MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
1
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L) Oleh: Meiyana Hikmawati Fakultas Pertanian Universitas Soerjo Ngawi
A. ABSTRACT The objectives of this research is the effect of range and fertilizer dosage on the yield of green pea’s (Vigna radiata L). The method of the research use factorial design based on the Randomized Block Design with two factors of treatment. The first factor was range of green pea’s (40x20 cm, 35x20 cm and 30x20 cm) and second factor was khalium feltilizer dosage (non feltilizer, 100 kg and 200 kg) and each kombination of treatment three times replicated. The result of the research : (1) There was interaction between range and fertilizer dosage (khalium). (2) The highest yield was treatment combination K3J3 for all parameter.
B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan Kacang Hijau (Vigna radiata L) dalam memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat menduduki tempat ketiga dari tanaman kacang-kacangan di Indonesia, setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman ini dikenal sebagai salah satu tanaman leguminoceae yang cukup penting, tetapi sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap budidaya tanaman kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh karena panen kacang hijau harus
dilakukan beberapa kali sehingga petani beranggapan menanam kacang hijau dianggap kurang efektif (Soeprapto, 2000). Penghasil utama kacang hijau di Indonesia sebagian besar didominasi Pulau Jawa. Di Jawa Timur produksi rata-rata per hektar masih sangat rendah yaitu : 0.5 – 1 ton per hektar biji kering (Soeprapto, 2000). Pada Varietas Sampiong, pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah polong pertanaman lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya (Sudarto, Awaludin, M. Zairi, Sujudi, dan Sasongko WR, 2003). Penyebab rendahnya produksi kacang hijau
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
adalah masih sedikitnya petani yang menggunakan pupuk anorganik dan seringkali petani menanam kacang hijau tanpa pengolahan tanah dan menabur benih secara acak. Disinyalir pada daerah bagian barat dari propinsi di Jawa Timur dimulai dari Ponorogo, Madiun, Magetan dan Ngawi banyak dipenuhi adanya serangan penyakit kuning pada tanaman kacang-kacangan. Penyakit tersebut diidentifikasi kekurangan kalium (Sumarno, 1986). Pada umumnya daerah tersebut tingkat kesuburan tanahnya mulai menurun, sehingga pemberian pupuk organik sangat penting untuk meningkatkan kesuburan tanah. Usaha untuk meningkatkan produksi kacang hijau dapat ditempuh melalui perbaikan tehnik budidaya diantaranya melalui pengaturan jarak tanam dan pemupukan kalium. Seperti tanaman kacang-kacangan lain, tanaman kacang hijau dapat mengikat N dari udara sehingga kebutuhan akan hara nitrogen bagi tanaman dapat dipenuhi (Anonim, 1983). Pupuk yang sangat diperlukan adalah kalium (K2O) terutama pada fase pertumbuhan dan pembentukan biji, sedangkan untuk pengaturan jarak tanam supaya pertumbuhan tanaman lebih baik. Pemberian kalium (K2O) pada kacang hijau
2
dengan dosis yang tepat diharapkan mampu berperan dalam merangsang dan mempercepat pembentukan akar, pembungaan dan pemasakan biji, serta penyusunan lemak dan protein. Pemakaian kalium 120 kg/ha mampu menghasilkan 1,4 ton/ha biji kering atau meningkatkan produksi 35 % dibandingkan tanpa pupuk (Sujamto, dkk 1986). Disamping itu dengan pengaturan jarak tanam diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan produksi kacang hijau. Pemakaian jarak tanam 30 cm x 20 cm dengan 2 biji per lubang menghasilkan produksi yang optimal/ha biji kering (Ir. Suprapto HS, Ir. Tatang Sutarman, 1986) Beberapa tipe jarak tanam yang dipakai antara lain : 40 cm x 20 cm, 35 cm x 20 cm, 30 cm x 20 cm dan sebagainya. Pada jarak tanam yang lebar pertumbuhan lebih cepat dibandingkan pada jarak tanam yang sempit. Hal ini disebabkan karena terjadi perebutan unsur hara dalam tanah dan sinar matahari dalam proses fotosintesis. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk terhadap produksi kacang hijau (Vigna radiata L). 3. Hipotesa
