PENERAPAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAKUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VC SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG
SKRIPSI diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Semarang Oleh IIS YUDIS TRISNAWATI 1401411106
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Iis Yudis Trisnawati
NIM
: 1401411106
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 19 Maret 2015
Iis Yudis Trisnawati NIM.1401411106
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Iis Yudis Trisnawati, NIM 1401411106, dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal : 30 Maret 2015
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Iis Yudis Trisnawati, NIM 1401411106, dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal : 30 Maret 2015 Panitia Ujian Skripsi:
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju surga” (HR.Muslim) ”Orang-orang hebat tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi” (Ernest Newman)
PERSEMBAHAN Skripsi ini peneliti persembahkan kepada: Kedua orang tuaku (Bapak Muh Jianto dan Ibu Sri Daryanti) yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendo’akan. Almamaterku.
v
PRAKATA Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hidayah dan inayah-Nya, Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Time Token
Berbantuan
Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” dapat peneliti selesaikan dengan optimal. Skripsi ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Peneliti mendapat bentuan dan dukungan dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menyelesaikan studi. 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian dan persetujuan pengesahan skripsi ini. 3. Dra. Hartati, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyusun skripsi. 4. Dra. Arini Estiastuti, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Dosen Penguji utama yang telah memberikan saran dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi. 6. Drs. Mujiyono, M.P Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan bimbingan peneliti selama proses penyelesaian skripsi. 7. Sofiyah, S.Pd. Kepala SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
vi
8. Malikha, S.Pd.SD. Guru kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 9. Keluarga besar SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian. 10. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan untuk semua pihak. Semarang, 19 Maret 2015 Peneliti,
vii
ABSTRAK Trisnawati, Iis Yudis. 2015. Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Arini Esti Astuti, M.Pd. Pembelajaran IPS memberi bekal kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, dan kemampuan, serta berbagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Latar belakang masalah, guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran, kurang menarik perhatian siswa, belum ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat pembelajaran. Sebagian siswa tidak ikut berperan serta dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah dengan ketuntasan klasikal 44%. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang? Tujuan penelitian adalah meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang. Variabel penelitian adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik pegumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 21 kriteria baik, meningkat pada siklus II memperoleh skor 27 kriteria baik dan siklus III meningkat dengan memperoleh skor 34 kriteria sangat baik. (2) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 15,02 kriteria baik, pada siklus II memperoleh skor 19,66 kriteria baik dan meningkat pada siklus III memperoleh skor 22,85 kriteria sangat baik. (3) Hasil belajar dengan ketuntasan klasikal pada siklus I 60,98%, meningkat pada siklus II menjadi 75,61%, dan siklus III meningkat menjadi 90,24%. Simpulan penelitian adalah penerapan model Time Token berbantuan audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang. Saran dari penelitian ini adalah hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran Time Token dan media audiovisual dalam pembelajaran karena dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Kata kunci: kualitas pembelajaran, model Time Token, audiovisual.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…............................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v PRAKATA....................................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………....……......……........ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..………............... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan dan Pemecahan Masalah ...................................................................... 9 1.2.1 Rumusan Masalah ................................................................................................ 9 1.2.2 Pemecahan Masalah.............................................................................................. 10 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 11 1.3.1 Tujuan Umum ……………………….………………………………………….. 11 1.3.2 Tujuan Khusus……………………….………………………………………….. 12 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12 1.4.1 Manfaat Teoretis…………………………..…………………………………….. 12 1.4.2 Manfaat Praktis…………………..…………………………………………….... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………..………….......……... 14 2.1 Kajian Teori .......................................................................................................... 14 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ....................................................................... 14 2.1.2 Kualitas Pembelajaran .......................................................................................... 16 2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial................. ........................................................ 39 2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif…………………...…….……………………… 47 2.1.5 Model Pembelajaran Time Token.......................................................................... 48 2.1.6 Media Pembelajaran ............................................................................................. 50 2.1.7 Media Audiovisual ............................................................................................... 53 2.1.8 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPS melalui Model Time Token Berbantuan Audiovisual............................................................................. 58 2.1.9 Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual pada Pembelajaran IPS................................................................................................... 62
ix
2.2 Kajian Empiris ...................................................................................................... 63 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 67 2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................................... 70 BAB III METODE PENELITIAN…………..……………………………................ 71 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 71 3.1.1 Perencanaan .......................................................................................................... 72 3.1.2 Pelaksanaan Tindakan .......................................................................................... 73 3.1.3 Observasi .............................................................................................................. 73 3.1.4 Refleksi ................................................................................................................. 74 3.2 Siklus Penelitian ................................................................................................... 75 3.2.1 Siklus I .................................................................................................................. 75 3.2.2 Siklus II ................................................................................................................ 79 3.2.3 Siklus III ............................................................................................................... 83 3.3 Subjek Penelitian .................................................................................................. 87 3.4 Tempat Penelitian ................................................................................................. 87 3.5 Variabel Penelitian ............................................................................................... 87 3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 88 3.6.1 Sumber Data ......................................................................................................... 88 3.6.2 Jenis Data .............................................................................................................. 89 3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 90 3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 92 3.7.1 Data Kuantitatif .................................................................................................... 92 3.7.2 Data Kualitatif ...................................................................................................... 93 3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….………....……................ 98 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 98 4.1.1 Deskripsi Data Prasiklus ....................................................................................... 99 4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................................... 100 4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................... 132 4.1.4 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................................. 160 4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 187 4.2.1 Pemaknaan Temuan Peneliti ................................................................................ 187 4.2.2 Uji Hipotesis ......................................................................................................... 217 4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ..................................................................................... 217 BAB V PENUTUP......................................................................................................... 221 5.1 Simpulan ............................................................................................................... 221 5.2 Saran ..................................................................................................................... 223 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 224 LAMPIRAN..................................................................................................................... 228
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25
Halaman Kriteria Ketuntasan Belajar ............................................................ 93 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru ...................................... 94 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa............................................. 95 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afektif ......................... 95 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ............. 96 Nilai Hasil Belajar Prasiklus (Rata-rata Ulangan Harian I,II,III). 99 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ................................ 105 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru........................................ 106 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 111 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa............................................... 111 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ................................ 115 Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus I......................................... 117 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif............. 117 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus I.............................. 120 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik.... 121 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II .............................. 138 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ..................................... 143 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II............................... 147 Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus II....................................... 149 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus II............................. 152 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ............................ 166 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ................................... 171 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III............................. 176 Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus III..................................... 177 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus III........................... 180 Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru ....................... 188 Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa ............................. 195 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....................... 206 Hasil Observasi Peningkatan Ranah Afektif ............................... 208 Hasil Observasi Peningkatan Ranah Psikomotorik ...................... 212
xi
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..............................................................
69
Bagan 3.1 Bagan Langkah-langkah PTK .......................................................
71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20
Halaman Kerucut Pengalaman Edgar Dale 52 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ................ 106 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...................... 112 Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus I.......................................... 116 Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus I......................... 118 Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus I............... 121 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II .............. 139 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................... 144 Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus II ........................................ 148 Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus II........................ 149 Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus II.............. 152 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ............. 167 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ................... 172 Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus III ...................................... 176 Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus III...................... 178 Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus III............ 181 Diagram Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru ........ 188 Diagram Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa .............. 196 Diagram Peninggkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif........ 206 Diagram Hasil Observasi Peningkatan Ranah Afektif.................. 208 Diagram Hasil Observasi Peningkatan Ranah Psikomotorik ....... 213
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8
Halaman Pedoman Penetapan Indikator .................................................... 229 Kisi-Kisi Instrumen .................................................................... 232 Instrumen Penelitian ................................................................... 236 Instrumen Penelitian Siklus I ..................................................... 249 Instrumen Penelitian Siklus II .................................................... 285 Instrumen Penelitian Siklus III ................................................... 320 Surat-Surat Penelitian ................................................................. 359 Foto-Foto Penelitian ................................................................... 363
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Pendidikan bertujuan agar siswa menjadi warga negara yang berkesadaran tinggi dan bertanggungjawab terhadap bangsanya. Pendidikan dalam ilmu pengetahuan sosial yaitu memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (BSNP, 2006: 582).
