PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK DARI SUSU KERBAU TERHADAP AKTIVITAS IMUNOGLOBULIN PADA MENCIT JANTAN Mus musculus Jepi Kendek Tasik L. Jurusan Biologi , Fakultas Biologi dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar 90245 ABSTRAK Probiotik adalah suplemen makanan yang mengandung mikroorganisme hidup, dikonsumsi dengan tujuan memberi banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Telah dilakukan penelitian efek bakteri probiotik yang berasal dari susu kerbau terhadap aktivitas imunoglobulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek bakteri probiotik sebagai imunomodulator, terhadap aktivitas imunoglobulin, bakteri probiotik yang digunakan yaitu isolat bakteri susu kerbau, diberikan secara peroral sebanyak 1 ml/30g BB mencit selama sepuluh hari, kemudian setiap hewan diimunisasi dengan antigen sel darah merah domba (SDMD) 2 % secara intraperitoneal sebanyak 1 ml/30g BB mencit. Pengamatan aktivitas Imunoglobulin dilakukan pada hari kesebelas dengan menggunakan metode hemaglutinasi titer antibodi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik dari susu kerbau dapat meningkatkan aktivitas imunoglobulin lebih tinggi dari kelompok kontrol (NaCMC 1%). Hasil terbaik peningkatan aktivitas Imunoglobulin adalah isolat bakteri probiotik susu kerbau dengan hasil yang sangat signifikan dibandingkan dengan control (NaCMC 1%). Kata kunci : Imunoglobulin, Hemaglutinasi, Bakteri Probiotik, Susu Kerbau ABSTRACK Probiotics is a food supplement that containing life microorganism which when administered in adequate amounts confer a health benefit on the host. Has been done Research about the effect of probiotic have as a source from buffalo milk for immunoglobulin activity. The purpose of this research to find out the effect of probiotoc bactery as immunomodulatory effect, especially concerning immunoglobulin activity. Probiotic bactery used is buffalo milk isolates with 1 ml/30 g body weight given orally once a day for ten days. Then every animal was immunized 1ml/ 30 g body weight of 2 % Sheep Red Blood Cells as the antigenic challenges. Evaluation of imunoglobulin activity was conducted at the day after immunization for imunoglobulin, respectively, using haemagglutinating antibody titter (HAT) method. The results of the probiotic bacteria can enhance the activity of buffalo milk leaves increase immunoglobulin activity, higher than control (NaCMC 1%) The highest Immunoglobulin activity was achieved by isolate buffalo milk probiotic bactery that comparison with control (NaCMC 1%). Key words : Immunoglobulin, Haemaglutinating, Probiotic Bactery, Buffalo Milk.
PENDAHULUAN Sejumlah
studi
menunjukkan
kerbau maka permasalahan yang timbul
bahwa probiotik meningkatkan respon
adalah apakah bakteri asam laktat yang
imunologi yang berbeda yang dievaluasi
terdapat pada susu kerbau dapat bersifat
dengan berbagai parameter.
Ketahanan
sebagai bakteri probiotik yang dapat
tubuh tergantung dari adanya antibodi.
meningkatkan sistem imun. Untuk itu akan
Antibodi
protein
dilakukan
penelitian
pengaruh
imunoglobulin yang disekresikan oleh sel
probiotik
dari
kerbau
B yang disebabkan oleh adanya antigen.
aktivitas imunoglobulin pada mencit jantan
Imunoglobulin
merupakan
senyawa
(Mus musculus). Efek imunomodulator
pertama
yang
diidentifikasi
sebagai
diamati dari terjadinya aglutinasi pada
molekul
dalam
dapat
serial pengenceran serum (mengandung
mikroorganisme
antibodi) saat sel darah merah domba
merupakan
menetralisir
serum
sejumlah
yang
susu
penyebab infeksi penyakit. Imunoglobulin
(SDMD) ditambahkan
dapat membantu proses fagositosis pada
sumur mikrotiter.
