PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, RENTABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Kasus Pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2013-2014 )
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro
Disusun oleh : ANISA RIZKY NUR’ALBANIA B12.2012.02173
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto DIFFICULT ROAD OFTEN LEAD TO A BEAUTIFUL DESTINATION
Persembahan Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, dan seluruh anggota keluarga. Terimakasih atas dorongan semangat dan doa yang luar bias, kasih sayang yang tulus diberikan. Sehingga salah satu harapan dapat tercapai.
vi
ABSTRACT This research aims to know the effect of finnacial distress, companies growth, and audit opinion on the auditor switchig in the companies listed on BEI during 2013 and 2014. The sample use in this research are 35 companies by purposive sampling method. The sources of data obtained from financial statement of the year 2013 and 2014. The hypothesis is tested using the liogistic regresion analysis and paired sample T-test. The results of this study can be concluded that only the companies growth has a significant effect on auditor siwitching. While financial distress, rentabiltiy and audit opinion have no significant effect on auditor switching.
Keywords: Auditor Switching; Financial distress; rentability; companies growth; audit opinion
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial distress, rentabilitas, pertumbuhan perusahaan dan opini audit terhadap auditor switching pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013 dan 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 35 perusahaan yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tahun 2013 dan 2014. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi logistik dan uji beda. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hanya pertumbuhan perusahaan yang berepengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan financial distress, rentabilitas dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Kata Kunci: auditor switching; financial distress; rentabilitas; pertumbuhan perusahaan; opini audit.
viii
KATA PENGANTAR Assalamualikum Wr. Wb, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya kepada penulis memberikan kelancaran, kemudahan, kemampuan, semangat dan keyakinan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, RENTABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Kasus pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi akhir sarjana ekonomi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Proses penyusunan skripsi ini memberikan banyak pengetahuan dan kesempatan yang berguna bagi penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Nila Tristiarini SE, Msi selaku dosen pembimbing dan sekaligus dosen wali yang penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis hingga skripsi ini selesai 2. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan bekal pengetahuan selama diperkuliahan. ix
3. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, Ak, CA selaku ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Bapak Dr. Agus Prayitno selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 5. Bapak Agung Prajanto SE., M.si., AK., CA yang tidak lelah membantu dan memotivasi penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 6. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 7. Para staf administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan kelancaran proses administrasi selama kuliah dan penyusunan skripsi ini. 8. IDX (Indonesian Stock Exchanges) yang telah membantu penulis dengan memberikan data yang dibutuhkan. 9. Bapak Eko dan Ibu Susi sebagai orang tua tercinta terima kasih doa dan dukungannya yang tak pernah berhenti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Mbah, eyang dan seluruh keluargaku semua terima kasih atas doa dan motivasinya selama ini. 11. Sahabat , teman-teman dan juga pasukan jingukers terbaik seperti zenk, cims, gals, densu, sab, oteng, kuch, mimi, chili, sesil, isty, linda dan devina. Tidak lupa juga untuk Fatir yang selalu memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. x
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi bahasan maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah ilmu pengetahuan bagi siapapun yang membaca.
Semarang, 22 Juli 2016 Penulis
Anisa Rizky Nur’Albania
xi
DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................................................ i Persetujuan Usulan Skripsi ....................................................................................... ii Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................................... iii Halaman Pengesahan ................................................................................................. iv Halaman Pengesahan Kelulusan Ujian .................................................................... v Motto dan Persembahan ........................................................................................... vi Abstraksi ..................................................................................................................... vii Kata Pengantar .......................................................................................................... ix Daftar Isi ..................................................................................................................... xii Daftar Tabel................................................................................................................ xvi DaftarGambar……………………………………………………………………..xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8 1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................. 9 BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 10 2.1.1 Teori Agensi (Agent Theory) .............................................................. 10 2.1.2 Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008........................... 12 2.1.3 Pergantian Auditor (Auditor Switching) ............................................. 13 2.1.4 Financial Distress ............................................................................... 16 2.1.5 Rentabilitas ......................................................................................... 17
xii
2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan ................................................................... 17 2.1.7 Opini Audit ........................................................................................ 18 2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21 2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 24 2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 25 2.4.1. Pengaruh Financial distress terhadap Auditor Switching................. 25 2.4.2 Pengaruh Rentabilitas terhadap Auditor Switching ........................... 26 2.4.3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching ...... 27 2.4.4. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching ........................... 27 2.4.5. Uji Beda ........................................................................................... 28 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ............................................................................................ 30 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................... 30 3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................ 31 3.31. Variabel Independen ......................................................................... 31 .3.2. Variabel Dependen ............................................................................. 33 3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 34 3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 34 3.6 Metode Analisis ............................................................................................ 34 3.6.1 Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 34 3.6.2 Analisis Regresi Logistik ................................................................. 35 Menguji Kelayakan Model Regresi .................................................. 36 Menilai Keseluruhan Model fit ......................................................... 36 Menilai Koefisien Determinasi(R²) ................................................. 36 Menentukan Persamaan Regresi Logistik ........................................ 37
xiii
Menguji Hipotesis Penelitisn ......................................................... 37 Uji Beda Paired Sample T-test ....................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 42 4.2 Metode Analisis Data .......................................................................... 44 4.2.1 Deskriptif Variabel Penelitian ................................................... 44 4.3 Analisis Regresi Logistik .................................................................... 46 4.3.1 Menguji Kelayakan Model Regresi .......................................... 46 4.3.2 Menguji Keseluruhan Model ................................................... 47 4.3.3 Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 48 4.3.4 Persamaan Regresi Logistik ...................................................... 49 4.3.5 Uji Beda Paired Sample T-test .................................................. 52 4.4 Pembahasan ......................................................................................... 54 4.4.1 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching ...... 54 4.4.2 Pengaruh Rentabilitas terhadap Auditor Switching................... 55 4.4.3 Pengaruh pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching... ............................................................................................................ 56 4.4.4 Pengaruh Opini Auditterhadap Auditor Switching.................... 57 4.4.5 Uji Beda .................................................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 59 5.3 Saran ...................................................................................................... 60 Daftar Pustaka ............................................................................................................ 62 Lampiran-lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 23 Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan sampel ......................................................................... 43 Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................................... 44 Tabel 4.3 Hasil Uji kelayakan Model Regresi ............................................................... 47 Tabel 4.4 Hasil Menilai Keseluruhan Model ................................................................. 48 Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................................... 49 Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Logistik.............................................................................. 50 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda ................................................................................................ 52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual……………………………………………………25
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Perusahaan yang sudah go public memiliki kewajiban untuk menerbitkan laporan
keuangannya. Menurut Robittasari (2013), laporan keuangan suatu perusahaan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan operasional dan posisi keuangan. Oleh Karena itu suatu laporan keuangan harus menunjukkan keadaan perusahaan yang sebenarnya untuk bisa dipakai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat. Konflik kepentingan diantara manajemen dan pemegang saham mampu dijembatani oleh hadirnya seorang Auditor (Setiawan, 2006). Auditor disini bertindak sebagai mediator yang independen antara agen dan prinsipal. Independensi seorang auditor merupakan hal yang paling penting bagi auditor ketika melaksanakan tugas pengauditan yang mewajibkan auditor memberi penilaian atas kewajaran laporan keuangan perusahaan kliennya. Ada keraguan mengenai independensi apabila terjadi hubungan yang panjang antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan perusahaan klien. Hubungan yang lama kemungkinan menciptakan suatu ancaman, karena akan mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan yang 1
tinggi, sehingga dapat meciptakan hubungan kesetiaan yang kuat dan pada akhirnya mempengaruhi sikap mental serta opini mereka sebagai auditor (Sumarwoto, 2006). Tingkat pertumbuhan klien secara signifikan mempengaruhi masa perikatan audit (Sinason et al, 2001). Masa perikatan audit merupakan salah satu cara untuk mencegah auditor terlalu dekat dengan klien, sehingga mengganggu independensi auditor. Penerapan pergantian auditor (KAP) secara wajib mampu meningkatkan independensi auditor baik secara fakta, sikap maupun penampilan (Giri, 2010). Auditor switching adalah Pergantian Auditor maupun KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Auditor switching ada yang bersifat voluntary (suka rela) dan auditor switching yang bersifat mandatory (wajib). Di Indonesia khususnya, kewajiban untuk melakukan rotasi auditor sangat penting dilakukan, diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yang sudah diberlakukan sejak tanggal 5 februari 2008. Kewajiban auditor switching (pergantian auditor) dapat diterima oleh investor karena dapat meningkatkan kualitas audit (Chi et al, 2009). Kewajiban melakukan pergantian auditor (KAP) yang dilakukan oleh klien untuk meningkatkan independensi auditor dan mutu audit (Tuanakotta, 2011). Kecurigaan dari para pemakai laporan keuangan dan pihak eksternal lainnya timbul apabila terjadi auditor switching yang dilakukan diluar aturan, maka perusahaan akan berhati-hati dalam melakukan auditor switching (pergantian auditor). Setiap perusahaan akan mengoreksi laporan keuangan yang di audit oleh auditor sebelumnya
dan menunggu waktu yang tepat agar auditor yang baru mampu memberikan kulitas audit dan kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik (Bewley et al, 2008). Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang auditor switcing atau pergantian auditor (KAP) dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2001 tentang “ Jasa Akuntan Publik” dan direvisi dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tanggal 21 Agustus 2003 yang mewajibkan perusahaan untuk membatasi masa penugasan KAP selama lima tahun dan akuntan publik selama 3 tahun. Untuk perusahaan yang masa penugasan audit telah mencapai lima tahun pada tahun 2003 masih dapat melaksanakan audit umum atas laporan keuangan entitas tersebut sampai dengan tahun buku 2003. Dengan adanya auditor
switching
atau
pergantian
auditor
(KAP),
diharapkan
KAP
tetap
mempertahankan independensi dalam melaksanakan tugas auditnya. Proses pergantian auditor dapat terjadi karena keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan penjualan negatif cenderung akan melakukan auditor switching (pergantian auditor) di banding dengan perusahaan yang mengalami rasio penjualan positif (Nabilla, 2011). Penelitian ini mengacu studi kasus yang telah dilakukan oleh Nasser dkk (2006), dengan mengambil obyek penelitian di Indonesia. Penelitian serupa masih sangat jarang dilakukan di Indonesia, baik sebelum dikeluarkannya KMK Nomor 423/KMK.06/2002 yang direvisi dengan KMK Nomor 359/KMK.06/2003 tanggal 21 Agustus maupun sesudahnya.
