PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN ARUS KAS TERHADAP PROFITBILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012 - 2014
TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH : IKA NURISANTI NIM. 12000946
PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
1
ABSTRAK
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN ARUS KAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE 2011-2013
Oleh: IKA NURISANTI Dosen Pembimbing : Asih Purwana Sari, S.E., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya opearasional dan arus kas (Arus Kas bebas) terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Banyaknya sampel yang sesuai dengan kriteria berjumlah 10. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu dengan mengaplikasi SPSS 20.0 yang dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, analisis regresi berganda, uji t, uji F, dan uji determinasi ( R2). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa secara parsial variabel Biaya Operasional berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan arus kas (arus kas bebas) tidak berpengaruh. Secara simultan menunjukkan bahwa variabel Biaya Operasional dan Arus Kas Bebas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Adjusted R Square adalah 0,359 atau 35,9% hal ini memberikan bukti bahwa variasi atau perubahan dalam profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel biaya operasional dan arus kas bebas. Sedangkan sisanya 0.641 atau 64,1%. Kata Kunci : Biaya Operasional, Arus Kas (Arus Kas Bebas) dan Profitabilitas (ROA).
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Saat ini seiring dengan kuatnya arus transisi keadaan zaman di mulai dari
kondisi yang sederhana menuju pada kondisi yang lebih kompleks maka terjadilah transisi pada pola konsumsi pelanggan dimulai dari pola konsumsi sederhana menjadi pola konsumsi yang lebih kompleks. Maka dengan demikian akan mendapatkan tingkat kehendak yang berbeda terhadap kebutuhan barang dan jasa. Dengan adanya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lain baik perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang akan memicu perusahaan – perusahaan untuk meningkatkan pelayanan pada konsumennya, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk memperbaiki kinerja secara menyeluruh. Biaya operasional dapat dikatakan sebagai sumber ekonomi dalam upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Biaya opersional merupakan biaya yang dipengaruhi oleh aktivitas perusaan, maka dari itu semakin meningkat tingkat aktivitasnya, maka semakin meningkat juga biaya operasina. Karena biaya operasi adalah salah satu biaya yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan perusahaan, dan dalam menentukan biaya operasi tdak dapat dilakukan secra terpisah dengan berbagai aktivitas – aktivitas perusahaan Supriyono dalam Dian Pratiwi (2011). Biaya operasional pada perusahaan terdiri dari pertama, biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan penjualan dan pemasaran produk dengan melaksanakan kegiatan penjualan diharapkan dapat mendapatkan keuntungan yang lebih lagi. Kemudian, biaya administrasi juga
3
merupakan biaya - biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan penjualan produk. Perolehan laba sangat ditentukan oleh pendapatan yang diperoleh dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Untuk dapat mencapai laba yang maksimal pihak manajemen hanya dapat mengendalikan komponen biaya karena pada komponen kuantitas penjualan yang akan mempengaruhi pendapatan, besarnya sangat bergantung pada konsumen. Laporan arus kas yakni merupakan laporan yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, yaitu mengenai jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan. Dengan laporan arus kas, maka informasi arus kas dapat membantu melengkapi keberadaan sebagai indikator keadaan keuangan perusahaan. Selain itu arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menetukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi serta melakukan investasi tanpa mengandalkan dana dari luar. Laporan arus kas juga harus disajikan dengan merinci komponen arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaaan. Pada dasarnya tujuan akhir dari setiap perusahaan dalam hal ini tentu menginginkan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan perusahaan yakni memperoleh pendapatan yang akhirnya diharapkan perusahaan akan memperoleh laba. Jika pada jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pendapatan pada suatu perusahaan harus dinyatakan dengan profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan bisa mengelola biaya yang
4
dikeluarkan agar dapat menghasilkan laba. Return On Asset merupakan salah satu indikator profitabilitas di suatu perusahaan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba, maka penulis menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai indikator. Pencapaian laba yang berubah - ubah dan cenderung menurun apabila dibiarkan terus menerus akan membahayakan eksistensi suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan operasionalnya setiap perusahaan tentunya selalu memerlukan laba. Laba merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam menjalankan roda perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan harus melakukan upaya atau tindakan perbaikan untuk mendapatkan laba yang optimal. Kemudian, selain itu juga setiap perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih efisien untuk pembelian aktiva tetap, sehingga perusahaan dapat mencapai laporan arus kas yang baik yang selanjutnya akan berimbas pada optimalnya laba yang dicapai oleh perusahaan. Namun, permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan manufaktur adalah mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang tidak disertai dengan kenaikan laba. Ada pun laporan arus kas yang menyediakan informasi berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya, struktur keuangannya, serta pengaruh transaksi - transaksi investasi dan pendanaan terhadap posisi keuangan perusahaan. Kemudian tujuan utama dari pelaporan arus kas itu sendiri yakni memberikan informasi untuk membantu investor atau kreditor
guna meramalkan jumlah kas yang mungkin mereka terima dalam
5
bentuk deviden, bunga dan pembayaran kembali utang pokok serta membantu mereka mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi. Perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur, dapat kita lihat dengan
memperhatikan laporan keuangan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam setiap kegiatan perusahaan tidak luput dari yang dikeluarkan untuk dapat memenuhi segala macam kegiatan – kegiatan di suatu perusahaan atau sering juga disebut dengan biaya operasi sebelum pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan. Pada dasarnya tujuan akhir dari setiap perusahaan dalam hal ini tentu menginginkan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan perusahaan yakni memperoleh pendapatan yang akhirnya diharapkan perusahaan akan memperoleh laba. Jika pada jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pendapatan pada suatu perusahaan harus dinyatakan dengan profitabilitas. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Operasional Dan Arus Kas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur”. 1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas adalah sebagai berikut: 1. Apakah biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ? 2. Apakah arus kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ? 3. Apakah biaya operasional dan arus kas bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ?
