Vol.02 No.02 Desember 2016
PENERAPAN TELEMETRI BERBASIS WEBSITE PADA PEMANTAUAN DEFORMASI PERMUKAAN BENDUNGAN SERMO Ajat Sudrajat Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Email :
[email protected] Abstract Corresponding decision of the Director General of Water Resources / Dam Safety Commission Chairman, Since the dam exploited examinations performed on the results of periodic checks on the deformation that occurs in the foundation rocks, cliffs pedestal, and the body of the dam. The accuracy of data regarding this should be checked every year, in order to anticipate the prevention of the occurrence of disasters caused by deformation due to the movement of dam horizontally or vertically because of a movement of the dam as earthquakes, avalanches, leakage, etc. can be done through monitoring the deformation of the surface of the dam Sermo with telemetry-based website. Keyword: deformation monitoring of dam Surface. Abstrak Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air/ Ketua Komisi Keamanan Bedungan, Sejak bendungan dieksploitasikan dilakukan pemeriksaan pada hasil pemeriksaan berkala mengenai deformasi yang terjadi pada batuan fondasi, tebing tumpuan, dan tubuh bendungan. Ketelitian data mengenai ini harus diperiksa setiap tahun, agar dapat diantisipasi pencegahan dari terjadinya bencana akibat terjadinya deformasi akibat pergerakan bendungan secara horizontal maupun vertikal yang disebabkan terjadinya pergerakan Bendungan seperti Gempa bumi, longsoran, kebocoran, dan sebagainya, dapat dilakukan melalui pemantauan deformasi permukaan bendungan sermo dengan telemetri berbasis website. Kata Kunci: pemantauan deformasi permukaan bendungan.
1 - 52
Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016
1. PENDAHULUAN Bendungan Sermo berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di Kabupaten Kulon Progo, lebih kurang 37 km dari kota Yogyakarta. Studi kelayakan bendungan Sermo dilakukan oleh Mac. Donald tahun 1980, dilanjutkan oleh PT. Indra Karya tahun 1985 dan 1991, dan “Final Assesment of Sermo Dam” dilakukan oleh ELC-Electrocosult pada tahun 1992. Pelaksanaan pembangunan Bendungan Sermo dilakukan oleh Kontraktor Hyundai-Duta Graha Indah, JO. Kontrak kerja ditandatangani 28 Februari 1994, dengan waktu pelaksanaan 32 bulan. Pengawas pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh proyek dibantu oleh konsultan pengawas asosiasi antara ELC-Electroconsult dari Itali dengan PT. Bina Karya dan PT. Wiratman dari Indonesia. Manfaat dibangunnya Bendungan Sermo adalah
dan gempa dengan kekuatan 7,3 SR melanda Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009. Hal ini akan mempengaruhi posisi-posisi infrastruktur antara lain bendungan, jembatan, gedung-gedung tinggi, pelabuhan udara, serta pelabuhan laut, dan hal ini perlu mendapatkan pemantauan secara intensif agar fungsi dari infrastruktur tersebut dapat dipertahankan. Kebutuhan akan sistem pemantauan deformasi bendungan secara real time dengan menggunakan sensor secara tiga dimensi dan satu dimensi baik untuk static dan dynamic movements sangat penting dilakukan. Sebagai langkah uji coba, sebuah kegiatan penerapan teknologi pemantauan deformasi bendungan berbasis stasiun aktif GPS/ GNSS – CORS (Global Positioning System/Global Navigation Satellite System - Continously Operating Reference Station) akan diimplementasikan di
Tabel 1. Tabel Data Teknis Bendungan Sermo
