1
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG Rima Buana Prahastiwi1, Subani2, Dwi Haryoto3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang 1 Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang 2,3 Dosen Fisika Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika untuk mengukur rasa ingin tahu dan prestasi belajar, 2)meningkatan rasa ingin tahu, dan 3) meningkatan prestasi belajar siswa kelas X MIA 3 di SMA Negeri 6 Malang dalam belajar fisika melalui penerapan pendekatan saintifik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dan berjenis penelitian tindakan kelas. Dalam masing-masing siklus terdapat lima langkah pembelajaran yaitu, mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Data penelitian yang berupa hasil observasi rasa ingin tahu dan prestasi belajar fisika siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa LKS, RPP, lembar observasi rasa ingin tahu, dan soal tes. Analisis data yaitu dengan paparan data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian penerapan pendekatan saintifik sudah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan rasa ingin tahu serta prestasi belajar siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang. Kata kunci: rasa ingin tahu, pendekatan saintifik, prestasi belajar fisika.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 11 April 2014 di SMA Negeri 6 Malang dengan Bu Nining yang merupakan guru fisika kelas X MIA 3 diketahui bahwa pembentukan karakter siswa masih kurang. Salah satunya adalah domain sikap individu rasa ingin tahu. Dari 30 siswa, rasa ingin tahu siswa sangat kurang sekitar 30%. Kurangnya rasa ingin tahu siswa ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan, pendapat, maupun jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam setiap pembelajaran. Rasa ingin tahu dalam hal ini adalah kemampuan siswa untuk bertanya, mengungkapkan pendapat atau membaca, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 23 sampai 30 April 2014, hanya satu siswa yang aktif bertanya, enam siswa yang aktif berpendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selama ini pertanyaan yang dikemukakan siswa hanya terbatas pada masalah rumus atau soal
2
yang berkaitan dengan materi yang sedang mereka pelajari. Siswa tidak pernah menanyakan pada guru mengenai hubungan antara kejadian di sekitar mereka dengan fisika. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru adalah campuran, seperti diskusi, tanya jawab, ceramah, dan praktikum. Setelah melakukan praktikum, guru dan siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas hasil praktikum, tetapi dalam diskusi tersebut guru mendominasi jalannya diskusi. Dengan guru yang selalu mendominasi jalannya diskusi membuat rasa ingin tahu siswa sangat kurang. Disamping itu, siswa memang pada dasarnya memiliki minat terhadap pelajaran fisika yang rendah dan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk prestasi belajar siswa sesuai dengan nilai yang mereka dapat pada cek kemampuan awal siswa yang dilakukan pada tanggal 23 april 2014 diketahui bahwa masih kurang bagus, yaitu nilai rata-rata kelas X MIA 3 adalah 31,7. Melihat permasalahan di atas guru ingin melakukan perbaikan untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu dan prestasi belajar dalam pembelajaran fisika. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika. Mengutip Nasution (2013) yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik atau yang bisa disebut dengan pendekatan ilmiah dipandang paling cocok dalam pengembangan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Disamping itu, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik ditujukan agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagi teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” sesuai dengan yang tertera pada Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1). Berpusat pada siswa, 2). Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, 3). Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial
3
dalam merangsang perkembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan 4). Dapat memngembangkan karakter siswa (Hariadi, 2013). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Karakter Rasa ingin Tahu dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang”.
METODE Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan karena dalam melakukan tindakan terhadap subjek penelitian sangat diutamakan pengungkapan makna serta proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan dalam peningkatan karakter rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dan dipaparkan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) atau sering disingkat PTK. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus penelitian, yaitu siklus I dan siklus II. Masingmasing dari siklus baik siklus I maupun siklus II terdiri dari beberapa tahapan, yaitu 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflection). Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang dengan alamat Jl. Mayjend Sungkono No. 58 Malang. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 30 siswa. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah alat optik. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Waktu yang digunakan dalam penelitian setiap minggu adalah 2X45 menit dan 1X45 menit. Data yang diambil adalah tentang kemampuan karakter rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru, siswa, catatan lapangan, LKS, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP, lembar kerja siswa, instrumen observasi, dan instrumen prestasi belajar. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes tertulis. Analisis data dilakukan secara bertahap untuk sampai pada kesimpulan yang
4
diinginkan. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran Pada hasil pengamatan observer terhadap keterlaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru mendapatkan persentase rata-rata pada siklus I sebesar 80% dan mendapatkan kategori baik berdasarkan standar kualitas pencapaian keberhasilan (Arikunto, 2003: 245). Pada siklus II persentasenya sebesar 95% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan saintifik. Rasa Ingin Tahu Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan refklesi rasa ingin tahu siswa pada siklus I dan siklus II. Pada aspek rasa ingin tahu siswa yang dinilai meliputi: bertanya, berpendapat dan menyimak. Peningkatan rasa ingin tahu siswa dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut. Tabel 1.1 Peningkatan Rasa Ingin Tahu Siswa Siklus I ke Siklus II Rasa Tahu
Ingin
Jumlah Siswa
Persentase
Kategori
Klasifikasi
Siklus I
16 siswa
53.3%
Kurang
Berhasil
Siklus I
25 siswa
83.3%
Baik
Berhasil
Peningkatan 30%
Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada siklus I jumlah siswa yang menunjukkan indikator rasa ingin tahu ada 16 siswa dari 30 siswa atau jika dipersentasekan sebesar 53.3% dengan kriteria kurang tapi sudah memenuhi target ketercapaian peneliti. Untuk siklus II jumlah siswa yang menunjukkan indikator rasa ingin tahu ada 22 siswa dari 30 siswa atau jika dipersentasekan sebesar 83.3% dengan kriteria baik dan sudah memenuhi target ketercapaian peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa rasa ingin tahu siswa meningkat sebesar 30%.
