UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
OLEH: NAMA NIM DEPARTEMEN
: INDAH AGUSTINA MANURUNG : 050503160 : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI MEDAN 2009
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Laba bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya.
Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 12 Maret 2009. Yang Membuat Pernyataan,
Indah Agustina Manurung NIM : 050503160
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 15 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari. KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku melewati suka dan duka. Sunnguh ku bangga Bapa punya Allah seperti engkau, tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh hingga sampai tergeletak. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas segala yang Kau berikan. Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang sangat luar biasa, kedua orangtuaku B. Manurung dan T. br. Sirait, kedua abang penulis Ronald Freddy manurung dan Donald Fernando Manurung serta kakak ipar penulis Maria Pasaribu, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan, kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan. Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik”, dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 16 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 3. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini. 4. Bapak Drs. M.Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak dan Bapak Iskandar Muda S.E., M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Kedua orang tua penulis, B. Manurung dan T.br Sirait, dan kedua abang penulis, R.F.Manurung, S.T dan D.F.Manurung, S.T dan kakak ipar penulis M.br.Pasaribu, S.T terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang diberikan. Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2005 serta semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi.
Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 17 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Medan,12 Maret 2009 Penulis,
Indah Agustina Manurung NIM: 050503160
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.bei.co.id. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih sebagai variabel X1 dan arus kas opersi sebagai variabel X2, serta dividend payout ratio sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 31 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.
Kata Kunci: laba bersih, arus kas operasi, dividend payout ratio, regresi berganda.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 18 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT
This study analyzed the influence earning and cash flow from operations to the dividend payout ratio of the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange since 2005 up to 2007. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this researcr is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earning as X1 and operating cash flow as X2, and also dividend payout ratio as Y variable consist of the 31 firms. The result of this research that earning ang operating cash flow have positive influence dividend payout ratio. The most significant effect was from cash flow operation regression. Keyword: earning, operating cash flow, dividend payout ratio, multiple regression.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 19 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii ABSTRAK ........................................................................................................ iv ABSTRACT ....................................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Dividen
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 20 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. Pengertian Dividen ............................................................ 7 2. Jenis-jenis Dividen ............................................................ 8 3. Prosedur Pembayaran Dividen .......................................... 8 B. Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen ........................................... 9 2. Kebijakan Dividen bagi Perusahaan ................................ 10 3. Jenis Kebijakan Dividen .................................................. 10 4. Teori Kebijakan Dividen ................................................. 11 5. Keputusan Dividen dalam Praktek................................... 15 6. Indikator Kebijakan Dividen ........................................... 17 7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya ................... 18 C. Laporan Keuangan 1.
Pengertian Laporan Keuangan ........................................ 20
2. Tujuan Laporan Keuangan .............................................. 21 3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan ................................ 22 D. Laba Bersih ........................................................................... 26 E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi ............................................ 27 F. Akrual dan Arus Kas ............................................................. 30 G. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................... 32 H. Kerangka Konseptual ............................................................ 36 I. BAB III
Hipotesis .............................................................................. 38
METODOLOGI PENELITIAN
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 21 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
A. Rancangan Penelitian ............................................................ 39 B. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 39 C. Jenis Data ............................................................................. 42 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 43 F. Metode Analisis Data ............................................................ 44 G. Jadwal Penelitian .................................................................. 50 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian...................................................................... 51 B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif ............................................... 52 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ............................................... 54 b. Uji Multikolinearitas ...................................... 58 c. Uji Heteroskedatisitas .................................... 59 d. Uji Autokorelasi ............................................ 60 3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi ......................................... 61 b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi ................................................... 62 c. Pengujian Hipotesis ....................................... 64 C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................. 66
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 22 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................... 68 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 69 C. Saran .................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72 LAMPIRAN ..................................................................................................... 75
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 2.1
Aktivitas Operasi ........................................................................ 28
Tabel 2.2
Hasil penelitian Terdahulu .......................................................... 32
Tabel 3.1
Daftar Sampel ............................................................................. 40
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian ........................................................................ 49
Tabel 4.1
Sampel Penelitian ....................................................................... 50
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai tahun 2007................................................... 53
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi54
Tabel 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi................................ 55
Tabel 4.5
Coefficients untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) .................. 58
Tabel 4.6
Coefficients Correlations untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) ...................................... 58
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 23 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 61
Tabel 4.8
Analisis Regresi .......................................................................... 62
Tabel 4.9
Model Summary ......................................................................... 63
Tabel 4.10
Coefficients ................................................................................ 64
Tabel 4.11
ANOVA ..................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual.................................................................. 36
Gambar 4.1
Histogram-dependent Variabel:SQRT_DPR ............................... 56
Gambar 4.2
Normal P-P Plot of regression Standarized Residual-Dependent Variabel: SQRT_DPR ................................ 57
Gambar 4.3
Scatterplot-Dependent Variable: SQRT_DPR ............................. 60
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 24 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Judul
Halaman
Lampiran 1
Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel .................................. 75
Lampiran 2
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 80 Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 81 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 82
Lampiran 3
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi) ............................................................. 83 Data Variabel Penelitian Tahun 2006
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 25 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 84 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi) ............................................................. 85 Lampiran 4
Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ................................. 86 Statistik Deskriptif Setelah Transfor4masi .................................. 86
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ............................... 87 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ................................. 87 Histogram dan Grafik Normal P-Plot .......................................... 88 Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................... 89 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 89 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 90
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ........................................................... 91 Hasil Uji Hipotesis (Uji F) .......................................................... 91
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 26 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 27 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal. Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2004: 149), return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa: 1. capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan harga saham pada saat membeli dan menjual, 2. keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen. Dividen adalah laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Laba (income) sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan perusahaan.
Para pemegang
saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar tetapi perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 28 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Selama periode setelah perang dunia kedua, tingkat pembayaran dividen turun di bawah 40%. Selama dekade tahun 1950-an, tingkat pembayaran dividen naik menjadi 45%. Selama dekade tahun 1960-an, tingkat pembayaran dividen naik menjadi 50%, sementara kesempatan investasi terbatas. Rasio pembayaran dividen turun lagi dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi, kenaikan kesempatan berinvestasi, maupun adanya kesulitan keuanga (Erwan Dk, 1999:246). Perusahaan didalam operasi normalnya terkadang mempunyai laba yang besar dalam kegiatan bisnisnya selama setahun tetapi, laba tersebut tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak selamanya diterima berupa kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima beberapa bulan kedepan. Namun, perusahaan tetap mengakui sebagai pendapatan dan melaporkannya ke dalam laporan laba rugi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal pengakuan pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima seluruhnya beruupa kas. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian dividen kepada pemegang saham. Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen. Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 29 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
yang hidup dari penghasilan berupa dividen, mereka tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan. Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 20052007 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan meningkat, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih kecil dari tahun sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satusatunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya DPR. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden suatu perusahaan adalah faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar utang, tingkat ekspansi yang direncanakan, faktor pengawasan, ketentuan-ketentuan dari pemerintah, pajak kekayaan/ penghasilan dari pemegang saham. Lukas Setia Atmaja (1994:359) menyatakan bahwa perusahaan membayar deviden tunai dengan kas, maka perusahaan harus memiliki kas tersedia. Posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar deviden. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar deviden suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 30 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Pembagian dividen dan pertumbuhan perusahaan ingin mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan dan dari laba tersebut berapa yang akan dibagikan sebagai dividen. Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu
sangat memperhatikan laba
bersih yang dihasilkan perusahaan dan kas yang tersedia di perusahaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan. Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat antara laba bersih dan arus kas operasi lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Publik”.
B. Perumusan Masalah Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 31 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, bagi investor maupun calon investor, analis, pemerhati investasi maupun bagi peneliti selanjutnya. 1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen tunai. 2. Bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan. 3. Menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian sejenis berikutnya.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 32 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dividen Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 33 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al (2004:902) menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masingmasing pemilik”. Menurut Skousen et al (2001:757) ” dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalambentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai: a. laba ditahan yang mencukupi, b. kas yang memadai, c. tindakan formal dari dewan komisaris.
2. Jenis Dividen Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dalam beberapa jenis deviden. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 34 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
saham adalah dividen tunai atau dividen kas.. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut: a. deviden kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya, b. dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya, c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham, d. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan, e. dividen skrip/wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
3. Prosedur Pembayaran Dividen Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-devidend date, date of payment. a. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 35 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
b. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen. c. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut. d.
Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
B. Kebijakan Deviden 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan
dividen
merupakan
keputusan
pembayaran
dividen
yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Lukas Setia Atmaja (1994: 351) menyatakan: Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy). 2. Kebijakan Dividen bagi Perusahan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 36 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan (Tampubolon, 2005:183). a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskakan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orangorang diluar korporasi. b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut. c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen. d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt/equity) rasio korporasi. 3. Jenis Kebijakan Dividen Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy. a. Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 37 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
b. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya. c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
4. Teori Kebijakan Deviden Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing theory, clientele effect theory, tax differential theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi dividen (information content of dividend). a. Smoothing Theory Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Ketika manajer diberi insentif yang didasarkan pada kinerja keuangan, hal ini dapat mendorong manajer menampilkan kinerja yang lebih baik melalui rekayasa laba. Perataan penghasilan merupakan salah satu teknik manajemen laba yang dilakukan dengan menekan variabilitas laba pada beberapa periode sehingga laporan laba memperlihatkan fluktuasi yang rendah atau dengan kata lain memperlihatkan laba perusahaan yang stabil. Dengan laba yang stabil maka kemungkinan dividen yang dibagikan oleh perusahaan juga akan stabil karena dividen yang dibagikan merupakan bagian dari Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 38 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
laba yang dihasilkan perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa jumlah deviden bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya. b. Clientele Effect Theory Teori ini diungkapkan oleh Black and Scholes. Teori mengatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijaksanaan dividen perusahaan.
Sebagai contoh,
kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain.
Menurut teori ini dividen tertentu akan menarik segmen tertentu
kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah. c. Tax Differential Theory Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa dengan adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. d.
Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend
Irrelevance Preposisition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia pajak, dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang sempurna, maka kebijakan deviden tidak akan memberikan pengaruh apapun pada
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 39 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
harga pasar saham tersebut. Menurut MM kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan. e. Bird inTthe Hand Theory Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang. Gordon mengemukakan bird in the hand theory yang mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai deviden di masa depan (it can fly away). f.
Residual Theory Of Dividens Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan cara: (1)
mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan, (2) mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang dibutuhkan untuk investasi, (3) memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiritersebut semaksimal mungkin dan, (4) membayar dividen hanya jika ada sisa laba. Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang mempunyai NPV (Net Present Value) positif. g. Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (Information Content Of Dividend) Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 40 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang. h. Agency Theory Menurut teori ini konflik terjadi pihak-pihak yang berkaitan di perusahhan. Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang saham bisa tercapai., tetapi manajer bisa saja mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengn tujuan pemegang saham, misalnya perusahaan mempunyai kelebihan kas dengan NPV positif (free cash flow), yang didefenisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi dengan NPV positif didanai). Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan cara mererka tersendiiri. Selain itu digunakan juga teori keuangan. Teori keuangan akan menjelaskan bagian yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagai dividen bagi para pemegang saham. i. Teori Keuangan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 41 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Menurut teori keuangan, dividen (atau investasi kembali) tidak sama dengan laba setelah pajak. Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan sebagai dividen bisa dinyatakan sebagai berikut: D = E + Penyusutan – Investasi pada A.T – Penambahan M.K Keterangan: D
= Dividen,
E
= Earning After Tax (Laba Setelah Pajak),
A.T = Aktiva Tetap, M.K = Modal kerja. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang (yaitu investasi aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja, untuk menyederhanakan analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah (sehingga tidak perlu menambah modal kerja). Apabila asumsi ini dipergunakan, maka bisa dimengerti kalau besarnya dividen ditentukan oleh laba setelah pajak (E) dan maksimal dividen yang bisa dibagikan adalah sama dengan E.
Itulah
mengapa EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang dibagikan sebagai dividen.
5. Keputusan Dividen Dalam Praktek Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 42 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen.
Menurut
Keown (2000:
621)antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan, inflasi.
a. Pembatasan hukum Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan. b. Posisi likuiditas Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen. c. Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain. Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen danmenerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 43 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik. d. Kemungkinan pendapatan diramalkan. Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akanmembayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan. e. Kontrol kepemilikan Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba. f. Inflasi. Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena harga peralatan pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retens laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.
Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate), keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), profitability, stabilitas laba (earning stability), kontrol perbaikan (maintenance control), memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), keadaan tak terduga (uncertainity), ukuran dan umur korporasi (age and size).
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 44 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
6. Indikator Kebijakan Dividen Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan ratio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:27):
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 45 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya a.
Stock Repurchase Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash
dividend), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repuchasing stock). Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham, yaitu: 1). saham dapat dibeli pada pasar terbuka (open market ), 2). perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu dan harga tertentu (pendekatan tender offer), 3). perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegang saham besar (pendekatan negotiated basis). b. Stock Split dan Stock Dividend Stock split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan memberikan saham baru sebagai pembayaran dividen. Stock split tidak membuat pemegang saham bertambah kekayaannya karena kenaikan jumlah saham diimbangi dengan penurunan nilai saham . Stock dividend juga tidak menambah kekayaan pemegang saham. Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis, perusahaan tetap melakukan stock split dan stock dividend untuk menjaga harga saham tetap berada pada optimal range dan untuk menghemat kas. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 46 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1) Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada optimal price range. Harga saham yang tinggi akan menyulitkan investor untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan. 2) Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau perusahaan dalam
kesulitan
keuangan.
Masalah
yang
muncul
jika
perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividend sebagai pengganti dividen kas. Meskipun
stock
split
dan
stock
dividend tidak
berbeda
secara
pertimbangan ekonomis tapi perlakuan akuntansinya berbeda. Untuk stock dividend perusahaan harus melakukan kapitalisasi nilai pasar dari stock dividend dengan cara mentransfer sejumlah rupiah dari stock dividend ke rekening modal.
C. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Syahyunan (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus Akuntansi edisi kedua oleh Ibrahim Abdullah (1993:176), ”laporan keuangan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 47 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
adalah laporan-laporan yang berisi nformasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. menjadi
sebuah
keputusan
penting
oleh
Informasi laporan keuangna
para pemakai ataupun
yang
berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis. 2. Tujuan Laporan keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna daam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajikan untuk menyedakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkna apa yang telah dilakuakn
mamajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 48 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual
memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang mempersentasikan kas yang akan diterima
di
masa
depan
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
laporan
keuanganmenyediakan jenis iinformasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang palng berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekkonomi.
3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan a. Neraca Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 49 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan urutan likuiditasnya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi aktiva tersebut menjadi kas. Pada perusahaan manufaktur terdapat klasifikai pada pos persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya menuju tahap siap dijual, yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ini tidak terdapat pada perusahaan dagang ataupun jasa. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode waktu tertentum nisalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk ajak, dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Laporan laba dan dividen per saham diberikan pada bagian bawah laporan ini. Laba per saham (earning per share = EPS) disebut ”bottom line”, menunjukkan bahwa diantara semua akun pada laporan laba rugi, EPS adalah yang paling penting. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan in biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau tahunan.
Untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba rugi
secara
bulanan
(atau
mungkin
secara
kuartalan)
dan
kemudian
membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan. c. Laporan ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 50 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham.
Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini
berarti menginvestasikan dalam pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain sebagainya, bukan menimbun kas dalam rekening bank. Perubahan laba ditahan terjadi
karena
pemegang
saham
biasa
mengijinkan
perusahaan
untuk
menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas (statement of cashflow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasokan menurut tiga kategor utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman perusahaan. Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 3 (IAI, 2002) dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersh perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 51 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilakn kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Wild dan Subramayan (2004:5) menyatakan bahwa laporan arus kas menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi? Pengeluaran apakah dibayar dengan kas dari operasi? Bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi? Berasal darimanakah kas untuk pembayaran utang? Berasal darimanakah kas untuk pembayaran saham preferen? Bagaimanakah kenaikan investasi didanai? Berasal darimanakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru? Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat? Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?
