Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, ITO, WCTO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FARMASI SWASTA Winda Rizky Apritasari
[email protected]
Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the simultaneous, partial, and dominant influences of Financial Leverage, Inventory Turnover, and Working Capital Turnover to the companiesโ value at Pharmacy Companies owned privately which are listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this research is Pharmacy Companies owned privately which are listed in IDX in the period of 2007-2011 as many as 10 pharmacy companies. The research result shows that the Financial Leverage, Inventory Turn Over, and Working Capital Turn Over variables simultaneously have significant influence to the companies value at pharmacy companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The output obtains Fcount of 1.644 which is far below Ftable (df = 3.21) of 3.072 at the level of 0.05. While, the Financial Leverage, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over variables partially have significant influence to the company value at pharmacy companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. Meanwhile, the variable which has a dominant influence is Working Capital turnover because the determination coefficient is 52.42 %. Keywords: financial leverage, inventory turnover, working capital turnover and companiesโ value. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan, parsial, dan dominan Financial Leverage, Inventory Turnover, Working Capital Turnover terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi milik swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan farmasi milik swasta yang terdaftar di BEI pada periode tahun 20072011, yang berjumlah 10 perusahaan farmasi. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil output didapat Fhitung sebesar 1,644 jauh dibawah Ftabel ( df = 3;21 ) sebesar 3,072 pada tingkat 0,05. Sedangkan secara parsial variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over berpengaruh signifikan terhadap nilai Perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Working Capital turnover karena mempunyai koefisien determinasi sebesar 52,42 %. Kata Kunci : financial leverage, inventory turnover, working capital turnover dan nilai perusahaan
PENDAHULUAN Pentingnya Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Jika nilai suatu perusahaan dapat diproksikan dengan harga saham maka memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan harga pasar saham. Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Secara harfiah nilai perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
2
dipengaruhi karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Secara umum dalam dunia usaha (ekonomi industri) membagi Leverage menjadi tiga kategori, yaitu Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan kombinasi antara keduanya (Combine Leverage). Leverage yang dibahas dalam penelitian ini adalah leverage keuangan (Financial Leverage). Leverage keuangan dapat diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap keuangan sebagai pengungkit laba bersihnya. Persediaan merupakan aktiva atau barang yang dimiliki perusahaan yang siap dijual atau siap dipergunakan dalam operasi normal perusahaan. Persediaan bagi suatu perusahaan kadangkadang berbeda, seperti contoh mobil bagi pabrik merupakan aktiva tetap tetapi bagi mobil (show room). Barang tersebut merupakan persediaan dan termasuk klasifikasi aktiva lancar (current assets). Ini berarti bahwa transaksi intern dan ekstern dalam perusahaan cukup penting, dengan demikian kegiatan transaksi atas persediaan perlu manajeman yang baik meliputi perencanaan, pengelolaan dan pengawasan sehingga adanya persediaan berlebihan dan persediaan yang sangat kurang dapat dihindari (Ngumar, 2000:88). Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan seharihari. Manajeman modal kerja yang efektif sangat penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini ditulis dengan judul โPengaruh Financial Leverage, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesiaโ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan, parsial, dan dominan Financial Leverage, Inventory Turnover, Working Capital Turnover terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi milik swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan farmasi milik swasta yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2007-2011, yang berjumlah 10 perusahaan farmasi. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk mencapai batasan-batasan atau tujuan analisis data penelitian. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Financial Leverage Menurut Sutrisno (2000:239) financial leverage merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga. Financial leverage timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Beban tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya hutang obligasi harus mengeluarkan beban tetap berupa bunga, sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham harus mengeluarkan beban tetap berupa dividen. Apabila perusahaan menambah leverage, berarti risiko keuangannya semakin naik karena itu adalah wajar. Apabila hutang bertambah, pemilik dana akan meminta penambahan tingkat bunga. Financial leverage yang dihasilkan dari penggunaan pembiayaan dengan pembayaran tetap seperti hutang dan saham preferen adalah untuk memperbesar pendapatan ๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐ก ๐ก๐ ๐ก๐๐ก๐๐ ๐๐ ๐๐ก ๐๐๐ก๐๐ =