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
Hipotesa dalam penelitian ini adalah : Terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk terhadap produksi kacang hijau (Vigna radiata L). C. TINJAUAN PUSTAKA 1. Botani Kacang Hijau Kacang hijau termasuk tanaman satu musim, famili Leguminosae, sub famili Papilonaceae. Kacang hiaju (Vigna radiata ) yang juga disebut Phaceolus vulgaris juga dikenal sebagai green gram, golden gram, mungo dan mung (Samuel, 1974 dalam Suprapto HS dan Tatang Sutarman, 1986). Tinggi tanaman dari varietas yang berbeda, bervariasi antara 30-110 cm. Umur kacang hijau berkisar 50-120 hari, tergantung dari lamanya penyinaran dan temperatur sekitar tanaman ini tumbuh. Tanaman ini berbatang tegak dengan cabang menyebar. Daun bertangkai tiga, dengan bunga berwarna kuning. Polong mempunyai 6-16 biji yang berbentuk bulat agak memanjang. Umumnya lebih kecil dibanding dengan biji kacang-kacangan lainnya. Warna biji pada beberapa varietas biasanya hijau, tetapi ada juga yang coklat atau kekuning-kuningan. Kacang hijau mempunyai akar dengan
3
cabang-cabang sempurna dan meluas. Umur varietas berbedabeda antara satu dengan lainnya, daya produksinya juga berbedabeda walaupun ditanam dalam lingkungan yang sama. Dalam lingkungan yang baik, produksi maksimum mencapai 2500-2800 kg/ha (Samuel 1974 dalam Suprapto HS dan Tatang Sutarman, 1986). 2. Peran Pupuk Kalium bagi Produksi Tanaman Kacang Hijau Pupuk kalium dibutuhkan dalam jumlah cukup besar oleh tanaman selama masa vegetatif, kemudian agak menurun sesudah biji mulai terbentuk dan akhirnya penyerapan hampir tidak terjadi kira-kira dua sampai tiga minggu sebelum biji masak penuh (Soeprapto, 2000). Bila kandungan P dan K dalam tanah tinggi maka PH diatas 6, aktifitas bakteri ryzobium pada perakaran tanaman leguminoceae sangat bagus. Kalium berperan sebagai metabolisme air dalam tanah, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat dan berpengaruh terhadap produksi. Disamping itu kalium dapat berpengaruh terhadap fotosintesis dan pernafasan serta mempengaruhi metabolisme tanaman dalam pembentukan karbohidrat dan aktifitas enzim. Oleh karena itu kalium sangat
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
berpengaruh terhadap produksi tanaman pangan, baik kwantitas maupun kwalitas (Anonim, 1988). Menurut Suriatna, (1987), fungsi kalium adalah memacu pertumbuhan tanaman tingkat permulaan, memperlancar proses fotosintesis, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko rebah, mengurangi membusuknya produksi selama dalam pengangkutan dan penyimpanan, memperbaiki mutu produksi yang berupa bunga dan buah, serta menambah daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Kekurangan kalium akan menampakkan gejala-gejala seperti : bercak-bercak dan keriput daun. Bercak-bercak ini meliputi seluruh permukaan daun kecuali pada tulang daun dan selanjutnya daun berkeriput mengering (Syarif, 1986 dalam Tribowo, 1996). Selanjutnya Dwijo Saputro, (1989) berpendapat, gejala yang nampak pada tanaman yang mengalami defisit kalium adalah daun menjadi kuning, ada noda-noda jaringan yang mati di tengahtengah lembaran atau sepanjang tepi daun, pertumbuhan terhambat dan batang kurang kuat, sehingga batang mudah terpatahkan oleh angin.