14
1
2
Pengertian IPS menurut National Council for the Social Studies (NCSS) pada tahun 1993 (dalam Sapriya, 2014: 10) sebagai berikut. Social studies the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural science. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Ilmu pengetahuan sosial adalah studi terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk membentuk warga negara yang baik/ berkompeten. Program IPS di sekolah merupakan gambaran kajian sistematis dan koordinatif dari disiplin ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu pengetahuan politik, psikologi, agama, dan sosiologi, juga yang bersumber dari humaniora, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Tujuan utama dari ilmu pengetahuan sosial adalah untuk membantu generasi muda mengembangkan kemampuannya untuk membuat keputusan-keputusan yang beralasan dan sebagai warga negara yang bertanggung jawab pada suatu masyarakat yang berbeda budaya, masyarakat demokratis dunia yang saling tergantung. Pengertian IPS menurut Hidayati (2008: 1-8) adalah fusi dari disiplin ilmu Sosial. Pengertian fusi disini, bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu, artinya bidang studi IPS tidak mengenal
3
adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu. Tujuan pembelajaran IPS menurut (BSNP, 2007: 89) adalah agar peserta didik: (1) memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Gross (dalam Solihatin, 2011: 14) tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. Dibutuhkan pola pembelajaran yang mampu mewujudkan tujuan IPS. Kreatifitas dan kemampuan seorang guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS mampu memberi bekal kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia serta warga negara yang baik. Dalam pelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas memberi
konsep yang bersifat
hafalan, tetapi pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah
4
dipelajarinya sebagai bekal dalam kehidupan dimasyarakat, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi rancangan pembelajaran oleh guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa. Proses pembelajaran pendidikan IPS dijenjang persekolahan, baik pada tingkat pendidikan dasar ataupun menengah menurut Susanto (2014: 2-3) perlu adanya pembaharuan yang serius, karena pada kenyataanya masih banyak model pembelajaran yang bersifat konvensional, guru lebih cenderung menggunakan ceramah yang menuntut siswa pada kekuatan ingatan, tanpa mengembangkan wawasan berfikir dan penyelesaian masalah yang memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif. Selain itu masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan IPS, sekalipun berbagai inovasi telah dilakukan tetapi hasilnya belum memuaskan. Hasil refleksi peneliti saat melakukan kegiatan PPL mulai dari bulan Agustus hingga Oktober 2014 di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang, didapatkan permasalahan pada kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran, guru juga kesulitan dalam mengelola kelas, dalam penyampaian materi kurang bisa menarik perhatian siswa, belum ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat pembelajaran berlangsung. Kendala dari faktor siswa yaitu sebagian siswa tidak ikut berperan serta dalam pembelajaran, hanya siswa yang dominan saja yang ikut memberikan
5
kontribusi baik saat diberikan kesempatan oleh guru maupun saat diskusi kelompok. Guru belum memanfaatkan media yang mampu menarik perhatian siswa sehingga kualitas pembelajaran IPS di kelas VC menjadi kurang optimal. Hasil rata-rata tiga kali ulangan harian mata pelajaran IPS, diperoleh nilai terendah 38,33 sedangkan nilai tertinggi 85. Sebanyak 41 siswa yang mencapai nilai diatas KKM hanya 18 siswa (44%) sedangkan 23 siswa (56%) nilainya dibawah KKM yaitu 70. Dari data hasil belajar tersebut, maka perlu diadakan perbaikan kualitas pembelajaran karena lebih dari 50% dari keseluruhan siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 kurang pemahaman pada materi IPS yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Mengatasi hal tersebut, guru bersama kolabolator menetapkan alternatif tindakan untuk meningktakan kualitas pembelajaran IPS dengan menerapkan model Time Token berbantuan audiovisual. Model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan cara memberi kesempatan kepada siswa secara merata memberikan kontribusi saat pembelajaran berlangsung juga dapat mengatasi hambatan pemerataan yang sering terjadi saat diskusi kelompok, serta dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Penggunaan media audiovisual dapat menarik perhatian siswa dalam memahami materi persiapan kemerdekaan Indonesia yang sifatnya abstrak jika hanya disampaikan secara lisan saja, maka media audiovisual ini memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka), maka penggunaan media audiovisual dapat membantu siswa melihat peristiwa di masa lampau secara nyata. Melalui media
6
audiovisual maka, siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan serta dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kelebihan model pembelajaran Time Token menurut Shoimin, (2014: 216) antara lain: (1) mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi; (2) siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali; (3) siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran; (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi;
(5)
melatih
siswa
mengungkapkan
pendapatnya;
(6)
menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberi masukan, dan keterbukaan terhadap kritik. Sedangkan kekurangan penerapan model pembelajaran Time Token menurut Sahrudin (2012) adalah siswa yang aktif akan dibatasi oleh jumlah kupon yang diberikan guru. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mempermudah penyampaian materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Media pembelajaran merupakan alat bantu proses belajar mengajar atau segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Salah satu jenis media yaitu media audiovisual. Media audiovisual menyajikan suatu peristiwa atau benda yang konkrit/ lebih nyata. Menurut Anitah,dkk (2013: 6.30) media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar.
7
Kelebihan media audiovisual menurut Arsyad (2014: 154) antara lain: (1) paling mudah diproduksi; (2) serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif dalam pembelajaran kelompok atau perorangan dan belajar mandiri; (3) dapat menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional; (4) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media audiovisual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran dan memberikan motivasi serta membangkitkan minat siswa untuk lebih giat belajar. Penelitian ini diperkuat dengan penelitian tentang pembelajaran kooperatif yang sebelumnya dilakukan oleh Ebrahim, yang berjudul: “The Effect Of Cooperative Learning Strategies On Elementary Students’ Science Achievement And Social Skills In Kuwait (Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar di Kuwait)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: Analisis dari nilai hasil belajar dan keterampilan sosial siswa menggunakan strategi pembelajaran kooperatif secara signifikan lebih banyak memberi efek positif pada hasil belajar dan keterampilan sosial siswa. Penelitian tentang penerapan media audiovisual yang dilakukan oleh Casado, yang berjudul: “Audiovisual material as educational innovation strategy to reduce anxiety response in students of human anatomy (Penerapan Audiovisual sebagai Strategi Inovasi Pendidikan untuk Mengurangi Respon Kecemasan Siswa pada Materi Anatomi Manusia)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa:
penggunaan
audiovisual
sebagai
pengantar
pada
pembelajaran anatomi manusia, dapat memberikan gambaran anatomi manusia
8
yang nyata, sehingga dapat mengurangi reaksi takut yang dialami siswa sebelum siswa praktek secara langsung mengenai anatomi manusia. Penelitian tentang penerapan model pembelajaran Time Token yang dilakukan oleh Harja, yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Terandam Padang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) aktivitas berdiskusi siswa
kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan
menggunakan model Time Token pada siklus 1 persentasenya sebesar 33,33% meningkat pada siklus II menjadi 86,10%; (2) aktivitas menjawab pertanyaan siswa kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan menggunakan model Time Token pada siklus I persentasenya sebesar 52,77% meningkat pada siklus II menjadi 80,55%; (3) aktivitas mengemukakan pendapat siswa kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan menggunakan Time Token pada siklus I persentasenya sebesar 38,88% meningkat pada siklus II menjadi 80,55%; (4) persentase aktivitas guru pada siklus I yaitu 72,22% dan pada siklus II 87,03%, berarti sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Tes akhir siklus berupa ulangan harian juga sudah dapat dikatakan meningkat dari 72,22% pada siklus I menjadi 88,88% pada siklus II dan ini berarti sudah mencapai target yang di tetapkan yaitu 80% serta mampu mencapai KKM yang diinginkan yaitu 70. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran inovatif dan menerapkan model pembelajaran
9
inovatif tersebut untuk memperbaiki keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dapat meningkat serta menumbuhkan minat belajar sehingga hasil belajar siswa meningkat, serta memberi motivasi kepada pihak sekolah melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah. Peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” 1.2
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah Rumusan masalah umum penelitian ini adalah “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang?”. Rumusan masalah khusus penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut. 1) Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang? 2) Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model
10
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang? 3) Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang? 1.2.2 Pemecahan Masalah Aletrnatif tindakan yang dapat dilakukan melalui model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual. Adapun langkah–langkah model
pembelajaran Time Token menurut Shoimin (2014: 216) yang diterapkan dalam pembelajaran: 1) guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi; 2) guru memberi tugas kepada siswa; 3) guru memberi sejumlah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon pada setiap siswa; 4) guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainya. siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis; 5) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
11
Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS, yaitu: 1) siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi; 2) siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara dan video yang ditayangkan; 3) siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan); 4) setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa harus menempelkan kupon bicara pada papan Time Token; 5) jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka; 6) jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur kembali; 7) siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi 1.3
TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Time Token audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
kualitas berbantuan
12
1.3.2 Tujuan Khusus 1)
Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
2)
Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual pada siswa
kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang. 3)
Meningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual pada siswa
kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang. 1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di perkuliahan. Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dalam menindak lanjuti hasil penilaian yang berbeda.
13
1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Guru Implementasi model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di SD diharapkan dapat mendorong para guru agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga dapat
tercipta
suasana
pembelajaran
yang
aktif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan dengan metode yang bervariasi. 1.4.2.2 Bagi Siswa Penerapan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan menumbuhkan minat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.4.2.3 Bagi Sekolah Penelitian ini mampu memberi motivasi kepada pihak sekolah untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba yaitu kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks, terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat, yang ditandai adanya: bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan mengingat, adanya penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan menyimpulkan sesuai dengan realitas, adanya perubahan sebagai pribadi (Siregar, 2014 : 3). Djamarah (2011: 13), belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Rifa’i (2011: 82), menjelaskan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, dan kepribadian seseorang. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Sehingga belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, salah 14
14
15
satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang (Arsyad, 2014: 1). Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi (learning to be). Keseluruhan pilar tersebut harus bisa diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. (UNNESCO dalam Anitah, 2013: 2.6) Siregar (2014: 17) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian intern yang berlangsung pada siswa. Ciri – ciri pembelajaran adalah merupakan upaya sadar dan disengaja, pembelajaran harus membuat siswa belajar, tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang meliputi isi, waktu, proses, maupun hasilnya terkendali . Piaget (dalam Dimyati, 2013: 14), langkah–langkah pembelajaran adalah menentukan topik pembelajaran, mengembangkan aktivitas kelas dengan topik pembelajaran yang telah dipilih, mengemukakan pertanyaan pada proses pemecahan masalah, menilai setiap kegiatan pembelajaran, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi. Peneliti menyimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha dalam rangka mencapai perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang, yang terjadi akibat adanya interaksi terus menerus dengan
16
lingkungannya. Pembelajaran adalah usaha untuk mencapai perubahan perilaku pada peserta didik yang direncanakan oleh pendidik. Di dalam usaha tersebut menggambarkan aktivitas peserta didik dan guru serta menerapkan prinsip pemberian penguatan bagi peserta didik yang saling mempengaruhi. 2.1.2. Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Aspek–aspek efektivitas belajar, adalah peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan, perubahan sikap, perilaku, kemampuan adaptasi, integrasi, partisipasi, dan interaksi kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa kualitas pembelajaran ditentukan oleh efekivitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar (Daryanto, 2010: 58–59). Departemen Pendidikan Nasional (2004: 8-10), merumuskan indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: perilaku pembelajaran oleh pendidik (dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim belajar, materi, media, dan sistem pembelajaran yang berkualitas. Disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam pembelajaran dengan peran bimbingan dari guru yang ditandai dengan meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan.
