PENGARUH KONVERGENSI IFRS DAN MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI Pendi Nurdiansyah, Herawati, Resti Yulistia Muslim Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
ABSTARCT This study is aim to determine the effect of IFRS convergence and mekanism good corporate governance on accounting covertism to manufacture company listed on Indonesian Stock Exchange. The research model using 41 manufacture company listed on Indonesian Stock Exchange in the period 2011-2013. The test of hypotesis using multipel regresion analysis. The result of the test founding IFRS convergence and independent commisioner have significant effect on accounting convertism meanwhile board of commisioner, audit commitee and institusional ownership have not significan effect on accounting convertism to manufacture company listed on Indonesian Stock Exchange (IDX). Keywords : IFRS Convergence, Independent Commisioner, Board of Commisioner, Audit Commitee, Institusional Ownership, Accounting Conservatism 1.Pendahuluan karakteristik investasi yang dipilihnya
1.1 Latar Belakang Pasar
modal
memiliki
peran
(Sartono, 2010 ).
penting bagi perekonomian suatu negara.
Penelitian yang menghubungkan
Hal ini disebabkan oleh terdapatnya dua
good
fungsi penting yang dimiliki oleh pasar
konservatisme belum banyak dilakukan,
modal yaitu, fungsi ekonomi dan fungsi
terutama di Indonesia. Banyaknya kasus
keuangan. Fungsi ekonomi berjalan ketika
kecurangan di Indonesia secara tidak
pasar modal menyediakan fasilitas atau
langsung
wahana
dua
tingkat konservatisme yang diterapkan
kepentingan yaitu pihak yang memerlukan
oleh perusahaan dalam menyusun laporan
(investor) dan pihak yang membutuhkan
keuangannya (Wardhani, 2008).
yang
mempertemukan
(issuer). Fungsi keuangan disebut sebagai salah satu fungsi karena pasar modal mampu memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik
dana
sesuai
dengan
corporate
governance
mengindikasikan
dengan
rendahnya
IFRS merupakan wujud adanya penolakan dan kritik terhadap prinsip konservatisme akuntansi karena prinsip fair
value
lebih
relevansi.Hellman
menekankan (2007)
pada
menyatakan 1
bahwa kebutuhan konservatisme sering
mengurangi
dikaitkan dengan keandalan pelaporan dari
meningkatkan kualitas informasi laporan
peristiwa masa lalu. Namun, tujuan dari
keuangan Arif (2010) dalam Watts (2003).
standar
akuntansi
mengutamakan
modern
orientasi
adalah
masa
depan,
bertujuan untuk membantu para investor dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam standar akuntansi
internasional
(IFRS).
IFRS
memperkenalkan prinsip baru yang disebut dengan prudence sebagai pengganti prinsip konservatisme. Yang dimaksud dengan prudence
dalam
IFRS,
terutama
sehubungan dengan pengakuan pendapatan adalah pendapatan boleh diakui meskipun masih
berupa
memenuhi
potensi,
ketentuan
sepanjang pengakuan
pendapatan (revenue recognition) dalam IFRS (Yustina, 2010).
biaya
Corporate
agensi
governance
dan
sebagai
seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang terdiri dari fairness, transparency, accountability mengatur
dan
hubungan
responsibility, antara
pemegang
saham, manajemen perusahaan (direksi dan komisaris), kreditur, karyawan serta stakeholders
lainnya
yang
berkaitan
dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak (Yustina, 2010). Penerapan prinsipprinsip tata kelola perusahaan dianggap sebagai
suatu
keharusan
agar
nilai
perusahaan dapat terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya.Selain itu, keberadaan sistem tata kelola perusahaan yang baik juga dianggap perlu untuk membantu perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi yang hendak dicapai.
Konservatisme merupakan konsep yang mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan keuntungan lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai terendah serta mengakui dan kewajiban dengan nilai tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009). Watts (2003) berpendapat bahwa penerapan
konservatisme
mengurangi
kemungkinan
dapat manajer
1.2 Perumusana Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas maka
perumusan
masalahnya
adalah
sebagai berikut : a. Apakah
konvergensi
berpengaruh
IFRS terhadap
konservatisme akuntansi? b. Apakah
proporsi
komisaris
melakukan manipulasi laporan keuangan.
independen berpengaruh terhadap
Selain itu, konservatisme merupakan salah
konservatisme akuntansi?
satu
karakteristik
penting
dalam 2
c. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi?
terhadap konservatisme akuntansi? e. Apakah kepemilikan institusional terhadap
konservatisme akuntansi?
Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasikan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Teori ini muncul karena adanya hubungan antara prinsipal dan pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedangkan para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syaratsyarat yang menyertai dalam hubungan
Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan permasalahan
agensi
karena
masing-masing pihak tersebut akan selalu
fungsi
utilitasnya.
perolehan
ketidakseimbangan
informasi
antara
pihak
manajemen sebagai penyedia informasi dengan
pihak
pemegang
saham
dan
2.2 Konservatisme Akuntansi Konservatisme dalam pelaporan keuangan dibedakan menjadi dua bagian yaitu konservatisme dari prinsip akuntansi berterima umum (conservatism of GAAP) dan konservatisme diskresioner (Wardani, 2009). Konservatisme dari PABU adalah konservatisme
memaksimalisasikan Agen
memiliki
yang
ditentukan
oleh
standar para manajer, contohnya manajer diwajibkan menggunakan nilai terendah dari cost atau pasar (lower of cost or market)
untuk
penilaian
persediaan,
mencatat kerugian dan biaya dengan segera tetapi tidak untuk laba. Sedangkan konservatisme
tersebut (Ross, 2010).
untuk
adanya
(Wardhani, 2008).
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
berusaha
kondisi
stakeholder sebagai pengguna informasi
II Landasan Teori
muncul
dengan prinsipal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu
d. Apakah komite audit berpengaruh
berpengaruh
informasi yang lebih banyak dibandingkan
konservatisme
diskresioner yang
dihasilkan
adalah dari
keleluasaan manajer dalam pelaporan, contohnya dalam mengestimasi tingkat keusangan persediaan. Konservatisme kehati-hatian ketidakpastian
dalam yang
sebagai
reaksi
menghadapi melekat
dalam
perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko inheren 3
dalam lingkungan bisnis sudah cukup
proses dan struktur yang digunakan oleh
dipertimbangkan (Yustina, 2010). Selain
organ
merupakan
keberhasilan
konvensi
laporan
penting
keuangan,
mengimplikasikan
dalam
konservatisme
perusahaan
untuk
usaha guna
meningkatkan
dan
akuntabilitas
mewujudkan
nilai
dalam
pemegang saham dalam jangka panjang
mengakui dan mengukur pendapatan dan
dengan tetap memperhatikan kepentingan
aktiva. Konsep konservatisme menyatakan
stakeholder
bahwa dalam keadaan yang tidak pasti,
peraturan
manajer perusahaan akan menentukan
etika”. Definisi ini menekankan pada
pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi
keberhasilan usaha dengan memperhatikan
yang didasarkan pada keadaan, harapan,
akuntabilitas
kejadian, atau hasil yang dianggap kurang
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika
menguntungkan (Dewi, 2004).
serta memperhatikan stakeholders yang
2.3 Good Corporate Governannce
tujuan jangka panjangnya adalah untuk
Good
kehati-hatian
BUMN
corporate
governance
lainnya, perundangan
yang
mewujudkan
dan
yang
2.4 Konvergensi IFRS
mengendalikan
perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Monks,
2003).
Ada
dua
hal
yang
ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat
pada
waktunya
dan,
kedua,
kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Definisi
nilai-nilai
pada
meningkatkan
pemegang saham.
dan
dan
berlandaskan
(GCG) secara definitif merupakan sistem mengatur
berlandaskan
nilai
IFRS merupakan wujud adanya penolakan dan kritik terhadap prinsip konservatisme akuntansi karena prinsip fair
value
lebih
menekankan
pada
relevansi. Hellman (2007) menyatakan bahwa kebutuhan konservatisme sering dikaitkan dengan keandalan pelaporan dari peristiwa masa lalu. Namun, tujuan dari standar
akuntansi
mengutamakan
modern
orientasi
masa
adalah depan,
bertujuan untuk membantu para investor dan pemangku kepentingan lainnya dalam
Corporate
Governance
pengambilan keputusan mereka.
