PENGARUH HAMIL PRA-NIKAH TERHADAP GANGGUAN JIWA
SKRIPSI
Oleh: MALENI APRILlYANSI NIM.101070023025
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H 12006 M
PENGARUH HAMIL PRA-NIKAH TERHADAP GANGGUAN JIWA
Skripsi diajukan sebagai tug as akhir Strata-1 (S-1) pad a Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Psikologi
Disusun oleh MALENI APRILlYANSI NIM. 101070023025
Dibawah bimbingan Pembi g'ng I
Pembimbing " ~
Prof. H d n Yasun M.Si NIP. 130351146
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H / 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Hamil Pra-Nikah Terhadap Gangguan Jiwa" telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 17 November 2006 Sidang Munaqosyah
ngkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota
artati M.Si
M.Si
Pengu ill
Penguji I
ItML/
Pmf.
H"'~"
V,,"". MS;
NIP. t~0351146
Pembimbing II
Drs. Achmad S NIP. 150267280 111
Jallgan safaft fa1l{jkgft ofeft segafa tipu aaya aan f?!tertarikgn yang 1I1e1l{jEJoaa :Masa re1l1aja dafaft sekgfi aafa1l1 seu1I1ur ftirfup jatfija1l{jan sia-siakgn 1I1asa re1l1aja ftanya aengan f?!nikJnatan sesaat Sek.afi kjta terpuruk.tirfak.ak.an 6isa f?!1I16afi Jlfangkgft saya1l{jlrya para mnaja yang :Mentergesaftk.an f?!nik.matan sesaat itu J{anya k.arena gejofak.11lasa 1I1urfa Sefti1l{jEJa 1I1e1l16uat rfeti-aetik.rfi aepan terasa fta1l16ar
7{efezatan itu akgn ftifa1l{j (]Jari ora1l{j ya1l{j terpenufti tuntutan syaftwatnya 'Ya1l{j ftara1l1 'Ya1l{j tersisa ftanyafaft aosa aan ftina
'J(flrena ftaCyang terpenti1l{j aafa1l1 ftirfup Jlaafaft lne1l{jenrfafikgn rfiri, 1I1efawan ego aan a1l16isi 7{arena f?!ftormatan 6agi seora1l{j wanita dawft Segafanya aafa1l1 ftirfup untuk.saat ini fti1l{jEJa a/iftir liayat
Vntuk.para mnaja Inrfonesia, stop sefi.§ pra-nikgli sekgra1l{j atau 1I1enyesaCuntuk.seCa1l1anya
!
h.
1(utu{is dimgan caliaya cinta yang tu{us Ternntu/(ayali aan 6uncCa tercinta (]3erRgt cinta aan /(asili sayang mu, serta restu yang tfi6eri/(an :Mem6uat anancCa mampuli 6ertalian Seliingga Gisa mempersem6aliR;-n 1(arya seaerfiana ini fiyali aan 6uncCa :Maa:.fRgn anancCa fitas RgterCam6atan :Mempersem6aliRgn R;-rya ini Rgliaaapan :Mu rrernntu/(orang yang ter/(asili Terima /(asili atas semua yang teCaIi tfi6e1iRgn Perliatian, cinta yang tu{us, serta ao'a yang suci 1(au 6e1i/(an untu/(1(u seCama ini Cinta aan ao'a:Mu mernpaRgn Spirit yang ter6esar Rgu 6eriRgn untu/(1(u Seliingga Rgrya ini mampuli 1(u persem6aliRgn rrernntu/(RgRgI?::/(aRg/(aan atfil?::atfi/(1(u tercinta 7{flfian mernpaRgn inspirator cCaCam liicCup 1(u
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) November 2006 C) 0) E) F)
Maleni Aprilyansi Pengaruh Hamil Pra-nikah Terhadap Gangguan Kejiwaan i-xiii + 129 halaman Maraknya kehidupan seks di luar nikah sekarang ini, sehingga semakin besar pula peluang.terjadinya resiko kehamilan di luar nikah. Terjadinya kehamilan di luar nikah yang dapat berakibat meningkatnya pengguguran dan pembuangan bayi. Terjadinya kehamilan pra-nikah karena akibat dari perilaku seksual pra-nikah, pergaulan remaja yang bebas dan tanpa kontrol sosial dari orang tua sehingga banyak remaja usia sekolah yang mengalami kehamilan di luar nikah atau hamil sebelum adanya pernikahan (hamil pra-nikah) Kehamilan pra-nikah adalah korban dari sistem pendidikan seks dan kesehatan masyarakat sehingga akibatnya, tertutuplah kemungkinan bagi remaja untuk mengetahui persoalan seksual secara terbuka, jelas dan benar-benar mendidik, dari ketidak tahuan remaja tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi. Maka remaja tidak bisa membatasi apa yang seharusnya mereka lakukan, serta akibat yang di limbulkan dari perilaku seks secara bebas. Setelah terjadinya kehamilan orang tua akan menyalakan remaja tersebut sedangkan orang tua tidak mau menyadari bahwa masalah tersebut adalah akibat dari pendidikan yang salah di terapkan untuk remajanya sendiri. Sedangkan bagi remajanya sendiri akibat yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas tersebut adalah kehamilan pra-nikah, putus sekolah, serta tertundanya karir, perasaan bersalah, dan merasa takut , cemas,sedih, dan gelisah bahkan sampai pada gangguan psikologis, sehingga merasa hidup tidak tenang dan tidak ada kebahagian dalam hidupnya. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentaraman jiwa atau kebahagiaan hidup memang ada pengaruhnya terhadap masalah atau problem yang individu hadapi. Karena masalah itu begitu pelik sehingga individu tersebut dihinggapi oleh rasa gelisah tanpa terkontrol bahkan kadang membawa kepada keabnormalan tindakan dan sikap dalam hidupnya.(Zakiah Oaradjat, 2001, hal:9) Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hamil pra-nikah terhadap gangguan jiwa remaja yang mengalaminya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan memperoleh data melalui wawancara mendalam (depth ihterView) adalah metode utama yang digunakan dan didukung oleh observasi sebagai pelengkap. Kriteria subyek penelitian ini adalah remaja yang mengalami kehamilan sebelum menikah pada rentang usia 17-25 tahun yang berada di wilaya Desa Suka-Raja Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Dari hasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Gambaran umum kehidupan seksual subyek Dari hasil peneliti bahwa dari seluruh subyek memiliki alasan yang berbeda melakukan hubungan seks pra-nikah. Pada subyek AK dan IA melakukan seks pra-nikah karena saling mencintai dan yakin bahwa pasangannya akan menjadi pasangan hidupnya nanti. Sedangkan pada subyek EN karena dipaksa oleh pasangannya. Usia pertama kali pacara dari seluruh subyek antara usia 13-16 tahun, sedangkan usia pertama kali melakukan hubungan seks pra-nikah yaitu pada usia 1719 tahun dan kEihamiian yang dialami merupakan kehamilan pertama bagi semua subyek. Pasangan merupakan orang yang pertama melakukan hubungan seks dengan subyek. Pada masing-masing subyek hampir mengalamiperasaan emosional yang sama setelah terjadinya kehamilan. b. Gambaran gangguan kejiwaan Menurut subyek penelitian, secara keseluruhan mereka merasa bahwa kehamilan yang terjadi pada diri subyek membawa dampak psikologis tapi pada tahap gangguan jiwa (neurosis) belum pda tahap sakit jiwa (psikosis) akan tetapi kehamilan yang subyek alami adanya pengaru terhadap ketengan jiwa bagi pelakunya, hanya denga mendekatkan diri kepada Allah subyek merasa tentram. Tetapi hal itu terjadi tidak secara langsung tapi membutuhkan waktu dan proses yang subyek lakukan. G) Bahan bacaan 29 (1980-2006) Artikel, Koran, Majcilah: dan Internet
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ilahi rabbi. Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Dialah Dzat Yang Maha Pemurah, atas nikmat sehat yang Engkau berikan sehihgga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Seba[)ai sebuah karya yang sangat sederhana. Shalawat serta salam penulis panjatkan bagi Baginda Rasulullah Saw. Karena dengan einta kasihnya membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran. Penulis juga mengueapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 1. Ibu Ora Netty Harlanti. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi dan seluruh staff Civitas Akademika Fakultas Psikologi 2. Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.Si. Dosen pembimbing I. Terima kasih atas bimbingan serla petunjuk-petunjuknya yang diberikan dengan tulus hati hingga skripsi ini selesai. Dan Bapak Drs. A. Syahid, M. Ag. Selaku DlJsen pembimbing II, terima kasih atas wawasan ilmu yang diberikan, dorongan dan nasehat yang bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak henti-hentinya memotivasi penulis agar tetap seman gat dalam menyelesaikan skripsi ini. Di waktu yang sangat sibuk dan padat, bapak masih bisa memberikan bimbingan dengan senyum yang tulus, makasih sudah memberi pinjaman buku, dan dengan suka rela bapak membantu penulis meneari bahan di internet serta menearikan buku untuk bahan refrensi bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak dalam memberikan bimbingan kepada penulis sudah hampir satu tahun ini. 3. Bpak Syamsul Bahri selaku kepala Desa Sukaraja beserta staffnya yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
4. Ayahanda Guntur Muda dan Bunda Haryati, terimah kasih atas semua pengorbanan, jerih payah, materi maupun moril, dan cinta kasihnya selama ini kepada penulis. Maafin ananda karena terlambat mempersembahkan karya sederhana inL Jasamu tak pernah terlupakan kan ku kenang untuk selamanyadalam hidupku, hanya do'a yang selalu mengalir dalam relung hatiku. Sembah sujud dan mohon do'a restu untuk Anandan ; May Allah 8WT blessed you forever. I love you so. 5. Ayahanda H. Indra Cahaya MD dan Bunda Hj. AgusmainL Terima kasih
atas semua mitivasi dan nasehat yang diberikan kepada ananda, pengorbanan baik materi maupun morn dan cinta kasih yang diberikan kepada Ananda selama inL Pengorbanan yang tak akan bisa anandan bayar dengan materi, semuanya untuk selamanya akan menjadi kenangan dalam hidup Ananda. Hanya do'a yang selalu mengalir dalam sujud yang ananda lakukan serla memohon restu untuk anakmu. May Allah SWT blessed you forever. I love you so. G. Keluarga besarku yang kucintaL Teruntuk, kakak&ayu' serla keponakan
ku yang cantik 'Echa', kak cik makasih atas motivasi dan nasehatnya agar penulis cepat-cepat merampungkan skripsi ini, yang tak bosan-bosannya memberikan spirit kepada penulis untuk mempersembahkan karya ini untuk keluarga besarku. Untuk adik-adikku, Yan, Zulman, Zardi makasih do'anya agar Ayu' Tin cepat selesai, Ahilia & keluarga makasih selalu mempertanyakan kapan Ayu' Tin selesai, untuk Zahra & Mala, makasih sudah menjadi tempat curhat Ayu' selama ini tidak terasa ternyata sekarang kalian sudah pada gede, serla paman-paman dan bibi-bibi tercinta terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis selama ini baik materi maupun morn, teruntuk 'kopek' makasih untuk semuanya. Untuk keluarga besar Depsos tetap kompak selalu dan seman gat terus ya
!
7. Nenek dan kakek tercinta terima kasih atas dukungan dan cinta tulus yang diberikan kepada penulis agar cepat-cepat merampungkan skripsi ini. Setip malam selalu membangunkan penulis untuk bersujud serta tak hentinya mendo'akan penulis agar skripsinya cepat rampung setiap sa at selalu menjadi tempat curhat bagi penulis maksih ya ....nenek tercinta, tidak ada kata yang indah selain do'a teruntuk nenek ku tersayang
!
8. Special for some one, makasih sudah menjadi tempat berbagi selama ini, selalu ngingatin penulis untuk selalu semangat, sesibuk apapun masih sempat telpon hanya untuk bilang jangan lupa makan dan jaga kesehatan agar tugasnya cepat selesai. Makasih atas semua dukungannya baik materi maupun moril selama dalam pengerjaan skripsi ini semoga Allah membalas semuanya. I love you so. 9. Buat seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi cerita dengan penulis. Terima kasih atas kerja samanya. 10. Terakhir, kepada teman-teman angkatan 2001 kelas A-D yang tidak mungkin penulis se,butkan satu-satu, kelonpok KKN Parakan Salak, PKL AI-Iklas (kak Iqoh, Ika Irwan, Ainun, Dewi R, Rifa, Sutikom) terima kasih atas dukungan dan nasehatnya selama masa ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Teruntuk Mami dan adek-adek kecilku semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin
Jakarta, Oktober 2006 Penulis
Maleni Apriliyansi
DAFTAR lSI
Halaman judul Halaman persetujuan ;........................................................................ Halaman pengesahan Motto Dedikasi Abstrak Kata Pengantar Daftar isi Daftar tabel
i ii iii iv v vi viii xi xiii
BABI
PENDAHUALUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah .. 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5 Sistematika Penulisan..................
1 1 7 7 8 9
BAB2
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Pra-Nikah 2.1.1 Pengertian Kehamilan................................ 2.1.2 Kehamilan Pra-nikah 2.1.3 Faktor Penyebab kehamilan Pra-nikah 2.1.4 Cara Menghindari Kehamilan pra-nikah 2.1.5 Aborsi 2.2 Gangguan Kejiwaan 2.2.1 Pengertian gangguan jiwa 2.2.2 Macam-macam gangguan kejiwaan 2.2.3 Gejala gangguan jiwa................. 2.3 Kerangka Berpikir
11 11 13 13 14 16 20 24 24 26 29 30
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian 3.2 Teknik pengumpulan Data 3.2.1 Metode 3.3.2. Instrumen 3.3.3. Prosedur Penelitian 3.3.4. Teknik Analisa data..............................................
33 33 36 36 37 40 41
BAB4
3.3 Subyek Penelitian
43
PRESENTASI DAN ANALISA DATA...................................
45 45 56 56 60 75 86
4.1 Gambaran Subyek Penelitian 4.2 Gambaran dan Analisa Kasus 4.2.1 Kasus EN 4.2.2 Kasus AK 4.2.3 Kasus IA 4.3 Analisa Antar Kasus....................................................... BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.2 Diskusi 5.3 Saran Daftar Pustaka Lampiran
95 95 98 100 102
Daftar Tabel Tabel gambaran umum subyek Tabel gambaran kehidupan sosial subyek Tabel aspek gangguan jiwa
XIII
45 86 88
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan upaya untuk mempertahankan kelangsungan generasi. Tanpa mekanisme kehamilan semua makhluk di alam semesta akan punah tanpa terkecuali. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup, khususnya bagi manusia, untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Namun dalam kehidupan modern kehamilan sudah menjpdi masalah yang sangat pelik, karena erat hubungannya dengan populasi penduduk suatu Negara. Suatu negara akan menj<Jdi less population kalau penduduknya enggan hamil, sebaliknya, negara itu akan menjadi over population jika volume dan frekuensi kehamilan warga negarnya diatas rata-rata. Sehingga jarak kehamilan seseorang harus diatur.
Bagi remaja yang belum menikah kehamilan juga pelik karena berkaitan dengan kesehatan repfoduksi antara lain, infeksi saluran reproduksi, gangguan fungsi seksual (impotensi, ejakulasi dini, frigiditas) aborsi, kema:ldulan, bahkan sampai mengakibatkan kematian (Modul PKBI, 2000).
2
Kehamilan bagi setiap wan ita adalah suatu kesempurnaan yang tidak ternilai dan suatu kenikmatan yang menjadikan wanita yang paling berbahagia karena itu merupakan sempurna bagi seorang ibu. Tetapi bila kehamilan itu terjadi sebelum adanya pernikahan bisa juga berdampak pada gangguan psikologis diantaranya, rasa penyesalan, rasa berdosa, kesedihan, marah, dan rasa tidak percayadiri (AI-Ghifari, 2005)
Dari hasil penelitian Utomo, dkk yang dilakukan pada tahun 2000 mengestimasi pertahunnya ada sekitar 2 juta perempuan Indonesia yang menjalani aborsi dan dari angka ini diperkirakan ada 900 ribu perempuan yang melakukan aborsi dengan cara tidak aman, seperti melalui: tukang urut, dukun pijat, dukun beranak/paraji atau 'backstreet doctor' . Pada tahun 2001, Yayasan Kesehatan Perempuan melakukan penelitian di 9 klinik dan rumah sakit di 9 kota di Indonesia dengan mengambil sampel selama 6 bulan, Illendapatkan 1.289 perempuan Indonesia Illenjalani aborsi setelah mendapat layanan pra-konseling sebelum tindakan aborsi dilakukan.
Dari semua penelitian tentang aborsi yang pernah dilakukan di Indonesia, tidak ada yang dapat mengungkapkan "berapa perempuan Indonesia meninggal setiap tahunnya akibat aborsi yang tidak aman". Peillerintah belum pernah melakukan suatu penelitian besar dan serius tentang insiden aborsi, apalagi untuk mengetahui jumlah korban aborsi yang tidak aman.
3
Padahal bila 12-13% aborsi tidak aman berkontribusi terhadap AKI di Indonesia yang tertinggi, maka ini merupakan suatu tragedi kemanusiaan. Melihat fenomena yang terjadi sekarang ini banyaknya kasus aborsi dan wanita hamil tanpa nikah, kehamilan tanpa sebelum adanya pernikahan, bukan hanya menimpa remaja bela san tahun akan tetapi juga pada wanita yang sudah paruh baya, termasuk mereka yang pernah menikah Uanda). Dibandingkan dengan mereka yang peruh baya dan wanita yang pernah menikah persoalan psikologis yang menimpah remaja relatif lebih berat. Pada fase remaja yang secara fisik dikatakan telah matang secara seksual, tetapi mereka belum matang secara psikologis. Kebutuhan biologis (dorongan seksual) para remaja tidak kalah dengan orang dewasa. Karena tidak bisa mengontrot dorongan tersebut ditambah lemahnya kontrol sosial yang memicu para remaj melakukan hubungan seksual (HUS) sebelum menikah, yang mengakibatkan kehamilan sebelum adanya pernikahan yang tidak diinginkan.
i
Fenomena kehamilan pra-nikah dan abmrsLdLkalanganremajarrrasinmenjadi perdebatan. Masyarakat bersikap mendua. Disatu sisi dikatakan bahwa hamil pra-nikah dan aborsi harus ditentang, di sisi lain mereka mengakui bahwa perilaku seksual remaja sampai pada taraf membahayakan. Terjadinya kehamilan, tentu saja terlihat nyata setelah melakukan hubungan seksual adalah cewek. Dari hasi! CMM PKBI DKI Jakarta sebanyak 75,2%, dari 207
4
kehamilan tidak diinginkan dan hanya 6,8% yang memilih aborsi sebagai alternatif pemecahan masalah.
Dari 55.000 kasus aborsi tidak aman setiap harinya, 95% diantaranya terjadi di negara berkembang. Aborsi tidak aman menyumbang 13% dari seluruh kematian ibu di dunia, walaupun di negara berkembang bisa mencapai 605 dari seluruh kematian ibu (Akin&Ergon,1998)
Demikian seriusnya dampak dari aborsi tidak aman sehingga dunia Internasional menempatkan isu ini sebagai salah satu topik yang perlu dibahas pada Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Cairo tahun 1994. Pad a konferensi ini aborsi tidak aman di identifikasi sebagai masalah masyarakat. Oleh karena itu, bila legal, harus diselenggarakan secara aman. Hasil konferensi tersebut dipertegas dengan Konferensi Wanita Sedunia ke-4 (PWCN) yang diselenggarakan di Beijing pad a tahun 1995, dalam konferensi ini ditekankan mengenai hak perempuan untuk mengatur dan merencanakan kehidupan reproduksinya. TUjuan utama kesepakatan Internasional terse but adalah untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan/kecacatan perempuan akibat aborsi (IPAS, 2001 :2)
Fenomena ini bagi sebagian besar masyarakat bukanlah hal yang wajar. Disisi lain ada kalangan yang mencoba lebih memperhatikan siswi sebagai
5
korban. Maka korban disini, adalah korban dari laki-Iaki yang menghamili atau lebih jauh, korban dari sistem sosial dan pendidikan yang ada. Kalangan tersebut mencoba manaruh simpali dengan memperjuangkan hal< pendidikan yang tetap bagi siswi hamil sampai bayi yang dikandungnya dilahirkan. Hal sen ada juga dilontarkan oleh Arifuddin, Ketua Komisi E DPRD Bantul dalam diskusi Hak Pendidikan bagi Siswi Hamil, tanggal 9 Maret 2004, yang . .. digelar PKBI Yogyakarta bekerja sama dengan Jaringan Advokasi Konsuman Reproduksi (JAK2R) Bantul Arifuddin menjelaskan tentang hak pendidikan bagi siswi hamil sebagai berikut : "Bahwa sebagai kota pelajar dan tingkat prevalensi siswi hamil yang cukup linggi
ISU
hangat ini perlu segera dicari solusinya. Dalam pembicaraan lain
beliau menyatakan bahwa sebagian besar siswi hamil telah mengalami derita berkepanjangan setelah ia ditipu dan ditiggalkan dalam keadaan hamil ia (siswi) terpaksa berhenti sekolah, terjadinya aborsi, bahkan bisa mengakibatkan kemalian."
