PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200 Ichlas Nur(1), Safril(1),Bagus Wahyudi(2) (1)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
(2)
ABSTRACT There are many factors influencing the quality of products that are produced from milling machine process. The quality is mostly dealt with the surface roughness which is not in accordance with specifications that are required. Those influencing factors are the selection of cutting patameter regulation, for example, the speed of milling process and cutting, and selection of the cutting depth. Others factors are quality of tool life, cooling media and etc. The product quality on surface roughness can gained by varying the regulation of cutting parameter selection. The speeds for cutting are 43 m/min, 55 m/min dan 72 m/min, while the feed rate are 40 mm/min, 60 mm/min and 85 mm/min. The cooling media to be applied is air, with the ratio of water cooling media is 1:30 and 1:60. The type of machine used is CNC Type CMC 200 and surface tester devices used to measure roughness of cutting process result. Of mesasurement result, it can be seen that cooling media influence the surface roughness very much. The relationship between surface roughness and cooling media is SRair = 4.207 v-0.69 f0.45 water and cooling media is and SRidemitsu (1:60) = 1995.2 v-1.38 f-0.46. Keywords: Cooling media, CNC 1.
PENDAHULUAN
Tuntutan terhadap kualitas produk yang baik dari proses pemesinan sangat dibutuhkan di dunia industri. Kualitas produk adalah masalah kekasaran permukaan. Hasil kekasaran permukaan bergantung kepada parameter pemotongan. Jenis pendingin merupakan salah satu parameter yang berpengaruh Salah satu pengaruh yang muncul akibat perubahan parameter adalah nilai kekasaran permukaan benda kerja. Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter spesifikasi geometrik yang harus dipenuhi pada proses pemotongan logam. Untuk menciptakan nilai kekasaran yang memenuhi spesifikasinya maka ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Pada proses pemotongan peningkatan akan terjadi peningkatan temperatur. Temperatur ini kalau tidak dijaga akan mempengaruhi sifat mekanis bahan. temperatur akan mempengaruhi sifat material dan pahat yang dipakai. Parameter lain yang juga banyak berperan adalah kecepatan potong dan kecepatan pemakanan (feeding). Kecepatan potong adalah laju proses pemotongan benda kerja yang terjadi tiap saat. Sedangkan kecepatan pemakanan adalah besarnya pemakanan yang terjadi dalam setiap putaran pahat. Semakin tinggi kecepatan potong dan pemakanan yang besar, pada kedalaman pemakanan yang sama, akan menghasilkan dimensi hasil pemotongan yang
besar. Adanya bekas bidang penyayatan yang besar akan menyebabkan terjadinya perbedaan nilai kekasaran. Dalam proses pemotongan menggunakan mesin milling, temperatur dikontrol dengan pendingin yang dipancarkan dari atas pahat. Aliran pendingin tersebut akan mengenai benda kerja dan pahat, sehingga temperatur akan dapat dijaga. Temperatur yang dihasilkan dari proses tersebut akan bergantung dari besarnya debit aliran pendingin dan jenis pendingin yang digunakan. Pada proses yang menggunakan pendingin dengan nilai konduksivitas panas yang tinggi akan dapat menurunkan temperatur proses pendinginan yang lebih rendah. Untuk menciptakan pendinginan yang lebih rendah diperlukan pendingin dengan kualitas yang baik, yang tentu saja harganya cukup mahal. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai ekonomi produk yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh kecepatan potong dan feed rate dalam proses milling (vertical face milling) dengan menggunakan berbagai jenis pendinginan yang berbeda terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja dengan bahan baja ST 37.
Jurnal Teknik Mesin
Vol. 5, No.2,Desember 2008
2. TINJAUAN PUSTAKA a.
Proses Milling
Proses pemotongan logam dengan mata potong yang jamak digunakan proses freis. Proses pemotongan ada dua tipe yaitu proses face milling dan slab milling. Untuk gerakan slab dapat dibagi dua gerakan yaitu menjadi dua gerakan up milling (mendaki) dan gerakan down milling,
ISSN 1829-8958
Kontak ataupun gesekan antara dua permukaan yang mempunyai kekasaran tertentu menyebabkan terjadinya getaran. Amplitudo yang dihasilkan dari getaran tergantung dari besarnya kekasaran permukaan.
