------------.···--------- -
PERPiJST/.f;;\AN UT1'.t!iA UIN SYArliU JAl
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Diah Anugraheni NIM: 1110082000124
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH TA. Ti'" A TI'T' A
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Diah Anugraheni NIM: 1110082000124
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Yahva Hamja, M NIP. 194906021978031001
Pembimbing II
Soliyah Wulandari, SE., M.Sc NIDN. 2002018501
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Senin, 10 Maret 2014 tel ah dilakukan UJ!an komprehensif atas mahasiswa: 1.
Nama
: Diah Anugraheni
2.
NIM
:1110082000124
3.
Jurusan
: Akuntansi
4.
Judul Skripsi
: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Akrual
Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan mahasiswa tersebut di atas dinyatakan Julus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 Maret 2014 I.
ArifFitrijanto, M.Si NIDN. 2018117101
2.
Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 19720516 200901 l 006
3.
Solivah Wulandari. SE. MSr.
(
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat 25 April 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1.
Nama
: Diah Anugraheni
2.
NIM
: 1110082000124
3.
Jurusan
: Akurttansi/ Audit
4.
Judul Skripsi
: Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual
Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama u]ian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul!ah Jakarta.
Jakmia, 25 April 2014
1.
Dr. Hemi Ali HT, SE., MM NIDN. 0422 1259 02
2.
Hepi Prayudiawan,SE., MM., Ak., CA NIP.197205162009011006
(
3.
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA NIP. 19620502 199303 I 003
(
4.
Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 194906021978031001
5.
Soliyah Wulandari, SE.,M.Sc l\.TTT\1'.T
'"\f\f\'°'lf\1
Ot:'A~
) Sekertaris
P4:wi
)
s:Pemb~ (
~
)
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Diah Anugraheni
No. Induk Mahasiswa: 1110082000124 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1. Tidak menggunakan ide orang Jain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat alas naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pemyataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 10 April 2014
DAFTARRIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Diah Anugraheni
2. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 18 Juni 1993 3. Alamat
: JI. Lebak Bulus Raya 1RT01RW01 Gg H.Dun No. 10 Cilandak, Jakarta Selatan 12440
4. Telepon
:08568764231
5. Email
:
[email protected] atau
[email protected]
II.
III.
PENDIDIKAN 1. SD N Lebak Bulus 01 Pagi
Tahun 1998-2004
2. SMP N 37 Jakaiia
Tahun 2004-2007
3. SMK N 20 Jakarta
Tahun 2007-2010
4. S 1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2010-2014
PENGALAMAN BERORGANISASI I. Anggota PMR SMP Negeri 37 Jakmia
Tahun 2004-2007
2. Badan EksekutifMahasiswa Jurusan Akuntansi
Tahun2012
Divisi Data dan Informasi
IV.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Sebagai peserta dalam "Seminar Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi" 3 Oktober 2012, Teater Lt.2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2. Sebagai Peserta dalam "Seminar Auditing Days" 6-7 November 2012 UIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Sebagai Peserta dalam " Seminar Kebijakan Fiskal-Kementrian Keuangan RI", 4 Mei 2012 Jakarta 4. Sebagai Peserta dalam " Seminar Stadium General Major Study Economic
Development-Faculty of Economic and Business" 28 Maret 2012, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Sebagai Pese1ta dalam " Seminar Menatap Masa Depan Demokrasi Indonesia", 28 Februari 2011, Student Center, UIN Syarif Hidayatullah Jakmta 6. Sebagai Peserta dalam "Seminar Anti-Corruption Training Road to
Campus", 21 Oktober2010
V.
KEP ANITIAAN I. Panitia 91" Anniversary Fakultas Ekonomi dun Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 2. Seksi Kesehatan PROPESA (Program Pengenalan Studi dan Almamater) BEMF UIN SyarifHidayatullah Talmn 2011 3. Divisi Humasdalam OPAK (OrientasiPengenalanAkademikKampus) UIN
VI.
LATARBELAKANGKELUARGA 1. Ayah
: Sudardi
2. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 September 1960 3. lbu
: Irwandyah
4. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 28 Maret 1964 5. Alarnat
: JI. Lebak Bulus Raya 1RT01 RW 01 Gg H.Dun No. 10 Cilandal(, Jakarta Selatan 12440
6. Telepon
: 08568764231
7. Anakke
: 1 dari 2 bersaudara
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effects of audit quality withindicators such as public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, and client importance on accrual earnings management. The sample of this research are property, real estate and building construction companies listed on Indonesia Stock Exchange (!DX) in 2009 to 2012 periods. The number of companies in this research were 33 companies with 4 years observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 132 companies. The data analysis methods uses multiple regressions. Based on adjusted R square can be found effect of the independent variables to accrual earnings management can be explained 43.2 %. The results of these research indicate that public accountant firm size and client importance effect on accrual earnings management with 0.040 and 0.074 significant value. On the other hand, auditor industry specialization and audit capacity stress don't effect on accrual earnings management with 0.527 and 0.999 significant value. Keywords: audit quality, public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, client importance, accrual earnings management
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit dengan indikator berupa ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap manajemen laba akrual. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building constructionyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2012. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 33 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh adalah 132 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil acijusted R square ditemukan bahwa pengarnh variabel independen terhadap manajemen laba akrual dapat dijelaskan sebesar 43.2 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran KAP dan client importance berpengaruh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.040 dan 0.074. Sedangkan spesialisasi industri auditor dan audit capacity stress tidak berpengarnh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.527 dan 0.999. Kata kunci: kualitas audit, ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client importance, manajemen laba akrual
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikurn Wr. Wb. Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahrnat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhan=ad SAW, Sang teladan yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka rnernenuhi syarat-syarat untuk rnemperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin rnengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1.
Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas segala dukungan, doa, kasih sayangnya serta bantuan moril maupun material yang telah diberikan selama Ill!.
2.
Adik laki-lakiku Vicki terima kasih atas doa dan dukungannya.
3.
Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah.
4.
lbu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakaiia.
6.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.
7.
Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untnk berdiskusi, memberi nasihat, memberikan semangat dan bimbingan dalan1 proses penulisan skripsi ini.
8.
Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif H1dayatullah Jakaiia yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh masa studi.
9.
Bapak/Ibu staff Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementrian Keuangai1 RI, terima kasih atas data laporan tahunan KAP yang telah Bapak/Ibu berikan.
10.
Sahabat-sahabatku tersayang yang tergabung dalain "Cossin Generation" Lenny Anggraeni, Hefa Nur Adri, Rizqi Awaliya Nikmah, Ririn Annisa Priliani dan Vivi Oktaviani Wulandari. Terima kasih atas segala bantuan,
support dan keceriaan yang selalu kalian berikan. 11.
Teman seperjuangan semasa skripsi Indah Syawaliata, Endang Dwi Mutia, Dewi Indrawati dan Karina Indrawati terima kasih atas dukungan dan sarannya.
12.
Keluarga Besar Akun D "Daeng Tata", terima kasih atas duknngan, doa, kehangatan dan keceriaan kelas yang kalian berikan. Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalainan dan pengetahuai1 yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wasalammualaikum Wr.Wb.
JakGrta, April 2014
Diah Anugraheni
DAFTARISI
Halaman Judul .................................................................................................. . Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi................................................................... iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah...................................................
v
Daftar Riwayat Hid up.......................................................................................
v1
Abstract................................................................................................................ ix Abstrak ...............................................................................................................
x
Kata Pengantar .................................................................................................. x1 Daftar Isi .............................................................................................................. xiii Daftar Tabel ....................................................................................................... xvi Daftar Garn bar ................................................................................................... xvii Daftar Lampiran ............................................................................................... xviii BABI
PENDAHULUAN .....................................................................
I
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. .
BAB II
B. Perumusan Masalah ........................................................................
14
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................
15
I. Tujuan Penelitian .......................................... .............. ..............
15
2. Manfaat Penelitian ....................................................................
15
TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 17
1. Teori Agensi ...................................................................... 17 2. Manajemen Laba................................................................ 21 3. Manajemen Laba Akrual ................................................... 26 4. Kualitas Audit.................................................................... 28 B. Penelitian Sebelumnya ........................................................... 39 C. KerangkaPemikiran .............................................................. 44 D. Hipotesis ................................................................................ 46 I. Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual................. 46 2. Spesialisasi lndustri Auditor dengan Manajemen Laba Aknial ................................................................................ 47 3. Audit Capacity Stress dengan Manajemen Laba Akrual ... 48 4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual......... 50 5. Variabel Kontrol .... ... ... ............ ..... ... ... .. ...... .. ... ... ... ...... ... ... 52
BABIII
METODE PENELITIAN ......................................................... 53 A. Ruang Lingkup Penelitian ................. .. ...... .. ... ... ............. ..... ... 53
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 54 C. Metode Pengumpulan Data.................................................... 55 D. Metode Analisis Data.................................................................. 55 1. Analisis Statistik Deskriptif............................................... 55 2. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 56 3. Uji Hipotesis ...................................................................... 60 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 62
2. V ariabel Depend en ................................................ ............ 65 3. V ariabel Kontrol ........................ .... .................................... 67 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 69 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 69
B. Statistik Deskriptif.................................................................. 71 C. Analisis dan Pembabasan ............ .................... .......... ............. 73 1. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 73
a. Uji Normalitas............................................................... 74 b. Uji Multikolonieritas..................................................... 75 c. Uji Heterokedastisitas ..................................................
76
d. Uji Autokolerasi ............................................................ 77 ? I-I as1·1 Pengu3ian .. H'1potes1s . .................................................. 7 8 -·
a. Koefisien Determinasi..................................................... 78 b. Uji F ................................................................................... 80 c. Uji t.................................................................................... 80 BABV
KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 92
A. Kesimpulan............................................................................. 92 B. Implikasi ................................................................................. 93 C. Saran....................................................................................... 94 Daftar Pustaka..................................................................................................... 96 Lampiran-lampiran ............................................................................................. I 01
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
2.1
Penelitian Sebelumnya............................................................................. 40
3. I
Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran ...................................... 68
4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ......................................................... 69
4.2
Daftar Nama Perusahaan ........................................................................... 70
4.3
Statistik Deskriptif ..................................................................................... 72
4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) ...................................................... 74
4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 75
4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 76
4.7
Hasi!UjiAutokolerasi Durbin-Watson ....................................................... 77
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 79
4.9
Hasil Uji F .................................................................................................. 80
4.10
Hasil Uji Statistik t.. ................................................................................... 81
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
1
Daftar Sampel ... .. ..... ....... ... ... ........ ... ... .. ... .. ..... ..... .. ... ...... ........ ... .. ... .. ...... 102
2
Data Sampel ............................................................................................ 105
3
Hasil Uji SPSS ........................................................................................ 113
Halaman
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut PSAK No.I paragraf ke 7 (revisi 2009), Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kin:erja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Setiap perusahaan wajib
menghasilkan laporan keuangan yang relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami untuk para penggunanya. Informasi laba merupakan informasi potensial yang terkandung dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. Laba seringkali menjadi pusat perhatian investor dalam mempe1iimbangkan keputusannya untuk menginvestasikan dana mereka dalam suatu perusahaan. Standar akuntansi menyediakan berbagai pilihan metode akuntansi yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sesuai dengan keinginan manajemen (Zulfiati, 2013). Keleluasaan dalam memilih
untuk memoles laporan keuangan mereka sehingga terlihat lebih menarik di mata stakeholder untuk tujuan kepentingan manajemen perusahaan tersebut. Hasilnya laporan keuangan perusahaan tidak mencerminkan hasil yang sebenarnya sehingga pihak pengambil keputusan membuat keputusan bisnis yang tidak tepat dan dapat merugikan banyak pihak. Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sebagai dasar kinerja perusahaan yang bertujuan menyesatkan pemilik atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999). Manajemen laba terjadi akibat adanya asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang saham (Dye, 1988 dalam Rusmin, 2010). Manajer sebagai pihak yang mengelola perusahaan tentunya memiliki informasi yang cukup banyak mengenai kegiatan perusahaan bila dibandingkan dengan pemegang saham yang tidak dapat memonitor kegiatan perusahaan secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan manajer dapat memanipulasi laba yang dilaporkan. Dengan melaporkan laba yang besar tentunya pemegang saham akan puas dengan kinerja dari manajer dalam mengelola perusahaan. Keberhasi!an manajer dalam mengelola perusahaan ini akan mendatangkan keuntungan pribadi bagi manajer. Pada dasarnya manaJemen laba sebenamya bukan sebuah kecurangan tetapi aktivitas manajerial ini merupakan dampak dari spektrum
seringkali manajemen laba menyebabkan infonnasi yang dihasilkan tidak mencenninkan
keadaan
perusahaan
yang
sebenamya
atau
hanya
mengutamakan kepentingan pihak tertentu saja sehingga menurunkan kualitas laporan keuangan dan menurunkan akurasi keputusan yang dihasilkan dengan dasar inf01masi tersebut. Menurut Scott (2009) terdapat beberapa strategi yang digunakan manajemen perusahaan dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath, income maximization, income minimization, dan income smoothing. Taking a Bath yaitu melaporkan kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat
meningkatkan laba di masa yang akan datang. Income Minimization dilakukan pada saat perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Dalam konteks Indonesia, hasil riset Leuz et al.