pendekstruksian antigen (Wiwi, 2011). Bakteri
probiotik
merupakan
bakteri terhadap
kembali pada
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui efek bakteri
mikroorganisme jika dikonsumsi dalam
probiotik yang diisolasi dari susu kerbau,
jumlah tertentu bermanfaat bagi kesehatan
terhadap aktivitas imunoglobulin
diantaranya mengurangi terjadinya infeksi
mencit jantan Mus musculus.
kuman, mengurangi gejala-gejala alergi,
METODE
menghilangkan konstipasi, menghilangkan
1. Peremajaan Bakteri Probiotik
terjadinya
iritasi
pada
pencernaan,
pada
Isolat bakteri probiotik dari susu
bermanfaat pada metabolisme mineral,
kerbau diinokulasi
terutama kekuatan dan stabilitas tulang,dan
MRSB yang telah di buat sebanyak 5 ml
pencegahan kanker. Salah satu kelompok
dan di diamkan di dalam inkubator selama
bakteri probiotik yang
paling utama
18 jam. Selanjutnya diambil sebanyak 5
adalah bakteri asam laktat, bakteri asam
ml isolat bakteri probiotik kemudian
laktat dimanfaatkan untuk meningkatkan
diinokulasikan
limfosit
45
B,
mensekresikan
sel
yang
ml
kedalam
medium
kedalam medium MRSB
selanjutnya
didiamkan
dalam
menghasilkan IgA, IgG dan IgM yang akan
inkubator selama 18 jam pada suhu 370C.
meningkatkan aktivitas antibody.
2. Perbanyakan Bakteri Probiotik
Dengan adanya berbagai penelitian mengenai bakteri probiotik dari susu
Isolat bakteri probiotik yang telah diremajakan
kemudian di pindahkan ke
dalam medium MRSB yang telah di buat
(SDMD) dari plasmanya. Sel darah merah
sebanyak 450 ml dan di inkubasi selama 18
domba yang didapatkan dicuci dengan
jam pada suhu 370C.
penambahan sejumlah besar Phosphat
3. Pengambilan Bakteri Probiotik dari
Buffered Saline (PBS) dalam tabung, lalu tabung tersebut dibolak-balik beberapa
Media MRSB Isolat
bakteri
di
kali, setelah itu disentrifugasi kembali.
sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
Pencucian dilakukan paling sedikit 3 kali.
selama 30 menit untuk memperoleh bakteri
Setelah disentrifugasi, PBS dikeluarkan
probiotiknya, Endapan bakteri probiotik
sehingga yang tertinggal adalah SDMD
ditambahkan
100%, lalu ditambahkan lagi PBS dengan
5
kemudian
ml
NaCl
fisiologis,
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
jumlah
selama 30 menit, setelah itu endapan
suspensi SDMD 50%. Sebanyak 0,4 ml
bakteri
dapatkan
SDMD 50% diencerkan dengan 9,6 ml
dextrin
PBS hingga diperoleh suspensi antigen
probiotik
ditambahkan
yang
dengan
di malto
yang
sama
hingga
diperoleh
sebanyak 5 gram.
(SDMD 2% v/v).
4. Penentuan Konsentrasi Isolat Bakteri
6. Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji Hewan uji yang digunakan adalah
Probiotik Isolat
bakteri
yang
mencit jantan Mus musculus yang sehat
didapatkan, ditimbang sebanyak 1 gram
dengan bobot badan 20-30 gram, sebanyak
dan diencerkan dari 10-1 sampai 10-10
10 ekor mencit yang dibagi berdasarkan
dengan menggunakan medium MRSA dan
perlakuan dan dinyatakan telah teracak
ditambahkan CaCO3. Kemudian isolat
dengan baik jika bobot badan tiap mencit
dengan pengenceran 10
kering
-7
-10
sampai 10
di
inkubasi selama 24 jam dan dihitung
tidak berbeda nyata. 7. Perlakuan Terhadap Hewan Uji
jumlah pertumbuhan bakterinya dengan
Pada perlakuan ini, mencit jantan
metode ALT (angka lempeng total). Hasil
Mus musculus diimunisasi dengan 1 ml
perhitungan
akan
suspensi sel merah darah domba 2 %
menentukan hasil pengenceran yang akan
secara intraperitoneal. Untuk perlakuan
diberikan secara oral ke mencit.
