PENGARUH EXERCISE TERHADAP BERAT LEMAK VISERAL DAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA MENCIT OBESITAS EFFECT OF EXERCISE ON VISCERAL FAT WEIGHT AND TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN OBESE MICE
Dewi Hestiani K1, Agussalim Bukhari2, Ilhamjaya Patellongi3 1
Bagian Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, 2 Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, 3 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Dewi Hestiani K, S.Kep Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Makassar, 90245 HP : 082197235528 Email :
[email protected]
Abstrak Latihan fisik dipilih oleh sebagian masyarakat untuk mengatasi obesitas utamanya dalam menurunkan berat badan, lingkar perut, lemak dan kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Forced Exercise dan Voluntary Exercise terhadap berat badan, lingkar perut, berat lemak viseral dan kadar kolesterol darah pada mencit obesitas. Desain penelitian adalah Eksperimental dengan rancangan Static Group Comparison dengan jumlah sampel sebanyak 21 ekor mencit obesitas yang terbagi menjadi 3 kelompok sampel. Data yang dikumpulkan meliputi berat badan, lingkar perut, berat lemak viseral dan kadar kolesterol total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah intervensi Forced Exercise selama 8 minggu berat badan mencit menurun 13,05 gram, lingkar perut menurun 5,4 cm, dan setelah intervensi Voluntary Exercise selama 8 minggu berat badan mencit menurun 13,30 gram, lingkar perut menurun 6,2 cm. Berat lemak viseral pada ketiga kelompok adalah 0,14 gram pada kelompok Obese + Forced Exercise, 0,09 gram pada kelompok Obese + Voluntary Exercise dan 0,37 gram pada kelompok obesitas. Kadar kolesterol total pada ketiga kelompok adalah 109,42 gr/dl pada kelompok Obese + Forced Exercise,104,28 gr/dl pada kelompok Obese + Voluntary Exercise dan 130,14 gr/dl pada kelompok obesitas. Dapat disimpulkan bahwa Voluntary Exercise memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan Forced Exercise dalam penurunan berat badan, lingkar perut, berat lemak viseral dan kadar kolesterol darah. Diharapkan penerapan Voluntary Exercise dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk mengatasi obesitas. Kata kunci : Forced Exercise, Voluntary Exercise, Berat Badan, Lingkar Perut, Lemak Viseral
Abstract Physical exercise is chosen by the majority of society to overcome the main obesity in losing weight, waist circumference, fat and cholesterol. The aims of the study to determine the effect Forced and Voluntary Exercise Exercise on body weight, waist circumference, visceral fat weight and blood cholesterol levels in obese mice. This experimental research was designed with Static Group Comparison with a total sample of 21 obese mice were divided into 3 groups of samples. Data collected were body weight, waist circumference, visceral fat weight and total cholesterol levels. The results of the study indicated that after intervention Forced Exercise for 8 weeks mice body weight decreased by 13.05 grams, abdominal circumference decreased by 5.4 cm, and after the intervention of Voluntary Exercise during the 8-week body weight of mice decreased to 13.30 grams, abdominal circumference decreased 6,2 cm. Visceral fat weight in all three groups was 0.14 grams of the group Obese + Forced Exercise, 0.09 grams of the group Obese + Voluntary Exercise and 0.37 grams in the obese group. Total cholesterol levels in all three groups was 109.42 g / dl in group Obese + Forced Exercise, 104.28 g / dl in group Obese + Voluntary Exercise and 130.14 g / dl in the obese group. It can be concluded that the Voluntary Exercise gives a greater influence than the Forced Exercise in weight loss, abdominal circumference, visceral fat weight and blood cholesterol levels. It is expected the application of Voluntary Exercise can be applied in daily life as an attempt to overcome obesity. Keywords: Forced Exercise, Voluntary Exercise, Weight, Abdominal circumference, visceral fat