6
1.3. Batasan Masalah Oleh karena keterbatasan waktu dalam penelitian ini, maka yang akan dibahas akan dibatasi dengan pengaruh biaya operasional dan arus kas terhadap profitabilitas. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi (berdasarkan klasifikasi Bursa Efek Indonesia) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013.
1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh antara biaya operasional dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara laporan arus kas dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara biaya operasional dan arus kas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.5.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat melengkapi teori di bidang akuntansi. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
7
1.5.2. Manfaat Praktis Sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu ekonomi khususnya akuntansi, dengan membandingkan antara teori dengan keadaan sesungguhnya yang ada diperusahaan.
1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika ini bertujuan untuk memberikan uraian secara umum mengenai isi dan pembahasan setiap bab yang terdapat dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Sistematika pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan penelitian, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan atas penyusunan tugas akhir ini. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Bab ini berisi tentang landasan teori, hubungan antar variabel, penjelasan dari penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis. BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian yang digunakan yang terdiri dari rancangan penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan pengukurannya, dan metode analisis data penelitian. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil pengujian data yang dikumpulkan, analisis statistik deskriptif, hasil uji outlier, hasil uji asumsi klasik beserta dengan penjelasan atas hasilhasil dari hipotesis yang diuji. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian penutup dari tugas akhir yang memuat kesimpulan atas dari keseluruhan penelitian ini, temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dan juga saran yang memberikan manfaat untuk peneliti yang masa akan datang.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Pengertian Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonomi,
dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau peorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktivitas yang dilakukan tersebut. Ada pun pengertian biaya dalam arti luas yakni pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada pun 4 unsur pokok dalam definisi biaya yakni : 1.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2.
Diukur dalam satuan uang
3.
Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
4.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
10
Biaya merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya laba perusahaan disamping komponen lainnya. Adakalanya biaya (cost) digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Namun, kedua istilah tersebut sebenarnya mempunyai perbedaan dimana biaya didefinisikan sebagai sumber ekonomi dalam rangka memperoleh barang atau jasa, sedangkan beban didefinisikan sebagai biaya yang telah memberikan manfaat (benefit) dan sekarang telah berakhir. Akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Ada pun definisi dari beberapa ahli yang mengemukakan tentang biaya yakni sebagai berikut : Bastian Bustami, Nurlela dalam Dian Pratiwi (2011) mengemukakan “Biaya (cost) didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa yang akan dating dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan ke dalam laba/rugi sebagai pengurang pendapatan.” Sedangkan menurut Mulyadi dalam Dian Pratiwi (2011) menjelaskan pengertian biaya sebagai berikut:
11
“Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.” Dari tiga pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang yang digunakan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan tertentu. Dan pada dasarnya, biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan berupa barang (materil) maupun jasa (Immateril) dalam rangka pencapaian tujuan untuk perusahaan, sehingga dapat dimanfaatkan baik masa kini, maupun masa mendatang selama perusahaan masih menjalankan operasinya. 2.1.2.
Biaya Operasional
2.1.2.1.
Pengertian Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
operasional perusahaan. Pengertian dari biaya operasional itu sendiri adalah semua biaya yang menunjang penyelenggaraan pelayanan jasa atau semua biaya yang dapat didefinisikan mempunyai hubungan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan jasa. Ada pun pengertian biaya operasional menurut para ahli yakni Menurut Jopie Yusuf dalam Dian Pratiwi( 2011) “Biaya operasi atau biaya operasional adalah biayabiaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.
12
Menurut Hongren, Foster dan Datar yang dialihbahsakan oleh Desi Adhariani dalam Dian Pratiwi (2011) memberikan definisi yang membedakan biaya operasi adalah sebagai berikut “Biaya operasi langsung adalah suatu objek biaya terkait dengan suatu objek biaya dan dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomis (biaya-efektivitas)”. Sedangkan biaya operasi tidak langsung didefinisikan sebagai berikut “Biaya operasi tidak langsung adalah suatu objek biaya berkaitan dengan suatu objek biaya namun tidak dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomis (biaya-efektifitas)”. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya operasional merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan selama aktivitas pokok perusahaan, untuk melihat apakah penggunaan biaya operasi efektif dan efisien atau tidak yang sesuai dengan rencana, maka dibutuhkan alat pengendalian biaya yang mendukung usaha untuk menghasilkan produk tersebut. 2.1.2.2.
Pengendalian Biaya Operasional Pengendalian terhadap biaya operasi mempunyai arti yang sangat penting bagi
perusahaan yang bertujuan mencari profit, karena efisiensi dari biaya operasi akan mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan profit, dan agar efisiensi tersebut dapat tercapai maka diperluakan adanya pengendalian. Menurut Welsh, Hilton, Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudi Waraouw dalam Dian Pratiwi (2011) yakni : “Pengendalian biaya operasi adalah usaha-usaha manajer untuk mencapai tujuan-tujuan (dalam hal biaya) pada sebuah lingkungan operasi tertentu”.
