
untuk
pada kemampuan berbicara anak dipengaruhi
ini
anak
berbicara
oleh
pengalaman yang pernah anak lakukan kepada
dimaksudkan
orang lain. Sedangkan pada kelas kontrol anak
memberikan stimulus serta mengajak anak
mendapat metode pelatihan yang monoton yaitu
berbicara dan menanggapinya. Konteks fisik
ceramah. Guru kurang memberikan keleluasaan
lainnya yang pengaruh adalah dari media yang
kepada anak untuk menyampaikan pendapat.
anak bawa pada saat melakukan show and tell
Pada
yang tentunya dapat merangsang percakapan
kontrol
anak
hanya
menjadi
pendengar guru dan cenderung pasif. Mary
Jalongo
seperti
guru
fisik yang
yang terus
serta kemampuan berbicaranya. Pada penelitian ini anak kelompok A2 melakukan show and tell
menambahkan bahwa kemampuan berbicara
sebanyak tiga kali treatmen yaitu dengan
anak dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor
menggunakan foto bertema rekreasi yang anak
neurologi, faktor struktural dan fisiologis dan
bawa dari rumah, hasil karya anak bertema
lingkungan. Kemampuan kognitif yang masuk
rekreasi berupa gantungan dinding dan beberapa
dalam
gambar tempat-tempat rekreasi
neurologi
(2007:
Konteks
104)
faktor
R
fisik.
anak
menjelaskan tentang benda yang anak bawa atau
kelas
konteks
kemampuan
terbukti
menurut
Mary
yang telah
menyebutkan bahwa anak yang jenius dapat
disediakan oleh guru. Ketika anak melakukan
berbicara lebih awal dari teman-temannya karena
show and tell anak terstimulasi untuk berbicara,
memperoleh
mengungkapkan
pengalaman
dan
mampu
serta
menjelaskan
tentang
Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 960
benda yang anak bawa tersebut. Pengaruh media
Laurie Patsalides (Takdiroatun Musfiroh,
dalam metode show and tell ini sangatlah
2011: 8-9) memaparkan manfaat metode show
banyak. Terlihat ketika anak mulai bingung
and tell untuk mengembangkan beberapa aspek.
untuk
menyampaikan
Berbagai manfaat tersebut yaitu anak belajar
maksudnya, berulangkali anak melihat dan
berbicara dan menyimak, menjadi pendengar dan
memperhatikan
dibawanya.
memperkenalkan diri, membuat penyelidikan
Dengan melihat gambar yang dibawanya anak
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan, membuat
menjadi terstimulasi dan terpacu untuk bicara
hubungan antara respon anak dengan anak yang
serta mampu menjelaskan apa yang ingin
lain,
dikatakannya.
keterampilan berbincang kritis, praktik bercerita,
menjelaskan
serta
gambar
yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
antisipasi
dan
observasi,
praktik
belajar kesamaan dan perbedaan, menggunakan
yang pernah dilakukan di Australia tentang show
kosakata,
menggunakan
bahasa
and tell anak bergantian menceritakan tentang
mengucapkan terima kasih, dan meningkatkan
apa yang dilakukan dengan boneka Teddy Bear.
rasa percaya diri. Beberapa aspek tersebut
Pada penelitian ini anak juga melakukan show
muncul dalam penelitian pengaruh show and tell
and tell dengan menggunakan foto bertema
terhadap kemampuan berbicara yang dilakukan
rekreasi yang anak bawa dari rumah. Kemudian,
pada anak kelompok A TK ABA Pantisiwi Serut
anak diminta menceritakan tentang foto yang
Bantul. Metode show and tell ini menstimulasi
anak bawa tersebut. Ternyata anak mampu
perkembangan
bercerita dengan baik karena banyak hal yang
kelompok eksperimen dengan anak menjadi
pernah anak lakukan.
lebih belajar untuk berbicara dan menyimak,
kemampuan
deskriptif,
bicara
anak
Disampaikan oleh Slamet Suyanto (2005:
praktik belajar berbicara kritis, belajar merespon
172) bahwa untuk melatih anak berkomunikasi
pembicaraan orang lain dan melatih kepercayaan
secara lisan dapat dilakukan dengan memberi
diri anak.