PENDAHULUAN Salah satu masalah yang meningkatkan risiko gangguan kesehatan di negara maju maupun negara berkembang adalah obesitas. Menurut WHO lebih dari 1,4 miliar orang dewasa memiliki berat badan lebih atau obesitas. Obesitas berhubungan erat dengan gangguan jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, gangguan keseimbangan kolesterol darah dan penyakit sindrom metabolik yang lain (Nurmalina, 2011). Masalah obesitas meningkat cepat di berbagai belahan dunia menuju proporsi epidemik. Di negara maju obesitas telah menjadi epidemi yang memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap angka kesakitan dan kontribusi 15-20% bagi angka kematian. Sedangkan menurut Euromonitor International, tingkat pertumbuhan obesitas di sejumlah negara berkembang tahun 2010, yakni vietnam 22,5%, Hongkong 17,8%, India 10%, dan Korea Selatan 8,07%, Selandia Baru 5,2% (Barbara et al., 2009). Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menangani masalah obesitas, antara lain : dengan diet, terapi psikologis dan olahraga. Dengan mengatur diet, kalori yang masuk ke dalam tubuh dapat diseimbangkan dengan kalori yang dikeluarkan sehingga obesitas dapat diturunkan. Olahraga juga menangani obesitas. Latihan fisik pada senam aerobik yang dilakukan selama 50 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu dapat mengendalikan berat badan, tekanan darah dan kolesterol atau lemak di dalam darah (Adiwinanto, 2008). Lemak tidak terdistribusi secara merata di seluruh tubuh. Deposit terbesar lemak terletak di area subkutan sebagai lemak subkutan yaitu 80% dari seluruh lemak tubuh, sementara sisanya di viseral sebagai lemak viseral yang terdapat dalam rongga abdomen dan rongga dada. Lemak viseral terutama di rongga abdominal memungkinkan terjadinya komplikasi metabolik yang meningkatkan risiko terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler. Mengingat distribusi lemak tidak merata dan metode skinfold hanya dapat digunakan untuk mengukut tebal lemak di bawah kulit (lemak subkutan) dan sulit untuk dilakukan pada lemak viseral utamanya yang terdapat pada rongga dada, diperlukan sebuah penelitian yang dapat melakukan penilaian terhadap lemak viseral yang terdapat di rongga dada utamanya lemak viseral jantung dan pada rongga perut atau epididimal fat dengan cara menghitung berat lemak viseral dan melihat struktur lemak viseral (Drolet et al., 2011). Gangguan fungsi insulin merupakan kondisi yang diakibatkan juga oleh obesitas, yang memberikan dampak pada gangguan metabolisme lemak yang meningkatkan kadar kolesterol. Pemberian latihan diharapkan dapat memperbaiki sistem metabolisme utamanya metabolisme lemak dan menyeimbangkan kembali kadar kolesterol dalam darah (Rachmat dkk., 2009)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Forced Exercise dan Voluntary Exercise terhadap Berat Lemak Viseral dan Kadar Kolesterol Total pada Mencit Obesitas.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Animal Fakultas Kedokteran Unhas dan Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan Unhas. Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen denga rancangan Static Group Comparison. Rancangan ini membandingkan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan pengukuran sebelum dan setelah perlakuan (Notoatmodjo, 2010). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Mencit (Mus Musculus) sebanyak 21 ekor yang terbagi dalam 3 kelompok. kelompok 1 (obesitas + forced Exercise sebagai kelompok perlakuan 1), kelompok 2 (obesitas + Voluntary Exercise sebagai kelompok perlakuan), kelompok 3 (mencit obesitas tanpa exercise sebagai kelompok kontrol). Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi syarat inklusi untuk diteliti yaitu Mencit (Mus Musculus) yang berumur 10-12 minggu dan Berjenis kelamin jantan, Berat badan ≥ 30 gram. Sampel diekslusi jika mencit tidak sehat dan tidak mengikuti latihan, dan diDrop Out jika mencit yang mati selama eksperiment. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara menmeriksa Kadar kolesterol total dengan mengambil darah dari ekor yang telah desinfeksi menggunakan alcohol yang selanjutnya dipotong sepanjang ± 0,3 cm. kolesterol total kemudian diukur dengan alat tes kolesterol dengan subyek darah yang diteteskan pada strip kolesterol. Sedangkan lemak viseral diperiksa dengan cara membedah dan mengambil jaringan lemak viseral pada daerah epipimis yang selanjutnya ditimbang dengan neraca analitik.
HASIL Uji Kruskal Wallis seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. bertujuan untuk mengetahui perbedaan berat lemak viseral antara kelompok “Obese + Forced Exercise”, “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese”. Hasil uji ini menunjukkan nilai p = 0,02 atau nilai p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada perubahan berat lemak viseral antara kelompok “Obese + Forced Exercise”, “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese”.