4
Kekurangan kalium ini juga dapat menyebabkan akar menjadi busuk dan menstimulasi absorbsi hara besi dalam jumlah yang terlalu banyak, sehingga tanaman menjadi sakit karena keracunan besi (Anonim, 1988). Lebih lanjut dinyatakan Buckman dan Brady 1969, dalam Tribowo 1996, bahwa kalium cenderung menghalangi efek rebah tanaman dan melawan efek buruk yang disebabkan oleh terlalu banyak nitrogen. Dengan tersendatnya pemasukan kalium bekerja berlawanan dengan pengaruh kematangan yang disebabkan oleh phosphor. Pupuk kalium berperan lebih besar dari pada N,P,K dan S dalam peningkatan produksi kacang hijau. Pemupukan 22,5 kg N ditambah 120 kg K2O mampu menghasilkan 1,4 ton/ha biji kering kacang hijau atau meningkatkan produksi 35 % dibanding perlakuan tanpa pupuk (Sujamto, dkk 1986). 3.Peranan Jarak Tanam bagi Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan penggunaan cahaya. Hal ini juga mempengaruhi kompetisi antar tanaman dalam menggunakan air dan zat hara, dengan demikian akan mempengaruhi produksi (Setyati, 1979). Pada umumnya produksi
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi yang tinggi pula, karena tercapainya penggunaan cahaya secara efisiensi menurun, karena persaingan untuk memperoleh cahaya dan faktor-faktor tumbuh lainnya. Tanaman memberi respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman maupun bagian-bagian tanaman seperti cabang, umbi, atau polong. Jarak tanam optimal ditentukan oleh pertimbangan ekonomi dalam menentukan keuntungan optimum (Setyati, 1979).Menurut Setyati, 1979, jarak tanam harus diusahakan teratur agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang baik. Pengaturan jarak tanam erat hubungannya dengan persaingan antar tanaman untuk mendapatkan unsur hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh faktor varietas dan musim tanam. Dari hasil percobaan jarak tanam 30 cm x 20 cm dengan 2 biji per lubang merupakan jarak tanam yang memberikan produksi tertinggi (Suprapto HS dan Tatang Sutarman, 1986). D. BAHAN DAN METODE 1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Paron, kecamatan Paron,
5
kabupaten Ngawi. Pelaksanaan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai dengan Oktober 2011. 2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan adalah : Benih kacang hijau (varietas Sampiong), pupuk KCl (52%-55% K2O) sebagai sumber kalium, pupuk urea (45% N) sebagai pupuk dasar dan jarak tanam yang digunakan yaitu : 40 cm x 20 cm, 35 cm x 20 cm dan 30 cm x 20 cm. Sebagai pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit digunakan insektisida Kanon 400 EC untuk pengendalian hama, dosis yang digunakan 2-3 liter per hektar dengan volume semprot 400-500 liter per hektar. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : timbangan, hand sprayer, penggaris, alat pengukur kadar air biji (cera tester).
3.Metode Penelitian Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor Perlakuan dan tiga kali Ulangan. Faktor perlakuannya adalah: 1. Dosis Pupuk K1 : Tanpa pemberian pupuk K2 : 100 kg KCl/hektar K3 : 200 kg KCl/hektar
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
2. Jarak tanam J1 : 40 x 20 cm J2 : 35 x 20 cm J3 : 30 x 20 cm Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang tiga kali. Kombinasi perlakuan yang diperoleh sebanyak Sembilan macam kombinasi yaitu : K1J1 : Tanpa pupuk, Jarak tanam 40 cm x 20 cm K2J1 : 40 gr KCl/plot, Jarak tanam 40 cm x 20 cm K3J1 : 80 gr KCl/plot, Jarak tanam 40 cm x 20 cm K1J2 : Tanpa pupuk, Jarak tanam 35 cm x 20 cm K2J2 : 40 gr KCl/plot, Jarak tanam 35 cm x 20 cm K3J2 : 80 gr KCl/plot, Jarak tanam 35 cm x 20 cm K1J3 : Tanpa pupuk, Jarak tanam 30 cm x 20 cm K2J3 : 40 gr KCl/plot, Jarak tanam 30 cm x 20 cm K3J3 : 80 gr KCl/plot, Jarak tanam 30 cm x 20 cm 4. Pelaksanaan Penelitian Persiapan lahan Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 25-30 cm sebanyak dua kali agar diperoleh struktur tanah yang gembur. Kemudian dibuat petak-petak dengan ukuran 2 x 1 meter efektif dengan ketinggian 20 cm,
6
jarak antar petak 30 cm dan jarak antar ulangan 70 cm dengan jumlah petak keseluruhan sebanyak 27 petak. Persiapan benih Benih yang digunakan dalam penelitian dipilih yang seragam besarnya dan sebelum ditanam benih dicampur dahulu dengan pestisida Rendomil sebagai pencegahan terhadap serangan semut. Penanaman Benih ditanam dengan cara ditugal sedalam 2 cm dan setiap lubang ditanam dua benih, kemudian ditutup dengan tanah yang gembur dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, 35 cm x 20 cm, 30 cm x 20 cm. Pemberian pupuk KCl ditanam dicampur dahulu dengan pupuk dasar dan diberikan sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan tiap petak. Untuk menjaga tanah selalu dalam keadaan basah, maka petakan selalu diberi air secukupnya agar benih dapat berkecambah. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman terdiri dari beberapa tahap yaitu : Penyiraman diberikan dua kali, umur dua minggu setelah tanam dan dua minggu sebelum panen terutama saat pembungaan dan pembentukan biji tanaman. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk urea
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
(45% N) dan TSP (46-48% P2O5) masing-masing 50 kg/ha, serta pupuk KCl (52-55% K2O) sebagai sumber kalium sekaligus sebagai perlakuan. Penyiangan tanaman dilakukan pada waktu tanaman umur 20 hari bersama dengan pembumbunan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan prinsip PHT dan memakai pestisida yang sesuai yaitu : Kanon 400 EC dengan dosis 10 liter air setiap 1 kali penyemprotan dan pelaksanaan pemberantasan hama dan penyakit dilakukan 3 kali. Panen Tanda tanaman yang sudah dapat dipanen adalah polong pada setiap tanaman sebagian besar telah kering dan mudah pecah. Warna polong kering ada dua macam yaitu hitam dan coklat. Pengamatan Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi : 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh. 2. Jumlah daun dengan menghitung daun yang membuka sempurna. 3. Jumlah cabang, dengan menghitung cabang yang produktif.
