PENERAPAN STRATEGI MODELING THE WAY TERHADAP PEMBELAJARAN IPA KELAS 3 SDN 32 KABUPATEN KUBU RAYA Veti Hidayah PGSD, FKIP Universitas Tanjung Pura, Pontianak Email:
[email protected] Abstrak: Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas 3 SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi Modeling The Way. Oleh karenanya kegiatan penelitian ini diarahkan kepada upaya pembuktian dilapangan tentang sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan strategi tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan awal hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan strategi tersebut pada materi tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas 3 SDN 32 Seruat, diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68. Kemudian setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,83. Selisih dari interval hasil belajar siswa pada pra penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan kelas siklus II yakni sebesar 14,83. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan penerapan strategi Modeling The Way pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan menjadi lebih optimal. Kata Kunci: Strategi, Modeling The Way, Hasil Belajar Abstract: The results of student learning in science subjects in Class 3 SDN 32 Kubu Kubu Raya district. This study aimed to determine the extent of the ability of student learning outcomes before and after using the strategy of Modeling the Way. Therefore this research activity directed towards efforts to prove the extent of the field enhancement of student learning outcomes after the implementation of these strategies. Based on the initial observations of student learning outcomes prior to implementation of the strategy on the material on the characteristics and needs of living things in class 3 SDN 32 Seruat, obtained an average score of student learning outcomes by 68. Then after done action research in the second cycle of student learning outcomes increased to 82.83. Difference of student learning outcomes in the interval pre action research and action research cycle II which amounted to 14.83. It can be concluded that after the implementation of the strategy Modeling The Way to science learning material characteristics and needs of living things in the class III SDN 32 Kubu Kubu Raya district student learning outcomes can be improved to be more optimal. Keywords: Strategy, Modeling the Way, Learning Outcomes 1
S
ebagai tenaga propesional, salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru di dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu membuat perencanaan yang akurat tentang materi yang akan diajarkan, seperti menuangkan Kompetensi Dasar menjadi Indikator dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menentukan materi yang sesuai dengan tuntutan dari tujuan pembelajaran. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan disampaikan dan terakhir menentukan prosedur dan alat penilaian yang tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya mampu membaca situasi dan kondisi belajar sehingga strategi yang terapkan mampu membangkitkan minat dan kreatifitas siswa dengan memanfaatkan alat dan media pembelajaran sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, dengan demikian tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Pada kenyataan di lapangan, masih banyak guru yang menggunakan cara dan metode lama dalam mengajar, terutama dalam menyampaikan materi pembelajaran, masih terfokus pada cara konvensional atau teacher centered. Siswa hanya duduk, diam, dengar dan catat. hal tersebut sangat menghambat aktivitas dan kreativitas siswa yang pada akhirnya menghasilkan output yang rendah dengan kemampuan hasil belajar kebanyakan di bawah rata-rata nilai ketuntasan belajar. Semua itu tidak dipungkiri, karena sebagian guru masih minim pengetahuannya tentang strategi pembelajaran aktif disamping dukungan sarana dan sarana pendidikan yang masih belum memadai. Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah seputar hasil belajar siswa yang masih rendah, khususnya mata pelajaran IPA di kelas III tempat saya mengajar di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, oleh sebab itu saya berkeinginan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dari hasil pengamatan awal tentang hasil belajar siswa terhadap materi tersebut, diperoleh data bahwa hasil belajar siswa kelas III hanya mencapai nilai rata-rata 68. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dari jumlah siswa sebanyak 30 orang, hanya 13 orang siswa yang memperoleh nilai tuntas, sedangkan sebanyak 17 orang siswa mencapai nilai di bawah KKM. Sementara nilai KKM yang ditentukan untuk pembelajaran IPA di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya sebesar 70. Untuk mencari jalan keluarnya, terutama dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, peneliti memfokuskan perhatian terhadap materi pembelajaran tentang ciri-ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III. Selanjutnya peneliti mencari dan menyeleksi berbagai strategi pembelajaran aktif yang akan diterapkan pada materi tersebut, akhirnya pilihan jatuh pada strategi Modeling The Way. Sebagaimana pendapat Hisyam Zaini (2002, 73) bahwa Strategi Modeling The Way ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.
