http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KALTIM POS SAMARINDA Rismawati (Staf Pengajar STIE Muhammadiyah Palopo) Abstrak
Profesi Akuntansi Internal sangat penting bagi suatu organisasi / perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan internal auditing adalah untuk membantu organisasi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara efektif, membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan, inefiesiensi, dan inefektikitas dari berbagai program yang telah dicanangkan oleh organisasi / pemerintah. Output audit internal berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan metode, juga tindakan perbaikan yang memperkecil / meniadakan inefisiensi dan mendorong keberhasilan salah satu kendala auditor internal diindonesia saat ini belum memberikan kontribusi terhadadp organisasinya, yang disebabkan adalah (1) untertifed auditor internal menandatangani laporan audit, (2) Dukungan pemimpin puncak organisasi belum optimal, (3) Penunjukkan auditor banyak yang belum didasarkan pada kualifikasi bidang audit internal, dan (4) belum optimalnya audit komite di perusahaan, dan defenisi internal auditing, ada dua hal pokok yaitu: (1) Assurance and consulting (2) Effectiveness of risk management, control and governance process, yang berarti internal auditor lebih berguna bagai organisasi dalam mencapai tujuan dan memperkuat fungsi internal auditor dalam perusahaan. Profil internal auditor yang sesuai dengan paradigma baru dan lingkungan yang kompetif : (1) Audiotor internal wajib bersertifikasi. (2) Certified internal auditor tergantung political will pemimpin puncak organisasi. (3) Untertified internal auditor tidak di perbolehkan menandatangani laporan audit. (4) Keberadaan komite audit dalam perusahaan tidak dapat di (5) Otoritas pemimpin perusahaan harus segera mengambil keputusan butir 1 sampai dengan 4. Kata kunci : Tertified
Internal Auditor, komite audit, inefisien, inefektifitas
PENDAHULUAN Berbagai tentang fungsi pengawasan maka hal ini tidak bisa terlepas dari masalah pengawasan internal/eksternal auditing. Internal auditing merupakan fungsi penilai independen yang dibentuk dalam suatu organisasi perusahaan untuk memeriksa dan menilai kegiatan organisasi tersebut. Tujuan dari internal auditing adalah untuk membantu para anggota dalam organisasi perusahaan tersebut didalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara efektif. Oleh karena itu internal audit akan menyajikan analisa, penilaian, rekomensasi maupun konsultasi dan
Riset / 1387
informasi yang menyangkut kegiatan yang ditelitinya anggota dalam organisasi perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anggota organisasi perusahaan yaitu Manajemen maupun Dewan Komisaris perusahaan tersebut. Beberapa hal yang merupakan bahan perdebatan tentang profesi internal auditing dan auditor yaitu (Gunadi,2000) : a. Bahwa internal auditing semata-mata adalah aktivitas penilaian. Hal ini memberikan kesan bahwa aktivitas lain di luar aktivitas penilaian seperti melakukan verifikasi beberapa transaksi tidak termasuk kegiatan pemeriksaan internal.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
b. Bahwa internal auditing digambarkan sebagai suatu pengendalian yang dilakukan denga memeriksa kecukupan dan efektivitas pengendalian. Hal ini menimbulkan suatu kesan seolah-olah yang menjadi sasaran pengawasan internal hanyalah pengendalian saja. c. Bahwa auditor internal adalah mata dan teklinga manajemen. Hal ini memberikan konotasi seolah-olah internal auditor sebagai mata-mata yang mengawasi serta mengumpulkan informasi yang akan di sampaikan kepada manajemen. Paradigma baru dalam fungsi manajemen ini tentunya sedikit banyak akan berpengaruh bagi para internalauditor internal di indonesia terutama dalam rangka recovery terhadap krisis moneter dan ekonomi yang sudah berlangsung lebih dari 3 tahun. Sudah saatnya auditor internal mempunyai pandangan luas serta pemahaman terhadap berbagai proses manajerial dan berkaitan dengan manusia yang mendasari fungsi audit internal yang dibutuhkan oleh auditor internal dalam melakukan tugasnya. Saat ini adalah pendekatan holistik, bahwa para manajer dan audit merupakan probadi kompleks yang berjuang dalam suatu lingkungan yang menghasilkan berbagai tekanan profesional. Kelemahan kondisi auditor internal