PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Faddly Akbar El Muhammady Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAK Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan selain untuk mendapatkan laba adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai perusahaan maka kemakmuran bagi pemegang saham juga meningkat sehingga dapat menarik calon investor untuk menanamkan modalnya, untuk itu dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta tepat waktu guna mendukung investor untuk mengambil keputusan sehingga perusahaan akan mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, antara lain kinerja keuangan, dan corporate social resposibility. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan (return on asset, return on equity, net profit margin, dan gross profit margin), dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun secara serentak. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki saham aktif dalam rentang tahun 2008-2010. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari korelasi ganda, analisis determinasi, uji t, uji f, dan analisis regresi liner berganda yang diolah dengan bantuan SPSS 17. Hasil penelitian dengan analisis regresi linear menunjukan bahwa variabel return on equity (ROE) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaansedangkan variabel return on asset (ROA), net profit margin (NPM), gross profit margin (GPM), dan corporate social responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan dan Tobin’s Q
PENDAHULUAN Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur. Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Informasi mencatat kebutuhan yang mendasar bagi para investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan. Dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta tepat waktu yang akan mendukung investor untuk mengambil keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Informasi-informasi yang diungkapkan oleh perusahaan adalah kinerja keuangan perusahaan dan corporate social responsibility. Kinerja keuangan adalah hasil banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Penilaian kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya diproksikan dengan rasio keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan biasanya menggunakan berbagai macam rasio. Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) merupakan contoh indikator penting yang sering digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) juga merupakan salah satu informasi yang harus tercantum didalam laporan tahunan perusahaan seperti yang diatur dalam UU RI No. 40 Tahun 2007 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mewajibkan perseroan yang usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan adanya dasar hukum yang kuat sehingga pengugkapan Corporate Social Rsponsibility dalam laporan tahunan perusahaan yang semula hanya pengungkapan sukarela, yang merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan peraturan, menjadi pengungkapan wajib. Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi wajib karena perusahaan tidak hanya berorientasi kepada pemilik modal (investor dan kreditur), tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti konsumen, karyawan, masyarakat, pemerintah, supplier atau bahkan kompetitor.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan memperkuat citra perusahaan dan menjadi sebagai salah satu pertimbangan yang diperhatikan investor maupun calon investor memilih tempat investasi karena menganggap bahwa perusahaan tidak lagi hanya mengejar profit semata tetapi sudah memperhatikan lingkungan dan masyarakat. Dengan Corporate Social Responsibility citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. ). Oleh karena itu, Corporate Social Responsibility berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktifitas sosial dilingkungan sekitarnya.
TELAAH PUSTAKA Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar. Rasio-rasio keuangan dapat untuk mengetahui nilai pasar perusahaa yang dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian para investor di masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur nilai pasar perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (2008) rasio penilaian terdiri dari : Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah rasio yang digunakan dalam penelitian ini. Rasio ini dikembangkan oleh Tobin. Tobin’s Q memasukan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Tobin’s Q adalah variabel nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas dimana variabel-variabel tersebut dianggap cukup signifikan dalam menghitung nilai perusahaan. Rumus dalam menghitung Tobin’s Q adalah sebagai berikut : Tobin’s Q adalah variabel nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas dimana variabel-variabel tersebut dianggap cukup signifikan dalam menghitung nilai perusahaan. Kinerja Keuangan, Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholder.
Rasio yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan suatu perusahaan adalah rasio rentabilitas atau profitabilitas. Profitabilitas itu sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh tingkat aktiva, pejualanm dan modal yang dimiliki perusahaan (Almilia dan Retrinasari, 2007. Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin (GPM). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA, 2004 dalam Anggraini, 2006). Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya. Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Menurut Martin Freedman, dalam Henny dan Murtanto (2001) dalam Kuntari dan Sulistyani (2007), ada tiga pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu : Pemeriksaan Sosial (Social Audit), Laporan Sosial (Social Report), Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In Annual Report) peneliti ini menggunakan 6 indikator pengungkapan yaitu : ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikatorindikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian yaitu : Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator), Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator), Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator), Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator).
METODE PENELITIAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur yang telah terdaftar di BEI. Dipilihnya satu kelompok industri yaitu industri manufaktur barang konsumsi sebagai populasi dimaksudkan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri (industrial effect). Variabel Penelitian dan Definisi Operasional, Dalam penelitian ini akan menguji pengaruh kinerja keuangan dan corporate social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan. Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q. Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), dan Corporate Social Responsibility. Model regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis. Sebelum model ini digunakan, uji asumsi klasik dilakukan, dengan menguji multikolinearitas, autokolerasi, dan heteroskedastisitas variabel penelitian. Model regresi berganda yang diuji dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b₁ROA + b₂ROE + b₃NPM + b₄GPM + b₅CSR + e
PEMBAHASAN Tabel 1 Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
434.00 105.5507
Std. Deviation
Q
69
29.00
88.92206
ROA
69
.29
33.80
8.3697
7.72670
ROE
69
.65
62.86
13.6690
12.05350
NPM
69
.19
31.27
7.3116
6.73440
GPM
69
10.58
65.53
32.1691
17.19926
CSR
69
24.00
75.00
47.8551
12.30050
Valid N 69 (listwise) Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 17, 2012 Tabel 1 menggambarkan deskriptif variabel-variabel secara statistik dalam penelitian ini dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 69. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan, maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean adalah hasil penjumlahan seluruh data dibagi dengan banyaknya data, sementara standar deviasi adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan ratarata dibagi dengan banyaknya data. Adapun hasil uji statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tobin’s Q mempunyai nilai minimum sebesar 29,00 dan nilai maksimum sebesar 434,00. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2008, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada tahun 2010. Nilai rata-rata Tobin’s Q sebesar 105,5507 dan standar deviasi sebesar 88,92206. ROA (Return On Asset) mempunyai nilai minimum sebesar 0,29 dan nilai maksimum sebesar 33,80. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Indofarma Tbk pada tahun 2009, dan nilai
tertinggi dimiliki oleh PT. Merck Tbk pada tahun yang sama. Nilai rata-rata ROA adalah sebesar 8,3697 dan standar deviasi sebesar 7,72670. ROE (Return On Equity) mempunyai nilai minimum sebesar 0,65 dan nilai maksimum sebesar 62,86. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Langgeng Makmur Industry Tbk pada tahun 2008, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada tahun 2010. Nilai rata-rata ROE adalah sebesar 13,6690 dan standar deviasi sebesar 12,05350. NPM (Net Profit Margin) mempunyai nilai minimum sebesar 0,19 dan nilai maksimum sebesar 31,27. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Indofarma Tbk pada tahun 2009, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk pada tahun yang sama. Nilai rata-rata NPM adalah sebesar 7,3116 dan standar deviasi sebesar 6,73440. GPM (Gross Profit Margin) mempunyai nilai minimum sebesar 10,58 dan nilai maksimum sebesar 65,53. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Kedawung Setia Industrial Tbk pada tahun 2008, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk pada tahun yang sama. Nilai rata-rata GPM adalah sebesar 32,1691 dan standar deviasi sebesar 17,19926. Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) mempunyai nilai minimum sebesar 24,00 dan nilai maksimum sebesar 75,00. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk pada tahun 2009, dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada tahun 2010. Rata-rata CSR adalah sebesar 47,8551 dan standar deviasi sebesar 12,30050. Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar 5%, diperoleh persamaan seperti pada tabel 2 : Tabel 2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
Standardized Coefficients
Std. Error
1 (Constant)
3.561
.208
Ln ROA
.182
.101
ROE
.029
Ln NPM
Beta
t
Sig.
17.101
.000
.314
1.808
.075
.007
.572
4.250
.000
-.086
.078
-.155
-1.100
.275
GPM
.005
.003
.150
1.647
.105
CSR
.003
.004
.053
.618
.539
a. Dependent Variable: Ln Q Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen, seperti : Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Penggujian statistik yang dilakukan
adalah uji t. Dalam hal ini, nilai tabel adalah sebesar 1,998. Persamaan regresi dan uji t tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 3,561 ; artinya jika Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) nilainya adalah 0, maka nilai perusahaan (Y) nilainya adalah 3,561. b. Koefisien regresi variabel Ln ROA atau Return On Asset (ROA) sebesar 0,182 ; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Return On Asset (ROA) kenaikan sebesar 1 poin, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,182. Koefisien bernilai positif antara Return On Asset dengan nilai perusahaan menandakan semakin besar Return On Asset suatu perusahaan maka semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut. Untuk nilai t hitung dari pengaruh variabel Return On Asset terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 1,808 dimana t hitung tersebut berada diantara -1,998 < t hitung < +1,998 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Asset tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. c. Koefisien regresi variabel Return On Equity (ROE) sebesar 0,029 ; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Return On Equity mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,029. Koefisien bernilai positif antara Return On Equity dengan nilai perusahaan menandakan semakin besar Return On Equity suatu perusahaan maka semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut. Untuk nilai t hitung dari pengaruh variabel Return On Equity terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 4,250 dimana t hitung tersebut lebih besar dari t tabel (t hitung > +1,998) maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. d. Koefisien regresi variabel Ln NPM atau Net Profit Margin (NPM) sebesar -0,086 ; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,086. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara Net Profit Margin dengan nilai perusahaan, semakin besar Net Profit Margin suatu perusahaan, semakin menurun nilai perusahaan tersebut. Untuk nilai t hitung dari pengaruh variabel Net Profit Margin terhadap nilai perusahaan adalah sebesar -1,100 dimana t hitung tersebut berada diantara -1,998 < t hitung < +1,998 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. e. Koefisien regresi variabel Gross Profit Margin (GPM) sebesar 0,005 ; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Gross Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,005. Koefisien bernilai positif antara Gross Profit Margin dengan nilai perusahaan menandakan
f.
semakin besar Gross Profit Margin suatu perusahaan maka semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut. Untuk nilai t hitung dari pengaruh variabel Gross Profit Margin terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 1,647 dimana t hitung tersebut berada diantara -1,998 < t hitung < +1,998 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi variabel Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,003 ; rtinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Corporate Social Responsibility mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,003. Koefisien bernilai positif antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan menandakan semakin besar Corporate Social Responsibility suatu perusahaan maka semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut. Untuk nilai t hitung dari pengaruh variabel Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,618 dimana t hitung tersebut berada diantara -1,998 < t hitung < +1,998 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan tabel 4.6, maka persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Ln Y = a + b₁Ln ROA + b₂ ROE + b₃Ln NPM + b₄ GPM + b₅ CSR + e Ln Y = 3,561 + 0,182 Ln ROA + 0.029 ROE – 0,086 Ln NPM + 0,005 GPM + 0,003 CSR Analisis regresi linear berganda yang dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen. Sementara untuk pengujian statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut : Analisis Korelasi Ganda (R) dan Analisis Determinasi (R²) Tabel 3 Model Summaryb Model R 1
.803a
Adjusted R R Square Square
Std. Error of the Estimate
.644
.3826256
.616
a. Predictors: (Constant), CSR, GPM, ROE, Ln NPM, Ln ROA b. Dependent Variable: Ln Q Berdasarkan tabel 3 nilai R sebesar 0,803. Hal ini menunjukan bahwa nilai R tersebut berada pada posisi 0,80 – 1,000 yang artinya terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel independen Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan nilai perusahaan (Tonbin’s Q). Sedangkan angka R² (R square) sebesar 0,644 atau 64,4%. Hal ini
menunjukan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap variabel dependen (Tobin’s Q) sebesar 64,4%. Sedangkan sisanya sebesar 35,6% dipengaruh atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Uji Koefisiens Regresi Secara Bersama-sama (Uji F), Uji ini digunakan unruk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji f dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
Mean Square
16.716
5
3.343
9.223
63
.146
25.939
68
Residual Total
df
F 22.835
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), CSR, GPM, ROE, Ln NPM, Ln ROA b. Dependent Variable: Ln Q Dari hasil uji Anova atau uji f pada tabel 4, nilai F hitung adalah sebesar 22,835 dengan probabilitas signifikan yang menunjukan 0,000. Nilai probabilitas pengujian lebih kecil dari alpha = 5% atau 0,05. Adapun hasil dari f tabel sebesar 2,3607. Karena nilai F hitung > F tabel (22,835>2,3607) maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan secara bersama-sama dipengaruhi oleh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur kelompok industri barang konsumsi pada periode 2008 sampai dengan periode 2010.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel kinerja keuangan lainnya, yaitu seperti Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin (GPM) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 3. Berdasarkan hasil pengujian secara serentak menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara serentak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Saran Untuk kemajuan penelitian selanjutnya, maka diberikan saran – saran sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah variabel independen lainnnya dan juga menambah jumlah sampel yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya memperpanjang metode pengamatan dengan menambah periode penelitian atau dengan menggunakan rentang waktu yang berbeda sehingga dapat lebih mencerminkan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Alexandri, Moh. Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis, Cetakan Kesatu. Alfabeta. Bandung. Almilia, L Spica dan Ika Retriasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengaruh dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, Procedings Seminar Nasional FE Universitas Trisakti. Jakarta. Aminah dan Rahmi Sri Ramadhani. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2003 – 2007), Unpublished Thesis Fakultas Ekonomi. Universitas Mataram. Mataram. Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Anwar, Samsinar, et all. (2010). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. Online. (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/38fa14eea5a58ca1179442fce7e9d761.pdf Diakses tanggal 18 Mei 2012). Bastian, Indra dan Suharjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Dahli, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. ______________dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.
Harapan, Sofyan. Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Henny dan Murtono. 2001. Analisis Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Kuntari, Y. Dan A. Sulistyani. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Indeks Lether Quality (LQ45) Tahun 2005. ASET. Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Unpublished Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Diponogoro. Semarang. Satyo. 2005. Disukai Konsumen, Diminati Investor. Media Akuntansi, Edisi 47/TahunXII/Juli 2005. Siallagan, Hamonangan dan Mas’udz Machfoedz. 2006, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Suharto, Edi. 2007. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for Corporate. (http://www.policy.hu/suharto. Diakses tanggal 18 Mei 2012). Sulisyanto, H. Sri. (Tanpa Tahun). Artikel : Seasoned Equity Offerings : Benarkah Under Performance Pasca Penawaran. FE Unika Soegijapranata. Semarang. Suranta, Edi dan Mas’udz Machfoedz. 2003. Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Makalah Simposium Nasional Akuntasi VI. Universitas Airlangga. Surabaya. Sutrisno, 2000. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Ekonisia. Fakultas Ekonomi. UII. Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.2. Veronica, Thedora Martina. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Unpublished Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma. Depok. Waryanti, Eka. 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1 Akuntansi UNDIP. Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. 2008. Manajemen Keuangan edisi kesembilan. Binarupa Aksara. Jakarta. Yulius, Y. Christiawan dan Josua, Taringan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.9. Zuhroh, Diana dan I Putu Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. http://www.idx.co.id/ http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi\ www.akuntansiku.com www.finance.yahoo.com