Pengaruh Jamu terhadap Streptococcus mutans dan Stomatitis Aftosa Rekuren pada Pengidap HIV (Satu kasus) Soeherwin Mangundjaja Bagian Gigi dan Mulut Rumah sakit Tebet Jakarta dan Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ABSTRACT A lot of Indonesian people used to drink of" Jamu ", it has been inherited from their ancestor to cure every kind of diseases. Nevertheless, medical justification quite needed in this matter, investigation mus: be carried on. The aim of the present study was to know the effect of the Jamu (Aquanar) on the salivary Mutans streptococci and healing process of Recurrent Aphthous Stomatitis and gingivitis. Treatment of Jamu was given to a man who was suffering HIV / AIDS infection aged 37 years old, three times mouth rinses and swallow it for over one month. Evaluation was recorded On day I, and day 30. The result showed that one month after using Aquanar the lesion of the Recurrent Aphthous Stomatitis and Gingivitis started to heal and subjective symptoms was gone and the population of CFU salivary of mutans streptococci was reduced . It was concluded that the use of Aquanar affect on the growth of salivary mutans streptococci and the healing process of Recurrent Aphthous Stomatitis and Ginigivitis . Key word: Jamu –Streptococcus mutans-HIV ABSTRAK . Sebagian besar masyarakat Indonesia rninum Jamu, jamu telah digunakan· secara turuntemurun· untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit pada manusia. Namun demikian , pemakain jamu hams dapat dipertanggungwabakan secara medis, perlu diteliti lebih mendalam. Tujuan penelitian untuk mengetahui secara tepat apa efek sesungguhnya dari jamu (Aquanar) terhadap populasi Streptococcus mutalls asal saliva dan proses penyembuhan dari Stomatitis Aftosa Rekuren dan Gingivitis. Terapi jamu diberikan pada satu orang laki-Iaki pengidap infeksi HIV/AIDS , umur 37 tahun, Jamu Aquanar dikumur-kumur dan ditelan tiga kali sehari selama satu bulan. Evaluasi pada kunjungan hari 1 dan hari ke 30. Hasil menunjukan setelah terapi dengan Jamu aquanar selama satu bulan, lesi Stomatitis Aftosa Rekuren,Gingivitis sembuh , simptomatis rasa sakit hilang dan CFU Streptococcus mutans berkurang. Dapal disimpulkan bahwa penggunaan Jamu Aquanar cenderung mempengaruhi pertumbuhan Streptococcus mutatIS asal saliva serta proses penyembuhan dari Stomatitis Aftosa Rekuren dan Gingivitis PENDAHULUAN Persentase penyakit infeksi di Indonesia tainpaknya masih relatif tinggi,yang berakibat kebutuhan akan obat anti infeksi masih tinggi pula. Tingginya kebutuhan akan obat-obatan anti infeksi ini mengakibatkan meningkatnya pola resistensi kuman terhadap berbagai jenis antibiotika.
Dewasa ini banyak ditemukan beredar di masyarakat luas, cairan kemasan dengan berbagai merek yang menyandang predikat obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macani penyakit infeksi. Salah satu obat tradisional yang beredar di masyarakat secara resrni adalah jamu merek Aquanar yang· berbentuk cairan dan berwarna bening, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan keluarga. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, obat tradisional atau jamu telah digunakan secara turun temurun untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit pada manusia namum demikian apakah pemakaian jamu tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara madis. perlu dikaji lebih cermat dan mendalam· untuk mengetahui secara tepat apa efek sesungguhnya dari jamu tersebut. Salah. Satu jamu yang diuji dalam penilaian ini adalah jamu Aquanar yang dipakai untuk menJitgll . kesehatan. Penilaian ini dimaksudkan. untuk mengetahuisejauh mana daya ketja jamu Aquanar terhadap berbagai penyakit yang ada pada masyarakat antara lainnya terhadap penyakit karies gigi dan periodontal yang disebabkan oleh