PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA ABSTRAK Oleh: Marizka Helita NPM : 0811031037 Tlpn : 08972254013 Email :
[email protected] Pembimbing I : Susi, S.E., Akt., M.BA., Ph.D. Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh dari variabel asimetri informasi terhadap manajemen laba, dengan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage. Sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun 2006-2010. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh 35 perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang terdiri dari 175 observasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian secara empiris menunjukkan bahwa asimetri informasi dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. Kata kunci: manajemen laba, asimetri informasi, ukuran perusahaan, leverage.
THE INFLUENCES OF INFORMATION ASYMMETRY TO EARNINGS MANAGEMENT ABSTRACT By: Marizka Helita NPM : 0811031037 Tlpn : 08972254013 Email :
[email protected] Pembimbing I : Susi, S.E., Akt., M.BA., Ph.D. Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.
This research aims to examine the effects of information asymmetry on earnings management, while controlling for size and leverage. Samples used in this research are manufacturing companies listed on Indonesian Stock Exchange in 2006-2010. Based on the criterions, 35 manufacturing companies are chosen as the samples of this research, so the writer gets 175 observations for this research. At the end, this research uses multiple regression analysis for testing of hypotheses. The results show that information asymmetry and leverage do not have the significant effects on earnings management. However, size is found to have significant effect on earnings management. Keywords : earnings management, information asymmetry, size, leverage.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, laporan keuangan merupakan tahap akhir proses akuntansi yang memiliki peran penting bagi para investor dan kreditor dalam rangka penilaian kinerja suatu perusahaan yang diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan kepada mereka dalam hal mengambil keputusan yang tepat berkaitan dengan investasi dana mereka. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Oleh karena itu, laporan yang berkualitas dan terbebas dari rekayasa serta mengungkapkan informasi sesuai fakta yang sebenarnya menjadi kepentingan banyak pihak. Namun, pihak manajemen dapat menyalahgunakan kewenangan yag mereka miliki atas laba perusahaan demi kepentingan mereka sendiri (Sulistyanto, 2008). Hal ini sering disebut dengan manajemen laba. Schipper (1989) dalam Herawati dan Baridwan (2007) menyatakan bahwa manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan– keuntungan pribadi. Dalam Sulistyanto (2008), dinyatakan bahwa manajemen laba merupakan area yang paling kontroversial dalam akuntansi keuangan. Menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba dilakukan oleh pihak manajer perusahaan dalam rangka dua tujuan utama, yaitu menyesatkan pihak lain (stakeholder) yang menggunakan informasi keuangan tersebut untuk membuat keputusan strategis, dan untuk memperoleh manfaat pribadi dari kesalahan yang dibuat oleh para stakeholder. Jika pada suatu kondisi dimana manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen termotivasi untuk memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam menyusun laporan keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan, dengan catatan bahwa tindakan manajemen untuk mengutak-atik laba tersebut tidak memiliki motivasi untuk melakukan penipuan, meskipun tindakan dari manajemen laba tersebut akan menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan dari hasil rekayasa tersebut. Manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk pengambilan keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran pengkomunikasian antara manajer dengan pihak eksternal perusahaan (Surifah,
