Penerapan Think Pair Share Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Novia Siti Fauziyah NIM.1113018300031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
i
ii
iii
ABSTRAK
Novia Siti Fauziyah NIM. 1113018300031: “Penerapan Think Pair Share pada Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang”
Berdasarkan masalah mengenai rendahnya hasil belajar dan self-efficacy siswa, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Think Pair Share pada Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dan self-efficacy pada pembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembengkan selama proses pembelajaran. Keabsahan data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini yaitu 1) terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan indikator siswa yang mendapat nilai > Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran tematik dari kondisi awal yaitu 64% menjadi 90%. 2) terdapat peningkatan self- efficacy dilihat dari selfefficacy akademik, self- efficacy sosial dan self- efficacy emosional sebesar 10% dari kondisi awal yaitu 80% menjadi 90%.
Kata kunci: Hasil belajar, Self-efficacy, Think Pair Share
iv
ABSTRACT
Novia Siti Fauziyah NIM. 1113018300031: "The Application of Think Pair Share on Thematic Learning to Improve Learning Outcomes and Self-Efficacy of 4th Grade Students of Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang" Based on the problem of low learning outcome and student self-efficacy, the writer conducted the research on The Application of Think Pair Share on Thematic Learning to Improve Learning Outcomes and Self-Efficacy of Grade IV Students of Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang. This study aims to describe the improvement of learning outcomes and self-efficacy on thematic learning through the implementation of Think Pair Share learning strategy in fourth grade students at Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang. This research used qualitative research with classroom action design, which was implemented in two cycles. The subject of this research was Grade IV Students of Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang. The data collection techniques used observations, tests, field notes, and documentations. The data analysis was done on qualitative descriptive method with the groove. The groove method was the data analysed since learning action is implemented and developed during the learning process. The Validity of the data obtained in this research using triangulation of sources. The results of this research are 1) There is an improvement of student learning outcomes with student indicators that got value > the Minimum of Completeness Criteria (KKM) on thematic learning from the initial conditions that is 64% to 90%; 2) There is an increase in self- efficacy seen from academic self- efficacy, social self- efficacy and emotional self- efficacy by 10% from primary conditions that is 80% to 90%. Key Words: learning results, Self-efficacy, Think Pair Share
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Think Pair Share pada Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang” dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, arahan dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan berbagai fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Khalimi, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi serta arahan kepada penulis.
3.
Asep Ediana Latip, M.Pd., Sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi serta arahan kepada penulis.
4.
Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, motivasi dan semangat serta bimbingan selama masa perkuliah ini.
Semoga semua yang telah Ibu berikan dibalas dengan
keberkahan dari Allah SWT.
vi
5.
Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si., Dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membimbing berbagi pengetahuan serta memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua yang telah Ibu berikan dibalas dengan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7.
Iswandi, S.Ag selaku Kepala SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi di sekolah yang dipimpin tersebut. Ummu Hafidah, S.Pd selaku guru kelas IV Sharid SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang telah membantu, membimbing, dan berbagi pengetahuannya kepada penulis selama proses penelitian berlangsung.
8.
Ibu dan ayah tercinta, yang telah memberikan dukungan berupa materil dan moril kepada penulis, yang selalu mendoakan penulis selama hidupnya, khususnya selama penyelesaian skripsi ini. Adik-adikku tersayang yang telah memberikan dukungan semangat dan motivasi untuk berjuang bersama di tahun perjuangan ini.
9.
Terimakasih kepada teman-teman latanza angkatan 2013, khususnya Tia Martha Lailatushalihah, my roommate, teman bermimpi dan berjuang, serta Teman-teman PGMI angkatan 2013, khususnya kelas A yang telah berjuang bersama sejak awal hingga saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Teman-teman POSTAR, khususnya elemen karawitan yang selalu memberikan motivasi serta semangat kepada penulis selama proses penulisan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vii
Penulis menyadari bahwa terbanyak dapat keterbatasan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Jakarta, 20 Juni 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................... iii ABSTRAK .......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi DAFTAR ISI......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................. 7 1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7 2. Pembatasan Masalah .................................................................... 7 3. Rumudan Masalah ........................................................................ 7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................ 8 1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8 2. Kegunaan Penelitian..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 10 A. Hasil Belajar.................................................................................... 10 1. Pengertian Hasil Belajar.............................................................. 10 2. Prosedur Penilaian Hasil Belajar................................................. 11 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 14 B. Self-Efficacy ..................................................................................... 17 1. Pengertian dan Perkembangan Self-Efficacy pada Anak ........... 17 2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Efficacy ................................. 19 3. Klasifikasi Self-Efficacy .............................................................. 22 4. Dimensi Self-Efficacy.................................................................. 25 C. Think, Pair and Share...................................................................... 26 1. Pengertian Think Pair Share ....................................................... 26 2. Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif ................... 26 3. Langkah Think Pair Share ......................................................... 29
ix
4. Kelebihan dan Kekurangan Think Pair Share ............................ 30 D. Penerapan Think Pair Share dalam Pembelajaran Tematik ............ 31 1. Pengertian Pembelajaran Tematik............................................... 31 2. Prinsip Pembelajaran Tematik .................................................... 33 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik........................................... 34 4. Sintaks Pembelajaran Tematik dengan Strategi Think Pair Share ..................................................................................................... 35 D. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 37 E. Kerangka Berpikir............................................................................ 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 40 B. Metode Penelitian............................................................................. 40 C. Subyek Penelitian ........................................................................... 42 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................... 43 E. Tahap Intervensi Tindakan .............................................................. 43 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................... 46 G. Data dan Sumber Data ..................................................................... 48 H. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 49 I. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 51 J. Triangulasi ........................................................................................ 52 K. Teknik Analisis Data ....................................................................... 53 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan............................................ 54 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................. 56 A. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ....................................... 56 B. Deskripsi dan Analisis Data ............................................................ 60 C. Pembahasan ..................................................................................... 82 BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN .................................. 87 A. Simpulan.......................................................................................... 87 B. Implementasi ................................................................................... 87 C. Saran ................................................................................................ 88 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89 LAMPIRAN......................................................................................................... 92
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Rancangan pelaksanaan tindakan .................................................... 44
Tabel 4.1
Data siswa tahun ajaran 2016/2017 ................................................. 56
Tabel 4.2
Jadwal pelajaran tematik kelas IV ................................................... 57
Tabel 4.3
Hasil ulangan harian ........................................................................ 58
Tabel 4.4
Pretest self-efficacy.......................................................................... 59
Tabel 4.5
Kategori hasil observasi aktifitas guru siklus I ................................ 65
Tabel 4.6
Kategori hasil observasi kooperatifitas siswa siklus I ..................... 65
Tabel 4.7
Hasil belajar siklus I ........................................................................ 67
Tabel 4.8
Kategori hasil observasi aktifitas guru siklus II............................... 75
Tabel 4.9
Kategori hasil observasi kooperatifitas siswa siklus II.................... 76
Tabel 4.10
Hasil belajar siklus II ....................................................................... 78
Tabel 4.11
Posttest self-efficacy ........................................................................ 79
Tabel 4.12
Rekapitulasi hasil penghitungan rata-rata persentase hasil belajar.. 84
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Kerangka berpikir ........................................................................... 39
Bagan 3.1
Desain PTK Kemmis & Mc Taggart .............................................. 41
Bagan 3.2
Alur siklus penelitian tindakan kelas ............................................... 42
Bagan 3.3
Komponen penelitian model interaktif ............................................ 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi dan Surat ................................................. 92 1. Lembar uji referensi .................................................................. 92 2. Surat permohonan pembimbing skripsi ..................................... 96 3. Surat bimbingan skripsi ............................................................ 97 4. Surat pengjuan validator instrumen ......................................... 98 5. Surat izin penelitian .................................................................. 99 6. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian .................... 100 Lampiran 2 Instrumen Penelitian .................................................................. 101 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ............................. 101 2. Lembar kerja siswa ................................................................. 166 3. Lembar observasi kegiatan siswa ............................................ 181 4. Lembar observasi kegiatan guru ............................................. 183 5. SEQ-C Peter Muris .................................................................. 185 6. SEQ-C Peter Muris yang telah diterjemahkan......................... 187 7. Lembar penilaian self-efficacy diri sendiri .............................. 189 8. Lembar penilaian self-efficacy teman sebaya ......................... 191 9. Hasil uji soal ............................................................................ 193 Lampiran 3 Data Hasil Penelitian .................................................................. 207 1. Hasil belajar siswa .................................................................. 207 2. Hasil observasi observasi kegiatan guru ................................. 239 3. Hasil observasi observasi kegiatan siswa ............................... 244 4. Hasil penilaian self-efficacy diri sendiri ................................. 248 5. Hasil penilaian self-efficacy teman sebaya ............................. 254 Lampiran 4 Dokumentasi dan Biografi Singkat ........................................... 260
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang memiliki peradaban maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan dengan suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Peningkatan mutu atau kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan wadah bagi anak untuk menggali ilmu pengetahuan yang dapat dilakukan dengan proses pembelajaran, dalam peroses pembelajaran ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Salah satu contohnya adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat akan membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Namun, dalam kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti pelajaran yang mereka hadapi, selain itu ada pula siswa yang acuh tak acuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tentunya mengakibatkan peroses pembelajaran yang dilakukan belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu hasil belajar yang rendah dapat berdampak pada keyakinan diri atau selfefficacy siswa. Hasil belajar merupakan perubahan berbagai yang terjadi pada seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran, baik itu aspek pengetahuan, sikap ataupun keterampilan. Pengetahuan dimiliki melalui aktifitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, menevaluasi, dan mencipta. Pada tingkat sekolah dasar pengetahuan siswa dimiliki melaui aktifitas mengetahui, memahami, dan menerapkan. Hasil belajar merupakan
1
2
acuan untuk melihat keberhasilan pembelajaran. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran setiap orang pasti mengharapkan hasil belajar yang baik. Sehingga, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap self-efficacy siswa. Self-efficacy adalah keyakinan yang kuat yang didasarkan pada evaluasi kita dari berbagai sumber informasi tentang kemampuan kita. 1 Dengan kata lain self-efficacy adalah suatu keyakinan pada kemampuan diri sendiri yang dimiliki seseorang. Self-efficacy memiliki peran yang sangat penting, karena efikasi berfungsi untuk mengatur keadaan emosional dan reaksi emosional. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau tugas yang sulit, selfefficacy yang dimiliki orang tersebut akan menentukan bagaimana orang itu akan bertindak. Orang yang memiliki keyakinan yang tinggi akan kemampuannya akan selalu berusaha menyelesaikan permasalahannya karena mereka memiliki komitmen yang kuat dan pantang menyerah. Orang-orang yang meragukan kemampuan mereka, akan menghindar dari tugas-tugas sulit yang mereka pandang sebagai ancaman pribadi. Mereka memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen lemah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh mereka. Ketika dihadapkan dengan tugas yang sulit, mereka fokus pada kekurangan mereka, pada rintangan yang akan mereka hadapi dan segala macam kemungkinan hasil yang buruk. Mereka tidak berpikir bagaimana cara untuk berhasil melakukan hal tersebut. Mereka mengendurkan upaya mereka dan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat untuk memulihkan rasa keberhasilan setelah merasakan kegagalan atau kemunduran, karena mereka menganggap puas dengan hasil kerjanya yang tidak maksimal sebagai kekurangan. Mereka tidak menginginkan kegagalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena mereka takut kehilangan kepercayaan pada kemampuan mereka. Mereka akan menjadi individu yang mudah stres dan depresi.
1
Albert Bandura, “Self-efficacy”, Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, 1994. (https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura). h.2
3
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:2
... ْﺴﺒَﺖ َ َ ﻋﻠَ ْﯿﮭَﺎ ﻣَﺎ ٱ ْﻛﺘ َ َﺴﺒَﺖْ و َ َﻻ ﯾُ َﻜﻠِّﻒُ ٱ ﱠ ُ ﻧَ ْﻔﺴًﺎ إ ﱠِﻻ وُ ْﺳﻌَﮭَﺎ ﻟَﮭَﺎ ﻣَﺎ َﻛ Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai degan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebijakan) yang diusahaknnya dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…”. (QS. AlBaqarah:286) Pada ayat di atas menunjukkan bahwa Allah akan memberi cobaan kepada umatnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Oleh karena itu, pada saat kita mengalami sebuah kegagalan kita tidak boleh putus asa, kita harus berusaha lebih keras lagi untuk memperbaiki kegagalan tersebut dan meyakinkan diri kita bahwa kita bisa melakukan hal tersebut dengan baik. Untuk dapat bangkit dari kegagalan seseorang memerlukan selfefficacy yang tinggi. Self-efficacy merupakan suatu keyakinan yang pada diri seseorang terhadap kemampuannya dalam melakukan suatu hal. Menurut Bandura tinggi rendahnya self-efficacy seseorang dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: Pertama, pengalaman keberhasilan pada tugas sebelumnya; Kedua, melihat orang lain berhasil melakukan suatu tugas; Ketiga, dorongan dari orang lain yang menyemangati kita (motivasi atau pujian); Keempat, tingkat stimulasi fisiologis.3 Pada usia anak 10 tahun sudah mulai berada padatingkat berpikir oprasional kongkret, mereka bermain secara berkelompok, anak tidak hanya bermain berinteraksi dengan keluarganya, mereka mulai memperluas selfefficacy dengan pengaruh teman sebaya. Anak yang memiliki banyak pengalaman akan menjadi model efficacy dalam berpikir dan bertindak. Selain teman sebaya, sekolah memiliki peran penting dalam pengembangan
2 3
Al-Qur’an, (Bandung: Syaamil Quran, 2009) Q.S. Al-Baqarah/2: 286 Howard S. Friedman, Miriam W. Schustack., Keprinadian, (Jakarta: Erlangga,2008) h. 272
4
self-efficacy. Selain orang tua yang bertanggung jawab untuk membimbing anak belajar dan meningkatkan self-efficacy di rumah, guru juga ikut bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan self-efficacy anak di sekolah, karena sekolah merupakan tempat di mana anak-anak mengembangkan kompetensi kognitif dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan pemecahan masalah, hal ini penting agar kelak anak dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat yang lebih besar. Dalam kegiatan di sekolah guru memiliki peran yang sangat penting. Guru sebagai pendidik memiliki peran sebagai fasilitator dan juga motivator untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang, hasil belajar siswa pada pembelajaran Tematik untuk pelajaran Bahasa Indonesia, 86% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 14% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran PKn, 49% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 51% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran IPS, 69% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 31% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran IPA, 57% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 43% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Sedangkan pada pembelajaran Matematika, 60% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 40% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Dari data tersebut, maka rata-rata presentase siswa yang telah mendapat nilai diatas KKM sebesar 63% dan rata-rata persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebesar 37%. Selain itu terlihat kurang yakinnya siswa dalam mengemukakan pendapat, siswa terkadang masih ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru, kurang yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya serta enggan untuk tampil di depan kelas, dan dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan guru. Selain itu, pada hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka menyatakan mereka merasa malu untuk tampil di depan kelas
5
dan takut salah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hasil belajar siswa masih dibawah KKM dan siswa masih memiliki selfefficacy yang rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala. Kendala yang pertama adalah masih rendahnya pengetahuan siswa dan kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya belajar. Dalam kegiatan pembelajaran masih adanya siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti menggambar atau mengobrol. Kendala kedua adalah kurangnya pengalaman siswa dalam melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga siswa belum terbiasa dan belum merasakan bahwa dia bisa melakukan kegiatan tersebut. Dalam kegiatan belajar pemberian pengalaman yang berkesan kepada siswa merupakan hal yang penting, dari pengalaman siswa dapat belajar mengenai suatu hal dengan baik karena siswa mengalami sendiri apa yang ia pelajari. Kendala ketiga adalah jarangnya guru menggunakan metode atau model pembelajaran yang mengondisikan siswa untuk aktif memberikan pendapat serta tampil di depan kelas. Model, metode, strategi dan yang lainnya memiliki peran yang sangat penting, yaitu membantu guru dalam membuat kegiatan pembelajaran agar lebih optimal. Banyak sekali model, metode atau strategi pembelajaran yang pada langkah kegiatannya mengondisikan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menjadikan guru sebagai fasilitator. Sehingga, jika siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berkesan. Berdasarkan permasalahan di atas maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan model, metode atau strategi pembelajaran yang tepat, yang mampu membuat seluruh siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu
6
alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share, karena pada kegiatan pembelajaran, Think Pair Share memiliki tiga tahap kegiatan dalam pengaplikasiannya. Tahap yang pertama yaitu Think (berpikir), pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk berpikir tentang suatu hal secara mandiri, kedua Pair (berpasangan), pada tahap ini siswa secara berpasangan diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya, dan tahap yang ketiga Share (berbagi), pada tahap terakhir ini, siswa secara berpasangan membagi hasil bekerja samanya kepada teman-temannya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuspa May linda dengan judul “Penerapan Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning tipe Think Pair Share pada pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 2 Sabah Balau Lampung Selatan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (57,59), siklus II (66,24) dan siklus III (78,65). Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I (53,85%), siklus II (61,54%), dan siklus III (80,77%).4 Penggunaan Think Pair Share dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru tetapi siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga nantinya siswa mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih memahami pelajaran, menambah pengetahuan serta mendapatkan pengalaman dalam berdiskusi seperti cara mengemukakan pendapat, mempertahankan
4
Yuspa May Linda, Asmaul Khair, A. Sudirman, Penerapan Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS, Universitas Lampung, 2013.(http://download.portalgaruda.org/article.php)
7
pendapat sendiri, menghargai pendapat orang lain serta mempresentasikan hasil diskusi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu adanya suatu tindakan melalui penelitian pendidikan. Dalam hal ini maka diangkat satu topik sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa pada Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Think Pair Share”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah 1.
Identifikasi Masalah Permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: a.
37% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.
b. Adanya siswa yang masih memilih-milih teman. c. Adanya siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri pada kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Masih terdapat siswa yang masih ragu dalam mengemukakan pendapat dan menjawap pertanyaan dari gu e.
Kurangnya aktivitas yang memotivasi siswa untuk yakin terhadap kemampunya.
f.
Guru jarang menggunakan model, metode atau strategi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.
2.
Pembatasan Masalah Batasan dalam penelitian ini adalah Penggunaan Think Pair Share pada pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar berupa pengetahuan (kognitif) dan self-efficacy siswa kelas IV Sharid SD Muhammadiyah 12 Pamulang.
3.
Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut “Bagaimana penggunaan
8
Think Pair Share pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, peneliti merumuskan tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui penerapan Think Pair Share pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. b. Mengetahui adanya pengaruh penerapan Think Pair Share pada pembelajaran tematik dalam meningkatkan hasil belajar dan selfefficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang pengaruh penerapan Think Pair Share pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang
b. Penggunaan Secara Praktis 1) Bagi peneliti Untuk menambah pengalaman serta wawasan baik dalam bidang penulisan maupun penelitian. 2) Bagi guru Dapat memberikan informasi tentang penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik dalam meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa.
9
3) Bagi siswa Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy secara maksimal.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil belajar 1. Pengertian hasil belajar Belajar adalah kegiatan yang pada proses kegiatannya melibatkan aspek kognitif yang menghasilkan perubahan pada kemampuan berpikir, aspek afektif menghasilkan perubahan kemampuan merasakan, dan aspek psikomotorik
yang menghasilkan
perubahan pada
keterampilan. Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks, karena hasil belajar hanya dapat dirasakan oleh orang yang belajar, bukan pada orang lain. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.1 Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Agus Suprijono menjelaskan dalam bukunya yang berjudul cooperative learning bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.2 Sedangkan Kunandar menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.3 Berdasarkan pengertian mengenai hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau kemampuan pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar, yang
1
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) h. 45 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h. 5 3 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 3, h. 62 2
10
11
dapat diamati yaitu berupa pengetahuan atau pemahaman, sikap dan keterampilan. 2. Prosedur penilaiaan hasil belajar Kegiatan guru setelah melakukan kegiatan proses belajar mengajar adalah adalah mekukan penilaian hasil belajar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Sistem penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik mulai dari proses belajaran dam sampai dengan hasil belajar berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan Stardar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). 4 a. Penilaian hasil belajar pengetahuan Pada ranah pengetahuan atau kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yaitu menghapal, memahami menerapkan, menganalisis, mengsisntesis dan mengevaluasi. 5 Dalam menilai kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan : 1) Tes tulis, tes tulis dapat terdiri dari soal pilihan ganda, isisan, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian. Instrument yang dapat digunakan dalam penilaian pengetahuan dengan tes tulis adalah lembar soal tes tulis. 6 2) Tes lisan, adalah tes yang digunakan untuk mengukur tinggkat pencapaian kompetemsi, terutama pengetahuan (kognitif) dimana guru memberikan pertanyaan secara verbal dan langsung ditanggapi oleh siswa secara verbal. Instrument yang dapat digunakan pada tes lisan adalah lembar tes lisan yang berisi pertanyaan, dan pedoman penskoran.7
4
Ibid, h. 35 Ibid, h. 165 6 Ibid, h. 173 7 Ibid, h. 225 5
12
3) Proyek atau penugasan, instrument penugasan atau proyek adalah lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam waktu tertentu. 8
b. Penilaian hasil belajar sikap Penilaian kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didk yang meliputi aspek menerima atau memerhatikan, merespon atau menggapi, menilai atau menghargai, mengorganisasi atau mengelola dan berkarakter. 9 Guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap dengan cara: 1) Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan menggnakan pedoman atau lembar observasi. 10 2) penilaian diri sendiri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual ataupun sikap sosial. Instrument yang digunakan berupa lembar penilaian diri sendiri. 11 3) penilaian antar teman, teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual ataupun sikap sosial, dengan cara meminta peserta didik untuk menilai satu sama lain. Instrument yang digunakan adalah lembar penilaian antar teman dalam bentuk angket atau kuesioner. 12
8
Ibid, h. 231 Ibid, h. 103 10 Ibid, h. 121 11 Ibid, h. 134 12 Ibid, h. 144 9
13
4) Jurnal adalah catatan pendidik di dalam dan diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Instrument yang digunakan dapat berupa buku catatan harian. 13 5) Wawancara adalah teknik penilaian dengan cara guru melakukan tana jawab dengan peserta didik yang pertanyaanya berkaitan dengan sikap atau perilaku peserta didik. Instrument yang digunakan adalah panduan atau pedoman wawancara atau lembar wawancara yang daftar pertanyan. 14 c. Penilaian hasil belajar keterampilan Keterampilan atau psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik atau keterampilan merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Dalam ranah keterampilan terdapat lima jenjang proses berpikir, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalusasi.
