PENGARUH KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN UREA PADA STEK KENTANG TERHADAP PRODUKSI TUBERLET VARIETAS GRANOLA Nurma Ani ABSTRAK Penelitian tentang Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Kentang terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola dilakukan di Rumah Kaca Instalasi Penelitian Brastagi, mulai bulan Februari sampai bulan Mei 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Paclobutrazol dan Urea yang tepat serta interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi Tuberlet Varietas Granola. Metoda Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT), yang diulang tiga kali, faktor pertama sebagai petak utama adalah konsentrasi Urea (N) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : N1 = 0.50% Urea, N2 = 0.75% Urea, N3 = 1.00% Urea. Faktor kedua sebagai anak petak adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh Paclobutrazol (P) yang terdiri dari 2 tara, yaitu : P1 = 0 ppm Paclobutrazol, P2 = 50 ppm Paclobutrazol, P3 = 100 ppm Paclobutrazol. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, jumlah umbi per plot dan bobot umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 0.50% Urea pada tanaman kentang asal stek kultur jaringan dapat meningkatkan luas daun, menurunkan jumlah umbi kelas A per plot, meningkatkan jumlah umbi kelas B1 dan B2 per plot serta cenderung meningkatkan bobot umbi per plot. Pemberian 50 ppm dan 100 ppm Paclobutrazol dapat menurunkan tinggi tanaman, meningkatkan jumlah klorofil, menurunkan jumlah umbi kelas A, B1 dan B2 per plot serta bobot umbi per plot dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi Urea dengan Paclobutrazol berinteraksi dalam mempengaruhi jumlah umbi per plot kelas A.
PENDAHULUAN Kentang termasuk jenis sayuran yang cukup penting peranannya dalam menyanggah agroindustri dan ekspor non migas. Meskipun ekspor kentang dari Sumatera Utara cenderung meningkat setiap tahunnya, namun pasokan komoditas kentang ke Singapura masih relatif kecil dibandingkan dengan negara pemasok lainnya. Hal ini disebabkan rendahnya produksi kentang di Sumatera Utara khususnya baik kuantitas maupun kualitas. Produktifitas rata-rata di Indonesia 12.6 ton/ha dan Sumatera Utara 13.5 ton/ha (Nur Silalahi dan Bangun, 1998). Rata-rata produktifitasnya per hektar di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan rata-rata dunia yaitu 15.1 ton/ha, apalagi bila dibandingkan dengan ratarata Eropa yaitu 40 ton/ha (Sahat dan Asandhi, 1995). Beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya produksi kentang di Indonesia adalah masih kurang tersedianya bibit bermutu dalam jumlah
yang cukup sehingga petani terpaksa menggunakan bibit bermutu rendah, teknik bercocok tanam, teknik pengendalian hama dan penyakit yang rendah serta tingginya biaya produksi untuk usaha tani kentang (Sahat dan Asandhi, 1995). Biaya produksi yang tinggi antara lain diakibatkan oleh harga bibit yang tinggi karena bibit masih diimpor. Biaya untuk bibit mencapai 40 – 50% dari total biaya produksi (Puspitaningtyas dan Wattimena, 1992). Oleh karena itu salah satu usaha untuk menurunkan biaya produksi yang tinggi yaitu dengan mengadakan bibit kentang bermutu di dalam negeri secara kontinyu, sehingga dapat menghemat devisa yang digunakan untuk memberi bibit impor setiap tahun dan merangsang petani untuk meningkatkan usahanya (Sahat dan Ashandi, 1995). Dalam usaha penyediaan bibit kentang bersertifikat, produksi bibit dilakukan dengan penggunaan bibit beban patogen yang diperoleh melalui kultur jaringan secara aseptik. Proses berikutnya adalah perbanyakan cepat
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 1, April 2004: 29-35
33