๐ฝ๐ข๐๐๐ โ ๐ป๐ข๐ก๐๐๐ ๐ฝ๐ข๐๐๐ โ ๐ด๐๐ก๐๐ฃ๐
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
3
Fungsi Financial Leverage Secara umum keputusan pendanaan suatu perusahaan yang ada selama ini biasanya dipengaruhi oleh leverage dan tingkat pertumbuhan. Dengan melihat pada leverage ratio yang ada, maka perusahaan dapat membandingkan struktur permodalan dengan hutang usaha yang dimiliki untuk selanjutnya dicermati dengan melihat kesempatan investasi dan tingkat pertumbuhannya. Umumnya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan memiliki kesempatan investasi yang lebih baik memilih sumber pendanaan dengan menggunakan modal, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang lamban dengan kesempatan investasi yang buruk biasanya cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Setiap keputusan pendanaan yang diambil tentunya akan menimbulkan biaya dan resiko masing-masing. Hubungan Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri. Dengan financial leverage yang dimiliki suatu perusahaan, maka dapat disimpulkan hubungannya dengan nilai perusahaan merupakan komponen yang terkait satu sama lainnya. Bahkan dapat diketahui melalui kinerja perusahaan selama periode tertentu. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Sunariyah, 2004). Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidawati, 2002). Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) Husnan dan Enny (2006:131) Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pembeli. Sedangkan bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Meskipun demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya untuk maksud-maksud tersebut. Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan rugi laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Perputaran persediaan merupakan salah satu elemen pendukung besarnya perputaran aktiva lancar yang terdapat pada neraca (Gitosudarmo dan Basri, 2003:93). Modal Kerja Dalam melakukan aktivitas setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja digunakan untuk membelanjai operasi dalam perusahaan sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan baku. Modal yang dikeluarkan maupun modal yang diperoleh dari hasil penjualan produknya dalam waktu yang pendek, akan digunakan lagi untuk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
4
membiayai operasi selanjutnya. Untuk itu modal kerja yang digunakan akan terus berputar setiap periode selama perusahaan masih menjalankan aktivitasnya. Manajemen Modal Kerja Menurut Syamsuddin (2007:201), tujuan dari manajemen modal kerja adalah untuk mengelola masing-masing posisi aktiva lancar dan hutang lancar sedemikian rupa, sehingga jumlah net working capital (aktiva lancar dikurangi hutang lancar) yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Munawir (2000:116) modal kerja merupakan komponen keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan modal kerja yang cukup jumlahnya dalam arti modal kerja yang ada harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberi keuntungan lain. Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja) Menurut Martono dan Harjito (2002:80) Besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali. Seperti halnya perputaran modal kerja, maka yang dimaksud dengan kas berputar satu kali berarti bahwa sejak kas tersebut digunakan untuk proses produksi (barang atau jasa) dan akhirnya menjadi kas kembali. Demikian pula perputaran piutang dan perputaran persediaan, yaitu waktu yang diperlukan dari piutang atau menjadi piutang atau persediaan kembali menjadi persediaan. Siklus operasi adalah peralihan modal kerja perusahaan yang berulang dari kas ke persediaan ke piutang dan kembali ke kas. Nilai Perusahaan Menurut Rika dan Ishlahuddin (2008:196), nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor. Karena dengan permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris. Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Nilai Tobinโs Q Tobinโs Q merupakan rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan. Rasio ini juga dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobinโs Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004:16). Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
5
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004:20). Jadi semakin besar nilai Tobinโs Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Tobinโs Q merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan nilai pasar suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian asset (asset replacement). Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti dari berbagai pihak, antara lain dilakukan oleh: (1) Siti, 2012, yang menggunakan variabel bebas Financial Leverage pada 73 perusahaan makanan dan minuman menghasilkan bahwa leverage keuangan telah berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Siti hanya menggunakan Financial Leverage, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. (2) Isnaini Ken Zuraida pada tahun 2010 yang menggunakan variabel bebas ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR pada 9 perusahaan BUMN di BEI, menghasilkan ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Isnaini Ken Zuraida hanya menggunakan ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. (3) Bambang dan Elan pada tahun 2010 yang menggunakan variabel bebas Leverage keuangan, capital expenditure, insentif manajer, kinerja perusahaan pada 116 perusahaan manufaktur di BEI, menghasilkan Insentif manajer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tetapi tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. capital expenditure tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. leverage keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kinerja nilai perusahaan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Bambang dan Elan hanya menggunakan Leverage keuangan, capital expenditure, insentif manajer, kinerja perusahaan, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. Perumusan Hipotesis Bertolak dari latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah sebagai berikut : H1 : Financial Leverage, Inventory Turnover, Working Capital Turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI. H2 : Financial Leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI H3 : Inventory Turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI. H4 : Working Capital Turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI. H5 : Working Capital Turnover mempunyai pengaruh dominan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
6
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2007-2011, yang berjumlah 10 perusahaan farmasi. kriteria yang harus dipenuhi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan Farmasi yang menerbitkan laporan keuangan lengkap selama tahun 2007-2011. (2) Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir akhir bulan tiap tahun. Hal ini untuk menghindari pengaruh parsial dalam perhitungan rasio keuangan. (3) Dari jumlah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 10 perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan 5 Perusahaan Farmasi Milik Swasta yang memenuhi kriteria sampel penelitian dan memiliki hasil perhitungan angka positif antara lain yaitu PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk, PT. Schering Plough Indonesia Tbk, PT. Tempo Scan Pasific Tbk. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Financial Laverage (X1) Financial Leverage atau Leverage Keuangan, yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki biaya tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham dalam perubahan prosentase tertentu dalam EBIT. Indikator yang membentuk DFL adalah perbandingan antara persentase perubahan laba per lembar saham (EPS) terhadap persentase perubahan laba operasi (EBIT). Ukuran financial leverage adalah Degree of Financial Leverage (DFL). menghitung financial leverage menggunakan rumus: (Sutrisno, 2000:261).
Total debt to total aset ratio =
Jumlah Hutang ------------------------------------------------------- x 100% Jumlah Aktiva
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn over) (X2) Menurut Martono dan Harjito (2002:57) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Rumus perputaran persediaan atau Inventory Turnover dapat dihitung sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = -------------------------------------------------------- x 100% Persediaan Rata - rata c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn over) (X3) Menurut Martono dan Harjito (2002:80) Besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Menurut Hanafi dan Halim (2000:80) Perputaran modal kerja diukur dengan menghitung : Jumlah Penjualan Working Capital Turn over = ----------------------------------------------- x 100% Rata-rata Modal Kerja
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
7
Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai Tobinโs Q yang diberi simbol Q, dihitung dengan menggunakan rasio Tobinโs Q dengam rumus sebagai berikut : ((Closing Price * Jumlah Saham) + Total Liabilitas)) โ Current Asset Tobinโs Q = -----------------------------------------------------------------------------------------Total Aset Teknis Analisis Data Langkah-langkah yang diambil untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Menghitung nilai variabel independen yaitu EPS, ROE, dan PER per tahun. 2. Menghitung nilai variabel dependen yaitu Return Saham. 3. Persamaan linier regresi dengan persamaan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3. Persamaan regresi ini diharapkan bisa bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) artinya pengambilan keputusan tidak boleh bias atau tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan persamaan. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda,yaitu : (1) Tidak boleh adanya Autokorelasi, (2) Tidak boleh adanya Multikolenieritas, (3) Tidak boleh adanya Heteroskedastisitas. Apabila dari salah satu ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE. 4. Menghitung koefisien determinasi simultan (R2), uji F, uji t, dan uji hipotesis 2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Financial Leverage Financial Leverage atau Leverage Keuangan, yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki biaya tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham dalam perubahan prosentase tertentu dalam EBIT.
