perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE TAGUCHI
SKRIPSI
Oleh : FAJAR RAHMADI X 2508506
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE TAGUCHI
Oleh : FAJAR RAHMADI X 2508506
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Suhardi.HW, M.T
Danar Susilo Wijayanto, S.T., M.Eng.
NIP. 19790124 200212 1 002 NIP.19460604 197501 1 001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juli 2010 Penulis,
FAJAR RAHMADI
X 2508506
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal : Juli 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd.
Sekretaris
: Nyenyep Sriwardani, S.T., M.T.
Anggota I
: Drs. Suhardi, M.T.
Anggota II
: Danar Susilo Wijayanto, S.T., M.Eng.
..................... ..................... .....................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd commit to user NIP. 19600727 198702 1 001 v
.....................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Fajar Rahmadi. OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN CNC
MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40
DENGAN METODE TAGUCHI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui pengaruh kecepatan
spindle, terhadap tingkat kekasaran permukaan logam hasil proses pemesinan
CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40. (2) Mengetahui pengaruh
kecepatan pemakanan, terhadap tingkat kekasaran permukaan logam hasil proses
pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40. (3) Mengetahui
pengaruh kedalaman pemakanan, terhadap tingkat kekasaran permukaan logam
hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40. (4)
Mengetahui pengaruh cairan pendingin, terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST
40. (5) Mengetahui parameter mana yang menghasilkan nilai kekasaran optimal
pada proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40,
dengan menggunakan metode taguchi.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium CNC Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin JPTK FKIP UNS dengan menggunakan mesin CNC Milling type
ZK 7040 dengan control SIEMENS SINUMERIK 802S. Laboratorium Bahan
Teknik Program Diploma Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta sebagai tempat pengujian tingkat kekasaran permukaan.
Metode optimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Taguchi.
ANAVA TAGUCHI (Analisis Varian Taguchi) digunakan untuk mengetahui
karakteristik performansi dari parameter pemesinan. Analisis data dalam
penelitian dibantu menggunakan software Qualitek. Populasi yang dipakai adalah
baja ST 40. Sampel diambil dengan teknik “kuota random sampling”. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kondisi optimal parameter pemesinan yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan adalah pada kecepatan putaran commit to user spindel 2500 rpm, kecepatan pemakanan sebesar 0,12 mm/rev, kedalaman vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemakanan 1 mm, dan kondisi pemotongan dengan menggunakan fluida pemotongan jenis minyak. (2) Kecepatan putaran spindel (spindle speed) memiliki pengaruh paling besar dengan rasio S/N sebesar 36,883% dan kedalaman pemotongan (depth of cut) memiliki kontribusi paling kecil yaitu dengan rasio S/N sebesar 9,448%. (3) Hasil kekasaran yang optimal adalah 0,72 ± 0,23 µm.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan, Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar. (QS. An-Nisa : 113)
Rabb-mu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. (QS.Ad-Dhuha : 3-4)
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah,…..( QS. An-Nur :37) Hai manusia, sesungguhnya hanya janji Allah adalah benar, maka sekalikali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaiton yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fathir :2) (Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankannya bagimu. (QS. Al-Anfal :9)
Baik belum tentu benar, benar belum tentu baik. Baik dalam hal yang benar, itu akan lebih baik dan benar. (M. Wicaksana)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada: Allah SWT, yang selalu melimpahkan kemudahan dan kelancaran Ibu dan Bapak tersayang Istriku tercinta Anakku tersayang Teman- teman PTM 2008 Almamaterku tercinta
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini menghadapi hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan, dorongan, motivasi, bimbingan, dan pengarahan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS beserta seluruh stafnya. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 4. Bapak Bambang Prawiro, MM selaku Pembimbing Akademik. 5. Bapak Drs. Suhardi, MT selaku Koordinator Skripsi bidang teknik (produksi) dan Pembimbing I. 6. Bapak Danar Susilo Wijayanto ST., M.Eng. selaku Pembimbing II. 7. Bapak Herman Saputro S.Pd., M.T. atas semua ilmu dan bimbingannya. 8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya. Menyadari
bahwa
terbatasnya
ilmu
pengetahuan
yang
dimiliki
menyebabkan kurang sempurnanya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Juli 2010
commit to user x
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...........................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
NOMENKLATUR ...........................................................................................
xvii
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
2
C. Batasan Masalah .......................................................................
2
D. Perumusan Masalah ..................................................................
3
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
6
1. Mesin CNC Milling ............................................................
6
2. Proses Pemesinan ...............................................................
6
3. Fluida Pemotongan (Cutting Fluids) ..................................
12
4. Metrologi Konfigurasi Permukaan .....................................
14
5. Metode Taguchi .................................................................. commit to user B. Penelitian yang Relevan ...........................................................
18
xi
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran .................................................................
26
D. Hipotesis ...................................................................................
27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
28
B. Metode Penelitian .....................................................................
28
C. Populasi dan Sampel.................................................................
39
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
40
1. Identifikasi Variabel ...........................................................
40
2. Instrumen Penelitian ...........................................................
41
E. Teknik Analisis Data ................................................................
46
F. Diagram Alir Penelitian ............................................................
47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Eksperimen......................................................................
48
B. Hasil Pengolahan Data .............................................................
51
1. Analisis Varian Taguchi (ANAVA Taguchi) Kekasaran Permukaan ........................................................
52
2. Prediksi Nilai Kekasaran Permukaan .................................
53
3. Interval Kepercayaan Kekasaran Permukaan Rata-rata .....
54
4. Analisis Signal to Noise Ratio (Rasio S/N) ........................
54
5. Analisis Varian Taguchi (ANAVA Taguchi) Rasio S/N Kekasaran Permukaan .......................................
56
6. Prediksi Rasio S/N Kekasaran Permukaan .........................
57
7. Interval Kepercayaan Rasio S/N Kekasaran Permukaan ..........................................................................
57
C. Interpretasi Hasil Eksperimen ..................................................
58
1. Kecepatan Spindel (Spindle Speed) ....................................
58
2. Kecepatan Pemakanan (Feed) ............................................
59
3. Kedalaman Pemakanan (Depth of Cut) ..............................
60
4. Kondisi Pemotongan (Cutting Condition) ..........................
61
D. Pembahasan dan Analisis Hasil Eksperimen ............................
62
1. Analisis Hasil Kekasaran Permukaan .................................
62
2. Eksperimen Konfirmasi Rata-rata Kekasaran Permukaan .......................................................................... commit to user 3. Eksperimen Konfirmasi Rasio S/N .................................... xii
62 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................
65
B. Implikasi ...................................................................................
66
C. Saran .........................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
68
LAMPIRAN .....................................................................................................
70
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Blok Pemrograman NC ...............................................................
Tabel 2.
Ketidakteraturan suatu Profil (Konfigurasi Penampang
11
Permukaan) .................................................................................
16
Tabel 4.
Faktor dan Level Percobaan ........................................................
30
Tabel 4.
Derajat Kebebasan ......................................................................
30
Tabel 5.
Orthogonal Array L9(34) .............................................................
31
Tabel 6.
Kebutuhan Panjang Spesimen. ....................................................
39
Tabel 7.
Rekomendasi Parameter Pemotongan .........................................
43
Tabel 8.
Nilai Pengujian Kekerasan Rockwell A. .....................................
44
Tabel 9.
Hasil Uji Komposisi Baja ST 40 .................................................
45
Tabel 10.
Desain Eksperimen Parameter dan Level ...................................
48
Tabel 11.
Penelitian Taguchi Orthogonal Array L9 ...................................
48
Tabel 12.
Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan ...................................
50
Tabel 13.
Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Spindle Speed .............
51
Tabel 14.
Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Feed, Depth of Cut dan Cutting Condition ........................................................................
51
Tabel 15.
Respon Kekasaran Rata-rata Keseluruhan Parameter .................
51
Tabel 16.
Analisis Varian (ANAVA)..........................................................
52
Tabel 17.
Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N
Tabel 18.
Spindle Speed ..............................................................................
55
Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Feed ..........
55
Tabel 19. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Depth of Cut dan Cutting Condition .......................................... Tabel 20.
55
Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Keseluruhan Parameter ...............................................................
56
Tabel 21.
Analisis Varian (ANAVA) Rasio S/N Kekasaran Permukaan ...
56
Tabel 22.
Kondisi Optimum dan Performansi ............................................
62
Tabel 23.
Hasil Pengukuran Ra Optimum ..................................................
62
Tabel 24.
Interpretasi Hasil Eksperimen Konfirmasi dan Eksperimen commit to user Taguchi ........................................................................................
64
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Klasifikasi Proses Freis ............................................................
7
Gambar 2
Komponen Kecepatan Potong pada Proses Milling .................
8
Gambar 3
Analogi Pembentukan Beram ..................................................
9
Gambar 4
Mesin CNC Freis .....................................................................
10
Gambar 5
Profil Kekasaran Permukaan ....................................................
15
Gambar 6
Benda Hasil Pengerjaan ...........................................................
33
Gambar 7
Eksperimen Konfiguration L-9 (3^4) .......................................
34
Gambar 8
Data Inner Array dan Result ....................................................
35
Gambar 9
Data Faktor dan Level ..............................................................
35
Gambar 10
Pemilihan Karakteristik Kualitas .............................................
36
Gambar 11
Pengisian Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan ................
36
Gambar 12
Analisis Perhitungan Data ........................................................
37
Gambar 13
Data Rasio S/N .........................................................................
37
Gambar 14
Analisis Respon Rata-Rata Kekasaran Permukaan ..................
38
Gambar 15
ANAVA Rasio S/N ..................................................................
38
Gambar 16
Kondisi Optimum Masing-Masing Faktor ...............................
38
Gambar 17
Mesin CNC MILL MASTER ZK 7040 ...................................
41
Gambar 18
Pahat (Insert) Milling XOMT 060204 .....................................
42
Gambar 19
Tool Holder dan Dimensinya ...................................................
43
Gambar 20
SURFCODER SE-1700 Roughness Tester .............................
43
Gambar 21
Diagram Alir Penelitian ...........................................................
47
Gambar 22
Pengaruh Kecepatan Spindel terhadap Kekasaran Permukaan dan Rasio S/N...........................................................................
Gambar 23
Pengaruh Kecepatan Pemakanan terhadap Kekasaran Permukaan dan Rasio S/N........................................................
Gambar 24
Gambar 25
58
59
Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Kekasaran Permukaan dan Rasio S/N........................................................
60
Pengaruh Kondisi Pemotongan terhadap Kekasaran commit to user Permukaan dan Rasio S/N........................................................
61
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pengujian Data Kekasaran Permukaan ...............................
70
Lampiran 2. Perhitungan Analisis Varian Rata-Rata Kekasaran Permukaan ..
71
Lampiran 3. Perhitungan Analisis Varian Rasio S/N Rata-Rata Kekasaran Permukaan ...................................................................................
75
Lampiran 4. Surat Ijin Research di Laboratorium Bahan Teknik D3 Fakultas Teknik UGM ................................................................
81
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ...................................
82
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ..................................
83
Lampiran 7. Surat Ijin Research di Laboratorium CNC ..................................
84
Lampiran 8. Surat Keterangan Uji Kekasaran di UGM ...................................
85
Lampiran 9. Surat Ijin Research di Laboratorium CNC ..................................
86
Lampiran 10 Tabel Nilai Uji F .........................................................................
87
Lampiran 11. Presensi Seminar Proposal Skripsi ............................................
88
Lampiran 12. Foto Dokumentasi Penelitian.....................................................