13
Menurut Hongren, Datar, dan Foster yang diterjemahkan oleh Desi adhariani dalam Dian Pratiwi (2011) yakni : “pengendalian biaya operasi dilakukan dengan cara membandingkan anatara biaya yang sesungguhnya dengan rencana atau anggaran biaya yang telah ditetapkan dan ini merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengendalian. Apabila timbul variance (selisih/penyimpangan) yang berarti manajemen harus mempelajari secara cermat dan melakukan penyelidikan untuk menentukan sebab-sebab dari timbulnya selisih tersebut. Hal ini dilakukan untuk menentukan tindakan koreksi apa yang akan dilaksanakan oleh manajemen untuk memperbaiki penyimpanganpenyimpangan yang terjadi”. Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat dismpulkan bahwa biaya operasional bisa dibedakan menjadi dua hal yakni biaya operasional langsung dan tidak langsung. Dengan demikian pula biaya operasional langsung yakni biaya yang dapat dibebankan secara langsung pada kegiatan operasional, sedangkan tidak langsung yakni biaya yang secara tidak langsung dibebankn pada kegiatan operasional. Jadi biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi, yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian barang yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan bunga pinjaman. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variable. Jumlah biaya variable tergantung pada volume penjualan atau proses produksi, jadi mengikuti peningkatan atau penurunannya. Sedangkan biaya tetap selalu konstan meskipun volume penjualan produksi meningkat atau turun.Singkatnya biaya operasional
14
merupakan biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan atau operasi perusahaan tetap berjalan. Ada pun unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan dagang dan jasa adalah:
2.1.3.
1.
Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain
2.
Biaya administrasi dan umum
3.
Biaya promosi
4.
Biaya asuransi
5.
Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.
Arus Kas
2.1.3.1. Pengertian Arus Kas Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan , dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir. Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam Dian Pratiwi (2011) mengatakan bahwa “Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasional, pembiayaan dan investasi.” Sedangkan menurut Henry Simamora dalam Dian Pratiwi (2011) adalah: “Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang
15
memperlihatkan pengaruh aktivitas – aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas.” Laporan arus kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya – biaya yang terjadi. Dengan demikian subjek dari laporan arus kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode akuntansi. Berikut adalah penjelasan arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan atau pembiayaan : 1. Aktivitas Operasi (Operating Activity) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk
16
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi ini terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi penentuan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi antara lain: a.
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b.
Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain
c.
Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d.
Pembayaran kas kepada karyawan
e.
Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya
f.
Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
g.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi ini merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya, perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan ekstern. 2.
Aktivitas Investasi (Investing Activity)
17
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investai lain yang tidak termasuk setara kas. Berikut beberapa contoh yang berasal dari aktivitas investasi : a.
Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.
b.
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.
c.
Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
d.
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
e.
Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila
pembayaran
tersebut
pendanaan.
18
diklasifikasikan
sebagai
aktivitas
Arus kas dari aktivitas investasi ini harus diungkap terpidah, karena arus kas ini mencerminkan pemerimaaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. 3.
Aktivitas Pendanaan/Pembiayaan (Financing Activity) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh dari aktivitas pendanaan/pembiayaan : a.
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
a.
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b.
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya.
b.
Pelunasan pinjaman.
a.
Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahan untuk menggunakan arus kas tersebut. Pelaporan kenaikakan dan penurunan bersih kas
19
berguna karena para investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas. 2.1.3.2. Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas Informasi yang diperlukan utuk menyusun laporan arus kas umumnya diperoleh dari sumber -sumber sebagai berikut: 1.
Neraca Komparatif, yang memberikan informasi tentang perubahan dalam aktiva, utang dan modal selama periode tertentu.
2.
Laporan Laba-Rugi, yang memberikan informasi tentang laba bersih dan komponennya serta pembayaran dividen selama suatu periode.
3.
Informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perubahan rekening – rekening neraca yang memberikan informasi tentang sebab – sebab perubahan kas dan setara kas.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan tahunannya. Untuk menentukan dan menyajikan arus kas dapat menggunakan salah satu dari dua metode. Menurut Sofyan Syafri Harahap (dalam Dian Pratiwi 2011) metode tersebut yaitu : 1.
Metode Langsung (Direct Method).
2.
Metode Tidak Langsung (Indirect Method).
Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Metode Langsung (Direct Method)
Pada dasarnya metode ini adalah laporan arus kas yang disusun berdasarkan pada buku kas. Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara
20
melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross) dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Kemudian pada metode langsung ini memiliki keunggulan dan kelemahan yakni : a.
Keunggulan utama dari metode langsung ini adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam laporan arus kas.
b.
Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah di dapat dan biaya pengumpulannya umumnya mahal.
Metode Langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan. Pada metode ini rekening penghasilan dan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan biaya dengan basis kas. Arus kas dari akkrivitas operasi ini dihitung dari jumlah pendapatan (penghasilan) dan beban (biaya), disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan. Perusahaan yang melaporkan arus kas dengan metode ini, minimum melaporkan secara terpisah klasifikasi penerimaan dan pengeluaran operasi sebagai berikut: a.
Kas diterima dari pelanggan, termasuk pendapatan sewa, lisensi dan semacamnya.