(2003)
menunjukkan bahwa karena lingkungan perlindungan investor yang lemah maka praktek manajemen laba di Indonesia cendenmg lebih intensif dilakukan dibanding negara-negara lain dengan per!indungan investor yang kuat (Ratmono, 20 I 0). Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara
tindakan riil atau yang kita kenal dengan manajemen laba riil (Scott, 2009). Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen laba akrual. Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sistem akuntansi akrual (Sulistyanto, 2008). Kasus manajemen laba f!krual pemah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Parma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Parma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang pada unit logistik sentral dan unit pedagang besar famiasi, kesalahan pencatatan penjualan pada unit industri bahan baku dan unit pedagang besar farmasi, adapun dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT Kimia Parma Tbk. Kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998-Juni 2002 dengan cara: 1. Membuat 2 (dua) daftar harga persedian (master prices) yang
berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Pebruari 2002 dan 3 Pebruari 2002, dimana keduanya merupakan master prices yang telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang yaitu Direktur
master prices yang telah disesuaikan nilainya (penggelembungan)
dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada unit distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001. 2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit Pedagang Besar Farmasi dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh Akuntan. Selain itu, kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp. 28,87 miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan sebesar Rp. 28,87 miliar, harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah (understated) sebesar Rp. 28,8 miliar dan laba bersih disajikan terlalu
tinggi overstated dengan nilai yang sama. Kasus kecurangan akuntansi melalui praktik manaJemen laba akmal ini tumt melibatkan Badan Usaha plat merah (BUMN) padahal sebagian besar modal dari BUMN ini merupakan kekayaan negara yang berarti
uang
rakyat
yang
harus
dipertanggungjawabkan
dalam
penggunaannya. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan sering menemukan kecurangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam ha! perhitungan akuntansi. Perusahaan milik pemerintah diduga
sebenarnya. Menurut Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, masih banyak ditemukan BUMN yang melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat lebih besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. BPK juga menemukan kecurangan dan pelanggaran hukum yang banyak ditemui pada perbankan BUMN dengan membuat laporan seolah perusahaan mengalami kerugian besar (dikutip dari Liputan 6.com, Kamis 12/9/2013). Beberapa kasus diatas memberikan bukti bahwa perusahaanperusahaan di Indonesia ini melakukan tindakan manajemen laba akrual. Maka auditor diharuskan memiliki kualitas audit yang sangat baik sehingga dapat mendeteksi aktivitas manajemen laba akrual. Balsam et al.
(2003) menunjukkan bahwa kualitas auditor
merupakan salah satu faktor yang dapat membatasi tingkat diskresi yang dilakukan klien. Auditor ekstemal berkewajiban menjan1in kualitas laporan keuangan. dengan cam memeriksa kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan pihak manajemen berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (GAAP). Sehingga laporan keuangan tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dan tidak menyesatkan para pembacanya. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat umum di bursa saham (go public), laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan bagi investor dalam memutuskan investasi mereka. Dengan memperhatikan pasal 68 ayat (!) UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK, laporan keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik wajib diaudit. Jika anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik tersebut bukan merupakan Emiten atau Perusahaan Publik namun memenuhi kriteria yang ada pada pasal 68 UUPT, maka laporan keuangan perusahaan tersebut wajib diaudit da_TJ. diberikan opini oleh akuntan. Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan resiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan. Proses audit dirancang untuk menentukan apakah angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan.menyajikan hasil operasi perusahaan dan posisi keuangan yang benar dengan cara-cara yang adil. (Al-Thuneibat et al, 2011). Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi ha! yang penting dan utama untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan. De Angelo (1981) dalam Memis dan Cetenak (2012) menyatakan bahwa kualitas audit memiliki dua dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi dari kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi adanya kesalahan material dalam laporan keuangan klien (kompetensi) dan melaporkan kesalahan tersebut (independensi). Kuali.tas audit tidak bisa langsung diamati dan sulit untuk diukur (Francis, 2004 dalam Junius dan Fitriany, 2012). Sehingga dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit. Indikator yang digunakan antara lain ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client importance.
Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari kualitas audit. KAP besar atau big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP kecil atau non big four. Klien yang dilayani oleh KAP besar atau big four memiliki akrual diskresioner absolut lebih rendah, cenderung melaporkan laba positif kecil atau peningkatan kecil dalam pendapatan dari tahun sebelumnya (Inaam et al, 2012). Menurut Sanjaya (2008) dalam Junius dan Firiany (2012) menunjukan bahwa KAP yang berafiliasi dengan jaringan KAP Big 4 mampu mengurangi manajemen Jaba akrual pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4. Spesialisasi industri auditor juga dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko audit pada industrinya (Setiawan dan Fitriany, 2011). Solomon et
al. (1999) dalam Setiawan dan Fitriany (2011) mengatakan bahwa auditor spesialis memiliki pengetahuan yang Jebih dalam daripada auditor nonspesialis karena pengalaman mereka lebih banyak dalam industri mampu menawarkan jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan biaya audit yang memberikffi1 manfaat ekonomis. Auditor spesialis memiliki pengetahuan spesifik industri dan keahlian yang lebih besar, dan lebih akrab dengan bisnis klien sehingga mereka membatasi kecenderungan manajemen untuk melaporkan pendapatan dan keuangan secara keliru (Santanu dan Mahmud, 2010).
Audit capacity stress juga dapat menjadi indikator kualitas audit.
Tingginya workload atau Audit capacity stress dapat menyehahkan kelelahan dan munculnya dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan kemampuan
auditor
untuk
menemukan
kesalahan
atau
melaporkan
penyimpangan (Setiawan dan Fitriany, 2011 ). Dari basil penelitian tersebut menemukan hahwa KAP dengan audit capacity stress yang tinggi dapat menurunkan kualitas audit dan memperbesar manajemen !aha akrual di perusahaan. Selain itu, client importance juga turut mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan auditor. Ketika suatu klien dipandang sebagai sumher pendapatan yang herlangsuug kontinyu, ha! ini secara potensial dapat mengurangi independensi auditor (Yuvisa, 2008). Menurut Kerler dan Brandon (2010) dalam Wahyuni dan Fitriany (2012) kepentingan ekonomi KAP (client importance) didefinisikan sebagai pentingnya keuangan relatif dari klien audit hagi kantor perusahaan audit. Ketergantungan ekonomi ini dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Jika kualitas audit yang diberikan auditor berkurang maka dikhawatirkan auditor tidak dapat menjalankan tugas auditnya secara efektif dan efisien sehingga auditor tidak mampu membatasi manajemen !aha akrual yang dilakukan klien. Topik kualitas audit merupakan topik yang cukup menarik untuk dibahas meskipun sudah banyak peneliti yang mengangkat topik tersebut.
variabel baru yang dapat menjadi indikator dari kualitas audit seperti spesialisasi industri auditor dan client importance maka topik ini masih relevan untuk diteliti di masa sekarang. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan judul "Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual". Beberapa penelitian telah dilakukan terkait kualitas audit yang menggunakan dimensi tertentu. Pengujian atas ukuran KAP seperti yang telah dilakukan oleh Rusmin (2010) bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menghasilkan manajemen laba akrual yang lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non Big four.
Penelitian
yang dila1..'Ukan oleh Inaam et al. (2012) menghasilkan bahwa ukuran KAP Big four berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba akrual.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013) menghasilkan hasil yang berbeda, dalam penelitian tersebut ukuran KAP sebagai proksi dari kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba akrual. Berdasarkan hasil penelitian Pradhana dan Rudiawami (2013) spesialisasi industri auditor berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Santanu dan Mahmud (20 I 0) bahwa auditor spesialisasi dapat mengurangi tingkat manajemen laba akrual. Hal ini turut didukung oleh
penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany (2012); Balsam (2003); Rusmin (2010). Beberapa penelitian telab dilakukan terkait dengan audit capacity
stress namun mendapatkan hasil yang bertentangan. Pertama penelitian yang dilakukan Setiawan dan Fitriany (2011) menghasilkan audit capacity stress yang diistilabkan dengan workload dapat menurunkan kualitas audit. Kualitas audit yang rendab dikhawatirkan tidak mampu menangkap perilaku manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Junius dan Eitriany (2012) menghasilkan hasil yang berbeda yaitu
audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual tetapi ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan. Masih terdapat perbedaan antara hasil yang satu dengan yang lain mendorong peneliti untuk menggunakan variabel audit capacity stress dalam penelitian ini. Beberapa penelitian mengenai client importance menghasilkan hasil yang berbeda. Penelitian mengenai client importance ini telab dilakukan oleh Chung dan Kallapur, (2003) hasilnya tidak menemukan bukti adanya hubungan
antara
abnormals accrual dan
client
importance
dalam
memanipulasi laba. Hasil penelitian Herusetya et al. (2012) menemukan bukti babwa walaupun KAP memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection),
akrual diskresioner absolut. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gui et al. (2007) bahwa client importance berhubungan dengan kualitas audit yang rendah. Selain itu turut diperkuat dengan pene!itian yang dilakukan oleh Shu et al. (2013) menemukan dominasi ketergantungan ekonomi pada tingkat KAP berkorelasi positif dengan tingkat ABSDA namun berbeda jika dilihat dari sisi AP menemukan bukti menjaga reputasi lebih penting dibandingkan dengan ketergantuhgan ekonomi kepada klien. Dengan masih terdapatnya perbedaan hasil penelitian terdahulu maka penulis ingin menggunakan variabel client importance dalam penelitian ini. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Dalam penelitian ini terdapat penambahan variabel independen yaitu
variabel client importance yang merupakan ide dari penulis sekarang. Client importance termasuk salah satu indikator dalam mengukur
kualitas audit dari sisi independensi. Penambahan variabel tersebut dimaksudkan untuk meneliti ulang pengaruhnya terhadap manajemen laba akrual karena sebelumnya terdapat ketidakkonsistenan dari penelitian terdahulu. 2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada manajemen laba akrual saJa. Tidak seperti penelitian terdahulu yang mengikutsertakan manajemen laba riil. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih fokus dalam meneliti
7 Deseniber 2012). Maka akan semakin banyak pengguna laporan keuangan khususnya investor yang bergantung pada laporan keuangan pernsahaan property, real estate, and building construction dalam memutuskan investasi mereka. Dibutuhkan kualitas audit yang tinggi dalam mengaudit laporan keuangan tersebut agar auditor dapat mendeteksi
bahkan
membatasi
penyimpangan-penyimpangan
dan
kekeliruan yang dilakukan oleh pihak manajemen khususnya manajemen laba akrual.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah kualitas audit dengan indikator ukuran KAP berpengarub terhadap manajemen laba akrual?
2.
Apakah kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap manajemen laba akrual?
3.
Apakah kualitas audit dengan indikator audit capacity stress berpengaruh terhadap manajemen laba akrual?
4.
Apakah kualitas audit dengan indikator client importance berpengarnh terhadap manajemen laba akrual?
C. Tujuan dan Manfaat 1.
Tujuau
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai hal-hal berikut: a.
Pengaruh kualitas audit dengan indikator ukuran KAP terhadap manajemen laba akrual.
b.
Pengaruh kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri auditor terhadap manajemen laba akrual.
c.
Pengaruh kualitas audit dengan indikator audit capacity stress terhadap manajemen laba akrual.
d.
Pengaruh kualitas audit dengan indikator client importance terhadap manajemen laba akrual.
2.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berik:ut: a.
Secara praktis I.
Kantor Akuntan Publik Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memberikan kontribusi praktis untuk KAP dalam meningkatkan kualitas auditornya sehingga dapat memberikan jasa audit yang berkualitas untuk perusahaan klien dalam membatasi prilaku manajamen laba akrual.
2.. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat meajadi acuan dalam memilih jasa auditor yang tepat dan berkualitas dalam mengaudit laporan keuangannya. b.
Secara Teoritis 1.
Mahasiswa Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam ilmu auditing mengenai kualitas audit dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Masyarakat Sebagai pengguna laporan keuangan diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik sehingga pengguna laporan keuangan dapat membuat keputusan yang tepat dalam menilai laporan keuangan auditan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1.
Teori Agensi
Teori agensi dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih pihak pemilik sumber daya
(prinsipal) mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agent) untuk melakukan sesuatu atas nama mereka dan melakukan pengambilan keputusan. Selain itu terdapat definisi teori agensi menurut Scott (2009):
''Agency theory is a branch of game theory that studies the design of contracts to motivate a rational agent to act on behalf of principal when the agent's interests would otherwise conflict with those ofthe principal. " Dalam pengertian tersebut dapat diartikan teori agensi merupakan bagian dari game theory yang didesain untuk mempelajari hubungan antara agent yang bertindak atas nama principal selanjutnya akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di antara keduanya. Pihak pemilik sumber daya (principal) mendelegasikan wewenangnya kepada pihak manajer (agent) untuk melakukan sesuatu. Pendelegasian wewenang ini merupakan suatu keharusan dalam hubungan agensi agar manajer mempunyai kesempatan yang luas dalam menjalankan tugasnya
clan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada pemilik sumber daya (Sulistyanto, 2008). Dalam hubungan keagenan ini akan menimbulkan beberapa permasalahan
diantaranya:
(a)
terjadinya
informasi
asimetris
(information asymmetry) clan (b) terjadinya (conflict of interest) konflik
kepentingan (Meisser, et al., 2006 dalam Endrianto, 2010). Informasi asimetris (iriformation asymmetry) merupakan suatu kondisi di mana terclapat ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen clan pemilik clana. Asimetri informasi dapat berupa informasi yang terclistribusi dengan tidak merata diantara agent clan principal, serta ticlak mungkinnya principal untuk mengamati secfila
langsung usaha yang dilakukan oleh agent. Karena untulc mengamati secara langsung atas catatan clan clokumen akuntansi yang dibuat oleh manajemen sangatlah ticlak praktis clan memakan banyak waktu serta bi aya. Konflik kepentingan (conflict of interest) terjacli akibat keticlaksamaan tujuan, climana manajemen tidak selalu bertinclak sesuai dengan kepentingan pemilik. Manajemen bertanggung jawab atas segala kegiatannya dalam mengelola clana pemilik. Tetapi di sisi lain manajemen
JUga
keuntungan mereka.
memiliki
kepentingan
untuk
memaksimalkan
Biasanya manajemen akan mendapatkan bonus jika mencapai terget tertentu. Demi keuntungan tersebut terkadang manajemen memanfaatkan situasi dimana principal tidak dapat mengakses atau mengkontrol secara langsung kegiatan yang dilakukan manajemen dalam mengelola dana untuk berprilaku curang dalam melaporkan hasil kinerja mereka yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Memanipulasi Japoran keuangan supaya terlihat "baik" di mata principal dapat dilakukan dengan memanfaatkan keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan keuangan yang ditujukan untuk memaksimurnkan kepentingan mereka atau biasa disebut manajemen laba akrual. Terdapat biaya keagena.'1 yang (agency cost) timbul dalam mengatasi masalah tersebut. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Endrianto (2010) terdapat tiga biaya keagenan yaitu monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost merupakan biaya yang
timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk
menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. Se!anjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal. Teori agensi menggambarkan peran auditor sebagai salah satn pemantau utama dalam mengurangi asimetri informasi pada pelaporan
.'