Manfaat lain adanya auditor switching atau pergantian auditor (KAP) adalah meningkatkan lingkungan kompetitif audit akibat meningkat kebutuhan akan jasa audit pada perusahaan yang go-public maupun non go-public, dan mengurangi biaya audit. Perusahaan mempunyai banyak pilihan KAP dan auditor mana yang akan dipilih sesuai dengan keperluan perusahaan dan kebutuhan perusahaan, juga adanya pilihan biaya audit (mencari KAP dengan audit fee yang lebih murah). Perusahaan yang mengganti auditornya ke auditor yang memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar, mampu memberikan sinyal yang lebih tinggi atas laba Romanus et al. (2008) dan Lin et al. (2009). Joher et al. (2000) menyatakan perusahaan akan mengganti auditornya ketika auditor tidak mampu menunjukkan kualitasnya dalam mengikuti tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Ju dan Liu (2009) menyatakan bahwa setiap perusahaan lebih banyak memilih auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang lebih besar atau berkualitas. Hasil penelitian tersebut memberikan bukti adanya hubungan yang signifikan antara auditor switching dan dua variabel, yaitu financial distress dan Ukuran Perusahaan. Berdasarkan pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan auditor switching, setiap penilitan menghasilkan berbagai macam pendapat yang berbeda-beda. Nabila (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching. Hasil dari penelitian ini mendapatkan hasil bahwa audit tenure (masa perikatan audit) berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Wijaya (2011) melakukan penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Ukuran KAP, opini auditor dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Wijayani dan Januarti (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003-2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching. Penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) menguji pengaruh opini audit, pergantian manajemen, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap auditor switching adalah ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien, sedangkan opini audit dan pergantian manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Adanya perbedaan hasil penelitian diatas memberikan dasar untuk dilakukannya penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia mengalami auditor switching. Faktor Klien (client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, perubahan ownership, manajemen yang gagal dan faktor auditor (Auditorreladapated Factors), yaitu: kualitas audit fee, audit dapat mempengaruhi perusahaan melakukan perpindahan Kantor Akuntan Publik (Mardiyah, 2002). Melihat hasil penelitian sebelumnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching memberikan hasil yang berbeda-beda, maka penelitian ini akan mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2014). Penelitian ini
merupakan replika dari hasil penelitian Putra (2014) dengan menggunakan 4 variabel independen yaitu: financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit pada kondisi pasar modal dan periode yang berbeda. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian Putra (2014) adalah penelitian sebelumnya peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur di tahun 2008 – 2012, sedangkan penelitian ini membandingkan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami pergantian auditor pada tahun 2013 dan 2014. Penelitian sebelumnya hanya menguji mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, namun dalam penelitian ini menambahkan uji beda, oleh sebab itu digunakan dua periode penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesian selama periode tahun 20132014. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul : “PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, RENTABILITAS, TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDITOR SWITCHING” 1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah variabel financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching? 2. Apakah variabel rentabilitas perusahaan berpangruh signifikan terhadap auditor switching?
3. Apakah variabel tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching? 4. Apakah variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching? 5. Apakah ada perbedaan pengaruh financial distress terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching? 6. Apakah ada perbedaan pengaruh rentabilitas terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching? 7. Apakah ada perbedaan pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching? 8. Apakah ada perbedaan pengaruh opini audit terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching? 1.3 Tujuan Penelitan 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh financial distress terhadap auditor switching. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh rentabilitas perusahaan terhadap auditor switching. 3. Untuk menguji secara empiris pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switching.
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit terhadap auditor switching. 5. Untuk menguji secara empiris pengaruh financial distress terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan tidak mengalami auditor switching. 6. Untuk menguji secara empiris pengaruh rentabilitas terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan tidak mengalami auditor switching.
7. Untuk menguji secara empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan tidak mengalami auditor switching.
8. Untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan tidak mengalami auditor switching. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Auditor atau Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Kantor Akutansi Publik sebagai bahan informasi pada auditor tentang praktek pergantian auditor yang dilakukan perusahaan. Penilaian ini juga dapat menjadi bahan informasi untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia melakukan auditor switching serta sebagai bahan masukan agar Kantor Akutan Publik mempertahankan independensi auditor.
2. Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Disampung itu, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam ilmu pengauditan khususnya auditor switching.
3. Bagi penulis Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
penulis
mengenai
pengaruh
Financial
distress,
Rentabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Opini audit terhadap auditor switching. 1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab, antara lain : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pusaka Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam landasan teori, Kerangka konseptual dan hipotesis penelitian. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini membahas mengenai variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang data penelitian, hasil penelitian dan pembahasan Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan kesimpulan.
BAB II TELAAH PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (i) teori agensi yang menjadi landasan teori penelitian ini dan konsep-konsep mengenai auditor switching, financial distress,rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit, serta peraturanperaturan mengenai perikatan audit di Indonesia, (ii) uraian mengenai penelitianpenelitian terdahulu, (iii) pengembangan hipotesis berdasarkan teori dan penelitian penelitian terdahulu yang dirangkai dengan kerangka pemikiran. 2.1
Landasan Teori
2.1.1
Teori Agensi Teori Agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dengan
agent. Hendriksen dan Breda (2001) menyatakan bahwa hubungan agensi terjadi ketika salah satu pihak (principle) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Principle menyewa agent dan memberi upah kepada agen atas jasa pekerjaan yang dilakukan, serta memberi hak dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa principle sebagai pemilik (owners) bisnis sedangkan managemen (agent) sebagai pelaku bisnis itu sendiri. Manajer atau agent merupakan pihak internal memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan principal. Sedangkan principlemerupakan pihak eksternal. Ketika principle tidak mengetahui latar belakang dari manajer (agent), mereka akan kesulitan melakukan perhitungan dari dampak
11
12
ketidaktahuan tersebut. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen dapat memicu adanya biaya keagenan (agency cost). Menurut Hendriksen dan Breda (2001) terdapat 2 macam ketidakseimbangan informasi yang dapat memicu agency cost : (1) Moral Hazard yaitu perilaku agen yang berbeda dengan yang dikehendaki principal, hal ini disebabkan karena manajer (agent) mempunyai preferensi sendiri atau manajer sengaja berbuat curang terhadap owners, (2) Adverse Selection yaitu ketika satu atau lebih pelaku transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih banyak dibandingkan yang lain. Solusi ketidakseimbangan informasi ini adalah perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik untuk memeriksa apa yang telah dilakukan manajer. Biaya keagenan dibagi menjadi tiga yaitu monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh principal untuk memonitor perilaku agen seperti mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Bonding cost adalah biaya yang dikeluarkan agen untuk mematuhi mekanisme yang dapat menjamin bahwa agent bertindak sesuai kepentingan yang ditetapkan oleh prinsipal. Terakhir residual loss yaitu pengorbanan dengan berkurangnya kemamkmuran prinsipal sebagai akibat berbedanya keputusan yang dibuat oleh agent dan principal. Dalam teori agensi, auditor merupakan penengah antara principal dengan agen. Auditor juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh manajemen (Aprilia, 2013). Selain itu auditor juga berperan dalam meningkatkan keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan digunakan sebagai sarana pengambilan keputusan baik untuk pihak internal maupun eksternal. Dalam melakukan audit, auditor harus objektif dan independen.