dengan menggunakan stek dalam ruang bebas serangga serta penanganan yang cukup teliti dan perlindungan yang ketat untuk mencegah infeksi (Sahat, Widjajanto dan Hidayat, 1989). Cara perbanyakan selanjutnya yaitu dengan menggunakan umbi mini dalam lingkungan bebas hama dan terkontrol seperti pada perbanyakan dengan stek (Sutater, et.al, 1993). Penggunaan teknik perbanyakan cepat dalam program pembibitan kentang dimaksudkan untuk mempersingkat masa penyediaan bibit disamping meningkatkan jumlahnya dengan kualitas yang terjaga (Asandhi, 1996). Dengan cara demikian umbi mini (tuberlet) sebagai produk akhir dari proses aseptik dan semi aseptik merupakan bibit kentang bermutu setingkat lebih tinggi dibandingkan umbi impor (Purwito et al, 1995). Zat pengatur tumbuh mempunyai peranan dalam proses pembentukkan dan perkembangan umbi dan kentang. Pada tahap perubahan stolon menjadi umbi tanaman kentang memerlukan kadar GA yang rendah. Selanjutnya perkembangan umbi membutuhkan kadar GA yang lebih tinggi (Ewing, 1987) Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mengontrol insiasi umbi s pada kentang disamping zat pengatur tumbuh. Faktor lingkungan yang mengontrol insiasi umbi diantaranya adalah jumlah nitrogen yang tersedia untuk tanaman. Penggunaan pupuk nitrogen yang tinggi menekan tingkat insiasi umbi (Ewing, 1987). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian penggunaan Paclobutrazol dengan tujuan untuk menekan biosintesis GA endogen dan efeknya pada insiasi dan perkembangan umbi.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Paclobutrazol dan Urea yang tepat serta interaksi antara keduanya bagi pertumbuhan dan produksi tuberlet pada stek kentang varietas Granola.
BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Brastagi, yang terletak 34
± 1340 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2000. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan antara lain adalah : Planlet kentang varietas Granola yang berasal dari Laboratorium Kultur Jaringan INPPTP, Cultar, Rotone F, pupuk Urea, insektisida Curacron 500 EC, fungisida Curzet 64 WP, pasir, humas, top soil, aquadest, air dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain : bak kayu, ayakan, ember, autoclav, hand sprayer, pisau, gelas ukur, pengaduk, pipet Mohr, corong, timbangan analitik, sungkup plastik meteran leaf area meter chlorophylimeter dan peralatan lainnya yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama sebagi petak utama adalah konsentrasi Urea (N) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : N1 = 0.50% Urea, N2 = 0.75% Urea, N3 = 1.00% Urea. Faktor kedua sebagai anak petak adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh Paclobutrazol (P) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : P1 = 0 ppm Paclobutrazol, P2 = 50 ppm Paclobutrazol dan P3 = 100 ppm Paclobutrazol. Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan di mana setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Satuan percobaan berupa bak kayu yang berukuran 30 x 60 x 10 cm dengan jarak tanam 5 x 10 cm, maka diperoleh 36 tanaman per plot percobaan. Dari setiap plot percobaan diambil sampel tanaman secara acak sebanyak 5 tanaman. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah : pasir untuk media aklimatisasi planlet sekaligus sebagai media tanaman induk dan campuran pasir, humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 untuk media stek dari tanaman induk. Media ini terlebih dahulu diayak dengan menggunakan ayakan halus, lalu disterilisasi dengan pemanasan (penguapan) pada tekanan 15 psi selama ± 30 menit. Media yang sudah disterilisasi kemudian dimasukkan ke bak-bak penanaman. Persiapan Bahan Tanaman. Bahan tanaman yang dipergunakan adalah stek
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Kentang terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola (Nurma Ani)
dari perbanyakan secara cepat tanaman kentang kultur jaringan (planlet) yang dilakukan dirumah kaca. Penanaman Stek dari tanaman induk sebelum ditanam terlebih dahulu disesuaikan keseragamannya dan kemudian ditanam pada blok yang sama. Penanaman dilakukan pada bak-bak yang berisi media campuran pasir, humus dan pupuk kandang dengan jarak tanam 5 x 10 cm, kemudian disungkup dengan plastik selama ± 1 minggu untuk mengurangi penguapan. Waktu pengakaran stek ± 2 minggu. Pemberian Urea dan Paclobutrazol Pupuk urea diberikan melalui daun dengan konsentrasi sesuai perlakuan, pemupukan dilakukan setelah tanaman membentuk daun majemuk yang dimulai pada saat tanaman berumur 21 hst. Pemberian berikutnya dilakukan dengan interval waktu 10 hari sekali sebanyak 3 kali. Paclobutrazol juga diberikan melalui daun dengan konsentrasi sesuai perlakuan pada waktu tanaman berumur 29 hst. Pemeliharaan Tanaman Penyisipan dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Penyiraman dilakukan satu kali sehari pada sore hari dengan menggunakan hand sprayer. Hal ini juga sanat tergantung pada keadaan kelembaban tanah. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di bak penanaman. Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan Curacron 500 EC dan Curzet yang dicampur dengan konsentrasi 1 ml/l. Pencegahan dilakukan ketika tanaman berumur 22 dan 63 hst. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah kentang berumur 84 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman. Dua minggu sebelum panen bagian atas tanaman di pangkas untuk menghindari infeksi virus. Peubah yang Diamati : Tinggi Tanaman (cm), luas jumlah klorofil daun daun (cm2), (butir/6mm2), jumlah umbi/plot, bobot umbi/plot (g).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tinggi Tanaman Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 21, 28, 35 dan 42 hst. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi Paclobutrazol (P) berpengaruh nyata pada umur 28 hst dan berpengaruh sangat nyata pada umur 35 sampai 42 hst. Sedangkan perlakuan Urea dan interaksi antara Paclobutrazol dengan Urea berpengaruh tidak nyata terhadap tingi tanaman. Rataan dan hasil uji jarak Duncan untuk tinggi tanaman akibat konsentrasi Paclobutrazol dan Urea terdapat pada: Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Umur 21 Sampai 42 hst Akibat Perlakuan Konsentrasi Urea dan Paclobutrazol Perlakuan Urea N1 N2 N3 Paclobutrazol P1 P2 P3
Rata-rata Tinggi Tanaman Umur (hst) 21 28 35 42 6.0 5.71 6.29
9.83 9.83 9.46
11.95 10.89 11.44
12.45 11.47 11.88
6.21 6.00
10.36 b 9.06 a
609
9.33 a
12.91 b B 10.57 a A 10.99 a A
14.06 b B 10.75 a A 10.99 a A
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama pada kolom dan kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (huruf besar 1%) berdasarkan uji jarak Duncan.
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan Paclobutrazol pada konsentrasi 50 ppm (P2) menunjujkkan tinggi tanaman terendah pada umur 28-42 hst yang berbeda tidak nyata dengan P2. Tanaman tertinggi pada umur 28 – 42 hst terdapat pada perlakuan tanpa Paclobutrazol (P1). Luas Daun Pengamatan luas daun tanaman kentang dilakukan pada umur 42 hst. Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi Paclobutrazol, berpengaruh nyata. Sedangkan perlakuan konsentrasi Urea tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil daun tanaman kentang.
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 1, April 2004: 29-35
35
Data rataan serta hasil uji jarak Duncan untuk luas daun tanaman kentang akibat konsentrasi Urea (N) dan Paclobutrazol (P) terdapat pada Tabel 2. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi 0.50% Urea (N1) menunjukkan luas daun tanaman kentang terbesar pada umur 42 hst yang berbeda nyata dengan perlakuan 0.75% Urea (N2) dan 1.00% Urea (N3). Perlakuan N2 tidak berbeda nyata dengan N3. Perlakuan Paclobutrazol pada konsentrasi 50 ppm (P2) menunjukkan luas daun terkecil yang tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan tanpa Paclobutrazol (P1) yang mempunyai luas daun terbesar. Perlakuan P3 juga berbeda sangat nyata dengan P1. Tabel 2. Rataan Luas Daun Tanaman Kentang Umur 42 hst Akibat Perlakuan Konsentrasi Urea dan Paclobutrazol Perlakuan
Urea N1 N2 N3 Paclobutrazol P1 P2 P3
Rata-Rata Luas Daun Umur 42 hst ……………….....cm …………… 10.29 a 8.41 b 8.45 b 12.71 a A 7.13 b B 7.31 b B
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama pada kolom dan kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % (huruf besar 1%) berdasarkan uji Jarak Duncan
Jumlah Klorofil Daun Pengamatan jumlah klorofil daun dilakukan pada umur 42 hst. Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi Paclobutrazol, berpengaruh nyata. Sedangkan perlakuan konsentrasi
Paclobutrazol dengan Urea tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil daun tanaman kenang umur 42 hst. Rataan dan hasil uji jarak Duncan untuk jumlah klorofil daun akibat konsentrasi Urea dan Paclobutrazol terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Klorofil Daun Tanaman Kentang Umur 42 (hst) Akibat Perlakuan Konsentrasi Urea dan Paclobutrazol Perlakuan
Rata-Rata Luas Daun Umur 42 hst …………… butir/6mm2 …………..