7
Pengamatan produksi tanaman meliputi : 4. Jumlah polong pertanaman, dengan cara menghitung jumlah polong pertanaman sampel. 5. Jumlah polong isi pertanaman, dengan cara menghitung jumlah polong isi pertanaman sampel. 6. Panjang polong (cm), diukur pada polong yang terpanjang tiap tanaman. 7. Berat polong basah per petak (gr) 8. Berat polong kering per petak (gr) 9. Berat kering 100 biji (gr), dilakukan dengan cara menimbang biji (gr) dari sampel yang sudah kering. E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman pada umur tanaman 10 hari setelah tanam. Pengamatan tinggi tanaman pada umur 17, 24, 31, 38, dan 45 hari setelah tanam menunjukkan terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan pengaruh perlakuan dosis KCl terhadap rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan K3 (200 kg KCl/ha) memberikan rata-rata tertinggi dan tidak beda nyata dibanding dengan K2 (100 kg KCl/ha) dan K1 (tanpa pemberian KCl) pada umur pengamatan 10 hari setelah tanam. Pada
8
perlakuan jarak tanam menunjukkan bahwa perlakuan J2 (jarak tanam 35 x 20 cm) memberikan rata – rata tertinggi (9,82 cm) dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan J1 (jarak tanam 40 x 20 cm) yaitu (9,70) dan perlakuan J3 (jarak tanam 30 x 20 cm) yaitu (9,80) (tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata-rata tinggi tanaman Kacang Hijau. Perlakuan
Rata – Rata Tinggi Tanaman 10 Hst
K1 9,70 a K2 9,80 a K3 9,81 a Duncan’s test 5% J1 9,73 a J2 9,82 a J3 9,80 a Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5% ) Hasil uji Duncan’s test 5% hari setelah tanam, (17,88) pada menunjukkan adanya beda nyata umur 24 hari setelah tanam, antara perlakuan dosis KCl dan (21,90) pada umur 31 hari jarak tanam terhadap parameter setelah tanam, (30,40) pada pengamatan tinggi tanaman umur 38 hari setelah tanam, dan pada umur pengamatan 17, 24, (40,70) pada umur 45 hari 31, 38, dan 45 hari setelah setelah tanam bila dibandingkan tanam (tabel 2). Kombinasi dengan kombinasi perlakuan perlakuan dosis 200 kg KCl/ha lainnya(tabel 2). dan jarak tanam 30 cm x 20 Perlakuan jarak tanam dan cm pada perlakuan (K3J3) dosis pupuk KCl menunjukkan mempunyai tinggi tanaman perbedaan yang nyata pada paling baik atau rata-rata setiap pengamatan dengan tertinggi (15,88) pada umur 17 perlakuan jarak tanam maupun
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
pemupukan dengan KCl. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh auxin yang berada pada titik tumbuh tanaman, yang membutuhkan sinar matahari. Pada perlakuan jarak tanam yang lebih rapat, menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak kearah samping tetapi cenderung ke atas. Hal ini disebabkan karena kompetisi tanaman untuk mendapatkan cahaya matahari, terbukti tinggi tanaman pada perlakuan jarak
7
tanam yang rapat menunjukkan pertumbuhan paling tinggi. Pada fase vegetatif tanaman terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang. Sehingga pada fase ini sangat berhubungan dengan tiga proses penting yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel, dan deferensiasi sel yang menyebabkan tinggi pada tanaman kacang hijau semakin meningkat (Soetiarti S. Hartono dkk. 1984).