definisi audit internal sekarang, belum mendukung dan memberi wawasan yang lebih luas terhadap ruang lingkup profesi audiotor internal dalam rangka menyongsong era globalisasi. Bagaimana sebenarnya sebenarnya audit internal dan profesi auditor internal sekarang ini, dan bagaimana seharusnya di masa mendatang? Pengertian Audit Audit Dan Auditor Internal Pengertian audit internal adalah “ Internal auditing is an independen operasianal function established within an organization examine and evaluate its activitas as a servite to the organization “ (Ratliff et all 1996, p-49) Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas terhadap aktivitas, di persiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan audit internal memeriksa dan menilai efektifitas dan kecukupan dari sistem pengendalian interen yang ada dalam organisasi Tanpa audit internal, dewan direksi dan ataupun pemimpin unit organisasi tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Lebih lanjut layanan yang di terapkan dari audit internal adalah membantu semua level manajemen dalam rangka pertanggungjawaban manajemen , seperti pendapat yang berikut : internal auditing is a systematik, objective appraisai by auditing internals
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
of the diverse operations and control within an organization to determine wherper 1. Financial and operating information is accurate and realiable 2. risk to the enter price are indentified and minimized 3. external regulations and accep table internal policies and produceduses are followed 4. statis factory standar are met 5. resour ces are used efficiently are affectivity achieved all for the purpose of assisting members of the arganization in the efective astharge of their responsibilities (sawyer ef al, 1996, p.6) Audit internal biasanya dilakukan untuk membantu pihak manajemen dalam mengindentifikasi kelemahan-kelemhan, intefisiensi dan infektivitas dan berbagai program yang telah di canagkan oleh organisasi / pemerintah. Output dari audit internal ini berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan metode, juga tindakan perbaikan yang memperkecil atau meniadakan inefisiensi dan mendorong keberhasilan. Keberadaan audit internal di indonesia saat ini sebagai mana di sebutkan oleh Tugiman (2009a), keberadaan audit internal atau satuan pengawasan internal (SP1) pada BUMN dan Indonesia di atur berdasarkan pada peraturan pemerintah nomor 3 Tahun 1985 pasal 45 dan BUMN berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 1 Tahun 1984 yang isinya : 1. Kecuali untuk badan usaha milik negara yang di anggap tidak perlu pada setiap badan milik negara di bentuk satuan pegawasan interen yang merupakan aparatur pengawasan intern perusahaan yang berangkutan 2. Satuan pengawasan intern sebagaiman yang di maksud dalam ayat 1 pasal ini di pimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada direktur utama persero yang bersangkutan, (Tugiman,2009a) Keberadaan audit internal di BUMN di tegaskan kembali dengan P.P. nomor 12 Tahun 1998 untuk BUMN yang di bentuk perseroan terbatas (PT), dan P.P nomor 13 tahun 1998 untuk BUM yang berbentuk perusahaan umum (perum).Pada umumnya keberadaabn audit internal pada badan usaha milik swasta (BUMN) dan organisasi lainnya di atur dalam anggaran dasar organisasi yang bersangkutan (Tugiman, 2009a). Sampai saat ini internal auditor masih banyak yang bersifat konvensional dan cendrung menerapkan gaya bermusuhan dalam melaksanakan tugasnya dan sangat sedikit manajer yang menerima kehadiran perpeksionis yang agresif dengan senang hati. Masih banyak sikap auditor internal yang mengharapkan kesuksesan dengan menyampaikan temuan dan
Riset / 1388
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id menyajikan hal-hal yang tidak mengenakkan audit dan menejer. Tidak sedikit auditor inbternal mulai melaksanakan tugasnya dengan suatu perselisihan serta menonjolkan kewenangan yang melekat pada dirinya. Oleh karena itu auditor internal harus bertindak profesional dan mempunyai nilai tambah untuk dapat membantu manajemen dalam menghadapi resiko perusahaan dan para dikma baru. Oleh karena itu kita sangat maklum kalau sangat banyak auditor internal yang belum memahami sepenuhnya apa itu audit internal dan bagaimana melaksanakan audit internal dalam organisasi.
c.
