1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI CAHAYA KELAS VIII SMP
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Abdul Gofar 4201407015
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP disusun oleh Nama
: Abdul Gofar
NIM
: 4201407015
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada tanggal 9 Agustus 2011.
Mengetahui, Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Dr. Sugianto, M. Si
Dr. Sulhadi, M. Si
NIP. 19610219 199303 1 001
NIP. 19710816 199802 1 001
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP disusun oleh Abdul Gofar 4201407015 telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 9 Agustus 2011.
Panitia: Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M. S
Dr. Putut Marwoto, M. S
NIP. 19511115 197903 1 001
NIP. 19630821 198803 1 004
Ketua Penguji
Dr. Suharto Linuwih, M. Si NIP. 19680714 199603 1 005
Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Dr. Sugianto, M. Si
Dr. Sulhadi, M. Si
NIP. 19610219 199303 1 001
NIP. 19710816 199802 1 001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP” ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peratuaran perundang-undangan.
Semarang, 9 Agustus 2011
Abdul Gofar NIM. 4201407015
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : Hidup adalah anugerah yang harus dijalani dengan hati yang tulus Kita tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Orang tua saya, Bapak Largo bin Sahid dan Ibu Sutarni binti Juki, terimakasih atas kasih sayang dan doanya. Mbak Musyarofah dan Adek Siti Hanifah, terimakasih atas doanya. Retno Muldianti Pramitasari dan keluarga, terimakasih atas kasih sayang, motivasi dan doanya. Sobat-sobat Ever Green, terima kasih atas doanya.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP”. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran, bimbingan, motivasi dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Dra. Pratiwi Dwijananti, M. Si, dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah.
2.
Dr. Sugianto, M.Si, dosen pembimbing I yang sabar mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi.
3.
Dr. Sulhadi, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan penuh tanggung jawab memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak/Ibu dosen khususnya Jurusan Fisika FMIPA yang telah memberi bekal kepada penulis selama kuliah.
5.
Kepala SMP Negeri 1 Juwana yang telah memberikan ijin penelitian.
6.
Bapak/Ibu guru fisika SMP Negeri 1 Juwana yang telah memberikan fasilitas dan dukungan kepada penulis selama mengadakan penelitian.
7.
Teman-teman NABLA dan seluruh mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2007.
vi
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulisan skripsi ini belum sempurna, kritik dan saran selalu penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
vii
ABSTRAK
Gofar, A. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Materi Cahaya. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sugianto, M. Si, dan Pembimbing Pendamping Dr. Sulhadi, M. Si. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Problem Based Instruction (PBI), Hasil Belajar Kognitif. Pembelajaran ekspositori masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa pasif dalam proses pembelajaran fisika. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa belum optimal sehingga perlu dicari alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktivan siswa. Alternatif model pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Intruction (PBI). Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat mengaktifkan siswa, karena menekankan pada pembelajaran individu dalam kerja kelompok. Siswa juga mengalami langsung pembelajaran melalui penyelesaian permasalahan nyata sehingga siswa belajar dari fakta menuju konsep. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji homogenitas dengan uji kesamaan dua varian menunjukkan sampel penelitian homogen. Rancangan penelitian menggunakan Control Group Pretest Posttest. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Uji normalized gain menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,53 dan kelas kontrol sebesar 0,39. Uji hipotesis menggunakan uji t pihak kanan data hasil belajar kognitif diperoleh thitung= 4,10. Simpulan yang dapat diambil yaitu model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori.
viii
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... .. xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
6
1.5 Pembatasan Masalah ...........................................................................
7
1.6 Penegasan Istilah ................................................................................
7
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Model Pembelajaran ........................................................................... 11 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 12 2.3 Problem Based Instruction ................................................................. 16 2.4 Aktivitas Siswa .................................................................................. 19
ix
2.5 Materi Cahaya .................................................................................... 21 2.6 Kerangka Berpikir .............................................................................. 34 2.7 Hipotesis ............................................................................................. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 37 3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 37 3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 38 3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 39 3.5 Prosedur Penelitian ............................................................................. 39 3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 41 3.7 Metode Penyusunan Perangkat Tes ................................................... 42 3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................... 43 3.9 Metode Analisis Data ......................................................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal ........................................ 51 4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir ....................................... 52 4.3 Pembahasan ........................................................................................ 57 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ............................................................................................. 66 5.2 Saran ................................................................................................... 67
x
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68 LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Desain Penelitian Control Group Pretest Posttest ....................................
38
4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................
54
4.2 Hasil Uji Pihak Kanan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................
55
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................
56
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Jenis-jenis pemantulan ..............................................................................
22
2.2 Diagram sinar untuk menentukan bayangan sebuah anak panah pada sebuah cermin datar ..............................................................................................
23
2.3 Pemantulan cahaya ...................................................................................
25
2.4 Permukaan cermin lengkung .....................................................................
26
2.5 Cermin cekung mengumpulkan sinar pantul .............................................
26
2.6 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin cekung ........
27
2.7 Pemantulan sinar datang menuju fokus pada cermin cekung ...................
27
2.8 Pemantulan sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin cekung ....
27
2.9 Bayangan benda yang diletakkan di antara titik fokus dan cermin cekung memiliki sifat maya, sama tegak, dan diperbesar ...................................
28
2.10 Cermin cembung menyebarkan sinar pantul (divergen) .........................
29
2.11 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin cembung ...
29
2.12 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin cembung ...............
30
2.13 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin cembung ...............
30
xiii
2.14 Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil ................................................................................................
31
2.15 Lensa cembung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar ..............
33
2.16 Lensa cembung: a. bikonveks, b. plan konveks, dan c. konkaf konveks
33
2.17 Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar .......................
34
2.18 Lensa cekung: a. bikonkaf, b. plan konkaf dan c. konveks konkaf ........
34
2.19 Skema kerangka berpikir penelitian .......................................................
35
3.1 Langkah-langkah penelitian .....................................................................
39
4.1 Data hasil pretest siswa ............................................................................
53
4.2 Data hasil posttest siswa ...........................................................................
53
4.3 Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa ................................................
54
4.4 Hasil uji gain .............................................................................................
55
4.5 Nilai rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen .......................................
57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba ................................................................................. 70 2 Soal Uji Coba ................................................................................................ 74 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ....................................................................... 89 4 Analisis Soal Uji Coba ................................................................................... 90 5 Contoh Perhitungan Analisis Soal Uji Coba ................................................ 100 6 Kisi-kisi Soal Pretest Posttest ...................................................................... 104 7 Soal Pretest Posttest ..................................................................................... 107 8 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest ............................................................ 117 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................ 118 10 Silabus ...................................................................................................... 119 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 121 12 Lembar Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 138 13 Daftar Nilai Raport Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................ 151 14 Uji Kesamaan Dua Varian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 152 15 Data Pretest Siswa ...................................................................................... 153 16 Data Posttest Siswa ..................................................................................... 154 17 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ........................................ 155
xv
18 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ............................................... 156 19 Uji Signifikansi Hasil Belajar Kognitif ...................................................... 157 20 Uji Normalized Gain .................................................................................. 158 21 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen ........................... 159 22 Foto Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 161 23 Surat-surat Penelitian .................................................................................. 162
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proses kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa untuk dapat benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, maka harus belajar memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide–ide ataupun pertanyaan-pertanyaan. Tugas utama pendidik tidak hanya menjejalkan sejumlah informasi ke benak siswa, tetapi mengusahakan konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa. Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis. Fisika bukan suatu pelajaran yang bersifat hapalan rumus belaka yang sering dijumpai di sekolah. Fisika lebih menekankan kemampuan berpikir
daripada
kemampuan
menghapal
rumus-rumus.
Fisika
juga
mengutamakan kemampuan mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan prinsip melakukan percobaan sederhana, menyusun dan menganalisis data. Fisika merupakan mata pelajaran yang menghubungkan fakta–fakta dengan suatu konsep. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran fisika SMP Negeri 1 Juwana menunjukkan hasil belajar fisika siswa kelas VIII masih rendah. Jumlah siswa yang belum tuntas pada ujian tengah semester ganjil sebesar
1
2
30%. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika, salah satunya model pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Siswa hanya ditempatkan sebagai pendengar dalam pembelajaran yang berorientasi pendekatan ekspositori, sebaliknya peran guru dalam pembelajaran tersebut sangat dominan. Proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Juwana masih berpusat pada guru sehingga guru terlihat sangat aktif dan siswa terlihat pasif. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif. Guru dapat memanfaatkan tiga komponen siswa dalam suatu kelas yaitu siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan rendah untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu. Pemanfaatan ketiga komponen tersebut diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa. Model pembelajaran yang dapat memunculkan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari juga diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pemunculan masalah ini dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran serta membimbing
siswa
untuk
menguasai
konsep
dari
penyelesaian
suatu
permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
3
Problem Based Instruction (PBI). Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI mendorong siswa untuk menghubungkan fakta–fakta dengan konsep–konsep fisika sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial (Suprijono, 2010: 61). Pembelajaran kooperatif mendorong siswa belajar dari pengalaman dan partisipasi aktif dalam kelompok. Pada saat siswa belajar ketrampilan sosial, siswa juga dapat mengembangkan sikap demokratis dan kemampuan berpikir logis. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial (Sanjaya, 2007: 242). Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik siswa pada kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik (Trianto, 2007: 44). Pembelajaran kooperatif dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Zakaria, 2010). Model pembelajaran ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang matematika. Hasil penelitian Zakaria dapat memberikan rujukan dan dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam pelajaran fisika.
4
PBI merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar menghafal konsep (Trianto, 2007: 67). PBI merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar– dasar berpikir ilmiah pada siswa, sehingga siswa banyak mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah (Sanjaya, 2007: 216). Pembelajaran PBI menempatkan siswa sebagai subyek yang belajar sedangkan peranan guru adalah sebagai pembimbing dan fasilisator. Pendekatan PBI mendorong siswa untuk berusaha mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya (Trianto, 2007: 67). PBI memfasilitasi siswa untuk menyusun pola pikir dari fakta menuju konsep (Suprijono, 2010: 70). Penerapan PBI pada pelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Bilgin, 2009). PBI mendorong siswa untuk belajar dari ilmu pengetahuan sehingga memperoleh pemahaman yang luas mengenai suatu konsep. Hasil penelitian dari Bilgin dapat mendukung penerapan PBI pada ilmu pengetahuan lainnya, termasuk ilmu fisika.
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi cahaya?
(2)
Apakah hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ekspositori?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1)
Mengetahui hasil belajar kognitif penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction pada materi cahaya.
(2)
Menganalisis hasil belajar kognitif penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dan hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori pada materi cahaya.
6
1.4 Manfaat Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti berharap ada manfaat yang dapat diambil antara lain: (1)
Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melatih
kerja sama antar siswa dan dapat mempererat hubungan antar siswa. (2)
Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk meningkatkan
ketrampilan memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. (3)
Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (4)
Bagi peneliti Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai acuan
untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
7
1.5 Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap permasalahan dalam penelitian ini perlu diperhatikan batasan- batasan masalah sebagai berikut: (1)
Hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. Hasil belajar kognitif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi cahaya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(2)
Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah cahaya untuk kelas VIII SMP.
1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini. 1.6.1
Model Pembelajaran Model dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti contoh, pola, acuan,
ragam (Poerwodaminto, 2002: 653). Pembelajaran merupakan suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa agar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2009: 157). Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain sebagainya (Trianto, 2007: 5).
8
1.6.2
Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melatih siswa
untuk bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa untuk belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya (Trianto, 2007: 42). 1.6.3
Problem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction merupakan suatu pendekatan pembelajaran
dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Siswa harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, menganalisis informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, serta merumuskan kesimpulan (Trianto, 2007: 68). 1.6.4
Ekspositori Ekspositori merupakan metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu, definisi, konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep, dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru (Sanjaya, 2007: 179).
9
1.6.5
Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar merupakan perubahan tingkah perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007: 5). Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (Anni, 2007: 7). 1.6.6
Materi Cahaya Materi cahaya merupakan kelanjutan dari materi getaran dan gelombang.
Ruang lingkup dari materi cahaya adalah menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Pemilihan materi cahaya ini didasarkan pada keterkaitan materi cahaya dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan materi ini juga didasarkan pada waktu penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi skripsi, dan bagian akhir. Bagian pendahuluan skripsi berisi halaman judul, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari bab I, bab II, bab III, bab IV, dan bab V. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, Problem
10
Based Instruction, aktivitas siswa, tinjauan materi cahaya, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab III merupakan metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian dan metode analisis data. Bab IV merupakan hasil dan pembahasan dari penelitian, sedangkan bab V merupakan penutup berisi yang kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2007: 5). Menurut Soekamto, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 5), model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Eggen dan Kauchak, sebagaimana dikutip Trianto (2007: 5) model pembelajaran dapat memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Suatu model pembelajaran akan disebut sebagai model pembelajaran jika mempunyai 4 ciri berikut (Trianto, 2007: 6): (1) Terdapat rasional teoritik yang logis atau kajian ilmiah yang disusun oleh penemunya; (2) Terdapat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tindakan pembelajaran tersebut; (3) Terdapat tingkah laku belajar-mengajar yang khas yang diperlukan oleh guru; (4) Terdapat lingkungan belajar yang spesifik agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
11
12
Pemilihan suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai (Trianto, 2007: 9). Hal ini bertujuan agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai. Wawasan tentang suatu model pembelajaran akan memberikan kemudahan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas (Trianto, 2007: 10). Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah apapun model pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat menarik siswa dan dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk menyelesaikan sebuah masalah atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2007: 41). Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong bekerjasama dalam suatu tugas bersama dan harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan suatu tugas. Peran guru dalam pembelajaran bukan hanya sebagai informator akan tetapi sebagai organisator program pembelajaran, fasilitator bagi pembelajaran siswa dan sebagai evaluator bagi keberhasilan pembelajaran siswa (Trianto, 2007: 42). Ciri–ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar; (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) Bila mungkin, kelompok berasal dari ras, budaya, agama, suku, dan jenis yang berbeda;
13
(4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu (Trianto, 2007: 47). Unsur–unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok; (2) Para siswa membagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar; (3) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup sepenanggungan; (4) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, di sanping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi; (5) Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besar antara anggota kelompoknya; (6) Para siswa diminta tanggung jawabnya secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, 2000: 6). Pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa mengembangkan ketrampilan– ketrampilan yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting yaitu : (1) hasil belajar akademik; (2) penerimaan terhadap keberagaman; dan (3) pengembangan ketrampilan sosial (Trianto, 2007: 44). Hasil pembelajaran akademik yang dimaksudkan dalam pembelajaran kooperatif adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang sulit serta peningkatan kinerja ilmiah dalam tugas akademik. Heterogenitas yang menyebabkan adanya kelompok atas dan kelompok bawah dimanfaatkan siswa untuk saling menguntungkan dalam belajar. Kerjasama dan kolaborasi ditumbuhkan sehingga dapat terhindar dari rasa permusuhan antar siswa. Situasi belajar semacam ini memberi dampak nyata kepada siswa ketika berada dalam masyarakat.
14
2.2.1 Prosedur Pembelajaran Kooperatif Menurut Sanjaya (2007: 248), prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim. (1) Penjelasan Materi Tahap ini merupakan proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman peserta didik terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai. Selanjutnya, peserta didik akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok. Pada tahap ini, guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, serta demonstrasi. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik peserta didik. (2) Belajar dalam Kelompok Pada tahap ini, guru melakukan pembentukan kelompok yang heterogen. Melalui tahapan ini, peserta didik didorong untuk melakukan tukar menukar informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama-sama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat. (3) Penilaian Penilaian dalam tahap ini, dapat dilakukan dengan tes atau kuis baik secara individu maupun kelompok. Tes ini akan memberikan informasi tentang kemampuan setiap peserta didik ataupun kelompok.
15
(4) Pengakuan Tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka. 2.2.2 Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Menurut Sanjaya (2007: 249-250), keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran diantaranya: (1) Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain; (2) Pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain; (3) Pembelajaran ini dapat membantu anak untuk respek pada orang lainnya dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan; (4) Pembelajaran ini dapat membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar; (5) Pembelajaran ini ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaigus kemampuan sosial; (6) Pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Peserta didik dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya; (7) Pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata; (8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
16
2.2.3 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Menurut Sanjaya (2007: 250-251), kelemahan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Untuk peserta didik yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh peserta didik yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, akan mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok; (2) Ciri utama dari pembelajaran ini adalah peserta didik saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, dapat terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik; (3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran ini didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu; (4) Keberhasilan pembelajaran ini dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang cukup lama. Keunggulan dan kelemahan tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam penerapan pembelajaran kooperatif sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
2.3 Problem Based Instruction Problem Based Instruction (PBI) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan nyata dengan tujuan untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri (Trianto, 2007: 68). Permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata mendorong siswa memahami konsep bukan sekadar menghafal konsep. PBI membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan siswa sendiri tentang dunia sosial di sekitarnya (Trianto, 2007: 68).