17
Peneliti membatasi kualitas pembelajaran yang akan diteliti menjadi 3 fokus, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Hal ini dikarenakan, bersumber dari 3 fokus inilah kualitas pembelajaran dapat terlihat. Dengan keterampilan guru dalam pengkondisian kelas, penggunaan media, serta penggunaan model pembelajaran yang inovatif, aktivitas siswa tentu saja akan mengalami perbaikan, sehingga berdampak pula pada hasil belajar yang didapatkan siswa. 2.1.2.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Guru adalah variabel bebas yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dimiliki guru, baik bidang kognitif, seperti penguasaan bahan, bidang, sikap, seperti mencintai profesinya, dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, penggunaan metode-metode pembelajaran, menilai hasil belajar siswa (Hamdani 2011: 79). Guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar yang dikuasai guru ikut menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Mulyasa (2013: 69), keterampilan mengajar guru adalah kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan menurut Anitah (2013: 7.1), keterampilan dasar mengajar guru adalah suatu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk menguasainya,
18
keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyimpulkan, keterampilan mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Keterampilan dasar mengajar dalam program pengajaran dikelas terdiri dari : 2.1.2.1.1. Keterampilan Dasar Bertanya Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir siswa, selain itu kesempatan siswa untuk berfikir juga sangat penting karena kemampuan anak berbeda-beda oleh karena itu jangan terlalu cepat mengalihkan pertanyaan kesiswa lain (Djamarah 2010: 99). Turney (dalam Mulyasa, 2013: 70), bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kegiatan sehari-hari untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang belum diketahui. Keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon
siswa.
Tujuan
dari
menguasai
keterampilan
bertanya
untuk
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran. Tujuan dari pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa adalah merangsang kemampuan berfikir siswa, membantu siswa dalam belajar, mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri, meningkatkan kemampuan berfikir
19
siswa, membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan (Hasibuan, 2009: 62). 2.1.2.1.2. Keterampilan Dasar Memberi Penguatan Djamarah (2010: 99), memberikan penguatan dapat diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu, guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjadi teladan. Turney (dalam Mulyasa, 2013: 77), penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan berupa respon positif (pujian) ditujukan terhadap perilaku yang baik sehingga frekuensinya berulang atau bertambah, sedangkan respon negatif (hukuman) ditujukan terhadap frekuensi perilaku yang buruk sehingga frekuensinya berkurang. Komponen-komponen di dalam keterampilan memberi penguatan adalah penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa tanda atau benda. Selain itu terdapat prinsip penguatan yang hendaknya digunakan oleh seorang guru saat proses pembelajaran adalah penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari penggunaan respons negative, bermakna bagi siswa, dapat bersifat pribadi atau kelompok. (Hasibuan, 2009: 58).
20
2.1.2.1.3. Keterampilan Dasar Menggunakan Variasi Hasibuan, (2009: 64), menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar–mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat komponen, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi dan variasi dalam kegiatan (Mulyasa, 2013: 78). Penelitian ini, menggunakan variasi mengajar berupa media yang dapat menarik perhatian siswa terhadap materi. Arsyad (2014: 9) semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Oleh karena itu peneliti menggunakan media audiovisual. 2.1.2.1.4. Keterampilan menjelaskan Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penjelasan guru harus berfokus pada inti pelajaran, keterangan guru menarik perhatian siswa, keterangan guru mudah ditangkap oleh siswa (Djamarah, 2010: 99). Turney (dalam Mulyasa, 2013: 80), menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting
21
yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Prinsip–prinsip yang diperlukan oleh guru dalam menjelaskan materi, adalah penjelasan dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir pembelajaran, penjelasan dapat diselingi tanya jawab, materi penjelasan harus bermakna bagi siswa (Hasibuan, 200 : 70). 2.1.2.1.5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan (Turney dalam Mulyasa, 2013: 83). Hasibuan (2009: 73), membuka pelajaran dapat diartikan tidakan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menarik perhatian siswa agar fokus terhadap pembelajaran. Sedangkan menutup pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti dengan memberikan ulasan pembelajaran pada hari ini, mengetahui pencapaian siswa, tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk: 1) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran. 2) Memungkinkan siswa mengetahui batas–batas tugasnya yang akan dikerjakan. 3) Memberitahu siswa pendekatan yang digunakan selama pembelajaran.
22
4) Memberikan kemungkinan pada siswa untuk dapat mengaitkan fakta, keterampilan, dan konsep pada suatu peristiwa. 5) Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran. 2.1.2.1.6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Mulyasa (2013: 92), pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Hasibuan (2009: 77) menjelaskan bahwa membimbing diskusi kelompok kecil diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3 – 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah organisator, sumber informasi untuk siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar, membantu kesulitan belajar siswa, penyedia materi. 2.1.2.1.7. Keterampilan mengelola kelas Hasibuan (2009: 82) menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mampu mengembalikan kondisi kelas menjadi optimal jika terdapat gangguan dengan mendisiplinkan kelas maupun melakukan remedial. Turney, mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, keterampilan untuk mengembalikan
23
pada kondisi belajar yang optimal serta mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Komponen keterampilan mengelola kelas antara lain: 1. keterampilan yang bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya gangguan dengan cara menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian, memberi petunjuk yang jelas, menegur dan memberi penguatan; 2. keterampilan yang bersifat represif berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang muncul dengan cara memodifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, menemukan, dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah (Mulyasa, 2013: 91). 2.1.2.1.8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Mulyasa (2013: 89), diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil terdapat beberapa komponen yaitu memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah atau urunan pendapat, menganalisis pandangan siswa, meningkatkan partisipasi siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi. Hasibuan (2009: 88), berpendapat bahwa mengajar kelompok kecil dapat diartikan sebagai suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa
24
dalam interaksi tatap kooperatif secara optimal yang bertujuan untuk berbagi informasi, mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan suatu kompetensi yang harus dikuasi guru dalam proses pembelajaran IPS melalui model Time Token berbantuan audiovisual, untuk menuju guru yang baik salah satunya adalah harus dapat menguasai keterampilan-keterampilan tersebut sebagai bekal dalam mengajar di kelas. Delapan keterampilan di atas menjadi pedoman ketika guru mengadakan kegiatan belajar mengajar IPS kelas VC di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang. Pada penelitian ini, keterampilan guru dan indikatornya disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbantuan audiovisual (Hasibuan,2009: 58-89), sebagai berikut. . 1. Keterampilan
membuka
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
audiovisual. 1) Menarik perhatian siswa 2) Menimbulkan motivasi. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran 4) Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran. 2. Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual. 1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas. 2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa. 3) Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa. 4) Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan.
25
3. Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual. 1) Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media audiovisual. 2) Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami. 3) Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan. 4) Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual. 4. Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual. 1) Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara. 2) Guru menggunakan variasi media pembelajaran. 3) Guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting. 4) Media yang digunakan dapat menarik minat siswa 5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time Token. 1) Membagi perhatian secara merata. 2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token. 3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan. 4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token.
26
6. Keterampilan mengelola kelas. 1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis. 2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran. 3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. 4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa. 7. Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan model Time Token. 1) Membimbing siswa untuk berpikir. 2) Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan Time Token. 3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa. 4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa. 8. Keterampilan memberi penguatan. 1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata. 2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol. 3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak. 4) Memberikan penguatan dengan tanda/ benda berupa stiker. 9. Keterampilan menutup pelajaran. 1) Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Melaksanakan refleksi. 3) Memberikan evaluasi. 4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas.
27
2.1.2.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Anitah, (2013: 2.13) proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah perilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar adalah siswa itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbedabeda. Djamarah (2011: 38) berpendapat bahwa belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Sedangkan Dierich dalam Hamalik (2006: 172) membagi aktivitas belajar dalam delapan kelompok, yaitu: aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas metrik, aktivitas mental, aktivitas emosional, komponenkomponen masing-masing aktivitas, yaitu: 1) Aktivitas visual. Komponen-komponennya: membaca, mengamati, dan mempelajari gambar. 2) Aktivitas lisan (oral). Komponen-komponennya: mengajukan pertanyaan, memberi saran, dan mengemukakan pendapat.
28
3) Aktivitas mendengarkan. Komponen-komponennya: mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan penjelasan teman satu kelompok, dan mendengarkan penjelasan kelompok lain. 4) Aktivitas menulis. Komponen komponennya: menulis laporan, mengerjakan tes, dan menulis rangkuman. 5) Aktivitas menggambar. Kompenen-kompenennya: misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. 6) Aktivitas motorik. Komponen-komponennya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. 7) Aktivitas mental. Komponen-komponennya: mengingatkan teman, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan kerjasama. 8) Aktivitas emosional. Komponen-komponennya: berani, fokus, minat. Peneliti menyimpulkan, bahwa aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Peneliti memutuskan untuk memilih aktivitas visual, aktivitas oral,
29
aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, dan aktivitas emosional yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator aktivitas siswa yang dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada berbagai kegiatan (Hamalik, 2006: 172), sebagai berikut. 1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran awal dengan tertib (aktivitas emosional, lisan, mental). 1) Mempersiapkan seluruh perlengkapan belajar. 2) Memberikan tanggapan pada apersepsi yang diberikan guru. 3) Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. 4) Siswa menyampaikan pengetahuan awal yang dimiliki sesuai dengan isi materi. 2. Memperhatikan media (aktivitas visual, mendengarkan, mental). 1) Memperhatikan tayangan dari awal audiovisual yang ditampilkan sampai akhir. 2) Bertukar pendapat dengan teman saat penayangan berlangsung. 3) Pandangan fokus saat video yang ditayangkan. 4) Mencatat hal-hal penting dari video yang ditayangkan. 3. Mengajukan pertanyaan (aktivitas lisan, emosional, mental). 1) Berani bertanya tentang materi yang kurang dipahami. 2) Bertanya dengan suara yang jelas. 3) Pertanyaan yang diajukan relevan dengan materi. 4) Bertanya dengan sikap yang baik dan sopan.