90
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NOMENKLATUR Simbol
Arti
Satuan
a
Kedalaman pemakanan
[mm]
d
Diameter luar
[mm]
f
Kecepatan pemakanan
[mm/rev]
HRA
Nilai kekerasan Rockwell A
[-]
KA
Jumlah level faktor
[-]
Kr
Sudut potong utama
[ 0]
L
Lebar
[mm]
l0
Panjang pemotongan
[mm]
lt
Panjang total pemotongan
[mm]
MS
Mean Square (jumlah kuadrat rata-rata)
[-]
N
Jumlah data keseluruhan
[-]
n
Putaran poros utama
[rpm]
P
Panjang
[mm]
Ra
Kekasaran rata-rata aritmetik
[µm]
SS
Sum of Square (jumlah kuadrat)
[-]
T
Tinggi
[mm]
T
Jumlah keseluruhan nilai data
[-]
tc
Waktu pemotongan
[min]
w
Lebar pemotongan benda kerja
[mm]
y
Nilai data
[-]
Z
Kecepatan menghasilkan geram
[mm]
z
Jumlah gigi
[-]
S/N
Signal to Noise Ratio
[db]
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pemesinan milling merupakan salah satu proses pemesinan yang banyak digunakan untuk pembuatan suatu komponen. Dalam proses pemesinan milling, waktu yang dibutuhkan untuk membuat komponen harus seminimal mungkin agar tercapai kapasitas produksi yang tinggi. Parameter proses pemotongan yang maksimum akan menghasilkan laju pemakanan material (material removal rate) yang tinggi, namun juga mengakibatkan kekasaran permukaan (Ra) yang tinggi pula. Penelitian di bidang operasi mesin perkakas telah dimulai pada awal abad XIX oleh F.W. Taylor yang melakukan eksperimen selama 26 tahun dengan lebih dari 30.000 eksperimen dan menghasilkan 400 ton beram (Jerard et al, 2001). Eksperimen tersebut bertujuan menghasilkan solusi sederhana atas permasalahan intrisik dalam menentukan kondisi pemotongan yang aman dan efisien. F.W. Taylor percaya bahwa solusi tersebut secara empiris dapat diselesaikan kurang dari setengah menit oleh mekanik yang handal lewat pengalaman mereka. Mekanik-mekanik tersebut meskipun sanggup bekerja dengan memuaskan, namun mereka kesulitan menularkan pengetahuannya secara sistematis dan kuantitatif kepada orang lain. Operator seringkali hanya menggunakan estimasi atau trial and error dalam memilih besaran cutting speed, feedrate dan depth of cut, padahal besaran
tersebut
berpengaruh
terhadap
kualitas
hasil
pemesinan
serta
produktivitas. Operasi end milling adalah salah satu upaya untuk meneliti nilai optimum dari beragam tipe operasi mesin perkakas yang banyak dipakai. Operasi dan proses pemesinan terutama yang menggunakan mesin CNC semakin memberikan beragam pilihan besaran parameter dalam kode numeriknya. Operator perlu mendapatkan informasi kuantitatif korelasi antar parameter untuk menghasilkan kualitas surface finish yang baik. Analisis parameter pemesinan (machining parameters) perlu dilakukan commit to user untuk mengetahui kondisi optimal dari parameter pemesinan untuk tingkat 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
kekasaran permukaan benda yang dihasilkan oleh proses pemesinan. Metode Taguchi (Taguchi Method) adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk mengetahui kondisi optimal dari parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan benda kerja, sehingga diharapkan terjadi perbaikan kualitas dan proses suatu barang. Optimasi parameter proses pemesinan pada mesin milling perlu dilakukan agar kekasaran permukaan yang diinginkan dapat dicapai dalam waktu yang paling singkat. Operator mesin perkakas hingga kini masih dihadapkan pada masalah penentuan parameter pemesinan seperti cutting speed, feedrate dan depth of cut yang optimum terutama pada operasi finishing. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa tolok ukur parameter optimal suatu operasi pemesinan. Operasi pemesinan yang dipilih adalah proses endmilling surface dengan metode Taguchi. Analisis data metode Taguchi dibantu menggunakan software Qualitek.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa permasalahan utama yang berhubungan dengan kekasaran pada proses pemesinan CNC Milling. Masalah–masalah tersebut antara lain : 1. Penentuan parameter pemesinan seperti spindle speed, federate, dan depth of cut yang optimum terutama pada operasi pemesinan CNC milling. 2. Pengaruh penambahan coolant terhadap kekasaran permukaan logam. 3. Penentuan parameter pemotongan sesuai material benda kerja (struktur dan kekerasan) dan karakteristik alat potong (geometri, jumlah mata sayat, dan material alat potong).
C. Batasan Masalah Agar pembahasannya tidak terlalu luas dan menyimpang dari permasalahan, maka lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1.
Material uji adalah carbon steel ST 40 dengan komposisi dan nilai kekerasan commit to user yang telah diketahui berdasarkan pengujian dan aspek metalurgi tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dibahas. 2.
Parameter kondisi pemotongan didasarkan pada rekomendasi pahat (insert) dan mesin CNC Milling ZK 7040.
3.
Parameter pemesinan terdiri atas: kecepatan putaran spindel (n) (rpm), kecepatan pemakanan (f) (mm/rev), kedalaman pemakanan (a) (mm), dan kondisi pemotongan (basah dan kering).
4.
Analisis hanya dilakukan pada parameter pemesinan yang diaplikasikan.
5.
Proses pengukuran dilakukan hanya pada kekasaran permukaan.
6.
Analisis kekasaran permukaan dilakukan pada kekasaran permukaan rata-rata (Ra).
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut dapat ditentukan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh kecepatan spindle terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja
ST 40?
2. Adakah pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40?
3. Adakah pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40?
4. Adakah pengaruh cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja
ST 40?
5. Dengan
menggunakan
metode
Taguchi,
parameter
manakah
yang
menghasilkan nilai kekasaran optimal pada proses pemesinan CNC milling
type ZK 7040 pada material baja ST 40? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan yaitu :
1. Mengetahui pengaruh kecepatan spindle terhadap tingkat kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40.
3. Mengetahui pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40.
4. Mengetahui
pengaruh
cairan
pendingin
terhadap
tingkat
kekasaran
permukaan logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada
material baja ST 40.
5. Mengetahui parameter mana yang menghasilkan nilai kekasaran optimal pada
proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40,
dengan menggunakan metode Taguchi.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
a. Dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan optimasi parameter
pemotongan untuk mendapatkan kekasaran yang diinginkan dalam proses
pemesinan CNC milling.
b. Memberikan kontribusi ilmiah kepada komunitas industri berupa tolok ukur
parameter optimal operasi pemesinan milling dengan end milling CNC.
c. Menjadi masukan bagi pengguna mesin CNC milling dalam peningkatan
kualitas dan kuantitas produk hasil proses pemesinan serta peningkatan
sumber daya manusia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Manfaat Teoritis
a.
Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perkembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang.
b.
Menjadi bahan pustaka bagi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Mesin CNC Milling
Mesin CNC milling secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: mesin CNC Milling TU (Training Unit) dan mesin CNC Milling Production. Kedua mesin CNC tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, namun berbeda dalam penggunaan dan penerapannya. Mesin CNC Milling TU (Training Unit) yang dilengkapi dengan EPS (External Programming Sistem), digunakan untuk latihan dasar pengoperasian dan pemograman CNC, serta pengerjaan yang ringan. Mesin CNC Milling Production digunakan untuk produksi massal, sehingga diperlukan perlengkapan yang lebih, misal: sistem chuck otomatis, pembuka pintu pembuang beram otomatis, dan lain-lain. 2. Proses Pemesinan
a. Proses Freis (Milling Process) 1) Klasifikasi Proses Freis Mesin milling adalah mesin perkakas dengan gerak utama berputar dilakukan oleh alat potong atau milling cutter. Pahat freis (milling cutter) termasuk pahat bermata potong jamak dengan jumlah mata potong sama dengan jumlah gigi pahat freis, tetapi dalam perkembangannya pahat freis ada yang bermata potong tunggal dan penggunaannya tergantung dari kebutuhan seperti yang digunakan di mesin CNC. Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan, dikenal tiga macam proses freis (Taufiq, Rochim: 1982), yaitu: a) Proses freis datar (slab milling) Disebut peripheral milling, yaitu proses freis dimana sumbu rotasi dari pahat (tool) sejajar dengan permukaan benda kerja. b) Proses freis tegak (face milling) commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Proses freis tegak, yaitu proses freis dimana sumbu rotasi pahatnya vertikal terhadap permukaan benda kerja. c) End Milling Pahat potong (cutter) pada end milling, biasanya berputar pada sumbu vertikal terhadap benda kerja, area kerja pahat berada pada akhir permukaan dari pahat pemotong dan pada batas keliling dari badan pahat pemotong.
(a) Slab milling
(b) Face milling
(c) End milling
Gambar 1. Klasifikasi Proses Freis (Kalpakjian, S, Schmid: 1992) Proses facing atau proses roughing dilakukan pada proses pemesinan awal, untuk mendapatkan posisi peletakan material kerja yang rata, sehingga diharapkan saat proses pemesinan dilakukan maka akan lebih seragam. Dalam penggunaan pahat sisipan (insert), baik dalam pemasangan maupun dalam pemilihan bentuk juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tekstur dari permukaan benda yang dilakukan proses pemesinan. Proses freis datar dibagi dalam dua jenis yaitu proses freis naik (up milling) dan proses freis turun (down milling).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Gambar 2. Komponen Kecepatan Potong Pada Proses Milling (Kalpakjian, S, Schmid: 1992) Gambar 2 menunjukkan, pada proses up milling, beram yang dihasilkan sangat tipis di awal mula proses permesinan, dimana gigi pahat (tooth) pertama kali bersentuhan, lalu berangsur-angsur menebal hingga pahat selesai melakukan proses. Untuk proses down milling, ketebalan beram (chip) maksimum terjadi dekat pada titik dimana gigi pahat kontak bekerja, karena gerak relatif pahat cenderung menarik benda kerja ke arah pahat. Proses freis tidak menghasilkan beram dengan ketebalan yang tetap, melainkan berbentuk koma dengan ketebalan beram yang berubah. Tebal beram dipengaruhi oleh gerak pemakanan per gigi (feed per tooth) dan sudut posisi (φ) yang dapat berubah, karena perubahan sudut potong. Analogi proses terbentuknya beram pada proses freis adalah bila setumpuk kartu dijajarkan dan diatur sedikit miring yang membentuk sudut geser φ, kemudian didorong dengan papan yang membuat sudut seperti sudut beram γ0, maka kartu di ujung papan akan bergeser ke atas terhadap kartu di belakangnya dan berlangsung secara berurutan (Gambar 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Gambar 3. Analogi Pembentukan Beram 2) Prinsip kerja mesin CNC milling Mesin milling adalah mesin perkakas dengan gerak utama berputar dilakukan oleh alat potong atau cutter milling, gerak makannya dilakukan oleh benda kerja yang terpasang pada meja kerja. Mesin CNC milling ini menggunakan sistem persumbuan dengan dasar koordinat kartesius : “apabila tiga jari kanan diatur sedemikian rupa sehingga letaknya saling tegak lurus, maka jari tengah menunjukkan sumbu Z, jari telunjuk menunjukkan sumbu Y, dan ibu jari menunjukkan sumbu X” Mesin frais vertikal dapat menunjukkan bahwa sumbu Z adalah arah tegak, sumbu Y adalah arah melintang meja, dan sumbu X adalah arah memanjang meja. Pengoperasian mesin CNC dilaksanakan dengan layanan CNC, dimana proses dikontrol komputer secara otomatis dengan memasukkan data numerik. Sistem CNC beroperasi secara otomatis dan dapat menginterpretasikan kode-kode numerik yang berupa huruf, angka, dan simbol untuk membuat suatu bentuk dari benda kerja. Data numerik yang dimasukkan dalam memori mesin berupa urutan perintah yang membentuk benda kerja disebut program NC. Program NC adalah suatu urutan perintah yang disusun secara terperinci setiap blok untuk memberitahu commit user mesin CNC tentang apa yang harustodilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3) Mesin Freis CNC
Gambar 4. Mesin CNC Freis CNC (Computer Numerically Control) adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik. Bahasa numerik yaitu perintah gerakan dengan menggunakan kode huruf dan angka, misalnya, jika pada program ditulis kode M-03 S1000 maka spindel akan berputar dengan kecepatan 1000 rpm dan jika program ditulis kode M-05, maka spindel akan berhenti. Pengoperasian mesin CNC dilaksanakan dengan layanan progam NC, proses pengoperasian mesin CNC dikontrol komputer dengan memasukkan data numerik. Sistem CNC beroperasi secara otomatis dan dapat menginterpretasikan kode-kode numerik yang berupa huruf, angka ataupun simbol untuk membuat suatu bentuk benda kerja. Program NC adalah suatu urutan perintah yang disusun secara terperinci setiap blok per blok untuk memberi tahu mesin CNC tentang apa yang harus dilakukan. Program NC terdiri dari kumpulan perintah. Perintah ditransfer oleh pengendalian menjadi impuls-impuls pengendali untuk mesin perkakas. Bahasa program NC merupakan format perintah dalam satu baris blok dengan menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Mesin CNC mempunyai perangkat komputer yang disebut Machine Control Unit (MCU) yakni suatu commit to user perangkat yang berfungsi menerjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
gerakan persumbuan sesuai bentuk benda kerja. Kode bahasa dalam mesin CNC dikenal dengan kode G dan M. Kode G adalah kode untuk pergerakan pahat dan kode M adalah kode untuk kode operasional mesin. Tabel 1 menunjukkan contoh blok program NC. Tabel 1. Blok Pemrograman NC
Blok I Blok II
G /M M03 G01
Y 0
X 10
Z 0
F 30
S S1000
Tabel 1 dapat menjelaskan bahwa pada blok I, kode M-03 memerintahkan spindel mesin berputar, dan S1000 artinya spindel berputar dengan kecepatan 1000 rpm. Pada blok II, kode G01 artinya memerintahkan pahat bergerak dengan pemakanan, X10 menunjukkan arah gerakan pemakanan ke sumbu X sejauh 10 mm, dan F30 menunjukkan kecepatan pemakanan ke arah sumbu X sebesar 30 mm/menit. 4) Elemen-elemen Dasar Proses Freis Elemen-elemen dasar proses pemesinan sangat berpengaruh dalam analisis optimasi hasil dari produk yang akan dibuat. Elemen-elemen ini dianalisis dengan tujuan menemukan suatu formulasi yang bisa dipakai untuk keperluan proses permesinan serta perkembangan dalam hal efisiensi dan optimasi dari proses permesinan. Beberapa elemen dasar proses permesinan di antaranya: a) Kecepatan potong (cutting speed) : Kecepatan potong merupakan kecepatan pemakanan pahat dalam satuan m/menit atau ft/menit. =
1000
; (m⁄min )
b) Kecepatan pemakanan (feed. f) :
Gerak pemakanan merupakan kecepatan gerak pahat dalam satuan mm/rev atau in/rev. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c)
Rata-rata gerak pemakanan (feedrate, v) Rata-rata gerak pemakanan merupakan kecepatan linier pahat sepanjang benda kerja dalam satuan mm/menit atau inci/menit. v=fN
d)
Kedalaman pemotongan (depth of cut,a) Ketebalan pemakanan merupakan kedalaman penyayatan yang dilakukan oleh pahat dalam satuan mm atau inci.