13
Auditor independen dapat dicurigai, jika terjadi hubungan yang lama antara auditor dengan klien. 2.1.2 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor17/KMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor/359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”
dan
Kpeutusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
423/KMK.06/2002 yaitu, jasa yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kemudian peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Pembatasan Praktik Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik” pasal; 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut.
14
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” Peraturan mengenai auditor switching dijelaskan kembali dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas informasi keuangan yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut sedangkan pemberian jasa oleh audit oleh Kantor Akuntan Publik tidak dibatasi (pasal 11 ayat 1). Akuntan Publik yang memberikan jasa audit atas informasi keuangan dapat memberikan lagi jasa audit setelah dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut ( Pasal 11 ayat 4). Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien seperti yang diatas. Independensi auditor sangat penting dalam hal pemberian jasa audit oleh akuntan publik. Dengan adanya auditor ini diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan semua pihak, baik pihak perusahaan, pihak akuntan dan pihak eksternal. 2.1.3 Teori mengenai Pergantian Auditor atau KAP ( Auditor Switching) Auditor switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang bisa berasal dari faktor klien maupun faktor auditor. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan suatu perusahan berganti KAP adalah faktor klien (Client - Related Factors), yaitu kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial
15
Public Offering (IPO) dan faktor auditor ( Auditor - Related Factors), yaitu fee audit dan kualitas audit (Mardiyah, 2002). Myers et al. (2003) menyatakan kewajiban pergantian auditor itu penting jika kualitas audit memburuk. pergantian auditor merupakan peraturan perusahaan untuk melakukan perputaran auditor yang telah diatur oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas auditor. Winara (2005) menyebutkan bahwa rotasi penugasan audit adalah pergantian auditor secara teratur dalam penugasan audit agar mencegah keterlibatan auditor dengan klien yang lebih jauh. Pergantian auditor yang seperti itu akan mengakibatkan hilangnya kepentingan ekonomi yang dapat dikurangi dengan periode pergantian audit berakhir untuk jangka waktu yang pendek. Sehingga auditor dapat mempertahankan independensinya dalam melakukan audit. Dalam Auditor Switching atau pergantian auditor terbagi menjadi dua, yaitu Mandatory Auditor Switching (pergantian auditor secara wajib) dan Voluntary Auditor Switching (pergantian auditor secara sukarela). Antara pergantian auditor secara wajib dan pergantian auditor secara sukarela dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi secara wajib, maka perhatian utama adalah kepada auditor. Sedangkan jika pergantian auditor secara sukarela, perhatian utama beralih pada sisi klien (Febrianto, 2009). Pada saat klien mengganti auditor maupun KAP nya dan tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian auditor dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor telah diberhentikan oleh klien. Dari dua hal
16
tersebut, perhatian tertuju pada alasan, mengapa klien melakukan perpindahan KAP dan kemana klien akan berpindah KAP?. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akutansi tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasi tenure, seperti yang terjadi di Indonesia, maka perhatian utama beralih kepada auditor pengganti, tidak lagi pada klien. Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan secara paksa oleh peraturan. Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh auditor. Ketidakseimbangan informasi ini dikarenakan klien pasti akan lebih memilih seorang auditor yang mudah dalam melakukan kesepakatan tentang praktik akutansi mereka. Sementara itu, auditor bisa jadi tidak memiliki informasi yang lengkap tentang perusahaan kliennya. Jika kemudian auditor menerima klien yang baru, maka hal ini bisa jadi karena auditor telah memiliki informasi yang cukup lengkap tentang klien baru itu atau auditor melakukannya untuk alasan tertentu, misalnya alasan finansial. Dalam penelitian ini fokus perhatian adalah mengapa klien melakukan perpindahan auditor atau tidak melakukan perpindahan auditor, apakah hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan perusahaan klien seperti financial distress, rentabilitas dan tingkat pertumbuhan perusahaan atau dipengaruhi oleh KAP seperti opini yang
17
diberikan auditor. Selain itu, yang juga menjadi fokus perhatian penelitian adalah kemana klien akan berpindah, apakah berpindah ke KAP Big 4 atau ke KAP non Big4. 2.1.4 Teori Mengenai Financial Distress Financial distress merupakan suatu kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan dalam keuangannya. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung akan melakukan pergantian auditor. Mengacu pada penelitian Suparlan dan Andayani (2010) dan Sinarwati (2010), tingginya hutang yang dimiliki oleh perusahaan akan berdampak semakin tingginya tingkat beban perusahaan kepada pihak kreditur. Kondisi ini mengakibatkan perusahaan mengalami financial distress. Klien yang mengalami kesulitan keuangan lebih mungkin untuk menggantikan perusahaan audit mereka dibandingkan dengan perusahaan lain yang lebih sehat karena alasan perusahaan tersebut ingin membandingkan kualitas auditor yang baru dengan auditor sebelumnya (Hudaib dan Cooke, 2005). Tekanan financial dan ketidakpastian umur bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan yang terancam bangkrut juga mendorong perusahaan untuk melakukan auditor switching (pergantian KAP). Potensi kebangkrutan merupakan kesulitan solvabilitas, yaitu kesulitan yang terjadi pada saat kewajiban perusahaan melebihi aset / kekayaanya. Dalam lingkungan perusahaan yang berpotensi bangkrut, terdapat pengaruh yang besar terhadap putusnya hubungan kerja antara manajemen dan auditor, seperti permasalahan metode akutansi, ketidakpuasan atas pendapat auditor atau ketidakpuasan terhadap kinerja auditor. Itu menjadi penyebab digantinya auditor dalam perusahaan tersebut. Selain itu, klien yang
18
bangkrut atau yang mengalami kesulitan keuangan akan lebih memilih perikatan dengan auditor yang memiliki independensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan diri pemegang saham dan kreditor serta untuk mengurangi resiko (Chadegani et al, 2011). 2.1.5 Teori Mengenai Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalammnya. Suatu perusahaan yang menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001). Penilaian rentabilitas dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda seperti dengan cara membandingkan laba dan aktiva. 2.1.6 Teori Mengenai Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Tingkat
Pertumbuhan
Perusahaan
adalah
seberapa
jauh
perusahaan
menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda yang baik bagi perusahaan. Dari sudut pandang investor pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki
aspek
yang
menguntungkan.
Perusahaan dengan
pertumbuhan yang negatif kemungkinan dapat mengalami kebangkrutan, sehingga perusahaan mengalami penurunan pada penjualan dan akan terjadi penurunan pula pada labanya. Perusahaaan klien dengan pertumbuhan penjualan yang negatif atau menurun cenderung untuk mengalami auditor switching (Nabila, 2011).