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN
No
Kep-117/M-MBU/2002
2.5 Proporsi Komisaris Independen
tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan
Keberadaan komisaris independen
praktik GCG pada BUMN adalah: “Suatu
dalam suatu perusahaan sangatlah penting. 4
Dengan menambah proporsi komisaris
anggota
independen,
disesuaikan
maka
perusahaan
dapat
dewan
komisaris
dengan
harus
kompleksitas
melaksanakan tugasnya secara efektif dan
perusahaan dengan tetap memperhatikan
meningkatkan
pengawasan
efektifitas dalam pengambilan keputusan.
direksi
manajer
dan
berpengaruh
terhadap
yang
akan
Ukuran dewan komisaris yang tepat,
tingkat
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
perusahaan.
ukuran dewan direksi, industri dan jenis
terhadap
konservatisme Komisaris
akuntansi
independen
sekurang-kurangnya
yang
30%
dimiliki
(tiga
puluh
keahlian
yang
dibutuhkan,
menyeluruh yang dihadapi (Wardhani,
persen) dari jumlah seluruh anggota
2008).
komisaris,
2.8 Kepemilikan Institusional
berarti
telah
memenuhi
pedoman good corporate governance guna menjaga
independensi,
pengambilan
keputusan yang efektif, tepat, dan cepat (Herawati, 2008). Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja
perusahaan
keseluruhan.
secara
luas
Komisaris
dan
independen
risiko
Kepemilikan
perusahaan
oleh
investor institusional semakin meningkat pada tahun-tahun terakhir ini. Investor ini dapat
berpengaruh
terhadap
jalanya
perusahaan karena hak voting yang mereka miliki.
Hak
voting
mengintervensi
tersebut
keputusan
misalnya
keputusan
maupun
system
mampu
manajemen
investasi,
penggajian
merger eksekutif
(Yustina, 2010).
bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
Kepemilikan saham institusional
pengambilan keputusan khususnya dalam
adalah saham perusahaan yang dipegang
rangka perlindungan terhadap pemegang
oleh institusi lain. Institusi merupakan
saham minoritas dan pihak-pihak lain yang
sebuah
terkait (Yustina, 2010 ).
kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan
2.6 Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris adalah jumlah yang tepat dari anggota dewan komisaris
dalam
menjalankan
tugasnya.Menurut pedoman umum Good
lembaga
yang
termasuk
investasi
memiliki
saham.
Perusahaan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari
5%) mengindikasikan
kemampuan untuk memonitor manajemen (Herawati, 2008).
Corporate Governance Indonesia, jumlah 5
dilakukan oleh Wardhani (2008) yang
2.9 Pengembangan Hipotesis 2.9.1
Konvergensi
IFRS
dan
Konsevatisme Akuntansi
membuktikan bahwa board of directors yang kuat (dewan yang memiliki komisaris independen dalam proporsi lebih tinggi)
IFRS memperkenalkan prinsip baru
akan mensyaratkan informasi yang lebih
yang disebut dengan prudence sebagai
berkualitas
pengganti
cenderung
perinsip
Prudence
dalam
konservatisme.
untuk
mereka
lebih
akan
menggunakan
terutama
prinsip akuntansi yang lebih konservatif
sehubungan dengan pengakuan pendapatan
dalam konservatisme yang diukur dengan
adalah pendapatan boleh diakui meskipun
ukuran nilai pasar. Dengan demikian
masih
peneliti mengajukan hipotesis alternatif
berupa
memenuhi
IFRS,
sehingga
potensi,
ketentuan
sepanjang pengakuan
yaitu:
pendapatan (revenue recognition) dalam
H2 : Proporsi komisaris independen
IFRS. Piots (2010) membuktikan adanya
berpengaruh
perubahan konservatisme setelah adanya
konservatisme akuntansi.
terhadap
tingkat
adopsi IFRS. Mereka menemukan bahwa jenis conditional conservatism yang dinilai dari asymmetric timeliness of bad vs. good
2.9.3 Ukuran Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi
news menurun setelah adanya adopsi IFRS.
Konservatisme
akuntansi
akan
Penelitian
Lara
(2005)
menunjukkan bahwa perusahaan yang
menurun ketika asimetri informasi dan
memiliki
konservatisme akuntansi saling berkaitan
mekanisme
Wats 2003 dalam Yustina (2010). Dengan
mensyaratkan tingkat konservatisme yang
demikian peneliti mengajukan hipotesis
lebih tinggi daripada perusahaan dengan
alternatif yaitu:
dewan
H1 : Konvergensi IFRS berpengaruh
komisaris yang tidak seimbang dengan
terhadap
ukuran dewan direksi akan menyebabkan
tingkat
konservatisme
dewan
yang
corporate
yang
lemah.