e) Waktu pemotongan (cutting time) Waktu pemotongan merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan penyayatan sepanjang benda kerja dalam satuan detik atau menit. =
f)
Dimana; = + +
; (min)
Kecepatan penghasilan beram : Kecepatan penghasilan beram merupakan volume material yang terbuang per satuan waktu dalam satuan mm3/menit atau inci3/menit. . . ; (mm ⁄min ) = 1000
g) Kecepatan spindle (N)
Kecepatan spindle merupakan putaran dari spindle yang juga merupakan putaran benda kerja dalam satuan rpm.
3. Fluida Pemotongan (Cutting Fluids)
Penggunaan fluida pemotongan selama proses pemesinan telah diawali oleh F.W. Taylor sejak tahun 1883 (Jerrad, R.B., Fussel, K. Barry., Ercan, T. Mustafa: 2001). Penggunaan fluida pemotongan pada proses pemesinan menunjukkan, bahwa kecepatan potong (cutting speed) dapat meningkat hingga 40% dengan menggunakan air sebagai pendingin. Air dapat menyebabkan korosi pada logam ferro, sehingga air tidak efisien sebagai pendingin ataupun pelumas, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
karena kemampuan pembasahannya (wetting ability) yang rendah dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Fluida pemotongan atau sering disebut pendingin (coolant) berfungsi untuk mengontrol temperatur pemotongan dan untuk pelumasan. Aplikasi fluida pemotongan adalah memperbaiki kualitas benda kerja selama mengalami proses pemotongan secara terus menerus oleh pahat (tool) dan juga memperbaiki umur pahat. Diskripsi beberapa karakteristik pendingin atau pelumas dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Dari bahan utama minyak (oil based) 1) Straight oil (100% petroleum oil) Straight oil adalah pendingin dari bahan minyak yang mengandung 100% petroleum oil. Straight oil mempunyai kemampuan pelumasan yang sangat baik atau menciptakan lapisan sebagai efek bantalan antara benda kerja dan pahat, melindungi dari karat (rust), dan memperbaiki umur pahat, tetapi straight oil mempunyai sifat melepaskan panas yang buruk dan meningkatkan resiko kebakaran. 2) Soluble oil (60-90% petroleum oil) Soluble oil (hampir sama dengan emulsi, minyak emulsif atau minyak larut air) terdiri dari campuran 60-90% minyak bumi, emulsifier, dan bahan tambahan lain. Konsentrat ini dicampur dengan air untuk menjadi fluida pemotongan yang dipakai untuk pengerjaan logam. Soluble oil dapat meningkatkan kemampuan pendinginan dan pelumasan yang baik meskipun campuran minyak dan air, menciptakan lapisan film minyak yang melindungi komponen yang bergerak. Soluble oil adalah pendingin dari bahan minyak yang bercampur dengan air, sehingga akan menimbulkan masalah karat (rust) atau korosi, masalah kesehatan timbulnya bakteri, dan kabut asap yang dibentuk bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman.
b.
Fluida pemotongan dari bahan kimia Fluida pemotongan dari bahan kimia pertama kali dikenalkan sekitar commit to user dari bahan kimia, yaitu sintetis tahun 1945. Ada dua jenis fluida pemotongan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
dan semi sintetis, fluida pemotongan dari bahan kimia memiliki sifat lebih stabil serta kemampuan untuk melumasi. 1) Sintetis (0% petroleum oil) Sintetis merupakan cairan pendingin yang tidak mengandung minyak atau mineral yang lain, secara umum terdiri dari pelumas kimia (chemical lubricant) dan inhibitor karat yang larut dalam air. Sintetis didesain untuk memiliki kemampuan pendinginan yang lebih cepat, pelumasan yang lebih baik, mencegah korosi dan mudah dilakukan perawatan. Sintetis dianjurkan untuk proses pemesinan dengan kecepatan tinggi. 2) Semisintetis (2-30% petroleum oil) Semisintetis
merupakan
cairan
pendingin
yang
masih
mengandung 2-30% minyak bumi. Cairan pendingin jenis ini di dalam penggunaannya masih harus dicampur dengan air. Semisintetis merupakan cairan pendingin yang mempunyai sifat relatif tidak beracun, transparan, tidak mudah terbakar, ketahanan korosi yang baik, memiliki sifat pendinginan dan pelumasan yang baik, waktu penggunaan lama, serta dapat digunakan di hampir semua proses pemesinan. Semisintetis juga mempunyai sifat yang merugikan, yaitu menghasilkan efek kabut, berbusa, mudah terkontaminasi oleh cairan lain.
4. Metrologi Konfigurasi Permukaan
a.
Konfigurasi Permukaan Metrologi geometri adalah ilmu dan teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik geometri suatu produk dengan alat ukur dan cara yang sesuai yang sedemikian rupa sehingga data pengukuran dan analisis datanya menghasilkan harga yang dianggap sebagai nilai yang paling dekat dengan geometri yang sesungguhnya dari komponen yang bersangkutan. Metrologi geometri meliputi ukuran, bentuk, posisi, dan kekasaran permukaan produk benda yang bersangkutan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Permukaan adalah batas yang memisahkan antara benda padat dengan sekelilingnya. Konfigurasi permukaan merupakan suatu karakteristik geometri golongan mikrogeometri. Mikrogeometri adalah permukaan secara keseluruhan yang membuat bentuk atau rupa yang spesifik misalnya permukaan poros, lubang, sisi, dan lain-lain yang tercakup pada elemen geometri ukuran, bentuk, dan posisi. Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin atau peralatan. Karakteristik suatu permukaan perlu dinyatakan dengan jelas, misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan ketahanan lelah, perekatan dua atau lebih komponen mesin dan sebagainya. Surface roughness memainkan peranan yang cukup penting kaitannya dengan ketahanan kontak (contact resistance).
Gambar 5. Profil Kekasaran Permukaan (Taufiq Rochim: 2001) Ketidakteraturan konfigurasi suatu permukaan apabila ditinjau dari profilnya dapat diuraikan menjadi beberapa tingkat (Tabel 2), tingkat pertama merupakan ketidakteraturan makrogeometri, yaitu keseluruhan permukaan yang membuat bentuk. Tingkat kedua, yaitu yang disebut dengan gelombang (waviness), merupakan ketidakteraturan yang periodik dengan panjang commit to user gelombang yang jelas lebih besar dari kedalamannya (amplitude). Tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
ketiga, yaitu alur (groove) dan tingkat keempat adalah serpihan (flaw) dan keduanya lebih dikenal dengan istilah kekasaran (roughness). Tabel 2. Ketidakteraturan Suatu Profil (Konfigurasi Penampang Permukaan) Tingkat
Profil Terukur, Bentuk Grafik Hasil Pengukuran
Istilah
Contoh Kemungkinan Penyebabnya
Kesalahan bidangKesalahan 1.
bentuk (form error)
bidang pembimbing mesin perkakas dan benda kerja, kesalahan posisi pencekaman benda kerja
Kesalahan bentuk Gelombang
2.
(waviness)
perkakas, kesalahan penyenteran perkakas, getaran dalam proses pemesinan
Jejak/bekas 3.
Alur
pemotongan (bentuk
(grooves)
ujung pahat, gerak makan)
Proses pembentukan beram, deformasi 4.
Serpihan
akibat proses pancar
(flakes)
pasir, pembentukan module pada proses electroplating.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Kekasaran permukaan (surface roughness) dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Ideal surface roughness Ideal surface roughness adalah kekasaran ideal (terbaik) yang bisa dicapai dalam suatu proses permesinan dengan kondisi ideal. 2) Natural surface roughness Natural surface roughness adalah kekasaran alamiah yang terbentuk dalam
proses
pemesinan
karena adanya
berbagai
faktor
yang
mempengaruhi proses pemesinan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekasaran ideal di antaranya: 1) Getaran yang terjadi pada mesin 2) Ketidaktepatan gerakan bagian-bagian mesin 3) Ketidakteraturan feed mechanism 4) Adanya cacat pada material 5) Gesekan antara chip dan material b.
Parameter Kekasaran Permukaan 1) Profil geometrik ideal adalah profil pemukaan yang sempurna, dapat berupa garis lurus, lengkung atau busur. 2) Profil terukur (measured profil), merupakan profil permukaan terukur. 3) Profil referensi adalah profil yang digunakan sebagai acuan untuk menganalisis ketidakteraturan konfigurasi permukaan. 4) Profil akar/alas yaitu profil referensi yang digeserkan ke bawah, sehingga menyinggung titik terendah profil terukur. 5) Profil tengah adalah profil yang digeserkan ke bawah sedemikian rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di atas profil tengah sampai profil terukur adalah sama dengan jumlah luas daerah-daerah di bawah profil tengah sampai ke profil terukur. Profil-profil di atas dapat didefinisikan menjadi beberapa parameter permukaan, yaitu yang berhubungan dengan dimensi pada arah tegak dan arah memanjang. Dimensi arah tegak dikenal beberapa parameter, yaitu: 1) Kekasaran total (peak to valley height/total height), Rt (µm), adalah jarak commit to user antara profil referensi dengan profil alas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2) Kekasaran perataan (depth of surface smoothness/peak to mean line), Rp (µm), adalah jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil terukur. 3) Kekasaran rata-rata aritmetik (mean roughness index/center line average, CLA), Ra (µm), adalah harga rata-rata aritmetik dibagi harga absolutnya jarak antara profil terukur dengan profil tengah. 1 ' = " |ℎ%|& !