untuk suplesi daerah irigasi Sistem Kalibawang dengan total area 7.152 Ha, yang merupakan interkoneksi dari beberapa daerah irigasi yang terdiri dari DI (Daerah Irigasi) Kalibawang, DI Clereng, DI Kamal, DI Pengasih, dan DI Pekikjamal. Selain kebutuhan irigasi, air dari bendungan Sermo juga digunakan untuk air baku air minum Kabupaten Kulon Progo sebesar 150 lt/dtk (baru dimanfaatkan 30 lt/dtk) dan penggelontoran kota Wates sebesar 50 lt/dtk. Data teknis bendungan Sermo ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah. 1.1. Latar Belakang Wilayah Negara Republik Indonesia berada pada perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng IndiaAustralia dan apabila kita tinjau secara geologis wilayah Negara Republik Indonesia berada pada pertemuan 2 jalur gempa utama yaitu jalur gempa Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic, dengan melihat kondisi ini, pergerakan-pergerakan permukaan bumi yang bersumber dari aktivitas gunung api dan gempa bumi merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai, bahkan gempa yang cukup besar berkekuatan 5,9 SR melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006
bendungan Sermo di desa Hargowilis, kecamatan Kokap, kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 1.2. Maksud Kegiatan ini adalah merupakan implementasi dari early warning system atau peringatan dini yang dimaksudkan untuk melakukan antisipasi dari terjadinya deformasi, yang diakibatkan oleh gempa antara lain dapat meningkatkan deformasi tubuh bendungan, seperti pergeseran secara horizontal, penurunan atau settlement timbunan, longsoran atau sliding yang bermanfaat menjaga keselamatan warga masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan tersebut, dan infrastruktur Untuk mendukung implementasi peralatan atau infrastruktur monitoring deformasi bendungan yang akan dipasang di bendungan Sermo diperlukan daya dukung sistem komunikasi data yang handal. Mengingat letak peralatan atau infrastruktur monitoring bendungan yang tersebar dibeberapa titik di area waduk Sermo dan sistem monitoring yang harus dapat diakses oleh pada pemangku kepentingan di kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak di Janti Yogyakarta, maka diperlukan Jurnal INFRASTRUKTUR
1 - 53
Vol.02 No.02 Desember 2016
perancangan komunikasi data nirkabel yang handal dan sesuai dengan kebutuhan sistem monitoring deformasi pada bendungan yang akan diimplementasikan tersebut. 1.3. Tujuan. Tujuan dari Kegatan ini adalah merupakan kegiatan pemantauan agar dapat diantisipasi pencegahan dari terjadinya bencana akibat terjadinya deformasi akibat pergerakan bendungan secara horizontal maupun vertikal yang disebabkan terjadinya pergerakan Bendungan seperti Gempa bumi, longsoran, kebocoran, dan sebagainya, melalui sistem informasi yang diperoleh secara terus menerus dan waktu nyata (real time). Selain itu metode pemantauan dilakukan secara simultan menggunakan beberapa sensor baik statik maupun dinamik dan di tempat-tempat tertentu dipasang Video Surveilance System menggunakan Internet Protocol (IP) Camera. Data hasil pemantauan dibentuk dalam satu sistem pemantuan yang mudah diakses oleh para pemangku kepentingan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pemantauan Deformasi menggunakan melalui sistem informasi telemetri berbasis web site yang dilakukan secara terus menerus dengan waktu nyata (real time) dibandingkan dengan Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode konvensional akan lebih efisien Hasil studi menunjukkan korelasi yang jelas antara perubahan tingkat air waduk dan deformasi bendungan, sehingga membuktikan Pemantauan Deformasi telemetri berbasis website menjadi alat yang efektif untuk studi deformasi permukaan bendungan. Untuk mendukung hasil kerja dari setiap peralatan pemantau deformasi bendungan, dipadukan dengan sistem pengamatan manual, selisih hasil menunjukan sampai milli meter (Sunantyo,2012). 3. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan ini merupakan kerjasama penelitian antara Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 3.1. Alur Kegiatan Peralatan Yang diperlukan Peralatan yang diperlukan dalam Pelaksanaan Pemantauan Deformasi, meliputi : a. Robotic Total Station dari Leica. b. Master Station Access Point untuk perangkat radio komunikasi data jalur lebar (Broadband Wireless Access) dari Cambium Networks. c. Client Station Rover untuk perangkat radio komunikasi data jalur lebar (Broadband Wireless Access) dari Cambium Networks. d. Tower Robotic Total Station. 1 - 54
Jurnal INFRASTRUKTUR
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan e. Tower perangkat radio. f. Tower penangkal petir menggunakan teknologi Early Streamer Emission. g. Prisma reflektor. h. Server database. i. Personal Computer (PC). j. IP Camera yang dilengkapi Infra Red. k. GPS/ GNSS (Global Navigation Satelite System) untuk referensi dari Leica. l. Network Data Logger dari Campbell Sci. m. Inclination sensor dari RST Instrument (mengukur kemiringan tubuh bendung). n. Crack meter dari RST Instrument (mengukur rekahan pada tubuh bendung). o. Piezometer Electric (mengukur bocoran air pada tubuh bendung). p. Koneksi internet dengan menggunakan IP publik (paska bayar dari Internet Service Provider lokal) di lokasi server. q. Koneksi internet dengan menggunakan IP dinamis (paska bayar dari Internet Service Provider lokal) di lokasi pemantauan. r. Website Sistem Monitoring Bendungan Sermo yang digunakan untuk pemantauan kondisi bendungan secara real time. 3.2. Pemantauan Deformasi. Sistem Pemantauan Deformasi Bendungan berbasis stasiun aktif GPS/GNSS – CORS yang direkomendasikan oleh Fakultas Teknik Universitas
Vol.02 No.02 Desember 2016
Gambar 2. Prinsip Sistem Pemantauan Deformasi Bendungan mengacu Stasiun Aktip GPS/GNSS – CORS online berbasis website.
Gambar 3. Prinsip GNSS-CORS sebagai Referensi Pemantau Deformasi Bendungan Pada Studi Kasus di Waduk Sermo
Gadjah Mada melalui melalui Jurusan Teknik Geodesi secara umum dideskripsikan dalam Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 di bawah ini.
CORS (Continuously Operating Reference System) yang dimiliki oleh Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM, yang ditunjukkan dengan kode GMU1.
Pemantauan deformasi bendungan pada dasarnya adalah mengamati pergerakan 3 dimensi (pergerakan dalam sumbu x, y dan z) pada beberapa titik pengamatan yang sudah ditentukan. Pemantauan dilakukan oleh peralatan yang disebut Robotic Total Station. Perangkat tersebut melakukan pengamatan dari Stasiun Pemantau dengan mengukur jarak titik-titik pengamatan yang sudah ditentukan secara periodis dan mengolahnya menjadi data dan informasi pergerakan titik ukur tersebut.
Best practice penempatan infrastruktur atau peralatan sistem pemantau deformasi bendungan Sermo berbasis GNSS CORS yang direkomendasikan Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada ditunjukkan dalam Gambar 2.3 dan Tabel 2.1 di bawah (Sunantyo, Lelono, Adi, Djawahir, 2010).