isolat bakteri probiotik setelah diimunisasi
5.
tersebut
Pembuatan
Suspensi
yang
Sel
Darah
2
ml
darah
probiotik
dilarutkan
dengan
NaCMC sebanyak dengan faktor konversi
Merah Domba (SDMD) 2% Sebanyak
bakteri
domba
dosis mencit dengan volume 1 ml/25 g
disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm
bobot badan secara oral setiap hari selama
untuk memisahkan sel darah merah domba
10 hari. Pada hari ke sebelas, darah mencit
jantan diambil secara intrakardiak untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui
1 Hasil Penelitian
aktivitas
imunoglobulin.
Perlakuan yang sama dalam penelitian
Hasil uji aktivitas imunoglobulin
ini juga diberikan pada kontrol larutan
dari perlakuan isolat bakteri probiotik dan
NaCMC sebanyak 1 ml/25g bobot badan
kontrol NaCMC dapat dilihat pada gambar
secara oral setiap hari selama 10 hari.
I dan tabel I :
Sampel darah hewan uji diambil secara intrakardiak pada hari kesebelas setelah imunisasi dan diletakkan pada suhu kamar
Bakteri Probiotik
Kontrol (NaCMC)
B
selama 1-2 jam hingga darah tersebut menggumpal
lalu
diambil
serumnya
dengan cara disentrifuge selama 10 menit
A 1/512 1/256
dengan kecepatan 3000 rpm.
1/128
8. Uji Hemaglutinasi
1/64
Serum yang diperoleh lalu di
1/32
encerkan secara “double dilution” dengan
1/16
phosphat Bufferred Saline (PSB) dengan
1/8
perbandingan 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64,
1/4
1/128, 1/256, dan 1/ 512. Dari masingmasing
perbandingan
ini di pipet
sebanyak 50µl dan diletakkan pada 8 sumur piring mikrotiter (well plate 96) isolat bakteri probiotik dari susu kerbau
Gambar I. Uji aktivitas imunoglobulin isolat bakteri probiotik dan kontrol NaCMC, gambar A menunjukka terjadi aglutinasi gambar B tidak terjadi aglutinasi
dan kontrol NaCMC. Setelah itu, masing-
Data uji aktivitas imunoglobulin
masing ditambahkan 50 ul suspensi sel
setelah pemberian isolat bakteri probiotik
darah
merah domba 2 % pada setiap
dari sampel Susu Kerbau dan kontrol
sumur dan./ digoyang-goyang selama 5
NaCMC, berdasarkan titer imunoglobulin
menit agar homogen. Selanjutnya di
pada mencit jantan setelah diberikan
o
inkubasi pada suhu 37 C selama 60 menit dan didiamkan pada suhu kamar. Setelah itu dilakukan pengamatan pengenceran tertinggi dari setiap serum darah mencit jantan yang masi dapat mengaglutinasi sel darah merah domba.
SDMD 2% v/v adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Data Titer Imunoglobulin sesuai bentuk sumur mikrotiter (well plate) setelah pemberian isolat bakteri probiotik
keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan lingkungan
berbagai hidup.
bahan
dalam
Pertahanan
tubuh
berkaitan dengan antibodi. Antibodi atau Jenis Perlakuan Mikrotiter (Well
imunoglobulin adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma (poliferasi sel B)
Isolat
akibat
kontak
dengan
antigen.