21
b.
Bunga dan dividen yang diterima.
c.
Kas dibayarkan untuk pegawai dan pemasok barang dan jasa, termasuk pemasok jasa asuransi, jasa iklan dan semacamnya.
2.
d.
Bunga dan pajak yang dibayarkan.
e.
Penerimaan kas dan pengeluaran kas operasi lainnya (bila ada).
Metode Tidak Lngsung (Indirect Method) Metode penyusunan laporan arus kas secara tidak langsung disusun
berdasarkan pada laporan laba-rugi dan neraca. Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Keunggulan dalam metode ini adalah memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode ini lebih murah dibandingkan dengan metode langsung. Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari aktivitas operasi. Dalam metode ini penyajian dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam setiap kolom yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun kolom aktiva
22
lancar dan utang lancar. Aplikasi metode tidak langsung tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap kolom dalam laba – rugi (sebagaimana halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaia – penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversikan laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas operasi. Penyesuaian
yang
dilakukan
pada
metode
ini
dimaksudkan
untuk
mengeluarkan : a.
Pengaruh transaksi bukan kas, seperti depresiasi, amortisasi, penyisihan pajak ditangguhkan, keuntungan atau kerugian valas yang belum realisir.
b.
Pengaruh diferel arus kas masa lalu (misalnya perubahan saldo persediaan) dan akrual dan arus kas yang diharapkan di masa dating (misalnya perubahan piutang atau utang).
c.
Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan, seperti laba atau rugi penjualan aktiva tetap. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi tentang arus kas di
suatu perusahaan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Yang selanjutnya kas tersebut dapat digunakan untuk membeli aktiva tetap yang diperlukan perusahaan guna menunjang pencapaian tujuan perusahaan. 2.1.3.3.
Arus Kas Bebas Arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan
melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak
23
ditambah dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah. Kallapur & Trombley dalam Fury K. Fitriyah (2011) menyatakan bahwa arus kas bebas merupakan kas yang diperoleh dari operasi perusahaan yang tidak dibutuhkan untuk mendanai proyek-proyek yang mempunyai NPV (net present value) positif. Penman dalam Fury K. Fitriyah (2011) menyatakan bahwa arus kas bebas merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas. Keberadaan arus kas bebas dalam perusahaan berpotensi untuk menimbulkan konflik keagenan antara pemegang saham dan manajer. Pemegang saham menginginkan agar sisa dana dibagikan kepada mereka dalam bentuk dividen. Sedangkan manajer lebih menyukai untuk menginvestasikan dana yang tersedia pada proyek-proyek yang menguntungkan dengan harapan dapat menambah insentif bagi manajer di masa yang akan datang. Jensen dalam Fury K. Fitriyah (2011) berpendapat bahwa salah satu solusi untuk mengurangi biaya keagenan yang timbul akibat konflik keagenan ini adalah dengan utang. Dengan adanya utang, manajer termotivasi untuk bekerja dengan lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan efisiensi organisasi perusahaan. Pengaruh ini disebut dengan control hypothesis. 2.1.4.
Profitabilitas
2.1.4.1.
Pengertian Profitabilitas Profitabilitas yakni merupakan kemampuan yang dicapai oleh suatu perusahaan
dalam satu periode tertentu. Dalam dasar penilaianya profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laba – rugi di dalam suatu perusahaan.
24
Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisissejumlah rasio dan kemudian selanjutnya rasio ini akan digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi sebuah perusahanaan. Menurut Saidi (dalam Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Dalam
analisis
profitabilitas
bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan dlam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja suatu manajemen yang ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba – rugi, dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat analisi keuangan yakni antara lain analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perbandingan, analisi trend, analisis break even, analisis Lavarege, nalisis rasio keuangan dan lainnya. Dengan menggunakan analisis profitabilitas, diharapkan perusahaan dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada posisi keuangannya, serta manajemen perusahaan dapat segera mendapatkan informasi untuk kemudian ditindaklanjuti dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
25
Ada pun tujuan dari penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni sebagai berikut : 1.
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2.
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
3.
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.
Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
5.
Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6.
Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk 1.
Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2.
Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3.
Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.
Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5.
Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
2.1.4.2.
Rasio Profitabilitas
26
Rasio profitabilitas yakni merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Ada pun definisi dari rasio profitabilitas menurut para ahli yakni : Menurut Munawir dalam Dian Pratiwi (2011) yakni : Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektipan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitabilitas perusahaan). Darsono dan Ashari dalam Dian Pratiwi (2011) yakni Profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio. Rasio yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas menurutnya adalah sebagai berikut : 1.
Gross Profit Margin (GPM)
2.
Net Profit Margin (NPM)
3.
Return on Assets (ROA)
4.
Return on Equity (ROE)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai rasio profitabilitas yang digunakan oleh perusahaan yakni :
27
1.
Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.
Secara matematis Gross Profit Margin ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2. Net Profit Margin (NPM) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Kemudian rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleeh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya presentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional.
28
Secara matematis Net Profit Margin ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
3. Return on Assets (ROA) Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Return on Assets atau rentabilitas ekonomi juga merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
Secara matematis Return on Assets ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Laba Bersih ROA atau Rentabilitas Ekonomi = Total Aktiva
29
Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari: a.
Asset Turnover
b.