1999 dalam Ma’ruf, 2006). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Bagnoli dan Watts (2000) dalam Utami (2005), praktik manajemen laba banyak dilakukan oleh pihak menajer karena mereka menganggap perusahaan lain juga melakukan hal yang sama. Dengan demikian, kinerja kompetitor dapat menjadi pemicu melakukan praktik manajemen laba karena investor dan kreditur akan melakukan pembandingan untuk menentukan perusahaan mana yang mempunyai rating yang paling baik. Dalam praktik manajemen laba, manajer yang berkewajiban untuk menyampaikan kondisi perusahaan kepada pemegang saham terkadang tidak menyampaikan informasi sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini sering disebut sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymetric). Asimetri informasi dapat terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham, sehingga manajer cenderung akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan (Jensen & Mackling, 1976 dalam Ujiyanto dan Bambang, 2007), yang antara lain dengan menyalahgunakan kewenangan yang mereka miliki atas laba perusahaan yang mereka kelola demi kepentingan mereka sendiri. Oleh karena itu, keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba yang terjadi karena pihak manajer lebih mengetahui informasi perusahaan dibandingkan pihak lain. Rahmawati (2006) menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap praktik manajemen laba dengan menggunakan 27 sampel perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000-2004. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa variabel independen asimetri informasi berpengaruh secara positif signifikan dan mampu menjelaskan variabel dependen manajemen laba sebesar 18%. Fleksibilitas manajemen untuk memanajemeni laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang berkualitas bagi pihak luar. Perusahaan yang melakukan manajemen laba akan mengungkapkan sedikit informasi dalam laporan keuangannya agar tindakannya tidak mudah terdeteksi. Penelitian juga dilakukan oleh Wisnumurthi (2010) yang meneliti bahwa ukuran komite audit mampu memoderasi hubungan antara asimetri informasi dan manajemen laba, sedangkan komponen corporate governance yang lainnya seperti ukuran dewan komisaris dan komposisi dewan komisaris tidak mampu memoderasi hubungan antara asimetri informasi dan manajemen laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007. Menurut penelitian-penelitian sebelumnya yang telah menguji pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba, dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh yang jelas terhadap manajemen laba, terutama pada industri
perbankan di Indonesia. Untuk itu, penulis pun akan mencoba membuktikan apakah hal yang sama dapat terjadi apabila penulis mengganti sampel menjadi perusahaan manufaktur, sehingga penulis mencoba untuk mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2006) yang kemudian dimodifikasi penulis dengan mencoba mengganti sampel penelitian yang sebelumnya menggunakan sampel dari industri perbankan menjadi sampel perusahaan manufaktur, dimana penulis berinisiatif untuk mencoba menelaah kembali apakah asimetri informasi benar-benar memiliki pengaruh terhadap manajemen laba jika sampel diubah menjadi perusahaan manufaktur dimana perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kemungkinan memiliki tingkat laba atau rugi yang cukup besar. Oleh karena itu , penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.”
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan permasalahan yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu : Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba? 1.2.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel-variabel yang diteliti yaitu asimetri informasi yang diukur dengan menggunakan relative bid-ask spread, ukuran perusahaan, leverage dan manajemen laba. 2. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2006-2010 dan menerbitkan laporan keuangan tahunan selama tahun penelitian. 3. Menggunakan data saham yang diperoleh dari pusat data bisnis dan ekonomi (PDBE) Universitas Gajah Mada.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin didapatkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asimetri informasi memberikan pengaruh positif terhadap praktik manajemen laba dengan menggunakan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada perusahaan manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2010.
