TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 Halaman 114-127 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEKTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Sarminah UPTD Dikpora Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah
[email protected] Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosisal di SDN Prigi I dengan menerapkan metode ceramah belum efektif dilihat pada pencapaian nilai belum bisa sesuai dengan KKM ( 65). Maka perlu alternative untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan pembelajaran CTL ( Contextual Teaching And Learning).Adapun tujuan penelitian ini adalah:(1) menegtahui kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran IPS melalui penerapan CTL (2) Mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan CTL (3) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran CTL. Pelaksanaan PTK ini dilakukan dalam 2 siklus. Dengan cara mengumpulkan data melalui tes dan obserfasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah: (1) data Kuantitatif untukmengetahui hasil belajar siswa, (2) data kualitatif untuk mengetahui aktifitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.Hasil penelitian pra siklus, siklus I, siklus II terjadi peningkatan .pada pembelajaran Pra siklus ketuntasan belajar klasikal hanya 47,7% , meningkat menjadi 71,54% pada siklus I, dan 81,69 pada siklus II, selain itu pada prosentase keaktifan siswa juga mengalami peningkatan pada pra siklus 63,2 % kategori kurang baik, dan 74,6% pada siklus I pada kategori baik , dan 78,3 % pada siklus II menjadi kategori sangat baik serta guru lebih trampil dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teching and learning (CTL).Berdasarkan hasil laporan PTK dapat disimpulkan bahwa metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran sehingga hasil belajar IPS lebih meningkat. Kata kunci :Contextual Teaching And Learning, aktifitas belajar,hasil belajar
Pendahuluan Menurut ketentuan umum Undangundang No 20 T ahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi warga negara yang baik demokris dan bertanggung jawab. Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, yang bertujuan untuk memperoleh
114
pengetahuan dan wawasan tentang konsepkonsep dasar ilmu-ilmu sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ilmu Pengethuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsepkonsep menurut Fakih Samlawi dan Bunyamin(1998:IX) mengungkapkan “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial
dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik”. Memperhatikan tujuan dan pentingnya pendidikan IPS bagi siswa sekolah dasar, dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampumenjembatanitercapainya tujuan tersebut. guru diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran. Agar pembelajaran IPS di sekolah dasarbenar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dapat diwujudkan melalui kegiatan pembelajaran yang efektif, dimana guru mampu membangkitkan siswa-siswanya untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus menarik dan lebih menekankan pada proses dari pada hasil, yaitu proses bagaimana siswa memperoleh pengetahuannya. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru secara pasif, melainkan siswa yang berperan aktif dalam memperoleh dan membangun pengetahuanpengetahuan baru keberhasilan guru dalam proses pembelajaran ditentukan oleh siswa yang dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik,salah satu indikator keberhasilan guru mengajar dapat ditunjukkan dengan meningkatnyahasil belajar siswa. Hal ini terjadi pada saat peneliti melakukan pembelajaran di SD Negeri Prigi I Kecamatan Kebonagung , Kabupaten Demak masih mengalami hambatan melakukan pembelajaran dengan ceramah dengan persediaan alat perga gambar seadanya ternyata siswa masih belum bisa mencapai nilai sesuai dengan standar KKM yang ditentukan ( 65 ), hanya bisa mencapai ratarata nilai 6,2, hasil yang kurang memenuhi diantaranya dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu usia anak kelas II di SDN prigi I belum mencapai 7tahun, siswa kurang aktif dalam pembelajran, pembelajaran masih berpusat pada guru( teacher center ) karena guru masih menggunakan metode ceramah pembelajaran hanya diselingi dengan beberapa pertanyaan serta menunjukan gambar yang kurang menarik sehingga anak tidak bisa memahami dan menghubungkan antara gambar dan kenyataan yang ada sebenarnya sehingga pengetahuanya masih abstrak.
