eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): 491-505 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI PADA PT. RONALDS BROTHERS TOUR DAN TRAVEL DI SAMARINDA Ifdulloh Yudi Utomo 1 Abstrak Berdasarkan analisis regresi linier sederhana menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi internal (X) dengan efisiensi kerja (Y), hal ini terbukti dengan persamaan regresi linier sederhana Y= 10,599+0,078X. Untuk perhitungan nilai korelasi memiliki hubungan sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan r = 0,121 sesuai dengan nilai interpretasi yang dikemukakan oleh Sugiyono berada di interval (0,00-0,199). Dan nilai koefisien determinasi sebesar 1,5% artinya pengaruh komunikasi internal terhadap efisiensi kerja sebesar 1,5% dan sisanya 98,5% dipengaruhi oleh variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dari hasil perbandingan Sig dengan α Sig (0,487) > α (0,05) ini penulis menyimpulkan bahwa komunikasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 diterima dan Ha ditolak. Kata Kunci
: Komunikasi Internal, Efisiensi Kerja Pegawai
Pendahuluan Sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan memiliki peranan yang sangat penting. Dimana sumber daya manusia diperlukan untuk pencapaian tujuan organisasi yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut pada dasarnya manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari adanya komunikasi. Adanya komunikasi, manusia dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang baik memungkinkan semua pekerjaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Apabila komunikasi organisasi tersebut tidak berjalan dengan baik, maka mekanisme organisasi akan terganggu. Komunikasi dalam sebuah organisasi umumnya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam (internal communication) dan komunikasi yang terjadi di luar (external communication). Komunikasi internal, baik vertikal, horizontal maupun diagonal sering terjadi kesulitan yang menyebabkan ketidak lancaran komunikasi atau dapat disebut juga dengan miss comunication. Kesulitan atau masalah dalam komunikasi internal tersebut
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
disebabkan oleh kesalah pahaman, adanya sifat egois, kurangnya keterbukaan antar anggota, adanya perasaan tertekan dan sebagainya. Ketidak harmonisan komunikasi ini, dapat menimbulkan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik. Apabila hal ini dibiarkan maka akan menimbulkan dampak negatif, pada akhirnya tujuan efisiensi kerja tidak tercapai. Efisiensi kerja merupakan salah satu tujuan utama dalam kelancaran bisnis bagi sebuah perusahaan. PT. Ronalds Brothers Tour dan trevel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa perjalanan dan pariwisata. Lokasi kantor perusahaan tersebut terlekat di Jl. MT. Haryono, Samarinda Kalimantan Timur. PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan komunikasi internal guna meningkatkan kelancaran dalam berorganisasi. Komunikasi internal diharapkan dapat menciptakan perubahan demi tercapainya tujuan perusahaan. Rumusan masalah Apakah komunikasi internal berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda? Tujuan penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi internal tehadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brother Tour dan Travel di Samarinda. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis a) Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi ilmiah sebagai sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya. b) Sebagai referensi dan menambah wawasan peneliti selanjutnya dalam bidang sumber daya manusia khususnya memahami pengaruh komunikasi internal terhadap efisiensi kerja pegawai. 2. Manfaat Praktis a) Bagi perusahaan sebagai bahan kontribusi/masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan dalam memahami pengaruh komunikasi internal terhadap efisiensi kerja pegawai. b) Bagi pembaca diharapkan dapat berguna sebagai bahan perbandingan dan masukan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh komunikasi internal terhadap efisiensi kerja pegawai. Kerangka Dasar Teori Pengertian Komunikasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengiriman dan penerimaan pesan/berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat diterima atau dipahami,
492
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
Muhammad (2004:4) mendefinisikan komunikasai adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkal laku. Sedangkan menurut Wursanto (2001:31), komunikasi adalah proses kegiatan pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain, dalam usaha mendapatkan saling pengertian. Himsteet dan Betty mengemukakan dalam komunikasi bisnis seperti yang dikutip oleh purwanto (2003:3) bahwa “Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun prilaku dan tindakan.” Fungsi Komunikasi Robbins seperti yang dikutip dalam Hasan (2005:23) mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi utama dalam suatu organisasi atau dalam kelompok, yaitu : a. Fungsi pengawasan, b. Fungsi motivasi, c. Fungsi pengungkapan emosional, d. Fungsi informasi. Berdasarkan definisi di atas maka fungsi komunikasi sangat jelas sebagai kemampuan sebuah organisasi untuk dapat mengoprasikannya dengan baik. Selain itu dapat pula digunakan sebagai pemerhati tugas dan kewajiban bagi karyawan dalam ruang lingkup perusahaan. Tujuan Komunikasi Tujuan dari komunikasi ini tentunya agar dapat tercapainya suatu hasil yang positif baik bagi perusahaan maupun pelaku komunikasi itu sendiri. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih tentang tujuan komunikasai, maka dapat dikutip pedapat para ahli. Berikut ini kutipan definisi tentang tujuan komunikasi. Menurut Gordon I. Zimmerman yang di kutip oleh Mulyana (2005:4) merumuskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar, yaitu : 1) Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan. 2) Merkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Proses Komunikasi 1. Proses komunikasi secara primer Effendy (2004:11), menyatakan bahwa proses komunikasi secara primer adalah “ Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media”. Lambang yang dipergunakan dalam komunikasi secara primer berupa isyarat, bahasa, warna, gambar dan lain sebagainya yang secara langsung dapat dimengerti oleh komunikan mengenai pikiran atau perasaan dari seorang komunikator. 493
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
2.
Proses komunikasi secara sekunder Suatu cara penyampaian informasi kepada orang lain dengan menggunakan alat bantu sebagai media. Selanjutnya Effendy (2004:16) mengartikan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Unsur-unsur Komunikasi Menurut Lasswell yang di kutip oleh Mulyana (2005:69) bahwa terdapat 5 unsur analisis komunikasi yaitu : 1) Who (siapa). Sumber atau komunikator adalah pelaku utama yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator. 2) Says What (pesan). Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk pesan. 3) In Which Channel (media). Alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik dll). 4) To Whom (untuk siapa). Orang atau kelompok yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience). 5) With What Effect (dampak). Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan. Komunikasi Internal Muhammad (2004:68) mendefinisikan “Proses komunukasi internal adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya sehingga menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya. Jaringan Komunikasi Internal 1. Formal 494
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
Menurut Wasanto (2001:50) bahwa komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi, yang secara tegas telah di atur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi formal dapat berbentuk perintah-perintah (lisan maupun tulisan), saran-saran, laporan-laporan, rapat-rapat, dan konferensi. Berdasarkan aliran pesan yang disampaikan maka jaringan komunikasi formal dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu: a. Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) 1) Perintah 2) Teguran 3) Pujian b. Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) 1) Laporan 2) Keluhan, pendapat, saran c. Komunikasi horizontal (horizontal communication) d. Komunikasi diagonal (cross communication) 2. Informal Purwanto (2003:29) menyatakan “Apabila jaringan informal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu tugas antar bagian atau antar departemen, penyebaran informasi akan menjadi lebih efisien daripada bila melalui supervisor.” Termasuk dalam penertian komunikasi informal adalah : 1) Komunikasi yang dilakukan para anggota organisasi atas kehendak sendiri atau hasrat pribadi. 2) Komunikasi yang dilakukan pejabat-pejabat dengan menyimpang dari struktur organisasi yang formal. 3) Komunikasi yang dilakukan oleh para pegawai dengan mengadakan penyimpangan terhadap peraturan-perturan tertentu untuk kepentingan kehidupan organisasi. Media Komunikasi Internal 1. Media Tulisan a) Uraian tugas b) Buku pedoman pelaksanaan tugas c) Papan pengumuman d) Memo e) Laporan tahunan 2. Media Lisan a) Rapat kerja b) Pertemuan c) Telepon d) Wawancara e) Kunjungan kerja f) Konferensi 495
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
Pengertian efisiensi kerja Menurut Hardjana (2003:46) Efisiensi kerja diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang harus dicapai perusahaan. Lebih lanjut menurut Suranto (2005:136) Efisiensi kerja ialah suatu interaksi yang mengiginkan untuk mencapai tujuan utama tanpa membuang waktu dan sumber daya yang ada. 1. Kecepatan Dapat diukur melalui pemakaian waktu yang dipergunakan. Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan sebaik-baiknya. Sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda, terlambat, atau terbengkalai. Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir tanpa memberikan suatu hasil kerja seberapa pun kecilnya. 2. Keakuratan Dapat dinilai dari segi efisiensi target, yakni hasil dari pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat maksimal sesuai dengan target yang ditetapkan baik secara kuantitas maupun kualitas 3. Kemurahan Dapat dinilai dari segi biaya yang digunakan. Pengeluaran biaya juga sebaiknya tidak sia-sia dengan kata lain penggunaan barang atau alat perusahaan dapat dilakukan dengan seperlunya. Pengeluaran biaya sebaiknya di lakukan seminimal mungkin guna mengefisienkan dana yang dimiliki. 