PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, KAPASITAS MESIN, BAHAN DASAR DAN PERMINTAAN TERHADAP KAPASITAS PRODUKSI PADA PDAM CABANG SEBULU Oleh: Mahdalena, Yonathan Palinggi dan Raudatul Adawiyah Penulis adalah mahasiswa dan dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Abstract: The purpose of this study is to determine, assess and analyze the effect of population size, capacity of the machine, the base material and requests to the production capacity at the Regional Water Company Branch Sebulu in the present and the future, as well as to determine which variables are most influential to the production capacity of drinking water Regional water Company Branch Sebulu. In this study showed a correlation value of 0.997, which means that the relationship between population, the capacity of the machine, basic materials and demand with production capacity is large because the number 0.997 is above 0.5 or approaching r = 1 and this also means that 99.7 % of production capacity can be explained or influenced by a variable number of people, the capacity of the machine, basic materials and demand. While the remaining 0.3% of production capacity is explained or influenced by other causes beyond the variables of population, the capacity of the machine, basic materials and demand. The calculation result of F test obtained F count> F table so it can be said to be a variable number of the population, the capacity of the machine, basic materials and demand together able to create its effect on production capacity and t-test, while the results of the t test, the variable base material has significance to capacity production. This is evidenced by looking at the value of t> t table, it can be concluded that the hypothesis of the first and the second hypothesis is acceptable / unsubstantiated. Keywords: Basic Materials, Population, Capacity Of The Engine, Capacity Of Production PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan saat ini dapat dilihat dari berbagai jenis pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, Perusahaan daerah maupun oleh pihak swasta, dimana pembangunan tersebut seiring dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk yang cukup besar, dalam mewujudkan suatu pembangunan disegala bidang guna mewujudkan terciptanya suatu masyarakat yang adil dan makmur. Salah satunya yang menunjang tercapainya pembangunan melalui pengadaan air bersih. Karena penggunaan sarana air bersih hingga saat ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kepada masyarakat, sehingga secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam mencapai terwujudnya pembangunan yang berkeadilan. Pemenuhan kebutuhan air minum kepada masyarakat yang sedemikian besar telah diupayakan pemerintah dengan membangun dan mengembangkan PDAM dengan bantuan-bantuan keuangan dari pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Agar kebutuhan air minum bagi masyarakat dapat terlayani secara maksimal. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Nomor 4 tahun 1987 tentang Pembentukan
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kutai. Maka pada tahun 1987 dibentuklah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang sebulu. Dengan adanya Perusahaan Daerah Air Minum berarti masyarakat Kecamatan Sebulu dan sekitarnya dapat menikmati air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum tersebut. Program Pemerintah Daerah dalam rangka penyediaan air bersih guna melayani kebutuhan masyarakat secara keseluruhan dan tersedianya sarana dan prasarana sebagai penunjang terlaksananya program tersebut ialah kapasitas produksi. PDAM Cabang Sebulu pada tahun 2010 sudah melakukan peningkatan kapasitas produksi dari 30 liter / detik yang terpasang menjadi 40 liter/detik , guna kelancaran pelayanan kepada masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum selalu berupaya untuk meningkatkan mutu dari hasil produksi yang ada. Strategi operasi jangka panjang sebuah organisasi dicerminkan sampai batas yang cukup jauh oleh rencana kapasitas. Berkaitan dengan perencanaan kapasitas, maka isu berikut ini harus diperhatikan. Apa kecenderungan pasar, apakah ada inovasi teknologi yang memberikan dampak pada desain produk, apakah inovasi proses yang
24