No
Tabel 1 Perhitungan Financial Leverage Tahun 2007-2011 (dalam %) 2007 2008 2009 2010 2011` Jumlah
Nama RataPerusahaan rata 1 Merck 15 13 18 17 15 78 15,6 2 Darya varia 18 20 29 25 22 114 22,8 3 Pyridam 30 30 27 23 30 140 28 4 Scering 0,98 0,95 0,90 0,94 0,93 4,7 0,94 5 Tempo scan 0,16 0,22 0,25 0,26 0,24 1,13 0,226 Jumlah 64,14 64,17 75,15 66,2 68,17 337,83 67,56 Rata โ rata 12,83 12,83 15,03 13,24 13,63 67,56 22,52 Sumber: Data laporan keungan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, diolah Dari data tabel 1 diatas, kita dapat melihat bahwa perkembangan Financial Leverage dari lima perusahaan perusahaan farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011 ternyata cukup berfluktuasi. Nilai Financial Leverage pada tahun 2007 sebesar 64,14
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
8
%, tahun 2008 sebesar 64,17 %, tahun 2009 sebesar 75,15 %, tahun 2010 sebesar 66,2 %, dan tahun 2011 sebesar 68,17%. Berdasarkan tabel 1 diatas, kita juga dapat mengetahui bahwa PT Pyridam Tbk sebesar 140 % memiliki tambahan keuntungan yang meningkat. Hal ini juga menunjukkan bahwa setiap kenaikan Financial Leverage akan diikuti oleh kenaikan nilai perusahaan, maka akan membuat investor dan para calon investor akan berlomba-lomba menanamkan modalnya dengan harapan akan memperoleh keuntungan. Inventory Turnover Menurut Martono dan Harjito (2002:57) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Hasil perhitungan Inventory Turn Over tampak pada table di bawah ini : Tabel 2 Perhitungan ITO Tahun 2007-2011 No Nama 2007 2008 2009 2010 2011` Jumlah RataPerusahaan rata 1 Merck 2,99 3,91 3,93 2,82 3,53 17,18 3,436 2 Darya varia 2,49 3,38 2,81 3,51 2,95 15,14 3,028 3 Pyridam 2,44 2,32 1,98 2,39 1,68 10,81 2,162 4 Scering 2,35 1,11 1,67 1,49 1,80 5,44 1,088 5 Tempo scan 4,29 3,99 4,82 5,44 4,93 23,47 4,694 Jumlah 14,56 14,71 15,21 15,65 14,89 72,04 14,408 Rata โ rata 2,91 2,94 3,04 3,13 2,97 14,41 2,88 Sumber: Data laporan keungan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, diolah Dari data tabel 2 diatas, kita dapat melihat bahwa perkembangan Inventory Turn Over dari lima perusahaan perusahaan farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011 ternyata cukup berfluktuasi. Pada tahun 2007 rata-rata Inventory Turn Over sebesar 2,91 kali, pada tahun 2008 sebesar 2,94 kali, pada tahun 2009 sebesar 3,04 kali, pada tahun 2010 sebesar 3,13 kali, dan pada tahun 2011 sebesar 2,97 kali. Berdasarkan tabel 2 diatas, juga dapat diketahui bahwa PT. Tempo scan pasific Tbk sebesar 23,47 kali melakukan perputaran persediaan, karena berada diatas perusahaan farmasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang cukup memadai dalam memanfaatkan persediaan. Sedangkan yang memiliki perputaran persediaan terendah adalah adalah PT. Schering plough indonesia Tbk dengan nilai sebesar 5,44 karena dibawah perusahaan farmasi yang lainnya. Hal ini menunjukkan perusahaan tersebut kurang mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan persediaan. Working Capital Turnover Menurut Martono dan Harjito (2002:80) Besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Hasil perhitungan Working Capital Turnover tampak dalam tabel di bawah ini:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
9
No Nama Perusahaan
Tabel 3 Perhitungan Working Capital Turnover Tahun 2007-2011 2007 2008 2009 2010 2011` Jumlah
Ratarata
1
Merck
2,47
2,44
2,73
2,89
2,15
12,68
2,54
2
Darya varia
1,50
1,67
2,09
1,91
1,72
8,89
1,78
3
Pyridam
0,79
0,74
0,55
0,45
0,40
2,93
0,58
4
Scering
0,19
1,49
2,61
1,38
0,79
6,46
1,29
5
Tempo scan
1,66
1,81
1,97
2,01
2,74
10,19
2,04
Jumlah
6,61
8,15
9,95
8,64
6,08
41,15
8,23
Rata โ rata
1,32
1,63
1,99
1,73
1,22
8,23
1,64
Sumber: Data laporan keungan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, diolah Dari data tabel 3 diatas, kita dapat melihat bahwa perkembangan Working Capital Turn Over dari lima perusahaan perusahaan farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011 ternyata cukup berfluktuasi. Pada tahun 2007 rata-rata Working Capital Turn Over sebesar 1,32 kali, pada tahun 2008 sebesar 1,63 kali, pada tahun 2009 sebesar 1,99 kali, pada tahun 2010 sebesar 1,73 kali, dan pada tahun 2011 sebesar 1,22 kali. Berdasarkan tabel 2 diatas, juga dapat diketahui bahwa PT. Merck Tbk sebesar 12,68 kali melakukan perputaran modal kerja, karena berada diatas perusahaan farmasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang cukup memadai dalam memanfaatkan modal kerja. Sedangkan yang memiliki perputaran persediaan terendah adalah adalah PT. Phyridam Tbk dengan nilai sebesar 2,93 karena dibawah perusahaan farmasi yang lainnya. Hal ini menunjukkan perusahaan tersebut kurang mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan modal kerja. Nilai Perusahaan Tabel 4 Perhitungan Nilai Perusahaan tahun 2007 - 2011 No Nama 2007 2008 2009 2010 2011` Perusahaan 1 Merck 3551,8 2119,7 4128,9 4971,5 5078,3 2 Darya varia 1596,9 843,5 685,7 766,7 1387,1 3 Pyridam 0,52 0,33 0,64 0,65 0,82 4 Scering 1,17 0,84 681,3 584,3 288,5 5 Tempo scan 0,90 0,31 0,71 1,84 2,42 Sumber: Data laporan keuangan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, diolah Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.378, nilai test Durbin Watson dan kurva pengujian Autokorelasi Durbin Watson diatas dapat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
