JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
43
PENGARUH MASA KERJA DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat) AKNARIA FERRY PANJAITAN HARIYANI
Management Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang, Indonesia
[email protected] Abstract-Authors in conducting this study is to provide empirical evidence about the effects of years of service and safety to employees performance. This study run by multiple linear regression analysis to prove in any analysis of the effect of each variable. The data used are primary data and secondary data. Results showed working lives and safety at work and significant positive effect on employee performance simultaneously obtained F count (26.241) > Ftable (3.12) which means that H1 is accepted. Partially, tenure a significant influence on employee performance with the acquisition t count (2.813) > ttable (1.66437) which means that H1 is accepted.work safety K3 has a significant impact on employee kinerjan t count acquisition (6.117) > ttable (1.66437) which means that H1 is accepted. Key words: Years of service, work safety K3 and employe performance.
I. PENDAHULUAN Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya, para manager disetiap tingkat harus melibatkan diri mereka dengan manajemen sumber daya manusia. Pada dasarnya semua manajer membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui upaya-upaya orang lain; ini memerlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Pengawasan yang diterapkan pada umumnya terlalu ketat atau kurang fleksibel sehingga menyebabkan para karyawan merasa tertekan.hal ini dapat membuat karyawan tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam melakukan pekerjaan. Pengawasan merupakan proses pemantauan, penelitian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif lebih lanjut. Karyawan yang bekerja memiliki hak atas keselamatan dan kesehatan yang pelaksaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Keselamatan dan kesehatan kerja juga dijadikan sebagai aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaan yang bertujuan sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi yang aman dan sehat kepada setiap karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan yang tentunya dapat menguntugkan perusahaan. Perusahaan berkewajiban meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Kewajiban perusahaan tersebut dalam meningkatkan K3 keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja. 2. Mematuhi semua standar dan syarat-syarat kerja 3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi perusahaan. Kinerja karyawan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut dengan faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor stuasional. Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawan. Lodge dan Derek (1993) menyebutkan perilaku pemimpin memiliki dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja karyawan. Efektivitas pemimpin dipengaruhi karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Pimpinan dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat memotivasi, menggerakkan dan memuaskan karyawan pada suatu pekerjaan dan lingkungan tertentu. Tugas pimpinan adalah mendorong bawahan supaya memiliki kompetensi dan kesempatan berkembang dalam mengantisipasi setiap tantangan dan peluang dalam bekerja. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh masa kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) cabang Sungailiat.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
2.
3.
4.
Untuk mengetahui pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (Persero) Cabang Sungailiat. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Timah (Persero) Cabang Sungailiat. Sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Sekolah Ilmu Ekonomi -IBEK II. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Masa kerja Menurut Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) menyatakan bahwa, “Masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan”. Notoatmodjo, (2005) menyebutkan pengalaman yang di miliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang di peroleh. Pengalaman masa lalu atauapa yang telah di pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interprestasi. Menurut Nursalam (2007) bahwa semakin banyak masa kerja, maka semakin banyak pengalaman tersebut dalam memberikan pelayanan kerja yang sesuai dengan standar atau prosedur tetap yang berlaku. Siagian (2008) menyatakan bahwa, “Masa kerja menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masingmasing pekerjaan atau jabatan”. Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa, “Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua”. 2. Pengertian Keselamatan Kerja Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai permasalahan disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya. Perencanaan harus dikoordinasikan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh para atasan, manajer, spesialis keselamatan kerja dan spesialis sumber daya manusia. Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja adalah usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat pada setiap karyawan untuk melindungi sumber daya manusia (Dessler, 1997). Menurut Bangun Wilson (2012) Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaan. Menurut Mondy dan Noe, dalam (Pangabean Mutiara, 2012), Manajemen Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja sedangkan, kesehatan merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik maupun mental.