Hasil poling PKBI tahun 2003 dikota Yogyakarta dengan responden di 3 kabupaten menyatakan kesetujuannya terhadap cuti hamil bagi siswi hamil akibat perkosaan. Dikota Yogyakarta, misalnya, 84% (dari 91 responden) menyatakan kesetujuan hal tersebut. Sedangkan prosentase jumlah setuju di Bantul sebesar 72,5% (dari 69 responden) dan 78,7% (dari 61 responden) untuk Kulon Progo.
6
Melihat fenomena tersebut PKBI Yogyakarta menguatkan asumsi siswa hamil adalah korban dari sistem pendidikan dan kesehatan masyarakat yang tidak memberikan pendidikan tentang reproduksi yang memadai bagi remaja. Sehingga akibatnya, tertutuplah kemungkinanbagi siswa untuk mengetahui persoalan seksualitas secara terbuka. Dari ketidaktahuan mereka tentang kesehatan reproduksi, maka mereka tidak bisa membatasi apa yang harus dilakukan dan berpengaruh pada fungsi reproduksi sehatnya. Fenomena kehamilan pra-nikah sangat delematis, karena itu berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya kehamilan pra-nikah. Mengadakan seminar tentang dampak dari perilaku seks bebas bagi para remaja, karena untuk mengantisipasi masalah kehamilan pra-nikah sangat dilematis. Tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan mengenai dampak negatif dari perilaku seksual saja tetapi dihadapkan mengenai masalah kesehatan reproduksi remaja pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya demikian ditegaskan Mukhotib (2004) selakll pengurus harian PKBI Yogyakarta.
Permasalahan yang umumnya remaja kita hadapi sekarang adalah dorongan seksual yang meningkat diluar nikah. Usia kematangan seksual (biologis) beilim diimbangi oleh kematangan psikososial, misalnya, kemampuan memahami dan kesiapan menerima resiko perilaku seksualnya, kemampuan
7
mengelolah dorongan dan kemampuan mengambil keputusan secara matang (Maters dkk, 1992)
1.2.
Identifikasi masalah
Pendidikan seks adalah : Masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seks Hamil pra-nikah adalah: Suatu kehamilan yang oleh karena sesuatu sebab keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan baik oleh ibu, bapak maupun kedua-duanya calon orang tua bayi tersebut di karenal
1.3. Pembatasan dan Perumusan masalah 1.3.1. Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Agar tidak terlalu melebar yang pada
8
akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan sehingga sasaran dalam penulisa skripsi ini akan tepat dan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
.'
Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Dampak psikologis dari kehamilan pra-nikah bagi remaja putri yang menjadi korban kehamilan pra-nikah terhadap gangguan jiwa Pada remaja umur 17-24 tahun di Kecamatan Karang Jaya Provinsi Sumatra Selatan, serta bagaimana ketenangan jiwa mereka dalam menghadapi problem tersebut.
1.3.2. Perumusan masalah Setelah membatasi masalah yang akan diteliti maka penulis dapat merumuskannya dengan pertanyaan pokok sebagai berikut : Bagaimana pengaruh hamil pra-nikah pad a usia remaja terhadap gangguan jiwa mereka dalam menghadapi problem tersebut.
1.4.
Tujuan dan manfaat penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian Bagaimana pengaruh ~am.i1 pra-nikah pada usia remaja terhadap gangguan jiwa mereka dalam menghadapi problem tersebut. 1.4.2. Manfaat penelitian Teoritis
9
1. Hasil penelitian ini dapal digunakan untuk menambah wawasan keilmuan khususnya pada bidang psikologi dan dijadikan salah satu acuan dalam penanganan secara teoritikterhadap masalah remaja yang mengalami korban kehamilan pra-nikah 2. Sumbangsih pemikiran dari penulis untuk dikembangkan lagi kepedulian terhadap masalah (emaja
Praklis 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para orang tua, guru, dan dunia pendidikan dalam menghadapi anak yang menjadi korban kahamilan pra-nikah 2. Penelitian ini dapat memberikan sumbangsi pemikiran kepada para remaja agar meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan reproduksi dan dampaknya
bil~
m.elakukan hubungan seks sebelum menikah
1.5. Sistematika penulisan BAB 1 Pendalluluan : Pada bab pertama ini berisi tentang latar belakang masalah, idenlifikasi maasalah, pembatas dan perumusan masalah, lujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
10
BAB 2 Kajian Pustaka: Pada bab ini akan dibahas adalah teori-teori tentang penelitian yaitu, kehamilan pra-nikah, gangguan jiwa, kerangka berpikir. BAB 3 Metodologi Penelitian: Pada bab ini membahasa tentang jenis pendekatan yang digunakan, teknik pengumpulan data, metode, instrumen, prosedus penelitian, teknik analisa data, subyek penelitia. BAB 4 Presentasi dan Analisa Data: Dalam bab 4 gambaran subyek penelitia, gambaran dan analisa kasus, analisa antar kasus BAB 5 : Kesimpulan, diskusi dan saran serta Daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab pertama telah disebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh hamil pra-nikah terhadap gangguan jiwa bagi remaja putri yang manjadi korban kehamilan sebelum menikah. Oleh karena itu bab ini akan menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2.1.
Kehamilan Pra-Nikah
2.1.1. Kehamilan (
;'
Menurut Surtiretna (2001 );'kehamilan merupakan suatu proses faali yang )""~"~"'_"'"'_"_".""""""'_"""_""_" __"..... ,., .. ,.... h secara normal terjadi pada hewan mamalia sebagai instink untuk mempertahankan kehadiran kelompoknya di muka bumi. Sedangkan pad a manusia kehamilan terjadi setelah pasangan suami-istri melakukan senggama, yaitu ketika sperma suami membuahi sel telur istri, yang disebut nidasi. Telur yang tela~ dibuahi akan menempel pad a dinding rahim, kemudian tumbuh dan berkembang sampai rata-rata mencapai usia 9 bulan ditambah 2 minggu.
12
Terjadinya kehamilan adalah bertemunya sel telur dengan sperma pertemuan dua sel ini terjadi di ampula tuba (bagian saluran telur yang melebur). Namun untuk sampai di ampula tuba, sel sperma harus menempuh perjalanan panjang dari mulut leher rahim, kemudian menuju ke saluran telur. Perjalanan sel telur pun lidak kalah panjang, setelah dilepas dari indung telur akan ditangkap oleh fimbrac, baru berjalan menuju ampula (bagian telur yang melf1bur). Aliah (2006) Hal: 15
Persaratan terjadinya kehamilan menurut Nina Surtiretna (2001) adalah sebagai berikut : 1. Kelenjar kelamin pria harus dapat memproduksi sperm a yang cukup baik dalam jumlah maupun kualitas 2. Tidak didapatkan sumbatan didalam saluran kelamin pria 3. Hasil ejakulasi harus sampai di mulut rahim 4. Lendir rahim tidak merusak sperma 5. Saluran telur wanita harus mampuh dilalui oleh sperm a maupun sel telur (ovum) 6. Indung telur harus menghasilkan telur yang normal 7. Tidak didapatkan sumbatan antara indung telur dan fimbria! diakhir saluran telur 8. Selaput lendir. Sementara itu menurut pendapat Asyhari Abdul Ghapar (2000)
13
Sebab-sebab terjadinya kehamilan adalah sebagai berikut : 1. Akibat terjadinya senggama antara suami dan istri 2. Adanya injeksi sperma suami kedalam rahim istrinya, berhubungan satu hal, sehingga suami istri tidak bisa melakukan senggama misalnya, pihak istri sakit kelentingannya 3. Akibat adanya perbuaran zina antara seorang laki-Iaki dengan istri orang lain 4. A kibat adanya zina antara seorang perempuan dengan suami orang lain 5. Akibat adanya perbuatan zina antara seorang laki-Iaki beristri dengan perempuan yang bokah istrinya 6. Adanya perbuatan zina antara perempuan bersuami dengan laki-Iaki yang bukan suaminya 7. Adanya hubungan seksual antara seorang gadis dengan seorang perjaka 8. Adanya hubungan seksual antara seorang duda dan seorang janda 9. Adanya hubungan seksual seorang duda dengan seorang gadis 10. Adanya hubungan seksual antara seorang perjaka dengan seorang janda 1'1, Adanya injeksi sperm a laki-Iaki ke dalam rahim perempuan yang
merupakan suami istri .
2.1,2. Kehamilan Pra-nikah Kehamilan pra-nikah adalah suatu kondisi kehamilan yang terjadi pad a seorang perempuan dari laki-Iaki yang menghamilinya tanpa melalui
14
pernikahan secara islam maupun undang-undang yang berlaku (Thalib, 1996). Sedangkan penyebab terjadinya kehamilan pranikah bagi remaja adalah, karena pola pergaulan dan kehidupan free sex yang dilakukan tanpa adanya kontrol sosial. Ozzi (2004) melihat akioat yang ditimbulkan dari hamil tanpa pernikahan adalah karena malu, tidak bisa diterima dalam masyarakat, hamil tanpa suami, tidak dapat melanjutkan sekolah/karir, gangguan fisik yang menpenghentian proses kehamilan.
Ketika dorongan seksual pada remaja muncul dan tidak bisa menahan diri dan belum mempunyai pasangan yang sah, untuk menyalurkan dorongan seksual tersebut. Tapi ada sebagian remaja yang mengangagap dorongan seksual yang datang harus disalurkan dan hal inilah yang menjadi masalah pada kehidupan remaja sehingga terjadinya hubungan seksual sebelum nikah, maka bukan tid~k mungkin mengalami kehamilan http://situs.kesrepro.info/krr/referensi5. htm
2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Kehamilan pra-nikah Banyak faktor yang menyebabkan kehamilan pra-nikah, menurut Yahya Ma'shum dan Chatarina Wahyurini (2004), antara lain: 1. Penundaan dan peningkatan jarak usia nikah dan semakin dininya usia mensturasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini dan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan "masa-masa rawan"
15
semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil di luar nikah 2. Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan sebelum menikah. Masih banyak diantara kita yang masih salah persepsi. Misalnya, beranggapan bahwa kita tidak akan hamil jika "hanya" melakukan peting atau begitu selesai HUS langsung loncat-Ioncat. 3. Kehamilan yang diakibatkan pemerkosaan 4. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan untuk hami!. Bila kehamilannya dileruskan, maka dapal membahayakan keselamalan ibu dan bayinya. 5, Masih sekolah, biasanya banyak dialami remaja yang belum menikah. 6. Kehamilan karena incest (hubungan seksual anlara saudara yang sedarah) htlp://www.kompas.com/kompas-celak/0307/25/muda/452254.hIm
Bahaya dan kerugian pada remaja bila lerjadi Kehamilan adalah : 1. Remaja /calon ibu lidak mengurus kehamilan dengan baik, sehingga sulil dijamin adanya kualilas kesehalan bayi yang baik. 2, Perasaan kasih yang lulus dan kual dari ibu kepada bayi sulil diharapkan dan diperoleh sehingga memungkinkan masa depan anak akan lerlanlar, 3. mengakhiri kehamilan dengan melakukan "aborsi"
16
2.1.4. Cara Menghindari Kehamilan Pra-nikah Cara menghindari kehamilan sebelum menikah (hamil pra-nikah) bagi para remaja adalah, tidak melakukan hubungan se"s Abstinesia pad a masa remaja, hal ini membutuhkan komitmen, motivasi dan pengendalian diri yang kuat yang harus dilaksanakan oleh remaja. Sebaliknya remaja perlu meningkatkan kemampuan untuk menolak setiap ajakan berhubungan seks dari pacar atau pasangannya, karena seks bukan satu-satunya cara untuk menggungkapkan cinta kepada pasangan atau pacar. hltp://www.bkkbn.go.id/print.php?tid=2&rid=99
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai allak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan di.kati:lkan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisiko hltp :lIs itus. kes pero. info/k rr/refe re nsi5. htm
Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahlln sesuai dellgall Undang-undang Perkawillall NO.1 tahlln 1979 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-Iaki 18 tahun. Tetapi perlu di ingat beberapa hal sebab perkawillan usia dini sebagai berikut :
17
1. Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasukusia kehamilan. Ini bardampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan. 2. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidak teraturan tekanan darah dapat berdampak pad a keraeunan kahamilan serta kekejangan yang berakibat kemalian 3. Penelitian juga memperliahatkan bahwa usia muda (dibawah 20 tahun) sering kali berkaitan dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim. http://situs.kespero.info/krr/referensi5.htm
Gambaran perasaan bersalah, malu besar dan stres ini di kemukakan oleh Maryam, ibunda nabi Isa as. Ketika perasaan itu muneul ia mengandung tanpa suami, karena Allah SWT memilihnya sebagai wanita sue!. Walaupun Maryam menyadari dirinya dikehendaki oleh Allah mengandung dengan eara luar b;asa, akan tetapi ia tetap menyadari sik.,p masyarakat terhadapnya sesuai dengan firman Allah Qs. Maryam ayat 22-23
('1'\ : (./)
\~_a; \JLS:::.;. '; :.:.,:C~ ;.:i:..;.j
Artinya : Maka maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (Q.S. Maryam : 22)
18
Artinya : .... Seraya berkata : "aduhai, a/angkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan." (Q.S. Maryam : 23)
Maryam menyadari betul bahwa jika seorang wan ita hamil, sedangkan dia tidak mempunyai suami yang diketahui masyarakatnya. Maka pasti ia akan dihina dan diperolok-olok serta dicibir oleh mereka. Perlakuan masyarakat semaeam itu tentu saja sangat menyesakkan dada yang bersangkutan, bahkan bisa pula mendorong yang bersangkutan bunuh diri. Pengungkapan rasa gundah, malu, sedih, dan hina yang bercampur aduk dalam diri seorang wanita yang hamil tanpa suami seeara tepatnya lagi jika dinyatakan pada ayat diatas. Maryam yang dikenal masyarakatnya sebagi seorang perawan suei dan sehari-hari hidup dalam keluarga Nabi Bani Israil, sangat merasakan stres berat. Sebab ia memang diketahui oleh masyarakatnya belum bersuami. Tetapi ia kini menghadapi kenyataan bahwa dirinya hamil, sedangkan masyarakat tidak pernah mendengar dan mengetahui dirinya punya suami (Thalib,1995)
Menghadapi kenyataan pahit seperti itu Maryam berangan-angan unluk mali saja sebelum ia melahirkan bayi yang Allah takdirkan akan muneul tanpa ayah. Memang Maryam lidak mengatakan lebih baik bunuh diri dari pada menanggung malu dit~nga.h masyarakat selama hidup. Hal ilu tidak akan
19
dilakukan karena dia adalah seorang wan ita muslim yang takwa kepada Allah. Tetapi tidak ingin menanggung malu yang telah dibayangkannya pasti akan menimpa dirinya. Namun Allah berkehendak untuk tetap meneruskan ketetapan-Nya walau pun manusia sejagat terheran-heran, bahkan menuduh Maryam perempuan serong.
Demikianlah suasana batin seorang wan ita yang hamil tanpa suami. la akan terlanda stres berat, ia ingin mengasingkan diri ketempat lain. Sehingga menjadi orang yang terlupakan oleh Iingkungan yang mengenalnya selama ini. la ingin berada dite.mpat sunyi yang jauh dari teman karib dan tetangganya agar dapat mengubur rasa hina yang meIekat erat pada dirinya. Keadan semacam ini tetap berlaku sampai sekarang dalam lingkungan masyarakat yang beradab dan bersih sifat kemanusiaannya.
Kalau di suatu masyarakat para wanitanya yang hamil tanpa suami tidak lagi merasa malu, terhina, dan sesak dadanya, maka hal itu pertanda moral masyarakatnya telah rusak, hilang kesucian kemanusianya dan menjadi kelompok kawanan srigala yang hanya mengenal kepuasan syahwat dan dorongan hewaniah.
Dengan demikian hebatnya akibat yang ditimbulkan dari kehamilan pra-nikah. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagian hidup mem8ng ada pengarunya terhadap masalah <Jtau pun problem yang kita
20
hadapi. Karena masalah itu begitu peliknya sehingga individu tersebut dihinggapi oleh rasa gelisah dan tanpa terkontrol bahkan kadang-kadang mem r'3wa kepada keabnormalan tindakan dan sikap dalam hidupnya. Zakiah DaradJal. (2001)
Orang yang tenang jiwanya tidak akan mengalami gangguan psikis seperti, merasa putus asa, pesimis/apatis, karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidupnya dengan tenang dan wajar.
2.1.6' Aborsi Aborsi adalah penghentian kehamilan dengan alasan apapun, sebelum janin manlpuh hidup diluar kandungan atau sebelum berusia 20 minggu (sejak hari pertama menstruasi berakhir) atau berat jan in kurang dari 500 gram (Williams Obsterics, 1997).
Aborsi terbagi dua yaitu, aborsi spontan dan aborsi buatan. Saat ini tidak dibar,,~s
mengenai aborsi spontan tapi lebih kepada tindakak aborsi buatan,
21
khususnya aborsi tidak aman. Angka aborsi tidak aman sangat tinggi, yaitu 2juta kasus pertahun (Utomo, et ai, 2002). Sebanyak 58% menyatakan aborsi dilakukan karena alasan psikososial (YKP,2003). 87% klien aborsi sudah menikah, 12% belum menikah, dan 67% dilakukan upaya senddiri. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) ada pada angka 390 per 100.000 kelahiran hidup (Maternal in Asia, 1999) atau 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT, 1995). Dan sebanyak 10-50% AKI disebabkan karena aborsi (WHO: Gulardi, 2001)
Menurut IPPF-ESEAO·(1993), ada beberapa akibat dari pelayanan oborsi yang tidak aman, yaitu ; 1. Pendarahan yang bisa menyebabkan kematian 2. Infeksi yang bisa menyebabkan keseluruh alat dalam panggul perempuan yang pada akhirnya bisa menyebabkan kemandulan, 3. Sobeknya Vagina dan uterus bahkan bisa menyobekkan saluran kencing, usus, ginjal, dan isi perut lainnya, 4. Shock yang kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian, 5. Komplikasi terhadap ginjal, paru-paru, dan jantung, dan 6. Gangguan psikis yang bisa menetap seumur hidup
Itulah antara lain dampak negatif yang ditimbulkan dari aborsi tidak aman. Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu olel1 mereka yang tidak
22
terlatih. Pendarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindeokan aborsi juga berdampak pad a kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
Remaja putri yang mengalami hamil diluar nikah dalam menghadapi persoalannya akan sang at membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya, maka tidak jarang banyak remaja putri yang melakukan oborsi ilegal, bunuh diri untuk menutupi rasa malunya dan tentunya juga berusaha untuk menghilangkan perasaan tekanan batin yang dialaminya. Remaja putri yang hamil diluar nikah pastinya akan mengalami banyak tekanan, mulai dari bagaimana cara memberikan penjelasan kepada keluarganya terhadap masalah yang dia hadapi, sampai bagaimana dalam bersikap menghadapi om6ngan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu remaja putri tersebut membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang di sekitarnya agar tidak melakukan hal-hal yang akan membahayakan dirinya, misalnya percobaan bunuh diri, aborsi, dan lain sebagainya yang nantinya akan membawa dampak yang lebih besar lagi dikemudian hari.
Bagi kelurga remaja yang mengalami hal tersebut akan mendapatkan rasa malu, karena nantinya mandapat cemoohan dari orang-orang sekitarnya.
23
Bagi kelurga remaja yang mengalami hal tersebut akan mendapatkan rasa malu, karena nantinya mandapat cemoohan dari orang-orang sekitarnya. Sehingga akhirnya dengan terpaksa dinikahkan anaknya meskipun secara psikis remaja tersebut belum matang.