10
disimpulkan bahwa nilai test Durbin Watson berada pada daerah Keragu-raguan yang menncerminkan model tidak terjadi Autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji Normalitas dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model analisis sudah memenuhi asumsi normalitas. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian Financial Leverage, Inventory Turn Over dan Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan. Data yang diperoleh dari summary report dan diolah menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS 16 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
1804.568
1130.458
x1
-2398.591
1044.740
x2
-751.078
x3
1455.022
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
1.596
.125
-.439
-2.296
.032
.629
1.591
299.724
-.532
-2.506
.021
.510
1.961
357.454
.724
4.071
.001
.727
1.375
a. Dependent Variable: y Dari data di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 1804,568 + -2398,591X1 + -751,078X2 + 1455,022X3 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta (a) Konstanta (a) adalah intersep Y jika X = 0, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (a) adalah 1804,568 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari Financial Leverage, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over = 0 atau konstan, maka variabel Nilai Perusahaan sebesar 1804,568 2. Koefisien Regresi Financial Leverage Besarnya nilai b1 adalah -2398,591 yang berarti menunjukkan arah hubungan negatif ( tidak searah ) antara Financial Leverage dengan Nilai Perusahaan yaitu jika variabel Financial Leverage naik sebesar satu satuan maka Nilai Perusahaan akan turun sebesar b1 yaitu -2398,591 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 3. Koefisien Regresi Inventory Turn Over Besarnya nilai b2 adalah -751,078 yang berarti menunjukkan arah hubungan negative ( tidak searah ) antara Inventory Turn Over dengan Nilai Perusahaan yaitu jika
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
11
variabel Inventory Turn Over naik sebesar satu satuan maka Nilai Perusahaan akan turun sebesar b2 yaitu -751,078 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 4. Koefisien Regresi Working Capital Turn Over Besarnya nilai b3 adalah 1455,022 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif ( searah ) antara Working Capital Turn Over dengan Nilai Perusahaan yaitu jika variabel Working Capital Turn Over naik sebesar satu satuan maka Nilai Perusahaan akan naik sebesar b3 yaitu 1455,022 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Korelasi dan Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan. Hasil Perhitungan melalui alat bantu SPSS 16, tingkat koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summaryb Model 1
R
R Square
.719a
Adjusted R Square
.517
.448
Std. Error of the Estimate 1206.32920
DurbinWatson 1.378
a. Predictors: (Constant), Financial Leverage, ITO, WCTO b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Melihat hasil output SPSS 16.0 tersebut di atas diketahui R square ( R2 ) sebesar 0,517 atau 51,7 % yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan adalah besar. Sedangkan sisanya ( 100% - 51,7% = 48,3%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan . koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan ( R ) sebesar 0,719 atau 71,9 % yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan memiliki hubungan yang kuat. Pengujian Hipotesis Uji F / Model F Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, yaitu digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang terdiri Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan. Hasil analisa dengan software SPSS 16.0. sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
12
Tabel 7 Hasil Uji F ANOVAb Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
3.273E7
3
1.091E7
7.497
.001a
Residual
3.056E7
21
1455230.132
Total
6.329E7
24
Model 1
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2 b. Dependent Variable: y Dari hasil output didapat Fhitung sebesar 7,497 jauh diatas Ftabel ( df = 3;21 ) sebesar 3,072 pada tingkat 0,001. Maka pengaruh variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Pengujian Secara Partial 1. Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan. Hasil analisa menggunakan software SPSS 16.0 adalah tampak dalam tabel berikut : Tabel 8 Tingkat Signifikan Uji t Variabel Bebas
Sig.