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata tinggi tanaman Kacang Hijau. Rata – Rata Tinggi Tanaman Perlakuan 17 Hst
24 Hst
31 Hst
38 Hst
45 Hst
K1J1
13,10
e
14,20
de
17,80
c
22,30
f
31,30
e
K1J2
13,14
e
14,50
c
17,83
c 23,80
e
33,70
d
K1J3
13,70
d
13,80
e
15,60 de 29,00
b
37,80
b
K2J1
11,54
g
13,34
f
16,30
d
26,20
d
33,50
d
K2J2
13,54
d
14,48
d
15,50
e
27,30
c
34,90
c
K2J3
12,30
f
12,80
f
15,90 de 29,20
b
40,60
a
K3J1
15,20
b
16,48
b
17,40
c
26,20
d
32,90
d
K3J2
14,57
c
16,34
b
21,10
b
26,50 cd 35,90
c
K3J3
15,88
a
17,88
a
21,90
a
30,40
a
a
40,70
Keterangan: Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata ( Duncan’s Test 5 % ) Hasil sidik ragam 2. Jumlah Daun. menunjukkan bahwa rata-rata Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
jumlah daun kacang hijau pertanaman pada umur pengamatan 24, 31, dan 38 hari setelah tanam tidak terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan dosis Pupuk dengan jarak tanam. Selanjutnya pada pengamatan umur 45 hari setelah tanam terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan dosis KCl dengan jarak tanam. Berdasar hasil sidik ragam, menunjukkan bahwa jumlah
viii
daun pertanaman di pengaruhi oleh perlakuan dosis Pupuk (faktor K) memberikan pengaruh beda sangat nyata pada umur pengamatan 24 dan 38 hari setelah tanam dan memberikan pengaruh tidak beda nyata pada umur pengamatan 31 hari setelah tanam. Selanjutnya perlakuan jarak tanam (faktor J) memberikan pengaruh tidak beda nyata pada umur pengamatan 24, 31, dan 38 hari setelah tanam.
Tabel 3. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata jumlah daun Rata – Rata Jumlah Daun Perlakuan 24 Hst 31 Hst 38 Hst K1 8,33 b 14,31 b 15,84 b K2 9,00 b 14,42 b 16,58 a K3 9,56 a 14,73 a 16,33 b Duncan’s test 5 % J1 8,80 a 14,38 a 16,07 a J2 8,87 a 14,42 a 16,33 a J3 9,22 a 14,67 a 16,36 a Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5% ) Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan pengaruh perlakuan dosis KCl (faktor K) terhadap rata – rata jumlah daun pertanaman pada perlakuan K3 (200 kg KCl/ha) memberikan rata – rata tertinggi dan berbeda nyata dibanding perlakuan K1 (tanpa KCl) dan K2 (100 kg KCl/ha) pada pengamatan umur 24 dan 31 hari setelah tanam
(tabel 3). Dan pengaruh perlakuan dosis KCl (faktor K) terhadap rata – rata jumlah daun pertanaman menunjukkan bahwa perlakuan K2 (100 kg KCl/ha) memberikan rata – rata tertinggi dan berbeda nyata dibanding perlakuan K1 (tanpa KCl) dan K3 (200 kg KCl/ha) pada pengamatan umur 38 hari setelah tanam (tabel 3). Pada perlakuan
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
jarak tanam J3 (30cm x 20cm) mempunyai jumlah daun ratarata tertinggi dan tidak beda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan J1 (40cm x 20cm) dan perlakuan J2 (35cm x 20cm) (tabel 3). Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan adanya beda nyata antara perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan jumlah daun pertanaman pada umur
viii
pengamatan 45 hari setelah tanam (table 4) .Kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 40 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J1) mempunyai jumlah daun paling banyak atau rata-rata tertinggi (23,4), pada kombinasi perlakuan dosis 0 kg KCl/ha dan jarak tanam 40 cm x 20 cm pada perlakuan (K1J1) mempunyai hasil rata-rata terendah (21,0) (tabel 4).
