M. Ervan Marzuki Muhammad
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KONDISI FISIK TEMPAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang) M. ERVAN MARZUKI MUHAMMAD
Abstract
The purpose of this research was to determine the influence of the leadership with respect to the performance of an employee, the influence of the physical condition of the workplace of the employee's performance and influence of leadership and the physical condition of the workplace together against the performance of the employees, the motivation of working are expected to produce a work achievement, usually referred to by the term "achievement or performance". Someone is working to achieve progress in accordance with the objectives of the organization or capacity of its expertise based on its vision and mission of the organization is commonly termed "professional". The performance is a result of the quality and quantity of work achieved by one employee in the ability carry out tasks in accordance with the responsibilities assigned by superiors to him. The hypothesis in this study was allegedly there was significant influence between the leadership and the physical condition of the workplace with Employee Performance. Data collection is done with the now, data analysis was conducted to test the hypothesis by analysis of whether there is influence the motivation of a leader and the comfortable conditions can improve the performance of employees. Results of the analysis of the now then found existence of positive leadership and influence the physical condition of the workplace Against Increasing the performance of employees. Keywords: Leadership, Motivation, Physical Conditions, Performance
M. Ervan Marzuki Muhammad
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal, salah satu aktivitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia, proses itulah yang dalam kehidupan kita disebut bekerja. Seseorang harus bekerja karena itu merupakan kondisi bawaan untuk aktif dan mengerjakan sesuatu aktifitas tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan didasari oleh suatu motifasi untuk menghasilkan suatu yang direncanakan. Motivasi kerja diharapkan dapat menghasilkan suatu prestasi kerja, biasanya disebut dengan istilah “prestasi atau kinerja”. Seseorang bekerja untuk mencapai prestasi sesuai dengan tujuan organisasi atau kapasitas keahliannya berdasarkan visi dan misi organisasi yang biasa diistilahkan dengan “professional”. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Akan tetapi kinerja para pegawai khususnya Pegawai Negeri Sipil kadang menjadi sorotan, karena terkadang lamban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka menyelenggarakan tugas tersebut, dinas/kantor/badan yang mempunyai fungsi perumusan kebijaksanaan teknis pelaksanaan dan pengendalian, pemberian pembinaan dan perizinan sesuai bidang tugasnya serta pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh kepala daerah. Sebagai organisasi pemerintahan yang mempunyai fungsi pelayanan kepada masyarakat, memerlukan pegawai yang mempunyai disiplin kerja yang baik. Kondisi disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil yang ada di lingkup instansi pemerintah, menurut informasi yang muncul dalam media massa banyak melaporkan tentang lemahnya disiplin kerja pegawai, seperti datang terlambat di tempat kerja, pulang kerja tidak sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan, tidak efisien, korupsi, kolusi, nepotisme dan banyak lagi istilah lain yang ditimpakan kepada pegawai negeri sipil. Beberapa masalah tersebut layak peneliti jadikan fenomena pelanggaran disiplin kerja. Agar proses hubungan kerja dan kinerja pelayanan kepada masyarakat dapat dicapai secara optimal, maka Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang perlu memiliki kemampuan untuk memotivasi pegawai dan menerapkan fungsi kepemimpinannya secara transparan, mengingat tugas pokok Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang cukup berat yaitu melaksanakan perencanaan dan pengawasan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengendalian operasi