19
Pertumbuhan Perusahaan dapat dihubungkan dengan auditor switching (pergantian KAP). Seiring dengan pertumbuhan perusahaan maka semakin kompleks kegiatan operasional perusahaan. Apabila kegiatan perusahaan semakin kompleks menyebabkan audit yang dilakukan semakin kuas, sehingga memerlukan KAP yang mampu memenuhi tuntutan perusahaan.Manajemen membutuhkan KAP yang mampu memenuhi tuntutan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak bisa dipenuhi maka kemungkinan perusahaan akan mengganti auditor yang ada pada saat ini. Jadi semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi juga kemungkinan perusahaan untuk mengganti auditornya (Nuryanti, 2012). 2.1.7 Teori Mengenai Opini Audit Opini Audit merupakan pernyataan atau pendapat dari seorang auditor atas kewajaran suatu laporan keuangan yang diperikasa agar perusahaan mengetahui laporan keuangan perusahaan. Opini dari auditor menjadi sumber informasi penting untuk dipertimbangkan oleh para pengguna laporan keuangan atau pihak eksternal. Menurut Tuanakotta (2015) terdapat dua bentuk opini auditor, yaitu: 1. Opini tanpa modifikasian Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan opini yang tidak dimodifikasi yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP) ketika auditor menyimpulkan bahwa
20
laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. ISA 700.35 menjelaskan ketika memberikan pendapat
yang tidak
dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan. Auditor harus menggunakan rasa yang dipandang ekuivalen dengan: a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. ISA 700.46, ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor harus menyajikan laporan keuangan yang dibuat dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. 2. Opini modifikasian Jika pelaporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar tidak mencapai penyajian yang wajar, maka auditor wajib membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu diselesaikan. Auditor
21
wajib menentukan apakah perlu memodifikasi opini sesuai dengan ISA 705. Opini modifikasian terdiri dari 3 jenis yaitu: 1. Opini wajar dengan pengecualian a) Kesalahan penyajian baik secara individual maupun kolektif adalah material, tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan. b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan jika ada yang bersifat material tetapi tidak pervasive. 2. Opini tidak wajar Auditor berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian baik secara individual maupun kolektif adalah material, tetapi pervasive terhadap laporan keuangan. 3. Opini tidak menyatakan pendapat a) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan jika ada yang bersifat material dan pervasif. b) Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian. Auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut
22
adalah tidak mungkin untuk merumuskan opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastin tersebut dengan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan. Ketika auditor tidak dapat memberikan opini sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan akan berpindah kepada auditor lain yang mampu untuk memberikan opini audit sesuai dengan harapan perusahaan tersebut. Hasil penelitian dari Wijayanti (2011) memperoleh hasil bahwa opini audit berpengaruh terhadap Auditor switching. Hudaib dan Cooke (2005) mengatakan hal bahwa setelah menerima qualified opinion, perusahaan atau klien akan lebih cenderung mengganti auditor atau Kantor Akuntan Publiknya. 2.2 Penelitian Terdahulu Dalam sub-bagian penelitian terdahulu ini akan menjelaskan tentang faktor yang mendorong terjadinya auditor switching yang berdasarkan dengan penelitianpenelitian sebelumnya.Penelitian Prastiwi dan Wilsya (2009) meneliti faktor yang mempengaruhi auditor switching, dengan menggunakan variabel dependen yaitu auditor switching dan variabel independen dalam penelitian adalah ukuran KAP, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan dan financial distress. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, sedangkan variabel ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
23
Sinason et al (2001) melakukan penelitian mengenai sifat audit tenur dan auditor switching. Dengan hasil kesimpulan penelitian menunjukan bahwa ukurann klien dan tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan ukuran KAP, resiko klien dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sinarwati (2010) melakukan penelitian tentang faktor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI melakukan auditor switching. Variabel independen yang digunakan pergantian manajemen, opini going concern, reputasi auditor dan financial distress. Hasil dari penelitian ini adalah variabel pergantian manajemen dan financial distressberpengaruh signifikan terhadap auditor switching (pergantian KAP), sedangkan variabel opini going concern dan reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Febriana (2012) melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006 hingga 2009. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap auditor switching adalah Ukuran KAP, Keuangan perusahaan, Pergantian manajemen, Perubahan presentase ROA. Sedangkan faktor Opini Audit dan Ukuran Klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Putra (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit terhadap auditor switching pada perushaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2013. Dari hasil
24
penelitian ini, opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan financial distress, rentabilitas dan tingkat pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Suarjana dan Widhiyani (2015) melakukan penelitian tentang faktor klien yang mempengaruhi auditor switching (Pergantian KAP) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Dari penelitian ini, menunjukkan hasil bahwa hanya Opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, sedangkan reputasi auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan dan rentabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Berikut ini merupakan table dari ringkasan Penelitian Terdahulu: Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun)
Variabel
Hasil Penelitian Signifikan
Sinason, et al (2001)
Tidak Signifikan
Ukuran Klien
Ukuran Klien
Ukuran KAP
Tingkat Pertumbuhan perusahaan
Tingkat pertumbuhan perusahaan
Resiko Klien Opini Audit
Ukuran KAP Resiko klien Opini Audit Prastiwi dan Wilsya (2009)
Ukuran KAP Ukuran Perusahaan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Financial Distress
ukuran KAP
Ukuran perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan Financial distress
25
Sinarwati (2010)
pergantian manajemen
Pergantian Manajemen
Opini going concern
Opini going concern
Reputasi auditor financial distress
Reputasi Auditor Financial distress Febriana (2012)
Pergantian manajemen
Pergantian manajemen
Opini audit
Ukuran KAP
Ukuran klien Ukuran KAP
Kesulitan keuangan perusahaan Presentase perubahan ROA Opini Audit
Presentase perubahan ROA
Ukuran KAP Putra (2014)
Kesulitan Keuangan perusahaan
Financial distress
opini audit.
financial distress
Rentabilitas
Rentabilitas
Tingkat pertumbuhan perusahaan
Tingkat pertumbuhan perusahaan
Opini audit Suarjana dan Widhiyani (2015)
Opini audit
opini audit
Reputasi auditor Ukuran perusahaan
reputasi auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan dan rentabilitas
Tingkat pertumbuhan perusahaan Rentabilitas
2.3 Kerangka Pemikiran Pada
sub-bagian
ini
akan
ditunjukkan
mengenai
pengaruh
dari
variableindependen terhadap variabel dependen. dimana haisl dari penelitian ini kerangka pemikiran yang menggambarkan hasil dari pengaruh financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit terhadap auditor switching.
26
Financial distress
Rentabilitas Auditor Switching
Tingkat pertumbuhan perusahaan Opini audit
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4
Pengembangan Hipotesis Berdasarkan dari penelitian-penelitian diatas dapat diuraikan hipotesis-
hipotesispada penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.4.1 Pengaruh financial distress terhadap auditor switching Financial distress adalah kondisi suatu perusahaan yang tidak sehat dan sedang mengalami kesulitan keuangan sehingga dapat mengakibatkan perusahaan bangkrut. Kebangkrutan suatu perusahan artinya perusahaan tersebut sudah tidak dapat melakukan kewajibannya. Klien yang mengalami kesulitan dalam keuangan, tingkat melakukan auditor switchingatau pergantian KAPlebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
27
yang sehat (Chadegani et.al, 2011). Alasannya adalah untuk menarik kepercayaan pemegang saham dan menambah kepercayaan diri perusahaan tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sinarwati (2010), bahwa financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Dengan adanya kesulitan keuangan dalam perusahaan dapat meningkatkan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Maka dirumuskan hipotesis: H1
: Financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching. 2.4.2 Pengaruh Rentabilitas terhadap auditor switcing Rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalammnya. Suatu perusahaan yang menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001). Perubahan rentabilitas suatu perusahaan tidak mendorong perusahaan untuk melakukan auditor switching (Wijayani dan Januarti 2011). Penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2012) yang menyatakan bahwa Rentabilitas dapat didefinisikan sebagai presentase perubahan ROA, jika presentase perubahan ROA cenderung rendah, maka keuntungan laba dalam perusahaan menurun. Hal itu disebabkan oleh kinerja auditor yang kurang baik. Sehingga dalam kasus itu perusahaan cenderung mengganti auditornya dengan auditor
28
baru yang lebih baik meningkatkan kodisi keuangan perusahaan. Maka diperoleh hasil hipotesis sebagai berikut: H2 2.4.3
: Rentabilitas berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap auditor switching Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan kualitas baik industrinya maupun kualitas ekonominya secara keseluruhan (Putra, 2014). Ketika pertumbuhan perusahaan semakin meningkat, perusahaan akan cenderung menggunakan Kantor Akuntan Publik yang lebih besar agar dapat mempertahankan reputasinya (Syahtiadi dan Medyawati, 2012). Berdasarkan dengan pendapat tersebut, sesuai dengan penelitian Sinason et al (2001), yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3
:
Tingkat
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap auditor switching 2.4.4
Pengaruh Opini Audit terhadap auditor switching Opini audit adalah pernyataan atau pendapat yang diberikan oleh seorang auditor
dan pernyataan yang diberikan bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui kewajaran laporan keuangannya. Perusahaan cenderung mengganti auditornya setelah menerima opini audit (Putra, 2014). Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan hal yang sama,
29
bahwa setelah menerima opini audit, perusahaan atau klien akan cenderung mengganti auditornya atau kantor akuntan publiknya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Putra (2014) dan Suarjana dan Widhiyani (2015) yang menyatakan hasil penelitian bahwa opini auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4
: Opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor
switching. 2.4.5 Uji Beda antara perusahaan yang mengalami Auditor Switching dan perusahaan yang tidak mengalami Auditor Switching. Proses auditor switching dapat terjadi karena keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan penjualan negatif cenderung akan melakukan auditor switching, dibanding dengan perusahaan yang mengalami rasio keuangan positif (Nabila, 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini juga menganalisis mengenai apakah ada perbedaaan perusahaan yang melakukan auditor switching dan perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. Maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut: H5: ada perbedaan pengaruh financial distress terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching.