Untuk membandingkan dua di antara tiga kelompok dan melihat kelompok mana yang memiliki perbedaan berat lemak viseral yang lebih bermakna dibandingkan dengan kelompok yang lain, maka dilakukan uji Post Hos Mann-Whitney Test sesuai yang ditampilkan pada tabel 2. Adapun hasil uji ini ditunjukkan dengan nilai p pada masing-masing pasangan kelompok yang dibandingkan. Pada perbandingan antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese + Voluntary Exercise” diperoleh nilai p = 0,18 atau p > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada berat lemak viseral antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese + Voluntary Exercise”. Demikian pula pada perbandingan antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese” menunjukkan nilai p = 0,08 atau p > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada berat lemak viseral antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese”. Sedangkan pada perbandingan antara kelompok “Obese +” dan “Obese + Voluntary Exercise” menunjukkan nilai p = 0,02 atau p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada berat lemak viseral antara kelompok “Obese” dan “Obese + Voluntary Exercise”. Namun, pada gambar 1. tetap terlihat perbedaan berat lemak viseral pada kedua kelompok tersebut. Uji One Way Anova seperti yang ditunjukkan pada tabel 3. bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total antara kelompok “Obese + Forced Exercise”, “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese”. Hasil uji ini menunjukkan nilai p = 0,00 atau nilai p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada kadar kolesterol total antara kelompok “Obese + Forced Exercise”, “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese”. Untuk membandingkan dua di antara tiga kelompok dan melihat kelompok mana yang memiliki perbedaan kadar kolesterol total yang lebih bermakna dibandingkan dengan kelompok yang lain, maka dilakukan uji Post Hos LSD Test seperti yang terlihat pada tabel 4. Adapun hasil uji ini ditunjukkan dengan nilai p pada masing-masing pasangan kelompok yang dibandingkan. Pada perbandingan antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese + Voluntary Exercise” diperoleh nilai p = 0,02 atau p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada kadar kolesterol total antara kelompok “Obese + Forced Exercise” dan “Obese + Voluntary Exercise”. Demikian pula pada perbandingan antara kelompok “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese” menunjukkan nilai p = 0,00 atau p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada kadar kolesterol total antara kelompok “Obese + Voluntary Exercise” dan “Obese”. Dan pada perbandingan antara kelompok “Obese +” dan “Obese + Forced Exercise” menunjukkan nilai p = 0,00 atau p <
0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara bermakna pada kadar kolesterol total antara kelompok “Obese” dan “Obese + Forced Exercise”.
PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat perbedaan yang signifikan pada berat badan, lingkar perut, berat lemak viseral dan kadar kolesterol total antara mencit obesitas tanpa exercise, mencit obesitas yang diberikan Forced Exercise dan mencit obesitas yang diberikan Voluntary Exercise. Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala sesuatu pergerakan tubuh karena aktivitas otot yang akan meningkatkan kebutuhan energi. Berbagai hipotetsis menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat mengontrol berat badan melalui proses meningkatkan energi expenditure, memperbaiki kapasitas aerobik, memperbaiki komposisi tubuh, meningkatkan kapasitas mobilisasi dan oksidasi lemak, mengontrol asupan makanan dengan cara mengendalikan selera makan dan asupan makanan tinggi lemak, meningkatkan respon termogenesis, meningkatkan sensivitas insulin serta memperbaiki profil lipid darah (Andrea et al., 2013). Dari hasil penelitian latihan fisik jauh lebih baik dalam menurunkan berat badan dibandingkan intervensi diet dan terapi psikologis. Latihan olahraga mempunyai pengaruh yang jelas pada penurunan kolesterol. Wilmore & Costill menyebutkan bahwa obesitas memicu terjadinya banyak risiko bagi kesehatan dan latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan lemak sekaligus untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik (Vissers et al., 2013). Latihan fisik berpengaruh dalam peningkatan oksidasi karbohidrat terjadi peningkatan jumlah, ukuran, dan daerah permukaan membran mitokondria, serta meningkatnya kegiatan atau konsentrasi enzim yang terlibat di dalam daur siklus krebs dan sistem transport elektron, sedangkan pada oksidasi lemak diketahui dengan adanya peningkatan penyimpanan trigliserida di dalam intramuskular, yang disimpan dalam bentuk lemak, meningkatnya pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan lemak, sehingga tersedianya lemak sebagai bahan bakar, serta meningkatnya kegiatan enzim yang terlibat di dalam aktivitas transport, dan pemecahan lemak. Aktivitas otot merupakan salah satu jalan untuk memindahkan lemak dari jaringan adipose kemudian membakarnya menjadi energi di otot (Brian et al., 2009). Para ahli fisiologi olahraga mengemukakan bahwa olahraga umumnya mengurangi presentasi lemak tubuh dan meingkatkan massa otot, serta meningkatkan presentasi jaringan
non-lemak. Selain itu disebutkan pula bahwa program olahlaga aerob dapat mengurangi risiko penyakit yang dihubungkan dengan obesistas (Sheerwood, 2012). Oscai dan Holloszy membandingkan antara efek dari diet dan latihan pada komposisi tubuh beberapa ekor rat, di mana dalam eksperimen itu kelompok di bagi menjadi dua dengan berat badan awal yang sama antara dua kelompok. Selanjutnya salah satu kelompok diberikan diet (pembatasan makanan) dan kelompok yang lain diberikan latihan (renang) selama 18 minggu dan didapatkan kesimpulan bahwa latihan lebih banyak menyebabkan penurunan berat badan. Penurunan berat badan pada sebagai pengaruh dari olahraga bersamaan dengan penurunan massa lemak, lingkar perut, dan kadar kolesterol (Sudibjo, 2009).