1.3.2 Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai bukti empiris serta memberikan kontribusi tambahan terhadap penelitian-penelitian yang telah ada. Bagi para praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi investor sebagai pertimbangan pentingnya melakukan analisis keinformatifan laba perusahaan sebelum melakukan investasi. Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan akuntansi keuangan dan perilaku manajemen, khususnya di bidang manajemen laba. 2.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Manajemen Laba (Earnings Management) 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Menurut agency theory manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan (Iqbal, 2007). Manajer melakukan manipulasi laba melalui manajemen laba agar laba nampak sebagaimana yang diharapkan. Beberapa peneliti mendefinisikan manajemen laba dalam arti yang berbeda-beda. Dalam Sulistyanto (2008) terdapat beberapa definisi mengenai manajemen laba (earnings management) antaralain : 1. Schipper (1989) Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi. 3. Healy & Wahlen (1999) Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi ekonomi perusahaan atau mempengaruhi akibat-akibat perjanjian yang mempunyai kaitan dengan angkaangka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 2.1.2
Model Akrual Pilihan Manajemen Laba
Pada dasarnya, definisi operasional dari manajemen laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Belkaoui (2006) membagi model akrual manajemen laba menjadi beberapa model, yang antara lain:
a. Model Healy (1985) Model ini dikembangkan oleh Healy pada tahun 1985 dan merupakan model yang relatif sederhana karena menggunakan total akrual sebagai proksi manajemen laba (Dahlan, 2009). Padahal, total akrual merupakan penjumlahan discretionary accruals (DA) dan nondiscretionary accruals (NDA). DA merupakan komponen akrual yang dapat direkayasa pihak manajer, sedangkan NDA merupakan komponen akrual yang tidak dapat direkayasa pihak manajer. NDA dapat dirumuskan seperti di bawah ini: NDAt = 1 / n∑y (TAy/Ay-1) b. Model De Angelo (1986) Model De Angelo memprediksi manajemen laba dengan menghitung total akrual sebagai selisih antara laba akuntansi dengan arus kas operasi periode bersangkutan atau dirumuskan sebagai berikut: TAC = NI – CFO Model De Angelo memroksikan manajemen laba dengan NDA, yang dihitung dengan menggunakan total akrual akhir periode yang diskala dengan total aktiva periode sebelumnya atau dirumuskan sebagai berikut: NDAt = TACit-1 / TAit-1 c. Model Jones (1991) Model ini dikembangkan oleh Jones pada tahun1991 dan bertujuan untuk mengendalikan pengaruh perubahan dalam kondisi perusahaan pada akrual bukan pilihan atau dirumuskan sebagai berikut: NDAit = α1(1/Ait-1) + α2(∆Rev/Ait-1) + α3(PPE/Ait-1) + eit Dimana NDAit adalah akrual bukan pilihan di tahun t disimbolkan dengan aktiva total keseluruhan; ∆Rev adalah pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1; α1, α2, α3 adalah parameter spesifik perusahaan. Estimasi dari parameter spesifik perusahaan dihasilkan dengan model berikut: TAit / Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2(∆Rev/Ait-1) + α3(PPE/Ait-1) + eit d. Model Jones Modifikasi (1995) Model ini merupakan tindak lanjut dari model Jones dan dikembangkan oleh Jones, Dechow, Sloan, dan Sweeney pada tahun 1995. Untuk dapat mengeliminasi kecenderungan asumsi dalam model Jones guna mengukur akrual pilihan dengan kesalahan pada saat pilihan dipergunakan pada pengakuan pendapatan, model yang dimodifikasi memperhitungkan akrual bukan pilihan selama periode peristiwa (yaitu periode dimana manajemen laba dihipotesiskan) sebagai berikut: TAit / Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2(∆Rev-∆Rec/Ait-1) + α3(PPE/Ait-1) + eit Dimana ∆Rec adalah piutang bersih pada tahun t dikurangi piutang bersih pada tahun t-1; dan area-area variabel lainnya pada persamaan sebelumnya. Estimasi dari α1, α2, α3 serta akrual bukan pilihan diperoleh dari model yang dimodifikasi, selama periode estimasi (dimana manajemen laba tidak sistematis dihipotesiskan).