kuat
sebagai
governance
Ukuran
dewan
komisaris mengalami kesulitan dalam
akuntansi. 2.9.2 Proporsi Kmisaris Independen dan Konsevatisme Akuntansi
berdiskusi dengan dewan direksi dan mengawasi kinerja perusahaan. Dewan komisaris
Penelitian lain yang menerangkan
penerapan
akan
lebih
prinsip
menginginkan
akuntansi
yang
pengaruh independensi dewan komisaris
konservatif untuk mencegah perilaku yang
terhadap
menyimpang dari direksi dan manajer
konservatisme
akuntansi
6
(Ahmed, 2007). Dengan demikian peneliti
konservatif. Dengan demikian peneliti
mengajukan hipotesis alternatif yaitu:
mengajukan hipotesis alternatif yaitu:
H3
:
Ukuran
berpengaruh
dewan
komisaris
terhadap
tingkat
konservatisme
akuntansi
2.9.4 Komite Audit dan Konservatisme
H5
:
Kepemilikan
berpengaruh
institusional
terhadap
tingkat
konservatisme akuntansi 2.10 Model Penelitian Adapun model dari penelitian ini adalah
Akuntansi Dengan adanya komite audit dalam
sebagai berikut :
suatu perusahaan, maka proses pelaporan
Model Pnenelitian
keuangan perusahaan akan termonitor Konvergensi IFRS
dengan baik. Komite audit ini akan memastikan
bahwa
perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang
Komisaris indpnden
Konservatisme Akuntansi
Dewan Komisaris
akan menghasilkan informasi keuangan Komite Audit
perusahaan yang akurat dan berkualitas (Yustina, 2010). Dengan demikian peneliti
Kepemilikan Institusional
mengajukan hipotesis alternatif yaitu: H4
:
Komite
terhadap
audit
tingkat
berpengaruh konservatisme
III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Sumber Data
akuntansi. Data yang digunakan dalam penelitian 2.9.5 Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi Semakin
besar
ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan
kepemilikan
kinerja
perusahaan
manufaktur
yang
institusional ini, maka semakin besar pula
terdaftar di BEI tahun 20011 hingga 2013
monitoring yang dilakukan terhadap pihak
yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
manajemen perusahaan dan semakin besar
Indonesia (www.idx.co.id).
pula tuntutan akan adanya informasi yang transparan. Oleh karena itu, dengan adanya investor institusional ini, maka dapat mendorong pihak manajemen perusahaan menerapkan
prinsip
akuntansi
yang
Pada penelitian ini yang menjadi sampel
adalah
perusahaan
yang
menerbitkan annual report di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel
adalah
purposive
sampling. 7
Adapun kriteria yang dijadikan dasar
Translation; (11) Business Combination;
pemilihan anggota sampel pada penelitian
(12) Related Party Disclosures; (13)
ini adalah sebagai berikut:
Consolidated Financial Statements and
1. Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 hingga 2013 2. Menerbitkan
laporan
tahunan
(annual report) dari tahun 2011 hingga 2013 3. Menyajikan
laporan
(14)
Accounting
for
Investment
in
Associate; (15) Earning Per Share; (16) Interim
Financial
Reporting;
(17)
Impairment of Assets; (18) Intangible Assets; (19) Revenue Recognition; dan (20) Financial Instrument.
keuangan
dalam rupiah 4. Perusahaan
Accounting for Investment in Subsidiaries;
Pengukuran ini didasarkan pada laporan mengenai perbandingan antara
yang
memiliki
GAAP lokal (PSAK) dengan IFRS (IFRS
kelengkapan data yang dibutuhkan.
and Indonesian GAAP. A Comparison) yang dikeluarkan oleh kantor akuntan
3.2 Variabel dan Pengukurannya
publik Deloitte, karena hanya Deloitte 3.2.1 Variabel Independen
yang
menerbitkan
laporan
tersebut
sepanjang tahun 2009 hingga 2011. dalam
a. Konvergensi IFRS Standar yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur derajat konvergensi IFRS dalam penelitian ini adalah sebagai
Kriteria
yang
digunakan
dalam
pengukuran variabel ini adalah sebagai berikut: a. Nilai 1 apabila dalam laporan mengenai
berikut:
perbandingan antara GAAP lokal (PSAK) (1) Presentation of Financial Statements;
dengan IFRS dinyatakan bahwa tidak ada
(2) Inventories; (3) Cash Flow Statement;
standar akuntansi yang ekuivalen (no
(4) Net Profit or Loss for the Period,
similar
Fundamental Errors and Changes in
guidance/requirement)
Accounting Policies; (5) Events after
lokal.
