FINESTA Vol. 3, No.1 (2015) 85-90
85
Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Pembayaran Kartu Kredit Pada Karyawan di Surabaya Edrea Divarda Wicaksono Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected] Abstrak— Saat ini untuk memiliki kartu kredit tergolong mudah didapatkan, mulai dari kalangan menengah keatas, tak terkecuali karyawan dapat memilikinya. Meski dari segi kepraktisan penggunaan kartu kredit memang memudahkan transaksi sehari-hari, namun penggunaannya harus disertai dengan adanya financial literacy, sehingga penggunaan kartu kredit didasarkan pada kebutuhan yang penting dan sesuai dengan keadaan keuangan masing-masing nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh financial literacy terhadap perilaku pembayaran kartu kredit di kalangan karyawan Surabaya. Sampel yang digunakan berjumlah 100 responden karyawan di Surabaya. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Hasil analisis ini menunjukkan financial literacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit antara karyawan yang memiliki financial literacy rendah dan tinggi. Kata Kunci—Financial Literacy, Financial Behavior, Perilaku Kartu Kredit, Karyawan Abstract— Nowadays, credit card is easily obtained, starting from the middle class and above, no exception employees can have it. Although in terms of the practicality of the use of credit cards has indeed facilitate transactions daily, but its use must be accompanied by the existence of financial literacy, so the use of a credit card based on the needs that are important and relevant to the financial circumstances of each customer. This research aims to examine the influence of financial literacy with respect to credit card payment behavior among employees in Surabaya. A sample of 100 respondents used employees in Surabaya. Data were collected using a questionnaire. The technique used is the analysis of Partial Least Square (PLS). The results of this analysis showed financial literacy has significant effects on the behavior of credit card payments. The study also shows that there is no difference between credit card payment behavior of employees who have the financial literacy of low and high. Keyword— Financial Literacy, Financial behavior, Credit Card Behaviors, Employee
1. PENDAHULUAN Saat ini untuk memiliki kartu kredit tergolong mudah didapatkan, mulai dari kalangan menengah keatas, tak terkecuali karyawan dapat memilikinya. Card Center Manager BRI Indonesia Timur mengemukakan, pihaknya mentargetkan kalangan Pegawai Negeri Sipil dan karyawan swasta, ini disebabkan adanya kecenderungan kalangan PNS maupun karyawan swasta dalam penggunaan kartu kredit BRI. Hal ini disebabkan, nasabah
tersebut aktif memanfaatkan fasilitas kartu kredit BRI, khususnya di sejumlah momen penting, seperti Lebaran, tahun ajaran baru, Natal, dan tahun baru. Meski dari segi kepraktisan penggunaan kartu kredit memang memudahkan transaksi sehari-hari, namun penggunaannya harus disertai dengan adanya financial literacy, sehingga penggunaan kartu kredit didasarkan pada kebutuhan yang penting dan sesuai dengan keadaan keuangan masing-masing nasabah. Financial literacy merupakan pemahaman mengenai produk dan konsep keuangan dengan bantuan informasi dan saran, sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan agar dapat membuat keputusan keuangan yang tepat (Vidovicova, 2012). Menurut Mottola (2013) yang meneliti pengaruh antara perilaku pembayaran kartu kredit, gender, dan financial literacy di Amerika, ditemukan bahwa financial literacy berpengaruh terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Selain itu, ditemukan wanita dengan tingkat financial literacy yang rendah cenderung untuk menimbulkan biaya keterlambatan dan overlimit, dibandingkan laki-laki dengan financial literacy rendah. Allgood dan Walstad (2013) dalam penelitiannya menganalisa pengaruh financial literacy, umur, dan perilaku pembayaran kartu kredit dengan sampel orang dewasa di Amerika. Perilaku yang terkait dengan pembayaran kartu kredit adalah: (1) selalu membayar tagihan kartu kredit secara penuh atau lunas, (2) mempertahankan saldo yang melebihi limit sehingga dikenai bunga, (3) hanya melakukan pembayaran minimum pada tagihan kartu kredit, (4) cenderung membayar terlambat dan dikenai sanksi biaya keterlambatan, (5) kerelaan dikenai biaya pemakaian yang melebihi batas kartu kredit. Hasilnya pada usia 18-29 tahun financial literacy tidak signifikan berpengaruh terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Sedangkan pada usia 60 tahun keatas, financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Sedangkan Lusuardi dan Tufano (2009) dalam penelitiannya di Amerika menemukan, individu yang memiliki financial literacy rendah cenderung membayar hanya sebagian dari total tagihan kartu kredit. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh financial literacy terhadap perilaku pembayaran kartu kredit di kalangan karyawan Surabaya.