Impikasi secara soaial dan psikologis dari kehamilan pra-nikah menurut Sarlito (1994) yaitu: 1. Terputusnya pendidikan dan karir Bagi remaja putri yang hamil diluar nikah sering kali harus berhenti sekolah atau berhanti bekerja, sehingga kesempatan untu masa depan karir dan penghasilannya menjadi terbatas atau bahkan tertutup sama sekali. 2. Pandangan masyarakat Kehamilan remaja putri yang hamil diluar nikah kurang mandapatkan tempat di masyarakat sesuai dengan norma-norma sosial di Negaranegara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. 3. Secara psikologis Pernikahan terpaksa karena remaja tersebut hamil diluar nikah juga akan membawa implikasi secara psikologis, yaitu perasaan gampang curiga dengan pasangan dan sering kali timbul insecure intimacy, yaitu perasaan tidak aman dalam kedekatan dengan suami.
24
Pada zaman sekarang sikap masyarakat sudah lebih toleran terhadap remaja yang hamil di luar nikah dari mulai sikap yang sangat menolak dan mengutuk perubahan menjadi sikap acuh tak acuh, bahkan sering kali berubah sikap penuh rasa kasihan (Kartono, 1992).
Peru bah sikap tersebut dapat membantu meringankan beban remaja putri yang hamil tersebut.
2.2. Gangguan Jiwa 2.2.1. Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa menu rut Zakiah (2001) adalah kumpulan dari keadaankeadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau rusaknya bag ian-bag ian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya terlihat pad a fisiko
Keabnormalan itu dapat dibagi atas dua golongan yaitu : gangguan jiwa (neurose) dan sakit jiwa (psychose). Ganggaun-gangguan psikis Qiwa) itu hampir-hampir tidak pernah disebabkan oleh satu sebab saja; akan tetapi disebabkan oleh satu kompleks factor penyebab. ( Kartini : 2003) Yaitu oleh : 1. Factor organis atau somatic; misalnya terdapat kerusakan pad a otak dan proses dementia.
25
2. Factor-faktor psikis dan struktur kepribadiannya; misalnya reaksi neurotis dan reaksi-psikotis pribadi yang terbelah, pribadi psikopatis, dan lain-lain. Kecemasan, kesedihan, kesakitan hati, depresi, dan rendah-diri bisa menyebabkan orang sakit secara psikis; mengakibatkan ketidakimbangan mental dan desintegrasi kepribadiannya. Maka struktur kepribadian, dan pemasakan pengalaman-pengalaman dengan cara yang keliru bias membuat orang tergantung jiwanya. Terutaman sekali apabila beban psikis ternyata jauh lebih berat dan melampaui kesanggupan memikul beban tersebut. 3. Factor-faktor lingkungan atau social, faktorOfaktor mileu, pergaulan, masyarakat luas. Usaha pembangunan, modernisasi, arus urbanisasi, mekanisasi, dan industrialisasi menyebabkan masyarakat modern menjadi sang at kompleks. Sehingga usaha penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan social yang seba cepat dan arus modernisasi menjadi sangat suli!. Maka banyak orang mengalami ketakutan, kecemasan, kebingungan, frustasi, konflik bathin dan konflik terbuka dengan orang lain, serta menderita macam-macam gangguan psikis.
Tingkat gangguan tidak banyak bergantung kepada faktor-faktor luar seperti, keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut. Kita tidak meniadakan fakor-faktor luar itu, kerena memang ada
26
pengaruhnya, misal dalam menghadapi kemerosotan ekonomi, orang menjadi bingung, gelisah dan sedih bukan karena kemerosotan keadaan ekonominya itu secara langsung, akan tetapi ketidak mampuannya menghadapi faktor tersebut dengan wajar, serta tidak dapat memikirkan apa yang akan dilakukan untuk menghadapi perubahan yang drastis dan mendadak itu. Akibatnya ia dihinggapi oleh rasa gelisah yang sangat, yang kadang-kadang membawa kepada ke abnormalan tindakan dan sikap dalam hidupnya.
Jadi yang menentukan ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap sesuatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai gairah untuk hidup atau akan pasif dan tidak bersemangat.
2.2.2. Macam-Macam Gangguan Kejiwaan Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau rusaknya bag ianbag ian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya terlihat pada fisiko Keabnormalan itu dapat dibagi atas dua golongan yaitu: gangguan jiwa
(neurose) dan sakit jiwa (psychose).
Yang dijelaskan di sini adalah gangguan jiwa adalah sebagai berikut : 1. Neurasthenia
27
Salah satu gangguan jiwa yang sudah lama dikenal orang sebagai penyakit saraf, yang dahulu disangka terjadi karena lemahnya saraf. Ciricirinya adalah, badan letih tidak bersemangat, lekas merasa payah, walaupun sedikit tenaga yang dikeluarkan, perasaan tidak enak, sebentarsebentar ingin marah, menggerutu, dan sebagainya. 2. Hysteria Gangguan jiwa hysteria juga terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu orang tidak mampuh menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepas tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria yang tidak wajar. Diantara gejala-gajalanya ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan mental. 3. Psychasthenia Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat paksaan, yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Gejalanya antara lain adalah : phobia, obsesi, kompulsi dan lain-lain. 4. Gagap berbicara (stuttering) Gangguan jiwa lainnya adalah gagap berbicara, ada yang dalam bentuk terputus-putus, tertahan nafas atau berulang-ulang, biasanya gagap
28
dimulai dari umur 2 dan 6 tahun gejala ini lebih banyak terjadi pada anak laki-Iaki, anak kembar dan orang kidal, dan mungkin disebabkan gangguan fisik seperti kurang sempurnanya alat percakapan, gangguan pad a pernafasan, amandel dan sebagainya. Akan tetapi bila alat tersebut sehat dan baik maka gejala itu timbul akibat pertentangan batin sehingga menjadi gangguan jiwa. 5. Ngompol (buang air yang tidak sadar) Ngompol adalah salah satu dari gangguan jiwa, ada yang hanya malam hari, dan ada yang siang hari. Biasanya hal ini terjadi, sebagai akibat dari gangguan jiwa, tekanan perasan atau ingindiperhatikan. 6. Kepribadian psychopathi Psychopath adalah ketidak sanggupan menyesuaikan diri yang mendalam
dan kronis. Orang-orang psychopath biasanya menampakan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain. Segala persaan tidak puas, konflik jiwa dan tekanan perasaan dan sebagainya. Tidak dapat ditahan atau diatasi dengan wajar, akan tetapi diungkapkannya dalam bentuk kelakuankelakuan yang menyebabkan orang lain menderita karenanya. Gejalagejsla kepribadian psychopath itu, biasanya mulai timbul pad a masamasa puber (13-21 tahun) dan berlangsung seumur hidup. 7. Keabnormalan seksual Banyak pula persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan seksuil di kalangan pria maupun wanita, yang timbul akibat gangguan jiwa.
29
Gejala-gajala yang sering dialami antara lain adalah, onani (masturbasi), homo-seksuil, sadisme. Semua persoalan itu banyak mempengaruhi kegiatan, sikap dan perbuatan orang dalam hidupnya. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan yang sehat dan wajar bagi remaja supaya terhindar dari berbagai gejala-gejala keabnormalan itu.
2.2.3. Gejala Gangguan Jiwa Gangguan perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan mentalnya adalah sebagai berikut : 1. Rasa cemas (gelisah) Perasaan tidak menentu, panik, takut, dan tanpa mengetahui apa yang ditakutinya dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisa dan mencemaskan itu. 2
Iri hati Sering kali orang yang iri hati atas kebahagian orang lain. Perasaan ini bukan karena kebusukan hati separli biasa disangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia didalam hidupnya.
3. Rasa sedih Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan kesedihan, kendati pun ia seorang yang mampuh, berpangkat dihargai ora'lg dan lain-lain
30
4. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri Rasa rendah diri dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi yang tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang-tua dan orang dewasa lainnya. 5. Pemarah Sesungguhnya orang dalam suasana tertent kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering marah yang tidak pada tempatnya atau tuidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang dernikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah adalah ungkapan rasa hati yang tidak enak biasanya akibat kekecewaan, ketidak puasan atau tidak tercapainya apa yang diinginkannya Zakiah Daradjat (1994)
2.3. Kerangka Berpikir Pada era globalisasi saat ini, cara pergaulan remaja indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan kelewatan batas. Mereka beranggapan bergaul ala ba,at l1Ierupakan trend masa kini vag harus mereka tim Padahal yang terjadi saat ini banyak dari mereka tidak dapat menyaring semua informasi dengan benar dan matang. Kesalahan ini bukan sepenuhnya milik remaja melainkan para orang tua dan guru serta Iingkungan yang tidak mendukung ikut turut
31
serta dalam masalah ini. Rasa keingintahuan yang besar dapat mendorong mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma dan agama.
Perilaku menyimpang seperti seks bebas yang banyak dianut kebanyakan dari remaja akan berdampak negatif dan merugikan diri mereka sendiri. Hal ini jelas sangat merugikan, terlebih jika harus menanggung aib dari kehamilan, sedangkan bangsa kita masih menganut adat timur yang mengganggap hamil diluar nikah adalah aib yang harus dihindari. Tetapi pada zaman sekarang sikap masyarakat sudah lebih toleran terhadap remaja yang hamil diluar nikah, dari mulai sikap yang sangat menolak dan mengutuk perubahan menjadi sikap acuh tak acuh, bahkan sering kali berubah sikap penuh rasa kasih sayang (Kartono, 1992).
Kehamilan pranikah dapat mengganggu kejiwaan seseorang. Dalam sebuah situs internet (Ade dan Rian, 2004) menjelaskan bahwa persoalan kehamilan pranikah dapat membawa dampak yang cukup serius bagi perempuan, sebab mental remaja yang mengalami kehamilan pranikah akan depresi berat, stres dan membuka kemungkinan ambil jalan pintas seperti bunuh diri. http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail c&d=214024
Selain itll dampak tersebut, remaja perempuan umumnya belum siap menjadi seoraflg ibu, niat menggugurkan kandungan Cltau biasa disebut dengan aborsipun menjadi alternatif pemecahan masalah mereka. Keinginan untuk
32
segera abosrsi kerap mengandung resiko, hal ini akan sangat berbahaya jika dilakukan oleh orang yang tidak terlatih. Dampak negatif dari aborsi dapat menyebabkan, pendarahan secara terus menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi juga berdampak pada kondisi kejiwaan, perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat menimbulkan depresi.
Purbaningsih (2004) menerangkan bahwa kehamilan pra-nikah bukan hanya menimpah individu itu sendiri tetapi juga keluarga merasa bersalah serta mendi.'!pat cemoohan dari masyarakat, dengan berbagai perasaan bersalah dan takut bukan tidak mung kin nantinya bisa menjadikan individu yang tidak sehat sosial maupun psikologis (Kompas, 9 Juli 2004).
Diagram hamil pra nikah terhadap gangguan jiwa
Perilaku seksual remaja
Kontrol sosial (-)
Gangguan kejiwaan Rasa cemas Ketakutan Perasaan sedih
Kehamilan Hamil Pra Nikah
Keinginan untuk aborsi
BAB3
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Berdasarkan masalah yang akan diteliti adalah masalah studi kasus. Dimana terjadi suatu fenomena psikologis pada individu. Menurut Robert K. Yin. Studi kasus adalah untuk mendapatkan gambaran yang rinei mengenai kasus yang akan diteliti. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran seeara detail tentang latar belakang. Sifat-sifat serta karakter yang khas dari suatu kasus ataupun status dari suatu individu. Maka menu rut peneliti metode yang tepat untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor dalm Lexy Maleong (2004) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut seeara holistik (keseluruhan). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
atau
orang
kedalam
variabel
atau
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
33
hipotesa
tetapi
perlu
34
Penggunaan metode ini dengan asumsi penelitian kualitatif dapat menunjukkan pad a peneliti tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah taku manusia, juga tentang fungsionalisasi dari suatu organisasi, pergerakanpergerakan sosial atau tentang hubungan dengan kekerabatan. Penetitian kuatitatif adalah penelitian yang bersifat deskriftif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Gambaran dan bukan angka-angka. Karena itu metode pengumpulan data yang lebih utama adalah metode wawacara mendalam (in-depth interview) melalui studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan karena peneliti berusaha memahami gejala tingkah laku subjek penelitian melalui sudut pandang subjek penelitian yang bersangkutan.
Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan seputar mengapa subjek melakukan hal tersebut, faktor-faktor apa yang mendorong untuk melakukan, apa wujud dari perbuatannya dan bagaimana reaksi Iingkungan terhadap perbuatannya itu. Untuk menjawab semua itu, peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan subjek, gejala apa pad a sa at terjadinya peristiwa yang dialami, bagaimana penilaian Iingkungan terhadap subjek setelah melakukan tindakannya serta bagaimana subjek menjalani hari-harinya dalam pandangan Norma Agama dan Adat di tingkungannya untuk menjalani kehidupan di datam masyarakat. Menurut Sudarwan (2002) yang dikutip dari Faiqoh (2006) bahwa penelitian kualitatif bersifat, antara lain:
35
1. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses kerja, seluruh fenomena yang dihadapi diterjemahkan dalam kegiatan sehari-hari 2. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan pendekatan induktif 3. Abstraksi-abstrC!ksi disusun oleh peneliti atas dasar data yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama-sama melalui pengumpulan data 4. Penelitian kualitatif mempunyai setting alami sebagai sumber data langsung dan peneliti adalah instrumen utamanya 5. Penelitian kualitatif menitik beratkan pad a mekna, yaitu fokus penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan man usia.
Peneliti memilih penelitian kualitatif dalam menjawab permasalahan ini, karena metode kualitaiif memungkinkan penulis untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang bersifat pengalaman individu. Selain itu untuk mencapai serta memperoleh suatu cerita, pandangan yang segar dan cerita mengenai segala sesuatu yang sebagian besar sudah dapat diketahui. Diharapkan mampuh memberikan penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang sulit disampaikan dengan metode kuantitatif.
36
3.2. Teknik Pengumpulan Data 3.2.1. Metode Agar data yang terkumpullebih lengkap dan akurat, maka pengumpulan data yang dilakukan dengan cara kuesioner. wawancara dan observasi. 1. Kuesioner Diberikan untuk studi pendahuluan. untuk mempermudah pengalihan jawaban dari subjek pad a saat melakukan wawancara sekaligus sebagai kroscek bila terjadi per.bedaan jawaban. Kuesioner ini berisi tentang : a. Data kumonal ; nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, tempat tinggal, pekerjaan b. Latar belakang pendidikan c. Kegiatan yang dilakukan sehari-hari d. Kegiatan organisasi yang diikuti e. Bagaimana kehidupan sosial dan dalam keluarga. Antara orang tua dan anak f.
Bagaimana kehidupan bermasyarakat di lingkungannya
g. Bagaimana pergaulan yang dilakukan selama ini h. Tingkah laku yang dilakukan setelah terjadinya kehamilan tersebut I.
Bagaimana hubungan dengan pasangan setelah terjadi kehamilan tersebut
37
J.
Bagaimana penerimaan keluarga setelah tahu bahwa putrinya hamil di luar nikah
Namun penggunaanny.a tidak ketat karena hanya memberi petunjuk secara garis besar saja tentan'g proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang di rancang dapat tercakup seluruhnya dari proses wawancara.
Setelah melakukan hal yang disebutkan diatas, untuk mendapatkan data yang lebih akurat, peneliti juga akan mengajukan wawancara secara terbuka. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi subjek penelitian dalam meng'ekspresikan diri ketika memberikan jawaban dan memperluas jawabannya. Peneliti juga . .dapat mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan alternatif yang dapat di gunakan untuk menggali keterangan lebih mendalam lagi dari subjek.
3,2,2, Instrumen Dalam pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang di harapkan, maka sebelum melaksanakan penelitian peneliti akan mempersiapkan alat-alat yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian terse but. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner
38
Kuesioner diberikan pertama kalinya sebelum dilakukannya wawancara yang berupa lebar pertanyaan untuk mengetahui data kumunal dari subjek penelitian, Seperti ; nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan serta latar belakang pendidikan, Setelah itu diajukan pula pertanyaan untuk memperoleh dari subjek penelitian kuesioner ini bersifat terbuka dengan alasan memberikan kebebasan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan sesuai dengn apa yang dialami. 2, Wawancara Agar data yang didapat lebih mendalam serta informasinya lebih akurat dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara, Menurut Kerlinger wawancara adalah situasi antara pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni penwawancara mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah pe'nelitian kepada seseorang yang di wawancarai atau responden, ( Kerlin~er, 2000 : 770 )
Jenis wawancara yimg digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview) yang bersifat semi (structured) dan akan digunakan pula pendekatan pedoman wawancara secara umum (general interview guide approach)
Dalam pelaksanaannya menggunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan berbagai teori yang berkaitan dengan masalah penelitian,
39
Masalah yang ingin diteliti diterangkan dalam indikator-indikator sebagai berikut: 1.
Bagaimana kehidupan seksualitas remaja di Iingkungan
2.
Latar belakang t€!rjadinya kehamilan pra nikah
3.
Faktor-faktor pendorong hubungan seks pra nikah
4.
Apakah penyebab terjadinya kehamilan pra-nikah
5.
Bagaimana kehidupan sosial setelah terjadinya kehamilan
Tentang kegiatan sehari-hari serta organisasi yang diikutinya, tentang kehidupan
pergaul~n
remaja di Iingkungan subjek, latar belakang
terjadinya kehamilan, faktor-faktor pendorong hubungan seks pra-nikah, proses terjadinya kehamilan, motivasi pendorong terjadinya kehamilan, kehidupan sosial setelah terjadinya kehamilan serta bagaimana penerimaan Iingkungan terhadap subjek setelah terjadinya kehamilan. Pertanyaan ini diajukan sebagai data awal yang akan lebih dalam ditanyakan kepada 'subjek penelitian pada saat berlangsungnya wawancara. 3. Pedoman Wawancpra Pedoman ini berguna sebagai pegangan dalam wawancara agar tidak menyimpang dan tujuan penelitian, selain itu sebagai pengingat kembali akan aspek-aspek yang perlu digali dari subjek serta untuk memudahkan kategorisasi dalam melakukan analisa data. Pedoman ini di susun
40
berdasarkan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 4.
Alat Perekam Alat ini digunakan untuk memindahkan peneliti dalam mengungkapkan kembali hasil wawaneara agar bisa di peroleh data yang utuh. Sesuai dengan apa yang diharapkan serta sesuai dengan apa yang disampaikan subjek dalam pelaksanaan wawaneara. Hal ini juga berg una untuk meminimalkan yang memungkinkan terjadinya karena keterbatasan dan subjektifitas peneliti. Namun penggunaan alat perekam ini harus dengan seizin subjek penelitian.
3.2.3. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Persiapan Penelitian Sebelum melakukan suatu penelitian, peneliti harus membuat langkahlangkah awal, yaitu meneari informasi dari berbagai media seperti buku, artikel, jurnal. Koran atau majalah serta internet yang memuat data-data yang relevan deng'an masalah yang akan diteliti. Setelah itu mempersiapkan penelitian dengan meneari dan menentukan tempat penelitian. Peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan wawaneara. Permulaan dengan eara mengunjungi subjek yang akan dijadikan responden serta mengobservasi lingkungan penelitian ini. 2.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
41
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan melakukan pertemuan awal dengan subjek penelitian untuk menjalin rapport antara peneliti dengan subjek. Pad a pertemuan awal ini penelitian akan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu baru melakukan kesepakatan dengan subjek tentang kesediaannya untuk dijadikan subjek penelitian.
Setelah adanya kesepakatan antara peneliti dengan subjek maka dilaksanakannya penelitian sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan. Saat pelaksanaan penelitian dengan menggunakan kuesioner dan wawancara peneliti akan menjelaskan kembali kepada subjek mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya penelitian.
Apabila semua data diperoleh dari subjek penelitian yang berupa hasil wawancara dan observasi akan di buat laporannya secara verbatim agar memudahkan proses ana lisa data dari hasil penelitian.
3.2.4. Teknik Analisa Data Sebelum melakukan analisa data perlu dijelaskan bahwa hasil dari penelitian kualitatif ini tidak berbentuk angka-angka seperti dalam penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini berupa deskripsi, cerita, tulisan, transkip wawancara dan bentuk-bentuk lainnya yang tidak memiliki angka.