Menurut Djamarah (Isjoni dan Mohd. Arif Ismail, 2008: 158-159), “model pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran”.. Dengan kondisi seperti tersebut mendorong dilakukanya penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran yanginovatif kreatif melalui pendekatan contextual teaching and learning (CTL) sehingga siswa mampu memahami sepenuhnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifkasi beberapa permasalahan yaitu: Proses pembelajaran yang berlangsung masih tradisional dan kurang bervariasi dimana kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher center) yang memberikan pengetahuan dan informasi kepada siswa. Guru belum menyampaikan materi pembelajaran secara maksimal, dan belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran IPS. Belum diterapkannya pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Prigi I Sebagai tindak lanjut dari hasil analisis masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS kelas II SD Ngeri Prigi I pada latar belakang mansalah dpeneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah guru mampu menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial? 2. Apakah melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dapat meningkat? 3. Apakah melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Negeri Prigi I? A. Model pembelajaran CTL 1. Pengertian pendekatan pembelajaran Pendekatan adalah suatu rangkaian tindakan yang terpola / terorganisir berdasarkan prinsip – prinsip tertentu (misalnya dasar Filosofis, Prinsip
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
115
Psikologis, prinsip didaktis) yang terarah secara sistematis pada tujuan – tujuan yang hendak dicapai (Depdiknas 2002: 11) 2. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Kemp (dalam Sanjaya, 2008:45) strategipembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 3. Pengertian pembelajaran CTL Pembelajaran contexstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.landasanfilosofis pembelajaran kontekstual adalah model konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru melalui fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya (Muslich, 2008b: 41). Pendekatan kontextual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya linkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar, agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, serta memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik dalam berbagai macam tatanan kehidupan, baik disekolah maupun diluar sekolah ( Nurhadi, 2002:4). a. Tujuan pembelajaran CTL Johnson (dalam Nurhadi, 2002:12) merumuskan pengertian CTL sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam
116
bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem CTL akan menuntun siswa ke semua komponen utama CTL, yaitu melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara atau merawat pribadi siswa. b. Pelaksanaan Pembelajaran CTL Dalam penerapanPembelajaran contekstual teaching and learning (CTL) ada tujuh komponen utama, yaitu sebagai berikut: (1)Konstruktivisme (construktivism), (2) Inquiri (Inquiri),(3)Bertanya (questioning),(3) Masyarakat belajar (learning community),(4)Pemodelan (modeling),(5) Refleksi (reflection),(6) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) c. Penerapan pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPS Pembelajaran yang memanfaatkan CTL sangat diperlukan. Menurut Endraswara (2003:58) pendekatan kontekstual memang cukup strategis karena menghendaki (1) terhayati fakta yang dipelajari, (2) permasalahan yang akan dipelajari harus jelas, terarah, rinci, (3) pragmatika materi harus mengacu pada kebermanfaatan secara konkret, dan (4) memerlukan belajar kooperatif dan mandiri. B. Kerangka Berfikir Mengingat pentingnya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar Kls IIsebagai bekal awal penanaman konsep untuk pembelajran yang lebih lanjut peneliti menggunakankerangka berfikir sebagai berikut:
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi Ak
Guru belum Menerapkan pendekatan contexstual teching and learning
Guru menerapkan pendekatan contexstual teching and learning ( CTL) • • •
• Hasil belajar IPS rendah • Keaktifan siswa rendah • Pembelajran berpusat pada guru
• Pelaksanaan prasiklus • Pelaksanaan siklus II • Pelaksanaan siklus III
Hasil belaja meningkat Aktivitas siswa meningkat Ketrampilan guru dalam mengajar baik