Urea N1 60.61 N2 61.03 N3 60.67 Paclobutrazol P1 53.17 b B P2 64.34 a A P3 64.91 a A Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama pada kolom dan kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (huru besar 1%) berdasarkan uji Jarak Duncan.
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi 100 ppm menunjukkan jumlah Paclobutrazol (P3) klorofil terbanyak yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan tanpa Paclobutrazol (P1) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 50 ppm Paclobutrazol (P2). Jumlah Umbi Per Plot Pengamatan jumlah umbi kentang per plot A, B1 dan B2 dilakukan pada saat panen. Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa pada jumlah umbi kelas A per plot, perlakuan konsentrasi Paclobutrazol dan interaksi konsentrasi Urea dengan Paclobutrazol berpengaruh nyata. Pada kelas B1 dan B2 perlakuan konsentrasi Urea pada tiap kelas tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Umbi Kelas B1 dan B2 per Plot Akibat Perlakuan Urea Paclobutrazol dan Interaksi Antara Urea dengan Paclobutrazol Perlakuan N1 N2 N3 Rataan P
36
Jumlah Umbi per Plot Kelas A pada P1 P2 P3 11.11 (1.01) b A 15.00 (1.16) ab A 13.78 (1.11) ab A 19.89 (1.27) a A 13.67 (1.06) ab A 11.67 (1.04) ab A 16.67 (1.18) ab A 12.78 (1.01) b A 11.00 (1.02) b A 15.56 (1.16) 13.81 (1.08) 12.15 (1.06)
Rataan N 3.30 (1.10) 14.74 (1.12) 13.48 (1.07)
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Kentang terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola (Nurma Ani)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (huruf besar 1%) berdasarkan uji jarak Duncan. Angka dalam kurung adalah hasil transformasi Log x
Tabel 5. Rata-Rata Jumlah Umbi Kelas B1 dan B2 per Plot Akibat Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Perlakuan P1 P2 P3
Jumlah Umbi per Plot Kelas B1 B2 …………………….. butir…………………………… 41.44 a A 2.33 a A 31.00 b B 0.88 b B 33.56 b B 0.55 b B
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (huruf besar 1%) berdasarkan uji jarak Duncan.
Rataan dan hasil uji jarak Duncan untuk jumlah umbi kelas A per plot akibat perlakuan interaksi antara konsentrasi Urea dengan Paclobutrazol dapat dilihat pada Tabel 4. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa interaksi antara Urea dengan konsentrasi Paclobutrazol pada kombinasi N 3P3 menunjukkan jumlah umbi kelas A paling sedikit (11.0 butir) yang hanya berbeda nyata dengan N2P1 yang berbeda nyata dengan N3P3, N1P1 dan N3P2. Rataan dan hasil uji jarak Duncan untuk jumlah umbi per plot kelas B1 dan B2 akibat perlakuan konsentrasi Paclobutrazol dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan tanpa Paclobutrazol (P1) menunjukkan jumlah umbi kelas B1 dan B2 terbanyak yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan 50 ppm Paclobutrazol (P2) dan 100 ppm Paclobutrazol (P3), sedangkan P2 tidak berbeda nyata dengan P3. Bobot Umbi Per Plot Pengamatan bobot umbi per plot dilakukan pada saat panen (84 hst). Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa konsentrasi Paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap bobot umbi per plot. Sedangkan perlakuan Urea dan interaksi antara perlakuan tidak berpengaruh nyata. Rataan dan hasil jarak Duncan untuk bobot umbi kentang per plot akibat perlakuan Urea dan Paclobutrazol terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-Rata Bobot Umbi Kentang per Plot (84 hst) akibat Perlakuan Konsentrasi Urea dan Paclobutrazol
Perlakuan
Rata-rata bobot umbi per plot ……………g…………….