Kontrol
Bakteri
NaCMC
Probiotik
Keseimbangan antara antibodi dan antigen
1
2
3
1
2
3
dalam tubuh akan menghasilkan status
¼
-
+
+
+
+
+
imunitas yang baik dan akan sangat
1/8
-
+
+
+
+
+
1/16
-
+
+
+
+
+
bakteri probiotik yang berasal dari susu
1/32
-
+
+
+
+
+
kerbau dan kontrol dari larutan NaCMC
1/64
-
+
+
+
+
+
1/128
-
+
-
-
+
+
probiotik
1/256
-
-
-
-
-
-
mengetahui
1/512
-
-
-
-
-
-
Plate)
menguntungkan imunitas. Pada
penelitian
ini,
digunakan
sebagai perbandingan. Tujuan dilakukan pengamatan
terhadap
susu
kerbau
efek
imunoglobulin
isolat
bakteri
adalah
terhadap
berdasarkan
untuk
aktivitas penelitian-
penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini hewan coba
Keterangan : ● (+) menunjukkan pengenceran yang masih dapat mengaglutinasikan antigen ● (-) menunjukkan pengenceran yang tidak dapat
mengaglutinasikan antigen
(terdapat endapan)
bobot badan, sehingga berat badan setiap mencit tidak menunjukkan yang
signifikan
dan
untuk
perbedaan
antigen
diinduksi
yang
produksi
antibodi adalah sel darah merah domba probiotik
memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan manusia diantaranya
dikelompokkan secara acak berdasarkan
digunakan
Pembahasan Bakteri
yang digunakan yaitu mencit jantan yang
dalam
sistem
imunitas.
Menurut Safitri S, (2009) Sistem imunitas menyediakan pertahanan utama melawan mikroorganisme patogen ,sistem imun ini diperlukan tubuh untuk mempertahankan
(SDMD) dalam bentuk SDMD 2% yang merupakan imunogen, yaitu antigen yang berasal dari gen spesies lain. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Kurnianto A, (2010) sel darah merah domba (SDMD) merupakan
antigen
polivalen
yang
merupakan protein dengan determinan
Pengujian hemaglutinasi terhadap
potensial yang lebih besar dibandingkan
serum darah mencit dilakukan dengan
dengan antigen monovalen. Lagi pula
menambahkan antigen yang sama yaitu sel
semakin asing antigen yang digunakan,
darah merah domba. Interaksi antara
semakin efektif ia menimbulkan respon
antigen dengan antibodi menyebabkan
imun. Antigen tersebut diinjeksikan ke
terjadinya reaksi sekunder, yaitu berupa
tubuh mencit secara intraperitoneal sehari
aglutinasi,
sebelum
bakteri
partikel-partikel kecil yang tidak larut.
probiotik. Isolat bakteri probiotik dari susu
Gumpalan yang terbentuk antara antigen
kerbau yang telah diencerkan dengan
dan anti serum spesifik akan bersatu dan
NaCMC dan dihitung
jumlah bakteri
akhirnya mengendap sebagai gumpalan-
sekali pengoralan sejumlah 109 jumlah
gumpalan besar dan mudah terlihat dengan
bakteri probiotik.
cairan
pemberian
isolat
Hari ke-11 setelah penginduksian
sebab
atasnya
antigen
tetap
merupakan
memperlihatkan
kejernihan. Hal ini terjadi karena pada
SDMD, darah mencit diambil secara
umumnya antibodi memiliki
intrakardiak untuk mengamati aktivitas
satu reseptor pengikat antigen sehingga
imunoglobulin. Pengambilan darah untuk
antibodi bereaksi dengan molekul antigen
pengukuran
harus
lain yang
yang
dengan salah satu molekul antibodi dan
setelah pemberian SDMD
terbentuklah gumpalan. Reaksi aglutinasi
sebab imunoglobulin akan segera terbentuk
baru dapat terjadi bila rasio antara antigen
pada
dan antibodi seimbang, sehingga terbentuk
dilakukan
imunoglobilin sesuai
ditentukan
selang
dengan
hari
hari
tersebut
setelah
lebih dari
mungkin sudah berikatan
pemberian antigen. Selama kurun waktu
zona ekuivalen Kresno
tersebut, diharapkan telah terjadi sensitasi
oleh suhu yang tinggi (37-56oC) dan oleh
sel
gerakan yang menambah kontak antigen
B
yang
akan
berproliferasi,
berdiferensiasi dan berkembang menjadi
dan
sel plasma yang memproduksi antibodi
mengaduk
yaitu
berkumpulnya
imunoglobulin.
Imunoglobulin
antibodi
(2004), dibantu
(misalnya dan
mengocok,
memutar)
gumpalan
serta
memerlukan
mencapai puncak terbentuknya pada hari
garam-garam yang berasal dari PBS yang
10 sampai 14 setelah pemaparan antigen.
digunakan.