4) Kekasaran rata-rata kuadratik (root mean square height), Rq (µm), adalah akar bagi jarak kuadrat rata-rata antara profil terukur dengan profil tengah. 5) Kekasaran total rata-rata, Rz (µm), merupakan jarak rata-rata profil alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata-rata profil alas ke profil terukur pada lima lembah terendah.
5. Metode Taguchi
Desain eksperimen adalah evaluasi secara serentak dua atau lebih faktor atau parameter terhadap kemampuannya untuk mempengaruhi rata-rata hasil atau variabilitas hasil gabungan dari karakteristik produk atau proses tertentu. Untuk mengetahui pengaruh faktor atau parameter terhadap rata-rata hasil secara efektif, selanjutnya dianalisis untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh serta mengetahui hasil maksimal yang dapat diperoleh. Metode Taguchi merupakan salah satu metode yang mulai banyak digunakan saat ini. Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat mendapatkan tugas untuk memperbaiki sistem telekomunikasi di Jepang. Metode Taguchi merupakan suatu metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk kokoh (robust) atau tidak sensitif terhadap berbagai faktor gangguan (noise), karena itu sering disebut sebagai desain kokoh (robust design). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu: a.
Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.
b.
Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target. Produk harus didesain, sehingga kokoh (robust) terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
c.
Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem. Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada produksi di tingkat produksi (shop floor). Off-line quality control dilakukan pada saat awal dalam siklus kehidupan produk yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk. Keuntungan atau kelebihan metode Taguchi adalah : a.
Desain eksperimen Taguchi lebih efisien, karena memungkinkan untuk melaksanakan penelitian yang melibatkan banyak faktor dan jumlah.
b.
Desain eksperimen Taguchi memungkinkan diperolehnya suatu proses yang menghasilkan produk yang konsisten dan kokoh terhadap faktor yang tidak dapat dikontrol.
c.
Metode Taguchi menghasilkan kesimpulan mengenai respon faktor-faktor dan level faktor-faktor kontrol yang menghasilkan nilai optimum. Desain eksperimen Taguchi dibagi menjadi tiga tahap utama yang
menyangkut semua pendekatan eksperimen, yaitu: a.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap terpenting, dimana seorang peneliti harus menentukan ke mana penelitian ini akan dibawa. Adapun kegiatan yang termasuk dalam tahap ini adalah: 1) Perumusan masalah Perumusan masalah digunakan untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah yang akan diselidiki dalam eksperimen. commit to user 2) Tujuan eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Tujuan yang melandasi eksperimen harus dapat menjawab apa yang telah dinyatakan dalam perumusan masalah, yaitu mencari sebab yang menjadi akibat dari masalah yang kita amati. 3) Penentuan variabel terikat Variabel terikat adalah variable yang perubahanya tergantung pada variabel lain. Variabel terikat inilah yang nantinya akan menjadi tujuan penelitian. 4) Identifikasi faktor-faktor (variabel bebas) Variabel bebas (faktor) adalah variabel yang perubahanya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor mana saja yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas. 5) Pemisahan faktor kontrol dan faktor gangguan Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan. Faktor gangguan adalah faktor yang nilainya tidak dapat diatur atau dikendalikan. 6) Penentuan jumlah level dan nilai faktor Penentuan
jumlah
level
penting
untuk
ketelitian
hasil
eksperimen dan ongkos penelitian. Semakin banyak level yang diteliti, maka akan semakin akurat hasil yang diperoleh tetapi akan semakin mahal. 7) Perhitungan derajat kebebasan Penghitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. 8) Pemilihan matriks orthogonal Pemilihan matriks orthogonal sangat tergantung dari jumlah level dan derajat kebebasan yang digunakan. Matriks orthogonal yang digunakan tidak boleh kurang dari derajat kebebasan yang dipilih. b.
Tahap Pelaksanaan Eksperimen Tahap pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah commit to user eksperimen yang akan dilaksanakan. Tahapan ini meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
1) Jumlah replikasi Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama. Tujuan replikasi adalah: a) Menambah ketelitian eksperimen b) Mengurangi tingkat kesalahan pada eksperimen c) Memperoleh harga taksiran kesalahan eksperimen, sehingga memungkinkan dilaksanakannya uji signifikan hasil eksperimen 2) Pengacakan Secara umum pengacakan dimaksudkan untuk: a) Meratakan pengaruh faktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit eksperimen. b) Memberikan kesempatan yang sama pada semua unit eksperimen untuk menerima suatu perlakuan, sehingga diharapkan ada kehomogenan pengaruh dari setiap perlakuan yang sama. Pelaksanaan eksperimen Taguchi adalah melakukan pekerjaan berdasarkan setting faktor pada matrik ortogonal dengan jumlah eksperimen sesuai dengan jumlah replikasi dan urutan seperti pada randomisasi. c.
Tahap Analisis Pada tahap analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta penyajian dalam bentuk lay out tertentu. Qualitek-4 adalah sebuah software yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian dengan metode Taguchi. Tahapan analisis dalam software Qualitek-4 secara teoritis dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Analisis varian Taguchi (ANAVA Taguchi) Analisis varian Taguchi merupakan teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah disusun dalam perencanaan eksperimen secara statistik. Analisis varian Taguchi digunakan untuk membantu mengidentifikasi kontribusi faktor, sehingga akurasi perkiraan model dapat ditentukan. Analisis varian Taguchi untuk matriks orthogonal commit to user dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah kuadrat untuk masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
kolom. Teknik analisis data dalam perhitungan menggunakan analisis varian Taguchi sebagai berikut: (Irwan Soejanto: 2009) a) Jumlah kuadrat total (SST)
-
(() = * + , ./0
dimana : N = jumlah percobaan
y = data yang diperoleh dari percobaan b) Jumlah kuadrat faktor (sum of square) 61
4. , 9, ((1 = 2* 3 57 − 10 :
dimana :
./0
KA
= jumlah level faktor
Ai
= level ke i faktor A
nAi
= jumlah percobaan level ke i faktor A
T
= jumlah keseluruhan nilai data
N
= jumlah data keseluruhan
c) Jumlah kuadrat karena rata-rata
((; = . +< ,
d) Jumlah kuadrat error (((= )
((= = (() − ((; − ((>?@A
e) Rata-rata kuadrat (mean square)
B( = 2) Uji F
((1 1
Hasil analisis varian tidak membuktikan adanya perbedaaan perlakuan dan pengaruh faktor dalam percobaan, pembuktian dilakukan dengan uji F. Uji hipotesis F dilakukan dengan membandingkan variasi yang disebabkan oleh masing-masing faktor dan variansi error. Variansi error adalah variansi setiap individu dalam pengamatan yang timbul karena faktor-faktor yangcommit tidak dapat dikendalikan. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
C1 =
B(1 ((=
3) Pooling up Pooling up dirancang Taguchi untuk mengestimasi variansi error pada analisis varian. Dengan adanya pooling up, estimasi yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Pooling up dilakukan dengan menjumlahkan faktor yang tidak berpengaruh menjadi error. Pooling up dilakukan mulai dari nilai jumlah kuadrat (SS) yang paling kecil. Pooling up dilakukan hingga ditemukan faktor yang berpengaruh, biasanya sama dengan atau lebih dari setengah variabel bebas yang digunakan. 4) Rasio S/N (rasio signal to noise) Rasio S/N digunakan untuk memilih faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu respon. Rasio S/N merupakan rancangan untuk transformasi pengulangan data ke dalam suatu nilai yang merupakan ukuran variasi yang timbul. Rasio S/N digunakan untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh pada hasil eksperimen. Rasio S/N yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Semakin kecil semakin baik (smaller the better). Karakteristik kualitas dengan batas nol dan non negatif. Nilai semakin kecil (mendekati nol) adalah yang diinginkan.
S/N = −10 log[ 1/ ∑K./K + , ]
5) Interpretasi hasil eksperimen
Langkah-angkah untuk menginterpretasikan hasil eksperimen dengan menggunakan metode Taguchi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Persen kontribusi merupakan porsi masing-masing faktor dan interaksi faktor yang signifikan terhadap total variasi yag diamati. Persen kontribusi merupakan fungsi dari jumlah kuadrat (SS) dari masing-masing faktor yang signifikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Pada analisis varian nilai rata-rata kuadrat (MS) untuk suatu faktor sebenarnya adalah (misalkan faktor A): SS’A = SSA – (VA).(MSE) persen kontribusi adalah:
L=
((′1 &100% (()
Persen kontribusi digunakan untuk menghitung kontribusi faktor maupun interaksi faktor yang signifikan dan error. Jika persen kontribusi error ≤15% berarti tidak ada faktor yang berpengaruh terabaikan. Jika persen kontribusi error ≥50% artinya bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terabaikan dan error yang hadir telalu besar. b) Interval kepercayaan (convidence interval; CI) Interval kepercayaan (convidence interval; CI) dalam analisis hasil eksperimen Taguchi dihitung dalam tiga kondisi: (1) Interval kepercayaan untuk level faktor (CI1)
OP0 = Q
C(R;ST ;SU) B(V
W16 = 4̅6 ± OP0
dimana :
4̅6 − OP0 ≤ W16 ≥ 4̅6 + OP0
C(R;0;SU)
= rasio F dari tabel
V1
= derajat kebebasan faktor
Ve
= derajat kebebasan error
Mse
= rata-rata kuadrat error
N
= jumlah yang di uji pada kondisi tertentu
\
W16 4̅6
= resiko
= dugaan rata-rata faktor A pada perlakuan level ke K commitfaktor to userA pada perlakuan level ke K = rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
(2) Interval kepercayaan untuk perkiraan rata-rata
1 OP0 = ±QC(R;0;SU) &B(= & 3 5 = Dimana neff adalah jumlah pengamtan efektif
= =
jumlah total eksperimen jumlah derajat kebebasan dalam perkiraan rata − rata
(3) Interval kepercayaan untuk eksperimen konfirmasi
1 1 OP0 = ±QC(R;0;SU) &B(= & 3 + 5 = i Dimana : r = jumlah replikasi yang dilaksanakan d.
Eksperimen Konfirmasi Eksperimen konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang didapat. Tujuan eksperimen konfirmasi adalah untuk memverifikasi: 1) Dugaan yang dibuat pada saat model performansi penentuan faktor dan interaksinya, dan 2) setting parameter (faktor) yang optimum hasil analisis percobaan pada performansi yang diharapkan.
B. Penelitian yang Relevan Dari penelitian sebelumnya banyaknya parameter dan hubungan antar parameter terkait proses milling yang telah diteliti. Zhang J.Z., et al. (2007). menggunakan
Taguchi
design
methods
untuk
mengoptimalkan
kualitas
permukaan hasil CNC face milling. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang J.Z., et al, kecepatan pemakanan, kecepatan putar, dan kedalaman potong digunakan sebagai faktor pengontrol. Faktor pengganggu yang digunakan adalah temperatur operasi dan kondisi pahat akibat aus. Kekasaran permukaan paling minimum dapat dicapai pada kecepatan putar 3500 rpm, kecepatan makan 762 mm/min, dan kedalaman makan 1,52 mm. Penelitian tersebut menunjukan bahwa proses pemesinan milling terdapat beberapa parameter yang berpengaruh pada kekasaran permukaan komponen di antaranya kecepatan potong, kecepatan putaran, kedalaman pemotongan, kecepatan makan, strategi pemesinan, pergeseran pahat, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
jenis material bahan baku, jenis pahat, material pahat, dimensi pahat, geometri pahat, penggunaan cairan pendingin, dan faktor-faktor lain pada proses pemesinan seperti adanya getaran, defleksi pahat, temperatur operasi, dan keausan pahat. Parameter pemesinan yang erat kaitannya dengan kekasaran permukaan adalah cairan pendingin. Penggunaan cairan pendingin akan menurunkan gesekan permukaan pada interface pahat dan benda kerja, sehingga kekasaran permukaan yang dihasilkan lebih kecil dibanding tanpa cairan pendingin. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kekasaran permukaan yang lebih kecil, proses pemesinan lebih baik menggunakan cairan pendingin.