mungkin mempengaruhi metode produksi dan apakah system produksi yang lebih kontiyu layak dalam waktu dekat. Tetapi kapasitas merupakan konsep rumit karena harus dikaitkan dengan ukuran tingkatan penggunaan kapasitas. Cara lain meningkatkan kapasitas adalah dengan menjalankan subkontrak. Dengan demikian mengubah kebijakan yang menyangkut intensitas penggunaan kapasitas dapat mengubah kapasitas tanpa harus menambah kapasitas baru. Kapasitas Mesin yang merupakan suatu batasan didalam memproduksi suatu barang. Tetapi mesin-mesin yang berkegunaan umum banyak digunakan untuk produksi berkapasitas rendah dan desain produk yang berganti-ganti, yang menuntut fleksibilitas mesin kita menemukan desain khusus dari mesin-mesin tipe ini yang ditunjukan untuk membuat satu jenis produksi secara lebih efesien, ketimbang yang dapat dilakukan oleh mesin berkegunaan umum sejenis. Mesin berkegunaan khusus umumnya berkembang dari mesin sejenis berkegunaan umum ketika kapasitas produksi tertentu meningkat dan desain menjadi setabil. Dengan desain mesin khusus, laju produksi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan biaya total yang lebih rendah. Maka PDAM Cabang sebulu menggunakan mesin khusus yang didesain khusus untuk memproduksi air bersih yaitu mesin air Submersible. Mengingat betapa pentingnya Perusahaan Daerah Air Minum Cabang sebulu dalam memenuhi penyediaan air bersih bagi masyarakat maka pihak perusahaan berupaya terus agar aktivitasnya tetap berjalan dengan lancar dengan memanfaatkan bahan dasar/bahan baku berupa air sungai Mahakam yaitu suatu bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan suatu proses produksi, dimana sumber air yang merupakan salah satu komponen utama yang mutlak ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa bahan dasar berupa air sungai Mahakam maka suatu sistem penyedia air bersih tidak akan berfungsi, dengan kemampuan yang ada dalam pengelolaan bahan dasar/bahan baku utama untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum berupaya terus untuk memberikan pelayanan yang baik pelanggan selama ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan perjalanan waktu, jumlah pelanggan semakin meningkat. Sementara kappasitas mesin dan jumlah jaringan pelayanan yang terbatas, berakibat pihak PDAM belum mampu
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
memberikan pelayanan yang optimal terhadap konsumen. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Kecamatan sebulu yang jumlah penduduknya sudah mencapai 34.265 jiwa (Data dari Kantor Kecamatan Sebulu). Seharusnya dengan meningkatkan kapasitas produksi semua penduduk dapat terlayani dengan baik, tetapi kenyataannya jumlah pelanggan yang dapat terlayani hanya sekitar 7.905 jiwa dengan jumlah kapasitas yang terpasang saat ini hanya 40 liter/detik dan realisasinya hanya sebesar 28,5 liter/detik. (Data dari PDAM Cabang sebulu). Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis kapasitas produksi air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum Cabang sebulu dengan melakukan perhitungan hasil penjualan produksi yang telah lalu, guna mengetahui langkah-langkah berikutnya. Kenyataannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Kecamatan Sebulu yang jumlah penduduknya sudah mencapai 34.265 jiwa, dan jumlah pelanggan yang dapat terlayani dengan baik hanya sekitar 7.905 jiwa. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis Pengaruh jumlah penduduk, Kapasitas mesin, bahan dasar dan Permintaan terhadap kapasitas produksi pada perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu pada masa sekarang dan masa akan datang. Serta untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kapasitas produksi air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu. Manajemen Produksi Manajemen produksi merupakan gabungan yang sangat erat dari pengertian manajemen dan produksi itu sendiri. Dibawah ini beberapa ahli manajemen produksi: Sofyan Assauri (1999;12) dalam bukunya mengatakan definisi produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi, faktor-faktor produksi terdiri dari atas tanah atau alam. Modal, tenaga kerja dan keterampilan menajerial (managerial skills) serta keterampilan teknik dan teknologi. Produksi adalah sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini terdiri dari berbagai macam, misalnya faedah bentuk, faedah tempat, faedah waktu serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas. (Agus Ashari, 2002;6).