30
4. Menjawab pertanyaan dari guru (aktivitas lisan, mental, emosional). 1) Berani menjawab pertanyaan dari guru. 2) Sering menjawab pertanyaan dari guru. 3) Jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. 4) Menjawab pertanyaan dari guru dengan kalimat yang jelas. 5. Melakukan diskusi kelompok menggunakan Time Token (aktivitas lisan, mental, motorik, mendengarkan). 1) Mengungkapkan pendapat saat diskusi kemudian menempelkan kartu bicara pada papan Time Token. 2) Menanggapi pendapat teman kemudian menempelkan kartu bicara pada papan Time Token. 3) Memecahkan
permasalahan
dan
memberi
saran
positif
kelompoknya. 4) Bekerjasama dengan anggota kelompok. 6. Melaporkan hasil diskusi kelompok (aktivitas lisan, menulis, mental). 1) Menyampaikan laporan hasil diskusi di depan kelas. 2) Jelas dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 3) Siswa merespon tanggapan yang muncul. 4) Menulis rangkuman hasil diskusi. 7. Melakukan refleksi (aktivitas lisan, mental, emosional). 1) Mencatat hasil refleksi. 2) Berani menyampaikan hasil refleksi. 3) Menyampaikan hasil refleksi secara runtut.
pada
31
4) Refleksi yang dibuat sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Siswa melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran tersebut, diharapkan dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep materi pembelajaran dengan bantuan guru. Keberhasilan siswa dalam belajar berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. 2.1.2.3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut berdasarkan pada materi yang telah dipelajari oleh siswa, oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Rifa’i 2011: 85). Anitah, (2013: 2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah anak Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan: 1) kemampuan membaca, mengamati, materi yang disampaikan guru; 2) kemampuan mengidentifikasi berdasarkan substansi yang dibaca, didengar atau diamati;
32
3) kemampuan mengorganisasi hasil–hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut pandang perbedaan dan persamaan. Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan secara menyeluruh khususnya pada kelas tinggi. Sehingga pada penelitian di kelas VC SDN Purwoyoso 03 dapat menggunakan teori ini dalam mengkaji hasil belajar siswa. Bloom (dalam Poerwanti. 2008: 1.23), mengelompokkan kemampuan manusia kedalam dua ranah utama yaitu ranah kognitif dan non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. 2.1.2.3.1 Ranah Kognitif Ranah kognitif memegang tempat utama yang sangat penting yang merupakan tujuan pengajaran di sekolah, aspek kognitif yang sudah direvisi dibedakan
atas
enam
jenjang
(Bloom
dalam
Mohamad:
2011)
https://www.academia.edu/6274013/Revisi_Taksonomi_Bloom, yaitu: 1) Mengingat (C1) Jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya
konsep,
menggunakannya. mendefinisikan,
fakta,
istilah
Kata-kata
tanpa
harus
operasional
mendeskripsikan,
mengerti
yang
atau
digunakan,
mengidentifikasikan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, dan mereproduksi.
dapat yaitu:
mendaftarkan,
33
2) Memahami (C2) Kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b) menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga, menyimpulkan,
membedakan,
menentukan,
mengisi,
dan
menarik
kesimpulan. 3) Mengaplikasikan (C3) Jenjang kognitif ini menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah,
menghitung,
mendemonstrasikan,
menemukan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan. 4) Menganalisis (C4) Jenjang kognitif ini menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan
analisis
diklasifikasikan
menjadi
tiga
kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya
34
digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan, menghubungkan, memilih, dan memisahkan. 5) Mengevaluasi (C5) Jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang digunakan
terdiri
merekonstruksikan,
dari:
mengkatagorikan,
mengorganisasikan,
memodifikasikan,
menyusun,
membuat
design,
menciptakan, menuliskan, dan menceritakan. 6) Mencipta (C6) Jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain:
menafsirkan,
menentukan,
menduga,
mempertimbangkan,
membenarkan, dan mengkritik. Adapun Indikator ranah kognitif adalah : 1) menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan (C2); 2) mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan (C2); 3) mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok (C2); 4) menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia (C1);
35
5) menyebutkan peran PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia (C1); 6) menjelaskan proses perumusan dasar negara (C2); 7) menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia (C1); 8) menentukan peran tokoh-tokoh dalam kemerdekaan Indonesia (C3); 9) memaparkan cara menghargai jasa pahlawan (C4). 2.1.2.3.2 Ranah Afektif Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif, sebagai berikut. 1) Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, menyebutkan. 2) Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Katakata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan. 3) Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional
36
yang digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti. 4) Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilainilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan. Indikator dalam ranah afektif yaitu membentuk karakter siswa yang meliputi: 1. disiplin, indikatornya membiasakan hadir tepat waktu, mematuhi aturan diskusi kelompok dengan model Time Token, menyelesaikan soal tepat waktu, menjalankan tata tertib kelas; 2. tanggung jawab, indikatornya mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan penuh tanggung jawab, membuat laporan diskusi sesuai dengan petunjuk guru, memberikan konstribusi dan berperan aktif dalam diskusi kelompok, menjaga suasana diskusi yang kondusif; 3. toleransi, indikatornya menghargai pendapat teman dalam pembelajaran, mendengarkan saat teman bertanya atau berpendapat, memberikan kesempatan bertanya pada teman ketika berdiskusi, menjaga suasana yang harmonis dengan kelompok lain; 4. mandiri, indikatornya mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, mengungkapkan pendapat sesuai pengetahuannya, mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan mandiri, memahami materi secara mandiri (Fitri, 2012: 23).
37
Pada tingkat ranah afektif ini, siswa memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya. 2.1.2.3.3 Ranah Psikomotorik Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi: 1. muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan, 2. manipulations
of
materials
or
objects;
mereparasi,
menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk, 3. neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memotong, menarik, dan menggunakan, Indikator dalam aspek psikomotorik pada anak, lebih menekankan pada unjuk kerja (keterampilan berbicara) selama pembelajaran (Sugiarto, 2013: 7), dengan indikator sebagai berikut. 1. Bertanya. 1) Bertanya dengan jelas. 2) Pertanyaan yang diajukan berbobot. 3) Pertanyaan sesuai dengan materi. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk bertanya ≥ 30 detik.
38
2. Menyampaikan pendapat. 1) Menyampaikan pendapat dengan jelas. 2) Pendapat yang disampaikan berbobot. 3) Menyampaikan pendapat secara runtut. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik. 3. Berdiskusi. 1) Beperan aktif dalam memecahkan masalah. 2) Menjaga situasi kondusif dalam kelompok. 3) Keaktifan memberikan ide dalam membuat laporan diskusi. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik. 4. Presentasi hasil diskusi. 1) Membacakan hasil diskusi. 2) Mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri. 3) Menjawab pertanyaan yang diajukan untuk kelompok diskusi. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ≥ 30 detik. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh siswa berkat usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dapat diwujudkan dengan nilai.
39
2.1.3.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
2.1.3.1. Pengertian IPS Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri masingmasing individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir, namun secara formal baru dikenal setelah memasuki jenjang pendidikan formal. Hidayati (2008: 1.19) hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangantantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS memandang manusia dari berbagai sudut pandang. IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada, artinya bahwa bidang studi IPS tidak mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah terpisah, melainkan semua dipadukan menjadi satu bernama IPS, dikarenakan mata pelajaran tersebut mempunyai ciri– ciri yang sama. Ilmu pengetahuan sosial atau IPS menurut Somantri (dalam Sapriya, 2014: 11) adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Saidiharjo (dalam Taneo, 2010: 1.8), IPS merupakan hasil kombinasi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
40
Peneliti menyimpulkan, IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya. 2.1.3.2. Tujuan IPS Tujuan pembelajaran IPS menurut BSNP (2007: 175), agar peserta didik: (1) memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social, dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat, di tingkat lokal, nasional, dan global. Tujuan
utama
pengajaran
IPS
adalah
untuk
memperkaya
dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik (Taneo 2010: 1.27). Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja (dalam Hidayati 2008: 1.24) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. IPS memberikan kesempatan kepada
41
anak untuk memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ideide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang. Sikap belajar tersebut diarahkan pada pengembangan motivasi untuk mengetahui, berimaginasi, minat belajar, kemampuan merumuskan masalah, dan hipotesis pemecahannya, keinginan melanjutkan eksplorasi IPS sampai ke luar kelas, dan kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data. Melalui pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. 2.1.3.3. Karakteristik IPS Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Sadeli (dalam Hidayati (2008: 1-26) menyatakan bahwa bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakterisitik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
42
2.1.3.3.1. Materi IPS Dilihat dari sudut materi mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Menurut Mulyono (dalam Hidayati, 2008: 1.26) ada beberapa sumber materi IPS meliputi: (1) segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar; (2) kegiatan manusia; (3) lingkungan geografi dan budaya; (4) kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh, dan kejadian-kejadian yang besar; (5) anak sebagai sumber materi. Materi IPS yang dikaji dalam penelitian ini yaitu persiapan kemerdekaan Indonesia. Dengan rincian pembahasan sebagai berikut. 1. Usaha Bangsa Indonesia Memperoleh Kemerdekaan. 1) Pembentukan BPUPKI. 2) Pembentukan PPKI. 3) Peristiwa Rengasdengklok. 4) Perumusan Teks Proklamasi. 5) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. 2. Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI (proses perumusan dasar negara). 1) Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 diselenggarakan sidang BPUPKI yang pertama. 2) Tanggal 10-16 Juli 1945 sidang kedua BPUPKI.