kuman Strepotococcus mutans dan Stomatitis Aftosa Rekuren. Untuk itu perlu dilakukan penelitian pengaruh jamu Aquanar terhadap populasi kuman Streptococcus mutans asal saliva dan mengetahui sejauh mana daya keIja jamu Aquanar dalam mempercepat proses penyembuhan lesi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) pada pengidap HIV. TINJAUAN PUSTAKA Back to nature adalah anjuran dari WHO, untuk menggalakkan kembali pemakaian obat tradisional dalam menjaga kesehatan masyarakat, maka sudah saatnya Indonesia mengembangkan dan meningkatkan produksi obat tradisional dengan menerapka'ri ilmu pengetahuan dan teknologi mutahir. Sejalan dengan anjuran WHO, Direktorat Jendral POM Departemen Kesehatan mengembangkan program beberapa jenis obat tradisional untuk mendampingi pemakaian obat modem. Guna menunjang program pemerintah tersebut, institusi pendidikan berkewajiban untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah terhadap jamu yang banyak dipakai oleh masyarakat (Hulapea, 1998). Satu upaya untuk menyambut anjuran pemerintah tersebut, telah dilakukan suatu penilaian klinis dari satu merek jamu yaitu Aquanar yang telah beredar luas di masyrakat. Jamu Aquanar ini mengandung komposisi gypsum fibrosum dan hasil penyinaran alat Sinkar dengan formula Sunaryo( Sunaryo Wirodirdjo, 199 I) Menurut penelitian instansi pemerintah ya:·g terkait, menunjukkan bahwa Aquanar mengandung kumposisi isotop stabil, dan berdasarkan aspek isotop hidrologi bahwa Aquanar tidak ada anomali/kelainan. Jamu dapat dikatakan sebagai hasil budaya masyarakat, produksi rumahan dan diuji oleh masyarakat sendiri. Mereka memanfaatkan jamu yang berkhasiat serta berguna bagi kesehatan. Karena itu perkembangan jamu memang bukan dari jalur penelitian ilmiah tetapi secara empiris dan jamu yang banyak beredar dipasaran luas belum sepenuhnya dilengkapi dengan pengujian klinis. Jamu Aquanar diketahui bukan terdiri dari bahan kimia ,atau antibiotika. dan untuk menjawab pertanyaan mengapa warna Jamu Aquanar bening seperti air aqua.
2
Pada penilaian klinis ini terapi jamu Aquanar dipakai untuk melihat efektivitas terhadap populasi kuman Streptococcus mutans asal saliva pada satu penderita pengidap HlV. Karena belum adanya pengobatan yang pasti untuk infeksi HIV/AIDS perlu mengantisipasinya yaitu dengan pengobatan a1ternatif terhadap infeksi dalam rongga mulut pengidap HIV ,termasuk penyakit karies gigi yang disebabkan oleh kuman Streptococcus mutans. Hasil pemeriksaan instansi pemerintah menunjukkan Jamu Aquanar menggandung komposisi isotop stabil Deuterium dan Oxygen-18 pada molekul sampel Aquanar( BATAN, 1987)*). Menurut beberapa pakar Health Physic, Oxygen-18 merupakan e1emen yang sangat potensial dalam siklus kehidupan biologis dalam tubuh manusia. Telah dilaporkan bahwa Oxygen-18 mempunyai potensi untuk mengurangi stress, kelelahan, tekanan emosi dan rasa sakit**). Streptococcus mutans telah dikenal sebagai primadona penyebab karies gigi. Kuman tersebut ditemukan di plak gigi dan air liur dengan berbagai strain Streptococcus mutans lokal. Pada isolasi subjek karies positif dan karies negatif ditemukan beberapa varian S.mutansl.S.mutans2.S.mutans3 dan S.mutans4 pada penduduk pulau Panggang Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Di antara semua strain lokal S. mutansJ adalah paling dominan pada penduduk pulau tersebut.