Perbedaan antara kedua model tersebut dijelaskan bahwa pendapatan disesuaikan dengan perubahan dalam piutang pada periode peristiwa. Model Jones yang asli secara implisit berasumsi bahwa pilihan tidak dilakukan atas pendapatan baik pada periode estimasi maupun pada periode peristiwa. Jika modifikasi ini berhasil, maka estimasi manajemen laba seharusnya tidak lagi bias ke arah nol. 2.1.3 Faktor-faktor Pendorong Manajemen Laba Faktor-faktor yang mendorong praktik manajemen laba menurut Watt and Zimmerman (1986) dalam Halim (2005), yaitu: a. Bonus Plan Hypotheses Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer akan lebih memilih menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba masa sekarang karena manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini. b. Debt Covenant Hypotheses Pada perusahaan yang memiliki rasio debt to equity yang tinggi, manajer perusahaan cenderung untuk meningkatkan pendapatan atau laba. hal ini dilakukan untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. Perusahaan yang memiliki rasio debt to equity tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor. Semakin dekat suatu perusahaan pada waktu pelanggaran perjanjian hutang, maka para manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang (Dhival, 1980 dalam Halim, dkk., 2005). 2.1.4 Penelitian Terdahulu Tentang Manajemen Laba Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kemungkinan munculnya manajemen laba telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang diantaranya adalah penelitian Healy (1985) sebagaimana dikutip dalam Gumanti (2001) mencoba mengungkapkan kemungkinan munculnya manajemen laba, khususnya keterkaitan antara manajemen laba dan pola bonus dalam proses pelaporan data keuangan. Healy beranggapan bahwa manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan bonus. Healy membuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara akrual dan dorongan-dorongan tertentu yang memengaruhi manajer untuk mengatur jumlah laba yang dilaporkan, khususnya manajer akan memilih akrual yang menurunkan pendapatan saat pola bonus berada dibawah atau di atas batasan. Penelitian di Indonesia menunjukkan tidak ada bukti bahwa pada periode sebeleum go public pemilik perusahaan memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan keuntungan (Gumanti, 2001).
Penelitian Field et al, (2001) yang dikutip dalam Utomo (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan dan leverage secara signifikan memengaruhi perubahan metode akuntansi melalui review 14 paper studi konsekuensi ekonomi yang memilih menggunakan teknik mandatory dan voluntary. Dijelaskan bahwa perubahan aturan akuntansi yang wajib hanya sedikitbdan sebagian tidak dapat dideteksi. Dengan kata lain, ukuran perusahaan dan leverage memengaruhi manajemen laba. monitoring dan mekanisme perusahaan yang baik mungkin dapat membatasi manajemen untuk memanipulasi laba dengan manurunkan atau menaikkan laba perusahaan karena dapat menyesatkan pihak-pihak dalam mengambil keputusan. 2.2 Perumusan Hipotesis Ha
: Asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba.
Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana terdapat perbedaan perolehan informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang antara pihak manajer dan pemegang saham. Hal ini tertuang dalam konsep teori agensi yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara agen dan pemilik saham (Rahmawati, 2006). Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati (2006) menambahkan bahwa jika kedua kelompok (principal dan agent) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Principal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agent dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agent yang menyimpang. Dalam hal ini, keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba karena pihak manajer selaku penyedia informasi keuangan perusahaan termotivasi untuk meninggikan laba perusahaan demi kepentingan pribadi mereka. Hal tersebut dapat merugikan pihak investor yang menginginkan laporan keuangan yang relevan dan dapat dipercaya. Milgrom (1985) dalam Ujiyanto dan Bambang (2007) menyatakan bahwa peningkatan informasi dalam pengungkapan laporan keuangan dapat menurunkan asimetri informasi. Semakin tinggi tingkat perbedaan informasi antara manajer dan pemegang saham, maka peluang manajer untuk melakukan manajemen laba akan semakin besar. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah : “Asimetri informasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba.”
3.