Berdasar kerangka berfikir di atas,maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian 3. Jadwal pelajaran dalam siklus tindakan kelas yaitu melalui pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ), Pembelajaran Awal : Hari Selasa, 25 Februari 2015 maka terjadilah komunikasi antar siswa Perbaikan pembelajran I : Hari sehingga aktifitas siswa meningkat dan Rabu, 05 Maret 2015 hasil belajar juga meningkat. Perbaikan pembelajran II : Hari Selasa 11 Maret 2015 C.Hipotesis Tindakan 4. Karakteristik Siswa Berdasarkan uraian pada kerangka berfikir di Menurut Rachman Natawijaya (dalam atas maka hipotesis tindakan dalam Djam’an Satori, 2009:) pemahaman penelitian ini adalah dengan penerapan dalam Profesi Guru yang dimaksud pendekatan contextual teaching and mencakup pemahaman tentang learning ( CTL ) , maka siswa akan lebih kepribadian murid serta faktor-faktor aktif kreatif , ketrampilan guru lebih baik yang mempengaruhi perkembadan hasil belajarIPS Kleas II SD Negeri ngannya, perbedaan individual Prigi I tahun pelajaran 2014/ 2015 akan dikalangan peserta didik dan dapat ditingkatkan. kesehatan mental peserta didik. 1. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Dalam penelitian ini yang digunakan Pembelajaran penulis adalah siswa kelas II.dengan A. Subjek, Tempat, dan Waktu jumlah siswa 13 anak, yang terdiri dari 5 Pelaksanaan siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. 1. Tempat pelaksanaan Alasannya menggunakan kelas II Tempat pelaksanaan penelitian karena memerlukan penanganan yang tindakan di kelas II SD Negeri Prigi I serius untuk mempersiapkan nantinya di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten kelas III. Demak. alasan peneliti mengambil tempat di SD Negeri Prigi I B. Desain Prosedur Perbaikan Kecamatana KebonagungKabupaten Pembelajaran Demak adalah: a. peneliti mengajar di Penelitian tindakan kelas (Classroom kelas II SD Negeri Prigi I, sehingga Action Research) dilaksanakan untuk dalam kegiatan ini peneliti tidak perbaikan pembelajaran . untuk menggangu kegiatan belajar mendapatkan hasil penelitian yang mengajar di kelas lain,b. Tersedianya diharapkan dalam kegiatan penelitian ini, data yang diperlukan dalam maka pelaksanaan perbaikan pelaksanaan penelitian. pembelajaran dilaksanakan menurut suatu 2. Mata Pelajaran rangkaian langkah-langkah (a spiral of Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan steps) yaitu langkah penelitian yang Sosial dikemukakan oleh Kurt Lewin (Me Riff, Kelas / Semester : II Semester 2
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
117
1992: 21-22) sebagai berikut.(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
siklus kedua dilaksanakan tanggal 11Maret 2015. Pelaksanaan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan pengumpulan data / instrument, dan refleksi.
Kegiatan perbaikan inidirencanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan 05 Maret 2015sedangkan
Bagan 2 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi
pelaksanaan
SIKLUS Pengamatan
1. Pembela jaran Awal Pra Siklus a. Tahap Perencanaan Adapun yang dipersiapkan peneliti dalam perencanaan pembelajaran awal ini adalah:1)menentukan mata pelajaran,2)membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,3)menyusun materi ajar,4)menyiapkan rencana evaluasi,5)menyiapkan media pembelajaran, dan6) meminta kesediaan Kepala Sekolah untuk bersedia menjadipengamat atau observer selama pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran awal, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuka pelajaran dengan memberi appersepsi, 2) menyampaikan motivasi kepada siswa mengenai pentingnya siswa mempelajari materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya, 3) menjelaskan materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya, 4) memberi kesempatan siswa untuk bertanya, 5) menjawab pertanyaan siswa yang bertanya.6) membagiLembar Kerja Siswa, 7) Siswa mengerjakan LK dengan bimbingan dan pengawasan guru, 8) Siswa dibimbing guru menyampaikan hasil lembar kerja, 9) menyimpulkan materi pelajaran. c. Tahap Pengamatan
118
Tahap ini dilaksanakan pada hari Rabu, 05Maret 2015. Pada tahap pengamatan ini peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran IPS. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan. d. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. 2. Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 05 Maret 2015, berdasarakan hasil refleksi terhadap pembelajaran awal mata pelajaran IPS di kelasII dengan materi pokok memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya yang menyebabkan guru masih belum merasa puas pada hasil evaluasi. Dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 difokuskan pada hal-hal berikut:keaktifan siswa dengan Menerapkan model pembelajaran
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
Contextual Teaching And Learning ( CTL ) dalam penyampaian materi, danperubahan nilai hasil belajar siswa,Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran tersebut perlu dipersiapkan yaitu membuat Rencana Perbaiakan Pembelajaran (RPP), membuat lembar analisis hasil tes formatif , danmembuat lembar observasi. b.
Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan selama 2x 35 menit ( 70 menit ) dalam proses pembelajaran di kelas II SD Negeri Prigi I , dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab. 2. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, 3. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasa-lahan yang disampaikan guru, 4. Siswa dibimbing untuk membentuk kelompok diskusi inti, 5. Siswa membentuk kelompok diskusi Masing – masing kelompok 3Anak, 6. Siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, 7. guru memberikan evaluasi, 8. guru memberikan review, rangkuman, serta tindak lanjut berupa pengayaan untuk siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 65 dan perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai
formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan. d. Tahap Refleksisetelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. 3. Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 11Maret 2015, berdasarakan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus1 mata pelajaran IPS di kelas II dengan materi pokok memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya. Dari hasil analisis nilai ditemukan bahwa dari 13 siswa yang mengikuti tes formatif, hanya 6 siswa (46 %) yang berhasil mencapai KKM. Dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran difokuskan pada hal-hal berikut: 1)keaktifan siswa dengan Menerapka metode Contextual Teaching and Learning ( CTL ), 2)perubahan nilai hasil belajar siswa setelah menerima perbaikan pembelajaran. 3) untuk melak-sanakan perbaiakan pembelajaran tersebut perlu dipersiapkan: 1)membuat Rencana Perbaiakn Pembelajaran (RPP),2)membuat lembar analisis hasil tes formatif dan 3)membuat lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan selama 2 X 35 menit (70 menit ) dalam proses pembelajaran di kelas II SD Negeri Prigi I pada hari Selasa tanggal 11Maret 2015. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran IPS adalah: 1)guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab, 2)guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.3)siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasalahan yang disampaikan guru dan diberi kesempatan untuk bertanya, 4)siswa dibimbing untuk membentuk kelompok diskusi inti, 5)siswa membentuk kelompok diskusi masing –masing kelompok 3 anak, 6) Siswa
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
119
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, 7)guru memberi evaluasi, 8) guru memberikan review, rangkuman, serta tindak lanjut berupa pengayaan untuk siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 65 dan perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai
120
2) Guru yaitu sumber data bertitik pada aktifitas guru pada saat proses pembelajaran. Tehnik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi, dan catatan lapangan Sedangkan untuk tehnik pengumpulan data kuatitatif diambil melalui tes. a. Metode Opservasi Obsevasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra( Arikunto.2002:133). Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana aktifitas siswa kelsa II dalam pembelajaran IPS Materi memelihara dokumen dan koleksi berharga miliknya melalui pendekatan Contextual Teching And Learning. Observasi juga dilakukan kepada guru yang sedang mengajar IPS Kelas II dengan model pembelajaran Contextual Teching And Learning. b. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan lapangan, transkririp, buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen, dsb ( Arikunto.2002:206). Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data diperoleh dalam observasi, dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berua LK , Daftar kelompok dan daftar nilai siswa. Yang digunakan sebagai gambaran secara kongkrit mengebaikegiatan kelompok. c. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.( Arikunto. 2002:127) Tes ini dilakukan dan dilaksanakan pada saat pembelajaran melalui LK Siswa dan tes akhir pembelajaran pada siklus I dan Siklus II. D. Teknik Analisis Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif,