(Mangundjaja S, Muthalib A, 1995). S.mutansl sebagai serotiped, dengan morfologi koloni mirip dengan Streptococcus sobrinus B13 serotipe d (Bratthall,1992)***). Hasil analisis menunjukan bahwa Jamu Aquanar efektif dalam menghambat perkembangan dan pertumbuhan kuman Streptococcus mutansl asal saliva pada penududuk Pulau Panggang( Mangundjaja S, Elza A., 1999), demikian pula penelitian perbedaan perbandingan populasi Streptococcus mutans dalam air liur setelah kumur dengan air kemasan merek Aqua dan Aquanar pada 30 subjek penelitian( Mangundjaja S, dkk 1999). Makalah ini melaporkan satu kasus pengaruh Jamu Aquanar terhadap populasi kuman Streptococcus mutans pada satu penderita pengidap HIV, dengan kumur-kumur jamu Aquanar dan diminum selama satu bulari, kemudian dicatat dan dihitung Colony Forming Units (CFU) kuman Streptococcus mutans. Stomatitis Aftosa Rekuren sering kali disebut sebagai luka kanker dan merupakan lesi yang paling umum terdapat di mulut. Etiologi SAR berdasarkan studi selama 40 tahun terahir. dipastikan bukan disebabkan oleh HSV (Herpes Simplex Virus) seperti yang diduga sebelumnya. Konsep terbaru SAR yaitu mempunyai sindrom klinis dengan berbagai kemungkinan penyebab.. Faktor-faktor utamanya yang dapat diidentifikasi adalah keturunan (herediter), alergi. detisiensi hematologi, dan kalainan imunologi (Sonis dkk, 1984, Lynch M.A, 1994). Stomatitis Aftosa Rekuren tipe minor pada lidah dari seorang anak umur 17, dengan sejarah adanya ulcerasi sejak beberapa tabun , sembuh dan tidak ada lesi setelah kumur-kumur dengan Aquanar selama dua minggu .(Sri Wendari A. Mangundjaja S, 1999) Beberapa peneliti menyatakan bahwa terapi dengan isotop stabil dalam kandungan air merupakan modulator imunologik. Pada studi ini dipakai jamu Aquanar yang mengandung gypsum fibrosum dan kandungan isotop stabil dari penyinaran alat
3
Sinkar dan formula Sunaryo, yang diduga mampu membangkitkan sistem imun respon pada tubuh manusia. Karena belum adanya pengobatan yang pasti untuk SAR, perlu mengantisipasinya yaitu dengan pengobatan alternatif sebagai terapi awal untuk penyembuhan lesi SAR. *) Sumber:Hasil pengujian Aquanar National Atomic Energy Agency **) Sumber Internet: Oxygen & Ozone therapy . ***) Standard strains Malmo Universitet Sweden I.APORAN KASUS Nama OS : WS Umur : 37 tahun Sex : Laki-laki Warga Negara : Keturunan Belanda Status : Belum kawin Anamesa
: OS sebagai orang Indonesia yang telah menjadi warga negara Belanda ke Klinik Gigi RS Tebet untuk berobat gigi.
Keluhan utama : Sakit gigi yang dirasakan pada rahang atas dan bawah , hampir seluruh gigi dirasakan sakit. Luka pada lidah (sariawan) sudah sangat sakit dan perih. Sariawan sering terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Pameriksaan k1inis : Tidak ada pernbengkakan kelenjar Submandibuler Intra oral
: kebersihan mulut buruk , ada karies, ada gigi yang hilang, terdapat lesi pada lidah sebelah kiri seluas 10 mm dalam 3mm, sekeliling lesi warna merah, sangat sakit baik ada sentuhan atau tidak, terdapat gingivitis pada seluruh gusi pada rahang atas dan bawah ,meradang seluruh serfikal gusi gigi rahang bawah diasosiakan terhadap penyakit infeksi HIV/AIDS.
Perawatan: 1. Pengambilan sampel air liur'penderita dan pemberian Jamu Aquanar untuk berkumur -kumur lalu ditelan sehari 3 kali a 200 ml selama satu bulan. Pengambilan data CFU Streptococcus mutans adalah sebagai berikut : 1. Air liur sebelum dan sesudah berkumur-kumur dengan Jamu Aqunar diambil masingmasing 1 ml , dimasukan ke dalam tabung berisi 9 ml garam faal steril, kemudian dilakukan deret oengenceran sampai 1000.000.000 kali.
4
2.
Pada tabung pengenceran yang ke 1000.000.000 kali diambil 1 ml kemudian dilakukan penanaman tuang pada lempeng petri media pada (TYS20B) Trypticase Yeast Extract Cystine Sucrose with Bacitarcin (Schaeken, dkk .1986), kemudian di eram pad a suhu 37 derajat Celsius dalam suasana anaerob selama 3 X 24 jam. Dilihat pertumbuhan pada media pada TYS20B, dihitung jumlah CFU(Colony Forming Units) kuman Streptococcuss mutans dan dicatat.
3.
2. Stomatitis Aftosa Rekuren dan Gingivitis dengan pemberian Jamu Aquanar untuk berkumur dan ditelan sehari 3 kali a 200 ml selama satu bulan 3. Pemeriksaan darah ke Laboratorium RS. Tebet.