44
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja Mangkunegara (2000) dalam Wahyu Ratna S.(2006). Menurut Bangun Wilson (2012) terdapat tiga alasan keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi. 1. Moral 2. Hukum 3. Ekonomi 3. Pengertian Kinerja Karyawan Landasan yang sesungguhnya dalam suatu organisasi adalah kinerja.Jika tidak ada kinerja maka seluruh bagian organisasi, maka tujuan tidak dapat tercapai. Kinerja perlu dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemimpin atau manajer. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dan diterjemahkan oleh Hadari Nawawi (2006: 63) mengatakan bahwa terdapat ada 3 (tiga) pengertian kinerja karyawan adalah: 1) sesuatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja”. Definisi lain mengenai kinerja menurut Hadari Nawawi (2006:63) adalah “Kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan”. Kinerja menjadi rendah jika diselesaikan melampui batas waktu yang disediakan atau sama sekali tidak terselesaikan. Menurut Henry Simamora dikutip dan diterjemahkan oleh Dina Nurhayati (2008:7) “Kinerja karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratanpersyaratan pekerjaan”. Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa “Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”. Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2008: 2) “Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah performance”, yaitu: Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun etika perusahaan. Dengan demikian kinerja karyawan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan tersebut. 4. Kerangka Pemikiran Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teoriteori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Dapat digambarkan sebagai berikut: GAMBAR 1 KERANGKA PEMIKIRAN Masa Kerja (X1) Keselamatan Kerja (X2)
Kinerja Karyawan (Y) X1,X2
Sumber: Diolah Peneliti 5. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpulkan (Suharsimi Arikunto, 2010). Maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini akan di uraikan sebagai berikut: Hipotesis I H0: Tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel masa kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat. Ha: Adanya pengaruh yang signifikan variabel masa kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat. Hipotesis II H0 : Tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat. Ha: Adanya pengaruh yang signifikan variabel keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat. Hipotesis III H0 : Tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat. Ha: Adanya pengaruh yang signifikan variabel masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Timah (persero) Tbk Cabang Sungailiat.
III. METODODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia data.Menurut Sugiono (2004:57), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat berjumlah 401 orang. 2. Sampel Penelitian
45
Untuk menetukan sampel yangakan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Propotionate Stratified Random Sampling. Teknik digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogeny dan beserta secara proportional. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 20% (Sugiono, 2006:76). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan identifikasi variabel. Rincian sampel yang akan diambil sebagai berikut: Jumlah sampel = 20%x 401= 80,2 6. Variabel Penelitian & Operasional Variabel Variabel Penelitian: Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat: a. Variabel Terikat / dependent Variabel ( Y ) Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat (Y) dari penelitian iniadalah Kinerja Karyawan PT. Timah (Persero) Tbk Cabang Sungailiat. b. Variabel Bebas/Independent Variabel ( X ) Yaituvariabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Masa Kerja 2. Keselamatan Kerja 3. Variabel Definisi Operasional Penelitian Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang variabel penelitian dalam hal ini, selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini. TABEL 1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Penelitian
Indikator
Skala Likert
1. Pengalaman masa lalu akan menyebabkan terjadinya perbedaan iterprestasi 2. Masa kerja menunjukan berapa lama seseorang bekerja Masa Kerja (Robbins 2003) 3. Kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup dihari tua 4. Semakin banyak masa kerja maka semakin banyak pengalaman
1-5
Keselamatan Kerja 1. Tempat kerja (Dessler, Gary 2. Mesin dan peralatan 1997)
1-5
1. 2. Kinerja Karyawan 3. (Guritno dan 4. Waridin 2005) 5. 6. 7.