42
Menurut Matthe B. Miles A. Michael Huberman ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terjalin sebelum, selama, sesudah pengumpulan data dalam analisa data, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (dalam skripsi Asnah 2005)
Reduksi data merupakan langkah pertama dalam menganalisa data yang dilakukan bila data panjang. Tujuannya untuk membuat catatan yang diperoleh di lapangan keilludian data tersebut digolongkan dan diarahkan serta di buang bila tidak diperlukan dan diorganisasikan dengan cara sedeillikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Langkah kedua adalah penyajian data sebagai kUlllpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan/verifikasi. Kemudian peneliti mencoba menangkap aspek-aspek penting yang Illuncul dan membuat ringkasan tiap-tiap kasus. Setelah data terkumpul melalui wawancara dan observasi kemudian data akan dipindahkan dalam bentukl transkip verbatim. Penulisan transkip ini berdasarkan ringkasan dari setiap kasus dan dikumpulkan aspek-aspek yang relevan dengan penelitian yang dianalisa.
Secara ringkas teknik analisa data yang akan ditakukan adalah sebagai berikut:
43
1. Membuat transkip hasil wawancara secara verbatim berdasarkan hasil rekaman wawancara dengan responden 2. Memberi label pada hasil rekaman dan di simpan sebagai dokumen 3. Memberi penomoran pad a masing-masing transkip 4. Melakukan coding (memberi kode) dan melakukan kategorisasi data serta menjadikannya satuan-stuan kecil 5. Menafsirkan data-data untuk memperoleh deskripsi dengan teori suptantif dad data tersebut
3.3. Subyek Penelitian Dalam penelitian kualitalif tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal subyek yang harus dipenuhi. Apabila data yang diperoleh sudah cukup mendalam, maka dapat diambil subyek dalam jumlah kecil, misalnya dalam penelitian ini yang digunakan adalah wawancara mendalam.
Dalam penelitian ini subyek penelitian berjumlah 3 orang yang pernah atau sedar,g mengalami hamil pranikah. Subyek penelitian diambil yang berada tahap perkembangan remaja akhir, yaitu antara usia 17-24 tahun.
Adapun teknik pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sample (subjek bertujuan). Dengan teknik purprosive penulis mengambil subjek yang menurut penulis paling mewakili diantara subyek-subyek lainnya, yaitu individu yang mengalami kehamilan pra nikah di dalam Iingkungan
44
sosial yang masih meriganggap bahwa kehamilan pra-nikah adalah hal yang paling memalukan.
Lokasi pengambilan subyek dalam penelitian ini berasal dari keluarga yang menjungjung tinggi nilai-nilai religius serta norma sosial dalam masyarakat, yaitu di daerah kecamatan Karang Jaya kabupaten Musi-Rawas Sumatra Selatan. Karena propinsi Sumatera Selatan yang sangat luas yang terdiri dari 6 kabupaten dan 4 Kota Madya.
Karena itulah dalam penulisan skripsi ini, peneliti hanya meneliti di daerah kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi-Rawas Propinsi Sumatra Selatan. Bagi remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah dan berdomisili di wilayah Kecamatan Karang Jaya.
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran subyek penelitian Sesuai dengan kade etik penelitian, untuk menjaga kerahasiaan data subyek, maka penulis tidak mencantumkan nama asli melainkan inisial masingmasing subyek. Pada bab ini akan disampaikan mengenai data-data hasil penelitian kemudian dianalisis dari setiap subyek untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari respanden.
TabeI4.2. Gambaran umum subyek didapat dari hasH penelitian Subyek 1
ISubyek Nama Inisial
EN
Subyek 2 AK
Usia
25 thn
23 thn
23 thn
7 thn
5 thn
2 thn
SMU Ibu rumah tangga
SMU Ibu rumah tangga
SMU Swasta
--_.~._---
I Usia perkawinan I Pendidikan
Subyek 3 IA
r-' I-Pekerjaan i Lama pacaran I Inisial pasangan
1 thn
2 thn
2 thn
BY
AG
SB
IOsia pasangan
27
30 thn
25 thn
I Pekerjaan
Sapir
Montir
Pegawai swasta 2 thn 4 bin
I Usia anak
-- - - -
!
I"TJrutan dalam ikeluarga r Status tinggal i L ...._
...
~.
__. -
--_.__.._-------1.6 thn. 2.8 bulan 3 dari 5 bersaudara Ikut suami (rumah kontrakan)
~-,--"
1. 5 thn 2 bin. 2.2 thn 2 dari 7 bersaudara Rumah sendiri
..
-
1 dari 4 bersaudara Ikut suami rumah kontrak
46
terjadinya musibah yang sangat menyakitkan bagi EN hubungan EN dengan orang tuanya cukup baik, EN bisa menceritakan berbagai persoalan dengan orang tuanya termasuk kehidupan pribadinya. EN adalah orang yang relatif tertutup jadi dia hanya bisa bercerita lebih terbuka dan percaya hanya kepada keluarganya. Saat ini EN tinggal di rumah kontrakan bersama kedua anaknya, anak yang pertama berumur enam tahun sedangkan yang kedua berumur delapan bulan. 1. Pandangan subyek terhadap pendidikan seks bagi remaja Dari informasi yang didapatkan, EN cenderung bersikap positif terhadap pendidikan seks dan reproduksi bagi kehidupan remaja. Tetapi pendidikan seks yang diberikan kepada remaja harus sesuai dengan porsi dan kebutuhan remaja. Jadi pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan perkembangan zaman. " ...ya bagus dong, pendidikan seks dan reproduksi sangat bagus bagi remaja. Apa/agi di zaman sekarang ini, dengan adanya pendidikan seks dan reproduksi bagi para remaja, mereka bisa mengetahui dampak positif dan negatif bila melakukan hubungan seks secara bebas. Jadi tugas kita sebagai orang tua, harus bisa menjelaskan kepada remaja bagaimana kehidupan seks yang benaT, seks.itu adalah suatu kebutuhan bagi setiap individu. Tetapi harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, harus sesuai dengan ketentuannya. Misalnya, kita harus bisa member/kan pendidikan seks menurut agama seperti apa, dalam pandangan sosial masyarakat seperti apa? Jadi intinya pendidikan seks yang kita berikan kepada para remaja harus sesuai dengan kebutuhan remaja pada zamannya."
Jadi menurut pandangan EN tentang pendidikan seks dan reproduksi bagi remaja sangat bag us. Hal tersebut sesuai dengan rasa ingin tahu remaja
48
reproduksi ilu sendiri, bila diberkan dengan benar akan membenlengi remaja da/am bergaul dan berperilaku dalam kehidupannya. Jadi pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan agama juga, dalam memberikan pengertian kepada remaja"
Menurut EN, bila kita menjelaskan seks kepada remaja, tidak lupa kita berikan pendidikan agamanya juga agar remaja merasa bahwa agama juga memandang seks itu sang at istimewa. Sehingga remaja merasa bahwa pendidikan seks itu sangat penting dan bisa menambah keimanan dan ketakwaan bagi remaja tersebut.
2. Pandangan tentang Kehamilan Pra-nikah Menurut EN kehidupan fre sex adalah sesuatu yang sang at memalukan dan sangat tidak sesuai dengan adat dan bUdaya sebagai orang Timur. Apalagi sebagai orang Indonesia, dan sangat bertentangan dengan agama. Orang yang menjalani gaya hidup bebas tidak sesuai dengan norma, apalagi sebagai orang Islam.
Karena agama Islam menuntut umatnya agar hidup normal, karena segala sesuatu yang dilarang aalam agama pasti akan berdampak buruk bagi yang melanggarnya. Hal tersebut bukan hanya berdampak bagi individu yang menjalaninya, tetapi keluarga dari individu yang menjalaninya juga terkena imbasnya. Orang yang'melakukan free sex tidak hanya terhina dimata Allah SWT, tetapi dimata masyarakat juga, pelakunya dipandang hina.
49
Jadi orang yang melakukan free sex tidak hanya mendapat dosa di akhirat, tetapi sebelum meninggal pun sudah mendapat balasannya di dunia. Jadi dampak dari free sex itu sangat dahsat, karena itulah agama manapun akan menentang gaya hidup bebas tersebut. ".... free sex itu ada/ah, .gaya hidup orang Barat bukan adat orang Timur. Jadi kita sebagai orang Timur seharusnya tidak sepantasnya berperi/aku seperti itu Makanya saya sangat /idak setuju dengan peri/aku remaja seperti itu"
Karena menu rut EN perilaku seks bebas tidak sesuai dengan adat dan kebasan kita sebagai orang Timur yang sangat menghormali dan menjunjung tinggi suatu ikatan perkawinan. Kehidupan seks pra-nikah tidak hanya berdampak bagi ndividu yang menjalani, dampak bagi individu yang bersangkutan. Misalnya, bisa terjangkitnya berbagai panyakit kelamin yang sangat berbahaya dikemudian hari. Belum lagi bila terjadi kehamilan pranikan dari hasil hubungan tersebut.
Setelah terjadi hal tersebut, keluarga yang akan menanggung malu dan menjadi aib bagi keluarganya. Oi masyarakat akan menjadi beban sosial, belum lagi bila yang menjadi korbannya masih bersekolah akan lebih malu lagi bila menjadi buah bibir di sekolahnya. Sehingga keluar dari sekolah karena malu dengan kehamilan yang di alami'lya. Jadi menu rut EN perilaku seks bebas dampaknya sangat besar baik bagi individu yang menjalaninya maupun keluargan yang bersangkutan.
50
Proses terjadinya Kehamilan Pranikah Dari hasil wawancara yang didapatkan peneliti dari subyek. Bahwa proses terjadinya kehamilan pra-nikah pada diri EN adalah suatu yang tidak pernah terlintas didalam hidupnya. EN sangat tidak menginginkan kehamilan yang terjadi pada dirinya. Karena proses terjadinya kehamilan tersebut adalah dengan melalui pemaksaan (perkosaan) yang dilakukan oleh BY terhadap EN. Jadi dari awal terjalinnya hubungan dengan BY (pasangannya) tidak pernah ada perasaan cinta, suka, atau pun kasih sayang diantara EN dengan BY. Tetapi karena faktor orang tua dan rasa hormat seorang anak serta baktinya kepada orang tua. Itulah yang mendorong subyek bisa menerima BY sebagai ternan.
Tingginya hormat orang tua BY terhadap keluarga EN, sehingga dia tidak bisa menolak bila BY datang kerumahnya. Setelah mereka mulai berteman dengan baik, EN sering kerumah BY sekedar bermain dengan adik perempuan BY yang juga masih sebaya dengannya. Sebaliknya BY juga acapkali datang kerumah EN untuk bersilaturahmi dengan orang tuanya. Bahkan BY sering sampai bermalam dirumah EN, lantaran dia sudah menganggap keluarga BY seperti keluarganya sendiri. Apalagi orang tua mereka juga saling mengenal dan berteman baik jadi tidak ada salahnya bila anak-anak mereka dapat menjalin hubungan dengan baik pula.
51
Suasana tersebut ikut menambah terjalinnya hubungan yang baik antara dua keluarga tersebut, yaitu antara keluarga BY dan EN. Karena rasa persaudaraan yang ada sehingga terjadilah kesepakatan antara orang tua BY dengan EN untuk menjodohkan anak mereka. Tetapi EN menolakkesepakatan itu, karena pada saat itu dia sudah punya pacar yang sangat dia cintai, dan EN mengangap BY sebagai teman dekat rumah. Sebaliknya keluarga BY terutama ibunya mengiginkan BY menikah dengan orang satu kampung (tetangga dekat rumahnyal, karena merasa cocok dan suka kepada EN, sehingga menginginkan EN menjadi menantu keluarganya .
.... awal terjadinya hubungan dengan BY, karen a ibu saya melihat kebaikan keluarga BY kepada kami sekeluarga itu saja. Tetapi BY memanfaatkan kebaikan dan kepercayaan yang orang tua saya berikan, buktinya dia tega memperlakukan saya seperti itu. Saya dia jadikan sebagai pemuas nafsunya pada sa at itu. H
Jadi menurut EN terjadinya seks pra-nikah yang dia lakukan bukan karena rasa Ginta dan kasih sayang tetapi karena faktor paksaan. Peristiwa itu terjadi berawal dari rumah BY. Sambil menangis EN menceritakan, bagaimana awal terjadinya peristiwa yang sangat menyakitkan bagi dirinya. Dan menjadi beban moral yang dia tanggung seumur hidupnya .
.... pada ma/am itu, saya ke rumah BY. Waktu itu ibunya meminta saya I,e rumah untuk menemani adik perempuan BY. Karena anggota keluarga yang lain pergi kerumah saLidaranya yang sakit, sedangkan adik BY tidak bisa ikut. Jadi saya diminta menemaninya, sehingga malam itu saya tidur di rumah BY. Sedangkan BY tidak ada di rumah, yang ada hanya saya dan adik perempuan BY saja. Saya juga tidak ada peresaan takut atau pun curiga, karena keluarga BY sudah seperti keluarga sendir!... H
52
Akhirnya malam itu EN tidur di rumah BY bersama adik perempuannya, sebut saja si U karena EN juga berteman dengan si U, sebelum tidur mereka bercerita sehingga tidurnya lebih malam. Tanpa disadari si U dan EN, ternyata malam itu BY pulang ke rumah.
".... .saya lidak mengerti, (sambil menangis) apa semuanya sudah direncanakan sebelumnya oleh BY dan keluarganya atau tidak. Karena waktu saya terbangun dari tidur, BY sudah ada di dalam kamar. Pada/lal sebelumnya BY tidak ada di rumah, pada saat itu saya tidak tahu apa yang dilakukan BY masuk ke kamar. Sedangkan dia tahu bahwa yang berada di kamar adalah saya dan adiknya. Melihat saya antara sa dar dan tidak, BY menarik tangan saya agar bangun dari tempat tidur. Saya berusaha meronta, tetapi dengan kasar dia menyeret saya keluar dar! kamar tersebut. Setelah berada diluar dia bilang malam ini kamu harus lidur sam a saya, saya berusaha melakukan perlawana tetapi lidak berhasil, akhirnya dia menarik saya ke kamarnya. Dia seperti orang kesetanan, tidak ada rasa iba mendengar tangisan saya, BY hanya bilang malam ini kamu ada/ah milik saya. Jadi usaha saya semuanya sia-sia karena tenaga dia lebih kuat dari saya. Akhirnya malam itu harta yang paling berharga dalam hidup saya lenyap hanya dalam hitungan delik saja.. "
Dari hasH wawancara yang didapat, terjadinya seks pra-nikah yang EN dan BY lakukan adalah dengan cara pemaksaan. Karena proses terjadinya tidak ada dasar suka sama suka tetapi BY memaksa EN untuk melakukannya. Selain dari faktor keterpaksaan ada juga faktor kelalaian karena EN tidak mengatakan bahwa pada saat dia tertidur kamar tersebut dalam keadaan terkunci atau tidak
Semenjak peristiwa yang menimpanya, EN jadi jarang keluar rumah dan selalu mengurung diri dikamar. Setiap pulang sekolah dia tidak banyak bicara, tetapi apa yang dia alami di rumah BY belum diceritakan kepada
53
siapa-siapa. Sedangkan ibunya tidak melihat kejanggalan yang terjadi pad a anaknya, karena pada dasarnya EN jarang keluar rumah dan lebih suka berdiam diri. Jadi hal itu dianggap bias a oleh ibunya karena EN memang orangnya pendiam.
Setelah beberapa minggu peristiwa itu terjadi BY datang berkunjung kerumah EN dan menanyakan kepada ibunya tentang EN, ibunya mempersilahkan BY masuk dan menemui EN karena ibunya EN tidak mengetahui apa yang terjadi antara mereka berdua, Jadi ibunya tidak merasa curiga karena sikap BY sama seperti hari biasanya selalu baik, Ibu EN pun tidak tidak curiga apa-apa lalu BY masuk kekamar EN. Setelah melihat keadaan EN, BY bersikap sangat baik kepadanya bahkan dia mempertanyakan tentang kesehatan EN. Tapi EN tidak menjawab dan tidak memperdulikan kedatangan BY.
Melihat hal tersebut BY tetap bersikap manis dan seperti tidak terjadi apaapa. Karena tidak dihiraukan oleh EN, BY keluar dari kamar dan bercerita sama ibu EN, dan beliau menggangap BY anak baik-baik dan akhirnya dia menitipkan EN kepada BY karena ibunya akan pergi untuk beberapa hari, sehingga peristiwa yang terjadi dirumah BY terulang kembali di rumah EN untuk yang keduakalinya . ..... waktu ibu saya pergi untuk beberapa han'. Sehingga dirumah tinggal saya bersama kedua adik laki-Iaki saya. Karena sebelum berangkat ibu saya berpesan kepada BY agar sering ke rumah untuk melihat keadaan kami di rumah selama ibu tidak ada. Karena ibu saya merasa percaya sama BY, jadi ibu tidak pernah berpikir yang macam-macam. Saat itu saya dirumah
54
sendirian BY datang kerumah, karena saya malas bicara sama dia akhimya saya ke kamar dan meninggalkan BY sendiri diluar. Tidak berapa lama saya berada dikamar BY masuk kamar. Dia berusaha bersikap manis pada saya untuk menarik simpati, tapi saya tetap saja diam. Karena merasa usahanya tidak berhasil, BY berusaha memaksa saya sehingga apa yang saya alami dirumah BY terulang untuk yang keduakalinya. Setelah melakukan hal itu BY tidak bicara apa-apa. Saya menangis dan memukul BY serla marah dengan berbagai umpatan caei. maki serla kata-kata kasar lainnya. Tetapi dia tetap diam membisu. Setelah melihat tangisan saya semakin menjadi dia berusaha membuat saya tenang dan berkata "sudahlah semua sudah terjadi untuk apa disesali, sekarang saya akan memperlanggungjawabkan semua yang telah saya perbuat terhadap kamu, sekarang kamu tenang saja, apapun yang terjadi kita pasti akan menikah". Hanya kata-kata itu yang BY ucapkan pada saya saat itu".
Semenjak peristiwa tersebut, EN menjadi orang yang sangat sensitif. Dia lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaannya sendiri. Dirumah dia tidak terlalu banyak bercerita dengan orang, bicaranya hanya seperlunya saja. Karena orang dirumahnya sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing sehingga tidak terlalu memperhatikan perubahan yang terjadi pada diri EN. Sedangkan hubungan BY dengan keluarga EN tetap seperti biasanya, tidak ada yang berubah, denga EN pun BY tetap bersikap seperti tidak terjadi apaapa. Setelah melakukan hubungan suami istri untuk yang kedua kalinya EN belum hamil, dan orang-orang di lingkungannya tidak ada yang tahu.
Akhirnya BY mengulangi perbuatan yang pernah dilakukannya terhadap EN untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya apapun yang BY lakukan terhadap dirinya EN tidak lagi perduli, baginya untuk apa disesali lagi yang sudah
55
terjadi walau pun dia menangis darah sekali pun waktu tidak akan bisa merubah segalanya .
.... saya lidak lahu ha.rus melakukan apa lagi. Selama ini saya berusaha unluk mempertahankan kehormalan saya lelapi tidak mampu saya lakukan. Akhimya saya pasrah saja, kalau dia dalang kepada saya unluk meminla melayaninya saya lakukan saja. Sebenamya di dalam hali saya yang paling dalam saya menangis, kenapa nasib saya seperti ini. Telapi disisi lain saya tidak lahu apa yang harus saya lakukan. Saya benar-benar bingung pada waklu ilu, sehingga apf'J apapun yang dia lakukan lerhadap diri saya, saya tidak lagi perduli. Tapi bila dia sudah pergi saya menangis dan mandi. " bila sedang mandi saya berusaha mandi sampai bersih. .... .! sambil menangis, karen a saya merasa diri saya sangal menjijikan dan penuh dengan dosa". Telapi pikiran saya pada waklu ilu tidak pemah lerpikirkan unluk mencerilakan kepada siapa-siapa, kadang lerlinlas di olak saya " bagaimana kalau semuanya saya cerikan ke ibu saja, saya tidak lahu harus memulainya dari mana, karena saya tidak mampu unluk berbicara kepada ibu, dan kakak perempuan saya.. " sampai akhimya kakak perempuan saya lahu sendiri. ".. EN kamu kenapa lemas bangal, sakil ya? Kalau sakil kakak anlar ke dokter ya I a/au minum vilamin dong! masa anak perawan lemas gilu." Tidak apaapa sakil biasa pusing·aja kok Ya sudah, kalu saya kesini kamu masih sakil alau belum sembuh kila ke dokter ya... ? " pada wak/u kakak bertanya seperti ilu saya tidak lerpikir akan lerjadi hamil, karena perisliwa lersebul sudah liga bulan berlalu. Menurul saya tidak mungkin hamil, waklu BY lakukan pertama kali tidak lerjadi apa-apa saya juga tidak hamil, jadi sakil yang saya rasakan dianggap cum a sakil bjasa.. "
Sampai akhirnya, kakaknya mengajak EN pergi ke dokter. Untuk memastikan keadaan EN, sekalian cek kesehatan. Karena EN sering sakit-sakit, setelah di periksa dokter menyarankan untuk tes urien dan darah agar bisa jelas sakit apa yang sebenarnya yang EN derita. Setelah melihat hasil tes dari dokter betapa shok dan kageinya kakak EN, dengan hasil tes EN positif hamil. Sang kakak sangat marah dan bertanya kepada EN.