Geram yang dihasilkan pemotongan proses milling adalah bentuk koma dan tebal sangat dipengaruhi oleh gerak makan per gigi, dan sudut potongnya. Kecepatan potong milling:
d n ; m/min v 1000
Gambar 2. Profil perbesaran permukaan ...(1)
Dimana d adalah diameter pahat, dan n adalah kecepatan putar pahat Gerakan makan per gigi:
fz
vf ( z n)
; mm/gigi
c. Parameter Kekasaran Permukaan Average Roughness (Ra) : Parameter ini biasa digunakan untuk menunjukkan tingkat kekasaran suatu permukaan. Besarnya (Ra) didapat dengan cara mengambil nilai rata-rata dari puncak dan lembah pada profil permukaan.
...(2)
Dimana vf adalah kecepatan pemakanan, z adalah jumlah gigi, dan n adalah kecepatan putar pahat. b Kekasaran Permukaan Material Karakteristik dari tekstur permukaaan adalah sebagai berikut : 1. Roughness : ketidakteraturan akibat proses machining dengan menghasilkan shortwavelength. 2. Waviness : Ketidakteraturan karena adanya masalah pada proses manufaktur, seperti : cutting tool yang rusak, defleksi, dan misaligment benda kerja. Permukaan yang dihasilkan berupa long-wavelength. 3.
Lay : Permukaan yang dihasilkan akibat arah dari proses machining, seperti : drilling, turning, milling, grinding and tool.
4.
Flaws : Hasil proses manufaktur yang tidak diinginkan, seperti : retak, lubang, goresan dan cukilan,
Gambar 3. Parameter Amplitudo Ra dan Rq Root-Mean Square Roughness (Rq) : Biasa disingkat dengan RMS (Rq) dan mempunyai pendekatan yang lebih teliti dalam menentukan kekasaran suatu permukaan. Rq dan Ra mempunyai hubungan yang erat, sehingga biasa di pakai dalam hubungan rasio. Rasio ini digunakan dalam proses finishing suatu material
Gambar 4. Parameter amplitudo Rz dan Ry Gambar 1. Karakteristik Struktur Permukaan 84
Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur)
Peak-to-valley Height : Disini ada 2 jenis pengukuran yaitu yaitu 10-point height (Rz) dan maximum peak-to-peak height (Ry). Rz adalah jarak rata-rata 5 puncak tertinggi dan 5 lembah terendah pada suatu panjang tertentu, diukur dari garis referensi yang tidak memotong profil. Ry diukur dari jarak puncak tertinggi dan lembah terendah. 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Langkah Percobaan Eksperimen dilakukan dengan menggunakan EMCO Milling CNC type VMC 200 di Politeknik Negeri Malang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan pahat HSS dengan diameter 16 mm dengan 2 sisi potong. Material yang digunakan dalam eksperimen adalah baja karbon rendah St 37. Depth of cut dibuat konstan 1,5 mm, sedangkan feeding dan kecepatan potong diberikan beberapa variasi nilai, yaitu 43, 55 dan 72 m/min. Tabel 1. Parameter Eksperimen Jenis Pendingin
Air V3 = 43 m/min
Kecepatan potong Feed rate
(845 rpm) 40 mm/min
feed rate (mm/min)
Jenis pendingin Udara
60
Idemitsu + Air (1:60)
Idemitsu + Air (1:30)
80
A-xx B-xx
40 60 80 40 60 80
Idemitsu + air 1:60
Idemitsu + air 1:30
V2 = 55 m/min (1034 rpm) 60 mm/min
V1 = 72 m/min (1456 rpm) 80 mm/min
b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam eksperimen adalah sebagai berikut: 1. Mesin Milling CNC kelas menegah dengan type VMC 200 EMCO
3. Surface tester, SURFTEST 401 series 178. 4. Gergaji 5. Kikir Bahan benda kerja yang dipakai dalam eksperimen ini adalah: 1. Baja St 37, berbentuk balok berdimensi 60 mm x 16 mm x 16 mm. 2. Air untuk pendingin.