"
, .,
•11
'
.
tindakan oportunis manaJer dalam melaporkan informasi keuangan (Hsieh dan Tsai, 2004). Auditor bertugas untuk memberikan pendapat dan penilaian secara independen dan profesional atas kewajaran laporan keuangan suatu entitas. Auditor dengan kualitas yang tinggi dianggap mampu melaporkan penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan manajemen. De Angelo (1981) dalam Mernis dan Cetenak (2012) mendefinisikan kualitas audit dalam dua dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi salah saji material dan kesalahan dalam laporan keuangan (kemampuan teknis). Kedua, untuk melaporkan salah saji material dan kesalahan dalam laporan keuangan (independensi). Auditor yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi sangat diperlukan dalam mengaudit laporan keuangan klien. Agar proses audit dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat mendeteksi dan membatasi
penyimpangan-penyimpangan
yang
dilakukan
pihak
manajemen seperti manajemen laba akrual. Menurut Chi et al. (2012) Independensi adalah salah satu kualitas inti yang auditor harus jaga agar dapat memberikan layanan yang efektif kepada kliennya. Sesuai dengan standar umum yang kedua (generally accepted auditing standards) dan kode etik perilaku profesional AICP A, auditor harus senantiasa menjaga sikap mental independen dalam semua ha! yang berkaitan dengan perikatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa Independensi menjadi suatu ha!
yang mutlak bagi seorang auditor dalam memberikan jasa audit agar dapat memberikan opini yang dapat dipercaya oleh publik. 2.
Manajemen Laba
Laba dianggap sebagai salah satu unsur Japoran keuangan yang paling signifikan, karena !aha digunakan sebagai dasar kriteria keputusan bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan menentukan nilai dari entitas selain itu !aha digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya. Tujuan dari laporan !aha termasuk memberikan informasi yang berguna untuk mengukur efisiensi manajemen, memprediksi kinerja masa depan entitas dan distribusi pendapatan, mendefinisikan basis untuk penentuan pajak, dengan mempertimbangkan harga produk dan seterusnya (Hajizadeh dan Rahimi, 2012 dalam Memis dan Cetenak, 2012). Informasi laba ini sering menjadi sasaran bagi manajer dalam melakukan
rekayasa
laporan
keuangan
untuk
memaksimumkan
kesejahteraan mereka. Terdapat beberapa definisi manajemen Jaba, yaitu: Pengertian manajemen Jaba oleh Scott (2009), yaitu: "Earning management is a choice by a manager of accounting policies, or actions affecting earnings so as to achieve some specific reported earning objective". Selain itu Schiper (1989) dalam Paluruan dan Siregar (2009) menyatakan bahwa manajemen Jaba merupakan suatu intervensi yang sengaja dilakukan dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan
keuangan ekstemal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Sedangkan Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakanjudgment dalam pelaporan keuangan dan pencatatan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kejadian ekonomi perusal1aan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung pada jumlah angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Dari beberapa definisi manajemen laba diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba terjadi saat manajer memanfaatkan keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan keuangan yang ditujukan untuk memaksimumkan kepentingan mereka. Scott (2009) mengungkapkan terdapat dua cara untuk memahami manajemen laba. Pe1iama, sebagai perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimUillkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, memandang manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Terdapat dua argumen mengenai manajemen laba, ada pihak yang menganggap manajemen laba merupakan suatu kecurangan (fraud) ada juga yang menganggap manajemen laba bukanlah suatu kecurangan (Sulistyanto, 2008). Secara umum praktisi beragumen bahwa manajemen
laba
merupakan
perilaku
oportunis
seorang
mana1er
untu1c
mempermainkan angka-angka dalam laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga laporan keuangan tersebut tidak lagi menggambarkan keadaan perusahaan sebenarnya dan dapat menyesatkan para pemakai informasi laporan keuangan tersebut. Sedangkan pihak akademisi, beragumen bahwa pada dasarnya manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan manajer untuk memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu dalam mencatat dan menyusun informasi laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Namun banyak manajer yang memanfaatkan celah dalam keleluasaan memilih metode akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Terdapat tiga hipotesis dalam akuntansi positif yang sejalan dengan dasar pengembangan motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba diantaranya (Sulistyanto, 2008) yaitu:
a.
Bonus plan hypothesis Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa rencana bonus
atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba yang dilaporkan menjadi lebih tinggi. Bonus yang dijanjikan pemilik ini tidak hanya
menjadikan motivasi kepada manajer
untuk bekerja semaksimal mungkin tetapijuga memotivasi manajer untuk melakukan kecurangan manajerial. Agar selalu mencapai
angka akuntansi dalam Japoran keuangan di saat kinerja mereka tidak mencapai target. h.
Debt (equity) hypothesis Debt (equity) hypothesis menyatakan habwa perusabaan
yang mempunyai rasio antara hutang dan ekuitas lehih hesar, cenderung memilih dan menggunakan metode akuntansi dengan laporan !aha yang lehih tinggi serta cenderung melanggar ·perjanjian utang apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Keuntungan tersehut herupa permainan !aha agar kewajihan utang piutang dapat ditunda untuk periode herikutnya. Sehingga semua pihak yang ingin mengetabui kondisi perusahaan yang sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan akihatnya memhuat keputusan hisnis yang keliru juga.
c.
Political cost hypothesis Political cost hypothesis menyatakan habwa perusabaan
cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang
dapat
memperkecil
atau
memperhesar
!aha
yang
dilaporkannya. Konsep ini memhabas hahwa manajer perusabaan cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang perpajakan apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Manajer akan mempermainkan !aha agar kewajihan
pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan. Scott (2009) dalam menyatakan bahwa terdapat beberapa pola dalam manajemen laba, yaitu: 1.
Taking a bath Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasional pada saat pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan
write off asset dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya. 2.
Income Minimization Pola manajemen laba ini mirip dengan "taking bath" namun tidak ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaM sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-
cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwnjud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, menggunakan metode persediaan LIFO di perusahaan Amerika Serikat untuk kepentingan pajak.
3.
Income Maximization Maksimalisasi !aha (income maximization) adalah pola manajemen !aha yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada Iaporan keuangan periode berjalan Iebih tinggi daripada !aha sesungguhnya. Income maximization dilakukan dengan tujuan untuk memp::roleh bonus yang
lebih besar, meningkatkan
keuntungan dan untuk menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang 4. Income Smoothing Perataan !aha merupakan cara yang paling populer dan sermg dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas !aha bersih. Income smoothing atau perataan !aha merupakan salah satu bentuk manajemen Jaba yang dilakukan dengan cara membuat !aha akuntansi relatif konsisten (rata atau
·smooth) dari periode ke periode. Dalam ha! ini pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan Iaba untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak berisiko tinggi.
3.
Manajemen Laba Akrual Manajemen Jaba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pilihan kebijakan akuntansi (manajernen !aha akrual) dan tinclalrnn riil ata11 vanP' kita kenal clenP'an manaiemP.n laha riil
(~,,ntt
2009). Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen
laba akrual. Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan laporan keuangan (Sulistyanto,
2008).
disusun berdasarkan sistem
akuntansi
akrual
Sistem akuntansi akrual merupakan sistem
pencatatan yang mencatat transaksi pada saat terjadinya tanpa memperhatikan apaka11 perusahaan telah menerima dan mengeluarkan kas atau belum. Sehingga dengan sistem tersebut menghasilkan komponen akrual yang dapat dipermainkan besar atau kecilnya (Sulistyanto, 2008). Akrual merupakan selisih antara laba dalam laporan laba rugi sebelum pos luar biasa dengan arus kas operasional perusalrnan (Junius dan Fitriany, 2012). Manajemen Iaba akrual merupakan manajemen laba yang dilakukan dengan mengatur pilihan-pilihan yang ada dalarn suatu metode akuntansi dalam standar akuntansi untuk menyembunyikan kinerja ekonomi yang sesungguhnya (Dechow & Skinner, 2000 dalam Junius dan Fitriany 2012). Akmal terdiri dari nondiscretionaiy accrual dan discretionary accrual (Scott, 2009). Nondiscretionary accrual adalah akrual yang
berhubungan dengan tingkat aktivitas atau kondisi bisnis perusahaan. Discretionary accrual adalah akrual yang jumlahnya dapat dikendalikan
secara fleksibel oleh manajer sehingga ha! ini memberikan kesempatan bagi manajer untuk dapat mengatur atau memanajemen laba sesuai yang
-
-- -- ·-
-~--
diinginkan seperti estimasi penilaian piutang tak tertagih, pengakuan biaya warranty, dan provisi.
4.
Kualitas Audit "Report of the Committe on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association" memberikan definisi auditing sebagai berikut: "Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan" (Boynton et al., 2003).
Para pemakai informasi laporan keuangan seperti investor, pemegang saham, pemerintah, kreditor akan melihat informasi laporan keuangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
Sehingga
diperlukan audit atas laporan keuangan untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan. Karena perusahaan yang laporan keuangannya telah diaudit maka akan memiliki kandungan informasi laba yang berkualitas tinggi (Memis dan Cetenak, 2012). Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus independen dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat mendeteksi dan mengurangi adanya kecmangan (jraud) ataupun manajemen laba akrual yang dilakukan pihak manajemen.
Berdasarkan Standar Profesional Ak.untan Publik (SA seksi 150) dikatakan audit yang berkualitas jika dalam pelaksanaan audit mengikuti standar audit yang telah ditetapkan. Standar audit tersebut, yaitu: Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau Iebih yang memiliki keahlian clan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit clan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat clan ·seksama. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya clan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit clan menentukan sifat, saat, clan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, · pengamatan, permintaan ketcrangan, clan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di . Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan Iaporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan Iain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor hams memuat suatu pemyataan pendapat · mengenai Iaporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yangjelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas
bahwa
auditor
akan
menemukan
dan
melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Menurut penelitian Bartov et al. (2010) dalam Rusmin (2010) menunjukkan bahwa auditor yang berkualitas tinggi lebih menyukai untuk melaporkan kesalahan dan
penyimpangan, serta tidak hersedia untulc menerima praktik akuntansi yang dipertanyakan, oleh karena itu, auditor yang herkualitas tinggi diharapkan mampu mendeteksi praktik manajemen !aha akrual. Sehingga manajer akan cenderung lebih berhati-hati dalam melaporkan besarnya nilai
discretionary
accruals.
Menurut
Becker
et
al.
(1998)
memperkirakan manajemen akrual !aha lebih hesar terjadi pada perusahaan dengan auditor yang berkualitas lehih rendah daripada di perusahaan dengan auditor herkualitas tinggi. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit dalam dua dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi salah saji material dan kesalahan dalam laporan keuangan (kemampuan teknis). Kedua, untulc melaporkan salah saji material ini dan kesalahan dalam laporan keuangan (independensi). Kompetensi adalah kualifikasi yang dihutuhkan oleh auditor untuk dapat melaksanakan proses audit dengan benar. Sedangkan independensi adalah sikap mental yang harus dijaga auditor dalam melaksanakan proses audit. Sehingga dalam penelitian ini dapat digunakan indikator yang menggambarkan kualitas audit yaitu ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client
importance.
a. Ukuran KAP
Menurut (PMK Nomor: 17/PMK.01/2008) yang dimaksud Kantor
akuntan publik (KAP)
adalah badan usaha yang
telab
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadab bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Ukuran KAP adalab besar kecilnya Kantor Akuntan Publik. Menurut Adityasih (2010) dalam Aulia dan Fitriany (2013). ukuran KAP dapat dinyatakan berdasarkan jumlah staf profesional yang dimiliki. KAP yang memiliki staf profesional Iebih dari 400 orang dinilai sebagai KAP besar, KAP dengan staf profesional antara 100-400 orang dikelompokkan ke dalam KAP menengah, dan KAP yang memiliki staf profesional yang kurang dari 100 orang termasuk ke dalam KAPkecil.. Saat ini terdapat 2 kategori KAP yaitu KAP big four dan KAP non big four. KAP non big four terdiri dari KAP berukuran sedang dan
KAP berukuran kecil. Sedangkan KAP big four
yaitu KAP yang
berukuran besar. KAP ini selalu berusaba menjaga reputasinya karena jika tidak, mereka dapat kehilangan klien ketika melakukan kesalahan audit (Junius dan Fitriany, 2012). KAP big four tersebar di berbagai negara dan berafiliasi dengan KAP lokal. Di Indonesia, KAP big four beserta afiliasinya terdiri atas : 1. Ernst &
Young Global Limited berafiliasi dengan KAP
Purwantono, Suherman dan Surja.