C. Kerangka Pemikiran Tingkat kekasaran dari suatu benda hasil pengerjaan pada mesin-mesin perkakas merupakan syarat mutlak yang harus diperhitungkan dalam proses produksi untuk dapat menigkatkan kualitas produknya. Selain itu, diperlukan cara agar mesin perkakas tersebut menghasilkan produk dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah-rendahnya. Operator mesin perkakas hingga kini masih dihadapkan pada masalah penentuan parameter pemesinan seperti spindle speed dan feed yang optimum terutama pada operasi finishing. Operator seringkali hanya menggunakan estimasi atau trial and error dalam memilih besaran cutting speed, feed dan depth of cut, padahal besaran tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemesinan serta produktivitas. Dengan demikian diperlukan upaya untuk meneliti nilai optimum dari beragam tipe operasi mesin perkakas yang banyak dipakai. Salah satunya adalah operasi end milling. Operasi ini terutama yang menggunakan mesin CNC semakin memberikan beragam pilihan besaran parameter dalam kode numeriknya. Operator perlu mendapatkan informasi kuantitatif korelasi antar parameter untuk menghasilkan kualitas surface finish yang baik. Tingkat kekasaran permukaan hasil proses pemesinan dengan mesin CNC milling dipengaruhi oleh beberapa parameter pemotongan. Kecepatan commit to pemakanan, user spindle, kecepatan pemakanan, kedalaman dan kondisi pemotongan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
merupakan parameter yang sangat berpengaruh pada proses pemesinan. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah ST 40. Kecepatan spindle dalam penelitian ini divariasi menjadi tiga, yaitu 500 rpm, 1500 rpm, dan 2500 rpm. Kecepatan pemakanan juga divariasi menjadi tiga, yaitu 0,07 mm/rev, 0,12 mm/rev, dan 0,2 mm/rev. Kedalaman pemakanan divariasi menjadi tiga, yaitu 0,5 mm, 1,0 mm, dan 1,5 mm. Kondisi pemotongan divariasi menjadi tiga, dry (kering), dromus, dan minyak. Untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat kekasaran yang dihasilkan, digunakan alat pengukur kekasaran, yaitu surftest.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan analisis kerangka pemikiran di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh kecepatan spindle terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja
ST 40.
2. Ada pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja
ST 40.
3. Ada pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan
logam hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja
ST 40.
4. Ada pengaruh cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran permukaan logam
hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40.
5. Didapat kekasaran optimal dari parameter proses CNC milling type ZK 7040
pada material baja ST 40, pada kecepatan spindle 2500 rpm, kecepatan
pemakanan 0,07 mm/rev, kedalaman pemakanan 1,5 mm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian sebagai berikut: a.
Laboratorium CNC Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk proses pembentukan benda uji dan pelaksanaan proses pemesinan.
b.
Laboratorium Bahan Teknik, Program Diploma Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk melakukan pengujian kekasaran permukaan logam.
c.
PT. Itokoh Ceperindo untuk melakukan uji komposisi baja ST 40.
2. Waktu Penelitian
Jadwal penelitian sebagai berikut: a.
Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret 2010 s/d April 2010
b.
Seminar proposal penelitian pada tanggal 10 Maret 2010
c.
Revisi proposal penelitian pada tanggal 11 Maret s/d 14 Maret 2010
d.
Perijinan penelitian pada tanggal 15 Maret 2010
e.
Penulisan laporan penelitian pada tanggal 16 Maret 2010 s/d 31 Juni 2010 B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan perlakuan (treatment), artinya metode penelitian yang digunakan, untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen yang dipakai adalah metode to user Taguchi. Metode Taguchi adalahcommit salah satu metode yang banyak dipakai dalam
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
eksperimen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan, sehingga bisa menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Metode ini digunakan untuk memberikan formulasi lay out pengujian, mengetahui kondisi optimal dari parameter pemesinan, dan mengetahui pengaruh performansi dari parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan. Langkahlangkah penyusunan metode Taguchi sebagai berikut: 1.
Definisi karakteristik kualitas Karakteristik kualitas yang akan digunakan adalah smaller–the-better. Hal ini karena diinginkan nilai kekasaran permukaan dan keausan pahat yang paling kecil adalah nilai yang paling baik.
2.
Pemilihan faktor terkendali & tidak terkendali (noise) Faktor terkendali adalah faktor yang ditetapkan (atau dapat dikendalikan) selama tahap perancangan. Faktor tidak terkendali (noise) adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Pada percobaan ini faktor terkendali yang digunakan yaitu: a. Kecepatan potong b. Kecepatan pemakanan c. Kedalaman pemakan d. Kondisi pemotongan Faktor tidak terkendali (noise) yang digunakan adalah kekasaran permukaan.
3.
Penentuan jumlah level dan nilai level faktor Eksperimen ini menggunakan tiga level untuk setiap faktor, dengan mengasumsikan setiap level mewakili kondisi minimal (low), sedang (medium) dan maksimal (high). Nilai setiap faktor didasarkan pada rekomendasi pahat, mesin, dan penggunaan di lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Tabel 3. Faktor dan Level Percobaan Level Parameter
1 (Rendah)
2 (Sedang)
3 (Tinggi)
500
1500
2500
0,07
0,12
0,17
0,5
1
1,5
Dry /
Minyak
kering
nabati
Kecepatan spindel (rpm)
Kecepatan pemakanan (mm/rev)
Kedalaman pemakanan (mm)
Kondisi pemotongan
4.
Hasil Penelitian - Kekasaran permukaan benda hasil proses
Dromus
Perhitungan derajat kebebasan Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum percobaan yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. Tabel 4. Derajat kebebasan Faktor Interaksi
Derajat Kebebasan (DoF)
Jumlah Derajat Kebebasan
Faktor (A)
3-1
2
Faktor (B)
3-1
2
Faktor (C)
3-1
2
Faktor (D)
3-1
2
Total DoF
5.
8
Pemilihan matriks orthogonal (orthogonal array) Matriks orthogonal adalah suatu matrik yang elemen–elemennya disusun menurut baris dan kolom. Kolom merupakan faktor yang dapat diubah dalam eksperimen. Baris merupakan kombinasi level dari faktor dalam eksperimen. Penelitian ini menggunakan 3 level percobaan dan terdiri commit to user dari 4 faktor, sehingga dapat dipilih matriks orthogonal L9(34).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Tabel 5. Orthogonal Array L9(34) Faktor Eksperimen
Spindle Speed
Feed Rate
Depth of Cut
Cutting Condition
1.
1
1
1
1
2.
1
2
2
2
3.
1
3
3
3
4.
2
1
2
3
5.
2
2
3
1
6.
2
3
1
2
7.
3
1
3
2
8.
3
2
1
3
9.
3
3
2
1
Untuk mengurangi error yang terjadi, setiap pengujian dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, sehingga jumlah spesimen yang dilakukan pengujian sebanyak 27 buah. Selain mengurangi error tujuan dari replikasi yang dilakukan adalah agar nilai yang diperoleh diharapkan mendekati nilai sebenarnya dari kekasaran permukaan yang terjadi. 6.
Pelaksanaan eksperimen Eksperimen dilakukan pada mesin CNC Milling type ZK 7040 dengan kontrol SIEMENS SINUMERIK 802S dengan pisau insert XOMT 060204 TT9030, produksi TAEGUTEC satu mata sayat dengan diameter 12 mm. Langkah-langkah eksperimen sebagai berikut: 1) Uji komposisi dan uji kekerasan material baja ST 40. 2) Pengerjaan material benda uji berbentuk balok dengan ukuran panjang = 85 mm, lebar = 45 mm, tinggi = 45 mm. Langkahlangkah proses pengerjaan material benda uji sebagai berikut: a) Menghidupkancommit mesin CNC Milling ZK 7040 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
b) Mempersiapkan yang diperlukan untuk pengerjaan pemesinan c) Memasang benda uji pada ragum dengan tepat dan pisau frais d) Memulai proses pengerjaan pembuatan benda uji 3) Melaksanakan syarat-syarat mesin CNC bekerja, yaitu: a) Mesin menyala (switch on) b) Mencapai titik acuan (reference point) c) Pergeseran titik nol (zero offset) d) Penetapan data pahat (tool data) e) Memasukkan data mesin (machine data) f) Memasukkan program CNC (part programming) 4) Memasang benda uji pada ragum, kemudian dimulai proses pemesinan dengan memasukkan program yang telah dibuat sebelumnya. Perintah pemograman CNC sebagai berikut: G54
N02 G00 X8 Y-7 Z10
N09 ….
G158 X0 Y0 Z10
N03 G01 Z-1 F(…)
N…dst.
G91
N04 G01 Y92
N11 G00 X0 Y0 Z10
G95
N05 G00 Z-1
N12 G00 X-10 Y-10 Z10
M03 S(…)
N06 G00 X22 Y-7
M05
T1D1
N07 G01 X22 Y92
G500
N01 G00 X5 Y0 Z10
N08 G00 Z-1
M30
Keterangan: (…) menunjukkan variabel yang akan diuji sesuai level pada desain eksperimen. Hasil benda kerja yang akan diuji tingkat kekasarannya ditunjukan pada gambar 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Gambar 6. Benda Hasil Pengerjaan 5) Pelaksanan uji kekasaran Setiap spesimen yang telah mendapat perlakuan yang berbedabeda, diuji dengan menggunakan surface roughness tester Surfcoder SE-1700 Series, sehingga didapat data yang diinginkan dalam penelitian ini.
Dalam persiapan pengukuran kekasaran
permukaan, alat ukur kekasaran permukaan dipersiapkan dan disetting terlebih dahulu sesuai dengan keperluan. Benda kerja yang telah diproses kemudian dipersiapkan untuk dilakukan pengukuran. 7.
Pengumpulan dan pengolahan data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi digunakan pada penelitian ini, karena berkenaan dengan proses kerja.
8.
Analisis data Analisis data pada penelitian ini menggunakan sebuah software yang bernama Qualitek-4. Analisis data dilakukan dalam suatu lay out tertentu yang sesuai dengan desain dan percobaan yang dipilih. Selain itu dilakukan penghitungan dan penyajian data, dan teknik yang digunakan dalam analisis data adalah teknik statistik deskriptif, yaitu teknik analisis data yang di
to user dalam bentuk tabel, grafik, dan dalamnya berisi interpretasi commit hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
diagram. Qualitek merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian dengan metode Taguchi. Menurut..... Langkah-langkah penggunaan software Qualitek: 1. Membuat dokumen baru untuk L-9 (3^4), dengan cara klik File New, kemudian pilih ortogonal aray L-9 (3^4). Gambar 8 menunjukkan pemilihan orthogonal array L-9 (3^4) pada software Qualitek-4. Gambar 7. Eksperimen Konfiguration L-9 (3^4).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2. Mengisi data inner array dan result dengan cara mengklik edit factor & level. Gambar 8 menunjukkan pengisian data inner array dan result pada software Qualitek-4. Gambar 8. Data Inner Array dan Result
3. Mengisi data faktor dan Level seperti ditunjukkan pada Gambar 9, kemudian menekan perintah OK. Gambar 9. Data Faktor dan Level
4. Menekan perintah OK pada layar maka akan keluar perintah berikutnya untuk memilih karakteristik kualitas, pilihlah “The smaller the better”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Gambar 10. Pemilihan Karakteristik Kualitas
5. Mengisi data hasil pengukuran kekasaran permukaan dengan cara klik edit result. Gambar 11 menunjukkan pengisian hasil pengukuran kekasaran permukaan pada software Qualitek-4. Gambar 11. Pengisian Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan
6. Menekan perintah analysis untuk memulai penghitungan data, dengan cara
commit to user klik analysis S/N analysis, seperti ditunjukkan pada Gambar 12 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Gambar 12. Analisis Perhitungan Data
7. Analisis tersebut akan menghasilkan data rasio S/N seperti pada Gambar 13 berikut. Gambar 13. Data Rasio S/N
8. Menekan perintah OK untuk melanjutkan analisis respon rata-rata kekasaran permukaan. Gambar 14 menunjukkan analisis respon rata-rata kekasaran permukaan pada software Qualitek-4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Gambar 14. Analisis Respon Rata-Rata Kekasaran Permukaan
9. Menekan perintah OK untuk menlanjutkan analisis ANAVA Rasio S/N. Gambar 15 menunjukkan ANAVA rasio S/N menggunakan software Qualitek-4. Gambar 15. ANAVA Rasio S/N
10. Menekan perintah OK untuk mengetahui kondisi optimum masing-masing faktor. Gambar 16 menunjukkan penghitungan kondisi optimum masingmasing faktor pada software Qualitek-4. Gambar 16. Kondisi Optimum Masing-Masing Faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
9.