1-5
Kinerja perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemimpin Ada banyak factoryang mempengaruhi kinerja karyawan Standar kinerjakaryawan Kerjasama antara pegawai dan pimpinan Peran penting dalam suatu organisasi Tingkat kehadiran Kuantitas kerja
Sumber: Diolah Peneliti 4. Instrumen Penelitian Untuk memproleh data dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan kepada responden.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
Menurut Sugiono (2004) menjelaskan, instrumen yang vailid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Setelah data terkumpul, untuk kuesioner pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban sebagai berikut: 1. Sangat setuju diberi skor 5 2. Setuju diberi skor 4 3. Kurang setuju diberi skor 3 4. Tidak setuju diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju diberi skor 1 Skor jawaban dari setiap responden kemudian akan dijumlahkan untuk memperoleh tabel skor sebagai ukuran bagi tanggapan mereka terhadap indikator setiap variabel penelitian. Teknik Analisa Data yang berhasil dikumpulkan menggunakan alat bantu kalkulator dan komputer dengan program Software Statistical SPSS V. 22. Data ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk memudahkan pembacaan dan diberikan penjelasan secara deskriptif, oleh karena dari diagram pancar ada gambar kasar bahwa pola hubungan y atas x adalah pola hubungan linier, maka beralasan (reasonable) kita menggunakan model-model regresi liner. 5. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresiLinier Berganda merupakan prosedur dimana dengan melalui formulasi persamaan matematis, hendak diramalkan nilai variabel random continue berdasarkan nilai variabel kuantitatif lainnya yang diketahui. Dimana variabel bebas yaitu; Masa Kerja dan Keselamatan Kerja, didalam mewujudkan variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan, maka akan digunakan persamaan regresi berganda, dimana menurut Singgih Santoso. (2003) rumus persamaannya sebagai berikut :
Dimana : = = = = = = =
Kinerja Karyawan Konstanta koefisien regresi variabel X1 Koefisien regresi variabel X2 Masa Kerja Keselamatan kerja error
6. Analisis Determinasi Analisis determinasi sederhana (r2) dari nilai korelasi sederhana yang telah diketahui selanjutnya dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut dengan koefisien determinasi, yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.Rumus determinasi sederhana dapat dituliskan: Kd (R2) = r2 x 100% Keterangan : R2 = Koefisien determinasi r = Koefisien Korelasi
IV. HASIL PEMBAHASAN 1. Analisis Statistik Uji Asumsi Klasik Uji asumsiklasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda.Dalam uji asumsiklasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Apabila data tidak berdistribusi normal dan mengandung heteroskedastisitas maka perlu adanya perbaikan model regresi dengan cara mentransformasi data dalam bentuk logaritma. Data hasil transformasi tersebut selanjutnya dianalis kembali menggunakan analisis regresi. Apabila data masih mengandung multikolinieritas maka salah satu variabel bebas harus dihilangkan. a. Uji Normalitas Berdasarkan hasil olahan normalitas data menggunakan program SPSS versi 22 terdapat hasil output Kolmogrouv Smirnov dari tabel One Sample Kolmogrouv Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 (Didalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi atau α =5%) untuk mengambil keputusan dengan pedoman: 1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data adalah normal. TABEL 2 KEPUTUSAN UJI NORMALITAS DATA Nama Variabel Kinerja Karyawan Masa Kerja Keselamatan Kerja
Nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,010 0,017 0,014
Taraf Signifikansi 0,05 0,05 0,05
Keputusan Normal Normal Normal
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Y = a+ b1X1 + b2X2
Y a b1 b2 X1 X2 e
46
Berdasarkan hasil keputusan uji normalitas data table di atas, maka hasilnya dinyatakan berdistribusi normal, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kinerja Karyawan Nilai Sig = 0,010 > Nilai Sig Probabilitas 0,05, maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan antara kinerja karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi karyawan perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat berdistribusi normal. 2. Masa kerja Nilai Sig = 0,017 > Nilai Sig Probabilitas 00,05, maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan antara masa kerja perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi masa kerja karyawan perusahaan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat berdistribusi normal. 3. Keselamatan Kerja Nilai Sig = 0,014 > Nilai Sig Probabilitas 00,05, maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan antara keselamatan kerja perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi keselamatan kerja perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat berdistribusi normal.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