4. Kemudahan Dalam arti dapat memanfaatkan dengan baik penggunaan tenaga dan pikiran. Dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya tidak dilakukan berlebihlebihan. Pekerjaan dilakukan sedapat-dapatnya tidak terlalu memaksakan diubah menjadi lebih ringan, sederhana, dan mudah untuk dikerjakannya. Selain mudah juga tidak memakai banyak pikiran atau pekerjaan dapat dilakukan dengan santai tidak menjadikannya beban namun dapat dilakukan dengan tepat dan akurat. Hubungan Komunikasi Internal dengan Efisiensi Kerja Dalam menjalankan kegiatan organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks mengalokasikan sumber dayanya secara rasional demi tercapainya tujuan. meskipun tingkat rasional yang sempurna jarang tercapai, usaha untuk mencapainya tetap merupakan ciri dari manajemen modern, pada umumnya orang percaya bahwa makin rasional suatu organisasi maka makin besar upayanya untuk mengarah ke suatu tujuan tersebut. Manajemen yang baik adalah manajemen yang dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan tujuan untuk mencapai dan memelihara tingkat operasi yang efektif. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan perusahaan akan menciptakan kesesuain kerja, pendelegasian wewenang, tanggung jawab, serta komunikasi internal yang baik akan mempengaruhi efisiensi kerja. Adanya komunikasi internal seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan, artinya dengan komunikasi internal 496
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
tersebut maka dapat menghemat tenaga dan waktu bahkan produktivitas dapat lebih ditingkatkan atau dipertahankan. Semakin baik komunikasi internalnya maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Karena dengan adanya komunikasi tersebut pekerjaan kantor dapat lebih cepat untuk diselesaikan. Suranto (2005:135) mengatakan “ dengan adanya komunikasi internal, pekerjaan kantor menjadi lebih efisien dalam arti sesuai indikator bahwa penyelesaiaan pekerjaan menjadi lebih cepat, akurat, murah, dan mudah “. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional dimaksudkan untuk memberikan penjelasan batasan variabel dalam penelitian. sehingga mampu memberikan gambaran yang dimengerti mengenai masalah yang diteliti. Definisi konsepsional merupakan unsur terpenting dalam penelitian yang berupa definisi. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang berada di dalam organisasi antara pimpinan dengan karyawan maupun antar sesama karyawan secara timbal balik. Efisiensi kerja merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Komunikasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tuor dan Travel di Samarinda Ha : Komunikasi Internal berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tuor dan Travel di Samarinda Metode Penelitian Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyajikan data dalam bentuk metode kuantitatif. Karena datanya kuantitatif maka menggunakan metode statistik dimana untuk mengukur pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat). Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian, yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dengan kriteria sebagai berikut : • Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid • Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid 2. Uji Reliabilitas 497
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
Reabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian. Instrument yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono (2005:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukan konsistensi dari jawabanjawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau bisa menggunakan batasan dengan kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisien alpha hitung > 0,60. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Dengan kriteria sebagai berikut : • Jika r alpha positif atau > r tabel maka pertanyaan reliable • Jika r alpha negative atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliable Analisis Regresi Linear Sederhana Digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan komunikasi internal terhadap efisiensi kerja. Rumus : Y = a + bX + e, Sumber : Sugiyono (2004:211) Keterangan : Y = Efisiensi kerja X = Komunikasi internal a = Nilai intercept (konstan) b = Koefisien regresi e = Standar eror Dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : (∑ Yi ) ∑ X i2 − (∑ X i )(∑ X iYi ) a= n ∑ X i2 − (∑ X i ) 2
(
b=
)
(
)
n(∑ X iYi ) − (∑ X i )(∑ Yi )
(
)
n ∑ X i2 − (∑ X i ) 2 Analisis Koefisien Korelasi Digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antara komunikasi internal sebagai variabel X dan efisiensi kerja sebagai variabel Y dengan menggunakan persamaan korelasi dinyatakan dalam rumus : n(∑ xiyi ) − (∑ xi )(∑ yi ) r= 2 2 n ∑ xi 2 − (∑ xi ) n ∑ yi 2 − (∑ yi )
{(
)
}{ (
Sumber : Sugiyono(2008:274) Keterangan : r = Koefisien korelasi (-1≤ r ≥ + 1), dimana : x = Variabel bebas y = Variabel terikat 498
)
}
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
