PENGARUH FAKTOR RASIONAL DAN EMOSIONAL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH BAITUL MAL WAT TAMWIL Muchammad Fauzi 1 Abstract There are several factors that need to be concern to increase BMT’s (Baitul Mal Wat Tamwil) customer loyalty and satisfaction such emotional and rational factors. The emotional factors include the level of customer’s religious adherence and product’s attribute based on the Sharia principles. While the rational factors include performance’s quality as indicated by the services, products varieties and networks support and BMT reputation. The purpose of this study is to identify and find empirical evidence of the emotional factor variables which covers customers religious devotion, Islamic attributes product, performance quality, reputation toward customers loyalty and satisfaction. It also to determine the effect of customers religious devotion, Islamic attribute products, performance quality, reputation on BMT’s customer loyalty and satisfaction in the district of Pemalang. Results showed that based on test of coefficient track, which is shown by calculated value conclude that from the 11 tracks in model, 3 of them were proven insignificant namely direct influence of compliance, performance and reputation on customer loyalty. Meanwhile, the influence of adherence, products, and reputation on complacency, and the influence of products and satisfaction to loyalty all have a probability of under 0,10, which means that all variables have an influence on the independent variables. Keywords: Religious Adherence, Islamic Attributes Product, Quality performance, Reputation, Customer Satisfaction and Loyalty
PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat tampaknya mengarah kepada asalnya back to nature atau back to basic. Dalam penelitiannya, Naisbitt dalam Rahman2 menyatakan bahwa masyarakat di tahun 2000 dan seterusnya semakin mengalami peningkatan religiousty, semangat keagamaan artinya masyarakat akan kembali memberi perhatian kepada ajaran agamanya. Lembaga keuangan syari’ah di Indonesia telah menunjukkan perkembangan pesat selama dekade terakhir ini. Disamping adanya dukungan pemerintah dan sambutan positif umat Islam yang besar, lembaga keuangan syari’ah terbukti secara empiris tetap bertahan dalam kondisi krisis ekonomi yang telah memporak-porandakan sendi-sendi ekonomi dan sosial masyarakat. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan mikro syari’ah mulai dikenal pada sekitar awal tahun delapan puluhan, yakni dengan berdirinya BMT Teknosa di Bandung dan BMT Ridho Gusti di Jakarta. Namun sayangnya kedua lembaga tersebut tidak bertahan lama, 1
Dosen Fakakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang E-mail:
[email protected] 2 Rahman , Pengaruh Relgiusitas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, Jurnal penelitian, Puslit IAIN Walisongo , 2005, hal 43-56.
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
55
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam sebelum sempat berkembang. Meskipun dengan bentuk yang berbeda namun memiliki persamaan dalam tatakerjanya. Pada bulan Agustus tahun 1991 berdiri Bang Perkreditan Rakyat (BPR) Syari’ah, yang sepenuhnya menggunakan pola perbankan syari’ah. Kelahirannya terus diikuti dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada bulan Juni 1992, dan pada tahun yang sama lahirlah BMT pula, yang saat itu hanya satu buah BMT, yang kemudian berkembang sampai sekarang menjadi 3000 BMT3. Dalam upaya mempertahankan loyalitas dan kepuasan nasabah BMT ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian BMT antara lain faktor emosional dan faktor rasional. Faktor emosional meliputi tingkat ketaatan beragama nasabah dan atribut produk yang berdasarkan prinsip syari’ah. Sedangkan faktor rasional meliputi : performance quality yang ditunjukkan dengan pelayanan, produk – produknya bervariatif dan dukungan jaringan serta reputation BMT. Dalam penelitian Rahman4 menunjukkan bahwa atribut produk yang berdasarkan syari’ah , pelayanan dan komitmen agama berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah. Semakin meningkatnya ketaatan beragama nasabah dan atribut produk yang Islami serta meningkatnya performance quality dan reputation, diharapkan BMT mampu memberikan lebih dari apa yang diharapkan nasabahnya, dalam upaya mempertahankan kepuasan dan loyalitas nasabah. Berdasarkan kondisi-kondisi yang telah diuraikan, dapat diperoleh gambaran permasalahan sejauhmana ketaatan beragama nasabah, atribut produk Islami, performance quality, reputation mempengaruhi loyalitas dan kepuasan nasabah. Adapun tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengidentifikasi dan menemukan bukti empiris faktor emosional variabel-variabel penelitian yang meliputi: ketaatan beragama nasabah, atribut produk Islami, performance quality, reputation kepusan dan loyalitas nasabah dan (2) Untuk mengetahui pengaruh ketaatan beragama nasabah, atribut produk Islami, performance quality, reputation terhadap kepusan dan loyalitas nasabah BMT. TELAAH TEORITIS 1. Ketaatan Beragama Menurut Maman 5 ketaatan beragama adalah memenuhi berbagai kewajiban agama, menginginkan untuk melaksanakan kewajiban yang belum tertunaikan melaksanakan berbagai anjuran agama sekalipun tidak wajib. Menurut Glock dan Stark6, dimensi keberagamaan ada lima, yaitu: keyakinan, peribadatan, penghayatan, pengamalan, dan pengetahuan. Didalam psikologi sosial dikenal adanya pembedaan antara knowing (kognitif), feeling (afective) dan doing (behaviour). Komponen afektif ini oleh banyak peneliti disebut dengan komitmen keberagamaan (religios commitment).7 Sedangkan komponen behaviour merupakan acted out seperti mendatangi tempat ibadah, memberi kontribusi keuangan, frekwensi sembahyang individu dan membaca kitab suci. Dalam penelitian Rahman menyatakan bahwa komitmen agama merupakan bentuk ketaatan pada ajaran agama yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah bank syari’ah.8 Oleh karena itu, hipotesis yang dikembangkan sebagai berikut: H1 : Semakin tinggi derajat ketaatan beragama nasabah semakin tinggi kepuasan yang dirasakan nasabah H2 : Semakin tinggi derajat ketaatan beragama nasabah semakin tinggi loyalitas nasabah 3
Bank Indonesia, laporan tahunan , Bank Indonesia , 2008 Rahman, Membangun Kepauasan Dan Loyalitas Nasabah Melalui Atribut, Produk, Kepauasan Komitmen, Kualitas Jasa dan Kepercayaan Nasabah Bank Syari’ah, Jurnal penelitian Pusat Penelitian, IAIN Walisongo, 2004 5 Maman dkk, Metodologi Penelitian Agama, Teori dan Praktek, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2005, hal 58-64. 6 Glock and Stark, Religion and Society in Transition, Chicago, Rand Mc Nally, 1965, hal 74-86. 7 Ghozali, Imam, Pengaruh Religiositas terhadap Komitmen Organisasi, Keterlibatan Kerja, Kepuasan Kerja dan Produktivitas, Jurnal Bisnis Strategi, Vol 9 Juli 2002, hal 37-51. 8 Ibid 4
56
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi 2.