Langkah Olah data dengan melihat grafis mirip dengan Kolomogrov Smirnov dengan Korelasi Liliefors. Garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik disekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka data yang ada dalam perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat dapat disimpulkan jika data perusahaan karyawan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat mengikuti distribusi normal. P-P Plot pengujian normalitas model regresi Terlihat dari grafik pada akhir bab dari lampiran hasil Uji Program SPSS titik-titik mendekati dan mengelilingi garis diagonal yang berartibahwa model regresi berdistribusi normal. Di samping dari P-P plot, kenormalan model regresi dapat dilihat dari nilai skewnes dan kurtosis. Imam Ghozali (2005:28). b. Uji Validitas Setelah dilakukan perhitungan dengan korelasi “product moment pearson” diperoleh koefisien korelasi butir (r-hitung) untuk 4, 3, dan 8 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 80 orang (n = 80 orang), dengan α = 0,05 didapat r-tabel adalah sebesar 0,217 artinya bilan rhitung< r-tabel, maka instrumen tersebut tidak valid dan apabila r-hitung > r-tabel, butir instrumen tersebut dapat digunakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan program SPSS untuk masing-masing variabel, ternyata rhitung yang diperoleh lebih besar dari r-tabel, sehingga dikatakan bahwa tidak semua butir kuesioner berpredikat valid. Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas pada tabel dibawah ini. 1) Variabel Masa Kerja (X1) Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel masa kerja dapat dilihat sebagai berikut: TABEL 3 REKAPITULASI NILAI r UNTUK UJIVALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
Nomor Item Kuesioner Ms1 Ms2 Ms3 Ms4
MASA KERJA r-hitung Cronbach's Alpha 0,318 0,256 0,181 0,245
r-tabel
α 5%
Keterangan
0,217 0,217 0,217 0,217
valid Valid Tidak valid Valid
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 3 dapat di ketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrument variabel masa kerja (X1) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrument sebanyak 4 butir pertanyaan tidak dikatakan semua valid dari pertanyaan nilai koefisien korelasi ada 1 item kuesioner dinyatakan tidak valid. 2) Variabel Keselamatan Kerja (X2)
47
Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel keselamatan kerja (X2) dapat dilihat sebagai berikut: TABEL 4 REKAPITULASI NILAI r UNTUK UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN BUDAYA KERJA
Nomor Item Kuesioner Kk1 Kk2 Kk3
BUDAYA KERJA r-hitung r-tabel Cronbach's α 5% Alpha 0,429 0,217 0,398 0,217 0,394 0,217
Keterangan Valid Valid Valid
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Dari hasil data yang tertera pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrument variabel keselamatan kerja (X2) yang diperoleh rata-rata rhitung lebih besar dari r-tabel rhitung lebih besar dari rtabel seluruh instrumen sebanyak 3 butir pertanyaan semu dikatakan valid. 3) Variabel Kinerja Karyawan (Y) Nilaikoefisien korelasi dari hasil uji validasi untuk variabel kinerja karyawan (Y) dapat dilihat sebagai berikut: TABEL 5 REKAPITULASI NILAI r UNTUK UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
Nomor Item Kuesioner X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
Kinerja Karyawan r-hitung r-tabel Cronbach's α 5% Alpha 0,643 0,217 0,052 0,217 0,370 0,217 0,121 0,217 0,455 0,217 0,349 0,217 0,422 0,217 0,656 0,217
Keterangan Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Berdasarkan data yang tertara pada tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel kinerja karyawan (Y) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 8 butir pertanyaan dinyatakan tidak valid semua.Ada 2 butir pertanyaan dinyatakan tidak valid.
c. UjiReliabilitas UjiReliabilitas dilakukan untuk melihat kositensi suatu pengukuran dari suatu variabel. Suatu pengukuran dapat dikatakan dan dapat diandalkan apabila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,42 s/d 0,60. Triton (2006) dalam Agus Eko S. (2009:97). Hal ini dapat dilihat hasil output program SPSS sebagai berikut: www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
TABEL 6 UJI RELIABILITAS DATA
NO 1 2 3
KETERANGAN Kinerja Karyawan Masa Kerja Keselamatan Kerja
CRONBACH'S ALPHA 0,686 0,441 0,599
Keterangan Relialibel Relialibel Relialibel
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Berdasarkan hasil uji reliabelitas tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh variabel yang digunakan menurut kriteria Triton (2006) dalam Agus Eko S. (2009:97) dinyatakan reliabel (layak) karena memiliki nialai Cronbach Alpha dikisaran besaran 0,42 s/d 0,60. Hasil uji Scatterplot dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti miliki dan mempunyai distribusi normal. Secara grafis dapat dilihat dari lampiran pada akhir bab ini dari hasil output program SPSS Versi 22. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskeda stisitas. Terlihat dari Scatterplot titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heterosk-dastisitas atau bersifat homogeny. 2. Hasil Analisis Persamaan Regresi Berganda Hasil pengujian secara bersama-sama (simultan), terdapat hasil perhit-ungan, dengan nilai persamaan regresi linear berganda diantara variabel bebas X, yaitu masa kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2) variabel terikat yaitu nilai dari kinerja karyawan (Y). Untuk lebih jelasnya nilai-nilai dari koefisien masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL 7 HASIL REGRESI BERGANDA
Model 1
(Constant) Masa kerja Keselamatan kerja a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 10,836 2,857 3,793 ,000 ,441 ,157 ,251 2,813 ,006 1,126 ,184 ,545 6,117 ,000
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Dari ta bel 7 hasil regresi berganda coefficientsa tersebut di atas, maka nilai persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Y = 10,836 + 0,441X1 + 1,126X2 (0.000) + (0.006) +(0.000).
