PENGARUH ALAT SAMBUNG DISKRET TERHADAP PERILAKU KONSTRUKSI KAYU
ABSTRAK DISERTASI
Seperti dimaklumi bahwa suatu struktur papan paku terdiri
atas
sambungkan
komponen-komponen
satu
sama
lainnya,
batang dengan
yangsaling menggunakan
dialat
sambung diskret berupa paku. Bahagian sambungan ini yang lazim disebut titik simpul, perlu mendapat perhatian yang lebih mendalam, karena pada umumnya merupakan bahagian terlemah dart sistem struktur. Hingga saat ini rancang bangun pada struktur papan paku
masih
menggunakan
pendekatan
secara
konvensional,
yaitu dengan andaian bahwa titik-titik simpul merupakan hubungan
sendi.
kekakuan
(stiffness
dilakukan
dengan
Akan
tetapi
dengan
method),
andaian
menggunakan
analisis
bahwa
suatu
metoda
struktur sistem
dapat
sambungan
bersifat sebagai hubungan sendi atau sebagai titik simpul dengan
andaian
sebagai
"hubungan
kaku"
(rigid
joint)
dengan karakteristik penampang yang mina dengan komponen batang-utamanya. Pada andaian dapat
hakekatnya
tersebut
rancang
diatas,
mengakibatkan
hasil
bangun
merupakan analisis
yang
berdasarkan
penyederhanaan belum
yang
mencerminkan
perilaku struktur sebenarnya. Dengan menurut sertakan sifat mekanik dan ukuran geometrik kayu, Berta bentuk penampang dan diameter paku, pengkajian
ditujukan
untuk
menentukan
karakteristik
penampang komponen pengganti setara (akivalent) yang
memiliki
perilaku
struktural
yang
same
dengan
sistem
sambungan, dan tidak tergantung pada percobaan setiap model sistem sambungan di laboratorium. Untuk
mencapai
tujuan
dimaksud,
terlebih
dahulu
dilakukan pengkajian terhadap perilaku sistem sambungan secara analitik balk dibawah pengaruh beban aksial maupun momen lentur. Pengkajian secara analitik selanjutnya didukung oleh penelitian di laboratorium. Pada pengkajian analitik, sistem sambungan papan paku yang bersifat diskret dimodelkan sebagai suatu sistem sambungan yang menggunakan perekat-maya yang bersifat kontinu. Hasil
pengkajian
secara
analitik
dan
pengujian
model sistem sambungan dapat disimpulkan bahwa sistem sambungan yang menggunakan alat sambung paku yang bersifat diskret dildealisasikan dengan suatu batang pengganti setara yang memiliki karakteristik penampang (AE)ek dan (El)ek tertentu. Karakteristik penampang (AE)ek
dan
(EI)ek
dapat
dinyatakan
sebagai
fungsi
dart
sifat mekanik kayu, ukuran geometrik kayu dan sifat slat sambung yang menggunakan perekat-maya sebagai alat sambung kontinu. Pembuktian
hasil
analitik
yang
dilakukan
dengan
uji coba (experimental) struktur ukuran pemakaian (full scale) yang digunakan sebagai terapan dart pengkajian sistem sambungan di laboratotium, menunjukkan kesahihan ( validity) yang balk.
Analisis
struktur
berdasarkan
anggapan
bahwa
seluruh atau sebahagian titik simpul merupakan hubungan sendi, dan anggapan bahwa titik simpul merupakan hubungan
kaku,
sama
sekali
tidak
mencerminkan
perilaku
se-
benarnya. HaSil pengkajian dengan mengikut sertakan pengaruh paku sebagai alat sambung ini, memberi peluang baru untuk mengkaji struktur papan paku yang menggunakan kayu lapis atau kayu panel sebagai pelat-penyambung. Peluang pengkajian lainnya adalah material komposit yang terdiri dari pelat beton bertulang atau ferrocement dan balok kayu
yang
dihubungkan
shear connector).
dengan
alat
"penyambunggeser"
(
ABSTRACT
As we all know, the components of a nail plank structure
consist
of
member
components
which
are
connected each other by using nails as discrete joint. The
part
of
this
connection,
commonly
called
joint,
should be given more attention because usually it is the weakest part of the structural system. Up until now, the nail plank structural design has been using the conventional approach, namely
by
assuming that the joints constitute pin joints. However, by applying the stiffness method, a structural analysis can be carried out by supposing that a connection system behaves like a pin joint or assumed to be a rigid one with the same section characteristics as those of the main member components. Properly speaking, a design based on the above mentioned, a simplification which may produce analytic results does not reflect the actual structural behaviour. By
also
including
in
the
study
the
mechanical
properties and geometries of the wooden member, as well as the form of the nail cross section and the diameter, the
study
was
aimed
at
the
determination
characteristics of subtitute components which
of
section
possess
the
connection results
of
same
structural
system the
and
behaviour
which
laboratory
does
test
as
not
of
each
that
of
the
depend
on
the
model
of
the
connection system. For
this
purpose,
analytic
studies
were
first
conducted on the connection system behaviour under the influence of an axial force as well as when subjected to a bending moment. The analytic studies were supported by laboratory test. In the analytic studies, the discrete nail plank connection system was modelled as a connection system using adhesive fictitious as continuous joint. The results of the analytic studies and the tests of
the
connection
system
model
can
be
summarized
as
follows. The connection system using nails as discrete joint
has
been
idealized
as
an
equivalent
member
possessing certain section characteristics (AE)ek and (EI) ek.
The (AE)ek and (EI)ek section characteristic can be
expressed
as
geometric
of
functions the
of
wooden
the
mechani
member
as
properties
well
and
asfasteners
characterization using adhesive fictitious as continous joint. Evidence
of
the
correctness
of
the
analytic
studies obtained by the full scale implementation of the connection system in the laboratory, shows a favourable validity.
The structural analysis based on the assumption that the pin joint or part of it constitutes a pin joint and assumption that the joint is arigid one do not at all reflect the actual behaviour. The results of the studies conducted by including the
influence
of
nails
as
connectors,
open
a
new
opportunity for the study of nail plank structure using plywood or panel board as gusset plates. Another material
opportunity
consisting
of
is
the
reinforced
study
on
concrete
wooden beam fastened by shear connectors.
composite plate
and