2. Deloitte Touche Tohmatsu Limited berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio. 3. KPMG International Cooperative berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja. 4. Price Waterhouse Coopers International Limited berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. KAP big four dianggap memiliki kualitas audit yang tinggi dibandingkan dengan KAP non-big four, ha! ini dibuktikan berdasarkan beberapa fakta berikut:
1. Memiliki jumlah klien yang besar 2. Memiliki lebih banyak kesempatan dalam memberikan sumber daya yang berkualitas selama proses audit (perekrutan, pelatihan dan teknologi) 3. Lebih memiliki kemungkinan dalam kehilangan klien dan reputasi jika tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan (Caneghem, 2004; Chung et al., 2005 dalan1 Rusmin, 2010). Kantor Akuntan Publik (KAP) big four akan melakukan pelatihan dan evaluasi secara berkala untuk meningkatkan kompetensi auditornya. Kantor Akuntan Publik (KAP) big four menggunakan teknologi yang tinggi dalam menjalankan proses auditnya contohnya menggunakan sistem komputerisasi dibandingkan dengan Kantor
Akuntan Publik sedang atau kecil. KAP big four memiliki jumlah auditor yang cukup banyak sehingga dapat menjalankan pengauditan secara lebih efektif dan efisien dan memiliki fleksibelitas yang lebih tinggi. Dalam segi perekrutan staff yang dilakukan KAP big four, cenderung lebih selektif dalam memilih proffesional staff Kualifikasi yang dipersyaratan lebih ketat dibanding KAP non big four. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia yang diperoleh lebih handal dan kompeten. KAP big four memiliki kemungkinan yang besar untuk kehilangan klien dan reputasi apabila tidak melakukan proses audit dengan baik seperti tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan. Sehingga KAP big four selalu meningkatkan kualitas auditnya terkait dengan reputasi yang dimilikinya agar klien dan masyarakat publik tidak kecewa dengan kinerja mereka. b. Spesialisasi Industri Auditor
Seiring dengan meningkatnya persaingan dan kompetisi dalam profesi akuntan publik serta munculnya aturan akuntansi baru dalam industri tertentu, setiap KAP mencari cara untuk membedakan dirinya dengan KAP lainnya (Rozania et al., 2013). Salah satunya dengan adanya spesialisasi industri. Spesialisasi industri yang dilakukan oleh KAP ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menyediakan jasa audit yang lebih berkualitas, sehingga hasil auditnya lebih akurat (Rozania et al., 2013).
Para peneliti mengusulkan bahwa spesialisasi industri auditor meningkatkan kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan dalam laporan keuangan klien, dan oleh karena itu menyiratkan bahwa spesialisasi industri memungkinkan auditor untuk membatasi kebijakan akuntansi klien, sehingga meningkatkan kualitas audit (Gramling and Stone, 2001; Gul et al., 2009 dalam Karjalainen, 2011). Owhoso et al. (2002) dalam Balsam et al. (2003) menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor lebih mampu mendeteksi kesalahan dalam spesialisasi industri mereka daripada di luar spesialisasi mereka. Kemampuan yang dimiliki oleh auditor tersebut diperoleh dari pengalaman mereka dalam menangani klien yang sama dalam satu industri dan mempelajari serta saling berbagi praktek audit terbaik di dalam industri tersebut (Maletta dan Wright, 1996; Dunn dan Mayhew, 2004 dalam Gul et al., 2009). Jamaan (2008) dalam Rozania et al. (2013), menyatakan spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau banyaknya klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani oleh auditor KAP dalam tahun pengamatan. Hal tersebut memungkinkan auditor auditor memiliki pengetahuan yang lebih dalam mengenai industri klien daripada auditor nonspesialis. Pengalaman yang didapatkan auditor dalam mengaudit industri sejenis sehingga auditor mampu menawarkan jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan biaya audit yang memberikan manfaat ekonomis (Setiawan dan Fitriany, 2011 ).
c. Audit Capacity Stress Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya (Setiawan dan Fitriany, 2011). Sedangkan definisi Audit capacity stress yang dikemukakan Hansen et al. (2007) dalam Junius dan Fitriany (2012) yaitu potensi ketegangan pada auditor baru akibat bertambahnya klien baru yang terjadi seiring runtuhnya KAP Arthur Andersen akibat kasus Enron. Jika semakin banyak klien yang ditangani oleh seorang auditor akan menimbulkan kelelahan dan ketatnya time budgets sehingga menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang dilakukan klien (Setiawan dan Fitriany, 2011). Sehingga tingginya audit capacity stress dikhawatirkan membuat produ1.'tivitas auditor berkurang dan dapat menurunkan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al. (2011) dalam Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah menyebabkan auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik manajemen laba, terutama manajemen laba akrual. Mengikuti penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany (2012) istilah audit capacity stress berarti masa-masa sibuk pada auditor di masa awal tahun karena banyaknya penugasan audit yang harus diselesaikan auditor di masa tersebut.
dihasilkan oleh auditor. Jika kualitas audit yang diberikan auditor berkurang maka dikhawatirkan auditor tidak dapat menjalankan tugas auditnya secara efektif dan efisien sehingga auditor tidak mampu membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien. Biasanya klien utama KAP memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi auditor
sehingga
dikhawatirkan
auditor
tidak
menggunakan
independensinya dalam melakukan audit laporan keuangan klien. Selanjutnya, mempertahankan klien yang penting (client importance) dapat memberikan manfaat bagi partner audit, seperti keamanan kerja, kesempatan promosi, dan kekuatan organisasi (Chi et al., 2012). Setelah adanya peraturan tentang pembatasan dan rotasi Kantor Akuntan Publik secara tidak Iangsung menimbulkan persaingan bisnis antar KAP. Sehingga setiap Kantor Akuntan Publik berusaha untuk mempertahankan klien yang memberikan keuntungan besar untuk perusahaannya dan bahkan memperpanjang hubungan mereka. Argumen kedua menyatakan bahwa semakin penting klien bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas audit karena faktor perlindungan reputasi (Wahyuni dan Fitriany, 2012). Reputasi yang dimiliki oleh KAP merupakan ha! yang sangat penting karena jika KAP kehilangan reputasinya maka dapat mengakibatkan KAP tersebut kehilangan kepercyaan dari pihak-pihak yang bergantung pada hasil auditnya sehingga klien enggan menggunakan jasa auditnya kembali. Dalam menjaga reputasinya, KAP harus independen dalam menjalankan
jasa auditnya sehingga dapat melaporkan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan klien. KAP harus berhati-hati dalam mengaudit klien terutama klien penting. Karena ketika terjadi kegagalan audit pada perusahaan yang memiliki total aset relatif lebih tinggi dari perusahaan lain atau perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik. Reputasi KAP akan lebih rentan hancur sehlngga KAP akan lebih termotivasi memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya (Wahyuni dan Fitriany, 2012). B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai variabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client importance terhadap manajemen laba akrual telah dilakukan baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Adapun hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu (Jurnal Asing) No.
1.
Peneliti (Tahun) Ebrahim (2001)
2.
Balsam et al. (2003)
3.
Rusmin (2010)
J udul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
Auditing Quality, Auditor Tenure, Client Importance, and Earnings Management: An Additional Evidence
V ariabel client importance, kualitas audit dan manajemen laba akrual
Tidak meneliti variabel spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan ukuran KAP.
Untuk audit tenure yang panjang memiliki efek positif dalam efisiensi proses audit dan tidak terdapat bukti bahwa client mempengaruhi importance independensi auditor
Auditor Industry Specialization and Earnings Quality
V ariabel spesialisasi industri auditor dan manajemen laba akrual
Tidak meneliti variabel ukuran KAP client importance, dan audit capacity stress.
Perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis memiliki DAC (discretionary accruals) lebih rend ah dan ERC (earnings response coefficients) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis.
Audit Quality and Earnings Management in the Singapore Evidence
Variabel ukuran KAP, Spesialisasi Industri Auditor dan manajemen laba alcrual
Tidak meneliti variabel client importance, audit capacity stress. Penelitian dilakukan di Singapura
Terdapat hubungan negatif dari indikator kualitas audit (ukuran KAP dan spesialisasi industri auditor) terhadap mana1emen lab a.
Bersambung pada halaman selanjutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
4.
Chi et al. (2012)
Client Importance and Audit Partner Independence
Variabel client importance
Penelitian terdahulu menggunakan data dari Taiwan dan menggunakan variabel independennya independensi auditor
Penelitian ini gagal menemukan bukti bahwa KAP Big N mengkompromikan independensinya untuk klien penting (client importance) untuk kepentingan ekonornis, namun, menemukan bukti-bukti tersebut pada KAP non-Big N
5.
Inaam et al.
Audit Quality and Earnings Management in the Tunisian Context
V ariabel ukuran KAP, spesialisasi Industri, dan manajemen laba akrual
Tidak1nenggunakan variabel client importance, audit capacity stress.
Spesialisasi industri auditor dan Big 4 auditor terkait dengan rendahnya tingkat manajemen Big 4 auditor lab a akrual. meningkatkan tingkat manajemen laba riil (REM). Selanjutnya, hasil penelitian tersebut masa penugasan audit tidak terkait dengan manajemen laba akrual dan riil
(2012)
Penelitian dilakukan di Tunisia
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ( Jurnal Indonesia)
1.
Peneliti (Tahun) Junius dan Fitriany (2012)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh audit Variabel spesialisasi Penelitian menggunakan capacity stress, industri auditor, data tahun 2007-2009. Tidak menggunakan pendidikan profesi ukuran KAP, audit variabel client importance. lanjutan (PPL), ukuran capacity stress dan kap, spesialisasi, manajemen laba Penelitian saat ini menghilangkan variabel terhadap akrual manaj emen laba pendidikan profesi akrual dan manipulasi lanjutan (PPL) aktivitas riil
2.
Herusetya et
Analisis kualitas audit terhadap manajemen laba akuntansi: studi pendekatan composite measur<J versus
No.
al. (2012)
J udul Penelitian
conventional measure
Variabel manajemen laba akrual, ukuran KAP, Spesialisasi industri auditor,
client Importance
Penelitian terdahulu tidak meneliti variabel audit
capacity stress. Perusahaan manufaktur talmn 1999-2007
Hasil Penelitian KAP Big 4 dapat mendeteksi manipulasi penjualan. Spesialisasi industri auditor dapat meminimalkan manajemen laba akrual dan tidak berdampak pada manajemen lab a riil. Audit dapat stresstidak capacity meminimalkan manajemen laba akrual. Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) ditemukan tidak memiliki dampak pada semua jenis manaiemen laba. berpengaruh audit Kualitas negatif terhadap manajemen laba dan pengukuran multidimensi kualitas audit memiliki validitas yang lebih tinggi daripada pengukuran konvensional yang menggunakan sinr;le proxy.
Bersan1bung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti (Tahun)
3.
4.
Metode Penelitian
Judul Penelitian Persamaan
Hasil Penelitian
Perbedaan Ukuran auditor sebagai proxy kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap earning management. industri auditor Spesialisasi berpengaruh positif signifikan terhadap earning management.
Pradhana dan Pengaruh kualitas Rudiawarni audit terhadap earning management pada (2013) perusahaan sektor manufaktur yang go public di BEI periode 2008-2010
V ariabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor dan manajemen laba akrual
Tidak meneliti variabel client importance, dan audit capacity stress.
Kono dan Yuyyeta
Variabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, client importance dan manajemen laba akrual.
Dalam penelitian terdahulu Arus kas bebas berpengaruh negatif terhadap manajemen laba meneliti variabel arus kas sedangkan ukuran KAP, bebas dan auditor tenur. spesialisasi industri auditor, Penelitian terdahulu tidak client importance tidak meneliti audit capacity berpengaruh terhadap manajemen stress. laba.
(2013)
Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba
Menggunakan sampel pearusahaan manufaktur pada periode 2009-2012
43
C.
Kerangka Pemikiran
Kerangka bagaimana teori
berpikir
merupakan
model
berhubungan dengan berbagai
konseptual faktor
tentang
yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini sebagai indikator dari kualitas audit meliputi dimensi kompetensi yaitu ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, dan audit capacity stress. Serta dimensi independensi yaitu client importance. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini: Gambar2.1 Skcma Kerangka Pernikiran
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual
i Terjadinya kasus manipulasi terhadap laba sering dilakukan oleh manajemen mendorong pihak independen (auditor) untuk mengatasi dan meminimalisir praktik manajemen laba akrual
i Faktor-faktor kualitas audit yang meliputi dimensi kompetensi dan independensi turut mempengaruhi dalam meminimalisir praktik manaejmen laba akrual
Ii
Basis Teori
Bersambung pada halaman selanjutnya
ii
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel dependen
VariabeI independen Kualitas audit • Ukuran KAP (X1) • Spesialisasi Industri Auditor (X2) • Auditt Capacity Stress (X3) • Client Importance (X4)
.
---------------------. •Operating Cash Flow I I I I I I I
• Rugi/Laba Bersih Perusalman
I I I/
, ,,
,,
,, , ,,
,
, ,,
Manajemen LabaAkrual (Y)
r
I I I
L--------------------~
Metode Analisis : Regresi Berganda
I I
Uji Asnmsi Klasik
Hasil dan Pembahasan
i
I
I
Kesimpulan, lmplikasi, Keterbatasan, dan Saran
D. Hipotesis 1.
Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual
KAP big four dianggap lebih berkualitas karena auditor dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big four (Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013). Auditor yang berkualitas akan lebih cermat dan teliti dalam melakukan audit laporan keuangan kliennya. Dengan keahlian yang dimiliki oleh auditor tersebut maka diharapkan auditor mampu mendeteksi dan membatasi adanya penyimpangan-penyimpangan
yang
dilakukan
klien
khususnya
manajemen laba akrual dalam suatu laporan keuangan. Selain itu KAP
big four telah dipercaya masyarakat luas dalam menghasilkan kualitas audit yang tinggi, faktor perlindungan reputasi ini juga turut memicu KAP big four untuk bekerja semaksimal mungkin dalam mengaudit laporan keuangan klien. Sehingga diharapkan KAP big four ini mampu mendeteksi dan membatasi praktik manajemen laba akrual yang dilakukan klien. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Rusmin (20 I 0) bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menghasilkan manajemen laba yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non big four. Penelitian yang dilakukan oleh Inaam et al. (2012), menghasilkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba akrual. Konsisten dengan penelitian sebelumya, penelitian yang dilakukan oleh Herusetya et al. (2012) juga menghasilkan hasil yang sama. Sebaliknya hasil penelitian Pradhana dan Rudiawarni (2013), Luhgiatno (2010) menunjukan hasil yang berbeda, dalam penelitan tersebut menghasilkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: H 1 : Ukuran KAPberpengaruh terhadap manajemen !aha akrual. 2.