15
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian berupa: 1) Kinerja atau unjuk kerja adalah adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan munculdalam diri peserta didik. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja dapat menggunakan alat atau instrument lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek dan skala penilaian. 16
13
Ibid, h. 151 Ibid, h. 158 15 Ibid, h. 255 16 Ibid, h. 263 14
14
2) Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang
meliputi
pengumpulan,
pengorganisasian,
pengevaluasian dan penyajian data yang harus diselesaikan peserta didik dalam waktu tertentu. Instrumen penilaian proyek bisa berupa lembar daftar cek dan skala penilaian. 17 3) Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan ang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Instrumen penilaian portofolio bisa berupa lembar penilaian portofolio. 18 3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Pada proses belajar peserta didik sangat ditentukan dari berbagai hal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain sebagai berikut: a. Faktor dari dalam diri siswa (Internal) 1) Aspek Jasmaniah Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat dan mudah pusing atau terkantuk. 2) Aspek Psikologis Aspek psikologis juga berpengaruh pada proses belajar seseorang. Muhibbin Syah menyatakan bahwa aspek psikologi yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar siswa 17
Ibid, h. 286 Ibid, h. 293
18
15
adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.19 Sedangkan menurut Slameto aspek psikologi yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar siswa diantaranya meliputi intelegensi, perhatian dan bakat. 20 a) Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. b) Perhatian Ghazali
menerangkan
bahwa
perhatian
adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. c) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Seseorang yang berbakat dalam hal menghitung tentu akan lebih cepat dalam menghitung dari pada seseorang yang tidak berbakat menghitung. Dengan kata lain jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia akan lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
19
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet 19, h.
131 20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.5, h. 58
16
Ketiga Hal tersebut bisa sangat mempengaruhi proses dan juga hasil belajar seseorang.
b. Faktor luar siswa (Eksternal) Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.21 1) Keluarga Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari. Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadap materi yang dihadapi. Jadi faktor dari dalam keluarga meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Sekolah Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai
21
Ibid, h. 60
17
kegiatan kokurikuler. Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran. 3) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar berorganisasi
di
dalamnya.
Tapi,
orang
tua
perlu
memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dari luar siswa saling berkaitan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung akan mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
B. Self-Efficacy 1. Pengertian dan Perkembangan Self-Efficacy pada Anak Bandura menyatakan bahwa self-efficacy adalah ekspektasikeyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu. Bandura menggambarkan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang bahwa
18
dirinya dapat menunjukkan perilaku tertentu dengan sukses.22 Sedangkan Ormrod dalam buku yang berjudul Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa self-efficacy secara umum dapat diartikan sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu.23 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri dalam mengerjakan sesuatu. Self-efficacy memiliki sifat domain specific,
maksudnya
seseorang memiliki tingkat self-efficacy yang berbeda untuk pekerjaan yang berbeda. Contohnya Andi mungkin memiliki self-efficacy yang tinggi untuk pelajaran IPS, tetapi memiliki self-efficacy yang rendah pada pelajaran Matematika.24 Perkembangan self-efficacy pada anak usia 4-6 tahun memiliki self-efficacy yang cukup tinggi, mereka cukup yakin dengan kemampuan mereka dalam melakukan berbagai tugas dan dalam kenyataannya mereka menaksir terlalu tinggi terhadap apa yang dapat mereka lakukan. Sedangkan pada anak usia SD, self-efficacy mereka mulai menurun, hal ini disebabkan karena anak usia SD lebih mampu mengingat keberhasilan dan kegagalan mereka di masa sebelumnya, mereka juga telah dapat membandingkan bagaimana performa mereka dengan teman sebayanya. Sebagian akibat dari perubahan ini, mereka menjadi kurang yakin terhadap apa yang dapat mereka lakukan dan apa yang tidak.25 Sehingga anak pada usia SD membutuhkan bantuan agar mereka berhasil dalam berbagai tugas untuk meningkatkan self-efficacy karena tinggi rendahnya self-efficacy seseorang tentunya sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan seseorang ambil pada saat menghadapi sesuatu. Bandura juga 22
283
23
Howard S. Friedman, Miriam W. Schustack,. Kepribadian, (Jakarta: Erlangga, 2008). h.
Jeanne Ellis Ormrod. Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2008.h.20 Opcit. h.272 25 Opcit.h.20 24
19
menerangkan bahwa self-efficacy menentukan apakah seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu sekuat apa seseorang dapat bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan, dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku seseorang di masa depan.26 2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Efficacy Bandura (1986) menjelaskan bahwa self-efficacy individu didasarkan pada empat hal, yaitu27 a. Performance accomplishment (Pengalaman akan kesuksesan) Suatu hal yang pernah kita alami sendiri akan memberikan kesan yang berbeda dari pada kita mendengarkan apa yang orang lain sampaikan. Pengalaman seseorang melakukan suatu hal dan hal tersebut berhasil tentunya itu menjadi kekuatan tersendiri bagi dirinya ketika orang tersebut diminta untuk melakukan yang sama, pastinya orang tersebut akan sangat yakin bahwa dia bisa melakukan hal tersebut, karena kesuksesan yang dia alami sebelumnya meningkatkan self-efficacy pada dirinya. Beda halnya dengan pada saat seseorang melakukan suatu hal dan orang tersebut gagal dalam melakukan hal itu, serta mengalami kegagalan secara berulang, maka pada saat orang tersebut diminta untuk melakukan hal sama akan ada keraguan dalam diri orang tersebut bahwa hal tersebut akan berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan dapat menurunkan self-efficacy, terutama jika kegagalan ini terjadi pada seseorang yang memiliki self-efficacy yang belum benar-benar terbentuk secara kuat. Penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik memeberikan kesempatan kepada siswa untuk 26
Opcit.h.283 Albert Bandura. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”, Psychological Review. Vol. 84, No.2, 1977. h.195-200 (http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf ) 27
20
berpikir sendiri, berdiskusi secara berpasangan dan berbagi hasil diskkusinya denga teman-temannya yang lain, dengan langkah pembelajaran tersebut, diharapkan anak mendapatkan pengalam keberhasilan dalam kegiatan belajar, seperti memecahakan masalah, menjawab pertanyaan guru, mengemukakan dan mempertahankan pendapat, menyangga pendapat orang lain, dan mempresentasikan hasil pemikirannya. Dengan mendapatkan pengalaman keberhasilan setelah melakukan hal-hal tersebut, diharapkan siswa memiliki keyakian yang tinggi terhadap kemampuannya, sehingga selfefficacy siswa tersebut meningkat. b. Vicarious experience (pengalaman individu lain) Seseorang tidak bergantung pada pengalamannya sendiri tentang kegagalan dan kesuksesan sebagai sumber self-efficacy nya. Self-efficacy juga dipengaruhi oleh pengalaman orang lain. Pengamatan seseorang terhadap pengalaman orang lain yang berhasil dalam bidang tertentu akan meningkatkan self-efficacy seseorang tersebut pada bidang yang sama. Orang tersebut akan melakukan persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika orang lain dapat melakukannya dengan sukses, maka saya juga memiliki kemampuan untuk melakukannya dengan baik. Pada kegiatan pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif adalam kegiatan pemebelajaran beberapa siswa kurang yakin dengan kemampuannya terutama siswa yang belum pernah mencoba atau memiliki pengalaman dalam hal tertentu seperti memecahakan masalah, menjawab pertanyaan guru,
mengemukakan dan
mempertahankan pendapat, menyangga pendapat orang lain, dan mempresentasikan
hasil
pemikirannya.
Penerapan
strategi
pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik memeberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri, berdiskusi secara berpasangan dan berbagi hasil diskkusinya denga teman-temannya yang lain, dengan langkah pembelajaran tersebut,
21
diharapkan anak yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan belum mau mencoba bisa melihat teman-temannya berhasil dalam melakukan hal-hal tersebut, sehingga siswa yang belum mau atau belum yakin untuk mencoba mendapatkan dorongan dan memiliki pemikiran jika orang lain dapat melakukan hal tersebut dengan sukses, maka dia juga memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama dengan baik.
Dengan demikian,
diharapkan siswa tersebut memiliki kayakinan untuk mencoba melakuakn hal yang sama dengan apa yang telah temannya lakukan dan mendapatkan pengalaman keberhasilannya sendiri, sehingga self-efficacynya meningkat.
c. Verbal persuasion (persuasi verbal) Selain pengalaman kesuksesan dan pengalaman orang lain, persuasi verbal juga dapat meningkatkan self-efficacy seseorang, yaitu dengan memberikan nasihat, motivasi dan pujian. Pada saat ada seseorang mengalami kegagalan, mungkin self-efficacy orang tersebut akan menurun dan ragu untuk melakukan hal yang sama lagi. Oleh karena itu, kita perlu memberikan motivasi agar selfefficacy orang tersebut tidak menurun, atau memberikan pujian ketika seseorang melakukan sesuatu dan berhasil dalam hal tersebut, maka hal itu dapat memperkuat self-efficacy orang tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif dan mengikuti kegiatan pemebelajaran pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru bisa memberikan motivasi kepada siswa agar siswa mau ikut berperan dalam kegiatan pembelajran dengan baik. Ketika seorang siswa berhasil melakukan suatu kegiatan guru memberikan pujian atas keberhasilannya, sehingga ia merasa usaha yang dilakukanya dihargai dan dan tertarik untuk melakukannya dengan lebih baik lagi.
22
d. Emotional arousal (keadaan fisiologis) Penilaian seseorang akan kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas sebagian dipengaruhi oleh keadaan fisiologis. Gejolak emosi dan keadaan fisiologis yang dialami individu memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan sehingga situasi yang menekan cenderung dihindari. Informasi dari keadaan fisik seperti jantung berdebar, keringat dingin, dan gemetar menjadi isyarat bagi individu bahwa situasi yang dihadapinya berada di atas kemampuannya,
baik
kemampuan
kognitif,
afektif
atau
psikomotorik. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Ketika seseorang diberikan tugas diatas kemampiuan atau tugas yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya sehingga keadaan fisiologis orang tersebut memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa terbiasa untuk melakuan hal tertentu, seperti menjawab pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan soal latihan di depan kelas, mempresentasikan hasil diskusi, menyampaikan pendapat dan lain sebagainya. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Think Pair Share, siswa akan ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, siswa yang belum pernah melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
memiliki
kesempatan
untuk
melakukannya
dan
mendapatkan pengalaman baru, baik itu pengalaman dalam mengendalikan emosi atau keadaan fisiologis ataupun pengalaman dalam melakukan kegiatan tersebut. 3. Klasifikasi Self-Efficacy Berdasarkan tingkatannya self-efficacy dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
23
a.
Self-efficacy Tinggi Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi biasanya lebih memilih untuk terlibat langsung dalam mengerjakan suatu tugas meskipun tugas tersebut sulit. Semakin sulit suatu tugas yang dihadapinya, dia semakin tertantang untuk menyelesaikan tugas tersebut dan menganggap masalah adalah hal yang harus dihadapi bukan untuk dihindari. Selain itu, individu yang memiliki selfefficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya kerja keras, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga mereka akan belajar dan berusaha lebih keras lagi untuk mencapai tujuan mereka. Individu yang memiliki self-efficacy tinggi juga mampu menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif, menganggap masalah sebagai tantangan yang harus dihadapi bukan untuk dihindari, gigih dalam usaha dan dalam menyelesaikan masalah, percaya pada kemampuan yang dimilikinya, cepat bangkit dari kegagalan dan suka mencari situasi yang baru.28 Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki selfefficacy tinggi selalu tertantang dan tertarik ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru, ketika dihadapkan pada soal-saol latihan yang sulit mereka akan berusaha untuk mendapatkan jawabannya. Siswa yang memiliki self-efficacy tinggi dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, karena ketika mengalami kegagalan dalam melakukan suatu hal, seperti mendapatkan nilai yang kurang memuaskan mereka akan terpacu untuk lebih giat belajar.
b. Self-efficacy Rendah Individu yang memiliki self-efficacy rendah adalah individu yang ragu akan kemampuan dirinya sendiri, mereka biasanya akan
28
Albert Bandura, “Self-efficacy”, Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, 1994. (https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura) h.2
24
menghindari tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dianggap sebagai ancaman bagi mereka. Individu seperti ini biasanya memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang mereka pilih. Saat menghadapi tugas yang sulit biasanya mereka sibuk memikirkan kekurangan-kekurangan mereka, gangguan yang mereka hadapi dan hal yang dapat merugikan mereka, sehingga
mereka lebih memilih untuk
menghindari tugas tersebut. Individu yang memiliki self-efficacy rendah biasanya ketika mengalami kegagalan mereka lama
dalam membenahi atau
mendapatkan kembali self-efficacynya, menghindari masalah yang sulit,
mudah
menyerah,
ragu
terhadap
kemampuan
yang
dimilikinya, tidak suka dengan situasi yang baru dan memiliki komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.29 Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki selfefficacy rendah selalu menghindar ketika diberi tertantang dan kurang tertarik ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru, karena mereka kurang yakin dalam melakukan hal tersebut. ketika dihadapkan pada soal-saol latihan yang sulit mereka mudah menyerah untuk mendapatkan jawabannya. Selain itu, mereka juga enggan untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru,
mengerjakan soal latihan di depan kelas, mempresentasikan hasil diskusi, menyampaikan pendapat dan lain sebagainya, karena mereka tidak yakin dengan kemampuannya.
29
Ibid. h.2
25
4. Dimensi Self-Efficacy Self-efficacy memiliki tiga dimensi untuk menentukan selfefficacy seseorang, yaitu :30 a. Magnitude/Level (tingkat) Self-efficacy individu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self-efficacy yang tinggi pada tugas yang mudah dan sederhana, atau juga pada tugastugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat kesukarannya sesuai dengan kemampuannya. b. Generality (keluasan) Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan dirinya memiliki self-efficacy pada aktivitas yang luas, atau terbatas pada fungsi domain tertentu saja. Individu dengan self-efficacy yang tinggi akan mampu menguasai beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas. Individu yang memiliki self-efficacy yang rendah hanya menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas. c. Strength (kekuatan) Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Selfefficacy menunjukkan bahwa tindaka n yang dilakukan individu akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu. Self-efficacy menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.
30
Albert Bandura. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”, Psychological Review. Vol. 84, No.2, 1977. h.194 (http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf )
26
C. Think, Pair and Share 1. Pengertian Think Pair Share Think Pair Share (TPS) merupakan teknik pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.31 beberapa pendapat mengartikan Think Pair Share sebagai berikut: a. “TPS (Think-Pair-Share) which is a cooperative learning strategy where students think about their responses for a problem given by instructor then discuss their individual solutions in pairs and share those solutions with the class”.32 b. Think Pair Share adalah strategi yang memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.33 Think Pair Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan siswa banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Think Pair Share adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
mandiri,
berpikir
berpasangan
dan
membagi
hasil
pemikirannya, baik kepada kelompok atau kepada seluruh kelas. 2. Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
31
kooperatif
dikembangkan
dari
teori
belajar
Febrian Widya Kusuma, Mimin Nur Aisyah, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X, No. 2, 2012. (http://jurnal.uny.ac.id/index.php/jpaku/article/view/912) 32 Sunita M. Dol, “TPS (Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to Teach Theory of Computation Course”, International journal of Education Research and Technologi. Vol. 5 [4], 2014. (http://Sougra.com/ijert/ijertdec2014/10.pdf) 33 Suprihatiningrum Jamil, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h.134
27
konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget dan Vygotsky. Dari hasil penelitian Piaget dalam (Ratna, 1988: 181) yang pertama, dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.34 Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar Piaget menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapinya dan pengalaman yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan Vygotsky menekankan pada interaksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal tersebut, para konstruktivis menekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar, dan siswa diberikan kesempatan secara aktif untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkannya kepada temannya. Abdulhak (2001: 19-20) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan melalui Sharing antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri.35 Tom V. Savage (1987: 25) mengemukakan
bahwa
cooperative
learning
merupakan
satu
pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.36 Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian pembelajaran kooperatif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang mengondisikan untuk saling berinteraksi agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai suatu materi yang sedang dipelajari. Selain itu pembelajaran
kooperatif
juga
merupakan
pembelajaran
yang
memposisikan siswa sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator dan motivator. Oleh karena itu, pada pembelajaran kooperatif siswa diberikan
kesempatan
untuk
belajar
mengomunikasikan
hasil
pemikirannya, menghargai pendapat orang lain, serta memperoleh
34
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.173 Ibid h.174 36 Ibid. h.175 35
28
pengalaman secara langsung dengan menemukan serta menerapkan ideide mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tujuan diantaranya: 37 a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. b. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki latar belakang berbeda. c. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, yaitu dengan berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat dan bekerja sama dalam kelompok. Beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, Linda Lungren (1994: 120) dalam (Ibarahim, dkk., 2000:18) yaitu: a) meningkatkan alokasi waktu pada tugas; b) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; c) memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah; d) memperbaiki kehadiran; e) angka putus sekolah menjadi rendah; f) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar; g) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; h) konflik antar pribadi berkurang; i) Sikap apatis berkurang; j) pemahaman yang lebih mendalam; k) meningkatkan motivasi lebih besar; l) hasil belajar lebih tinggi; m) retensi lebih lama; n) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. 38 Pembelajaran kooperatif memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:39 a. Siswa belajar dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar; b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah;
37
Ibid. h.175 Ibid. h.175-176 39 Ibid. h.176 38
29
c. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu (Ibrahim, dkk. 2000: 6). Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa belajar bukan hanya kegiatan membaca, menulis dan mendengarkan penjelasan guru, tetapi belajar juga merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan untuk mencoba, mengalami, serta mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dari materi yang dipelajari sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa yang melakukannya. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macan model dan strategi pembelajaran diantaranya adalah Numbered Head Together (NHT), Cooperative Script (CS), Student Teams Achievement Divisions (STAD), Think Pair Share (TPS), jigsaw, snow ball, Teams Game Tournament (TGT),40 3. Langkah Think Pair Share Langkah-langkah Think Pair Share diantaranya yaitu:41 a. Thinking (Berpikir) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. b. Pairing ( Berpasangan) Selanjutnya
guru
meminta
siswa
untuk
berpasangan
dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu
40 41
Suprihatiningrum Jamil, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h.202 Ibid.h.208-209
30
masalah khusus yang diidentifikasikan. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. c. Sharing ( Berbagi ) Pada langkah akhir, guru meminta pasang-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan. Dalam buku yang ditulis oleh Miftahul Huda dijelaskan langkahlangkah Think Pair Share sebagai berikut:42 a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. b. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. c. Kelompok membentuk anggotanya berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya. d. Setiap pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok untuk menshare hasil diskusinya. 4. Kelebihan dan Kekurangan Think Pair Share Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan strategi pembelajaran Think Pair Share. Adapun kelebihan dan kekurangan Think Pair Share (Aris Shoimin, 2014) adalah sebagai berikut:43 a. Kelebihan Think Pair Share. 1) Think Pair Share mudah diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan.
42 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustka pelajar, 2014) h.206-207 43 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014) h. 211-212
31
2) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa. 3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran. 4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pembelajaran selama diskusi. 5) Siswa dapat belajar dari siswa lain. 6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya.
b. Kekurangan Think Pair Share. 1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu untuk dimonitor. 2) Lebih sedikit ide yang muncul. 3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
D. Penerapan Think Pair Share dalam Pembelajaran Tematik 1.
Pengertian Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter dengan menerapkan pembelajaran tematik. Depdiknas menyatakan bahwa pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan bagian dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Sri Endang Utami dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Srategi Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar menyatakan bahwa temanatik integrative adalah pembeljaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. 44 Sedangkan Majid menyatakan
44
Sri Endang Utami, “Penerapan Strategi Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Paradigma, vol.2, no.1, 2015, (http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/paradigma/article)
32
bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam kemampuan, serta perkembangan anak. 45 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai pelajaran ke dalam satu tema yang disesuaikan dengan perkembangan siswa. Isi atau muatan materi pembelajaran tematik dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung sehingga pembelajaran lebih kontekstual dengan dunia nyata siswa. Aliran konstruktivisme memandang pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil konstruksi
siswa
melalui
interaksi
dengan
objek,
fenomena,
pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan diperoleh bukan berdasar pada pentransferan ilmu semata oleh guru melainkan usaha sadar dari siswa dalam menginterpretasikan sendiri pengetahuan atau konsep yang diperoleh. Oleh karena itu, konstruktivisme tidak berfokus pada hasil akhir yang ditunjukkan, melainkan menitikberatkan pada proses yang secara terus menerus berkelanjutan. 46 Berdasarkan pengertian pembelajaran, tematik dan pembelajaran tematik di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang terencana yang mengondisikan seseorang untuk bisa belajar dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran, dan tematik adalah pokok pikiran atau gagasan. Maka jika diartikan secara keseluruhan pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan yang terencana yang menggunakan objek nyata yang sebagai pokok bahasan untuk
45
Sa’dun Akbar,dkk, Implementasi Pembelajaran Temtik di Sekolah Dasar (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2016) h.17 46 Unga Utari I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran Tematik Berebasisa Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)", Jurnal Teori dan Peraktis Pembelajaran IPS,Vol. 1. No. 1, .2016.(http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips) h. 41
33
mengondisikan seseorang untuk bisa belajar dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. 2. Prinsip Pembelajaran Tematik Prinsip pembelajaran tematik berdasarkan materi sosialisi kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud adalah sebagai berikut:47 a. Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. b. Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga dapat mengungkapkan tema secara bermakna. c. Tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku. d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan pengetahuan awal. e. Materi yang dipadukan tidak dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan. Kurniawan
(2014)
menjelaskan
sembilan
prinsip
utama
pembelajaran tematik yaitu: (a) berpusat pada anak; (b) pengalaman langsung; (c) pemisahan mata pelajaran tidak jelas; (d) penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran; (e) fleksibel; (f) bermakna dan utuh; (g) mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber; (h) tema terdekat dengan anak; (i) pencapaian kompetensi dasar bukan tema.48
47
Opcit . h.18-19 Unga Utari, I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran Tematik Berebasisa Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)", Jurnal Teori dan Peraktis Pembelajaran IPS,Vol. 1. No. 1, .2016.(http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips) h. 41-42 48
34
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosialisi kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:49 a. Berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini memerankan siswa sebagai subjek belajar yang utama. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. b. Memberikan pengalaman langsung. Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal dan masalah yang nyata yang ada dan terjadi di sekitar siswa. c. Pemilihan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pada pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tematema yang dikaitkan dengan kehidupan siswa dan hal-hal di sekitar siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai muatan. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran secara terpadu. Materi yang dipadukan memiliki kesesuaian dengan tema yang ada. e. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes, yaitu mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan kesesuaian isi, serta mengaitkannya dengan kehidupan dan lingkungan tempat tinggal siswa. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dengan metode yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan proses yang menyenangkan.
49
Opcit. h.19-20
35
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatankegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga prestasi belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.50 Pembelajaran
tematik
merupakan
pembelajaran
yang
menggunakan pendekatan saintifik. Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, pengetahuan yang didapat dari pembelajaran dan pembuktian yang dapat dibuktikan dengan metode ilmiah. Pendekatan saintifik memiliki tahapan pembelajaran mulai dari mengamati
(observing),
menanyakan
(questioning),
melakukan
percobaan (experimenting), mengumpulkan dan menghubungkan informasi (collecting and associating), dan mengomunikasikan (communicating).51 4. Sintaks pembelajaran tematik dengan strategi Think Pair Share a. Guru mengecek kehadiran siswa (absensi) b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran c. Guru melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum memulai pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa.