43
3) Sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 mengesahkan rumusan dasar negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945. 3. Tokoh-tokoh yang Berperan Dalam Kemerdekaan. Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan yaitu: 1) Ir. Soekarno; 2) Drs. Moh. Hatta; 3) Ahmad Soebarjo;4) Ibu Fatmawati; 5)Sutan Syahrir; 6) Laksamana Maeda; 7) Sukarni; 8) Sayuti Melik; 9) Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat. 4. Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan. Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, di antaranya sebagai berikut. 1) Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan. 2) Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. 3) Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju (Syamsiyah, 2008: 99). 2.1.3.3.2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS. Dilihat dari strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:
44
anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di lingkungan masyarakat (Hidayati, 2008: 1.27). 2.1.3.3.3. Ruang Lingkup IPS Kurikulum Pengetahuan Sosial SD dan MI, ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi aspek KTSP 2006: (1) sistem sosial dan budaya; (2) manusia, tempat, dan lingkungan; (3) perilaku ekonomi dan kesejahteraan; (4) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 5) sistem berbangsa dan bernegara. Penelitian ini menekankan pada ruang lingkup waktu dan sistem bernegara yang menerangkan tentang usaha-usaha persiapan kemerdekaan. Materi ini merupakan kejadian yang telah terjadi di masa lampau, yaitu pada tahun 1945, serta menerangkan awal mula kemerdekaan Negara Indonesia yang ditandai oleh pembacaaan Naskah Proklamasi. 2.1.3.3.4. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah diobservasi, dan diungkapkan secara filosofis.
45
Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik (Winataputra, 2004: 1.39). Sardjiyo (2008: 1.28) tujuan pendidikan IPS di SD sebagai berikut. 1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. 2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelaskelas yang terdapat di SD. Hidayati (2008: 1.29) karakteristik anak SD sebagai berikut.
46
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3). 1) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 2) Suka memuji diri sendiri. 3) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting. 4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya. 5) Suka meremehkan orang lain. 2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6). 1) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. 4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata yang disajikan dalam bentuk synthetic science. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar tersebut mempunyai tujuan untuk membekali peserta didik agar memiliki pengetahuan dan dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan ruang lingkup ilmu pengetahuan mencakup manusia hubungannya dengan masalah sosial dan gejala sosial di masyarakat.
47
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif dengan bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana dapat hidup berdampingan dengan sesama manusia; (2) pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten dalam memberikan penilaian. Pembelajaran kooperatif tidak bisa disamakan dengan sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksanaan prosedural model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menciptakan pengelolaan kelas lebih efektif (Suprijono, 2014: 46). Shoimin (2014: 216), pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, dalam belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inquiri dengan anggota kelompok 4 – 5 orang siswa. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan tiap anggota
48
kelompok yang memberi kesempatan bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 2.1.5. Model Pembelajaran Time Token Time Token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Pengaplikasian model pembelajaran Time Token
ini dengan cara berkelompok, yang dalam
pembelajaran ini mengajarkan keterampilan sosial untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau menghindari siswa diam sama sekali dalam berdiskusi. Guru memastikan semua anggota kelompok telah menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya (Shoimin, 2014: 216). Model pembelajaran Time Token
menurut Aqib (2014: 33) adalah
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, selain itu juga untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Langkah–langkah model pembelajaran Time Token yang diterapkan dalam pembelajaran meliputi: 1) guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi; 2) guru memberi tugas kepada siswa; 3) guru memberi sejumlah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon pada setiap siswa; 4) guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat
49
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainya. siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak menyampaikan pendapatnya; 5) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa (Shoimin, 2014: 216). Kelebihan model pembelajaran Time Token menurut Huda (2013: 241): 1) mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi; 2) menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang tidak sama sekali; 3) membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; 4) meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara); 5) melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya; 6) melatih siswa untuk terbiasa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberi masukan, dan memiliki keterbukaan terhadap kritik; 7) mengajak siswa untuk mencari solusi permasalahan secara bersama-sama; 8) tidak memerlukan banyak media pembelajaran. Model Time Token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan komunikasi dan sosial antar siswa. Guru memberikan kupon berbicara/kupon bicara pada setiap siswa dengan waktu yang sudah ditentukan. Sebelum berbicara siswa menyerahkan satu kupon untuk setiap kali berbicara. Siswa dapat tampil kembali setelah bergiliran dengan siswa lain. Siswa yang
50
kupon bicaranya habis tidak boleh berbicara lagi, dan siswa yang masih mempunyai kupon bicara harus berbicara sampai kupon bicaranya habis. 2.1.6. Media Pembelajaran Pembelajaran dapat mencapai tujuan jika pesan yang disampaikan oleh guru dapat sampai kepada siswa, sehingga membutuhkan suatu perantara atau media pembelajaran. Media pembelajaran menurut Anitah (2013: 6.11) merupakan penghubung dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa dengan maksud agar pesan–pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Daryanto (2010: 4) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas: 1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; 3) menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar; 4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
51
Sudirman (dalam Djamarah, 2010: 126-128) prinsip pemilihan media pembelajaran dibagi dalam tiga kriteria, sebagai berikut. 1) Tujuan pemilihan. Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Pemilihan media untuk pembelajaran, untuk informasi yang lebih umum atau untuk sekedar hiburan mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, untuk pengajaran individual dengan sasaran anak TK, SD, SMP, SMA, tuna rungu, masyarakat pedesaan, atau masyarakat kota. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media. 2) Karakteristik media pengajaran. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya sehingga guru harus memiliki keterampilan pemilihan media pengajaran. 3) Alternatif pilihan. Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru dapat menentukan pilihan media
yang
akan
digunakan
untuk
mengajar
dengan
cara
membandingkannya. Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran menurut Solihatin (2011: 32) adalah sebagai berikut. 1) Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada jenis media yang cocok untuk segala macam proses belajar dan dapat mencapai semua tujuan belajar.
52
2) Penggunaan beberapa terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran. 3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. 4) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana pelajaran. 5) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong. 6) Harus senantiasa dilakukan dengan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Dale (dalam Arsyad 2014: 14) penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan
prinsip
Kerucut
Pengalaman (cone
of
experience),
yang
membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audiovisual. Pada Gambar 2.1 Edgar Dale melukiskan bahwa semakin kongkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah
53
pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan pelajaran maka semakin sedikit pula pengalaman yang akan didapatkan oleh siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah perantara untuk penyampaian materi dari guru kepada siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung maka informasi pada proses
pembelajaran yang
disampaikan guru kepada siswa akan tersampaikan dengan baik. Akan tetapi sebaliknya jika penggunaan media pembelajaran semakin abstrak maka siswa menghadapi kesulitan dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru. 2.1.7. Media Audiovisual Informasi pada proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa akan tersampaikan dengan baik jika adanya kombinasi, seperti media audiovisual. Anitah (2013: 6.30) media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Penggunaan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Kelebihan media audiovisual menurut Arsyad (2014: 154) antara lain: 1) paling mudah diproduksi; 2) serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif dalam pembelajaran kelompok atau perorangan dan belajar mandiri; 3) dapat menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional; 4) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
54
Media audiovisual menurut Djamarah (2010: 124-126) dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: 1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara. 2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video kaset. 3) Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film video kaset. 4) Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suarra dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suara bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara. Arsyad (2014: 30) menjelaskan bahwa pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Adapun jenis-jenis media audiovisual adalah sebagai berikut. 1) Soundslide (film bingkai bersuara) Sound slide atau film bingkai bersuara merupakan film bingkai yang dikombinasikan dengan suara. Program kombinasi film bingkai suara pada umunya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi dari 10 sampai 100 buah lebih. Slide bersuara dapat dibuat dengan
55
menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point dan windows movie maker. 2) Film dan Video Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame yang diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar terlihat gambar tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberi visual yang berkelanjutan. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamaiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video menggambarkan sebuah gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. 3) Televisi Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Dengan demikian ada dua jenis pengiriman (penyiaran) gambar dan suara yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film atau video. Penggunaan media televisi mempunyai kelebihan seperti kita menyaksikan peristiwa di satu tempat seakan-akan mengamati dan menjalani pengalaman kehidupan nyata. 4) Komputer Komputer
memiliki
kemampuan
untuk
menggabungkan
dan
mengendalikan berbagai peralatan lainnya seperti CD Player, video tape dan
56
audio tape. Disamping itu, komputer dapart merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang diinput oleh pemakai atau siswa. Penggunaan media audiovisual sangat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Penggunaan media audiovisual ini dalam pembelajaran IPS dapat membangkitkan minat siswa ketika menerima pelajaran. Selain itu dengan menggunakan media audiovisual ketika proses pembelajaran akan membantu siswa dengan mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Media yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang yaitu media audiovisual yang berupa soundslide/ video. 2.1.7.1 Soundslide (Slide Bersuara) Inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan adalah menggunakan media slide bersuara yang efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat (penglihatan dan pendengaran), semakin banyak indra yang terlibat, maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep. Slide suara dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan aplikasi computer berupa windows movie maker (Ryan, 2012). http://ryanpangeran.blogspot.com/2012/12/media-audio-visual_26.