Operating Provit Margin 4. Return on Equity (ROE)
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. ROE juga menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Secara matematis Return on Equity ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset atau rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Menurut Munawir dalam Dian Pratiwi (2011) return on total asset adalah sebagai berikut:
30
“Return On Total Asset yaitu suatu rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”. 2.2.
Hubungan Antar Variable
2.2.1.
Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Didalam suatu perusahaan tentunya terdapat laporan laba rugi yang didalamnya
terdapat unsur – unsur biaya operasional yang mempengaruhi laba rugi di suatu perusahaan . kemudian apabila pendapatan di suatu perusahaan yang lebih besar dari biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi laba usaha, dan apabila pendapatan usaha yang lebih kecil dari biaya operasional yang dikeluarkan maka yang terjadi adalah rugi operasional atau pun terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan tersebut. Namun, agar suatu perusahaan memperoleh laba maka perusahaan harus dapat menekankan biaya operasionalnya, dan secara demikian akan jelas terlihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi di suatu usaha adalah biaya operasional. Jopie Jusuf dalam Dian Pratiwi (2011) menyatakan bahwa Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba, demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunya laba. Dapat diketahui bahwa biaya operasional didalam suatu perusahaan dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi pokok perusahaan
31
guna proses penciptaan pendapatan yang pada hakekatnya mempunyai waktu pemanfaatanya tidak lebih dari satu tahun. Dari ini dapat dikemukakan bahwa keberhasilan di suatu perusahaan dalam mengelola biaya operasional suatu perusahaan dapat diukur dalam suatu biaya operasional yang menghasilkan laba didalam mengelola biaya operasional tersebut membuat perusahaan harus benar – benar mengetahui besarnya biaya operasi yang akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga tidak akan terjadinya kelebihan pengeluaran biaya operasi pada perusahaan tersebut, karena jika hal ini terjadi maka akan mempengaruhi penurunan pada profitabilitas atau perusahaan tidak dapat menaikan laba secara maksimal. 2.2.2.
Arus Kas terhadap Profitabilitas Didalam dunia usaha yang kini semakin berkembang, suatu perusahaan dituntut
untuk terus beradaptasi secara dinamis guna dapat mempertahankan kelangsungan atas usahanya. Dan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan serta dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat kita ketahui melalu laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan khususnya laporan arus kas. Jadi laporan arus kas dapat mempengaruhi profitabilitas karena disanalah terdapat uang kas yang tersedia bagi seluruh investor setelah suatu perusahaan menempatkan seluruh investasinya untuk mempertahankan operasinya yang sedang berjalan. Dapat disimpulkan pula bahwa laporan keuangan arus kas dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
32
keuntungan, disamping itu juga dapat sebagai alat guna memprediksi arus kas dimasa depan dengan menunjukan dari mana sumber – sumber kas tersebut termasuk juga dengan mengevaluasi adanya modal ekuitas suatu perusahaan sehingga laba yang diharapkan dapat dicapai. 2.3.
Penelitian Terdahulu Penelitian ini telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu
ini diambil dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi – instansi pendidikan. Berikut adalah penelitian terdahulu yang akan dijelaskan sebagai berikut : Siti Nurkhosidah (2009) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Variable Non Performing Financing, Penyisishan Penghapusan Aktiva Produtif, Financing To Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda (multiple regression). Dalam variable pada penelitian ini dependennya adalah profitabilitas yang dinyatakan dengan Return on Assets (ROA) dan variable independennya adalah terdiri atas NPF, PPAP, FDR, dan BOPO. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan sebanya 36 amatan dengan teknik pengmbilan sample yakni probability sampling. Data didalam penelitian ini menggunakan data skunder yang bersumberkan dari laporan keuangan BSM periode 2005 – 2007. Hasil penelitian ini berdasarkan uji F dapat disimpulkan bahwa NPF, PPAP, FDR, dan BOPO berpengaruh dan signifikan dengan nilai signifikasinya. Sedangkan untuk hasil uji t dapat disimpulkan bahwa keempat variable independen
33
diatas hanya dua variable yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yakni NPF dan BOPO berpengaruh negatif. Dian Pratiwi (2011) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Biaya Operasional dan Arus Kas Terhadap Profitabilitas pada PT.PINDAD (Persero) Bandung”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Kemudian sample yang digunakan adalah purposive sampling yakni laporan keuangan tahunan yang diambil dari PT. PINDAD (persero) tahun 2003 – 2010 sebanyak 8 sample. Untuk menentukan jumlah biaya operasional dan arus kas terhadap profitabilitas (Return On Asset) digunakan Analisis Regresi Linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya operasional terhadap profitabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan arus kas terhadap profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Fury K. Fitriyah dan Dina Hidayat (2011) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas Terhadap Utang”. Dalam penelitian ini data yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2002-2006. Penelitian ini menggunakan 62 perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan institusional lebih dari 50% pada tahun 2002 sampai 2006 yang dipilih menggunakan metode purposive random sampling. Data yang digunakan merupakan kombinasi cross sectionaldan time series. Total data yang digunakan sebagai sampel adalah 310 data panel. Menggunakan pendekatan fixed effect panel data, hasil menunjukkan kepemilikan institusional, set kesempatan investasi dan arus kas bebas secara simultan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap utang, kepemilikan institusional secara
34
parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap utang dan arus kas bebas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap utang. Misbah Nuyayi dan Deden Edwar Yokeu Bernardin (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Biaya Operasional Dan Arus Kas (Aktivitas Operasi) Terhadap Profitabilitas Pada PT.PINDAD (Persero) Bandung”. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan PT. Pindad (Persero) dalam 2009-2013 sebanyak lima buah sample. Untuk menentukan jumlah biaya operasional dan arus kas (aktivitas operasi) terhadap profitabilitas (Net Profit Margin) digunakan Analisis Regresi berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistic uji F statistic t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya operasional terhadap profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan. Arus kas (aktivitas operasi) dan profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Biaya operasional dan arus kas (aktivitas operasi) terhadap profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan. I Putu Suastawan (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Profitabilitas Pada Kebijakan Utang Perusahaan Real Estate”. Dalam peneltian menggunakan metode purposive sampling khususnya judgment sampling. Berdasarkan hasil analisis regresi linier didapatkan bahwa signifikansi arus kas bebas sebesar 0,800 yang menggambarkan bahwa secara parsial arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Disamping itu, variabel profitabilitas memiliki signifikansi sebesar 0,015 yang berarti bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan real estate di BEI.