Eksperimen konfirmasi Eksperimen konfirmasi dilakukan untuk membandingkan hasil prediksi metode Taguchi dengan hasil yang diperoleh dari pengujian sebenarnya.
Pengujian
eksperimen
konfirmasi
dilakukan
dengan
menggunakan kombinasi optimum parameter pemesinan. 10. Interpretasi hasil Interpretasi hasil merupakan langkah yang dilakukan setelah percobaan dan analisis telah dilakukan. Dalam bagian ini diperlihatkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pengolahan data sebelumnya, sehingga bisa ditarik kesimpulan setelah dilakukan pembandingan dengan teori yang ada.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Arikunto Suharsimi, 2002:108). Dalam penelitian ini, populasinya adalah keseluruhan spesimen yaitu ST 40 dengan panjang spesimen pada Tabel 6. Tabel 6. Kebutuhan Panjang Spesimen Kecepatan Spindel (rpm)
500
1500
2500
Kecepatan Pemakanan (mm/rev)
Panjang Spesimen (mm)
0,07 0,12 0,17 0,07 0,12 0,17 0,07 0,12 0,17
85 85 85 85 85 85 85 85 85
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuota random sampling yaitu jumlah sampel diambil secara acak sesuai dengan kuota yang dibutuhkan. Sampel dalam penelitian ini adalah material baja karbon rendah (ST 40). Spesimen berupa balok dengan dimensi p= 85 mm l= 45 mm dan t= 45 mm.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2006). Di dalam suatu variabel terdapat satu atau lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Dari pengertian di atas secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan dijelaskan sebagai berikut: a.
Variabel Bebas Variabel bebas atau disebut juga variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono: 2006). Variabel bebas tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya variabel lain. Jika tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Hal demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Penelitian ini variabel bebasnya atau yang disebut parameter sebagai berikut: 1) Kecepatan putaran spindle (spindle speed) 2) Kecepatan pemakanan (feed) 3) Kedalaman pemakanan (depth of cut) 4) Kondisi pemotongan (cutting condition)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
b.
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono: 2006). Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Penelitian ini variabel terikatnya adalah: kekasaran permukaan (Surface Roughness)
2. Instrumen Penelitian
Instrumen – instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Mesin Freis CNC
Mesin freis CNC yang digunakan pada penelitian ini adalah CNC MILL MASTER ZK 7040 dengan sistem kontrolnya SIEMENS 802 S (baseline).
Gambar 17. Mesin CNC MILL MASTER ZK 7040 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
b.
Pahat (Insert) dan Toolholder
Pahat (insert) milling yang digunakan adalah Taegutmill XOMT 060204 TT9030, produksi TAEGUTEC-INGERSOLL-Imc. Kode TT9030 pada bagian akhir menunjukkan bahwa pahat ini masuk dalam kategori pahat dengan dilapisi PVD dan TiAlN. Toolholder yang dipakai untuk proses pemesinan
adalah
TSF-D.53-W.75-06
produk
dari
INGERSOLL-Imc. dengan 1 mata pahat.
Gambar 18. Pahat (insert) milling XOMT 060204
commit to user
TAEGUTEC-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Gambar 19. Tool Holder dan Dimensinya (Ingersoll Cutting Tools, Technical Information, 2009) Tabel 7. Rekomendasi Parameter Pemotongan (Ingersoll Cutting Tools, Technical Information, 2009)
c.
Alat Uji Kekasaran
Surfcoder SE-1700 Roughness Tester digunakan untuk mengetahui kekasaran yang dihasilkan dari proses pemesinan.
commit to user Gambar 20. Surfcoder SE-1700 Roughness Tester
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
d.
Material
Material yang digunakan sebagai spesimen uji dalam penelitian adalah baja ST 40 dengan tingkat kekerasan 44,70 HRA (142,50 BHN). Tabel 8 menunjukkan hasil pengujian komposisi unsur penyusun material baja ST 40: Tabel 8. Nilai Pengujian Kekerasan Rockwell A
( − )
No.
Nilai Kekerasan (HRA)
1.
44,00
2.
45,00
0,09
3.
42,00
7,29
4.
44,50
0,04
5.
45,50
0,64
6.
45,00
0,09
7.
44,50
0,04
8.
45,00
0,09
9.
45,50
0,64
10.
45,00
0,09
11.
44,50
0,04
12.
44,50
0,04
13.
45,00
0,09
14.
45,00
0,09
15.
44,60
0,01
16.
45,00
0,09
17.
45,00 = 44,70
0,09 9,95
TOTAL
=
0,49
| ∑| − ( − 1)
=
9,90 = 0,80 (17 − 1)
HRA = 44,7±0,80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
" × 100% Ralat Nisbi = !
=%
0,8 ' × 100% = 1,80% 44,7
Keseksamaan = !1 −
= %1 −
= 98%
" × 100%
0,80 ' × 100% 44,7
Tabel 9. Hasil Uji Komposisi Baja ST 40 Unsur
Prosentase (%)
Fe
98,10
C
Si
0,129 0,283
Mn
0,490
P> S
0,094
Ni
0,115
Cr
0,114
Mo
0,082
Cu
0,392
Mg
0,001
V
0,010
Ti
Nb
0,007 0,019
Al
0,043
W
0,045
0,031
Hasil Uji Komposisi di PT. Itokoh Ceperindo (2009) Baja ST 40 dipilih dalam penelitian ini, karena material tersebut sering dipakai sebagai bahan pembuatancommit komponen-komponen mesin. Baja ini tergolong to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
dalam baja karbon rendah (kandungan karbon di bawah 0,2%) dan sering disebut mild steel. Baja ini memiliki karakteristik kekuatan rendah, keuletannya tinggi dan tidak mampu dikeraskan dengan proses perlakuan panas kecuali proses surface hardening. Baja tersebut memiliki sifat keuletan yang tinggi, maka baik untuk dilakukan proses pemesinan. Benda kerja yang dipakai dalam penelitian berupa balok dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya sesuai kebutuhan pengujian.
E. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian dibantu menggunakan perangkat lunak Taguchi, yaitu software Qualitek-4. Software Qualitek-4 digunakan dalam penelitian menggunakan metode Taguchi untuk menentukan dampak utama dari parameter proses, serta melakukan analisis varian (ANAVA), software Qualitek-4 juga digunakan untuk menetapkan kondisi optimum dari parameter pemesinan. Analisis efek utama digunakan untuk mempelajari kecenderungan efek setiap faktor. Faktor ANAVA untuk setiap eksperimen dari orthogonal array L9(34) dapat dihitung dengan mengambil nilai rata-rata surface roughnes yang diamati, kemudian dimasukkan ke dalam software Qualitek-4. Data hasil analisis akan ditunjukkan melalui tabel hasil analisis data yang disajikan pada software Qualitek-4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
F. Diagram Alir Penelitian Berikut ini diagram alir penelitian yang dilakukan: Mulai Pemilihan Bahan dan Alat Penelitian 1. Spesimen (benda kerja) 2. Pahat (insert) 3. Mesin CNC
Pemilihan Faktor Kontrol dan Faktor Bebas
Pemilihan Karakteristik Kualitas “Smaller the Better” Rancangan Desain Eksperimen Taguchi
Pemilihan Orthogonal Array
Tidak
Rancangan Sesuai
Pengukuran Kekasaran Permukaan
Ya
Eksperimen (Machining Process)
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Software Qualitek
Analisis Hasil dan Menentukan Kombinasi Optimal Faktor Level
Prediksi Performa Optimal
Eksperimen Konfirmasi Interpretasi Hasil commit to user
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Gambar 21. Diagram Alir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen Qualitek-4 merupakan software yang digunakan dalam mengolah data hasil eksperimen kedalam suatu bentuk statistik. Metode Taguchi menggunakan Qualitek-4 untuk menganalisis data hasil eksperimen. Tabel 10 menunjukkan desain eksperimen parameter dan level mennggunakan software Qualitek-4. Tabel 10. Desain Eksperimen Parameter dan Level
Table 11 menunjukkan desain orthogonal array menggunakan software Qualitek-4. Tabel 11. Penelitian Taguchi Orthogonal Array L9(34)
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Trial Condition 1 (Randomly selected order 7) Spindle Speed 500 rpm 1 Feed 0.07 mm/rev 1 Depth of Cut 0.5 mm 1 Cutting Condition Dry 1 Trial Condition 2 (Randomly selected order 5) Spindle Speed 500 rpm 1 Feed 0.12 mm/rev 2 Depth of Cut 1 mm 2 Cutting Condition Oil 2 Trial Condition 3 (Randomly selected order 2) Spindle Speed 500 rpm 1 Feed 0.17 mm/rev 3 Depth of Cut 1.5 mm 3 Cutting Condition Dromus 3 Trial Condition 4 (Randomly selected order 3) Spindle Speed 1500 rpm 2 Feed 0.07 mm/rev 1 Depth of Cut 1 mm 2 Cutting Condition Dromus 3 Trial Condition 5 (Randomly selected order 8) Spindle Speed 1500 rpm 2 Feed 0.12 mm/rev 2 Depth of Cut 1.5 mm 3 Cutting Condition Dry 1 Trial Condition 6 (Randomly selected order 4) Spindle Speed 1500 rpm 2 Feed 0.17 mm/rev 3 Depth of Cut 0.5 mm 1 Cutting Condition Oil 2 Trial Condition 7 (Randomly selected order 9) Spindle Speed 2500 rpm 3 Feed 0.07 mm/rev 1 Depth of Cut 1.5 mm 3 Cutting Condition Oil 2 Trial Condition 8 (Randomly selected order 6) Spindle Speed 2500 rpm 3 Feed 0.12 mm/rev 2 Depth of Cut 0.5 mm 1 Cutting Condition Dromus 3 Trial Condition 9 (Randomly selected order 1) Spindle Speed 2500 rpm 3 Feed 0.17 mm/rev 3 Depth of Cut 1 mm 2 Cutting Condition Dry 1
Qualitek-4 Project: DEMO-L09.Q4W User: fjr Date: 07-28-2010
commit to user
Tabel 12. Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan
Replikasi I No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Replikasi II
Replikasi III
Jumlah
Ra1
Ra2
Ra3
Ra4
Ra5
Ra1
Ra2
Ra3
Ra4
Ra5
Ra1
Ra2
Ra3
Ra4
Ra5
2,36 0,43 1,45 0,52 0,73 0,65 0,47 0,46 0,83
2,44 0,52 1,24 0,44 0,77 0,65 0,59 0,47 0,84
2,28 0,55 1,47 0,48 0,77 0,68 0,56 0,40 0,80
2,34 0,47 1,16 0,48 0,78 0,62 0,46 0,38 0,69
2,64 0,42 1,48 0,54 0,75 0,67 0,46 0,45 0,72
2,10 0,52 1,37 0,46 0,70 0,72 0,52 0,42 0,83
2,24 0,65 1,17 0,59 0,74 0,68 0,58 0,46 0,69
2,13 0,56 1,41 0,55 0,61 0,63 0,45 0,47 0,70
2,45 0,52 1,55 0,53 0,73 0,65 0,59 0,40 0,70
2,40 0,45 1,47 0,52 0,81 0,63 0,46 0,44 0,74
2,67 0,49 1,54 0,42 0,73 0,73 0,49 0,41 0,69
2,16 0,56 1,24 0,40 0,68 0,61 0,50 0,46 0,74
2,38 0,56 1,19 0,55 0,70 0,68 0,61 0,40 0,87
2,19 0,53 1,54 0,53 0,79 0,67 0,60 0,43 0,69
2,22 35,00 0,50 7,73 1,23 20,51 0,59 7,60 0,72 11,01 0,58 9,85 0,44 7,78 0,42 6,47 0,71 11,24
Rata-rata Ra
2,33 0,52 1,37 0,51 0,73 0,66 0,52 0,43 0,75
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B. Hasil Pengolahan Data Tabel 13, 14, dan 15 menunjukkan respon kekasaran permukaan rata-rata yang dihitung dengan menggunakan software Qualitek-4. Tabel 13. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Spindle Speed
Tabel 14. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Feed, Depth of Cut dan Cutting Condition
Tabel 15. Respon Kekasaran Rata-rata Keseluruhan Parameter Level
Parameter
Selisih
Ranking
1
2
3
(maks – min)
1. Spindle speed (rpm)
1,41
0,63
0,57
0,84
1
2. Feed (mm/rev)
1,12
0,56
0,92
0,56
3
3. Depth of Cut (mm)
1,14
0,59
0,87
0,55
4
4. Cutting Condition
1,27
0,56
0,77
0,71
2
Tabel 15 menunjukkan respon kekasaran permukaan keseluruhan parameter, kecepatan putaran spindel (spindle speed) menempati peringkat yang commit to user pertama. Kecepatan spindel (spindle speed) memiliki pengaruh yang paling besar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
terhadap hasil kekasaran permukaan pada proses CNC milling. Besarnya kontribusi pengaruh parameter pemesinan dapat diketahui dari analisis varian rasio S/N (ANAVA Rasio S/N). 1.
