PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA DI CV BUANA JAYA CEMERLANG BANJAR Annisa Nurfadilah (email:
[email protected]) NPM: 3521120006 Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis STISIP BINA PUTERA BANJAR ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah Honda memiliki desain produk yang kurang menarik dibandingkan pesaingnya. Meskipun desainnya kurang menarik, Sepeda Motor Honda tetap menjual produknya dengan harga yang lebih mahal jika dibandingkan pesaingnya. Selain harga jualnya yang tinggi, suku cadang asli atau Honda genuine spare part di wilayah Banjar, hanya tersedia jika ada pemesanan, istilah ini dinamakan dengan hotline order. Sepeda motor honda memiliki banyak varian, namun di CV Buana Jaya Cemerlang tidak semua jenis atau varian dari motor honda ready stock (indent). Hal ini dikarenakan pengiriman Sepeda Motor Honda ditentukan oleh pihak pusat yaitu PT Daya Adicipta Mustika Bandung, sehingga tidak semua jenis motor ready stock. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasi yaitu asosiatif. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment Method, dibantu dengan program SPSS 20.0. teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 81 konsumen. Berdasarkan hasil analisis, tanggapan responden atas Brand Image di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar, diperoleh total skor 4959 atau 81,22% terletak pada kategori baik dan tanggapan mengenai keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar terletak pada kategori baik, diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,540 berada dalam kategori sedang dan pengaruh antar variabel adalah 29,16% sisanya sebesar 70,84% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti diantaranya promosi, kebijakan perusahaan, dan sebagainya. Diketahui t hitung = 5,6978 dan t tabel (dk = n-2, α = 10%) diperoleh sebesar 1,664 sehingga t hitung > t tabel ( dk = n-2, α = 10%) artinya terdapat pengaruh signifikan brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar.
Kata Kunci: Brand Image, Keputusan, Pembelian.
1
PENDAHULUAN Persaingan bisnis di tahun 2015 merupakan persaingan bisnis yang semakin mengarah pada persaingan ketat, karena di tahun ini akan diberlakukannya zona perdagangan bebas ASEAN. Dengan diberlakukannya aturan ini, maka negara-negara di ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan negara lainnya bebas untuk memasarkan produknya langsung ke Negara Indonesia.Dalam menghadapi persaingan bisnis ini, para pelaku bisnis dituntut untuk harus mampu menjaga, merawat dan membuat pelanggan menggunakan produk atau jasa kita lebih banyak dibanding pesaing. Kepuasan pelanggan menjadi titik kritis bagi perusahaan untuk bisa mempertahankan kepemimpinannya di pasar. Data yang diperoleh pada tahun 2015 ini menunjukkan, volume penjualan sektor produksi manufaktur terus menurun. Ironinya, penurunan daya serap pasar tersebut tidak hanya terjadi untuk satu atau dua bulan saja selama 2015. Tetapi nyaris sepanjang bulan pada tahun 2015. Salah satu sektor yang mengalami penurunan volume penjualan akibat lambannya belanja pemerintah dan belum jelasnya arah kebijakan ekonomi nasional adalah sektor otomotif. Kinerja bisnis sektor ini dari waktu ke waktu terus tertekan. Kondisi itu membuat para agen pemegang merek berusaha untuk mempertahankan dan menembus pasar dengan daya serap yang semakin terbatas. Dalam persaingan bisnis, setiap perusahaan harus berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan seefektif mungkin, misalnya, dengan bauran pemasaran. Salah satu strategi bauran pemasaran adalah strategi produk yang dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand (merek). Brand suatu produk menjadi salah satu perhatian dan pertimbangan konsumen dalam memutuskan membeli produk perusahaan. Pilihan konsumen pada suatu merek produk tergantung pada image (citra) yang melekat pada produk tersebut. Perusahaan harus mampu memberikan yang terbaik yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mampu membangun image yang lebih baik dari pesaing tentang produk perusahaan kepada konsumen. Brand image (citra merek) merupakan sebuah gambaran-gambaran, keyakinan, ide, yang dimiliki seseorang terhadap suatu merek, karena itu sikap konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek produk tersebut. Semakin baik brand image yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli produk tersebut. Brand image (citra merek)memiliki empat variabel pendukung yaitu asosiasi merek, dukungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek. Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan harga. Konsumen tidak hanya menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga sebagai indikator biaya yang dikorbankan dengan produk atau manfaat produk. Di sinilah kita melihat sejauh mana mereka dapat mempengaruhi penilaian konsumen dengan Brand Image dari produk tersebut.