Keterangan
Financial Leverage
0.032
Signifikan
ITO
0.021
Signifikan
WCTO
0.001
Signifikan
Sumber: Printout Analisis SPSS 16. Dari hasil Uji t dan tingkat signifikan diatas maka dapat diperoleh koefesien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: a. Uji Parsial pengaruh variabel Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 16 diatas diketahui tingkat signifikan Uji t = 0.032 < ฮฑ = 0.05 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan adalah positif. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi tingkat Financial Leverage akan diikuti meningkatnya Nilai Perusahaan. b. Uji parsial pengaruh variabel Inventory Turn Over terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
13
Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 16 diatas diketahui tingkat signifikan uji t = 0.021 < ฮฑ = 0.05 (level of Signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Inventory Turn Over terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan Inventory Tuyrn Over terhadap Nilai Perusahaan adalah positif. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat Inventory Turn Over akan diikuti dengan meningkatnya Nilai Perusahaan. c. Uji Parsial Pengaruh Variabel Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan. Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 16 diatas diketahui tingkat signifikan uji t = 0.001 < ฮฑ = 0.05 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan adalah positif. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat Working Capital Turn Over akan diikuti dengan meningkatnya Nilai Perusahaan. 2. Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas yang terdiri Financial Leverage, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan. Tingkat koefesien determinasi masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 9 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel Nilai r r2 Financial Leverage
-0.439
0.1927
ITO
-0.532
0.2830
WCTO
0.724
0.5242
Sumber: Printout Analisis SPSS 16, diolah. Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut : a. Koefisien determinasi parsial variabel Financial Leverage = 0.1927 hal ini berarti sekitar 19,27 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan. b. Koefisien determinasi parsial variabel Inventory Turn Over = 0.2830 hal ini berarti sekitar 28,30 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Inventory Turn Over terhadap Nilai Perusahaan. c. Koefisien determinasi parsial variabel Working Capital Turn Over = 0.5242 hal ini berarti sekitar 52,42 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Working Capital Turn Over terhadap Nilai Perusahaan. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Working Capital Turn Over karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
14
Perbandingan dengan penelitian terdahulu Pada penelitian yang di lakukan (1) Siti pada tahun 2012 yang menggunakan variabel bebas Financial Leverage pada 73 perusahaan makanan dan minuman menghasilkan bahwa leverage keuangan telah berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Siti hanya menggunakan Financial Leverage, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. Juga hasil yang diperoleh berbeda, hasil dari penelitian saya Financial Leverage, ITO, WCTO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, WCTO secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Financial Leverage memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap Nilai Perusahaan. Hal itu berbeda dengan penelitian yang dilakukan (2) Isnaini Ken Zuraida pada tahun 2010 yang menggunakan variabel bebas ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR pada 9 perusahaan BUMN di BEI, menghasilkan ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Isnaini Ken Zuraida hanya menggunakan ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. Juga hasil yang diperoleh berbeda, hasil dari penelitian saya Financial Leverage, ITO, WCTO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, WCTO berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan, dan Financial Leverage memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap Nilai Perusahaan. Adapun penelitian yang dilakukan (3) Bambang dan Elan pada tahun 2010 yang menggunakan variabel bebas Leverage keuangan, capital expenditure, insentif manajer, kinerja perusahaan pada 116 perusahaan manufaktur di BEI, menghasilkan Insentif manajer berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tetapi tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. capital expenditure tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. leverage keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kinerja nilai perusahaan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel bebas yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Bambang dan Elan hanya menggunakan Leverage keuangan, capital expenditure, insentif manajer, kinerja perusahaan, sedangkan pada penelitian