50 I. W. Jiwa, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni, “Pengaruh Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Siswa Kelas IV Gugus Empat di Kecamatan Gianyar”, jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan, vol.3, 2013. (http://pasca.undika.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article) 51 Wachyu Sundayana, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014)h.28-29
36
d. Dengan pendekatan saintifik siswa mengamati video atau gambar yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari yang diberikan oleh guru . e. Siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat
atau bertanya
setelah mengamati video atau gambar yang diberikan oleh guru. (mengomunikasikan, menanya) f. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (secara heterogen), setiap kelompok beranggotakan 6 siswa. Tujuan kegiatan ini untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa tentang video atau gambar yang yang telah mereka amati g. Melalui model pembelajaran Think Pair Share siswa diminta untuk menganalisis Think: siswa menuliskan hasil pemikirannya sendiri pada lembar kerja yang telah disediakan. (menganalisis) Pair: siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman dalam kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka pada lembar kerja yang telah disediakan. (mencoba, mengomunikasikan) Share: setiap pasangan dalam kelompok mengemukakan hasil pemikiran dan hasil diskusi secara berpasangan. (mencoba, mengomunikasikan) h. Setelah diberikan waktu selama 10-15 menit setiap kelompok siswa maju satu per satu di depan kelas untuk mengomunikasikan hasil pembahasan yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Kelompok yang lain mendengarkan pemaparan pembahasan yang dilakukan oleh kelompok yang didepan kemudian memberikan tanggapan untuk kelompok yang didepan. i. Siswa didampingi guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar. j. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan terhadap keberhasilan siswa
37
k. Guru dengan siswa atau siswa sendiri membuat rangkuman/ simpulan dari materi pada pertemuan hari ini l. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran.
E. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Ratri Nugrahani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Danurejan Yogyakarta”. Pada hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antar self-efficacy dengan kemandirian belajar siswa. hal ini dibuktikan dengan harga rhitung 0,678 lebih besar daripada rtabel 0,158. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar seseorang, semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan kemandirian belajar siswa. Dibuktikan dengan harga R= 0,651 dan p=0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy dan motivasi belajar seseorang, semakin tinggi pula kemandirian belajarnya.52 2. Abdurrahman Hi. Usman (2015) dalam penelitiannya yang berjudul (Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ability at Stain Ternate) pada penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan berbicara (bahasa Inggris) siswa setelah siklus kedua. Pada siklus pertama rata-rata nilai siswa adalah 74,81. Pada siklus pertama ini peneliti berpikir bahwa penerapan strategi Tink Pair Share tidak berhasil. Setelah peneliti memperbaiki rencana pembelajaran pada siklus kedua, sehingga terjadi peningkatan nilai rata-
52
Ratri Nugrahani, Hubungan Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa kelas V SD Negri Se-Kecamatan Danurejan Yogyakarta, Universitas Negri Yogyakarta, 2013.Tidak dipublikasikan. (http://eprints.uny.ac.id/16002/1/skripsi%2520RATRI)
38
rata siswa menjadi 81,68. Hal ini menunjukkan bahwa Tink-Pair-Share dapat meningkatkan kemampuan berbicara (bahasa Inggris) siswa.53 3. Unuy Nurhasanah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Think Pair Share”. Pada hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada siklus I peningkatan yang diraih siswa pada perolehan nilai pretest dan posttest untuk kategori rendah yaitu 72.22% sedangkan untuk kategori rendah yaitu 27.78%. Sedangkan pada siklus II peningkatan yang diraih siswa kategori sedang yaitu 50% dan untuk kategori tinggi meningkat menjadi 50%.54 Berdasarkan penelitian terdahulu terbukti bahwa self-efficacy dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. selain itu, penggunaan strategi Tink Pair Share juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif serta keterampilan siswa. Oleh sebab itu, diharapkan penggunaan Tink Pair Share tidak hanya dapat mempengaruhi kognitif serta keterampilan saja tetapi juga dapat berpengaruh terhadap karakter siswa terutama untuk meningkatkan self-efficacy siswa agar siswa menjadi individu yang yakin pada dirinya sendiri atas kemampuan yang dimilikinya, baik itu kemampuan kognitif, afektif ataupun psikomotorik. F. Kerangka berpikir Suatu pendekatan, model atau strategi pembelajaran memberikan dua pengaruh yaitu instructional effect (hasil utama pengajaran) dan nurturant effect (hasil pengiring pengajaran). Strategi pembelajaran Think Pair Share adalah salah satu strategi pembelajaran model kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki pendapat atau hasil pemikiran sendiri terhadap suatu hal yang diperkuat dengan kegiatan diskusi secara
53 Abdurrahman Hi. Usman, “Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ebility at Stain Ternate”, Journal of Education and Practice, Vol. 6, No. 10. 2015. (http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf) 54 Unuy Nurhasanah, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink Pair Share, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan (http://repository.uinjkt.ac.id)
39
berpasangan dan kemudian membagi hasil diskusi mereka dengan temantemannya yang lain. Dalam penerapannya strategi pembelajaran Think Pair Share memiliki tiga langkah pokok yang harus dilaksanakan. Ketiga langkah tersebut adalah: 1) Think, pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk berpikir tentang suatu hal secara mandiri 2) Pair, pada tahap ini siswa secara berpasangan diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya 3) Share, pada tahap terakhir ini, siswa secara berpasangan membagi hasil bekerja samanya kepada teman-temannya. Berdasarkan tiga langkah tersebut siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan, mencatat, atau menghafal materi pelajaran. Tujuan Strategi pembelajaran Think Pair Share adalah meningkatkan penguasaan akademik, membantu siswa menumbuhkan berpikir kritis, dan mengajarkan keterampilan sosial. Strategi pembelajaran Think Pair Share sangat cocok jika diterapkan pada pembelajaran tematik. Mengingat karakteristik dalam pembelajaran tematik diantaranya yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai muatan, bersifat fleksibel dan menggunakan prinsip sambil bermain. Karakteristik dalam pembelajaran tematik tersebut cocok dengan karakteristik Strategi pembelajaran Think Pair Share yang melibatkan siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan pengalaman langsung dari kegiatan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan akan sangat berpengaruh terhadap tercapainya
tujuan
pembelajaran
tematik,
terutama
dalam
upaya
meningkatkan hasil belajar yang berupa pengetahuan dan self-efficacy. Pembelajaran Tematik Hasil belajar (Instructional effect) Penerapan Think pair share Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Self-efficacy (Nurturant effect)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah di SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak tahap persiapan sampai tahap penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan kurang lebih selama 6 bulan dari bulan Januari sampai bulan Juni. Waktu penelitian dilaksanakan selama semester genap tahun ajaran 2016/2017 pada bulan Februari sampai April. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang tahun ajaran 2016/2017, sementara guru kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang sebagai patner kolaborasi serta sekaligus sebagai triangulasi sumber data. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran tematik yang telah disepakati dengan guru di kelas tersebut. B. Metode penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian tindakan
kelas
(PTK).
Penelitian
tindakan
didefinisikan
sebagai
penyelidikan sistematis yang dilakukan oleh para guru, administrator, konselor atau orang lain dengan suatu kepentingan tertentu dalam proses mengajar dan belajar atau lingkungan dengan tujuan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka beroprasi, bagaimana mereka mengajar dan bagaimana siswa mereka belajar.1 Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Implementasi penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Pada penelitian ini model PTK yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc.Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode ini, karena langkah-langkah penelitian cukup
1
Craig A. Mertler, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2014 ) h.4
40
41
sederhana, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. PTK model Kemmis dan Mc.Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap dalam tiap siklus, yaitu perencanaan tindakan dalam bentuk pembelajaran dan sekaligus observasi, analisis dan refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:2 Plan Act & Observe Reflect
Revised Plan Act & Observe Next
Reflect
Bagan 3.1 Desain PTK Kemmis & Mc Taggart (Adaptasi Depdikanas, 1999)
Berdasarkan desain PTK Kemmis & Mc Taggart di atas, maka dibuatlah rancangan alur siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
2
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2014) h.27
42
Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi 1
Siklus II
Pelaksanaan tindakan 1
Perencanaan tindakan 1
Refleksi 1
Pengamatan tindakan 1
Perencanaan tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 2
Refleksi 2
Pengamatan tindakan 2
Permasalahan baru hasil refleksi 2
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Bagan 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pada pelaksanaannya penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas IV dengan peneliti dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy pada pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajran Think Pair Share. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap perbaikan atau peningkatan kegiatan pembelajaran di kelas. C. Subyek penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Dipilihnya siswa kelas IV sebagai subyek penelitian karena siswa kelas IV merupakan kelas yang siswanya rata-rata berusia 9-10 tahun. Dimana pada usia ini mereka sudah bisa menulis dan membaca. Selain itu, mereka mulai bisa merekontruksi pikiran
43
dan
mulai
beranjak
dewasa.
Sehingga
diharapkan
pelaksanaan
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh peneliti dan wali kelas IV. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagia perencana dan dan pelaksana. Sebagai perencana, sebelumnya peneliti telah melakukan kegiatan obeservasi pada pelaksanaan proses pembelajran tematik di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Sebagai pelaksana dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang, peneliti bertindak sebagai guru. Selain mengajarkan materi peneliti juga membuat dan merancang pembelajaran serta mengevalusi jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM). Sementar itu, peran guru kelas adalah sebagi observer yang mengamati seluruh kegiatan aktifitas guru (peneliti) dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. E. Tahap Intervensi Tindakan Tahap penelitaian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama yang berupa siklus. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Prosedur utama dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagi berikut: 1. Perencanaan tindakan Dalam
merencanakan
tindakan,
peneliti
dan
guru
kelas
IV
berkomunikasi dalam merancangnya, adapun yang hendak dirancang secara bersama adalah perangkat pembelajaran, meliputi: a. Skenario pembelajaran dalam bentuk RPP b. Instrumen penilaian/evaluasi c. Instrument observasi tindakan
44
d. Membuat media/alat pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan. Masing-masing siklus terdiri dari 2X pertemuan, kegaiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share yang dilakukan pada pembelajaran tematik yang menggunakan pendekatan saintifik yang memiliki tahapan pembelajran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, menalar dam mengomunikasikan. Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut: Table 3.1 Rancangan Pelaksaan Tindakan Kegiatan guru a. Guru mengawali pembelajaran dengan berdo’a dan memeriksa daftar hadir siswa. b. Guru melakukan apersepsi c. Guru menjelaskan pembelajaran Think Pair Share d. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. e. Guru menjelaskan materi pada pelajaran Tematik f. Guru meminta siswa untuk membaca teks cerita atau mengamati gambar. g. Guru meminta siswa menuliskan pendapatnya tentang cerita yang telah mereka baca atau gambar yang telah mereka amati pada lembar kerja yang telah dibagikan. h. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil pemikiranya secara berpasangan dengan teman kelompoknya.
Kegiatan siswa a. Siswa berdo’a untuk mengawali kegiatan belajar. b. Siswa melakukan apersepsi dengan menjawab pertanyaan guru. c. Siswa menyimak penjelasan tentang pembelajaran Think Pair Share d. Siswa duduk secara berkelompok. e. Siswa menyimak materi pada pelajaran Tematik f. Siswa membaca teks cerita atau mengamati gambar. g. T: siswa menuliskan pendapatnya tentang cerita yang telah mereka baca atau gambar yang telah mereka amati pada lembar kerja yang telah dibagikan. h. P: siswa mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan dengan teman kelompoknya. i. S: setiap pasangan menyampaikan hasil diskusi
45
i. Guru meminta setiap pasangan untuk menyampaikan hasil diskusi setiap pasangan kepada semua anggota kelompok. j. Guru menjelaskan lebih dalam mengenai cerita atau gambar yang mereka amati. k. Guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan. l. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan. m.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
j. k. l. m.
setiap pasangan kepada semua anggota kelompok. Siswa menyimak penjelasan guru. Siswa melakukan percobaan. siswa membuat kesimpulan dari hasil percobaan. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari.
3. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berjalan, utamanya saat pembelajaran dengan strategi Think Pair Share terlaksana. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam observasi ini meliputi: a) jumlah siswa yang menjawab pertanyaan atau maju melakukan presentasi, b) siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung, c) siswa yang telah menguasai materi pelajaran, dan d) siswa yang masih membutuhkan bimbingan dalam pelajaran. 4. Refleksi Guru
menganalisis
proses
belajar
mengajar
yang
sudah
dilaksanakan sehingga dapat diketahui sejumlah sejauh mana tingkat pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share, dalam hal ini meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Refleksi yang dilakukan pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan dalam siklus II. Hanya saja, Pada Siklus II tindakan yang dilakukan merupakan revisi atau perbaikan pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran dan lebih yakin akan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal
46
ini strategi pembelajaran Think Pair Share diharapkan berhasil meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share dianggap telah berhasil apabila dapat meningkatkan beberapa kriteria berikut, yaitu: peningkatan pada hasil belajar siswa, peningkatan pada self-efficacy siswa, aktifitas belajar siswa, dan keterlaksanaan proses pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran Think Pair Share. Adapun indikator keberhasilan yang diterapkan pada kriteria-kriteria tersebut adalah : 1. Untuk hasil belajar dianggap telah berhasil apabila apabila perolehan rata-rata persentase hasil belajar siswa dalam pelajaran tematik mencapai >75% . selain itu, hasil belajar pada penelitian ini juga dianggap telah berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai >75% . Nilai KKM pelajaran tematik yang ditetapkan di sekolah untuk Bahasa Indonesia dan IPS sebesar 72. Sedangkan untuk Matematika, PKN dan IPA sebesar 70. Dengan indikator hasil belajar sebagai berikut: Siklus 1 Pertemuan 1 Bahasa Indonesia a. Menjelaskan tokoh dan penokohan dari sebuah teks cerita fiksi. b. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pembentu dari teks cerita fiksi. c. Menuliskan pesanmoral dari teks cerita fiksi. IPA a. Menjelaskan pengertian gaya dan gerak. b. Menyebutkan hubungan gaya dan gerak pada kehidupan sehari-hari. c. Menunjukan contoh hubngan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. d. Membandingkan perubahan karet dan plastisin ketika diberikan gaya.
47
Siklus 1 Pertemuan 2 Bahasa Indonesia a. Menjelaskan tokoh dan penokohan dari sebuah teks cerita fiksi. b. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pembentu dari teks cerita fiksi. c. Menuliskan pesanmoral dari teks cerita fiksi. IPA e. Menjelaskan pengertian gaya dan gerak. f. Menyebutkan hubungan gaya dan gerak pada kehidupan sehari-hari. g. Menunjukan contoh hubngan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Siklus 2 Pertemuan 1 IPA a. Menjelaskan pengertian umber energi alternatif. b. Menyebutkan karakteristik sumber senergi alternatif. c. Menyebutkan contoh sumber energi alternatif. IPS a. Menjelaskan pengertian sumber daya alam . b. Mengidentifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat dan tempatnya. c. Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. d. Menyebutkan contoh sumber daya alam di darat dan di perairan. Siklus 2 Pertemuan 2 Bahasa Indonesia a. Menjelaskan pengertian wawancara dan narasumber. b. Membuat pertanyaan untuk wawancara. c. Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah dalam kegiatan wawancara
48
PKn a. Menjelaskan pengertian hak. b. Menjelaskan pengertian kewajiban. c. Mengidentifikasi contoh hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar. d. Meunjukan akibat dari tidak melaksanakan kewajiban terhadap lingkungan.
2. Untuk self-efficacy siswa dianggap telah berhasil apabila hasil perhitungan skor angket penilaian diri sendiri dan penilaian teman sebaya telah mencapai >75% dari skor total yang telah ditetapkan, dan jumlah siswa yang memiliki kategori self-efficacy tinggi mencapai >75%. 3. Untuk aktifitas belajar siswa dianggap telah berhasil apabila hasil perhitungan skor observasi aktifitas belajar siswa telah mencapai >75% dari skor total yang telah ditetapkan. 4. Untuk keterlaksanaan proses pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran Think Pair Share dianggap telah berhasil apabila hasil perhitungan skor observasi aktifitas mengajar guru telah mencapai >75% dari skor total yang telah ditetapkan. G. Data dan Sumber Data Sumber data diperoleh dari SD Muhammadiyah 12 Pamulang kelas IV dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan self-efficacy siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini bersumber pada dua jenis data, yaitu data kualitatif pada penelitian ini, berupa seluruh aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang akan diukur dengan lembar observasi dan self-efficacy siswa yang diukur dengan lembar penilaian diri sendiri dan penilaian teman
49
sebaya. Selain itu, pengumpulan dan analisis data akan diperkuat dengan data lain yang berbentuk dokumentasi dan data kuantitatif pada penelitian ini berupa hasil belajar pada setiap siklus. H. Instrumen Pengumpulan Data Pada
penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama yang
bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti juga akan dibantu oleh guru kelas IV sebagai kolaborator dan observer yang bekerja sama dengan peneliti dalam hal penyusunan rancangan pembelajaran, melakukan refleksi, menentukan tindakan pada siklus
selanjutnya
dan
mengamati
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi Think Pair Share dengan RPP yang telah diperbaiki. Selain itu, untuk mendapatkan data Instrumen pengumpulan data yanga akan digunakan adalah: 1. Lembar kerja siswa dan lembar Tes Instrument berupa lembar kerja siswa (LKS) dan lembar tes berisi kegiatan yang dilakukan dalam pemebelajaran dan soal-soal latihan siswa dalam bentuk uraian. Pada saat penelitian LKS digunakan untuk membantu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengukur pengetahuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan strategi pembelajaran Think Pair Share.
LKS ini akan dikerjakan secara individu dan
kelompok pada setiap pertemuan. Lembar tes akan dilampirkan pada LKS yang akan diisi oleh siswa di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan secara individu. Menurut Purwanto tes adalah alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan keterampilan, inteligensi, kemampuan atau bakat secara maksimal.3 Soal tes pada penelitian ini digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari materi pada subtema
3
tertentu.
Dalam
menggunakan
metode
tes,
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) h. 45
peneliti
50
menggunakan instrument berupa soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis indikator dari setiap mata pelajaran. 2. Lembar Observasi Pada penelitian ini lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk dapat mengetahui dan dan mengamati proses pembelajaran dan aktifitas guru dan kooperatifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disusun sesuai dengan langkah-langkah dalam strategi pembelajaran Think Pair Share. Lembar observasi ini terdiri dari butir-butir pernyataan yang akan
dinilai berdasarkan skala
penilaian yang berfungsi untuk menentukan kedudukan objek penelitian pada tingkat tertentu pada skala yang didasarkan pada karakteristik yang sudah ditentukan. Angka angka yang menggambarkan karakteristik tersebut adalah 5: Sangat Baik(SB), 4: Baik (B), 3: Cukup Baik (CB), 2 : Kurang Baik (KB), dan 1: Tidak Baik (TB). Pada kolom skor akan dicantumkan inisial dari setiap karakteristik sehingga pencatatan dilakukan dengan memberi tanda chek-list pada inisial kriteria yang disesuaikan antara butir pernyataan dengan kejadian yang muncul. 3. Lembar Penilaian Diri Sendiri dan Teman Sebaya Lembar penilaian diri sendiri dan teman sebaya digunakan untuk melihat. Untuk mengukur self-efficacy yang akan digunakan peneliti adalah Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C) yang di kembangkan oleh Peter Muris, kuesioner ini memiliki validitas dan reliabilitas sebesar 0,88. SEQ-C digunakan Peter Muris pada penelitiannya yang berjudul A brief Questionnaire for measuring selfefficacy in youths, yang telah diterjemahkan dilembaga pusat bahasa UIN Syarif Hidayatullah dan telah dilakukan perubahan pada redaksi kata. Pada jurnal yang berjudul Journal of Psychopatology an behavioal
51
Assesment, Peter Muris menyatakan dalam A brief Questionnaire for measuring self-efficacy in youths sebagai berikut:4 Penilaian self-efficacy pada anak-anak dan remaja umumnya terbatas pada skala dewasa yang memiliki telah diadaptasi untuk digunakan dengan anak-anak (misalnya, Comunian,1989) dan langkahlangkah yang memanfaatkan self-efficacy berfungsi di area tertentu seperti matematika (Junge & Dretzke,1995), merokok (Lawrance & Rubinson, 1986), diabetes (Havermans & Eiser, 1991), dan hubungan pertemanan (Connoly, 1989). Bandura et al. (1999) mengembangkan sebuah langkah untuk menilai tingkat self-efficacy umum pada anak. Skala dibagi pada tiga bidang utama self-efficacy: self-efficacy sosial yang berhubungan dengan kemampuan anak-anak untuk menghadapi tantangan sosial; self-efficacy akademik yang mengacu pada kemampuan yang dirasakan anak-anak untuk menguasai secara urusan akademis; dan self-efficacy emosional karena stres termasuk ke dalam studi gangguan afektif. 4. Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengambil data-data yang akan mendukung kegiatan. Dokumentasi yang akan dikumpulkan meliputi perangkat pembelajaran seperti RPP dan LKS, Nilai tes siswa, data hasil penilaian self-efficacy siswa, data hasil observasi dan daftar nama siswa. Dokumentasi ini dibuat untuk melengkapi kejadiankejadian penting yang terjadi dalam proses pembelajaran. I. Teknik pengumpulan data Cara-cara atau teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan cara: 1. Observasi atau pengamatan, Nasution (1986) menyatakan bahwa observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan, dengan
4
Muris Peter, “A brief Questionnaire for measuring self-efficacy in youths”, Journal of Psychopatology an behavioal Assesment, Vol.23, No.3, 2001. http://link.springer.com/article
52
melakukan observasi dapat diketahu fakta-fakta mengenai dunia nyata.5 Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share. Apa yang terjadi di lapangan dari awal sampai akhir ditulis oleh peneliti sebagai bekal dalam pengumpulan data. 2. Wawancara, dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara secara terstruktur dan tidak terstruktur kepada siswa guru kelas IV SD Muhammadiyah 12, untuk melihat ada tidaknya peningkatan pada selfefficacy siswa. 3. Tes, pada penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu materi serta jauh mana usaha siswa dalam menyelesaikannya. Dalam hal ini, peneliti melakukan evaluasi atau tes hanya untuk subtema yang telah dipelajari. Tes dilaksanakan setelah pokok bahasan selesai dipelajari, dan bentuk tes adalah berupa pilihan ganda dan uraian. 4. Studi dokumenter, Studi dokumenter lebih menekankan pada dokumentasi, yakni barang-barang tertulis. Di dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan dokumentasi, yakni dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis yang ada di kelas dan mendokumentasikan kegiatan belajar siswa selama penelitian. J. Triangulasi Pada penelitian ini untuk memeriksa keabsahan data penelitian, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Dalam buku Sugiono yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Triangulasi adalah teknik pengujian kreabilitas data sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan waktu yang berbeda. Ada 3 macam
5
h.226
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualtatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015)
53
triangulasi yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan waktu.6 Dalam hal ini peneliti akan menggunakan triangulasi pemeriksaan data dengan sumber lainnya. Untuk mendapatkan data yang objektif, shahih, dan validitasnya dapat dipertanggung jawabkan, maka peneliti akan menggunakan teknik kepercayaan studi, yaitu: 1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara berbeda, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dengan melakukan observasi siswa dan memeriksa catatan siswa. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda dengan untuk mengetahui hal yang sama, untuk memperoleh data tentang self-efficacy siswa yang dilakukan dengan mengamati kegiatan belajar siswa
dengan
menggunakan Think Pair Share dan melihat hasil observasi kolaborator (guru kelas IV ). 3. Memeriksa kembali data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan, keaslian ataupun kelengkapannya. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul. K. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan metode model
Interaktif, langkah-
langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiono, 2015: 246253), adalah sebagai berikut:7 1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.