17
PBI mempunyai lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah di bawah ini (1)
Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. (2)
Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membentuk siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. (3)
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi yang sesuai. Guru
membimbing siswa melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. (4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan serta membantu siswa berbagi tugas dengan temannya. (5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan (Trianto, 2007: 7172).
18
Peran guru di dalam kelas PBI menurut Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 72) antara lain sebagai berikut: (1)
Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah otentik.
(2)
Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan.
(3)
Memfasilitasi dialog siswa.
(4)
Mendukung belajar siswa.
2.3.1 Keunggulan PBI PBI merupakan alternatif pembelajaran yang mendorong siswa belajar ilmu pengetahuan dengan jalan memberikan permasalahan untuk diselesaikan (Bilgin, 2009). Pemberian masalah mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pemecahan dari suatu permasalahan dalam pembelajaran PBI dapat memotivasi siswa dan mendorong pemahaman materi secara mendalam (Bilgin, 2009). Menurut Sanjaya (2007: 220), PBI memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Penyelesaian dari suatu permasalahan merupakan teknik yang bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; PBI dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa; PBI dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; PBI dapat membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata; PBI dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan baru; PBI dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa tujuan dari ilmu pengetahuan adalah mengembangkan pola piker manusia; PBI dianggap menyenangkan dan lebih disukai siswa;
19
(8)
PBI dapat mengembangkan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru; (9) PBI dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata; (10) PBI dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar terus menerus. Keunggulan-keunggulan ini menjadi acuan dan bahan pertimbangan penerapan PBI sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. 2.3.2 Kelemahan PBI PBI merupakan pembelajaran yang tidak dirancang untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa (Trianto, 2007: 70). Menurut Ibrahim sebagaimana dikutip Trianto (2007: 70), PBI dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual. Hal tersebut mengakibatkan diperlukannya persiapan dan pengelolaan kelas yang cukup rumit. Menurut Sanjaya (2007: 221), PBI memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: (1) Manakala siswa tidak mempunyai minat atau kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit, maka siswa enggan untuk mencobanya; (2) Keberhasilan PBI membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; (3) Tanpa adanya pemahaman mengapa berusaha untuk memecahkan yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka pelajari.
2.4 Aktivitas Siswa Dalam
standar
proses
pendidikan,
pembelajaran
didesain
untuk
membelajarkan siswa (Sanjaya, 2007: 135). Sistem pembelajaran harus
20
menempatkan siswa sebagai subyek yang belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa. Aktivitas merupakan salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas diperlukan dalam pembelajaran karena prinsip belajar adalah berbuat ”learning by doing”, berbuat mengubah tingkah laku sehingga di dalam proses pembelajaran terjadi suatu kegiatan. Menurut Hamalik (2001: 171), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Hal ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi. Keaktifan peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator peserta didik memahami suatu konsep. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran menghasilkan interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik, ataupun dengan peserta didik sendiri. Menurut Hamalik (2001: 172), aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup
di
masyarakat.
Aktivitas
dalam pembelajaran dapat
mendorong
peningkatan prestasi belajar peserta didik (Sanjaya, 2007:137). Salah satu pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa adalah pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI. Aktivitas pembelajaran tersebut dilaksanakan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat bertukar pikiran, pengalaman dan gagasan. Aktivitas pembelajaran ini muncul karena adanya permasalahan nyata yang membutuhkan suatu penyelesaian. Aktivitas ini
21
memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami konsep dari suatu fakta. Menurut Sanjaya (2007, 141) aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran ada tiga yaitu (1) keaktifan siswa dalam perencanaan pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran; dan (3) keaktifan siswa dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka semakin tinggi kadar keaktivan siswa. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMP dan materi pelajaran yang disajikan, maka aktivitas siswa yang dikaji adalah (1) memperhatikan penjelasan guru; (2) kerja kelompok aktif dan terarah; (3) presentasi kelompok; (4) respon positif terhadap kelompok yang presentasi; dan (5) menyelesaikan tugas secara berkelompok.
2.5 Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat tanpa adanya medium. Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. 2.5.1 Pemantulan Cahaya Ketika cahaya menimpa permukaan yang kasar, bahkan yang kasar secara mikroskopis pantulan memiliki banyak arah. Pantulan ini disebut pemantulan baur.
22
(a) pemantulan baur
(b) pemantulan teratur
Gambar 2.1 Jenis-jenis pemantulan Gambar 2.1 menunjukkan pemantulan pada permukaan kasar (Gambar 2.1a) dan cermin (Gambar 2.1b). Cermin datar memiliki permukaan yang rata dan licin, sehingga sinar pantul pada cermin datar menghasilkan berkas yang sejajar menuju suatu arah tertentu (Gambar 2.1b). Sebaliknya, permukaan triplek tidak rata, penuh tonjolan, dan lekukan yang menyebabkan sinar pantul tidak menuju ke satu arah tertentu, tetapi menuju berbagai arah secara tidak teratur (Gambar 2.1a). Pemantulan cahaya oleh permukaan rata disebut pemantulan teratur atau pemantulan spekular, sedangkan pemantulan cahaya oleh permukaan yang tidak rata disebut pemantulan baur atau pemantulan kasar. Pada saat melihat bendabenda di sekitar atau melihat pemandangan, mata akan terasa nyaman. Hal tersebut karena sinar pantul yang terjadi termasuk pemantulan baur. Intensitas cahaya yang mengenai mata tidak terlalu besar karena tidak semua sinar pantul menuju mata. 2.5.1.1 Cermin datar Bayangan yang dilihat ketika meletakkan tangan kanan di depan bidang cermin datar, maka terlihat bayangan tersebut sama ukurannya seperti objeknya. Gambar 2.2 menunjukkan sebuah anak panah dengan tinggi h berdiri sejajar bidang cermin dengan jarak s dari cermin. Dapat ditentukan dimana bayangan dari
23
ujung anak panah tersebut dengan menggambar dua buah sinar, satu sinar digambar tegak lurus cermin. P’
P h
α
h’
α
s
s ' Gambar 2.2 Diagram sinar untuk menentukan bayangan sebuah anak ' panah pada sebuah cermin datar Sinar tersebut mengenai cermin pada titik A dan dipantulkan kembali ke dirinya sedangkan sinar yang lain mengenai cermin, membentuk sudut α terhadap garis normal cermin. Sinar tersebut dipantulkan, dengan membentuk sudut α juga. Perpanjangan kedua sinar ini berpotongan dibelakang cermin menunjukkan letak bayangan ujung anak panah tersebut, seperti ditunjukkan oleh garis putus-putus pada Gambar 2.2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar pada Gambar 2.2 adalah sebagai berikut: (1)
sama besar,
(2)
tegak,
(3)
jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin, dan
(4)
maya.
Berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati lokasi bayangan itu sendiri sehingga bayangan tersebut tidak muncul pada kertas atau film yang diletakkan di
24
lokasi bayangan. Dengan demikian, bayangan seperti ini disebut bayangan maya. Nama ini diberikan untuk membedakan dari bayangan nyata dimana cahaya memang melewati bayangan dan dapat muncul pada kertas atau film yang diletakkan pada posisi bayangan. Jika terdapat dua buah cermin datar yang membentuk sudut αº, maka banyaknya bayangan yang dibentuk dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut:
Keterangan dari rumus di atas adalah n banyaknya bayangan yang dibentuk, dan α sudut antara dua cermin. Perhatikan Gambar 2.3, ketika suatu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang rata maka akan terbentuk sudut datang dan sudut pantul. Sudut datang merupakan sudut yang dibentuk berkas sinar datang dengan garis normal sedangkan sudut pantul merupakan sudut yang dibuat berkas sinar pantul dengan garis normal. Garis normal merupakan suatu garis yang tegak lurus dengan permukaan. Untuk permukaan yang rata, berkas sinar datang dan sinar pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal, serta besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul.
25
i
r
Gambar 2.3 Pemantulan cahaya Gambar di atas merupakan pemantulan pada cermin datar dengan i sudut datang, dan r sudut pantul. Hukum Pemantulan: (1) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada pada satu bidang datar. (2) Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul. 2.5.1.2 Cermin Melengkung Permukaan-permukaan yang memantulkan berkas cahaya tidak harus datar. Cermin lengkung yang umum berbentuk sferis, yang berarti cermin tersebut membentuk sebagian dari bola. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada permukaan cermin yang menggembung keluar menuju orang yang melihat (Gambar 2.4a). Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat (seperti gua, Gambar 2.4b).
26
a
b
Gambar 2.4 Permukaan cermin lengkung 2.5.1.2.1
Cermin cekung
Cermin cekung memiliki permukaan pemantul yang bentuknya melengkung atau membentuk cekungan. Garis normal pada cermin cekung adalah garis yang melalui pusat kelengkungan, yaitu di titik C atau 2F. Sinar yang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan ke titik itu juga. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar pantulnya berpotongan pada satu titik. Titik perpotongan tersebut dinamakan titik api atau titik fokus (F).
Gambar 2.5 Cermin cekung mengumpulkan sinar pantul
27
Pada cermin cekung terdapat sinar-sinar istimewa yang dapat memudahkan dalam pembentukan bayangan sebagai berikut. (1)
Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
Gambar 2.6 Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama (2)
Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.7 Pemantulan sinar datang menuju fokus (3)
Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan ke titik itu juga.
Gambar 2.8 Pemantulan sinar datang melalui pusat kelengkungan
28
Contoh Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Misalnya, sebuah anak panah diletakkan di depan sebuah cermin cekung pada jarak di antara titik fokus dan cermin. Tidak didapatkan bayangan di depan cermin. Bayangan benda kelihatan di belakang cermin cekung berupa bayangan maya, diperbesar, dan tegak.
s s’ f
Gambar 2.9 Bayangan benda yang diletakkan di antara titik fokus dan cermin memiliki sifat maya, tegak, dan diperbesar. Gambar di atas merupakan pembentukan bayangan pada cermin cekung dengan F letak titik fokus, C pusat kelengkungan cermin cekung, f jarak titik fokus, s jarak benda, dan s’ jarak bayangan. Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) menghasilkan jarak fokus f. Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis
Keterangan rumus di atas adalah f jarak fokus (m), s jarak benda (m), dan s’ jarak bayangan (m).
29
2.5.1.2.2
Cermin Cembung
Selain cermin datar dan cermin cekung, terdapat pula cermin cembung. Pada cermin cembung, bagian mukanya berbentuk seperti kulit bola, bagian muka cermin cembung melengkung ke luar. Titik fokus cermin cembung berada di belakang cermin sehingga bersifat maya dan bernilai negatif. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Jika sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, sinar pantul menyebar. Jika sinar-sinar pantul pada cermin cembung diperpanjang pangkalnya, maka sinar berpotongan di titik fokus (titik api) di belakang cermin. Pada perhitungan, titik api cermin cembung bernilai negatif.
Gambar 2.10 Cermin cembung menyebarkan sinar pantul (divergen). Pada cermin cembung terdapat sinar-sinar istimewa yang dapat memudahkan dalam pembentukan bayangan sebagai berikut. (1)
Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus.
Gambar 2.11 Pemantulan sinar datang sejajar dengan sumbu utama pada cermin cembung
30
(2)
Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.12 Pemantulan sinar datang menuju titik fokus cermin cembung (3)
Sinar datang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik itu juga.
Gambar 2.13 Pemantulan sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin cembung
Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Benda yang diletakkan di depan cermin cembung selalu menghasilkan bayangan di belakang cermin dengan sifat maya, tegak, dan diperkecil. Hubungan antara jarak benda s dan jarak bayangan s', dan titik fokus f memiliki persamaan yang sama dengan cermin cekung. Cermin cembung mempunyai nilai jarak fokus selalu negatif.
31
s’
s
f Gambar 2.14 Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil 2.5.2 Pembiasan Cahaya Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Hukum pembiasan cahaya: (1)
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar;
(2)
Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat, sinar dibiaskan menjauhi garis normal.
2.5.2.1 Indeks Bias Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan pada medium yang kurang rapat. Akibatnya, cahaya membelok.
32
Perbandingan laju cahaya dari dua medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol (n). Jika cahaya merambat dari udara atau hampa ke suatu medium, indeks biasnya disebut indeks bias mutlak. Secara matematis dituliskan
Keterangan dari rumus di atas adalah n indeks bias mutlak, c laju cahaya (m/s), dan v laju cahaya dalam medium (m/s). Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya tersebut merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari medium 1 dengan kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan kelajuan v2, indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1 adalah: dan Sehingga :
atau
Keterangan dari rumus di atas adalah terhadap medium 1,
indeks bias relatif medium 2
kecepatan pada medium 1, dan
kecepatan pada medium
2. 2.5.2.2 Lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan berdasarkan bentuk permukaannya. Lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu lensa cembung dan lensa cekung.
33
2.5.2.2.1
Lensa Cembung
Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan pada lensa cembung, sinar-sinar biasnya berkumpul pada satu titik. Sifat lensa cembung adalah mengumpulkan sinar (konvergen).
F
Gambar 2.15 Lensa cembung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar Terdapat tiga macam lensa cembung yaitu (1) bikonveks; (2) plan konveks; dan (3) konkaf konveks.
a
b
c
Gambar 2.16 Lensa cembung: a. bikonveks, b. plan konveks, dan c. konkaf konveks. 2.5.2.2.2
Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya berbentuk cekung lebih tipis dari bagian tepinya. Jika sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar- sinar biasnya menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik fokus.
34
Titik fokus lensa cekung berada pada sisi yang sama dengan sinar datang sehingga titik fokus lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.
F1
F2
Gambar 2.17. Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar Terdapat tiga macam lensa cekung yaitu (1) bikonkaf; (2) plan konkaf; dan (3) konveks konkaf.
a
b
c
Gambar 2.18 Lensa cekung: a. bikonkaf, b. plan konkaf dan c. konveks konkaf
2.6 Kerangka Berpikir Fisika merupakan ilmu yang betujuan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Penerapan fisika dalam kehidupan bertujuan agar setiap individu mampu mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Oleh sebab itu, dalam membelajarkan fisika tidak tepat jika hanya berpusat pada guru dan menghafalkan materi-materi serta rumus-rumus yang ada di buku-buku sekolah saja. Siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan, penuh dengan rumus-rumus, dan membosankan.
35
Pembelajaran fisika di SMP Negeri 1 Juwana menggunakan metode ekspositori. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa cenderung kurang termotivasi, kurang aktif, dan bergantung pada pengetahuan guru. Kondisi seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa belum optimal. Model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dibutuhkan untuk mengkonstruk pengetahuan siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep dan menghubungkannya dengan fakta di kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir di atas dijelaskan pada Gambar 2.19
Materi fisika
Pembelajaran ekspositori
Siswa pasif dan bergantung pada guru
Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran
Pembelajaran kooperatif dengan PBI
Hasil belajar siswa rendah
Siswa aktif dan hasil belajar meningkat
Gambar 2.19 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
36
2.7 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1)
Ho: Model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI tidak dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana pada materi cahaya. Ha: Model Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana pada materi cahaya.
(2)
Ho: Hasil belajar kognitif pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI sama dengan hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori. Ha: Hasil belajar kognitif pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dari hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori.
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwana yang berlokasi di jalan Silugonggo nomor 46 Juwana kabupaten Pati pada tanggal 14 Februari sampai dengan 21 April 2011.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana kabupaten Pati tahun pelajaran 2010-2011. 3.2.2 Sampel Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan cara–cara tertentu (Arikunto, 2006: 131). Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai obyek penelitian, yaitu kelas eksperimen sebagai kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu mengambil dua kelas dari populasi dengan tujuan tertentu. Hal ini karena adanya sistem klasifikasi kelas di SMP Negeri 1 Juwana. Salah satu kelas sebagai kelompok eksperimen
37
38
yaitu kelas VIIIC dan satu kelas lainnya sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VIIID. Hasil uji homogenitas menunjukkan dua kelas tersebut homogen yang berarti kedua kelas sebelum diberi perlakuan berawal dari titik awal yang sama.
3.3 Desain Penelitian Penelitian eksperimen ini menggunakan rancangan control group pretest posttest seperti Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pretest Posttest Sampel
Kondisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
Kelas eksperimen
O1
X
O2
Kelas kontrol
O3
Y
O4
(Arikunto, 2006: 86). Keterangan dari Tabel 3.1 adalah O1 dan O3 pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, O2 dan O4 posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, X perlakuan dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction, dan Y perlakuan dengan pembelajaran ekspositori Kelompok
eksperimen
diberi
perlakuan
berupa
perlakuan
dengan
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran ekspositori.
39
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1
Variabel bebas Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan Problem Based Instruction dan pembelajaran ekspositori. 3.4.2
Variabel Terikat Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa SMP Negeri
1 Juwana pada materi cahaya.
3.5 Prosedur Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1 Persiapan
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Tes awal (pretest)
Tes awal (pretest)
Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI
Pembelajaran ekspositori
Tes Akhir (posttest)
Tes akhir (posttest)
Analisis data Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian
40
3.5.1
Tahap Persiapan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:
(1)
Melakukan observasi dan wawancara awal untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 1 Juwana.