M. Ervan Marzuki Muhammad
dan pemeliharaan, pengendalian mutu dan pelayanan penyediaan bahan dan peralatan serta penata usahaan organisasi Balai Besar, selain itu Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang menyelenggarakan fungsi pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu pada pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan. Dalam pelaksanaan tugasnya dibutuhkan kedisiplinan kerja pegawai. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh pegawai yang jumlahnya dapat dilihat pada table 1: Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Dan Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN N0 Jabatan Status Ket. SLTP SMA S.1 S.2 1 Pejabat PNS 11 11 2 Pelaksana PNS 16 9 10 35 3 Pelaksana PTT 24 16 40 Total 40 25 21 86 (Sumber : BBP-JN III, 2014) Berdasarkan table 1. di atas dapat dijabarkan secara singkat ialah, pejabat yang ada berjumlah 11 orang yang kesemuanya mempunyai jenjang pendidikan Strata 2 (S2), baik dari Eselon II sampai dengan Eselon IV, sedangkan untuk pelaksana jumlah pegawai antara Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap hamper seimbang dimana Pegawai Negeri Sipil berjumlah 35 orang yang memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SMU sampai dengan Starata 2 dan Pegawai Tidak Tetap memiliki pegawai yang berjumlah 40 0rang yang memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SMU sampai dengan Strata 1 (S1). Faktor lain yang juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai adalah adanya dukungan kondisi fisik tempat kerja. Kedua faktor tersebut yaitu kepemimpinan Kepala Balai dan Kondisi Fisik tempat kerja. Harus disadari bahwa lembaga ini banyak memiliki pegawai. Disamping ia harus memiliki disiplin kerja yang tinggi, juga diperlukan kesepadanan tersedianya kondisi fisik tempat kerja merupakan factor lain yang juga perlu dikaji dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang. Berangkat dari pandangan itu, maka kajian hubungan antara kinerja pegawai dengan kedua faktor tersebut, yakni kepemimpinan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III dan Kondisi fisik tempat kerja merupakan hal yang menarik untuk dikaji secara mendalam.
M. Ervan Marzuki Muhammad
Perumusan Masalah Mengacu pada pembatasan masalah tersebut, maka pada bagian ini perlu dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasiona III Palembang ? 2. Apakah kondisi fisik tempat kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang ? 3. Apakah kepemimpinan dan kondisi fisik tempat kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang ? REFERENSI Kinerja Manusia sebagai anggota merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi, karena maju mundurnya suatu organisasi sangat tergantung pada unsure manusia sebagai pelaksana dalam mencapai tujuan organisasi.oleh karena itu perlu adanya suatu pembinaan agar apa yang direncanakan dapat dicapai sesuai dengan harapan. Sudjana (2004: 209) mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pembinaan yaitu : “Sebagai rangkaian upaya pengendalian secara professional terhadap semua unsur-unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna”. Untuk menjaga agar tetap terdapat keseimbangan antara kemampuan kerja pegawai dalam kelangsungan hidup organisasi diperlukan adanya teknik-teknik pembinaan pegawai. Teknik-teknik pembinaan pegawai yang dikemukakan oleh Moenir (1992: 152) adalah : 1. Pengembangan pegawai, ialah suatu usaha yang ditujukan untuk memajukan pegawai baik dari segi karier maupun kemampuan. 2. Disiplin ialah usaha yang dilakukan untuk menciptakan keadaan di suatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melalui sistem pengaturan yang tepat. 3. Penghargaan ialah ucapan terima kasih seseorang yang telah berusaha bekerja semata-mata bukan untuk keperluan sendiri melainkan untuk keperluan orang lain. 4. Keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja. a) Keselamatan kerja ialah suatu keadaan dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada di daerah atau tempat tersebut, baik orang tersebut, pegawai ataupun bukan pegawai organisasi.