6 7
Ibid, h.173-174.
Ibid. h.246-253
54
2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. 3. Penyajian data, yaitu dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya. 4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat. pengumpulan data
penyajian data
Reduksi data Kesimpulankesimpulan Penarikan/Verifikasi
Bagan 3.2 Komponen Penelitian Model Interaktif
L. Pengembangan perencanaan tindakan Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan pada setiap siklusnya. Adapun siklus penelitian yang akan dirancang dan direncanakan dalam 2 siklus. Apabila pada siklus pertama ada kekurangan atau tidak berhasil, maka
55
pelaksanaan siklus dua ditujukan untuk perbaikan proses dan hasil pembelajaran. Namun, apabila pada siklus pertama proses pembelajaran dan penelitian yang dilakukan sudah berhasil, maka pelaksanaan siklus kedua ditujukan untuk peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Pelaksanaan siklus III akan dilaksanakan apabila ternyata dari dua siklus yang telah dilakukan sebelumnya belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara umum, yaitu >75% siswa harus mendapat nilai di atas atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan perolehan perolehan persentase Self-efficacy siswa dengan kategori tinggi mencapai >80%.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian 1. Profil sekolah singkat SD Muhammadiyah 12 Pamulang merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di Jl. Surya Kencana no. 29 Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Saat ini, kepala SD Muhammadiyah 12 Pamulang dijabat oleh Bapak Iswandi. SD Muhammadiyah 12 Pamulang memiliki 30 ruang kelas dan dilengkapi dengan ruang lab komputer, ruang lab bahasa,ruang perpustakaan sekolah, masjid, lapangan, serta sanitari yang baik. Adapun jumlah siswa di sekolah ini yaitu sebanyak 972 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 547 siswa dan siswa perempuan sebanyak 425 siswa. Berikut data siswa berdasarkan tahun pelajaran 2016/2017.
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Tabel 4.1 Data Siswa Tahun Ajaran 2016/2017 Jumlah Laki-laki Perempuan Siswa 98 63 161 97 64 161 98 68 166 76 85 161 97 79 176 81 66 147 547 425 972
Jumlah Rombel 5 5 5 5 6 5 31
SD Muhammadiyah 12 Pamulang melaksanakan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas 2, 3 dan 6 dan kurikulum 2013 pada kelas 1, 4, dan 5. Waktu penyelenggaraan pembelajaran di pagi hari, yakni dimulai pukul 07.00–14.00 pada hari Senin s.d. Jum’at. Pengajar SD Muhammadiyah 12 Pamulang adalah para pendidik professional berdedikasi, masing-masing dengan pengalaman masa kerja (mengajar) yang cukup lama. Guru termasuk 56
57
kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini berjumlah 63 orang, yang terdiri dari 50 orang guru swasta dan 13 orang guru PNS.
2. Kegiatan pra penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan pra penelitian di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Hal pertama yang dilakukan yakni peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan observasi dan menggali informasi secara mendalam dengan guru kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran Tematik di kelas IV serta masalah-masalah yang dihadapi. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada pembelajaran Tematik untuk Matematika 70, Bahasa Indonesia 72, IPS 72, PKn 70 dan IPA 70. Adapun jadwal pelajaran Tematik yang berlangsung pada kelas tersebut yakni sebagai berikut. Tabel 4.2 Jadwal Pelajaran Tematik Kelas IV Hari
Waktu
Jam ke-
Senin
08.00 – 09.30
3 dan 4
10.00 – 11.10
7 dan 8
Rabu
10.00 – 12.25
5 dan 8
Kamis
10.00 – 12.25
5 dan 8
Jumat
07.00 – 0830
1 dan 2
Dalam perbincangan yang telah dilakukan dengan guru kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang, terungkap bahwa: a. Untuk kelas IV di SD Muhammadiyah 12 Pamulang terdapat 5 kelas dengan jumlah siswa pada kelas progresif 28 dan kelas regular 35 siswa.
58
b. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran tematik yakni kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan masih kurang, rasa ingin tahu siswa, penggunaan metode pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan, dan kurangnya keyakinan siswa terhadap kemampuan mereka. c. KKM pada pembelajaran tematik untuk Bahasa Indonesia dan IPS adalah 72. Sedangkan untuk Matematika, PKn dan IPA adalah 70. Pada kegiatan pra penelitian mengambil data untuk nilai pengetahuan siswa dari hasil ulangan siswa pada tema 5. Dari data hasil ulangan diperoleh sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Ulangan Harian Tema 5 Bahasa
PKn
IPS
IPA
Matematika
Indonesia
>KKM
>KKM
>KKM
>KKM
>KKM
5
30
17
18
11
24
15
20
14
21
14%
85%
51%
49%
31%
69%
43%
57%
40%
60%
Hasil perhitungan nilai ulangan harian diperoleh nilai tara-rata kelas untuk Bahasa Indonesia adalah 90,42 dengan nilai KKM 72, 30 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 5 orang siswa mendapat nilai di bawah nilai KKM. Jika dipersen tasekan maka 86% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 14% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran PKn diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 68 dengan nilai KKM 70, 18 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 17 orang siswa mendapat nilai di bawah nilai KKM. Jika dipersentasekan maka 49% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 51% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata kelas pada pelajaran IPS didapatkan adalah 74 dengan nilai KKM 72. Pada pelajaran IPS 24 orang siswa telah mendapat nilai diatas
59
nilai KKM dan 11 orang siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Jika dipersentasekan maka 69% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 31% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata kelas pada pelajaran IPA adalah 75 dengan nilai KKM 70, Pada pelajaran IPA 20 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 15 orang siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Jika dipersentasekan maka 57% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 43% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata kelas pada pelajaran Matematika adalah 68 dengan nilai KKM 70. Pada pelajaran Matematika 21 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 14
orang siswa
mendapat
nilai
dibawah
nilai
KKM. Jika
dipersentasekan maka 60% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 40% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Dari data tersebut, maka rata-rata presentase siswa yang telah mendapat nilai diatas KKM sebesar 63% dan rata-rata persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebesar 37%.
Sedangkan untuk nilai self-efficacy
diambil dengan melakukan pretest self-efficacy dengan instrumen berupa lembar angket. Dari data hasil pretest self-efficacy diperoleh sebagai berikut. Tabel 4.4 pretest self-efficacy Jumlah
Kategori
siswa
persentase
Self-efficacy rendah : 0-40
-
-
Self-efficacy sedang : 41-80
7
20%
Self-efficacy tinggi
28
80%
: 81-120
Berdasarkan hasil pretest self-efficacy menunjukkan bahwa 80% siswa telah memiliki Self-efficacy tinggi dan 20% siswa memiliki Self-efficacy sedang.
60
B. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian tindakan kelas telah dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang dalam dua siklus. Tiap siklusnya terdiri atas dua pertemuan. Hal-hal yang dibahas dalam hasil penelitian yaitu hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktifitas belajar siswa, dan kegiatan guru. 1. Analisis Data penelitian Siklus I Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I. Siklus satu ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I, mencakup hasil belajar siswa, aktifitas guru, aktifitas siswa dan self-efficacy siswa. a. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapat bahwa pada sekolah yang akan diteliti memiliki permasalahan pada self-efficacy siswa yang masih rendah. Siswa kurang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya baik itu kognitf, afektif ataupun psikomotorik. Dari permasalahan tersebut peneliti merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan selfefficacy siswa. Desain pembelajaran yang dirancang meliputi rencana pembelajaran yang menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif strategi Think pair share, lembar observasi, catatan lapangan, dan instrument tes soal uraian. Pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang berlangsung 4x35 menit. Rangkaian
kegiatannya
tersusun
dalam
dalam
perangkat
pembelajaran yaitu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang pada pelaksanaannya seluruhnya dilakukan di dalam kelas.
b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
61
strategi Think Pair Share yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan I (Selasa, 04 April 2017) Kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan I adalah membagi siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 46 orang siswa. Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini. pembelajaran diawali dengan pertanyaan “Dari manakah daerah asal tempat tinggal kalian?” untuk mengondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan keunikan yang dapat ditemukan di Sumatera Barat diantaranya Jam Gadang, Jembatan Akar dan cerita rakyat Malin Kundang. Siswa membaca teks cerita Malin Kundang yang terdapat pada buku Tematik siswa. Setelah selesai membaca cerita Malin Kundang, siswa mengisi LKS yang telah dibagikan untuk menentukan tokoh, sifat tokoh dan pesan moral dari cerita rakyat Malin Kundang dan mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi setiap pasangan membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Setiap kelompok menentukan satu orang perwakilan dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan. Guru mengawasi jalanya kegiatan. Guru menjelaskan tentang kegiatan di pelabuhan untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi gaya, yaitu pengaruh gaya terhadap gerak. Setelah guru menjelaskan materi tentang gaya, siswa diajak untuk melakukan percobaan tentang
62
pengaruh gaya terhadap gerak dengan bermain bowling botol untuk melihat perbedaan ketika bola dilempar dengan dorongan yang kuat dan dengan dorongan yang lemah dan menuliskan hasil percobannya pada LKS. Setiap kelompok mengirimkan satu orang perwakilan dari kelompoknya yang sebelumnya belum melakukan presentasi untuk menyampaikan hasil percobaan mereka. Siswa menyimak kesimpulan hasil presentasi dari percobaan yang disampaikan guru. Siswa mengerjakan soal latihan yang telah disediakan Siswa mengumpulkan LKS yang telah diisi. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan siswa adalah sebagai berikut: Aktifitas guru pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
42 x 100%
x 100 %
50 =
84%
Kooperatifitas siswa pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
35 x 100% 50
=
70%
x 100 %
63
Pertemuan II (Kamis, 06 April 2017) Kegiatan awal yang dilakukan adalah membagi siswa ke dalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa. Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan “Apa yang telah dipelajari sebelumnya?” untuk mengondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan keunikan yang dapat ditemukan di Kalimantan Barat salah satunya yaitu cerita rakyat Batu Menangis. Siswa membaca teks cerita Batu Menangis yang terdapat pada buku Tematik siswa. Setelah selesai membaca cerita Batu Menangis, siswa mengisi LKS yang telah dibagikan untuk menentukan menentukan tokoh, sifat tokoh, pesan moral, tokoh antagonis dan protagonis dari
cerita rakyat Batu Menangis.
Kemudian, siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi setiap pasangan membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Setiap kelompok menunjuk satu orang perwakilan dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan. Guru mengawasi jalanya kegiatan. Setelah melakukan presentasi tokoh, sifat tokoh, pesan moral dan tokoh antagonis dan protagonis dari cerita rakyat Batu Menangis. Guru mengajukan pertanyaan “Apakah masih ingat apa yang dimaksud dengan gaya?” siswa diminta untuk membaca teks tentang pengaruh gaya terhadap benda. Kemudian siswa ajak untuk melakukan percobaan tentang pengaruh gaya terhadap benda dengan media lilin mainan (plastisin) dan karet gelang untuk melihat perbedaan lilin mainan dan karet ketika diberikan gaya dan
64
menuliskan hasil percobaannya pada LKS. Setiap kelompok mengirimkan satu orang perwakilan dari kelompoknya yang sebelumnya belum melakukan presentasi untuk menyampaikan hasil percobaan mereka. Guru menyimpulkan hasil presentasi dari percobaan yang telah dilakukan siswa. Siswa mengerjakan soal latihan yang telah disediakan. Siswa mengumpulkan LKS yang telah diisi. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas siswa adalah sebagai berikut: Aktifitas guru pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
44 x 100% 50
=
88%
Kooperatifitas siswa pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
39 x 100% 50
=
78%
Dari persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase aktifitas guru siklus I sebesar 86%. Persentase telah diinterpretasikan dan berada pada kategori baik. Adapun
65
penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai berikut. Tabel 4.5 Kategori Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I Persentase 90% < A < 100% 75% < B < 90% 55% < C < 75% 40% < D < 55% 0% < E < 40%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Dari persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase koopertifitas siswa siklus I sebesar 74%. Persentase telah diinterpretasikan dan berada pada kategori cukup baik. Adapun penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai berikut. Tabel 4.6 Kategori Hasil Observasi Kooperatifitas Siswa Siklus I Persentase 90% < A < 100% 75% < B < 90% 55% < C < 75% 40% < D < 55% 0% < E < 40%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan cukup baik.
66
c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru dengan mengisi lembar kooperatifitas siswa selama proses pembelajaran yang dituangkan dalam instrument observasi siswa. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian atau keberhasilan kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share. Dalam penelitian ini, guru kelas IV berperan sebagai observer. Kegiatan awal yaitu guru membagi siswa kedalam 6 kelompok. Ketika pembagian kelompok, siswa rebut karena perpindahan tempat duduk dan menolak untuk satu kelompok dengan orang-orang tertentu sehingga memakan waktu cukup lama. Kegiatan apersepsi sudah terlaksana sesuai dengan materi dan mendapat respon yang baik dari siswa. Namun, pada kegiatan membaca terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar. Kegiatan berpikir secara individu telah terlaksana dengan baik. Namun, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Pengerjaan lembar Think Pair Share kurang berjalan dengan baik karena siswa masih kurang memahami kegiatan Think Pair Share. Ketika diminta untuk presentasi siswa terlihat sangat antusias untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Namun, ketika mereka sudah di depan kelas untuk beberapa siswa meminta temannya untuk menggantikannya melakukan presentasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu ditingkatkannya selfefficacy siswa.
67
Dari hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa didapatkan persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase aktifitas guru siklus I sebesar 86%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Sedangkan rata-rata persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2 pada siklus I sebesar 74%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan cukup baik. d. Hasil belajar siswa Pengambilan hasil belajar siswa diperoleh dari tes siklus I setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share. Berdasar latihan pada pertemuan 1 dan 2 diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I
Keterangan Pertemuan 1 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal Pertemuan 2 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal
Tema 8 Subtema 2 Mata pelajaran Bahasa Indonesia < KKM >KKM
IPA < KKM
< KKM
11 20 36% 64% 77,47 64% Belum tuntas
3 6,5% 90,80 93,5%
27 93,5%
3 29 10% 90% 90.31 90% Belum tuntas
16 50% 69.53 50%
16 50%
68
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata untuk Bahasa Indonesia adalah 77,74 dan untuk IPA adalah 90,80. Sedangkan pada pertemuan 2 nilai rata-rata Bahasa Indonesia adalah 90,31 dan untuk IPA adalah 69,63. Sesuai indikator keberhasilan bahwa siswa dinyatakan tuntas belajar, jika siswa memperoleh nilai > nilai KKM. Jika kurang dari nilai KKM maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas. Hasil belajar pada tabel di atas dapat dikatakan belum berhasil. Karena belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikan minimal 75%. Pada pertemuan 2 ada 16 siswa yang belum mencapai ketuntasan pada pelajaran IPA. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. e. Refleksi Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran tematik siklus 1 belum menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan bagi peneliti. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diketahui perolehan sebagai berikut: 1) Hasil belajar Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 77,74 dan untuk IPA adalah 90,80. dan ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 1 untuk Bahasa Indonesia 64% dan IPA 93,5%. Sedangkan pada nilai rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 90,31 dan untuk IPA adalah 69,53 dengan ketuntasan belajar klasikalnya
pertemuan 2 untuk Bahasa
Indonesia 90% dan IPA 50%. Nilai ketuntasan minimal (KKM) untuk IPA adalah 70 dan untuk Bahasa Indonesia adalah 72.
69
Perolehan hasil belajar belum memenuhi kriteria ketentuan klasikal yakni 75%. Pada pertemuan 2 ada 16 siswa yang belum memenuhi nilai KKM pada pelajaran 2. Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus 1 yaitu kurangnya ketelitian siswa dalam mengejakan tes, kurang mampunya peneliti dalam menguasai kelas dan kurang terkontrolnya kegiatan diskusi siswa. 2) Self-efficacy Berdasarkan
kegiatan
pengamatan
pada
proses
pembelajaran tematik dengan strategi pembelajaran Think Pair Share terlihat beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan seperti pada aspek self-efficacy sosial yaitu masih adanya siswa yang pilih-pilih teman.
Hal ini terlihat dari adanya siswa
menolak kelompok dengan orang-orang tertentu dan tidak mau melakukan diskusi dengan orang tertentu. Pada aspek selfefficacy akademik yaitu pada kegiatan membaca terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Sedangkan Pada aspek self-efficacy emosional adanya siswa yang masih belum
yakin
dengan
kemampuannya
dan
belum
bisa
mengendalikan rasa gugup. Hal ini terlihat ketika siswa diminta untuk
presentasi
siswa
terlihat
sangat
antusias
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Namun, ketika mereka sudah di depan kelas untuk presentasi beberapa siswa meminta temannya untuk menggantikannya melakukan presentasi. 3) Aktifitas guru Dari hasil observasi aktifitas guru pada kegiatan proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif dengan
70
strategi Think Pair Share, menunjukkan bahwa aktifitas guru ada pada kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase aktifitas guru pada pertemuan 1 sebesar 84% dan pada pertemuan 2 sebesar 88%. Dari kedua pertemuan tersebut di dapatkan rata-rata sebesar 85%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan yaitu >75%, maka hasil aktifitas guru bisa dikatakan berhasil. 4) Kooperatifitas siswa Dari hasil observasi
kooperatifitas
siswa
setelah
diterapkannya model kooperatif dengan strategi Think Pair Share, siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran perolehan yang mengukur kegiatan belajar siswa selama pembelajaran
menunjukkan
persentase
hasil
observasi
kooperatifitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 70% dan pada pertemuan 2 sebesar 78%. Dari kedua pertemuan tersebut di dapatkan rata-rata sebesar 74%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan yaitu >75%, maka hasil kooperatifitas siswa bisa dikatakan belum berhasil. Hambatan yang terjadi pada pembelajaran 1 dan 2 diantaranya terjadi kebingungan pada siswa dalam penerapan strategi Think Pair Share, beberapa siswa menolak untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya, dan kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal latihan. Paparan di atas menunjukkan kekurangan pada siklus I baik dilihat dari hasil belajar ataupun aktifitas guru dan kooperatifitas siswa. Hasil refleksi pada siklus I ini akan menjadi landasan untuk melanjutkan ke siklus II dengan perbaikanperbaikan kemampuan dari peneliti agar siklus II dapat berjalan lebih baik.
71
f. Evaluasi Kegiatan pembelajaran pada siklus I masih belum memenuhi indikator keberhasilan yang meliputi hasil belajar siswa, aktifitas guru dan kooperatifitas siswa serta self- efficacy. Sehingga perlu ditingkatkan di siklus II. Kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti, siswa kurang teliti dan kurang konsentrasi. Selain itu kurang kondusifnya suasana kelas saat pembagian kelompok dan saat pair dan share dikarenakan guru belum menguasai kelas dan belum mampu mengarahkan siswa. Selain itu, karena strategi Think Pair Share dilakukan pertama kali jadi, siswa kebingungan dan butuh waktu untuk penyesuaian.
2. Analisis Data penelitian Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II merupakan tahapan perbaikan dari siklus I, perbaikan dimulai dengan menyiapkan rencana pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share, tapi lebih dioptimalkan lagi dan adanya ketua dalam setiap kelompok yang bertugas untuk memastikan seluruh teman kelompoknya mengikuti kegiatan pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif strategi Think Pair Share yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
72
Pertemuan I (Rabu, 19 April 2017) Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II adalah membagi siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi
ketua
yang
bertugas
untuk
memastikan
anggota
kelompoknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan tema serta subtema yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengamati gambar siswa diminta untuk menuliskan manakah sumber energi air yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik pada LKS yang telah disediakan. Kemudian, siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi, setiap pasangan membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan. Beberapa siswa terlihat sangat antusias untuk mempresentasikan hasil berbagi kelompoknya. Setelah melakukan presentasi, siswa menyimak penjelasan guru tentang sumber daya alam. Kemudian, siswa membaca teks tentang sember daya alam dan menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Siswa mengisi kolom dan menentukan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui pada LKS. Kemudian, siswa
mendiskusikan
hasil
pemikirannya
dengan
teman
kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi, setiap pasangan membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan
73
menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka
lakukan.
Siswa
terlihat
sangat
antusias
untuk
mempresentasikan hasil berbagi kelompoknya. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas siswa adalah sebagai berikut: Aktifitas guru pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
43 x 100% 50
=
86%
Kooperatifitas siswa pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
38 x 100% 50
=
76%
Pertemuan II (Kamis, 20 April 2017) Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus I adalah membagi siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi ketua yang
74
bertugass untuk memastikan anggota kelompoknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan tema serta subtema yang akan dipelajari hari ini. Pembelajaran dimulai dengan membaca teks tentang wawancara. Kemudian menyimak penjelasan guru dan membuat pertanyaan untuk kegiatan wawancara dengan topik lingkungan pada LKS yang telah dibagikan. Siswa melakukan kegiatan
wawancara
dengan
teman
kelompoknya
secara
berpasangan. Setelah melakukan kegiatan wawancara siswa membuat kesimpulan dari hasil kegiatan wawancara yang telah mereka lakukan. Setiap pasangan membagi kesimpulan hasil wawancaranya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan. Guru mengajukan pertanyaan tentang hak dan kewajiban, siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa membaca teks tentang hak dan kewajiban yang terdapat pada buku siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk mengamati gambar pada LKS dan memberikan pendapatnya mengenai hak dan kewajiban pada gambar tersebut. Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi mereka. Setiap pasangan diberikan kesempatan untuk membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
75
berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas siswa adalah sebagai berikut: Aktifitas guru pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
46 x 100% 50
=
92%
Kooperatifitas siswa pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
42 x 100% 50
=
84%
Dari persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase aktifitas guru siklus II sebesar 89%. Persentase telah diinterpretasikan dan berada pada kategori baik. Adapun penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai berikut. Tabel 4.8 Kategori Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II Persentase 90% < A < 100% 75% < B < 90% 55% < C < 75% 40% < D < 55% 0% < E < 40%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
76
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Dari persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase kooperatifitas siswa siklus II sebesar 80%. Persentase telah diinterpretasikan dan berada pada kategori baik. Adapun penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai berikut. Tabel 4.9 Kategori Hasil Observasi Kooperatifitas Siswa Siklus II Persentase 90% < A < 100% 75% < B < 90% 55% < C < 75% 40% < D < 55% 0% < E < 40%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik.
c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru dengan mengisi lembar aktifitas siswa selama proses pembelajaran yang dituangkan dalam instrument observasi siswa.