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder dapat berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasi maupun tidak dipublikasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan go public tahun 2006- 2010, serta data harga saham selama perioda pengamatan. Sumber data yang digunakan diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada (http://www.idx.co.id), IDX Fact Book dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 3.2 Metode Pemilihan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metoda penyampelan bersasaran (purposive sampling method) yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010 dan tidak sedang berada pada proses delisting pada perioda tersebut. 2. Perusahaan mempublikasi laporan tahunan di BEI secara lengkap dan terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 2006-2010. 3. Perusahaan yang sahamnya masih aktif diperdagangkan selama tahun 2006-2010.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 1 Daftar Perusahaan Sampel Nama Perusahaan PT AKR Corporation Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Astra GraphiaTbk PT Astra International Tbk PT Astra OtopartsTbk PT Barito Pacific Timber Tbk PT Darya-VariaLaboratoriaTbk PT Fajar Surya WisesaTbk PT Gajah Tunggal Tbk PT HM SampoernaTbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT IntracoPentaTbk
Kode AKRA AMFG ASGR ASII AUTO BRPT DVLA FASW GJTL HMSP ICBP INTA
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
PT Inter Delta Tbk PT Indocement Tunggal PrakasaTbk PT Japfa Indonesia Tbk PT KabelindoMurniTbk PT Kalbe FarmaTbk PT PerdanaBangunPusakaTbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lion Mesh Prima Tbk PT LautanLuasTbk PT Modern Photo Film Company Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multipolar Corporation Tbk PT Metrodata Electronics Tbk PT Myoh Technology Tbk PT Polysindo Eka Perkasa Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Holcim Indonesia Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT SugiSamapersadaTbk PT Tira Austenite Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk
INTD INTP JPFA KBLM KLBF KONI LION LMSH LTLS MDRN MLBI MLPL MTDL MYOH POLY SIPD SMCB SMGR SUGI TIRA ULTJ UNVR HEXA
3.3 Variable Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen (Y) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, manajemen laba sebagai variabel dependen menggunakan model Modified Jones (Dechow, dkk., 1995) yang merupakan penyempurnaan dari Jones Model (1991). Pada model ini, manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accruals yang digambarkan dengan menggunakan the residual error term (Reichelt dan Francis, 2002) dari persamaan model regresi OLS. Model perhitungannya sebagai berikut: Langkah pertama, menghitung total akrual dengan cara sebagai berikut: TAit = NIit – OCFit Langkah kedua, meregresikan total akrual dan total aset dengan cara berikut:
TAit / Ait-1 = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔREVit/Ait-1) + β3 (PPEit / Ait-1) + eit Keterangan : TAit
: Total Accruals perusahaan i pada periode t. Accruals adalah akun-akun yang pencatatannya dilakukan setiap terjadi transaksi. : net income perusahaan i pada periode t : Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t : Total aset perusahaan i pada periode t-1 : perubahan pendapatan perusahaan i dalam tahun t : Nilai aset tetap (gross) perusahaan i pada periode t : error term pada perusahaan i tahun t (digunakan sebagai proksi DA)
NI it OCFit Ait-1 ΔREVit PPEit eit
3.3.2
Variabel Independen (X1)
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang diduga dapat memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Penelitian ini mengukur asimetri informasi dengan menggunakan relative bid-ask spread seperti yang dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Welker (1995) dalam Rahmawati, dkk. (2006) yang dioperasikan sebagai berikut: SPREAD = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2} x 100 Model yang digunakan untuk menyesuaikan spread adalah: SPREAD = α + α PRICE + α VAR + α TRANS + α DEPTH + ADJSPREAD i,t
0
1
i,t
Keterangan : ask price bid price PRICE VAR
TRANS DEPTH ADJSPREAD
2
i,t
3
i,t
4
i,t
i,t
= harga penawaran tertinggi saham = harga permintaan terendah saham = harga penutupan saham = varian return saham( return saham merupakan persentase perubahan harga saham pada tahun ke t dengan harga saham pada tahun sebelumnya (t-1)) = jumlah transaksi suatu saham perusahaan = rata-rata jumlah saham dalam semua quotes = residual error yang digunakan sebagai ukuran SPREAD yang telah disesuaikan
Rumus untuk mencari varian return adalah : VAR = ∑(RETHi-RATA2)2 / n Keterangan : Var = varian return Reth = return saham perusahaan i hari t
Ratareth N
= reta-rata return saham per tahun = jumlah hari per tahun