Tabel 4. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata jumlah daun pertanaman pada umur pengamatan 45 hst. Rata – Rata Jumlah Daun Perlakuan 45 Hst 21,0 c K1J1 21,8 bc K1J2 22,2 b K1J3 21,4 bc K2J1 21,6 bc K2J2 21,6 bc K2J3 23,4 a K3J1 21,8 bc K3J2 21,2 c K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%) Pengaruh jarak tanam meningkat. Hal ini akan dengan jumlah daun pertanaman mendorong tanaman untuk adalah pada jarak tanam yang tumbuh cabang lebih banyak lebar, kompetisi tanaman untuk atau dengan kata lain daun pun memperoleh cahaya, unsur hara akan tumbuh lebih banyak. dan air semakin kecil, artinya 3. Jumlah Cabang. faktor tersebut diatas digunakan Hasil sidik ragam secara efektif oleh tanaman menunjukkan bahwa rata-rata sehingga pertumbuhan tanaman jumlah cabang kacang hijau
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
ix
pertanaman pada umur antara kombinasi perlakuan dosis pengamatan 52 dan 71 hari KCl dengan jarak tanam. setelah tanam terjadi interaksi Tabel 5. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata jumlah cabang pertanaman. Rata – Rata Jumlah Cabang Perlakuan 71 Hst 52 Hst 7,07 bc 7,20 ab K1J1 6,20 c 6,20 d K1J2 6,20 c 6,27 cd K1J3 6,67 bc 6,80 bc K2J1 6,20 bc 6,40 cd K2J2 7,00 bc 7,00 ab K2J3 7,33 a 7,33 a K3J1 6,80 bc 6,80 bc K3J2 7,07 b 7,00 ab K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%) Hasil uji Duncan’s test 5% Berdasar hasil tabel diatas menunjukkan adanya beda nyata faktor lingkungan sangat antara perlakuan dosis KCl dan berpengaruh dalam pertumbuhan jarak tanam terhadap parameter vegetatif tanaman. Kondisi pengamatan jumlah cabang demikian ini disebabkan karena pertanaman pada umur pengaruh dari jarak tanam yang pengamatan 52 dan 71 hari rapat dan dosis pemupukan, setelah tanam (tabel 5). dimana peranan KCl lebih sangat Kombinasi perlakuan dosis 200 nyata bila dibandingkan dengan kg KCl/ha dan jarak tanam 40 tanpa dipupuk. cm x 20 cm pada perlakuan 4.Jumlah Polong Pertanaman (K3J1) mempunyai jumlah Hasil sidik ragam cabang paling banyak atau ratamenunjukkan bahwa rata-rata rata tertinggi (7,33) pada umur jumlah polong pertanaman 52 hari setelah tanam dan (7,33) kacang hijau pada umur pada umur 71 hari setelah tanam pengamatan 71 hari setelah bila dibandingkan dengan tanam terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan lainnya kombinasi perlakuan dosis KCl (tabel 5). dengan jarak tanam.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan adanya beda nyata antara perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan jumlah polong pertanaman pada umur pengamatan 71 hari setelah tanam (tabel 6). Kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 40 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J1) mempunyai jumlah polong
10
pertanaman paling banyak atau rata-rata tertinggi (40,0) pada umur 71 hari setelah tanam dan kombinasi perlakuan dosis 0 kg KCl/ha dan jarak tanam 35 cm x 20 cm pada perlakuan (K1J2) mempunyai jumlah polong pertanaman rata-rata terendah (28,0) pada umur 71 hari setelah tanam (tabel 6).
Tabel 6. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata jumlah polong pertanaman Rata – Rata Jumlah Polong Perlakuan 71 Hst 28,6 e K1J1 28,0 f K1J2 30,0 c K1J3 30,1 c K2J1 29,2 d K2J2 34,4 b K2J3 40,0 a K3J1 30,0 c K3J2 30,0 c K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%). Berdasar hasil tabel diatas, 5.Jumlah Polong Isi faktor lingkungan tumbuh suatu Pertanaman tanaman sangat berpengaruh Hasil sidik ragam dalam pertumbuhan vegetatif menunjukkan bahwa rata-rata tanaman. Kondisi ini disebabkan jumlah polong isi pertanaman karena pengaruh dari jarak tanam kacang hijau pada umur yang rapat dan dosis pemupukan, pengamatan 71 hari setelah dimana peranan KCl lebih sangat tanam terjadi interaksi antara nyata bila dibandingkan dengan kombinasi perlakuan dosis KCl tanpa dipupuk. dengan jarak tanam.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan adanya beda nyata antara perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan jumlah polong isi pertanaman pada umur pengamatan 71 hari setelah tanam (tabel 7). Kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 40 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J1)
xi
mempunyai jumlah polong isi paling banyak atau rata-rata tertinggi (18,2) pada umur 71 hari setelah tanam dan kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 30 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J3) mempunyai jumlah polong isi rata-rata terendah (15,4) pada umur 71 hari setelah tanam (tabel 7) .