35
Eva Ervani (2010) melakukan penelitian tentang “. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Bank Terhadap Profitabilitas Bank Go Public Di Indonesia Periode 2000-2007”. Penelitian ini menggunakan data panel. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Jufrizen , melakukan penelitian tentang “Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di BEI”. Dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian dokumentasi selin itu juga dalam penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi. Dalam prosesnya menggunakan SPSS 16.0. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial perputaran arus kas tidak signifikan terhadap profitabilitas, kemuadian secara parsial perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dan secara simultan perputaran arus kas dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Saeda Agustha (2016) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan ( Studi Pada Bank Umum Yang terdaftar di BEI Indonesia Tahun (2010-2014)”. Penelitian ini menggunakan metode analisis data regresi linier berganda dan juga asumsi klasik. Hasil uji yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi,
36
uji heteroskeditas, yang menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunaka model regresi multilinear. Anggi Maharani (2013) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Biaya Operasional dan Arus Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk”. Dalam penelitian ini untuk menentukan biaya operasional dan arus kas terhadap profitabilitas digunakan analisis regesi linier berganda. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan statistik uji t, uji t. Proses uji analisis menggunakan SPSS 21.0. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh biaya operasional dan arus kas tidak berpengaruh secara simutan terhadap profitabilitas (ROA). Biaya operasional secara pasrial tidak memiliki pengaruh yang signifikan tehadap profitabilitas, begitu pula dengan arus kas tidak bepengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. Ni Putu Putriani dan I Made Sukartha melakukan penelitian tentang “Prediksi Arus Kas Bebas dan Laba Bersih pada Return Saham Perusahaan Lq”. Dalam penelitiannya menyimpulkan hasil penelitiannya ditemukan bahwa arus kas bebas tidak berpengaruh secara signifikan pada return saham, sedangkan laba bersih memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada return saham. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda
2.4.
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dibuat untuk menggambarkan hubungan pengaruh antara
varaiable independen dan variable dependen. Untuk variable independen disimbolkan
37
dengan (X) sedangkan dependen disimbolkan dengan (Y). Biaya Operasional dan Aruskan merupakan variable independen, sedangkan Profitabilitas merupakan variable dependen. Kerangka Pemikiran bisa digambarkan sebagai berikut :
Biaya Operasional (X1)
H1 Profitabilitas
Arus Kas Bebas (X2)
(Y) H2
H3 Gambar 2.1 : Model Penelitian Biaya Operasional, Arus Kas terhadap Profitabilitas 2.5.
Perumusan Hipotesis
38
Perumusan Hipotesa dalam penelitian ini adalah Ho1: Tidak terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional terhadap Profitabilitas. Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional terhadap Profitabilitas. Ho2: Tidak terdapat pengaruh signifikan Arus Kas Bebas terhadap Profitabiitas. Ha2: Terdapat pengaruh signifikan Arus Kas Bebas terhadap Pofitabilitas. Ho3: Tidak terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional dan Arus Kas secara simultan terhadap Profitabilitas. Ha3: Terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional dan Arus Kas secara simultan terhadap Profitabilitas.
39
BAB III METODE PENELITIAN a.
Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif yang merupakan kategori penelitian dasar. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro & Supomo, dalam Marisa Marlin 2014). Menurut Sugiyono dalam Dian Pratiwi (2011) “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” Dalam penelitian ini menguji pengaruh biaya operasional, arus kas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui media perantara berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan oleh pihak lainnya.
40
3.2.
Populasi dan Sampel
3.2.1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, dalam Marisa Marlin 2014). Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang bergerak pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014. Jumlah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sampai dengan tahun 2013 sebanyak 51 perusahaan. 3.2.2.
Sampel Adapun metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu pemilihan sampel tidak secara acak tetapi sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan dan telah diaudit dari tahun 2012 -2014. 2. Perusahaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2012. 3. Perusahaan melakukan pembagian Profitabilitas pada periode penelitian. Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah disebutkan di atas terdapat 10 perusahaan. Adapun perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat secara lebih jelas dalam tabel 3.1 berikut ini.