Stasiun Pemantau Robotic ditempatkan pada suatu jarak tertentu terhadap titik-titik pengamatan. Titik pengamatan merupakan suatu posisi di tubuh bendungan dan pada titik tersebut ditempatkan prima pengamatan. Robotic Total Station akan memancarkan/menembakkan sinar laser kearah sebuah prima dan menangkap sinar laser yang dipantulkan oleh prisma tersebut dan mengolahnya menjadi data jarak atau posisi prisma relatif terhadap Stasiun Pemantau Robotic tersebut. Proses ini dilakukan untuk sejumlah 18 buah prisma yang ditempatkan di titik-titik ukur ditubuh bendungan dan pengukuran diulang secara periodik dan otomatis. Stasiun Pemantau Deformasi enggunakan Robotic kemudian secara logikal diikatkan dengan sistem posisi global dengan GPS/GNSS yang dipasang di atasnya. GPS/GNSS akan memberikan posisi global yang terstandart sehingga pergerakan titik-titik ukur dapat direferensikan pada posisi global yang didapatkan tersebut. Untuk mendapatkan informasi posisi GPS yang presisi, secara ideal diperlukan beberapa titik penerima GPS di area waduk sermo, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 dengan kode SRM1 sampai dengan SRM5 dan BKO1. Koreksi diferensial terhadap posisi global yang diterima oleh GPS yang dipasang di area Sermo akan diberikan oleh stasiun
Untuk membentuk sistem monitoring deformasi bendungan sermo berbasis GNSS CORS, akan dipasang 3 sensor utama yaitu: (a) Robotic Monitoring Station, (b) GPS GNSS untuk monitoring station dan rover atau reference station, dan (c) AWLR (Automatic Water Level Recorded). Sistem ini akan mempunyai unjuk kerja seperti yang disampaikan di atas. Terdapat empat area di Sermo yang akan digunakan untuk menempatkan peralatan monitoring deformasi bendungan Sermo ini yaitu : a. Area Kantor DMU (Dam Monitoring Unit), di area ini akan ditempatkan Stasiun Pemantau Robotic dan Stasiun Pemantau GPS GNSS b. Area Upstream dan Downstream, di sini akan ditempatkan 18 prisma titik pengamatan pergerakan deformasi. c. Area Intake, di sini akan ditempatkan AWLR, IP camera dan sebuah prisma pengamatan deformasi. d. Area Stasiun Klimatologi, di sini akan ditempatkan sebuah GPS GNSS rover dan sebuah prisma pengamatan deformasi.
Data koreksi deferensial dari stasiun CORS Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM perlu dikoneksikan dengan sistem monitoring ini dan pemangku kepentingan di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak merencanakan sistem monitoring deformasi bendungan Sermo ini dapat diakses di kantor Jl. Solo Yogyakarta, dengan demikian transmisi data perlu dibentuk untuk menghubungkan tiga tempat yaitu: (a) Sermo, (b) Jurnal INFRASTRUKTUR
1 - 55
Vol.02 No.02 Desember 2016
Tabel 2. Koordinat Letak/Posisi Peralatan
Gambar 4. Posisi alat Pengamatan Deformasi, Data komunikasi nirkabel Sermo – JTETI FT UGM – BBWS SO Fakultas Teknik UGM, dan (c) Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.4. Implementasi GPS CORS juga sudah dilakukan di PT. Adaro Indonesia. CORS membutuhkan komunikasi data stabil yang terus menerus. karakteristik lokasi penambangan menjadikan permasalahan disisi komunikasi data karena area yang luas serta berbukit - bukit yang cukup tinggi. PT Adaro Indonesia menggunakan 4 radio sebagai master station melalui jaringan LAN, dan untuk area yang terhalang oleh topologi permukaan tanah digunakan radio pancar ulang (repeater) (Nuhidayat, Bahri, 1 - 56
Jurnal INFRASTRUKTUR
2010). Penelitian untuk menguji ketelian pengamatan GPS menggunakan metode RTK NTRIP (Real Time Kinematic – Networked Transport of RTCM via Internet Protokol) dengan stasiun CORS UGM sebagai base station terhadap 13 titik sampel TDT (Titik Dasar Teknik) di desa Banyuraden Gamping Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta telah dilakukan. Pada titik sampel TDT digunakan GPS JAVAD GNSS dengan komunikasi data menggunakan jaringan komunikasi data berbasis GSM 3G dari providermobile internet di Indonesia, yaitu provider Telkomsel, XL dan Indosat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Vol.02 No.02 Desember 2016
Untuk mendukung unjuk kerja dari setiap peralatan pemantau deformasi bendungan yang akan diimplementasikan dan membentuk fungsi monitoring seperti yang tersebut di atas maka dirancang topologi jaringan komunikasi nirkabel yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Penempatan peralatan di area waduk sermo dan kantor Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 5. Penempatan Infrastruktur Sistem Pemantauan Deformasi Bendungan Sermo.
Dari hasil penelitian ini dapat kita lihat data dan informasi visual diperoleh pada kondisi real time, dan comprehensive (lengkap), dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah juga dengan pengetesan yang dilakukan secara pengukuran manual, perbedaan sampai milimeter.