2
Semoga dengan menerapkan tersebut siswa dapat pengalaman baru dalam proses pembelajaran melalui demonstrasi yang dilakukan guru dan praktek nyata siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pembelajaran yang telah disampaikan. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mencari kejelasan tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya dengan menerapkan strategi Modeling The Way. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagaimana uraian berikut: 1. Untuk memperoleh informasi secara jelas tentang proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya. 2. Untuk memperoleh informasi secara jelas tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan strategi Modeling The Way pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kab. Kubu Raya. Yang dimaksud dengan upaya guru meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya adalah: upaya guru menciptakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Modeling The Way tersebut diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA yang menjadi fokus penelitian sehingga setelah dilakukan penilaian melalui tes hasil belajar pada setiap akhir pertemuan, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan kearah yang optimal sehingga hasil belajar siswa dapat tuntas yakni mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagaimana ditentukan oleh pihak SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya sebesar 7,00. Untuk mencari jalan keluarnya, terutama dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, peneliti memfokuskan perhatian terhadap materi pembelajaran tentang ciri-ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III. Selanjutnya peneliti mencari dan menyeleksi berbagai strategi pembelajaran aktif yang akan diterapkan pada materi tersebut, akhirnya pilihan jatuh pada strategi Modeling The Way. Sebagaimana pendapat Hisyam Zaini (2002, 73) bahwa Strategi Modeling The Way ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. KAJIAN TEORI: Sebelum kita sampai pada pengertian hasil belajar, terlebih dahulu kita memahami pengertian belajar. Ada beberapa pendapat tentang definisi belajar
3
yang diungkap di dalam Wasty Soemanto di dalam bukunya Psikologi Belajar (2006: 104) diantaranya: 1. Menurut James O Wittaker (1970: 15) memberikan definisi: “Learning may be defined as the process by wich bahaviour originates or is altered through training or experience” (Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman). 2. Cronbach (1954: p. 47) mendefinisikan: “Learning is shown by change in behaviour as a result of experience” ( Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman) 3. Menurut Howard L. Kingsley (1957: 12), belajar difefinisikan sebagai: “Learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.” [Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan]. Menurut pendapat Wasty Soemanto (2006: 104-105), “Belajar adalah merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan”. Belajar menurut Winkel (1996: 53) dalam bukunya Psikologi Pengajaran mengemukakan sebagai berikut: “Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa hasil yang baru atau pula penyempurnaan hasil yang diperoleh”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat proses interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi tersebut meliputi pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan yang terjadi menghasilkan sesuatu yang baru atau menyempurnakan sesuatu yang telah dimiliki sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil optimal belajar, peserta didik harus secara aktif melakukan proses pembelajaran. Hal tersebut diungkapkan Hisyam Zaini dkk (2008: xiv) bahwa: “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran”. Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie”, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Winkel (1996: 162) mengemukakan bahwa “prestasi belajar suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
4
setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Kingsley dalam Sudjana (2001: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sementara menurut Prayitno (1973: 33 ) mengatakan bahwa: ”hasil belajar adalah suatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya proses belajar”. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar dalam menyelesaikan suatu program pendidikan. Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar. Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan berbagai macam cara sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan kegiatan belajar maka dalam dirinya akan terjadi perubahan yang merupakan pernyataan perbuatan belajar, perubahan ini disebut dengan hasil belajar. Perubahan yang terjadi pada proses belajar meliputi perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (rasa), dan psikomotor (tingkah laku). Hasil belajar sesuai dengan tujuan dan bidang tertentu dapat diukur atau diketahui dengan mengadakan penelitian evaluasi yang menunjukkan sudah sejauh mana suatu kemampuan telah dicapai.Seseorang dapat dinyatakan berhasil dalam belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Menurut Djamarah (2000: 96) indikator dari proses belajar mengajar itu dianggap berhasil adalah: 1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai perstasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2. Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Belajar Khusus (TPK) telah dicapai oleh anak didik baik secara individual maupun kelompok. Dalam hal ini Djamarah (2000: 96) juga menjelaskan beberapa indikator tingkat keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar dengan kriteria sebagaimana dinyatakan berikut: 1. Istimewa / maksimal apabila seluruh bahan pelajaran dikuasai siswa. 