Tabel 7. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata jumlah polong isi pertanaman Rata – Rata Jumlah Polong isi Perlakuan 71 Hst 17,2 b K1J1 17,0 b K1J2 16,2 c K1J3 17,8 a K2J1 16,0 c K2J2 16,0 c K2J3 18,2 a K3J1 16,4 c K3J2 15,4 d K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%). Berdasar hasil tabel diatas pengamatan 78 hari setelah pertumbuhan tanaman pada jarak tanam terjadi interaksi antara tanam yang lebar akan kombinasi perlakuan dosis KCl memberikan ruang tumbuh yang dengan jarak tanam. baik. Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan adanya beda nyata 6.Panjang Polong Pertanaman antara perlakuan dosis KCl dan (cm) Hasil sidik ragam jarak tanam terhadap parameter menunjukkan bahwa rata-rata pengamatan panjang polong panjang polong pertanaman pertanaman pada umur kacang hijau pada umur pengamatan 78 hari setelah
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
tanam (tabel 8). Kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 40 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J1) mempunyai panjang polong
xii
paling baik atau rata-rata tertinggi (9,4 cm) pada umur 78 hari setelah tanam dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya (tabel 8).
Tabel 8. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata panjang polong pertanaman Rata – Rata Panjang Polong (cm) Perlakuan 78Hst 8,4 c K1J1 8,8 bc K1J2 8,6 c K1J3 9,2 ab K2J1 8,4 c K2J2 8,4 c K2J3 9,4 a K3J1 8,8 bc K3J2 8,4 c K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%). 7.Berat Polong Basah Perpetak (gr) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa rata-rata berat polong basah perpetak kacang hijau pada umur pengamatan 78 hari setelah tanam terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan dosis KCl dengan jarak tanam. Hasil uji Duncan’s test 5% menunjukkan adanya beda nyata antara perlakuan dosis KCl dan jarak tanam terhadap parameter pengamatan berat polong basah
perpetak pada umur pengamatan 78 hari setelah tanam (tabel 9). Kombinasi perlakuan dosis 200 kg KCl/ha dan jarak tanam 30 cm x 20 cm pada perlakuan (K3J3) mempunyai berat polong basah perpetak paling baik atau rata-rata tertinggi (811,03 gr) dan kombinasi perlakuan dosis 0 Kg KCl/ha dan jarak tanam 30 cm x 20 cm pada perlakuan (K1J3) mempunyai berat polong basah perpetak rata-rata terendah (523,43) pada umur 78 hari setelah tanam (tabel 9).
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
xiii
Tabel 9. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata berat polong basah perpetak. Rata – Rata Berat Polong Basah Perpetak Perlakuan 78 Hst 573,70 f K1J1 541,53 h K1J2 523,43 i K1J3 570,00 g K2J1 597,27 d K2J2 585,40 e K2J3 804,17 b K3J1 742,80 c K3J2 811,03 a K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%). Berdasar tabel diatas berat pembentukan karbohydrat dan polong basah pada perlakuan aktivitas enzim , oleh karena itu K3J3 lebih tinggi disebabkan Kalium sangat berpengaruh pengaruh pemberian pupuk KCl , terhadap produksi tanaman yang mana Kalium berperan pangan, baik kwantitas maupun dalam metabolisme air dalam kwalitas ( Anonim, 1988 ). tanah, mempertahankan turgor, 8.Berat Polong Kering membentuk batang yang lebih Perpetak (gr) kuat dan berpengaruh terhadap Hasil sidik ragam produksi. Disamping itu Kalium menunjukkan bahwa rata-rata dapat berpengaruh terhadap berat polong kering perpetak photosintesis dan pernafasan kacang hijau terjadi interaksi serta mempengaruhi antara kombinasi perlakuan dosis metabolisme tanaman dalam KCl dengan jarak tanam. Tabel 10. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata berat polong kering perpetak. Rata – Rata Perlakuan Berat Polong Kering Perpetak (gr) 516,40 c K1J1 487,33 c K1J2
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
14