Spesialisasi Industri Auditor dengan Manajemen Laba Akrual
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit pada industri tersebut (Setiawan dan Fitriany, 20 II). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balsam (2003) menemukan perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri memiliki DAC (discretionary accruals) lebih rend:ih dan ERC (earnings response coefficients) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh non spesialis auditor. Penelitian yang dilakukan Inaam et al. (2012) menemukan spesialisasi industri auditor berhubungan dengan manajemen laba akrual yang lebih rendah. Penelitian tersebut turut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012),
menunjukan hasil yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2012), Kono dan Yuyyeta (2013) dan Luhgiatno (2010). Dalam penelitian mereka spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis industri klien ini membuat auditor spesialisasi lebih mampu memberikan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non spesialis.Spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi
penyimpangan-penyimpangan
aktmtansi
serta
mampu
membatasi perilaku manajemen laba alaual. Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: H2
:
Spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap manajemen Iaba akrual.
3.
Audit capacity stress dengan Manajemen Laba Akrual
Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya (Setiawan dan Fitriany, 2011). Konsekuensi yang mungkin timbul dari audit capacity stress adalah turunnya kualitas audit sehingga juga akan
berdampak pada menurunnya kualitas laba (Hansen et al., 2007 dalam Junius dan Fitriany, 2012). Tingginya beban kerja yang dialami auditor dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas yang dihasilkan auditor
yang ditangani oleh seorang auditor akan menimbulkan kelelahan dan ketatnya time budgets sehingga menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang dilakukan klien (Setiawan dan Fitriany, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011) menghasilkan tingginya audit capacity stress yang diistilahkan dengan workload pada auditor menyebabkan kualitas audit yang rendah. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al. (2011) dalam Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah menyebabkan auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik manajemen laba, terutama manaj em en lab a akrual. Hasil penelitian yang tel ah dilakukan Junius dan Fitriany (2012) menyatakan Audit capacity stress yang tinggi ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan, dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: H3 : Audit capacity stress berpengaruh terhadap manajemen Iaba akrual.
4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual Client importance mernpakan ukurau dari kualitas audit uutuk
meuguji keceuderungau auditor memiliki ketergantuugau ekouomi pada klieu sehiugga dapat meuguraugi iudepeudeusi auditor (Cheu et al., 2010).
Iudepeudeusi mernpakan ha! utama yang harus dimiliki oleh
seorang auditor dalam meugaudit laporan keuaugau agar auditor dapat melaporkan temuan-temuau audituya tanpa tekanau dari pihak manapuu. Terdapat dua argumeu terkait deugan peugaruh client importance terhadap kualitas audit yang diukur deugan discreationary accrual (Wahyuui dan Fitriauy, 20 I 2). Beherapa penelitiau menyatakan
hahwa semakiu pentiug klieu hagi auditor/KAP, semakiu reudah kualitas audit kareua adauya faktor ketergautuugan ekouomi. Berdasarkau Francis (2004) dan Chi et al. (2011) dalam Junius dau Fitriany (2012), kualitas audit yang reudah menyehahkan auditor kuraug mampu dalam mendeteksi praktik mauajemeu !aha, terutama manajemeu !aha akrual. Hasil peuelitian yang dilakukan oleh Gui et al. (2007) penelitiau tersebut memberikau bukti hahwa ketergautuugau ekouomi terhadap klieu (client importance) berhubuugan deugan kualitas audit yang rendah dan
memiliki abnormal non-core earning yang Iehih tiuggi dihandingkau dengau klien yang tidak memiliki ketergautuugan ekouomi. Peuelitiau yang
dilakukau
Sharma
et
al.
(2011)
meuuujukau
client
importanceberpeugaruh positif siguifikan terhadap manajemeu !aha
tetapi hanya jika karakteristik komite audit dengan penyediaan pengawasan yang lemah. Sedangkan ada juga penelitian yang menghasilkan semakin penting ldien bagi auditor/ KAP, semakin tinggi kualitas audit karena faktor perlindungan reputasi. Dengan kualitas audit yang tinggi, auditor diharapkan mampu mendeteksi dan membatasi prilaku manajemen laba akrual yang dilakukan oleh manajemen. Hasil penelitian Ebral1im (2001) menunjukkan tidak menemukan bukti bahwa clien importance dapat mempengarnhi independensi auditor atau yang memungkinkan klien besar mereka memiliki keleluasaan lebih dalam melaporkan laba mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Hernsetya et al., (2012) menghasikan walaupun KAP memiliki ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection), terbukti dengan adanya pengaruh negatif ketergantungan ekonomi terhadap manajemen laba akrnal. Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
I-14 : Client importance berpengaruh terhadap manajemen Iaba akrual.
5. Variabel Kontrol
1)
Operating Cash Flow Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari aktivitas operasi karena mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013) menggunakan variabel kontrol Operating Cash Flow. Dalam penelitian tersebut terdapat bukti hubungan negatif antara arus kas operasi dengan manajemen laba akrual perusahaan.
2) Rugi/Laba Bersih Perusahaan
Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al., (2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan. Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih dengan kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah untuk manajemen laba akrual daripada perusahaan yang melaporkan laba positif.
Perusahaan dalam industri property, real estate and building
construction yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan sistem klsifikasi Jakarta Stock
Industrial Classification (JASICA). C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data Japoran keuangan auditan perusahaan property, real estate dan building
construction 2009-2012 yang dipublikasikan secara lengkap oleh Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id dan data sekunder dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PP AJP) Kementerian Keuangan RI yaitu data laporan tahunan KAP. D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 21.
1.
Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas
keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), sum, range clan standar deviasi (Ghozali, 2011). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untulc mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untulc mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. 2.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias karena tidak semua data dapat diterapkan regresi.
Pengujian
yang
dilakulcan
adalah
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, clan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : Hipotesis Nol (Ho)
: data terdistribusi secara normal
Hipotesis Altematif (HA) : data tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0.05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di alas 0.05 maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Multikolonieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan. Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas atau tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011 ). Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance lriflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak _J ~ ~ -
1 - __ , -- -
.'
0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka dalam model regresi tersebut terdapat multikolonieritas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak bias (Ghozali, 2011). c. Uji Hcteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya varians yang berbeda untuk variabel independen yang berbeda. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Model yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas ). Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi: Ut =a +~Xi+ vt Jika mempengaruhi
variabel
independen
variabel dependen,
heterokedastisitas
dengan
signifikan
statistik
maka ada indikasi terjadi
probabilitas
kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).
secara
signifikansi
tingkat
d. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011). Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya autokolerasi dengan menggunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autoko!erasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2011 ). Hipotesis yang akan diuji adalah: HO : tidak ada autokolerasi (r = 0) HA : ada autokolerasi (r i 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi: Hipotesis no! Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Keputusan Tolak
Jika O
No decision
di ::S d ::S du
Tolak
4-dl
No decision
4 - du ::S d ::S 4 - di
Tidak ditolak
du< d < 4-du
3.
Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
(multiple
berganda
regression)
dengan
alasan
bahwa
variabel
independennya lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara manajemen Iaba dengan variabel-variabel independennya. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut : DAC = ao + P1 SIZEKAP + P2 SPEC + p3 ACS + p4 CI + Ps
Model 1 :
OCF + P6 LOSS + s Dimana: DAC
= Manajemen Iaba akrual kothari Model
ao
=Konstan
A JJl,2,3
= Koefisien variabel
SIZEKAP = Ukuran KAP, (diberi angkal untuk KAP big/our dan diberi angka 0 jika lainnya) = Spesialisasi Industri auditor, (diberi angka !, jika auditor
SPEC
memiliki industry share terbesar, diukur dengan rasio dari jumlah aset klien KAP dalam industri tertentu dibagi dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP dalam satu industri; dan diberi skor 0 jika lainnya) ACS
=
Audit Capacity Stress Client Importance
CI
=
OCF
= Arus kas operasi dibagi dengan total aset
LOSS
= Rugi/laba bersih perusahaan, (diberi angka I jika perusahaan
mengalami rugi bersih dan 0 jika lainnya) s
=Eror Dalam melakukan uji hipotesis, dilakukan beberapa analisis berikut:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara no! dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabelvariabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti
kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2011). b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukan semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersan1a-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). H0 :bl=b2=0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan pcnjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. HA : b 1 t b2 # ......# bk # 0 Artinya, apakah semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Quick look : nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis altematif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengarnhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima HA (Ghozali, 2011). c. Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variansi variabel dependen (Ghozali, 2011 ).
E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan disertai dengan operasional dan cara pengukurannya. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut terbagi menjadi variabel independen, variabel dependen dan variabel kontrol.
1. Variabel lndcpendcn
a.
Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari l'Ua!itas audit. KAP big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan
KAP non big four. Karena KAP big four
memiliki banyak staf yang berpengalaman dan memiliki keahlian yang tinggi. KAP big four akan memberikan kualitas audit yang tinggi untuk menjaga reputasinya. Kualitas audit yang tinggi diukur dengan variabel dummy, big four diberi angkal, jika KAP merupakan KAP yang berafiliasi dengan big four; dan diberi angka 0, jika lainnya (Herusetya et al., 2012). b. Spcsialisasi lndustri Auditor
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko audit pada industrI tersebut (Setiawan dan Fitriany, 2011). Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis industri klien ini membuat auditor spesialis lebih mampu memberikan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non spesialis. Dengan adanya spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan akuntansi serta mampu membatasi perilaku manajemen !aha akrual yang dilakukan klien.
Auditor dikategorikan sebagai auditor dengan spesialisasi industri (SPEC) yang menandakan kualitas audit yang tinggi jika memiliki industry share yang terbesar dalam industri tertentu (Gui et al.,
2009
dalam
Herusetya
et al.,
2012).
Balsam
(2003)
mengasumsikan bahwa spesialisasi pada auditor merupakan hasil dari pengalaman melakukan audit atas volume bisnis yang besar dalam suatu industri. SPEC diberi angka 1, jika memiliki industry share terbesar, diukur dengan rasio dari jumlah aset klien KAP dalam industri tertentu dibagi dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP dalam satu industri; dan diberi skor 0 jika lainnya. c.
Audit Capacity Stress Peneliti menggunakan pengukuran Adityasih (2010) dalam Junius dan Fitriany (2012)
untuk mengukur audit capacity stress
dengan rumus berikut: Audit capacity stress =
d.
]umlah Klien KAP . Jumlah akttntan publik pada KAP
Client Importance Client importance merupakan ukuran dari la.;alitas audit untuk menguji kecenderungan auditor memiliki ketergantungan ekonomi pada klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor (Chen et al., 2010). Peneliti menggunakan pengukuran client importance yang dikembangkan oleh Herusetya et al., (2012). Rumus pengukuran client importance:
Clu
=
SIZEu/
[f
SIZEu]
f;l
CI
= Client Importance, sebagai rasio ukuran ketergantungan ekonomi terhadap klien i oleh KAP
SIZE
=Natural logaritma dari total aset klien i
n
~SIZE;i = Jumlah total aset (dalam natural logaritma) dari n klien yang diaudit oleh KAPi dalam tahun tertentu t.
2. Variabel Dependen a. Manajemen Laba Akrual (Y)
Manajemen Iaba akrual merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Manajemen Iaba akrual diproksikan dengan discretionary accruals menggunakan model Kothari et al. (2005).
Model discretionary accruals yang disusun oleh Kothari et al. (2005) mencocokkan observasi talmn-perusahaan dengan observasi
lain dalam industri berjenis dan memiliki tahun yang sama dengan ROA terdekat. Model ini bertujuan untuk menghilangkan hubungan nonlinear antara kinerja perusalman dengan normal akrual (Junius dan Fitriany, 2012). Model Kothari et al. (2005) ini terbukti menghasilkan nilai adjusted R 2 yang Jebih besar daripada model Jones, modified
Jones, dan Kasznik (Fanny, 2007; Permatasari, 2011 dalam Junius dan Fitriany, 2012). TACC" -A--= ao
+ Ut
't-1
b l+ 1
- .-
/311
lt-1
[t.REVi,-t.ARtt] A· lt-1
+ /Ju [PPEt'] -A- + o1ROA 1,,_ 1 + Eft ft-1
Keterangan : TACC
=
Total akrual perusahaan, dihitung dari laba bersih sebelum pos luar biasa dikurangi dengan arus kas operasi (CFO)
A
= Total aset perusahaan
LiREV
=
Perubahan pendapatan, dihitung dari pendapatan bersih pada tahun t dikurangi dengan pendapatan pada tahun t-1
LiAR
=
Perubahan account receivable (AR), dihitung dari AR pada tahun t dikurangi AR pada tahun t-1
PPE
=
Nilai Plant, Property, dan Equipment (PPE) bruto untuk perusahaan i
ROA
=
Laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset
s
=
Residual eror Koefisien estimasi atau residual error menggunakan regresi
OLS yang dilakukan secara cross-sectional untuk setiap tahun menggunakan program SPSS 21. Nilai manajemen laba akrual (DAC) merupakan residual error (s) dari hasi! regresi.