Atribut Produk Islami Lembaga keuangan syari’ah (Islam) pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan dunia Islam. Kerangka dasar keuangan Islam adalah serangkaian aturan main dan hukum yang secara keseluruhan berdasarkan syari’ah, yang mengatur bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek budaya pada masyarakat Islam. Syari’ah sendiri adalah hukum Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW (hadits)9. Prinsip utama lembaga keuangan syari’ah adalah bebas bunga yang tercermin dalam produkproduk yang dihasilkannya. Produk-produk tersebut antara lain: (1) pembiayaan invesatsi bagi hasil (al mudhorobah) , (2) pembiayaan investasi bagi hasil (al musyarakah), (3) pembiayaan perdagangan (al murobahah), (4) pembiayaan perdagangan (al baiu bithaman ajil), (5) sewa guna usaha (al ijaroh) dan (6) sewa beli (al baiu takjiri), (6) al qoidhul hasan dan (7) fasilitas-fasilitas perbankan umum yang tidak bertentangan dengan syari’ah seperti: giro waidah, pelayanan khusus (al ji’alah), pembukaan L/C (al wakalah), pengalihan tagihan (al hiwalah) dll. semua produk diatas tersebut masih terus dikembangkan sebagai instrumen dalam kebijakan moneter pemerintah , tetapi tetap didasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah.10 Model sikap multi atribut dari Fishbein menggambarkan ancangan yang berharga untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk Menurut Kotler11 produk meliputi obyek fisik, pelayanan, orang, tempat organisasi dan gagasan. Sedangkan atribut produk adalah faktor yang melekat pada suatu produk. Oleh karena itu, atribut produk merupakan titik tolak penilaian bagi konsumen tentang terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan dari suatu produk yang sebenarnya, maka dapat diidentifilasikan atribut-atribut yang menyertai suatu produk. Karena BMT merupakan lembaga berdasarkan prinip syari’ah, maka atribut-atribut produk dari BMT harus berdasarkan syari’ah antara lain atribut produknya bercirikan: (1) Menghindari unsur riba; (2) menggunakan prinsip nisabah bagi hasil; (3) Menghindari unsur ketidak pastian (gharar); (4) Menghindari unsur gambling/judi12. Dalam penelitian Rahman (2003) menyatakan atribut produk Islami mempengaruhi kepuasan nasabah bank syari’ah. Karena itu kami mengajukan hipotesis berikut ini: H3: Semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk yang Islami, semakin baik reputasi BMT H4: Semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk yang Islami, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan nasabah H5: Semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk yang Islami, semakin tinggi loyalitas yang dirasakan nasabah 3.
Performance Quality Kualitas jasa/produk didefinisikan sebagai evaluasi konsumen tentang kesempurnaan performance dari produk/jasa . Dengan demikian tingkat performance suatu produk/jasa dapat diukur atau dilihat tingkat kepentingannya berdasarkan atribut kunci yang didefinisikan oleh konsumen, artinya konsumen akan bertindak seperti persepsi mereka mengenai performance quality produk/ jasa yang telah dibentuk melalui tipe model multivariate.13. 9
Arif Muhammad, Islamic Banking, Asian-Pacific Economic Literature, Volume 2, Number 2, September, 1988, hal 48-64. 10 Iqbal, Z. and Mirakhor, A., An Introduction to Islamic Finance : Theory and ractice, Singapore : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd, 2007, hal 57-63. 11 Kotler, Philip, Marketing Management, The Millenium Edition, New Jersey: Prentice Hall International, Inc, 2000 hal 123-125. 12 Iqbal, Z., Financial Intermediation and Design of Financial System in Islam, Islamic Economic Studies, Vol.11,No.2, March, 2004, hal 14-32. 13 Ferdinand, Structural Equetion Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Undip, 2004, hal 34
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
57
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Dalam Rational Expectation Theory yang dikemukakan dalam penelitian menyatakan bahwa hubungan positif yang diharapkan antara performance quality dan custumer satisfaction berada dalam garis lurus. Pernyataan ini telah banyak dinyatakan dalam beberapa penelitian oleh Fornell (1992), Cronin& Taylor (1992), Salnes (1993) menemukan hubungan yang secara kebetulan positif antara service quality (kualitas jasa) dan satisfaction (kepuasan).14 Pengalaman yang dialami langsung memiliki dampak pada brand reputation. Persepsi kualitas digabung dengan brand akan mendorong ketika konsumen mengalami performance quality yang tinggi, atau tidak diperkuat ketika konsumen mengalami kualitas yang rendah. Penelitian dorong ketika konsumen mengalami performance quality yang tinggi, atau tidak diperkuat ketika konsumen mengalami kualitas yang rendah. Dalam penelitian15 menunjukkan ada hubungan antara performance quality dengan reputation. Sedangkan dalam penelitian Rahman16 menunjukkan ada pengaruh yang signifikan kualitas jasa (service quality) terhadap kepuaan dan loyalitas nasabah bank syari’ah. Kualitas jasa (service quality) meupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah BMT. Oleh karena itu, hipotesis yang dikembangkan sebagai berikut: H6 : Semakin tinggi derajat performance quality BMT semakin tinggi kepuasan yang dirasakan nasabah H7 : Semakin tinggi derajat performance quality BMT semakin baik reputasi BMT H8 : Semakin tinggi derajat performance quality BMT semakin tinggi loyalitas yang dirasakan nasabah 4.
Reputation (reputasi) Reputation atau brand reputation didefinisikan sebagai persepsi mengenai kualitas yang digubungkan dengan nama17. Dalam penelitian Zeithamal18 menyatakan bahwa kualitas yang diterima dari sebuah produk atau jasa adalah berhubungan dengan reputation yang digabungkan dengan brand name. Dalam pemasaran, kesadaran dan image sebuah brand dan reputation produk/ jasa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Pada konteks ini reputation atau brand menjadi sebuah masalah dari sikap dan kepercayaan terhadap brand awareness dan custumer satisfaction dan loyalty.19 Penelitian yang dilakukan Selnes 20menyatakan reputation berdampak positif terhadap satisfaction (kepuasan). Penelitian Andreassen menyatakan reputation mempunyai hubungan positif dengan custumer satisfaction dan custumer loyalty.21 Oleh karena itu, hipotesis yang dikembangkan sebagai berikut: H9 : Semakin baik reputation BMT semakin tinggi kepuasan yang dirasakan nasabah H10 : Semakin baik reputation BMT semakin tinggi loyalitas yang dirasakan nasabah
14
Yi, A Critical Review Of Customer Satisfaction, In Zeitmal VA (Eds), Review Of marketing American marketing Asoociation Chicago, II hal .68-123 15 Yuana, Tobing, Hubungan Anytara Performance Quality dengan Customer Oriented, Thesis, UNDIP, 2000, hal 26. 16 Ibid. 17 Aaker, Brand Equity, The Free Press Newyork, NY, 1991, hal 83. 18 Zeithaml A Valarie, “Customer Perception of Price, Quality and Value: A Means- End Model and Synthesis of Evidence”, Journal of Marketing, Vol 52, 1998, hal 2-22 19 Fornell, C., “A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience, Journal of Marketing, Vol. 60, 1992, hal. 7-17 20 Selnes, Fred, “An Examination the Effect of Product Performance on Brabd Reputation, Satisfaction and Loyalty”, European Journal of Marketing, vol. 27, no. 9, 1993, hal.19-35. 21 Andreassen, T. W., “Satisfaction, Loyalty and Reputation as Indicators of Customer Orientation in the Public Sector”, International Journal of Public Sector Management, Vol. 7, No.2, 1994, hal.16-34
58
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi 5.