2. Baik sekali /optimal apabila 76% - 94% bahan pelajaran dapat dikuasai siswa. 3. Baik / minimal apabila (66% - 75%) bahan pelajaran dikuasai siswa. 4. Kurang apabila bahan pelajaran dikuasai siswa kurang dari 65%. Kriteria Penilaian Hasil Belajar: 10,0 : Istimewa 7,6 - 9,9 : Baik sekali 6,6 - 7,5 : Baik 0,0 - 6,5 : Kurang Di dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan hasil belajar adalah hasil usaha belajar siswa yang dinyatakan secara kuantitatif setelah siswa melakukan proses pembelajaran dalam satu kali pertemuan atau satu bahasan materi pembelajaran yang dilakukan diakhir pertemuan (post test). Nilai tersebut merupakan gambaran kemampuan maksimal diperoleh siswa dalam menguasai materi setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dibutuhkan penilaian karena
5
penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui batas kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penilaian terhadap suatu proses guna memperoleh informasi atau data yang dapat dijadikan dasar dalam membuat suatu keputusan. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Mehrens dan Lehmann (1978: 50) di dalam Ngalim Purwanto (2010: 3), bahwa “Arti evaluasi secara luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative keputusan.” Dalam kaitannya dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund(1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: “Evaluation…a systematic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils”. ( Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa). Jadi yang dimaksud dengan penilaian atau evaluasi di dalam kegiatan pembelajaran adalah proses kegiatan untuk memperoleh informasi atau data yang dapat dijadikan dasar dalam membuat suatu keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Dengan demikian tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 7) bahwa: “Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk dapat mengetahui siswa-siswi mana yang berhak melanjutkan pembelajarannya karena sudah berhasil menguasai materi dan apakah metode mengajar yang digunakan sudah tepat atau belum”. Jadi berdasarkan pendapat tersebut, tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang dijadikan dasar dalam membuat keputusan tentang ketuntasan belajar siswa secara individu dan sebagai umpan balik bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran mengenai ketepatan dalam menggunakan strategi pengajaran. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Latin “strategia”. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai ”a plan method, ar series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976) di dalam Bafadhal, (2000: 25). Yang artinya: strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Pengertian strategi menurut Fahrul Razi (2011: 23) bahwa: “Strategi adalah pola umum perbuatan murid-guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar”. Hal senada diungkapkan oleh Hasibuan dan Mudjiono (2009: 3), ditambahkannya bahwa pengertian strategi belajar mengajar dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa belajar mengajar. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli di
6
atas, maka dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan metode guna mengatur pola umum perbuatan murid-guru di dalam proses interaksinya guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi Modeling The Way Strategi Modeling The Way atau memberi contoh demonstrasi merupakan strategi yang dipergunakan guru untuk mengajarkan keterampilan tertentu yang harus dikuasai siswa. Di dalam pelaksanaannya, guru terlebih dahulu menjadi model dalam mendemonstrasikan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa kemudian dilanjutkan dengan upaya siswa melakukan keterampilan tersebut melalui bimbingan guru. Menurut Hisyam Zaini dkk, (2002, 73) Strategi Modeling The Way ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Langkah-langkah penerapan strategi Modeling The Way sebagaimana berikut : a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, identifikasi beberapa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas. b. Bagi kelas kedalam beberapa kelompok kecil menurut jumlah siswa yang diperlukan mendemonstrasikan satu skenario (minimal 2 atau 3 orang). c. Beri waktu 10 – 15 menit untuk menciptakan skenario. d. Beri waktu 5 – 7 menit untuk berlatih. e. Siswa secara bergiliran kelompok mendemonstrasikan skenario masingmasing. Beri kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demonstrasi yang dilakukan. Penerapan Strategi Modeling The Way pada Pembelajaran IPA Beberapa langkah strategi Modeling the Way yang akan diterapkan di dalam penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan tuntutan materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA di kelas III SD antara lain: 1. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran IPA di kelas III yang berhubungan dengan materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. 2. Guru mempersiapkan skenario pembelajaran yang akan dilakukan siswa dalam melakukan praktek. 3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok diberikan tugas untuk melakukan praktek sesuai skenario pembelajaran. 4. Masing-masing kelompok secara bergiliran mempraktekkan model-model dan alat peraga di depan kelas sesuai skenario yang disusun guru. 5. Setelah semua kelompok melakukan praktek di depan kelas, guru mengklarifikasi praktikum yang dilakukan tiap kelompok siswa. 6. Guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap materi pembelajaran. 7. Guru menjelaskan kembali materi yang belum difahami siswa.
