PENGARUH DOSEN NATIVE ENGLISH TEACHER DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA BERBICARA BERBAHASA INGGRIS (PENELITIAN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT V DAN VII PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS UNSADA) Yoga Pratama Sastra Tinggris – Fakultas Sastra
[email protected] ABSTRACT Recently English language is becoming general and common in education world in Indonesia, a lot of people start from school student, university student and worker has been speaking English fluently, but there are still some problem specifically for the university student to speak English, some school and university which have English Department try to find the solution so when they are graduated, they will be excellent in speaking English. the solution is hiring native English teacher to improve the students motivation to speaking English, but the question is can the native English teacher gives big influence to the student, and how good are they if we compare them with the Indonesian native English teacher. This research was made to analyze how well the native English teacher can give influence to the students specifically Darma Persada University students that majoring in English Literature and in English Department. This research will show is hiring Native English teacher is a good idea or it isn’t. Key words: native, English, teacher, research, English Department
1. PENDAHULUAN Bahasa Inggris di era yang serba modern ini berkembang menjadi bahasa wajib yang harus dikuasai oleh masyrakat di berbagai negara termasuk di Indonesia. Hampir setiap lembaga pendidikan baik yang formal maupun informal dari mulai sekolah sampai tingkat universitas selalu meningkatkan kualitas institusi mereka dengan adanya pelajaran bahasa Inggris, ataupun jurusan bahasa inggris baik itu sastra Inggris ataupun pendidikan bahasa Inggris. Beberapa membuat perbedaan dalam institusinya dengan mendatangkan langsung pengajar asing dari negara Inggris atau lebih dikenal dengan native speaker. Di universitas Darma Persada native Teacher mulai diadakan sejak tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Native Teacher didatangan dengan tujuan agar mahasiswa lebih berani untuk mengimprovisasi diri dan
Native Teacher didatangan dengan berbagai alasan dari mulai meningkatkan kualitas pendidikan sampai ingin menaikan prestisi dari institusinya karena dianggap pengajar asing terlihat lebih meyakinkan dibandingkan dengan dosen atau guru bahasa inggris local atau sorang indonesia. Tapi pada dasarnya mahasiswa dan siswalah yang tahu efek dan poengaruh dari pengajar asing atau native speaker ini sendiri. Apakah native Teacher mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan para mahasiswa atau tidak itu bisa dibuktikan lewat penelitian yang akan saya lakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara diartikan sebagai jalan, aturan, sistem yang dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda satu sama lain dalam mengekspresikan kemampuannya karena cara merupakan karakter dari pemiliknya, yang dalam hal ini adalah cara yang digunakan oleh seorang pengajar (dosen). Di dalam masyarakat modern, proses pengajaran dan pembelajaran diuruskan dengan cara yang lebih sistematik terutamanya dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran. Tanpa proses pengajaran yang sistematik, pengajaran dan pembelajaran berkesan tidak mungkin dapat dilaksanakan. Menurut Khalid (1993), pembelajaran berkesan bermakna satu usaha yang teratur, bersistem, tertib serta optimum yang menyatu padukan dan memanfaatkan semua komponen pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah diatas maka saya merumuskan masalah yang akan saya analisis adalah: -
Apakah terdapat pengaruh dosen native teacher terhadap dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa memahami novel atau text berbahasa Inggris?
3. TINJAUAN PUSTAKA Teori Universal Grammar Chomsky tersebut diatas muncul istilah competence dan performance. Chomsky (1960) mengatakan bahwa: “Competence: What we know - Our deep structure - What we are capable of doing while Performance: What we show - Our surface structure - What we do” (Elliot, 1996:7-9). Dalam pengertian lain bisa juga dikatakan bahwa yang disebut dengan kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari, sedangkan performasi merupakan kemampuan memahami dan melahirkan atau
menerbitkan kalimat-kalimat baru (Chaer, 2003:167). Sehingga ketika seseorang memiliki kompetensi berbahasa yang baik dan benar maka sudah bisa dipastikan orang tersebut akan sukses dalam performasinya (spoken&written language), kecuali orang tersebut mengalami language disorders seperti dyslexia dan aphasia.
b. Teori Mengajar Tyson dan carol (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah a way working with students, a process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in return. Dari defines tersebut tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik anntara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam Grendel 1991: 5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang di dalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Salah satu Metode pembelajaran yang efektif adalah ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
4. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, saya bertujuan menganalisis dan menunjukan bahwa judul yang tepat untuk penelitian ini Pengaruh Dosen Native Teacher dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa memahami Novel atau text berbahasa Inggris (penelitian terhadap
mahasiswa tingkat V dan VII program studi sastra Inggris UNSADA) Untuk mencapai tujuan ini saya akan melakukan tahapan-tahapan dan sejumlah penelitian sebagai berikut : -
Membuktikan apakah terdapat pengaruh dosen native teacher terhadap dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa memahami novel atau text berbahasa Inggris?
5. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian kali ini yang akan menjadi respondennya adalah mahasiswa UNSADA jurusan sastra Inggris semester V dan VII kelas pagi dan malam yang jika di total jumlahnya menjadi 45 sampai 50 orang. Jika menggunakan purposive sampling saya akan mencoba memaksimalkan semua responden untuk membuktikan penelitian yang saya lakukan ini. Pada penelitian ini saya memfocuskan penelitian saya pada jenis penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control dimana para mahasiswa dievaluasi dan di teliti secara kelompok dalam ruang lingkup yang terkendali Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun analisis yang dilakukan adalah dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa dosen native. Dari hasil perbandingan ini nantinya akan dianalisis ada tidaknya perbedaan yang signifikan motivasi belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diajar oleh dosen native. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok control. Ada pun paradigma dari penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.
O1
X
O2
Berdasarkan gambar tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil observasi O1 dan O2. O1 adalah skor motivasi belajar mahasiswa sebelum diajar oleh dosen native, sedangkan O2 adalah skor motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native. Efektivitas dosen native diukur dengan cara membandingkan antara skor O2 dengan O1. Bilai skor O2 lebih besar daripada O1, maka keberadaan dosen native tersebut efektif.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Data Deskripsi data merupakan gambaran kondisi variabel berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah kondisi motivasi belajar mahasiswa sebelum dan setelah diajar oleh dosen native speaker, sebagaimana tujuan dilakukannya penelitian. Kondisi variabel yang dimaksud dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden yang meliputi rentangan data, rata-rata, median, modus dan standar deviasi. Tabel 4.1 berikut ini ditampilkan deskripsi statistik dari hasil perhitungan dan pengujian yang dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi SPSS 15., serta analisis dan intepretasinya.
Tabel 4.1. Deskripsi Data Penelitian Statistics
N Mean Median Mode St d. Deviation Variance Mi nimum Maxim um Sum
Valid Mi ssing
Motivasi Sebelum Di ajar Dos en Native 58 0 52.2241 40.0000 40.00 18.34852 336.668 40.00 86.00 3029.00
Motivasi Setelah Di ajar Dosen Nat ive 58 0 78.7069 86.0000 86.00 11.03584 121.790 62.00 91.00 4565.00
1. Analisis Data Motivasi Mahasiswa Sebelum Diajar oleh Dosen Native Speaker Skor motivasi belajar mahasiswa sebelum diajar oleh dosen native speaker yang diperoleh dari para responden mempunyai rata-rata 52,22 dengan simpangan baku 18,35; median 40,00; modus 40,00; skor minimum 40,00 dan skor maksimum 86,00. Banyaknya butir pernyataan dalam instrumen ini adalah 20 butir dengan skor maksimum tiap butir pertanyaan adalah 5, maka skor rata-rata tiap pernyataan adalah 2,611 atau 52,22%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa berada ditengah-tengah (tergolong sedang). Gambaran ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa biasa-biasa saja.
Skor simpangan baku 18,35 atau sama dengan 35,14% dari rata-rata, menunjukkan perbedaan jawaban antar responden termasuk besar. Hal ini menunjukkan bahwa data skor motivasi belajar mahasiswa dari responden banyak beragam. Dengan kata lain ada mahasiswa yang memiliki skor tinggi dan ada juga mahasiswa yang memiliki skor yang rendah. Berdasarkan analisis deskrpitive, nilai terendah (40,00) berjumlah 38 responden (65,5%). Sementara itu nilai tertinggi (86,00) berjumlah 11 responden (19,00%) dan sisanya, skor 62,00 berjumlah 4 responden (6,9%) dan 63,00 berjumlah 5 responden (8,6%). Selanjutnya, untuk lebih jelas dalam menggambarkan rentangan data yang ada mengenai variabel minat belajar siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Motivasi Sebelum Diajar Dosen Native 40
Frequency
30
20
10
0
Mean =52.22
40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Std. Dev. =18.349
N =58 Motivasi Sebelum
Diajar Dosen Native Gambar 1. Histogram Dan Polygon Data Motivasi Belajar Sebelum Diajar Dosen Native
6.2 Analisis Data Motivasi Mahasiswa Setelah Diajar oleh Dosen Native Speaker