48
Angka-angka yang terdapat di dalam kurung adalah merupakan besarnya nilai signifikan dari masing-masing variabel bebas dimana koefisien regresi < α (0,05) berarti berpengaruh positif dan signifikan variabel masa kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2) nilainya adalah positif, artinya ada pengaruh tersebut dengan kinerja karyawan (Y) adalah searah, sehingga apabila variabel-variabel bebas tersebut mengalami kenaikan, maka nilai variabel terikat juga akan mengalami kenaikan atau sebaliknya. Sedangkan nilai konstanta dan nilai koefisien dari masing-masing variabel masa kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) dalam persamaan tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 10,836, menyatakan bahwa jika tidak ada variabel masa kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2), maka kinerja karyawan (Y) di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat adalah 10,836 satuan. 2) Untuk variabel masa kerja sebesar 0,44,1 artinya apabila variabel masa kerjameningkat sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja karyawan 0,441satuan. 3) Untuk variabel keselamatan kerja sebesar 1,126, artinya apabila variabel keselatan kerja meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 1,126 satuan. 3. Hasil Analisis Determinasi Dari hasil Model Summary dengan angka yang diproleh (R) adalah sebesar 0,637a (0,637a x 0,637a = 0,405) yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara variabel terikat dan pariabel bebas yang terdiri dari variabel masa kerja dan keselamatan kerja. Koefisien diterminasi berganda (R2) sebesar 0,405 R Squer, terlihat pada tabel sebagai berikut: TABEL 8 Model Summaryb Adjusted R Square Model R R Square Std. Error of the Estimate 1 ,637a ,405 ,390 3,311 a. Predictors: (Constant), Keselamatan kerja, Masa kerja b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
AngkaR Squer pada table di atasadalah nilainya sebesar 0,405, artinya (0,405 x 100%) = 40,5% maka variabel kinerja karyawan (Y) yang diberikan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu; variabel masa kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2) sebesar 40,5%. (40,5% - 100%) = 59,5%. dapat dijelaskan oleh variabel lain (variabel yang tidak dimasukan dalam penelitian) di luar variabel yang digunakan. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji t (t-Test) Uji t untuk menguji hipotesis kerja (b1) secara individu (parsial) yaitu: X1 H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh masa kerja terhadapKinerja karyawan. Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh masa kerja terhadapKinerja karyawan.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
Uji t untuk menguji hipotesis kerja (b2) secara individu (parsial) yaitu: X2 H0: b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadapkinerja karyawan. H1: b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadap Kinerja karyawan. Hasil iniuntuk menjawab hipotesis b1 dan b2 akan disajikan secara analisis uji t yaitu parsial dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: TABEL 9 DARI HASIL UJI t MASA KERJA DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Coefficientsa
Model 1
(Constant) Masa kerja Keselamatan kerja a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 10,836 2,857 ,441 ,157 ,251 1,126 ,184 ,545
t 3,793 2,813 6,117
Sig. ,000 ,006 ,000
Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Dari tabel 9 coefficientsa tersebut di atas, maka nilai persamaan regresi secara parsial dapat dituliskan dalam bentuk Uji t dari analisis regresi sederhana b1 untuk variabel X1, dengan thitung sebesar 2,813 dan ttabel derajat bebas pembilang 1 dengan derajat bebas pada penyabut 79 pada (0.05) sebesar 1,66437 dengan demikian thitung (2,813) > ttabel (1,66437), sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima. Jika menguji signifikansi regresi variabel masa kerja (b1) dengan membandingkan nilai sign thitung adalah 0,006 nilai sign ttabel dari probabilitas 0,05, (0,006 < 0,05). Maka jelas keputusannya Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini mengacu pada hasil penelitian menandakan bahwa masa kerja yang terdapat pada diri karyawan mempunyai pengalaman kerja yang baik, maka dapat mempengaruhi kinerja karayawan secara efektif pada PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Upayaupaya yang dapat dilakukan untuk memberikan pembekalan yang baik perusahaan PT. Timah Tbk masih dalam kontek pendekatan-pendekatan dari teknik keahlian pada pengalaman untuk menggapai masa kerja yang diharapkan oleh karyawan. Untuk hasil b2 tabel coefficientsa tersebut di atas, maka nilai uji t sebesar 6,117, artinya nilai inidapat dijelaskan dengan analisis regresi sederhana dengan melihat hasil uji t pada variabel X2, dengan nilai thitung sebesar 6,117 dan ttabel derajat bebas pembilang 1 dengan derajat bebas pada penyabut 79 pada (0.05) sebesar 1,66437 dengan demikian thitung (6,117) > ttabel (1,66437), sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima.