Kondisi tersebut diatas didukung oleh beberapa hari penelitian. Penelitian tersebut dilakukan Tugiman (2007) yang hasilnya bahawa dari 207 kepala SPI BUMN / BUMD yang telah belajar Auditing sebanyak 33 orang atau 16 % mempunyai pengertian audit akuntansi seperti yang di pelajari calon sarjana akuntansi, calon akuntan atau auditor independen. Hasil survey terhadap 100 direksi BUMN / BUMD yang kemampuan dan kontribusi auditor internal dalam perusahaan memberi jawaban sebagai berikut : Kemampuan auditor : sangat baik 20 %, baik 48 %, cukup 50 %, dan kurang 0 %. Untuk bantuan auditor : sangat membantu 33 %, cukup membantu 63 %, dan kurang membantu 2 %. Penelitian lain dari Tugiman tahun (2009b) adalah tentang “pengaruh audit internal dan faktorfaktor pendukungnya terhadap upaya meningkatkan penmgendalian internal dan kinerja perusahaan “ pada 102 BUMN dan BUMD ( terdiri dari 54 perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan industri, 18 dalam bidang jasa, 20 dalam bidang perbankan dan asuransi, serta 10 perusahaan dalam bidang perkebunan). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa : Pengaruh jasa auditor internal terhadap pengendalianinternal yaitu 16,5 %, sedangkan pengaruh dan pimpinan puncak 16,23 %, direktur produksi 3,79 %, dan direktur keuangan sebesar 14,9 %. Koesbandijah (1996), dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa : a. Sistem pengawasan internal pada perusahaan (1) BUMN merupakan suatu perintah (Mandatory); (2) PMA sistem pengawasan intern tidak di kembangkan (Built In) dan (3) PMDN sistem pengawasan intern bukan merupakan keharusan (Compul Sory); b. Pada perusahaan BUMN eksistensi sistem pengawasan intern memang telah digariskan (Mandatory);, pengawasan secara nyata memang dilakukan namun tidak dihayati sebagaimana seharus nya karna kendala SDM
Riset / 1389
baik secara kualitas maupun kuantitas tidak memadai. Penelitian lain yang juga mendukung kondisi auditor internal di indonesia saat ini dilakukan oleh kantor menteri negara penanaman modal dan pendayagunaan BUMN, tentang personalia satuan pengawasan intern BUMN (1999). Hasil penelitian tersebut menunjukkan : 1. Jumlah BUMN yang diteliti sebanyak 136 perusahaan. 2. Responden personalia dilingkungan SPI sebanyak 2796 orang. 3. Tingkat pendidikan auditor internal 44 % SLTA – D3, 53 % S1 dan 3 % adalah S2. 4. Penugasan dalam SPI, 89% sebagai auditor dan 11% non auditor. 5. Kualifikasi auditor internal 13%, telah bersertifikasi Qualified internal auditor ( QIA) dan 87% belum,
Sedangkan penelitian the intitute of internal auditors (2005), terhadap 179 anggotanya menunjukkan hasil : Dilihat dari tempat bekerja : perusahaan publik 47% pemerintah 27%, swasta (private) 18% dan nirlaba 8%. Dilihat dari bidang penugasan : audit operasional 32%, revenue pengendalian internal 18%, konsultasi 14%, audit kepatuhan 11%, audit keuangan 10%,dan lain-lain 15%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkpakan di depan, khususnya menyangkut auditor internal BUMN dan BUMD, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi auditor internal di indonesia sampai saat ini : 1. Kemampuan dan bantuan auditor internal terhadap pencapaian tujuan organisasi masih jauh dari seharusnya. 2. Pendidikan audit ( umumnya audit akuntansi / keuangan) para auditor internal BUMN /BUMD baru 16% pada pertengahan tahun 2007. 3. Satuan pengawasan intern pada perusahaan BUMN pelaksanaan tidak dihayati sebagaimana mestinya. 4. Satuan pengawasan intern perlu ditingkatkan dan di kembangkan kemampuannya dalam bidang audit. 5. Manajer puncak persepsinya terhadap kualitas jasa auditor internal paling rendah bila dibandingkan dengan manajer lainnya. 6. Kualitas jasa auditor internal pengaruhnya terhadap pengendalian internal paling besar bila dibandingkan dengan manjer lainnya. 7. Pengendalian internal berhubungan sangat erat dan paling berpengaruh terhadap kinerja perusahaan bila di bandingkan dengan pengaruh pada manajer. 8. Sampai akhir agustus 1989 auditor internal yang bersertifikasi Qualified internal auditor