(2)
Menyusun perangkat pembelajaran dan perangkat tes yang digunakan pedoman dalam pelaksanaan penelitian.
(3)
Menentukan populasi penelitian.
(4)
Menentukan sampel penelitian yang digunakan penelitian, yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen.
(5)
Melakukan uji coba soal pada kelas yang telah menempuh materi cahaya. Uji coba instrumen dilaksanakan pada kelas IXC SMP Negeri 1 Juwana.
(6)
Menganalisis hasil uji coba perangkat tes.
3.5.2
Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan enam kali pertemuan, dengan rincian
pertemuan pertama dilaksanakan pretest, empat pertemuan dilaksanakan pembelajaran dan pada pertemuan terakhir dilaksanakan posttest. Pada setiap pertemuan alokasi waktunya adalah 2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: (1)
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan.
(2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran tentang materi cahaya sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
41
(3)
Kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran ekspositori, sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction.
(4)
Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan
posttest untuk
mengetahui hasil belajar kognitif kedua sampel. 3.5.3
Tahap Evaluasi Tahap evaluasi merupakan tahap untuk menganalisis data hasil penelitian
kedua sampel. Tahap evaluasi ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah ditentukan.
3.6 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data hasil belajar siswa digunakan metode pengambilan data sebagai berikut: 3.6.1
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa dan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar yang digunakan untuk analisis tahap awal. 3.6.2
Metode Tes Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan atau seperangkat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
42
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes merupakan alat ukur yang terstandar (Arikunto, 2006: 150). Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada materi cahaya. Dalam penelitian ini, tes diberikan dua kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes ini diberikan sebelum dan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan (treatment) yang dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dan model pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir. Tes ini diberikan kepada kedua kelompok dengan alat yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 3.6.3
Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada proses
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction. Uji coba lembar observasi tidak dilaksanakan, tetapi hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas.
3.7 Metode Penyusunan Perangkat Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes yang peneliti gunakan berupa tes obyektif. Tes obyektif merupakan sejenis tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama (Rusilowati, 2008: 11).
43
Siswa tinggal memilih, mengisi, atau menjodohkan, sesuai dengan perintah yang tertera dalam soal. Adapun kebaikan-kebaikan tes bentuk obyektif adalah: (1) cara memeriksanya (scoring) cukup mudah, cepat dan benar-benar apa adanya (obyektif); (2) dapat merangkum keseluruhan bahan pelajaran, sehingga dari segi kesahan atas dasar kesahihan isi (content validity) lebih dapat dipertanggungjawabkan; (3) kerahasiaan butir soal relatif lebih terjamin dan beberapa model butir soal obyektif dapat digunakan berulang hanya dengan mudah mengubah sebagian alternatif jawaban (Rusilowati, 2008: 11).
3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang digunakan. Uji coba dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara menberikan tes kepada kelompok yang bukan merupakan sampel penelitian, melainkan kelompok lain yang masih satu sekolah, serta kelompok uji coba ini harus normal dan homogen. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas IXC SMP Negeri 1 Juwana 2010-2011. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 50 butir soal. Adapun analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini meliputi validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
44
Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba instrumen adalah sebagai berikut: 3.8.1
Validitas Tes Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas butir soal dapat diketahui melalui uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah:
Keterangan dari rumus di atas adalah rxy koefisien korelasi antara X dan Y, X skor item, Y skor total, dan N jumlah peserta tes (Arikunto, 2006: 170). Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada table kritis
product moment
dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > rtabel maka item tersebut valid (Arikunto, 2006: 178). Soal objektif dengan taraf signifikan 5% untuk N = 34 diperoleh rtabel = 0,339. Hasil perhitungan menunjukkan 34 soal valid dan 16 soal tidak valid. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 4. 3.8.2
Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang
sama (Arikunto, 2006: 178). Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Adapun rumus yang
45
digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes bentuk obyektif adalah rumus KR.20, yaitu:
Keterangan dari rumus di atas adalah r11 reliabilitas instrumen, k banyaknya butir soal, p proporsi subjek yang menjawab benar, q proporsi subjek yang menjawab salah, dan Vt varian total. Dengan
(Arikunto, 2006: 188). Kriteria pengujian reliabilitas tes dikonsultasikan dengan harga r product moment pada table, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel (Arikunto, 2006: 188). Hasil analisis soal uji coba menunjukkan
sebesar 0,8098 dan untuk
banyaknya peserta uji coba 34 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh 0,339. Karena
>
sebesar
maka soal uji coba bersifat reliabel. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
46
3.8.3
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks (Rusilowati, 2008: 16). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk obyektif adalah:
Keterangan dari rumus di atas adalah TK tingkat kesukaran, W jumlah peserta yang menjawab benar, dan N jumlah peserta tes. Nilai taraf kesukaran soal digunakan tolok ukur sebagai berikut: TK < 30%
: soal sukar
30% ≤ TK ≤ 70%
: soal sedang
TK > 70%
: soal mudah
(Rusilowati, 2008: 17).
Hasil perhitungan memperoleh 7 soal kriteria sukar, 20 soal kriteria sedang, dan 23 soal dengan kriteria mudah. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 4. 3.8.4
Daya Pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan butir soal untuk dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang belum atau tidak menguasai materi yang ditanyakan (Rusilowati, 2008: 18). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
47
Keterangan dari rumus di atas adalah JA banyaknya peserta kelompok atas, JB banyaknya peserta kelompok bawah, BA banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, BB banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, PA proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar, dan PB proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab salah. Kriteria daya pembeda soal adalah: DP < 0,00
: sangat jelek
0,00 ≤ DP ≤ 0,20
: jelek
0,21 DP ≤ 0,40
: cukup
0,41 DP ≤ 0,70
: baik
0,71 DP ≤ 1,00
: sangat baik
Hasil perhitungan memperoleh 11 soal kriteria sangat jelek, 14 soal kriteria jelek, 13 soal kriteria cukup, dan 12 soal dengan kriteria baik. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
3.9 Metode Analisis Data 3.9.1
Analisis Tahap Awal
3.9.1.1 Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam keadaan homogen atau mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak. Dalam perhitungan ini dilakukan pengujian kesamaan varians. Hipotesis yang diajukan adalah: H0 :
(varians kedua kelas homogen)
48
H1 :
(varians kedua kelas tidak homogen)
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji F, yaitu: F
varian terbesar varian terkecil
Ho diterima apabila Fhitung ≤ F1/2 α (V1, V2) dengan α = 5%. V1 = n1 – 1 (dk pembilang), V2 = n2 – 1 (dk penyebut) 3.9.2
(Sudjana, 2002: 250).
Analisis Tahap Akhir
3.9.2.1 Analisis Tes 3.9.2.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji normalitas adalah data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas juga digunakan untuk menentukan uji selanjutnya, yakni apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Rumus yang digunakan adalah:
2
Oi Ei 2 Ei
Keterangan dari rumus di atas adalah 2 harga chi kuadrat, Oi frekuensi hasil pengamatan, dan Ei frekuensi yang diharapkan (Sudjana, 2002: 273). Kriteria pengujian, jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1, maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2002: 273). 3.9.2.1.2 Uji Peningkatan Hasil Belajar Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan.
49
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
g
S post S pre 100% S pre
Keterangan dari rumus di atas adalah Spre skor rata-rata pretest (%), dan
Spost skor rata-rata posttest (%). Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut: Tinggi
: g > 0,7
Sedang
: 0,3 ≤ g ≤ 0,7
Rendah
: g < 0,3
(Wiyanto, 2008: 86).
3.9.2.1.3 Uji Signifikansi Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t satu pihak,yaitu pihak kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah uji-t sampel related yang digunakan adalah:
x1 x 2
t
2 2 s s1 s 2 2r 1 n n1 n2 1
s 2 n 2
Keterangan rumus di atas adalah x 1 rata-rata
nilai
pada
kelas
eksperimen, x 2 rata-rata nilai pada kelas kontrol, n1 jumlah siswa kelas eksperimen, n2 jumlah siswa kelas kontrol, r korelasi antara dua sampel, S1 simpangan baku kelas eksperimen, S2 simpangan baku kelas kontrol, S12 varian pada kelas eksperimen, dan S22 varians pada kelas kontrol.
50
dengan
(Sugiyono, 2005: 122). Dari thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 dan taraf kesalahannya 5%. Kriteria pengujian adalah rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol apabila harga thitung>ttabel. (Sugiyono 2005: 119). 3.9.2.2 Analisis Lembar Observasi Analisis lembar observasi ini digunakan untuk menganalisis aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Penskoran lembar observasi ini dilakukan dengan rating scale, yaitu skor 1 untuk tidak baik, skor 2 untuk cukup baik, skor 3 untuk baik dan skor 4 untuk sangat baik, sedangkan analisis lembar observasi ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut: 25.00% ≤ N ≤ 43.75%
: tidak baik
43.75% < N ≤ 62.50%
: cukup
62.50% < N ≤ 81.25%
: baik
81.25% < N ≤ 100%
: sangat baik
(Ali,
1993:
184).
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwana pada tanggal 14 Februari sampai dengan 21 April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana. Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai obyek penelitian, yaitu kelas eksperimen sebagai kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu mengambil dua kelas dari populasi dengan tujuan tertentu. Salah satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas VIII C dan satu kelas lainnya sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VIII D. Hasil uji homogenitas menunjukkan dua kelas tersebut homogen yang berarti kedua kelas sebelum diberi perlakuan berawal dari titik awal yang sama. Hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.
4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal 4.1.1 Uji Homogenitas Analisis tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji homogenitas sampel. Uji homogenitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengetahui seragam atau tidaknya varians sampel yang akan diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
51
52
uji kesamaan dua varian. Hal ini karena adanya sistem klasifikasi kelas di SMP Negeri 1 Juwana. Data yang digunakan dalam penelitian adalah nilai rapor fisika semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Hasil uji homogenitas terhadap nilai rapor semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 pada taraf signifikansi 5 % dan dk pembilang = k-1 serta dk penyebut = k-1 didapatkan Fhitung= 1,77 < Ftabel= 2,10 yang berarti Ho diterima dan artinya varians data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda nyata atau bersifat homogen. Analisis hasil uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. .
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir 4.2.1 Kemampuan Kognitif Siswa Sampel penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan pretest dengan instrument tes yang sama. Setelah kedua kelas sampel diberikan pretest, kelas kontrol mendapat model pembelajaran ekspositori, sedangkan kelas eksperimen mendapat model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction. Pada akhir penelitian, kedua kelas melaksanakan posttest untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada materi cahaya. Hasil pretest dan posttest peserta didik dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti ditunjukkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
53
Gambar 4.1 Data Hasil Pretest Siswa
Gambar 4.2 Data Hasil Posttest Siswa 4.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametris atau non parametris. Data yang digunakan untuk uji normalitas ini adalah nilai posttest siswa. Hasil analisis data menunjukkan X2hitung < X2tabel baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada nilai posttest. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik
54
parametrik. Perhitungan uji normalitas posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17 dan Lampiran 18. Hasil analisis uji normalitas data posttest siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sumber Variasi X2hitung X2tabel Kriteria
Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
2,81 11,07
3,52 11,07
Data berdistribusi normal
Data berdistribusi normal
4.2.3 Uji Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Uji peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diperoleh melalui nilai pretest dan posttest, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
Gambar 4.3 Skor rata-rata hasil belajar kognitif
55
Gambar 4.4 Hasil uji gain Hasil uji gain menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif kedua kelas mengalami peningkatan. Peningkatan pada kelas kontrol sebesar 0,39 dan peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 0,53. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 20. 4.2.4 Uji Signifikansi Uji signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t pihak kanan. Uji t pihak kanan digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel.4.2 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji Pihak Kanan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Variasi
Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Rata-rata
71,15
dk
58
thitung ttabel
4,10 2,00
Kelas Kontrol 60,67 58
56
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada taraf 5%, untuk nilai posttest harga thitung= 4,10 sedangkan harga ttabel= 2,00. Karena harga thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol. Hasil perhitungan uji t pihak kanan nilai posttest dapat dilihat pada Lampiran 19. 4.2.5 Analisis Observasi Aktivitas siswa yang dikaji melalui lembar observasi ini meliputi memperhatikan penjelasan guru, kerja kelompok aktif dan terarah, presentasi kelompok, respon postitif terhadap kelompok yang presentasi, dan menyelesaikan tugas secara kelompok. Penilaian instrumen lembar observasi ini dilaksanakan 2 observer yaitu guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat. Hasil observasi ini dapat dilihat dalam Tabel 4.3, sedangkan diagram aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi ini dapat dilihat dalam Gambar 4.5. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 21. Tabel.4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas
Observer Observer 1
Observer 2
memperhatikan penjelasan guru
76,67%
82,50%
kerja kelompok aktif dan terarah
75,83%
78,33%
presentasi kelompok
69,17%
76,67%
respon postitif terhadap kelompok yang presentasi
71,67%
70,83%
menyelesaikan tugas secara kelompok
68,33%
70,00%
57
Gambar 4.5 Nilai rata-rata aktivitas siswa kelas Eksperimen
4.3 Pembahasan Terdapat tiga komponen siswa dalam suatu kelas yaitu (1) siswa berkemampuan tinggi, (2) siswa berkemampuan sedang, dan (3) siswa berkemampuan rendah. Ketiga komponen ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran yang dapat memanfaatkan ketiga komponen siswa untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan tertentu adalah pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru, melainkan pada masing-masing siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan model pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk memahami setiap materi yang disajikan secara individu dengan bekerja secara kelompok. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk membantu anggota yang lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
58
Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa dalam kelompok yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2007: 241). Setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima siswa yang mempunyai kemampuan berbeda sehingga mereka diharapkan dapat saling membantu dengan cara berdiskusi untuk menemukan konsep materi cahaya. Materi
cahaya
sangat
erat
kaitannya
dengan
fenomena
ataupun
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Menurut Bruner sebagaimana dikutip Trianto (2007: 67), jika siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, maka akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis bahwa dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah maka akan memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah serupa karena pengalaman tersebut dapat memberikan makna tersendiri bagi siswa. Mata pelajaran fisika yang erat dengan kehidupan seharihari akan lebih mudah dipelajari jika belajar dari permasalah nyata untuk diselesaikan secara nyata. Oleh karena itu, selain mengandalkan kerja sama antarsiswa dalam pemahaman konsep, pelaksanaan pembelajaran kooperatif juga didukung dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bervariasi. Jumlah anggota dalam setiap kelompok terdiri atas lima siswa. Penentuan jumlah anggota kelompok didasarkan untuk menciptakan kelompok yang heterogen dan setiap siswa mempunyai tanggungjawab. PBI mendorong siswa belajar dari fakta menuju ke suatu konsep.