Gambar 6. Topologi jaringan komunikasi nirkabel. keandalan layanan data berpengaruh secara 4.2. Data Yang Ditampilkan signifikan pada pengujian tersebut dan provider Data yang ditampilkan meliputi : Telkomsel menunjukkan ketelitian paling rendah 1. Data pantauan periodik (bisa per 1 jam, per dan provider XL menunjukkan ketelitian paling hari, per minggu, dan per tahun). tinggi (Sari, Sunantyo, Aries, Subhianto, 2010). 2. Data statistik dalam bentuk grafik atau tabel. 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Analisa Penelitan untuk menganalisis pengaruh kecepatan koneksi internet dalam komunikasi data NMEA (National Marine Electronics Association) secara real-time berbasis TCP-IP dengan membandingkan kecepatan mengunggah dan mengunduh telah dilakukan. Komputer monitor station dalam komunikasi data NMEA berperan untuk mengunduh data dan kecepatan mengunduh lebih berpengaruh. Komputer monitor station dipasang dengan koneksi internet Kampus Teknik Geodesi UGM dengan kecepatan mengunduh data sebesar 0.98 mbps. Komputer rover station dalam komunikasi data NMEA berperan untuk mengunggah data, kecepatan yang berpengaruh adalah kecepatan mengunggah data. Komputer rover station dikoneksikan dengan modem dengan kecepatan mengunggah data sebesar 0,04 mbps dan 0,05 mbps. Hasil penetilitan menunjukkan bahwa proses transmisi mengalami keterlambatan rata-rata selama 5 detik.
Data pemantauan bendungan Sermo dapat dilihat menggunakan gadget apapun, contoh dapat dilihat menggunakan PC, notebook, ataupun smartphone dengan syarat perangkat tersebut terkoneksi internet. Pada contoh gambar diatas (gambar 3.2) pemantauan real time bendungan sermo menggunakan tablet Samsung Galaxy Tab A. Data pemantauan juga dapat didownload dalam bentuk gambar maupun tabel excel (gambar 3.3), sehingga memudahkan pemangku kepentingan untuk membuat laporan mengenai bendungan Sermo. Pada contoh tampilan website diatas menggunakan contoh pemantauan tinggi muka air bendungan Sermo, juga terdapat indikator level peringatan, penjelasannya jika grafik menyentuh warna hijau, maka tinggi muka air memasuki peringatan siaga 3 (>136,60 mdpl), jika menyentuh warna kuning maka memasuki level siaga 2 (>139,10 mdpl), dan jika menyentuh warna merah maka memasuki peringatan siaga 1 (>140,90 mdpl). Sistem peringatan level siaga ini digunakan sebagai Jurnal INFRASTRUKTUR
1 - 57
Vol.02 No.02 Desember 2016
(a)
(d)
(b)
(c)
(e)
(f)
Gambar 7. (a) Tampilan halaman awal website sistem monitoring bendungan sermo, (b) Hasil pemantauan real time tinggi muka air harian, (c) Hasil pemantauan tinggi muka air mingguan, (d) Hasil pemantauan tinggi muka air bulanan, (e) Hasil pemantauan tinggi muka air tahunan, (f) Tampilan visual tinggi muka air secara real time. implementasi dari Early Warning System dalam pemantauan bendungan secara real time. 4.3. Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan untuk berfungsinya sistem monitoring bendungan Sermo secara terus menerus, maka diperlukan pemeliharaan instrumen yang meliputi : 1. Pemeliharaan yang dibutuhkan untuk Sistem Structural Deformation Monitoring bendungan Sermo, meliputi : a. Robotic Total Station Monitoring Sensor dengan prisma yang terpasang di tubuh bendungan. b. DTM Meteosensor. c. Dedicated Power Supply menggunakan Solar Cell dan Deep Cycle Battery. Gambar 8. Hasil download pemantauan bendungan Sermo dalam bentuk tabel excel. 1 - 58
Jurnal INFRASTRUKTUR
d. Lighting Protection dengan Grounding Systems. 2.