Secara rinci, Horngern, Harrison, Robinson,dan Secokusumo (1998: 845) menjelaskan bahwa laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut: 1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang Kas, dan bukan laba akuntansi yang digunakan untuk membayar tagihan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran di masa yang datang. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 52 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Jika manager membuat keputusan investasi yang bijaksana maka perusahaannya akan sejahtera. Tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka perusahaan akan menderita lainnya. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer. 2) Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur. Pemegang saham tertarik pada penerimaan dividen dari investasinya dalam saham perusahaan. Kreditur ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus kas membantu investor dan kreditur untuk mengetahui apakah perusahaan mampu melakukan pembayaran-pembayaran ini. 3) Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi, nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas. Biasanya kas dan laba bersih bergerak sama. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : 1) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, 2) informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan lapran perubahan ekuitas,
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 53 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
3) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
D. Laba Bersih Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga di harapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Laba bersih (net income atau earning) dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama 1 periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi cetakan kedua oleh Ibrahim abdullah (1993:289): Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang terjadi akibat penjualankredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 54 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus ka.
E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalampersediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi (dengan beberapa pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka (prepayment), utang, dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan. Stice, stice, dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Kas Dierima dari:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi Kas dikeluarkan untuk:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 55 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. penjualan barang atau jasa,
1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan,
2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga,
3. pajak,
4. pendapatan dividen.
4. beban bunga, 5. beban lainnya, 6. pembelian efek.
Sumber: Stice, Stice, Skousen
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilakan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalammetode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penagguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 56 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
embayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Pemakai laporan keuangan juga banyak yang
menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung sumber ari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih. Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:331) kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
Kelebihan utama dari metode langsung
adalah sangat mudah dipahami dan intuitif.
Sementara kelebihan utama dari
metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 (IAI, 2002) menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas.
Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang
diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 57 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment).
Dividen yang
dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.
F. Akrual dan Arus Kas Untuk melihat hubungan antara akrual dan arus kas, penting untuk mengenali beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang berasal dari aktivitas opersi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan dampak tambahan investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional. Keunggulan arus kas bebas adalah bahwa ia mencerminkan kas yang dapat dengan bebas digunakan untuk membayar kewajiban atau untuk pemegang saham. Berdasarkan difinisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan penyesuaian yang mengeluarkan arus kas terhadap laba.
Akuntansi akrual
mempunyai pengaruh arus khusus terhadap laporan laba rugi melalui pengakuan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 58 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
pendapatan dan pengaitan beban (Wild dan Subramanyam, 2004:105), yaitu pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi dan pengaitan beban dan pendapatan. 1. Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan direalisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas, dari penyerahan barang dan jasa. Menentukan saat pengakuan pendapatan kadang kala sulit dilakukan. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (penyerahan barang), pendapatan juga dapat diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima. 2. Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan. Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product cost), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan dengan biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan sehingga dapat dikaitkan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah biaya periode, biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran suatu produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan. Biaya periode lainnya, seperti beban administrasi tidak langsung berhubungan dengan produksi atau enjualan barang atau jasa. Biaya ini dibebankan pada periode terjadinya, yang belum tentu merupakan saat terjadi arus kas keluar. Wild dan Subramayan (2004:114) mengungkapkan beberapa fakta mengenai akuntansi akrual, laba, dan arus kas, yaitu akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas, arus kas lebih andal dibandingkan akrual, angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi, nilai perusahaan dapat ditentukan dengan akuntansi akrual. 1. Akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas. Baik secara konseptual maupun praktis, laba akrual lebih relevan dibandingkan arus kas dalam mengukur kondisi keuangan dan kinerja serta dalam penilaian. Pernyataan ini menunjukkan bahwa arus kas kini kurang relevan dibandingkan dengan laba saat ini. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 59 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
2. Arus kas lebih andal dibandingkan akrual. Pernytaan ini benar dan menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan peran pelengkap atas akrual. Namun, pernyataan ”arus kas tidak dapat dimanipulasi” tidaklah benar. Saat menganalisa arus kas, harus diingat bahwa arus kas lebih mudah diubah dibandingkan dengan laba. 3. Angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Adanya metode akuntansi alternatif serta manajemen laba mengurangi sifat ”dapat dibandingkan” dan ”konsistensi” angka akuntansi akrual. Juga aturan akuntansi yang berubah-ubah serta kesalahan estimasi dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan dan penilaian yang mengabaikan fakta ini, dan penyesuaian akuntansi, mungkin membuahkan hasil yang salah. 4. Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual. Beberapa orang secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai buku kini dengan diskonto sisa laba masa depan. Penilaian berdasarkan akuntansi lebih efektif dibandingkan dengan model diskonto arus kas.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laba bersih, arus kas opersi dan kebijakan dividen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Nama Nurmala (2006)
Ninna Daniati & Suhairi (2006)
Tabel 2.2 Hasil Penelitian terdahulu Judul Variabel yang digunakan Pengaruh DPR, Closing Kebijakan Dividen Price Terhadap Harga Saham PerusahaanPerusahaan Otomatif di Bursa Efek Jakarta
Pengaruh Kandungan Informasi
Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
Hasil Penelitan Kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan tidak terdapat hubungan antara kebijakan dengan perubahan saham pada perusahaan otomitif yang terdaftar di BEJ Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 60 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia
pendanaan, laba kotor, size perusahaan.
return saham yang diterima pemegang saham sedangkan variabel lain berpengaruh pengaruh terhadap expected return saham.
Posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan, DPR
Asset, posisi kas, rasio hutang dan modal memberikan pengaruh signifikan terhadap DPR.
Pradhono & Yulius Jogi Christiawan (2004)
Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi, DPR, capital gain.
Arus kas dari aktivitas opersi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. EVA dan RI tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham.
Michell Suharli (2007)
Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set
ROI, Fixed Asset, CR, DPR.
ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan,
Prihantoro (2003)
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 61 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 20022003).
fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan. ROI, CR berpengaruh terhadap DPR, sedangkan DER berpengaruh terhadap DPR tetapi pengaruh tidak searah.
Michell Suharli & Mega Oktorina (2005)
Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta.
DPR, ROI, CR, DER.
Hermi (2004)
Hubungan Laba Bersih dan Arus kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta Periode 19992004.
Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Dividen Tunai.
Terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas opersi terhadap dividen tunai, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.
Michell Suharli & Sofyan S. Harahap (2004).
Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen.
Cash, Leverage, Sales, Stock, Share, Family, DPR.
Cash dan Total Asset berpengaruh signifikan tetapi 5 variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 62 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Michell Suharli (2007) meneliti pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel penguat. Hasil penelitiannya adalah ROI berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden tunai. Michell Suherli dan Megawati Oktorina (2005) juga melakukan penelitian dengan judul ”Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang Pada Perusahaan Publik di Jakarta”. Variabel independen yang digunakan adalah ROI, current ratio, debt to equity ratio. Variabel dependennya adalah dividend payout ratio. Hasil penelitiannya adalah tingkat pengembalian investasi berupa dividend dapat dipreiksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage (hutang). Pradhono dan Yulius meneliti pengaruh economic value added, residual income, earnings, dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham pada 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta periode 2000-2002. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan paling signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Hermi meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden kas pada perusahaan perdagangan besar barang produksi di bursa efek Jakarta periode 1999-2002.
Hasil penelitian ialah bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan deviden kas.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 63 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Michell Suherli dan Sofyan S. Harahap juga melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penentu kebijakan jumlah dividen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cash, total assets, leverage, sales, stock, share, family. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah DPR (dividend payout ratio). Mereka menemukan bahwa cash dan total asset berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan 5 variabel lainnya tidak signifikan. Werner R. Murhadi juga melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen dan dampaknya terhadap harga saham. Dia menemukan bahwa aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen. dalam penelitian ini adalah harga saham dan dividen.
Variabel endogen Sedangkan variabel
eksogen terdiri dari set kesempatan investasi, aliran kas bebas, tahapan daur hidup, kepemilikan institusional, dan regulasi.
Variabel kontrol yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan untuk mengontrol kebijakan deviden, dan utang untuk mengontrol harga saham.
H. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, hubungan antara laba bersih dan arus kas opersai terhadap dividend payout ratio dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 64 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Laba Bersih (X1) Kebijakan Dividen (Dividend Payout ratio=Y) Arus kas Operasi (X2) Gambar 2.1: Kerangka Konseptual. Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan.
Kebijakan dividen ini
tercermin dalam dividend payout ratio. Dalam menentukan dividend payout ratio yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan memperhatikan laba bersih yang diperoleh perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba.
Jika suatu
perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu menetapkan dividend payout ratio yang makin besar. Sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil pula DPR yang akan ditetapkan manajemen untuk dibagikan kepada para pemegang saham. Studi klasik yang dilakukan Lintner (1956) dalam Werner (2008) memperoleh hasil earning merupakan faktor penentu utama dalam kebijakan dividen.