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
(QIA) baru 13% dan sebanyak 87% belum bersertifikasi . 9. Kegiatan pemeriksaan auditor internal bergeser dari bidang keuangan ke bidang non keuangan, dan sangat menonjol adalah penugasan auditor internal dalam pemeriksaan operasional 32% dan merevue sistem pengendalian internal 18%. Kendala Auditor Internal Di Indonesia Kondisi auditor internal di indonesia juga di sampaikan Tugiman (2009b) dalam makalah nya yang berjudul “Wajah Auditor Internal di Indonesia”. Bahwa salah satu kendala auditor internal di indonesia belum memberikan kontribusi terhadap organisasi disebabkan antara lain oleh : 1. Uncertified auditor internal menandatangani laporan audit. 2. Dukungan pimpinan puncak organisasi belum optimal 3. Penunjukkan auditor banyak yang belum di dasarkan kepada kualifikasinya dalam bidang audit internal. 4. Belum optimalnya audit komite di BUMN Kendala yang lain, pelajaran auditing yang di ajarkan pada pendidikan di Indonesia adalah Auditing untuk mempersiapkan para mahasiswa sebagai auditor independen. Adalah auditing untuk mempersiapkan para mahasiswa sebagai audit independen.. untuk internal auditing yang mempersiapkan mereka sebagai auditor internal, baru berapa perguruan tinggi yang melakukannya, dan inipun banyak yang hanya merupakan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa yang menekuni bidang akuntansi. Profesi internal auditor di indonesia masa mendatang. The institute of internal auditors (2005) mendefinisikan internal auditing sebagai berikut : Internal auditing is an independet, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organitation operation it helps an organitation accom pishits objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance procesess. Berdasarkandefenidi di atas, maka auditor internal di masa mendatang akan mempunyai ciri-ciri dan ruang lingkup yang disesuaikan dengan paradigma baru internal auditing yang meliputi (Tugiman, 2009b) a. Ciri khusus 1. Internal auditor akan merupakan kunci tercapainya kesuksesan bagi dunia usaha para dewasa ini terutama dengan semakin tingginya kompetensi dan tantangan yang dihadapi perusahaan.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
2. Internal auditor akan membawa ilmu dan pengetahuan baru bagi perusahaan karena dengan semakin luasnya ruang lingkup pekerjaan internal auditing maka latar belakang pendidikan dan keahlian internal auditor yang terdiri dari bermacam-macam displin ilmu yang dimulai dari displin ilmu keuangan, akuntansi, engineering, teknologi informasi , sampai kepada lingkungan hidup akan mewarnai latar belakang para internal auditor yang juga memiliki pengetahuan sistem komputer yang cukup untuk dapat berkomunikasi melalui internet dan memahami seluk beluk Ecommece maupun internet. 3. Internal auditor membantu manajemen untuk memastikan bahwa procedure dan kebijakan perusahaan telah dilaksanakan secara efektif, resiko telah diminimalisir dan auditor agar lebih berperan aktif dalam penciptaan corporate governance serta bertindak sebagai konsultan sebagai manajemen. 