41
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI yang Menjadi Sampel No
Kode
Nama Perusahaan
Sub Sektor
1
ALTO
Tri Banyan Tirta Tbk, PT
Makanan & Minuman
2
DLTA
Delta Djakarta Tbk, PT
Makanan & Minuman
3
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Makanan & Minuman
4
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT
Makanan & Minuman
5
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk, PT
Makanan & Minuman
6
MYOR
Mayora Indah Tbk, PT
Makanan & Minuman
7
ROTI
Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT
Makanan & Minuman
8
SKBM
Sekar Bumi Tbk, PT
Makanan & Minuman
9
SKLT
Sekar Laut Tbk, PT
Makanan & Minuman
10
STTP
Siantar Top Tbk, PT
Makanan & Minuman
Sumber : www.sahamok.com b.
Data Penelitian
3.3.1
Jenis dan Sumber Data
3.3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai pengaruh biaya produksi dan perputaran persediaan bahan baku terhadap laba kotor adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
42
peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara (Indriantoro & Supomo, Marisa Marlin 2014). Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan laba ditahan. 3.3.1.2 Sumber Data Data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
diperoleh
dari
website
http://www.idx.co.id/ serta data yang dibutuhkan berupa laporan keuangan tahunan (annual report) yang diterbitkan oleh perusahaan, jurnal-jurnal dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. 3.3.2
Teknik Pengumpulan Data a.
Penelitian Kepustakaan
Untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca hasil penelitian yang sejenis, dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b.
Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mencatat data dari laporan-laporan dan arsiparsip yang ada di beberapa sumber, seperti di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang diperlukan.
43
c.
Definisi Operasonal Variable
Pengertian variabel menurut Sugiyono dalam Dian Pratiwi (2011) adalah “sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.” Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro dalam Dian Pratiwi (2011) sebagai berikut: “Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.” Definisi operasional variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: 1.
Variable Independen (X)
Variebel independen yaitu variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Biaya Operasional dan Arus kas.
44
2.
Variable Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, yaitu Profitabilitas (ROA). 3.4.1
Variable Independen
3.4.1.1 Biaya Operasional Biaya operasional = gabungan dari seluruh biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan operasional perusahaan. Pengertian dari biaya operasional itu sendiri adalah semua biaya yang menunjang penyelenggaraan pelayanan jasa atau semua biaya yang dapat didefinisikan mempunyai hubungan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan jasa. 3.4.2.2
Arus Kas
Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan , dan perubahannya, dari kas yangdihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir. Menurut S. Munawir dalam Dian Pratiwi (2011) Arus kas adalah laporan untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu dan memberikan penjelasan mengenai alasan perubahan
tersebut dengan menunjukan dari mana sumber
penerimaan
untuk
kas
dan
apa
operasional,pembiayaan,investasi).”
45
penggunaannya
(kegiatan
Dalam penelitian Arus kas ini menggunakan Arus Kas Bebas. 3.4.2
Variable Dependen
3.4.2.1
Profitabilitas (ROA) Laba Bersih ROA atau Rentabilitas Ekonomi = Total Aktiva
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variable
Profitabilitas (ROA) (Y)
Konsep Variable
Indikator
Menurutnya rentabilitas ekonomi yakni mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan ROA = Menurut (Sawir, Pratiwi 2011) :
46
dalam
Dian
Laba Bersih Total Aktiva
Biaya Opeasional (X1)
biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi, yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian barang yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan bunga pinjaman.
Biaya operasional = gabungan dari seluruh biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Ardiyos (dalam Dian Pratiwi 2011)
Kas Bebas (X2)
3.5
Arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas FCF= Cash Flow from laba sesudah pajak ditambah Operations - Belanja Modal dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi
berganda (multiple regressions). Metode ini digunakan untuk menguji satu variabel dependen dengan variabel independen lebih dari satu (Indriantoro & Supomo dalam Marisa Marlin 2014). Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak (software) statistik SPSS (statistical package for social sciences) versi 20. Data-data tersebut dianalisis dengan tahapan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi), dan uji hipotesis (uji t, uji F, dan uji adjusted R square).
47
3.5.1
Stastitik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang menjelaskan suatu data yang telah
dikumpulkan dan diringkas pada aspek-aspek penting berkaitan dengan data tersebut. Biasanya meliputi gambaran atau mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut dari suatu data; mean, median, modus, range, varian, frekuensi, nilai maksimum, nilai minumum, serta standar deviasi (Agung Edy Wibowo dalam Marisa Marlin 2014). Standar deviasi digunakan untuk menentukan berapa kesenjangan atau variasi data yang diperoleh dalam suatu penelitian. Standar deviasi dinyatakan cukup besar dan memiliki variasi yang besar, apabila suatu data memiliki nilai standar deviasi lebih dari 14,5% dari nilai rata-rata data tersebut. 3.5.2
Uji Outlier Uji outlier bertujuan untuk menemukan residual yang menyimpang (outlier) dari
data-data yang diperoleh. Outlier adalah pengamatan yang memiliki simpangan yang cukup jauh dari rata-rata sehingga dapat mengakibatkan data terdistribusi tidak normal. Cara untuk mendeteksi data outlier adalah dengan menggunakan Studentized Deleted Residual (SDR). Hasil uji yang mempunyai data 75 maka angka yang digunakan adalah lebih besar dari -1,992 dan lebih kecil dari 1,992. Jika hasilnya menunjukkan angka diluar batasan tersebut, maka data dianggap menyimpang dari rata-rata dan data tidak disertakan untuk pengujian selanjutnya. 3.5.3
Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali dalam Marisa Marlin ( 2014), pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
48
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. 3.5.3.1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, dalam Marisa Marlin 2014). Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebenaran (signifikansi) koefisien regresi. Dalam penelitian ini menggunakan dua cara uji normalitas yaitu: Menurut Singgih Santoso dalam Dian Pratiwi (2011) , dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
49
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.3.2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali dalam Marisa Marlin (2014), menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: a.