77
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian atau keberhasilan kegiatan belajar mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share. Dalam penelitian ini, guru kelas IV berperan sebagai observer. Kegiatan awal yaitu guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dan menentukan ketua pada setiap kelompok. Ketika pembagian kelompok, siswa ribut karena perpindahan tempat duduk dan menolak untuk satu kelompok dengan orang-orang tertentu sehingga memakan waktu cukup lama. Kegiatan apersepsi sudah terlaksana sesuai dengan materi dan mendapat respon yang baik dari siswa. Namun, pada kegiatan membaca terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar. Kegiatan berpikir secara individu telah terlaksana dengan baik. Namun, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Beberapa ketua kelompok yang seharusnya mengontrol dan memastikan
anggota
kelompoknya
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran dengan baik malah memberikan contoh yang kurang baik seperti mengobrol atau yang lainnya. Pengerjaan lembar Think Pair Share berjalan dengan baik karena siswa mulai memahami tahapan kegiatan Think Pair Share. Ketika diminta untuk presentasi siswa terlihat sangat antusias untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Dari persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase aktifitas guru siklus II sebesar 89%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar
78
mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti
berlangsung
sesuai
dengan
tahapan
dan
tujuan
pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Sedangkan ratarata persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2 pada siklus II sebesar 80%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik.
d. Hasil belajar siswa Pengambilan hasil belajar siswa diperoleh dari tes siklus II setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share. Berdasar latihan pada pertemuan 1 dan 2 diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus II
Keterangan
Pertemuan 1 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal Pertemuan 2 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal
Tema 8 Subtema 2 Mata pelajaran < KKM >KKM IPS 2 30 6% 94% 89,73 94% Tuntas Bahasa Indonesia 1 33 3% 97% 94,41 97% Tuntas
< KKM IPA 8 25% 74.53 75% PKN 2 6% 92,94 94%
< KKM 24 75%
32 94%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 nilai rata-rata untuk IPS
79
adalah 89,73 dan untuk IPA adalah 74.53. Sedangkan pada pertemuan 2 nilai rata-rata Bahasa Indonesia adalah 94,41 dan untuk IPA adalah 92,94.
Sesuai indikator keberhasilan bahwa siswa
dinyatakan tuntas belajar, jika siswa memperoleh nilai > nilai KKM. Jika kurang dari nilai KKM maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas. Hasil belajar pada tabel diatas dapat dikatakan berhasil. Karena telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikan >75% siswa mendapatkan nilai diatas atau > Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan dinyatakan berhasil. Peneliti melakukan posttest untuk melihat ada tidaknya peningkatan pada self-efficacy dengan melakukan posttest selfefficacy yang dilakukan dengan instrumen berupa lembar angket. Dari data hasil posttest self-Efficacy diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.11 posttest self-efficacy Jumlah
Kategori
siswa
Persentase
Self-efficacy rendah : 0-40
-
-
Self-efficacy sedang : 41-80
3
10%
Self-efficacy tinggi
29
90%
: 81-120
Berdasarkan hasil posttest self-efficacy menunjukkan bahwa 90% siswa telah memiliki Self-efficacy
tinggi dan 10% siswa
memiliki Self-efficacy sedang.
e. Refleksi Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran tematik siklus 1 belum
80
menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan bagi peneliti. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diketahui perolehan sebagai berikut:
1) Hasil belajar Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada pertemuan I untuk IPS adalah 89,73 dan untuk IPA adalah 74,53. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 1 untuk IPS 94% dan IPA 74,53%. Sedangkan pada pertemuan 2 nilai rata-rata untuk Bahasa Indonesia adalah 94,41 dan untuk PKN adalah 92,94. Persentase ketuntasan belajar klasikal pertemuan 2 untuk Bahasa Indonesia 90% dan IPA 50%. Nilai ketuntasan minimal (KKM) untuk IPA dan PKn adalah 70 sedangkan untuk Bahasa Indonesia dan IPS adalah 72. Perolehan hasil belajar telah memenuhi kriteria ketentuan klasikal yakni 75%. Kegiatan guru ditunjukkan dengan nilai persentase yang diperoleh peneliti yaitu 86% pada pertemuan 1 dan 88% pada pertemuan 2 sehingga didapat rata-rata nilai persentase aktifitas guru pada siklus II adalah 87%. Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus II yaitu kurangnya ketelitian siswa dalam mengejakan tes, kurang mampunya peneliti dalam menguasai kelas dan kurang terkontrolnya kegiatan diskusi dan adanya siswa yang masih asyik dengan kegiatannya sendiri. 2) Self-efficacy Dari hasil posttest self-efficacy yang dilakukan dengan instrumen berupa lembar angket. Diperoleh hasil posttest selfEfficacy siswa dengan persentase siswa dengan kategori selfEfficacy tinggi adalah 90%, siswa dengan kategori self-Efficacy sedang adalah 10%, sengankan siswa dengan kategori selfEfficacy rendah adalah 0%. Berdasarkan data tersebut dapat
81
dinyatakan bahwa ada peningkatan sebesar 10% dari hasil tes sebelumnya sebesar 80% menjadi 90%. 3) Aktifitas Guru Dari hasil observasi aktifitas guru pada kegiatan proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif dengan strategi Think Pair Share, menunjukkan bahwa aktifitas guru ada pada kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase aktifitas guru pada pertemuan 1 sebesar 86% dan pada pertemuan 2 sebesar 92%. Dari kedua pertemuan tersebut di dapatkan rata-rata sebesar 89%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan yaitu >75%, maka hasil aktifitas guru bisa dikatakan berhasil. 4) Kooperatifitas Siswa Dari
hasil
observasi
kooperatifitas
siswa
setelah
diterapkannya model kooperatif dengan strategi Think Pair Share, siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran perolehan yang mengukur kegiatan siswa selama pembelajaran menunjukkan persentase hasil observasi kooperatifitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 76% dan pada pertemuan 2 sebesar 84%. Dari kedua pertemuan tersebut di dapatkan rata-rata sebesar 80%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan yaitu >75%, maka hasil aktifitas siswa bisa dikatakan berhasil. Hambatan yang terjadi pada pembelajaran 1 dan 2 diantaranya adanya ketua yang bertugass untuk mengawasi dan memastikan temannya untuk mengikuti pembelajaran dengan baik malah memberikan contoh yang kurang baik, beberapa siswa menolak untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya, dan kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal latihan. Paparan di atas menunjukkan bahwa pada siklus II baik dilihat dari hasil belajar ataupun kooperatifitas siswa dan guru telah menunjukkan peningkatan dan telah mencapai indikator
82
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II ini penelitian dianggap cukup sampai siklus II. C. Pembahasan 1. Peningkatan hasil belajar Pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki pemahaman sendiri terhadap sesuatu namun terbuka untuk menerima saran dan pendapat dari orang lain sehingga dapat memperkuat pengetahuan yang mereka dapatkan. Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Pair Share ini telah dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya. Merujuk pada penelitian yang telah dilakuakan oleh Abdurrahman Hi. Usman (2015) dalam penelitiannya yang berjudul (Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ability at Stain Ternate) pada penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan berbicara (bahasa Inggris) siswa setelah siklus kedua. 1 Sedangkan pada Unuy Nurhasanah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Think Pair Share”. Pada hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada siklus I peningkatan yang diraih siswa pada perolehan nilai pretest dan posttest untuk kategori rendah yaitu 72,22% sedangkan untuk kategori rendah yaitu 27,78%. Sedangkan pada siklus II peningkatan yang diraih siswa kategori sedang yaitu 50% dan untuk kategori tinggi meningkat menjadi 50%.2 Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
1 Abdurrahman Hi. Usman, “Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ebility at Stain Ternate”, Journal of Education and Practice, Vol. 6, No. 10. 2015. (http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf) 2 Unuy Nurhasanah, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink Pair Share, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan (http://repository.uinjkt.ac.id)
83
Think Pair Share dapat meningkatkan hasi belajar dan ketermpilan berbicara. Berdasarkan perolehan data dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa skor hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan rata-rata persentase hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 74% Sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah >75%. Hal ini disebabkan oleh belum terbiasanya siswa dengan proses pembelajaran melalui strategi pembelajaran Think Pair Share dan siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal latihan. Selain itu, adanya siswa yang melakukan kegiatan lain saat kegiatan pembelajaran berlangsung, penyebab lain belum berhasilnya kegiatan pembelajaran pada siklus I ini adalah kurangnya kemampuan guru dalam menguasai kelas. Meskipun, dari hasil observasi kegiatan guru diperoleh rata-rata persentase kegiatan aktifitas guru sebesar 85% dan termasuk kedalam kategori baik. Pada hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II menunjukkan bahwa kegiatan siswa belum mencapai indikator ketuntasan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh masih terdapatnya siswa yang tidak melakukan diskusi secara berpasangan, adanya siswa yang memilih-milih teman kelompok, beberapa siswa kurang mendengarkan instruksi guru, dan beberapa siswa enggan untuk menyampaikan hasil pemikirannya kepada temannya yang lain sehingga kegiatan pembelajaran kurang berjalan dengan baik. Rata-rata persentase yang diperoleh untuk kegiatan siswa pada siklus I adalah 74% yang menunjukkan kegiatan siswa ada pada kategori cukup baik. Proses pembelajaran yang mencakup kegiatan guru dan kegiatan siswa tersebut tentu memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pada siklus II telah dilakukan perbaikan pada setiap tahapan pembelajarannya
yang
tercantum
dalam
Rancangan
Perencanaan
Pembelajaran (RPP). Setelah dilakukannya tindakan siklus II data yang diperoleh dari ratarata persentase hasil belajar siswa pada siklus II adalah 90%. Perolehan
84
persentase tersebut jelas telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu >75%. Peningkatan yang terjadi sebesar 16% dari perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 74%. Terjadinya peningkatan hasil belajar ini diiringi dengan adanya perbaikan pada peroses pembelajaran baik pada aspek guru ataupun siswa. Berdasarkan hasil kegiatan observasi kegiatan guru pada siklus II memperoleh rata-rata persentase sebesar 89%, terjadi peningkatan sebesar 4% perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 85%. Pada hasil observasi kooperatifitas siswa siklus II menunjukkan bahwa kegiatan siswa rata-rata persentase kegiatan siswa adalah 80%. Perolehan persentase tersebut jelas telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu >75%. Peningkatan yang terjadi sebesar 6,5% dari perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 74%. Berdasarkan hasil pembahasan yang sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka hasil dari analisis data hasil belajar siswa dan hasil rata-rata persentase siswa yang tuntas belajar pada setiap siklusnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Rata-Rata Persentase Hasil Belajar Data Mata pelajaran Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Keterangan Keputusan Mata pelajaran Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Keterangan Keputusan
Pertemuan 1 Siklus I Bahasa Indonesia IPA 77,47 90,80 64% 93.5% Belum tuntas
Pertemuan 2 Bahasa Indonesia 90,31 90%
IPA 69,53 50% Belum tuntas
IPS 89,73 94%
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Siklus II IPA Bahasa Indonesia 74,53 94,41 75% 97%
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas Tuntas
PKN 92,94 94%
2. Peningkatan self-efficacy Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratri Nugarahani terbukti bahwa self-efficacy dan motivasi memiliki pengaruh
85
terhadap kemandirian belajar siswa. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Abdurrahman Hi. Usman dan Unuy Nurhasanah, penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berbicara siswa. Selain meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berbicara siswa. Oleh sebab itu, penggunaan Tink Pair Share tidak hanya dapat mempengaruhi kognitif serta keterampilan saja tetapi juga dapat berpengaruh terhadap karakter siswa terutama untuk meningkatkan self-efficacy siswa agar siswa menjadi individu yang yakin pada dirinya sendiri atas kemampuan yang dimilikinya. Persentase hasil pretest selfefficacy siswa sebesar 80%. Namun, pada proses pembelajaran tematik dengan strategi pembelajaran Think Pair Share terlihat beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan dengan diberikan arahan dan pengalaman, seperti pada aspek self-efficacy sosial yaitu masih adanya siswa yang pilih-pilih teman, pada aspek self-efficacy akademik yaitu pada kegiatan membaca terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Sedangkan Pada aspek self-efficacy emosional adanya siswa yang masih belum yakin dengan kemampuannya dan belum bisa mengendalikan rasa gugup. Setelah
diberikannya
arahan
dan
pengalaman
pada
proses
pembelajaran tematik dengan strategi pembelajaran Think Pair Share, maka dilakukan posttest self-efficacy siswa. Persentase hasil posttest self-efficacy siswa menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10% dari hasil tes awal yaitu sebesar 80% menjadi 90%. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagai mana telah diuraikan di atas, maka target yang ditetapkan pada penelitian ini tercapai, yaitu > 80% siswa memiliki self-efficacy dengan ketegori tinggi, > 75% siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar, rata-rata kooperatifitas siswa termasuk kedalam kategori baik dan rata-rata aktifitas guru dalam menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share termasuk kedalam
86
kategori baik. Atas dasar hasil tersebut maka terdapat peningkatan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang pada pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share. Oleh sebab itu, peneliti mengambil keputusan bahwa kegiatan penelitian ini dihentikan.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKAS DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analis data pada Siklus I nilai rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 77,74 dan untuk IPA adalah 90,80. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 1 untuk Bahasa Indonesia 64% dan IPA 93,5%. Sedangkan pada nilai rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 90,31 dan untuk IPA adalah 69,53 dengan ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 2 untuk Bahasa Indonesia 90% dan IPA 50%. Maka dapat disimpulkan rata-rata persentase ketuntasan siswa pada silus I adalah 74%. Pada Siklus II nilai rata-rata pertemuan I untuk IPS adalah 89,73 dan untuk IPA adalah 74,53. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 1 untuk IPS 94% dan IPA 74,53%. Sedangkan pada pertemuan 2 nilai rata-rata untuk Bahasa Indonesia adalah 94,41 dan untuk PKn adalah 92,94. Persentase ketuntasan belajar klasikal pertemuan 2 untuk Bahasa Indonesia 97% dan Pkn 94%. Maka terjadi peningkatan sebesar 16% dari rata–rata persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I 74% menjadi 90% pada siklus II. Selain itu pada Self- Efficacy juga mengalami peningkatan sebesar 10% dari persentase pretest sebesar 80% menjadi 90%. B. Implikasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkesimpulan bahwa hasil belajar dan self-efficacy siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share. Maka implikasi yang pertama adalah penerapan dan pengembangan strategi pembelajaran secara
87
88
sistematis dan praktis. Kedua, pengelolaan kelas pada kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Pair Share harus dilakukan dengan baik agar seluruh kegiatan siswa dapat terkontrol. Ketiga, pemberian instruksi pada pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Pair Share harus dilakukan dengan jelas, agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam kegiatan belajar dengan langkah-langkah Think Pair Share. Keempat, penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik dengan tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa. C. Saran Berdasarkan penelitian ini beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran tematik dalam menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru yang ingin meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa, sebaiknya mulai menerapkan strategi pembelajaran Think Pair Share. Karena tujuan yang yang dingin dicapai dari strategi pembelajaran Think Pair Share adalah siswa pengetahuan yang mendalam dengan berpikir secara mandiri dan kelompok sehingga siswa memiliki keyakinan terhadap kemampuannya. 2. Perencanaan pembelajaran harus cukup matang, karena penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share membutuhkan pengelolaan kelas yang cukup baik, terutama dalam hal diskusi, baik diskusi. 3. Manajemen waktu yang baik juga patut dipertimbangkan dalam menerapkan strategi pembelajaran Think Pair Share terutama dalam kegiatan diskusi. 4. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dapat dilakukan penelitian lanjutan, baik mengenai penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share, maupun mengenai hasil belajar dan self- efficacy. Sehingga turut memperkuat pembuktian teori-teori mengenai tiga variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Akbar Sa’dun, dkk. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016. Al-Qur’an, (Bandung: Syaamil Quran, 2009) Q.S. Al-Baqarah/2: 286 Bandura Albert. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”. Psychological Review. Vol. 84. No.2. 1977. http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf [diakses pada: Sabtu, 17 Desember 2016] ____________. “Self-efficacy”. Encyclopedia of Human Behavior. Vol. 4, 1994. https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura. [diakses pada: Minggu, 01 Januari 2017] Dol Sunita M. “TPS (Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to Teach Theory of Computation Course”. International journal of Education Research and Technologi. Vol. 5 [4 2014. http://Sougra.com/ijert/ijertdec2014/10.pdf [diakses pada: Kamis, 22 Desember 2016] Huda Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustka pelajar. 2014. Jiwa I. W, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni. “Pengaruh Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Siswa Kelas IV Gugus Empat di Kecamatan Gianyar”. jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan. vol.3, 2013. http://pasca.undika.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ep/article [diakses pada: sabtu, 31 Desember 2016] Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. 2014. Kusuma Febrian Widya, Mimin Nur Aisyah. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X. No. 2. 2012. http://jurnal.uny.ac.id/index.php/jpaku/article/view/912 [diakses pada: Sabtu, 31 Desember 2016]
89
90
Linda Yuspa May. Asmaul Khair. A. Sudirman. Penerapan Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS. Universitas Lampung. 2013. http://download.portalgaruda.org/article.php [diakses pada: Sabtu, 31 Desember 2016] Majid Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013. Mertler Craig A. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. 2014. Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet 19 Muris Peter. “A brief Questionnaire for measuring self-efficacy in youths”. Journal of Psychopatology an behavioal Assesment. Vol.23. No.3. 2001. http://link.springer.com/article [diakses pada: Selasa, 03 Januari 2017] __________. Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C). 2001. http://strinetogether.org/sites/default/files [diakses pada: Selasa, 03 Januari 2017] Nurhasanah Unuy, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink Pair Share, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan. http://repository.uinjkt.ac.id. [diakses pada: Selasa, 27 Desember 2017]
Ormrod Jeanne Ellis. Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2008. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2016. Ratri Nugrahani. 2013. Hubungan Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa kelas V SD Negri Se-Kecamatan Danurejan Yogyakarta. Universitas Negri Yogyakarta. 2013. Tidak dipublikasikan. http://eprints.uny.ac.id/16002/1/skripsi%2520RATRI [diakses pada: Sabtu, 17 Desember 2016] Schustac Miriam W, Howard S. Friedman. Kepribadian. Jakarta: Erlangga. 2008. Shoimin Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2014.
91
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualtatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2015. Sundayana Wachyu. Pembelajaran Berbasis Tema. Jakarta: Erlangga. 2014. Suprihatiningrum Jamil. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media. 2016. Suprijono Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2015. Usman Abdurrahman Hi. Journal of Education and Practice. Vol. 6. No. 10.“Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ebility at Stain Ternate”. 2015. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf [diakses pada: Selasa, 25 Desember 2016] Utami Sri Endang. “Penerapan Strategi Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Paradigma. vol.2. no.1. 2015. http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/paradigma/article [diakses pada: Minggu, 01 Januari 2017] Utari Unga. I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran Tematik Berebasisa Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)". Jurnal Teori dan Peraktis Pembelajaran IPS. Vol. 1. No. 1. 2016. http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips [diakses pada: Sabtu, 31 Desember 2016]
92
93
94
95
96
1. Surat permohonan pembembing skripsi
97
2. Surat bimbingan skripsi
98
3. Surat pengajuan validator instrument
99
4. Surat permohonan izin penelitian
100
5. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
101
Lampiran 2 Instrumen penelitian 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester
: IV (Empat)/ Genap
Tema
: 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema
: 2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran
: ke-1 (satu)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)): 1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
102
B. KOMPETENSI DASAR (KD): Bahasa Indonesia 1.12
Meyakini bahwa perilaku gemar membaca sebagian cerminan dari iman.
2.12
Menunjukan sikap gemar membaca.
3.9
Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi.
4.9
Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara
lisan, tulisan, dan visual.
IPA 1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar. 4.6 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
C. INDIKATOR: Bahasa Indonesia 1.12.1 Bertambah keimanannya dengan membaca . 2.12.1 Menunjukan perilaku gemar membaca dengan bertambahnya pengetahuan. 3.9.1
Mengetahui tokoh dan penokohan dari sebuah teks fiksi
103
4.9.1
Menceritakan kembali sifat para tokoh dari sebuah teks fiksi secara lisan ataupun tulisan.
IPA 1.1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.4.1 Mengetahui hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar. 4.4.1
Menulis laporan hasil percobaan tentang hubungan gaya dan gerak setelah
D. MATERI PEMBELAJARAN: 1.
Mengidentifikasi tokoh dalam cerita rakyat.
2.
Hubungan gaya dengan gerak.
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Setrategi
: Think Pair Share
3. Metode
: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR: -
Buku siswa tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
-
Buku Guru tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
-
Bupena tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Dekripsi Kegiatan Guru
Alokasi Siswa
Waktu
104
Pendahuluan
1. Guru
mengucapakan
salam
1. Siswa
menjawab 15 menit
salam
2. Guru mengajak siswa
berdoa
semua untuk
mengawali
kegiatan
pembelajaran.
2. Siswa
dan
guru
berdoa bersama 3. Siswa menyimak dan mengikuti permintaan
3. Guru mengecek kesiapan
guru
dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat
duduk
disesuaikan
dengan
kegiatan pembelajaran. 4. Menginformasikan tema pelajaran
yang
akan
dipelajari ya itu “Daerah Tempat
Tinggalku”
Subtema
“Keunikan
Daerah
Tempat
Tinggalku” Inti
1. Guru
mengawali 1. Siswa
pembelajaran
dengan
bertanya mengenai materi yang
telah
2. Guru
mengkonfirmasi
jawaban-jawaban kemudian
pertanyaan
siswa,
memberikan
pertanyaan yang berkaitan
guru.
(menalar)
dipelajari 2. Siswa
sebelumya.
menjawab 45 menit
menyimak
penjelasan
guru
menjawab
pertanyaan
yang di ajukan
dan
105
dengan materi yang akan 3. Siswa disampaikan. 3. Guru
berdasarkan kelompok
membagi
kedalam
siswa
untuk
cerita malin Kundang.
meminta
siswa
membaca
(mencoba) (menalar)
teks 5. T: siswa menuliskan
cerita. 5. Guru
yang telah ditentukan
beberapa 4. Siswa membaca teks
kelompok. 4. Guru
duduk
pendapatnya mengenai meminta
siswa
tokoh, sifat tokoh dan
menuliskan pendapatnya
pesan dari teks cerita
tokoh, sifat
yang telah mereka baca.
tokoh dan
pesan tentang teks cerita
(menalar, berpikir)
yang telah mereka baca 6. P:
siswa
berdiskusi
pada lembar kerja yang
secara
telah dibagikan.
mengenai
hasil
pemikiran
masing-
6. Guru
meminta
untuk
siswa
mendiskusikan
hasil pemiki-ranya secara berpasangan
meminta
pasangan menyampaikan
setiap
setiap
diskusinya
untuk
semua
hasil
kelompok.
hasil kepada anggota
kelompok. (mengomunikasikan)
kepada semua anggota 8. Siswa
meminta
pasangan
menyampaikan
diskusi setiap pasangan
8. Guru
(mencoba,
berdiskusi)
dengan 7. S:
teman kelompoknya. 7. Guru
masing.
berpasangan
mengamati
gambar yang di minta siswa
oleh guru. (mengamati)
untuk mengamati sebuah 9. Siswa
mencoba
mengomunikasikan
106
gambar yang berkaitan
pendapatnya mengenai
dengan materi gaya.
gambar yang ia amati.