Oleh karena itu laba bersih berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividend (dividend payout ratio). Laba perusahaan biasanya dianggap sebagai determinan utama dari dividen, tetapi dalam kenyataannya dividen lebih bergantung pada arus kas yang Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 65 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen (Eugene dan Joel, 2001:85). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan indikator yang
menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka semakin besar DPR yang ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya maka akan semakin kecil DPR yang ditetapkan manajemen karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang kas untuk membayar dividen.
Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen (dividend payout ratio).
I. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 66 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen perusahaan industri manufaktur dengan rancangan penelitian yang dilhat dari aspek metode pengumpulan data, aspek kemampuan memanipulasi variabel, dan aspek tujuan penelitian (Sugihen, 2003:130). 1. Dilihat dari aspek metode pengumpulan datanya, rancangan penelitian ini adalah penelitian pengamatan (observasional), sebab sifat data berupa bahan yang hanya dapat diobservasi da tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 67 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
pihak lain, sebab data penelitian ini berisi peristiwa yang sudah terjadi pada waktu yang lalu, 2. Dilihat dari aspek kemampuan memanipulasi variabel, rancangan penelitian ini adalah penelitian ex post facto, sebab data penelitian berasal dari perusahaan industri manufaktur apa adanyatanpa manipulasi, 3. Dilihat dari aspek tujuan penelitian, rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Kaidah utama hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat, yaitu: A menghasilkan B, atau A menyebabkan B. Proses kejadiannya, A terjadi sebelum B terjadi (time sequence), atau A terjadi kemudian selang waktu tertentu B kemudian terjadi (lack period).
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Masalah dalam regresi berganda cross-sectional diatasi dengan membatasi populasi penelitian pada industri tertentu.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang berjumlah 151 perusahaan. Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang bergerak diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat diperoleh dan keandalan arus kas yang disajikan.
Industri lain, misalnya
perbankan, mempunyai ketidakpastian kas yang lebih tinggi daripada industri manufaktur karena dalam industri ini kas merupakan produk suatu entitas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2006:55).
Sampel yang digunakan dengan
menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 68 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. perusahaan manufaktur tersebut sudah terdaftar di BEJ sebelum 1 Januari 2005, 2. perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar (delisting) dari BEJ selama periode penelitian (2005– 2007), 3. perusahaan manufaktur tersebut telah membayar deviden pada tahun 20052007, 4. perusahaan manufaktur tersebut tersebut mempunyai laba bersih pada tahun 2005-2007. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 31 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini. TABEL 3.1 DAFTAR SAMPEL No.
Nama Perusahaan
1. 2.
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Colorpark Indonesia Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk
AKRA ALMI
PT Indo Kordsa Tbk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Lionmesh Prima Tbk
BRAM INTP
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Singkatan
ASGR ASII AUTO CTBN CLPI FAST GGRM HEXA
Tanggal Listing 03 Okt 1994 02 Jan 1997
31 Okt 1975 20 Feb 1957 20 Sept 1991 23 Agt 1983 15 Sept 1998 19 Jun 1978 30 Jun 1971 28 Nov 1988 08 Jul 1981 16 Jan 1985
15 Nov 1989 04 Apr 1990 15 Jun 1998 28 Nov 1989 30 Nov 2001 11 Mei 1993 27 Agt 1990 13 Feb 1995 05 Sep 1990 05 Des 1989
13 Jul 1951 21 Jul 1997 14 Des 04 jun 1990 1982 15. PT Lion Metal Works Tbk LION 16 Agt 20 Agt 1993 Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 69
Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
LTLS LMSH
Tanggal berdiri 07 Mei 1977 26 Jun 1978
16.
PT Mayora Indah Tbk
MYOR
17.
PT MERCK Tbk
MERK
18.
PT Metrodata Tbk
MTDL
19.
MLBI
21.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Selamat Sempurna Tbk
22. 23.
PT Semen Gresik Tbk PT Sepatu Bata Tbk
SMGR BATA
24. 25.
26.
PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI PT Supreme cable SCCO Manufacturing & Commerce Tbk PT Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC
27.
PT Trias Sentosa Tbk
TRST
28.
PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Unilever Tbk PT United Tractors Tbk
TBLA
20.
29. 30. 31.
MASA SMSM
TURI UNVR UNTR
1972 17 Feb 04 Jul 1990 1977 14 Okt 23 Jul 1981 1970 17 Feb 09 Apr 1990 1983 03 Jun 15 Des 1981 1929 20 Jun 09 Jun 2004 1988 19 Jan 09 Sep 1996 1976 25 Mar 1953 08 Jul 1991 15 Okt 24 mar 1982 1931 23 Jul 1981 21 Jan 1991 09 Nov 20 Jun 1982 1970 20 Mei 17 Jun 1994 1970 23 Nov 02 Jul 1990 1979 22 Des 15 Feb 2000 1973 24 Jul 1980 16 Mei 1995 05 Des 1933 11 Jan 1982 11 Jan 1901 19 Sep 1989
C. Jenis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Mudrajat Kuncoro, 2003:124) dan merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian (Syamsul Hadi, 2006:41). Data sekunder tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory 2008, website Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan berupa: Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 70 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1. informasi mengenai laba bersih perusahaan, 2. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi, 3. informasi mengenai dividend payout ratio. Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data crosssection. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada suatu titik tertentu (Mudrajat Kuncoro, 2003:125) yang disebut dengan pooling data atau combined model.
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mendownload melaui situs www.bei.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 71 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:3). Dalam penelitian variabel independen terdiri dari: a. laba bersih dihitung dari kelebihan pendapatan atas beban termasuk gains dan losses. Laba bersih diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham, b. arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas (Pradhono, 2004). Arus kas operasi diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham. 2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3).
Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio. Dividend payout ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai selama tahun tertentu.
Dividend payout ratio (DPR)
adalah persentase yang dibagi dari earning after tax. DPR dapat dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Pengukuran dua variabel bebas (arus kas operasi dan laba bersih) dalam satuan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 72 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Rupiah per lembar saham, dimaksudkan agar memenuhi kesetaraan pengukuran dengan variabel terikat devidend Payout Ratio.
F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan analisis data tersebut terlebuh dahulu dilakukan uji asumsi klasik. 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Kalau nilai
residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Untuk mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi normal. Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik
dengan melihat histogram dari residualnya”.
Dasar
pengambilan keputusannya adalah: Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 73 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima.
b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen.
Ada tidaknya
multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Menurut Ghozali (2005:92), ”nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 74 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10”. c. Uji Heterokedasitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedasitas, antara lain: 1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas, 2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas atau terjadi homokedasitas. d Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 75 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut: 1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 2. Pengujian hipotesis Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio dengan model dasar sebagai berikut: Y = α+β1X1+β2X2 +ε Keterangan : Y
= Variabel dependen, dalam hal ini dividend payout ratio.
α
= Konstanta.
β1,β2
= Koefisien regresi X1,X2,X3.
X1
= Variabel independen pertama yaitu laba bersih.
X2
= Variabel independen kedua yaitu arus kas operasi.
ε
= Tingkat kesalahan pengganggu.
a. Uji F Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas. Uj F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 76 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel Ha diterima jika Fhitung > Ftabel Pada tingkat kepercayaan 95 %. Hipotesis Penelitian Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio. Hipotesis Statistik Ho:b1 = 0 (Laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio) Ha: b1 ≠ 0 (Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio) b. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas bersih secara parsial terhadap dividend payout ratio. Uji ini dilakukan dengna membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%) Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 77 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Hipotesis Penelitian Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio secara parsial. Hipotesis Statistik Ho: b2 = 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio secara parsial) Ha: b2 ≠ 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio secara parsial.
G. Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai dengan bulan April 2009. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut : Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 78 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Tahap Penelitian
September
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Oktober November Desember
JanuariFebruari
Maret-April
Pengajuan Judul Penyelesaian Laporan Pengumpulan Data Bimbingan Proposal Seminar Proposal Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 79 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
A. Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 31 perusahaan yang memenuhi kriteria dan di jadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian Nama Perusahaan Singkatan PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Colorpark Indonesia Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Mayora Indah Tbk
AKRA ALMI
Tanggal Berdiri 07 Mei 1977 26 Jun 1978
Tanggal Listing 03 Okt 1994 02 Jan 1997
ASGR ASII AUTO CTBN CLPI FAST GGRM HEXA BRAM INTP
31 20 20 23 15 19 30 28 08 16
Okt 1975 Feb 1957 Sept 1991 Agt 1983 Sept 1998 Jun 1978 Jun 1971 Nov 1988 Jul 1981 Jan 1985
15 Nov 1989 04 Apr 1990 15 Jun 1998 28 Nov 1989 30 Nov 2001 11 Mei 1993 27 Agt 1990 13 Feb 1995 05 Sep 1990 05 Des 1989
LTLS LMSH LION MYOR
13 14 16 17
Jul Des Agt Feb
21 Jul 1997 04 jun 1990 20 Agt 1993 04 Jul 1990 Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 80
Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
1951 1982 1972 1977
17. PT MERCK Tbk 18. PT Metrodata Tbk 19. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 20. PT Multistrada Arah Sarana Tbk 21. PT Selamat Sempurna Tbk 22. PT Semen Gresik Tbk 23. PT Sepatu Bata Tbk 24. PT Sumi Indo Kabel Tbk 25. PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk 26. PT Tempo Scan Pacifik Tbk 27. PT Trias Sentosa Tbk 28. PT Tunas Baru Lampung Tbk 29. PT Tunas Ridean Tbk 30. PT Unilever Tbk 31. PT United Tractors Tbk Sumber: Penulis, 2009.
MERK MTDL MLBI
23 Jul 1981 09 Apr 1990 15 Des 1981
MASA
14 Okt 1970 17 Feb 1983 03 Jun 1929 20 Jun 1988
SMSM SMGR BATA IKBI SCCO
19 25 15 23 09
Jan Mar Okt Jul Nov
1976 1953 1931 1981 1970
09 Sep 1996 08 Jul 1991 24 mar 1982 21 Jan 1991 20 Jun 1982
TSPC TRST TBLA TURI UNVR UNTR
20 23 22 24 05 11
Mei Nov Des Jul Des Jan
1970 1979 1973 1980 1933 1901
17 Jun 1994 02 Jul 1990 15 Feb 2000 16 Mei 1995 11 Jan 1982 19 Sep 1989
09 Jun 2004
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.bei.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel bebas (independent variable) dan dividend payout ratio sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 81 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun 2007 Descriptive Statistics N SQRT_EPS SQRT_OCF SQRT_DPR Valid N (listwise)
93 80 93 80
Minimum 1.96 2.42 .77
Maximum 63.21 148.63 16.49
Mean 17.1698 23.5496 5.6969
Std. Deviation 14.20104 22.94037 2.31158
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimun positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel juga memiliki nilai yang positif. Akan tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi selalu positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah ditransformasikan dengan menggunakan SQRT dimana data yang bernilai negatif secara otomatis akan dihapuskan. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah dioleh: a. Variabel SQRT_laba bersih memiliki nilai minimum 1,96 dan maksimum 63,21 dengan rata-rata SQRT laba bersih per lembar saham sebesar 17,1698 dengan jumlah sampel sebanyak 93 perusahaan. b. Variabel SORT_arus kas operasi memiliki nilai minimum 2,42 dan nilai maksimum 148,63 dengan rata-rata SQRT arus kas operasi per lembar saham sebesar 23,5496 dengan jumlah sampel sebanyak 81 perusahaan. c. Variabel SQRT_DPR memiliki nilai minimum 0,77 dan nilai maksimum 16,49 dengan rata-rata SQRT_DPR sebesar 5,6969 dengan jumlah sampel 93 perusahaan. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 82 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extrem e Di fferences
Mean Std. Deviati on Absolute Positive Negati ve
Kolmogorov-Sm irnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual 93 .0000000 29.54141664 .184 .184 -.092 1.774 .004
a. Test di stribution is Norm al. b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana ada variabel memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 83 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perhitungan Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106) yaitu: a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model SQRT dari persamaan DPR = f(EPS, OCF), menjadi DPR = f( SQRT_EPS, SQRT_OCF). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extrem e Di fferences
Mean Std. Deviati on Absolute Positive Negati ve
Kolmogorov-Sm irnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual 80 .0000000 2.18519904 .130 .130 -.090 1.164 .133
a. Test di stribution is Norm al. b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dengan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 84 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. N =80 Std. Dev. =0.987
Mean =7.08E-16
Dependent Variable: SQRT_DPR
Histogram
25
Frequency
20
15
10
5
0 -2
0
2
4
Regression Standardized Residual Gambar 4.1. Histogram-Dependent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 85 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Dependent Variable: SQRT_DPR
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual-Depndent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titi menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 86 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
b. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRT_EPS, SQRT_OCF) Coeffic ients a
Mo del 1
SQRT_ EPS SQRT_ OCF
Co lline arity Stati stics To leran ce VIF .68 5 1.4 59 .68 5 1.4 59
a. De pend ent Varia ble: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Tabel 4.6 Cofficients Correlations untuk DPR = f(SQREPS, SQROCF) Coefficient Correlations Model 1
Correlations Covariances
SQRT_OCF SQRT_EPS SQRT_OCF SQRT_EPS
a
SQRT_OCF 1.000 -.561 .000 .000
SQRT_EPS -.561 1.000 .000 .000
a. Dependent Vari able: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel laba bersih mempunyai korelasi sebesar -0.561 atau sekitar 56,1%. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi (0,90) diantara variabel independen. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 87 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
tidak adanya multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.585 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,459. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini. c. Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
terartur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 88 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Dependent Variable: SQRT_DPR
Scatterplot
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.3. Scatterplot-Dependent variable:SQRDPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa ttik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 89 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model 1
R .427a
R Square .182
Adjusted R Square .161
Std. Error of the Estimate 2.21340
DurbinWatson 1.853
a. Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPS b. Dependent Variable: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penuis, 2009.
Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1,853. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif. 3.
Analisis Regresi Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model
regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Persamaan Regresi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 90 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh SQRT_Laba Bersih (X1) dan SQRT_Arus Kas Operasi terhadap SQRT_DPR (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.8 Analisis Regresi a Coeffi cients
Model 1
(Const ant) SQRT_EPS SQRT_OCF
Unstandardized Coeffic ients St d. E rror B .410 4.601 .015 .020 .013 .039
St andardiz ed Coeffic ients Beta .088 .371
t 11.223 .710 2.976
Sig. .000 .480 .004
a. Dependent Variable: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut: Y = 4,601 + 0,015X1 + 0,039X2 + e Keterangan : 1) Konstanta sebesar 4,601 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka dividend payout ratio sebesar 4,601. 2) β1 sebesar 0,015 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,015 dengan asumsi variabel lain tetap. 3) β2 sebesar 0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada arus kas operasi akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain tetap. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 91 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabelvariabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Model Summary b Model 1
R .427a
R Square .182
Adjusted R Square .161
Std. Error of the Estimate 2.21340
DurbinWatson 1.853
a. Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPS b. Dependent Vari able: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,427 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara dividend payout ratio (SQRT_DPR) dengan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 92 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
variabel independennya (SQRT_Laba Bersih dan SQRT_Arus Kas Operasi) tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,161. Hal ini berarti 16,1% variasi atau perubahan dalam dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan sisanya (83,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 2,21340, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. c.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test). 1). Uji t Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.10 a Co effi cien ts
Model 1
(Const ant) SQRT_EPS SQRT_OCF
Unstandardized Coeffic ients St d. E rror B 4.601 .410 .020 .015 .039 .013
St andardiz ed Coeffic ients Beta .088 .371
t 11.223 .710 2.976
Sig. .000 .480 .004
a. Dependent Variable: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba bersih sebesar 0,710 dengan nilai signifikan 0,480. Hasil uji statistik tersebut dapat Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 93 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
menyimpulkan t hitung adalah 0,710 sedangkan t tabel adalah 1,9867, sehingga t tabel > t hitung (1,9867>0,710), maka laba bersih secara individual tidak mempengaruhi DPR. Signifikansi penelitian >0,05 ((),480 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel arus kas operasi sebesar 2,976 sedangkan t hitung adalah 1,9867, sehingga t hitung > t tabel (2,976>1,9867), maka arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio secara individual.