Urea N1 N2 N3 Paclobutrazol P1 P2 P3
96.83 82.61 81.97 111.84 a A 73.88 c C 75.68 b B
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang sama pada kolom dan kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5% (huruf besar 1%) berdasarkan uji jarak Duncan.
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan Paclobutrazol pada konsentrasi 50 ppm (P2) dan 100 ppm (P3) sangat nyata menurunkan bobot umbi kentang per plot dibandingkan dengan perlakuan tanpa Paclobutrazol (P1). Perlakuan P2 juga berbeda sangat nyata dengan P3. Pembahasan Pengaruh Konsentrasi Urea Konsentrasi Urea diaplikasikan 3 kali pada 21, 31 dan 41 hst tidak berpengaruh nyata pada semua parameter kecuali pada luas daun tanaman kentang. Dari semua data terlihat bahwa meskipun tidak nyata, pengaruh konsentrasi Urea yang semakin tinggi umumnya berpengaruh negatif. Urea yang diberikan melalui daun pada tanaman, mungkin secara langsung dihidrolisa menjadi NH3 (Ammonia) dan CO2. Ammonia adalah Nitrogen anorganik, yang apabila diserap dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman karena dapat menekan metabolisme karbohidrat (Bidwell, 1979).
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 1, April 2004: 29-35
37
Pada penelitian ini ternyata pemberian Urea pada tanaman kentang asal stek kultur jaringan dengan konsentrasi di atas 0.50% Urea mengakibatkan luas daun tanaman makin kecil. Hal ini mungkin disebabkan pemberian Urea pada konsentrasi di atas 0.50% sudah terlalu tinggi untuk tanaman kentang asal stek kultur jaringan yang bentuknya relatif kecil, sehingga kelebihan Ammonia yang diserap tanaman nyata menghambat proses pertumbuhan pada tanaman terutama pada luas daun. Tidak berpengaruh tinggi tanaman dan jumlah klorofil, sebenarnya mempunyai kesesuaian dengan parameter luas daun, yaitu ada kecenderungan bahwa dengan meningkatnya menurunnya tinggi tanaman dan jumlah klorofil daun. Sejalan dengan ini Gunadi (1993) melaporkan, bahwa penambahan dosis pupuk Nitrogen tidak mempengaruhi tinggi tanaman kentang. Sahid dan Asmin (1996) menambahkan bahwa peningkatan dosis pupuk Urea di atas 45 kg N/ha menurunkan pertambahan tinggi tanaman kapas walaupun tidak secara nyata. Jumlah umbi per plot dan bobot umbi per plot tidak menunjukkan pengaruh yang nyata akibat perlakuan konsentrasi Urea yang dicobakan. Hal yang sama juga telah dilaporkan oleh Gunadi (1993) dan Karyadi (1993) yaitu penambahan dosis pupuk Nitrogen tidak berpengaruh terhadap jumlah umbi per plot dan bobot umbi per plot pada tanaman kentang Ewing (1987) menambahkan bahwa pada tanaman kentang, aplikasi pupuk nitrogen yang tinggi menekan tingkat inisiasi umbi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada konsentrasi Urea yang paling rendah, yaitu 0.50% Urea (N1) dianggap baik dalam menghasilkan jumlah umbi per plot kelas A (<1 g), B1(1-≥5g) dan B2 (>5 – 10 g), karena diperoleh jumlah umbi paling sedikit untuk kelas A dan paling banyak untuk kelas B1 dan B2. Umbi kelas A jumlahnya diharapkan sedikit karena umbi yang beratnya lebih kecil dari 1 g ini kurang baik untuk dijadikan sebagai umbi bibit. Pada bobot umbi per plot konsentrasi 0.50% Urea (N1) juga dianggap lebih baik. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol Konsentrasi Paclobutrazol yang diberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, jumlah umbi per plot. Dari seluruh 38