Balance Reporting;
Sheet (7)
Date; Property,
(6)
Segment
Plant,
and
Equipment; (8) Leases; (9) Employee benefit; (10) The Effect of Change in Foreign Exchange Rate/ Foreign Currency
guidance,
no
specific
dengan
GAAP
b. Nilai 2 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP lokal (PSAK) dengan
IFRS
terdapat
standar
yang
ekuivalen, namun tidak sama dengan IFRS dan
dijelaskan
mengenai
perbedaan8
perbedaannya (allows only, explanatory less extensive). Misalnya dalam PSAK mengakui dua kriteria, namun dalam IFRS hanya mengakui satu dari dua kriteria
INDEP_COM
=
(komisaris
independen/ komisaris) 100% c. Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris adalah
tersebut. c. Nilai 3 apabila laporan mengenai
jumlah yang tepat dari anggota dewan
mengenai perbandingan antara GAAP
komisaris dalam menjalankan tugasnya.
lokal (PSAK) dengan IFRS dinyatakan
Menurut pedoman umum Good Corporate
bahwa standar dalam GAAP lokal mirip
Governance Indonesia, jumlah anggota
dengan
dewan komisaris harus disesuaikan dengan
IFRS
dengan
pengecualian
tertentu.
kompleksitas perusahaan dengan tetap
d. Nilai 4 apabila laporan mengenai
memperhatikan
perbandingan antara GAAP lokal (PSAK)
pengambilan keputusan.
dengan IFRS dinyatakan bahwa standar dalam GAAP lokal mirip dengan IFRS
efektifitas
dalam
COM_SIZE = nilai LOG jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan
(similar to IFRS) seluruhnya tanpa ada penjelasan mengenai perbedaan antara
d. Komite Audit
IFRS dengan GAAP lokal tersebut.
Menurut
b. Proporsi Komisaris Independen
Rani
dan
Syafruddin
(2010) mengungkapkan bahwa komite audit merupakan team yang dibentuk oleh
Komisaris
independen
yang
3 sampai 5 orang yang bertugas untuk
dimiliki sekurang-kurangnya 30% (tiga
melakanakan
puluh persen) dari jumlah seluruh anggota
aktifitas
komisaris,
perusahaan. Untuk mengukur komite audit
berarti
telah
memenuhi
pedoman good corporate governance guna
maka
menjaga
berikut:
independensi,
pengambilan
pengawasan
manajer
digunakan
didalam
pengukuran
terhadap sebuah
sebagai
keputusan yang efektif, tepat, dan cepat (Wardhani, 2008). Proporsi komisaris independen persentase independen
diperoleh jumlah
1
berdasarkan
dewan
terhadap
Jumlah anggota komite audit > 5 orang
total
komisaris jumlah
Jumlah anggota komite audit < orang
dari 5
0
komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel.
9
KON_ACC : Tingkat konservatisme
e. Kepemilikan Inatitusional Menurut Midiastuty dan Mas’ud (2003)
kepemilikan
institusional
merupakan pengelompokan kepemilikan didalam perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan yang juga tercatat sebagai salah
satu
investor
aktif
didalam
perusahaan. Untuk mengukur kepemilikan institusional
maka
digunakan
akuntansi NI : Laba sebelum extraordinary items CF : Arus kas operasi ditambah biaya depresiasi RTA : rata-rata total aktiva Metode Analisa
total Analisa data dilakukan dengan
persentase kepemilikan institusional yang terdapat
didalam
mencari
perusahaan.
persentase
Untuk
kepemilikan
statistik deskriptif, uji asumsi klasik (normalitas,
multikolinearitas,
institusional didalam perusahaan maka
heteroskedastisitas, dan autokorelasi) dan
digunakan rumus:
regresi linear berganda serta pengujian
jumlah saham yang dimiliki institusional 𝐾𝐼 = jumlah sham yang beredar akhir tahun
hipotesis (koefesien determinasi, uji F dan uji T). Hubungan
3.2.2 Variabel Dependen
antara
konvergensi
IFRS dan good corporate governance Konservatisme Akuntansi
dengan konservatisme akuntansi diukur
Menurut Givoly dan Hayn (2002) dalam Ahmed dan Duellman (2007) konservatisme menggunakan
diukur akrual.