Custumer Satisfaction (Kepuasan Konsumen) Custumer satisfaction (kepuasan) didefinisikan sebagai semua sikap berkenaan dengan barang atau jasa setelah diterima dan dipakai.22 Dengan kata lain satisfaction (kepuasan) adalah pilihan setelah evaluasi penilaian dari sebuah transasksi yang spesifik. Sedangkan custumer satisfaction merupakan akumulasi pengalaman dari pemebelian dan pengalaman konsumsi.23 Custumer satisfaction dipengaruhi oleh dua faktor yaitu harapan dan performance jasa yang dialami.24 Performance yang diterima dipengaruhi oleh persepsi konsumen mengenai sevice quality, brand name, marketing mix dan image perusahaan. Berdasarkan pengalaman konsumen akan mengevaluasi seluruh performance produk atau jasa dimana perkiraan performance ini ditemukan lebih dekat berhubungan dengan tingkat kualitas barang/jasa. Proses evaluasi dilakukan karena konsumen bertindak membendingkan performance aktual dengan performance harapan. Berdasarkan perbandingan kualitas harapan dengan performance quality, konsumen akan mengalami emosis positif, emosi negatif atau emosi netral tergantung apakah harapan mereka terpenuhi25. Secara umum jika kinerja sebuah produk/jasa atau performance quality gagal (di bawah harapan) konsumenakan berusaha menetukan penyebab kegagalan tersebut, jika penyebab kegagalan adalah atribut produk dan jasa itu sendiri, maka perasaan ptidak puas cenderung akan terjadi. Jika penyebab kegagalan disebabkan karena aktor-faktor kebetulan atau perilaku konsumen itu sendiri, perasaan tidak puas sedikit terjadi. Hubungan antara satisfaction dan loyalty telah diteliti dalam beberapa studi. Fornell26 menyatakan bahwa custumer satisfaction mempengaruhi perilaku membeli, dimana konsumen yang puas cenderung menjadi loyal custumer (konsumen setia), etapi loyal custumer tidak perlu puas.27, Andreassen28 menemukan korelasi yang kuat antara satisfaction dan loyalty . Michael Guolla dan David Large Dalam Rahman29 melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa service quality, custumer saisfaction dan custumer loyalty berhubungan dengan konteks pengembangan pelayanan melalui kerangka kerja publik. Dalam penelitian Rahman30 menunjukkan ada hubungan signifikan antara kepuasan dan loyalitas nasabah pada bank syari’ah. Oleh karena itu, hipotesis yang dikembangkan sebagai berikut: H11 : semakin tinggi derajat kepuasan yang dirasakan nasabah semakin tinggi loyalitas nasabah 6.
Loyalitas Konsumen ( Custumer Loyalty) Custumer loyalty menggambarkan perilaku yang diharapkan sehubungan dengan penyampaian produk dan jasa. Konsumen akan loyal karena mereka puas dengan poduk atau jasa sehingga ingin meneruskan hubungan. Konsumen yang loyal melakukan lebih dari sekali dari sekedar kembali lagi, mereka juga menekankan rasa sensitif, lebih pemaaf bila kadangkala terjadi kekeliruan dalam penyampaian produk dan jasa, dan meraka melakukan iklan dari mulut ke mulut seperti yang dikembangkan oleh Peter Straube 22
Mowen, Customer Behavior, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1995., hal 68. Cronin and Taylor , Measuring Service quality,: A Reexamination and Extension, Journal of Marketing, vol. 56 no. 3, (1992), hal 55-68 24 Yi, Y , A Critical Review of Customer satisfaction, in Zeitahml VA (Eds), Review of Marketing, American Marketing Asoociation Chicago, Il, (1988), hal. 68-123. 25 Ibid. 26 Fornel, op.cit hal 7-17. 27 Corin & Taylor, op.cit hal 55-68 28 Adersen, op.cit hal 16-34 29 Rahman, Op.Cit. 43-56 30 Ibid 23
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
59
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Secara universal satsfaction dan brand loyalty mempunyai hubungan positif, hal in sesuai dengan pendapat Cronin & Taylor31, Parasuraman32 Shemawell. Custumer loyalty pada hakekatnya akan mencerminkan sikap yang brand loyalty. Adapun brand loyalty didefinisikan sebagai tingkat dimana konsumen mempertahankan sikap positif terhadap sebuah brand, memiliki komitmen dan berharap terus-menerus menggunakan atau memakai produk barang atau jasa dimasa yang depan. Dengan demikian brand loyalty dipengaruhi langsung oleh satisfaction pada brand yang dihimpun melalui waktu33 menyatakan bahwa loyalitas konsumen merupakan tiket menuju sukses sebuah bisnis, konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas. Untuk mencapai loyalitas konsumen, kepuasan merupakan syarat utama harus dipenuhi.Model kosptual yang didasarkan pada telaah pustaka dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, maka kerangka pemikiran teoriktik dalam penelitian disajikan pada gambar 1.
Performance Quality BMT
Atribut Produk Islami
Reputation BMT
Ketaatan Beragama nasabah
Kepuasan nasabah
Loyalitas nasabah
Sumber : dikembangkan dari penelitian Salnes (1994), Fornell (1992), Ghozali (2000), Rahman (2003), Mowen (1995), Andreasseon (1992), Cronin and T aylor (1992), Yuana (2000)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tingkat eksplanatori yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat dari sejumlah variabel yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan kuesioner, baik secara langsung mendatangi responden, melalui kontak person, kurir, pos (mail sensus) atau membentuk teamwork. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kurun waktu (time horizon) yang diteliti adalah cross sectional yaitu hanya meneliti suatu waktu tertentu dengan banyak subjek (responden). Populasi dalam penelitian ini berdasarkan jumlah 95.912 nasabah BMT Kabupaten pemalang. Untuk memenuhi akurasi hasil maka besarnya sampel penelitian yang digunakan adalah menggunakan rumus Rao, sehingga minimal sampel yang digunakan dalam penelitian minimal 31
Cronin . Op Cit 55-68. Parasuraman, SERQUAL, A Multiple Item scale of Measuring Customer Perception Of Service Quality, Journal Of Retailing Vol 4 spring, 1988, hal 12-40 33 ibid 32
60
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi 100 nasabah BMT di Kabupaten Pemalang. Sedangkan teknik pengambilan sampel digunakanan purposive random sampling, untuk mempermudah perhitungan maka dari 13 BMT diwakili oleh minimal 8 Nasabah. ehingga sampel penelitian berjumlah 106 nasabah dan telah memenuhi syarat sampel minimum untuk digunakannya penelitian multivariat Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada nasabah BMT Kabupaten Pemalang. Metode pengumpulan data menggunakan dua macam angket yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Pertanyaan-pertanyaan angket tertutup dibuat dengan menggunakan skala 1 – 10 untuk mendapatkan data Ordinal. Metode untuk menganalisis data penelitian digunakan: Pertama, untuk mengetahui karakteristik variabel-variabel penelitian digunakan analisis diskriptif kuantitatif. Kedua untuk mengetahui perbedaan karakteristik variabel penelitian untuk setiap BMT digunakan uji statistik Compare Means T Test34: Ketiga, untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan adalah dengan menggunakan Structur Equation Model (SEM) dengan program AMOS 5. Adapun tahapan dalam SEM adalah sebagai berikut: (1) Konseptualisasi Model Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis (berdasarkan teori) sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten dengan variabel laen lainnya, dan juga dengan indikatorindikator (2) Penyusunan Diagram Alur (Path Diagram) Path diagram merupakan representasi grafis mengenai bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama lain, yang memberikan suatu pandangan menyeluruh mengenai struktur modeL. (3) Spesifikasi Model Adapun spesifikasi model dalam penelitian ini dijelaskan dengan persamaan structural dan persamaan pengukuran variabel dengan persamaan struktur sebagai berikut:
η1 = γ1 ξ1 + γ2 ξ2 + γ3 ξ3 + γ4 ξ4 + ζ1 η5 = γ5 ξ1 + γ6 ξ2 + γ7 ξ3 + γ8 ξ1 + β1η1 + ζ5
(4) Indentifikasi Model Problem dapat diidentifikasi dengan melihat gejala-gejala berikut ini: (a) Standart error yang sangat besar untuk satu atau lebih koefisien. (b) Munculnya varians error negatif (c) Korelasi yang tinggi (lebih besar atau sama dengan 0,9) antar koefisien estimasi yang didapat. (d) Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan. (5) Estimasi Parameter Pada tahap ini estimasi parameter untuk suatu model diperoleh dari data karena program AMOSS berusaha untuk menghasilkan matrik kovarians berdasarkan model yang sesuai dengan kavarian sesungguhnya. (6) Penilaian Model Fit Suatu model dikatakan fit apabila kovarians matriks suatu model adalah sama dengan kovarians matriks data (observed). Goog ness of fit model penelitian dapat dijelaskan pada tabel 1 34
Sulaeman, Wahid, Statistik Non Parametrik, Contoh kasus dan pemecahannya dengan SPSS, Andy Yogyakarta, 2002, hal 58.