25
Atas dasar dua pengertian diatas maka Sofyan Assauri mendefinisikan sebagai berikut: “Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa”. (Assauri, 1999;12) Menurut Saeffullah dan kawan-kawan berpendapat bahwa manajemen produksi adalah: Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin. Kegiatan produksi pada dasarnya merupakan proses bagaimana sumber daya input dapat diubah menjadi produk output berupa barang dan jasa. (Saefullah, 2005;14) Manajemen produksi pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber daya yang berlaku sebagai masukan (input) diubah menjadi keluaran (output) berupa barang dan jasa sesuai yang sesuai yang diingikan (Sumayang, 2008: 15) Perencanaan produksi Perencanaan produksi adalah perencaaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang di perlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan. (Sofyan Assauri, 1999;129). Perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarah daya upaya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih itu. (Gitosudarmo, 2002;50) Proses Perencanaan Produksi adalah suatu proses tentang bagaimana rencana program produksi itu kita rencanakan. Oleh karena itu maka proses perencanaan produksi itu akan meliputi proses perencanaan kegiatan produksi secara keseluruhan. (Gitosudarmo, 2002;53) Memperhatikan pengertian dan pendapat diatas maka tujuan perencanaan dan pengendalian produksi tidak lain adalah mengusahakan agar terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara faktor-faktor produksi yang ada dengan kebutuhan dan kesempatan yang terbuka baginya, sehingga
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
dapat menimbulkan adanya perkembangan yang menguntungkan. Perencanaan merupakan aktivitas untuk menyusun dasar pelaksanaan dan petunjuk didalam proses pengambilan keputusan pada masa yang akan datang. Proses perencanaan ditujukan untuk membuat suatu strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan mengembangkan rencana kerja dan aktivitas organisasi perusahaan. (Tampubolon, 2004:12) Menurut Saeffullah dan kawan-kawan perencanaan didefinisikan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk Perencanaan Kapasitas Buku Buffa dkk (1999; 106) mengatakan bahwa kapasitas adalah batas kemampuan dari unit produksi untuk berproduksi dalam kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan istilah unit keluaran perunit waktu. Sedangkan menurut Handoko (1999; 297) mengatakan bahwa kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kualitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. suatu kapasitas organisasi merupakan konsep dinamik yang dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi. Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per unit waktu. Beberapa definisi kapasitas yang secara umum diterima dalam buku (Handoko: 1999;299-300) dapat diperinci sebagai berikut: a. Design Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik dirancang. b. Rated Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukan bahwa fasilitas secara teoriti mempunyai kemampuan memproduksinya. c. Standard Capacity, yaitu tingkat keluaran persatuan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervise, dan para operator mesin: dapat digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran. d. Actual dan / operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata persatuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat. e. Peak Capacity, yaitu jumlah keluaran waktu yang dapat dicapai melalui maksimalisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah jam kerja,
26
menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat. Manajemen operasi juga menekankan pentingnya dimensi waktu kapasitas. Dari sudut pandangan ini kapasitas pada umumnya dibedakan antara perencanaan Kapasitas jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan Kapasitas jangka pendek. secara lebih terperinci diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan kapasitas jangka panjang lebih dari satu tahun. dimana sumber daya - sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya. b. Perencanaan Kapasitas jangka menengah yaitu rencana-rencana bulanan atau kuartal untuk 6 bulan sampai 18 bulan yang akan datang. Kapasitas dapat bervariasi kerena alternatif-alternatif penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-peralatan baru, sub contracting dan pembelian peralatan – peralatan buka utama. c. Perencanaan Kapasitas jangka pendek kurang dari satu bulan. Ini dikaitkan pada proses jadwal harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuaian-penyesuaian untuk menghapuskan” variance” antara pengeluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi menurut Gitosudarmo dkk, (2000;68-73 ): 1. Faktor Kapasitas mesin Kapasitas mesin merupakan batasan didalam memproduksi sesuatu barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi kemampuan mesin-mesin yang dimilikinya. Meskipun permintaan yang masuk pada perusahaan tersebut sangat besar. 2. Faktor bahan dasar Jumlah bahan dasar yang tersedia juga menjadi batasan dalam menentukan luas produksi. Produksi tidak akan dapat dilaksanakan melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. 3. Faktor Jumlah Penduduk Bertambahnya jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah pelanggan, bertambahnya pelanggan akan mempengaruhi kapasitas produksi karena adanya pemasangan sambungan baru dan jaringan pipa yang terpasang apabila tidak sesuai dengan kapasitas air akan mempengaruhi pendistribusian