49
Jikamenguji signifikansi regresi variabel keselamatan kerja untuk (b2) dengan membandingkan nilai sign thitung adalah 0,005 nilai sign ttabel dari probabilitas 0,05, (0,000 < 0,05). Maka jelas keputusannya Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini mengacu pada hasil penelitian Perlindungan karyawan, Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya, akan bekerja lebih optimal dibandingkan karyawan yang terancam K3nya. Hal ini akan menurunkan kinerja karyawan. Dengan adanya jaminan keselamatan, keamanan, dan kesehatan dalam bekerja, mereka tentu akan memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang Dengan menerapkan sistem manajemen K3, setidaknya sebuah perusahaan telah menunjukkan itikad baiknya dalam mematuhi peraturan dan perundang-undangan sehingga mereka dapat beroperasi normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan. Mengurangi biaya dengan menerapkan sistem manajemen K3, PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Membuat sistem manajemen yang efektif Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan bentuk bagaimana sistem manajemen yang efektif. Meningkatkan kinerja karyawan kepercayaan dan kepuasan karyawan. Dengan adanya pengakuan penerapan sistem manajemen K3, citra organisasi terhadap kinerja karyawan akan semakin meningkat, dan tentu ini akan meningkatkan kepercayaan karyawa pada PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Keselamatan Kerja merupakan hal yang penti-ng bagi perusahaan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat, karena menjadi batas suatu organisasi, sehingga dapat membentuk mengwujudkan tujuan kinerja karyawan yang telah ditetapkan. b. Uji F (F-Test) Uji F untuk dilakukan untuk menguji hipotesis secara bersama-sama (simultan) yaitu: H0 : H1 :
diduga tidak terdapat pengaruh masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. diduga terdapat pengaruh masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan pengolahan data menggunakan software program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 26,241 dengan nilai signifikan 0,000. Dapat dilihat dalam tabel.sebagai berikut:
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
TABEL 10 F HITUNG UNTUK MASA KERJA (X1) DAN KESELAMATAN KERJA (X2) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Y) ANOVAa Sum of Mean Squares Square Model df F Sig. 1 Regression 575,481 2 287,741 26,241 ,000b Residual 844,319 77 10,965 Total 1419,800 79 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan b. Predictors: (Constant), Keselamatan_kerja, Masa_kerja Sumber: Data Olahan Peneliti dengan Output Program SPSS Versi 22
Dari tabel diperoleh nilai Fhitung 10,926 seperti yang terlihat dalam tabel 10 di atas. Sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat bebas pembilang 2 dan derajat bebas penyebut 77 pada (0,05) sebesar 3,12 Maka dengan demikian Fhitung (26,241) > Ftabel (3,12) sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima demikian juga jika membandingkan nilai signifikan Fhitung sebesar 0,000 dengan nilai signifikan Ftabel pada (0,05) lebih kecil nilai signifikan Fhitung dari pada nilai signifikan Ftabel lebih besar (0,000 < 0,05) maka jelas H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama pada masa kerja dan keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di lingkungan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Pengukuran uji F untuk mengetahui tentang hubungan kondisional variabel masa kerja dan keselamatan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan diPT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Dalam konteks ini, bila masa kerja yang dipunyai karyawan sangat baik serta didukung dengan kondisional keselamatan kerja yang sangat efektif tingkat masa kerja yang tinggi maka kinerja karyawan akan memberikan posisi yang tepat untuk kualitasnya di lingkungan PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. Hubungan kondisional antara masa kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat meningkat dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis, dalam melaksanakan kebijakan sumber daya manusia yang memandang betapa pentingnya peranan masa kerja dan keselamatan kerja dalam organisasi di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. V.