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
61
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Tabel 1 Goodnes of fit Model Penelitian GOODNESS-OF FIT INDEX CUT-OFF VALUE Degree of Fredom (DF) Positif + c4 (Chi – square) Diharapkan kecil Signifikansi Probability ≥ 0,05 RMSEA ≥ 0,08 GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90 CMIN/DF£ ≤ 4,00 Sumber: Augusty (2000), diadopsi dari Arbuckle (1997) (7) Modifikasi Model Modifikasi model diperlukan karena tidak fitnya hasil yang diperoleh pada tahap keenam. adalah menghasilkan model fit yang lebih baik, atau dalam bahasa statististik selisih nilai kovarians matrik sampel dan nilai kovarians matrik dari model menjadi lebih kecil. (8) Validasi Silang Model Untuk validasi silang model untuk menguji fit-tidaknya model terhadap suatu data baru (validasi sub sampel yang diperoleh melalui prosedur pemecahan sampel) validasi silang ini penting apabila terdapat modifikasi yang substantial yang dilakukan terhadap model asli yang dilakukan pada langkah ke tujuh. PEMBAHASAN Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan 125 kuisioner secara langsung serta melalui perantara (contact person) kepada responden. Sebanyak 115 orang responden yang berpartisipasi mengirimkan jawabannya kembali. Dari 115 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini 6 diantaranya tidak dapat diikutsertakan karena pengisian yang tidak lengkap, serta sebanyak 3 buah tanggapan tidak dapat diikutsertakan karena yang mengisi bukan responden yang dimaksud, sehingga jumlah kuesioner yang layak dianalisis sebanyak 106 kuesioner. Responden ini merupakan nasabah MBT Yang ada di Pemalang yang diklasifikasikan berdasarkan umur kurang dari 20 tahun, berumur antara 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan responden yang berumur diatas 50 tahun. Berjenis kelamin laki-laki dan wanita berpendidikan mulai dari SMA ke bawah, Diploma, Sarjana, Pasca Sarjana dan lainnya. Responden menjdai nasabah dikelompokan mulai di bawah 3 tahun, antara 3-6 tahun, antara 6-9 tahun dan di atas 9 tahun. 1. Statistik Deskriptif Tabel 2 menggambarkan statistik deskriptif variabel-variabel penelitian yang terdiri dari variabel endogen serta variabel eksogen. Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Kisaran Kisaran RataDeviasi Nilai Teoritis Aktual rata Standar Tengah Ketaatan Beragama 3 – 21 5 – 21 14.25 4.707 12 Atribut Produk Islami 4 – 28 6 – 28 20.97 5.274 16 Performance Quality 3 – 21 6 – 21 16.46 3.948 12 Reputation 4 – 28 8 – 28 19.93 5.169 16
62
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi Customer Satisfaction
4 – 28
12 – 21
20.82
4.551
16
Customer Loyality
4 – 28
7 – 28
18.92
3.439
16
Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hasil jawaban responden untuk variabel Ketaatan Beragama yang terdiri dari 3 indikator, menunjukkan jawaban yang berkisar antara 5 sampai 21. Nilai rata-rata jawaban adalah 14,25 yang berarti lebih tinggi dari nilai tengah. Hal ini berarti bahwa persepsi tingkat Ketaatan Beragama dalam penelitian ini cukup tinggi. Hasil pengukuran variabel atribut produk islami menunjukkan kisaran aktualnya adalah 6 sampai 28 dengan nilai rata-rata 20,97. Kisaran teoritis variabel atribut produk islami adalah 4 sampai 28 dengan nilai tengah 16. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata lebih tinggi daripada nilai tengah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi atribut produk islami yang tinggi. Tabel 2. menunjukkan bahwa variabel performance quality mempunyai kisaran aktual 16 sampai 21 sedangkan kisaran teoritisnya antara 3 sampai 21. Nilai rata-rata sebesar 16,46 lebih tinggi dari nilai tengah sebesar 12. Hal ini berarti bahwa tingkat persepsi performance quality responden cukup tinggi. Pengukuran variabel reputasi menggunakan yang terdiri dari 4 indikator pertanyaan dengan skala 1 sampai 7. Skor jawaban responden berkisar antara 8 sampai 28 dengan kisaran teoritis 4 sampai 28. Rata-rata jawaban responden penelitian ini adalah 19,93 yang lebih tinggi daripada skor titik tengah 16, yang berarti bahwa persepsi reputasi responden cukup tinggi. Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel customer satisfaction mempunyai kisaran aktual 12 sampai 21 sedangkan kisaran teoritisnya antara 3 sampai 21. Nilai rata-ratanya sebesar 20,82 lebih tinggi dari nilai tengah 16. Hal ini berarti bahwa tingkat persepsi customer satisfaction cukup tinggi.Pengukuran variabel customer loyality menggunakan yang terdiri dari 4 indikator pertanyaan dengan skala 1 sampai 7. Skor jawaban responden berkisar antara 7 sampai 28 dengan kisaran teoritis 4 sampai 28. Rata-rata jawaban responden penelitian ini adalah 18,92 yang lebih tinggi daripada skor titik tengah 16, yang berarti bahwa persepsi customer loyality responden cukup tinggi. 2.