Kecepatan potong (V) Tool HSS dia = 16 mm V1 = 72 m/min
V2 = 55 m/min
V3 = 43 m/min
(1432 rpm)
(1034 rpm)
(845 rpm)
A-11 / B11 A-12 / B12 A-13 / B13 A-21 / B21
A-14 / B14 A-15 / B15 A-16 / B16 A-24 / B24
A-17 / B17 A-18 / B18 A-19 / B19 A-27 / B27
A-22 / B22 A-23 / B23 A-31 / B31
A-25 / B25 A-26 / B26 A-34 / B34
A-28 / B28 A-29 / B29 A-37 / B37
A-32 / B32 A-33 / B33
A-35 / B35 A-36 / B36
A-38 / B38 A-39 / B39
Pengujian pertama Pengujian kedua
Proses pemotongan dilakukan dengan tiga kelompok, yaitu pemotongan dengan pendinginan udara, pemotongan dengan pendinginan air dan idemitsu coolan dengan perbandingan 1:30 dan 1:60. Jumlah pengujian seluruhnya adalah 54 pengujian. Terdiri dari 3 variasi kecepatan potong kali 3 variasi kecepatan pemakanan, pada 3 kondisi cooling yang berbeda. Dari jumlah tersebut dilakukan replikasi sekali. Untuk selanjutnya dari data dianalisa dalam 3 kategori jenis pendingin.
2. Pahat HSS dengan diameter 16 mm, jumlah gigi 2
Tabel 2. Matrik pengambilan data
40
Kecepatan pemakanan dilakukan dengan variasi 40, 60, dan 80 mm/min. Pengukuran kekasaran hasil pemotongan digunakan peralatan flat surface roughness tester (Surftest 401-Mitutoyo).
3. Minyak pendingin IDEMITSU. c. Prosedur Percobaan Berikut ini adalah deskripsi eksperimen perautan benda kerja baja St 37 yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Benda kerja diambil dari batang baja dengan penampang 16 x 16 mm. Kemudian benda kerja dipotong dengan ukuran 60 mm menggunakan gergaji. 2. Benda kerja dibersihkan sisi-sisinya dengan menggunakan kikir untuk mencegah bentuk tajam yang berbeda pada tiap spesimen. 3. Membuat program dalam Mesin Milling CNC untuk menciptakan model perautan yang sama. 4. Menyiapkan jenis cooling yang akan dipakai. 5. Benda kerja dipasang pada ragum yang terletak di atas meja milling. Setelah pahat HSS dipasang pada tempatnya, posisi benda kerja diatur sedemikian rupa sehingga siap diraut. 85
Vol. 5, No.2,Desember 2008
Gambar 5. Bentuk Benda kerja 4. HASIL PENGUJIAN dan ANALISIS DATA Hasil pengukuran yang diperoleh dari pengukuran adalah sebagai berikut:
Jenis pendingin
V1 = 43 m/min
V2 = 55 m/min
V3 = 72 m/min
40 60
1.7 1.9
1.4 1.6
1.2 1.2
80
2.2
2.0
1.7
Idemitsu + Air
40
2.2
1.6
0.9
1:30
60 80
1.2 1.4
1.3 1.1
0.9 0.8
40 60 80
2.6 1.8 1.5
2.2 1.9 1.6
1.7 1.4 1.3
Idemitsu + Air 0,0833333
Tabel 4. Matrik pengambilan data II Jenis pendingin
Feed rate (mm/min) 40
Udara Idemitsu + Air 1:30 Idemitsu + Air 0,0833333
Log V
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 55 72 43 55 72 43 55 72 43 55 72 43 55 72 43 55 72
40 40 40 60 60 60 80 80 80 40 40 40 60 60 60 80 80 80
1,7 1,4 1,2 1,9 1,6 1,2 2,2 2 1,7 1,8 1,3 1,2 1,9 1,6 1,4 2,3 2 1,6
1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857
Log F
Log Ra