Hasil Pemeriksaan : I. Colony Forming Units Streptococcus mutans asal saliva Tabel 1 Jumlah CFU Streptococcus mutans asal saliva sebelum dan sesudah berkumur dan minum Jamu Aquanar.
N 1
Jumlah CFU S. mutans X 109 Sebelum Sesudah 524 150
Hasil menunjukan bahwa Aquanar efektif menurunkan perkembangan dan pertumbuhan kuman Streptococcus mutans pada satu penderita pengidap HIV. 2. Stomatitis Aftosa Rekuren : Satu bulan kemudian, tidak merasakan sakit ketika makan, kemerahan disekeliling lesi hilang, lesi mengecil. Gingivitis : Gingiva tidak menunjukan peradangan, warna gingival normal 3. Darah Tabel 2 Hasil pemeriksaan darah DARAH TEPI LED : 17 mm/ljam Hb : 13.5 gr% Lekosit : 4900/mom3 Eritrosit : 5.00mm3 Hematokrit : 42 % Reticulosit : 120/00
LED Hb Lekosit Eritrosit Hematokrit Reiculosit
: 10 mm/l jam : 13.9gr% : 6100/mm3 : 5.15/mm3 : 43 % :100/00
5
HlTUNG JENIS Basofil :0 Eosinofil :I Batang :0 Segmen : 84 Limfosit : 18 Monosit :1
Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit
: : : : : :
ERITROSIT MCV : 84 MCH : 27 MCHC : 32
MCV MCH MCHC
: 88 : 30 : 33
TROMBOSIT : 58.000/mm3
0 1 0 80 20 5
TROMBOSIT : 290.000/mm3
Pemeriksaan sel T tua T helper mutlak:220/mm3 T Suppressor :260/mm3
T helper mutlak : 264/mm3 T Suppressor :375/mm3
Pemeriksaan set T thymus . T sel mutlak :310/mm3
T sel mutlak
:698/mm3
Dari hasil pemeriksaan darah menunjukan adanya kenaikan pertambahan jumlah sel setelah mengkonsumsi Jamu Aquanar selama satu bulan. PEMBAHASAN Dari hasil perlakuan kumur dcngan Jamu Aquanar yang menggambarkan penurunan kuman Streptococcus mutans asal saliva dari penderita pengidap HlV secara bermakna, maka secara induktif Jamu Aquanar dapat diterima sebagai penghambat perkembangan dan pertumbuhan Streptococcus mutans dalam air liur. Fenomena air dengan kandungan gypsum fibrosum dan hasil formulasi dari aiat Sinkardengan formula Sunaryo, diduga Aquanar itu mengandung bahan aktif yang mampu memproses perubahan bilogis sel kuman. Dari pengujian sampel Aquanar Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN, telah dianalisis adanya isotop stabil Deuterium dan Oxygen-18 dan tampak tidak adanya anomali . Beberapa peneliti menyatakan bahwa Oxygen-18 merupakan elemen hidup yang utama (the most essential and precious element of life), dalam salah satu modusnya adalah mencegah perubahan bentuk bacteria ke bentuk vural(preventing the transmutation of bacteria into viral form). Kuman Streptococcus mutans dijadikan parameter penelitian terdahulu karena kuman ini terdapat juga di dalam air liur. Untuk mengetahui jumlah minimal kuman Streptococcus mutans telah dilakukan kumur sehari 3 kali a 100 ml/hari Aquanar dengan hasil dapat mengurangi jumlah kuman tersehut dibandingkan dengan garam faal steril (Mangundjaja S, Elza Auerkari , 1999)
6
Secara empiris jamu atau obat asli Indonesia sudah dipakai sejak zaman dahulu tidak berbahaya narnun pemakaiannya harus dengan dosis yang sarna. Obat asli Indonesia Aquanar ini mempunyai spesifikasi tersendiri dibandingkan obat asli Indonesia yang lain, karena bukan merupakan antibiotik, bahan kimia maupun terdiri dari ramuan herbal. Dbat ini spesifiknya adalah isotop stabil Oxygen -18 dalam larutan Aquanar yang diduga sebagai bahan aktifyang bekerja terhadap sel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berkumur Jamu Aquanar dan diminum dengan dosis 3 X 200 ml/hari mempunyai nilai yang cukup untuk