Uji Kualitas Data Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor (factor analysis) yaitu factor loading untuk memastikan masing-masing pertanyaan terklasifikasi pada setiap variabel yang ditentukan. Haer35 memberikan kriteria terhadap signifikansi dari factor loading sebagai berikut ; >0,3 tergolong signifikan, >0,4 tergolong lebih signifikan, dan >0,5 tergolong sangat signifikan. Untuk mengetahui bahwa suatu indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah konstruk dilakukan dengan melihat nilai Kaiser-Meyer-Oklin of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Bartless’s tes of Sphericity (BTS). Nilai KMO-MSA yang dikehendaki harus lebih besar 0,536 Sedangkan uji reliabilitas dengan menghitung Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen variabel penelitian. suatu instrumen memiliki reliabilitas yang sedang jika Cronbach Alpha-nya sebesar 0,5 - 0,6.37seperti dirangkum dalam tabel 3 sebagai berikut:
35
Hair, et.al, Multivariate data Analisys, fourth edition, new Jersey, Prenteice hall international, 1998, hal 81-96. Imam Ghozali, op.cit. hal 67 37 Ferdinand, op.cit 65-68. 36
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
63
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam
Variabel
Tabel 3.Hasil Uji Reliabilitas Dan Validitas Cronbach’s Pearson Kaiser’s Alpha Correlations MSA
Factor Loading
Ketaatan Beragama
0,873
0,838 - 0,923**
0,703
0,836-0,921
Atribut Produk Islami
0,879
0,775 - 0,939**
0,831
0,834-0,880
Performance Quality
0,833
0,763 - 0,959**
0,692
0,806-0,889
Reputation
0,883
0,829 – 0,891**
0,833
0,813-0,899
Customer Satisfaction
0,831
0,767 - 0,890**
0,782
0,763-0,897
Customer Loyality
0,670
0,653 - 0,761**
0,606
0,667-0,781
** Signifikan pada level 0,01 Sumber: data penelitian diolah. Tabel 3 menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi yang cukup baik. Pada uji konsistensi internal koefisien Cronbach’s Alpha menunjukkan tidak ada koefisien yang kurang dari nilai batas minimal 0,60 38Sedangkan pada pengujian validitas dengan uji homogenitas data dengan uji korelasional antara skor masing-masing item dengan skor total (Pearson Correlations) menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan pada tingkat 0,01 (lihat lampiran). Selanjutnya pada pengujian validitas dengan analisis faktor yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa masing masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan (construct validity). Selanjutnya pada pengujian validitas dengan analisis faktor yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan (contruct validity) (Kerlinger, 1964; Chenhall dan Morris, 1986, seperti yang dikutip oleh Hair et al., 1998).39 Uji analisis faktor ini dilakukan terhadap nilai setiap variabel dengan Varimax Rotation, nilai Kaiser’s MSA yang disyaratkan agar data yang terkumpul dapat tepat dilakukan analisis faktor adalah di atas 0,50 dan hal ini juga akan menunjukkan contruct validity dari masing-masing variabel (Kaiser dan Rce 1974 dalam Hair et.al., 1998). Hasil pengujian analisis faktor menunjukkan nilai di atas 0,50; artinya validitas pada masing-masing variabel cukup valid. Sedangkan loading factor masing-masing variabel cukup memadai, dengan batas penerimaan 0,40.40 Structural Equation Model (SEM) berbeda dengan teknik analisa data lainnya. Input data yang digunakan dalam penelitian ini adalah matrik kovarians/varians. Matrik kovarians dinilai memiliki keuntungan dalam memberikan perbandingan yang valid antar populasi atau sample yang berbeda, yang kadang tidak memungkinkan jika menggunakan model matriks korelasi. Selain itu, penelitian untuk menguji kausalitas, lebih baik dengan menggunakan matriks kovarians. 41 Teknis estimasi yang digunakan adalah maximum likehood estimation models yang dilakukan secara bertahap yakni estimasi measurement model dengan teknik confirmatory factor analysis dan structural equation model, yang dimaksudkan untuk melihat kesesuaian model dengan hubungan kausalitas yang dibangun. Penelitian ini menggunakan alat analisis structural equation modelling (SEM) yang terdiri dari beberapa tahap analisis. Pertama adalah evaluasi terhadap terpenuhinya asumsi-asumsi SEM, dan kedua analisis terhadap hasil full structural equation model. Tujuannya untuk mengidentifikasi normalitas sebaran data menggunakan nilai pada tabel normalitas yang dihasilkan dari program 38
Heir, Op. Cit 97. ibid 40 ibid 41 ibid 39
64
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi AMOS 7.00 terhadap kriteria skewness value (nilai z) yang setara dengan nilai critical ratio (CR) dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar ± 1,96 atau tingkat signifikansi 0,10 yaitu sebesar ± 2,58. Jika nilai critical ratio yang dihasilkan oleh masing-masing variabel penelitian lebih kecil atau sama dengan ± 1,96 atau ± 2,58 maka distribusi datanya bersifat normal. Hasil uji normalitas data tampak pada tabel 4.10. berikut ini. Tabel 4 Uji Normalitas Data Variable
min
max
skew
c.r.
kurtosis
c.r.
Ketaatan Beragama
6.000
28.000
.195
.819
-1.008
-2.119
Atribut Produk Islami
8.000
28.000
.149
.625
-1.095
-2.301
Performance Quality
12.000
35.000
-.107
-.450
-.892
-1.875
Reputation
3.000
21.000
.385
1.617
-.444
-.934
Customer Satisfaction
9.000
24.000
.341
1.432
-.317
-.665
Customer Loyality Multivariate 8.820 5.488 Sumber: data primer yang diolah Hasil perhitungan normalitas univariat variabel di atas menunjukkan bahwa nilai skewness masing-masing variabel pada kolom CR tidak ada yang berada di atas nilai ± 1,96 (0,05) atau ± 2,58 (0,10), artinya tidak terdapat bukti bahwa distribusi data ini tidak normal secara univariat. Dari nilai multivariat terlihat bahwa distribusi data tidak normal secara multivariat. Tetapi analisa dapat dilanjutkan karena normalitas data bukan syarat mutlak regresi. Pengujian asumsi outlier bertujuan untuk menilai kewajaran (ekstrim) data, baik evaluasi outlier terhadap data tunggal (univariate) maupun data kombinasi (multivariate). Deteksi terhadap univariate outlier dilakukan dengan merubah nilai data menjadi standard score atau z score dengan nilai rata-rata nol dan nilai standard deviasi sama dengan satu, untuk sampel besar (>80 obervasi). Dengan menggunakan obervasi yang mempunyai z-score > + 3.0 akan dikategorikan sebagai univariate outliers (Hair et al, 1998), begitu pula multivariate outliers diuji dengan uji Mahalanobis Distance, jika nilai Mahalanobis d-squared lebih besar Chi-square pada tingkat probabilitas 0,001 (Hair et al. 1998), dan jarak ini akan dievaluasi pada X2 dengan derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 31 variabel, artinya semua kasus yang mempunyai Mahalanobis Distance lebih besar dari X2 (20, 0.001) = 45.315 (berdasar tabel distribusi c2) berarti responden tersebut adalah multivariate outliers. Hasil dari pengujian outliers ini ditampilkan dalam Tabel 5 dan 6.. Tabel 5 Uji Univariate Outliers Dengan Z Score Descriptive Statistics N Zscore(KB) Zscore(ATI) Zscore(PQB) Zscore(RB) Zscore(KN) Zscore(LN) Valid N (listwise)
106 106 106 106 106 106 106
Minimum -1.96626 -3.18954 -2.44260 -2.13309 -1.73320 -2.44862
Maximum 1.43311 1.32085 1.05942 1.44174 1.41066 1.86700
Mean .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000
Std. Deviation 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000
Sumber: data primer yang diolah. Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
65
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Dari hasil pengujian ditunjukkan tidak ada nilai yang telah distandardisasi dalam bentuk zscore, terlihat bahwa tidak ada nilai rata-rata z-score yang lebih besar atau sama dengan ±?3 dengan standar deviasi sebesar satu, ini artinya dapat disimpulkan bahwa tidak ada univariate outliers dalam data yang dianalisis. Walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi observasi-observasi itu mungkin dapat menjadi outliers bila sudah dikombinasikan (multivariate outliers). Analisis data pada masing-masing variabel tidak menunjukkan terjadinya univariate outliers, tetapi observasi-observasi itu mungkin dapat menjadi outliers bila sudah dikombinasikan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain atau disebut dengan multivariate outliers (Hair et al. 1998). Evaluasi multivariate outlier dilakukan dengan membandingkan tabel output hasil komputasi AMOS 7.00, yang menunjukkan nilai mahalanobis distance pada signifikansi p < 0,001 terhadap nilai chi-square (c2) pada d.f. sebanyak jumlah variabel. Berdasarkan penjelasan terlebih besar > c2, diidentifikasikan sebagai multivariate outliers. Berikut ini ditunjukkan hasil uji multivariate outliers. Tabel 6 Hasil Uji Multivariate Outlier Observation Number