M. Ervan Marzuki Muhammad
b) Keamanan kerja adalah adanya perasaan aman dan tentram pada pegawai dalam organisasi. c) Kesehatan kerja adalah suatu usaha dan keadaan memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaan yang diantaranya meliputi penyediaan air bersih, ventilasi udara yang cukup dan sebagainya. 5. Pemberian perangsang ialah benda atau hal lain yang immaterial yang menarik sehingga selalu menimbulkan kegairahan untuk mendapatkannya dan memilikinya. Untuk mengetahui optimal atau tidaknya suatu kinerja dapat dilihat dari indikator-indikator yang timbul dan yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dwiyanto (dalam Pasolong, 2006: 5051) mengenai indicator yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu sebagai berikut: a. Produktivitas, bahwa produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output. b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang diberikan sangat penting untuk dipertahankan. c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. d. Responsibilitas, maksudnya bahwa pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi baik yang eksplisit maupun yang implisit. e. Akuntabilitas, maksudnya bahwa sebarapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, dimana para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat. Kepemimpinan Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan keritis dalam membuntuk kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemudian timbul pertanyaan : Apa yang membuat seorang pemimpin efektif ? hampir semua orang, bila diajukan pertanyaanitu akan menjawab bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat – sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan. Sebagai contoh, karisma, berpandangan kedepan, intensitas dan keyakinan diri.
M. Ervan Marzuki Muhammad
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang – orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertuntu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang – orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan atau diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal implimentasinya organisasi itu digerakan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus meningkatkan mutu kenerjanya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuan mendasar yang menyangkut kehidupan organisasinya. Kondisi Fisik Tempat kerja Untuk meningkatkan kinerja dan disiplin kerja pegawai diperlukan pula adanya dukungan kondisi fisik tempat kerja. Menurut Sarwoto (1988:171), bahwa “ Lingkungan atau Kondisi Fisik Tempat Kerja yang dapat mempengaruhi atau meningkatkan efesiensi kerja adalah: (a) tata ruang kerja yang tepat, (b) cahaya dalam ruangan yang tepat, (c) suhu dan kelembaban udara yang tepat, (d) suara yang tidak mengganngu konsentrasi kerja” Berangkat dari pendapat tersebut, terlihat bahwa untuk dapat bekerja dengan efesien minimal diperlukan empat persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam bagian itu, Sarwoto tidak menyebutkan gedung atau bangunan kantor untuk menempatkan ke-empat prasyarat yang dimintanya itu. Gedung atau bangunan kantor bukan merupakan wilayah kerja disiplin ilmu sosial dan perlu penanganan secara interdisiplin. Terlepas dari hubungan antara gedung bangunan kantor dengan prasyarat yang empat di atas, Manullang (1998:122) mencamtumkan ruangan kerja dalam pendapatnya, sebagai berikut: “ Peralatan yang baik, ruangan pekerjaan yang nyaman, perlindunganperlindungan terhadap marabahaya, ventilasi yang baik, penerangan yang baik dan kebersihan, bukan saja dapat menambah kegairahan kerja saja akan tetapi dapat meningkatkan efesiensi”. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif kuantitatif dengan metode penelitian teknik survei. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Ridwan (2008:49) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
M. Ervan Marzuki Muhammad