7
Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998: 23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yang teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Menurut Abdullah (1998: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Menurut Folwer dalam Santi (2006: 29) menyatakan IPA adalah “Ilmu yang sistematis dan dirumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi”. Menurut Nash dalam Usman (2006: 2) IPA adalah “Suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis lengkap, cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati”. Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Muslichah (2006: 23) tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif. Menurut BNSP (2006: 484) mata pelajaran IPA bertujuan agas siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikaf positif, dan kesadaran adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecakan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs. Ruang Lingkup IPA Menurut BNSP (2006: 485) bahwa ruang lingkup bahan kajian IPA di sekolah dasar adalah meliputi beberapa aspek diantaranya:
8
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3. Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi tata surya, dan benda langit lainnya. METODE Di dalam penelitian ini metode diartikan sebagai cara yang ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan di dalam penelitian guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Menurut Hadari Nawawi (1991: 66) bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut M. Subana (2005: 89) bahwa metode penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variable, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Tahapan penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dilakukan dengan urutan kegiatan seperti berikut: 1. Rencana Tindakan Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Adapun hal-hal yang harus peneliti siapkan antara lain : a. Menentukan materi ajar yang akan dijadikan objek penelitian. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. c. Membuat instrumen yang akan digunakan pada penelitian tindakan berupa alat dan media pembelajaran yang diperlukan. d. Membuat alat evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. e. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di dalam RPP dengan segala perangkat pembelajaran yang menyertainya. Dalam hal ini pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan frekuensi sebanyak 2 kali pertemuan dengan durasi setiap pertemuan selama 3 x 35 menit. 3. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melaksanakan observasi selama pelaksanaan proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pertemuan. Sasaran observasi yaitu proses interaksi siswa-guru dan hasil belajar siswa dengan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SD. 4. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan analisa data yang diperoleh selama proses pembelajaran. Baik melalui lembar observasi maupun data hasil belajar siswa. Selanjutnya melakukan refleksi terhadap kegiatan penelitian berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, kemudian meneliti kelemahan dan kelebihan yang telah dicapai, selanjutnya menindaklanjuti pada pelaksanaan siklus berikutnya.