Apabila
dengan akrual
bernilai negatif, maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba
dengan persamaan : Y= ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 +ß5X5 + e IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Sampel
lebih rendah dari arus kas yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu. Rumus untuk mengukur konservatime adalah sebagai berikut: KON_ACC = (NI-CF) / RTA Dimana:
Populasi adalah
dalam
penelitian
ini
semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. Penelitian ini menggunakan
data
sekunder
berupa
laporan keuangan (financial report) dan laporan
tahunan
(annual
report) 10
perusahaan
manufaktur
yang
dari effective tax rate dan investor
dipublikasikan oleh website resmi Bursa
institusional memiliki nilai asymp sig (2-
Efek
tailed)
Indonesia
(BEI)
www.idx.co.id.
>
alpha
0,05,
maka
dapat
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
dinyatakan kelima variabel berdistribusi
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-
normal. Kecuali dua variabel lainnya
2013 sebanyak 131 perusahaan.
dalam penelitian ini yang terdiri dari
Berdasarkan perhitungan metode purpose
komisaris
sampling, maka jumlah sampel yang
pengukurannya disetiap tahun penelitian
diperoleh adalah 41 perusahaan.
datanya tidak mengalami perubahan dan
dalam
mengunakan skala interval.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.3 Hasil Pengujian Autokorelasi
Descriptive Statistics Konserv atisme Akuntansi Konv ergensi I FRS Proporsi Komisaris Independent Dewan Komisaris Komite Audit Kepemilikan Institusional Valid N (listwise)
yang
komite audit yang dalam pengukurannya
4.2 Statistik Deskriptif
N
independen
123 123
Minimum -,58974 0
Maximum 22,75033 1
Mean 1,7213523 ,69
St d. Dev iation 2,91328810 ,464
123
,00000
3,00000
,7705610
,45569285
123 123 123 123
2 0 ,66667
9 1 16,99000
5,14 ,99 2,5786588
1,651 ,090 1,85494085
sumber : data diolah menggunakan SPSS
Model Summaryb Model 1
R ,383a
R Square ,146
Adjusted R Square ,109
St d. Error of the Estimate 1,61912
DurbinWat son 2,102
a. Predictors: (Constant), LN_KI , LN_PKI, Komite Audit , Konv ergensi I FRS, LN_DK b. Dependent Variable: LN_kon_AK
Berdasarkan table 4.4 di atas dapat
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
dilihat bahwa nilai Durbin-Watson yang 4.3.1 Hasil Uji Normalitas
dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar
Tabel 4.2
2,102. Hasil yang diperoleh dalam tahapan
Uji Normalitas
pengolahan data menunjukan nilai du < dw < 4- du. Sehinga dapat disimpulkan bahwa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Predicted Value 123 -,1274553 ,51289353 ,079 ,079 -,073 ,880 ,421
pada model regresi yang akan dibentuk tidak
terdeteksi
gejala
autokorelasi
sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat terus dilaksanakan.
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Berdasarkan table 4.2 di atas dapat dilihat masing-masing variabel yang terdiri 11
Dari terlihat bahwa tidak terdapat
4.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas pola
Tabel 4.4
yang
menyebar,
Uji Multikolinearitas
jelas, maka
yaitu
titik-titiknya
diindikasikan
tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coeff icients B Std. Error ,237 1,748 ,901 ,333 1,057 ,345 -,015 ,443 -,157 1,660 -,552 ,291
(Constant) Konv ergensi IFRS LN_PKI LN_DK Komite Audit LN_KI
mengandung adanya heteroskedastisitas.