kegiatan yang memungkinkan anak berinteraksi
Penerapan metode show and tell secara
dengan teman dan orang lain salah satunya
berkala
adalah dengan metode show and tell. Dengan
kemampuan berbicara anak. Dengan pemberian
guru memberikan metode show and tell ini
keleluasaan
memungkinkan anak untuk mengungkapkan ide,
bercerita, mengungkapkan serta menjelaskan isi
perasaan dan emosinya. Dalam penelitian ini
pikiran
peneliti memberikan treatmen tiga kali dilakukan
perkembangan kemampuan bicara anak menjadi
secara bergilir , guru menyuruh anak untuk
lebih
bercerita
serta
digunakan di sekolah dan penggunaan media
pengalamannya. Pengalaman tersebut meliputi
yang kreatif akan membuat anak lebih antusias
kegiatan yang anak lakukan pada saat rekreasi.
dan
tentang
gambar
dan
foto
dan
dan
baik.
kontinyu
kepada
akan
anak
maksudnya
Dengan
termotivasi
mengungkapkan maksud.
untuk
akan
berbagai
untuk
meningkatkan
berbicara,
membuat
tema
berbicara
yang
dan
961 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke-5 2016
SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan kemampuan berbicara anak dan
Simpulan
lebih bervariatif dalam menggunakan metode
Berdasarkan
analisis
data
dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran. 3. Bagi Sekolah
show and tell berpengaruh terhadap kemampuan
Hendaknya memberikan motivasi kepada
berbicara anak kelompok A TK ABA Pantisiwi
guru untuk senantiasa lebih aktif dan kreatif
Serut, Bantul, Yogyakarta. Hal ini dibuktikan
dalam
dari diperoleh t hitung pada kelas eksperimen
bermakna bagi siswa serta menggunakan metode
sebesar -8,380 dan
pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak
sig 0,000. Nilai sig
meningkatkan
belajar
mudah
bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil
fasilitas belajar mengajar. Agar variasi metode
pretest dan posttest kelompok eksperimen.
pembelajaran yang diterapkan tercapai dengan
Apabila dilihat dari rata-rata hasil pretest 6,63
optimal,
menjadi 8,47 pada hasil posttest kelompok
pembelajaran yang sesuai demi ketercapaian
eksperimen
mutu pendidikan.
berarti
ada
peningkatan
Memperhatikan
yang
menyatakan <0,05 maka dapat disimpulkan
yang
bosan.
proses
haruslah
didukung
pengadaan
oleh
media
kemampuan berbicara anak sebesar 1,9. Dengan demikian,
dapat
peningkatan
dikatakan
kemampuan
bahwa
berbicara
ada
DAFTAR PUSTAKA
yang
signifikan pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan berbicara menggunakan metode
2015. Anak hilang di mall? bekali anak dengan Pengetahuan Ini. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016 dari https://id.theasian parent.com.
show and tell. Saran Berdasarkan dari kesimpulan di atas,
Dailey, Kathleen. (1997). Sharing centers: an alternative approach to show and tell. Early childhood education journal. 24 (IV). Hlm. 223-227.
saran yang dapat diberikan diantaranya: 1. Bagi Siswa Diharapkan siswa menerima metode show and tell pada setiap pembelajaran setiap temanya. 2. Bagi Guru Setiap
proses
pembelajaran
pada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses mengajar.
Dimohon
guru
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan anak Jilid I. (Terjemahan Med. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
yang
dilaksanakan hendaknya selalu menekankan
belajar
H.A.R Tilaar. (2013). Media pembelajaran aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
untuk
menerapkan metode show and tell untuk
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan anak edisi Kesebelas Jilid 2. (Terjemahan Mila
Pengaruh Metode Show.... (Laras Pangestuti) 962
Rachmawati, S.Psi dan Anna Kuswanti). Jakarta: Erlangga Sardjono. (2005). Depdiknas. Slamet
Terapi
wicara.
Jakarta:
Suyanto. (2005). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Takdiroatun Musfiroh. (2011). Show and tell edukatif panduan pengembangan sosial skills anak usia dini. Yogyakarta: Locus (Tiara Wacana Group).