1,6021 1,6021 1,6021 1,7782 1,7782 1,7782 1,9031 1,9031 1,9031 1,6021 1,6021 1,6021 1,7782 1,7782 1,7782 1,9031 1,9031 1,9031
0,23 0,146 0,079 0,279 0,204 0,079 0,342 0,301 0,23 0,255 0,114 0,079 0,279 0,204 0,146 0,362 0,301 0,204
5. Regression Analysis: log Ra versus log V; logF Predictor Coef
SE Coef T
P
log V -0,6910 0,06839-10,10 0,000
Kecepatan potong (V)
(mm/min)
Udara
Tabel 5. hasil perhitungan pendinginan dengan udara
Constant 0,6244 0,1490 4,19 0,001
Tabel 3. Data pengambilan data I Feed rate
Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada proses perautan dengan pendingin udara dapat di tabelkan sebagai berikut:
Ra
Data-data hasil pengukuran kekasaran permukaan untuk berbagai kombinasi perlakuan yang berbedabeda pada baja St 37 masing-masing dapat dilihat pada “Tabel (3)”. dan “Tabel (4)”.
Pendinginan dengan Udara
f (mm/min)
7.Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan surface tester yang diletakkan pada meja rata yang sama. Pengukuran dilakukan dengan arah seperti pada Gambar 1. dengan satu kali pengukuran. Kemudian proses tersebut diulang dengan jalan yang sama.
a.
V (m/min)
6. Proses perautan dimulai. Parameter perautan divariasikan dengan mengubah kecepatan potong (cutting speed, V), kecepatan gerak meja (table feed rate, F), dan variasi jenis cooling. Masingmasing kondisi pearutan tersebut ditentukan pada tiga harga yang berbeda-beda seperti terlihat dalam tabel.
ISSN 1829-8958
Replikasi
Jurnal Teknik Mesin
log F 0,45062 0,05064 8,90 0,000 S = 0,02653 R-Sq = 92,4% R-Sq(adj) = 91,3% PRESS = 0,015157
R-Sq(pred) = 89,03%
The Analysis of Variance Source
SS
MS
2 0,127570
0,063785
Residual Error 15 0,010557
0,000704
Lack of Fit
6 0,006957
0,001159
Pure Error
9 0,003600 0,000400
Regression
Total
DF
17
F
P
90,63 0,000 2,90 0,074
0,138126
Durbin-Watson statistic = 1,53
Kecepatan potong (V) V1 = 43 V2 = 55 V3 = 72 m/min m/min m/min 1.8 1.3 1.2
60
1.9
1.6
1.4
80 40 60 80 40 60
2.3 2.8 1.7 1.5 2.5 1.8
2.0 1.5 1.1 1.0 2.3 1.6
1.6 0.8 0.8 0.9 2.0 1.4
80
1.6
1.5
1.5
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa sebagai berikut. Nilai Residual square yang dihasilkan dari model persamaan regresi cukup tinggi, sampai berkisar pada 92,4 %. Hal itu berarti persamaan suduah cukup mendekati titik-titik linier garis hasil transformasi yang dilakukan. Tren dapat dilihat pada uji kenormalan yang dilakukan, maka besar kemungkinan akan membentuk distribusi normal. Dalam pengujian, yang perlu di amati lagi adalah korelasi antara residual. Uji korelasi dilakukan 86
Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur)
dengan menggunakan Durbin-Watson statistic test. Uji Durbin-Watson statistic pada perhitungan diatas bernilai 1,53, berarti dalam data yang amati secara umum korelasi antara residual cukup kecil. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut: log SR = log + a log v + b log f log Ra = 0,624 - 0,691 log v + 0,451 log f sehingga bentuk persamaannya:
SRudara v a f b SRudara 4,207 v 0,691 f
0 , 451
Normal Probability Plot
,999 ,99
Probability
,95 ,80 ,50 ,20
Regression Analysis: log Ra versus log V; log F The regression equation is log Ra = 2,01 - 0,442 log V - 0,564 log F Predictor Coef SE Coef T P Constant 2,0078 0,2019 9,94 0,000 log V -0,44242 0,09267 -4,77 0,000 log F -0,56372 0,06861 -8,22 0,000 S = 0,03594 R-Sq =85,8% R-Sq(adj)= 83,9% PRESS = 0,028453 R-Sq(pred) = 79,09% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0,116669 0,058335 45,15 0,00 Residual Error 15 0,019380 0,00129 Lack of Fit 6 0,011056 0,001843 1,99 0,17 Pure Error 9 0,008324 0,000925 Total 17 0,136049 Durbin-Watson statistic = 1,55
,05 ,01 ,001 -0,06
-0,04
-0,02
0,00
0,02
0,04
RESI1 Average: -0,0000000 StDev: 0,0249193 N: 18
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0,073 D-: 0,149 D : 0,149 Approximate P-Value > 0.15
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa sebagai berikut. Nilai Residual squere yang dihasilkan dari model persamaan regresi adalah 85,8%. Hal itu berarti persamaan suduah cukup mendekati titik-titik linier garis hasil transformasi yang dilakukan. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut:
Gambar 6. Grafik a. Normal probability
log SR = log + a log v + b log f log Ra = 2,01 - 0,442 log v - 0,564 log f
b.Pendingin Air dan Idemitsu 1:30 Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada proses perautan dengan pendingin Air dan Idemitsu 1:30 dapat di tabelkan sebagai berikut:
sehingga bentuk persamaannya:
SRudara v a f b
V (m/min)
F (mm/min)
Ra
Log V
1 1 1 1
43 55 72 43
40 40 40 60
2,2 1,6 0,9 1,2
1,633 1,74 1,857 1,633
1,602 1,602 1,602 1,778
0,3424 0,2041 -0,046 0,0792
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
55 72 43 55 72 43 55 72 43 55 72 43 55 72
60 60 80 80 80 40 40 40 60 60 60 80 80 80
1,3 0,9 1,4 1,1 0,8 2,8 1,5 0,8 1,7 1,1 0,8 1,5 1 0,9
1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857 1,633 1,74 1,857
1,778 1,778 1,903 1,903 1,903 1,602 1,602 1,602 1,778 1,778 1,778 1,903 1,903 1,903
0,1139 -0,046 0,1461 0,0414 -0,097 0,4472 0,1761 -0,097 0,2305 0,0414 -0,097 0,1761 0 -0,046
Log F
Log Ra
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan software MINITAB diperoleh hasil sebagai berikut:
SRidemitsu (1:30) 102,32 v 0, 442 f
0 , 564
Normal Probability Plot
,999 ,99 ,95
Probability
Replikasi
Tabel 6. hasil pendingin Idemitsu 1:60
,80 ,50 ,20 ,05 ,01 ,001 -0,05
0,00
0,05
RESI1 Average: 0,0000000 StDev: 0,0337638 N: 18
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0,153 D-: 0,090 D : 0,153 Approximate P-Value > 0.15
Gambar 7. Grafik a. Normal probability 87
Jurnal Teknik Mesin
c.