2
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Brand Image pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar. 2. Bagaimana keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar. 3. Berapa besar pengaruh Brand Image terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar.
TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Image Citra merek atau brand image merupakan hasil dari pandangan atau penelitian konsumen terhadap suatu merek baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek, sehingga merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih. Dalam sebuah citra merek terkandung beberapa hal yang menjelaskan tentang merek sebagai produk, merek sebagai organisasi, merek sebagai simbol. Citra merek juga bisa tercipta dari faktor-faktor lainnya. Citra merek tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang sangat singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana cara membangun citra merek dan memeliharanya. Menurut Rangkuti (2004: 43), “citra merek (brand image) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen”.Menurut Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 327), “Citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada konsumen”. Shimp etal (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 327) berpendapat, “Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir mengenai orang lain”. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013: 328) menyebutkan bahwa komponen-komponen citra merek adalah: 1. Asosiasi merek (brand association) Menurut Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 328), “Asosiasi merek adalah sekumpulan entitas yang bisa dihubungkan dengan suatu merek”. Lebih lanjut, Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 328), mendefinisikan, “Asosiasi merek sebagai segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi itu tidak hanya ada namun juga mempunyai tingkat kekuatan”. Asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek dan akan lebih besar apabila pelanggan
3
mempunyai banyak pengalaman berhubungan dengan merek tersebut. berbagai asosiasi yang diingat oleh konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek (brand image). Durianto (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 329) berpendapat “Asosiasi merek dibentuk oleh 3 hal, yaitu: a. Nilai yang dirasakan (perceived value) diartikan sebagai persepsi kualitas yang dibagi dengan harga. Adal lima unsur pembentuk nilai yang dirasakan, yaitu kualitas, produk, harga, kualitas layanan, faktor emosional dan kemudahan. b. Kepribadian merek (brand personality), Kepribadian merek berhubungan dengan ikatan emosi merek tersebut dengan manfaat merek itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan hubungan pelanggan. Kepribadian merek akan melibatkan dimensi yang unik untuk sebuah merek. c. Asosiasi organisasi (organizational association), dalam asosiasi organisasi konsumen akan mengaitkan sebuah produk dengan perusahaan yang memproduksinya. Asosiasi organisasi akan menjadi faktor penting jika merek yang ada mirip dalam hal atribut dengan merek lainnya, atau jika organisasi merupakan hal yang penting untuk dilihat. 2. Dukungan asosiasi merek Dukungan asosiasi merek merupakan respons konsumen terhadap atribut, manfaat serta keyakinan dari suatu merek produk berdasarkan penilaian mereka atas produk. Atribut disini tidak berkaitan dengan fungsi produk, tetapi berkaitan dengan citra merek. Dukungan asosiasi merek tersebut ditunjukan dengan persepsi konsumen terhadap produk yang dikonsumsi itu baik dan bermanfaat bagi konsumen. 3. Kekuatan asosiasi merek Setelah mengkonsumsi sebuah produk, konsumen akan mengingat kesan yang ditangkap dari produk tersebut. Jika konsumen telah merasakan manfaatnya, ingatan konsumen terhadap produk tersebut akan lebih besar dari pada ketika konsumen belum menggunakannya. Itulah yang membuat ingatan konsumen semakin kuat terhadap asosiasi sebuah merek. Kekuatan asosiasi merek ditunjukan dengan reputasi baik yang dimiliki produk tersebut dimata konsumen, produk tersebut dirasa memiliki manfaat diri dan menambah rasa percaya diri konsumen. 4. Keunikan asosasi merek Jika sebuah produk mempunyai ciri khas yang membedakannya dari produk lain, produk tersebut akan diingat oleh konsumen. Ingatan konsumen itu akan semakin kuat jika konsumen telah merasakan manfaat dari sebuah produk dan merasa bahwa merek lain tidak akan bisa memuaskan keinginannya tersebut. Dari faktor-faktor ini akan menentukan citra merek. Citra merek yang positif akan dicapai apabila dari keempat faktor pembentuk citra merek ini terdapat keserasian dengan nilai rata-rata. Merek bervariasi dalam hal kekuatan
4
dan nilai yang dimilikinya di pasar. Kepemilikan citra dan jenis merek yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan suatu produk dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang. Sehingga, citra merek yang kuat adalah penting dalam keberadaanya. Berbagai strategi pemberian merek dapat dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen terhadap suatu merek tertentu. Hal ini didasarkan pada pengalaman dan ingatan konsumen terhadap suatu merek. Merek merupakan sebuah simbol dan indikator dari kualitas sebuah produk. Oleh karena itu, merek-merek produk yang sudah lama akan menjadi sebuah citra, bahkan simbol status bagi produk tersebut yang mampu meningkatkan citra pemakainya. B. Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan oleh konsumen didasarkan pada persepsi suka atau tidak suka termasuk bermanfaat atau tidak barang yang akan dibelinya. Keputusan pembelian atau purchase decission menurut Kolter (2002: 204) adalah “suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai”. Menurut Setiadi (dikutip oleh Sangadji dan Sopiah, 2013: 121) mendefinisikan bahwa: “Inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian itu adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku”. Definisi keputusan pembelian menurut Alma (2013: 97) sebagai berikut: “Bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan semula”. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua perilaku sengaja dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Keputusan yang diambil adalah keputusan akhir yang merupakan pemecahan masalah kebutuhannya. Menurut Pride dan Ferrel (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 335) membagi faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: 1. Faktor pribadi Faktor pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang. Berbagai faktor pribadi dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor pribadi digolongkan menjadi 3 yaitu: a. Faktor demografi
5
Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan. b. Faktor situasional Faktor situasionalmerupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian. c. Faktor tingkat keterlibatan Fakto tingkat keterlibatan konsumen ditunjukkan dengan sejauh mana konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu keputusannya sebelum membeli suatu produk. 2. Faktor psikologis Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga mempengaruhi perilakunya sebagai konsumen. Faktor-faktor psikologis meliputi: a. Motif Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencarian sasaran. b. Persepsi Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna. c. Kemampuan dan pengetahuan Kemampuan adalah kesanggupan dan efisiensi untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah kemampuan seorang individu untuk belajar dimana proses pembelajaran tersebut merupakan perubahan perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman. d. Sikap Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau negatif pada sebuah objek atau kegiatan tertentu. e. Kepribadian Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang membuat seseorang itu unik. Kepribadian seseorang berasal dari keturunan dan pengalaman pribadi. 3. Faktor sosial Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan demikian, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang melingkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi: a. Peran dan pengaruh keluarga Dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan, keinginan dan selera yang berbeda-beda. b. Kelompok referensi
6
Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai perbandingan dan sumber informasi bagi seseorang sehingga perilaku para anggota kelompok referensi ketika membeli produk bermerek tertentu akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi. c. Kelas sosial Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk para individu yang memiliki tingkat sosial yang serupa. Dalam kelas sosial terjadi pembedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat, ada kelas yang tinggi, ada yang rendah. d. Budaya dan sub budaya Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang membeli dan menggunakan produk, serta kepuasan konsumen terhadap produk tersebut sebab budaya juga menentukan produk-produk yang dibeli dan digunakan. Berdasarkan teori tersebut, proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologi dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen yang setelah dikonsumsi akan dievaluasi kembali.
7
OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang diambil sebagai tempat penelitian adalah CV Buana Jaya Cemerlang yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No.52 Kota Banjar. Adapun waktu penelitian adalah selama 11 bulan terhitung mulai dari Oktober 2015 sampai bulan Agustus 2016. B. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 8): Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan apda filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005: 104). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif: TABEL INSTRUMEN SKALA LIKERT NO ALTERNATIF JAWABAN SKOR 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Ragu-Ragu (RG) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 (Sugiyono, 2005:104)
C. Teknik Sampling 1. Populasi Neolaka (2014: 90) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar pada tahun 2015 yaitu sebanyak 431 orang (Sumber Kepala Administrasi CV Buana Jaya Cemerlang Banjar, 2016). 2. Sampel Menurut Neolaka (2014: 90), “sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi”. Dalam
8
menentukan sampel dari populasi ini digunakan rumus Slovin (dalam Neolaka 2014: 91) sebagai berikut: N n= 1+ Ne2 Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolelir, sebagai misal adalah 5%. Batas kesalahan yang ditolelir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. Maka Diketahui : - Populasi (N) = 431 - Standar Error (e) = 10% atau 0,10 Sehingga dengan demikian ukuran sampel yang diinginkan dapat dihitung sebagai berikut: N n= 1 + Ne2 431 n= 1 + 431 (0,10) 2 431 n= 5,31 n = 81,16 dibulatkan menjadi 81. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 81 responden. Jumlah ini menurut peneliti dinilai sudah cukup representatif (mewakili) dari total populasi tersebut. 3. Teknik Analisis Data A. Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Menurut Neolaka (2014: 115), “Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur, jika suatu instrumen pengukuran sudah valid (sah) berarti instrumen tersebut sudah dapat mengukur benda dengan tepat sesuai dengan apa yang ingin diukur”. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masing-masing pernyataan melalui total skor dengan cara menggunakan Pearson Product Moment.