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Sumber Data 1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui obyeknya. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah berupa publikasi Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini dilakukan dengan cara, yaitu menyebarkan angket kepada seluruh pegawai Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang yang berjumlah 86 orang, yang mana angket tersebut memuat pertanyaan yang memiliki nilai 1 sampai dengan 5. Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui kuisioner, maka faktor kebenaran responden menjawab pertanyaan merupakan suatu hal yang penting, oleh karenaitu tidak tertutup kemungkinan ada pertanyaan yang dijawab oleh responden secara tidak sungguh-sungguh. Untuk menghasilkan kebenaran dan kepercayaan dengan data yang dikumpulkan tersebut maka perlu dilakukan pengujian-pengujian yaitu Uji Reliabilitas dan Validitas. Setelah kuesioner di tabulasi maka dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat kepercayaan atas jawaban responden, jadi ide pokok dalam konsep ini adalah sejauh mana jawaban responden dapat dipercaya. Teknik Analisis Data Analisa data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian, tujuan analisi data adalah menyediakan informasi untuk menjawab masalah penelitian. Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan dua macam teknik analisis statistic yaitu teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis pengaruh variabel kepemimpinan (X1) dan Kondisi fisik tempat kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y) pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III palembang. Hasil analisa secara individual (uji t) baik variabel kepemimpinan (X1) maupun variabel kondisi fisik tempat kerja (X2) sangat berpengaruh terhadap Kinerja pegawai Jika angka-angka koefisien korelasi, koefisien regresi dan beta keofisien ini dibandingkan, variabel kepemimpinan kepala balai memperlihatkan nilai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel kondisi fisik tempat kerja. Hal ini
M. Ervan Marzuki Muhammad
mengisyaratkan bahwa faktor ini sangat berarti dalam meningkatkan kinerja pegawai pada balai besar pelaksanaan jalan nasional III palembang. Kepemimpinan ini perlu disesuaikan secara terus menerus mengingat pemimpin mempunyai peranan yang besar dalam memimpin dan mengarahkan bawahannya. Kepamimpinan seorang kepala balai baru perlu dikembangkan agar dapat mendorong pegawai untuk disiplin dalam bekerja. Demikian pila kondisi fisik tempat kerja yang sesuai standar kesehatan,kebersihan dan keamanan akan membuat pegawai tenang dan merasa nyaman dalam bekerja. Kesemuanya itu akan tercermin dalam peningkatan kinerja pegawai. Dengan kepemimpinan kepala balai yang baik,yang slalu mendukung dan mendorong setiap tugas dan pekerjaan pegawainya, yang di dalamnya juga termasuk memperhatikan kondisi fisik tempat kerja pegawai, maka akan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Jika masing-masing faktor tersebut di analisis secara mendalam, maka gambarannya adalah sebagai berikut. Kinerja Pegawai Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh gambaran bahwa kinerja pegawai memiliki angka rata-rata sebesar 81,18 dan standar deviasinya 7,40. Dari seluruh jawaban responder, 95% dari skor kinerja berkisar antara 79,69 s/d 82,87 (95% confidence interval). Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebenarnya tingkat kinerja pegawai yang ada pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang sudah cukup baik. Namun demikian tingkat kinerja itu masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi apabila faktor-faktor yang mendukung di dalamnya diperkuat. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, perlu diadakan pembinaan dan pelatihan para pegawai yang berkaitan dengan bidang kerjanya ditambah dengan teori kinerja merupakan ekspresi instuisi yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Beberapa faktor yang tidak di kaji dalam penelitian ini tetapi kemungkinan besar tidak dapat diabaikan mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja pegawai. Salah satu faktor adalah motivasi kerja.untuk dapat bekerja dengan disiplin penuh diperlukan kemauan kerja yang kuat. Kemauan kerja yang kuat itu sangat dipengaruhi oleh dorongan internal dari dalam diri pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan optimal. Sebenarnya pentingnya disiplin kerja inisudah di sadari sejak lama. Hal ini terbukti dengan diwajibkannya pegawai baru yang salah satu komponennya berfungsi mengukur motivasi calon pegawai. Hal ini mengisyaratkan bahwa pada dasarnya pegawai yang diterima adalah mereka yang memiliki motivasi yang tinggi. Faktor lain yang diyakini mampu mempengarui kinerja pegawai, namun tidak dibahas karena keterbatasan yang ada adalah keterampilan kerja mereka. Disadari bahwa keinginan manusia untuk bekerja tidak datang begitu saja. Melainkan didorong suatu kekuatan internal yang tidak dapat diamati secara kasat mata dan dibekali dengan kemampuan motorik yang memadai. Jika kapabilitas motorik individu tersebut sesuai dengan bidang tugasnya, maka individu tersebut dapat dikatagorikan