3.3.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Berdasarkan uraian yang dijelaskan dalam landasan teori, variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan dan leverage, yang dideskripsikan sebagai berikut: a. Ukuran Perusahaan (X2) Pada penelitian kali ini, ukuran (size) perusahaan diukur dari market capitalization (Halim. dkk, 2005) yaitu jumlah lembar saham yang beredar akhir tahun dikalikan dengan harga saham penutupan akhir tahun kemudian hasilnya dilog agar nilai terlalu besar untuk masuk ke dalam model persamaan. Size = Log (Jumlah Lembar Saham x Harga Saham Penutupan Akhir Tahun) b. Leverage (X3) Dalam penelitian kali ini, leverage diukur dengan menggunakan rasio debt to asset atau total utang tahun t dibagi dengan total aset tahun t (Weston dan Copeland, 1996 dalam Widyastuti, 2008). Lev = Total Utang / Total Aset 3.4 Alat Analisis 3.4.1 Uji Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen dinotasi dengan Y dan untuk variabel independen dinotasi dengan X. Maka, model regresi linear berganda untuk penelitian ini sebagai berikut: DAit α0 α1 ADJSPREADit α2 SIZEit + α3 LEVERAGEit + eit Keterangan : DA = Discretionary Accruals ADSPREAD = asimetri informasi SIZE = ukuran perusahaan LEVERAGE = leverage Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. 3.4.5 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen.Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis (α) 5%.Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan: Jika Sig < 5% maka : Ha diterima Jika Sig > 5% maka : Ha ditolak
4.ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Gambar 1. Hasil Uji Normalitas (Grafik)
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas K-S One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
175 a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
,0000000 1,50037144 ,059 ,034 -,059 ,779 ,578
Dengan melihat tampilan grafik normal probability plot pada gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal yang mendekati normal. Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar mendekati garis diagonal serta penyebarannya di sekitar garis diagonal. Sehingga dapat
disimpulkan berdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai dalam penelitian ini karena telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas dengan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov berdasarkan data analisis statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,779. Dengan Asymp. Sig. (2tailed), yaitu sebesar 0,578. Hal ini berarti H0 diterima dan data residual terdistribusi normal. Hasil ini konsisten dengan uji normalitas menggunakan normal probability plot. b. Uji Multikolinearitas Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) ADJSPREAD
,977
1,023
SIZE
,925
1,081
LEVERAGE
,917
1,090
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak mempunyai masalah multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Tabel 5. Interpretasi Hasil Durbin - Watson b
Model Summary Model R 1
,243
R Square a
Adjusted R Square
,059
,042
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
,50141482
1,941
dimension0
a. Predictors: (Constant), ADJSPREAD, SIZE, LEVERAGE b. Dependent Variable: DA
Berdasarkan klasifikasi nilai interpretasi DW di atas, maka dapat dilihat hasil uji autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,941. Nilai d lebih dari 1,788 dan kurang dari 2,212. Hal ini berarti hasil pengujian tidak terjadi autokorelasi.
d.Uji Heterokedastisitas Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatter Plot)
Berdasarkan grafik scatter plot, dapat dilihat bahwa titik-titik berpencar, tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. 4.2 Signifikansi Model Regresi Tabel 7. Signifikansi Model Regresi b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
24,863
3
8,288
Residual
391,694
171
2,291
Total
416,556
174
F 3,618
Sig. ,014
Berdasarkan uji kelayakan model secara simultan dapat dilihat bahwa (p-value) sebesar 0,014. Nilai siginfikansi sebesar 0,014 (< 0,05) menunjukkan bahwa variabel bebas dan variabel-variabel kontrol secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Artinya, model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi praktik manajemen laba terhadap variabel independen asimetri informasi dan variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage. 4.4
Pengujian Hipotesis Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Model Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
a
1
(Constant) ADJSPREAD SIZE LEVERAGE
1,132
1,375
,824
,411
,002
,003
,057
,760
,448
-,264
,109
-,186
-2,417
,017
,339
,245
,107
1,384
,168