Karena
itu
diambil
darah
secara
Hasil akhir dari uji hemaglutinasi
intrakardia, untuk pengamatan pada hari
dapat ditentukan dengan melihat pola
kesebelas Kurnianto (2010).
pengendapan sel darah merah pada dasar sumur mikrotiter (wheel plate). Apabila sel
darah merah membentuk titik berwarna
Histogram
pada
gambar
2
merah pada pusat sumur, uji dinyatakan
menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas
negatif sedangkan sel yang teraglutinasi
imunoglobulin lebih tinggi pada kelompok
akan menyebar pada cairan di dalam sumur
perlakuan yang diberikan isolat probiotik
mikrotiter (Gambar 1), dengan melihat
susu kerbau jika dibandingkan dengan
aglutinasi yang terjadi maka dihitung
kontrol negatif yang hanya diberikan
sebagai titer aglutinasi yang merupakan
NaCMC 1%, dan diperoleh hasil bahwa
pengenceran tertinggi dari serum darah
peningkatan imunoglobulin lebih tinggi
mencit jantan Mus musculus yang masih
pada isolat probiotik susu kerbau. Hal ini
memberikan reaksi aglutinasi, maka uji
sesuai
tersebut dinyatakan positif.
dilakukan sebelumnya oleh Moller C
Pengamatan
aktivitas
dengan
(2004)
penelitian
menyatakan
yang
bahwa
telah
bakteri
imunoglobulin dilakukan dengan melihat
probiotik dapat memperkuat sistem imun
titer antibodi yaitu pengenceran tertinggi
karena adanya bantuan mukus.
dari larutan yang masih menunjukkan
Melekatnya probiotik pada mukus
reaksi aglutinasi. Dari hasil perhitungan
ini ternyata diakibatkan oleh suatu zat
dengan mengonversi nilai titer antibodi
protein
dengan rumus [2 log (titer)] + 1, maka
tersebut. Zat tersebut dinamakan “mucus-
hasilnya dapat dilihat pada histogram yang
binding protein” (protein pengikat mukus),
menunjukkan
peningkatan
yang ternyata dijumpai dalam jumlah yang
aktivitas imunoglobulin setelah pemberian
lebih banyak pada bakteri penghasil asam
isolat bakteri probiotik dari susu kerbau
laktat, dengan adanya protein ini maka
dan kontrol NaCMC.
bakteri probiotik dapat menempel pada
terjadinya
Isolat Bakteri Probiotik 4 3
Kontrol (NaCMC) 3,34
2 1
1,94
yang
dimiliki
probiotik
mukus saluran cerna dan melakukan interaksi dengan host. Peneliti ini juga menemukan binding
bahwa
protein”
ternyata
“mucus-
mengenal
protein
imunoglobulin manusia yang merupakan bagian dari sistem
0 1
oleh
2
Imunoglobulin Gambar 2. Histogram Aktivitas Imunoglobulin kontrol NaCMC dan Isolat Bakteri Probiotik
imun, dan hasil
penelitian yang sama dilakukan oleh Dr. Nathalie Juge dari Institute of Food Research berhasil mengungkapkan cara menempelnya
suatu
probiotik
dalam
saluran pencernaan, dari temuan ini juga
dapat menjelaskan mengapa tidak semua
bakteri
bakteri dapat digunakan sebagai probiotik.
mucus-binding protein, agar bakteri dapat
Usus merupakan organ dengan sitem imun
survive dan bertahan untuk meningkatkan
terluas di tubuh, sel-sel yang menyusun
populasi dalam saluran cerna.
usus dilindungi oleh lapisan pelindung mukus
yang
mengalami
secara
proses
terus-menerus
regenerasi.
Selain
yang
Pada
mampu
pengamatan
imunoglobulin
kontrol
memberikan
kelompok
perlakuan
bakteri
adanya
perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok
bagi
aktivitas
menunjukkan
melindungi, ternyata mukus ini juga keuntungan
menghasilkan
negatif
terhadap
pemberian
isolat
probiotik yaitu menjadi media melekatnya
bakteri probiotik susu kerbau. Dari hasil ini
probiotik di dinding usus. Melekatnya
berarti
probiotik
imunoglobulin dengan pemberian isolat
pada
mukus
ini
ternyata
terjadi
peningkatan
diakibatkan oleh suatu zat protein yang
bakteri
dimiliki oleh probiotik tersebut, dari hasil
dibandingkan dengan kontrol NaCMC.
penelitian
diselidiki
Kesimpulan
probiotik
Lactobacillus
tersebut
lebih
dinamakan
jauh
pada
reuteri.