Pemeliharaan
sistem
Structural
Monitoring
Vol.02 No.02 Desember 2016
bendungan Sermo, meliputi : a. Inclination Sensor dan Piezometer Electric. b. Dedicated Power Supply menggunakan Solar Cell dan Deep Cycle Battery. 3. Pemeliharaan sistem telemetri Water Level Meter yang terdapat di Intake dan telemetri Water Level Meter untuk memonitor level air di V-Notch. 4. Pemeliharaan sistem pemantauan cuaca. Pemeliharaan sistem Video Surveilance untuk pemantauan visual secara real time kondisi bendungan Sermo. 5. Pemeliharaan Control Room untuk Monitoring System bendungan Sermo dan koneksi internet, meliputi : a. Server untuk pemantauan bendungan Sermo. b. Koneksi VPN yang saat ini terpasang. c. Perekaman Video Surveilance. d. Dedicated Internet Connection dengan IP publik. e. Additional License untuk Automatic Geodetic Deformation Monitoring System. 6. Pemeliharaan perangkat radio komunikasi data jalur lebar, meiputi : a. Perangkat radio Access Point sebagai Master Station. b. Perangkat radio client untuk Rover Station. 7. Kalibrasi sensor – sensor yang terpasang, meliputi : a. Sensor pantau deformasi bendungan (robotic dan prisma). b. Sensor GPS/GNSS dan CORS. c. Sensor pemantau level air di bendungan dan V-Notch. d. Sensor pemantau rekahan tubuh bendungan (crack meter).
dan comprehensive (lengkap), dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah juga dengan pengetesan yang dilakukan saecara pengukuran manual. 5.2. Saran Pengamanan Bendungan melalui pemantauan yang intensif, dan dimana saja melalui data maupun visualisasi dan real time terus menerus dengan Telemetry berbasis Website adalah sangat efektip untuk diterapkan pada setiap Bendungan di seluruh Indonesia. DAFTAR PUSTAKA. Sunantyo TARSISIUS. ARIS1, Suryolelolo KABUL. BASAH.2, Djawahir FAKRURAZZI.1, Swastana ADIN., Darmawan ADHI .2, and Adityo SUSILO4, Design and installation for Dam Monitoring Using Multi sensors: A Case Study at Sermo Dam, Yogyakarta Province, Indonesia, 6-10 May 2012 Ali R. , Cross P., and El-Sharkawy A., 2005, High Accuracy Real-time Dam Monitoring Using Low-cost GPS Equipment, FIG Working Week 2005 and GSDI-8 Cairo, Egypt April 16-21 Azdan D. dan Samekto, 2008, Kritisnya Kondisi Bendungan di Indonesia, Seminar on Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) di Surabaya 2-3 Juli 2008). Brown N., Kaloustian S., Roeckle M., 2011, Monitoring of Open Pit Mines using Combined GNSS Satellite Receivers and Robotic Total Stations, Internet accesed, 6 May 2011. Ankur Manake & Madhav N. Kulkarni, Page 49750,: 19 Jul 2013, Study Of The Deformation Of Koyna Dam Using The Global Positioning System.
e. Sensor pemantau rembesan air di OW (Observation Wheel). f. Sensor Piezometer Electric. g. Sensor Piezometer Vibrating Wire. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Keamanan bendungan ditujukan untuk melindungi bendungan dari kegagalan bendungan dan melindungi jiwa, harta, serta prasarana umum yang berada di wilayah yang terpengaruh oleh potensi bahaya akibat kegagalan bendungan. Dalam rangka memperkecil resiko kegagalan bendungan, perlu dilakukan pemantauan yang intensif, dan dimana saja melalui data maupun visualisasi dan real time. Dari hasil penelitian ini dapat kita lihat data dan informasi visual diperoleh pada kondisi real time, Jurnal INFRASTRUKTUR
1 - 59