Dari tabel 14 di atas, variabel independen dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap manajemen laba sebagai berikut: Ha: Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pengujian hipotesis pertama ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh positif yang signifikan dari variabel independen asimetri informasi terhadap variabel dependen manajemen laba. Berdasarkan hasil uji tabel 14.1 di atas, untuk variabel asimetri informasi diperoleh probabilitas (p-value) sebesar 0,448. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,448 (α 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara asimetri informasi terhadap manajemen laba, dengan tingkat kepastian kurang dari 95% yaitu hanya sebesar 56%. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Variabel Kontrol) Terhadap Praktik Manajemen Laba Pengujian hipotesis kedua adalah untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil uji tabel 14.2 di atas diperoleh probabilitas (p-value) sebesar 0,017, sehingga membuktikan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. Pengaruh Leverage (Variabel Kontrol) Terhadap Praktik Manajemen Laba Pengujian hipotesis ketiga ini adalah untuk mengetahui apakah leverage sebagai variabel kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil uji tabel 14.3 di atas diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,168 (α 0,05), sehingga dapat diartikan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
4.6 Pembahasan Menurut hasil pengujian hipotesis di atas, diketahui bahwa asimetri informasi (ADJSPREAD) memberikan pengaruh positif terhadap praktik manajemen laba. Kondisi asimetri informasi dianggap sebagai salah satu penyebab manajemen laba karena dengan adanya informasi yang tidak simetris antara pihak manajer dan pemilik perusahaan, dapat mengakibatkan pihak manajer akan menyalahgunakan kewenangannya untuk memanipulasi laba perusahaan guna memperoleh insentif dari pemilik atau pemegang saham perusahaan atas kinerja para manajer tersebut. Namun hasil hipotesis di atas tidak didukung dengan tingkat signifikansi yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan sampel yang diteliti memiliki tingkat asimetri informasi yang sangat rendah (kurang dari 1%). Sehingga, keadaan asimetri informasi kurang terlihat di perusahaan sampel tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil hipotesis Rahmawati (2006) yang menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil dari hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan (SIZE) dapat memberikan pengaruh negatif terhadap manajemen laba, yang artinya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil kecenderungan terjadinya manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih kecil memiliki kecenderungan untuk mengatur laba yang mereka miliki dibandingkan perusahaan yang berukuran lebih besar. Jika dilihat dari data penelitian yang ada, perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal masyarakat sehingga tingkat ketidakpastian yang dimiliki oleh calon investor cenderung lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,264 dengan tingkat signifikansi (Sig. 0,05) sebesar 0,017 sehingga membuktikan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima yang berarti semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat kecenderungan untuk terjadinya manajemen laba akan berkurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi (2008) yang menemukan bukti bahwa tedapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian di atas, leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba namun memiliki arah yang sama dengan hipotesis penelitian yaitu arah positif. Sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki nilai rasio hutang yang besar, maka tingkat manajemen laba yang di lakukan oleh pihak manajer pun akan tinggi. Perusahaan yang memiliki rasio hutang yang tinggi akan lebih cenderung melakukan manajemen laba agar para kreditur tetap akan memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Tindak
manajemen laba yang dilakukan biasanya adalah dengan mempercepat pengakuan pendapatan dan menunda pengakuan kewajiban, namun hasil penelitian tentang pengaruh leverage terhadap praktik manajemen laba ini tidak signifikan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan debt covenant hypothesis yang mengemukakan perusahaan yang berada dalam posisi terancam melakukan perjanjian utang cenderung akan melakukan manajemen laba dengan melakukan income increasing. Hasil penelitian yang berbeda ini dapat disebabkan oleh ratarata rasio utang yang dimiliki perusahaan sampel cukup rendah yaitu hanya sebesar 0,48882. Hal ini berarti, perusahaan sampel tidak bergantung pada hutang untuk pembiayaan asetnya. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Lobo dan Zhou (2000) dalam Gumanti (2001) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara leverage perusahaan dengan manajemen laba. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herawati dan Baridwan (2007) yang memberikan bukti empiris bahwa tidak ada kecenderungan perusahaan yang melanggar perjanjian utang, yang umumnya memiliki tingkat leverage tinggi melakukan manajemen laba lebih besar daripada perusahaan yang tidak melanggar perjanjian utang.