3. Variabel Kontrol a.
Operating Cas!t Flow
Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari aktivitas operasi karena sesuai dengan penelitian Pradhana dan Rudiawarni (2013) terdapat hubungan negatif antara arus kas operasi dengan akrual diskresioner perusahaan. Sehingga variabel OCF dalam penelitian ini diperkirakan memiliki tanda negatif pada hasil regresi. Diukur berdasarkan nilai operating cah flow laporan arus kas akhir tahun berjalan di bagi dengan total aset akhir tahun berjalan (Pradhana dan Rudiawarni, 2013). b. Rugi/Laba Bersih Pcrusahaan Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al., (2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan. Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih (LOSS) dengan kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah untuk akrual diskresioner daripada perusahaan yang melaporkan laba positif. Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan ringkas pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran No.
I.
2.
Variabel Manajemen Laba Akmal (Hernsetya et al., 2012) UkuranKAP (Herusetya et al., 2012)
Jenis Variabel Depend en
Independen
3.
Spesialisasi Industri Auditor (Herusetya et al., 2012)
4.
Audit Capacity Stress Independen (Junius dan Fitriany, 2012) Independen Client Importance (Hernsetya et al., 2012) Operating Cash Flow Kontrol (Pradhana dan Rudiawarni, 2013) Rugi/laba Bersih Kontrol Perusahaan (Herusetya et al., 2012)
5. 6.
7.
Independen
Indikator
Discretionary accrual
Jika diaudit oleh KAP Big 4 diberi nilai 1 dan nilai 0 untuk Jainnya Variabel dummy, auditor yang memiliki industry share terbesar yaitu bemilai 1 dan bernilai 0 jika Jainnya Jumlah Klien KAP I Jumlah Akuntan Publik
Skala Pengukuran Rasio
Nominal
Nominal
Rasio
SIZEu/ [Lf=1 SIZE it]
Rasio
Arns kas operasi I total aset
Rasio
Variabel dummy, Nominal diberi angka 1 untuk perusahaan yang mengalami rngi bersih dan diberi angka 0 j ika lainnya
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2009 sarnpai 2012. Perusahaan property, real estate and building construction tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia (delisting).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan sarnpel sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 dengan data observasi sebanyak 132 perusahaan. Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian Keterangan
Jumlah perusahaan yang listing di industri property, real estate dan building construction tahun 2009-2012 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
Jumlah 43
(10)
Jumlah sampel penelitian terpilih
33
Tahun pengamatan
4
Jumlah sampel total selama periode penelitian
Sumber: Data sekunder diolah
132
Setelah melakukan tahapan
seleksi
sampel
terdapat
33
perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut ini nama perusahaan property, real estate and building construction yang menjadi sampel tersebut:
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan
No
Ko de
I. 2. 3. 4. 5. 6. 7. . 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
ADHI ASRI BAPA BIPP BKDP BKSL BSDE CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI GMTD JIHD JKON JRPT KIJA LAMI LPCK LPKR MDLN MKPI OMRE PWON PTPP
NamaEmiten Adhi Karya (Persero) Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. Bekasi Asri Pemula Tbk. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Bukit Darmo Property Tbk. Sentul City Tbk. Bumi Serpong Damai Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Property Tbk. Ciputra Surya Tbk. Duta Anggada Realty Tbk. Intiland Development Tbk. Duta Pertiwi Tbk. Gowa Makassar Tourism D. Tbk. JIHD Tbk. Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk. Jaya Real Property Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk. Modemland Realty Ltd. Tbk. Metropolitan Kentjana Tbk. Indonesia Prima Property Tbk. New Century Development Tbk. PP (Persero) Tbk.
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA TOTL WIKA
Ristia Bintang .MahkotMejati Tbk. DanayMa Arthatama Tbk. SuryamM Dutamakmur Tbk. Sununarecon Agung Tbk. Surya Semesta Intemusa Tbk. Total Bangun Persada Tbk. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sumber: Data sekunder diolah
B. Statistik Deskriptif Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen seperti ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba akrual. Dalam penelitian ini menggunakan dua · · variabel k611frolya.itu operating cash flow dan rugi/Jaba bersih perusahaan. Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
memberikan
informasi
mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (average) dan standar deviasi. Berikut hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian ini:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maksimum
Std.
Mean
Deviation
DAC
132
-.386
.364
.000
.082
SIZEKAP
132
0
1
.250
.435
SPEC
132
0
1
.182
.387
ACS
132
.952
152.667
50.138
31.668
CI
132
.890
1
.953
.032
OCF
132
-.139
.284
.062
.075
LOSS
132
0
1
.076
.266
Valid N (listwise)
132
Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas, variabel manajemen laba akrual (DAC) menunjukan nilai terendah (minimum) -0.386, nilai tertinggi (maximum) 0.364, nilai rata-rata (mean) 0.000 dan standar deviasi sebesar
0.082 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan property, real estate dan building construction melakukan manajemen laba akrual, baik
dengan teknik income minimization maupun dengan income maximization. Discretionary
memungkinkan
accrual
manaJer
merupakan indikator melakukan
manajemen
intervensi
dalam
akrual
yang
memanipulasi
manajemen laba perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif variabel ukuran KAP (SIZEKAP) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi
Hasil analisis statistik deskriptif variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I, nilai rata-rata (mean) 0.182 dan standar deviasi sebesar 0.387. Hasil analisis statistik deskriptif variabel audit capacity stress (ACS) menunjukan nilai terendah (minimum) 0.952, nilai tertinggi (maximum) 152.667, nilai rata-rata
(mean) 50.138 dan standar deviasi sebesar 31.668. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata auditor KAP masing-masing menangani 50 klien dalam satu tahun. Hasil analisis statistik deskriptif variabel client importance (CI) menunjukan nilai terendah (minimum) 0.890, nilai tertinggi (maximum) l, nilai rata-rata (mean) 0.953 dan standar deviasi sebesar 0.032. Hasil analisis statistik deskriptif variabel kontrol operating cash flow (OCF) menunjukan nilai terendah (minimum) -0.139, nilai tertinggi (maximum) 0.284, ni!ai rata-rata
(mean) 0.062 dan standar deviasi sebesar 0.075. Hasil analisis statistik deskriptif variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan (LOSS) menunjukan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I, nilai rata-rata (mean) 0.076 dan standar deviasi sebesar 0.266. C. Analisis dan Pembahasan 1.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apaka11 data memenuhi asun1si klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan
regresi. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: a. Uj i No rmalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji non-paran1etrik
Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Dasar
pengambilan
keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0.05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0.05 maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun hasil
UJI
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) Asymp. Sig (2-tailed) 0.089
Kcterangan Data berdistribusi normal
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (KS) menunjukan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.089 lebih besar dari 0.05. Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik normalitas. b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan Nilai Tolerallce dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila
nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0.10, maka data tersebut tidak ada multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu: Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearitv Statistics Tolerance VIF
(Constant) .944 SIZEKAP .854 SPEC ACS .879 CI .881 OCF .836 .861 LOSS Sumber: Data sekunder diolah
1.059 1.171 1.138 1.136 1.197 1.162
Kesimpulan
Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak teijadi multikolonieritas Tidak te~jadi multikolonieritas
Dalam label 4.5 menunjukan hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF berkisar antara 1.059 sampai 1.197. sedangkan nilai tolerance berkisar antara 0.836 sampai 0.944. Maka dari hasil tersebut
dapat
disimpulkan bahwa model
penelitian ini
tidak
terjadi
multikolonieritas. c. Uji Heterokedastisitas
Pada tabel
4.6
dibawah
ini
merupakan
hasil
UJl
heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejser untuk data manajemen laba akrual (DAC). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas dengan probabilitas signifikansi tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2011). Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Sig Variabel Keterangan SIZEKAP Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.059 0.414 Tidak terjadi heteroskedastisitas SPEC Tidak terjadi heteroskedastisitas ACS 0.847 Tidak terjadi heteroskedastisitas CI 0.679 0.051 Tidak terjadi heteroskedastisitas OCF 0.808 Tidak terjadi heteroskedastisitas LOSS Sumber: Data sekunder d10lah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, semua variabel independen memiliki angka signifikansi diatas 0.05. ha! ini mengindikasikan dalam persamaan regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokolerasi Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan DurbinWatson statistik. Maka didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi Durbin-Watson Model
Durbin-Watson
1
1.905
Surnber: Data sekunder diolah Pada gambar 4.1 dibawah ini merupakan hasil uji durbin watson dengan menggunakan jumalah sampel 100 dan jumlah variabel variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.
Gambar4.1 Hasil Uji Durbin-Watson
Daerah
Ada
Daerah ' ' Autokolerasii Ketidakpastian i
Ada
Ketidakpastian :' Autokolerasi
'' du 1.803
1.905
(4-du) 2.197
(4-dL) 2.450
Untuk gambar 4.2 selanjutnya dibawah ini merupakan basil UJI
durbin watson dengan menggunakan jumalah sampel 150 dan
jumlah variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.
Gambar4.2 Hasil Uji Durbiu-Watson
Ada
Daerah
' Autokolerasii Ketidakpastian i
IT¥~ kdv·!tai ;, ·
Daerah
Bm!ll11'.i
Ketidakpastian ': Autokolerasi ''
du 1.905 1.817
dL 1.651
Ada
(4-dL) 2.349
(4-du) 2.183
Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson sebesar 1.905. Karena jumlah sampel penelitian 132 yang berarti diantara I 00 dan 150. Maka disajikan 2 gambar untuk Iebih meyakinkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini bebas dari autokolerasi. Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara du dan 4-du yaitu diantara 1.803 dan 2.197. Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara du dan 4-du yaitu diantara 1.817 dan 2.183. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas dari masalah autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011). 2. Hasil Pengnjian Hipotesis a. Koefisien Deterrninasi
Koefisien
determinasi
(R2 )
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerapkan model regresi dalan1 menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance dan variabel dependen yaitu manajemen laba akrual. Penelitian ini juga menggunakan dua variabel kontrol yaitu operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaan. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan dalam tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1
Pada label 4.8,
Adjusted R Square 0.432
memperlihatkan Adjusted R Squareadalah
sebesar 0.432, ha! ini berarti 43,2% variabel mrumjemen laba akrual dapat dijelaskan oleh variabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client importance, operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100%43.2%
=
56.8 %) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diketahui
dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini. Vru'iabel lain yang mempengaruhi manajemen laba akrual menurnt Herusetya et al., (2012) yaitu kesediaan keakuratan pelaporan opini going concern sebagai ukuran kualitas audit dari sisi independensi.
b. Uji F (Model Fit) Hasil uji F pada penelitiau ini dilakukan dengau melihat nilai signifikansi pada tabel hasil uji F berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji F (ANOVA) Model 1
Sig. 0.000
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel diperoleh nilai signifikausi 0.000, nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkau bahwa model regresi yang digunakau layak untuk menguji data atau dapat dikatakau bahwa ukurau KAP,
spesialisasi industri auditor, audit capacity stress,
client
importance, operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaau secara bersama-sama mempengaruhi mauajemen laba akrual.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakau untuk rnengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikau hasil uji statistik t dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t B
-0.027 SIZEKAP -0.010 SPEC 0.0002875 ACS -0.324 CI -0.758 OCF LOSS -0.088 * Signifikansi pada a 5% **Signifikansi pada a 10%
Sig
Kesimpulan
0.040* 0.527 0.999 0.074** 0.000* 0.000*
Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengarub Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat 2 variabel independen yaitu ukuran perusahaan (SIZEKAP) dan client importance (CI) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependenmanajemen laba akrual (DAC) namun dengan tingkat signifikansi yang berbeda. Sedangkan 2 variabel independen lainnya yaitu spesialisasi industri auditor (SPEC) dan auditor capacity stress (ACS) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen manajemen laba akrual. Hasil pengujian tersebut juga memberikan bukti bahwa variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba akrual. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a) Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Manajemen Laba Akrual Hasil
pengujian
variabel
ukuran
KAP
mempunyai
signifikansi 0.040 lebih kecil dari a= 0.05. Nilai koefisien beta yang
sehingga dapat dikatakan ukuran KAP herpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen !aha akrual pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah di!akukan oleh Rusmin (2010), Inaam et al. (2012), dan Herusetya et al. (2012). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian Pradhana dan
Rudiawarni (2013) dan Luhgiatno (2010) yang menunjukan hasil yang herheda, dalam penelitan tersehut menghasilkan ukuran KAP tidak herpengaruh terhadap manajemen !aha akrual. KAP big four dianggap lehih herkua!itas karena auditor dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memi!iki program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big
four (Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013). Pengetahuan yang dimiliki auditor KAP big 4 yang lebih superior dibandingkan dengan auditor dari KAP non-big four tersebut memhuat auditor lehih cermat dan teliti dalam melakukan audit laporan keuangan kliennya. Sehingga auditor KAP big 4 memi!iki kemampuan dalam membatasi tindakan oportunis yang dilakukan manajemen seperti manajemen laba akrual. Selain itu faktor perlindungan reputasi yang dimiliki oleh auditor KAP big 4 juga turut memicu mereka untuk memberikan kualitas audit yang terhaik dalam mengaudit laporan keuangan karena jika saja mereka gaga! dalam mendeteksi atau mambatasi tindakan manajemen laba akrual yang dilakukan oleh klien ha! ini dapat mengakibatkan KAP
kehilangan kliennya. Pengguna laporan keuangan tersebut dapat saja kehilangan kepercayaan terhadap KAP sehingga enggan untuk menggunakanjasa audit KAP kembali. b) Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Manajemen Laba Akrual Pada tabel 4.10 memperlihatkan hasil pengujian variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) mempunyai signifikansi 0.527 lebih besar dari a = 0.05 dan a = 0.1. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0.010. Hal ini menunjukan \1ipotesis H2 tidak terdukung sehingga dapat dikatakan spesialisasi industriauditor tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba akrual. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kono dan Yuyetta (2013), Herusetya et al. (2012), danLuhgiatno (2010). Dalam penelitian tersebut tidak menemukan bukti spesialisasi industri auditor memiliki pengaruh terhadap manajemen laba akrual. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012), Kmjalainen (2011), Inaam et al. (2012), dan Rusmin (2010). Dalam penelitiannnya
mereka
menemukan
terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara spesialisasi industri auditor dengan manajemen laba akrual. Berdasarkan penelitian ini spesialisasi industri auditor terbukti belum mampu membatasi
atau mengurangi praktik
manajamen laba akrual. Walaupun spesialisasi industri auditor diyakini sebagai pihak yang memiliki pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis industri klien sehingga diharapkan mampu memberikan kualitas audit yang lebih tinggi tetapi dalam penelitian
m1
spesialisasi
industri
auditor
belum
dapat
mengendalikan praktik manajemen laba akrual yang dilalrnkan oleh perusahaan. Tidak signifikannya pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap manajemen laba akrual disebabkan karena dua ha! yang saling berlawanan pada motif pengelolaan akrual (Wahyuni dan Fitriany, 2012). Motif oportunistik didasarkan atas manajemen akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan kepentingan mereka dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Motif efisiensi didasarkan atas manaj emen akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak (Scott, 2009). Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012) pengaruh motif oportunistik dan motif efisiensi dalam pengelolaan akrual adalah sama kuat dan saling berlawanan pada auditor spesialis sehingga meniadakan
pengaruh
spesialisasi
manajemen laba akrual. Karena
industri
auditor
terhadap
auditor spesialis ini akan
membolehkan manajemen untuk melakukan manajemen laba akrual
jika tujuan dilakukannya manajemen laba akrual tersebut untuk motif efisiensi. Tetapi auditor spesialis tidak akan mentolerir prilaku manajemen jika manajemen laba akrual ini dilakukan untuk motif oportunistik.