Vol. 5, No.2,Desember 2008
ISSN 1829-8958
sehingga bentuk persamaannya:
Pendingin Air dan Idemitsu 1:60
SRudara v a f b
Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada perautan dengan pendingin udara:
SRidemitsu (1:60) 1995,2 v 1,38 f
0 , 461
Tabel Hasil Pendingin Idemitsu 1:60 Ra
Log V
Log F
Log Ra
,999 ,99 ,95
1 43 40 2,6 1,6335 1,6021 1 55 40 2,2 1,7404 1,6021 1 72 40 1,7 1,8573 1,6021 1 43 60 1,8 1,6335 1,7782 1 55 60 1,9 1,7404 1,7782 1 72 60 1,4 1,8573 1,7782 1 43 80 1,5 1,6335 1,9031 1 55 80 1,6 1,7404 1,9031 1 72 80 1,3 1,8573 1,9031 2 43 40 2,5 1,6335 1,6021 2 55 40 2,3 1,7404 1,6021 2 72 40 2 1,8573 1,6021 2 43 60 1,8 1,6335 1,7782 2 55 60 1,6 1,7404 1,7782 2 72 60 1,4 1,8573 1,7782 2 43 80 1,6 1,6335 1,9031 2 55 80 1,5 1,7404 1,9031 2 72 80 1,5 1,8573 1,9031 Dari hasil uji regresi dengan menggunakan software diperoleh hasil sebagai berikut:
0,415 0,3424 0,2305 0,2553 0,2788 0,1461 0,1761 0,2041 0,1139 0,3979 0,3617 0,301 0,2553 0,2041 0,1461 0,2041 0,1761 0,1761 MINITAB
Probability
F (mm/min)
V (m/min)
Replikasi
Normal Probability Plot
SS 0,34387 0,07160 0,04642 0,02518 0,41548
MS 0,17194 0,00477 0,00774 0,00280
F P 36,02 0,000
,01
-0,1
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisis sebagai berikut. Nilai Residual squere yang dihasilkan dari model persamaan regresi adalah 82,8%. Hal itu berarti persamaan sudah cukup mendekati titik-titik linier. Sementara itu dalam perhitungan diatas juga diketahui, nilai p lack of fit yang dihasilkan cukup kecil Nilai Fhitung (2,77) lebih kecil dari nilai Ftabel (0,05) (3,37), sehingga persamaan ini dianggap cukup significance untuk = 0,05. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut: log SR = log + a log v + b log f
0,0
0,1
RESI1 Average: -0,0000000 StDev: 0,0649003 N: 18
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0,163 D-: 0,113 D : 0,163 Approximate P-Value > 0.15
Gambar 7. Grafik Normal probability 6. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan maka hal yang dapat disimpulkan antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Kecepatan potong, kecepatan makan dan jenis media pendingin sangat mempengaruhi kekasaran permukaan.
2.
Pada pemotongan dengan media pendingin udara pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model:
SR udara 4 , 207 v 0 , 691 f 3.
2,77 0,083
Durbin-Watson statistic = 1,70
,20
,001
Analysis of Variance Source DF Regression 2 Residual Error 15 Lack of Fit 6 Pure Error 9 Total 17
,50
,05
Regression Analysis: log Ra versus log V; log F The regression equation is log Ra = 3,30 - 1,38 log V - 0,461 log F
,80
0 , 451
Pada pemotongan dengan media pendingin Idemitsu Air 1:30 pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model:
SRidemitsu (1:30) 102,32 v 0, 442 f 4.
0 , 564
Pada pemotongan dengan media pendingin Idemitsu ir 1:60 pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model:
SRidemitsu (1:60) 1995,2 v 1,38 f
0 , 461
.
PUSTAKA 1.
Mongemery, Design Of Experiment, McGraw Hill, 1989
2.
Rochim,Taufiq, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI – ITB
log Ra = 3,30 - 1,38 log v - 0,461 log f 88
Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur)
3. Rochim, Taufiq, Spesifikasi, Metrologi, & Kontrol Kualitas Geometrik, Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI – ITB, 2001 4.
Tlusty, George, Manufacturing Process And Equipment, Prentice Hall, USA, 2000.
CURICULUM VITAE Ichlas Nur, ST., MT., Alamat email yang dapat dihubungi :
[email protected]
89