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen asimetri informasi dan variabel kontrol ukuran perusahaan serta leverage berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010 dari 35 sampel perusahaan. Berdasarkan pembahasan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Secara keseluruhan, variabel-variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu manajemen laba dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014. b. Variabel independen asimetri informasi (SPREAD) yang diproksikan dengan menggunakan metode relative bid ask spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. c. Variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap praktik manajemen laba. d. Variabel kontrol leverage (LEV) tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. 5.2 Saran Mendasar pada keterbatasan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu: a. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika penilaian manajemen laba juga menggunakan laporan keuangan triwulan atau pun tengah tahun
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Hal ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara asimetri informasi dengan manajemen laba di antara laporan keuangan tersebut. b. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel kontrol, sehingga nilai R dalam model regresi pun dapat menjadi lebih besar dan tingkat signifikansinya dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2008. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return Saham terhadap Bid-Ask Spread Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat BisnisVol.12, Hal 27-38. UPN Veteran. Yogyakarta. Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System: Edisi 11. Penerbit: Salemba Empat. Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan di Indonesia ( Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Universitas Diponegoro, Semarang. Astuti, Dewi Saptanintah Puji. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. Skripsi. Universitas Slamet Riyadi. Surakarta. Baridwan, Zaki. 1999. Intermediate accounting. Yogyakarta: BPFE. Belkaoui. 2006. Accounting Theory, Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta. Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Copeland, Thomas E. and Dan Galai. 1983. Information Effects On The Bid-Ask Spread. The Journal Of Finance Vol. XXXVIII No: 5. Dahlan, Muhammad. 2009. Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit dengan Diskresioneri Akrual dan Kebebasan Auditor. Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung. Dewi, Dyka T. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, leverage dan Asimetri Informasi terhadap Manajamen Laba. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit. Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang Ary. 2001. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 2, No.2 Hal 104-115. Universitas Kristen Petra. Halim, dkk. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam LQ 45. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Herawati, Nurul dan Baridwan. 2007. Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktik Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan X Makasar. Ho, Thomas and Hans Stoll. 1981. Optimal Dealer Pricing Under Transactions and Return Uncertainty. Working Paper: 27-79. University of Pennsylvania. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Jakarta: Salemba Empat. Iqbal, Abdullah, Sussane Espenlaub dan Norman. 2000. An Analysis Of The Motivation for Earnings Management Around U.K Right Issues. Working Paper. Jong, de and Rindi. 2009. Financial Market Microstructure Theory. Chapters 2-5. Tilburg University. Ma’ruf, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Meliyana. 2010. Analisis Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba, Simposium nasional akuntansi XI Pontianak. Praditia, Okta Rezika. 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang Reichelt, Ken and Jere R. Francis. 2002. The Effects of Fee Dependence On Big 5 Clients’ Accruals. University of Missouri, Coloumbia. Riahi, Achmed and Belkaoui. 2007. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat. Santi, Nofira Aprimaya. 2008. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Skripsi Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo. Jakarta Syahriana, Nani. 2006. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Siregar, Sylvia Veronica N.P dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Good Corporate Governance Terhadap pengelolaan Laba(Earnings Management). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Siswantaya, I Gede. 2007. Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di BEI). Tesis. Universitas Diponegoro. Sulistiawan, Dedhy, dkk. 2011. Creative Accounting: Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta: PT Grasindo. Sutopo, Bambang. 2009. Pidato Guru Besar Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba Dalam Keputusan Investasi. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang. Ujiyanto, Arif. Artikel Manajemen Laba. Google/search.com Ujiyanto, M. Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan, Simposium
Nasional Akuntansi X. Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas Studi Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Skripsi. Universitas Mercu Buana. Jakarta Utomo, Eko Wahyu. 2006. Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana Perusahaan. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Veronica, Sylvia dan Yanivi S. Bachtiar. 2004. Good Corporate Governance, Information Asymmetry and Earnings Management. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia, Jurnal Akuntansi Keuangan, November Vol. 3, No.2. Widyastuti, Dewi Retno. 2008. Indikasi Manajemen Laba Setelah Penawaran Umum Perdana dan Pengaruhnya terhadap Return Saham. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Wisnumurti, Adhika. 2010. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Asimetri Informasi Dengan Manajemen Laba. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. --------.2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung .http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan