PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF TERHADAP KINERJA BELAJAR PADA MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh : Frida Oktavita 0910230015
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Belajar pada Mahasiswa Akuntansi dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening Frida Oktavita Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
[email protected] ABSTRAK Penelitian terdahulu masih belum banyak membahas tentang kepribadian proaktif dan dampaknya terhadap peningkatan kinerja belajar melalui motivasi belajar. Penelitian ini mencoba menghubungkan antara kepribadian proaktif dengan kinerja belajar melalui motivasi secara langsung dan tidak langsung dengan mensurvei 270 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh positif secara langsung terhadap motivasi belajar, karena mahasiswa dengan kepribadian proaktif mampu mendorong usahanya dalam belajar dan dengan gigih memotivasi dirinya untuk belajar dan kepribadian proaktif memiliki pengaruh secara negatif terhadap kinerja belajar, hal ini dikarenakan tidak adanya motivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat. Sedangkan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap kinerja belajar, karena mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mendorong keinginannya untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kinerja belajar. Kemudian, kepribadian proaktif berpengaruh negatif secara tidak langsung terhadap kinerja belajar karena kurang tingginya motivasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian proaktif dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar agar dapat memaksimalkan kinerja belajar mahasiswa. Kata kunci: Kepribadian proaktif, Kinerja belajar, Motivasi belajar.
A. PENDAHULUAN Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan yang nantinya ikut berkontribusi dalam dunia kerja. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan dengan sistem manajemen terbuka untuk selalu memperhatikan antara input, proses, dan output untuk menghasilkan lulusan berkualitas (Nilawati dan Bimo, 2010). Dalam dunia kerja, mahasiswa dianggap mampu memberikan kontribusi yang baik dengan ide kreatif, karena didalam perguruan tinggi tidak hanya diajarkan untuk mendapatkan nilai yang terbaik tetapi juga belajar berorganisasi. Pendidikan akutansi dan implementasinya sangat diperlukan dalam praktik bisnis karena ilmu akuntansi termasuk dalam ilmu terapan (Nofianti, 2012). Namun untuk memahami praktik akuntansi, seseorang juga perlu memahami dasar-dasar ilmu atau teori akuntansi sehingga dapat memudahkan pengguna dan pemakai dari praktik akuntansi itu sendiri. Menurut Suci (2008) pengajaran teori akuntansi selama ini lebih menekankan aspek kognitif dalam cakupan materinya maupun dalam proses pembelajarannya. Mahasiswa akuntansi yang memiliki penalaran dan pemahaman materi belajar yang diberikan oleh dosen dengan baik dapat menunjang karirnya sebagai akuntan yang profesional. Pencapaian hasil mahasiswa dalam proses belajar di perguruan tinggi dapat dilihat dari IPK (Saputri, 2013). IPK merupakan singkatan dari Indeks Penilaian Kumulatif. IPK tersebut merupakan kumpulan nilai yang telah dicapai oleh mahasiswa dalam belajar selama di perguruan tinggi. Dalam dunia kerja, walaupun tidak sepenuhnya menjadi dasar mutlak tetapi IPK masih sering dijadikan syarat dalam administrasi proses rekruitmen. Saputri (2013) menambahkan, dalam instansi pemerintah dan instansi swasta memiliki standar IPK yang telah ditentukan dalam merekrut calon karyawan. Maka dari itu, selain IPK yang memperlihatkan hardskill mahasiswa, perusahaan juga menginginkan lulusan yang memiliki softskill. Perusahaan membutuhkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi berbekalkan hardskill dan softskill (Pujiastuti, 2011). Softskill dikategorikan ke dalam tiga kategori utama, yaitu sifat-sifat personal, keterampilan interpersonal, serta keterampilan mengatasi masalah dan membuat keputusan (Agustin, 2012). Dalam penelitian Parkinson dan
Taggar (2006) menyebutkan bahwa intelegensi dan kepribadian mampu memprediksi kinerja belajar mahasiswa dalam upaya menyelesaikan sebuah studi kasus (Nilawati dan Bimo, 2010). Mahasiswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi dengan kepribadian yang positif akan lebih mudah dalam kinerja belajar. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kepribadian yang positif, individu akan cenderung pasif dan kurang berinteraksi dengan mahasiswa atau dosen. Kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang memiliki kesediaan untuk terlibat dan mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi dan memberikan kontribusi pada berbagai kegiatan dan situasi, kepribadian proaktif sebagai salah satu karakteristik positif dari individu (Aryaningtyas, 2011). Dalam hal belajar, kepribadian proaktif dapat mendorong motivasi belajar lebih tinggi. Motivasi belajar sebagai bentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa untuk mencapai prestasi akademik (Nilawati dan Bimo, 2010). Murti (2012) menyatakan bahwa, motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting untuk pencapaian prestasi belajar siswa, karena motivasi belajar yang tinggi akan terlihat dari ketekunan yang tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan oleh beberapa kendala. Mahasiswa akuntansi diharapkan dapat memahami serta menerapkan ilmu yang diperoleh dan mampu bertanggung jawab secara moral, sosial dan intelektual baik di dalam kampus maupun dalam kehidupan bermasyarakat (Sulistiawan, 2010). Dalam menyiapkan lulusan mahasiswa Akuntansi yang kompeten, Jurusan Akuntansi FEB UB selalu melakukan perubahan dengan melihat keadaan dan melakukan perbaikan yang kemuadian dilaporkan pada tinjauan manajemen Jurusan Akuntansi FEB UB. Penelitian ini bertempat pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Pemilihan tempat penelitian ini, dikarenakan prestasi yang dimiliki oleh Jurusan Akuntansi FEB UB. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini memiliki 4 (empat) tujuan, yang pertama mengetahui pengaruh secara langsung kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar. Kedua, mengetahui pengaruh secara langsung kepribadian proaktif terhadap motivasi belajar. Ketiga, mengetahui pengaruh secara langsung motivasi belajar terhadap kinerja belajar. Keempat, mengetahui pengaruh tidak langsung kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening. B. KAJIAN TEORI Kepribadian Proaktif Menurut Lounsburry dan Ridgell (2004) ketika terdapat usaha untuk menghubungkan kinerja dengan kriteria spesifik yang penting, maka perlu dipertimbangkan variabel kepribadian proaktif, karena kepribadian proaktif telah menjadi prediksi sejumlah hasil pengembangan karir (Nilawati dan Bimo, 2010). Bateman dan Crant (1993), mendefinisikan individual yang memiliki kepribadian proaktif sebagai kepribadian yang dimiliki seseorang yang relatif tidak mudah dipaksa oleh kekuatan yang berhubungan dengan situasi, dan dapat mempengaruhi perubahan lingkungan. Pada saat seseorang melakukan tindakan untuk mempengaruhi orang lain, baik itu berhasil atau gagal, maka individu tersebut telah menggunakan pengaruh sosial pada orang lain. Dari pemahaman Bateman dan Crant (1993), Siswanti (2011) mengasumsikan bahwa individu yang memiliki kepribadian proaktif memiliki kesempatan dan tindakan untuk menunjukkan dirinya kepada orang lain dalam bentuk seperti memperlihatkan inisiatif, bertindak cepat, menentang status quo, suka bekerja keras dan gigih ketika mereka ingin mengadakan perubahan yang berarti. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang positif dan mampu beradaptasi pada situasi tertentu dan berupaya melakukan perubahan-perubahan yang dianggap positif dan berusaha dengan gigih untuk mewujudkan perubahan Motivasi Belajar Sugihartono, dkk (2007) menyatakan bahwa motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting untuk pencapaian prestasi belajar siswa, karena motivasi belajar yang tinggi akan terlihat dari ketekunan yang tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan oleh beberapa kendala (Murti, 2012). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2001).
Murti (2012) mengatakan pula bahwa motivasi belajar merupakan sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu hal yang diwujudkan dalam sebuah tindakan untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu daya penggerak yang terdapat dalam siswa untuk melakukan suatu tindakan belajar sehingga dapat mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Kinerja Belajar Kinerja belajar yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses belajar akan menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan kinerja dari mahasiswa tersebut. Hasil belajar dari kinerja mahasiswa, biasanya dapat dilihat dari indeks penilaian kumulatif. Yogaswara (2010) menjelaskan kinerja sebagai suatu prestasi tugas atau pekerjaan yang telah dicapai atau mampu diperlihatkan pelaksanaan secara nyata. Menurut Tobing (2009) makna yang terkandung pada kinerja adalah suatu keluaran yang dihasilkan dari sebuah penugasan atau kegiatan tertentu yang memiliki batasan waktu tertentu. Kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Ardiana, Brahmayanti, & Subaedi, 2010). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja belajar merupakan kemauan mahasiswa yang ditunjukkan dalam sebuah perilaku yang memperlihatkan kemauannya dalam sebuah proses belajar untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan. Semakin baik kinerja belajar seorang mahasiswa tersebut maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang akan didapat. Oleh karena itu, kinerja belajar mahasiswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang dapat dilihat dari IPK mahasiswa tersebut. Perumusan Hipotesis Kepribadian Proaktif dan Kinerja Belajar Terdapat hubungan antara beberapa faktor dengan kinerja akademik mahasiswa. Baik faktor eksternal maupun faktor internal seperti motivasi, kepribadian dan lain-lain. Sedangkan Seniati (2006) menjelaskan bahwa faktor internal, yaitu keprbadian berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Begitu pula menurut Bateman dan Crant (1993) mengatakan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh terhadap kinerja kerja seseorang. Kepribadian subyek yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi mendorong subyek tersebut untuk memenuhi kebutuhan berprestasi dan berinteraksi dengan rekan di lingkungannya. Terdapat tiga kebutuhan seseorang dalam memotivasi dirinya dalam mencapai hasil, yaitu kebutuhan terhadap kekuasaan, prestasi dan interaksi dengan sesama (Bimo dan Nilawati, 2010). Kepribadian proaktif, merupakan kepribadian yang positif dan gigih dalam mewujudkan pencapaiannya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bateman dan Crant (1993) bahwa individu yang berkepribadian proaktif positif cenderung tidak mudah dihalangi oleh kekuatan situasional, dan cenderung memiliki standar yang tinggi, serta dapat memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan. HI: Kepribadian proaktif secara langsung berpengaruh terhadap kinerja belajar Kepribadian Proaktif dan Motivasi Belajar Motivasi belajar menurut Aritonang (2008), adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Individu yang memiliki kepribadian proaktif diasosiasikan dengan memiliki motivasi untuk belajar yang tinggi, karena dalam hal pengembangan diri individu perlu untuk mengotrol keinginan dan komitmen yang ingin dicapai (Nilawati dan Bimo, 2010). Major, Turner & Fletcher (2006) menyatakan bahwa beberapa teori mengidentifikasikan bahwa dalam pengembangan diri perlu sesuatu untuk mengontrol dan menunjukkan keinginan untuk belajar, hal ini merefleksikan mengapa kepribadian proaktif dalam hal bertindak dan mengawasi kegiatan belajar berhubungan dengan motivasi untuk belajar. H2: Kepribadian proaktif secara langsung berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Motivasi belajar dan Kinerja Belajar
Djalali (2006) menjelaskan bahwa motivasi merupakan salah satu aspek dari kepribadian seseorang, yang merupakan faktor vital yang sangat mempengaruhi efektivitas proses belajar mengajar serta dalam rangka pengembangan institusi pendidikan. Hal ini memperkuat pernyataan bahwa kepribadian subyek juga dapat mempengaruhi motivasinya dalam belajar. Menurut Bimo dan Nilawati (2010), motivasi belajar merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam mencapai prestasi akademik. Dari pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar akan secara langsung berpengaruh terhadap kinerja belajar individu untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Motivasi adalah salah satu hal yang berpengaruh pada kesuksesan aktifitas pembelajaran siswa dan tanpa motivasi, proses pembelajaran akan sulit mencapai kesuksesan yang optimum (Hamdu dan Agustina, 2011). H3: Motivasi belajar berpengaruh secara langsung terhadap kinerja belajar. Motivasi Belajar, Kepribadian Proaktif, dan Kinerja Belajar Nilawati dan Bimo (2010) mengungkapkan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh terhadap motivasi belajar, dengan asumsi bahwa seseorang yang proaktif memiliki keinginan untuk berinisiatif sehingga mahasiswa mampu bertanggung jawab secara pribadi untuk mencapai tujuannya belajar, yaitu memaksimalkan kinerja belajar. Dalam penelitian Seniati (2006) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu, termasuk karakter kepribadian yang berpengaruh terhadap kinerja individu melalui variabel moderating. Selain itu, Seniati (2006) memperkirakan bahwa faktor kepribadian memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan faktor lingkungan karena faktor kepribadian bersifat lebih menetap dan lebih sulit untuk diubah dibandingkan faktor lingkungan. Beberapa faktor individual dan lingkungan dapat mempengaruhi motivasi untuk belajar. Salah satu faktor individual tersebut adalah motivasi untuk berprestasi. Hal ini didasari oleh pernyataan yang dikutip dari Major, Tuner dan Fletchr (2006) bahwa kepribadian seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi dapat memprediksi motivasi untuk belajar, dan motivasi untuk belajar secara positif berhubungan dengan kegiatan pengembangan program belajar. H4: Kepribadian proaktif berpengaruh secara tidak langsung melalui motivasi belajar terhadap kinerja belajar. Gambar 1 Kerangka Hipotesis
Kepribadian proaktif
H1
H2
Kinerja belajar
H3 Motivasi belajar
H4
C. METODE PENELITIAN Penelitian ini melihat pengaruh secara langsung antara kepribadian proaktif terhadap kinerja dan motivasi belajar, serta motivasi belajar terhadap kinerja belajar. Selain itu, juga melihat pengaruh secara tidak langsung antara kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa angkatan 2010, 2011 dan 2012 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan menggunakan metode disproportionate stratified random sampling. Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin sehingga diketahui jumlah sampel sebanyak 270 mahasiswa. Disproportionate stratified random sampling digunakan karena pada penelitian ini diketahui populasi yang berstrata sesuai dengan angkatan tetapi jumlahnya tidak sama rata. Dengan menggunakan perhitungan teknik sampling ini, sampel pada angkatan 2010 diketahui sebanyak 69 mahasiswa, pada angkatan 2011 sebanyak 94 mahasiswa, pada angkatan 2012 sebanyak 107 mahasiswa, dengan total 270 mahasiswa akuntansi FEB UB.
Definisi Operasional Kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang stabil dan dapat mempengaruhi perubahan dalam lingkungan (Bateman & Crant, 1993). Kepribadian proaktif diukur dengan menggunakan 17 item keperibadian proaktif versi Bateman & Crant, 1993. Kepribadian proaktif dalam penelitian ini merupakan variabel terikat. Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak yang terdapat dalam siswa untuk melakukan suatu tindakan belajar sehingga dapat mendapatkan hasil yang sesuai harapan. Item motivasi belajar menggunakan versi Hamjah et al. (2011) dengan melihat dari beberapa faktor seperti, faktor keluarga, faktor teman, faktor kepribadian, faktor fasilitas, faktor pengajar. Item motivasi tersebut sebanyak 21 item dari 25 item yang dikembangkan oleh Hamjah et al. Karena disesuaikan dengan keadaan penelitian. Item yang dihapuskan adalah faktor spiritual dengan Allah. Karena sampel pada penelitian ini tidak membedakan muslim ataupun bukan muslim. Kinerja belajar merupakan kemauan mahasiswa yang ditunjukkan dalam sebuah perilaku yang memperlihatkan kemauannya dalam sebuah proses belajar untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan. Semakin baik kinerja belajar seorang mahasiswa tersebut maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang akan didapat. Kinerja belajar diukur dengan nilai IPK mahasiswa. Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur ini digunakan untuk melihat pengaruh secara langsung kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar, dan melihat pengaruh secara tidak langsung kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening. Sebelum dilakukan analisis jalur pada penelitian ini, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolineritas. Model analisis jalur pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2 Model Analisis Jalur Kepribadian proaktif
zx
yx 1
y
Motivasi belajar
Kinerja belajar
zy
z
2
Persamaan analisis jalur pada penelitian ini, adalah: 1. Y = ρyx + ey 2. Z = ρzx + ez 3. Z = ρzy + ez 4. Z = ρzy + ρyx + ez D. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Dalam analisis jalur menggunakan LISREL, hasilnya dapat dilihat dari beberapa matriks berikut. Berdasarkan matriks BETA, dapat diketahui bahwa besarnya koefisien jalur antara variabel Y (motivasi belajar) dan variabel Z (kinerja belajar) secara langsung sebesar 0,169. Berdasarkan matriks GAMMA, dapat diketahui besarnya koefisien jalur antara variabel X (kepribadian proaktif) dan variabel Y (motivasi belajar) secara langsung sebesar 0,501. Sementara itu, besarnya koefisien jalur antara variabel X (kepribadian proaktif) dan variabel Z (kinerja belajar) secara langsung sebesar -0,175. Berdasarkan matriks Standarized Indirect of X on Y, dapat diketahui besarnya koefisien jalur antara variabel X dan variabel Z secara tidak langsung, yaitu sebesar 0,053. Sementara, besarnya koefisien jalur antara variabel X (kepribadian proaktif) dan variabel Z (kinerja belajar) secara total adalah sebesar -0,095.
Berdasarkan matriks PSI dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh dari variabel lain yang mempengaruhi nilai variabel Y (motivasi belajar) adalah sebesar 0,749. Besarnya koefisien jalur dari variabel lain yang mempengaruhi nilai variabel Y sebesar 0,85. Selain itu, diketahui pula bahwa besarnya pengaruh dari variabel lain yang mempengaruhi nilai variabel Z adalah sebesar 0,97 dan besarnya koefisien yang mempengaruhi nilai variabel Z adalah 0,98. Berikut merupakan tabel yang memberikan rangkuman hasil analisis jalur: Tabel 1 Hasil Analisis Jalur Variabel
Koefisien Jalur
X terhadap Y X terhadap Z Y terhadap Z ɛy ɛz
0,501 -0,175 0,169 0,85 0,98
Langsung 0,501 -0,175 0,169
Pengaruh Tidak Langsung 0,085 -
Total 0,501 -0,095 0,169 0,85 0,98
Sumber: Data primer diolah
Gambar 3 Hasil Uji Pengaruh X, Y dan Z
Kepribadian proaktif (X)
0 ,18
Kinerja belajar (Z)
0 , 50
y 0,85
Motivasi belajar (Y)
z 0,98
0 ,17
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan hasil uji-t, diketahui bahwa semua hipotesis dapat diterima. Uji t dalam penelitian ini membandingkan antara t tabel dan t hitung suatu variabel. Suatu variabel dikatakan memiliki pengaruh signifikan ketika t hitung > dari t tabel. Pada penelitian ini t tabel diketahui sebar 1,96. Hipotesis pertama menyatakan bahwa kepribadian proaktif (X) berpengaruh secara langsung terhadap motivasi belajar (Y). t hitung pada variabel X terhadap Y sebesar 9,47 > 1,96, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis kedua merupakan pengaruh secara langsung antara kepribadian proaktif (X) dengan kinerja belajar (Z). t hitung pada variabel X sebesar -2,52 > 1,96, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis ketiga disebutkan bahwa motivasi belajar (Y) berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja belajar (Z). t hitung pada variabel Y sebesar 2,43> 1,96, sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima. Hipotesis keempat menyatakan bahwa kepribadian proaktif (X) berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja belajar (Z) melalui motivasi belajar (Y) sebagai variabel intervening. Hasil uji hipotesis tersebut menyatakan kepribadian proaktif (X) dan motivasi belajar (Y) secara simultan memiliki pengaruh terhadap kinerja belajar (Z). Pada kepribadian proaktif dan motivasi belajar, t tabel keduanya lebih besar dari t hitung. Sehingga dapat dikatakan kepribadian proaktif secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kinerja belajar.
Gambar 4 Hasil Uji t X, Y dan Z
Kepribadian proaktif (X)
H1 diterima ( 2 , 52 )
H2 diterima ( 9 , 47 )
H3 diterima
Kinerja belajar (Z)
( 2 , 43 )
Motivasi belajar (Y)
H4 diterima
Diskusi dan Pembahasan Kepribadian Proaktif Secara Langsung Berpengaruh terhadap Kinerja Belajar Pada analisis yang telah dilakukan, kepribadian proaktif memiliki pengaruh negatif secara langsung terhadap kinerja belajar. Pengaruh negatif pada kepribadian proaktif yang secara langsung berpengaruh terhadap kinerja belajar mahasiswa akuntansi FEB UB dapat dikarenakan tidak adanya motivasi dalam belajar yang memediasi keduanya. Kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang gigih, inisiatif, dan menyukai tantangan. Sedangkan kinerja belajar pada penelitian ini dilihat dari nilai IPK. Untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi, maka mahasiswa harus melewati evaluasi belajar dengan penguasaan materi yang baik, sehingga diperlukan motivasi mahasiswa untuk belajar. Muhibbin (2003) mengartikan evaluasi belajar sebagai penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Sedangkan motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong serta mengarahkan individu untuk memaknai kegiatan belajar yang dijalaninya sehingga tujuan yang dikehendaki individu dalam belajar dapat tercapai (Mayasari, 2011). Kepribadian proaktif pada mahasiswa akuntansi FEB UB yang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja belajar dapat berpengaruh negatif apabila tidak diiringi dengan motivasi untuk belajar. Selain itu, mahasiswa akuntansi FEB UB dengan kepribadian neuroticism yang terlalu tinggi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja belajar. Neuroticism yang terlalu tinggi menyebabkan ketidakstabilan emosi internal pada mahasiswa akuntansi FEB UB. Selain tidak memiliki kestabilan emosi, dengan neuroticism yang tinggi mahasiswa akuntansi FEB UB menjadi mudah khawatir dan sulit untuk mengendalikan kinerja belajar yang ingin dicapai. Sehingga neuroticism yang tinggi menyebabkan kinerja belajar mahasiswa akuntansi FEB UB menurun. Neuroticism yaitu kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk mudah mengalami perasaan kecewa, marah, dan depresi sehingga seringkali mengganggu keharmonisan pola hubungan dengan orang lain (Ramdhani, n.d.). Kepribadian Proaktif Secara Langsung Berpengaruh terhadap Motivasi Belajar Pada analisis di atas, diketahui bahwa kepribadian proaktif berpengaruh positif secara langsung terhadap motivasi belajar. Dalam hal kegiatan belajar, motivasi menjadi pendorong suatu kegiatan belajar secara keseluruhan (Waruwu, 2006). Menurut Bateman dan Crant (1993) kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang fokus pada suatu hal yang ingin dicapai. Selain itu, kepribadian proaktif merupakan kepribadian yang aktif, menyukai tantangan ataupun pengalaman baru. Individu yang memiliki kepribadian proaktif memiliki motivasi belajar yang tinggi. Asumsinya, individu dengan kepribadian proaktif memiliki keinginan untuk berinisiatif dan mampu mengontrol lingkungannya sehingga mahasiswa mampu bertanggung jawab secara pribadi untuk mencapai tujuan belajarnya, yaitu meningkatkan kinerja belajar (Nilawati dan Bimo, 2010). Pengaruh positif pada kepribadian proaktif terhadap motivasi belajar mahasiswa akuntansi FEB UB dikarenakan motivasi belajar mampu mengontrol kepribadian proaktif dalam mencapai kinerja belajar. Mahasiswa akuntansi FEB UB yang proaktif merupakan individu yang mampu mendorong usahanya dalam belajar. Motivasi belajar merupakan sebuah usaha yang menggerakkan individu dalam meningkatkan belajarnya. Bila didukung dengan kepribadian
proaktif, maka mahasiswa akuntansi FEB UB dengan gigih memotivasi dirinya untuk belajar sehingga memperoleh kinerja belajar yang diinginkan. Motivasi Belajar Berpengaruh Secara Langsung terhadap Kinerja Belajar Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2001). Tujuan dari individu yang sedang belajar merupakan prestasi atau hasil yang maksimal. Dalam penelitian ini, mahasiswa Akuntansi FEB UB, memiliki motivasi belajar untuk meningkatkan kinerja belajarnya. Oleh karena itu, dalam analisis hasil diketahui bahwa motivasi belajar berpengaruh positif secara langsung terhadap kinerja belajar mahasiswa akuntansi. Hal tersebut dijelaskan pula oleh Sulastri (2007), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi suatu kinerja adalah faktor kemampuan dan motivasi. Suatu kinerja dianggap penting dalam suatu penugasan atau kegiatan karena kinerja mampu memperlihatkan kesuksesan penugasan tersebut (Yogaswara, 2010). Semakin baik kinerja belajar seorang mahasiswa, maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang akan didapat. Ketika mahasiswa akuntansi FEB UB memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi, akan mendorong keinginannya untuk belajar sehingga dapat menyelesaikan evaluasi dengan baik dan mendapatkan nilai IPK yang tinggi. Kepribadian Proaktif Berpengaruh Secara Tidak Langsung terhadap Kinerja Belajar Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kepribadian proaktif memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja belajar melalui motivasi belajar. Hasil analisis pengaruh secara langsung dalam penelitian ini adalah kepribadian proaktif berpengaruh secara negatif terhadap kinerja belajar. Namun demikian, motivasi belajar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja belajar. Dari total koefisien, pengaruh tidak langsung antara kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar juga berpengaruh negatif. Namun dalam hal ini, besarnya pengaruh negatif lebih kecil daripada pengaruh negatif secara langsung kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar. Sehingga dapat diketahui bahwa motivasi belajar memediasi kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar. Motivasi belajar meminimalkan hubungan negatif antara kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar. Pengaruh negatif secara tidak langsung tersebut dikarenakan kurang tingginya motivasi belajar mahasiswa Akuntansi FEB UB. Menurut Nilawati dan Bimo (2010) dalam mencapai kesuksesan akademik diperlukan work drive, yaitu motivasi untuk menyelesaikan tugas, menjadi produktif, dan mencapai kesuksesan. Rendah atau tingginya motivasi belajar mahasiswa dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti dosen/pengajar, bobot materi kuliah, metode perkuliahan, dan kondisi ruang kuliah (Pujadi, 2007). Dalam hal ini, kurang tingginya motivasi belajar mahasiswa akuntansi FEB UB perlu ditinjau pula dari cara mengajar dan metode yang diterapkan oleh dosen untuk mengembangkan motivasi belajar pada mahasiswa akutansi FEB UB. E. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian proaktif, motivasi belajar, dan kinerja belajar. Hubungan yang terjadi dalam penelitian ini adalah hubungan secara langsung dan tidak langsung. Kepribadian proaktif berpengaruh negatif secara langsung terhadap kinerja belajar. Hal ini dikarenakan tidak ada motivasi dalam belajar yang menghubungkan antara kepribadian proaktif terhadap kinerja belajar. Sedangkan, kepribadian proaktif berpengaruh positif secara langsung terhadap motivasi belajar. Pengaruh positif tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki kepribadian proaktif cenderung memiliki rasa ingin tahu lebih tinggi, dan fokus pada sesuatu hal yang diinginkan. Selanjutnya motivasi belajar berpengaruh secara positif terhadap kinerja belajar. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki individu maka akan semakin baik kinerja belajar individu tersebut. Sedangkan kepribadian proaktif berhubungan secara tidak langsung dan negatif terhadap kinerja belajar dengan melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening. Rendahnya motivasi belajar pada mahasiswa akuntansi FEB UB dapat dipengaruhi oleh pengajar, materi perkuliahan, ruang perkuliahan, dan faktor lainnya.
Implikasi Penelitian Temuan penelitian ini menjelaskan terdapat faktor motivasi belajar yang dapat meningkatkan kinerja belajar. Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi agar dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai hubungan positif atau negatif kepribadian proaktif dan motivasi belajar terhadap kinerja belajar mahasiswa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu untuk meningkatkan kinerja belajar mahasiswa. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi FEB UB dapat mengelola kepribadian proaktifnya untuk menunjang kinerja belajar. Pengelolaan kepribadian proaktif terhadap sistem belajar, dan lingkungan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Karena diketahui kepribadian proaktif berpengaruh secara negatif terhadap kinerja belajar mahasiswa, maka mahasiswa perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kinerja belajarnya. Karena diketahui kepribadian proaktif berpengaruh terhadap motivasi belajar dan kinerja belajar, maka perlu ditinjau kembali kebijakan Jurusan Akuntansi dalam merancang metodemetode belajar yang dapat mengembangkan motivasi belajar pada mahasiswa Akuntansi FEB UB. Begitupula bagi mahasiswa jurusan akuntansi FEB UB yang ingin meningkatkan kinerja belajarnya, maka diperlukan motivasi tinggi untuk belajar sehingga mampu menyelesaikan evaluasi belajar dengan baik dan meningkatkan kinerja belajarnya. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini pada alat ukur penelitian. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kombinasi atau modifikasi instrumen dari Bateman dan Crant (1993) dan Hamjah et al. (2011). Peneliti tidak mengadopsi sepenuhnya alat ukur pada penelitian sebelumnya karena menyesuaikan dengan keadaan yang diteliti. Instrumen motivasi belajar dalam penelitian Hamjah et al. dilakukan terhadap responden yang beragama muslim, sedangkan pada penelitian ini tidak membedakan responden non muslim dan muslim. Peneliti beranggapan bahwa alat ukur yang digunakan masih kurang tepat karena terdapat beberapa item yang dihapuskan. Item tersebut seperti bagaimana keadaan spiritual responden dengan Allah SWT. Saran untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian ini perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai kepribadian mahasiswa dan motivasi belajar yang mampu berpengaruh secara positif terhadap kinerja belajar. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan alat ukur agar lebih menggambarkan seberapa tinggi motivasi yang dimiliki responden. Pengembangan alat ukur bisa dengan mencari instrumen yang tepat dengan keadaan penelitian sehingga tidak perlu mengapus item-item yang tidak sesuai Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian yang bersifat time series dengan melihat perubahan kinerja belajar mahasiswa, sehingga dapat diteliti faktor apa yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut selain motivasi belajar. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan faktor kepribadian seperti big five personality traits yang dihubungkan pada kinerja belajar. Daftar Pustaka Agustin, V. (2012). Kompetensi lulusan sarjana strata 1 (S1) psikologi dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa perguruan tinggi “X”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, volum 1, nomor 1. Ardiana, Brahmayanti, Subaedi. (2010). Kompetensi SDM dan pengaruhnya terhadap kinerja UKM di Surabaya. Jurnal: Manajemen dan Kewirausahaan, volum 12, halaman 42-55. Aritonang, K., T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, nomor 10, tahun ke-7, halaman 11-21.
Aryaningtyas, A., T. & Suharti, L. (2013). Keterlibatan kerja sebagai pemediasi pengaruh kepribadian proaktif dan persepsi dukungan organisasional terhadap kepuasan kerja. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, volum 15, nomor 1, halaman 21-32. Bateman, T., S. & Crant, J., M. (1993). The proactive component of organizational behavior: a measure and correlate. Journal of Organizational Behavior, volume 14, pages 103-118. Djalali, M., A. (2006). Kepribadian sebagai modal dasar untuk tercapainya kualitas kinerja para kependidikan. http://drmasda.wordpress.com. Hamdu, G. & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, volum 12, nomor 1, halaman 81-86. Hamjah, S., H., Ismail, Z., Rasit, R., M. & Rasit & Rozali, E., A. (2011). Methods of increasing learning motivation among students. Journal: Procedia Social and Behavioral Sciences, volume 18, pages 138–147. Major, D., A., Turner, J., E. & Fletcher, T., D. (2006). Linking proactive personality and the big five to motivation to learn and development activity. Journal of Applied Psychology, volume 91, number 4, pages 927-935. Mayasari, D. (2011). Pengaruh orientasi tujuan dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA peserta bimbingan belajar LBB Primagama. Skripsi. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Murti, D., I. (2012). Pengaruh lingkungan sekolah, peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran lokal area network di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta.Skripsi. Nilawati, L. & Bimo, I. (2010). Pengaruh motivasi pada kinerja belajar. Jurnal Manajemen Bisnis, volum 3, nomor 3, halaman 287-303. Nofianti, L. (2012). Kajian filosofis akuntansi: seni, ilmu atau teknologi. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, volum 4, halaman 203-210. Pujadi, A. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa: studi kasus pada fakultas ekonomi Universitas Bunda Mulia. Jurnal Bisnis & Manajemen Bunda Mulia, volum 3, nomor 2, halaman 40-51. Pujiastuti, E., E. (2011). Analisis kemampuan komunikasi mahasiswa untuk meningkatkan daya saing lulusan. Jurnal Keuangan & Bisnis, volum 3, nomor 3, halaman 247-261. Saputri, D. (2013). Pengaruh kesiapan mandiri dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Negeri Padang. Jurnal Pendidikan Ekonomi, volum 2, nomor 4. Sardiman, A. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Seniati, L. (2006). Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan iklim psikologis terhadap komitmen dosen pada Universitas Indonesia. Sosial Humaniora, volum 10, nomer 2, halaman 88-97. Siswanti, Y. (2011). Pengaruh kepribadian proaktif terhadap kesuksesan karier dengan political influence behavior sebagai variabel pemediasi. Prosiding Seminar Internasional dan Call for Papers “Towards Excellent Small Business”, halaman 71-93. Siswoyo, Dwi. (2007). Ilmu Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta.
Suci, N., M. (2008). Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar teori akuntansi mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, volum 2, halaman 74-86. Sulastri, T. (2007). Hubungan motivasi berprestasi dan disiplin dengan kinerja dosen. Jurnal: Optimal, volum 1, nomor 1, halaman 13-21. Tobing, D., S., K., L. (2009). Pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, volum 11, nomor 1, halaman 31-37. Waruwu, F., E. (2006). Belajar dan motivasi: bagaimana mengembangkan motivasi internal. Jurnal: Provitae, volum 2, nomor 2, halaman 21-26. Yogaswara, A. (2010). Kontribusi manajerial kepala sekolah dan sistem informasi kepegawaian terhadap kinerja mengajar guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, volum 11, nomor 2, halaman 60-72.
Lampiran Lampiran 1
Matriks 1 Matriks BETA & GAMMA Standardized Solution BETA Y -------Y - Z 0.169 GAMMA X ------Y 0.501 Z -0.175
Z -------- - -
Sumber: Hasil output dengan LISREL
Matriks 2 Matriks Standardized Indirect Indirect Effects of X on Y X -------Y - Z 0.053 Sumber: Hasil output dengan LISREL
Matriks 3 Matriks PSI PSI Note: This matrix is diagonal. Y -------0.749
Z -------0.970
Sumber: Hasil output dengan LISREL
Lampiran 2
KUESIONER
Dengan ini saya Frida Oktavita mahasiswi Jurusan Akuntansi Program Sarjana Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini. Jawaban Anda akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi penelitian ini. Penelitian ini disusun dalam rangka penyusunan skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studisaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Belajar pada Mahasiswa Akuntansi dengan Motivasi Belajar dengan Variabel Intervening” Jawaban yang anda berikan tidak dinilai benar atau salah, tetapi saya sangat mengharapkan kejujuran dan keikhlasan Saudara/i dalam menjawab setiap pertanyaan kuesioner yang disediakan. Demi kepentingan penelitian, peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas responden. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi dan kerjasama andadalam menyukseskan penelitian ini.
Hormat saya,
Frida Oktavita
Berilah jawaban pada pertanyaan di bawah ini, sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. Angkatan
:
IPK pada saat ini : Petunjuk: 1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan dengan seksama. 2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dipilih. 3. Keterangan: SS
= Sangat Setuju
TS
=
Tidak Setuju
S
= Setuju
STS
=
Sangat Tidak Setuju
Motivasi Belajar No.
Item Pernyataan
1.
Saya akan lebih termotivasi ketika saya mampu mengontrol pikiran saya.
2.
Saya akan lebih termotivasi ketika saya mampu mengontrol perasaan dan emosi saya.
3.
Saya termotivasi untuk belajar jika dosen membuat persiapan yang baik untuk materi matakuliah.
4.
Saya termotivasi untuk belajar jika dosen lebih banyak menerangkan secara lisan tentang materi perkuliahan.
5.
Saya termotivasi untuk belajar jika dosen menggunakan alat bantu dalam proses belajar.
6.
Saya termotivasi untuk belajar jika dosen menambahkan unsur humor dalam mengajar.
8.
Saya termotivasi untuk belajar jika dosen memiliki motivasi yang bagus dalam mengajar.
9.
Saya mengikuti contoh yang diberikan oleh dosen dalam proses belajar.
10.
Saya lebih termotivasi untuk belajar jika dosen bersikap bersahabat dan mudah ditemui.
11.
Saya lebih termotivasi untuk belajar ketika teman saya juga belajar.
12.
Saya suka berteman dengan orang-orang yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
STS
TS
S
SS
13.
Saya suka berteman dengan orang-orang yang mampu untuk mandiri. Item Pernyataan
No.
STS
14.
Saya lebih termotivasi untuk belajar ketika mendapat dukungan dan dorongan dari keluarga.
15.
Saya lebih termotivasi untuk belajar ketika tinggal bersama dengan keluarga.
16.
Keluarga saya selalu memberikan dukungan dan dorongan untuk mencapai keberhasilan yang luar biasa.
17.
Fasilitas untuk prasarana belajar dapat meningkatkan motivasi belajar.
18.
Fasilitas perpustakaan yang menyediakan layanan yang baik membuat saya lebih termotivasi dalam belajar.
19.
Ruangan perkuliahan yang kondusif membuat saya lebih termotivasi dalam belajar.
20.
Ruangan tambahan yang luas dan nyaman membuat saya lebih termotivasi untuk belajar.
TS
S
SS
Kepribadian Proaktif No.
Item Pretanyaan
STS
1.
Saya secara konstan selalu meningkatkan kehidupan saya
mencari
cara
untuk
2.
Saya merasa melakukan gerakan untuk perubahan yang berbeda pada komunitas saya, dan mungkin kepada dunia juga.
3.
Saya membiarkan seseorang untuk mengambil inisiatif lebih dulu dalam sebuah proyek.
4.
Dimanapun saya berada, saya berusaha sekuat tenaga untuk memberikan perubahan.
5.
Saya merasa senang menghadapi dan menangani rintangan dalam ide saya sendiri.
6.
Tidak ada yang lebih menarik daripada melihat ide saya menjadi kenyataan.
7.
Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai, maka saya akan memperbaikinya.
8.
Tidak peduli apapun rintangannya, jika saya percaya pada sesuatu hal, saya akan mampu menjadikannya kenyataan.
9.
Saya menyukai memperjuangkan ide saya, walaupun berlawananan dengan beberapa penentang.
SS
S
SS
10.
Saya unggul dalam mengidentifikasikan peluang.
11.
Saya selalu mencari jalan yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.
No.
STS Item Pernyataan
12.
Ketika saya percaya pada suatu ide, tidak ada rintangan yang akan mencegah saya untuk menjadikan ide tersebut menjadi kenyataan.
13
Saya menyukai situasi yang tidak pasti.
14.
Ketika saya mendapat masalah, saya akan menghadapinya secara langsung.
15.
Saya hebat dalam mengubah suatu masalah menjadi tantangan.
16.
Saya dapat melihat peluang yang baik sebelum orang lain melihat.
17.
Ketika saya melihat seseorang dalam suatu masalah, saya akan membantu mencari jalan keluar dengan cara apapun sebisa saya.
-TERIMA KASIH-
TS
S
STS