Rata – Rata Perlakuan Berat Polong 472,15 Kering Perpetak (gr) d K1J3 513,20 c K2J1 537,10 b K2J2 526,87 c K2J3 723,46 a K3J1 651,42 b K3J2 728,82 a K3J3 Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s test 5%). Hasil uji Duncan’s test 5% pembentukan kharbohidrat dan menunjukkan adanya beda nyata aktifitas enzim (Anonim. 1988). antara perlakuan dosis KCl dan 9.Berat Kering 100 biji (gr) jarak tanam terhadap parameter Hasil sidik ragam pengamatan berat polong kering menunjukkan bahwa rata-rata perpetak (tabel 10). Kombinasi berat kering 100 biji kacang perlakuan dosis 200 kg KCL/ha hijau terjadi interaksi antara dan jarak tanam 30 cm x 20 cm kombinasi perlakuan dosis KCl pada perlakuan (K3J3) dengan jarak tanam. mempunyai berat polong kering Hasil uji Duncan’s test 5% perpetak paling baik atau ratamenunjukkan adanya beda nyata rata tertinggi (728,82 gr) dan antara perlakuan dosis KCl dan kombinasi perlakuan dosis 0 kg jarak tanam terhadap parameter KCl/ha dan jarak tanam 30 cm x pengamatan berat kering 100 biji 20 cm pada perlakuan (K1J3) (tabel 11). Kombinasi perlakuan mempunyai berat polong kering dosis 200 kg KCl/ha dan jarak perpetak rata-rata terendah tanam 30 cm x 20 cm pada (472,15 gr) (tabel 10). perlakuan (K3J3) mempunyai Berdasar hasil analisa dari berat kering 100 biji paling baik tabel 10, berat polong kering atau rata-rata tertinggi (6,88 gr) pada perlakuan K3J3 lebih tinggi dan kombinasi perlakuan dosis 0 hal ini disebabkan karena kg KCl/ha dan jarak tanam 30 peranan dosis pupuk Kalium cm x 20 cm pada perlakuan sangat berpengaruh nyata (K1J3) mempunyai berat kering terhadap photosintesis dan 100 biji rata-rata terendah (5,93 pernapasan serta mempengaruhi gr) (tabel 11). metabolisme tanaman dalam
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
15
Tabel 11. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata-rata berat kering 100 biji. Perlakuan K1J1 K1J2 K1J3 K2J1 K2J2 K2J3 K3J1 K3J2 K3J3
Rata-rata berat kering 100 biji (gr) 5,98 c 5,97 c 5,93 c 6,00 c 6,03 c 6,00 c 6,43 b 5,95 c 6,88 a
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s 5%). F. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kalium terhadap pertumbuhan dan produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L) Varietas Sampiong dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada interaksi antara perlakuan jarak tanam (J) dan pemberian dosis pupuk pada vase vegetatif maupun generatif, artinya jarak tanam berpengaruh terhadap peran pemupukan. 2. Produksi tertinggi dicapai pada perlakuan K3J3 , jarak tanam 30 x 20 cm dengan dosis 200 kg KCl/ha yaitu 728,82 gr / petak polong kering.
Sedangkan yang terendah pada perlakuan K1J3 , jarak tanam 30 x 20 cm tanpa pupuk KCl yaitu sebesar 472,15gr /petak polong kering. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pemupukan KCl Terhadap Pertumbuhan dan Produksi tanaman Kacang Hijau, pada lahan dan musim yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1983. Bercocok Tanam Palawija. Dinas Pertanian Tanaman Pangan tingkat I Jawa Timur.
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)
MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014 ISSN 1978 – 6239
Anonim. 1988. Kalium dan Tanaman Pangan Problem dan Prospek. Lembaga Pusat Penelitian Bogor. Hal. 1 – 3. Dwijo Saputro. 1989. Pengantar Fhysiologie Tumbuhtumbuhan. PT. Gramedia Jakarta. Hal 29 – 33. Ismunadji. 1989. (Terjemahan) 1989. Kalium dan penggunaannya dalam Pertanian Moderen Potash dan Phospate. Canada p 33. Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogeneti. AKAPRES Jakarta. Hal 267. Setyati. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta 169 hal. Soeprapto HS dan Tatang Sutarman. 1986. Bertanam Kacang Hijau. PT. Penebar Swadaya Bandung. 38 hal. Soeprapto. 2000. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI. 33P.
16
Dan Kebudayaan RI. Universitas Surakarta. Hal 50 – 89. Sudarto, Awaludin, M.Zaini, Sujudi dan Sasongko WR. 2003. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pringgabaya Lombok Timur. Sujamto dkk. 1986. Hasil Penelitian Balitan Malang. Tahun 1988/1989. Departemen Pertanian Balitas Malang 1990. Hal 28. Sumarno. 1986. Tehnik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Bandung. Hal 12 – 24. Suriatana. 1987. Pupuk dan Pemupukan. Mediatama Sarana Perkasa. Jakarta hal 20 – 25. Tribowo. 1996. Peranan Pupuk Kalium dan Mulsa terhadap Produktifitas Kacang Hijau (Phaseolus radiata L) di lahan Vertisol. Universitas Muhammadiyah Malng. Hal 6.
Soetiarti S Hartono dkk. 1984. Dasar-dasar Agronomi I. Departemen Pendidikan
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)