59
Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi secara optimal (Sanjaya, 2007: 179). Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Guru dalam pembelajaran ekspositori memegang peran yang sangat dominan. Melalui pembelajaran ekspositori guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan dapat dikuasai siswa dengan baik. Pembelajaran ekspositori menuntut guru harus lebih aktif dalam memotivasi siswa agar pembelajaran berlangsung dengan baik. Peran guru dalam pembelajaran ini tidak lain hanya sebagai fasilitator, moderator, motivator, dan evaluator dalam proses pembelajaran. Penelitian di SMP Negeri 1 Juwana dengan materi cahaya dilaksanakan mulai tanggal 14 Februari sampai dengan 21 April 2011. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan. Setiap pertemuan beralokasi waktu 2 x 40 menit. Pertemuan pertama berupa pretest, pertemuan kedua sampai kelima berupa penerapan pembelajaran, dan pertemuan kelima dilaksanakan posttest. Pretest dan posttest berupa tes tertulis dengan soal berbentuk pilihan ganda. Hasil analisis tahap awal menunjukkan bahwa F2hitung < F2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil homogen dan mempunyai keadaan awal yang sama, yaitu pengetahuan awal yang sama. Data awal yang digunakan adalah nilai rapor fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwana semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan teknik
60
purposive sampling, diperoleh dua kelas yang dijadikan sampel, yaitu kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Selanjutnya, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran ekspostitori. Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah memberikan pretest. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh nilai pretest. Nilai pretest ini merupakan variabel dalam uji peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Siswa dalam kelas eksperimen dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Pada awal pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI terdapat sedikit hambatan, yaitu siswa kurang bisa diarahkan, dan cenderung membuat gaduh. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Hal ini cukup menyita waktu dan diperlukan perhatian yang lebih, tetapi pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai bisa diarahkan sehingga pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat dilaksanakan dengan baik. Setiap pertemuan yang dilaksanakan di kelas eksperimen selalu dimulai dengan pemunculan masalah. Permasalahan ini kemudian diselesaikan dengan cara praktikum sederhana. Praktikum sederhana ini mendorong siswa untuk menemukan konsep dari suatu fakta. Siswa melaksanakan praktikum berdasarkan LKS panduan. LKS ini juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. Setelah melaksanakan percobaan, siswa berdiskusi mengerjakan soal LKS
dalam
61
kelompok dan saling membantu antar anggota kelompok untuk dapat memahami konsep cahaya. Siswa dituntut untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Ketika dalam kelompok tersebut siswa mengalami kesulitan, guru membantu siswa secara individu. Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol berupa pembelajaran ekspositori. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran ini. Semua kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Guru di kelas kontrol menyampaikan materi cahaya secara terstruktur dengan harapan materi cahaya dapat dikuasai siswa kelas kontrol dengan baik. Kedua kelas sampel diberi posttest dengan jenis soal yang sama di akhir penelitian. Kondisi awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai keadaan awal yang sama (homogen) tetapi setelah diberi perlakuan, terdapat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil posttest menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kognitif kelas eksprimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 71,15 untuk kelas eksperimen dan 60,67 untuk kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, berarti ada faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. Hasil belajar kognitif siswa selanjutnya dianalisis menggunakan gain ternormalisasi dan diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dan kontrol berbeda. Kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar yang besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan gain kelas eksperimen sebesar 0,53 dan kelas kontrol sebesar
62
0,39 yang sama-sama tergolong sedang. Hasil perhitungan gain ternormalisasi menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar. Hal ini menunjukkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan lebih optimal dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol semakin diperkuat melalui uji signifikansi. Uji signifikansi ini menggunakan uji t perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji-t menggunakan taraf ketidakpastian 5% dengan n1=30 dan n2=30 diperoleh harga ttabel= 2,00 sedangkan harga thitung= 4,10. Harga thitung > ttabel, sehingga Ho ditolak, terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Analisis aktivitas siswa kelas eksperimen juga dilakukan berdasarkan kriteria pada lembar observasi. Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh dua orang observer yaitu Mulyono, S.Pd dan Siti Masfuah, S.Pd. Hal ini dimaksudkan agar guru-guru mata pelajaran fisika bisa mengamati langsung aktivitas siswa dan mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI, sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran fisika selanjutnya. Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran harus didesain untuk membelajarkan siswa. Model pembelajaran yang diterapkan harus menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Proses pembelajaran ditekankan berorientasi pada
63
aktivitas siswa. Pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa secara optimal akan mendorong motivasi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Aktivitas siswa kelas eksperimen selama proses pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dalam kategori baik. Hasil observasi aktivitas siswa oleh Mulyono, S.Pd didapatkan nilai rata-rata aktivitas siswa 75,67%. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa oleh Siti Masfuah, S.Pd didapatkan nilai rata-rata aktivitas siswa 72,33%. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang baik akan memberikan hasil belajar kognitif yang baik bagi siswa. Hal ini didasarkan bahwa rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 71,15 dan peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen 0,53. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Hal itu di dukung oleh Zakaria (2010: 274) bahwa prestasi belajar pada pembelajaran kooperatif lebih baik daripada pembelajaran tradisional dan Tanel (2008) bahwa siswa yang menerima pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar. Bilgin (2009) mengemukakan bahwa siswa di kelas PBI menunjukkan aktivitas yang baik sehingga hasil belajar akademik siswa juga baik. Kelas eksperimen memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena menerapkan
pembelajaran
kooperatif
dengan
pendekatan
PBI.
Proses
pembelajaran ini lebih menekankan pada kerjasama dalam kelompok. Siswa
64
secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah. Siswa juga lebih mudah menemukan dan memahami materi jika saling berdiskusi dengan anggota yang lain. Pembelajaran ini juga mendorong siswa untuk belajar karena setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam kelompok. Kelompok dibentuk dengan anggota
yang heterogen untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran ini mendorong siswa untuk memahami setiap materi yang disajikan secara individu dengan bekerja secara kelompok. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab membantu anggota yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen juga disebabkan oleh keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi cahaya. Permasalahan ini mendorong siswa untuk melaksanakan praktikum sederhana. Penyelesaian masalah melalui praktikum sederhana membuat siswa belajar dari suatu fakta menuju
suatu
konsep. Hal inilah yang dapat membuat siswa memahami materi bukan hanya menghafal materi. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI dalam penelitian
mengalami
beberapa
kendala.
Siswa
sulit
untuk
diarahkan
melaksanakan pembelajaran dan berdiskusi karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Beberapa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran karena sudah terbiasa bersikap pasif dalam pembelajaran
65
sebelumnya dan belum adanya penyesuaian terhadap model pembelajaran yang baru diterapkan. Beberapa siswa juga kurang terampil dalam melaksanakan praktikum. Hal ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran baru bagi guru karena pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan dapat mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai yang lebih baik dari pada kelas kontrol.
66
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa
model
pembelajaran
kooperatif
dengan
pendekatan
PBI
dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI. Nilai hasil belajar kognitif siswa sebelum pembelajaran adalah 39,22 , sedangkan nilai hasil belajar siswa setelah pembelajaran adalah 71,75. Hasil uji gain ternormalisasi menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebesar 0,53. Perhitungan gain ternormalisasi hasil belajar kognitif pada pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih tinggi yaitu 0,53 daripada hasil belajar kognitif pembelajaran ekspositori yaitu 0,39. Hal tersebut sejalan dengan hasil uji beda hasil belajar kognitif, yang menunjukkan thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori.
66
67
5.2. Saran Berdasarkan hasil penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI guru disarankan dapat mengelola kelas dan waktu dengan baik. Guru juga disarankan untuk dapat memotivasi siswa dan memberikan bimbingan secara individu maupun kelompok. Pemakaian kartu identitas pada siswa diperlukan agar guru lebih mudah mengobservasi keaktifan siswa. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebagai pengembangan diri sehingga dapat mengembangkan penelitian dalam lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Anni, C. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinengga Cipta. Bilgin, I. 2009. The Effect of Problem Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concept. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 5(2), 153-164. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press. Mergendoller, J. 2006. The Effectiveness of Problem Based Instruction: A Comparative Study of Instructional Methods and Student Characteristics. The Interdisciplinary Journal of Problem Based Instruction. Vol.1, No.2, 49-69. Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat sains dan matematika sekolah UNESA. Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusilowati, A. 2008. Buku Ajar Evaluasi Pengajaran. Buku ajar tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas MIPA UNNES. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Group. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
68
69
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tanel, Z. 2008. Effect of Cooperative Learning on Instruction Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence. Journal Physic Education. Vol.2, No.2, 124-136. Tipler. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Zakaria, E. 2010. The Effect of Cooperative Learning on Students’ Mathenatics Achievement and Attitude towards Mathematics. Journal of Social Sciences. 6 (2), 272-275.
70
Lampiran 1 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan
: SMP
Jumlah Soal
: 50 butir
Tahun Ajaran
: 2010 / 2011
Waktu
: 80 menit
Mata Pelajaran
: IPA
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar No. 1.
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Tujuan Pembelajaran Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya
Konsep C1 Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang 3 merambat secara lurus dan tidak memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya : merambat menurut garis lurus, memiliki energi, dipancarkan dalam bentuk radiasi, memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar, mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Benda-benda yang memancarkan sumber cahaya disebut 2 sumber cahaya.Sedangkan benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut dengan benda gelap.
2.
Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui percobaan
C2 1, 4
5
Hukum pemantulan cahaya : sinar datang, garis normal, 6, 7 dan sinar pantul terletak paa satu bidang datar dan sudut datang sama dengan sudut pantul. Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu 9
Ranah Kognitif C3 C4
8, 12
10
C5
C6
71 pemantulan teratur dan pemantulan baur Cermin cekung disebut juga cermin cermin konvergen, karena cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya(sinar-sinar yang dipantulkannya).
17
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu : sinar 18 datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Sinar datang yang melalui titik kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
3.
4.
Cermin cembung disebut juga cermin divergen karena cermin cekung bersifat menyebarkan cahaya yang mengenainya.
27
Menjelaskan hukum pembiasan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan
Pembiasan cahaya (refraksi) merupakan pembelokan 33 cahaya yang merambat dari satu medium ke medium lainnya yang berbeda kerapatan optiknya (indeks bias).
34
Hukum Snellius : sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias pada bidang batas antara dua medium merupakan bilangan yang tetap (indeks bias).
35, 36
38, 50
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar : maya, tegak, sama besar, menghadap terbalik dengan bendanya, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
14
13
37, 39, 45
11
72 cermin cembung
Sifat-sifat bayangan pada cemin cembung : maya, tegak, diperkecil
28
32
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung : nyata, terbalik, diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata, terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar (jika benda terletak di ruang 1).
15, 22
Pada cermin cekung dan cembung berlaku rumus :
19, 25, 30
Perbesaran bayangan untuk cermin cekung dan cembung adalah : atau
5.
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
Sifat-sifat bayangan pada lensa cekung : maya, tegak, diperkecil. Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar (konvergen)
40
Sifat-sifat bayangan pada lensa cembung : nyata, terbalik, diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata, terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar (jika benda terletak di ruang 1).
42
31
16
20, 21, 26, 29
23, 24
73 Kemampuan sebuah lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar yang diterimanya disebut kekuatan
48, 49
lensa. Kekuatan lensa dirumuskan
Pada lensa cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk lensa cekung dan cembung adalah : atau
47
41, 43, 46 44
74 Lampiran 2
SOAL UJI COBA Mata Pelajaran
: IPA
Materi Ujian
: Cahaya
Kelas / Semester : VIII / Genap Waktu
: 2 x 40 menit
Petunjuk Umum : 1. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal. 2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 3. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal. 4. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia. 5. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas.
Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang dianggap paling tepat. 1. Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah…. a. Merambat menurut garis lurus b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan 2. Benda-benda yang bukan termasuk sumber cahaya adalah… a. Bulan b. Bintang c. Matahari d. Lampu neon
75 3. Besar cepat rambat cahaya dalam ruang hampa adalah sebesar… a. 3 x
m/s
b. 3 x
m/s
c. 3 x
m/s
d. 3 x
m/s
4. Perhatikan gambar di bawah ini !
lubang
karton
lubang
karton
lilin Gambar tersebut menunjukkan… a. Cahaya keluar dari lilin b. Cahaya merambat lurus c. Lilin mengeluarkan cahaya d. Lilin adalah benda yang bercahaya 5. Kita dapat melihat seekor kucing karena… a. Kucing merupakan sumber cahaya b. Mata kita merupakan sumber cahaya c. Mata kita memantulkan cahaya sehingga mengenai kucing d. Cahaya dipantulkan oleh kucing dan mengenai mata kita 6. Pernyataan di bawah ini yang menyatakan bunyi hukum pemantulan cahaya adalah… a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar b. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar c. Sudut datang lebih besar daripada sudut pantul d. Sudut datang lebih kecil daripada sudut pantul
76 7. Benda yang dapat memantulkan hampir seluruh cahaya yang mengenainya disebut dengan… a. Cermin b.
Lensa
c. Papan tulis d. Dinding 8. Perhatikan gambar pemantulan cahaya oleh cermin datar di bawah ini !
i
r i
Pernyataan berikut yang tepat menurut gambar di atas adalah… a. i < r b. i > r c. i = r d. i ≠ r 9. Pemantulan cahaya yang terjadi pada cermin merupakan contoh dari pemantulan… a. Baur b. Teratur c. Tidak teratur d. Sempurna 10. Perhatikan gambar pemantulan berikut !
(1)
(2)
(3)
Pemantulan baur yang benar ditunjukkan pada nomor… a. 1 dan 2 b. 1 dan 4
(4)
77
c. 2 dan 4 d. 3 dan 4 11. Perhatikan gambar di bawah ini ! Cermin datar
2 cm
5 cm Berdasarkan gambar di atas, maka besarnya hi dan si yang terjadi adalah… a. 7 cm dan 10 cm b. 5 cm dan 2 cm c. 2 cm dan 10 cm d. 2 cm dan 5 cm 12. Perhatikan gambar pemantulan sinar oleh cermin datar di bawah ini ! N
40º Besarnya sudut pantul adalah… a. 45º b. 50º c. 55º d. 60º 13. Sebuah benda terletak diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut sebesar 90º. Banyaknya bayangan yang terbentuk adalah… a. 1 buah b. 2 buah c. 3 buah d. 4 buah
78
14. Bayangan yang dibentuk oleh cemin datar mempunyai sifat… a. Maya, tegak, dan sama besar b. Nyata, tegak, dan sama besar c. Maya, tegak, dan diperkecil d. Nyata, tegak, dan diperkecil 15. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat… a. Nyata, terbalik, diperbesar b. Maya, terbalik, diperkecil c. Nyata, tegak, diperbesar d. Maya, terbalik, diperbesar 16. Berikut ini merupakan lukisan pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung yang benar, kecuali... a.
b.
79
c.
d.
17. Cermin cekung bersifat konvergen, artinya adalah cermin cekung mempunyai sifat… a. Mengumpulkan cahaya b. Menyebarkan cahaya c. Memantulkan cahaya d. Membiaskan cahaya 18. Pernyataan berikut merupakan tiga sinar istimewa pada cermin cekung, kecuali… a. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajajr sumbu utama c. Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan semula d. Sinar datang yang sejajar titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama 19. Jika M adalah perbesaran bayangan, S adalah jarak benda ke cermin, dan S’ adalah jarak bayangan ke cermin, maka persamaan yang tepat untuk menentukan perbesaran bayangan adalah… a.
80 b. c. d. 20. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm. maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah… a. 0,5 kali b. 0,6 kali c. 1,5 kali d. 3,0 kali 21. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk oleh cermin itu bersifat nyata dan berukuran 3 kali ukuran bendanya, maka jarak benda tersebut diletakkan di depan cermin sejauh… a. 10 cm b. 20 cm c. 30 cm d. 40 cm 22. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bila benda terletak diantara pusat kelengkungan cermin dan jarak fokus adalah… a. Nyata, terbalik, diperkecil b. Nyata, terbalik, diperbesar c. Maya, terbalik, diperbesar d. Maya, tegak, diperkecil 23. Sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah maya, tegak dan diperbesar. Maka benda tersebut diletakkan di… a. Antara F dan C b. Titik F c. Antara O dan F d. Titik C 24. Jika sebuah benda berada di ruang II cermin cekung (antara F dan C), maka sifat bayangan yang terjadi adalah… a. Nyata, terbalik, diperkecil
81 b. Nyata, terbalik, diperbesar c. Maya, terbalik, diperbesar d. Maya, tegak, diperkecil 25. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin cekung, sehingga terbentuk bayangan dengan jarak 30 cm di depan cermin. Maka jarak fokus cermin adalah… a. 36 cm b. 24 cm c. 6,2 cm d. 5 cm 26. Sebuah cermin cekung berjarak fokus 12 cm. Untuk membentuk bayangan nyata diperbesar 4 kali, maka jarak benda terhadap cermin adalah… a. 8 cm b. 15 cm c. 20 cm d. 30 cm 27. Cermin cembung bersifat divergen, artinya adalah cermin cembung mempunyai sifat… a. Mengumpulkan sinar b. Menyebarkan sinar c. Memantulkan sinar d. Membiaskan sinar 28. Bayangan pada kaca spion selalu terlihat lebih kecil daripada benda aslinya. Peristiwa ini merupakan contoh proses pembentukan bayangan yang terjadi pada… a. Lensa cembung b. Lensa cekung c. Cermin cekung d. Cermin cembung 29. Sebuah benda setinggi 1 m di depan cermin cembung dengan fokus 0,5 m. Jika jarak benda 2 m maka tinggi bayangannya adalah… a. 0,2 m b. 0,3 m c. 0,4 m
82
d. 0,5 m 30. Sebuah benda setinggi 8 cm, diletakkan 12 cm di depan cermin cembung dengan jari-jari kelengkungan 24 cm. Letak bayangannya adalah… a. 12 cm di belakang cermin b. 12 cm di depan cermin c. 6 cm di belakan cermin d. 6 cm di depan cermin 31. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang jari-jari kelengkungannya 30 cm. Pernyataan yang tidak benar
berdasarkan situasi
tersebut adalah… a. Jarak fokusnya bernilai – 15 cm b. Bayangan terletak 6 cm di belakang cermin c. Tinggi bayangan adalah 7,2 cm d. Sifat bayangan adalah nyata 32. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat… a. Nyata, tegak, diperkecil b. Maya, tegak, diperbesar c. Nyata, terbalik, diperkecil d. Maya, tegak, diperkecil 33. Peristiwa pembelokan sinar melalui dua medium yang berbeda kerapatannya disebut… a. Pemantulan cahaya b. Pembiasan cahaya
83
c. Pencerminan cahaya d. Pembentukan bayangan 34. Di bawah ini yang merupakan peristiwa dari pembiasan cahaya adalah… a. Bayangan pada kaca spion akan terlihat lebih kecil dari benda aslinya b. Bayangan benda pada cermin datar akan terliha sama besar dengan benda aslinya c. Pensil yang dicelupkan ke dalam air akan terlihat seolah-olah patah d. Terjadinya pelangi 35. Dari gambar di bawah ini, pola pembiasan cahaya yang benar adalah… a.
b.
c.
d.