4. Internal auditor perlu menjaga integritas dan memelihara komitmen untuk membantu perusahaan semaksimal mungkin sesuai kemampuannya serta memonitor jalannya perusahaan terhadap permasalahan yang mungkin timbul baik yang menyangkut masalah operasional, legal, sosial, maupun lingkungan. b. Penanganan resiko (Risk management) Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak dapat lepas dari faktor resiko, untuk itu internal auditor harus melakukan risk assesment. Menurut the institute of internal auditors (2005) risk assesment adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk menilai dan sekaligus melakukan propesional adjusment tentang kemungkinan suatu kondisi maupun kejadian yang tidak di inginkan. Resiko akan mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk bersaing dan mempertahankan kemampuan financialnya maupun kualitas produksi maupun jasanya. Untuk itu internal auditor harus dapat mengidentifikasi segala faktor resiko dan menilai bagaimana pengeruhnya terhadap perusahaan. Juga harus bersikap proaktif dalam mengantisipasi kemungkinan sebelum nya terjadi nya resiko untuk melindungi perusahaan dari suatu musibah maupun kemungkinan hilangnya kesempatan. c. Analisa operasional Dengan di terapkan corporate objective oleh manajemen, maka internal auditor berkewajiban untuk memonitor apakah dalam melaksanakan
Riset / 1390
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id pencapaian tujuan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar serta memperhatikan etika maupun good practice dalam mencapai tujuan nya. Hal ini perlu dalam rangka menjaga reputasi maupun nama baik perusahaan. Internal auditor juga harus memahami sepenuhnya tujuan perusahaan dan memiliki kemampuan untuk meneliti dan menganalisa untuk memastikan bahwa pengoperasian telah dilakukan secara efektif dan dari hasil analisa dan penelitiannya diharapkan internal auditor akan dapat memberikan rekomendasi terhadap hal-hal yang di rasa masih kurang efektif dalam rangka pencapaian corporate objectives. Hal ini di maksudkan agar keberadaan auditor dapat dirasakan ada manfaatnya oleh manajemen.
dan akan membantu menagani masalah resiko management. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya Audit Committee dan Transparancy (elemen corporate governance) bagi suatu perusahaan untuk dapat menjalankan corporate governance. Hal ini juga menunjukkan kepada stakeholder bahwa profesi internal auditor telah dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup dan up to date dalam membentuk management untuk mengidentifisir resiko dan memberikan suatu jaminan (assurance) tentang tersedianya fungsi pengawasan yang efektif. Sertifikasi Internal Auditor
d. Mereview Compliance Review compliance perlu dilakukan untuk meneliti bagaimana pelaksanaan peraturan dan ketentuan di seluruh tingkatan manajemen. Apabila peraturan dan ketentuan tidak di patuhi, perusahaan akan menjadi collapse atau ambruk, oleh karena itu peran internal auditor dalam tugas review compliance sangat penting karena sering terjadinya perubahan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Internal auditor juga harus selalu mengikuti perkembangan dan selalu meng up date dirinya dengan ketentuan dan peraturan baru . Paradigma Baru Profesi Internal Auditing Berdasarkan defenisi internal auditing menurut IIA terdahulu, ada 2 hal pokok akan memberikan perspektif yang lebih luas bagi internal auditor yaitu : (1) Assurance and consulting dan (2) effectiveness of risk management, control an governance process. Artinya internal auditor menjadi lebih berdaya guna dan bermanfaat bagi organisasi (management dan dewan komisaris), dalam mencapai tujuan dan objektif serta memperkuat fungsi internal auditor dalam perusahaan. Dengan dimasukkannya Assurance dan consulting menunjukkan semakin meluasnya praktek yang seharusnya dilakukan oleh internal auditor. Hal ini disebabkan karena konsep assurance service lebih luas dari pada appraisal dalam definisi internal auditing terdahulu. Dengan dimasukkan consulting akan merupakan suatu nilai tambah (value added) dari internal auditor karena internal auditor dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada organisasi secara lebih luas dalam bentuk assurance and consulting. Dimasukkannya aspek risk management, control dan governance maka hal ini menunjukkan bahwa redefinisi yang terbaru dari internal auditing mengakui bahwa melalui pelaksanaan corporate governance akan lebih meningkatkan fungsi control