9. Guru meminta seorang siswa
(mengonunikasikan)
untuk 10. Siswa
menyampaikan
pen-
dapatnya
mengenai
gambar di amati.
menyimak
penjelasan
yang
disampaikan oleh guru. (menalar)
10. Guru menjelaskan lebih 11. Siswa dalam mengenai gaya. 11. Guru
mengajak
untuk
siswa
melakukan
percobaan gaya dengan bermain bowling botol. 12. Guru
meminta
untuk
siswa
membuat
kesimpulan
dari
bermain bowling botol secara
memberikan
untuk bertanya. memita
berkelompok.
(mencoba) 12. Siswa
membuat
kesimpulan percobaan secara berkelompok.
yang
kesempatan kepada siswa
14. Guru
percobaan gaya dengan
hasil 13. Siswa bertanya materi
percobaan. 13. Guru
melakukan
belum
pahami.
mereka (mencoba
bertanya) 14. Siswa
membuat
siswa
kesimpulan dari materi
membuat kesimpulan dari
yang telah dipelajari
materi yang baru saja
pada pertemuan ini.
dipelajari.
Penutup
1. Guru dan siswa bersama- 1. Siswa memnyimak dan 10 menit sama menyimpulkan hasil
ikut
memberikan
belajar pada pertemuan
kesim-pulan
hari ini.
pembelajaran hari ini
dari
107
2. Guru memberi
reward 2. Memberikan
tepuk
kepada siswa yang aktif
tangan kepada siswa
dengan memberikan tepuk
yang telah aktif dalam
tangan.
pembelajaran
3. Guru
memberikan 3. Siswa
memberikan
kesempatan kepada siswa
pendapatnya mengenai
untuk
pembellajaran hari ini.
memberikan
pendapatnya
mengenai 4. Siswa mengumpulkan
pelajaran hari ini. 4. Guru
meminta
untuk
hasil siswa
mengumpulkan
hasil
tulisan
mengenai hari ini.
hari ini ikut
untuk
berdoa
mengakhiri
pembelajaran hari ini.
5. Untuk
mengakhiri
kegiatan guru
mengenai pembelajaran
mereka 5. Siswa
pembelajaran
tulisan mereka
pembelajaran,
mengajak
siswa
untuk berdoa
H. PENILAIAN 1. Penilaian sikap Teknik Penilaian
: Observasi.
Instrumen
: Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan Teknik penilaian
: Tes tulis.
Intrumen
: Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
108
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain KD : Bahasa Indonesia 3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi. IPA 3.4
Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar.
3. Penilaian keterampilan Teknik Penilaian
: Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan). J.
REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.
109
Pamulang, ....... April 2017 Guru kelas IV
____________________
110
Lampiran 1 Materi Teks cerita Malin Kundang Malin kundang adalah seorang pemuda yang gagah. Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya. Mereka berdua amat miskin. Suatu ketika, ia tertarik untuk merantau ke daerah lain. Ia berkeinginan untuk ikut dengan seorang pemilik kapal besar. Keinginannya untuk dapat merubah nasibnya tak dapat dihalang-halangi. Ibunya sendiri amat sedih ditinggalkan malin kundang. Akan tetapi, malin berjanji suatu saat akan pulang dan menjemput ibunya. Setiap hari sang ibu melihat ke pantai dan berharap kelak putranya akan pulang kembali ke rumah. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tak terasa bertahun-tahun sudah Ibu Malin Kundang menanti kedatangannya. Tubuh sang Ibu kini sudah tua dan renta. Ia sering sakit-sakitan. Sekalipun demikian, sang Ibu tidak pernah lupa untuk singgah ketepian pantai, bertanya kepada para pelaut yang ia temui tentang keberadaan putranya. Sampai suatu ketika, ia mendengar kabar bahwa ada sebuah kapal besar yang datang berlabuh. Terseok-seok ibu Malin Kundang menghampiri kerumunan orang yang sedang mengagumi keindahan kapal tersebut. Tak lama kemudian, muncullah sosok lakilaki gagah dan tampan disertai istrinya yang cantik jelita. Semua orang terpesona, termasuk Ibu Malin Kundang yang segera mengenali bahwa laki-laki itu adalah Malin Kundang, putranya yang lama tak pulang. Dengan penuh kegembiraan, Ibu Malin berlari menerobos dan berhasil memeluk putranya dengan erat. Seraya terisak, sang Ibu bertanya mengapa malin tak pernah memberi kabar kepadanya. Malin Kundang terteguh saat melihat wajah ibunya. Ia sebenarnya merasa sangat bahagia telah berjumpa kembali demngan sang ibu, namun, ia meraasa malu saat mendapati ibunya telah renta, bungkuk, dengan pakaian yang compang-camping.
111
Malin Kundang tidak mau mengakui dan menuduh ibunya telah berdusta. Malin berkata bahwa ia sama sekali bukanlah anak sang ibu. Malin juga menjelaskan kepada istrinya bahwa Ibu yang kini ada di hadapan mereka hanyalah pengemis biasa. Mendengar semua itu, hati sang Ibu merasa amat sedih dan marah. Putra yang telah ia nantikan kedatangannya justru bersikap sangat buruk. Tak tahan dengan semua itu, sang Ibu mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Tuhan agar Tuhan membalas perlakuan buruk Malin dengan mengubahnya menjadi batu. Doa sang Ibu didengar oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kapal Malin Kundang terhantam badai. Kapalnya terombang-ambing. Ombak menghantam kapal tanpa ampun. Dalam peristiwa itu, Malin Kundang yang tersadar segera bersujud memohon ampun. Namun apa hendak dikata, semuanya sudah terlambat. Malin Kundangpun berubah menjadi batu. Kapalnyapun hancur berkeping-keping. Hubungan gaya dengan gerak Gaya adalah suatu tarukan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda. Gaya dapat menyebabkan perubahan gerak atau perubahan kecepatan. Contoh gaya: Gaya Tarik : lokomotif kereta apai menerik gerbong, sapi yang menarik pedati, orang yang mengambil air dengan timba. Gaya dorong : orang yang mendorong mobil yang mogok, orang yang mendorong meja.
112
Lampiran 2 Soal latihan
1. Siapakah tokoh-tokoh utama dalam cerita rakyat Malin Kundang? 2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh utama pada dalam cerita rakyat Malin Kundang? 3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Malin Kundang? 4. Tentukan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita rakyat Malin Kundang? 5. Tulislah 2 peristiwa yang melibatkan Gaya Tarik! 6. Tulislah 2 peristiwa yang melibatkan Gaya Dorong!
113
Lampiran 3 PENILAIAN PENILAIAN SIKAP
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2
1
4
3 2 1 4
1 2
Keterangan 4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati 3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati 2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati 1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati Cara konversi skor ke skala 1-4
jawab
Bertanggung
kerjasama
Percaya diri
karunia tuhan
Mensyukuri
ajaran agama
Menghargai
Nama
Mensyukuri
No.
karunia tuhan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
3 2 1
114
PENILAIAN PENGETAHUAN Soal dan jawaban Rubrik Penilaian Pengetahuan Nomor Jenis soal
soal
Soal 1. Siapakah
tokoh-tokoh
utama dalam cerita rakyat
2. Bagaimana sifat tokohtokoh utama pada dalam rakyat
Malin
Kundang?
rakyat
Malin
Kundang?
Uraian
tokoh
tambahan
pada
cerita
rakyat
Malin
5. Tulislah 3 peristiwa yang melinbatkan Gaya Tarik! 6. Tulislah 3 peristiwa yang
Dorong!
Kundang:
gagah,
memiliki tekad yang kuat dan durhaka. Ibu: baik, penyayang dan lemah (2) tidak
boleh
durhaka
kepada orang tua kita. (2) 4. Tokoh utama: Malinkundang,
Tokoh pembentu: nelayan, istri Malin Kundang(3)
5. Kuda menarik kereta, orang 15 yang mengambil air dengan
Kundang?
melinbatkan
(2)
Ibu Malin Kundang.
4. Tentukan tokoh utama dan
1-6
1. Malin Kundang dan Ibunya.
3. Kata
3. Apa pesan moral dari cerita
maksimal
2. Malin
Malin Kundang?
cerita
Skor
Jawaban
Gaya
timba, sapi ang menarik pedati orang yang membuka pintu. (3) 6. Orang meja,
yang
mendorong
orang
yang
mendorong mobil mogok, orang yang menutup pintu. (3)
115
Cara penghitungan nilai : Skor diperoleh
X 100 = nilai akhir
15 PENILAIAN KETERAMPILAN Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan Aspek
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Isi dan Keseluruhan Pengetahuan: kesimpulan dibuat dengan baik, Kesimpulan lengkap dan dapat yang ditulis memberikan inmerepformasi singkat resentasikan yang berguna bagi isi, pembaca, serta menunjukkan disajikan dengan pengetahuan menarik. penulis yang menyeluruh atas materi
Keseluruhan kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Sebagian besar kesimpulan dibuat dengan baik dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Hanya sebagian kecil kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dalam keseluruhan penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian besar penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan
Keseluruhan hasil Keseluruhan hasil Sebagian besar penulisan penulisan hasil penulisan kesimpulan yang kesimpulan yang kesimpulan Kesimpulan sistematis dan sistematis dan yang sistematis dibuat dengan dan benar
Hanya sebagian kecil hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam Bahasa keseluruhan penuIndonesia yang lisan baik dan benar digunakan dalam penulisan ringkasan Keterampilan Penulisan:
116
benar, sistematis dan jelas, yang menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
benar menunjukkan keterampilan penulisan yang sangat baik, di atas rata-rata kelas
benar menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
menunjukkan keterampilan penulisan yang terus berkembang
benar menunjukkan keterampilan penulisan yang masih perlu terus ditingkatkan
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
Aspek yang dinilai Penggunaan No
Nama
Isi
dan
pengetahuan
bahasa Indonesia
Keterampilan
yang
penulisan
baik
dan
benar 1
2
3
4
1 2 3
Kriteria : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
1
2
3
4
1
2
3
4
117
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester
: IV (Empat)/ Genap
Tema
: 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema
: 2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran
: ke-2 (dua)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)): 1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD): Bahasa Indonesia 1.12
Meyakini bahwa perilaku gemar membaca sebagian cerminan dari iman.
2.12
Menunjukan sikap gemar membaca.
118
3.9 4.9
Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi. Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara
lisan, tulisan, dan visual.
IPA 1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar. 4.6 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
C. INDIKATOR: Bahasa Indonesia 1.12.1 Bertambah keimanannya dengan membaca . 2.12.1 Menunjukan perilaku gemar membaca dengan bertambahnya pengetahuan. 3.9.1
Mengetahui tokoh dan penokohan dari sebuah teks fiksi
4.9.1
Menceritakan kembali sifat para tokoh dari sebuah teks fiksi secara lisan ataupun tulisan.
119
IPA 1.1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.4.1 Mengetahui hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar. 4.4.1
Menulis laporan hasil percobaan tentang hubungan gaya dan gerak setelah
D. MATERI PEMBELAJARAN: 1.
Mengidentifikasi tokoh dalam cerita rakyat.
2.
Pengaruh gaya terhadap benda.
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Setrategi
: Think Pair Share
3. Metode
: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR: -
Buku siswa tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
-
Buku Guru tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
-
Bupena tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Dekripsi Kegiatan Guru
Pendahuluan 1. Guru salam
Alokasi Siswa
Waktu
mengucapakan 1. Siswa menjawab salam 15 menit 2. Siswa dan guru berdoa bersama
120
2. Guru mengajak semua 3. Siswa menyimak dan siswa
berdoa
mengawali
untuk kegiatan
mengikuti permintaan guru
pembelajaran. 3. Guru mengecek kesiapan dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat
duduk
disesuaikan
dengan
kegiatan pembelajaran. Menginformasikan tema pelajaran
yang
akan
dipelajari ya itu “Daerah Tempat
Tinggalku”
Subtema
“Keunikan
Daerah
Tempat
Tinggalku” Inti
1. Guru
mengawali 1. Siswa
pembelajaran
dengan
bertanya mengenai materi yang
telah
2. Guru
jawaban-jawaban siswa,
pertanyaan
guru.
(menalar) menyimak
penjelasan guru dan
mengkonfirmasi
kemudian
pertanyaan
dipelajari 2. Siswa
sebelumya.
menjawab 45 menit
menjawab pertanyaan yang di ajukan
memberikan 3. Siswa yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
duduk
berdasarkan kelompok yang telah ditentukan
121
3. Guru
membagi
kedalam
siswa 4. Siswa membaca teks
beberapa
kelompok. 4. Guru untuk
(mencoba) (menalar)
meminta
siswa 5. T: siswa menuliskan
membaca
teks
cerita. 5. Guru
cerita Batu Menagis.
pendapatnya mengenai tokoh, sifat tokoh dan
meminta
siswa
pesan dari teks cerita
menuliskan pendapatnya
yang
tokoh, sifat
baca.
tokoh dan
pesan tentang teks cerita
telah
mereka (menalar,
berpikir)
yang telah mereka baca 6. P: siswa berdiskusi pada lembar kerja yang
secara
telah dibagikan.
mengenai
hasil
pemikiran
masing-
6. Guru
meminta
untuk
siswa
mendiskusikan
hasil pemiki-ranya secara berpasangan
7. Guru
meminta
pasangan
masing.
setiap
diskusinya
untuk
semua
hasil
diskusi setiap pasangan
kelompok. meminta
kepada anggota
(mengomunikasikan) mengamati
gambar yang di minta siswa
untuk mengamati sebuah
oleh
guru.
(mengamati)
gambar yang berkaitan 9. Siswa dengan materi gaya.
hasil
kelompok.
kepada semua anggota 8. Siswa
8. Guru
pasangan
menyampaikan
setiap
menyampaikan
(mencoba,
berdiskusi)
dengan 7. S:
teman kelompoknya.
berpasangan
mencoba
mengomunikasikan pendapatnya mengenai
122
9. Guru meminta seorang siswa
untuk
menyampaikan dapatnya
mengenai
Guru
(mengonunikasikan)
pen- 10. Siswa
gambar di amati. 10.
gambar yang ia amati.
menjelaskan
menyimak
penjelasan
yang
disampaikan
oleh
guru. (menalar)
lebih dalam mengenai 11. Siswa Gaya. 11.
melakukan
percobaan
Guru
mengajak
pengaruh
gaya terhadap benda
siswa untuk melakukan
secara
percobaan pengaruh gaya
(mencoba)
terhadap benda. 12.
12. Siswa
Guru meminta siswa
untuk
membuat
kesimpulan
dari
Guru
kesimpulan percobaan secara berkelompok.
yang belum mereka memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 14.
membuat
hasil 13. Siswa bertanya materi
percobaan. 13.
berkelompok.
pahami.
(mencoba
bertanya) 14. Siswa
membuat
Guru memita siswa
kesimpulan dari materi
membuat kesimpulan dari
yang telah dipelajari
materi yang baru saja
pada pertemuan ini.
dipelajari.
Penutup
1.
Guru dan siswa bersama- 1. Siswa sama hasil
menyimpulkan belajar
pertemuan hari ini.
pada
memnyimak 10 menit
dan ikut memberikan kesim-pulan
dari
pembelajaran hari ini
123
2. Guru memberi reward 2. Memberikan
tepuk
kepada siswa yang aktif
tangan kepada siswa
dengan
yang telah aktif dalam
memberikan
tepuk tangan. 3. Guru
pembelajaran
memberikan 3. Siswa
memberikan
kesempatan kepada siswa
pendapatnya
untuk
mengenai
memberikan
pendapatnya
mengenai
pelajaran hari ini. 4. Guru
meminta
untuk
pembelajaran hari ini. 4. Siswa mengumpulkan
siswa
mengumpulkan
hasil
tulisan
mengenai
mereka
pembelajaran hari ini ikut
untuk
5. Untuk
guru
mengenai
pembelajaran 5. Siswa
hari ini. mengakhiri
kegiatan
hasil tulisan mereka
berdoa
mengakhiri
pembelajaran hari ini.
pembelajaran,
mengajak
siswa
untuk berdoa
H. PENILAIAN 1. Penilaian sikap Teknik Penilaian
: Observasi.
Instrumen
: Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan Teknik penilaian
: Tes tulis.
Intrumen
: Soal tes tulis. (terlampir)
124
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain KD : Bahasa Indonesia 3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi. IPA 3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar. 3. Penilaian keterampilan Teknik Penilaian
: Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir) I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan). J.
REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.
125
Pamulang, …… April 2017
Guru kelas IV
____________________
126
Lampiran 1 Materi Teks cerita Batu Menangis Di sebuah bukit nan jauh dari desa, di daerah Kalimantan Barat, hiduplah seorang ibu yang miskin dengan anak perempuannya. Anak perempuanya itu amat sangat cantik. Akan tetapi, ia memiliki perilaku yang amat buruk. Ia amat pemelas dan tidak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Setiap hari kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya saja. Selain malas, anak perempuan itu pun amat manja. Segala permintaannya harus dituruti ia tidak pernah memmedulikan ibunya yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ibunya juga harus menuruti apa yang ia inginkan. Suatu hari, anak perempuan dan ibunya ini turun ke desa untuk belanja. Letak pasar di desa yang akan mereka kunjungi amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki. Anak perempuan itu berjalan di depan ibunya. Dia berlenggang dengan mengenakan baju yang bagus dan bersolek agar dikagumi oleh orang-orang yanag melihatnya. Ibunya sendiri berjalan dibelakang seraya membawa keranjang. Pakaian sang ibu dekil dan lusuh. Tak seorang pun yang mereka temui diperjalanan mengetahui bahwa mereka adalah ibu dan anak. Saat mereka memasuki desa, semua orang memandangi mereka. Mereka terpesona dengan kecantikaan si anak perempuan. Akan tetapi mereka betanya-tanya tentang sispakah yang mengikuti anak perempuan itu. “gadis yang cantik, apakah ia ibumu?” Tanya seorang warga desa. “bukan”, jawab si anak perempuan, “ia adalah pembantuku.” Begitulah jawaban si anak setiap kali ditanya oleh para warga yang bertemu dengan mereka. Sang ibu yang mendengar jawaban yang sama dari putrinya merasa amat terluka dan sedih. Ia pun berdoa kepada tuhan agar menegur anak perempuannya yang tega enyakitinya selama ini. Tuhan mendengar doa sang ibu. Perlahan-lahan, tubuh si anak
127
berubah menjadi batu. Dimulai dari kaki kemudian naik ke atas. Melihatnya, si anak perempuan yang durhaka ini berteriak-teriak memohon ampun kepada ibunya. “Oh, Ibu, ampuni aku Ibu! Ampuni aku, Ibu!” Si anak terus menerus meratap sambil menangis, akan tetapi, semua sudah telah terlambat. Seluruh tubuhnya telah membatu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa dari kedua matanya ia masih menitikkan air mata seperti sedang menangis. Sejak itulah batu yang berasal dari anak perempuan itu disebut batu menangis.
Pengaruh Gaya Terhadap Benda 1. Gaya menyebabkan benda diam menjadi bergerak 2. Gaya menyebabkan benda bergerak menjadi diam 3. Gaya menyebabkan benda berubah arah 4. Gaya menyebabkan benda bergerak lebih cepat 5. Gaya merubah bentuk benda
128
Lampiran 2 Soal latihan
1. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Batu Menangis? 2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh pada dalam cerita rakyat Batu Menangis? 3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Batu Menangis? 4. Tentukan tokoh antagonis dan tokoh protagonis pada cerita rakyat Batu Menangis? 5. Dari daerah manakah cerita rakyat Batu Menangis berasal? 6. Tulislah 5 pengaruh Gaya terhadap benda contonya!
129
Lampiran 3 PENILAIAN PENILAIAN SIKAP
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2
1
4
3 2 1 4
1 2 ….
Keterangan 4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati 3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati 2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati 1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati Cara konversi skor ke skala 1-
jawab
Bertanggung
kerjasama
Percaya diri
karunia tuhan
Mensyukuri
ajaran agama
Menghargai
Nama
Mensyukuri
No.
karunia tuhan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
3 2 1
130
PENILAIAN PENGETAHUAN Soal dan jawaban Rubrik Penilaian Pengetahuan Nomor Jenis soal
soal
Soal
Skor
Jawaban
maksimal
1. Anak perempuan dan Ibunya.
1.Siapakah tokoh-tokoh utama dalam cerita rakyat Batu Menangis? 2.Bagaimana
sifat
tokoh-
rakyat
Batu
3.Apa pesan moral dari cerita rakyat Batu Menangis? 4.Tentukan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita Uraian
rakyat Batu Menangis? 5.Dari daerah manakah cerita rakyat
perempuan:
malas,
Batu
Ibu: baik, penyayang dan lemah (3) 3. Kata
tidak
boleh
durhaka
kepada orang tua kita. (2)
Menangis?
1-6
2. Anak
manja dan durhaka.
tokoh utama pada dalam cerita
(1)
Menangis
berasal? 6.Tulislah 5 pengaruh Gaya terhadap benda contonya!
4. Tokoh
utama:anak
perempuan dan Ibunya Tokoh pembentu: warga desa (3)
5. Cerita
batu
berasal
menangis 15
dari
daerah
Kalimantan Barat. (1) 6. -Gaya menyebabkan benda diam
menjadi
Contohnya:
bergerak. mendorong
meja -Gaya menyebabkan benda bergerak Contohnya: sepeda
menjadi
diam.
mengerem
131
-Gaya menyebabkan benda berubah arah. Contohnya: memantulkan bola basket -Gaya menyebabkan benda bergerak
lebih
Contohnya:
cepat.
mengayuh
sepeda -Gaya
merubah
benda.
bentuk
Contohnya:
membuat bentuk darililin mainan,
meremas
kertas
(10) Cara penghitungan nilai : Skor diperoleh
X 100 = nilai akhir
15 PENILAIAN KETERAMPILAN Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan Aspek
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
132
Isi dan Keseluruhan Pengetahuan: kesimpulan dibuat dengan baik, Kesimpulan lengkap dan dapat yang ditulis memberikan inmerepformasi singkat resentasikan yang berguna bagi isi, pembaca, serta menunjukkan disajikan dengan pengetahuan menarik. penulis yang menyeluruh atas materi
Keseluruhan kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Sebagian besar kesimpulan dibuat dengan baik dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Hanya sebagian kecil kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam Bahasa keseluruhan penuIndonesia yang lisan baik dan benar digunakan dalam penulisan ringkasan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dalam keseluruhan penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian besar penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan
Keterampilan Penulisan:
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
Sebagian besar hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang terus berkembang
Hanya sebagian kecil hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang masih perlu terus ditingkatkan
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang Kesimpulan sistematis dan dibuat dengan benar menunjukbenar, kan keterampilan sistematis dan penulisan yang jelas, yang sangat baik, di menunjukkan atas rata-rata kelas keterampilan penulisan yang baik
133
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
Aspek yang dinilai Penggunaan No
Nama
Isi
dan
pengetahuan
bahasa Indonesia
Keterampilan
yang
penulisan
baik
dan
benar 1
2
3
4
1 2 3
Kriteria : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Cara konversi skor ke skala 1-4
1
2
3
4
1
2
3
4
134
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester
: IV (Empat)/ Genap
Tema
: 9. Kayaknya Negriku
Subtema
: 1. Kekayaan Sumber Energi di Indonesia
Pembelajaran
: ke-1 (satu)
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)): 5.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6.
Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
7.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
8.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD): IPA 1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
135
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.5
Mengidentifikasi berbagi sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
4.5
Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi.
IPS 1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.1
Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.
4.1
Menyajikan haasil identifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.
136
C. INDIKATOR: IPA 1.1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5.1
Mengetahui berbagai sumber energi altenatif.
4.5.1
Membuat laporan pengamatan perubahan energi.
IPS 1.3.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2.3.1 Berteman dengan tidak memandang suku, agama, dan ras. 3.1.1 Mengetahui sumber daya alam di indonesia 3.1.3 Memahami akibat dari perbutuan hewan liar 4.1.1
Menuliskan sumber
D. MATERI PEMBELAJARAN: 1. Sumber daya alam 2. Energi alternatif
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN: 3. Pendekatan
: Saintifik
4. Setrategi
: Think Pair Share
5. Metode
: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
137
F. SUMBER BELAJAR: -
Buku siswa tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
-
Buku Guru tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
-
Bupena tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan
Dekripsi Kegiatan
Alokasi
Guru 1. Guru
mengucapakan
salam
1. Siswa
menjawab 15 menit
salam.
2. Guru mengajak semua siswa
berdoa
mengawali
untuk kegiatan
pembelajaran.
dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi tempat
duduk
disesuaikan
dengan
kegiatan pembelajaran. 4. Menginformasikan tema pelajaran
yang
dipelajari “Kayaknya Subtema Sumber Indonesia”
2. Siswa dan guru berdoa bersama. 3. Siswa menyimak dan mengikuti permintaan
3. Guru mengecek kesiapan
dan
Waktu
Siswa
akan yaitu
Negriku” “Kekayaan Energi
di
guru.
138
Inti
1. Guru
mengawali 1. Siswa
pembelajaran
dengan
bertanya mengenai materi yang
telah
jawaban-jawaban siswa,
yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. membagi
kedalam
siswa
beberapa
kelompok. 4. Guru
(menalar) menyimak
menjawab pertanyaan yang di ajukan.
memberikan 3. Siswa
pertanyaan
3. Guru
guru.
penjelasan guru dan
mengkonfirmasi
kemudian
pertanyaan
dipelajari 2. Siswa
sebelumya. 2. Guru
menjawab 45 menit
duduk
berdasarkan kelompok yang telah ditentukan 4. Siswa mengamatigambar yang telah disediakan oleh guru. (mencoba)
meminta
siswa
(menalar)
untuk mengmati gambar. 5. T: siswa menuliskan 5. Guru
meminta
untuk
siswa
pendapatnya mengenai
menuliskan
sumber energi air yang
manakah sumber energi
dapat
air
dimanfaatkan
yang
dapat
untuk membangkitkan
dimanfaatkan
untuk
listrik.
membangkitkan listrik. 6. Guru
meminta
untuk
(menalar,
berpikir)
siswa 6. P: siswa berdiskusi
mendiskusikan
secara
berpasangan
hasil pemiki-ranya secara
mengenai
hasil
berpasangan
pemikiran
masing-
dengan
teman kelompoknya. 7. Guru
meminta
pasangan
setiap untuk
masing. berdiskusi)
(mencoba,
139
menyampaikan
hasil 7. S:
setiap
pasangan
diskusi setiap pasangan
menyampaikan
kepada semua anggota
diskusinya
kelompok.
semua
8. Guru untuk
meminta
siswa
membaca
tentang
teks
sember
kepada anggota
kelompok. (mengomunikasikan)
daya 8. Siswa membaca teks
alam. 9. Guru
hasil
tentang sumber daya meminta
siswa
alam. (membaca)
untuk menentukan mana 9. T: siswa menuliskan sumber daya alam yang
pendapatnya mengenai
dapat diperbaharui dan
sumber
tidak dapat diperbaharui.
yang
10.
Guru meminta siswa
untuk
mendiskusikan
hasil pemikiranya secara berpasangan
untuk
menyampaikan
hasil
diskusi setiap pasangan
diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui.
(menalar, berpikir)
kelompok.
berpasangan
mengenai
hasil
pemikiran
masing-
masing.
setiap
pasangan
menyampaikan memberikan
diskusinya
kesempatan kepada siswa
semua
untuk bertanya.
kelompok.
13.
(mencoba,
berdiskusi)
kepada semua anggota 11. S:
Guru
dapat
secara
Guru meminta setiap
pasangan
12.
alam
dengan 10. P: siswa berdiskusi
teman kelompoknya. 11.
daya
Guru memita siswa
membuat kesimpulan dari
hasil kepada
anggota
(mengomunikasikan)
140
materi yang baru saja 12. Siswa bertanya materi dipelajari.
yang belum mereka pahami.
(mencoba
bertanya) 13. Siswa
membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Penutup
1. Guru
dan
siswa 1. Siswa memnyimak dan 10 menit
bersama-sama
ikut
menyimpulkan
hasil
belajar pada pertemuan hari ini.
memberikan
kesim-pulan
dari
pembelajaran hari ini 2. Memberikan
tepuk
2. Guru memberi reward
tangan kepada siswa
kepada siswa yang aktif
yang telah aktif dalam
dengan
pembelajaran
memberikan
tepuk tangan. 3. Guru
3. Siswa
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
memberikan
pendapatnya mengenai pembelajaran hari ini.
untuk 4. Siswa mengumpulkan
memberikan
hasil
tulisan
mereka
pendapatnya mengenai
mengenai pembelajaran
pelajaran hari ini.
hari ini
4. Guru meminta siswa 5. Siswa ikut berdoa untuk untuk hasil
mengumpulkan tulisan
mereka
mengenai pembelajaran hari ini.
mengakhiri pembelajaran hari ini.
141
5. Untuk
mengakhiri
kegiatan pembelajaran, guru mengajak siswa untuk berdoa
H. PENILAIAN 1. Penilaian sikap Teknik Penilaian
: Observasi.
Instrumen
: Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan Teknik penilaian
: Tes tulis.
Intrumen
: Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain KD : IPA 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi IPS 3.5 Mengidentifikasi berbagi sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Penilaian keterampilan
142
Teknik Penilaian
: Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian
: Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan). J.
REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.
Pamulang, ....... April 2017
Guru kelas IV
____________________
143
Lampiran 1 Materi Sumber Energi Alternatif Energi merupakan kemampuan untuk lakukan usaha. Sumber energi yang biasa digunakan oleh manusia adalah bahan bakar minyak (BBM). Namun ketersediaan bahan bakar tersebut sudah menipis sehingga dibutuhkan sumber energi alternatif. Sumber energi yang dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif harus ramah ligkungan. Contoh sumber energi alternatif adalah matahari, angin, panas bumi, limbah sisa tanaman pertania, dan kotoran ternak. Sumber Daya Alam Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. SDA dikelompokan menjadi dua, yaitu berdasarkam lokasi dan sifatnya. Memurut lokasinya SDA dikelompokan menjadi 2, yaitu SDA daratan dan perairan. Berdasarkan sifatnya SDA dikelompokan menjadi 2, yaitu SDA dapat diperbaharui dan tidakdapat diperbaharui.
144
Lampiran 2 Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan energi? 2. Apa sumber energi alternatif berupa energi panas? 3. Apa ciri dari sumber energi alternatif? 4. Apa sajakah sumber energi alternatif yang dapat menggerakan turbin pada pembangkit listrik? 5. Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif! 6. Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam (SDA)? 7. Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan! 8. Berdasarkan sifatnya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan! 9. Tulislah masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam di darat dan di perairan! 10. Tuliskan masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui!
145
Lampiran 3 PENILAIAN PENILAIAN SIKAP
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2
1
4
3 2 1 4
1 2
Keterangan 4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati 3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati 2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati 1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati Cara konversi skor ke skala 1-
jawab
Bertanggung
kerjasama
Percaya diri
karunia tuhan
Mensyukuri
ajaran agama
Menghargai
Nama
Mensyukuri
No.
karunia tuhan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
3 2 1
146
PENILAIAN PENGETAHUAN Soal dan jawaban Rubrik Penilaian Pengetahuan Nomor Jenis soal
soal
Soal 1. Apa
yang
dimaksud
dengan energi? 2. Apa
1. Energi merupakan kemampuan untuk lakukan usaha. (2)
sumber
energi
2. Matahari. (2) 3. Harus ramah lingkungan (2)
panas?
4. Arus air , uap dan angin. (3)
ciri
dari
sumber
4. Apa
sajakah
5. Matahari, angin, panas bumi, limbah sisa tanaman pertania,
energi alternatif? sumber
dan kotoran ternak. (3)
yang
6. Sumber daya alam (SDA)
dapat menggerakan turbin
adalah segala sesuatu yang
pada pembangkit listrik?
berasal
energi alternatif
5. Tulislah 3 contoh sumber Uraian
maksimal
alternatif berupa energi
3. Apa
1-6
Skor
Jawaban
yang
dimaksud
dengan sumber daya alam
7. Berdasarkan
lokasinya
daya
dibedakan
alam
menjadi
2,
8. Berdasarkan
dibedakan sebutkan!
dimanfaatkan untuk memenuhi
7. Sumber daya alam darat dan perairan.
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui 9. SDA darat: sayuran dan kayu SDA perairan: Ikan dan rumput
sebutkan!
sumber
dan
8. sumber daya alam yang dapat
(SDA)?
sumber
alam
kebutuhan manusia. (3)
energi alternatif? 6. Apa
dari
sifatnya
daya menjadi
alam 2,
laut 10. SDA
dapat
diperbaharui:
sayuran, ikan, dan binatang ternak
15
147
9. Tulislah masing-masing 2 contoh untuk sumber daya
SDA tidak dapat diperbaharui: minyak bumi dan batu bara.
alam di darat dan di perairan! 10. Tuliskan
masing-masing
2 contoh untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan
tidak
dapat diperbaharui!
Cara penghitungan nilai : Skor diperoleh 15
X 100 = nilai akhir
148
PENILAIAN KETERAMPILAN Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan Aspek
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Isi dan Keseluruhan Pengetahuan: kesimpulan dibuat dengan baik, Kesimpulan lengkap dan dapat yang ditulis memberikan inmerepformasi singkat resentasikan yang berguna bagi isi, pembaca, serta menunjukkan disajikan dengan pengetahuan menarik. penulis yang menyeluruh atas materi
Keseluruhan kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Sebagian besar kesimpulan dibuat dengan baik dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Hanya sebagian kecil kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam Bahasa keseluruhan penuIndonesia yang lisan baik dan benar digunakan dalam penulisan ringkasan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dalam keseluruhan penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian besar penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan
Keterampilan Penulisan:
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
Sebagian besar hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang terus berkembang
Hanya sebagian kecil hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang masih perlu terus ditingkatkan
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang Kesimpulan sistematis dan dibuat dengan benar menunjukbenar, kan keterampilan sistematis dan penulisan yang jelas, yang sangat baik, di menunjukkan atas rata-rata kelas keterampilan
149
penulisan yang baik
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
Aspek yang dinilai Penggunaan No
Nama
Isi
dan
pengetahuan
bahasa Indonesia
Keterampilan
yang
penulisan
baik
dan
benar 1
2
3
4
1 2 3
Kriteria : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
1
2
3
4
1
2
3
4
150
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester
: IV (Empat)/ Genap
Tema
: 9. Kayaknya Negriku
Subtema
: 1. Kekayaan Sumber Energi di Indonesia
Pembelajaran
: ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 4x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)): 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD): Bahasa Indonesia 1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi sosial serta prmasalahan sosial
151
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui pemanfaatan bahasa Indonesia 3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. 4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bntuk teks tulis.
PKn 1.1
Menghargai kebhineka tunggal ikaan dan keberagaman agama suku, bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar
2.3
Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar
3.2
Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat
4.2
Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat
C. INDIKATOR: Bahasa Indonesia 1.2.1 Memiliki rasa syukur sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam. 2.4.1 Memiliki rasa peduli lingkungan dan sumber daya alam melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.3.1 Mengetahui langkah-langkah dalam melakukan wawancara 4.3.1 Membuat pertanyaan untuk kegiatan wawancara . 4.3.2 Menyajikan hasil wawancar dalam bentuk laporan tertulis.
152
PKn 1.1.1 Menghargai perbedaan agama, suku, bahasan, adat di lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. 2.3.1 Memiliki sikap peduli terhadap lingkungan di sekitar. 3.2.1 Mengidentifikasi hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar. 4.2.1 Menganalisis sikap yang harus dilakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. D. MATERI PEMBELAJARAN: 1. Langkah melakukan wawancara 2. Hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Setrategi
: Think Pair Share
3. Metode
: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR: -
Buku siswa tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
-
Buku Guru tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
-
Bupena tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan
Dekripsi Kegiatan
Alokasi
Guru 1. Guru
Siswa mengucapakan 1. Siswa menjawab salam
salam
2. Siswa dan guru berdoa
2. Guru mengajak semua siswa
berdoa
untuk
bersama
Waktu 15 menit
153
mengawali
kegiatan 3. Siswa menyimak dan
pembelajaran.
mengikuti
3. Guru mengecek kesiapan
permintaan
guru
dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat
duduk
disesuaikan
dengan
kegiatan pembelajaran. 4. Menginformasikan tema pelajaran
yang
akan
dipelajari
ya
itu
“Kayanya
Negriku”
Subtema
“Kekayaan
Sumber
Energi
di
Indonesia” Inti
1. Guru
mengawali 1. Siswa
pembelajaran bertanya
dengan mengenai
materi
yang
mengkonfirmasi
jawaban-jawaban siswa, kemudian pertanyaan
pertanyaan
guru.
(menalar)
telah 2. Siswa
dipelajari sebelumya. 2. Guru
menjawab 45 menit
menyimak
penjelasan
guru
menjawab
pertanyaan
yang diajukan.
memberikan 3. Siswa yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
dan
duduk
berdasarkan
kelompok
yang telah ditentukan. 4. Siswa
membaca
teks
bacaan mengenai materi
154
3. Guru
membagi
kedalam
siswa
beberapa
kelompok. 4. Guru
siswa
membaca
teks
wawancara.
(mencoba) (menalar) 5. T:
meminta
untuk
tentang
siswa
menuliskan
pendapatnya pertanyaan untuk
wawancara
bacaan mengenai materi
dengan topik lingkungan
tentang wawancara.
sekolah
5. Guru
meminta
membuat
siswa
(menalar,
berpikir)
pertanyaan 6. P:
siswa
mencoba
untuk wawancara dengan
melakukan
kegiatan
topik lingkungan sekolah
wawancara
secara
berpasangan
dengan
6. Guru
memberikan
kepada
siswa
untuk
teman
mencoba
melakukan
kegiatan
wawancara 7. Siswa
secara
berpasangan
dengan
teman
kelompoknya. 7. Guru
dari
hasil
wawancara. 8. Guru
kesimpulan dari kegiatan wawacara
(menalar,
siswa
mempresentasikan kesimpulan dari hasil wawancata yang telah
meminta
siswa
untuk mempresentasikan kesimpulan
membuat
siswa 8. S:
membuat
kesimpulan
(mencoba)
mencoba)
meminta
untuk
kelompoknya.
dari
mereka
lakukan
(mengomunikasikan)
hasil 9. Siswa menyimak apa
wawancara yang telah
yang disampaikan oleh
mereka lakukan.
guru.
155
9. Guru
menjelaskan 10.
tentang
hak
dan
kewajiban. 10.
Siswa
gambar
mengamati
yang diminta
oleh guru. (mengamati)
Guru meminta siswa 11. T: Siswa menuliskan
untuk mengamati gambar
pendapatnya
pada lembar karja siswa.
mengenai
11.
Guru meminta siswa
untuk
memberikan
pendapatnya
gambar
tersebut.
(mencoba,
menalar)
mengenai 12. P: siswa berdiskusi
hak dan kewajiban kita
secara
terhadap gambar terdenut
mengenai
hasil
dan
pemikiran
masing-
menuliskanya
di
lembar kerja siswa 12.
Guru
memberikan
kesempatan kapeda siswa untuk
mereka
pendapat masing-masing
secara berpasangan 13.
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 15.
Guru memita siswa
membuat
(mencoba,
berdiskusi) (mengonunikasikan) setiap
pasangan
menyampaikan diskusinya semua
hasil kepada
anggota
kelompok. (mengomunikasikan)
menyampaikan 14. Siswa bertanya materi
hasil diskusinya 14.
masing.
berdiskusi 13. S:
mengenai
berpasangan
kesimpulan
yang
belum
pahami.
mereka (mencoba
bertanya) 15. Siswa
membuat
kesimpulan dari materi yang
telah
dipelajari
pada pertemuan ini.
156
dari materi yang baru saja dipelajari.
Penutup
1. Guru dan siswa bersamasama
1. Siswa memnyimak dan 10 menit
menyimpulkan
hasil
belajar
ikut
pada
memberikan
kesim-pulan
pertemuan hari ini.
dari
pembelajaran hari ini.
2. Guru memberi reward
2. Memberikan
tepuk
kepada siswa yang aktif
tangan kepada siswa
dengan
yang telah aktif dalam
memberikan
tepuk tangan. 3. Guru
pembelajaran.
memberikan
3. Siswa
memberikan
kesempatan kepada siswa
pendapatnya mengenai
untuk
memberikan
pembellajaran hari ini.
mengenai
4. Siswa mengumpulkan
pendapatnya
pelajaran hari ini. 4. Guru
meminta
untuk
hasil tulisan mereka siswa
mengenai
mengumpulkan
hasil
tulisan
pembelajaran hari ini
mereka
5. Siswa
mengenai pembelajaran
untuk
hari ini.
pembelajaran hari ini.
5. Untuk
mengakhiri
kegiatan guru
pembelajaran,
mengajak
siswa
untuk berdoa
H. PENILAIAN 1. Penilaian sikap Teknik Penilaian
: Observasi.
ikut
berdoa
mengakhiri
157
Instrumen
: Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan Teknik penilaian
: Tes tulis.
Intrumen
: Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain KD : Bahasa Indonesia 3.3
Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan.
PKN 3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat 3. Penilaian keterampilan Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio Instrumen Penilaian
: Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan).
158
J.
REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.
Pamulang, ....... April 2017
Guru kelas IV
____________________
159
Lampiran 1 Materi Wawancara Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab anatara penanya dan pemebri informasai (narasumber). Bebrapa langkah dalam melakukan wawancara: 1. Focus kepada hal yang ingin ditanyakan (menentukan topik wawancara) 2. Membuat daftar wawancara 3. Menentukan narasumber 4. Melakuakn wawancara 5. Mencatat hal-hal penting seputar jawaban 6. Membuat kesimpulan hasil wawancara Hak dan Kewajiban Hak adalah segala sesuatu yang layak kita terima setelah melakukan kewajiban. Kewajiban adalah seala sesuatu yang harus kita kerjakan
160
Lampiran 2 Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan wawancara? 2. Apa yang dimaksud dengan narasumber? 3. Tuliskan 6 langkah dalam melakukan wawancara! 4. Apa yang dimaksud dengan hak? 5. Apa yang dimaksud dengan kewajiban? 6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Isilah table berikut berdasarkan gambar diatas! Jenis lingkungan
Pantai
Hak yang kita peroleh Kewajiban kita terhadap lingkungan Akibat
tidak
melkasanakan kewajiban
Taman bermain
161
Lampiran 3 PENILAIAN PENILAIAN SIKAP
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2
1
4
3 2 1 4
1 2
Keterangan 4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati 3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati 2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati 1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati Cara konversi skor ke skala 1-
jawab
Bertanggung
kerjasama
Percaya diri
karunia tuhan
Mensyukuri
ajaran agama
Menghargai
Nama
Mensyukuri
No.
karunia tuhan
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
3 2 1
162
PENILAIAN PENGETAHUAN Soal dan jawaban Rubrik Penilaian Pengetahuan Nomor Jenis soal
soal
Soal
Skor
Jawaban
maksimal
1. Apa yang dimaksud 1. Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab dengan wawancara? 2. Apa yang dimaksud dengan narasumber? 3. Tuliskan 6 langkah dalam
melakukan
wawancara!
untuk
antara
negan hak?
dan
pemberi
adalah
orang
yang
membuat
daftar
informasi. (2) 2. Narasumber
memberikan informasi (2) 3. Menemtukan pertanyaan, mencatat
4. Apa yang dimaksud
penenya
topik,
menentukan hal-hal
narasumber,
penting
seputar
jawanban dan membuat kesimpulan hasil wawancara . (6)
5. Apa yang dimaksud 4. Hak adalah seseuatu yang kita peroleh dengan kewajiban? 6. Sebutkan 1-6
Uraian
setelah melaksanakan kewajiban. (2)
hak, 5. Kewajiban adalah sesuatu yang harus kita
kewajiban dan akibat
kerjakan. (2)
tidak melaksanakan 6. Taman bermain: kewajiban terhadap
Hak: kita bisa bermain
lingkungn
Kewajiban: menjaga kebersihan taman
taman
bermain dan pantai?
bermain Akibat tidak melaksanakan kewajiban: taman menjadi kotor dan tidak nyaman Pantai: Hak: kita bisa bermain dipantai menikmati keindahan pantai Kewajiban: menjaga kebersihan pantai Akibat tidak melaksanakan
20
163
Akibat tidak melaksanakan kewajiban: pantai menjadi kotor dan tidak nyaman untuk di kunjungi. (6) Cara penghitungan nilai : Skor diperoleh 20
X 100 = nilai akhir
164
PENILAIAN KETERAMPILAN Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan Aspek
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Isi dan Keseluruhan Pengetahuan: kesimpulan dibuat dengan baik, Kesimpulan lengkap dan dapat yang ditulis memberikan inmerepformasi singkat resentasikan yang berguna bagi isi, pembaca, serta menunjukkan disajikan dengan pengetahuan menarik. penulis yang menyeluruh atas materi
Keseluruhan kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Sebagian besar kesimpulan dibuat dengan baik dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Hanya sebagian kecil kesimpulan dibuat dengan baik, lengkap dan dapat memberikan informasi singkat yang berguna bagi pembaca
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam Bahasa keseluruhan penuIndonesia yang lisan baik dan benar digunakan dalam penulisan ringkasan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dalam keseluruhan penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian besar penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan
Keterampilan Penulisan:
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang baik
Sebagian besar hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang terus berkembang
Hanya sebagian kecil hasil penulisan kesimpulan yang sistematis dan benar menunjukkan keterampilan penulisan yang masih perlu terus ditingkatkan
Keseluruhan hasil penulisan kesimpulan yang Kesimpulan sistematis dan dibuat dengan benar menunjukbenar, kan keterampilan sistematis dan penulisan yang jelas, yang sangat baik, di menunjukkan atas rata-rata kelas keterampilan
165
penulisan yang baik
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
Aspek yang dinilai Penggunaan No
Nama
Isi
dan
pengetahuan
bahasa Indonesia
Keterampilan
yang
penulisan
baik
dan
benar 1
2
3
4
1 2 3
Kriteria : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
1
2
3
4
1
2
3
4
166
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (siklus I pertemuan 1)
167
168
169
Lembar kerja siswa (siklus I pertemuan 2) Nama:
Tanggal:
Kelas: Mari membaca cerita! Bacalah cerita rakyat Batu Menagis pada buku Tematik halaman 45-46 Mari berpikir!