Analisis Varian (ANAVA Taguchi) Kekasaran Permukaan
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan spindle, kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan, dan cairan pendingin terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040, perlu dilakukan suatu pengujian statistik. Analisis varian dalam metode Taguchi diaplikasikan sebagai metode statistik untuk menginterpretasikan datadata hasil percobaan dan membantu mengidentifikasi pengaruh dari faktor, sehingga akurasi perkiraan model dapat ditentukan. Metode Taguchi sudah banyak digunakan pada penelitian sebelumnya, di antaranya: Optimasi Proses Injeksi dengan Metode Taguchi (Wahyudi, Didik, 2001); Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Karbida (Bilqiis, Falkhatun, Risma, 2010); Aplication of Taguchi Method in Optimizing Turning Parameter of Titanium Alloy (Zaharim Azami, et al, 2008); Variasi Komposisi Bahan Genteng Soka untuk Mendapatkan Daya Serap Air yang Optimal (Sartono, Putro, 2010); Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi (Soejanto Irwan, 2009). Analisis varian dari kumpulan referensi jurnal penelitian dengan metode Taguchi tidak ada yang memakai uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis varian dalam penelitian ini dihitung menggunakan software Qualitek. Tabel 16 menunjukkan hasil analisis varian untuk data kekasaran permukaan, dengan software Qualitek. Tabel 16. Analisis Varian (ANAVA).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Berdasarkan rangkuman hasil Uji F untuk anava dua jalan pada Tabel 16 dapat diambil keputusan uji sebagai berikut: a. Fobservasi = 50,338 dan dengan taraf signifikasi 1%, Ftabel = 6,01 sehingga Fobservasi > Ftabel. Jadi kecepatan spindel berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Hipotesis pertama dapat diterima. b. Fobservasi = 18,647 dan dengan taraf signifikasi 1%, Ftabel = 6,01 sehingga Fobservasi > Ftabel. Jadi kecepatan pemakanan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Hipotesis kedua dapat diterima. c. Fobservasi = 17,501 dan dengan taraf signifikasi 1%, Ftabel = 6,01 sehingga Fobservasi > Ftabel. Jadi kedalaman pemakanan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Hipotesis ketiga dapat diterima. d. Fobservasi = 30,77 dan dengan taraf signifikasi 1%, Ftabel = 6,01 sehingga Fobservasi > Ftabel. Jadi cairan pendingin berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Hipotesis keempat dapat diterima.
2.
Prediksi Nilai Kekasaran Permukaan
Prediksi nilai kekasaran optimum dilakukan untuk mengetahui perkiraan nilai kekasaran permukaan rata-rata yang mungkin bisa dicapai dari hasil eksperimen. Penghitungan nilai prediksi sebagai berikut:
തതതଷ − ݕത) + (B തതതଵ − ݕത) + (D തതതଵ − ݕത) + (C തതതതଶ − ݕത) ߤௗ௦ = ݕത + (A
=തAതതଷ + തBതതଵ + തCതതଵ + തDതതതଶ − 3yത
= 0,57 + 1,12+ 1,14 + 0,56 – 3x0,88 = 0,75 µm commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
3.
݊ =
݊ =
Interval Kepercayaan Kekasaran Permukaan Rata-rata
݆݈ܽ݉ݑℎ ݊݁݉݅ݎ݁ݏ݇݁ ݈ܽݐݐ 1 + ݆݈ܽ݉ݑℎ ݀݁ ܽݐܽݎ ݊ܽܽݎ݅݇ݎ݁ ݊ܽݏܾܾܽ݁݁݇ ݐ݆ܽܽݎ− ܽݐܽݎ
9ݔ3 =3 1+8
r = jumlah replikasi 1 ቇ = ݈ܥ±ඨ(ܨ,ଵ;ଶ;ଵ଼) ܵܯݔ ݔቆ ݊
1 = ݈ܥ±ඨ6,01ݔ0,013 ݔ൬ ൰ 3
= ± 0,16 Interval kepercayaan untuk kekasaran permukaan rata-rata adalah: Ra prediksi - CI ≤ Ra prediksi ≤ Ra prediksi + CI 0,75 – 0,16 ≤ 0,75 ≤ 0,75 + 0,16 0,59 ≤ 0,75 ≤ 0,91
Didapat kekasaran optimal dari parameter proses proses CNC milling type
ZK 7040
pada material baja ST 40, yaitu pada Interval kekasaran
permukaan = 0,75 ± 0,16 µm.
4.
Analisis Signal to Noise Ratio (Rasio S/N)
Penggunaan rasio S/N adalah sebagai kriteria pemilihan parameter yang meminimumkan “error variance” yaitu variansi yang disebabkan oleh faktorfaktor yang tidak dapat dikendalikan. Selain itu, rasio S/N juga digunakan untuk memilih faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu respon. Untuk mendapatkan rasio S/N dari desain parameter, Taguchi menggunakan ANAVA (analisis varian) untuk memperkirakan rasio S/N untuk mengidentifikasi setting parameter kontrol yang akan menghasilkan performansi yang kokoh (robust), sehingga dapat juga untuk menentukan kondisi yang optimal. Karakter kualitas yang diaplikasikan untuk kekasaran permukaan adalah “smaller the better”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Tabel 17, 18, 19, dan 20 menunjukkan respon kekasaran permukaan ratarata rasio S/N yang dihitung dengan menggunakan software Qualitek-4. Tabel 17. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Spindle Speed
Tabel 18. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Feed
Tabel 19. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Depth of Cut dan Cutting Condition
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 20. Respon Kekasaran Permukaan Rata-rata Rasio S/N Keseluruhan Parameter Level
Parameter
Selisih (maks – min)
Ranking
6,61
1
1. Spindle speed (rpm)
1 -1,48
2 4,05
3 5,13
2. Feed (mm/rev)
1,37
5,22
1,12
4,10
3
3. Depth of Cut (mm)
1,18
3,67
1,84
2,44
4
4. Cutting Condition
-0,75
5,00
3,46
5,75
2
Tabel 20 menunjukkan respon kekasaran permukaan rata-rata rasio S/N untuk keseluruhan parameter, kecepatan putaran spindel (spindle speed) menempati peringkat yang pertama, kondisi pemotongan (cutting condition) menempati peringkat kedua, dan diikuti parameter yang lain. Kecepatan spindel (spindle speed) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap hasil kekasaran permukaan pada proses milling. 5.
Analisis Varian Taguchi (ANAVA Taguchi) Rasio S/N Kekasaran
Permukaan
Tabel 21 di bawah ini menunjukkan hasil analisis varian untuk data kekasaran permukaan, yang dihitung menggunakan software Qualitek-4. Tabel 21. Analisis Varian (ANAVA) Rasio S/N Kekasaran Permukaan
Tabel 21 menunjukkan hasil perhitungan Anava rasio S/N dengan persentase kontribusi dari masing-masing faktor. Faktor kecepatan spindel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
(spindle speed) memiliki persentase kontribusi sebesar 41,785%; kondisi pemotongan (cutting condition) memiliki persentase kontribusi sebesar 29,462%; kecepatan pemakanan (feed) memiliki persen kontribusi sebesar 17,414%; dan kedalaman pemakanan (depth of cut) memiliki persentase kontribusi paling kecil yaitu 11,337%. 6.
Prediksi Nilai Rasio S/N Kekasaran Permukaan
Prediksi nilai optimal rasio S/N kekasaran permukaan hasil proses milling തതതଷ + μܤ തതതଵ + μܦ തതതଵ + μܥ തതതଶ − 3μݕത ܵ/ܰ = ݅ݏ݇݅݀݁ݎμܣ
= (4,05) + 1,37 + 1,18 + 5 – 3x 2,57 = 3,89 db.
7.