86 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit pada karyawan? 2. Apakah ada perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit antara karyawan yang ber-financial literacy tinggi dan rendah? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh antara financial literacy terhadap perilaku pembayaran kartu kredit pada karyawan. 2. Mengetahui adanya perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit antara karyawan yang ber-financial literacy tinggi dan rendah. 2. TEORI PENUNJANG Financial Literacy Financial literacy merupakan pemahaman mengenai produk dan konsep keuangan dengan bantuan informasi dan saran, sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan agar dapat membuat keputusan keuangan yang tepat (Vidovicova, 2012). Mandell (2007) mendefinisikan financial literacy sebagai kemampuan untuk mengevaluasi instrumen keuangan yang baru dan kompleks, serta dapat membuat penilaian pada instrumen keuangan. Sedangkan menurut Lusardi and Tufano (2008) mendefinisikan financial literacy sebagai kemampuan untuk membuat keputusan perjanjian hutang, khususnya bagaimana seseorang menerapkan pengetahuan dasar tentang bunga majemuk. Financial literacy juga didefinisikan sebagai pengetahuan mengenai konsepkonsep dasar keuangan, termasuk pengetahuan bunga majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai riil, pengetahuan dasar mengenai diversifikasi risiko, nilai waktu dari uang dan lain-lain (Lusardi, 2008). Menurut Hung, Parker, dan Yoong (2009) aspekaspek yang memiliki yang diukur dalam financial literacy yaitu, pemahaman dalam sistem pasar modal dan lembaga keuangan, arus kas rumah tangga, alasan untuk memiliki dana darurat, dan dasar-dasar pemberian kredit. Falahati dan Paim (2011) dalam mengukur financial literacy menggunakan aspek pengetahuan umum, investasi, tabungan, hutang, asuransi dan manajemen risiko. Sedangkan menurut Chen dan Volpe (1998), ada 4 aspek financial literacy yaitu, pengetahuan umum tentang personal finance, saving dan borrowing, insurance, serta investment. Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan. Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan (Nofsinger & Baker, 2010). Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi .
Perilaku Pembayaran Kartu Kredit Perilaku pembayaran kartu kredit termasuk dalam aspek financial behaviour, yaitu aspek perilaku ekonomi (Ricciadi, 2005). Perilaku yang terkait dalam pembayaran kartu kredit antara lain: (1) selalu membayar tagihan kartu kredit secara penuh atau lunas, (2) mempertahankan saldo yang melebihi limit sehingga dikenai bunga, (3) hanya melakukan pembayaran minimum pada tagihan kartu kredit, (4) Cenderung membayar terlambat dan dikenai sanksi biaya keterlambatan, (5) kerelaan dikenai biaya pemakaian yang melebihi batas kartu kredit, (6) menggunakan kartuuntuk pembayaran uang muka (Mottola, 2013). Sedangkan menurut Sam dan William (2013) juga tidak jauh berbeda dengan Mottola (2013). Terdapat lima perilaku yang terkait dengan pembayaran kartu kredit (Sam dan William, 2013) yaitu: (1) selalu membayar tagihan kartu kredit secara penuh atau lunas, (2) mempertahankan saldo yang melebihi limit sehingga dikenai bunga, (3) hanya melakukan pembayaran minimum pada tagihan kartu kredit, (4) Cenderung membayar terlambat dan dikenai sanksi biaya keterlambatan, (5) kerelaan dikenai biaya pemakaian yang melebihi batas kartu kredit. Dapat disimpulkan perilaku pembayaran kartu kredit adalah keputusan yang diambil saat melakukan pembayaran kartu kredit ketika jatuh tempo. Hubungan Antara Financial Literacy Dengan Perilaku Pembayaran Kartu Kredit Financial literacy merupakan pemahaman individu mengenai produk dan konsep dasar keuangan sehingga dapat membuat keputusan keuangan yang tepat. Sedangkan perilaku pembayaran kartu kredit adalah keputusan yang diambil saat melakukan pembayaran kartu kredit ketika jatuh tempo. Financial literacy dapat mempengaruhi perilaku pembayaran kartu kredit, semakin tinggi pemahaman mengenai kartu kredit dan konsep perhitungan bunga kartu kredit, maka pengguna kartu kredit dapat lebih bijak dalam melakukan pembayaran kartu kredit. Dalam penelitian sebelumnya, Allgood dan Walstad (2011) menganalisis pengaruh financial knowledge atau financial literacy terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Hasil survei dengan menggunakan sampel orang dewasa dan yang telah berumah tangga di Amerika, menunjukkan bahwa financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Responden yang memiliki financial literacy tinggi cenderung untuk membayar tagihan kartu kredit tepat waktu dan lunas. Selain itu ditemukan, bahwa responden dengan financial literacy yang rendah cenderung mengeluarkan biaya kartu kredit yang lebih mahal dibandingkan dengan responden yang memiliki financial literacy tinggi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Allgood danWalstad (2013) di Amerika, yang menganalisa pengaruh financial literacy, umur, dan perilaku pembayaran kartu kredit dengan menggunakan sampel orang dewasa. Hasilnya ditemukan bahwa pada usia 1829 tahun financial literacy tidak signifikan berpengaruh terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. Sedangkan pada usia 60 tahun keatas, financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit.