Mahalanobis d-squared
p1
p2
2
57,929
0,000
0,005
57
52,627
0,001
0,000
Sumber : Data Primer Jarak Mahalonobis tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional Untuk menghitung jarak Mahalonobis (Mahalonobis Distance) berdasarkan nilai chi-square pada derajat bebas sebesar 22 (jumlah indikator) pada tingkat p<0.001 adalah c2 (22, 0.001) 55.315 (berdasar tabel distribusi c2). Maka untuk semua kasus yang mempunyai nilai mahalonobis distance yang lebih besar dari 55.315 dari model yang diajukan dalam penelitian ini merupakan multivariate outliers. Namun dalam hal analisis ini outliers yang ditemukan tidak dihilangkan dari analisis selanjutnya, karena data tersebut menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak terdapat alasan khusus dari profil responden tersebut yang menyebabkan harus dikeluarkan dari analisis tersebut Pada penelitian ini terdapat dua yang mempunyai nilai observasi outlier, yaitu responden nomor 2. Oleh karena observasi outlier tersebut masih di bawah 5 persen dari jumlah observasi secara keseluruhan, maka dapat dikatakan dalam penelitian ini tidak terjadi outlier. Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat moltikolinearitas dan singularitas dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi adanya multikolineartas dan singularitas dapat diketahui melalui nilai determinan matriks kovarians yang benat-benar kecil, atau mendekati nol. Nilai determinasi yang sangat kecil atau menjauhi angka nol menunjukkan indikasi tidak terdapatnya multicollinearity dan singularity). Dari hasil pengolahan data nilai determinan matriks kovarians sampel adalah: Determinant of sample covariance matrix = 4,10413e+006 Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui nilai determinan matriks kovarians sample berada jauh dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dat penelitian yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas dan singularitas. Sebelum uji kesesuaian model, dilakukan measurement model dengan confirmatory factor analysis. Measurement model adalah proses permodelan yang bertujuan untuk menyelidiki unidimensionalitas dari indikator-indikator yang menjelaskan sebuah konstruk. Pada Measurement model analisis yang dilakukan adalah sama dengan analisis faktor. Variabel-variabel indikator yang digunakan dalam sebuah model perlu dikonfirmasikan apakah memang betul dapat 66
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi mendefinisikan suatu konstruk yang merupakan unobserved variable. Semua konstruk pada penelitian ini adalah latent varable yang didimensikan oleh indikatorindikator (observed variable). Untuk menguji apakah sekelompok indikator secara bersama-sama dan kuat merupakan sebuah dimensi dari suatu latent variable, maka diperlukan confirmatory factor analysis atas measurement model yang dibangun. Pada penelitian ini, confirmatory factor analysis dilakukan terhadap measurement model dari satu konstruk eksogen Hasil dari confirmatory factor analysis atas seluruh measurement model yang ada pada model penelitian akan diuraikan secara lengkap berikut ini. Hasil analisis faktor konfirmatori ini adalah pengukuran terhadap dimensi-dimensi yang membentuk variabel laten dalam model penelitian. Variabel-variabel laten atau konstruk eksogen terdiri dari 2 (dua) variabel laten,. Hasil pengolahan data untuk analisis faktoe konfirmatori konstruk eksogen dijelaskan pada gambar 2 sebagai berikut:
Uji Hipotesa Chi-Square =21.293 DF=32 Sumber: data primer yang diolah, 2009. Probability =.925 CMIN/DF =.665 Gambar 2 Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen GFI =.961 e4 e5 e6 =.932 Untuk mengetahui apakah model yang e7 dibangun secara AGFI statistik dapat didukung dan sesuai TLI =1.024 .71 .56 .57 .74 CFI =1.000 dengan model fit yang ditetapkan, berikut ini merupakan ringkasan perbandingan model yang RMSEA =.000 X4 X5 X6 X7
dibangun dengan persyaratan yang seperti yang nampak dalam tabel 7 berikut. .75ditetapkan, .84 .86 .75 Tabel 7 Goodness-of-fit Indices Konstruk Eksogen .77 Goodness of fit index .86 e1 e2 e3
Chi-Square
X1 .79 .93 Probability X2 .47 .89 .69 Taat CMIN/DF X3
TLI CFI
Produk Cut-off .55
Value.61
Diharapkan kecil ≥ 0.05
Perform
≤ 2.00
≥ 0.95 ≥ 0.90
Hasil Model X8
.87 .86 .64
26,312
X9
0,093
X10
1,462
.76 .74 .41
Evaluasi Model e8 e9 e10
Perfect Perfect Perfect
0,973
Perfect
0,983
Perfect
RMSEA ≤ 0.08 0,066 Perfect Sumber: data primer yang diolah Gambar 2 dan tabel 7 sebagaimana digambarkan di atas, menunjukkan goodness-of-fit indices konstruk eksogen menunjukkan hasil yang sempurna yang mengindikasikan bahwa secara statistik model yang dibangun dari kedua variable dengan delapan indikator secara sempurna menjelaskan dan mendefinisikan konstruk eksogen sebagaimana yang dijelaskan dalam pendefinisian variabel penelitian. Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa semua konstruk yang digunakan untuk Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
67
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan. Nilai probabilitas chi-square pada analisis ini menunjukkan nilai diatas batas signifikannya yaitu 0,093 atau diatas 0,05, nilai ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara matrika kovarians sampel dengan matriks kovarian populasi yang diestimasikan. Dengan demikian, konstruk-konstruk pada model penelitian dapat diterima sebagai pembentuk model yang fit. Indeks-indeks lainnya juga menunjukkan tingkat penerimaan yang sempurna. Variabel-variabel atau konstruk endogen terdiri dari 3 (tiga) variabel laten dengan masingmasing 12 (dua belas) observasi variabel. Hasil pengolahan data untuk analisis faktor konfirmatori konstruk indogen adalah sebagai berikut:
Sumber: data primer yang diolah, 2009 Gambar 3.Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen Untuk mengetahui apakah model yang dibangun secara statistik dapat didukung dan sesuai dengan model fit yang ditetapkan, berikut ini merupakan ringkasan perbandingan model yang dibangun dengan persyaratan yang ditetapkan, seperti yang nampak dalam tabel 8 berikut. Tabel 8 Goodness-of-fit Indices Konstruk Endogen Goodness of fit index
Cut-off Value
Chi-Square
Diharapkan kecil
Probability
Hasil Model
Evaluasi Model
41,539
Perfect
≥ 0.05
0,825
Perfect
CMIN/DF
≤ 2.00
0,814
Perfect
TLI
1,021
Perfect
CFI
≥ 0.95 ≥ 0.90
1,000
Perfect
RMSEA
≤ 0.08
0,000
Perfect
Sumber: data primer yang diolah Gambar 3 dan tabel 8 sebagaimana digambarkan di atas, menunjukkan goodness-of-fit indices konstruk endogen menunjukkan hasil yang sempurna yang mengindikasikan bahwa secara statistik 68
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi model yang dibangun dari kedua variable dengan dua belas indikator secara sempurna menjelaskan dan mendefinisikan konstruk endogen sebagaimana yang dijelaskan dalam pendefinisian variabel penelitian. Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa semua konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan. Nilai probabilitas chi-square pada analisis ini menunjukkan nilai diatas batas signifikannya yaitu 0,825 atau diatas 0,05, nilai ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara matrika kovarians sampel dengan matriks kovarian populasi yang diestimasikan. Dengan demikian, konstruk-konstruk pada model penelitian dapat diterima sebagai pembentuk model yang fit. Indeks-indeks lainnya juga menunjukkan tingkat penerimaan yang sempurna. Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Moel (SEM) secara full model. Setelah measurement model diuji dengan confirmatory factor analysis dan asumsi-asumsi dalam permodelan SEM dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap full structural equation model untuk melihat kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model yang diuji. Hasil pengujian ternyata menghasilkan nilai kesesuaian yang baik untuk dapat menerima model penelitian yang diajukan, ditunjukkan nilai X2 = 182,826 dan signifikansi (0,137) yang artinya model baik yang diikuti dengan kriteria lain dari goodness-of-fit lain yang baik. 3. Analisis Structural Equation Model (SEM) Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model (SEM) secara full model, setelah dilakukan analisis terhadap tingkat validitas dari indikator-indikator pembentuk variabel laten yang diuji dengan confirmatory factor analysis. Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM dilakukan dengan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data untuk analisis full model SEM ditampilkan pada Gambar 4.