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa Voluntary Exercise memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan Forced Exercise dalam menurunkan berat lemak viseral, dan kadar kolesterol total pada mencit obesitas. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pembaca untuk mengaplikasikan voluntary exercise atau latihan dengan intesitas ringan yang dikerjakan secara kontinyu ke dalam aktivitas keseharian. Selain itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Adiwinanto Wahyu. (2008). Pengaruh Intervensi Olahraga di Sekolah terhadap Indeks Massa Tubuh dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi pada Remaja Obesitas (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Andrea Egger et al. (2013). The Effect of Aerobic Exercise on Intrahepatocellular and Intramyocellular Lipids in Healthy Subjects. Bren Swizterland : University of Bern. Barbara J Nicklas et al. (2009). Effect of Exercise Intensity on Abdominal Fat Loss during Calorie Restriction in Overweight and Obese Postmenopausal Women : a randominazed. Controlled trial. USA : American Society for Nutrition Brian AI et al. (2008). Effect of Exercise Training Intensity on Abdominal Visceral Fat and Body Composition. NIH Public Access. San Diego : University of California Drolet et al. (2008). Hypertrophy and Hyperplasia of Abdominal Adipose Tissues in Women. International Journal of Obesity : Nature Publishing Group. Notoatmodjo Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurmalina Rina. (2011). Pencegahan & Manajemen Obesitas : Panduan Untuk Keluarga. Jakarta : Elex Media Komputindo Racmat Soegih & Kunkun K.W. (2009). Obesitas : Permaslahan dan Terapi Klinis. Jakarta : Sagung Seto Sheerwood. (2012). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC Sudibjo Prijo. (2009). Beberapa Pertimbangan dalam Pemilihan Metode untuk Mengestimasi Lemak Badan. Jurnal Universitas Sumatera Utara Vissers et al. (2013). The Effect of Exercise on Visceral Adipose Tissue in Overweight Adults : A Systematic Review and Meta Analys. Open Access. Swizterland : Bern University of Applied Sciences.
Lampiran Tabel 1. Hasil Uji Kruskal Wallis Perbedaan Berat Lemak Viseral Kelompok Obese (1) + Forced Exercise, Obese + Voluntary Exercise (2), dan Obese (3) Kelompok
Mean ± SD
1
0,14 ± 0,78
2
0,09 ± 0,60
3
0,37 ± 0,19
Kruskal Wallis p = 0,02
Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann-Whitney Test Kelompok Obese (1) + Forced Exercise, Obese + Voluntary Exercise (2), dan Obese (3) Kelompok
Perbedaan Rata-Rata
1 vs 2
0.05
Post Hoc Test p = 0.18
1 vs 3
-0,23
p = 0.08
2 vs 3
-0.28
p = 0.02
Tabel 3. Hasil Uji One Way Anova Perbedaan Kadar Kolesterol Total Kelompok Obese (1) + Forced Exercise, Obese + Voluntary Exercise (2), dan Obese (3) Kelompok
Mean ± SD
One Way Anova
1
109.42 ± 3.73
p = 0.00
2
104.28 ± 1.60
3
130.14 ± 5.69
Tabel 4. Hasil Uji One Way Anova Perubahan Lingkar Perut Kelompok Obese (1) + Forced Exercise, Obese + Voluntary Exercise (2), dan Obese (3) Kelompok
Perbedaan Rata-Rata
1 vs 2
5.14
Post Hoc Test p = 0.02
2 vs 3
-25.85
p = 0.00
3 vs 1
20.71
p = 0.00
Gambar 1. Perbedaan Berat Lemak Viseral
berat lemak viseral (gram) 0.4 0.35
0.37
0.3 0.25 0.2
berat lemak viseral (gram)
0.15 0.1
0.14 0.09
0.05 0 Obese + Fex
Obese + Vex
Obese