87 Selain itu ditemukan, responden dengan umur 18 sampai 49 tahun cenderung untuk membayar tagihan kartu kredit secara tepat waktu dan lunas dibandingkan dengan responden dengan umur 50 tahun keatas. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Mottola (2013) di Amerika, yang menganalisa pengaruh financial literacy terhadap perilaku pembayaran kartu kreditpada wanita. Hasilnya ditemukan bahwa wanita dengan tingkat financial literacy yang rendah cenderung untuk menimbulkan biaya keterlambatan dan overlimit, dibandingkan laki-laki dengan financial literacy rendah. Namun tidak ada perbedaan perilaku antara laki-laki dan wanita dengan financial literacy yang tinggi. Hipotesis 1. Financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit pada karyawan di Surabaya. 2. Karyawan dengan financial literacy yang tinggi memiliki perilaku pembayaran kartu kredit yang berbeda dengan karyawan yang memiliki financial literacy rendah. 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Data dan Sumber Data Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan di Surabaya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan (Sugiyono, 2005). Peneliti akan mengambil sampel dengan kriteria yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: a. Mempunyai kartu kredit utama, bukan karti kredit tambahan b. Menggunakan kartu kredit minimal 1 kali transaksi dalam sebulan. Menurut frankel dan Wallen (1993:92) besar sampel minimum untuk penelitian deskriptif adalah 100 responden. Maka dari itu, peneliti akan mengambil sampel sebanyak minimal 100 responden. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Data yang dikumpulkan adalah data pribadi atau profil responden, pemahaman responden terhadap financial literacy, perilaku pembayaran dan jumlah kepemilikan kartu kredit responden.Prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitumencari karyawan baik di perusahaan, kantor, bank, universitas, dan lain-lain. Kemudian menanyakan apakah responden mempunyai kartu kredit utama dan aktif digunakan. Jika memenuhi syarat yang dibutuhkan, responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner yang berisi data responden, pemahaman
responden terhadap financial literacy, perilaku pembayaran dan jumlah kepemilikan kartu kredit responden. Sumber data yang digunakan juga diambil dari jurnal, buku, website, dan kuesioner Definisi Oprasional a. Konsep : Financial literacy Definisi operasional : Pemahaman mengenai konsep dasar keuangansehingga dapat membuat keputusan pembayaran tagihan kartu kredit yang tepat. Indikator empirik : Indikator dari variabel ini diukur mengenai pemahaman tentang pengetahuan umum personal finance dan pemahaman tentang saving dan borrowing. b. Konsep : Pemahaman tentang saving dan borrowing Definisi operasional : Keputusan yang diambil saat melakukan pembayaran kartu kredit ketika jatuh tempo. Indikator empirik : Membayar tagihan kartu kredit tepat waktu dan penuh, Membayar tagihan kartu kredit tepat waktu dan minimum, Membayar tagihan kartu kredit terlambat dan penuh, Membayar tagihan kartu kredit terlambat dan minimum, dan Tidak membayar tagihan kartu kredit Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu, pendekatan Structural Equation Modeling (SEM), yaitu Partial Lease Square (PLS) dengan menggunakan program aplikasi SmartPLS dan Uji statistik t dengan SPSS. Metode SEM digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan Uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis kedua 4. ANALISIS DATA Convergent Validity (Validitas Konvergen) Tabel 1. Nilai Outer Loading Dimensi/ Variabel Indikator Outer Loading FL1.1 0.686 FL1.2 0.775 FL1 FL1.3 0.696 FL1.4 0.743 FL2.1 0.698 FL2.2 0.814 FL2.3 0.708 FL2 FL2.4 0.704 FL2.5 0.697 FL2.6 0.679 P1 0.773 P2 0.703 PPKK P3 -0.598 P4 -0.782 P5 -0.656 Berdasarkan tabel 1.dapat diketahui bahwa terdapat 3 indikator pada variabel Perilaku Pembayaran Kartu Kredit yaitu P3, P4 dan P5 yang memiliki nilai outer loadingdi bawah 0.5, hal inimenunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut tidak memenuhi syarat validitas yang baik, sehingga akan direduksi pada analisis selanjutnya. Berikut ini disajikan tabel nilai outer loading setelah indikator P3, P4 dan P5 direduksi