9
Prosedur uji validitas yaitu membandingkan r hitung dengan r tabel yaitu angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (dk = n-2) dengan taraf signifikansi α = 10 %. Kriteria pengujian: Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut valid. Jika r hitung < r tabel,maka pernyataan tersebut tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas akan menggunakan program SPSS (statistical product and service solutions) for windows versi 19.0. Menurut Neolaka, (2014: 119), “Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat dapat dipercaya atau diandalkan, reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama”. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach. Untuk mempermudah perhitungan uji reabilitas akan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service solutions) for windows versi 19.0. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan reliabel Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan gugur (tidak reliabel). B. Teknik Statistik 1. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Untuk menganalisis setiap pernyataan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah selanjutnya membuat garis kontinum. Sebelumnya tentukan dulu jenjang intervalnya yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 47) sebagai berikut: a. Menentukan nilai jenjang interval. Nilai Terendah :81 x 1 = 81 NilaiTertinggi :81 x 5 = 405 Kriteria pernyataan :5 Rentang : Nilai Tertinggi - Nilai Terendah : 405 – 81 = 324 Nilai Jenjang Interval : 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝= 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 324 𝑝= 5 𝑝 = 64,8 Maka, nilai jenjang intervalnya adalah 64,8 STS TS RG S SS
81
145,8
210,6
10
275,4
340,2
405
b. Persentase Teknik pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan menggunakan Skala Likert untuk jenis pertanyaan tertutup yang berskala ordinal dengan alternatif jawaban pada Tabel Instrumen Skala Likert diatas. Perhitungan hasil kuesioner dengan persentase dan skoring menggunakan rumus sebagai berikut: Total Skor X= x 100% Total Ideal c. Klasifikasi Penilaian untuk Setiap Variabel Menurut Arikunto (2001: 246), Klasifikasi Penilaian untuk setiap variabel yaitu: TABEL KATEGORI PERSENTASE Baik 76 % - 100 % Cukup 56 % - 75 % Kurang Baik 40 % - 55% Tidak Baik Kurang dari 40 % Sumber: Arikunto (2001:246)
2. Product Moment Method a. Uji Koefisien Korelasi Koefisien korelasi dinyatakan dengan r, dengan menggunakan rumus korelasi Product moment. Untuk mempermudah perhitungan, koefisien korelasi akan mengunakan program SPSS for windows versi 19.0. dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
∑xy
(Neolaka, 2014: 131)
∑ 𝑥2 ∑ 𝑦2
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi product moment ∑xy = Perkalian jumlah x dan y ∑x2 = (xi –x )2 ∑y2=(yi– y )2 Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat koefisien sebagai berikut: TABEL TINGKAT KOEFISIEN KORELASI INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2012: 250)
11
b. Uji Determinasi Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0
ttabel Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y. 2. Jika thitung
12
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai Brand Image(citra merek) di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar diperoleh total skor 4959 atau dengan rata-rata 330,6. Untuk menghitung persentase Brand Image(citra merek): 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 =
330,6 405
= 0,8122 atau 81,22% Dari analisis tersebut diperoleh total skor sebesar 4959 atau sebesar 81,22% dari kriteria yang ditetapkan, untuk mengetahui penilaian variabel didasarkan pada tabel berikut ini: TABEL KATEGORI PERSENTASE Baik 76 % - 100 % Cukup 56 % - 75 % Kurang Baik 40 % - 55% Tidak Baik Kurang dari 40 % Sumber: Arikunto (2001:246)
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa tanggapan responden atas Brand Image (Citra Merek) di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar jika dikonsultasikan dengan persentase penilaian berdasarkan Arikunto (2001: 246) terletak pada kategori baik. Berdasarkan skor tertinggi yang ada pada pernyataan “Merek Honda memiliki Reputasi yang baik di mata saya”. Atas dasar karakteristik baik dari bentuk, desain, kualitas, kekuatan mesin, dan daya konsumsi bahan bakar disesuaikan dengan kebutuhan konsumen untuk tetap memilih Sepeda Motor Honda sebagai kendaraan roda dua sehari-hari mereka. Skor terendah terdapat pada pernyataan “saya membeli Sepeda Motor Honda karena dapat memperoleh atribut secara gratis (Helm, Jaket, dll)”. Sesuai dengan hasil observasi, tidak hanya Sepeda Motor Honda yang memberikan atribut secara gratis seperti Helm, Jaket, dll. Semua merek Sepeda motor pun menyertakan Helm dan Jaket secara gratis kepada konsumennya, hal ini tentu saja tidak menjadi alasan yang berarti bagi konsumen untuk memilih merek Honda. Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar, diperoleh total skor 6689 dengan rata-rata 319. Untuk menghitung persentase keputusan pembelian: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