n = Jumlah sempel Adapun menurut Sugiyono (2008:231) untuk menginterprestasikan hasil penelitian korelasi adalah sebagai berikut : Tabel Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,30 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,00 Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2008:231) Nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2008:260) berkisar antara -1 sampai dengan +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : 1) Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y. 2) Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel X maka semakin kecil variabel Y. 3) Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y. Jika nilai r = 1, atau r = -1, telah terjadi hubungan linear sempurna, yaitu berupa gari lurus, sedangkan bagi r yang mengarah kearah angka 0 maka garis semakin tidak lurus. Koefisien Determinasi (r2) Berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkaan variabel terikat. Jika koefisien determinasi (r2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikaatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (r2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakn bahwa pengruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah: Kd = r2 x 100% Sumber : Sarwono (2006:87) Keterangan : Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
499
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
Uji-t (Uji Parsial) Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masingmasing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka koefisien regresi tidak signifikan, yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka koefisien regresi signifikan, berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Data Analisis Regresi Linier Sederhana Persamaan Regresi Untuk menganalisis seberapa jauh variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan dapat menggunakan model regresi linier sederhana, yang mana menjadi variabel terikat adalah Efisiensi Kerja (Y) sedangkan variabel bebas adalah Komunikiasi Internal (X). Bentuk dari model regresi yang dimaksud adalah : Y = α + bX Dimana: α = konstanta b = koefisien regresi X = Komunikasi Internal Tabel Hasil Analisis regresi Linier Sederhana Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. Mode Std. Std. l B Error Beta B Error 1 (Constant 10,599 4,691 2,259 ,031 ) X ,078 ,110 ,121 ,703 ,487 a Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah (Output SPSS) 500
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = 10,559+0,078X Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa nilai dari konstanta (a) adalah 10,599 dan nilai koefisien arah regresi (b) adalah 0,078. Nilai konstanta (a) ini menunjukkan bahwa pada saat Komunikasi Internal (X) bernilai nol, maka Efisiensi Kerja (Y) akan bernilai 10,599. Sedangkan nilai dari koefisien arah regresi (b) menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan Komunikasi Internal sebesar satu satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,078 satuan. Selain itu terlihat tanda positif (+) yang berarti adanya pengaruh yang positif antara komunikasi internal terhadap efisiensi kerja. Koefisien Korelasi Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara komunikasi internal (X) terhadap efisiensi kerja (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 berarti hubungannya semakin kuat, sebaliknya semakin mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah. Menurut Sugiyono (2010:134) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1) 0,00 – 0,199 = sangat rendah 2) 0,20 – 0,399 = rendah 3) 0,40 – 0,599 = sedang 4) 0,60 – 0,799 = kuat 5) 0,80 – 1,000 = sangat kuat Tabel Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Model Summary Mode l 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,121(a)
,015
-,015
2,289
a Predictors: (Constant), X Sumber : Data diolah (Output SPSS) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R = 0,121 yang berarti bahwa hubungan antara variabel Komunikasi Internal (X) dengan variabel Efisiensi Kerja (Y) dalam kategori sangat rendah. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R square. Nilai R square dikatakan baik jika diatas nilai 0,05 karena nilai R square berkisar antara 0 sampe 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,05. 501
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
Tabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary Mode l 1
R
R Square
Adjusted R Square
,121(a)
,015
-,015
Std. Error of the Estimate 2,289
a Predictors: (Constant), X Sumber : Data diolah (Output SPSS) Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,015, maka Koefisien Determinasinya sebagai berikut: KD = (r)2 x 100% = 0,015 x 100% = 1,5% Dengan demikian maka pengaruh dari variabel Komunikasi Internal terhadap Efisiensi Kerja pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda sebesar 1,5%, sedangkan sisanya 100% - 1,5% = 98,5% ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian. Uji-t (Uji Parsial) Uji t dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel terikat baik secara parsial. Hasil analisis uji t antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel Hasil analisis Uji t (Uji parsial) Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. Mode Std. l B Error Beta B Std. Error 1 (Constant 10,599 4,691 2,259 ,031 ) X ,078 ,110 ,121 ,703 ,487 a Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah (Output SPSS) Dari hasil perhitungaan dengan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel komunikasi internal (X) deperoleh hasil t hitung sebesar 0,703 dengan probebilitas sebesar 0,487. Nilai probebilitas lebih besar dari 0,05 (0,487>0,05) maka dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat dikatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi internal terhadap efisiensi kerja.