"... Bilang siapa yang lelah menghamili kamu, kenapa kamu tidak bicara sama kakak selama ini, dek gerila apa yang sebenarnya lerjadi sama kamu.. "
56
4.2. Gambaran dan Analisa Kasus 4.2.1. Kasus EN Wawancara dengan EN berlangsung dari jam 16.00-18.30 pada tanggal 4 Juni 2006. EN adalah ~eorang ibu rumah tangga yang sang at sibuk mengurus kedua anaknya, karena EN tidak memiliki seorang pembantu jadi semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri olehnya. EN adalah anak ketiga dari lima bersaudara, secara fisik EN memiliki tinggi badan 150 cm dengan berat badan sekitar 55 kg.
EN adalah seorang yang pendiam dan agak pemalu itu yang dapat penulis tangkap. Pad a awal wawancara subyek sudah tahu bahwa peneliti mewawancara tentang masa lalu subyek. Karena sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu mempertanyakan kesediaan subyek menjadi responden pad a penelitian ini. Setelah peneliti menjelaskan bahwa tujuan peneliti melakukan wawancara ini adalah sebagai tugas akhir studi peneliti. Akhirnya subyek bersedia dengan catatan tidak mencantumkan nama sebenarnya, tetapi inisialnya saja. Karena peneliti adalah teman subyek waktu di SMA. Jadi subyek bersedia memberikan data yang peneliti harapkan.
EN berasal dari keluarga yang sederhana, ayahnya sudah meninggal dan tinggal bersama ibu dan dua adiknya yang semuanya laki-Iaki. Pada awal
57
Sambil memeluk EN kakaknya menangis, pada sa at itu EN belum mau cerita, karena dia belum mampu untuk berkata apa-apa sama kakaknya. Setelah di rumah dia baru cerita apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Akhirnya semua keluarga tahu, dan ibu EN sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Karena beliau tidak menyangka BY tega berbuat seperti itu terhadap anaknya. Padahal beliau begitu percaya kepada BY selama in!.
Setelah semuanya EN ceritaka keluarga besarnya, akhirnya keluarga sepakat untuk menemui keluarga BY, agar BY mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya terhadap EN selama in!. Pada awalnya orang tua BY tidak bersedia, karena menurut keluarganya semua itu bukan perbuatan BY. Tidak mungkin BY melakukan perbuatan seperti itu. Menurut mereka EN pasti melakukannya sama orang lain, sedangkan BY hanya sebagai korban untuk menutupi aib keluarga EN saja.
Melihat tanggapan keluar BY yang tidak bisa menerima perbuatan anaknya, sehingga membuat keluarga EN marah besar sampai-sampai ingin melimpahkan masalah tersebut ke pihak yang berwajib. Akhirnya keluarga EN menemui keluarga BY dengan lebih tenang, sehingga keluarga BY sepakat menikahkan BY dengan EN, sebagai syaratnya semua biaya perkawinan ditanggung semua oleh pihak perempuan.
58
Gangguan Kejiwaan Gejala-gejala gangguan Psikologis yang di timbulkan dari kehamilan pranikah, pada kasus EN, yang tampak pada individu yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan pad a umumnya. EN selalu menyendiri dan menarik diri dari Iingkungan. Tidak mau bergaul dengan orang-orang dilingkungan sekitar, perasaannya sang at sensitif, mudah tersinggung serta cepat marah.
Karena adanya perasaan cepat tersinggung dan sangat sensitif sehingga dia lari dari lingkungannya. Dia merasa bila berkumpul dengan orang-orang, dia merasa orang lain akan membicarakan dirinya, sehingga membuat dia tersinggung dan
mara~-marah,
padahal belum tentu orang membicarakan
tentdng dirinya.
Emosinya lebih tinggi, mudah menangis tidak ada sebab yang jelas. Tahutahu menangis sendiri. Gejala tersebut di timbulkan dari kehamilan yang dialami individu secara internal belum lagi tekanan dari Iingkungan sosial yang dialami pada diri EN
1. cepat tersinggung 2
perasaannya sang",t sensitif
3. tepat marah 4. sering menangis sendiri
59
5. selalu menyendiri 6. menarik diri dari Iingkungan (lidak mau bergaul)
Sedangkan gejala psikologis yang dialami EN dari lingkungan alau ekslernal selelah tahu dia hamil adalah perasaan cemas, malu, takut. Perasaan cemas itll timbul karena EN lakul nanli bila BY tidak mau bertanggung jawab dan tidak bersedia menikahinya. Sedangkan kehamilannya makin lama makin membesar dan anak yang dikandungnya membuluhkan seorang ayah. Jadi rasa cemas ilu timbul karena adanya kelakutan yang dialami individu pad a saat terjadinya kehamilan pra-nikah karena lidak ada teman untuk berbagi dalam hal ini seorang suami.
Rasa malu terhadap Iingkungan sekilar tahu dirinya hamil tetapi tidak mempllnyai suami. Padahal sebelumnya EN adalah anak yang lidak pernah kelua rumah dan selalu menurul kepada orang tua. Telapi bisa hamil sebelum adanya pernikahan, malu menjadi bahan pembicaraan orang-orang di Iingkungan sekitarnya.
Dengan gejala psikologis yang dilimbulkan dari kehamilan yang tidak dikehendaki tersebul, membuat jiwa individu yang bersangkulan lidak lenang. Sehingga individu selalu merasa dalam kelidaknyamanan, kelidaklenangan, karena individu selalu dihanlui perasaan berdosa lerhadap perbualan yang lelah dilakukannya.
60
Gejala-gejala psikologis tersebut membuat ketidakabnormalan pada diri individu tersebut. Sehingga individu yang mengalami hal tersebut tidak mampuh untuk berfikir positif dan lebih logis lagi.
Seperti kasus EN ini waktu pertama kali BY melakukan HUS terhadap dirinya. kalau saja dia langsung meneeritakan kepada orang tuanya. mungkin saja tidak terjadi kehamilan. Karena adanya ketakutan yang ada pada dirinya sehingga dia tidak mampuh untuk berbieara kepada ibu dan keluarganya yang lain. Sehingga peristiwa itu berlanjut sampai terjadinya kehamilan pun dia tidak mampuh untuk bereerita. Akhirnya kakak perempuannya mengetahui melalui hasil tes yang dilakukan dokter. baru EN bisa bieara.
Sehingga ketakutan yang terlalu belebihan yang dialami EN membuat dirinya tidak mampu untuk berfikir logis. Karena dia dihantui perasaan bersalah dan berdosa terhadap dirinya sendiri. Jadi gejala psikologis yang di timbulkan membuat individu tidak tenang jiwanya serta tidak tentram berada di lingkungannya. Akhirnya individu tersebut menarik diri dan hidup menyendiri, karena dia menyadari bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa dan tidak pantas berada di Iingkungan tersebut
4.3.2. Kasus AK AK adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum melakukan wawaneara peneliti sering datang ke rumah AK. Hal ini karena AK dengan peneliti adalah
61
tetangga dekat. Jadi sebelum penelitian ini di lakukan AK dan peneliti sudah saling kenai sehingga dalam melakukan wawancara dengan subyek peneliti tidak banyak mendapat kesulitan. Tetapi peneliti tetap mengajukan kesediaan kepada AK untuk di jadikan subyek penelitian. Karena pad a dasarnya peneliti dan AK adalah sebaya jadi AK dan peneliti tidak terlalu canggung dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan peneliti kepada AK, jadi tidak terlalu sulit untuk di jawab, akan tetapi peneliti tetap harus berpegang pada kode etik penelitian karena permasalahan yang akan dipertanyakan adalah hal yang sangat sensitif dan privasi dan merupakan aib bagi keluarga. Jadi sedapat mungkin peneliti menjelaskan pada AK bahwa kerahasiaan data yang didapat tidak akan ada orang lain yang tahu selain dari pada peneliti.
Sebelum wawancara berlangsung AK meminta kepada peneliti, bila akan melakukan wawancara pada saat suaminya tidak berada di rumah. Karena AK tidak mau suaminya mengetahui apa yang peneliti lakukan. Hal itu di karenakan suami AK bukan asli orang kampungnya. Jadi dia tidak mau ada orang lain yang mengetahui apa yang terjadi di masa lalu mereka. Sehingga bila melakukan wawancara peneliti harus membuat janji telebih dahulu kepada AK. Karea bila suaminya tidak berada di rumah AK dengan peneliti bisa berbicara lebih leluasa tanpa adanya perasaan was-was bila mana suaminya pulang.
62
Wawilneara dengan AK dilakukan beberapa kali dari Mei sampai tanggal10 Juni 2006. Waktu wawaneara tidak tentu, kadang pagi, kadang bisa sore harinya, tergantung janji yang telah di sepakati antara peneliti dengan AK. AK adalah anak kedua. dari tujuh bersaudara, AK merupakan seorang yang periang, luwes dan eukup terbuka. Seeara fisik AK memiliki tinggi badan 163 em, kulit putih, dengan warna rambut hitam panjang bergelombang serta hidung yang maneung. Seeara fisik AK adalah seorang eewak yang sempurna dan ideal.
AK berasal dari keluarga yang sederhana hubungan AK dengan kedua orang tuanya kurang harmanis karena mereka tidak terlalu dekat. Hal ini dikarenakan AK tidak terbuka terhadap berbagai permasalahan yang dialaminya. AK lebih sering eerita kepada teman dekatnya dan paearnya sendiri. Saat ini AK sudah tinggal di rumah sendiri bersama kedua anaknya dan suami tercinta, suami AK seorang montir dan membuka bengkel sendiri dari hasil kerja suami AK sudah bisa membeli rumah. Seeara materi AK dan keluarga sudah dibilang mapan karena perkawinan baru memasuki umur 5 tahun sudah bisa tinggal di rumah sendiri. Pada tahun pertama perkawinan AK tinggal di rumah mertua sampai anaknya lahir. Setalah itu AK dan suami tinggal di rumah kontrakan, setalah 4 tahun menikah baru mereka tinggal di rumah sendiri dari hasil usaha suaminya.
63
Pandangan Subyek terhadap penddikan Seks Bagi AK kehidupan remaja sekarang ini sudah sang at terbuka dan pendidikan seks bukan hal yang aneh lagi. Karena menurut AK bahwa seks bukan lagi hal yang tabu dan harus di tutup-tutupi lagi bagi kehidupan remaja. Karena remaja sekarang dengan mudah mendapatkan pengetahuan tentang seksualitas dan informasi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan usia remaja. Karena hal itulah pendidikan seks yang diberika pada remaja harus tepat dan benar-benar yang mendidik.
" ... Pendidikan seks bagi remaja sangat bag us. Karena me/a/ui pendidikan seks yang diberikan dengan benar kepada remaja, bisa meminima/kan terjadinya KTO dika/angan remaja. Oengan adanya pendidikan seks yang benar /ebih menjamin remaja ke arah yang /ebih baik, karena remaja /ebih mengerti dan menjaga diri bahwa dampak dari kehidupan seks pra-nikah bukan hanya berdampak pada kehami/an tetapi akan menghancurkan masa depan remaja yang bersangkutan "
Sebab kehidupan remaja zaman sekarang sudah lebih kritis. Karena sudah banyaknya pengetahuan yang mereka dapatkan melalui berbagai media yang mudah diakses dalam pergaulan. Perkembangan i1mu pengetahuan dan teknologi seolah tidak mengenal batas. Jadi dengan mUdahnya para remaja mendapatka informasi tentang seks dan pola-pola kehidupan seks itu sendiri. Padahal mereka belum mengerti arti seks yang sebenarnya. Sehingga bila kita sebagai orang tua tidak memberikan pendidikan seks yang benar kepada anak kita yang memasuki usia remaja, hal tersebut bisa menjadi awal terjadinya perilaku seks bebas bagi remaja yang bersangkutan.
64
Dengan adanya pendidikan seks yang diberikan kepada remaja bisa meminimal terjadinya kehamilan pra-nikah dikalangan remaja. Akan tetapi pendidikan seks yang kita berikan tidak hanya sebatas pol a perilaku seks saja, tetapi kita juga harus mampu menjelaskan baik, dampak positif maupun negatif dari perilaku seks tersebut. Jadi intinya sebagai orang tua harus mampu memberikan pendidikan seks yang benar kepada putra-putri kita. Menurut AK dalam memberikan pendidikan seks itu sendiri harus yang tepat serta yang benar-benar mendidik bagi remaja: Karena bukan tidak mung kin bila pendidkan seks yang diberikan salah akan membahayakan untuk kehidupan remaja itu sendiri. ".Misalnya seperti ini, pada tahap pertama kita harus membekali remaja terlebih dahulu dengan yang pokoknya saja. Contohnya, kita perkenalkan diri sendiri dahulu, bahwa manusia Itu terdiri dari laki-Iaki dan perempuan, setelah Itu klta kenalka,n lagi alat-alat reproduksi bagi makhluk hidup, lalu bagi manusia, kita juga perkenalkan alat reproduksi bagi pria dan wanita. Alat repro pada pria terdiri apa saja ... 1terus pada wanita apa... apa .... saja seperti itu yang saya maksud. Terus klta juga jelaskan apa itu remaja, masa puber itu apa .... ? jadi klta memberikannya melalui tahap-tahap yang gampang dimengerti oleh remaja dahulu. Baru setelah Itu kita berikan yang selanjutnya, tetapi kita harus membekali dengan agama juga.. "
Jadi menurut AK, pendidikan seks dan informasi yang diberikan kepada remJja harus mudah dipahami dan dapat dimengerti bagi remaja. Sebagai orang tua sebisa mung kin memberi informasi kepada remaja bukan hanya setengah-setengah tetapi harus dari hal yang paling mendasar sampai pada yang sejelasnya agar remaja tidak salah dalam mempersepsikan dari seks itu sendiri.
65
Selanjutnya menurut AK remaja juga harus dibekali dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup. Remaja juga harus di imbangi dengan keimanan dan ketakwaan. Karena bila tidak adanya keimanan yang dimiliki oleh remaja tersebut, maka dengan segala macam cara remaja untuk memperoleh apa yang dikehendakinya, kalau dia mempunyai keimanan dan ketakwaan yang cukup sehingga bisa membentengi individu tersebut agar tidak keluar dari jalur yang telah di tetapkan dalam agamanya. Jadi ilmu penngetahuan dengan agama harus selalu berdampingan agar hidup lebih terarah.
Jadi tugas kita sebagai orang tua yang baik adalah mampu memberikan penjelasan pendidikan seks yang benar-benar mendidik serta informasi yang diberikan harus tepat dan jelas kepada remaja. Agar mereka tidak salah dalam memahami dan dapat mengerti apa yang sebenarnya seks itu berikut akibat yang dtimblkan bila melakukan hal tersebut. Sehingga hal tersebut bisa membuat para remaja hidup dalam pergaulan yang sehat dan islami.
Proses Terjadinya kehamilan Menurut hasil wawancara yang di dapat dalam kasus AK, bahwa awal terjadinya seks pra-nikah yang dilakukannya untuk yang pertama kali dengan AG (yang sekarang menjadi suaminya) bukan karena paksaan ataupun perkosaan, tetapi karena rasa cinta dan perasaan sayang terhadap pasangan. Hal itu tumbuh adanya gejolak masa remaja pad a sa at itu. Oemi rasa cinta dan sayang kepada pasangan apun akan dapat dilakukan. Karena
66
waktu itu pasangan adalah segalanya dalam hidupnya sehingga apapun dapat diiakukan.
Menurut AK selain faktor yang dijelaskannya tadi, alasan lain yang mendorong untuk melakukan HUS (hubungan seksual) sebelum menikah. Dia yakin bahwa AG adalah orang yang paling tepat menjadi pendamping hidupnya nanti. Karena hal itulah AK tidak ragu untuk melakukan seks pranikah walaupun mereka belum melanjutkan kp. jenjang perkawinan . . .pertama kafi saya mefakukan hubungan intim dengan AG, tidak pernah terpikir akan terjadi kehamifan. Karena pertama kafi kami fakukan tidak terjadi apa-apa, sehingga setiap kafi diajak ofeh AG, untuk mefakukan HUS (hubungan seksuaf) saya tidak pernah merasa ragu, dan tidak tega menofak ajakannya. Pertama kafi saya mefakukan hubungan seksuaf dengan AG. Pada saat itu umur saya kira-kira 17 tahun."
Dari data yang diperoleh peneliti pad a subyek dapat dijelaskan bahwa AK, pertama kali dia melakukan hubungan seks pra-nikah pada umur 17 tahun waktu dia SMA. Dan orang yang pertama kali melakukan hubungan seks c:engi'ln dirinya adalah AG (suaminya yang se!carang). Pad a waktu pertama kali melakukannya AK tidak pernah merasa terpaksa. Karena pada saat itu dia merasa yakin bahwa AG adalah calon suaminya nanti, serta dorongan perasaan cinta dan ungkapan kasih sayang AK terhadap pasangannya. Sehingga dia tidak pernah manolak atau merasa terpaksa setiap kali AG memintanya untuk melakukan hubungan seksual. Jadi bila waktu memungkinkan dan gejolak libido itu timbul, maka mereka akan
67
melal\L1kannya. Selain faktor perasan cinta dan gejolak libido, faktor lain yang membuat mereka melakukan hubungan tersebut adalah frekuensi pertemuan antara keduanya.
Karena pada sa at pertama kali melakukan hubl,ngan seksual tidak terjadi apa-apa. Sehingga AK dan pasangan berpendapat bahwa bila melakukan hubunga seksual hanya sekali atau dua kali tidak akan terjadi kehamilan, atau dengan cara melakukan senggama terputus .pertama kali saya melakukan hubungan seks pra-nikah dengan AG. Dia bilang "kamu sayang tidak sama saya apa buktinya" per/ama sih, cuma cium pipi, cium bibir, hanya begitu saja, karena baru per/ama kali. Setelah itu baru meningkat ya .! paling pegang payudara. Karena kita sering ber/emu dan setiap akhir pertemuan dia pasti minta sesuatu dari saya. Setelah pegang-pegang, cium-cium, dia sudah berani meraba-raba seluruh tubuh saya, saya tidak bisa menolak, setiap apa yang dia lakukan, karena sayajuga sayang sama dia. KaiaU setiap hari kita ber/emu jadi apa lagi yang belum, ya .... sudah terjadilah hal itu untuk yang per/ama kalinya. Waktu pertama kali melakukan dia bilang tidak apa-apa cuma sekali. " kamu tidak akan hamil kalau cuma sekali" karena saya yakin tidak akan terjadi hamil, memang sih dua kali kita melakukan tidak terjadi apa-apa, sehingga saya yakin kalau tidak sering-sering melakukan HUS (hubungan seksual) tidak akan hamil. .... "
Dari hasil wawancara penaliti dengan subyek. Bahwa terjadinya hubungan seks pra-nikah yang mereka lakukan karena kurangnya pemahaman subyek tentang pendidikan seks dan salahnya informasi yang di dapat mengenai masalah seksual. Sehingga pada saat mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis, AK dan pasangan tidak mengetahui akibat dari hubungan seks tersebut.
68
AK dan AG percaya pad a informasi dan pemahaman yang salah mengenai seks, misalnya keyakinan mereka bahwa melakukan hubungan seks satu atau dua kali saja tidak akan terjadi kehamilan.
Menurut AK, dari perlama kali melakukan hubungan seks sampai terjadinya kehamilan, tidak bisa dihitung seberapa sering mereka melakukan hubungan seks tersebut. .... saya lupa berapa kali saya melakukannya, sampai terjadi hami!. Yang saya ingat setelah hubungan paearan saya memasuki satu tahun, AG sudah berani pegang-pagang tubuh saya bila lagi berdua. Jadi tepatnya berapa kali saya melakukan hubungan suami istri dengan dia saya lupa. Karena lidak bisa menghitungnya. Yang pasti bila suasana memungkinkan dan hasrat itu timbul di antara kita berdua ya..... saya lidak bisa untuk menolak hal Itu. Yang saya rasakan pada saat itu dia membutuhkan saya begitll juga sebaliknya, jadi bila dia meminta saya oke.... aja.... ! walaupun untuk pertama kalinya setelah melakukan HUS saya sempat merasa berdosajuga, karena telah melakukan hubunga terlarang, tetapi karena perasaan einta dan rasa sayang kepada paear mengalahkan segalanya, lama-lama saya merasa biasa saja .. "
Karena kehidupan yang dijalaninya dan pergaulan yang tidak terkontrol, serla informasi yang salah tentang seks, sehingga AK dan AG menganggap hubungan yang mereka jalani adalah kehidupan yang normal adanya seperti remaja yang lainnya. Akhirnya mereka tidak menyadari bahwa kehidupan dan pola pergaulan tersebut mengakibatkan kehamilan pad a diri AK. Sehingga keluarga terpaksa menikahkan mereka untuk menutupi rasa malu. Pada sa at menggetahui dirinya hamil orang yang pertama kali AK beritahu adalah AG, dan mereka langsung pergi ke bidan untuk memastikannya.