30
H6: ada perbedaan pengaruh rentabilitas terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching. H7: ada perbedaan pengaruh opini audit terhadap perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching. H8: ada perbedaan
pengaruh
pertumbuhan
perusahaan
terhadap
perusahaan yang mengalami auditor switching dan perusahaan yang tidak mengalami auditor switching.
BAB III Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia selama periode pada tahun 2013 dan 2014, dengan mengambil variabel seperti financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit. Pada penelitian ini, opini audit digunakan untuk mengetahui pergantian auditor independen yang tercantum dalam laporan keuangan bagian Hal Lain pada tahun 2014. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini meliputi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013- 2014. Dari populasi tersebut diambil Perusahaan yang akan menjadi sampel untuk penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling. Purposive sampling yaitu pemilihan perusahaan go public yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2013 dan 2014. 2. Perusahaan yang menampilkan kelengkapan data laporan keuangan auditan yang berakhir pada tanggal 31 desember dengan catatan atas laporan keuangannya.
31
32
3. Perusahaan yang mengalami auditor switching(pergantian auditor) selama periode tahun 2014. 3.3
Variabel Penelitian Variabel adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai. Variabel dikelompokkan
menjadi variabel dependen dan variabel independen (Jogiyanto, 2008). 3.3.1
Variabel Independen Variabel Independen yaitu kondisi atau karakter yang berubah atau muncul
ketika penliti mengintroduksi, perubahan atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel dipengaruhi atau tidak dipengaruhi ( Muthaher, 2013). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah: a. Financial Distress (X1) Financial Distress adalah kondisi perusahaan yang sedang mengalami kondisi kesulitan dalam keuangannya. Perusahaan cenderung akan mengganti auditornya saat mengalami kesulitan keuangan. Adapun rumus untuk menghitung financial distress (model springate)
Keterangan: Z = Financial Distress A = Modal kerja/total aset
33
B = Laba sebelum pajak/total aset C = Laba sebelum pajak/liabilitas lancer D = penjualan/total aset b. Rentabilitas(X2) Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode terntentu (Riyanto,2001). Perubahan Rentabilitas dihitung menggunakan presentase perubahan ROA (Return On Asset) untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap auditor switching. Putra (2014) untuk menghitung rentabilitasrumus yang digunakan adalah ROA,
c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (X3) Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu kondisi dimana sebuah perusahaan sedang mengalami kenaikan total aset dan memiliki rasio keuangan yang baik. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Tingkat pertumbuhan perusahaan dihitung dengan membagi selisih antara penjualan tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan penjualan tahun sebelumnya
34
kemudian mengalikannya dengan 100% (Nasser et al, 2006). Adapun rumus untuk menghitungpertumbuhan perusahaan sebagai berikut:
Keterangan
: : Pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1
St
: Penjualan bersih pada periode t
St-1
: Penjualan bersih pada periode t-1
d. Opini Audit (X4) Opini audit adalah pernyataan atau pendapat yang diberikan oleh seorang auditor terhadap laporan keuangan yang telah disajikan perusahaan untuk mengetahui kewajaran dalam informasi laporan keuangannya. Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0, sedangkan jika perusahaan mendapat opini audit wajar dengan pengecualian diberi nilai 1 (Chadegani et al, 2011). 3.3.2 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching. Auditor switching merupakan pergantian atau perpindahan auditor maupun KAP. Dalam penelitian ini variabel auditor switching dapat diukur menggunakan variabel dummy.
35
Jika perusahaan klien mengganti auditor pada tahun t, maka diberi nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak melakukan pergantian auditor pada tahun sebelumnya, maka diberi nilai (0) (Nasser et al, 2006). 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data diperoleh melalui Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang terdapat diPusat Informasi Pasar Modal Semarang yang beralamat di Jalan M.H. Thamrin Nomor 123 Semarang. Selain itu data dan informasi dikumpulkan dengan cara mengambil dari internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku pustaka yang mendukung dalam proses penelitian ini. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Data perusahaan yang melakukan auditor switching atau pergantian KAP diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian. 3.6 Metode Analisis 3.6.1
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk ratarata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum. Rata-rata digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum dan minimum
36
digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. 3.6.2
Analisis Regresis Logistik
Ghozali (2013) menyatakan bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-ratavariabel dependen berdasarkan dengan nilai variabel yang diketahui. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh financial distress, rentabilitas, tingkat pertmbuhan perusahaan dan opini audit terhadap auditor switching. Penggunaan metode regresi tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013).tahapan dalam pengujian regresi logistik (logistic regression) dijelaskan sebagai berikut: a. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dapat dinilai menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai sama dengan atau kurang dari 0,05 berarti hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga Goodness fit model tidak baik
37
karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai lebih besar dari nilai 0,05 maka hipotesis nol tidak ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. b.
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model fit) Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis inijelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yangdihoptesiskan fit dengan data.
c.
Menilai Koefisiensi Determinasi (R²) Cox dan Snells’s R squaremerupakan ukuran yang mecoba meniru R2 pada multiple yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan (Ghozali, 2013).Nagelkerke’s R
38
square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Negelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independendalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. d. Menentukan persamaan regresi logistik Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Model regresi logistik dalam penelitian ini sebagai berikut: =b0 + b1FINDIS +b2RENT + b3TPP + b4OPINI + e
Keterangan: SWITCH
= Auditor Switching ( Pergantian Auditor)
b0
= Konstanta
b1FINDIS
= Financial Distress (kesulitan keuangan)
b2RENT
= Perubahan Rentabilitas
b3TPP
= Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
39
b4OPINI
= Opini Audit
e
= Residual Error
e. Menguji Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengamati output Variabel in te Equation, pada kolom signifikan (sig). Nilai pada kolom signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan dalam regresi logistik, yaitu = 5% (0,05). Jika nilai Sig. <0,05, maka Ha diterima atau Ho ditolak. Sementara itu, apabilai nilai Sig.>0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini: 1) Hipotesis 1 Ho1: financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switcing. Ha1: financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Pengambilan keputusan hipotesis: a) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima b) Jika nilai Dig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak 2) Hipotesis 2 Ho1: rentabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor switcing. Ha1: rentabilitas berpengaruh terhadap auditor switching. Pengambilan keputusan hipotesis: a) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. b) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak.
40
3) Hipotesis 3 Ho1 : pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switcing. Hal : pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching. Pengambilan keputusan hipotesis: a) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. b) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak. 4) Hipotesis 4 Ho1 : opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switcing. Ha1 : opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. Pengambilan keputusan hipotesis: a) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. b) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak. f. Uji Beda Paired Sample T-test Uji beda digunakan untuk menentukan apakah 2 sampel yang berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji bedaPaired Sampel T-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua s ampel atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut:
41
5) Hipotesis 5 a) Ho1 : ada beda financial distress tahun 2013 dan tahun 2014 terhadap auditor switcing. b) Ha1 : tidak ada beda financial distress tahun 2013 dan tahun 2014 terhadap auditor switching. Pengambilan keputusan hipotesis: c) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. d) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak. 6) Hipotesis 6 a) Ho1 : ada beda rentabilitasterhadap auditor switcing pada tahun 2013 dan 2014. b) Ha1 : tidak ada beda rentabilitasterhadap auditor switchingpada tahun 2013 dan tahun 2014 Pengambilan keputusan hipotesis: c) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. d) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak. 7) Hipotesis 7 a) Ho1 : ada beda tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switcingpada tahun 2013 dan tahun 2014. b) Ha1 : tidak ada beda tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switchingpada tahun 2013 dan tahun 2014.