Siapa sajakah tokoh dalam cerita Batu Menagis dan bagimana
sifatnya? Apa pesan moral yang terdapat pada cerita tersebut?
Mari berdiskusi! Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai tokoh dan sifatmya serta pesan moral pada cerita Malin Kundang dengan temanmu secar berpasangan!
170
Mari berbagi! Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengan temanmu!
Mari mengamati! Amatilah gambar pada buku Tematik halaman 48! Mari memcoba! Lakukanlah percobaan gaya untuk melihat pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan memantulkan bola bekel!
Mari menulis! Tulislah hasil percobaan yang telah kalian lakukan!
Apa perbedaan arah gerak benda sebelum dan setelah dipantulkan ?
Mengapa bola yang dijatuhkan dapat memantul?
gaya apakah yang yang terdapat pada bola tersebut?
Apa kesimpulan dari percobaan di atas?
Mari mengomunikasikan! Presentasikanlah hasil percobaan kelompokmu kepada teman-teman kelasmu!
171
Mari berlatih! Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Batu Menangis? _______________________________________________ _______________________________________________ 2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh utama pada dalam cerita rakyat Batu Menagis? _______________________________________________ _______________________________________________ 3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Batu Menagis? _______________________________________________ _______________________________________________ 4. Tentukan tokoh antagonis dan tokoh protagonist pada cerita rakyat Batu Menagis? _______________________________________________ _______________________________________________ 5. Dari daerah manakah asal cerita Batu Menagis? _______________________________________________ 6. Tulislah 5 pengaruh Gaya terhadap benda contonya! _______________________________________________ _______________________________________________
172
Lembar kerja siswa (siklus II pertemuan 1)
Nama:
Tanggal:
Kelas: Mari mengamati! Amatilah gambar pada Bupena halaman 88! Mari berpikir! Menurutmu, manakah sumber energi air yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik? Jelaskan!
Mari berdiskusi! Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai tokoh dan sifatmya serta pesan moral pada cerita Malin Kundang dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi!
173
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengan temanmu!
Mari membaca! Bacalah teks tentang sumberdaya alam pada Bupena halaman 89! Mari berpikir dan memcoba! Kelompokanlah kedalam sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, dan berikan alasannya ! Jagung-Biodesel-Minyak tanah-Batubara-Avtur-Minyak jarak – Kambing-Alumunium
SDA dapat diperbaharui SDA
Alasan
SDA tidak dapat diperbaharui SDA
Alasan
174
Mari berdiskusi! Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi! Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengan temanmu!
Mari berlatih! Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Apa yang dimaksud dengan energi? _______________________________________________ _______________________________________________ 2. Apa sumber energi alternatif berupa energi panas? _______________________________________________ 3. Apa ciri dari sumber energi alternatif? _______________________________________________
175
4.
Apa sajakah sumber energi alternatif yang dapat menggerakan turbin pada pembangkit listrik?? _______________________________________________
5.
Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif! _______________________________________________
6.
Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif! _______________________________________________ _______________________________________________
7.
Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan! _______________________________________________
8.
Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan! _______________________________________________ _______________________________________________
9.
Tulislah masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam di darat dan di perairan! _______________________________________________ _______________________________________________
10. Tuliskan masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui! _______________________________________________ _______________________________________________
176
Lembar kerja siswa (siklus II pertemuan 2)
Nama:
Tanggal:
Kelas: Mari mengamati! Amatilah gambar pada Bupena halaman 90! Mari berpikir! buatlah 3 pertanyaan untuk kegiatan wawanvcara dengan topik kebersihan lingkungan!
177
Mari mencoba! lakukanlah wawancara dengan temanmu secara berpasangan dengan pertanyan yang rtelah kamu buat! Narasumber: Hasil wawancara:
Mari menulis! tulislah kesimpulan dari hasil wawancara yang telah kalian lakukan!
Mari berbagi! Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengan temanmu!
Mari membaca! Bacalah teks tentang sumberdaya alam pada Bupena halaman 91!
178
Mari berpikir dan memcoba! Isilah tanel di bawah ini! Jenis lingkungan
Sekolah
Hak yang kita peroleh Kewajiban
kita
terhadap
lingkungan Akibat
tidak
melkasanakan
kewajiban
Mari berdiskusi! Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekolah dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi! Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengan temanmu!
Mari berlatih! Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Apa yang dimaksud dengan wawancara? _______________________________________________ _______________________________________________ 2. Apa yang dimaksud dengan narasumber?
179
_______________________________________________ 3. Tuliskan 6 langkah dalam melakukan wawancara! _______________________________________________ _______________________________________________ _______________________________________________ _______________________________________________ _______________________________________________ 4. Apa yang dimaksud dengan hak? _______________________________________________ 5. Apa yang dimaksud dengan kewajiban?
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Isilah table berikut berdasarkan gambar diatas! Jenis lingkungan
Pantai
Hak yang kita peroleh
Kewajiban
kita
terhadap lingkungan
Taman bermain
180
Akibat melkasanakan kewajiban
tidak
181
3.
Lembar observasi kegiatan guru LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU* *pembelajaran dilakukan oleh peneliti di dalam kelas
Hari/Tanggal Tempat Observasi Materi Pembelajaran Pertemuan ke-
: : : :
Petunjuk Pengisian : Daftar pengamatan pembelajaran berikut ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan setrategi Think Pair Share Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan Anda! SB : Sangat Baik = 5 B : Baik =4 CB : Cukup Baik = 3 KB : Kurang Baik = 2 TB : Tidak Baik = 1 No.
Aspek yang diamati
1
Pendahuluan a. Guru mengajak semua siswa berdo’a sebelum memulai pembelajaran. b. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia hari ini. Kegiatan Inti a. Guru membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah 4-6 orang siswa secara heterogen. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara mandiri. c. Guru memberikan kesempatan
2
SB
Penilaian B CB KB
TB
182
3
kepadasa siswa bekerja sama secara berpasangan dalam kelompok untuk saling bertukar pikiran mengenai hasil pemikirannya masing-masing d. Guru meminta siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi berpasangan atau kelompok Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang telah dipelajari. b. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini.
Observer
___________________
183
4.
Lembar observasi kegiatan siswa LEMBAR OBSERVASI KOOPERATIVITAS SISWA
Hari/Tanggal Tempat Observasi Materi Pembelajaran Pertemuan ke-
: : : :
Petunjuk Pengisian : Daftar pengamatan pembelajaran berikut ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Think Pair Share Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan Anda! SB : Sangat Baik B : Baik CB : Cukup Baik KB : Kurang Baik TB : Tidak Baik No.
Aspek yang diamati
1
Pendahuluan a. Siswa berdo’a sebelum memulai pembelajaran. b. Siswa melakukan komunikasi tentang kehadiran teman sejawat. c. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan guru kepada siswa. d. Siswa menyimak tujuan pembelajaran bahasa Indonesia hari ini yang disampaikan oleh guru. Kegiatan Inti a. Siswa berkelompok secara heterogen dengan anggota kelompok 4-6 orang. b. Siswa berpikir secara mandiri materi yang dipelajari.
2
SB
Penilaian B CB KB
TB
184
3
c. siswa bekerja sama secara berpasangan dalam kelompok untuk saling bertukar pikiran mengenai hasil pemikirannya masing-masing d. siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi berpasangan atau kelompok. Kegiatan Penutup a. Siswa mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang telah dipelajari. b. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini bersama dengan guru.
Observer
_________________
185
5.
SEQ-C Peter Muris
186
187
6.
SEQ-C Peter Muris yang telah diterjemahkan
188
189
7.
Lembar penilaian self-efficacy diri sendiri LEMBAR PENILAIAN SELF-EFFICACY DIRI SENDIRI Nama
:
Petunjuk Pengisian
:
Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan penilaian terhadap diri sendiri! Keterangan: SB
: Sangat Baik
B
: Baik
CB
: Cukup Baik
KB
: Kurang Baik
TB
: Tidak Baik NO 1.
2.
PERTANYAAN ketika mengalami kesulitan dalam tugas sekolah saya meminta bantuan guru dengan baik Saya yakin dengan pendapat saya meskipun teman saya tidak setuju dengan pendapat saya
3.
Ketika saya sedih, saya berusaha umtuk kembali ceria dengan baik
4.
Saya lebih memilih belajar ketika ada teman yang mengajak bermain
5.
Saya dapat mengatasi rasa takut dengan baik
6.
Saya berteman dengan siapa saja dengan baik
7.
Saya belajar dengan baik untuk ulangan
8.
Saya tergolong anak yang mudah bergaul
SB
B
CB KB TB
190
9.
Saya dapat mengatasi rasa gugup dengan baik
10.
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik setiap hari
11.
Saya bekerja sama dalam mengerjakan tugas dengan baik Saya bisa mengendalikan perasaan saya dengan baik
12. 13
Saya memperhatikan dengan baik ketika belajar di kelas
14.
Saya menegur orang yang melakukan hal yang tidak saya suka
15.
Jika saya sedih saya dapat kembali ceria dalam waktu yang tidak lama
16.
Saya memahami semua mata pelajaran di sekilah dengan baik
17.
Saya dapat menyampaikan hal lucu kepada teman-teman saya dengan baik Saya dapat memberitahu teman saya ketika saya merasa kurang baik
18. 19.
Saya membuat orang tua saya bangga dengan prestasi saya
20.
Saya menjalin pertemanan dengan anak-anak lain dengan baik
21.
Saya berhasil dalam membuang pikiran yang tidak menyenangkan Saya belajar dengan baik untuk ulangan
22. 23.
Saya menghindari pertengkaran dengan siapa saja
24.
Saya tidak takut dengan sesuatu yang belum pasti terjadi
191
8.
Lembar penilaian self-efficacy teman sebaya LEMBAR PENILAIAN SELF-EFFICACY ANTAR TEMAN Nama
:…………………….
Nama Teman
:…………………….
Petunjuk Pengisian
:
Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatanmu terhadap teman sebangkumu ! Keterangan: SB
: Sangat Baik
B
: Baik
CB
: Cukup Baik
KB
: Kurang Baik
TB
: Tidak Baik NO 1.
2.
PERTANYAAN Meminta bantuan dari guru dengan baik ketika mengalami kesulitan dalam tugas-tugas sekolah Menyampaikan pendapat dengan baik meskipun teman yang lain tidak setuju dengan pendapatnya
3.
Menghibur diri sendiri dengan baik ketika menghadapi kejadian yang tidak menyenangkan
4.
Belajar dengan baik ketika ada hal yang menarik untuk lakukan pada waktu yang sama
5.
Mengatasi rasa takut dengan baik
6.
Menjadi teman yang baik untuk anak lain
7.
Mempelajari dengan baik materi untuk ulangan
8.
Bercerita dengan baik kepada teman yang yang tidak akrab
SB
B
CB
KB
TB
192
9.
Mengatasi rasa gugup dengan baik
10.
Menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik setiap hari
11.
Mengerjakan tugas bersama teman kelas dengan baik Mengontrol perasaan dengan baik
12. 13
Memperhatikan dengan baik ketika belajar di kelas
14.
Memberitahu orang lain dengan baik ketika mereka melakukan hal yang tidak di sukanya
15.
Dapat menghibur dirinya sendiri dengan baik
16.
Memahami semua mata pelajaran di sekolah dengan baik
17.
Menyampaikan hal lucu kepada temanteman yang lain dengan baik Memberitahu teman yang lain dengan baik ketika dia merasa kurang baik
18. 19.
Berhasil membuat orang tuanya puas dengan tugas sekolah saya
20.
Menjalin pertemanan dengan anak-anak lain dengan baik
21.
Berhasil dalam membuang pikiran yang tidak menyenangkan Berusaha dengan baik dalam ulangan
22. 23.
Dapat menghindari pertengkaran dengan baik dengan anak lain
24.
Tidak mengkhawatirkan sesuatu yang mungkin terjadi
193
9.
Hasil Uji Soal
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
Lampiran 3 Data hasil penelitian 1. Hasil Belajar siswa
Pengisian LKS Siklus I pertemuan 1
208
209
210
211
212
213
Siklus I pertemuan 2
214
215
216
217
218
219
siklus II pertemuan 1
220
221
222
223
224
225
226
227
Siklus II Pertrmuan 2
228
229
230
231
232
233
234
235
Data nilai pengetahuan hasil belajar siswa PENILAIAN PENGETAHUAN Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Pertemuan 1
Nama Ajar Andien Aryo Bagas Cantika Danta Devin Dimas Dzaki Endhita Faiq Ibna Kaila Kanza Keisha Atal Fayedz Faiz Raihan Nabil Nadin Naila Racka Rasya Fathin Sarah Audry
Zara Syaqila Syeril Dara Ara Haura Filza Kiki Rata-rata
B. Indo
IPA
90 60 75 55 100 80 80 60 90 65 90 80 90 100 100 80 60 60 70 50 90 65 70 70 85 90 60 70 100 100 75 77,74
100 100 60 100 100 75 90 70 100 100 100 90 100 80 90 90 100 90 100 90 90 100 80 90 90 90 90 80 90 100 90 90.80
Pertemuan 2 Ratarata 95 80 67.5 77.5 100 77.5 85 62.5 95 77.5 95 85 95 90 95 85 80 75 85 70 90 82.5 75 80 87.5 90 75 75 95 100 82.5 84.03
B. Indo
IPA
95 95 90 75 95 60 90 90 100 90 100 95 100 90 70 70 95 95 100 95 90 90 85 95 85 100 100 80 95 100 95 85 90.31
50 100 95 50 100 30 30 20 100 60 50 90 100 50 70 70 60 90 100 100 50 50 80 90 30 50 60 50 100 100 90 60 69.53
Ratarata 72.5 97.5 92.5 62.5 97.5 45 60 55 100 75 75 92.5 100 70 70 70 77.5 92.5 100 97.5 70 70 82.5 92.5 57.5 75 80 65 97.5 100 92.5 72.5 79.92
236
Persentase nilai pengetahuan hasil belajar siswa siklus I
Keterangan Pertemuan 1 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal Pertemuan 2 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal
Tema 8 Subtema 2 Mata pelajaran Bahasa Indonesia < KKM >KKM
IPA < KKM
< KKM
11 20 36% 64% 77,47 64% Belum tuntas
3 6,5% 90,80 93,5%
27 93,5%
3 29 10% 90% 90.31 90% Belum tuntas
16 50% 69.53 50%
16 50%
237
PENILAIAN PENGETAHUAN Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Pertemuan 1
Nama Ajar Andien Aryo Bagas Cantika Danta Devin Dimas Dzaki Endhita Faiq Ibna Kaila Kanza Keisha Atal Fayedz Faiz Raihan Nabil Nadin Naila Racka Rasya Fathin Sarah Audry
Zara Syaqila Syeril Dara Ara Haura Filza Kiki Rata-rata
IPA
IPS
90 75 60 85 80 50 55 30 90 95 95 95 70 50 70 70 70 95 70 40 90 70 75 95 45 25 95 80 75 100 100 100 74.53
75 80 75 85 100 75 100 80 100 95 100 100 75 90 85 100 100 100 100 85 80 100 85 100 70 40 100 100 95 90 100 100 89.37
Pertemuan 2 Ratarata 82.5 77.5 67.5 85 90 57.5 77.5 55 95 95 97.5 97.5 72.5 70 77.5 85 85 97.5 85 62.5 85 85 80 97.5 57.5 32.5 97.5 90 85 95 100 100 81.79
B. Indo 95 90 90 100 70 100 100 80 100 85 100 100 100 100 90 100 85 100 100 100 95 85 80 100 100 100 90 100 90 100 100 90 100 95 94.41
PKN 90 100 80 95 100 100 100 95 95 65 100 100 100 100 100 90 95 85 80 100 100 70 90 100 75 100 75 90 90 100 100 100 100 100 92.94
Ratarata 92.5 95 85 97.5 85 100 100 87.5 97.5 75 100 100 100 100 95 95 90 92.5 90 100 97.5 77.5 85 100 87.5 100 82.5 95 90 100 100 95 100 97.5 93.67
238
Persentase nilai pengetahuan hasil belajar siklus II Tema 8 Subtema 2 Mata pelajaran
Keterangan
Pertemuan 1 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal Pertemuan 2 Jumlah siswa Persentase Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Klasikal
< KKM >KKM IPS 2 30 6% 94% 89,73 94% Tuntas Bahasa Indonesia 1 33 3% 97% 94,41 97% Tuntas
< KKM IPA 8 25% 74.53 75% PKN 2 6% 92,94 94%
< KKM 24 75%
32 94%
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Rata-Rata Persentase Hasil Belajar Data Mata pelajaran Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Keterangan Keputusan
Pertemuan 1 Siklus I Bahasa IPA Indonesia 77,47 90,80 93.5% 64% Belum tuntas
Pertemuan 2 Bahasa Indonesia 90,31 90%
Mata pelajaran
IPS
Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Keterangan Keputusan
89,73 94%
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Siklus II IPA Bahasa Indonesia 74,53 94,41 75% 97%
Tuntas
Tuntas
Tuntas Tuntas
IPA 69,53 50% Belum tuntas
Tuntas
PKN 92,94 94%
239
2. Hasil observasi observasi aktifitas guru
240
241
Rekapitilasi hasil observasi aktifitas guru SB
: Sangat Baik = 5
B
: Baik
CB
: Cukup Baik = 3
KB
: Kurang Baik = 2
TB
: Tidak Baik No.
=4
=1 Aspek yang diamati
Siklus/Pertemuan I/1 I/2 II/1 II/2
1
Pendahuluan a. Guru mengajak semua siswa berdo’a sebelum memulai pembelajaran. b. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. 2 Kegiatan Inti a. Guru membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah 4-6 orang siswa secara heterogen. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara mandiri. c. Guru memberikan kesempatan kepadasa siswa bekerja sama secara berpasangan dalam kelompok untuk saling bertukar pikiran mengenai hasil pemikirannya masing-masing d. Guru meminta siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi berpasangan atau kelompok 3 Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang telah dipelajari. b. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. Jumlah Jumlah maksimal
5
5
5
5
4
4
5
5
4 4
4 4
4 4
4 4
5
5
4 5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4
4
5
5
5
5
42
44
43 50
46
242
Persentase hasil observasi aktifitas guru SIKLUS I Aktifitas guru pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
42 x 100%
x 100 %
50 =
84%
Aktifitas guru pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
44 x 100% 50
=
88%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus I ∑
= 84%+88% = 148% = 86% 2
2
SIKLUS II
Aktifitas guru pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
43 x 100% 50
=
86%
x 100 %
243
Aktifitas guru pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
46 x 100% 50
=
92%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas guru siklus II ∑
= 86%+92% = 178% = 89% 2
2
x 100 %
244
3.
Hasil observasi observasi kegiatan siswa
245
246
Rekapitilasi hasil observasi aktifitas siswa SB : Sangat Baik = 5 B : Baik =4 CB : Cukup Baik = 3 KB : Kurang Baik = 2 TB : Tidak Baik = 1 No.
Aspek yang diamati
1
Pendahuluan a. Siswa berdo’a sebelum memulai pembelajaran. b. Siswa melakukan komunikasi tentang kehadiran teman sejawat. c. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan guru kepada siswa. d. Siswa menyimak tujuan pembelajaran bahasa Indonesia hari ini yang disampaikan oleh guru. Kegiatan Inti a. Siswa berkelompok secara heterogen dengan anggota kelompok 4-6 orang. b. Siswa berpikir secara mandiri materi yang dipelajari. c. siswa bekerja sama secara berpasangan dalam kelompok untuk saling bertukar pikiran mengenai hasil pemikirannya masing-masing d. siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi berpasangan atau kelompok. Kegiatan Penutup a. Siswa mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang telah dipelajari. b. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini bersama dengan guru.
2
3
Skor Skor maksimal
Persentase hasil observasi aktifitas siswa SIKLUS I Aktifitas siswa pertemuan 1
SB
B
CB
KB
4
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
5
4
4
3
4
4
5
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
35
39
38 50
42
247
P
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
35 x 100% 50
=
70%
Aktifitas siswa pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
39 x 100% 50
=
78%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus I ∑
= 70%+78% = 148% = 74% 2
2
SIKLUS II Aktifitas siswa pertemuan 1 P
=
∑ skor total dari observer
x 100 %
∑ skor maksimum ideal =
38 x 100% 50
=
76%
Aktifitas siswa pertemuan 2 p
=
∑ skor total dari observer ∑ skor maksimum ideal
=
42 x 100% 50
=
84%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus II ∑
= 76%+84% = 160% = 80% 2
x 100 %
248
4.
Hasil penilaian self-efficacy diri sendiri
249
250
251
252
253
254
5.
Hasil penilaian self-efficacy teman sebaya
255
256
257
258
259
260
Lampiran 4 Dokumentasi
Kegiatan membaca
Thing, kegiatan berpikir secara mandiri
Pair, kegiatan berdiskusi secara berpasangan
Share, kegiatan berbagi hasil diskusi berpasangan dengan pasangan lain di kelompok
Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari
Melakukan percobaan dan mengamati pengaruh gaya terhadap gerak benda
261
Menuliskan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan
Mencoba melakukan kegiatan wawancara secara berpasangan
Mengomunikasikan laporan hasil wawancara kepada teman yang lain di depan kelas
Mengomunikasikan hasil percobaan dan pengamatan kepada teman yang lain di kelas
Mengomunikasikan hasil percobaan dan pengamatan kepada teman yang lain di kelas
Mengerjakan soal latihan secara mandiri
163
BIOGRAFI SINGKAT
Novia Siti Fauziyah lahir pada 08 Oktober 1995 di Cianjur. Putri pertama dari 5 bersaudara ini menempuh pendidikan dasar di MI. Sirujul Athfal I dari tahun 2001-2007. Lulus dari sana, ia melanjutkan pendidikannya di MTs. Tanwiriyyah di tahun 2007-2010, lalu meneruskan ke MA. Tanwiriyyah ditahun 2010-2013. Setelah menyelesaikan pendidikannya di MA. Tanwiriyyah ia melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif Hidatyatullah Jakarta, mengambil jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dalam jenjang perkuliahannya ia mengikuti beberapa organisasi kampus diantaranya pojok seni Tarbiyah (POSTAR). Postar merupakan organisasi difakultas Tarbiyah yang mewadahi aahasiswa Tarbiyah yang meiliki bakat dan ketertarikan pada bidang seni. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai ketua Bidang Seniora di Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) PGMI pada tahun 2016.