69
Dengan melakukan tes urien. Waktu melihat hasil tes AG sempat shok, karena hal yang selama ini mereka takuti akhirnya menjadi kenyataan. Tetap! AK dan pasangan tidak mau berlarut dalam penyesalan. Akhirnya dengan penuh keberanian dan keyakinan AG menemui orang tuanya, meminta untuk melamar AK. Karena menurut mereka untuk apa menunggu lama-lama, nanti orang-orang akan tahu bila melihat perutnya yang semakin membesar lebih baik sekarang sebelum banyak orang yang tahu. Menurut AK apapun resiko yang akan terjadi mereka berdua harus siap dan hadapi berdua. Karena apa yang terjadi bukan karena siapa-siapa, dan tidak ada paksaan diantara keduanya, sebab hal itu terjadi atas kemauan dan perbuatan mereka sendiri. Jadi mereka berdua harus siap menghadapi konsekuensi apa pun nantinya.
Selanjutnya AK dan AG memberitahu orang orang tua AK. Setelah mendengar cerita dari keduanya, orang tua AK sempat marah dan shok pada saat pertama kali mengetahui anaknya hami!. Karena mereka merasa malu, bila tetangga sudah mengetahui kehamilan anaknya yang semakin membesar. Akhirnya orang tua keduanya sepakat untuk segera menikahkan mereka sebelum banyak yang tahu.
70
Setelah dirinya hamil AK selalu merasa takut, karena dosa yang diperbuat. Oahulu mungkin saya tidak terlalu perduli apa yang terjadi dengan hidupnya karena perbuatan dimasa remajanya. Sekararig setelah terjadi baru penyesalan itu dirasakan.
Setiap malam AK menangisi perbuatan yang telah dilakukan, yang membuat dia me nang is melihat orang tuanya. Setelah terjadi kehamilan terhadap dirinya. "... sekarang saya baru menyadari, orang tua sayajuga ikut menanggung beban akibat dari perbuatan saya. Setelah semua terjadi saya baru menyadari apa yang selama ini orang tua nasehali adalah benar. Tetapi emang dasar saya yang bandel seliap dinasehali selalu membangkang ..... kenapa penyesalan Itu selalu datang terlambat. Setelah saya menikah dan linggal bersama suami, baru tetangga saya mengetahui masalah yang sebenamya. Bahwa saya menikah karena hamil sehingga orang tua dan !<eluarga saya yang menanggung malu dan menjadi pembicaraan tetangga serta di pandang hina di mata masyarakat.
Oi satu sisi AK sang at bahagia mempunyai suami yang sangat mencintainya. Disisi lain dia sangat sedih melihat orang tuanya menanggung penderitaan dan aib akibat kebodohan dirinya. Apalagi para tetangga mengangap orang tua AK tidak bsa mendidik anak dengan baik, tidak bisa mengontrol anak gadis, sehingga hamil tidak ada suami.
Sampai sekarang AK selalu merasa tidak tenang dan nyaman setiap kali mau berbuat sesuatu. Masa lalu selalu menghantuinya, takut perbuatannya akan diingat-ingat orang kembali, sehingga orang-orang akan mencibir dirinya, sok
71
suci. Jadi setiap perbuatanya selalu di bayangi dengan masa lalu sehingga memOJat kegoncangan di dalam jiwF;mya. Setiap ibadah yang dilakukan dia selalu merasa tidak pantas, dan merasa dirinya bukan orang yang baik di matd Allah. Tiap do'a yang dia panjatkan selalu berdoa agar anak-anaknya tidak mengalami nasib seperti dirinya. Cukuplah hanya dia yang merasakannya, apalagi setelah mendengar cerita-cerita, bahwa seorang pezina akan menghasilkan pezina juga, sehingga AK selalu merasa dalam ketakutan . ... saya takut anak saya nanti, akan menga/ami nasib yang sama dengan saya apa/agi dengar-dengar cerita bahwa seorang pezina akan me/ahirkan pezi63. juga. Jadi saya takut bangat anak-anak saya akan menga/ami nasib yang sama dengan sara. Makanya saya se/a/u berdo'a semoga keturunan saya tidak akan menga/ami seperli yang saya rasakan. Cukup saya saja yang diberikan cobaan ini jangan sampai anak-anak saya. Karena saya tidak sanygup me/ihat anak saya dicemooh serla dicaci-maki dan jadi buah bibir di masyarakat .... "
Walau pun perbuatan yang subyek lakukan atas dasar cinta akan tetapi, tetap saja goncangan jiwa yang dihadapinya membuat dia merasa dalam ketakutan dan merasa dikejar-kajar dosa dimasa lalunya. Pad a saat wawancara dilakukan masih ada raut kesedihan di wajahnya dan hal tersebut menambah bebar;l'psikologis yangbegitu berat yang AK rasakan. Selama hidupnya, apalagi bila mengingat masa lalu AK, selalu merasa rendah diri dan sangat hina di mata masyarakat.
72
Gejala-gejala psikologis
Pada kasus AK gejala 'psikologis yang individi rasakan dalam menghadapi kehamilan pra-nikah adalah: 1. AK selalu dihantui perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya, dia selalu merasa dalam ketakutan bila mengenang masa lalunya. 2. Selalu merasa tidak pantas untuk berada diantara orang-orang yang tidak seperti dirinya, merasa rendah diri, karena perasaan malu dan hina atas perbuatan masa lalunya. 3. Merasa ketakutan bila nantinya keturunan dia akan menanggung semua dosa yang telah AK perbuat, dia takut anak-anak serta keturunannya nanti akan ikut merasakan penderitaan seperti yang dia alami.
Sehingga apapun yang dia lakukan selalu dihantui perasaan bersalah. Akhirnya dia merasa, sebagus apapun ibadah yang dia lakukan tidak akan bisa menghapus dosa yang pernah dia perbuat di masa lalu. Sehingga kegoncangan yang tidak cukup hanya dengar ibadah, untuk mendapat ketenangan, akibat masalah yang dihadapi sudah terlalu berat sehingga berdampak kegoncangan didalam jiwanya. Akhirnya hidup subyek tidak tenang, ibadah saja tidak cukup untuk mendapatkan jiwa yang benar-benar tenang. Akan tetapi hal tersebut harus dengan menyelesaikan masalah yang menjadi penyebab dari permasalahan yang terjadi. Jadi bila seseorang sudah merasa beban psikologis yang terlalu berat sehingga dia tidak bisa berpikir
73
dengan tenang akhirnya akan berakibat kegoncangan jiwanya, dan individu tersebut merasa tidak tenang. Karena apa yang telah dilakukan selama ini akan diketahui oleh orang lain, bukan hanya diri yang bersangkutan saja yang akan menanggung aib dan malu tetapi keluarga pun akan ikut merasakannya. .. ternyata apa yang t'elah dilakukan selama ini akan diketahui orang-orang dan ke!uarganya akan menjadi bu!an-bu!annan para tetangga karena hami! lidak ada suami dan ke!uarga besarnya akan dipandang hina dimata masyarakat karena lidak bisa mendidik anaknya, tapi disatu sisi dia sangat bahagia kerena kehamilannya terjadi atas dasar cinta di lakukan pada orang yang sangat AK cintai... "
Setiap malam AK menangisi perbuatan yang telah dilakukan. AK sangat menyesali perbuatan yang telah di lakukannya, yang membuat dia sedih dan menangis nasib orang tuanya atas perbuatan yang telah AK lakukan. ".... sete/ah begini baru ingat apa yang orang tua saya katakan, baru ingat nasehat mereka ternyata apa yang mereka katakan itu adalah benar"
Setiap apa yang subyek lakukan tidak pernah merasa tenang dan nyaman setiap kali mau berbuat sesuatu takut nantinya orang lain pasti mencibir, sok sucilah setiap tindak-tanduknya. AK selalu merasa ketakutan karena dosanya di masa remajanya membuat kegoncangan di dalam jiwanya. Walaupun telah melakukan kewajiban sebagai seorang muslir,lah AK merasa selalu tidak pantas karena dia merasa dirinya bukanlah orang yang paling suci. Setiap kali berdo'a yang dia panjatkan selalu mendo'akan anaknya, karena anaknya adalah seorang perempuan dia takut bila nasib yang sama juga menimpa
74
anaknya karena AK sering mendengar cerila-cerila bahwa anaknya akan mengalami nasib yang'sama seperti ibunya . ... saya takut anak-anak saya nanti akan mengalami nasib sama seperti ibunya ada yang bilang bahwa seorang pezina akan melahirkan pezina juga, makanya saya se/alu berdo'a moga-moga anak saya tidak mengalami apa yang ibunya alami di masa lalu, karena saya tidak sanggup melihat anakanak saya dieemooh dan dieaei maki dan di jadikan buah bibir di dalam masyarakat eukup ibunya yang menderita jangan berikan lagi penderitaan bagi keturunan saya.... "
Walau pun perbualan yang subyek lakukan alas dasar cinla akan lelapi lelap saja goncangan jiwa yang dihadapinya, membual dia merasa dikejar-kejar dosa alas masa lalunya. Pad a saal penelili wawancara saja ada seberkas raul kesedihan di wajah AK dan perasaan seperti ilu akan menjadi beban psikologis bagi AK. 8elama hidupnya apalagi bila mengenang masa lalunya rasa rendah diri pasli ada. " .. di satu sisi saya sangat puas memiliki suami yang meneintai, keluarga yang bahagia, anak-anak yang pinter tapi kadang-kadang saya merasa malu dan hina kerena danya noda di masa lalu saya, dan kadang malu sama orang tua saya bukan prestasi yang bagus dan hal itu tidak akan pernah terjadi saya tidak bisa membuat mereka tersenyum bahagia melihat saya mengukir prestasi tetap saya malah memberi aib bagi mereka seumur hidupnya akan meniadi aib keluar besar saya"
Dalam menghadapi kegoncancangan dan unluk mengembalikan kelenangan yang diinginkan AK banyak-banyak berdo'a. Dengan keadaan sekarang berusaha menghibur orang luanya dengan kehadiran anak-anaknya dan kebahagian keluarganya dengan melihal keharmonisan keluarga AK sedikil bisa mengobali luka dihati orang luanya. Karena bila masalah yang dihadapi
75
itu terlalu berat bisa berdampak pada kegoneangan di dalam jiwa, sehingga hidupnya tidak tenang, karena problem yang di hadapi akan berdampak pad a kebahagiaan hidup seseorang.
4.3.3 Kasus IA IA adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Seeara fisik IA memiliki tinggi badan 156 em dengan berat badan 45 kg IA seorang yang eukup tertutup dengan masalah yang sangat pribadi. Hal itu dapat penulis tangkap pada saat wawaneara berlangsung, terlihat pada waktu pertemuan pertama antara subyek dengan peneliti. Pada awal wawaneara subyek sangat eangung dan takut untuk meneeritakan pengalamannya dengan pewawaneara tapi dengan sabar penulis berusaha menyakikan subyek akhirnya IA dapat meneeritakan semua yang terjadi pad a dirinya dengan peneliti.
IA berasal dari keluarga yang eukup mampu seeara materi di daerahnya. Apa yang di inginkan subyek dapat terpenuhi oleh keluarganya. Pada sa at SMP saja subyek sekolah sudah bisa membawa motor sendiri, apalagi IA adalah anak pertama di dalam keluarganya jadi apa yang di minta oleh IA pasti di penuhi oleh orang tuanya. Karena orang tua If, punya materi yang lebih dari eukup sehingga apa yang di minta bisa di terpenuhi. Hubungan antara IA dengan orang tuanya eukup baik meskipun tidak terlalu terbuka untuk meneeritakan berbagai persoalan termasuk masalah yang dialaminya. IA lebih memilih
menyele~aikan
masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri
76
walaupun terhadap saudaranya sendiri yang hanya terpaut 2 tahun dengannya.
Pandangan subyek terhadap pendidikan seks pra-nikah Menurut IA bekal pendidikan formal saja tidak cukup bagi remaja, untuk menghindari prilaku seks pra-nikah. Bagi IA pendidikan seks dan reproduksi tidak selamanya membuat para remaja zaman sekarang terhindar dari kehidupan seks pra-nikah. Bisa saja hal tersebut menjadi pemicu bagi remaja terjerumus dalam keterpurukan kehidupan seks bebas. Karena di zaman yang serba terbuka dan modern sekarang ini sangat sullt bagi remaja untuk menghindari kehidupan seks bebas . .. .sebenarnya bekal pendidikan saja tidak cukup bagi remaja, agar terhindar dari permasalahan seks pra-nikah. Karena masalah tersebut sangat dilematis, disatu sisi sebagai orang tua harus bisa memberikan pendidikan seks yang benar kepada remaja, disisi lain bila bekal tersebut diberikan dengan informasi yang salah kehidupan seks pra-nikah semakin meraja lela "karen a remaja sekarang semakin banyak pengetahuan yang dia dapatkan, maka hasrat dan keinginannya juga lebih besar pula untuk mencoba hal baru dan tantangan yang baru pula.... " karena apa? 8isa jadi orang yang memiliki beka! pengetahuan yang cukup tentang seksualitas bisa memiliki hasrat libido yang tinggi juga, karena fantasi mereka juga lebih tinggi pula... "
Jadi dari hasil wawancara yang didapat dari lA, dia berpendapat bahwa remaja tidak cukup hanya mendapatkan pendidikan seks secara formal saja. Karena permasalahan seks bagi kehidupan remaja pada zaman sekarang sang at dilematis. Disatu sisi sebagai orang tua dituntut bisa memberikan pendidikan yang baik bagi anaknya tentang seks disisi yang lainnya orang tua
77
merasa jika hanya dengan memberikan dampak dari prilaku seksualitas saja kepacla remaja tidak cukup untuk remaja agar benar-benar memahami pendidikan seks yang bagaimana yang seharusnya. '. ..jika kita memberikan tentang pendidikan seks, kita harus benar-benar mampu dan memahami seks itu sendiri. Karena bila kita hanya menjelaskan ten tang seks, harus dengan bahasa yang santun, dan tidak ketinggalan zaman. Jadi bila kita membicarakan tentang pendidikan seks, sebisa mungkin agar remaja tertarik untuk mendengarkan, sehingga remaja merasa bahwa seks itu adalah bukan hal yang harus ditakuti tetapi harus bisa dimengerti dan benar-benar dipahami dengan baik. .... "
Menurut IA bahwa seks itu bukan hal yang ditakuti dan harus dihindari. Tetapi kita harus mengerti bahwa seks itu adalah suatu kebutuhan yang harus remaja pahami,dimengerti pad a zaman sekarang. Karena kebutuhan remaja padil setiap zaman selalu berbeda, sesuai dengan tuntutan zaman.
Proses terjadinya kehamilan pra-nikah IA dan SB sudah berpacaran semenjak mereka masih duduk dibangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP). Hubungan mereka berjalan dengan baik dan orang tua IA juga mengetahui hal tersebut. Karena orang tua IA mempunyai prinsip bahwa siapa yang dekat dengan IA harus bisa dekat juga dengan keluarganya. Jadi siapa berteman dengan anaknya pasti orang tuanya juga kenaI. Akan tetapi hubungan IA dengan SB saat itu sempat terputus karena mereka melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda. Karena jarang cukup jauh sehingga mereka jarang bertemu dan komunikasi
79
Sehingga teman-teman mereka sering bilang pasangan yang tidak terpisahkan.
Menurut IA pada waktu itu hubungan dia dengan SB seperti tidak akan terpisahkan. Apalagi rasa cinta serta kasih sayang di antara keduanya semakin lama semakin mendalam dan rasa ketergantungan antara mereka. Sehingga membuat mereka tidak bisa berpisah barang semenit pun. Setelah satu tahun menjalani hubungan seperti yang subyek ceritakan di atas. Akhirnya SB bilang kepada IA, bagaimana kalau kontrak satu rumah yang banyak kamarnya jadi bayarnya patungan agar lebih murah dan mereka bisa tinggal satu rumah, sehingga mereka bisa melewati hari-hari selalu bersama. Dengan tingal satu rumah itulah menjadi awal terjadinya perilaku seks pranikah di antara keduanya.
Setelah satu bulan berlalu, mereka menjalani kehidupan seperti biasanya paling cuma kita makan bareng, nonton tv, cuci, atau masak bersamasama ya ..... saling bantulah. Paling barter kalau hari minggu pergi berdua nonton atau makan malam di luar, awalnya hanya begitu saja. Perilaku pacaran kita waktu itu hanya sebatas ciumanan, rangkulan, atau saling bergandengan, hanya itu aja. Kalau di rumah kita tidak seperti orang pacaran, tetapi seperti saudara gitu 'jadi saya dengan sa tidak merasa canggung atau pun malu " biasa saja..... "
Setelah beberapa bulan berlalu. Karena selalu bersama, sudah banyak cerita yang kita bahas. Sehingga tidak ada lagi topik pembicaraan yang harus dibicarakankan. Pad a waktu itu SB bilang.
80
.. ngapain ya..... ? kalau lagi libur begini, jalan ma/as takut duit tar abis, keluar sendiri tidak enak. "ya.... sudah di rumah saja bikin rujak, atau apalah yang bisa bikin hati senang"
Karena rutinitas dan frekuensi pertemuan yang mereka jalani akhirnya perilaku seks pra-nikah tidak bisa mereka hindari. Apalagi mereka sudah berani mengambil suatu keputusan untuk tinggal dalam satu rumah padahal mereka bukan muhrim. Kondisi itu yang memungkinkan hal itu terjadi dan lidak adanya kontrol sosial di antara mereka. Pada waktu pertama kali melakukan hubungan seks pra-nikah IA lakukan bersama S8. S8 adalah orang yang pertama kali melakukan hubungan seksual dengan IA. Waktu pertama kali mereka melakukan hubungan seksual (HUS) IA dan S8 tidak terjadi apa-apa pada diri IA ... wektu saya pertama kali melakukan hubungan seksual dengan S8, dan waktu itu umur saya, kira-kira 19 tahun. " karena kehidupan yang saya jalani pada waktu itu jadi su/it bagi saya untuk menghindari yang namanya seks pra-nikah" gimana tidak terjadikalau setiap hari kita selalu bersama."