88 Tabel 2. Nilai Outer Loading 2 Dimensi/ Variabel Indikator Outer Loading FL1.1 0.688 FL1.2 0.774 FL1 FL1.3 0.696 FL1.4 0.743 FL2.1 0.698 FL2.2 0.814 FL2.3 0.708 FL2 FL2.4 0.704 FL2.5 0.696 FL2.6 0.679 P1 0.882 PPKK P2 0.759 Berdasarkan Tabel 2.dapat diketahui bahwa masing-masing indikator telah memiliki nilai outer loadingdi atas 0.5, hal ini menunjukkan bahwa indikatorindikator pada tabel di atas telah memenuhi syarat validitas yang baik, sehingga akan digunakan untuk analisis selanjutnya Discriminat Validity (Validitas Diskriminan) Tabel 3. AVE Dimensi/ Variabel AVE FL1 0.527 FL2 0.515 PPKK 0.678 Berdasarkan tabel 3. di atas, dapat diketahui bahwa nilai AVE pada dimensi variabel Financial Literacy yaitu FL1 dan FL2 serta variabel Perilaku Pembayaran Kartu Kredit adalah lebih besar dari 0.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel pada penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik. Composite Reliability Tabel 4. Composite Reliability Dimensi/ Variabel Composite Reliability FL1 0.816 FL2 0.864 PPKK 0.807 Tabel 4.menunjukkan bahwa nilai composite reliabilitydari dimensi variabel FL1 dan FL2 serta variabel PPKK nilainya lebih dari 0.6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi composite reliability. Evaluasi Inner Model (Model Struktural) Evaluasi pertama pada inner model dilihat dari nilai R-Square atau koefisien determinasi.Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai R-Square pengaruh dari Financial Literacy terhadap Perilaku Pembayaran Kartu Kredit yaitu sebesar 0.297. Nilai tersebut memiliki arti bahwa keputusan yang diambil saat melakukan pembayaran dari kartu kredit ketika jatuh tempo dapat dipengaruhi oleh Financial Literacysebesar 29.7%. Nilai R-Square pada dimensi FL1 (Pengetahuan Umum Personal Finance)yaitu sebesar 0.631, nilai tersebut menunjukkan kemampuan pengukuran dari
dimensi Pengetahuan Umum Personal Financeterhadap Financial Literacy, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengetahuan umum mengenai personal finance mencakup pemahaman terhadap beberapa hal yang paling dasar dalam sistem keuangan dapat mengukur Financial Literacy secara umum sebesar 63.1%. Nilai R-Square pada dimensi FL2 (Saving & Borrowing)yaitu sebesar 0.833, nilai tersebut menunjukkan kemampuan pengukuran dari dimensi Saving & Borrowing terhadap Financial Literacy, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang mencakup faktor-faktor perhitungan mengenai bunga majemuk, karakteristik deposito, pengetahuan tentang bunga kartu kredit, pengetahuan tentang kartu kredit, dan faktor yang mempengaruhi kelayakan kredit dapat mengukur Financial Literacysecara umum sebesar 83.3%. Q-squarepredictive Relevance Pada model PLS, penilaian seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model diketahui melalui nilai Q2. Semakin tinggi nilai Q2 maka model yang dihasilkan dapat dikatakan memiliki prediksi yang tinggi. Perhitungan nilai Q2 sebagai berikut: Nilai Q2 = 1 – (1– 0.297) x (1– 0.631) x (1 – 0.833) = 0.957 Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2sebesar 0.957, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural adalah sebesar 95.7%.Berdasarkan hasil ini, model struktural pada penelitian dapat dikatakan telah memiliki predictive relevance yang baik. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-statistic) > t tabel pada tingkat kesalahan (α) 5% yaitu 1.96. Berikut adalah nilai koefisien path (original sample estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) pada inner model: Tabel 5. Hasil Nilai Koefisien Path dan t-hitung Nilai No Pengaruh Koefisien t hitung Path Financial Literacy 1 Perilaku Pembayaran 0.545 7.846 Kartu Kredit Nilai koefisien path pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Pembayaran Kartu Kreditsebesar 0.545 dengan t hitung sebesar 7.846 yang lebih besar dari nilai t tabel 1.96, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Financial Literacy terhadap Perilaku Pembayaran Kartu Kredit. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi (baik)pemahaman mengenai konsep dasar keuangan dari karyawan, maka semakin baik pula perilaku pembayaran kartu kredit dari karyawan. Berdasarkan hasil inihipotesis penelitian yang menduga bahwa Financial literacyberpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit pada karyawan di Surabaya, dapat diterima kebenarannya.