5
Dari peningkatan rasa ingin tahu siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan saintifik berdampak positif bagi peningkatan rasa ingin tahu siswa dan menjadikan siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar. Karena pembelajaran dengan menerpakan pendekatan saintifik memberikan pengalaman belajar dalam hal kegiatan praktikum atau percobaan. Sehingga pembelajaran yang dilalui siswa tidak membosankan dan lebih bermakna. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil dari aspek kognitif. Jadi secara tidak langsung, prestasi belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Prestasi belajar dalam hal ini adalah prestasi belajar fisika yang merupakan suatu nilai untuk menunjukan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan tes atau ujian. Pada Tabel 1.2 terlihat adanya peningkatan prestasi belajar fisika siswa dari siklus I ke siklus II.
Tabel 1.2 Peningkatan Nilai Rata-Rata Kognitif Siswa dari Siklus I ke Siklus II Nilai Rata-Rata Siklus Peningkatan Pre test Post test 33,7 63.8 30,1 I 39,4 80 40.6 II
Dari Tabel 1.2 menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam prestasi belajar siswa di ranah kognitif. Unutk siklus I mengalami peningkatan nilai ratarata sebesar 30,1. Untuk siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 40.6. Jika dilihat dari penigkatan ditiap siklus maka terjadi peningkatan nilai ratarata sebesar 10.5. peningkatan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif ini dapat disebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Dalam hal ini kriteria ketercapaian peneliti untuk prestasi belajar berhasil jika rata-rata nilai kognitif sebesar 75. Untuk siklus I rata-rata post-test mencapai 63.8 yang berarti bahwa prestasi belajar siswa belum mencapai ketuntasan. Tetapi, setelah dilakukannya perbaikan dalam proses pembelajar di siklus II, ratarata post-test mencapai 80 yang berarti bahwa prestasi belajar siswa sudah mencapai ketuntasan.
6
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Frandsen dalam Khodijah (2011) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain adanya sifat ingin tahu, sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju, keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman, keinginan untuk memperbaiki kegagalan, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, serta adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Pernyataan ini juga didukung oleh Hamzah B. Uno dalam Khodijah (2011) mengenai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yakni adanya hasrat ingin berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini terbukti dengan ada peningkatan indikator rasa ingin tahu siswa yang muncul dalam siklus I yang dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran siklus II. Kemudian nilai hasil tes, baik pre-test maupun post-test, baik pada kegiatan siklus I maupun kegiatan siklus II juga terdapat peningkatan secara nilai nominal yang didapatkan siswa. PENUTUP Kesimpulan Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dan berpendapat selama proses pembelajaran dalam siklus I dan siklus II yaitu pada tahap menanya, mengkomunikasikan, dan menarik kesimpulan. Pada siklus I, jumlah siswa yang menujukkan indikator rasa ingin tahu sebanyak 16 siswa dari total 30 siswa atau 53.3% dengan kategori kurang tapi sudah memenuhi target ketercapaian peneliti sedangkan untuk siklus II, jumlah siswa yang menujukkan indikator rasa ingin tahu sebanyak 22 siswa dari total 30 siswa atau 83.3% dengan kategori baik dan sudah memenuhi target ketercapaian peneliti Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 6 Malang. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya nilai hasil tes pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata pre-test sebesar 33.7 sedangkan
7
untuk siklus II sebesar 39.4 dari nilai total 100. Untuk nilai rata-rata post-test pada siklus I sebesar 63.8 sedangkan untuk siklus II sebesar 80.0 dari nilai total 100. Tidak hanya nilai rata-rata pre-test dan post-test saja yang meningkat, nilai psikomotorik siswa juga meningkat, yaitu untuk siklus I sebesar 90.8 dan untuk siklus II sebesar 91.8 dari nilai total 100. Saran Pernerapan pendekatan saintifik dapat menjadi alternatif pembelajaran fisika di SMA Negeri 6 Malang karena dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Pada pembelajaran selanjutnya, untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa, guru harus memberikan apresiasi atau pujian kepada siswa yang mengajukan pertanyaan, berpendapat dan menyimak. Apresiasi bisa diberikan misalnya dengan memberikan stiker bintang agar siswa termotivasi untuk meningkatkan rasa ingin tahu. Dalam pembelajaran fisika yang mengharuskan untuk melaksanakan praktikum, kemampuan guru untuk mengatur waktu dengan sebaik mungkin perlu ditingkatkan. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika selanjutnya dapat diterapkan untuk mata pelajaran IPA yang lain. DAFTAR PUSTAKA Hariadi, Teguh. 2013. Definisi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. (Online) http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/ diakses tanggal 18 April 2014 Kemendikbud. 2013. Diklat Guru dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013. (Online) http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/07/pendekatansaintifik-ilmiah-dalam-pembelajaran.docx diakses tanggal 18 April 2014 Khodijah, Siti. 2011. Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (Online) http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI%2 0KHODIJAH-FITK.pdf diakses tanggal 19 April 2014 Nasution, Khairiah. 2013. Aplikasi Model Pembelajaran dalam Perspektif Pendekatan Saintifik. (Online) http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/nqtx1392172 430.pdf diakses tanggal 19 April 2014