9
Tahapan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini dilakukan sama seperti tahapan yang dilalui pada siklus I. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang penelitian ini, proses pembelajaran IPA pada materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 Juli dan Kamis tanggal 26 Juli tahun 2012 dengan dengan frekuensi 2 kali pertemuan dengan durasi 3 x 35 menit. Proses pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan metode konvensional sebagaimana tugas mengajar yang selama ini peneliti lakukan. Dari hasil Pra PTK, maka dapat diketahui bahwa nilai kemampuan ratarata hasil belajar siswa yang dicapai pada pengamatan awal sebesar 68. Penghitungan tersebut berdasarkan akumulasi data hasil belajar siswa sebanyak 30 orang yang mengikuti proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan yang dihitung berdasarkan rumus berikut: ∑fi Xi Xp = ∑fi 2040 Jadi X = = 68 30 Setelah dilakukan akumulasi nilai dari hasil observasi awal sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada roses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68. Hasil belajar siswa tersebut jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya pada mata pelajaran IPA sebesar 70, maka hasil belajar tersebut masih di bawah nilai KKM. Berdasarkan hasil refleksi awal ini, peneliti berkesimpulan perlu dilakukan penelitian tindakan kelas khususnya penerapan strategi Modeling The Way guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran IPA. Pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus 1 ini telah dilaksanakan hari Senin tanggal 24 September 2012 dengan materi tentang “Ciriciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya” dengan sub materi ”Ciri-ciri makhluk hidup” dan Jum’at tanggal 28 September 2012 dengan sub materi “Perbedaan makhluk hidup dan benda-benda tak hidup berdasarkan ciri-cirinya”. Data yang berhasil dihimpun tersebut terdiri dari data hasil pengamatan (observasi) dan data hasil belajar siswa selama proses penelitian. Data yang berhasil dihimpun tersebut terdiri dari data hasil pengamatan (observasi) dan data hasil belajar siswa selama proses penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari pelaksanaan tindakan siklus I terutama dalam menerapkan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu
10
Kabupaten Kubu Raya. Maka data yang diperoleh dari hasil tes selama pelaksanaan tindakan kelas siklus I.Hasilnya adalah sebesar 72,83. Penghitungan tersebut berdasarkan akumulasi data hasil belajar siswa sebanyak 30 orang frekuensi sebanyak 2 kali pertemuan yang dihitung berdasarkan rumus: ∑fiXi X= ∑fi Diaplikasikan menjadi: 2185 X = = 72,83 30 Setelah dilakukan akumulasi nilai dari hasil observasi pada penelitian tindakan kelas siklus I pada roses pembelajaran dengan menggunakan strategi Modeling The Way mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, maka diperoleh nilai ratarata hasil belajar siswa sebesar 72,83. Hasil belajar siswa tersebut jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya pada mata pelajaran IPA sebesar 70, maka hasil belajar tersebut telah mencapai nilai KKM. Namun proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan strategi Modeling The Way masih perlu ditingkatkan karena masih terdapat beberapa kelemahan pada pelaksanaannya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I peneliti berkesimpulan masih perlu dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II khususnya penerapan strategi Modeling The Way guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran IPA khususnya materi materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III. Penelitian tindakan kelas pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan hasil post test pada penelitian tindakan kelas siklus I kemudian peneliti merefleksikan hasil tindakan tersebut dan membuat kesimpulan. Hasil refleksi tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki segala kekurangan yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus II ini telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2012 materi pembelajaran IPA tentang “Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya” dengan sub materi ”Ciri-ciri makhluk hidup” dan Kamis tanggal 04 Oktober 2012 dengan sub materi “Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”. Data yang berhasil dihimpun tersebut terdiri dari data hasil pengamatan (observasi) dan data hasil belajar siswa selama proses penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari pelaksanaan tindakan kelas siklus II terutama dalam menerapkan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya. Dimana pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II ini peneliti melakukan perbaikan terhadap beberapa kelemahan dan kekurangan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I sehingga hasilnya terjadi peningkatan yang cukup berarti terhadap pencapaian hasil belajar siswa yakni sebesar 82,89. Penghitungan tersebut berdasarkan akumulasi data
11