Karena
motif oportunistik
hanya
memberikan
keuntungan pada salah satu pihak dalam perusahaan yaitu manajemen dan dapat menghilangkan informasi laporan keuangan yang sebenarnya. c) PengaruhAudit Capacity Stress Terhadap Manajemen Laba Akrual Hasil pengujian variabel Audit Capacity Stress mempunyai signifikansi 0.999 Iebih besar dari a
= 0.05 dan a = 0.1. Hal ini
menunjukan bahwa audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Ni!ai koefisien beta yang dihasilkan 0.0002875. Hal ini menunjukan hipotesis HJ tidak terdukung sehingga dapat dikatakan audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012). Tetapi tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011) yang menemukan bahwa audit capacity stress yang dalam penelitian mereka diberi istilah workload berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ehlen et al. (2000) dalam Junius dan Fitriany (2012), KAP sudah mengembangkan
berbagai strategi untuk mengatasi masa-masa saat terjadinya audit capacity stress tinggi yang diistilahkan oleh Ehlen et al. (2000)
dengan workload compression, yakni: 1) Dilakukannya sistem mentoring dari staf senior ke staf junior agar masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan masalah, 2) Memberikan bonus atau tambahan gaji untuk setiap jam kerja tambahan di luar jam kerja normal, 3)
Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing staf,
4)
Sistem jam kerja auditor yang fleksibel selama seluruh deadline dan standar kerja terpenuhi, dan
5) Mengupah pekerja temporer seperti pekerja magang selama masa-masa sibuk di awal tahun (peak season) karena pada saat itu terdapat banyak permintaan untuk mengaudit laporan keuangan. Tingginya audit capacity stress yang dialami KAP pada awal tahun dapat menyebabkan auditor kelelahan dan bekerja kurang efektif sehingga dikhawatirkan dapat mengurangi kecermatan auditor dalam membatasi prilaku oportunistik manajemen yaitu manajemen laba akrual. Setelah KAP melakukan beberapa strategi yang telah diuraikan diatas tingginya audit capacity stress yang sedang dihadapi oleh auditor dapat teratasi. Tetapi strategi tersebut
hanya dapat digunakan untuk menurunkan beban kerja auditor danbelum mampu mempengaruhi kinerja dan produktivitas auditor dalam membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien. d) Pengaruh Client Importance Terhadap Manajemen Laba Akrual Hasil pengujian variabel client importance mempunyai signifikansi 0.074 lebih besar dari a dari a
=
=
0.05 tetapi tidak lebih besar
0.1. Hal ini menunjukan bahwa client importance tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba akrual
pada tingkat
kepercayaan 5% namun berpengaruh pada tingkat kepercayaan I 0%. Penggunaan signifikansi 10% ini karena penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian ekonomi dan ekonomi merupakan bagian dari social science sehingga diperbolehkan menggunakan tingkat signifikansi 5% dan 10%. Nilai koefisien beta yang dihasilkan 0.324. Hal ini menunjukan hipotesis H4 didukung sehingga dapat dikatakan client importance berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen !aha akrual. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang tel ah dilakukan oleh Herusetya et al. (2012), Ebrahim (200 I). Tetapi tidak mendukung basil penelitian Sharma et al. (2011) dan Gui (2007). client importance merupakan salah satu proksi kualitas
audit yang mewakili dimensi independensi (Herusetya et al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian ini menemukan bahwa walaupun KAP memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun
KAP tetap dapat menjaga independensinya, terbukti dengan adanya pengaruh negatif client importance dengan manajemen laba akrual. Audior/KAP tetap menjalankanjasa auditnya sesuai prosedur dengan menggunakan kompetensi dan independensi yang dimilikinya pada klien yang memberikan tingkat ketergantungan ekonomi pada KAPnya sehingga auditor tetap dapat membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan kliennya. Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012), Semakin penting klien bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas audit karena faktor perlindungan reputasi. Karena ketika terjadi kegagalan audit pada perusahaan yang memiliki total aset relatif lebih tinggi/ perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik dari pada perusahaan kecil, sehingga reputasi auditor dan KAP itu akan lebih mudah hancur maka auditor dan KAP lebih termotivasi untuk memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya (Wahyuni dan Fitriany, 2012). Dengan kualitas audit yang tinggi tersebut, auditor mampu membatasi dan mengurangi prilaku manajemen laba akrual yang dilakukan oleh manajemen. e) Hasil Pengujian Variabel Kontrol Hasil pengujian variabel kontrol operating cash flow (OCF) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0.758. Berdasarkan ha! tersebut menemukan bukti bahwa operating cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen !aha akrual. Konsisten dengan hasil
penelitian Nastiti dan Gumanti (2011) dan Pradhana dan Rudiawarni (2013). Menurut Nastiti dan Gumanti (2011) arus kas dari aktivitas operasi mencerminkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan dana (arus dana) untuk digunakan dalam membiayai kegiatan operasinya, melunasi kewajiban, melakukan investasi barn tanpa mengandalkan dari sumber pendanaan lain. Makajika arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut kinerjanya baik sehingga motivasi untnk melakukan kegiatan manajemen laba akrual akan menurun. Sebaliknya, pada saat arus kas dari aktivitas operasi rendah, maka manajemen akan termotivasi melakukan manajemen laba akrual untuk memperbaiki kine1janya agar terlihat baik. Hasil
pengujian
variabel
kontrol
rugi/laba
bersih
perusahaan (LOSS) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0.088. Berdasarkan ha! tersebut
menemukan
bukti
bahwa
rugi
bersih
perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual. Konsisten dengan hasil penelitian Herusetya et al., (2012). Hal ini menunjukan
bahwa
perusahaan
yang
mengalami
kerugian
kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami laba
kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual akan lebih tinggi.
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera dalam tabel 4.10, maka persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:
Y = 0.371-0.027X 1-0.010X2+0.0002875X3 -0.324Xi-0.758Xs -0.088X6
Pada persamaan regresi diatas maka dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0.371, menunjukan jika variabel independen tidak ada maka akan terjadi peningkatan manajemen laba akrual sebesar 0.371. Koefisien regresi untuk variabel ukuran KAP sebesar -0.027 menunjukan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan tingkat ukuran KAP, maka dapat menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.027. Koefisien regresi pada variabel auditor spesialisasi industri sebesar -0.010, ha! ini berarti jika variabel spesialisasi industri auditor bertambah 1 satuan, maka akan menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.010. Koefisien regresi untuk variabel audit capacity stress sebesar 0.0002875menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat
audit capacity stress, maka variabel manaj em en laba akrual akan bertambah sebesar 0.0002875. Koefisien regresi untuk client importance sebesaT -0.324 menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat client importance, maka dapat menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.324. Koefisien regresi untuk operating cash flow sebesar -0.758 menunjukan bahwa setiap
variabel manajemen laba akrual sebesar 0.758. Koefisien regresi untuk rugi/laba bersih perusahaan sebesar -0.088 menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat rugi/laba bersih perusalman, maka dapat menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.088.
B. Implikasi
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman kita dalam melihat kemampuan auditor yang berkualitas dalan1 membatasi prilaku oportunistik manajemen perusahaan yaitu manajemen laba akrual. Beberapa implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor
Dalan1 melakukan pengambilan keputusan investasi, investor diharapkan untuk lebih hati-hati dalam menilai laporan keuangan agar investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan seperti yang diharapkan. Karena dari penelitian ini terbukti perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba akrual, baik dengan tekuik income minimization maupun tekuik income maximization. Selain itu investor juga perlu mengetahui auditor yang
mengaudit perusahaan apakah auditor tersebut berkualitas sehingga mampu membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan perusahaan. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik Dalam penelitian ini membuktikan spesialisasi industri auditor ternyata tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Diharapkan bagi Kantor Akuntan Publik agar menambah pelatihan-pelatihan auditor pada industri khusus untuk menambah kompetensi bagi auditor spesialis Sehingga mampu membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien.
3. Bagi Perusahaan Dalam memilih Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan, seharusnya perusahaan menilai terlebih dahulu apakah KAP yang akan melakukan perikatan jasa audit memiliki kualitas dan reputasi yang baik atau tidak. Karena dengan kualitas audit yang baik maka KAP tersebut diharapkan dapat membatasi manajemen laba akrual.
C. Saran Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa ha! diantaranya: 1. Diharapkan penelitian berikutnya memperpanjang waktu pengamatan dan meneliti semua perusahaan baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun perusahaan private. 2.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengukur spesialisasi industri auditor dan client importance berdasarkan seluruh perusahaan yang diaudit KAP tidak hanya memasukan perusahaan yang terdaftar saja tetapi perusahaan private.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan pengukuran yang lain seperti model Jones (1991), model Kaznik (1999) dan model Francis et al. (2005). 4.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan variabel lain yang mencerminkan kualitas audit dalam mempengaruhi manajemen laba akrual
seperti kesediaan melaporkan dan keakuratan pelaporan opini going concern (Herusetya et al. 2012).
DAFTARPUSTAKA
Al-Thuneibat A. & Baker, R.A.A, "Do audit tenure and firm size contribute to audit quality?Empirical evidence from Jordan", Managerial Auditing Journal Vol. 26 No. 4, 2011. Anggraini Sari dan Sidharta Utarna, "Pengaruh Efektivitas Peran Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen dan Kualitas Audit Terhadap Kualitas Akrual" Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013. Aulia Rud dan Fitriany, "Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran KAP, Prediksi Kebangkrutan, dan Ketidakstabilan Projitabilitas Terhadap Kemungkinan Terjadinya Fraud pada Laporan Keuangan ", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013. Balsam S, Jagan Krishnan dan J.S Yang. "Auditor Industry Specialization and Earnings Quality". 2003. Becker C L, Mark L Defend, James J, dan K R Subramanyarn. "The effect of audit quality on earnings management", Contemporary Accounting Research 15.1, 1998. Boyton William C, Raymon N. Johnson, Walter G kell, "Modern auditing" Edisi Ketujuh, Jakarta, Erlangga. Chen, S., Sun, S.Y.J., Wu, D., "Client importance, institutional improvements, and audit quality in China: An office and individual auditor level analysis", The Accounting Review 85 (1), 127-158, 2010. Chi, Edward B. Douthett Jr, Ling Lei Lisic "Client importance and audit partner independence", J. Account. Public Policy 31, 2012. Chung Hyeesoo dan Sanjay Kallapur, "Client Importance, Non-Audit Services, and Abnormal Accruals", Krannert School of Management Purdue University, 2003. DeAngelo L. E, Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and Economics 3(3), 183-199, 198-1.