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran diberikan secara individu.Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk Menilai Tes Formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: ∑ X Dengan : X = Nilai X = ∑N rata-rata ΣX = Jumlah semua nilai siswa ΣN = Jumlah siswa 2. Untuk Ketuntasan Belajar Melalui pendekatan Contextual Teching And Learning dapat
meningkatkan hasil belajar IPS Kls II SD Negeri Prigi I Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, sebagai berikut: a) guru trampil mengelola proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan Contextual Teching And Learning yang ditandai dengan sktifitas guru minimal baik dalam lembar opservasi, b) terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa dalam mengikutipelajaran IPS Melalui pendekatan CTL yang ditandai dengan aktifitasn siswa minimal baik dalam lembar observasi, c) 75% siswa kelas II SD Negeri Prigi I Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak mangalami ketuntasan pembelajar IPS dengan Materi memelihara dokumen dan koleksi berharga miliknya dengan KKM 65. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Pembahasan Perbaikan Pembelajaran 1. Diskripsi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran . Berdasarkan pengamatan langsung pada saat prosespembelajaran kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model pembelajaran contextual teaching and learning diperoleh data hasil penegamatan sebagai berikut:
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
121
Tabel 1.1 Rekap Data hasil pengamatan kemampuan guru Kelas/Semester : II / 2 Materi : Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga milknya Siklus II No Kategori Pra Siklus Siklus I 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memotivasi/ membangkitkan minat siswa Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Membimbing siswa membuat rumusan masalah. Membimbing siswa melakukan pengamatan Membimbing siswa dalam berdiskusi. Membimbing siswa mempresentasika hasil Membimbing siswa menarik kesimpulan / melaksanakan refleksi. Memberikan evaluasi
Baik
Baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
cukup
Baik
baik
cukup
baik
Sangat Baik
Kurang
Baik
Sangat baik
Cukup
Sangat baik
Sangat baik
Cukup
Sangat baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat baik
a. Pra siklus Dari pengamatan yang dilakukan kepada guru, disini guru terlihat belum terbiasa dan masih kaku menerapkan pembelajaran kontextual, tetapi rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS Kleas II adalah baik.hanya terdapat 1 indikator guru dalam membimbing siswa dalam berdiskusi masih kurang. Kategori yang diamati meliputi: Memotivasi/ membangkitkan minat siswa ( baik), Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu (baik), Mengkomunikasikan tujuan pembe-lajaran(baik), Membimbing siswa membuat rumusan masalah( cukup), Membimbing siswa melakukan pengamatan (cukup), Membimbing siswa dalam berdiskusi (kurang), Membimbing siswa mempresentasika hasil (cukup), Membimbing siswa menarik kesimpulan / melaksanakan refleksi (cukup) ,memberikan evaluasi (baik). b. Siklus I
122
Dari hasil pengamtan yang dilakukan oleh guru observer pada tanggal 05 maret 2015 rata-rata kemampuan gurudalam mengelola pembelajaran kontextual mengalami peningkatan , guru dalam membimbing siswa berdiskusi kelompok sudah baik,hal ini dilakukan guru untuk mengetahui halhal yang tidak dimenretioleh siswa. Kategori yang diamati terdiri dari: Memotivasi/ membangkitkan minat siswa ( baik),Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu (baik),Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran(baik), Membimbing siswa membuat rumusan masalah( baik ), Membimbing siswa melakukan pengamatan ( sangat baik ),Membimbing siswa dalam berdiskusi (baik), Membimbing siswa mempresentasika hasil(sangat baik),Membimbing siswa menarik kesimpulan / melaksanakan refleksi(sangat baik),Memberikan evaluasi (sangat baik). c. Siklus II
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
membuat rumusan masalah( sangat baik ), Membimbing siswa melakukan pengamatan ( sangat baik ),Membimbing siswa dalam berdiskusi (baik), Membimbing siswa mempre-sentasika hasil(sangat baik), Membimbing siswa menarik kesimpulan / melaksanakan refleksi(sangat baik),Memberikan evaluasi (sangat baik). 2. Diskripsi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran Hasilpengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dinyatakan dalam persentase aktivitas siswa dalam tabelberikut:
Dari hasil pengamtan yang dilakukan oleh guru observer pada tanggal 11 Maret 2015 rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kontextual secara keseluruhan aktivitas grur mengalami peningkatan dan bisa dikategorikan amat baik, guru dalam membimbing siswa berdiskusi kelompok sudah baik,hal ini dilakukan guru untuk mengetahui hal-hal yang tidak dimengerti oleh siswa. Kategori yang diamati terdiri dari: Memotivasi/ membangkitkan minat siswa ( sangat baik),Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu (baik), Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (sangat baik), Membimbing siswa
No 1
Table 1.2 Data hasil pengamatan Prosentase rekap aktivitas siswa kelas II Aspek yang dinilai Pra Siklus Siklus I (%) (%)
3
Siswa mengkondisikan dalam bentuk kelompok Siswa mendengarkan penjelaskan guru dengan baik Siswa melakukan diskusi kelompok
4
Siklus II (%)
63,5
80,5
90,5
66,5
82,1
91,4
60,2
78,5
85.8
Siswa mempresentasikan hasil
64,5
78,4
81.2
5
Siswa melaporkan hasil pengamatan
70,2
80,3
90,5
6
Inisiatif siswa bertanya
60,0
75,4
78,3
7
Siswa menjawab pertanyaan guru
64,3
74.6
78,8
2
Dari tujuh aspek aktifitas siswa yang diamati diatas dengan rata-rata hasil sebagai berikut . a. Pra Siklus, pada awal pembelajaran pra Siklus ,siswa terlihat bingung karena belum terbiasa melihat dan melaksanakan model pembelajaran yang disampaikan oleh guru siswa masih selalu ragu , dalam kerja kelompok juga ragu semua menunggu perintah dan intruksi dari guru, siswa belum berani bertanyasehingga situasi pembelajaran terasa gaduh dan selalu bergantung pada guru. b. Siklus I, pada siklus II Pembelajaran sudah serius anak sudah sudah termotifasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini Nampak dari keberanian siswa
untuk mengungkapakan pertanyaan – pertayaan yang sesuai dengan materi yang belum dimengerti yang sedang disampaikan oleh guru, pertanyaanpertanyaan guru juga mendapat respon yang sangat menggembirakan semua siswa berani mengacungkan jari untuk berebut menjawab pertanyaan, walaupun setelah ditunjuk maju kedepan kadang juga masih ada yang mengalami kesalahan, tetapi berani adalah kunci darikeberhasilan siswa. c. Siklus II, pada tingkatan siklus II ini seluruh siswa sudah terlihat terbiasa dengan penerapan pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar teliti situasi kelas tampak hidup siswa bisa
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
123
Teaching and Learning menunjukkan nilai sebagai berikut: Tabel 1.3 Rekapitulasi Hasil belajar Kelas /Semester : II / 2 Materi : Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga milknya
menikmati tahap demi tahap pembelajaran berjalan dengan lebih percaya diri dan lancar . 3. Deskripsi hasil belajar siswa Hasil belajar IPS siswa kelas II melalui pendekatan Contextual KKM No
: 65 Nama Siswa
Pre Tes
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Pos Tes
1
Ali Musadad
50
60
70
80
80
2
Muhamad Turmudzi
50
60
70
90
90
3
Ryan Reysa Ariyasa
70
70
90
90
100
4
Dini febriyanti
70
70
80
100
100
5
Izatul Fauziyyah
70
75
80
90
100
6
Muhamad Irfan Annas
60
60
70
80
90
7
Rendi DwiAndika
40
50
60
70
70
8
Indra Maulana
50
50
60
60
60
9
Indi Rahmawati
60
70
70
80
90
10
Putrid Agustin
60
70
80
90
100
11
Umar Ahmadi
50
50
60
70
80
12
Zuhat Aqwa
60
60
70
80
90
13
Umi Nurlaila
50
60
70
90
90
JUMLAH
740
820
930
1070
1140
RATA-RATA
56,92
63,08
71,54
81,69
87,69
No
Pencapaian
Table 1.4 Hasil analisis tes Pra Silklus Siklus I
1
Rata-rata kelas
63.08
71,54
81,69
2
Nilai Terendah
50
60
60
3
Nilai tertinggi
70
90
100
4
Belum tuntas
53,3
20,0
6,7
5
Belajar Tuntas
47,7
80,0
93,3
Dari table dan diagram di atas dapat dilihat bahwa pada awal pra siklus rata-
124
Siklus II
rata masih sangat kurang yaitu (53,3) , siswa yang mencapai ketuntasan belajar
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