84
36. Pada gambar di bawah ini yang menunjukkan sudut bias adalah…
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 37. Di bawah ini merupakan lukisan pembiasan cahaya
Kesimpulan yang diperoleh dari gambar di atas adalah… a. Sinar bias menjauhi garis normal ketika sinar merambat dari medium kurang rapat ke medium yang rapat b. Sinar bias mendekati garis normal ketika sinar merambat dari medium kurang rapat ke medium yang rapat c. Sinar bias menjauhi garis normal ketika sinar merambat dari medium rapat ke medium yang kurang rapat d. Sinar bias mendekati garis normal ketika sinar merambat dari medium rapat ke medium yang kurang rapat 38. Seberkas sinar datang dari udara (n=1) dengan sudut 45º terhadap garis normal. Jika sudut biasnya 30º, indeks bias medium tersebut adalah… a. b. c.
85
d. 39. Pada proses pembiasan jika sudut datangnya diperbesar maka sudut biasnya… a. Tetap b. Semakin besar c. Semakin kecil d. Sama dengan sudut datang 40. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cekung adalah (1) Nyata (2) Tegak (3) Sama besar (4) Maya Pernyataan di atas yang benar adalah… a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) c. (2) dan (3) d. (2) dan (4) 41. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 3 cm. Jika jarak benda ke lensa 6 cm, maka tinggi bayangan adalah… a.
cm
b.
cm
c.
cm
d.
cm
86 42. Jalannya sinar istimewa yang benar pada lensa cembung adalah… a.
b.
c.
d.
43. Sebuah benda diletakkan 5 cm di depan lensa cembung, tinggi benda tersebut 4 cm. bila jarak fokus lensa 10 cm, maka tinggi bayangannya adalah… a. 8 cm b. 14 cm c. 15 cm d. 20 44. Jika bayangan yang terbentuk oleh lensa cembung adalah maya, tegak dan diperbesar 2 kali, sedangkan jarak benda 4 cm di depan lensa, maka fokus lensa adalah… a. 8 m b. 7 cm c. 6 cm
87
d. 5 cm 45. Gambar di bawah ini menunjukkan lintasan sinar yang datang dari medium udara menuju medium kaca.
Besar indeks bias kaca adalah…
a. b. c. d. 46. Di bawah ini pernyataan yang tidak benar adalah… a. f bernilai negatif untuk lensa cekung b. S’ bernilai positif untuk benda yang terletak di belakang lensa c. S’ bernilai negatif untuk benda yang terletak di belakang lensa d. Perbesaran (M) merupakan perbandingan bayangan dengan benda 47. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm di depan lensa cekung yang jarak fokusnya 10 cm. Bayangannya terletak pada jarak… a. 6 cm di belakang lensa b. 15 cm di belakang lensa c. 30 cm di depan lensa d. 6 cm di depan lensa
88
48. Sebuah pensil diletakkan di muka lensa pada jarak 30 cm, ternyata membentuk bayangan nyata pada jarak 60 cm dari lensa. Kekuatan lensa tersebut adalah… a. + 5 dioptri b. + 2,5 dioptri c. - 2,5 dioptri d. - 5 dioptri 49. Untuk dapat membaca buku dengan jelas, pak Mahmud memakai kacamata +1,5 dioptri. Jarak fokus lensa kacamata pak Mahmud adalah… a.
m
b.
m
c. 2 m d. 3 m 50. Cepat rambat cahaya di dalam air adalah 0,75 x tersebut adalah… a. 4 b. 0,25 c. 0,4 d. 2,5
m/s, maka indeks bias zat cair
89
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1.
C
2.
A
3.
D
4.
B
5.
D
6.
A
7.
A
8.
C
9.
B
10. C 11. D 12. B 13. C 14. A 15. A 16. D 17. A 18. D 19. C 20. D 21. D 22. B 23. C 24. B 25. D
26. B 27. B 28. D 29. B 30. C 31. D 32. D 33. B 34. C 35. A 36. D 37. B 38. A 39. B 40. D 41. D 42. A 43. A 44. A 45. D 46. C 47. A 48. A 49. B 50. A
90
90 Lampiran 4
ANALISIS UJI COBA TES HASIL BELAJAR SISWA MATERI CAHAYA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KODE UC-16 UC-27 UC-34 UC-5 UC-11 UC-24 UC-25 UC-28 UC-7 UC-15 UC-21 UC-13 UC-19 UC-32 UC-14 UC-17 UC-20 UC-6 UC-18 UC-23 UC-26 UC-33 UC-9 UC-8 UC-12 UC-29 UC-31 UC-1 UC-4 UC-30 UC-2 UC-3 UC-10 UC-22
SX
VALIDITAS
SX2 SXY SY
2
YY N
RELIABILITAS
6 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 30
29
13
31
23
22
29
13
31
23
30
797
1011
476
1080
834
986
1144
39850
1144
39850
1144
39850
1144
39850
39850
0,55285 0,46304 0,36957 0,60617 0,59809 Valid Valid Valid Valid Valid 1357,76
-0,3382 Tidak
2
p q pq
Spq TINGKAT KESUKARAN
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
22
39850
KETERANGAN
NOMOR BUTIR SOAL (X) 2 3 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1144 1144
SY2 rxy YY
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
r11 p KETERANGAN BA JA
DAYA PEMBEDA BB JB DP KRITERIA KETERANGAN
N=34, Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
39,9343 0,64706 0,85294 0,38235 0,91176 0,67647 0,88235 0,35294 0,14706 0,61765 0,08824 0,32353 0,11765 0,22837 0,12543 0,23616 0,08045 0,21886 0,10381 8,24221 0,8098 r11 >0.339 = Reliabel 0,64706 0,85294 0,38235 0,91176 0,67647 0,88235 sedang mudah sedang mudah sedang mudah 15 16 9 17 14 14 17
17
17
17
17
17
7
13
4
14
9
16
17 17 17 17 17 17 0,47059 0,17647 0,29412 0,17647 0,29412 -0,1176 baik jelek cukup jelek cukup negatif dipakai dipakai dipakai dipakai 1 2 3 4
91
91
NOMOR BUTIR SOAL (X) 11 12 13 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31
30
30
32
30
24
31
30
30
32
30
24
1030
990
1038
1078
1035
846
1144
1144
1144
1144
1144
1144
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
11
18
30
24
28
11
18
30
24
28
425
646
1040
846
971
1144
1144
1144
1144
1144
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
-0,2143 Tidak
-0,2804 Tidak
0,41298 Valid
0,0256 Tidak
0,36964 Valid
0,39296 Valid
0,54601 Valid
0,37628 Valid
0,44187 Valid
0,39296 Valid
0,35262 Valid
0,91176 0,08824 0,08045
0,88235 0,11765 0,10381
0,88235 0,11765 0,10381
0,94118 0,05882 0,05536
0,88235 0,11765 0,10381
0,70588 0,29412 0,20761
0,32353 0,67647 0,21886
0,52941 0,47059 0,24913
0,88235 0,11765 0,10381
0,70588 0,29412 0,20761
0,82353 0,17647 0,14533
0,91176 mudah 14
0,88235 mudah 14
0,88235 mudah 16
0,94118 mudah 17
0,88235 0,70588 0,32353 0,52941 mudah sedang sedang sedang 17 15 10 10
0,88235 0,70588 mudah sedang 17 13
0,82353 mudah 17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
16
14
15
13
9
1
8
13
11
11
17 -0,1765 negatif
17 -0,1176 negatif
17 0,11765 jelek
17 0,11765 jelek
17 17 17 17 17 17 0,23529 0,35294 0,52941 0,11765 0,23529 0,11765 cukup cukup baik jelek cukup jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 5 6 7 8 9 10
17 0,35294 cukup
92
92
NOMOR BUTIR SOAL (X) 22 23 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
18 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
21 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9
29
28
9
17
16
9
29
28
9
17
16
344
1015
972
345
623
585
1144
1144
39850
1144
39850
1144
39850
1144
39850
1144
39850
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
29
23
23
31
23
29
23
23
31
23
991
820
832
1049
823
1144
39850
1144
39850
1144
39850
0,4344 0,51561 0,36483 0,44494 0,47473 0,43497 0,20021 0,45881 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
0,26471 0,85294 0,82353 0,26471 0,73529 0,14706 0,17647 0,73529 0,19464 0,12543 0,14533 0,19464
1144
39850
1144
39850
39850
0,5782 0,09749 0,48866 Valid Tidak Valid
0,5 0,47059 0,85294 0,67647 0,67647 0,91176 0,67647 0,5 0,52941 0,14706 0,32353 0,32353 0,08824 0,32353 0,25 0,24913 0,12543 0,21886 0,21886 0,08045 0,21886
0,26471 0,85294 0,82353 0,26471 0,5 0,47059 0,85294 0,67647 0,67647 0,91176 0,67647 sukar mudah mudah sukar sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang 7 17 16 6 12 12 16 15 17 17 14 17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
2
12
12
3
5
4
13
8
6
14
9
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 0,29412 0,29412 0,23529 0,17647 0,41176 0,47059 0,17647 0,41176 0,64706 0,17647 0,29412 cukup cukup cukup jelek baik baik jelek baik baik jelek cukup dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 11 12 13 14 15 16 17 18
93
93
29 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
31 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
8
26
23
18
NOMOR BUTIR SOAL (X) 33 34 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33
32
31
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
31
29
19
10
8
26
23
18
33
32
31
31
29
19
10
312
915
821
648
1108
1086
1046
1066
999
700
394
1144
1144
1144
1144
1144
1144
1144
1144
1144
1144
1144
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
0,46987 Valid
0,44083 Valid
0,46876 Valid
0,39492 Valid
-0,0648 Tidak
0,18384 Tidak
0,04826 Tidak
0,37644 Valid
0,30535 Tidak
0,56903 Valid
0,58764 Valid
0,23529 0,76471 0,17993
0,76471 0,23529 0,17993
0,67647 0,32353 0,21886
0,52941 0,47059 0,24913
0,97059 0,02941 0,02855
0,94118 0,05882 0,05536
0,91176 0,08824 0,08045
0,91176 0,08824 0,08045
0,85294 0,14706 0,12543
0,55882 0,44118 0,24654
0,29412 0,70588 0,20761
0,23529 sukar 6
0,76471 0,67647 0,52941 mudah sedang sedang 15 15 13
0,97059 mudah 16
0,94118 mudah 17
0,91176 mudah 15
0,91176 mudah 17
0,85294 0,55882 mudah sedang 16 15
0,29412 sukar 8
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
2
11
8
5
17
15
16
14
13
4
2
17 17 17 17 0,23529 0,23529 0,41176 0,47059 cukup cukup baik baik dipakai dipakai dipakai dipakai 19 20 21 22
17 -0,0588 negatif
17 0,11765 jelek
17 -0,0588 negatif
17 0,17647 jelek dipakai 23
17 0,17647 jelek
17 17 0,64706 0,35294 baik cukup dipakai dipakai 24 25
94
94
NOMOR BUTIR SOAL (X) 44 45 46 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
40 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
43 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
21
23
20
21
30
10
21
23
20
21
30
10
653
838
736
746
994
372
1144
1144
1144
1144
1144
1144
47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
48 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
49 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
7
6
29
13
31
7
6
29
13
31
271
197
963
417
1040
1144
1144
1144
1144
1144
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
39850
-0,5132 Tidak
0,63789 Valid
0,59634 Valid
0,37746 Valid
-0,2226 Tidak
0,36292 Valid
0,40829 Valid
-0,0596 Tidak
-0,1677 Tidak
-0,1955 Tidak
-0,0502 Tidak
0,61765 0,38235 0,23616
0,67647 0,32353 0,21886
0,58824 0,41176 0,24221
0,61765 0,38235 0,23616
0,88235 0,11765 0,10381
0,29412 0,70588 0,20761
0,20588 0,79412 0,16349
0,17647 0,82353 0,14533
0,85294 0,14706 0,12543
0,38235 0,61765 0,23616
0,91176 0,08824 0,08045
0,61765 0,67647 0,58824 0,61765 sedang sedang sedang sedang 6 16 16 14
0,88235 mudah 14
0,29412 sukar 6
0,20588 sukar 5
0,17647 sukar 2
0,85294 0,38235 mudah sedang 14 5
0,91176 mudah 15
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
15
7
4
7
16
4
2
4
15
8
16
17 17 17 0,52941 0,70588 0,41176 baik baik baik dipakai dipakai dipakai 26 27 28
17 -0,1176 negatif
17 17 0,11765 0,17647 jelek jelek dipakai dipakai 29 30
17 -0,1176 negatif
17 -0,0588 negatif
17 -0,1765 negatif
17 -0,0588 negatif
17 -0,5294 negatif
95
95
2
Y
Y
44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1144
1936 1849 1849 1849 1764 1681 1600 1444 1444 1444 1444 1369 1296 1296 1225 1156 1156 1089 1089 1089 1089 1024 961 900 841 841 784 784 784 729 676 484 484 400 39850
Y Y Y Y
XY
2
10,3529 9,35294 9,35294 9,35294 8,35294 7,35294 6,35294 4,35294 4,35294 4,35294 4,35294 3,35294 2,35294 2,35294 1,35294 0,35294 0,35294 -0,6471 -0,6471 -0,6471 -0,6471 -1,6471 -2,6471 -3,6471 -4,6471 -4,6471 -5,6471 -5,6471 -5,6471 -6,6471 -7,6471 -11,647 -11,647 -13,647 0,00
107,183 87,4775 87,4775 87,4775 69,7716 54,0657 40,3599 18,9481 18,9481 18,9481 18,9481 11,2422 5,53633 5,53633 1,83045 0,12457 0,12457 0,41869 0,41869 0,41869 0,41869 2,7128 7,00692 13,301 21,5952 21,5952 31,8893 31,8893 31,8893 44,1834 58,4775 135,654 135,654 186,242 1357,76
1 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 0 36 35 34 0 33 33 33 0 0 31 0 29 0 28 0 0 0 0 0 0 20 797
2 44 43 0 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 0 0 0 0 1011
3 44 43 43 43 42 41 0 0 0 0 0 37 36 36 0 0 0 33 0 0 0 0 0 30 0 0 28 0 0 0 0 0 0 20 476
4 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 0 0 0 1080
5 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 0 0 36 35 0 34 33 33 33 33 32 31 0 29 29 28 0 0 0 0 0 0 0 834
6 0 0 0 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 0 28 28 27 26 22 22 20 986
7 44 43 43 43 0 41 40 38 38 38 0 37 36 36 35 0 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1030
96
96
XY 8 0 0 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 0 34 33 0 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 990
9 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 0 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 0 28 28 27 26 22 0 0 1038
10 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 0 0 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1078
11 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 0 0 0 0 22 22 20 1035
12 0 0 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 0 0 0 0 0 28 28 27 26 0 0 0 846
13 44 43 0 43 42 0 40 38 0 0 38 37 36 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 425
14 44 43 43 43 42 41 40 0 38 38 0 0 0 0 35 0 0 33 33 0 33 32 31 0 29 0 28 0 0 0 0 0 0 20 646
15 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 0 0 27 0 22 0 20 1040
16 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 0 37 36 36 0 0 0 33 0 33 33 32 31 30 29 29 28 0 0 27 0 22 0 0 846
17 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 0 0 31 0 29 0 28 28 28 0 26 0 22 20 971
18 44 43 43 0 0 41 0 0 38 38 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 344
97
97
XY 19 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 0 30 29 29 0 0 28 27 26 22 0 0 1015
20 44 43 43 43 42 0 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 0 33 32 31 30 29 29 0 0 28 27 26 22 0 0 972
21 44 43 43 43 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 33 33 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 345
22 44 43 43 43 42 41 0 0 38 38 38 0 0 36 0 34 34 0 0 0 33 32 0 0 0 0 28 28 28 0 0 0 0 0 623
23 44 43 43 43 42 41 0 0 38 38 38 0 0 36 0 34 34 0 0 0 0 32 31 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 20 585
24 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 0 34 34 33 0 33 33 32 31 30 0 29 28 0 0 27 26 22 22 20 991
25 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 0 0 0 0 0 0 0 31 30 29 29 0 28 28 27 26 0 0 0 820
26 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 0 33 33 0 0 0 0 0 0 28 28 28 0 0 0 22 0 832
27 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 0 0 31 0 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1049
28 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 0 0 0 36 35 34 34 33 33 33 33 32 0 30 29 29 0 0 0 0 0 22 0 0 823
29 44 43 43 43 42 0 0 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 312
98
98
XY 30 44 43 43 0 42 41 40 38 38 38 38 37 36 0 35 34 34 33 33 33 33 32 31 0 29 29 0 28 0 27 26 0 0 0 915
31 0 0 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 0 33 33 33 32 31 0 29 29 28 0 0 0 0 0 0 0 821
32 44 43 43 0 42 41 40 38 0 0 38 37 36 36 35 34 0 0 33 0 0 0 0 30 0 0 0 28 28 0 0 0 22 0 648
33 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 0 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1108
34 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 0 0 28 28 28 27 26 22 22 20 1086
35 44 43 43 43 42 41 40 38 0 0 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 0 22 20 1046
36 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 0 29 29 0 28 28 27 26 22 22 0 1066
37 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 0 34 34 33 0 33 33 32 31 30 0 29 0 28 28 27 26 22 22 0 999
38 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 0 0 34 34 0 0 33 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 26 22 0 0 700
39 44 43 43 43 42 41 40 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 394
40 0 0 0 43 42 0 0 0 0 0 38 37 36 0 0 0 34 33 0 33 33 32 31 30 29 29 28 0 28 27 26 22 22 20 653