menghambat perkembangan dan pertumbuhan kuman Streptococcus mutans dalam air liur penderita pengidap HlV. Selain rasa sakit pada SAR hilang , lesi mengecil , sehingga dapat diasumsikan jamu Aquanar marnpu mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi terjadinya infeksi di rongga mulut seminimal mungkin, demikian pula peradangan seluruh servikal hilang pada penderita pengidap HlV. Penelitian lebih lanjut dengan jamu tradisional untuk pengobatan SAR perlu ditingkatkan, disamping penetapan parameter imunologik atau kelainan kekebalan (Bachtiar, Endang, W, 1996) Hasil pemeriksaan darah sebelum dan sesudah kumur dan minum Jarnu Aquanar didapatkan adanya kenaikan jumlah Trombosit dari 58.000/mm3 menjadi 290.000/mm3 setelah satu bulan minum Jarnu Aquanar. Demikian pula hasil pemriksaan sel T tua dan sel T thymus menunjukan adanya kenaikan jumlah sel tersebut , sehingga dapat dikatakan bahwa Jamu Aquanar bekerja terhadap sel. KESIMPULAN Dapat dikatakan sebagai dugaan sementara bahwa Jamu Aquanar mempunyai bahan aktif yang berhubungan dengan respon imunologik, Laporan kasus ini merupakan penelitian yang sederhana , belum dapat dipastikan bahwa jamu Aquanar dapat mencegah timbulnya rekurensi penyakit dalam rongga mulut pada penderita pengidap HIVfAIDS infeksi. SARAN Mengingat masih sangat terbatasnya penelitian ini, maka agar Asli Indonesia Aquanar dapat diterima setara dengan obat modern, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan: 1. Penelitian cara kerja isotop stabil dalam molekul air. 2. Penelitian immunologi obat Asli Indonesia Aquanar 3. Penelitian efektifitas obat Asli Indonesia Aquanar pada binatang percobaan. 4. Penelitian klinis obat asli Indonesia Aquanar pada pasien.
7
DAFfAR PUSTAKA Bactiar ,Endand W. Penetapan kelainan kekebalan seluler pada Stomatitis Aftosa Rekuren dengan Analisis Subpopulasi Limfosit menggunakan sedian Limfosit yang dimurnikan. Program Pasca Sarjana Ul. Jakarta 1996 Hutapea J.R R Kembali ke Obat Nenek Moyang. Majalah D & R Maret 1998 Lynch M.A Burket's Oral Medicine Diagnosis and Treatment. Ed 9. JB. Lippincott Company.Philadelphia.I994: 533-549 Mangundjaja S, MuthalibA. Activity of Streptococcus mutans Isolated from Human Harbouring Species in Kelapa Island Indonesia. Poster Presentation at FDI Conference October 1995. Hongkong Mangundjaja S, Elza A . Pengaruh Obat Kumur Asli Indonesia terhadap Kuman Streptococcus mutans1 Asal Saliva. Majalah Kedokteran Gigi USAKTI Edisi Khusus Forum I1miah VII 1999 Vol 2 ISSN 0213-126 X .1999:319-323 Mangundjaja S, Mtuhalib A, Djais A, Eiza A . Perbandingan Populasi Streptococcus mutans dalam Air Liur Setelah Kumur dengan Air Kemasan Merek Aqua dan Aquanar. J. PDGI Edisi Khusus ISSNOO24-9548, 1999: 136-138. Sunaryo W. Sinar Kosmis Alam Raya .Harlan Pelita .23 Oktober 1991 Sonis S,Fazio, R,Fang L. Principle and Practice of Oral Medicine. W.B. Saunders Company, Philadelphia. 1984: 380-392 Sri Wendari. A, Mangundjaja S. Terapi Jamu pada Satu Kasus Proses Penyembuhan Lesi Stomatitis Aftosa Rekuren. Journal of the Indonesian Dental Association 1999JSSN 0024-9548 Schaeken.M.J.M dkk. Comparative Recovery of Streptococcus mutans on Five Isolation Media. Including a New Simple Selective Medium. 1. Dent .Res 65( 6} 1986: 906-908 ---000---
Disajikan pada Prof.SoeriaSoemantri – Unilever Case Report Award 2002 Bandung Dental Expo 2002 PDGI Cabang Kota Bandung
8