89 Uji Beda Perilaku Pembayaran Kartu Kredit Uji beda perilaku pembayaran kartu kredit pada kelompok responden dengan Financial Literacy tinggi dan rendah dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa apakah distribusi data pada kedua kelompok tersebut menyebar normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan kriteria jika signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan di atas 0.05 (α=5%), maka disimpulkan bahwa data menyebar normal. Independent sample t-test berasumsi awal bahwa sebaran data menyebar menurut distribusi normal. Dengan kata lain jika data yang akan diuji tidak menyebar menurut sebaran normal, maka uji beda yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Berikut ini disajikan tabel hasil uji normalitas data: Tabel 6.Hasil Uji Normalitas Signifikansi Kelompok KolmogorovKeterangan Smirnov FL Rendah 0.032 Tidak Normal FL Tinggi
0.010
Tidak Normal
Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan pada data kelompok FL rendah dan FL tinggi masing-masing di bawah 0.05, sehingga disimpulkan bahwa data pada kedua kelompok tersebut tidak menyebar normal. Hasil uji ini menunjukkan bahwa uji beda perilaku pembayaran kartu kredit pada kedua kelompok Financial Literacy dilakukan dengan uji MannWhitney yaitu dengan kriteria uji jika signifikansi uji Mann-Whitney yang dihasilkan lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan perilaku pembayaran kartu kredit pada kelompok responden dengan Financial Literacy rendah dan tinggi. Berikut disajikan hasil uji Mann-Whitney. Tabel 7. Hasil Uji Mann-Whitney Kelompok n Mean Rank Signifikansi FL Rendah
38
31.25
FL Tinggi
24
31.9
0.884
Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Mann-Whitney yang dihasilkan yaitu sebesar 0.884, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan perilaku pembayaran kartu kredit pada kelompok responden dengan Financial Literacy rendah dan tinggi. Pembahasan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil uji hipotesis pertama bahwa variabel Financial Literacy menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Pembayaran Kartu Kredit, ini artinya semakin tinggi financial literacy maka perilaku pembayaran kartu kredit semakin baik. Sehingga hipotesis pertama penelitian yang menyatakan bahwa
Financial Literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit terbukti kebenarannya. Dari hasil penelitian, ditemukan indikator yang berkontribusi paling besar terhadap aspek pengetahuan umum personal finance adalah pengetahuan tentang pengeluaran yaitu sebesar 77.4%. Sementara untuk indikator yang paling besar berkontribusi terhadap aspek saving and borrowing adalah pengetahuan tentang deposito sebesar 81.4%. Dari kedua dimensi atau aspek yang paling mempengaruhi Perilaku Pembayaran Kartu Kredit adalah aspek saving and borrowing yaitu sebesar 83.3%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mottola (2013), Allgood & Walstad (2013), dan Lusuardi & Tufano (2009). Hipotesa kedua dari penelitian ini adalah adanya perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit pada karyawan yang memiliki financial literacy rendah dan tinggi. Namun dari hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit yang signifikan antara kelompok responden dengan financial literacy rendah dan tinggi. Hal ini disebabkan walaupun seseorang memiliki tingkat financial literacy yang rendah, namun bukan berarti tidak sama sekali memiliki financial literacy. Financial literacy dalam penelitian ini terdiri dari dua dimensi atau aspek yaitu, pengetahuan umum personal finance dan saving and borrowing. Berdasarkan hasil analisa di lampiran 4, responden mempunyai pengetahuan umum personal finance dan saving and borrowing yang cukup sehingga dapat membuat keputusan pembayaran kartu kredit sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan, secara umum berdasarkan data deskriptif, perilaku pembayaran kartu kredit responden cukup baik. Namun, terdapat kelemahan dalam penyusunan pertanyaan terkait dengan perilaku pembayaran kartu kredit. Jawaban dari responden pada variabel perilaku pembayaran kartu kredit (lima pertanyaan) tidak konsisten. Responden seharusnya menjawab ya atau tidak pada satu pertanyaan, tetapi kenyataannya responden menjawab ya atau tidak lebih dari satu pertanyaan. Sehingga hal ini mengakibatkan tidak terdapat perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit yang signifikan antara kelompok responden dengan financial literacy rendah dan tinggi. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Financial literacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembayaran kartu kredit. 2. Tidak ada perbedaan perilaku pembayaran kartu kredit antara karyawan yang memiliki financial literacy rendah dan tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang didapatkan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan pernyataan kuesioner harus dibuat secara berkesinambungan dan konsisten.