13
=
319 405
= 0,7876 atau 78,45% Dari analisis tersebut diperoleh total skor sebesar 6689 Atau dengan persentase sebesar 78,45% dari kriteria yang diharapakan, untuk mengetahui penilaian variabel didasarkan pada tabel berikut ini; TABEL KATEGORI PERSENTASE Baik 76 % - 100 % Cukup 56 % - 75 % Kurang Baik 40 % - 55% Tidak Baik Kurang dari 40 % Sumber: Arikunto (2001:246)
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa tanggapan responden atas keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar jika dikonsultasikan dengan kategori persentase penilaian berdasarkan Arikunto (2001: 246) terletak pada kategori baik. Berdasarkan hasil analisis, skor tertinggi ada pada pernyataan “bagi saya Honda merupakan merek sepeda motor terbaik”. Sesuai dengan kecanggihan teknologi yang digunakan dalam memproduksi Sepeda Motor Honda, menjadikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap merek Honda menjadi semakin tinggi, sehingga menjadikan Honda sebagai merek sepeda motor terbaik di mata konsumennya. Berdasarkan skor terendah ada pada pernyataan “saya memakai Sepeda Motor Honda karena atas rekomendasi dari teman saya”. Hal ini tentunya disesuaikan dengan pergaulannya sendiri yang mengharuskan menggunakan sepeda motor merek apa, dan jenis apa. Sesuai dengan grup-grup atau perkumpulan sebagai identitasnya. Proses keputusan pembelian konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman tersebut akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan. Berdasarkan hasil analisis, artinya hubungan brand image dengan keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar adalah sebesar 0,540 sehingga jika dilihat dari tabel tingkat koefisien korelasi berada pada kategori sedang. TABEL TINGKAT KOEFISIEN KORELASI INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat
14
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2012: 250)
Berdasarkan perhitungan Koefisien Determinasi Kd = r2 x 100%,diperoleh koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,2916. Artinya besarnya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar adalah 29,16%, sisanya sebesar 70,84% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti misalnya promosi, kebijakan perusahaan, kualitas pelayanan, persaingan dan sebagainya. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan uji t atau uji anova. Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelayanan prima terhadap ekuitas merek. Dengan kriteria jika t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan jika t tabel < t hitung, maka Ha diterima dan Ho ditolak. t tabel dicari pada tahap nyata yaitu pada α = 0,10 dan derajat kebebasan dk = n-2. Berdasarkan hasil analisis diperoleh t hitung = 5,697895 dan t tabel diperoleh sebesar = 1,664 sehingga t hitung > t table (dk=94-2; α=10%) berarti Ha diterima dan Ho ditolak artinya bahwa terdapat pengaruh signifikan brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya cemerlang Banjar. Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan teori yang dipaparkan dalam kerangka pemikiran, maupun secara aplikasi terdapat pengaruh positif brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana jaya Cemerlang Banjar. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficients dalam SPSS 20.0, dapat disusun dalam bentuk model regresi sebagai berikut: Y = 39,873 + 0,570 X Dimana: Y = Keputusan Pembelian X = Brand Image Penjelasan dari persamaan menunjukkan konstanta sebesar 39,873 Menyatakan bahwa jika tidak ada perubahan Brand Image (X = 0), maka keputusan pembelian konsumen sebesar 39,873 Satuan. Brand image memiliki nilai positif sebesar 0,570 menunjukkan bahwa peningkatan brand image sebesar (1%), akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,570 satuan. Hal ini menunjukkan semakin baik brand image (citra merek) maka keputusan pembelian pada produk /sepeda /motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar akan semakin meningkat.