Signifikansi 0,004
menyimpulkan bahwa sig penelitian <0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. 2). Uji F Untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 ANOV Ab Model 1
Regres sion Residual Total
Sum of Squares 83.888 377.232 461.121
df 2 77 79
Mean S quare 41.944 4.899
F 8.562
Sig. .000a
a. Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_E PS b. Dependent Variable: SQRT_DPR
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 94 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 8,562 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 3,0977 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap dividend payout ratio karena F hitung > F tabel (8,562>3,0977) dan sig penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa arus kas yang berasal dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan laba bersih yang diperoleh perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan merupakan kelebihan dana dari aktivitas operasi diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini tidak mendukung Smoothing theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibayarkan tergantung kepada keuntungan sekarang karena hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap DPR. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sagala (2006) yang menemukan laba bersih berpengaruh lebih signifikan terhadap Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 95 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
dividen tunai dibandingkan dengan arus kas operasi karena hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa arus kas operasi berpengaruh lebih signifikan terhadap dividend payout ratio dibanding dengan laba bersih. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, mungkin juga dikarenakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah rekayasa dari pihak manajemen (perataan laba) agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan mereka sedangkan untuk membagikan dividen diperlukan uang tunai sehingga arus kas operasi sebagai indikator apakah perusahaan memiliki uang kas yang cukup untuk membayar dividen lebih berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil ini penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi lebih berpengaruh lebih signifikan terhadap dividend payout ratio, namun ada sedikit perbedaan karena dalam penelitian ini laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan hasil penelitian ini, arus kas operasi sebagai tolak ukur yang lebih signifikan daripada laba bersih. Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 96 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPR.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah laba bersih tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur go publik di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,480 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa informasi laba bersih bukanlah merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang lebih baik oleh manajemen dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya DPR. Hasil penelitian ini
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 97 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu sagala (2006) yang menghasilkan kesimpulan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Arus Kas Operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,004 > 0,05 setelah dilakukan uji t, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan besar DPR perusahaan maka arus kas operasi dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi manajemen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pradhono dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang menghasilkan kesimpulan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham.
Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan (bersama-sama)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia. Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPR. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 98 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: 1. penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi dividend payout ratio, 2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007, 3. penulis melakukan pengamatan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividend dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti inflasi, kontrol kepemilikan, ukuran perusahaan, umur korporasi dan lain-lain.
C.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi
pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya. 1. Bagi Perusahaan Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 99 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen seperti set kesempatan investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, dan variabel lain yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR).
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 100 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi, 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Bogor. Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006. ”Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Perusahaan Industri Textile dan Outomotif yang Terdaftar di BEJ)”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Dk, Erwan, 1999. Manajemen Keuangan (Managerial Finance), Ak Group Yogyakarta, Yogyakarta.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 101 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Dyckman, R.Thomas, Roland E. Dukes and Charles J. Davis, 2001. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press, Medan. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. Manajemen Keuangan, BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi & Keuangan, Ekonisia, Jakarta. Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Harahap, Sofyan S, 2004. Analisis kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Horngern, Harrison, Robinson, dan Secokusumo, 1998. Akuntansi di Indonesia, Edisi Ketiga, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta. Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3, hal 247-258. Idriyantoro, Nur, Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan dan penulisan Skripsi, Medan. Keown, Arthur J., et al, 2000. Basic Financial Management, Alih bahasa Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulisyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 102 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Murhadi, Werner R, 2008. “Study Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.1, Maret, hal 1-17. Nurmala, 2006. “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”, Mandiri, Vol.8, No.1, September. Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November, hal 140-165. Prihantoro, 2003. ”Estimasi Pengaruh Dividen payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.1, Jilid 8. Santoso, Singgih, 2002. SPSS Statistik Multivariate, Elex Media Komputindo, Jakarta. Setia Atmaja, Lukas, 1994. Manajemen Keuangan, Buku 1, Andi Offset, Yogyakarta. Situmorang, Syafrizal Helmi, Dalimunthe, Doli M. ja’far, Iskandar Muda, Muslich Lutfi, dan Syahyunan, 2008. Analisis Data Penelitian. USU Press, Medan. Smith, Jay M., K. Fred Skousen, 1992. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Tim Penerjemah Erlangga, Akuntansi Intermediate, Edisi Sembilan, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2005. Akuntansi Keuangan Menengah, Jilid I, PT Salemba Empat, Jakarta. Sugihen, Syafruddin Ginting, 2003. Desertasi: Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur terbuka di Indonesia, Desertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Erlangga, Yogyakarta. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. Suherli, Michell dan Mega Oktorina, 2005. “Memprediksi Tingkat Pengembalian pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo. Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 103 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Suherli, Michell dan Sofyan Safri harahap, 2004, “Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Deviden”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 3 Desember, hal. 223-245. Suherli, Michell, 2007. “Pengaruh Profitability dan Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan Dividend dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Study pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.9, No.1, hal 9-17. Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan. Tampubolon, P. Manahan, 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management) Conseptual, Problem & Studi Kasus, Ghalia Indonesia, Bogor. Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I, Bayumedia, Malang, hal 272- 287. Wild, John, K.R. Subramanyan, and Robert F. Hall, Daksey, 2005. Financial Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi Bachtiar, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.
Lampiran 1 Populasi, Kiteria Perusahaan, Sampel No.
1 2
Kode
Nama Perusahaan
ADES AQUA
PT Ades Waters Indonesia Tbk PT Aqua Golden Mississipi Tbk
Kriteria Penentuan Sampel 1 2 3 4 √ √ √ √
Sampel
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 104 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
3 4 5 6 7
CEKA DAVO DLTA FAST INDF
8 9 10
MYOR MLBI PTSP
11 12 13 14 15 16
PSDN SKBM SKLT STTP SIPD AISA
17 18 19 20
TBLA ULTJ BATI RMBA
21 22 23 24 25
GGRM HMSP ARGO ERTX CNTX
26 27 28
PAFI RDTX SSTM
29
TEJA
30 31 32 33 34 35 36 37
TFCO UNTX HDTX MYTX DOIT ESTI FMII
PT Cahaya Kalbar Tbk PT DavomasAbadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Pioneerindo Gourment International (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC))Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PT Sekar Bumi Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food (d/h Asia Intiselera) Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk PT BAT Indonesia Tbk PT Bentoel International Investama Tbk PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Argo Pantes Tbk PT Eratex Djaja Tbk PT Century Textile Industry (Centex) Tbk PT Panasia Filament Inti Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Sunson textile Manufacture Tbk
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
PT Textile Manufacturing Company Jaya (Texmaco Jaya) Tbk PT TIFICO Tbk PT Unitex Tbk PT SMART Tbk PT Panasia Indosyntec Tbk PT APAC Citra Centertex Tbk PT Delta Dunia Petroindo Tbk PT Ever Shine Textile Tbk PT Fortune Mate Indonesia Tbk