57
Sulaiman (2011), kelebihan penggunaan media slide bersuara sebagai berikut. 1) Gambar yang di proyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian. 2) Pemakaian tidak terikat oleh waktu. 3) Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. 4) Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara/ rekaman. 5) Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. Peneliti menyimpulkan bahwa menggunakan media slide bersuara ini dapat membantu penyampaian materi yang abstrak dapat menjadi konkrit, dengan bantuan dua indra, yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Pada penelitian ini menggunakan tiga slide dalam tiga siklus pembelajaran, meliputi: usaha-usaha persiapan proklamasi; peran BPUPKI, PPKI, perumusan Dasar Negara; dan tokoh-tokoh proklamator. 2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPS melalui Model Time Token Berbantuan Audiovisual Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk dalam model Time Token
berbantuan audiovisual adalah teori pembelajaran kognitif dan
konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar
58
mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered dari pada teacher centered. Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPS melalui model Time Token berbantuan audiovisual adalah: 1. Teori belajar kognitif Piaget Teori kognitif lebih menekankan proses belajar dari pada hasil belajar, sehingga belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan melibatkan proses berfikir yang kompleks (Siregar. 2014: 30). Sedangkan menurut pendapat Piaget (dalam Rifa’I 2011: 26) menyatakan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap, sebagai berikut. (1) Tahap sensorimotorik (sensorimotor intelligence), yang terjadi dari lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman indera dan gerakan motorik mereka. Bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. (2) Tahap praoperasional (preoperational thought), yang terjadi dari usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
59
(3) Tahap operasional kongkrit (concrete operation), yang terjadi dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Pada tahap ini juga berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit. (4) Tahap operasional formal (formal operation), yang terjadi dari usia 7 sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja yang merupakan cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa. 2. Teori belajar konstruktivisme Teori
konstruktivisme
menyatakan
bahwa
peserta
didik
harus
menemukan dan menstransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran (Rifa’i, 2011: 137). Menurut pendapat Siregar (2014: 39) menyatakan bahwa teori konstruktivisme
memahami
belajar
sebagai
proses
pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar secara individu. Siregar juga menambahkan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswanya, melainkan membutuhkan usaha siswa untuk dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh seorang guru.
60
Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut (Suprijono, 2014: 30). 1) Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. 2) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. 3) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. Ciri–ciri teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan Oldham (dalam Siregar. 2014: 39) seperti berikut. 1) Orientasi Siswa diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan motivasi untuk mempelajari sebuah topik pelajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan observasi. 2) Elisitasi Siswa diberi kesempatan untuk menggungkapkan segala bentuk ide yang dipunyainya dengan diskusi secara berkelompok, menulis, atau pun membuat sebuah poster. 3) Restrukturisasi ide Siswa diberi kesempatan untuk dapat menelaah ide baru dari orang lain serta mengevaluasi ide yang telah dimilikinya.
61
4) Penggunaan ide baru Siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ide baru yang didapatnya. 5) Review Siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ide yang didapat perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah ide tersebut. Disimpulkan bahwa sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus menguasai sejumlah teori tentang belajar. Penguasaan teori itu dimaksudkan agar guru mampu mempertanggung jawabkan secara ilmiah perilakunya dalam mengajar, dan apa yang akan diajarkannya pada peserta didik. Dalam penelitian ini teori yang mendukung model Time Token berbantuan audiovisual diantaranya adalah teori kognitif dan konstruktivisme. Teori kognitif dalam model Time Token
berbantuan audiovisual
menyatakan bahwa siswa belajar melalui partisipasi aktif untuk memperoleh pengalaman dan menemukan konsep dan prinsip pengetahuan sendiri melalui diskusi secara kelompok. Teori konstruktivisme dalam model Time Token berbantuan audiovisual, siswa harus mengamati dan mentransformasikan materi yang disajikan melalui media audiovisual melalu diskusi serta dapat membangun pemahaman sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi. Dalam hal ini siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar serta pemerataan keaktifan siswa.
62
2.1.9. Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual pada Pembelajaran IPS Tahapan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS, yaitu: 1) siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran; 2) siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi; 3) siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara dan video yang ditayangkan; 4) siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan); 5) setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa harus menempelkan kupon bicara pada papan Time Token; 6) jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka; 7) jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur kembali; 8) siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi; 9) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa. Penggunaan model Time Token berbantuan audiovisual dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dengan penggunaan kupon berbicara sehingga
63
siswa dapat lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan diharapkan siswa mampu mencapai nilai diatas KKM. 2.2 Kajian Empiris Penelitian ini didasarkan pada jurnal hasil penelitian yang sudah dilakukan terhadap model Time Token berbantuan audiovisual dalam meningkatkan pembelajaran. Adapun hasil penelitian tersebut adalah: 1) Bilgin, yang berjudul: “The Effect of Cooperative Learning Approach Based on Conceptual Change Condition on Students' Understanding of Chemical Equilibrium Concepts (Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konseptual untuk Merubah Pemahaman Siswa terhadap Konsep Kesetimbangan Kimia”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: siswa dalam kelompok eksperimen memiliki pemahaman, hasil belajar tentang konsep kesetimbangan kimia, dan keterampilan proses dalam memecahkan masalah yang lebih baik dibandingkan hasil dari kelompok kontrol. Jadi, penerapan pembelajaran kooperatif meningkatkan pemahaman, hasil belajar dan keterampilan proses pada siswa, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. 2) Miranti, yang berjudul: “Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Kinawai Batusangkar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan yaitu dari 45,83% pada siklus I
64
meningkat menjadi 75% pada siklus II; (2) penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat yaitu dari 45,83% pada siklus I meningkat menjadi 75% pada siklus II; (3) penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif(pemahaman) yaitu dari 38,78% pada siklus I meningkat menjadi 83,33% pada silklus II. Jadi, penerapan model Time Token dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. 3) Nurhayati, yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Time Token IPS kelas IV SD Negeri 06 Pontianak”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: Hasil observasi bahwa pada visual activities pada siklus I 64,29%, Siklus II 78,58%, siklus III 91,07% kategori “sangat tinggi”. Oral Activities siklus I 50%, siklus II 69,05%, siklus III 86,90% kategori “sangat tinggi”. Listening Activities siklus I 62,50%, siklus II 83,93%, siklus III 94,64% kategori “sangat tinggi”. Mental Activities siklus I 42,85%, siklus II 66,67%, dan siklus III 85,71% kategori “sangat tinggi”. Emosional Activities siklus I 67,86%, siklus II 85,72%, siklus III 98,21% kategori “sangat tinggi”. Jadi,
penerapan
model
Time
Token
dapat
meningkatkan
visual activities, oral activities, listening activities, mental activities dan emosional activities, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
65
4) Wahyuni, yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi”. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat meningkatnya persentase pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan pemahaman dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 63.54 dengan ketuntasan klasikal 37%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 71,3 dengan ketuntasan klasikal 63%. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,8 dengan ketuntasan klasikal 85%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends dapat meningkatkan pemahaman tentang globalisasi. Jadi, penerapan model Time Token Arends dapat meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai kenaikan ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. 5) Setiawan,
yang
berjudul:
“Penggunaan
Media
Audio
Visual
pada
Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD”. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata persentase keaktifan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu (53,84%) dan pada siklus II (76,91%), peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (23,07%). Sementara itu meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu (65,42) dan pada siklus II (79,11), terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar (13,69). Begitu pula dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara
66
klasikal juga mengalami peningkatan, pada siklus I (53,84%) dan pada pada siklus II (76,92%), terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar (23,08%). Jadi, penerapan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar siswa, dan ketuntasan klasikal, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. 6) Perwitasari, yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN melalui Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 21 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 24 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh skor 29 dengan kategori sangat baik; (2) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05 dengan kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan kategori baik; (3) hasil belajar Kognitif siswa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa adalah 71,41%. Pada siklus II meningkat menjadi 79,48%. Dan pada silkus III hasil belajar siswa menjadi 89,74%.pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05 dengan kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan kategori baik. Jadi penerapan model Time Token Arends dengan media Audio Visual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, ditandai dengan peningkatan secara klasikal dari siklus I sampai siklus III, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
67
7) Astrini, yang berjudul: “Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dondong 02 Tahun Ajaran 2013 / 2014”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh data bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 56,1%. Pada siklus II, persentase meningkat menjadi 88,5%. Pada siklus III, ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 97,2%. Jadi penerapan media Audio Visual berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, ditandai dengan peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I sampai siklus III, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dan media audiovisual menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Selanjutnya kajian empiris tersebut menjadi landasan peneliti untuk memperkuat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” 2.1 Kerangka Berfikir Hasil refleksi dengan kolaborator di kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran IPS yang berlangsung belum optimal. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berkontribusi secara merata. Di sisi lain guru belum memanfaatkan media yang mampu menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran IPS dianggap
68
sebagai pelajaran yang membosankan, sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran IPS yang telah disampaikan guru. Sebagian siswa tidak ikut memberikan kontribusi baik saat diberikan kesempatan oleh guru maupun saat diskusi kelompok. Peneliti
berusaha
mencari
pemecahan
masalahnya
yaitu
dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS. Model pembelajaran Time Token memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam kelompoknya. Sedangkan media audiovisual adalah media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar, dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka) sehingga memudahkan siswa untuk menyerap materi yang disajikan guru. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dan media pembelajaran yang efektif dapat terjadi perubahan keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
69
Kondisi Awal
Pelaksanaan Tindakan
Kondisi Akhir
Kualitas pembelajaran IPS belum optimal, ditandai dengan: 1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS: 1) Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran masih kurang serta kesulitan dalam pengelolaan kelas 2) kurang optimal dalam memanfaatkan media. 3) Belum ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS: 1) Siswa tidak aktif bertanya 2) Partisipasi siswa dalam diskusi masih kurang 3) Sebagian besar siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran 3. Hasil Belajar IPS: Belum tercapainya KKM (< 70) dan ketuntasan klasikal siswa hanya 48%
Penerapan Model Pembelajaran Time Token Berbantuan Audiovisual dalam Pembelajaran IPS: 1) Siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi. 2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara/video yang ditayangkan. 3) Siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). 4) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa harus meletakkan di tengah-tengah meja kelompok. 5) Jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka. 6) Jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur kembali. 7) Siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi.
Kualitas pembelajaran IPS meningkat, ditandai dengan: 1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS: 1) Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran tertentu sudah meningkat serta dapat mengelola kelas dengan baik. 2) Sudah optimal dalam memanfaatkan media. 3) Sudah ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS: 1) Siswa menjadi aktif bertanya 2) Partisipasi siswa dalam diskusi sudah meningkat 3) Sebagian besar siswa sudah memperhatikan saat pembelajaran 3. Hasil belajar IPS: Sudah tercapainya KKM (< 70) dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 80%
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
70
2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan dari kajian teori, kajian empiris, dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual, maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang meningkat.