Jadi menuru IA terjadinya seks pra-nikah yang dia lakukan adanya faktor frekuansi pertemuan yang terjadi antara dirinya dan pasangan. Sehingga sulit baginya untuk menghindari hal tersebut " ... selain faktor frekuensi, hal yang memicu terjadinya hubungan tersebut adalah rasa cinta, "waktu melakukan hubungan tersebut tidak ada paksaan dari salah satu pihak tapi atas dasar suka sama suka". Jadi apa yang kita jalani tid~t merasa adanya keterpaksaan, karena kita merasa saling memlJutu/;Jlsan antara -saya dengan pasangan"
81
Menurut 1A apa yang dia lakukan dengan pasangan adalah ungkapan dari perasaan cinta, dan rasa saling membutuhkan. Sehingga setiap kali mereka melakukan hubungan tersebut dia tidak merasa bersalah atau pun berdosa. Yang mereka rasakan pada saat melakukan hal tersebut mereka sama-sama merasa puas, dan tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka, bahwa apa yang mereka lakukan adalah dosa atau perbuatan yang sangat menjijikkan. Apalagi akan terjadi kehamilan, karena menurut IA bila melakukan senggama terputus , tidak akan terjadi kehamilan, atau menggunakan alat kontrasepsi (kondom) jadi mereka tidak pernah merasa khawatir terjadi kehamilan. ".... karena semua lelah dilakukan, ya...pegangan langan, ciuman, pelukan, peting gilu. Karena rasa cinla dan sayang sehingga melakukan hal lersebul biasa saja. Hal ilu bisa kila lakukan setiap hari kali ? karena sudah bosan melakukan hal tersebut ....ya apalagi kalau bukan " hubungan seksual" wa/(fu per/ama kali melakukan lidak pernah terlintas dalam pikiran saya akan terjadi kehamilan. Karena waktu itu kita lakukan sengggama terputus alau dengan alaI" kondom" sehingga saya yakin tidak akan terjadi kehamilan "
Dari awal hubungan sampai terjadinya kehaamilan. IA tidak bisa menghitung berapa kali hUbungan yang dia lakukan. Karena setiap ada kesempatan dan adanya keinginan untuk melakukannya apalagi bila situasi mendukung untuk melakuakan hal tersebut pasti terjadi. ".... secara jelas saya lupa, berapa kali melakukan hubungan, dengan SB. Sampai lerjadinya kehamilan, yang pasti, kalau keinginan untuk itu ada dan siluasi memungkinkan, kita akan melakukan hubungan tersebul. Sehingga saya tidak bisa menghitung berapa kali, yang jelas dari awal hubungan sampai lerjadi kehamilan. Karena sering "jadi saya lupa" yang jelas setelah lima bulan kita tinggal salu rumah, barulah keanehan terjadi pada diri saya, lerlihal "
82
Karena seringnya mereka lakukan hal tersebut sehingga dia tidak bisa menghitung berapa sering mereka lakukan hubungan seksual. Setelah lima bulan mereka tinggal satu rumah beru kejanggalan pad a diri IA mulai timbul. Pertama kali mengetatiui dirinya hamil IA langsung memberitahu SB, awalnya SB tidak percaya bahwa IA hamil karena sepengetahuannya bila melakukan senggama terputus tidak akan terjadi kehamilan, Tetapi setelah melakukan tes barulah SB yakin dengan apa yang IA ceritakan, Setelah terjadi kehamilan baru mereka menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini akan berdampak pada kehidupan mereka selanjutnya
Gangguan jiwa Pada waktu dia tahu bahwa dirinya telah hamil sedangkan suami tidak ada, Untuk mengatasi masalah dengan orang sekitar ketika dirinya hamil sebelum menikah, IA berusaha menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya dengan cara berdiam diri atau jarang berintraksi dengan masyarakat di sekitar dan lebih sering sering menyendiri dan melamun merenungi nasib buruk yang terjadi pada dirinya, '" waktu tahu bahwa saya positif hamil, jarang keluar rumah, saya lebih suka sendiri", berintraksi dengan teman di sekilar sudah jarang"" ,saya merasa lidak nyaman berada diantara mreka karena setiap kafi mau berintraksi dengan Iingkungan seolah-ofah mereka membicarakan saya, dari pada nanlinya saya marah-marah sama orang yang tidak bersafah, febih baik saya sendiri atau di rumah ga' usah keluar-keluar dulu" " "
83
Menurut IA selama masa kehamilan yaang terjadi pada dirinya, dia selalu merasa tidak nyaman dan merasa bahwa lingkungan tidak bisa membuatnya lebih tentram. Bila berintraksi dengan dengan orang sekitarnya rasa cemas dan sedihnya jadi lebih terasa. Perasaan itu kadang-kadang sampai menangis sendiri bila ingat masa-masa sebelum kehamilan dimana bisa pergi sama teman-teman dgn mau melakukan apa saja tidak ada perasaan takut dan cemas bila nanti bertemu dengan para tetangga tidak ada yang bicara macam-macam. Tapi setelah dirinya hamil setiap mau memulai suatu pembicaraan dengan orang-orang di Iingkungan takut nanti malah dirinya diolok-olok dan dicemooh dengan dengaan kata-kata yang menyakitkan. ".... karena bagaimana pun di mata orang di /ingkungannya sekitar sebaik apapun orang tersebut bi/a menga/ami kehami/an tanpa suami tetap saja anak ga' benar Wa/au pun ada sebagian orang yang kasihan dan me/ihat keadaan saya waktu itu, tapi tidak semua orang bisa terima bila gadis hami/ tanpa suami, tetap saja di mata masyarakat dia wanita yang ga' benar..... "
Bila melihat kenyataan yang di terimanya IA kadang-kadang suka marahmarah tidak jelas alasannya tiba-tiba semua orang di rumahnya jadi sasaran kemarahannya. Jika sudah begitu IA pergi dari rumah ke tempat yang jauh dimana tidak ada orang yang mengetahuinya apa yang sedang terjadi pad a dirinya. " ... ya waktu itu saya sering pergi sendiri ja/an kemana saya suka yang penting jauh dari orang yang mengena/ saya, untuk menentramkan hati saya yang sedang da/am keka/utan. Kadang-kadang sempat terpikir untuk mengakhiri hidup saja agar tidak mendengar /agi omongan yang bikin saya tamba/7 sedih..... "
84
Menurut fA kegoncangan jiwa yang di alami dirinya pada waktu itu membuat dirinya tidak bisa berfikir rasional. Selalu merasa orang lain membicarakan tentang dirinya pada hal itu tidak ada, tidak sebab yang jelas marah-marah pada siapa saja. ' ... dulu saya sempat bertikir coba di dunia ini tidak ada orang seperti tetangga saya yang suka membicarakan orang dan mambicarakan aib orang lain, atau mati aja orang-orang gar saya sendiri hidup di dunia mungkin lebih tenang... tapi bila ingat bahwa Allah mennciptakan manusia untuk menjadi penghuni dunia mungkin saya akan bunuh orang-orang yang suka membicarakan saya waktu Itu...... "
Jadi siapa pun dia dan bagaimana pun keadaannya, bila mengalami beban yang begitu berat kadang-kadang bisa membuat ke abnormalan pada dirinya. Sehingga individu tersebut tidak mampuh untuk berfikir lebih bijak dalam menyikapi setiap masalah. Tapi bila ingat Sang Pencipta adalah segalanya. Jadi segafa yang terjadi di dunia adalah atas kehendaknya kita sebagai hambanya cuma bisa berusaha untuk lebih baik dan bisa menjaga diri agar tidak terjadi hal yang tidak di kehendaki.
Menurut IA yang membuat dia lebih tenang hanya dengan mengingat Allah SWT bahwa segala sesuatu itu sudah suratan takdir Yang Maha Kuasa . ... setelah saya hamil, saya selalu melakukan sholat tahajut.....pada hal dulu tidak pernah saya kerjakan, karena saya dosa yang di lakukan tidak bisa di ampuni. Sekuat apapun saya melakukan ibadah tapi tidak sebanding dengan dosa yang saya Itelah di lakukan di hadapan Allah. Dalam keadaan hamil ibadah apa saja saya jalani agar hati saya lebih tenang serta lebih tertram... "
85
Dari hasil wawancara yang didapat dari IA bahwa. dalam keadaan hamil tanpa suami (pra-nikah) dia merasa jiwanya selalu dalam kegoncangan dan tidak tenang karena selalu di hantui perasaan berdosa di hadapan Alilah SWT, Dengan melakukan dan mendekatkan diri kepada Allah yang bisa membuat orang lebih tentaram sehingga apapun yang dialami individu tertersebut di dunia bila mengalami masalah yang begitu berat hanya dengan mengingat Allah SWT.dia merasa tentaram,
Gejala Psikologis yang ditimbulkan Pada kasus yang dialami IA gejala psikologis yang dia alami adalah rasa cemas dan sedih, Rasa cemas yang mengakibatkatkan ketakutan pad a diri individu sehingga membuat IA tidak bisa berpikir dengan tenang dan lebih rasional. Sedangkan perasaan sedih yang diakibatkan dari kehamilan tersebut adalah melihat orang tuanya menjadi pembicaraan masyarakat sekitar karena menanggung aib yang dia perbuat. Sehingga IA sering menangis sendiri dan suka marah-marah tanpa alasan yang jelas dan lebih sering menyendiri serta menutup diri dari lingkungan, IA berusaha menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya. dengan cara jarang berintaraksi dengan masyarakat sekitar dan sering menyendiri dan melamun,
Gejala psikologis yang timbul adalah: 1, Rasa cemas yang sangat berlebihan sehingga timbulnya ketakutan di dalam diri subyek
86
2. Rasa sedih sehingga sering menangis sendiri tanpa sebab 3. Suka marah-marah tanpa alasan 4
Tidak mampuh berpikir rasional dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga berdampak keabnormalan pada diri individu
5. Menarik diri dari Jingkungan, sering menyendiri dan meJamun sendiri, sehingga Jari dari lingkungan dan tidak mau berintraksi dengan masyarakat disekitarnya. Karena takut menjadi bahan gunjingan
4.4. Analisis Antar Kasus TabeI4.4.1. Gambaran kehidupan seksual subyek Dari anaJis semua kasus dalam penelitian ini, maka peneliti dapat mengambiJ kesmpulan tentang gambaran kehidupan seksuaJ subyek. Sehingga didapat data sebagai berkut ._---
Subyek
EN
AK
IA
Alasan malakukan seks pra-nikah
Terpaksa, karena dipaksa oleh pasangan
Cinta, terangsang, gejolak remaja, rasa sayang pada pasanqan 13 tahun
Cinta, suka sama suka, frekuensi pertemuan ---------
I~:~~ia~~ma kali
16 tahun
Usia pertama i, kalimelakukan seks I pranikah IReaksi terhadap I, kehamilan l Usaha meJakukan aborsi
18 tahun
17 tahun
19 tahun
Marah, kesaJ, sakit hati, malu, depresi Sempat, terpikir, taoi tidak boJah.
Bahagia, senang, malu, sedih
Malu sama orang tua, takut Tidak ada
i
I
-
15 tahun
.. _.... _------
Tidak ada
87
Dari hasil penelitian masing-masng subyek memiliki alasan yang berbeda dalam melakukan hubungan seks pra-nikah. AK dan IA melakukan seks pranikah karena saling mencintai pasangannya masing-masing dan mereka yakin bahwa laki-Iaki itu akan menjadi pasangan hidupnya suatu saat, karena itu mereka tidak merasa ragu untuk melakukan seks pra-nikah. Sedangkan EN melakukannya karena dipaksa oleh pasangannya.
Usia pertama melakukan pacaran pad a masing-masing subyek antara usia 13 tahun sampai 16 tahun. Sedangkan usia pertama kali subyek melakukan hubungan seks pra-nik,ah yaitu 17 sampai 19 tahun. Pada subyek EN dan IA mengalami perasaan emosional yang sarna terhadap kehamilan diluar nikah, yaitu merasa malu pada keluarga dan Iingkungan sekitarnya, depresi, kesal dan marah. Namun pada kehidupan selanjutnya AK merasa bahagia atas kehamilannya karena laki-Iaki yang dicintainya mau bertanggungjawab.
Setelah mengalami kehamilan pad a diri masing-masing subyek, EN sempat terpikirkan untuk melakukan aborsi, namun tidak jadi melakukannya. Sedangkan subyek yang lain AK dan IA tidak terpikirkan untuk melakukan aborsi karena laki-Iaki yang menghamilinya mau bertanggungjawab.
88
TabeI4.4.2. Ketenangan Jiwa
i
._------
Aspek Gangguan Jiwa Rasa cemas i-Rasa sedih I Ke!
I
EN
I
X X
-
AK
IA
-
X X
X X
.
-
X
X X
X
X X
-
X
X
-
-
-
X X X X
X X
X X X
-
-
X
X
X
X X
-
Keterangan tabel : X : mengalami gangguan psikologis . : Tidak mengalami gangguan
TabeI4.4.2. Adalah tabel aspek Gangguan Jiwa. Pada saat terjadinya kehamilan sebagai data untuk mengetahui, seberapa besarnya pengaruh dari kehamilan yang subyek alami terhadap gangguan jiwa, rasa cemas, rasa sedih, ketakutan, suka marah, berpikir secara rasional, menyendiri, menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung, sering menangis, sangat sensitif, rendah diri, iri hati, dan merasa tidak puas serta kemampuan reiigiusnya.
89
Pada tabel tersebut menunjukkan perubahan yang terjadi pad a subyek EN setelah terjadinya kehamilan pada diri subyek. Pada aspek ketenangan jiwa EN terlihat banyak mengalami perubahan pada pasa cemas, sedih, berfikir secara rasional, menyendiri, menarik diri dari Iingkungan, cepat tersinggung, sering menangis, rendah diri, iri hati dan merasa tidak puas. Perubahn itu sangat terlihat pad a EN setelah terjadi kehamilan.
EN merasa cemas dan sedih bila pasangannya tidak mau menikahi dirinya, akhirnya timbul rasa ketakutan, dan suka marah-marah pad a orang yang dekat dengan diri subyek. Karena rasa marah tersebut sangat mempengaruhi subyek sehingga membuat EN tidak mampu untuk berpikir secara rasional akibatnya EN suka menyendiri dan menarik diri dari Iingkungan, karena bila dia berada dilingkungannya cepat tersinggung dan merasa rendah diri. Subyek merasa orang-orang dilingkungan sekitarnya selalu menganggap dia hina.
Sedangkan, setelah terjadinya kehamilan. Kemampuan religius subyek, yaitu mendekatkan diri pad a Sang Pencipta terjadinya peningkatan, yaitu setelah lingkungan mengetahui bahwa diri subyek hamil, hanya dengan mengingat Allahlah dia merasa lebih tenang dan lebih nyaman. Pad a hal sebelum terjadi kehamilan subyek tidak begitu rajin melakukan ibadah tetapi setelah terjadi kehamilan EN lebih rajin dan lebih ikhlas malaksanakannya. Karena EN merasa segala sesuatunya harus kembali kepada Sang Pencipta.
90
Sedangkan pada kasus AK adalah seperti penjelasan penulis berikut ini . Pada aspek rasa eemas, AK tidak begitu berat dia rasakan karena begitu mengetahui dirinya hamil AK segera melangsungkan pernikahan, jadi lingkllngannya belum mengetahui perllbahan yang di alami subyek. Tetapi perasan sedih dan takut juga di rasakan oleh AK , perasaan sedih itu timbul karena dia merasa telah mengeeewakan orang tuanya, sedangkan perasaan takut bila Iingkungan tidak bisa menerima dirinya dan anaknya nanti.
AK merasa telah mempuat keluarga keeewa karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Sedangkan pad a aspek suka marah tidak subyek alami, hal itu terjadi karena setelah menikah AK tinggal bersama mertua dan jauh dari Iingkungan dan orang tuanya. Kemampuan berpikir seeara rasional mengalami gangguan karena pada saat terjadi kehamilan yang AK pikirkan apapun yang terjadi subyek harus eepat-eepat menikah dan pergi dari lingkungan dan jauh dari orang yang mengenal dirinya, karena subyek merasa tidak pantas berada di tempat tersebut . AK merasakan dirinya orang yang sangat hina dan tidak suei lagi. Terlihat adanya perubahan llap aspek dari ketenagan jiwa, pada aspek sering menangis juga mengalami perubahan karena subyek menyesali nasib yang menimpa dirinya dan pada aspek rendah diri subyek mengalami ketidak rnampuan untuk tampil di depan, karena merasa ada orang lain yang meneemooh bila dia berbieara.
91
Jadi subyek sulit untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya dimuka umum. Karena takut orang akan mengungkit-ungkit masa lalunya yang kelam, subyek merasa iri bila melihat orang-orang berbicara di muka umum dengan lugas dan penuh percaya diri sedangkan diri AK tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
Sedangkan aspek kemampuan religiusnya, mangalami banyak perubahan setelah dia hamil maupun dikehidupan selanjutnya. Setelah subyek menikah subyek lebih banyak waktunya dihabiskan dengan menjalankan ibadah kepada Allah SWT, tetapi hal itu tidak bisa merubah kegoncangan yang ada didalam jiwa subyek. Walaupun dengan ibadah yang subyek jalankan, subyek tetap merasa tidak percaya diri, bila berada didepan umum selalu merasa tidak nyaman karena takut ada orang lain yang mengingat kembali masa lalunya sehingga subyek dhantui rasa takut yang terjadi diluar kenormalan. Sehingga perasaan tersebut menjadi suatu gangguan kejiwaan (neurosis) bagi subyek tetapi belum mencapai pada tahap penyakit jiwa (psikosis).
Sedangkan pad a kasus IA. Sam a halnya yang dialami pada subyek EN, IA pun terlihat mengalami perubahan dari aspek cemas, sedih, ketakutan, suka marah. Hal tersebut subyek alami setelah subyek mengalami kehamilan tanpa suami, walaupul1 kehamilan itu terjadi atas dasar perasaan cinta kasih
92
antara IA dan pasanga.nnya. Akan tetapi pad a tabel gangguan jiwa subyek mengalami banyak perubahan setelah terjadinya kehamilan pad a dirinya. Pada subyek ini, IA mengalami gangguan-gangguan psilologis tersebut. Hal itu terjadi karena kehamilan yang subyek alami sedangkan Iinkungan telah mengetahui dirinya hamil sedangkan subyek belum menikah.
Setelah terjadinya kehamilan subyek tidak bisa berpikir secara rasional, pada tabel tersebut menunjukkan bahwa subyek mengalami gangguan psikologis pada kemampuan berpikir tetapi belam sampai pad a tahap sakit jiwa (psikosis). Menarik diri dari Iingkungan semua subyek mengalami hal tersebut termasuk juga pad a kasus IA. Rasa cepat tersinggung dan sering menangis serta perasaan sangat sensitif diamai juga pada diri subyek setelah mengalami kehamilan pra-nikah. Begitu pula dengan sikap rendah diri dan iri bila berada di Iingkungan sekitar.
Rasa rendah diri yang subyek alami karena dia merasa tidak pantas berada diantara orang-orang tidak mengalami apa yang subyek rasakan. Subyek merasa dirinya penuh ~engan dosa serta noda yang tidak bisa dimaafkan baik dimata Allah SWT maupun dimata masyarakat. Sedangkan pad a aspek religius terjadi perubahan yang begitu derastis setelah subyek mengalami kehamilan pra-nikah, subyek merasa hanya dengan mengingat Allah SWT dan berserah diri kepada Nyalah yang membuat jiwanya lebih tenang dan
93
tentram. Tetapi hal itu tidak mudah bagi subyek lakukan karena begitu beratnya beban mental yang subyak rasakan.
Dari hasil anal isis antar kasus di dapat bahwa, adanya pengaruh bahwa terjadinya kehamilan pra-nikah terhadap gagguan jiwa. Terlihat adanya perubahan yang terjadl pada ketiga subyek yang menjadi responden pada penelitian ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehamilan pra-nikah telah memberikan pengaruh terhadap ganguan jiwa bagi pelakunya. Meskipun masih adanya faktor lain yang mempengaruhi gangguan kejiwa subyek. Secara umum seluruh subyek yang peneliti telitih telah merasakan apa yang mereka alami setelah mereka mengalami kehamilan sebelum adanya pernikahan.
Perubahan yang terjadi pada diri seluruh subyek terlihat jelas pada aspek gangguan jiwa mereka, walaupun aspek-aspek tersebut masih dalam tahap gangguan jiwa (neurosis) belum mencapai pada tahap sakit jiwa (psikosis). Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan subyek pada aspek religiusnya karena aspek tersebut subyek masih mampu malaksanakannya, sehingga dapat dikata subyek tidak mengalami pad a tahap sakit jiwa (psikosis).
Kemampuan subyek melaksanakan perintah Allah, sebagai jalan untuk mendekatkan diri pada Allah agar mendapat ketenagan. Karena seluruh subyek menyatakan bahwa hanya dengan mengingat Allah subyek merasa
94
lebih tenang. Pernyataan ini menngingatkan pada firman Allah dalam surat AI-Ra'd ayat 28 yang intinya hanya dengan menngingat Allah-Iah hati menjadi tentram. Jadi seluruh subyek menganggap apa yang terjadi pad a diri mereka pada saat itu dan sekarang adalah suatu musibah sehingga hal tersebut dikembalikan kepada Allah dan berserah diri hanya kepada Allah. Sebab segala sesuatu harus mampu dihadapi dengan sikap yang bersahaja, sebab sesuatu yang dibenci terkadang di balik semua itu memiliki nilai baik, sementara yang di senangi mendapat nilai buruk.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan anal isis setiap subyek dan anal isis antar subyek pad a bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan seks pra-nikah Masing-masing subyek memiliki alasan yang berbeda atas hubungan seksual yang mereka lakukan. Umumnya memiliki keyakinan bahwa suatu saat pasangannya akan menjadi suami mereka nantinya, karena itu subyek tidak ragu untuk melakukan hubungan seks pra-nikah, perasaan cinta juga menjadi alasan para subyek melakukan seks pra-nikah hanya pada subyek yang pertama melakukan seks pra-nikah karena di pakasa oleh pasangannya. Hubungan seks yang dia lakukan bukan karena cinta dan ungkapan rasa sayang tetapi hal itu terjadi atas dasar paksaan dari pasangan. Para subyek melakukan pacara pertama kali pada usia 13 sampai 16 tahun. Serta ketiga melakukan hubungan seks pra-nikah yang pertama kali pada rentang usia 17 sampai 19 tahun.