90 2.
3.
Menambahkan indikator perilaku pembayaran kartu kredit seperti, pride (gengsi), kesehatan keuangan pribadi, resiko kebangkrutan keuangan. Dalam pengisian kuesioner, responden hanya dapat memilih satu pilihan jawaban. DAFTAR PUSTAKA
Aliaga, M. & Gunderson, B. (2002). Interactive Statistics. Saddle River, NJ: Prentice-Hall. Allgood, S., Walstad, W., (2011).The Effects of Perceived and Actual Financial Knowledge on Credit Card Behavior. Allgood, S., Walstad, W. (2013).Financial Literacy and Credit Card Behaviors: A Cross-Sectional Analysis by Age. Doi: 10.5038/1936-4660.6.2.3. Capuano, A. & Ramsay, I. (2011). What Cause Suboptimal Financial Behaviour? An Exploration of Financial Literacy, Social Influences and Behavioural Economics, 90-93. Chen, H. & Volpe, R.P. (1998). An Analysis of Personal Financial Literacy Among College Students, 7(2), 107-128. Daftar Perkembangan Jumlah Kartu Kredit di Indonesia, (2014). Jing Jian Xiao (2008). Applying Behavior Theories to Financial Behavior. Handbook of ConsumerFinance Research, 70. Lucie, V. (2012). Aging in European Societies International Perspectives on Aging, 6(1), 191. Lusardi, A. (2008). Household saving behavior: The role of financial literacy, information, and financial education programs. NBER Working Paper 13824. Lusardi, A. (2008). Financial literacy: An essential tool for informed consumer choice? Dartmouth College Working Paper. Lusardi, A. & Tufano, P. (2008). Debt literacy, financial experiences, and over in debtedness. Dartmouth Working Paper. Mandell, L. (2007). Financial literacy of high school students. In J.J. Xiao (Ed.), Handbook of Consumer Finance Research, 163-164. Mottola, G. (2013). InOur Best Interest: Women, Financial Literacy, and Credit Card Behavior. 6(2) doi: 10.5038/1936-4660.6.2.4. Nofsinger, JR. & Baker, HK. (2010). Behavioral Finance: Investors, Corporations, and Markets. Remund, David L. (2005). Financial Literacy Explicated: The Case for a Clearer Definition in an Increasingly Complex Economy. Ricciardi, V (2005), A Unique perspective of Behavioural Finance : A Research Starting Point for the New Scholar. Ricciardi, V., Simon, Helen K., (2000).What is Behavioral Finance?. Business, Education & Technology Journal, 2(2), 1-9. Sari, R. (2012) Regulasi Indonesia4(1), 13-16
Pembatasan
Kartu
Kreditdi
Sewell, M. (2007) Behavioural Finance. Siregar, A. (2014) PT BRI Estimasi Penggunaan Kartu Kredit Perseroan Capai 65.000 Nasabah. Shefrin, H. (2000). Beyond Greed and Fear: Understanding behavioural finance and investment decision-making, Journal of Finance, 779-801. Slovic, P. (1972). Psychological study of human judgement: Implications for investment decision making, Journal of Finance, 779-801. Sugiyono (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.