42
Pengambilan keputusan hipotesis: c) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. d) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak. 8) Hipotesis 8 a) Ho1 : ada beda opini audit terhadap auditor switcingpada tahun 2013 dan tahun 2014. b) Ha1 : tidak ada beda opini audit terhadap auditor switchingpada tahun 2013 dan tahun 2014. Pengambilan keputusan hipotesis: c) Jika nilai Sig.<0,05, Ho ditolak sehingga Ha diterima. d) Jika nilai Sig.>0,05, Ho diterima sehingga Ha ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Objek Penelitian Dalam penelitian ini deskripsi objek penelitian yaitu mengkaji tentang faktor
yang mempengaruhi auditor switching. Data yang digunakan pada penelitian ini, dalam variabel independen adalah
financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan
perusahaan dan opini audit. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor switching atau pergantian auditor (KAP). Objek penelitian ini meneliti seluruh perusahaan yang ada di Indonesia dengan periode pengamatan selama satu periode pada tahun 2014. Terdapat 453 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2014.Perusahaan yang menampilkan kelengkapan data auditan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dengan catatan atas laporan keuangannya. Dan perusahaan yang mengalami auditor switching(pergantian auditor) selama periode
tahun 2014.Keterangan proses pengambilan sampel adalah
sebagai berikut:
43
44
Tabel 4.1 No
Kriteria
Jumlah
1.
Jumlah perusahaan go public yang terdaftar di BEI selama periode
453
tahun 2014 dan 2013. 2.
Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan kelengkapan data
(18)
laporan keuangan auditan yang berakhir pada tanggal 31 desember dengan catatan atas laporan keuangannya.
3.
Jumlah perusahaan yang tidak mengalami
auditor switching
(400)
(pergantian auditor) selama periode tahun 2014 Jumlah sampel perusahaan
35
Jumlah total sampel (35 perusahaan x 2 tahun selama tahun 2014 dan
70
2013)
Jadi perusahaan yang memenuhi syarat kriteria penelitian untuk dijadikan sampel tersebut adalah sebanyak 70dan atas beberapa sampel yang telah digugurkan karena tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan tidak didukung kelengkapan data. Berikut adalah daftar sampel perusahaan yang sudah memenuhi kriteria.
45
4.2 Metode Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskiptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai dari masing-masing variabel yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi sampel. Hasil dari perhitungan statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Table 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
financial distress
70
-1,89
475,41
7,5301
56,73972
Rentabilitas
70
-72,80
797,73
10,1753
95,91039
pertumbuhan perusahaan
70
-43,10
139,72
6,9664
22,75994
opini audit
70
,00
1,00
,9571
,20400
auditor switching
70
,00
1,00
,5000
,50361
Valid N (listwise)
70
46
Berdasarkan hasil output diatas menunjukkan bahwa jumlah data (n) ada 70, dari 70 data ini memiliki nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut: a. Dari 70 data diketahui bahwa variabel financial distress memiliki nilai terkecil (Minimum) sebesar -1,89, nilai terbesar (maksimum) sebesar 475,41, dan ratarata financial distress sebesar 7,5301 dengan standar deviasi sebesar 56,73972. Berdasarkan data diatas nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, maka hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel financial distress memiliki data yang homogen. b. Dari 70 data diketahui bahwa variabel rentabilitas memiliki nilai terkecil (Minimum) sebesar -72,80, nilai terbesar (Maksimum) sebesar 797,73, dan ratarata rentabilitas sebesar 10,1753 dengan standar deviasi 95,91039. Berdasarkan data diatas nilai standar deviasi lebih besar dari nikai rata-rata, maka hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel rentabilitas memiliki data yang homogen. c. Dari 70 data diketahui bahwa variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai terkecil (Minimum) sebesar -43,10, nilai terbesar (Maksimum) sebesar 139,72, dan rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar 6,9664 dengan standar deviasi 22,75994. Berdasarkan data diatas nilai standar deviasi lebih besar dari nilai ratarata, maka hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan memiliki data yang homogen.
47
d. Dari 70 data diketahui bahwa variabel opini audit memiliki nilai terkecil (Minimum) sebesar 0,00, nilai terbesar (Maksimum) sebesar 1,00 , dan nilai ratarata opini audit sebesar 0,9571 dengan standar deviasi 0,20400. Berdasarkan data diatas nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata , maka hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel opini audit memiliki data yang homogen. e. Dari 70 data diketahui bahwa variabel auditor switching memiliki nilai terkecil (Minimum) sebesar 0,00, nilai terbesar (Maksimum) sebesar 1,00 , dan nilai ratarata opini audit sebesar 0,5000 dengan standar deviasi 0,50361. Berdasarkan data diatas nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata , maka hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel auditor switching memiliki data yang homogen. 4.3 Analisis Regresi Logistik 4.3.1 Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test. Tes ini dilakukan untuk menguji hipotesis nol bahwa data sesuai dengan model (fit). Jika nilai Hosmer Lemeshow Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer Lemeshow Goodnes of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
48
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data observasinya.
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer Lemeshow’s) Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
Df
Sig.
1
24,928
8
,002
Dari hasil data output diatas menunjukkan nilai Hosmer Lemeshow Goodness of Fit Test sebesar 24,928 dengan signifikansi sebesar 0,002. Berdasarkan hasil tersebut, nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka model dapat disimpulkan bahwa tidak mampu memprediksi nilai observasinya. 4.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log Likelihood (2LL) pada awal (Block Number =0) dengan nilai-2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Hasil uji keseluruhan model dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini:
49
Hasil Uji Overall Model fit Table 4.4 Iteration Historya,b,c,d Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
x1
x2
x3
x4
1
85,256
2,289
-,096
,055
,028
-2,422
2
83,190
3,540
-,133
,076
,048
-3,714
3
82,969
4,109
-,147
,083
,056
-4,293
4
82,957
4,177
-,150
,084
,057
-4,361
5
82,955
4,176
-,150
,084
,057
-4,359
6
82,955
4,175
-,151
,084
,057
-4,358
Step 1
Dari hasil output data pada Tabel 4.4 Nilai -2Log Likelihood awal sebesar 97,041. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 82,955. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 4.3.3 koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) Koefisian determinasi bertujuan untuk menjelaskan besarnya kekuatan hubungan antara variabel dependen dan independen. Koefisien determinasi ditunjukkan dengan
50
nilai Negelkerke’s R2. Nagelkerke R square merupakan modifikasi dari Cox and Snell R Square yang dapat diinterprestasikan seperti nilai R square pada regresi linier berganda. Adapun hasil dari Uji Koefisien Determinasi sebagai berikut: Hasil Uji Koefisien Determinasi Table 4.5 Model Summary Step
1
-2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke
82,955a
Square
Square
,182
,243
R
Dari hasil data output tersebut, nilai Negekerke R. Square sebesar 0,243 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel indepdenden sebesar 24,3% sedangkan sisanya sebesar 75,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian, sepertifinancial distress, rentabilitas, pertumbuhan perusahaan dan opini audit. 4.3.4 Persamaan Regresi Logistik Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa hanya pertumbuhan perusahaan yang berpengaruh terhadap auditor switching (pergantian auditor), sedangkan financial distress, rentabilitas dan opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
51
Adapun hasil pengujian hipotesis dapat diliohat pada output SPSS Variables in the Equation sebagai berikut: Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Table 4.6 Variables in the Equation B Findistress
Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-.151
.087
2.997
1
.083
.860
Rent
.084
.050
2.827
1
.093
1.087
Growth
.057
.024
5.629
1
.018
1.059
-4.358
2.811
2.404
1
.121
.013
4.175
2.816
2.198
1
.138
65.061
Opini Constant
a. Variable(s) entered on step 1: findistress, rent, growth, opini.