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
4. Faktor Permintaan Untuk menentukan besarnya permintaan barang - barang diperlukan ramalan/forcesting, terutama penjualan (sales forcesf). Ramalan ini menentukan beberapa banyak masing-masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Perencanaan kebutuhan kapasitas, agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik trunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan-perubahan kapasitas yang dibutuhkan. Bila hal ini tidak dilakukan, perubahan-perubahan cenderung terjadi tiba tiba dan drastis, sehingga akan lebih memakan biaya. Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan dalam satuan-satuan sebutan persamaan, seperti batang ton, kilogram, meter, atau jam kerja yang tersedia,. Sedangkan satuan-satuan waktu yang sangat penting bagi perencanaan kapasitas, dapat dinyatakan dalam satuan seperti jam, hari, minggu, atau bulan. dalam pratek, diantara pengertian-pengertian kapasitas diatas, perusahaan biasanya menggunakan tingkat kapasitas pengorganisasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatancatatan pusat kerja. Kerangka Pikir Kerangka pemikiran bertujuan untuk lebih memudahkan dalam pemahaman dan interprestasi dari penelitian. Berdasarkan kajian teori-teori yang terdiri dari kajian empirik (penelitian terdahulu) dan para pakar dapat dijadikan dasar dalam menentukan hipotesis dan skematis, kerangka pemikiran dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
27
Gambar 1. Kerangka Pikir
Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan perumusan permasalahan, dan landasan teori yang telah di kemukan maka penulis dapat mengemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga jumlah penduduk, kapasitas mesin, bahan dasar dan permintaan berpengaruh terhadap kapasitas produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu. 2. Diduga bahwa bahan dasar berpengaruh dominan terhadap kapasitas produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu. BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Objek penelitian dalam penulisan skripsi adalah pada perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu yang beralamatkan di jalan Manunggal desa Sebulu Ulu Kecamatan Sebulu. Untuk lebih mendekatkan masalah dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti kapasitas produksi dari laporan teknik dan operasional berdasarkan pelayanan dan profilnya. Alasan ilmiah peneliti tertarik mengadakan penelitian pada tempat ini adalah untuk mengetahui apakah permintaan mempengaruhi kapasitas produksi pada Perusahaan Air Minum Cabang Sebulu. Alat Analisis Dan Pengujian Hipotesis Untuk memperoleh jawabahan atas permasalahan dan pengukuran kebenaran hipotesis, maka metode yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis adalah dengan menggunakan regresi linier berganda yang akan ditentukan oleh variabel bebas dan terikat.
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
Dimana variabel bebas adalah jumlah penduduk, kapasitas mesin, bahan dasar dan permintaan. Sedangkan variabel terikat adalah kapasitas produksi. Menurut Dergibson Siagian Sugiarto (2000:237), rumus yang digunakan dalam Analisis Regresi Linier Berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y = Kapasitas Yang Diramalkan X1 = Jumlah Penduduk X2 = Kapasitas Mesin X3 = Bahan Dasar X4 = Permintaan b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi partial a = Nilai trend periode besar ê = Error atau sisa (residual) Uji F (Regresi Simultan) dan Uji t (Regresi Parsial) Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah ke empat variabel tersebut secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan dengan kapasitas produksi. Sedangkan uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing, variabel independen (jumlah penduduk, kapasitas mesin, bahan dasar dan permintaan) terhadap variabel dependen (kapasitas produksi). ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau meramalkan besarnya pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) dari hasil
28
pengolahan data dengan SPSS di dapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 138637.606 + 1.328X1 – 1982.923X2 + 0.613X3 + 1.565X4 Karena dalam persamaan tersebut satu bertanda negatif artinya bila X1 = 1 maka nilai Y akan bertambah sebesar 1,328. Nilai X2 = 1 maka nilai Y juga akan menurun sebesar 1982.923. Dan nilai X3 = 1 maka nilai Y akan bertambah sebesar 0.613, serta nilai X4 = 1 maka nilai Y akan bertambah sebesar 1.565. Sedangkan nilai konstanta (a) yang dihasilkan sebesar 138637,606 menyatakan bahwa jika X1, X2, X3, X4 sama dengan nol. Maka kapasitas produksi sama dengan 138637,606 atau dapat dikatakan jika tidak ada variabel jumlah penduduk, kapasitas mesin, bahan dasar dan permintaan maka kapasitas produksi sebesar 138637,606. Uji F dan Uji t Hasil perhitungan uji F, nilai F tabel dengan didasarkan pada dk pembilang = 4 dan dk penyebut (5-4-1) = 0. Untuk taraf kesalahan 5% F tabel= 2.015. Hal ini berarti bahwa F hitung > F tabel (105,778 > 2.015) sehingga dapat dikatakan variabel jumlah penduduk, kapasitas mesin, bahan dasar dan permintaan secara bersama-sama mampu menunjukan pengaruhnya terhadap kapasitas produksi atau model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi kapasitas produksi. Tabel 1. Nilai t hitung dan t tabel
Berdasarkan hasil Uji t dengan t hitung dan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = (5-4-1) sebesar 2.015 dapat dinyatakan bahwa: a. Variabel bahan dasar secara individu berpengaruh terhadap kapasitas produksi hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel bahan dasar sebesar 12.330 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2.015 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel bahan dasar terhadap kapasitas produksi terbukti. b. Variabel kapasitas mesin secara individu berpengaruh terhadap kapasitas produksi hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel kapasitas mesin sebesar -3.297 lebih
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
kecil dari nilai t tabel sebesar 2.015 pada taraf signifikansi 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis tidak signifikan pengaruh variabel kapasitas mesin terhadap kapasitas produksi terbukti. c. Variabel bahan dasar secara individu berpengaruh terhadap kapasitas produksi hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel bahan dasar sebesar 12.330 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2.015 pada taraf signifikan 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel bahan dasar terhadap kapasitas produksi terbukti. d. Variabel permintaan secara individu berpengaruh terhadap kapasitas produksi hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai t hitung variabel permintaan sebesar 1.031 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2.015 pada taraf sinifikansi 5% hal ini menyatakan bahwa hipotesis tidak signifikan pengaruh variabel permintaan terhadap kapasitas produksi terbukti. KESIMPULAN Dari uraian bab - bab yang terdahulu serta hasil analisis dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain: a. Hipotesis yang pertama dapat diterima terbukti kebenaranya. Dengan koefisien korelasi karena F hitung lebih besar dari F tabel 105.778 > 5.19 adalah signifikan untuk taraf kesalahan a = 5%. Sedangkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kapasitas produksi adalah bahan dasar terbukti dengan koefisien korelasi parsial sebesar 0.97, sedangkan untuk variabel jumlah penduduk sebesar 0.672, kapasitas mesin 0.692 dan permitaan sebesar 0.761. jadi hipotesis yang pertama terbukti kebenaranya. b. Variabel bahan dasar berpengaruh signifikan terhadap kapasitas produksi. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai t hitung > t tabel (12.330 > 2.015). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel bahan dasar yang paling dominan berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “Faktor bahan dasar berpengaruh dominan terhadap kapasitas produksi pada Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Sebulu. Dapat diterima. Karena disebabkan bahan dasar/ bahan baku yang tersedia berupa air sungai mahakam yang melimpah.
29
c. Variabel permintaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kapasitas produksi. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai t hitung < t tabel (1.031 < 2.015).
Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data & Uji Statistik, Mediakom, Yogyakarta. Sukirno,
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofiyan, 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ahyari, Agus, 2002. Manajemen Produksi. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE Buffa, Elwood. S, 1999 Modern Production / Operation Manajemen, Terjemahan. Erlangga, Jakarta. Buku Pedoman PDAM Cabang Sebulu 2005;04 Fayol, Hendri, 2009, General And Industrial Management, terjemahan, Alexander Sindoro, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo, 2002 Manajemen Operasi, Edisi Dua, BPFE, Yogyakarta.
Sadono, 2004 Pengantar Teori Ekonomi. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sugiarto, Siagian, Dergibson. 2000, Metode Statistika untuk bisnis dan Ekonomi, Gramedia, Jakarta. Sugiyono, 2005. Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Tampubolon, Manahan P, 2004. Manajemen Operasional, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Terry,
Geoge, R. 2008, Principle of Management, terjemahan T. Hani Handoko, edisi Sebelas, Home Wood, Iionis, Richard D Irwin Inc.
Wirosuhardjo, Demografi,
Kartomo, Penerbit
2007 Dasar-dasar FEUI, Jakarta
, 2002 Manajemen Produksi, Edisi Ke Empat. BPFE, Yogyakarta. Handoko, T.H, 1999. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Irwan, 1993, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Lalu, Sumayang. 2003 Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Prathama, Rahardja & Mandala Manurung. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Reksohadiprodjo, Sukanto, 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE. Yogjakarta. , 2002 .Manajemen Produksi, Edisi ke Empat. BPFE, Yogyakarta.
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
30
JEMI Vol 16/No 2/Desember/2016
31