݊ =
݊ =
Interval Kepercayaan Rasio S/N Kekasaran Permukaan
݆݈ܽ݉ݑℎ ݊݁݉݅ݎ݁ݏ݇݁ ݈ܽݐݐ 1 + ݆݈ܽ݉ݑℎ ݀݁ ܽݐܽݎ ݊ܽܽݎ݅݇ݎ݁ ݊ܽݏܾܾܽ݁݁݇ ݐ݆ܽܽݎ− ܽݐܽݎ
9ݔ3 =3 1+8
r = jumlah replikasi 1 ቇ = ݈ܥ±ඨ(ܨ,ଵ;ଶ;ଵ଼) ܵܯݔ ݔቆ ݊
1 = ݈ܥ±ඨ6,01ݔ0,95 ݔ൬ ൰ 3
= ± 1,38 Interval kepercayaan untuk rasio S/N kekasaran permukaan adalah: S/N prediksi - CI ≤ S/N prediksi ≤S/N prediksi + CI 3,89 – 1,38 ≤ 3,89 ≤ 3,89 + 1,38 2,51 ≤ 3,89 ≤ 5,27 Interval rasio S/N = 3,89 ± 1,38 dB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
C. Interpretasi Hasil Eksperimen Tabel 15 dan Tabel 20 diubah ke dalam bentuk grafik, sehingga akan memudahkan untuk melakukan analisis hasil. Analisis grafik untuk masingmasing parameter pemotongan dan pengaruh masing-masing level pada masingmasing faktor dapat dilihat pada Gambar 22 berikut. 1. Kecepatan Spindel (spindle speed)
Spindle Speed 6
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Rasio S/N (dB)
kekasaran (µm)
Spindle Speed 4 2 0 -2
500 rpm 1500 rpm 2500 rpm
500 rpm 1500 rpm2500 rpm
Gambar 22. Pengaruh kecepatan spindel terhadap kekasaran permukaan dan rasio S/N Gambar 22 menunjukkan nilai kekasaran permukaan semakin menurun (halus) seiring dengan meningkatnya kecepatan spindel, hal ini karena dengan semakin besar kecepatan spindel maka gesekan yang terjadi antara permukaan benda kerja dan pahat akan lebih cepat sehingga permukaannya akan menjadi lebih halus. Dipandang dari segi getaran mesin, ternyata pada kecepatan tinggi kondisi mesin masih tetap stabil (tool holder dan konstruksi mesin). Hal ini terbukti ketika mesin bekerja getaran mesin tidak begitu besar, dan waktu dilakukan pengecekan posisi insert ternyata masih terpasang dengan baik (tidak kendur). Pada Gambar 12 ditunjukkan hasil permukaan proses pemesinan (a) dengan kecepatan 500 rpm, (b) kecepatan 1500 rpm, (c) kecepatan 2500 rpm. Hasil terbaik adalah proses pemesinan dengan kecepatan 2500 rpm (c).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
2. Kecepatan Pemakanan (Feed)
Feed
Feed 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Rasio S/N (dB)
kekasaran (µm)
6 5 4 3 2 1 0 0,07 mm/rev0,12 mm/rev0,17 mm/rev
0,07 mm/rev 0,12 mm/rev 0.17 mm/rev
Gambar 23. Pengaruh kecepatan pemakanan terhadap kekasaran permukaan dan rasio S/N Gambar 23 menunjukkan bahwa kecepatan pemakanan terbaik berada pada level kedua yaitu 0,12 mm/rev. Dengan kecepatan pemakanan yang besar maka pergerakan pahat untuk melakukan pemakanan pada permukaan benda kerja akan semakin besar, sehingga akan meninggalkan alur pengerjaan yang besar dan akan semakin kasar. Dengan gerak pemakanan pahat yang rendah maka proses pemakanan akan meninggalkan bekas yang cenderung mengikuti gerak pahat. Jika gerak pemakanan terlalu besar maka akan meninggalkan alur pengerjaan yang besar yang membentuk suatu tekstur permukaan. Berdasarkan data informasi rekomendasi pahat, telah dicantumkan nilai rekomendasi yang mungkin bisa dipakai dan nilai pada level yang kedua ini (0,12 mm/rev) adalah nilai yang optimal, karena rata-rata dari nilai terendah dan nilai tertinggi yang direkomendasikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
3. Kedalaman Pemakanan (Depth of Cut)
DoC
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
5 Rasio S/N (dB)
kekasaran (µm)
DoC 4 3 2 1 0 0,5 mm
1,0 mm
0,5 mm 1,0 mm 1,5 mm Depth of Cut (mm)
1,5 mm
Depth of Cut (mm)
Gambar 24. Pengaruh kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan dan rasio S/N Gambar 24 menunjukkan bahwa kedalaman pemakanan (depth of cut) yang terbaik yang menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang terbaik adalah pada level kedua (1 mm). Kedalaman pemakanan berkaitan dengan pembentukan beram. Jika kedalaman pemakanan rendah, maka beram yang dihasilkan bentuk permukaannya ada sisi seperti serabut, dengan kata lain permukaan benda kerja akan kasar karena adanya sisa proses pemesinan yang tertinggal. Kemungkinan lain adalah struktur material benda kerja yang mengalami porositas (rongga), sehingga pada kedalaman pemakanan yang rendah saat selesai proses pemesinan terdapat sisa rongga dan saat dilakukan pengukuran maka hal ini akan mempengaruhi hasil pengukuran. Jika kedalaman terlalu besar, maka hal ini akan menghasilkan beram yang tebal dan akan menyebabkan getaran pahat yang besar serta keausan pahat akan cepat terjadi sehingga permukaan menjadi kasar. Getaran ini kemungkinan akan menyebabkan baut pengunci insert menjadi kendur dan akhirnya bisa mempengaruhi kualitas permukaan. Hasil permukaan terbaik ditunjukkan pada kedalaman pemakanan level kedua (1 mm).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
4. Kondisi Pemotongan (Cutting Condition)
Cutting Condition
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Rasio S/N (dB)
kekasaran (µm)
Cutting Condition
dry
minyak nabati
dromus
6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 dry
minyak nabati
dromus
Gambar 25.Pengaruh kondisi pemotongan terhadap kekasaran permukaan dan rasio S/N Gambar 25 menunjukkan bahwa dengan menggunakan minyak akan mendapat kekasaran permukaan paling kecil, dan pada kondisi kering yang menghasilkan kekasaran permukaan paling besar. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan cairan pendingin, gesekan antara permukaan benda kerja dan pahat akan berkurang dikarenakan adanya sifat pelumasan pada cairan pendingin yang membentuk lapisan film yang melindungi permukaan benda kerja dan pahat, dan sifat pelumasan yang paling besar dimiliki oleh minyak, sehingga hipotesis terbukti. Minyak termasuk fluida pemotongan dengan jenis sintetis yang memiliki viskositas yang lebih besar dibanding yang lain (dromus), sehingga minyak bisa menimbulkan lapisan film yang bisa mengurangi kekasaran permukaan. Selain itu, minyak juga memiliki konduktivitas termal yang baik (rendah), sehingga deformasi yang bisa mempengaruhi kekasaran permukaan akibat perubahan temperatur bisa diminimalkan. Cairan pendingin juga berfungsi sebagai pengatur temperatur pemotongan, sehingga selalu konstan dan membersihkan permukaan benda hasil pemotongan dari sisa beram yang dapat merusak permukaan hasil pemotongan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
D. Pembahasan dan Analisis Hasil Eksperimen 1.
Analisis Hasil Kekasaran Permukaan
Berdasarkan grafik respon kekasaran permukaan hasil eksperimen yang dilakukan diketahui kondisi optimumnya yaitu pada kecepatan putaran spindel 2500rpm; kecepatan pemakanan 0,12 mm/rev; kedalaman pemakanan 1 mm; dan menggunakan pendingin minyak, hasil tersebut sama dengan penghitungan menggunakan software Qualitek yang dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah. Tabel 22. Kondisi Optimum dan Performansi
Kondisi optimum menghasilkan kekasaran rata-rata untuk eksperimen konfirmasi yang dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah. Tabel 23. Hasil Pengukuran Ra Optimum Ra
Titik pengukuran Pengukuran
Rata-rata
1
2
3
4
5
Replikasi
1.
0,75
0,70
0,65
0,78
0,76
0,73
2.
0,71
0,81
0,69
0,73
0,68
0,72
3.
0,72
0,75
0,72
0,65
0,72
0,71
2.
Eksperimen Konfirmasi Rata-rata Kekasaran Permukaan
1 1 + ቇ = ݈ܥ±ඨ(ܨ,ଵ;ଶ;ଵ଼) ܵܯݔ ݔቆ ݊ ݎ commit to user
Mean
0,72
Rasio S/N
2,84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
݊ =
݊ =
݆݈ܽ݉ݑℎ ݊݁݉݅ݎ݁ݏ݇݁ ݈ܽݐݐ 1 + ݆݈ܽ݉ݑℎ ݀݁ ܽݐܽݎ ݊ܽܽݎ݅݇ݎ݁ ݊ܽݏܾܾܽ݁݁݇ ݐ݆ܽܽݎ− ܽݐܽݎ
9ݔ3 =3 1+8
r = jumlah replikasi Untuk nilai F(0,01;2;18) diambil dari tabel Appendiks lampiran 10 dengan toleransi error sebesar 1% = 6,01. 1 1 = ݈ܥ±ඨ6,01ݔ0,013 ݔ൬ + ൰ 3 3
= ± 0,23 µm Interval kepercayaan untuk rata-rata kekasaran permukaan adalah: Rakonfirmasi - CI ≤ Rakonfirmasi ≤ Rakonfirmasi + CI 0,72 – 0,23 ≤ Ra konfirmasi ≤0,72 + 0,23 0,49 ≤ Ra konfirmasi ≤ 0,95
3.
Eksperimen Konfirmasi Rasio S/N
1 1 + ቇ = ݈ܥ±ඨ(ܨ,ଵ;ଶ;ଵ଼) ܵܯݔ ݔቆ ݊ ݎ
݊ =
݊ =
݆݈ܽ݉ݑℎ ݊݁݉݅ݎ݁ݏ݇݁ ݈ܽݐݐ 1 + ݆݈ܽ݉ݑℎ ݀݁ ܽݐܽݎ ݊ܽܽݎ݅݇ݎ݁ ݊ܽݏܾܾܽ݁݁݇ ݐ݆ܽܽݎ− ܽݐܽݎ
9ݔ3 =3 1+8
r = jumlah replikasi 1 1 = ݈ܥ±ඨ6,01ݔ0,95 ݔ൬ + ൰ 3 3
= ± 1,95 db Interval kepercayaan untuk rasio S/N (variabilitas) adalah: S/Nkonfirmasi - CI ≤ S/Nkonfirmasi ≤S/Nkonfirmasi + CI 2,84 – 1,95 ≤ S/N konfirmasi ≤ 2,84 + 1,95 0,89 ≤ S/N konfirmasi ≤ 4,79 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Tabel 24. Interpretasi Hasil Eksperimen Konfirmasi dan Eksperimen Taguchi Respon (kekasaran permukaan)
Prediksi
Optimasi
0,75 ± 0,16
Eksperimen
Rata-rata (µm)
0,75
Taguchi
Rasio S/N (dB)
3,89
Eksperimen
Rata-rata (µm)
0,72
konfirmasi
Rasio S/N (dB)
2,84
3,89 ± 1,38
0,72 ± 0,23
2,84 ± 1,95
Tabel 24 menunjukkan perbandingan nilai eksperimen Taguchi dan hasil eksperimen konfirmasi benda hasil proses milling dengan mesin CNC berada pada daerah toleransi yang diperbolehkan. Interpretasi hasil eksperimen konfirmasi dan eksperimen Taguchi menunjukkan nilai kekasaran optimal proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 yaitu: 0,72 ± 0,23. Eksperimen Taguchi dan eksperimen konfirmasi mengalami penurunan pada rata-rata dan rasio S/N (variabilitasnya). Hal ini membuktikan bahwa kombinasi parameter optimal dari eksperimen yang dilakukan mengalami penurunan nilai kekasaran permukaan, dengan kata lain kualitas permukaan yang dihasilkan semakin halus sesuai dengan karakter kualitas yang diinginkan “smaller the better” yang berarti semakin kecil semakin baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 50,338 lebih besar daripada Ftabel = 6,01 (Fobs > Ft). 2. Ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 18,647 lebih besar daripada Ftabel = 6,01 (Fobs > Ft). 3. Ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 17,501 lebih besar daripada Ftabel = 6,01 (Fobs > Ft). 4. Ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi cairan pendingin terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 30,77 lebih besar daripada Ftabel = 6,01 (Fobs > Ft). 5. Parameter yang menghasilkan nilai kekasaran optimal pada proses pemesinan CNC milling type ZK 7040 pada material baja ST 40, dengan menggunakan
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
metode Taguchi adalah kecepatan spindle 2500 rpm; kecepatan pemakanan 0,12 mm/rev; kedalaman pemakanan 1 mm; dan menggunakan cairan pendingin jenis minyak.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang didukung oleh landasan teori yang telah dikemukakan, tentang pengaruh kecepatan pemakanan, kecepatan spindle, dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan pada material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040, dapat diterapkan ke dalam beberapa implikasi yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Hasil optimasi parameter dengan metode Taguchi dalam penelitian ini jika ada tuntutan kekasaran 0,72 ± 0,18 µm kita dapat menggunakan parameter pemesinan pada kondisi kecepatan putaran spindel 2500 rpm, kecepatan pemakanan sebesar 0,12 mm/rev, kedalaman pemakanan 1 mm, dan kondisi pemotongan dengan menggunakan fluida pemotongan jenis minyak. 2. Implikasi Praktis Rekayasa kualitas secara off-line adalah aktivitas pengendalian kualitas pada fase perencanaan produk, desain, dan rekayasa produk. Metode Taguchi digunakan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan bianya dan sumber seminimal mungkin. Hasil optimasi parameter dengan metode Taguchi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan operator atau programer dalam menentukan rekomendasi kombinasi level kecepatan pemakanan dan kecepatan spindel untuk mendapatkan tingkat kekasaran yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
C. Saran 1.
Optimasi parameter pemesinan untuk penelitian sejenis sangat baik kalau dianalisis faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan pada material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC milling type ZK 7040.
2. Penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi dengan cara menambah variabel bebasnya seperti variasi pendingin, variasi jumlah mata sayat pahat, bahan pahat dan bahan benda kerja.
commit to user