hanya mencapai (47,7) setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ContextualTeaching And Learning mengalami peningkatan pada awal pra silklus siswa memperoleh ratarata 63,08 dengan nilai terendah 50,dan nilai tertinggi 75 pada siklus I rata-rata siswa naik menjadi 71,54 nilai terendah 60, dan nilai tertinggi 90,sedangkan pada siklus ke II siswa juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu rata-rata 81,69, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100, meskipun masih ada satu anak yang belum mencapai nilai KKM itu disebabkan karena keterbatasan pada anak itu sendiri, bukan karena tidak meningkatnya kemampuan belajar secara menyeluruh. B. Pembahasan hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Pemaknaan Temuan Penelitian a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran contextual Data diskriptif menunjukkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran padapra siklus rata-rata cukup baik, siklus I kempuan guru menjadi lebih baik danpada siklus II Kemampuan menjadi baik sekali. Dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan aktifitas guru dalam pembelajaran setelah menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning menunjukkan guru pada Pra siklus 9 indikator kemampuan guru hanya terdapat satu indikator kurang yaitu pada indikator Membimbing siswa dalam berdiskusi, guru belum mampu memotivasi siswa untukaktif dalam kerja kelompok untuk berdiskusi, pada siklus I kemampuan guru telah lebih meningkat terbukti denagn 9 indikakator kemampuan guru sudah menujukkan rata baik , sedangkan pada Siklus II , Kemampuan guru menjukan kemampuan lebih balik lagi yaitu baiksekali. b. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil aktifitas belajar siswa dalam 7 ( tujuh ) indikator pengamatan Inisiatif siswa bertanya hanya menujukkan prosentase 60.0% apabila dimbil rata 63,2 % pada Pra siklus, sedang pada Siklus I dari ke 7 Indikator telah menjadi lebih baik dengan prosentase terendah 74.6 % dan tertinggi 82.1% dengan rata-rata
pengamatan siswa 78.6%. pada siklus II aktifitas belajar siswa lebih menyenangkan, menggembirakan respon siswa dalam 7 indikator pengamatan menunjukkan prosentase terendah 78.3% dan tertinggi 91.4% dengan rata indikator keaktifan siswa 85.2% . c. Hasil belajar siswa. Pada pembelajaran IPS materi memelihara dokumen dan koleksi benda berharga milIknya,rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai padaPra siklus adalah 63,08% dengan ketuntasan belajar 53.3% belum mencapai kategori cukup. Pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai adalah 71.54% dengan ketuntasan belajar 80% Telah mencapai mencapai kategori baik, sedang pada siklus II rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai adalah 81.69% dengan ketuntasan belajar 93.3% telah mencapai kategori ketuntasan belajar yang sangat baik. 2. Implikasi hasil penelitian Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih menyenangkan dan mengenal lingkunganya dengan pengetahuan sendiri untuk menggali pengetahuan yang sesuai apa yang didengar pada lingkunagan nyata dan melihatnya. Dengan bekerja sama secara kelompok membuat siswa lebih senang dan lebih bersemangat dalam belajar .dengan cara ini siswa yang tadinya merasa sulit ketika mengerjakan sendiri menjadi lebih mudah karena diselesaikan secara berkelompok. Dalam pembelajaran , guru tidak lansung berperan sebagai teacher centered,melainkan berperan sebagai fasilitator, mediator, pembimbing kegiatan siswa dala pembelajaran yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik, guru memantau jalanya diskusi, membimbing siswa yang mengalami kesulitan,sehingga hubungan guru dan siswa lebih dekat. Aktifitas guru yang seperti ini dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
125
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes dari pra siklus ke siklus I dan dilanjutkan ke Silklus II. Pada pra siklus diperoleh rata-rata 63.08% dengan ketuntasan belajar 47.7% sementara pada siklus I diperoleh rata-ra 71.54% dengan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 71.54% , sedangkan pada siklus II menujukakan kenaikan beljar yang sangat menggembirakan nilai rata-rata menjadi 81.69 dan ketuntasan belajar menjadi 81.69% hanya satu anak yang tidak bisa mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan Contextuan Teaching And Learning dapat meningkatkan hasil aktifitas belajar serta meningkatkan prestasi belajar. 3. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Simpulan Berdasar hasil pengelolaan data yang telah terpaparkan pada BAB IV diperoleh kesimpulan : dengan menerapkan pendekatan Contextuan Teaching And Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas II SD Negeri Prigi I Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari tindakan pra siklus sampai dengan siklus II ada peningkatan sebagai berikut: 1) kemampuan guru mengajar menjadi lebih baik, trampil dan mengelola pembelajaran melalui pendekatan Contextuan Teaching And Learning , 2) model pembelajaran Contextuan teching And Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa belajar, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktifitas belajar siswa pada setiap pertemuan, dari pra siklus, siklus I, siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan, 3) model pembelajaran Contextuan Teaching And Learning dapat meningkatkan prestasi siswa lebih baik, pada pra siklus diperoleh rata-rata 63.08% dengan ketuntasan belajar 47.7% masih dalam ketegori dibawah KKM sedang pada
126
siklus I di peroleh rata-rata 71,54% dengan ketuntasan belajar 80.0% mengalami peningkatan , pada siklus II diperoleh rata-rata 81,69% dengan ketuntasan belajar 93.3%. B. Saran Tindak Lanjut Berdasar kesimpulan hasil penelitian, peneliti pengajukan saran-saran sebagai berikut: 1.Bagi Siswa, Suatu keberhasilan dalam bentukan prestasi belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan sendiri, untuk itu siswa harus terlibat penuh secara langsung baik secara fisik maupaun mental dalam proses belajar mengajar, hal ini dapat memperlancar tercapainya tujuan belajar mengajar. 2. Bagi guru, guru harus dapat memberikan motifasi sekaligus sebagai fasilitator bagi siswanya, hal ini dapat merangsang diri siswa sehingga dapat mempercepat pemahaman dalam belajar, a) Hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat agarmata pelajaran IPS lebih mudah, menyenangkan dan bermakna, b) hendaknya guru berusaha menggunakan alat peraga dan memilih media yang tepat untuk pembelajaran, c) hendaknya guru dapat merancang sendiri alat peraga yang sederhana dan tepat digunakan dalam materi pelajaran yang disajikan, d) hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada mata pelajaran IPS pada khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil. 3. Bagi sekolah a) Memberikan dorongan secara terus menerus kepada siswa guna tercapainya visi dan misi serta tujuan yang dikembangkan oleh sekolah. b) Hendaknya sekolah mengembangkan model pembelajaran denganmenggunakan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning agar tujuan pembelajaran IPS lebih mudah tercapai
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
c) Hendaknya sekolah mengalokasikan dana secara khusus untuk alat peraga. 4. Bagi orang tua Hendaknya orang tua memberikan dukungan terhadap sekolah untuk menyediakan alat peraga bagi kelancaran kegiatan belajar di sekolah dan memberikan bimbingan belajar untuk putra putrinya di rumah karena kesuksesan belajar bukan hanya tergantung dari faktor di sekolah tetapi juga faktor keluarga yang sangat mendukung.
Wardhani,Igak Dkk edisi ke2.(2013) pemantapan kemampuan Profesional. Universita Terbuka _______(2006). Rancangan hasil belajar .Jakarta : Depdiknas _______(2007), Kurikulum Sekolah Dasar . Jawa Tengah: Depdikbud
Daftar Pustaka BNSP,(2006) Standar isi ilmu pengetahuan sosial Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas, Johnson,ElaineB.(2007)pembelajaran Contextual teaching and learning menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasikkan dan bermakna. Bandung: MLC Jaya,Suranto,Tri(2008).Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Kuswanto.Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas 2.Pusat Perbukuan Musli,Masnur. (2007) KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan Kontextua.l Jakarta: Erlangga. Nurhadi. (2002) pembelajaran Kontextual ( Cotextual teaching and learning)dan penerapan dalam KBK. Malang: unifersitas negeri Malang, Muchith,Saekhan .(2008) pembelajran Contextual. Semarang: RASAIL Media grup Sujana,Nana.(2005).Dasar-dasar proses belajar engajar.bandung: Sinar Baru Algesindo Undang-Undang RI (2003)Tentang Nasional
No 20 Tahun Sistim Pendidikan
Wardhani,Igak Dkk cetakan ke 14.(2012) penelitian tindakan kelas. Universitas Terbuka
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
127