Standardized Coeff icients Beta
t
Sig. ,892 ,008 ,003 ,973 ,925 ,060
,136 2,705 3,064 -,034 -,094 -1,900
,242 ,269 -,003 -,008 -,176
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,938 ,974 ,933 ,960 ,872
4.4 Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan
1,066 1,026 1,072 1,042 1,147
Hasil Uji Regesi
a. Dependent Variable: LN_kon_AK
Tabel 4.7
Dari hasil analisis, didapat tiga variabel bebas (independent) nilai VIF (variance influence factor) dibawah 10 dan tolerance mendekati 1. Ini berarti bahwa tidak
terjadi
multikolinearitas
antara
variabel bebas tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
Model Constanta Konvergensi IFRS Komisaris Independen Dewan Komisaris Komite Audit
bebas (Independent) berupa konvergrnsi
Kepemilikan Intitusional
IFRS, proporsi komisaris independen,
R2 F hitung = 3,908
dewan
komiaris,
kepemilikan
komite
audit
institusional
persyaratan
asumsi
dan
memenuhi
klasik
Sig
Ketrangan
0,892 0,008
Signifikan
1,057
0,345
0,003
Signifikan
-0,015
0,443
0,973
-0,157
1,660
0,925
-0,552
0,291
0,060
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
0,146 F signifikan = 0,003
Sumber : data di olah menggunakan SPSS
tentang
multikolinearitas.
Unstandardized Coefficients Koefisi Standa en Error 0,237 1,748 0,901 0,333
Dari tabel hasil uji regresi di atas diperoleh nilai R² sebesar 0,146 atau 14,6%. Hal ini berarti 14,6% effective tax
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
rate (ETR) perusahaan dipengaruhi oleh Gambar 4.1
variabel komisaris independen, komite
Uji Heteroskedastisitas
audit,
investor
institusional,
ukuran
perusahaan (size) dan leverage. Sedangkan
Scatterplot Dependent Variable: LN_kon_AK
sisanya 85,4% dipengaruhi oleh variabel
2
lain di luar variabel penelitian.
Regression Studentized Deleted (Press) Residual
0 -2
Dari hasil pengujian F-statistik,
-4 -6 -8
diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,003. Pada
-10 -2
0
2
Regression Standardized Predicted Value
4
tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan
sebesar
0,05.
Hasil
yang 12
diperoleh tersebut menunjukan bahwa
menunjukkan
probability sebesar 0,003 < alpha 0,05
sebesar
maka keseluruhan model regresi dikatakan
keputusannya hipotesis 2 (H2) diterima
layak.
sehingga
4.4.1
Pengaruh
Konvergensi
IFRS
terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan
hasil
bahwa
0,003
<
dapat
proporsi
nilai
alpha
signifikan 0,05
disimpulkan
maka
bahwa
komisaris
independen
terhadap
konservatisme
berpengaruh
akuntansi. Temuan yang diperoleh didalam
pengujian
tahapan
pengujian
hipotesis
kedua
hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris
konsisten dengan hasil penelitian Arif
independen
(2010) menunjukkan proporsi komisaris
memiliki
nilai
koefisien
sebesar 0,901 dengan nilai signifikan
independen
0,008
konsevatisme akuntansi.
dengan
kesalahan
sebesar
menunjukkan sebesar
menggunakan 0,05.
bahwa
0,008
<
Hasil
nilai
alpha
tingkat
maka
keputusannya hipotesis 1 (H1) diterima sehingga
dapat
disimpulkan
terhadap
ini
signifikan 0,05
berpengaruh
4.4.3
Pengaruh
Komisaris
Ukuran
terhadap
Dewam
Konservatisme
Akuntansi
bahwa
Berdasarkan
hasil
pengujian
konvergensi IFRS berpengaruh terhadap
hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian
independen
ini bertentangan dengan hasil penelitian
sebesar -0,015 dengan nilai signifikan
yang dilakukan Yustina (2010) yang
0,973
menunjukkan bahwa konvergensi IFRS
kesalahan
tidak berpengaruh terhadap konsevatisme
menunjukkan
akuntansi.
sebesar
4.4.2Pengaruh Independen
Proporsi terhadap
Komisaris Knservatisme
Akuntansi
memiliki
dengan
koefisien
menggunakan
sebesar
0,973
nilai
0,05.
bahwa >
nilai
alpha
tingkat
Hasil
ini
signifikan 0,05
maka
keputusannya hipotesis 3 (H3) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan
komisaris
tidak
berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Temuan
Berdasarkan
pengujian
yang diperoleh didalam tahapan pengujian
hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris
hipotesis ketiga b konsisten dengan hasil
independen
koefisien
penelitian Yustina (2010) menunjukkan
sebesar 1,057 dengan nilai signifikan
ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
0,003
terhadap konsevatisme akuntansi.
memiliki
dengan
kesalahan
hasil
nilai
menggunakan
sebesar
0,05.