Dari hasil data output tersebut, persamaan regresi yang dapat dipakai dalam penelitian ini:
Berdasarkan pada persamaan regresi logistik diatas, pengujian dilakukan dengan cara membandingkan tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α). Penelitian ini menggunakan α sebesar 5%, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Hipotesis 1 menyatakan bahwa financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa financial distress memiliki koefisien regresi sebesar -0,151 dan tingkat signifikansi
52
sebesar 0,083 yang lebih besar dari α (0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho1 diterima sehingga Ha1 ditolak. Hal ini menandakan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 2. Hipotesis 2 menyatakan bahwa rentabilitas berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rentabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,84 dan tingkat signifikansi sebesar 0,093 yang lebih besar dari α (0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho2 diterima sehingga Ha2 ditolak. Hal ini menandakan bahwa rentabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 3. Hipotesis 3 menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar 0,057 dan tingkat signifikansi sebesar 0,018 yang lebih kecil dari α (0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak sehingga Ha3 diterima. Hal ini menandakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. 4. Hipotesis 4 menyatakan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil pengujian menunjukkan bahwa opini audit memiliki koefisien regresi sebesar -4,358 dan tingkat signifikansi sebesar 0,121 yang lebih besar dari α (0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho4 diterima sehingga Ha4 ditolak. Hal ini menandakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
53
4.3.5 Uji beda paired sample T test Uji beda paired sample digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit terhadap auditor switching. Berikut ini adalah hasil dari uji paired sampel T test: Hasil Uji beda Table 4.7 Paired Samples Test Paired Differences
Mean
t
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval of the
Deviation
Mean
Difference
Lower
Df
Sig. (2-tailed)
Upper
FINANS 2013 Pair 1
13,5946752
80,3255263
13,5774921
-13,9981085
41,1874589
1,001
34
,324
20,7283051
135,8273664
22,9590153
-25,9300277
67,3866380
,903
34
,373
-12,5221689
30,8418436
5,2132231
-23,1167129
-1,9276250
-2,402
34
,022
FINANS 2014
RENTABILITAS 2013 Pair 2 RENTABILITAS 2014
pertumbuhan perusahaan 2013 Pair 3 PERTUMBUHAN PERUSAHAAN 2014
54
OPINI AUDIT 2013 Pair 4
,029
,296
,050
-,073
,130
,572
34
,571
Opini Auditor 2014
Berdasarkan dari hasil uji beda paired sample T test diketahui bahwa variabel dari hasil ouput menunjukkan bahwa: a) Berdasarkan dari hasil data ouput terlihat bahwa rata-rata financial distress perusahaan pada tahun 2013 sebesar 14,3 dan rata-rata financial distress perusahaan pada tahun 2014 sebesar 0,73. Hasil signifikansi berdasarkan output adalah sebesar 0,324 lebih besar dari 0,05. Hasil lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan. Dari hasil output dapat menjawab: Hipotesis 5
bahwa tidak ada perbedaan financial distress terhadap auditor
switching pada tahun 2013 dan 2014, maka dapat disimpulkan bahwa Ho6 ditolak Ha6 diterima. b) Berdasarkan dari hasil data output
terlihat bahwa rata-rata rentabilitas
perusahaan pada tahun 2013 sebesar 20,5 dan rata-rata rentabilitas perusahaan pada tahun 2014 sebesar -0,18. Hasil signifikansi berdasarkan otput adalah sebesar 0,373 lebih besar dari 0,05. Hasil lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. Dari hasil output dapat menjawab:
55
Hipotesis 6 bahwa tidak ada perbedaan rentabilitas terhadap auditor switching pada tahun 2013 dan 2014, maka dapat disimpulkan bahwa Ho6 ditolak Ha6 diterima. c) Berdasarkan dari hasil data output terlihat bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,70 dan rata-rata tingkat pertumbuhan perusahaan pada tahun 2014 sebesar 13,2. Hasil signifikansi berdasarkan otput adalah sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05. Hasil lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ada perbedaan. Dari hasil output dapat menjawab: Hipotesis 7 bahwa ada perbedaan tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switching pada tahun 2013 dan 2014, maka dapat disimpulkan bahwa Ho6 diterima Ha6 ditolak. d) Berdasarkan dari hasil data output terlihat bahwa rata-rata opini audit perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,97 dan rata-rata opini audit perusahaan pada tahun 2014 sebesar 0,94. Hasil signifikansi berdasarkan otput adalah sebesar 0,571 lebih besar dari 0,05. Hasil lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. Dari hasil output dapat menjawab: Hipotesis 8 bahwa tidak ada perbedaan opini audit terrhadap auditor switching pada tahun 2013 dan 2014, maka dapat disimpulkan bahwa Ho6 ditolak Ha6 diterima. 4.4
Pembahasan
56
Pada penelitian ini diajukan empat hipotesis, berikut disajikan pembahasan dari hasil penelitian mengenai keempat variabel financial distress, rentabilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan opini audit: 4.4.1
Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching
Penelitian ini menunjukkan bahwa Financial Distress tidak merupakan alasan perusahaan mengalami auditor switching. Artinya, perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam keuangan tidak selalu memilih mengganti auditornya untuk dapat memperbaiki kondisi dalam keuangan perusahaan, dapat dicontohkan pada 60% perusahaan tidak mengganti auditornya di tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 60% perusahaan telah mengganti auditornya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress tidak berpengaruh oleh auditor switching, dapat disimpulkan perusahaan yang tidak mengganti auditornya berfikir bahwa lebih baik tetap mengggunakan auditor lama. Sebab auditor yang lama lebih mengetahui kondisi baik dan buruknya perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian milik Putra (2014), Sulistiarini dan Sudarno (2012), Wijaya (2013) yang menyatakan bahwa financial distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. 4.4.2
Pengaruh Rentabilitas terhadap Auditor Switching Dari hasil analisa menggunakan regresi logistik maka tingkat signifikansi
pengaruh rentabilitas terhadap auditor switching adalah sebesar 0,093. Penelitian ini menunjukkan bahwa Rentabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Rentabilitas atau presentasi perubahan ROA merupakan salah satu
57
proksi dari reputasi klien, selain itu presentasi perubahan ROA dapat digunakan sebagai indicator prospek bisnis dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROA berarti semakin efektive pengelolaan aktiva yang dimilki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penuruna kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun, manajemen cenderung menyembunyikan keadaan perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Damayanti dan Sudarma (2007) dan Putra (2014) yang menyatakan bahwa rentabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. 4.4.3
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching Dari hasil analisa menggunakan regresi logistik maka tingkat signifikansi
pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap auditor switching adalah sebesar 0,018. Penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Pertumbuhan Perusahaan merupakan salah satu sebab dari perusahaan yang mengalami pergantian auditor. Artinya dengan perusahaan yang semakin tinggi tingkat pertumbuhannya, maka perusahaan semakin memerlukan auditor yang mampu memenuhi tuntutan perusahaan. Sehingga perusahaan perlu melakukan pergantian auditor untuk dapat memenuhi tingkat pertumbuhan perusahaan yang cepat.Hal ini dapat ditunjukkan dengan data penelitian, misalkan pada perusahaan INCO dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 12,63446 yang lebih besar daeri nilai rata-rata 6,9664, maka perusahaan melakukan auditor switching pada tahun 2014, sedangkan pada saat tingkat pertumbuhannya rendah yaitu sebesar 0,04723 yang lebih rendah dari rata-rata 6,9664, maka perusahaan tidak melakukan auditor switching pada tahun 2013.
58
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka probabilitas perusahaan melakukan pergantian auditor menjadi semakin besar, artinya perusahaan yang telah mengganti auditornya dapat mengalami tingkat pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian Srimindarti (2006) yang neyatakan bahwa, jika perusahaan klien semakin besar maka reputasi klien juga semakin meningkat. Seiring meningkatnya reputasi perusahaan maka kemungkinan perusahaan membutuhkan jasa-jasa auditor yang lain juga, sehingga kebutuhan klien akan jasa audit menjadi semakin luas.