e4
e5
e6
.74 X4
e3
e11
X11
e2
.52 e12 e13 e14
.25
X6
.74 .76 .86 .84
.77 .83 X1 .83 .91 .91 X2 .47 .69 T aat X3 .25
e1
X5
e7
.55
.71
Uji Hipotesa Chi-Square =211.459 DF=195 Probability =.199 CMIN/DF =1.084 GFI =.855 TLI =.985 CFI =.987 RMSEA =.028
.58
X7
.76
.61
Produk .54
.87 .87 .63
Perform
X8 .75 X9 .40 X10
e9 e10
.30 .44 .30 .62
.49
z2
.74 .72 .70 .67 -.22 -.02 .76 .86 .67 X12 .37 .63 .79 Reputasi .78 Kepuasan X13.86 .86 .75 -.15 .57 X14 .70
z1
.57 .32
e8
X15 X16 X17 X18
.44 .61 .73
e15 e16 e17 e18
Loyalitas z3 .61 .67 .44 .19 .38 .44
X22
X21
X20
X19
e22
e21
e20
e19
Sumber: data primer yang diolah. Gambar 4 Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM)
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
69
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Untuk mengetahui apakah model yang dibangun secara statistik dapat didukung dan sesuai dengan model fit yang ditetapkan, berikut ini merupakan ringkasan perbandingan model yang dibangun dengan persyaratan yang ditetapkan, seperti yang nampak dalam tabel 9. berikut. Tabel 9 Goodness-Of-Fit Indices Konstruk Full Structural Equation Model Goodness of fit index
Cut-off Value
Chi-Square
Hasil Model
Evaluasi Model
182,826 0,137
Perfect
CMIN/DF
≥ 0.05 ≤ 2.00
1,122
Perfect
TLI
≥ 0.95
0,980
Perfect
CFI
≥ 0.90 ≤ 0.08
0,983
Perfect
0,034
Perfect
Probability
RMSEA
Sumber: data primer yang diolah. Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa semua konstruk yang digunakan untuk membuat sebuah model penelitian, pada proses full model SEM telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan. Nilai probabilitasnya pada analisis ini menunjukkan nilai diatas batas signifikansinya yaitu sebesar 0,137 atau diatas 0,05, nilai ini menunjukkan tidak adanya perbedan antara matriks kovarians sample dengan matriks kovarian populasi yang diestimasi. Ukuran goodness of fit lain juga menunjukkan pada kondisi yang baik. Hasil Uji hipotesis hubungan kausalitas konstruk penelitian ini dapat di lihat dari nilai regression weight pada kolom CR. Nilai CR dibandingkan dengan nilai kritis yaitu ±1,96 pada tingkat signifikansi 5%. Jika nilai CR lebih besar dari nilai kritis pada tingkat signifikansi p < 0,05 maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, demikian pula sebaliknya. Tabel 10 berikut menyajikan nilai-nilai regression weight masing-masing variabel eksogen terhadap endogen Tabel 10 Regression Weight Variabel
Estimate
SE
CR
P
Keterangan
Ketaatan ⇒ Reputasi
.217
.112
1.942
.050
Diterima
Produk ⇒ Reputasi
.245
.138
1.769
.077
Diterima
Perform ⇒ Reputasi
.409
.099
4.150
***
Diterima
Ketaatan ⇒ Kepuasan
.194
.085
2.288
.022
Diterima
Reputasi ⇒ Kepuasan
.272
.090
3.011
.003
Diterima
Produk ⇒ Kepuasan
.212
.101
2.093
.036
Diterima
Ketaatan ⇒ Loyalitas
-.151
.140
-1.080
.280
Ditolak
Ketaatan ⇒ Loyalitas
.480
.181
2.644
.008
Diterima
Produk ⇒ Loyalitas
-.017
.126
-.135
.893
Ditolak
Perform ⇒ Loyalitas
.621
.299
2.076
.038
Diterima
Reputasi ⇒ Loyalitas
-.122
.178
-.685
.493
Ditolak
Sumber: data primer yang diolah Setelah pengujian hipotesis dilakukan untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan, analisis selanjutnya adalah melihat bagaimana kekuatan pengaruh antar konstruk baik pengaruh 70
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi langsung maupun tidak langsung. Dengan didasarkan pada model yang digunakan, maka analisis pengaruh dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini. Tabel 11Pengaruh Langsung Variabel Penelitian Variabel Endogen
Pengaruh Langsung
Variabel Eksogen
Reputasi
Kepuasan
Loyalitas
Ketaatan Beragama
0,217
0.194
-0,151
Atribut Produk Islami
0,245
0.212
-0,017
Performance Quality
0.409
-
0.621
-
0.272
-0.122
Reputasi Kepuasan
0.621
Sumber: data primer yang diolah, 2009. Efek langsung dari hasil penelitian ini adalah efek langsung ketataan beragama terhadap reputasi, kepuasan dan loyalitas masing-masing sebesar 0,245; 0.212; serta -0.017, efek langsung atribut produk islami terhadap ketataan beragama terhadap reputasi, kepuasan dan loyalitas masingmasing sebesar 0,245; 0.212; dan -0,017, efek langsung performance quality terhadap reputasi dan loyalitas masing-masing sebesar 0,409 dan 0,621; pengaruh langsung reputasi terhadap kepuasan dan loyalitas masing-masing sebesar 0,272 dan -0.122; pengaruh langsung kepuasan terhadap loyalitas sebesar 0,621. Untuk mengetahui efek tidak langsung yang didasarkan pada model yang digunakan, maka analisis pengaruh tidak langsung dapat dilihat pada tabel 12. berikut ini. Tabel 12 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Penelitian Variabel Endogen
Pengaruh Tidak Langsung
Variabel Eksogen
Kepuasan
Loyalitas
Ketaatan Beragama
0,059
-0.095
Atribut Produk Islami
-0,067
-0,299
Performance Quality
-0.111
-0.499
Sumber: data primer yang diolah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa selain hipotesis ketujuh, hipotesis sembilan dan hipotesis sebelas, semua hipotesis dapat diterima model teoritis telah diuji dan kriteria goodness of fit dan mendapatkan hasil yang baik pengujian dan juga menunjukkan hasil yang tidak menyimpang dari yang di hipotesiskan. Penelitian inni mengembangkan 6 (enam) hipotesis yang akan dibuktikan dengan data yang diperoleh dari uji masing-masing hipotesis adalah dapat dijelaskan pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel
Estimate
P
Keterangan
H1
Ketaatan ⇒ Reputasi
.217
.050
Diterima
H2
Produk ⇒ Reputasi .