data terlihat bahwa pengaruh nyata dari konsentrasi Paclobutrazol yang semakin tinggi umumnya berpengaruh negatif kecuali pada jumlah klorofil daun. Pengaruh nyata dari peningkatan konsentrasi Paclobutrazol mengakibatkan menurunnya tinggi tanaman, ukuran daun semakin kecil sehingga luas daun lebih kecil tetapi klorofil bertambah karena adanya pengurangan luas daun sehingga klorofil lebih rapat menyebabkan jumlah klorofil lebih banyak dan Paclobutrazol dapat memacu biosintesis klorofil (Gianfagna, 1987). Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Davis et.al (1988) yaitu cara kerja Triazol adalah mengurangi pemanjangan tajuk berdasarkan penghambatan biosintesis GA. Terhambatnya biosintesis GA menyebabkan terganggunya pemanjangan batang karena pembelahan sel pada bagian meristem sub apikal tunas terhambat sehingga terjadi pengkerdilan (Gianfagna, 1987) yang melaporkan bahwa pemberian Paclobutrazol pada tanaman kentang asal umbi bibit dan asal stek kultur jariingan akan menghambat pemanjangan batang. Davis et.al, (1988) menambahkan bahwa Triazol mengurangi ekspansi daun. Masyhudi (1999) juga melaporkan bahwa pada bunga Melati makin tinggi konsentrasi Paclobutrazol yang diberikan makin kecil luas daun. Kemudian Dalziel dan Lawrence dalma Davis et.al (1988) juga melaporkan bahwa kandungan klorofil pada kloroplast meningkat pada tanaman Beta Vulgaris yang diberi Paclobutrazol. Dari data per plot terjadi pengaruh nyata pada jumlah maupun bobot umbi. Jumlah umbi dan bobot umbi lebih sedikit dan lebih ringan pada tanaman yang diberi Paclobutrazol. Hal ini disebabkan perbedaan pada perlakuan yang diberi Paclobutrazol lebih banyak yang mati atau tidak membentuk umbi. Jadi perlakuan Paclobutrazol yang dicobakan ternyata menurunkan jumlah umbi dan bobot umbi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Barizi (1989) dan Pardede (1992) yang melaporkan bahwa pada tanaman kentang asal kulur jaringan pemberian Paclobutrazol menurunkan jumlah umbi mini dan bobot umbi menjadi lebih rendah dari kontrol.
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Kentang terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola (Nurma Ani)
Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Urea dan Paclobutrazol Interaksi antara konsentrasi Urea dengan konsentrasi Paclobutrazol nyata pengaruhnya terhadap umbi kelas A. Pada perlakuan konsentrasi 1.00% Urea dengan konsentrasi 100 ppm Paclobutrazol (N3P3) menghasilkan jumlah umbi kelas A paling sedikit dan pada perlakuan konsentrasi 0.75% Urea dengan tanpa pemberian Paclobutrazol (N2P1) menghasilkan jumlah umbi paling banyak (Tabel 4). Hal ini disebabkan pada tanaman kentang yang diberi perlakuan dengan konsentrasi 1.00% Urea dan 100 ppm Paclobutrazol mempunyai luas daun yang relatif kecil, sehingga cahaya yang diterima oleh daun dan laju fotosintesis yang terjadi juga rendah akibatnya hasil fotosintesa yang dikirim ke organ produktif (umbi) tanaman Asandhi dan Gunandi Bremer dalam (1989), bahwa pembentukan umbi berkorelasi positif dengan luas daun. Kemudian Ewing (1987) menyatakan bahwa penggunaan pupuk Nitrogen yang tinggi menekan tingkat insiasi umbi. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi 0.75% Urea tanpa Paclobutrazol mempunyai luas daun yang relatif lebih tinggi, di samping itu konsentrasi 0.75 Urea mungkin lebih baik dalam insiasi umbi sehingga jumlah umbi yang terbentuk lebih banyak.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemberian 0.05% Urea pada tanaman kentang asal stek kultur jaringan dapat meningkatkan luas daun, menurunkan jumlah umbi kelas A per plot, meningkatkan jumlah umbi kelas B1, B2 per plot, serta cenderung meningkatkan bobot umbi per plot. Pemberian 50 ppm dan 100 ppm Paclobutrazol berinteraksi dalam mempengaruhi jumlah umbi per plot kelas A. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi Urea dan Paclobutrazol pada stadia vegetatif yang lain untuk melihat saat aplikasi yang tepat dan pengaruhnya terhadap insiasi umbi dan produksi tuberlet (umbi mini) dari tanaman kentang asal stek kultur jaringan. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat dilakukan langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA Asandi, A.A. 1996. Laporan Hasil Penelitian Perbaikan Varietas dan Budidaya Perbaikan Varietas dan Budidaya Kentang Menunjang Kelestarian Lingkungan dan Industri. Balitsa Lembang. Hal. 10 Barizi, D.P. 1989. Pengaruh Zat Penghambat Tumbuh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tiga Varietas Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L), Asal Stek Mikro. Skripsi. IPB. Bogor. 54 hal. Bidwell. R.G.S. 1979. Plant Physiology. Second Edition. Macmillan Publishing Co. Inc. pp : 201 – 263. Davis, T.D; G.L. Steffens and Sankla, 1988. Triazol Plant Growth Regulators. In J. Janick (Ed). Hort. Rev. 10 : 105. Timber Press. Portland Oregon. Ewing, EE., 1987. The Role of Hormones in Potato (Solanum tuberosum L) Tuberization. In J. Janick (ed) Plant Hormones and Their Role in Growth and Development. Martinus Nijhaot Publisher. Dodrecht. Pp: 515-535. Gianfagna, T.J. 1987. Natural and Synthetic Growth Regulators and Their Use in Horticultural Agronomic Crops. In Davies. P.J. (ed). Plant Hormones and Their Role in Growth and Development. Martinus Nijhof Publishers. Dodrecht. Pp : 614-632. Gunadi, N., 1993. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemupukan Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang pada Lahan Sawah Dataran Medium. Bull. Penel. Hort. Lembang. XXIV (4) : 1 – 8 Karyadi, A.K., 1993. Pengaruh Pemberian Beberapa Macam Pupuk Daun Terhadap Produksi Stek dan Umbi Mini Tanaman Kentang , Bull. Penel. Hort. Lembang XXIV (3) : 1 : 10 Nur, M. F.H. Silalahi dan E. Bangun, 1998. Pengkajian Sistem Usaha Tani Kentang di Sumatera Utara. Prosiding Seminar Nasional. Balai Pengkajian Pertanian Gedong Johor. Sumatera Utara. Hal : 95-125. Pardede, Y.E. 1992. Pengaruh Media dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Produksi Umbi Mini Kentang
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 2, Nomor 1, April 2004: 29-35
39
(Solanum tuberosum L) Asal Kultur Jaringan. Skripsi. IPB Bogor. 61 hal. Purwito. A. G.A. Wattimena dan N.A Matjik, 1995. Propogula Mikro Sumber Penghasil Umbi Kentang Agrotek. IPB. Bogor. 6 (2) : 11 – 16. Puspitaningtyas, D.M. dan G.A Wattimena, 1992. Pembentukkan Umbi Kentang Secara In Vitro. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi. Puslitbang Bioteknologi. LIPI Bogor. Hal : 350 – 358. Sahat, S; D.D. Widjajanto; I. Hidayat dan S. Kusumo, 1989. Pembibitan Kentang. Asandhi, A.A : Dalam S.Sastrosiswojo; Suhardi; A. Abidin dan Subhan (eds). Kentang. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Hal : 46 – 65. Sahat, S. dan A.A. Ashandhi, 1995. Evaluasi Hasil Penelitian Kentang dalam Pelita V. Puslitbang Hortikultura Jakarta. Hal : 108 – 117. Sahid, M. dan Asmin, 1996. Pengaruh Pemupukan Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kapas dalam Pola Tumpangsari di Lahan Sawah sesudah Padi. Jurnal LITTRI. II (3) : 132 – 140. Sutater, T; A.A. Ashandhi dan H ermanto, 1993. Pengaruh Ukuran Bibit dan Jarak Tanam terhadap Produksi Umbi Bibit Tanaman Kentang Kultivar Kneebec Generasi-3. Bull Penel. Hort. Lembang. XXV (4) : 7983. Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. IPB Bogor. Hal : 125 –130.
40
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Kentang terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola (Nurma Ani)