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 105 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
38 39
MYRX SRSN
40 41 42 43
INDR KARW PBRX BIMA
44 45 46 47 48
RICY BATA SIMM BRPT BSUC
49 50
SULI TIRT
51 52 53
FASW INKP TKIM
54 55
SPMA SAIP
56 57 58 59 60 61 62 63
INRU AKRA BUDI CLPI ETWA LTLS POLY SOBI
64 65 66 67 68
TPIA UNIC DPNS EKAD INCI
69
KKGI
70
AKKU
71
AKTI
72
AMFG
PT Hanson International Tbk PT Indo Acidatama (d/h Sarasa Nugraha) Tbk PT Indorama Syntetics Tbk PT Karwell Indonesia Tbk PT Pan Brothers Tex Tbk PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Surya Intrindo Makmur Tbk PT Barito Pacific Timber Tbk PT Daya Sakti Ungul Corporation Tbk PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk PT Fajar Surya Wisesa Tbk PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PT Suparma Tbk PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk PT Toba Pulp Lestari PT AKR Corporindo Tbk PT Budi Acid Jaya Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Eterindo Wahanatama Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Polysindo Eka Perkasa Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo (d/h Sorini Corporation) Tbk PT Tri Polyta Indonesia Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma International Tbk PT Intanwijaya internasional Tbk PT Resource Alam Indonesia (d/h Kurnia Kapuas Utama Glue PT Aneka Kemasindo Utama Tbk PT Argha Karya Prima Industry Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 106 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
73 74 75 76
APLI BRNA DYNA IGAR
77
LMPI
78
LAPD
79 80
SIMA FPNI
81 82 83
TRST TALFA YPAS
84 85
SNCB INTP
86 87
SMGR ALMI
88 89 90
BTON CTBN INAI
91 92
ITMA JKSW
93 94 95 96 97
JPRS LMSH LION PICO TBMS
98 99 100
TIRA KICI KDSI
101 102
ARNA IKAI
103
KIAS
104 105 106
MLIA TOTO
PT Asiaplast Industries Tbk PT Berlina Tbk PT Dynaplast Tbk PT Kageo Igar Jaya (d/h Igarjaya) Tbk PT Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk PT Leyland International (d/h Lapindo Internasional) Tbk PT Siwani Makmur Tbk PT Titan Kimia Nusantara (d/h fatrapolindo Nusa Industri) Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Tunas Alfin Tbk PT Yanaprima Hastapersada Tbk PT Holcim Indonesia Tbk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Semen Gresik (persero) Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk PT Beton jaya Manunggal Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Indal Aluminium Industry Tbk PT Itamaraya Gold Industry Tbk PT Jakarta Kyoei Steel Works tbk PT Jaya Pari Steel Tbk PT Lion Mesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Pelangi Indah Canindo Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk PT Tira Austenite Tbk PT Kedaung Indah Can Tbk PT Kedawung Setia Industrial Tbk PT Arwana Citra Mulia Tbk PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk PT Mulia Industrindo Tbk PT Surya Toto Indonesia Tbk PT GT Kabel Indonesia tbk
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 107 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
107 108 109 110
JECC KBLM IKBI SCCO
111 112 113 114 115 116 117
VOKS ASGR MTDL MLPL MYOH PTSN SQMI
118 119 120 121 122 123
ASII AUTO GJTL GDYR HEXA BRAM
124
IMAS
125 126 127
INDS INTA LPIN
128 129 130 131
MASA NIPS INTD MDRN
132 133
KONI SQBI
134 135 136 137 138 139 140
DVLA INAF KLBF KAEF MERK PYFA SCPI
141
TSPC
PT Jembo Cable Company Tbk PT Kabelindo Murni Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce (d/h Succaco) Tbk PT Voksel Electric Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Metrodata Electronics Tbk PT Multipolar Corporation Tbk PT Myoh Technologi Tbk PT Sat Nusapersada PT Allbond Makmur Usaha (d/h Sanex Qianjiang Motor Internasional) Tbk PT Astra International Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Gajah Tunggal Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk PT Indo Kordsa (d/h Branta Mulia) Tbk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk PT Indospring Tbk PT Intraco Penta Tbk PT Multi Prima Sejahtera (d/h Lippo Interprises) Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Nipress Tbk PT Inter Delta Tbk PT Modern International (d/h Modern Photo Film Company) Tbk PT Perdana Bangun Pusaka Tbk PT Bristol-Myers Sauibb Indonesia Tbk PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Indofarma (Persero) Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Merck Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Schering Plough Indonesia Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 108 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
142 143 144
TCID MRAT PROD
145 146 147 148 149 150
UNVR SMSM TURI UNTR SUBA SDYI
151
FPNI
√ √
√ √ √
√ PT Selamat Sempurna Tbk √ PT Tunas Ridean Tbk √ PT United Tractors Tbk √ PT Suba Indah Tbk √ PT Surya Dumai Industri √ Tbk PT Fatrapolindo Nusa √ Industri
√ √ √ √
PT Mandom Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 109 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum Ditransformasi) No.
Kode
1. 2.
AKRA ALMI
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama Emiten
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk ASII PT Astra Internasional Tbk AUTO PT Astra Otoparts Tbk CTBN PT Citra Tubindo Tbk CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk FAST PT Fast Food Indonesia Tbk GGRM PT Gudang Garam Tbk HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk BRAM PT Indo Kordsa Tbk INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk LTLS PT Lautan Luas Tbk LMSH PT Lionmesh Prima Tbk LION PT Lion Metal Works Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk MERK PT MERCK Tbk MTDL PT Metrodata Tbk MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk SMSM PT Selamat Sempurna Tbk SMGR PT Semen Gresik Tbk BATA PT Sepatu Bata Tbk IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk SCCO PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk TRST PT Trias Sentosa Tbk TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk TURI PT Tunas Ridean Tbk UNVR PT Unilever Tbk
Laba Arus Kas DPR Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham) 191.17 121.28
96.23 640.25
31.39 28.86
26.74 1,348.00 362 921.99 26 93 982 116 266.00 200.93
107.96 -548.85 246.43 915.75 59.88 216.93 822.66 -291.95 276.01 369.65
0.93 32.64 27.64 25.37 14.8 21.61 50.91 39.52 15.06 24.88
67 428 366 60 2,576 8.07 4,130.00 17.00 46 1,689.00 1,930.00 78.00 276.00
-82.79 -57 300.77 204.81 1740.73 36.41 6859.27 21 106.77 2,061.19 4021.38 49.34 314
25.29 9.35 27.34 41.91 53.35 37.19 76.64 17.51 86.38 25.7 51.82 27.06 25.34
66.00 6.00 3.85 102.00 189.00
66.16 9.9 136.11 -227.17 218.1
45.48 51.27 20.25 33.23 95.34
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 110 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
31.
UNTR
PT United Tractors Tbk
369.00
349.75
29.82
Lampiran 2 (lanjutan) Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi) No.
Kode
1. 2.
AKRA ALMI
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Emiten
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk ASII PT Astra Internasional Tbk AUTO PT Astra Otoparts Tbk CTBN PT Citra Tubindo Tbk CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk FAST PT Fast Food Indonesia Tbk GGRM PT Gudang Garam Tbk HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk BRAM PT Indo Kordsa Tbk INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk LTLS PT Lautan Luas Tbk LMSH PT Lionmesh Prima Tbk LION PT Lion Metal Works Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk MERK PT MERCK Tbk MTDL PT Metrodata Tbk MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk SMSM PT Selamat Sempurna Tbk SMGR PT Semen Gresik Tbk BATA PT Sepatu Bata Tbk IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk SCCO PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk TRST PT Trias Sentosa Tbk TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
Laba Arus Kas Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham)
DPR
205 270.17
-493.68 -132.91
49.97 0.97
41.2 917.00 366 2,640.35 25 154 524 47.00 41 161.03
228.08 347.92 1456.05 -49.58 371.89 990.4 146.37 53 329.47 55.72
47.99 20.51 26.09 19.97 19.42 47.73 36.22 29.49 18.63 21.03
38 278.00 397 122 3,863 10.28 3492 47 46 2,184.00 1,551.00 145 251
101.95 509.19 31.81 4,081.12 5.83 7,913.71 58 51.56 2687.43 6,664.88 163.51 187 52.19
10.8 25.2 28.67 51.77 29.19 75.6 2.11 32.63 100 49.97 24.14 27.87 4.13
61 9 19.23
53.18 132.43 204.02
54.12 29.81 33.29
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 111 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
29. 30. 31.
TURI UNVR UNTR
PT Tunas Ridean Tbk PT Unilever Tbk PT United Tractors Tbk
16 226 326
285.03 603.77
146.25 26.05
Lampiran 2 (lanjutan) Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi) No.
Kode
1. 2.
AKRA ALMI
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Emiten
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk ASII PT Astra Internasional Tbk AUTO PT Astra Otoparts Tbk CTBN PT Citra Tubindo Tbk CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk FAST PT Fast Food Indonesia Tbk GGRM PT Gudang Garam Tbk HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk BRAM PT Indo Kordsa Tbk INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk LTLS PT Lautan Luas Tbk LMSH PT Lionmesh Prima Tbk LION PT Lion Metal Works Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk MERK PT MERCK Tbk MTDL PT Metrodata Tbk MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk SMSM PT Selamat Sempurna Tbk SMGR PT Semen Gresik Tbk BATA PT Sepatu Bata Tbk IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk SCCO PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk
Laba Arus Kas Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham)
DPR
61.28 103.01
70.65 -219.66
31 48.54
53.44 1,610.35 590 2,743.91 32 230 750 59 87 267.22
142.22 2777.49 340.76 2592.71 6.54 523.95 753.17 256.49 79 381.25
0.6 9.94 5.09 65.78 29.82 19.58 33.32 35.62 72.42 14.99
92 619 486 185 3,995 14.01 4005 6 56 299 2,660.00 253 262
65.62 -32.52 256.09 233.11 4,953.88 -45.92 10,786.47 8 73.59 3497.58 5,802.18 283.6 315.00
30.47 8.8 25.76 22 57.57 21.42 89.89 16.3 35.85 50 271.86 39.5 11.45
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 112 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
26. 27. 28. 29. 30. 31.