99
99
41 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 0 35 34 34 0 33 33 33 32 0 30 0 0 0 0 0 27 26 0 0 0 838
42 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 0 34 34 0 0 33 0 0 0 0 0 0 28 28 0 0 0 0 22 0 736
43 44 0 0 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 0 0 33 0 33 32 0 30 0 0 0 28 28 0 0 0 22 0 746
44 44 43 0 0 0 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 0 22 20 994
XY 45 44 43 43 43 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 33 33 0 0 0 0 30 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 372
46 44 43 43 43 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 28 0 0 0 0 0 271
47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 35 0 0 0 33 0 33 32 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 197
48 44 43 43 0 0 41 40 0 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 0 31 30 29 29 28 28 28 27 0 22 22 20 963
49 44 43 43 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 34 0 0 33 0 0 0 0 0 0 29 0 28 28 27 26 22 22 0 417
50 44 43 43 43 0 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 0 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 0 28 28 27 26 22 22 20 1040
1936 1849 1849 1849 1764 1681 1600 1444 1444 1444 1444 1369 1296 1296 1225 1156 1156 1089 1089 1089 1089 1024 961 900 841 841 784 784 784 729 676 484 484 400 39850
100
Lampiran 5
PERHITUNGAN VALIDITAS
rumus yang digunakan:
Kriteria pengambilan keputusan: Butir soal valid jika rxy > rt abel Perhitungan: Berikut ini perhitungan validitas soal pada butir nomor 1. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 S
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 22
Y 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 36 36 35 34 34 33 33 33 33 32 31 30 29 29 28 28 28 27 26 22 22 20 1144
X2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 22
Y2 1936 1849 1849 1849 1764 1681 1600 1444 1444 1444 1444 1369 1296 1296 1225 1156 1156 1089 1089 1089 1089 1024 961 900 841 841 784 784 784 729 676 484 484 400 39850
XY 44 43 43 43 42 41 40 38 38 38 38 37 0 36 35 34 0 33 33 33 0 0 31 0 29 0 28 0 0 0 0 0 0 20 797
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
rxy =0,55285 Harga r(5%:25) = 0,339 Karena harga rxy > 0,339 maka butir soal nomor 1 tersebut valid. Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
101
PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Rumus yang digunakan:
Keterangan: k : Banyaknya butir soal Spq : Jumlah dari pq s2 : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh: Spq =
pq1 +
pq2 +
=
0,2284 +
=
8,2422
=
r11
=
+ . . .+
pq50
0,1254 +
0,2362
+ . . .+
1144
39850 S2
pq3
2
34
= 39,9343
34
50 50
39,934 1
0,0804
8,2422
39,9343
= 0,810
Pada a = 5% dengan n = 34 diperoleh r tabel = 0.339 Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
102
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL Rumus yang digunakan:
IK
B JS
Keterangan: IK : Indeks kesukaran B : Jumlah siswa yang menjawab benar JS : Jumlah Siswa Kriteria
0,00
Interval IK 0,30
Kriteria Sukar
0,31
0,70
Sedang
0,71
0,90
Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 UC-16 1 1 UC-6 1 2 UC-27 1 2 UC-18 1 3 UC-34 1 3 UC-23 1 4 UC-5 1 4 UC-26 0 5 UC-11 1 5 UC-33 0 6 UC-24 1 6 UC-9 1 7 UC-25 1 7 UC-8 0 8 UC-28 1 8 UC-12 1 9 UC-7 1 9 UC-29 0 10 UC-15 1 10 UC-31 1 11 UC-21 1 11 UC-1 0 12 UC-13 1 12 UC-4 0 13 UC-19 0 13 UC-30 0 14 UC-32 1 14 UC-2 0 15 UC-14 1 15 UC-3 0 16 UC-17 1 16 UC-10 0 17 UC-20 0 17 UC-22 1 Jumlah 15 Jumlah 7 22 IK = 34 = 0,647 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang
103 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL Rumus yang digunakan:
DP Keterangan: DP : BA : BB : JA : JB : Kriteria
BA BB JA JB Daya Pembeda Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah Banyaknya siswa pada kelompok atas Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Interval DP 0,00 0,21 0,41 0,71
0,20 0,40 0,70 1,00 Negative
Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat Baik Sangat tidak baik
Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 UC-16 1 1 UC-6 1 2 UC-27 1 2 UC-18 1 3 UC-34 1 3 UC-23 1 4 UC-5 1 4 UC-26 0 5 UC-11 1 5 UC-33 0 6 UC-24 1 6 UC-9 1 7 UC-25 1 7 UC-8 0 8 UC-28 1 8 UC-12 1 9 UC-7 1 9 UC-29 0 10 UC-15 1 10 UC-31 1 11 UC-21 1 11 UC-1 0 12 UC-13 1 12 UC-4 0 13 UC-19 0 13 UC-30 0 14 UC-32 1 14 UC-2 0 15 UC-14 1 15 UC-3 0 16 UC-17 1 16 UC-10 0 17 UC-20 0 17 UC-22 1 Jumlah 15 Jumlah 7 DP = 15 7 17 17 = 0,471 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik
104 Lampiran 6 KISI-KISI PENULISAN SOAL PRETEST POSTEST
Satuan Pendidikan
: SMP
Jumlah Soal
: 30 butir
Tahun Ajaran
: 2010 / 2011
Waktu
: 40 menit
Mata Pelajaran
: IPA
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar No. 1.
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Tujuan Pembelajaran Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya
Konsep C1 Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang 2 merambat secara lurus dan tidak memerlukan medium. Sifat-sifat cahaya : merambat menurut garis lurus, memiliki energi, dipancarkan dalam bentuk radiasi, memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar, mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Benda-benda yang memancarkan sumber cahaya disebut sumber cahaya.Sedangkan benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut dengan benda gelap.
2.
Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui percobaan
Hukum pemantulan cahaya : sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak paa satu bidang datar dan sudut datang sama dengan sudut pantul.
C2 1, 3
Ranah Kognitif C3 C4
4
6
C5
C6
105
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu : sinar 11 datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Sinar datang yang melalui titik kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
3.
Menjelaskan hukum pembiasan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan
Hukum Snellius : sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias pada bidang batas antara dua medium merupakan bilangan yang tetap (indeks bias).
23
24
4.
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar : maya, tegak, sama besar, menghadap terbalik dengan bendanya, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
8
7
Sifat-sifat bayangan pada cemin cembung : maya, tegak, diperkecil
18
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung : nyata, terbalik, diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata, terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar (jika benda terletak di ruang 1).
25, 29
5
22
9, 14
21
10
15
106 Pada cermin cekung dan cembung berlaku rumus :
16, 20
12, 13, 17, 19
Perbesaran bayangan untuk cermin cekung dan cembung adalah : atau
5.
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung
Sifat-sifat bayangan pada lensa cembung : nyata, terbalik, diperkecil (jika benda terletak di ruang 3). Sifat : nyata, terbalik, sama besar (jika benda terletak di pusat kelengkungan). Sifat : nyata, terbalik, diperbesar (jika benda terletak di ruang 2). Sifat : maya, tegak, diperbesar (jika benda terletak di ruang 1). Pada lensa cekung dan cembung berlaku rumus :
Perbesaran bayangan untuk lensa cekung dan cembung adalah : atau
27
26, 28
30
107 Lampiran 7
SOAL PRETEST POSTTEST Mata Pelajaran
: IPA
Materi Ujian
: Cahaya
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Waktu
: 2 x 40 menit
Petunjuk Umum : 1. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal. 2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 3. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal. 4. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia. 5. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas.
Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang dianggap paling tepat. 1. Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah…. a. Merambat menurut garis lurus b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan 2. Besar rambat cahaya dalam ruang hampa adalah… a. 3 x
m/s
b. 3 x
m/s
c. 3 x
m/s
d. 3 x
m/s
108 3. Perhatikan gambar di bawah ini !
lubang
karton
lubang
karton
lilin Gambar tersebut menunjukkan… a. Cahaya keluar dari lilin b. Cahaya merambat lurus c. Lilin mengeluarkan cahaya d. Lilin adalah benda yang bercahaya 4. Kita dapat melihat seekor kucing karena… a. Kucing merupakan sumber cahaya b. Mata kita merupakan sumber cahaya c. Mata kita memantulkan cahaya sehingga mengenai kucing d. Cahaya dipantulkan oleh kucing dan mengenai mata kita 5. Perhatikan gambar di bawah ini ! Cermin datar
2 cm
5 cm Berdasarkan gambar di atas, maka besarnya hi dan si yang terjadi adalah… a. 7 cm dan 10 cm b. 5 cm dan 2 cm c. 2 cm dan 10 cm d. 2 cm dan 5 cm
109 6. Perhatikan gambar pemantulan sinar oleh cermin datar di bawah ini ! N
40º Besarnya sudut pantul adalah… a. 45º b. 50º c. 55º d. 60º 7. Sebuah benda terletak diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut sebesar 90º. Banyaknya bayangan yang terbentuk adalah… a. 1 buah b. 2 buah c. 3 buah d. 4 buah 8. Bayangan yang dibentuk oleh cemin datar mempunyai sifat… a. Maya, tegak, dan sama besar b. Nyata, tegak, dan sama besar c. Maya, tegak, dan diperkecil d. Nyata, tegak, dan diperkecil 9. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat… a. Nyata, terbalik, diperbesar
110 b. Maya, terbalik, diperkecil c. Nyata, tegak, diperbesar d. Maya, terbalik, diperbesar 10. Berikut ini merupakan lukisan pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung yang benar, kecuali... a.
b.
c.
d.
111 11. Pernyataan berikut merupakan tiga sinar istimewa pada cermin cekung, kecuali… a. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajajr sumbu utama c. Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui jalan semula d. Sinar datang yang sejajar titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama 12. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm. maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah… a. 0,5 kali b. 0,6 kali c. 1,5 kali d. 3,0 kali 13. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk oleh cermin itu bersifat nyata dan berukuran 3 kali ukuran bendanya, maka jarak benda tersebut diletakkan di depan cermin sejauh… a. 10 cm b. 20 cm c. 30 cm d. 40 cm 14. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bila benda terletak diantara pusat kelengkungan cermin dan jarak fokus adalah… a. Nyata, terbalik, diperkecil b. Nyata, terbalik, diperbesar c. Maya, terbalik, diperbesar d. Maya, tegak, diperkecil 15. Sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah maya, tegak dan diperbesar. Maka benda tersebut diletakkan di… a. Antara F dan C b. Titik F c. Antara O dan F d. Titik C
112 16. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin cekung, sehingga terbentuk bayangan dengan jarak 30 cm di depan cermin. Maka jarak fokus cermin adalah… a. 36 cm b. 24 cm c. 6,2 cm d. 5 cm 17. Sebuah cermin cekung berjarak fokus 12 cm. Untuk membentuk bayangan nyata diperbesar 4 kali, maka jarak benda terhadap cermin adalah… a. 8 cm b. 15 cm c. 20 cm d. 30 cm 18. Bayangan pada kaca spion selalu terlihat lebih kecil daripada benda aslinya. Peristiwa ini merupakan contoh proses pembentukan bayangan yang terjadi pada… a. Lensa cembung b. Lensa cekung c. Cermin cekung d. Cermin cembung 19. Sebuah benda setinggi 1 m di depan cermin cembung dengan fokus 0,5 m. Jika jarak benda 2 m maka tinggi bayangannya adalah… a. 0,2 m b. 0,3 m c. 0,4 m d. 0,5 m 20. Sebuah benda setinggi 8 cm, diletakkan 12 cm di depan cermin cembung dengan jari-jari kelengkungan 24 cm. Letak bayangannya adalah… a. 12 cm di belakang cermin b. 12 cm di depan cermin c. 6 cm di belakan cermin d. 6 cm di depan cermin
113 21. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang jari-jari kelengkungannya 30 cm. Pernyataan yang tidak benar berdasarkan situasi tersebut adalah… a. Jarak fokusnya bernilai – 15 cm b. Bayangan terletak 6 cm di belakang cermin c. Tinggi bayangan adalah 7,2 cm d. Sifat bayangan adalah nyata 22. Perhatikan gambar di bawah ini !
Bayangan yang terbentuk pada gambar di atas mempunyai sifat… a. Nyata, tegak, diperkecil b. Maya, tegak, diperbesar c. Nyata, terbalik, diperkecil d. Maya, tegak, diperkecil 23. Pada gambar di bawah ini yang menunjukkan sudut bias adalah…
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
114 24. Seberkas sinar datang dari udara (n=1) dengan sudut 45º terhadap garis normal. Jika sudut biasnya 30º, indeks bias medium tersebut adalah… a. b. c. d. 25. Pada proses pembiasan jika sudut datangnya diperbesar maka sudut biasnya… a. Tetap b. Semakin besar c. Semakin kecil d. Sama dengan sudut datang 26. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 3 cm. Jika jarak benda ke lensa 6 cm, maka tinggi bayangan adalah… a.
cm
b.
cm
c.
cm
d.
cm
27. Jalannya sinar istimewa yang benar pada lensa cembung adalah… a.
b.
115
c.
d.
28. Sebuah benda diletakkan 5 cm di depan lensa cembung, tinggi benda tersebut 4 cm. bila jarak fokus lensa 10 cm, maka tinggi bayangannya adalah… a. 8 cm b. 14 cm c. 15 cm d. 20 29. Gambar di bawah ini menunjukkan lintasan sinar yang datang dari medium udara menuju medium kaca.
Besar indeks bias kaca adalah… a. b. c.
116
d. 30. Di bawah ini pernyataan yang tidak benar adalah… a. f bernilai negatif untuk lensa cekung b. S’ bernilai positif untuk benda yang terletak di belakang lensa c. S’ bernilai negatif untuk benda yang terletak di belakang lensa d. Perbesaran (M) merupakan perbandingan bayangan dengan benda
117 Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST POSTTEST
1.
C
16. D
2.
D
17. B
3.
B
18. D
4.
D
19. B
5.
D
20. C
6.
B
21. D
7.
C
22. D
8.
A
23. D
9.
A
24. A
10. D
25. B
11. D
26. D
12. D
27. A
13. D
28. A
14. B
29. D
15. C
30. C
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA A. Memperhatikan penjelasan guru 1. Skor 1 : Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. 2. Skor 2 : Siswa menyimak penjelasan guru. 3. Skor 3 : Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru. 4. Skor 4 : Siswa fokus, memperhatikan dan menyimak penjelasan guru. B. Kerja kelompok aktif dan terarah 1. Skor 1 : Siswa berdiskusi. 2. Skor 2 : Siswa berdiskusi dan memperhatikan. 3. Skor 3 : Siswa berdiskusi dan berpendapat. 4. Skor 4 : Siswa berdiskusi berpendapat dan bertanya. C. Presentasi kelompok 1. Skor 1 : Siswa tidak menguasai materi. 2. Skor 2 : Siswa menguasai materi, menanggapi kritik dan saran. 3. Skor 3 : Siswa menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan. 4. Skor 4 : Siswa menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan serta menanggapi kritik dan saran. D. Respon positif terhadap kelompok yang presentasi 1. Skor 1 : Siswa tidak memperhatikan. 2. Skor 2 : Siswa memperhatikan. 3. Skor 3 : Siswa memperhatikan dan mengajukan pertanyaan. 4. Skor 4 : Siswa memperhatikan, mengajukan pertanyaan, saran dan kritik. E. Menyelesaikan tugas secara kelompok 1. Skor 1
: Siswa tidak bekerjasama.
2. Skor 2
: Siswa bekerjasama
3. Skor 3
: Siswa bekerjasama dan bertanggungjawab.
4. Skor 4
: Siswa bekerjasama, bertanggungjawab dan teratur.
Lampiran 10
SILABUS Sekolah
: SMP Negeri 1 Juwana
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: II (Dua)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
Materi Pokok/ Pembelajaran cahaya
Kegiatan Pembelajaran Melakukan pengamatan tentang jalannya sinar untuk menentukan sifat perambatan cahaya. Melakukan percobaan tentang pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.
Indikator Teknik Merancang percobaan menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya.
Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan. Menjelaskan hukum pembiasan yang
Tes tertulis
Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Tes tertulis
Pilihan ganda
Tes tertulis
Pilihan ganda
Penilaian Contoh Instrumen
Alokasi waktu
Sumber belajar
Arah perambatan cahaya adalah… a. Lurus b. Miring c. Melengkung d. Memutar
8 x 40’
Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, LKS I, LKS II, LKS III, LKS IV, LKS V. Bahan dan alat-alat percobaan (sumber cahaya, cermin datar, cermin
Pemantulan cahaya pada cermin datar merupakan pemantulan… a.teratur c.tak teratur b.acak d.baur
Peristiwa pembelokan cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatannya disebut… a.pembiasan b.pemantulan c.pencerminan d.penguraian
Menggali informasi dari nara sumber untuk mengenal sifat-sifat bayangan pada cermin dan lensa.
diperoleh dari Tes percobaan tertulis Mendeskripsi kan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin Tes cekung dan tertulis cermin cembung. Mendeskripsi kan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan lensa cekung dan lensa cembung.
Pilihan ganda
Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung dengan fokus 15cm. Perbesaran bayangannya adalah… a.0,5 kali b.0,6 kali c.1,5 kali d.3,0 kali
Pilihan ganda
Sebuah benda diletakkan 5 cm di depan lensa cembung, tinggi benda tersebut 4 cm. Bila fokus lensa 10 cm, maka tinggi bayangan … a.8 cm b.14 cm c.15 cm d.20 cm
Pati, Februari2011 Mengetahui Guru Mata Pelajaran,
Peneliti,
Mulyono, S.Pd
Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006
NIM. 4201407015
cekung, lensa cembung, plan parallel, layar, bangku optik penggaris)
121 Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (Pertemuan ke 1)
A. Standar Kompetensi Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. C. Indikator 1. Merancang percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya. 2. Menyimpulkan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, peserta didik dapat : 1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya dengan benar. 2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui percobaan dengan benar. E. Materi Pembelajaran Perambatan Cahaya dan Hukum Pemantulan Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat dengan lintasan lurus.
122
Pada pemantulan cahaya berlaku hukum Snellius sebagai berikut: 1. Sudut datang sama dengan sudut pantul; 2. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Diskusi-informasi, demonstrasi, eksperimen
3. Pendekatan
: Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a.
Motivasi: Mengapa lampu senter diarahkan kepada benda yang akan kita cari? Mengapa ruangan kelas ini tampak terang walaupun tidak terkena cahaya matahari secara langsung?
b.
Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah mengenal sumber cahaya dan benda gelap 2. Kegiatan Inti (60 menit) a.
Eksplorasi (30 menit) Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok dengan anggota yang heterogen. Guru membagikan LKS I dan LKS II pada masing-masing kelompok. Guru membimbing proses penyelidikan siswa sesuai dengan LKS I dan LKS II untuk membuktikan sifat perambatan cahaya dan hukum pemantulan cahaya. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam lembar kerja. Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelompok tentang sifat perambatan cahaya dan hukum pemantulan cahaya.
123
b. Elaborasi (15 menit) Guru
membimbing
siswa
untuk
mempresentasikan
hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok memberikan tanggapan. c. Konfirmasi (15 menit) Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang benar. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban yang benar. Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang hukum pemantulan cahaya. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan tugas rumah. H. Sumber Belajar 1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Panduan LKS I dan LKS II 3. Alat dan Bahan Praktikum : karton, cermin datar, penyangga kaca, sumber sinar laser, lilin, busur derajat, dan kertas HVS. I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Penugasan 2. Bentuk Instrumen a. Pilihan ganda
124
3. Contoh Instrumen a. Contoh Tes Pilihan Ganda
Arah rambat cahaya adalah… a. lurus
c. memutar
b. miring
d. melengkung
J. Evaluasi 1. Seberkas sinar mengenai cermin dengan membentuk sudut 45º terhadap garis normal. Berapa sudut pantulnya? Jawaban : Sudut datang = 45º Sudut datang = sudut pantul = 45º 2. Apabila dalam suatu percobaan hukum pemantulan cahaya, sumber cahaya diarahkan ke cermin datar dan membentuk sudut 30º terhadap bidang datar, maka berapa sudut pantulnya? Jawaban : Sudut datang = 90º - 30º = 60º Sudut datang = sudut pantul = 60º
Pati, Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Mulyono, S.Pd
Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006
NIM. 4201407015
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (Pertemuan ke 2)
A.
Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. B.
Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. C.
Indikator
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan oleh pemantulan yang terjadi pada cermin datar, cekung dan cembung. D.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi informasi siswa dapat : 1. Menjelaskan proses pembentukan bayangan, kedudukan, dan sifat bayangan pada cermin datar. 2. Menjelaskan sifat-sifat cermin cekung dan cembung. 3. Menjelaskan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung. 4. Melukis bayangan pada cermin cekung dan cembung. 5. Mengoperasikan rumus
dalam perhitungan cermin cekung
dan cermin cembung. 6. Menjelaskan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung.
126
E.
Materi Pembelajaran
Pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Bayangan yang dihasilkan cermin datar adalah maya, tegak, sama besar. Bayangan yang dihasilkan cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil. Pada cermin cekung dan cembung berlaku
F.
G.
Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan
: Problem Based Instruction
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a.
Motivasi: Mengapa bayangan yang terbentuk pada permukaan sendok bagian dalam terbalik? Cermin apakah yang digunakan pada spion kendaraan bermotor?
b.
Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami hukum pemantulan cahaya. 2. Kegiatan Inti (60 menit) a.
Eksplorasi (30 menit) Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Guru membagikan LKS III pada masing-masing kelompok. Guru membimbing proses penyelidikan siswa untuk pemantulan cahaya pada cermin cekung. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam lembar kerja.
127
Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang pemantulan cahaya pada cermin cekung berdasarkan percobaan. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang pemantulan pada cermin datar dan cermin cembung. b. Elaborasi (15 menit) Guru
membimbing
siswa
untuk
mempresentasikan
hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok memberikan tanggapan. c. Konfirmasi(15 menit) Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang benar. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban yang benar. Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung dan cembung. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan tugas rumah. H.
Sumber Belajar 1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Panduan LKS III 3. Alat dan bahan : cermin cekung, bangku optik, penyangga cermin, lilin, penggaris dan layar.
I.
Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Penugasan 2. Bentuk Instrumen
Pilihan ganda
128
3. Contoh Instrumen Contoh Tes Pilihan Ganda Cermin cekung bersifat konvergen, artinya cermin cekung mempunyai sifat… a. Memantulkan sinar b. Mengumpulkan sinar c. Menyebarkan sinar d. Membiaskan sinar J.
Evaluasi 1. Sebuah benda terletak 4 cm di depan cermin cekung. Jika jarak fokusnya 5 cm, tentukan : a. Letak bayangannya b. Lukisan bayangannya c. Sifat bayangannya
Jawaban : a. Letak bayangannya :
cm
129
b. Lukisan bayangan
c. Sifat bayangan Maya, tegak, diperbesar
Pati, Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Mulyono, S.Pd
Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006
NIM. 4201407015
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (Pertemuan ke 3)
A. Standar Kompetensi Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. C. Indikator 1. Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan percobaan. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, peserta didik dapat : 1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan pembiasan cahaya dengan benar. 2. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya yang diperoleh melalui percobaan dengan benar. E. Materi Pembelajaran Pembiasan cahaya Pembiasan cahaya meupakan peristiwa pembelokan sinar karena melewati dua medium yang berbeda kerapatannya.
131
Hukum pada pembiasan cahaya 1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar 2. Sinar bias akan mendekati garis normal jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, dan sinar bias akan menjauhi garis normal jika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju ke medium yang kurang rapat. F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan
: Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a.
Motivasi: Mengapa dasar kolam kelihatan lebih dangkal? Gejala apa yang terlihat ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air?
b.
Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah mengetahui peristiwa alam yang terjadi sebagai akibat pembiasan cahaya 2. Kegiatan Inti (60 menit) a.
Eksplorasi (30 menit) Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Guru membagikan LKS IV pada masing-masing kelompok. Guru membimbing proses penyelidikan siswa sesuai dengan LKS IV untuk membuktikan pembiasan cahaya dan hukum pembiasan cahaya. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam lembar kerja.
132
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi kelompok tentang pembiasan cahaya dan hukum pembiasan cahaya. Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi tentang indeks bias. b. Elaborasi(15 menit) Guru
membimbing
siswa
untuk
mempresentasikan
hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok memberikan tanggapan. c. Konfirmasi(15 menit) Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang benar. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban yang benar. Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang hukum pembiasan cahaya. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan tugas rumah. H. Sumber Belajar 1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Panduan LKS IV 3. Alat dan Bahan Praktikum : kaca plan paralel, sumber sinar laser, busur derajat,penggaris dan kertas HVS. I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian c. Tes tertulis d. Penugasan 2. Bentuk Instrumen Pilihan ganda
133
3. Contoh Instrumen Contoh Tes Pilihan Ganda Peristiwa pembelokan sinar melalui dua medium yang berbeda kerapatannya disebut dengan… a. Pemantulan cahaya
c. Pembentukan bayangan
b. Pembiasan cahaya
d. Pencerminan cahaya
J. Evaluasi 1. Cepat rambat cahaya di dalam air adalah besarnya indeks bias zat cair tersebut? Jawaban :
Pati, Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Mulyono, S.Pd
Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006
NIM. 4201407015
. Berapa
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (Pertemuan ke 4)
A. Standar Kompetensi Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. C. Indikator 1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan oleh pembiasan yang terjadi pada lensa cekung dan lensa cembung. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi informasi siswa dapat : 1. Menjelaskan sifat-sifat lensa cekung dan lensa cembung. 2. Menjelaskan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung dan lensa cembung. 3. Melukis bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung. 4. Mengoperasikan rumus
dalam perhitungan lensa cekung
dan lensa cembung. 5. Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.
135
E. Materi Pembelajaran Pembiasan pada lensa cekung dan cembung Pada lensa cekung dan lensa cembung berlaku
F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Diskusi-informasi, demontrasi, eksperimen
3. Pendekatan
: Problem Based Instruction
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a.
Motivasi: Mengapa lup dapat membakar kertas jika terkena cahaya matahari? Lensa apa yang dipakai oleh kamera?
b.
Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami hukum pemabiasan cahaya. 2. Kegiatan Inti (60 menit) a.
Eksplorasi (30 menit) Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Guru membagikan LKS V pada masing-masing kelompok. Guru membimbing proses penyelidikan siswa untuk pembiasan cahaya pada lensa cembung. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dalam lembar kerja. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang pembiasan cahaya pada lensa cembung berdasarkan percobaan. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok tentang pembiasan pada lensa cekung.
136
b. Elaborasi (15 menit) Guru
membimbing
siswa
untuk
mempresentasikan
hasil
percobaannya di depan kelas dan masing-masing kelompok memberikan tanggapan. c. Konfirmasi (15 menit) Guru menanggapi presentasi siswa dan memberikan informasi yang benar. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan jawaban yang benar. Guru memberikan umpan balik dengan tanya jawab tentang pembiasan cahaya pada lensa cekung dan lensa cembung. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan tugas rumah. H. Sumber Belajar 1. Wahyu. 2008. Belajar IPA Membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Panduan LKS V 3. Alat dan bahan : lensa cekung, bangku optik, lilin, penggaris dan layar. I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Penugasan 2. Bentuk Instrumen Pilihan ganda 3. Contoh Instrumen Contoh Tes Pilihan Ganda Benda di bawah ini yang menggunakan lensa cembung adalah… a. Lup
c. kamera
b. Mikroskop
d. spion
137
J. Evaluasi 1. Sebuah benda setinggi 1 cm di depan lensa cekung dengan fokus 2 cm. jika jarak benda 4 cm maka jarak bayangannya? Jawaban :
cm
Pati, Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Mulyono, S.Pd
Abdul Gofar
NIP. 19680506199412 1 006
NIM. 4201407015
138
Lampiran 12
LKS I Perambatan Cahaya
A. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa B. Indikator 1. Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat perambatan cahaya C. Permasalahan Mengapa lampu senter diarahkan pada benda yang akan kita cari? Mengapa terjadi bayang-bayang dari suatu benda? Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mengetahui sifat perambatan cahaya. D. Alat dan Bahan
E.
1. Lilin (sumber cahaya)
1 buah
2. Kertas karton berlubang
3 lembar
3. Pipa lurus dan pipa bengkok
1 buah
Langkah Kerja 1. Taruhlah lilin di atas meja dan lihatlah api lilin melalui 2 lubang karton yang segaris, seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini. Kemudian amatilah yang terjadi!
2. Jika satu lubang digeser tidak lurus, apa yang terjadi pada lilin? Jawab : .................................................................................................... …..
139
3. Lihatlah api lilin dengan pipa lurus. Apa yang terlihat? Jawab : ................................................................................................... ….. 4. Lihatlah api dengan pipa bengkok. Dimana nyala api sekarang? Jawab : ................................................................................................... ….. F.
Hasil Kegiatan dan Pembahasan Diskusikan pertanyaan di bawah ini, 1. Apakah cahaya itu? Jawab : .................................................................................................... …. ................................................................................................................. …. 2. Apakah yang dimaksud dengan sumber cahaya? Jawab : .................................................................................................... …. ................................................................................................................. …. 3. Bagaimana arah perambatan cahaya? Jawab : .................................................................................................... …. ................................................................................................................. …. ................................................................................................................. ….
G. Kesimpulan Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil? Jawab : ................................................................................................... …. ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
140
LKS II Hukum Pemantulan Cahaya
A. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa B. Indikator 1. Merangkai alat dan melakukan percobaan untuk menunjukkan hukum pemantulan cahaya 2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya C. Permasalahan Coba kalian amati ruangan kelas ini! Bagaimana keadaannya, apakah terang atau gelap? Apakah ruangan ini terkena matahari langsung? Di dalam kelas ini kalian dapat melihat kursi, meja, dan papan tulis. Mengapa bisa demikian? Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan mengetahui pemantulan cahaya. D. Alat dan Bahan 1. Cermin datar 2. busur 3. kertas HVS 4. sumber sinar 5. penggaris E.
Langkah Kerja 1. Letakkan busur derajat di atas kertas putih! 2. Letakkan cermin datar berhimpitan dengan sumbu datar busur derajat! 3. Nyalakan sumber cahaya dan arahkan 20º terhadap garis normal! 4. Ukurlah sinar pantulnya dari garis normal kemudian catat dalam tabel data! 5. Ulangi langkah 3 sampai 4 untuk sudut datang i = 30º; 45º; 60º; 70º ?
141
Keterangan : Sinar datang merupakan sinar yang datang menuju cermin Sinar pantul merupakan sinar yang dipantulkan oleh cermin Garis normal (N) merupakan garis yang tegak lurus dengan bidang datar Sudut datang (i) merupakan sudut yang dibentuk sinar datang dengan garis normal Sudut pantul (r) merupakan sudut yang dibentuk sinar pantul dengan garis normal F.
Hasil Kegiatan dan Pembahasan No.
Sudut datang (i)
1.
20º
2.
30º
3.
45º
4.
60º
5.
70º
Sudur pantul (r)
Diskusikan pertanyaan di bawah ini, 1. Apakah sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar? Jawab : ............................................................................................................... ….. ............................................................................................................................. ….. 2. Apakah sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik? Jawab : ............................................................................................................... …. ............................................................................................................................. …. 3. Bagaimana besar sudut datang dan sudut pantulnya? Jawab : ............................................................................................................... …. ............................................................................................................................. ….
142
G. Kesimpulan Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil? Jawab : ………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………....
143
LKS III Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung
A. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa B. Indikator 1. Mendeskripsikan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. C. Permasalahan Mengapa bayangan yang terbentuk pada permukaan sendok bagian dalam terbalik? Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan mengetahui pemantulan cahaya pada cermin cekung. D. Alat dan Bahan 1. Cermin cekung 2. lilin 3. layar putih 4. bangku optik 5. penggaris E.
Langkah Kerja 1. Pasanglah cermin cekung dan sumber cahaya (lilin) pada bangku optik! 2. Atur posisi sedemikian rupa agar bayangan lilin dapat ditangkap oleh layar, dimana posisi layar berada di antara cermin dan lilin! 3. Carilah bayangan yang paling jelas yang dapat ditangkap oleh layar! 4. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan amati sifat bayangan yang dibentuk! 5. Catat hasil pengukuran dalam tabel! 6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan mengubah letak benda (s)
144
F.
Hasil Kegiatan dan Pembahasan No.
s
s’
Sifat bayangan
1. 2. 3. 4. 5.
Diskusikan pertanyaan di bawah ini, 1.
Mengapa sinar-sinar yang dipantulkan cermin cekung terletak pada satu titik?
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 2.
Apa perbedaan bayangan maya dan nyata?
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 3.
Gambarlah jalannya tiga sinar istimewa pada cermin cekung (pada satu gambar)!
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 4.
Lukis dan sebutkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung jika bendanya berada di ruang I ( antara 0-F )!
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ...............................................................................................................
145
5.
Sebuah pensil setinggi 4 cm di depan cermin dengan jarak 18 cm dari cermin cekung, sehingga terjadi perbesaran bayangan 3 kali bendanya. Hitunglah : a. Letak bayangan b. Jarak focus c. Jari-jari cermin cekung d. Sifat-sifat bayangan
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... G. Kesimpulan Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil? Jawab : ………………………………………………………........................... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………....