502
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
Pembahasan Hasil dari penelitian terhadap pembuktian hipotesis antara komunikiasi internal (X) terhadap efisiensi kerja (Y) pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda. Berdasarkan analisis variabel komunikasi internal (X) indikator terdiri dari komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Dalam komunikasi vertikal karyawan setuju tentang pentingnya pimpinan memberikan petunjuk, perintah, teguran maupun pujian terhadap bawahannya. Begitupun sebaliknya bawahan agar dapat menyampaikan laporan, keluhan, pendapat, dan saran kepada atasan. Dari hasil penelitian ini karyawan perlu adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan guna mendapatkan informasi baik keluhan maupun saran. Kemudian untuk indikator komunikasi horizontal karyawan menyatakan setuju tentang berdiskusi dengan karyawan lain untuk memecahkan suatu masalah dalam pekerjaan. Hal ini komunikasi antar sesama karyawan dalam PT. Ronalds Brothers Tour dan Trevel sangat penting guna memecahkan suatu masalah yang terjdi dalam perusahaan. Selanjutnya untuk indikator komunikasi diagonal karyawan diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan bagian lain agar mempermudah mendapat informasi secara cepat tentang pekerjaan. Hal ini bentuk komunikasi diagonal bertujuan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan bagian lain dalam melakukan pekerjaan. Pertukaran informasi yang baik antar karyawan guna meminimalisir terjadi kesalahan dalam bekerja. Berdasarkan penjelasan indikator komunikasi internal di atas, hal ini sesuai dengan pendapat Sukoco (2007:49) yang mengemukakan bahwa “komunikasi internal merupakan bentuk pertukaran informasi dan ide di dalam organisasi antara pimpinan dan karyawan atau antara sesama karyawan”. Berdasarkan analisis variabel efisiensi kerja (Y) yang indikatornya terdiri dari kecepatan, keakuratan, murah, dan mudah. Untuk indikator kecepatan karyawan menyatakan setuju bahwa komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan maupun antar sesama karyawan maka pekerjaan akan lebih cepat selesai. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi harus terjalin dengan baik antara atasan dengan bawahannya agar pekerjaan yang dilakukan lebih cepat terselesaikan. Bahwasannya pekerjaan akan cepat selesai apabila karyawan dalam perusahaan dapat saling bekerja sama. Dalam mengukur efisiensi kerja adapun indikator keakuratan karyawan menyatakan setuju tentang pekerjaan yang dilakukan selalu akurat. Hasil dari penilaian keakuratan kerja karyawan dalam perusahaan menunjukkan hanya kemungkinan kecil terdapat kesalahan. Namun waktu penyelesaian pekerjaan yang harus ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan. Selanjutnya untuk indikator kemudahan dalam efisiensi kerja tentunya karyawan dapat lebih mudah untuk melakukan suatu pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan proses pengerjaan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak ada tenaga yang terbuang sia-sia. Adanya efisiensi kerja untuk indikator kemurahan (biaya) 503
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 491-505
diharapkan mampu menghemat biaya dalam pelaksanaan pekerjaan namun tetap dapat memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Artinya dapat memanfaaatkan biaya sesuai dengan kebutuhan sehingga nantinya tidak ada biaya yang dikeluarkan sia-sia. Berdasarkan penjelasan indikator efisiensi kerja di atas sesuai dengan pendapat Suranto (2005:136) yang mengemukakan bahwa “efisiensi kerja ialah suatu interaksi yang mengiginkan untuk mencapai tujuan utama tanpa membuang waktu dan sumber daya yang ada”. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel komunikasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di samarinda. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-t perbandingan Sig dengan α. Sig yaitu (0,487) > α (0,05). Nilai regresi linier sederhana yang telah dilakukan peneliti diperoleh a = 10,599 dan nilai b = 0,078. Jika dimasukan ke dalam persamaan regresi sederhana maka nilainya adalah Y=10,599+0,078X, dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,121 dalam kategori hubungan sangat rendah antara komunikasi internal terhadap efisiensi kerja seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono berada pada interval (0,00 0,199), dan nilai koefisien determinasi sebesar 1,5% yang artinya komunikasi internal memiliki pengaruh 1,5% terhadap efisiensi kerja pegawai di PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di samarinda, sisanya 98,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan sumberdaya perusahaan dalam pencapaian targetnya kurang maksimal. Dapat dilihahat dari data yang diperoleh dari PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di samarinda di bawah ini. Tabel Kemampuan SDM Dalam Pencapaian Target Pada Tahun 2015 PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda Keterangan Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Tingkat SDM dalam pencapaian 100 % 90,66 % 90,66 % target kerja Sumber : PT. Ronalds Brother Tour dan Travel Dari tabel antara realisasi dengan target yang telah ditetapkan perusahaan PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel adalah sebesar 100%, dimana realisasi adalah sebesar 90,66% dan capaian target kerja adalah sebesar 90,66%. Penggunaan sumber daya dalam mencapai kinerja belum efisien karena realisasi sumber daya tidak sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan. Adapun fenomena lain yang sejalan dengan penelitian ini seperti yang telah dilakukan oleh Guntur Sukoco (2013) dengan judul “Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Etos Kerja (Survei Pada Organisasi Suka Bahari Kwartir Cabang Kota Yogyakarta Masa Jabatan 2011-2013 Dalam Merealisasi Program Kerja)”. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh komunikasi internal terhadap etos kerja berkorelasi sangat rendah pula yaitu 1,6%, sedangkan sisanya sebesar 98,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar komunikasi internal.
504
Pengaruh Komunikasi internal terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Ifdulloh Y.U)
Penutup Komunikasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai pada PT. Ronalds Brothers Tour dan Travel di Samarinda. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan taraf signifikansi Sig dengan α. Sig yaitu (0,487) > α (0,05) dengan nilai regresi linier sederhana sebesar 0,078 dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,121 dalam kateogori memiliki hubungan sangat rendah antara komunikasi internal terhadap efisiensi kerja. Nilai koefisien determinasi sebesar 1,5 % artinya variabel komunikasi internal memiliki pengaruh 1,5 % terhadap efisiensi kerja. Dengan demikian H1 diterima dan Ha ditolak. Bagi perusahaan untuk lebih memaksimalkan sumberdaya yang ada agar terciptanya efisiensi kerja. Untuk mencapai efisien kerja sebaiknya alokasikan waktu sepenuhnya untuk memberi perhatian lebih pada pekerjaan yang dihadapi. Selain itu lebih fokus dan bertanggung jawab pada suatu pekerjaan. Bagi penelitian selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut pada komunikasi internal perusahaan yang sifatnya informal. Daftar Pustaka AW Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Media Wacana. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI, Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.. Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kedelapan belas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Gomes, F.C. 2003. Metode Penelitian, Cetak 5. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasan, Erliana. 2005. Komunikasi Pemerintahan. Bandung :P.T. Refika Aditama Hardjana, M. Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Handoko, T.H. 2003. Manajemen, Yogyakarta: BPFE. Helga, Rebecca. 2005. Pengaruh Sistem Komunikasi terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada PT. Swadharma Sarana Informatika. Skripsi. FE USU. Jalaludin, Rahmat. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :Remadja Karya Offset. Mangkunegara, A.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Cetakan kelima. Jakarta : PT Bumi Perkasa.
505