245
.077
Diterima
H3
Perform ⇒ Reputasi
.409
***
Diterima
H4
Ketaatan ⇒ Kepuasan
.194
.022
Diterima
H5
Reputasi ⇒ Kepuasan
.272
.003
Diterima
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
71
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam H6
Produk ⇒ Kepuasan
.212
.036
Diterima
H7
Ketaatan ⇒ Loyalitas
-.151
.280
Ditolak
H8
Produk ⇒ Loyalitas
.480
.008
Diterima
H9
Perform ⇒ Loyalitas
-.017
.893
Ditolak
H10
Kepuasan ⇒ Loyalitas
.621
.038
Diterima
H11
Reputasi ⇒ Loyalitas
-.122
.493
Ditolak
Sumber: dikembangkan untuk penelitian PENUTUP Berdasarkan uji kofisien jalur, yang ditunjukkan oleh nilai hitung disimpulkan bahwa dari 11 jalur dalam model, 3 jalur tidak terbukti signifikan, yaitu pengaruh langsung ketaatan, performance dan reputasi terhadap loyalitas nasabah. Adapan pengaruh ketaatan, produk, dan perform terhadap reputasi, pengaruh ketaatan, produk, dan reputasi terhadap kepuasan, serta pengaruh produk dan kepuasan terhadap loyalitas semua mempunyai probabilitas di bawah 0.10, yang artinya bahwa semua variabel mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian diajukan saran-saran sebagai berikut: (1) Peneliti berikutnya sebaiknya memperluas sampel penelitian, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir pada konteks yang lebih umum pada dunia perbankandan (2) Peneliti berikutnya apabila menggunakan instrumen yang sama dengan penelitian ini, hendaknya setelah dilakukan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, dilakukan penerjemahan ulang ke bahasa aslinya (Bahasa Inggris), sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran atas instrumen yang diadopsi dari peneliti terdahulu, dan (3) Bagi pengembangan ilmu dan penelitian berikutnya, direkomendasikan agar penelitian ini dapat ditindaklanjuti, dengan arahan sebagai berikut: Penelitian perlu mempertimbangkan variabel-variubel lain, yang berpotensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, antara lain variabel kemampuan dan dukungan teknis sebagai variabel bebas, serta memasukkan motivasi kerja sebagai mediating variabel pengaruh pelatihan terhadap kinerja dan Guna meningkatkan generalisasi teoritis model penelitian ini, disarankan mengambil sampel dari beragam organisasi. Analisis multi-level (kombinasi level individu dan level organisasi) dimungkinkan untuk memperbaiki keterbatasan penelitian ini.
72
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
Muchammad Fauzi
DAFTAR PUSTAKA Aaker, D (1991), Brand Equity, The Free Press Newyork, NY. _______(1991), Managing Brand Equity: Capitalising on the Value of Brand Name, The Free Press, NY ________ (1992), Building Strong Brands, Lawrence Erlbaum Ass, Hilsdale, NJ. Andreassen, T.W (1994) “Satisfaction, Loyality, and Reputationas Indicators of Customer Orientation in the Public Sector” International Jurnal of Public Sektor Management, Vol 7, No. 2, hal. 16-34 Arbukle, J.L (1997) Amos User’s Guide, Versen 3.6, Smallwaters Corporation, Chicago. Arif, M (1988), Islamic Banking, Asian Pasific Economic Literature, Vol 2, No. 2 September 1988 Bacon, L,D. 1997. Using Amos for Structural Equation Modeling in Market Research: Lynd. Bacon & Assocates SPSS Inc. Bailey, Atherson dan Klemmack dalam Soehartono W. 1998. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Beekun, Rafik I., 1997. Islamic Busines Ethics. International Institute of Islamic Thougt, Virginia. USA. Cooper, Donald and Emory C William (1998), Metode Penelitian Bisnis, Edisi terjemahan Erlangga, Jakarta Chusmer, LH (1988), Religion and Attitude toword work: Anew look at an old questions, Journal of Organizational Behavior. Vol. 9 Cronin and Taylor (1992), Measuring Service quality,: A Reexamination and Extension, Journal of Marketing, vol. 56 no. 3, hal. 55-68 Edwardes, W (1999), Islamic Banking, Islamic Capital Funding Conference. 6 th Oktober, Hilton Hotel, Kuala Lumpur Ferdinan,A (2004), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen,. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Fornell, C (1992), A National Customer satisfaction Barometer: The Swedish Experience, Journal of Marketing, Vol 56 _________(1987), “Defensive Marketing Strategy by Customer Complaint Management: A Theoritical Analisys, Journal of Marketing Research Ghozali, Imam (2002), Pengaruh Religiositas terhadap Komitmen Organisasi, Keterlibatan Kerja, Kepuasan Kerja dan Produktivitas, Jurnal Bisnis Strategi, Vol 9 Juli 2002 Glock, C.Y (1965), Religion and Society Intension, Chicago, Rand McNally Gujarati, Damodar (1997), Ekonometrika Dasar, edisi Bahasa Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta Hair, ett. al (1998), Multivariate Data Analisys, Fourth Edition,Prentice- Hall International, Inc, New Jersey. Imaniyati Neni Sri (1997), Sistem dan Prospek Perjanjian Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil pada BMI, Tesis Program MH, Undip 1997. Indrianto, dkk (2002) Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akutansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta Iqbal, Z (1997), Islamic Financial System, Finance & Develpoment, Juni 1997
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010
73
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Iqbal M, The Reconstruction of Religious Thought in Islam, (Lahore: Shaikh Muhammad Asraf, 1951), dalam Musa Asy’arie (1997), Islam: Etos Kerja dan Pemberdayaan Maman, U dkk, (2005) Metodologi Penalties Agama, Teori dan Praktek, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Masri Singarimbun & Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Surve., Edisi Revisi., LP3S, Jakarta. Mowen, J.C (1995) Customer Behavior (Fourth ed), Prentice Hall Inc, New Jersey. Nunnaly (1978), Govindarajan (1994), Chia (1995), dan Nazarudin (1998) dalam Riza Reni Yanti. 2003. Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur, Komitmen Terhadap Tujuan & Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial Dalam Penyusunan Anggaran. SNA 6. Surabaya. Oliver, R.L (1980) A Cognitif Model of the Antecedents and Concequences os Satisfaction Decisions: Journal of Marketing Research Vol 17, No 4 November, hal.46-69 Parasuraman, A ZeithamlVA and Barry (1988) SERQUAL: A Multiple-Item Scale of Measuring Cunsumer Perceptions of Service quality, Journal of Retailing, Vol 64, Spring, hal. 12-40. Rahman (2003), Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Melalui Atibut Produk, komitmen Agama, Kualitas Jasa dan Kepercayaan pada Bank Syari’ah (Studi Pada Bank Muamalat Cabang Semarang), Jurnal Penelitian Walisongo, Pusat Penelitian IAIN Walisongo. ________(2005), Pengaruh Religiusitas Dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (Studi Pada BMT Binaan PINBUK Semarang), Jurnal Penelitian Walisongo, Pusat Penelitian IAIN Walisongo. Rao, Purba, 1996. Measuring Perception trhoug Factor Analysis, The Asian Manager, February-March, hal. 28-32. Sekaran, Uma (2003) Research Methods for Business, A Skill Building Approach (second ed), John Wiley and sons Inc, Singapore Sellnes, Fred (1993) An Examination of the Effect of Product Performance on Brand Reputation, Satisfaction and loyality, European Journal of Marketing, Vol. 27 No. 9, hal. 19-35. Shemwel, D, Ugur Yavas and Zaynep Bilgin 1998) Cusi 54 Service Profider Relationship; An Empirical Test Of Model Service quality, Satisfaction And Relationship Oriented Outcomes, International Journal Of Service Industry Management, Vol. 9 No.2. hal. 155-168 Solimun. 2002. Multivariate Analysis, Structure Equation Modelling (SEM), Lisrel dan Amos. Cetakan I. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang Straube, Peter (1997) Why Customer satisfaction May not Mean Loyality, Nation’s Restaurant News, Vol 31 July, hal. 32-36 Sutrisno Hadi, (1999) Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sulaiman, Wahid, (2002) Statistik Non Parametrik, contoh kasus dan pemecahannya dengan SPSS, AndiYogyakarta, Yogyakarta Swedbwerg, Richard, (1998), Max Weber and The Idea of Economic Sociology, Prienceton UP. Yi, Y (1988) A Critical Review of Customer satisfaction, in Zeitahml VA (Eds), Review of Marketing, American Marketing Asoociation Chicago, Il. hal. 68-123 Yuana, Tobing (2000) Hubungan Antara Performance quality Dengan Customer Oriented, Thesis, Universitas Dipoenegoro Zeithaml, V.A (1988) Consumer Perceptions of Price, Quality, and Value: A Means-End Model and Synthesis of Evidence, Journal of Marketing, vol. 52 July, hal. 2-22.
74
Volume 1/ Edisi I/ Mei 2010