saya menggunakan Financial Leverage, ITO, WCTO. Juga hasil yang diperoleh berbeda, hasil dari penelitian saya Financial Leverage, ITO, WCTO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, WCTO berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan, dan Financial Leverage memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap Nilai Perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Secara simultan variabel Financial Leverage, Inventory TurnOver, dan Working Capital TurnOver secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil output didapat Fhitung sebesar 1,644 jauh dibawah Ftabel ( df = 3;21 ) sebesar 3,072 pada tingkat 0,05. Maka pengaruh variabel Financial Leverage, Inventory Turn Over, dan Working Capital Turn Over secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini juga diperkuat dengan ( R ) sebesar 0,517 atau 51,7 % yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel Financial Leverage, Inventory TurnOver, dan Working Capital TurnOver secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan memiliki hubungan yang kuat.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
15
2. Secara parsial variabel Financial Leverage, Inventory Turnover, Working Capital Turnover berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil uji t yaitu untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak dari masing-masing variabel bebas Financial Leverage, Inventory Turnover, dan Working Capital Turnover terhadap Nilai Perusahaan. sebagai berikut : a. Variabel Financial Leverage diperoleh tingkat signifikan Uji t = 0.032 < ฮฑ = 0.05 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. b. Variabel Inventory Turnover diperoleh tingkat signifikan uji t = 0.021 < ฮฑ = 0.05 (level of Signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Inventory Turnover terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. c. Variabel Working Capital Turnover diperoleh tingkat signifikan uji t = 0.001 < ฮฑ = 0.05 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Working Capital turn Over terhadap Nilai Perusahaan secara parsial adalah signifikan. 3. Working Capital Turn Over mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Working Capital turnover karena mempunyai koefisien determinasi sebesar 52,42 % lebih besar dari koefisien determinasi parsial variabel Financial Leverage sebesar 19,27 %, dan Inventory Turnover sebesar 28,30 %. Saran 1. Bagi para investor maupun pelaku pasar modal, kinerja keuangan perusahaan yang digambarkan melalui rasio-rasio keuangan memberikan informasi tentang laba perusahaan mendatang yang merupakan prioritas utama dalam pengambilan keputusan bagi para investor untuk menanamkan modalnya, dan analisa ini sebaiknya digunakan sebagai bahan informasi bagi calon investor selain informasi dari Bursa Efek. 2. Bagi penelitian selanjutnya, pada penelitian ini peneliti belum mampu menunjukkan adanya pengaruh parsial secara signifikan dari faktor kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan yakni tahun 2007 hingga tahun 2011, untuk itu diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pengembangan terhadap berbagai faktor yang memiliki kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Bambang dan Ellan. 2010. Pengaruh leverage keuangan, capital expenditure, insentif manajer dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan pada 116 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Skripsi. STIE PERBANAS. Surabaya. Gitosudarmo dan Basri. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Hanafi dan Halim. 2000. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta. Husnan dan Enny. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Ikut Mencerdaskan Bangsa. Jakarta. Martono dan Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Ekonesia. Yogyakarta. Ngumar, S. 2000. Dasar-dasar Akuntansi. STIESIA Press. Surabaya. Siti. 2012. Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI periode tahun 2008-2009. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
16
Sutrisno, H. 2000. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi). Edisi Keempat. Ekonosia. Yogyakarta. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan : konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sukamulja, S. 2004. Good Corporate Governance di Sektor Keuangan : Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta). Benefit, vol. 8, No.1. Wahidawati. 2002. โPengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Prospektif Theory Agencyโ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No.1. Wahyudi, U dan H, Pawestri. 2005. โImplikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Interveningโ. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Zuraida, I. 2010. Analisis ROA, CSR dan Interaksi antara ROA dan CSR terhadap Nilai Perusahaan pada 9 perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Skripsi. Universitas Trunojoyo. Madura.
โโโ