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b.
Menganalisis metrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berati bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c.
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
50
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel indenpenden menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya.
Tolerance
mengukur
variabilitas
variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10. 3.5.3.3 Uji Autokorelasi Menurut Ghozali dalam Marisa Marlin (2014), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasimaka dapat dilihat dari uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, dalam Marisa Marlin): a.
Angka Durbin Watson di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
b.
Angka Durbin Watson di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
51
c.
Angka Durbin Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali dalam Marisa Marlin (2014), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas terjadi apabila variance pengganggu tidak mempunyai variance yang sama untuk semua observasi, sehingga mengakibatkan penafsiran regresi tidak efisien. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan dari data cross sectional mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah dipredisi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar pengambilan keputusannya dilakukan dengan melihat scatter plot: a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidendikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
52
3.5.4
Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda karena memiliki dua variabel independen dan satu variabel dependen. Regresi berganda menurut Siregar dalam Marisa Mrlin (2014) adalah pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Model regresi ini dipilih untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen yaitu Biaya Operasional dan Arus Kas dengan variabel dependen yaitu Profitabilitas apakah positif atau negatif. Rumus regresi linear berganda sebagai berikut dalam Marisa Marlin (2014): Y = a + b1 X1 + b2 X2 Keterangan : Y = Profitabilitas
53
X1 = Biaya Operasional X2 = Arus Kas Bebas a = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (Ghozali, dalam Marisa Marlin 2014), pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut: 3.5.4.1 Uji t Uji t dilakukan untuk pengambilan keputusan hipotesis dengan melihat angka signifikansi. Pengujian ini lebih memfokuskan kepada masing-masing individu variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (dalam Marisa Marlin 2014), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun tahapan dalam pengujian ini adalah: a.
Merumuskan hipotesin nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Tabel 3.3 Rumusan Hipotesis Secara Parsial Hipotesis Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Ho1 : b1 = 0
Tidak
terdapat
54
pengaruh
signifikan
Biaya
Operaional terhadap Pofitabilitas. Ha1 : b1 ≠ 0
Terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional terhadap Profitabilitas.
Hipotesis Arus Kas Bebas Terhadap Profitabilitas Ho2 : b2 = 0
Tidak terdapat pengaruh signifikan Arus Kas Bebas terhadap Profitabilitas.
Ha2 : b2 ≠ 0
Terdapat pengaruh signifikan Arus Kas Bebas terhadap Profitabilitas.
b.
Pengambilan Keputusan
1.
T sig banding alfa (α = 5%)
(a)
Jika nilai probabilitas > alfa (α = 5%) maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jadi jika hasil hipotesis pertama nilai probabilitas > alfa (α = 5%), maka variabel Biaya Operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
(b)
Jika nilai probabilitas < alfa (α = 5%) maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jadi jika hasil hipotesis pertama nilai probabilitas < alfa (α = 5%) maka Biaya Operasional berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
2.
t hitung banding t Table
55
(a)
Bila thitung > ttabel atau thitung < - ttabel , maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
(b)
Bila –ttabel < thitung < ttabel , maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
3.5.4.2 Uji F
Uji statistik F menurut Ghozali dalam Marisa Marlin (2014) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat Langkah-langkah pengujiannya sebagi berikut: a.
Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) secara keseluruhan antara variabel independen yaitu Biaya Operasional dan Arus Kas Bebas terhadap variabel dependen yaitu Profitabilitas. Tabel 3.4 Rumusan Hipotesis Secara Simultan Hipotesis
Keterangan Tidak terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional dan Arus Kas Bebas simultan
Ho4 : b1 = b2 = 0
terhadap Profitabilitas. Terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional
56
Ha4 : b1 ≠ b2 ≠ 0
dan
Arus
Kas
Bebas
simultan
terhadap
Profitabilitas.
b.
Menentukan nilai signifikansi α yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (d = k ; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan.
Nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel berdasarkan tingkat signifikan (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut = n – k – 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut: (1) Fhitung > Ftabel, dengan α = 5 %, maka Ho ditolak artinya signifikan. (2) Fhitung < Ftabel, dengan α = 5 %, maka Ho diterima artinya tidak signifikan. 3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Uji adjusted R2 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara variabel independen dan variabel dependennya. Uji adjusted R2 menjelaskan hubungan antara variabel dan adanya faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. R² merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai angka satu (0 ≤ R² ≤ 1). Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
57
untuk memprediksikan variasi variabel dependen (Ghozali, dalam Marisa Marlin 2014). Analisis koefisiensi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan koefisien determinan dengan rumus:
KD = R2 x 100 % Keterangan : KD : Koefisien Determinasi, Seberapa persen perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X R2
: Koefisien Korelasi
100% : Pengali yang menyatakan dalam persentase Secara umum koefisiensi determinasi untuk data silang (cross sectional) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
58