M. Ervan Marzuki Muhammad
terampil sehingga dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang dibebankan kepadanya. Makin tinggi keterampilan mereka , makin tinggi pula dorongan untuk bekerja yang berdampak semakin tinggi pula kinerja mereka. Kepemimpinan Kepemimpinan kepala pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III palembang sudah cukup baik secara kuantitif skor rata-rata kepemimpinan kepala balai ini adalah 81,30 dengan standar penyimpangan 7,63. Dari seluruh jawaban responden 95% dari skor kepemimpinan berkisar antara 79,67 s/d 82,94 (95% confidence interval). Angka-angka ini tentu saja masih perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi, dengan harapan dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai. Kondisi Fisik Tempat Kerja Kondisi fisik tempat kerja dapat digolongkan cukup baik atau memuaskan. Hal ini dapat di lihat dari skor rata-rata 5 sebesar 82,57 dan standar penyimpangan sebesar 8,01. Dari seluruh jawaban responden, 95% dari skor kondisi fisik tempat kerja berkisar antara 80,85 s/d 84,29 (95% confidence interval). Hal ini menunjukan masih perlu ditingkatkannya kondisi fisik tempat kerja, sehingga diharapkan dapet mendongkrak kinerja pegawai. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sesuai dengan proses analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Tingkat disiplin kerja pegawai dipengarui oleh legitimasi sikap dan kemampuan pemimpin yaitu kepala balai besar pelaksanaan jalan nasional III palembang. Semakin baik kepemimpinan kepala balai maka semakin tinggi disiplin pegawai. 2. Kondisi fisik tempat kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Besarnya tingkat disiplin kerja pegawai ditentukan oleh tata ruang, kenyamanan, dan ketenangan kondisi fisik tempat kerja. Semakin baik kondisi tempat kerja maka semakin baik kinerja pegawai. 3. Secara bersama-sama kepamimpinan dan kondisi fisik tempat kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Variasi disiplin kerja dapat dijelaskan oleh varibel kepemimpinan atasan dan kondisi fisik tempat kerja secara bersama-sama sebesar 77,7% dan hanya 22,3% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Dengan perkataan lain variabel kepemimpinan dan kondisi fisik tempat kerja secara berssama-sama dapat menurunkan erorr untuk memprediksi variabel kinerja
M. Ervan Marzuki Muhammad
pegawai sebesar 77,7% sehingga dapat meningkatkan “accuracy” model persamaan garis yang digunakan. Hal ini menunjukan kepemimpinan dan kondisi fisik tempat kerja secara bersama-sama dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai. Saran-saran Sejalan dengan kesimpulan-kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian ini, saya menawarkan beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada balai besar pelaksanaan jalan nasional III palembang sebagai berikut : 1. Kepala sebagai pimpinan tertinggi di tingkat balai besar pelaksanaan jalan nasional III palembang hendaknya didalam setiap tugasnya memberikan keteladanan (“ing ngarso sun tulodo”) tetap konsisten, khususnya keteladanan dalam segi moral dan akhlak. 2. Para pembuat kebijakan apabila hendak meningkatkan kinerja pegawai pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang hendaknya memperhatikan kondisi fisik tempat kerja. Karena dengan kondisi kantor yang ada sekarang saja, kondisi fisik tempat kerja mampu mempengarui kinerja pegawai. Apalagi kondisi fisik dan peralatan kerjanya baik, dapat berpengaruh pula terhadap kinerja pegawai pada balai besar pelaksanaan jalan nasional III Palembang.
M. Ervan Marzuki Muhammad
DAFTAR PUSTAKA Atmosudirdjo, Prajudi. 1976, Beberapa pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan, Cetakan keempat, Jakarta Danim Sudarwan, 2004, Motivasi kepemimpinan dan efektifitas kelompok, Rineka Cipta, Jakarta Mangkunegara A. A. Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika PT. Aditama, Bandung. Manullang M Dan Manullang Marihot AHM, 2008, Manajemen Personalia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Moenir H.A.S, 2008, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta Pasolong Harbani, 2007, Teori Administrasi Publik, Alfabet, Bandung. Sudjana, 2005, Metode Statistika, Tarsito, Bandung. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Alfabet, Bandung.