Skor motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native speaker yang diperoleh dari para responden mempunyai rata-rata 78,71 dengan simpangan baku 11,04; median 86,00; modus 86,00; skor minimum 62,00 dan skor maksimum 91,00. Banyaknya butir pernyataan dalam instrumen ini adalah 20 butir dengan skor maksimum tiap butir pertanyaan adalah 5, maka skor rata-rata tiap pernyataan adalah 3,94 atau 78,71%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa tergolong baik. Gambaran ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan setelah diajar oleh dosen native. Skor simpangan baku 11,04 atau sama dengan 7,13% dari rata-rata, menunjukkan perbedaan jawaban antar responden tidak banyak beragam. Jika ditinjau berdasarkan deskripsi data, jawaban mahasiswa terfokus di angka 86,00 yakni sebanyak 37 mahasiswa (63,8%). Sementara itu, skor terendah adalah sebesar 62,00 dengan jumlah 10 mahasiswa (17,2%). Skor tertinggi sebesar 91,00 sebanyak 1 mahasiswa 91,7%). Selanjutnya, untuk lebih jelas dalam menggambarkan rentangan data yang ada mengenai variabel minat belajar siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Motivasi Setelah Diajar Dosen Native 40
Frequency
30
20
10
0 60.00
70.00
80.00
Mean =78.71
Std. Dev. 90.00 100.00 =11.036
N =58
Motivasi Setelah Diajar Dosen Native
Gambar 2 Histogram Dan Polygon Data Motivasi Belajar Setelah Diajar Dosen Native
b. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis one sample t test. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sebuah sampel. Dari hasil uji ini akan diketahui apakah rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding berbeda secara signifikan dengan ratarata sebuah sampel, jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel. Hasil One Sample T Test One-Sample Statistics N Motivas i Setelah Diajar Dosen Native
Mean 58
78.7069
Std. Deviation
Std. Error Mean
11.03584
1.44908
One-Sample Test Test Value = 52.22
t Motivas i Setelah Diajar Dosen Native
18.278
df 57
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
.000
26.48690
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 23.5852
29.3886
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis Ho :
Rata-rata motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native tidak berbeda dengan motivasi belajar mahasiswa sebelum diajar oleh dosen native.
Ha :
Rata-rata motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native berbeda dengan motivasi belajar mahasiswa sebelum diajar oleh dosen native.
2. Menentukan tingkat signifikansi Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi = 5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
3. Menentukan t hitung Dari tabel di atas didapat nilai t hitung adalah 18,278
4. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n1 atau 58-1 = 57. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,00. atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,57) lalu enter.
5. Kriteria Pengujian Ho diterima dan Ha ditolak jika -t tabel < t hitung < t tabel Ho ditolak dan Ha diterima jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasar probabilitas: Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas Nilai t hitung > t tabel (18,278 > 2,00) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak
7. KESIMPULAN Setelah melakukan research lewat angket dan menganalisa hasilnya maka dapat saya simpulkan bahwa terbukti adanya pengaruh dosen native English teacher terhadap motivasi mahasiswa dalam berbicara bahasa inggris. Dosen native English teacher memberikn pengaruh yang sangat besar terhadap keberanian mahasiswa untuk mencoba menunjukan seberapa baik
vocabulary mereka dalam bahasa Inggris lalu mereka beranikan diri untuk mempraktikannya langsung berbicara dengan native English teacher. Karena nilai t hitung > t tabel (18,278> 2,00) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native berbeda dengan motivasi belajar sebelum diajar oleh dosen native. Hasil t hitung positif menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native lebih tinggi secara signifikan dibandingkan sebelum diajar oleh dosen native. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar mahasiswa sebelum dan setelah diajar oleh dosen native. Motivasi belajar mahasiswa setelah diajar oleh dosen native (78,71) lebih tinggi dibandingkan sebelum diajar oleh dosen native (52,22).
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H.Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Addison Wesley Longman. Jeremy harmer. 1998. How to Teach English. Pearson longman. Herudjati ,Purwoko. 2000. Penelitian Tindak Kelas Dalam Bahasa Inggris. INDEKS John, Willy. 2000. Collin cobult students dictionary. Target press. Prof. Sugiono. 2008. Metode penelitian pendidikan. ALFABETA. Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2006. Psikologi Pendidikan, GRASINDO. Richards, Jack C and Theodore S. Rodger. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching. UK: Cambridge University Press.
Sumber dari Internet
Doff,
A.
Web
Only
Chapter:
Drills,
Dialogues,
and
Role
Plays
taken
from
www.press.umich.edu.pdf/0472032038-web.pdf.2008 Gay,
Greg
R
Conceptual
Tempo
and
Learning
Disability.
http://www.unt.edu/honors/eaglefeather/2005 Issue/Marks3.shmtl.
Taken
from
http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/511-pengajaran-reading-membacamelalui-pendekatan-konstruktivisme-sebagai-sebuah-alternatif.html