Zat
mucus-binding
protein (protein pengikat mukus), yang ternyata dijumpai dalam
susu
kerbau
jika
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa: 1.
jumlah yang
Isolat bakteri probiotik dari susu kerbau, dapat meningkatkan aktivitas
lebih banyak pada bakteri penghasil asam laktat, dengan adanya protein ini maka
probiotik
aktivitas
imunoglobulin 2.
Isolat bakteri probiotik susu kerbau
bakteri probiotik dapat menempel pada
berdasarkan
mukus saluran cerna dan melakukan
imunoglobulin perlakuan 1 terjadi
interaksi
juga
aglutinasi pada 1/64, dan perlakuan 2
mucus-
dan 3 pada 1/128, sedangkan pada
dengan
menemukan
host.
bahwa
Peneliti
ternyata
pengenceran
(NaCMC)
hanya
titer
binding protein ini juga mengenal protein
Kontrol
terjadi
imunoglobulin yang merupakan bagian
aglutinasi pada perlakuan 2 dan 3
dari sistem imun. oleh karena itu peranan
yaitu 1/128 dan 1/6
mucus binding protein ini tampaknya akan
DAFTAR PUSTAKA
lebih luas lagi selain sebagai media
Anang, M.L., 2002. Sifat Kimiawi, Fisik, dan Mikrobiologis Susu. Diklat Kuliah. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.
perlekatan probiotik pada dinding saluran cerna. Dari fakta temuan yang telah dijabarkan di atas, jelas bahwa bakteri yang diplih sebagai probiotik sebaiknya
Afriani, Suryono, & Hakim L., 2011. Karakteristik Dadi Hasil Permentasi Beberapa Stater
Edisi Keempat. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.hal. 4-5,7,11-12,15-16, 4447, 53-54, 408-409.
Bakteri Assam laktat yang Diisolasi dari Dadi Asal Kabupaten Kerinci. Jurnal. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi. Bratawidjaja K., 2002. Imunologi Dasar. Edisi V. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2002. hal. 4-30. Çaglar, E., Kargul. B., & Tanboga. I., 2005, Bacteriotherapy and Probiotics Role on Oral Health. Review Article Blackwell Munksgaard, 11. Pp. 131-136. Dian, D.A., 2011. Pengaruh Bakteri Probiotik Dari Berbagai Sumber Terhadap Aktivitas Imunoglobulin G (IgG) Pada Mencit Jantan (Mus musculus). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar. Fuller, R., 2000. A Review, Probiotics in Man and Animals. Journal of Applied Bacteriology 66:365-378. Hadiwiyoto, S., 2000. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Kurnianto A.A., 2010. Efek Jus Daun Pare (Momordica charantia Linn.) Terhadap Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) Mencit Jantan (Mus musculus). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar. Kresno S.B., 2004, Imunologi : Diagnosa dan Prosedur Laboratorium.
Malole MBM, & Pramono CSU., 1998. Penggunaan Hewan – hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara, Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal. 65 –66. Moller C, Vrese MD. Review :Probiotics Effects of Selected Acid Bacteria, Institute for Physiology and Biochemistry of Nutrition. Federal Research Center for Nutrition and Food, Location Kiel, D-24103 Kiel,Germany. 2004. pp 5-2. Murti. T. W., 2002, Ilmu Ternak Kerbau. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. Safitri
R., 2009, Manfaat Bakteri Probiotik untuk Kesehatan Manusia. Medical Review vol 22. FMIPA Universitas Pajajaran. Bandung.
Salminen, S., Ouwehand, A., Benno, Y. & Lee Y.K., 1999. Probiotics: how should be defined? Trends in Food Science and Technology 10:107 – 110. Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. PT. Tri Cipta Karya. Jakarta.4,182,202.