Riset / 1391
Sampai saat ini bisa saja uncertified internal auditor menandatangani laporan auditnya. Banyak internal auditor di Indonesia ditunjuk oleh pimpinan organisasi bukan berdasarkan kualifikasi seseorang dalam audit internal melainkan karena perannya. Oleh arena itu tidak heran kalau banyak internal auditor di Indonesia mendapat julukan sebagai tukang mencari kesalahan, bersikap seperti polisi dan jaksa dalam organisasi, kurang membantu management dan lain-lain. Dengan kondisi internal auditor di Indonesia seperti saat ini, maka organisasi auditor internal masih menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan untuk menuju auditor internal yang professional sesuai dengan standard an tuntutan paradigm baru dipersyaratkan. Untuk itu Yayasan Pendididkan Internal Auditor (YPIA) menyelenggarakan pendidikan dan pembangunan audit internal, sebagai wahana pendidikan dan pengembangan dibidang audit internal. Adapun sasaran penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan audit internal adalah (Tugiman, 2009a): a. Pendidikan dan pelatihan internal audit berjenjang dengan sertivikasi kualifikasi internal audit (KIA) secara nasional. b. Peningkatan kualitas dan provesionalisme melalui penataran, seminar, konsultasi, pengembangan dan penelitian. Strategi untuk mencapai sasaran tersebut antara lain; 1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan berjenjang dengan kurikulum, metode persyaratan beserta, tenaga pengajar yang unqualified sehingga dapat dihasilkan tenaga pengawasan yang andal. 2. Menerbitkan sertifikasi auditor internal sesuai dengan jenjang pendidikan atau pelatihan yang diikuti dengan sertivikasi penuh lingkup nasional, dengan wawasan internasional. 3. Secara bertahap menuju pada pendidikan dan pelatihan dengan standar IIA (CIA) melalui qualified internal audit (QIA).
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
4. Prioritas yang menjadi sasaran adalah aparat pengawasan BUMN, BUMD, BUMS dan selanjutnya badan usaha dan lembaga lainnya. Sejak YPIA berdiri 17 april 1995 telah melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Sampai akhir 2000 jumlah organisasi yang mengirimkan stafnya ke YPIA adalah: 242 BUMN/BUMD, 60 BUMS dan 5 Lembaga lainnya. Jumlah orang yang telah mendapat sertifikat qualified internal auditor (QIA) sampai akhir 2000; BUMN 7089 orang, BUMD 14 orang, BUMS 28 orang dan lembaga lainnya 1 orang. Profil internal auditor yang sesuai dengan paradigm baru dan lingkungan yang kompetitif antara lain (Tugiman, 2009a); 1. Auditor internal wajib bersertifikasi 2. Uncertified internal auditor tidak diperbolehkan menandatangani laporan audit. 3. Certified internal auditor tergantung political will pimpinan puncak organisasi. 4. Keberadaan komite audit dalam perusahaan baik BUMN, BUMD dan BUMS tidak dapat dielakkan lagi. 5. Otoritas di atas pimpinan perusahaan harus segera mengambil keputusan butir 1 sampai dnegan 4 diatas. SIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kondisi internal Auditor saat ini di Indonesia adalah auditor internal belum memberikan kontribusi terhadap organisasinya, yang disebabkan oleh: 1. Uncertified auditor internal menandatangani laporan audit, 2. Dukungan pemimpin puncak organisasi belum optimal, 3. Penunjukkan auditor banyak yang belum didasarkan pada kualifikasi bidang audit internal, 4. Belum optimalnya audit komite diperusahaan. Internal auditing semata-mata adalah aktivitas penilaian dan dibgambarkan sebagai suatu pengendalian yang dilakukan dnegan memeriksa kecukupan dan efektifitas pengendalian. Internal auditor seolah-olah sebagai pengawas dan pengumpul informasi yang akan disampaikan kepda management. Kemampuan dan bantuan auditor internal terhadap pencapaian tujuan organisasi masih jauh dari seharusnya. Dukungan pemimpin puncak organisasi belum optimal. Selain itu pendidikan audit umumnya masih banyak pada audit akuntansi/ keuangan mata kuliah audit internal masih belum banyak menambahkan pada kurikulumnya. Oleh karena itu perlu peningkatan dan pengembangan kemapuan auditor internal seperti yang diselenggarrsertifakan