PENUTUP
1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, observasi, analisis data serta temuan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Masa kerja dengan thitung sebesar 2,813 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. thitung 2,813 lebih besar dari ttabel 1,66437. Artinya bahwa semakin banyak masa kerja, maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan, masa kerja tersebut dapat memberikan produktivitas kerja
50
yang sesuai dengan standar atau prosedur yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan dengan standar kerja yang berlaku, serta dapat menggapai tujuan perusahaan tersebut. 2) Keselamatan kerja dengan thitung sebesar 6,117 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. thitung 6,117 lebih besar dari ttabel 1,66437. Artinya keselamatan kerja untuk penurunan biaya premi asuransi, lebih sedikitnya uang yang dibayarkan kepada pekerja untuk waktu kerja mereka yang hilang, biaya yang lebih rendah untuk melatih pekerja baru, menurunnya lembur, meningkatnya produktivitas. Merupakan tindakan yang diambil untuk mengubah perilaku pegawainya demi meningkatkan kinerja karyawan. 3) Hasil uji statistik secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar26,241, hal ini menunjukkan bahwa variabel masa kerja dan variabel keselamatan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Timah Tbk Cabang Sungailiat. fhitung 26,241 lebih besar dariftabel 3,12. Artinya berdasarkan tingkat korelasi yang diperoleh, pengaruh ke dua variabel ini bila bersama-sama akan meningkat kinetrja karyawan, yang mengartikan kinerja karyawan akan meningkat apabila masa kerja dan keselamatan kerja lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Dessler, Gary., Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Prenhallindo, Jakarta 1997. [2] Dale Timpe. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis “Kinerja”. Jakarta Gramedia Asri Media. 1999. [3] Guritno, Bambang dan Waridin. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja. Jurnal Riset Bisnis Indonesia Vol.1 No.1, p. 63-74. 2005. [4] Hadari Nawawi. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta Gadjah Mada University Press, 2006. [5] Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tertanggal 27 Februari 1993 tentang Penyakit yang timbul karena hubungan kerja. [6] Kreitner, R. and Kinicki, A. Organizational Behavior. Fifth Edition. McGraw Hill. New York. 2004. [7] Mathis, dan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta Salemba Empat, 2002. [8] Notoatmodjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta PT. Rineka Cipta. 2005. [9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi [10] Robbins, S. P., “Perilaku Organisasi”. Indek Kelompok Gramedia. Jakarta. 2003. [11] Riduwan dan Sunarto. “Pengantar Statistik” untuk penelitian pendidikan, sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Edisi Ke-2 Alfabeta, Bandung, 2005. [12] Sumarsono, Sony, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan , Graha Ilmu Yogjakarta. 2003. [13] Siagian, Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta Bumi Aksara. 2008.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 2, Issue 1, Februari 2015 ISSN 2354-5682
[14] Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2012. [15] Suma’ur PK., Higene., Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, PT Gunung Agung Jakarta, 1996.
www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
51