15
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanggapan responden mengenai Brand Image di CV Buana Jaya Cemerlang banjar terletak pada kategori baik. Skor tertinggi ada pada pernyataan “merek Honda memiliki reputasi yang baik di mata saya”. Sedangkan skor terendah ada pada pernyataan “saya membeli Sepeda Motor Honda karena dapat memperoleh atribut secara gratis (Helm, Jaket, dll)”. 2. Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar. Skor tertinggi ada pada pernyataan “bagi saya Honda merupakan merek sepeda motor terbaik”. Sedangkan skor terendah ada pada pernyataan “saya memakai Sepeda Motor Honda karena atas rekomendasi dari teman saya”. 3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Momment diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh signifikan brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar. B. Saran Saran peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan skor terendah pada variabel brand image di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar pada pernyataan“saya membeli Sepeda Motor Honda karena dapat memperoleh atribut secara gratis (Helm, Jaket, dll)”. Sebaiknya CV Buana Jaya Cemerlang Banjar menawarkan keuntungan lain selain hanya helm dan jaket yang memang sepeda motor merek lain pun memberikannya. CV Buana Jaya Cemerlang Banjar dapat memberikan hadiah lain misalnya handphone sebagai cashbackyang sebetuknya biaya pembelian handphone tersebut telah tercover oleh pelanggan itu sendiri. 2. Berdasarkan skor terendah variabel keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar pada pernyataan “saya memakai Sepeda Motor Honda karena atas rekomendasi dari teman saya”. Sebaiknya CV Buana Jaya Cemerlang Banjar membina hubungan atau kerjasama dengan perkumpulan-perkumpulan kaum muda, misalnya mengadakan arisan motor, dengan tujuan seseorang yang telah mengikuti arisan motor tersebut akan mempengaruhi teman-teman dan kerabatnya untuk ikut berpartisipasi dengan arisan motor tersebut. 3. Berdasarkan hasil analisis akan pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian pada produk Sepeda Motor Honda di CV Buana Jaya Cemerlang Banjar, sebaiknya CV Buana Jaya Cemerlang Banjar meningkatkan dukungan asosiasi merek untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dengan memberikan atribut demi meningkatkan citra merek Honda.
16
17
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2013. Management Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Andi Mahasatya Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kotler dan Amstrong. 2003. Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo. . 2000. Marketing Management, Edition. Prentice.Hall.Inc.New Jersey. . 2002. Marketing Management, Edition. Prentice.Hall.Inc.New Jersey. . 2005. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi Milenium. Jakarta: PT Prenhalindo. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management, pearson Education Inc. , 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel.2001. Pemasaran. Edisi, Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Neolaka, Amos. 2014. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Oentoro, Deliyanti. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: PT Laksbarg Press. Rangkuti, Freddy. 2004.Creating Effective Marketing Plan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sangadji dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Consumer Behaviour7th. Edition. (Perilaku Konsumen). Jakarta: PT. Indeks. Simamora, Bilson. 2001. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. ________________.2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudjana. 2001. Statistica untuk Ekonomi dan Niaga 1. Bandung. Tarsito. . 2005. Metoda Statistica. Bandung. Tarsito. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. ________. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. ________. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta ________. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Swastha, Basu. 2002. Asas-asas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
18
Swastha, Basu & Irawan. 2008. Management Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Sumber Lain: Alfian Bachriani. 2014. UPI. Skripsi: Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pda PT Hadji Kalla Cabang Polman. Intan Nurqolbi. 2015. STISIP Bina Putera Banjar. Skripsi: Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian di Zoya Cabang Banjar. Fransisca Paramitasari Musay. 2013. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Skripsi: Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusn Pembelian (Survey Pada Konsumen KFC Kawi Malang). Nurul Huda. 2012. FE UNHAS. Sripsi: Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha Di Makassar.
19