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
oleh YPIA dan mensyaratkan auditor internal harus bersertifikasi. Melihat kenyataannya kondisi auditor internal di Indonesia, maka beberapa pemikiran dari Hiro Tugiman dalam makalah yang disampaikan dalam acara Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) dapat diketengahkan (Tugiman, 2009a); a. Laporan audit internal wajib ditandatangani oleh auditor internal yang bersertifikasi. b. Political will direksi BUMN,BUMD dan Badan Usaha lainnya untuk segera mengambil langkah konkrit agar para auditor internalnya memenuhi kualifikasi. c. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) baik pusat maupun perwakilan secara melkukan peninjauan kepastian kualitas (Quality Assurance) terhadap SPI BUMN/BUMD dan badan usaha lainnya. d. Akuntan public diharapkan ikut mendorong penigkatan kualitas auditor internal perusahan atau organisasi yang menjadi kliennya. e. Perguruan tinggi di Indonesia (yang belum) agar mewajibkan mengambil mata kuliah internal auditing bagi para mahasiswa yang konsentrasi studinya akuntansi bisnis. f. Menteri Negara penanaman modal dan pendayagunaan BUMN, dan Menteri Negara keuangan untuk BUMN serta Menteri Dalam Negeri (untuk BUMD) mengambil kebijakan dan mendorong agar saran dan tindak lanjut butir 1 sampai dengan 3 di depan segera terealisir. Daran ini di kemukakan kalau auditor internal (SPI) BUMN dan BUMD memang diberi tugas untuk mengaudit, karena melakukan audit seharusnya dilakukan oleh orang yang berkompeten, cukup terlatih dan ahli selaku auditor. DAFTAR PUSTAKA Gunadi, Eddi M. 2000 “pardigma baru pengawasan internal” makalah yang disajikan dalam Konvensi Nasional Akuntansi IV, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. “Standar Profesi Akuntan Publik”, Yogya karta Bagian Penerbit sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN Kantor Menteri Negara Penanaman Modal dan Pendayagunaan BUMN, 2009. Laporan hasil penelitian personalia satuan pengawasan internal BUMN” tanggal 26 Agustus Koesbandijah, 1996. Pengaruh sikap para manager dan karyawan pelaksana system pengawasan internal perusahan terhadap keandalan informasi keuangan” Disertasi
Riset / 1392
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Doktor pada Bandung
Universitas
Padjadjaran,
Ratlif, L. Richard, Wallace A. Wanda, Loebeccke K. James and Mc Farland G. William, 1996, internal auditing principle and techniques, The Institute of Internal Auditors, Florida. Sawyer B. Lawrence, Dittenhofer A. Mortimer, 1996. Internal Auditing, Fourth edition, The Institute of Internal Auditors, Florida. The
Institute of Internal Auditors, 2005, Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing, Florida. Edisi Revisi.
Tugiman, Hiro, 2007. Perkembangan Audit Internal Faktor-faktor Pendukung dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Satuan Usaha, Karya Ilmiah, 8 Mei ________,2009a. Wajah Internal Auditor pada Perusahaan, Makalah Disajikan pada Ulang Tahun ke duabelas Yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta. Tanggal 17 April ________,2009b. “Standar Profesional Audit Internal” edisi kesebelas, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ________,2000. “Kumpulan Makalah-Makalah”. Journal the Institute of Internal Auditors, Juni. New York ________,1999. Badan Usaha Milik Negara dan Sertifikasi Auditor Internal, Makalah pada workshop Pemberdayaan satuan Pengawasan Internal BUMN yang diselenggarakan oleh Meneg BUMN, di Jakarta tanggal 8 September.
Riset / 1393
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266