Jensen, M.C; dan W.H. Meckling, "Theory of the Firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure", Journal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360, 1976. Junius dan Fitriany., "Pengaruh Audit Capacity Stress, Pendidikan Profesi Larifutan (PPL), Ukuran Kap, Spesialisasi, Terhadap Manajemen Laba Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Riil", SNA XV Banjarmasin, 2012. Karjalainen Jukka, "Audit Partner Industry Specialization and Earnings Quality ofPrivately-Held Companies", University of Eastern Finland, 2011. Kono Fransiska Dian Permatasari dan Etna Nur Afri Yuyetta, "Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, Spesialisasi lndustri KAP, Audit Tenur dan lndependensi Auditor terhadap Manajemen Laba" Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013. Liputan 6, "BUMN Masih Sering Curang", artikel diakses tanggal 10 November 2013, dari: http://bisnis.liputan6.com/read/690613/bumn-masih-seringcurang. Luhgiatno, "Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Menejemen Laba Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan !PO di Indonesia" Fokus EkonomiVol. 5 No. 2 Desember, 2010. Memis Mehmet Unsal dan Emin Huseyin Cetenak. "Earnings Management, Audit Quality and Legal Environment: An International Comparison", International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 2, No. 4, 2012. Nastiti Ari sita dan Tatang Ari Gumanti, " Kualitas Audit dan Manajemen Laba Pada Initial Public Offerings Di Indonesia", Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011. Palurnan Astrid Rona Novianty dan Baldric Siregar, "Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi lnformasi Laporan Keuangan Dimoderasi oleh Akrual Diskresioner Jangka Pendek dan Jangka Panjang", JEB, Vol. 3, No. 2, Juli 2009. Peraturan Mentri Keuangan Nomor 17 tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), "Tentang Penyajian Pelaporan Keuangan No.12009.
and Individual Auditors The Case of Taiwan", Review of Pacific Basin Financial Markets and Policies Vol. 16, No. 2, 2013. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), SA seksi 150. Sulistiyanto Sri, "Manajemen Laba (I'eori & Model Empiris ", Grasindo, Jakarta, 2008. UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK pasal 68 ayat (1). Wahyuni Nur dan Fitriany, "Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit", 2012 Yuvisa Ewing, Abdul Rohman dan Sri Handayani., "Pengaruh Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan Auditor Tenure, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel anteseden ". Zulfiati Lies, "Manajemen Laba, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Siklus Hidup Perusahaan", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Perusahaan Property, Real Estate a11d Building Co11structio11 Terdaftar Tahun 2009-2012 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. Bekasi Asri Pemula Tbk. Bumi Citra Permai Tbk. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Bukit Darmo Property Tbk. Sentul City Tbk. Bumi Seroong Damai Tbk. Cowell Development Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Property Tbk. Ciputra Surya Tbk. Duta Anggada Realtv Tbk. Duta Graha Indah Tbk. Intiland Development Tbk. Duta Pertiwi Tbk. Bakrieland Development Tbk. Fortune Mate Indonesia Tbk. Gowa Makassar Tourism D. Tbk. Panca Wiratama Sakti Tbk. JIHD Tbk. Java Konstruksi Manggala P. Tbk. Jaya Real Property Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. La<mna Cipta Griva Tbk. Linno Cikarang Tbk Linno Karawaci Tbk. Modernland Realty Ltd. Tbk. Metropolitan Kentjana Tbk. Indonesia Prima Property Tbk. New Century Development Tbk. Pakuwon Jati Tbk.
Ko de ADHI ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BKSL BSDE CO\VL CTRA CTRP CTRS DART DGIK DILD DUTI ELTY FMII GMTD GPRA JIHD JKON JRPT KIJA KPIG LAMI LCGP LPCK LPKR MDLN MKPI OMRE PWON PWSI
Daftar Sampel Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction No Nama Perusahaan
Ko de
1 2 3 4
ADHI ASRI BAPA BIPP BKDP BKSL BSDE CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI GMTD JIHD· JKON JRPT KIJA LAMI LPCK LPKR MDLN MKPI OMRE PWON PTPP RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA TOTL
5
6 7 8 9 10
11
12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Adhi Karva (Persero) Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. Bekasi Asri Pemula Tbk. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Bukit Darmo Property Tbk. Sentul Citv Tbk. Bumi Semong Damai Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Prooerty Tbk. Cioutra Surva Tbk. Duta Amrn:ada Realty Tbk. Intiland Development Tbk. Duta Pertiwi Tbk. Gowa Makassar Tourism D. Tbk. JIHD Tbk. Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk. Jaya.Real Prooerty Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Liooo Cikarang Tbk Liooo Karawaci Tbk. Modemland Realty Ltd. Tbk. Metrooolitan Kentiana Tbk. Indonesia Prima Property Tbk. New Centurv Development Tbk. PP (Persero) Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Danayasa Arthatama Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk. Summarecon Agung Tbk. Surva Semesta Internusa Tbk. Total Bangun Persada Tbk. Wiiava Karya (Persero) Tbk.
WIKA
NO 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KODE
MKPI OMRE PTPP PWON RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA TOTL WIKA
KAP Eddy Prakarsa Perrnana & Siddharta Osman Bing Satrio Riza Wahono Rekan Osman Bing Satrio Anwar & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Osman Bing Satrio Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Osman Bing Satrio Aryanto, Amir J usuf, Mawar & Saptoto Pieter Uways Dan Rekan
SIZEKAP 0 1 0 1 0 0 1 I 1 0 0
SPEC 0 0 0 0 0. 0 0 I 0 0 0
ACS 29.125 35.318 13.667 35.318 92.667 104.800 35.318 111.077 35.318 2.750 10.000
CI 0.9970 0.9180 1.0000 0.9700 1.0000 0.9460 0.9520 0.9450 0.9550 0.9120 1.0000
DAC -0.00150 0.08236 0.08520 0.00803 0.06759 0.04853 -0.00854 -0.11500 -0.01180 -0.11450 -0.10653
OCF 0.158591 0.020611 0.005897 0.023825 0.002111 0.08454 0.016428 0.128443 -0.03031 0.151691 0.154406
LOSS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Data Perusahaan Tahun 2010 NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE ADID ASRI BAPA BIPP BKDP BKSL BSDE CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI GMTD JIHD JKON JRPT KUA LAM! LPCK LPKR MDLN MKPI
KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Paul Hadiwinata Eddy Sidclharta & Rekan Joh an, Malonda, Astika Dan Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Tanubrata, Sutanto & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Mulyamin Sensi Suryanto Mulyamin Sensi Suryanto Drs Hasnil M Yasin & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Tanubrata, Sutanto & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Aryanto, Arnio Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Tanubrata, Sutanto & Rekan Eddy Siddharta & Rekan
SIZEKAP 0 0 0 0 0 0 0 1 I 1 1 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0
SPEC I 0 0 0 0 0 0 0 0 ' 0 0 0 0 0 0 l I 0 0 1 1 0 0
ACS 56.58333 35.90909 33 34.11765 35.27273 51.l 100.8 28.6875 28.6875 28.6875 28.6875 100.8 100.8 14.83333 100.8 56.58333 56.58333 51.1 35.27273 56.58333 56.58333 51.1 33
CI 0.9422 i.0000 0.9059 1.0000 0.9310 0.9750 0.9704 0.9688 0.9397 0.9273 0.9267 0.9403 0.9412 1.0000 0.9415 0.9124 0.9292 0.9627 0.9134 0.9073 0.9805 0.9462 0.9974
DAC 0.03541 -0.12324 0.01843 -0.01794 0.00855 0.09669 -0.06437 -0.03621 0.00157 0.00472 0.00688 0.30993 0.00763 -0.03599 -0.01727 -0.00789 -0.13546 -0.02426 0.15848 -0.09973 0.10973 0.05428 -0.08306
OCF -0.00624 0.173685 0.11366 0.009277 -0.02649 -0.03031 0.064958 0.064969 0.041139 0.032728 0.023708 -0.06114 0.059109 0.135349 0.019174 0.06252 0.199686 0.030395 0.056128 0.148767 -0.04271 -0.01791 0.228668
LOSS 0 0 0 l l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KODE OMRE PTPP PWON RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA TOTL WIKA
KAP Osman Bing Satrio Soetjana Mulyana Rekan Osman Bing Satrio Anwar & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Osman Bing Satrio Purwantono, Suherman & Surja Osman Bing Satrio Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Hadori Sugiarto Adi & Rekan
SIZEKAP 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0
SPEC 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
ACS 34.6087 12.6 34.6087 130 100.8 34.6087 28.6875 34.6087 56.58333 35.27273
CI 0.9170 1.0000 0.9717 1.0000 0.9313 0.9501 0.9551 0.9549 0.9057 0.9923
DAC -0.04784 0.04653 -0.06946 -0.01053 -0.00403 -0.00365 -0.08078 0.00406 -0.02015 0.01899
OCF 0.156675 0.012284 0.136805 0.026514 0.024224 0.017835 0.106584 0.039329 0.072796 0.033394
LOSS 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Data Perusahaan Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
IO 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE ADHI ASRI BAPA BIPP BKDP BKSL BSDE CTRA CTRP CTRS DART DlLD DUTI GMTD JilID JKON JRPT KJJA LAM! LPCK LPKR MDLN MKPI
KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Paul Hadiwinata Hendrawinata Eddy & Siddarta Johan, Malonda, Astika Dan Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Tanubrata, Sutanto & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Purwantono, Suherman & Surja Mulyamin Sensi Suryanto Mulyamin Seusi Suryanto Benny, Tony, Frans & Daniel Mulyamin Sensi Suryanto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Tanubrata, Sutanto & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Tanubrata, Sutanto & Rekan Hendrawinata Eddy Siddarta
SIZEKAP 0 0 0 0 0 0 0 1 1
I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPEC 1 0 0 0
o. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
ACS 46.8 35.42857 0.952381 31.55556 58.61538 54.28571 31.8 62.25 62.25 62.25 62.25 31.8 31.8 15.6 31.8 46.8 46.8 54.28571 58.61538 46.8 46.8 54.28571 0.952381
CI 0.9435 l 0.9038 l 0.9115 0.9695 0.971 0.9676 0.926 0.9295 0.9344 0.9449 0.942 1 0.9364 0.9111 0.9306 0.9714 0.895 0.9083 0.9785 0.9435 0.9976
DAC -0.06712 -0.18367 -0.02344 -0.00997 0.01181 0.11763 0.00418 -0.02251 0.08639 -0.01791 0.0272 0.08998 0.01948 -0.13563 -0.0015 -0.09961 0.01549 -0.00311 0.05097 0.36379 0.01939 -0.04503 0.00638
OCF 0.084978 0.236204 0.029712 -0.13857 -0.00689 -0.08561 0.077026 0.076954 0.001172 0.076329 -0.00794 -0.0398 0.072021 0.179231 0.065263 0.101591 0.07632 0.082488 0.084353 0.126193 0.020512 0.068142 0.244854
LOSS 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 ()
0 ()
0 0 0 0 0 0 0 0
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33
KODE OMRE PTPP PWON RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA
TOTL WIKA
KAP Osman Bing Satrio Soetjana Mulyana Rekan Osman Bing Satrio Anwar & Rekan Mulyamin Sensi Suryanto Hadori Sugiarto Adi & Rekan Purwantono, Suherman & Surja Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan
SIZEKAP I 0 1 0 0 0 1 0 0 0
SPEC 0 0 0 0 0. 0 0 1 0 0
ACS 41.69565 11.5 41.69565 152.6667 31.8 58.61538 62.25 46.8 58.61538 58.61538
CI 0.9264 1 0.9959 1 0.9291 0.9419 0.9562 0.92 0.9334 0.9823
DAC 0.05429 0.00556 0.05178 0.04469 -0.01874 0.00773 -0.06402 -0.12654 -0.08785 -0.07005
OCF 0.051012 0.021093 0.060271 0.004852 0.064771 0.002757 0.092516 0.201335 0.144915 0.100735
LOSS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KODE OMRE PTPP PWON RBMS SCBD SMDM SMRA SSIA TOTL WIKA
KAP Osman Bing Satrio & Enny Soejatna Mulyana Rekan Osman Bing Satrio & Enny Anwar & Rckan Mulyamin Lianny Hadori Sugiarto Adi & Rekan Purwantono, Suherman & Sandjaja Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Hadori Sugiarto Adi & Rekan Hadori Sugiarto Adi & Rekan
SIZEKAP 1 0 1 0 0 .. 0 1 0 0 0
•
SPEC 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
ACS 42.04348 10.125 42.04348 55.42857 46.4 34.84615 76.5 38.5 34.84615 34.84615
CI 0.9201 l 0.9967 1 0.9247 0.9386 0.958 0.9273 0.9305 0.9853
DAC 0.05325 0.0163 -0.08395 0.08594 -0.01392 0.07517 -0.04455 -0.13311 0.10083 -0.03678
OCF 0.042492 0.0229 0.180812 0.01468 0.073823 -0.01404 0.120399 0.254701 0.097626 0.041251
LOSS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran3 Output Hasil Pengujian Data
1. Statistik Deskriptif
s
. Oescn ltive ta f 1st1cs N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DAG
132
-,385720
,363790
.00000061
,082228015
SIZEKAP
132
1,0
,250
.4347
SPEC
132
.o .o
1.0
,182
,3872
ACS
132
,952
152,667
50,13822
31,667816
Cl
132
,8899
1.0000
,953427
,0321468
132
-,13857
,2841988
,0622137
,074738
LOSS
132
.o
1.0
,076
.2656
Valid N (listwise)
132
OCF
2. Uji Normalitas . o moaorov-S m1rnov Tes t 0 ne -S ampe Kl Unstandardized Residual 132
N Normal Parameters•·•
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asvmo. Sia. 12-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation
,0000000 ,06051942
Absolute
,109
Positive
,109
Negative
-,098 1,247 ,089
5. Uji Hcterokedastisitas Uji Glejser Coefficients• Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
Sig.
t
Coefficients Std. Error
B
,680
,498
-,169
-1,905
,059
,011
,076
,819
,414
2,576E-005
,000
,016
,194
,847
-,054
,131
-,038
-,414
,679
OCF
,114
,058
,186
1,969
,051
LOSS
,004
,016
,023
,243
,808
(Constant)
,085
,125
SIZEKAP
-,018
,009
,009
SPEC 1
Beta
ACS Cl
a. Dependent Variable: ABSut
6. Hasil Pengujian Hipotesis a. Koefisicn Determinasi (R2) Model Summal"I/ Model
1
R
R Square
,677'
,458
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,432
,061954860
a. Predictors: (Constant), LOSS, ACS, Cl, SIZEKAP, SPEC, OCF b. Dependent Variable: DAC
Durbin-Watson
1,905
b. UjiF ANOVA•
Squares
Square ,406
6
,068
,480
125
,004
,886
131
.ooo'
17,627
'ariable: DAC ~onstant),
LOSS, ACS, Cl, SIZEl'AP, SPEC, OCF
c. Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized · . ----t
-
Sig .
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
,371
,172
SIZE KAP
-,027
,013
SPEC
-,010
Beta 2,152
,033
-,140
-2,074
,040
,015
-,045
-,635
,527
2,785E-007
,ODO
,000
,002
,999
Cl
-,324
,179
-,127
-1,803
,074
OCF
-,758
,079
-,689
-9,565
,ODO
LOSS
-,088
,022
-,284
-4,004
,000
ACS
a. Dependent Variable: DAC