prestasi siswa sebanyak 30 orang yang mengikuti proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan yang dihitung berdasarkan rumus: ∑fiXi X= ∑fi Diaplikasikan menjadi: 2485 X = = 82,83 30 Setelah dilakukan akumulasi nilai dari hasil observasi pada penelitian tindakan kelas siklus II pada roses pembelajaran dengan menggunakan strategi Modeling The Way mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, maka diperoleh nilai ratarata hasil belajar siswa sebesar 82.83. Hasil belajar siswa tersebut jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya pada mata pelajaran IPA sebesar 70, maka hasil belajar tersebut di atas nilai KKM. Proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan karena telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II peneliti berkesimpulan bahwa penerapan strategi Modeling The Way pada materi tersebut di atas sudah dapat mencapai hasil belajar siswa yang optimal, untuk itu peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini cukup sampai disini. Pembahasan Berdasarkan fakta dan data dari hasil temuan di lapangan selama pelaksanaan PTK, mulai dari refleksi awal sampai dengan PTK siklus II, khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, maka dapatlah dipaparkan beberapa hasil riset di lapangan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data refleksi awal penelitian ini, terutama pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional mata pelajaran IPA tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, diperoleh data rata-rata kemampuan hasil belajar siswa sebesar 68. 2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPA materi ciriciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada pelaksanaan siklus I sedikit menemui hambatan dimana guru tidak dapat memenuhi alokasi waktu yang ditentukan karena praktek yang dilakukan siswa tidak berjalan lancar. Hal tersebut disebabkan karena sebelumnya guru tidak memberikan contoh yang jelas dalam melakukan praktek tersebut. Disamping pengawasan yang kurang terhadap jalannya praktek siswa. Kemudian pada pelaksanaan
12
penelitian tindakan kelas siklus II peneliti/guru melakukan perbaikan pada proses pembelajaran terutama dengan mengubah model praktikum menjadi lebih bervariasi dan contoh pelaksanaan yang jelas akhirnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan lebih optimal. 3. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I, rata-rata kemampuan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan menjadi sebesar 72.83. Hasil belajar tersebut jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya sebesar 70 maka perolehan hasil belajar siswa tersebut sudah berada diatas rata-rata namun masih dapat tingkatkan jika kelemahan dan kekurangan yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I diperbaiki. Kemudian setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dapat dibuktikan hasil belajar siswa dapat ditingkatkn menjadi 82.83. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, maka perlu dilakukan uji statistik sederhana. Hal tersebut dilakukan guna memperoleh pengakuan ilmiah dalam penelitian ini. Proses selanjutnya di dalam penelitian ini adalah menganalisis interval dari akumulasi nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh dari data hasil penelitian tindakan kelas (PTK) khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya. Data pertama diambil dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada hasil refleksi awal dan data kedua diambil dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada PTK siklus II. Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil refleksi awal diketahui hasil belajar siswa diperoleh sebesar 68 dan dari pelaksanaan PTK siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebesar 82,83. Selanjutnya untuk menemukan nilai interval diantara keduanya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: D = X2 – Xa
D = 82,83 – 68
D = 14,83
Berdasarkan hasil penghitungan jarak selisih (interval) dari nilai rata-rata hasil evaluasi belajar siswa pada refleksi awal dan hasil evaluasi belajar siswa pada PTK siklus II dapat disimpulkan bahwa setelah guru menerapkan strategi Modeling The Way pada proses pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya hasil belajar siswa secara signifikan dapat ditingkatkan.. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya di dalam skripsi ini, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa, hasil penelitian terhadap upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Modeling The Way pada proses pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya, sebagaimana
13
uraian berikut: (1)Proses pembuatan RPP mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya menggunakan strategi Modeling The Way melalui beberapa tahap yaitu: (a)Tahap pertama peneliti menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (b)Tahap kedua menentukan Indikator dan menginterpretasikannya ke dalam tujuan pembelajaran. (c)Tahap ketiga merumuskan alat evaluasi berupa soal-soal test yang akan diberikan pada kegiatan akhir setiap pertemuan. (d)Menentukan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan penerapan strategi Modeling The Way. (e)Membuat lembar observasi sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran dengan strategi Modeling The Way. (f)Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas. (2)Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Namun di dalam pelaksanaan siklus I, peneliti menemukan hambatan karena siswa dalam melakukan prakteknya banyak yang ngaur dan waktu yang ditentukan tidak dapat dipenuhi. Hal tersebut disebabkan karena strategi Modeling The Way merupakan hal baru bagi siswa, sehingga dalam pelaksanaan awal pada siklus I banyak siswa yang masih ragu-ragu dan canggung dalam melaksanakan praktek di depan kelas. Baru kemudian setelah pelaksanaan siklus II siswa mulai terbiasa melakukan praktek di depan kelas. (3)Berdasarkan hasil refleksi awal pada penelitian ini, diketahui pencapaian hasil belajar siswa rata-rata 68. Selanjutnya setelah dilakukan penelitian tindakan kelas siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 72,83. Kemudian setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada siklus II , hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,83. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan penelitian dengan menggunakan strategi Modeling The Way, maka perlu dilakukan uji stasistik sederhana disamping untuk mendapatkan pengakuan sebagai penelitian ilmiah, maka dilakukan uji statistik sederhana terhadap selisih atau interval nilai rata-rata hasil belajar siswa pada refleksi awal dengan PTK siklus II. Jadi hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Sebagaimana telah dibuktikan di dalam penelitian ini, bahwa penerapan strategi Modeling The Way pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di kelas III SDN 32 Kubu Kabupaten Kubu Raya secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karenanya kepada rekan guru yang mengajar mata pelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya dan di SDN 32 Kubu khususnya, peneliti memberikan saran dan masukan sebagai berikut: (1)Strategi Modeling The Way memiliki keunggulan diantaranya; melalui penerapan strategi tersebut, materi pembelajaran lebih melekat diingatan siswa. Hal tersebut disebabkan karena melalui strategi Modeling The Way siswa melakukan sendiri praktek atau keterampilan yang baru sehingga memberikan tantangan tersendiri bagi siswa. (2)Strategi Modeling The Way merupakan strategi yang dapat digunakan pada materi pembelajaran yang membutuhkan keterampilan psikomotorik. Khususnya dalam mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, praktek yang dilakukan guru kemudian praktek yang
14
dilakukan siswa sebagaimana dilakukan guru secara langsung akan lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan yang harus dikuasainya. (3)Melalui kolaborasi strategi Guided Note Taking dan Index Card Match, sejak mulai sampai akhir proses pembelajaran siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan keunggulan strategi Modeling The Way tersebut, maka tidak salah kalau peneliti menyarankan untuk menggunakan strategi tersebut di dalam proses pembelajaran yang memiliki kriteria yang sama dengan materi IPA materi cirri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dikelas III, terutama bagi guru yang berkeinginan untuk meningkatkan hasil belajar siswanya baik di tingkat SD, SLTP, maupun SLTA. DAFTAR RUJUKAN Ali Hasmy. (2009) Pelaksanaan Penelitian Tindakan di Ruangan Kelas (Classroom Action Research) Qualitative-Quantitative, Positivistic Paradigm. Pontianak: Omega-Hatstatistical Consulting. Arikunto, Suharsimi. (1998) Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Edukatif. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinneka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2007) Makalah Seminar ”Penilaian Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), STKIP PGRI, Pontianak: STKIP Press. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorak Tenaga Kependidikan. (2004) Penilitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Diknas Press. David P. Harris. (1969) Testing English as a Second Language. New York: McGrow Hill Book Company. Djamarah Saiful Bahri. (2000) Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Fahrul Razi. (2011) Bahan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif. Pontianak: Stain Press. Hisyam Zaini dkk. (2002) Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Center For Teaching Staff Development. Hisyam Zaini dkk. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Hadari Nawawi dan Martini Hadari. ( 1991) Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hopkins, D. (1993). A Teacher Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press Milton Keynes. Kemmis, S & Taggart, R. (1998) The Action Research Planner, Third Edition. Victorlia: Deakin University. Melvin L Silberman. (2004) Active Learning ( terjemahan). Bandung: Musa Media dan Nuansa. Muhibbin Syah. (1997) Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Ngalim Purwanto. (2010) Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Poerwadarminto, W.J.S. (1986) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
15
Ridwan dan Sunarto, H. (2007) Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alpabeta. Surya Muhammad. (2004) Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy. Subana. (2000) Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Wasty Soemanto. (2006) Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: Rineka Cita. Winkel. W.S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Zainal Akib dkk. (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Ngalim Purwanto, (1986:28 ), Sunartombs. Wordpress.com/2009/01/05). http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/11/analisis-swot-sekolah-jenjang-sdsmp-dan-sma/
16