96
2. Pandangan subyek lerhadap pendidikan seks dan kehamilan pra-nikah Pada umumnya dari seluruh subyek yang peneliti dapatkan memiliki pendapat yang sama tentang pendidikan seks kepada remaja. Para subyek berpendapat bahwa pendidikan seks sangat bagus diberikan kepada remaja pada zaman sekarang. Tetapi pendidikan yang diberikan untuk remaja harus yang benar-benar mendidik dan bisa di mengerli bagi remaja. Karena ilu memberikan pendidikan seks bagi remaja bukan hanya dari sisi negatifnya saja leta pi harus bisa menjelaskan bahwa seks itu sendiri merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena itu dalam menjelaskan tentang pendidikan seks pada remaja harus sesuai dengan perkembangan zaman'dan sosio kultural serta agama. Sedangkan kehamilan pra-nikah pada umumnya seluruh subyek berpendapat bahwa kehamilan pra-nikah merupaka suatu aib baik bagi pelakunya sendiri maupun bagi keluarga yang mengalami hal terse but. Menurul subyek kehamilan pra-nikah bukan hanya menjadi beban sosial di dalam masyarakat bahkan menjadi beban psikologis bagi pelakunya unluk kehidupan selanjutnya. Umumnya, pasangan para subyek sekarang adalah satu-satunya orang yang pernah melakukan hubungan seks dengan subyek dan kehamilan yang lerjadi merupakan kehamilan yang pertama bagi para subyek. Dari ketiga subyek hanya subyek yang pertama sempat terpikirkan untuk melakukan aborsi sedangkan pad a subyek kedua dan ketiga lidak pernah terpikirkan
97
untuk melakukan aborsi. Dan subyek yang pertama sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya agar semua beban yang dia rasakan bisa terselesaikan. Respon pertama yang subyak rasakan ketika pertama kali mengetahui kehamilannya adalah timbulnya perasaan takut, sedih, bingung, malu serta perasaan berdosa. 3. Gangguan Jiwa Dari hasil anal isis seluruh subyek peneliti dapatkan bahwa kehamilan yang terjadi sebelum adanya pernikahhan adanya pengaruhnya terhadap gangguan jiwa subyek. Dari data yang peneliti dapatkan bahwa adanya pengaruh yang sangat signifikan antara kehamilan pra-nikah dengan gangguan jiwa individu yang mengalaminya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa individu yang mengalami kehamil pranikah pada umumnya mengalami kegoncangan jiwa dan memilki beban psikologis yang sama yaitu timbulnya rasa cemas, sedih, ketakutan, suka marah, tidak mampu berpikir secara rasional, suka menyendiri, menarik diri dari lingkungan, rasa cepat tersinggung, rendah diri, iri hati, serta rasa tidak puas bahkan rasa tidak puas dan ungkapan hati yang tidak menentu dapat dikatakan menjadi gangguan kejwaan. Bahwa gangguan kejiwaan merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang yang berhubungan dengan fisik maupun dengan mental (Zakiyah Daradjat, 2001: 26)
99
ingin tahu atau ingin coba-coba untuk menunjukan kejantanan dan status dalam kelompok bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual serta pengaruh media (televisi, majalah, radio, serta internet), Hal ini terjadi akibat lemahnya kontrol sosial orang tua terhadap anak pada usia remaja, Dalam hal ini peran orang tua, keluarga, dan orang-orang disekitar mereka sangatlah penting, Karena bila telah terjadinya kehamilan bagi remaja tersebut bukan hanya dia yang akan merasakan beban moral didalam masyarakat tetapi keluarga besarnya juga ikut merasakan, caci maki dan menjadi pergunjingan dilingkungan sekitarnya, Belum lagi beban mental yang remaja tersebut rasakan bila laki-Iaki yang menghamilinya tidak mau bertanggungjawab, Seperti hal yang sama diungkapkan oleh Maryam ibunda nabi Isa A,s, Maryam rasakan kelika dia hamil, dia menyadari betul bahwa jika seorang wanita hamil, sedangkan dia tidak mempunyai suami yang diketahui masyarakat Maka dia akan dihina, diperolok-olok serta dikucilkan oleh masyarakat Sehingga perlakuan seperti ini akan sang at menyesakkan dada yang bersangkutan, bahkan penggungkapan rasa sedih, cemas, ketakutan, rasa gunda, malu, dan hina yang bercampur aduk dalam diri seorang wanita yang hamil tanpa suami membuat dirinya hidup dalam keabnormalan bahkan sampai mendorong individu tersebut untuk mengakhiri hidupnya karena beratnya beban mental yang dia rasakan,
100
5.3. Saran Dari hasil penelitian ini, maka penulis menganjurkan saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya maupun bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu : 1. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan jumlahnya tidak dapat mewakHi jumlah populasi remaja di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi-Rawas, Provinsi Sumatra-selatan secara keseluruhan, maka dari itu hasil penelitian ini tidak dapat di jeneralisasikan terhadap populasi remaja di Provinsi Sumatra Selatan secara keseluruhan. Diharapka untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan sampel yang bisa mewakili setiap Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatra Selatan. Agar hasH penelitianya lebih representatif. 2. Karena kehidupan free sex (seks bebas) bukan lagi penyakit baru yang menimpa kalangan remaja sekarang ini, maka tindakan yang harus kita lakukan adalah melakukan tindakan preventif akan lebih baik dari pada memperbaiki kondisi yang terjadi kerusakc;n. Mereka yang terlanjur melakukan perbuatan free sex bukan orang yang harus dihina dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Namun mereka adalah orang yang butuh akan bimbinQan dan perhatian dari Iingkungan. Maka usaha untuk menyelamatkan mereka adalah mengajak mereka dengan cara yang baik
101
dan memberikan suri tauladan yang baik dari setiap lingkungan, baik orang-orang terdekat maupun lingkungan yang jauh. 3. Agar setiap orang tua mampu memberikan pendidikan seks yang baik dan benar kepada para.remajanya sedini mungkin agar remaja dapat menjalankan kehidupan seksual secara benar dan teratur. 4. Semua pihak yang terkait hendaknya mau melakukan kerja sam a yang baik untuk melakukan tindakan preventif dan berusaha memperbaiki keadaan yang telah rusak pad a kondisi yang lebih baik. Dengan demikian kemerosotan moral dikalangan remaja dapat diminimalisasikan meskipun tidak secara keseluruhan. Karena generasi muda adalah tulang punggung suatu Negara, yang akan melanjutkan perjuangan Bangsa. 5. Dalam memberikall pendidikan seks bukan hanya memberikan dampak negatifnya saja tetapi harus memberikan penerangan kepada remaja tentang kehidupan seks yang benar baik secara sosio kultural maupun agama secara gamblang dan muda dimengerti bagi kalangan remaja.
102
DAFTAR PUSTAKA Abu Miqdad, A A. (1997). Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum
Islam. Yogyakatra : Mitra Pustaka . AI-Ghifari, Abu. (2005). Hamil di luar Nikah Trend atau Aib ? Bandung : Mujahid Press. AI-Mukaffi, Abdul Rahman. (1999). Pacaran Da/am Kaca Mata Islam. Jakarta : Media Dakwah. Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daradjal, Zakiyah. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: PI. Toko Gunung Agung. Dariyo, Agus. (?004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Grahalia Halim, Andreas. (2001) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Hurlock, Elizabeth, B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pengantar
Sepanjang Rentangan Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Indracaya, Antoni. (2000). Psikologi" Psikoseksual dan Seksiologi "Jakarta: PT. Grafindo Persada. Jalaluddin (2000). Psikologi Agama. Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial jilid I. Edisi Baru. Jakarta: Rajawali -------------------. (2002). Patologi Sosial2: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. -------------------. (2003). Patologi Sosial dan Gagguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kerl,nger, Fred. (2000j. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Lexy J. Moleong. (2000). Metodelogi Pene/itian Kualitatif Jakarta:
103
Masruri, A. M. (1999). HUbungan Orientasi Religuis dengan Sikap Keserbabolehan Berperilaku Seksual dalam Berpacaran dan Tingkat Prilaku Seksual Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syahid. Jakarta:
Fakultas Psikologi UIN. Masruroh. (2000). Pernikahan Terpaksa dan Dukungan Sosial Bagi Remaja Putri. Jakarta: Skripsi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Miftah Farid. Masalah Nikah dan Keluarga. Jakarta: Amzah. Mujib. A, Mudzakir. Y..(2002). Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafind Persada. PKBI. (1994). Seminar Remaja, Informasi Seks dan Media. Yogyakarta : Lentera Senja. PKBI. (2000). Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta : Lentera Senja. PKBI. (2004). Tanya Jawab Seputar Seksualitas Remaja. Yogyakarta : Lentera Senja. Qur'an ai-Karim Sarapung I, Eiga. Aziz, M I. (1999). Agama dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sarwono, Sarlilo Wirawan. (1997). Psikologi Individu dan Teori- Teori Psikologi. Jakarta: Balai Pustaka.
----------------------------------. (2006). Psikologi Prasangka : PrasangkaPrasangka Orang-Orang Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. Silviah. (2006). Pengaruh Pacaran Terhadap Kematangan Emosi. Jakarta: Skripsi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Thalib. M. (1995) 40. Masalah Hamil dan Menyusui Dalam Islam. Bandung : Baitus Salam. Thalib. M. (1996) 20. Perilaku Durhaka Or-ang Tua Terhadap Anak. Bandung : Baitus Salam.
104
Yatimin. (2004). Etika Seksual dan Penyimpangan Dalam Islam. Jakarta: Amzah.
Artikel, Koran, Majalah : AIiya , majalah wanita. (2006).
Buletin Embrio. (2004), edisi September di Yogyakarta
Bening 2003. edisi Juli
Kompas edisi 23 April 2004
Kompas edisi 30 Juli 2004
Kompas edisi 9 Januari 2004
Majalah IImiah Universitas FK Trisakti 1997 " Kesehatan Reproduksi Remaja dan Penanggulangannya " Jakarta
Majalah Ummi. 1992. Jakarta
Internet: http://www.bkkbn.go.id/print.php?tid=2&rid=9924/03/2006
http://situs.kespero.info/krr/referensi5.htm 24/03/2006
[email protected],website: www.pkbi.jogja.orang
105
(http://silus.kesrepro. info/krr/referensi5. hIm 24/03/2006
hllp://.kesrepro.info/krr/referensi5.hlm 24/03/2006
http(http://silus.kesrepro.info/krr/maleri/remaja.hlm 24/03/2006
http://silus.kespero.info/krr/referensi5. hIm 24/03/2006
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
saya,
Maleni Apriliyansi,
mahasiswa
Psikologi
semester X,
bermaksud mengadakan penelitian mengenai "Pengaruh Hamil Pranikah dan Dukungan Sosial Terhadap Ketidaktenangan Jiwa". Oleh karena itu,
saya mengharapkan kesediaan anda untuk menjadi responden dan bersedia untuk diwawancara guna mendapatkan data mengenai masalah yang
te~adi
dalam kehidupan anda. Semua jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk penelitian ini saja. Atas kesediaan dan bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Ciputat, Mei 2006
Maleni Apriliyansi
LEMBARAN OBSERVASI
Wawancara ke Subjek
Tanggal
Tempat
Jam
: .... sId . ....
1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara. 2. Gambaran fisik dan penampilan subjek. 3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (suara, intonasi, sikap kepada interviewer, kontak mata) 4. Gangguan dan hambatan selama wawancara. 5. Catatan khusus selama wawancara.
Identitas Subjek
Nama Inisial Usia Usia Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Lama Pacaran Inisial Pasangan Usia Pasangan Pekerjaan Usia Anak Urutan dalam Keluarga Status Tinggal
PEDOMAN WAWANCARA I.
Variabel
Indikator
Pertanyaan
Hamil pra nikah
Pendidikan seks
1. Apakah yang anda ketahui tentang seksualitas ? 2 Dari manakah anda pertama kali mendapat penerangan tentang seks pertama kali ? 3. Bagaimana perasaan yang timbul setelah mendengar kata seks ? 4. Pendidikan seks yang bagaimana yang seharusnya diajarkan kepada remaja menurut anda? 5. Dengan adanya pendidikan seks, menurut anda apakah hal tersebut bisa menjamin remaja lebih baik ? kenapa ?
Pendidikan reproduksi
1. Apa yang anda ketahui tentang alat reproduksi pada manusia ? 2. Apakah anda pernah mendapatkan pendidikan tentang reproduksi ? coba anda jelaskan seberapa pentingnya pendidikan reproduksi pada kehidupan remaja sekarang ini ? 3. Apakah anda bisa menjelaskan fungsi-fungsi alat reproduksi itu untuk pria maupun untuk wanita? 4. Pada zaman yang serba modern ini apakah ada pengaruh pendidikan reproduksi bagi remaja ? pendapat anda bagaimana ? 5. Apakah ada pengaruh antara pendidikan reproduksi dan pengetahuan reproduksi bagi terhadap kecenderungan terjadinya kehamilan pra nikah ? kenapa ? 6. Kondisi reproduksi yang sehat anda bagaimana?
-'---_.
.-
Kehidupan seks remaja
,.
Ketenangan jiwa
Rasa cemas
1. Pada usia berapa anda pertama kali berpacaran ? 2 Menurut anda bagaimana pola perilaku remaja pad a zaman sekarang ? 3 Menurut anda apa yang mendorong terjadinya kehidupan seks bebas di kalangan remaja ? 4. Apakah anda sudah melakukan hubungan seks pra nikah ? jika pernah, pada usia berapa ? 5. Sampai terjadinya kehamilan, berapa kali anda melakukan hubungan seksual tersebut ? 1. Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui diri anda hamil ? 2. Apa yang anda lakukan pada sa at anda mengetahui diri anda hamil ? 3. Bagaimana anda menyikapi kondisi anda yang hamil tanpa suami (pra nikah) pada sa at ini ? 4. Apa yang anda dan pasangan anda rasakan setelah mengetahui anda hamil ? 5. Apakah anda pernah berniat untuk menggugurkan kandungan anda ? kapan ? pada saat apa ? bagaimana ? 6.
Rasa sedih
!---
Iri hati
Ap,k,h ,ed' ,,,;eg l;b,-hb' m,e,eg;'?
~_
7. Apakah anda merasa tal
I I
I
~
Rasa puas
1 Apakah anda merasa bahagia dengan perbuatan yang anda lakukan ? 2. Apakah hikmah yang anda dapat dari kejadian ini?
3. Apakah anda merasa puas dengan terjadinya kehamilan pra nikah ? 4. Apakah anda merasa puas dengan kehidupan
yang anda jalani sekarang ? Rendah diri
1 Apakah anda pernah merasa malu dengan keadaan anda yang hamil di luar nikah ? (pada saat bagaimana) 2
8agaimana anda menyikapi perasaan malu ini ?
Pemarah
1. Apakah anda sering merasa tiba-tiba menjadi pemarah ? (pada saat bagaimana)
Tenteram
1. Apakah anda merasa tenteram berada di lingkungan masyarakat setelah anda hamil ?
Ketenangan
1. Apakah anda merasa tenang melakukan kontak sosial dengan lingkungan sekitar setelah and a hamil? 2
Apa yang anda lakukan untuk mendapatkan ketenangan, setelah anda hamil di luar n'lkah ?
3. 8agaimana kegiatan kerohanian anda sebelum terjadi kehamilan ? 4. 8agaimana kegiatan kerohanian anda setelah
terjadi kehamilan ? Rasa aman
1. Apakah anda merasa am an melakukan interaksi sosial di lingkungan setelah anda hamil tanpa suami?
--
,., I''>
DEP1\RTEI\1EN 1\(;1\1\11\ UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI .II. Kerta Mukti No.5 Cireundeu CipUUlt Jakarta Selatan 15419 Telp. 7433060 Fax. 74714714
'-1omor: E.PSI/K.tILOl.5/ ~amp : 1 (satu) berkas 'erihal : Bimbingan Skripsi
/XII/2005
Kepada yth. 1. Prof. Hamdan Yasun, t>LSi. 2. Drs. A. Syahid, M.Ag.
Assalamualaikum Wr. Wb., Dengan ini kami menghampkan kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i un[uk menjadi Pembimbing pcnulisan skripsi mahasis\Va: Nalna Nomor Pokok Fakultas Judul Skripsi
: Maleni Apriliansi : 101070023025 : Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Pengaruh Hamil Pm-Nikah terhadap Ketenang' n Ji\Va
Judul tersebut telah disctujui oleh Pcmbantu Dckan Bid'lng ,-\kademik pada tanggal 26 Desember 2005 dengan outline, abstraksi dan daftar pus taka tcrlampir. Bimbingan skripsi ini Kami mohon dapat diselesaikan dalam \Vaklu (, bulan, yakni sampai dengan tanggal26 Juni 2006. Setelah judul tersebut dikonsultasikan dengan Pembimbing dan terjndi perubahan, maim segera dilaporkan ke Pembamu Dekan Bidang Akademik dan laporan berikutnya dilaksanakan pada bulan kctiga dan kelima. Demilcian atas kcsediaan Bapak/lbu/Saudara/i, Kami ucapkan terima kasih. Wassalaamualaikum Wr. \'V'b.
'embusan: Dekan (sebagai Iaporan) Ketua Bidang Psikologi Pendidikan
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI .II. KerIn Mukli No.5 Clrcuudeu Cipuln! .Juknrm Selumu 15419 Telp. 7433060 Fax. 74714714
Nomor Lamp Hal
: E.Psi/OT.01.7/
/1ll/2006
jakarta, 7 Maret 2006
: hilt P",elitialt Kepada Yth. Kepala Perpustakaan Iman jamah Oi jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Oengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama Tempat / tanggallahir Alamat
Maleni Apriliyansi Palembang, 13 April 1981 Komplek Oepsos X No.5 A Bintaro
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester NIM Program Tahun Akademik
: X (Sepuluh) :101070023025 : Strata 1 (S-l) : 2005/2006
Sehubungan dengan tugas penyelesaian .skripsi yang berjudul: "Pengaruh Hamil Pranikah terhadap ketenangan jiwa" , mahasiswa tersebut memerlukan data kepustakaan di lembaga yang Bapak/lbu /Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mahan kesediaan Bapak/lbu/saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Oemikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbu/Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. A.n.Oekan Pembantu ekan Bidang ka
Tembusan: Oekan Fakultas Psikologi
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS KECAMATAN KARANG JAYA DESA SUKARAJA
____ S URNI' K~T~l!".~AN
_
,laMaR· 1 4·0/11 9/SH/Pem/2 006.
Kel:D,la £:esa SU1;;:a Y'aja,KeCo.me.t211 rCS.. r2"n~~ (JEt.YD.., ~ins5.
Suma tA,:"a 3e1& 1:0.11, mAl1eranr;_':.?~l1 0
N a rr. a
08.11\'J8. ~I8.11Bsisvti
, [ijaleni Apd.l:LwJDSi.
I'o.leok
j\lOD1or
l\:..~lbupJ.tel1 r·1ufJil)!o,\·!(),S,
1 01 0 700230:2'5.
?a~ \: '...:1 tCcs
., Ps.i.1colOF':.i. nIH SyaY'if I:::Lrlaya-cullGl1 J2..lc8rt8..
S tra to. 1 ( S -1 ) • Telah m81aksal1:-'!.:,c2.11 eln.n 1l1p.l1gad8JICtll l)2l1el itial1 lorr:.ntre,l1 d:L .cesa Su ~liEt r]Ct'r.l
t811:-S_S'El,l :21
r.'~ei
'~O(} ..; sam-!!~'..t deYl((D,l1
"20 ['-lei :20,'}:>
dent(D,ll
su-
1
Deknn J 02cultas Psl:\:olo:::;i DIN SY8xif Hir1Gy,'Jtullch (JO}:E>rto. i-'lo, E.1?sj_ 101. 7/4,?1 /I~/2')O.s. ·t..:\n~·/_:[11 .21 ;' .-~.w'il 2J')6 aCi1";r::11 <.Tu.Jul : 11 P:.,.li'.;;·~,~.ilj~l',:-
])err: i
t
~12~111,::',.J.~
s \.:rc:'.'G
dj_)Cr·,'?Llrl?L\:n,n
:·:8 ·Gerc.rJ:~::en
i .r.li kc.m j. b Ll.G'. 'Gte n. ,:el1 r
S C :)8 l1:';.1:' n;v"'E".
SC;J.;y·lunya.
" h rl..) .LIB,
U;J tll~C