TSPC TRST TBLA TURI UNVR UNTR
PT Tempo Scan Pacifik Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Unilever Tbk PT United Tractors Tbk
62 6 23.47 136 257 524
65.49 77.94 -13.47 -62.04 294.89 932.02
4 79.11 29.97 40.42 64.94 28.65
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi) N o.
Kode
1. 2.
AKRA ALMI
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12
ASGR ASII AUTO CTBN CLPI FAST GGRM HEXA BRAM INTP
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
LTLS LMSH LION MYOR MERK MTDL MLBI MASA SMSM SMGR BATA IKBI
Nama Emiten
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Colorpark Indonesia Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Mayora Indah Tbk PT MERCK Tbk PT Metrodata Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk
Laba Arus Kas DPR Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham) 13.83 9.81 5.60 11.00 23.89 5.37 5.20 36.72 19.02 30.36 5.07 9.62 31.34 10.79 16.31 14.18
. 14.73 28.68 17.09 11.64 19.23 . .
0.96 5.71 5.26 5.04 3.85 4.65 7.14 6.29 3.88 4.99
5.03 3.06 24.54 5.23 14.31 6.47 46.87 7.30 3.22 6.10 9.98 8.75 2.67 4.18 10.41 9.29 45.88 5.07 63.34 7.20 7.04 5.20 Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 113
Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
8.20 19.12 20.68 7.72 50.75 2.84 7.75 4.12 6.81 41.52 43.93 8.83
9.06 24.77 15.69 30.36
25 SCCO
PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk 26 TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 27 TRST PT Trias Sentosa Tbk 28 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 29 TURI PT Tunas Ridean Tbk 30 UNVR PT Unilever Tbk 31 UNTR PT United Tractors Tbk Lampiran 3 (lanjutan)
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
16.61 25.68 2.42 1.96 10.12 13.74 19.21
12.61
5.03
25.72
6.74 7.16 4.50 5.76 9.76 5.46
. 11.67 . 14.78 19.19
Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) Kode Nama Emiten Laba Arus Kas DPR Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham) AKRA PT AKR Corporindo Tbk 14.33 19.50 5.63 ALMI PT Alumindo Light Metal 16.43 7.07 Industry Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk 6.40 11.50 0.98 ASII PT Astra Internasional Tbk 30.28 47.20 6.93 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 19.12 19.34 4.53 CTBN PT Citra Tubindo Tbk 51.38 37.87 5.11 CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.00 . 4.47 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 12.43 19.28 4.41 GGRM PT Gudang Garam Tbk 22.89 31.47 6.91 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 6.85 12.10 6.02 BRAM PT Indo Kordsa Tbk 6.40 27.82 5.43 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa 12.69 14.82 Tbk 4.32 LTLS PT Lautan Luas Tbk 6.17 7.47 4.59 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 19.92 12.07 3.29 LION PT Lion Metal Works Tbk 16.67 18.88 5.02 MYOR PT Mayora Indah Tbk 11.05 5.64 5.35 MERK PT MERCK Tbk 62.15 72.20 7.20 MTDL PT Metrodata Tbk 3.21 2.42 5.40 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 11.05 16.63 8.69 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 6.86 4.66 1.45 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 6.78 7.18 5.71 SMGR PT Semen Gresik Tbk 46.73 51.84 10.00
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 114 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
23. 24. 25.
BATA IKBI SCCO
PT Sepatu Bata Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk 26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 30. UNVR PT Unilever Tbk 31. UNTR PT United Tractors Tbk Lampiran 3 (lanjutan)
39.38 12.04 15.84
81.64 12.79 13.37
7.07 4.91 5.28
24.61 3.04 3.58 3.99 15.02 18.14
22.85 4.16 9.61 14.28 148.63 78.03
2.03 7.36 5.46 5.77 12.09 5.10
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi) No.
Kode
1. 2.
AKRA ALMI
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Emiten
PT AKR Corporindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ASGR PT Astra Graphia Tbk ASII PT Astra Internasional Tbk AUTO PT Astra Otoparts Tbk CTBN PT Citra Tubindo Tbk CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk FAST PT Fast Food Indonesia Tbk GGRM PT Gudang Garam Tbk HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk BRAM PT Indo Kordsa Tbk INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk LTLS PT Lautan Luas Tbk LMSH PT Lionmesh Prima Tbk LION PT Lion Metal Works Tbk MYOR PT Mayora Indah Tbk MERK PT MERCK Tbk MTDL PT Metrodata Tbk MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
Laba Arus Kas DPR Bersih Operasi (Rupiah (Rupiah per per Lembar Lembar Saham) Saham) 7.83 8.29 5.57 10.15 . 6.97 7.28 40.13 24.29 52.38 5.64 15.17 27.39 7.68 9.33 16.34 9.59 22.05 24.88 13.60 63.21 3.74 13.60 2.45 7.48
37.56 52.70 18.46 52.04 2.56 22.90 27.44 16.02 15.90 19.52
0.77 3.15 2.26 8.11 5.46 4.42 5.77 5.97 8.51 3.87
8.11
5.52 2.97 5.08 4.69 7.59 4.63 9.48 4.04 5.99
. 18.05 15.28 9.50 . 22.32 . 8.59
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 115 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
22. 23. 24. 25.
SMGR BATA IKBI SCCO
26. 27. 28. 29. 30. 31.
TSPC TRST TBLA TURI UNVR UNTR
PT Semen Gresik Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk PT Tempo Scan Pacifik Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Unilever Tbk PT United Tractors Tbk
17.30 51.57 15.91 16.19
18.70 76.17 16.84 13.98
7.07 16.49 6.28 3.38
7.87 2.45 4.83 11.66 16.03 22.89
8.10 4.83
2.00 8.89 5.47 6.36 8.06 5.35
. . 17.16 30.54
Lampiran 4 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi Descriptive Statistics N EPS OCF DPR Valid N (listwise)
87 92 91 86
Minimum 3.85 -4168.08 .60
Maximum 2184.13 6664.89 100.00
Mean 316.0025 634.5335 33.9749
Std. Deviation 449.88733 1440.84024 21.53326
Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi Descriptive Statistics N SQRT_EPS SQRT_OCF SQRT_DPR Valid N (listwise)
93 80 93 80
Minimum 1.96 2.42 .77
Maximum 63.21 148.63 16.49
Mean 17.1698 23.5496 5.6969
Std. Deviation 14.20104 22.94037 2.31158
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 116 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual 93 .0000000 29.54141664 .184 .184 -.092 1.774 .004
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 117 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual 80 .0000000 2.18519904 .130 .130 -.090 1.164 .133
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 5 (lanjutan)
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 118 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
N =80 Std. Dev. =0.987
Mean =7.08E-16
Dependent Variable: SQRT_DPR
Histogram
25
Frequency
20
15
10
5
0 -2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Dependent Variable: SQRT_DPR
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 119 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 5 (lanjutan) Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a
Model 1
SQRT_EPS SQRT_OCF
Collinearity Statistics Tolerance VIF .685 1.459 .685 1.459
a. Dependent Variable: SQRT_DPR Coefficient Correlations Model 1
Correlations Covariances
SQRT_OCF SQRT_EPS SQRT_OCF SQRT_EPS
a
SQRT_OCF 1.000 -.561 .000 .000
SQRT_EPS -.561 1.000 .000 .000
a. Dependent Variable: SQRT_DPR
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: SQRT_DPR
Scatterplot
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 120 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 5 (lanjutan) Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model 1
R .427a
R Square .182
Adjusted R Square .161
Std. Error of the Estimate 2.21340
DurbinWatson 1.853
a. Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPS b. Dependent Variable: SQRT_DPR
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 121 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Coeffi cientsa
Model 1
(Const ant) SQRT_EPS SQRT_OCF
Unstandardized Coeffic ients B St d. E rror 4.601 .410 .015 .020 .039 .013
St andardiz ed Coeffic ients Beta .088 .371
t 11.223 .710 2.976
Sig. .000 .480 .004
F 8.562
Sig. .000a
a. Dependent Variable: SQRT_DPR
Hasil Uji Hipotesis (Uji F) ANOV Ab Model 1
Regres sion Residual Total
Sum of Squares 83.888 377.232 461.121
df 2 77 79
Mean S quare 41.944 4.899
a. Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_E PS b. Dependent Variable: SQRT_DPR
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 122 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada 123 Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009