146
LKS IV Pembiasaan Cahaya
A. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa B. Indikator 1. Menjelakan hukum pembiasan yang diperoleh dari percobaan. C. Permasalahan Mengapa dasar kolam kelihatan lebih dangkal dari aslinya? Gejala apa yang terlihat ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air? Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan mengetahui hukum pembiasan cahaya. D. Alat dan Bahan 1. Kaca plan paralel 2. Sumber cahaya 3. Busur derajat 4. Kertas HVS 5. penggaris E.
Langkah Kerja 1. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas HVS, kemudian gambar segi empat dengan cara menggaris tepi kaca plan paralel! 2. Buatlah garis normalnya! 3. Nyalakan sumber cahaya, dan arahkan sinarnya berimpit dengan garis normalnya! 4. Amati jalannya sinar! Bagaimana jalannya perambatan sinar tadi? Jawab : .............................................................................................................
147
5. Ubahlah arah sinar sehingga sinar datang membentuk sudut 30º terhadap garis normal! Bagaimana arah perambatannya? Bagaimana besar sudut biasnya jika sudut datangnya diperbesar? Jawab : ............................................................................................................ .......... ............................................................................................................... F.
Pembahasan
Diskusikan pertanyaan di bawah ini, 1.
Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya? Jawab : .. ............................................................................................................... .............. ............................................................................................................... .............. ...............................................................................................................
2.
Bagaimana proses terjadinya pembiasan cahaya yang terjadi pada kaca plan paralel? Jawab : .. ............................................................................................................... .............. ............................................................................................................... .............. ...............................................................................................................
3.
Sebutkan syarat terjadinya pembiasan! Jawab : .. ............................................................................................................... .............. ...............................................................................................................
G. Kesimpulan Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil? Jawab : ………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………........................
148
LKS V Pembiasan Cahaya Pada Lensa Cembung
A. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa B. Indikator 1. Mendeskripsikan proses pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung. C. Permasalahan Mengapa lup dapat digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda yang kecil? Mengapa lup dapat membakar kertas jika terkena sinar matahari? Untuk menjawabnya, maka kalian perlu melakukan suatu percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan mengetahui pembiasan cahaya pada lensa cembung. D. Alat dan Bahan 1. Lensa cembung 2. lilin 3. layar putih 4. bangku optik 5. penggaris E.
Langkah Kerja 1. Pasanglah lensa cembung dan sumber cahaya (lilin) pada bangku optik! 2. Atur posisi sedemikian rupa agar bayangan lilin dapat ditangkap oleh layar, dimana posisi layar berada di belakang lensa cembung! 3. Carilah bayangan yang paling jelas yang dapat ditangkap oleh layar! 4. Ukurlah jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan amati sifat bayangan yang dibentuk! 5. Catat hasil pengukuran dalam tabel! 6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan mengubah letak benda (s)
149
F.
Hasil Kegiatan dan Pembahasan No.
s
s’
Sifat bayangan
1. 2. 3. 4. 5.
Diskusikan pertanyaan di bawah ini, 1.
Mengapa lensa cembung disebut dengan lensa konvergen?
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 2.
Sebutkan sinar istimewa pada lensa cembung?
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 3.
Lukis dan sebutkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa jika bendanya berada di ruang I ( antara 0-F )!
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... 4.
Sebuah pensil setinggi 2 cm terletak 12 cm di depan lensa cembuing dengan jarak focus 8 cm. Hitunglah : a. Letak bayangan b. perbesaran c. tinggi bayangan d. Sifat-sifat bayangan
150
Jawab : ........ ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... ...................... ............................................................................................................... G. Kesimpulan Dari kegiatan yang dilakukan di atas, kesimpulan apa yang dapat diambil? Jawab : ......... ............................................................................................................... ............................................................................................................................. ….. ............................................................................................................................. …..
Lampiran 13
151
DAFTAR NILAI RAPOR SEMESTER GASAL KELAS EKSPERIMEN / VIII C KELAS KONTROL / VIII D NO NAMA KODE NILAI NO NAMA KODE NILAI 1 Aditya Rofie Z E-1 80,5 1 Agung Abu K K-01 82 2 Ahmad Rio I Z E-2 81,5 2 Agung Utomo K-02 82 3 Alifia Wahyuhana E-3 83 3 Ahmad Roni S K-03 82 4 Chica Mei I E-4 85 4 Ahmad Subqi A K-04 81 5 Dian Nur P E-5 87,5 5 Anggita S K-05 82 6 Dimitri Manggala L E-6 82 6 Annadhofah K-06 82 7 Dwi Aprilia N E-7 83,5 7 Aziz Ahmad J K-07 83 8 Ega Kristina S E-8 81 8 Bella Novisa A K-08 84,5 9 Enggar Pilu H E-9 80 9 Cyntia Berliani S K-09 84,5 10 Fachrul Setyo J E-10 83,5 10 Desi Wulandari K-10 85,5 11 Fahreza Ilham E-11 80 11 Diana Hidayanti K-11 81,5 12 Febriani N E-12 82 12 Dibyo Ariyanto K-12 81 13 Fitriana K E-13 81 13 Endang Dian L K-13 86,5 14 Galuh Aimi E-14 86,5 14 Evita Purwati K-14 81,5 15 Herlinda Intan E-15 86 15 Ginta Ayu W S K-15 81,5 16 Imam Abdul W E-16 80,5 16 Hanisa Rinda P P K-16 82,5 17 Istiqomah N E-17 81 17 Hasan Khanafi M K-17 80 18 Juhartina E-18 81 18 Ida Karunia K-18 80,5 19 Junita E-19 83,5 19 Ika Chasanatun N K-19 82,5 20 Mela Alisyia S E-20 84,5 20 Ilham Setyawan K-20 81 21 Muhamad L F E-21 81 21 Intan Haniya U K-21 80,5 22 Ni'mah Vicky F E-22 80 22 Irfan Rio M K-22 80 23 Nur Wahyuna F M E-23 82 23 Mahendra Oktavian K-23 80 24 Pangestu Ari W E-24 86 24 Nanda Yahya P K-24 80,5 25 Pipit Diah N E-25 81,5 25 Neni Azizah R K-25 80 26 Rema Ayu L E-26 87 26 Pradita Roro W K-26 80 27 Shela Evayanti E-27 81,5 27 Syarifah R A B K-27 80 28 Suryo Budi S E-28 83,5 28 Vira Setyaningrum K-28 80 29 Viyan Indah Y E-29 85 29 Wanto Nugroho K-29 81,5 30 Yohanes Ricky A E-30 81 30 Yulia Widyasari W K-30 80,5 JUMLAH = 2482 JUMLAH = 2450 RATA-RATA = 82,73 RATA-RATA = 81,67 VARIAN = 5,13 VARIAN = 2,90 NILAI F = 1,77 Dengan dk penyebut = 29 dan dk pembilang = 29, maka diperoleh F tabel = 2.10
Lampiran 14
152
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Hipotesis Ho :
s12
=
s22
Ha :
s12
=
s22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F
1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah penerimaan Ho F
1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah n x Varians (s 2)
2482 30 82,73 5,1333
2450 30 81,67 2,9023
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
5,1333 2,9023
= 1,77
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = dk penyebut = nk -1 = F (0.025)(29:29) = 2,10
30 30 -
1= 1=
29 29
Daerah penerimaan Ho 1,77
2,10
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
Lampiran 15
153
DATA PRETEST SISWA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S n1 x1 s1 2 s1
Eksperimen Kode E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 = = = = =
Pretest 43,33 50 40 33,33 40 30 46,67 33,33 43,33 53,33 36,67 36,67 46,67 36,67 26,67 36,67 26,67 33,33 46,67 33,33 50 33,33 30 43,33 43,33 26,67 46,67 46,67 33,33 50 1177 30 39,22 61,06 7,81
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S n1 x1 s1 2 s1
Kontrol Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 = = = = =
Pretest 46,67 46,67 43,33 20 30 26,67 23,33 36,67 30 33,33 26,67 43,33 36,67 43,33 40 26,67 46,67 16,67 23,33 43,33 50 30 40 46,67 30 33,33 33,33 36,67 30 36,67 1050 30 35,00 78,74 8,87
Lampiran 16
154
DATA POSTTEST SISWA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S
Eksperimen Kode E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 =
n1 x1 s 12 s1
= = = =
Posttest 70 66,67 76,67 70 83,33 73,33 73,33 63,33 80 53,33 76,67 70 73,33 76,67 80 67,77 46,67 76,67 70 63,33 86,67 83,33 56,67 86,67 80 56,67 73,33 70 76,66 53,33 2134 30 71,15 103,41 10,17
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S
Kontrol Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 =
n1 x1 s 12 s1
= = = =
Posttest 63,33 70 73,33 60 53,33 66,67 66,67 70 50 66,67 63,33 53,33 63,33 53,33 60 60 60 43,33 53,33 56,67 53,33 70 73,33 63,33 46,67 53,33 63,33 56,67 76,67 56,67 1820 30 60,67 67,75 8,23
Lampiran 17
155
UJI NORMALITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
2
k
Oi E i 2
i 1
Ei
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ² < χ² tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 46,7 53,7 60,7 67,7 74,7 81,7
-
52,7 59,7 66,7 73,7 80,7 87,7
= = = = Batas Kelas 46,17 53,17 60,17 67,17 74,17 81,17 88,17
86,7 46,7 40,0 6,0 Z untuk batas kls. -2,46 -1,77 -1,08 -0,39 0,30 0,99 1,67
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,49 0,46 0,36 0,15 0,12 0,34 0,45
Luas Kls. Untuk Z 0,03 0,10 0,21 0,27 0,22 0,12
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = Daerah penerimaan Ho
= = = =
7,0 71,15 10,17 30
Ei
Oi
0,95 3,05 6,23 8,07 6,63 3,45
1 4 3 10 8 4
(Oi-Ei)² Ei 0,00 0,30 1,67 0,46 0,28 0,09
=
2,81
χ² 11,07
Daerah penolakan Ho
2,81 11,07 Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
2,46 1,77 1,08 0,39 0,30 0,99 1,67
Lampiran 18
156
UJI NORMALITAS DATA POSTTEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
2
k
Oi E i 2
i 1
Ei
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika x2 < x2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 43,3 49,3 55,3 61,3 67,3 73,3
-
48,3 54,3 60,3 66,3 72,3 78,3
= = = = Batas Kelas 42,83 48,83 54,83 60,83 66,83 72,83 78,83
76,7 43,3 33,3 6,0
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Z untuk Peluang Luas Kls. batas kls. untuk Z Untuk Z -2,17 0,48 0,06 -1,44 0,42 0,16 -0,71 0,26 0,27 0,02 0,01 0,27 0,75 0,27 0,16 1,48 0,43 0,06 2,21 0,49
= = = = Ei
Oi
1,80 4,92 8,06 7,95 4,72 1,68
2 7 7 5 6 3
(Oi-Ei)² Ei 0,02 0,88 0,14 1,10 0,35 1,03
=
3,52
x² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x² tabel =11,07 Daerah penerimaan Ho
6,0 60,67 8,23 30
Daerah penolakan Ho
3,52 11,07 Karena x² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
2,17 1,44 0,71 0,02 0,75 1,48 2,21
Lampiran 19
157
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ( UJI t SATU PIHAK) DATA HASIL POSTTEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis Ho : µ1 Ha : µ1 >
µ2 µ2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t
x1 x 2 s s s 2r 1 n n1 n 2 1 2 1
2 2
s 2 n 2
Dimana,
r
xy x y 2
2
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Daerah penerimaan Ho
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah n x Varians (s 2) Standart deviasi (s)
2134 30 71,15 103,4066 10,17
1820 30 60,67 67,7465 8,23
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: r
-357
=
= 2999
t
=
103,4 30
x
-0,1470
1964,6
71,15 - 60,67 67,7465 + - 2 . -0.1470 30
10,17 30
Pada a = 5% dengan dk = 30+ 30 - 2 =58 diperoleh t(0.95)(58) =
8,23 30
=
4,10
2,0017
Daerah penerimaan Ho
2.00
4.10
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
Lampiran 20
158
UJI NORMALIZED GAIN
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
NILAI RATA-RATA PRETEST POSTTEST Kriteria uji
KELOMPOK EKSPERIMEN 39,22 71,15
KELOMPOK KONTROL 35 60,67
: g > 0,7 (tinggi) : 0,3 ≤ g ≤ 0,7 (sedang) : g < 0,3 (rendah)
Kelompok Eksperimen
g
=
S post S pre 100% S pre 71.15% - 39.22% 100% - 39.22%
g
0,53
(sedang)
Kelompok Kontrol
g
=
g
S post S pre 100% S pre 60.67% - 35.00% 100% - 35.00% 0,39
(sedang)
Lampiran 21
159 Lembar Observasi Aktivitas Siswa kelas eksperimen Observer : Siti Masfuah
No Kode 1
E-01
2
E-02
3
E-03
4
E-04
5
E-05
6
E-06
7
E-07
8
E-08
9
E-09
10
E-10
11
E-11
12
E-12
13
E-13
14
E-14
15
E-15
16
E-16
17
E-17
18
E-18
19
E-19
20
E-20
21
E-21
22
E-22
23
E-23
24
E-24
25
E-25
26
E-26
27
E-27
28
E-28
29
E-29
30
E-30
Jumlah %
Aspek yang dinilai Memperhatikan Kerja kelompok Presentasi Respon positif Menyelesaikan tugas Jumlah Nilai Kriteria penjelasan aktif dan kelompok terhadap kelompok secara guru terarah yang presentasi berkelompok 3 3 4 3 2 15 75 Baik 3 3 3 4 3 16 80 Baik 3 3 3 3 2 14 70 Baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 3 3 2 3 3 14 70 Baik 2 3 3 3 3 14 70 Baik 3 4 4 4 3 18 90 Sangat baik 3 3 2 3 3 14 70 Baik 3 3 3 2 2 13 65 Baik 3 4 3 3 3 16 80 Baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 4 3 2 3 2 14 70 Baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 3 3 3 3 2 14 70 Baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 3 2 14 70 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 4 4 3 3 3 17 85 Sangat baik 3 3 2 2 2 12 60 Cukup baik 3 2 3 3 3 14 70 Baik 3 2 3 2 3 13 65 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 2 3 2 13 65 Baik 3 3 2 4 3 15 75 Baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 2 3 3 14 70 Baik 3 4 2 3 3 15 75 Baik RATA-RATA 14,47 72,33 Baik 92 91 83 86 82 76,67 75,83 69,17 71,67 68,33
Rumus yang digunakan:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut: 25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik 43.75% < N ≤ 62.50% : cukup 62.50% < N ≤ 81.25% : baik 81.25% < N ≤ 100%
: sangat baik
160 Lembar Observasi Aktivitas Siswa kelas eksperimen Observer : Mulyono, S. Pd.
No Kode 1
E-01
2
E-02
3
E-03
4
E-04
5
E-05
6
E-06
7
E-07
8
E-08
9
E-09
10
E-10
11
E-11
12
E-12
13
E-13
14
E-14
15
E-15
16
E-16
17
E-17
18
E-18
19
E-19
20
E-20
21
E-21
22
E-22
23
E-23
24
E-24
25
E-25
26
E-26
27
E-27
28
E-28
29
E-29
30
E-30
Jumlah %
Aspek yang dinilai Memperhatikan Kerja kelompok Presentasi Respon positif Menyelesaikan tugas Jumlah Nilai Kriteria penjelasan aktif dan kelompok terhadap kelompok secara guru terarah yang presentasi berkelompok 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 3 2 14 70 Baik 4 3 3 3 2 15 75 Baik 3 3 3 3 2 14 70 Baik 3 2 2 3 2 12 60 Cukup baik 4 3 3 3 3 16 80 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 2 2 13 65 Baik 4 3 3 3 2 15 75 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 4 4 3 3 4 18 90 Sangat baik 4 3 3 3 2 15 75 Baik 4 3 2 4 2 15 75 Baik 3 3 2 2 4 14 70 Baik 3 4 4 3 2 16 80 Baik 4 3 3 3 2 15 75 Baik 4 3 3 2 3 15 75 Baik 3 4 4 3 4 18 90 Sangat baik 3 4 4 3 3 17 85 Sangat baik 3 3 4 2 2 14 70 Baik 3 3 4 3 3 16 80 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik 3 3 3 3 4 16 80 Baik 3 3 3 3 4 16 80 Baik 3 4 3 3 3 16 80 Baik 4 3 3 3 4 17 85 Sangat baik 3 3 3 2 3 14 70 Baik 3 3 3 2 2 13 65 Baik 3 3 3 3 3 15 75 Baik RATA-RATA 15,13 75,67 Baik 99 94 92 85 84 82,50 78,33 76,67 70,83 70,00
Rumus yang digunakan:
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut: 25.00% ≤ N ≤ 43.75% : kurang baik 43.75% < N ≤ 62.50% : cukup 62.50% < N ≤ 81.25% : baik 81.25% < N ≤ 100%
: sangat baik
Lampiran 22
161
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 siswa melaksanakan praktikum sederhana
Gambar 2 siswa melaksanakan diskusi