tingkat
Hasil
ini 13
4.4.4 Pengaruh Komite Audit terhadap
kepemilikan
Konservatisme Akuntansi
berpengaruh
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris independen
memiliki
nilai
koefisien
sebesar -0,157 dengan nilai signifikan 0,925
dengan
kesalahan
sebesar
menunjukkan sebesar
menggunakan 0,05.
bahwa
0,925
>
tingkat
Hasil
nilai
alpha
ini
maka
keputusannya hipotesis 4 (H4) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi. Temuan yang diperoleh
didalam
tahapan
pengujian
hipotesis keempat konsisten dengan hasil penelitian Santoso
(2010) menunjukkan
Kepemilikan
Institusional terhadap Konservatisme Akuntansi
ini
institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan dan Saran Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa konvergensi IFRS dan proporsi
komisaris
berpengaruh
independen
signifikan
terhadapa
konservatisme akuntansi sedangkan dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini hanya menggunakan
tiga
selanjutnya
tahun. disarankan
Untuk
peneliti
memperpanjang
jangka waktu observasi karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris independen
memiliki
nilai
koefisien
sebesar -0,052 dengan nilai signifikan dengan
menggunakan
sebesar
menunjukkan sebesar
penelitian
(2009) menyatakan bahwa kepemilikan
selama Pengaruh
kesalahan
konservatisme
data dalam jangka waktu pengamtan
konsevatisme akuntansi.
0,060
Hasil
tidak
bertentengan dengan hasil penelitian Sari
komite audit tidak berpengaruh terhadap
4.4.5
terhadap
akuntansi.
signifikan 0,05
institusional
0,05.
bahwa
0,060
>
nilai
alpha
tingkat
Hasil
ini
signifikan 0,05
maka
diketahui variasi yang terjadi pada suatu perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Ahmed,
A.S.,
Duellman,
S.
2007.
Accounting conservatism and board of
director
empirical
characteristics:
An
analysis.Journal
of
keputusannya hipotesis 5 (H5) ditolak
Accounting and Economic. Vol. 43,
sehingga
411-437.
dapat
disimpulkan
bahwa
14
Arif, Purnama, 2010. Pengaruh Good Corporate
Governance
Hellman,
Terhadap
Accounting
(http://www.scribd.com/doc/598007 94/Conservatism-Under-Ifrs, diakses
Dewi, A. A. Ratna, 2004. Pengaruh
07 November 2012).
Konservatisme Laporan Keuangan Earnings
2007.
conservatism under IFRS, (Online)
Tingkat Konsevatisme Akuntansi
Terhadap
Niclas.
Response
Herawaty, Vinola, 2008. Peran Praktek
Coefficient.Jurnal Riset Akuntansi
Corporate
Governance
Indonesia, Vol. 7 No. 2, Mei: 207-
Moderating Variable Dari Pengaruh
223.
Earnings
Management
Nilai Lara, Juan M. G, et al., 2005. Board of directors’
characteristics
evidence,
and
diakses
24
Desember 2012).
Corporate Governance 3rd Edition. Blackwell Publishing.
Finance Five Editions. McGraw-
IFRS consequences on accounting conservatism whithin Europe.SSRN eLibrary.Working Paper.University of Grenoble and CERAG-CNRS.
Pengaruh
Kinerja
Komite audit terhadap Manajemen Laba (Dengan menggunakan earning
manajemen laba).
Sari,
Chintya,
2009.
Konservatisme
Faktor Yang Mempengaruhinya. Sartono,
Agus,
2010.
proksi
Penerbit
dari
Dasar-dasar
Perusahaan.Badan
Universitas
Diponegoro
Semarang. Wardhani,
Ratna,
Corporate
2008.
Mekanisme
Governance
Perusahaan
Rani, Prawita Mandhega dan Syafruddin,
sebagai
Hill, Irwin.
Manajemen
Piot, C., dumontier, P., & Janin, R. 2010.
restatement
Perusahaan.
Perusahaan di Indonesia dan Faktor
Monks, Robert A. G. dan Minow, N. 2003.
Muchamad.
Terhadap
Ross Westerfield Jeffe. 2010. Corporate
conditional accounting conservatism: Spanish
Sebagai
Yang
Dalam
Mengalami
Permasalahan
Keuangan
(Financially
Distressed
Firm).Makalah SNA IX, Padang. Yustina,
Reni,
2010.
Pengaruh
Konvergensi IFRS dan Mekanisne Good
Corporate
Governance
Terhadap Konservatisme Akuntansi.
15