Dengan meningkatnya kebutuhan perusahaan klien maka
perusahaan membutuhkan Kantor Akutan Publik yang mampu menanggapi kebutuhan tersebut. Apabila Kantor Akuntan Publik tidak dapat memenuhi harapan klien makabukan tidak mungkin perusahaan klien akan mencari Kantor Akutan Publik lain yang sesuai. Ketika klien memperluas usahanya maka terdapat peningkatan luas aktivitas, luas area geografi yang semakin menyebar, dan volume aktivitas juga semakin bertambah banyak. Ketika pertumbuhan perusahaan semakin meningkat, perusahaan cenderung akan menggunakan Kantor Akuntan Publik yang lebih besar agara dapat mempertahankan reputasi perusahaan. 4.4.4
Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching Dari hasil analisa menggunakan regresi logistik maka tingkat signifikansi
pengaruh financial distress terhadap auditor switching adalah sebesar 0,12 lebih besar
59
dari 0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Auditor Switching. Dapat diartikan, barang kali adanya pendapat dari seorang auditor tidak menjadikan perusahaan untuk melakukan Auditor Switching karena dikhawatirkan dapat menyebabkan anggapan negatif dari para pengguna laporan keuangan terhadap kualitas pelaporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan sesuai anggapan Wijayani dan Januarti (2011). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap menggunakan auditor yang lama walaupun opini audit yang diterima wajar tanpa pengecualian. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian Febriana (2012) dan (Juliantari dan Rasmini, 2013) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Auditor Switching. 4.4.5
Uji beda a) Hasil penelitian financial distress sebesar 0,324 lebih besar dari 0,05. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada perusahaan yang mengalami financial distress di tahun 2013 dan ditahun 2014 pada keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya atau tidak. b) Hasil penelitian rentabilitas sebesar 0,373 lebih besar dari 0,05. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada perusahaan yang mengalami rentabilitas di tahun 2013 dan ditahun 2014 pada keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya atau tidak. c) Hasil penelitian pertumbuhan perusahaan sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan ditahun 2013 dan
60
di tahun 2014 pada keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya atau tidak. Artinya, saat perusahaan tumbuh cenderung akan memilih berganti auditornya dibandingkan tetap menggunakan auditor yang lama. d) Hasil penelitian opini audit sebesar 0,571 lebih besar dari 0,05. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada perusahaan yang mendapatkan opini audit dari auditor pada keputusan perusahaan untuk mengganti
auditornya
atau
tidak.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan pengujian hipotesis mengenai faktor-faktor yang
menjadi pengaruh perusahaan melakukan auditor switching di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dan 2014. Hasil dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi data panel, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai signifikansi dari variable Financial Distress yang diambil dari table variable in the equation sebesar 0,083 > 0,05 dan dari hasil uji beda financial distress sebesar 0,324 lebih besar dari 0,05. Artinya, pengaruh Financial Distress (X1) terhadap Auditor Switching pada perusahaan yang mengalami pergantian auditor di tahun 2014 dan tidak berganti auditor di tahun 2013 adalah tidak signifikan, yang berarti H1 dalam penelitian ini ditolak. 2. Nilai signifikansi dari variable Rentabilitas yang diambil dari table variable in the equation sebesar 0,093 > 0,05 dan dari hasil uji beda rentabilitas sebesar 0,373 lebih besar dari 0,05. Artinya, pengaruh Rentabilitas (X2) terhadap Auditor Switching pada perusahaan yang mengalami pergantian auditor di tahun 2014 dan tidak berganti auditor di tahun 2013 adalah tidak signifikan, yang berarti H2 dalam penelitian ini ditolak.
61
62
3. Nilai signifikansi dari variable Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang diambil dari table variable in the equation sebesar 0,018< 0,05 dan dari hasil uji beda pertumbuhan perusahaan sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05. Artinya, pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (X3) terhadap Auditor Switching pada perusahaan yang mengalami pergantian auditor di tahun 2014 dan tidak berganti auditor di tahun 2013 adalah signifikan, yang berarti H3 dalam penelitian ini diterima. 4. Nilai signifikansi dari variable Opini Audit yang diambil dari table variable in the equation sebesar 0,121> 0,05 dan daari hasil uji beda opini audit sebesar 0,571 lebih besar dari 0,05. Artinya, pengaruh Opini Audit (X4) terhadap Auditor Switching pada perusahaan yang mengalami pergantian auditor di tahun 2014 dan tidak berganti auditor di tahun 2013 adalah tidak signifikan, yang berarti H4 dalam penelitian ini ditolak. 5.2
Saran Saran penulis bagi penelitian ini 1. Koefisien dalam penelitian ini hanya sebesar 24,3% hal ini menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen terhadap variabel independen sebesar 24,3% sedangkan sisanya 75,7% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar
penelitian
ini.
Penelitian
berikutnya
diharapkan
dapat
mempertimbangkan variabel lain sebagai variabel yang mempengaruhi Auditor Switching.
63
2. Dari penelitian ini karena financial distress menggunakan model springate dinyatakan tidak berpengaruh signifikan. Dan dari penelitian sebelumnya yang menggunakan DER juga tidak berpengaruh signifikan. Maka diharapkan pada penelitian berikutnya, penggunaan variabel financial distress
menggunakan
alternative
proksi
lain.
DaftarPustaka Aprilia, Ekka. 2013. “AnalisisFaktor-Faktor yang mempengaruhi Auditor Switching”. Accounting Analysis Journal AJJ, 2(2). Bewley, K., Chung,J., and McCracken,S. 2008. “An Examination of Auditor Choice Using Evidence from Andresen’s Demise”. International Journal of Auditing. Vol.12. pp. 89110. Chadegani,A.A, Zakiah M.M dan A.Jari. 2011. “The Determinant Factors of Auditor Switching among Comapanies Listed on Tehran Stock Exchange”. International Research Journal of Finance and Economics. Chi, W., Huang, H., Liao, Y., and Xie, H. 2009. “Mandatory Audit Patner Rotation, Audit Quality, and Market Perception: Evidence from Taiwan”. Contemporary Accounting Research. Vool. 26. Pp. 359-391. Damayanti, S., dan Made Sudarma. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Febriana, Varadita. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BEI”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”. http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-kantorakuntan.html.accessed March 12, 2014. Giri, Efraim Ferdinan. 2010. “Pengaruh Tenure Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Ghozali, Imam. 2013. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21. Semarang. UniversitasDiponegoro. Hudaib, Mohammad.,dan T.E Cooke. 2005. Qualified Audit Opinion and Auditor Switching. Departement of Accounting and Finance Scholl of Business and Economics University of Exeter Streatham Court. UK. Joher H. Shamser Mohamad., Mohd Ali., danAnnuar, M.N. 2000. The Auditor Switch Decision of Malaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants and Wealth Effect. http://bear.cba.ufl.edu/hackenbrack/PAPER 24.pdf. Juliantari, Ni Wayan A. dan Ni Ketut Rasmini. 2013. “ Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3(2013): 231-246
64
65
Mardiyah, A.A. 2002. “PengaruhFaktorKliendanFaktor Auditor terhadap Auditor Changes”. Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang. Muthaher, Osmad. 2013. Metode Penelitian. Semarang : Unissula Press. Myers, J.N., Myers. L.A., and Omer, T.C. 2003. Exploring the Term of the AuditorClient Relationship and the Quality of Earnings: A Case for Mandatory Auditor Rotation?.The Accounting Review. Vol. 78. pp. 779-799. Nabila. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi auditor switching”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Nasser, A.T. dan E.A Wahid.2006. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21. pp. 724-737. Nuryanti, Lely. 2012. “PengaruhOpini Audit dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Auditor Switching”. JurnalAkutansi. UniversitasNegeriSuarabaya. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, Jakarta. Prastiwi Andri. Dan Frenawidayuarti Wilsya. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Go Public di Indonesia”. Jurnal Dinamika Akutansi. Vol. 1, No. 1,62-75. Putra, I Wayan Deva Widia. 2014. “Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, Dan Opini Audit Terhadap Auditor Switching”.EJurnalAkutansiUniversitasUdayana 8.2 (2014):308-323. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Robittasari, Ainurrizky Putri. 2013. “Pengaruh Opini Audit Going Concern, Kepemilikan Institusional dan Audit Delay pada Voluntary Auditor Switching”. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana. Bali. Romanus, R.N., Maher, J.J., and Fleming D.M. 2008. “Auditor Industry Specialization, Auditor Change, and Accounting Restatements”. Journal Accounting Horizons. Vol. 22. pp. 389413. Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.” Jurnal Ilmiah Akuntansi,5(1). Sinarwati, Ni Kadek. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI MelakukanPergantian Kantor AkuntanPublik?”.Simposium Nasional Akuntansi XIII.Purwokerto. Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. 2001. “An Investigation of Auditor and Client Tenure”. Mid-American Journal of Business. Vol. 16. pp. 31-40.
66
Suarjana, I Wayandan Ni Luh Sari Widhiyani. 2015. “FaktorKlien yang MempengaruhiPergantian Kantor AkuntanPublik di Bursa Efek Indonesia”. E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana 10.1 (2015):b78-90. Sumarwoto. 2006. “PengaruhKebijakanRotasi KAP TerhadapKualitasLaporanKeuangan”. Tesis. Semarang UniversitasDiponegoro. Suparlan dan Wuryan Andayani. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Tuanakotta, Theodorus M. 2011. BerpikirKritisDalam Auditing. Jakarta: SalembaEmpat Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta: SalembaEmpat. Wijaya, R.M Aloysius Pangky. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor oleh Klien”. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang. Wijayani, EviDwidan Indira Januarti. 2011. “AnalisisFaktor-faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia MelakukanAuditor Switching”. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Aceh.