71
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang terdiri atas tiga siklus. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat tahapan,
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan,
dan
refleksi
(Arikunto, 2014: 16) Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi
?
Bagan 3.1 Bagan Langkah-Langkah PTK Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan sebagai berikut.
71
72
3.1.1 Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap awal dimana peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2014: 18). Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi: 1) Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator pembelajaran yang akan dicapai. 2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci jawaban penyekoran, sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menerapkan model Time Token. 3) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 4) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
73
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Arikunto (2014:18), penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Sebagai pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Pelaksanaan
tindakan
dilaksanakan
dalam
tiga
siklus
dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual, masingmasing siklus terdiri dari satu pertemuan. Pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus pertama peneliti akan melaksanakan pembelajaran IPS dengan materi usaha dalam mempersiapan kemerdekaan Indonesia. Pada siklus kedua peneliti membahas tentang peran PPKI dan BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia serta proses perumusan dasar negara. Sedangkan pada siklus ketiga materinya adalah mempelajari tokoh-tokoh serta perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan cara menghargai jasa para pahlawan yang ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia. 3.1.3 Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya (Hamdani, 2011: 312). Tahap observasi peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berjalan dalam waktu yang sama.
74
Peneliti menggunakan lembar observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik, catatan lapangan, dokumentasi serta lembar soal dalam pengumpulan data di lapangan. Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama melasanakan pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 3.1.4 Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2014: 19). Kegiatan refleksi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan kolaborator, yaitu untuk menganalisis data hasil penelitian. Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator penelitian. Kegiatan refleksi penelitian ini untuk mengkaji keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. Selain itu, peneliti juga mengkaji kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya yang digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga siklus berikutnya akan berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
75
3.2
SIKLUS PENELITIAN Siklus adalah putaran secara berulang dari kegiatan penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Arikunto, 2014: 16). Secara rinci perencanaan siklus dalam pembelajaran IPS melalui model Time Token berbantuan audiovisual siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 dapat dijelaskan sebagai berikut. 3.2.1. Siklus I 3.6.1.1.Perencanaan Dalam tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan sebagai berikut.
1. Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator pembelajaran yang akan dicapai. 2. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Indikator: 2.2.1.
Menjelaskan
beberapa
usaha
dalam
rangka
mempersiapkan
kemerdekaan. 2.2.2
Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan.
2.2.3
Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
3. Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam
76
pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 4. Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan 1.
Kegiatan Awal (±10menit) 1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari Kemerdekaan” (terlampir).
3) Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja persiapan untuk menyongsong kemerdekaan? mari kita pelajari bersama - sama” 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 2.
Kegiatan Inti (±70 menit) 1) Siswa
mengamati
materi
yang ditampilkan
guru menggunakan
audiovisual tentang persiapan kemerdekaan Indonesia (eksplorasi). 2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok. 4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya (eksplorasi).
77
5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang persiapan kemerdekaan Indonesia dan peristiwa Rengasdengklok (elaborasi). 7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut (konfirmasi). 9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi). 10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi). 3.
Kegiatan Akhir (±10 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2) Pelaksanaan evaluasi. 3) Tindak lanjut: guru meminta siswa mempelajari materi tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar Negara serta tokoh-tokoh yang berperan dalam
78
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa.
4) Berdoa bersama. 3.6.1.1.Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi: 1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran; 2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran; 3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas; 4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajaran di catatan lapangan. 3.6.1.1.Refleksi Refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah kembali apa yang telah diamati dalam kegiatan pembelajaran seperti keterampilan guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi IPS. Setelah melaksanakan siklus I, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa dan lembar observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian. Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut. 1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus pertama. 2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama. 3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus pertama.
79
4) Membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan. Kelompok siswa yang tuntas KKM dan belum tuntas KKM. 5) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus kedua. 3.2.2. Siklus II 3.6.1.1.Perencanaan Setelah melaksanakan refleksi pada siklus I kemudian dilakukan perencanaan pelaksanaan pada siklus II. Peneliti melakukan: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator pembelajaran yang akan dicapai. 3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Indikator: 2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia 2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia 2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
80
4) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 5) Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan 1. Kegiatan Awal (±10 menit) 1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran. 2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” (terlampir). 3) Guru bertanya tentag isi lagu, “Anak-anak, dasar Negara Indonesia disebut apa? Bagaimana isi dari dasar Negara tersebut? Apakah kalian tahu bagaimana proses perumusan dasar Negara? 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (±70 menit) 1) Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia serta proses perumusan dasar Negara Indonesia (eksplorasi).
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4 – 5 siswa perkelompok.
81
4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (eksplorasi). 5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara (elaborasi).
7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain
memberi
tanggapan
terhadap
presentasi
kelompok
tersebut
(konfirmasi). 9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi). 10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi). 3. Kegiatan Akhir (±10 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2) Pelaksanaan evaluasi.
82
3) Tindak lanjut: siswa diminta mempelajari materi tentang cara menghargai tokoh-tokoh
yang berperan
dalam
memperjuangkan
kemerdekaan
Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa. 4) Berdoa bersama 3.6.1.1.Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspekaspek yang diamati meliputi: 1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran; 2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran; 3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas; 4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajan dalam catatan lapangan. 3.6.1.1.Refleksi Refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah kembali apa yang telah diamati dalam kegiatan pembelajaran seperti keterampilan guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi IPS. Setelah melaksanakan siklus II, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa dan lembar observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian. Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut. 1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus ke II. 2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada siklus ke II. 3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus ke II.
83
4) Membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan. Kelompok siswa yang tuntas KKM dan belum tuntas KKM. 5) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus ketiga. 3.2.3. Siklus III 3.6.1.1.Perencanaan Setelah melaksanakan refleksi pada siklus II kemudian dilakukan perencanaan pelaksanaan pada siklus III. Peneliti melakukan: 1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan masalah pada siklus III. 2) Menelaah kurikulum IPS kelas VC semester II dan merumuskan indikator pembelajaran yang akan dicapai. 3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Indikator: 2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia 2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia 2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
84
4) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 5) Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan 1. Kegiatan Awal (±10 menit) 1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran. 2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hymne Guru” (terlampir). 3) Guru bertanya kepada siswa tentang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, lalu mengaitkan tentang tokoh-tokoh perjuangan, lalu bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa: “Anak-anak jika kalian menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam kemerdekaan apa yang akan kalian lakukan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya?” 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (±70 menit) 1) Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan (eksplorasi).
85
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok. 4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (eksplorasi). 5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan (elaborasi). 7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut (konfirmasi). 9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi). 10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi).
86
3. Kegiatan Akhir (±10 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2) Pelaksanaan evaluasi. 3) Tindak lanjut: Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa. 4) Berdoa bersama. 3.6.1.1.Observasi Tahap observasi dilakukan seperti pada siklus I dan II yaitu mengamati proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi: 1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran; 2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran; 3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas; 4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajaran di catatan lapangan. 3.6.1.1.Refleksi Setelah melaksanakan siklus III, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa dan lembar observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian. Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut. 1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus III. 2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada siklus III. 3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus III.
87
4) Mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi. 5) Mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan belajar. 6) Menyimpulkan hasil dari pelaksanaan siklus ketiga, jika tujuan PTK belum tercapai, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil siklus sebelumnya.
3.3 SUBJEK PENELITIAN Subyek penelitian yang akan peneliti kaji adalah guru dan siswa kelas VC sebanyak 41 siswa terdiri dari 23 siswa laki laki dan 18 siswa perempuan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/ 2015 pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
3.4 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Purwoyoso 3, jalan Sriwibowo III Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.
3.5 VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. 3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual.
88
3.6
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1
Sumber Data Arikunto,dkk (2014: 129) sumber data merupakan subyek dimana data
tersebut dapat diperoleh, dan diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Dalam PTK ini sumber data yang dikaji adalah sebagai berikut. 7.6.1.1 Guru Peneliti akan mendapatkan sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan
mengajar
guru
yang
dilakukan
secara
sistematis
selama
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 7.6.1.2 Siswa Sumber data siswa diperoleh dari lembar observasi pengamatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga selesai. 7.6.1.3 Data dokumen Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes sebelum maupun setelah dilaksanakan tindakan, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses. Selain itu proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat melalui foto dan video yang diambil selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual.
89
7.6.1.4 Catatan Lapangan Penelitian ini juga menggunakan sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari temuan selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 3.6.2
Jenis Data
3.6.2.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar/ nilai siswa dalam pelajaran. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto, 2008:1.3). Data kuantitatif data penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar siswa kelas VC pada pembelajaran IPS yang diperoleh dari hasil tes evaluasi setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. 3.6.2.2 Data Kualitatif Arikunto (2014: 131) Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik yang berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif) pandangan atau sikap (afektif), aktivitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dapat dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik, catatan lapangan, dokumentasi berupa foto dan video selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token
90
berbantuan audiovisual yang diklasifikasikan menjadi: sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). 3.6.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes, dan teknik nontes berupa observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. 3.6.3.1 Teknik Tes Tes adalah urutan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki
individu
atau
kelompok
guna
pencapaian
prestasi
(Arikunto, 2010: 266). Teknik tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Untuk teknik tes alat pengumpulan data berupa tes formatif. Tes formatif diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa terhadap materi IPS yang telah diajarkan. 3.6.3.2 Teknik Non Tes Teknik nontes merupakan teknik asesmen atau evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menggunakan tes atau ujian, tetapi dengan mengadakan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket, dan lain-lain (Poerwanti, 2008: 3.19). Teknik nontes pada penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
91
3.6.3.2.1. Observasi Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti dkk, 2008: 3.22). Peneliti beserta tim kolaborasi menggunakan lembar observasi keterampilan guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. 3.6.3.2.2.
Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2011: 158). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai ulangan siswa pada materi sebelumnya. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan yang dialami siswa. Peneliti juga menggunakan dokumentasi berupa video dan foto untuk mengetahui kembali gambaran aktivitas yang sudah dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3.6.3.2.3. Catatan Lapangan Catatan lapangan berisi catatan berbagai temuan guru selama proses tindakan dilakukan (Sanjaya, 2009: 98). Dalam penelitian ini catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
92
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. Catatan lapangan ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi. 3.7
TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakanantara lain.
3.7.1
Data Kuantitatif Data kuantitatif pada penelitian ini berupa hasil belajar kognitif di analisis
dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menentukan mean, median, modus, nilai terendah dan tertinggi serta ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal dan ditampilkan dalam bentuk persentase. Analisis tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : 1) Data hasil belajar siswa di analisis dengan menggunakan rumus: 𝐵
N = 𝑆𝑡𝑥 100(skala 0-100) Keterangan:
N = Nilai B = Skor yang diperoleh St = Skor maksimal (Poerwanti, 2008: 6.17)
2) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut: ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
P=
∑𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
Keterangan : P : Presentase siswa yang tuntas
(Aqib, 2010: 41)
93
3) Data nilai rata-rata kelas di analisis dengan rumus: x=
∑𝑋
∑𝑁
Keterangan:
X = nilai rata-rata ∑X = jumlah semua nilai siswa ∑N = jumlah siswa
(Aqib, 2010: 40)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang dengan KKM klasikal dan individual yang dikelompokkan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan individu ≥ 70 < 70
Persentase ketuntasan klasikal (Aqib, 2010: 41)
Kualifikasi
≥ 80% < 80%
Tuntas Tidak Tuntas
(KKM mata pelajaran IPS di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang) 3.7.2
Data Kualitatif Arikunto (2014: 131), data kualitatif adalah data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif). Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual.
94
Sedangkan hasil catatan lapangan dipaparkan dalam kalimat yang dipisahkan menurut kriteria untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Poerwanti, dkk (2008: 6.9) memaparkan cara pengolahan data skor aktivitas siswa dan keterampilan guru adalah sebagai berikut. 1) Menghitung skor terendah. 2) Menghitung skor tertinggi. 3) Mencari median dengan rumus. Me =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2
4) Membagi rentang skor menjadi empat kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang) dengan nilai median sebagai skor tertinggi dalam kategori cukup. Dari perhitungan tersebut, maka dibuat tabel kriteria ketuntasan untuk menentukan kriteria ketuntasan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
27 18 9 0
≤ ≤ ≤ ≤
skor skor skor skor
≤ < < <
36 27 18 9
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Nilai A B C D
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari skor tiap indikator keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
95
Skor maksimal = 9 x 4 = 36 Skor minimal = 9 x 0 = 0 Median (Me) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2
=
36+0 2
= 18
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa Kriteria Aktivitas Siswa 21 ≤ skor ≤ 28 14 ≤ skor < 21 7 ≤ skor < 14 0 ≤ skor < 7
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Nilai A B C D
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian sebagai berikut. Skor maksimal = 7 x 4 = 28 Skor minimal = 7 x 0 = 0 Median (Me) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2
=
28+0 2
= 14
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afektif Kriteria Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif 12 ≤ skor ≤ 16 8 ≤ skor < 12
Kategori
Nilai
Ketuntasan
Sangat baik Baik
A B
Tuntas Tuntas
5 ≤ skor < 8
Cukup
C
Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 5
Kurang
D
Tidak Tuntas
96
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator hasil belajar siswa ranah afektif dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan sebagai berikut. Skor maksimal = 4 x 4 = 16 Skor minimal = 4 x 0 = 0 Median (Me) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2
=
16+0 2
=8
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kriteria Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik 12 ≤ skor ≤ 16 8 ≤ skor < 12
Kategori
Nilai
Ketuntasan
Sangat baik Baik
A B
Tuntas Tuntas
4 ≤ skor < 8
Cukup
C
Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4
Kurang
D
Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator hasil belajar siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan sebagai berikut. Skor maksimal = 4 x 4 = 16 Skor minimal = 4 x 0 = 0 Median (Me) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2
=
16+0 2
=8
(Poerwanti, 2008: 6.9)
97
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN Penerapan model Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator sebagai berikut. 1) Terjadi peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model Time Token berbantuan audiovisual dengan kriteria sekurang-kurangnya baik ( 19 ≤ skor < 27). 2) Terjadi peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (15 ≤ skor ≤ 21).
3) Hasil belajar siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 70 dan
ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya sebesar 80%.
221
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I jumlah skor yang diperoleh sebesar 21 dengan kriteria baik, jumlah skor pada siklus II meningkat menjadi 27 dengan kriteria baik, dan jumlah skor 34 dengan kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator
keberhasilan,
dengan
kriteria
sekurang-kurangnya
baik
pada
pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siklus I mendapatkan jumlah skor 15,02 dengan rata-rata 2,15 dan kriteria baik, jumlah skor meningkat pada siklus II menjadi 19,66 dengan rata-rata 2,81 dan kriteria baik, serta jumlah skor 22,85 dengan rata-rata 3,27 dan kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, dengan kriteria sekurang-kurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. 221
222
Hasil belajar siswa ranah kognitif, pada siklus I persentase ketuntasan siswa 60,98% dengan nilai rata-rata 69,29, pada siklus II meningkat menjadi 75,61% dengan nilai rata-rata 78,02, serta persentase hasil belajar siswa ranah kognitif menjadi 90,24% dengan nilai rata-rata 83,85 pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, adalah 80% siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang mengalami ketuntasan belajar pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. Hasil belajar siswa ranah afektif dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ranah afektif dalam pembelajaran IPS pada siklus I mendapatkan jumlah skor 9,02 dengan rata-rata 2,26 dan kriteria baik, jumlah skor meningkat pada siklus II menjadi 11,02 dengan rata-rata 2,76 dan kriteria baik, serta jumlah skor 13,56 dengan rata-rata 3,39 dan kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, adalah hasil belajar siswa ranah afektif meningkat dengan kriteria sekurang- kurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. Hasil belajar siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran IPS pada siklus I mendapatkan jumlah skor 9,41 dengan rata-rata 2,35 dan kriteria baik, jumlah skor meningkat pada siklus II menjadi 11,68 dengan rata-rata 2,92 dan kriteria baik, serta jumlah skor 13,24
223
dengan rata-rata 3,31 dan kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, dengan kriteria sekurangkurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual. Berdasarkan simpulan tersebut, terbukti bahwa menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual berhasil meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa (ranah afektif, psikomotorik dan kognitif) kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang pada pembelajaran IPS. 5.2 SARAN Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Time Token berbantuan audiovisual siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran Time Token dan audiovisual di sarankan untuk
diterapkan
dalam
pembelajaran
karena
dapat
meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. 2. Hendaknya,
dalam
pembelajaran
maupun
diskusi
kelompok
siswa
berpartisipasi aktif dengan berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. 3. Sekolah perlu aktif mendukung pembelajaran yang dilakukan guru dan menyediakan meningkat.
fasilitas
berupa
LCD
sehingga
kualitas
pembelajaran
224
DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri W, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto,Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. _______, dkk. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zaenal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Astrini, Femilla. 2013. Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dondong 02 Tahun Ajaran 2013 / 2014. Vol 7, No 3. Jurnal: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen /article/view/4119/2897 Bilgin, Ibrahim. 2006. The Effect of Cooperative Learning Approach Based on Conceptual Change Condition on Students' Understanding of Chemical Equilibrium Concepts. Volume 15, Issue 1, pp 31-46. Jurnal: http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-006-0354-z BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. ______. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas. ______. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Casado, Maria Isabel, dkk. 2011. Audiovisual material as educational innovation strategy to reduce anxiety response in students of human anatomy. Volume 17, Issue 3, pp 431-440. Jurnal: http://link.springer.com/article/10.1007/s10459-011-9307-2 Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
225
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RinekaCipta. Ebrahim, Ali. 2012. The Effect Of Cooperative Learning Strategies On Elementary Students’ Science Achievement And Social Skills In Kuwait. Volume 10, Issue 2, pp 293-314. Jurnal: http://link.springer.com/article/ 10.1007/s10763-011-9293-0 Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan Karakter berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Hamalik, Oemar. 2006. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algansindo. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV: Pustaka Setia. Harja, Ria Nelta. 2014. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Terandam Padang. Vol 3, No 2. Jurnal: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php? journal=JFKIP&page=article&op=view&path%5B%5D=3507 Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Herrhyanto, N.dan H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Depdiknas. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pelajar Pustaka Offset Miranti, Yusma, dkk. 2014. Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Kinawai Batusangkar. Vol 3, No 2. Jurnal: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/ index.php?journal=JFKIP&page=article&op=view&path%5B%5D=34 37 Mohamad, Rasidah. 2011. Revisi Taksonomi Bloom. Website: https://www.academia.edu/6274013/Revisi_Taksonomi_Bloom diunduh pada pukul 08.33 tanggal 15 Januari 2015
226
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurhayati, Fitriyah. 2014. Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Time Token IPS kelas IV SD Negeri 06 Pontianak. Vol 3, No 5. Jurnal: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5649/5821 Perwita, Arum. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN melalui Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual. Vol 3, No 1. Jurnal: journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/3795/3413 Poerwanti, Endang. Dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Ryan. 2012. Media-Audio-Visual. Website: http://ryanpangeran.blogspot.com/ 2012/12/media-audio-visual_26.html diunduh pada pukul 09:36 tanggal 14 Januari 2015. Sahrudin, Sriudin. 2012. Model Pembelajaran Time Token Arends. Website: http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-timetoken.html# diunduh pada pukul 09:10 tanggal 20 Januari 2015. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Sapriya, 2014. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Setiawan, Wawan. 2013. Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD. Vol. 1, No 2. Jurnal: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgsd/article/view/1469 Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Siregar, Eveline. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi, HM. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan KelasImplementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara
227
Sulaiman. 2011. Kekurangan dan Kelebihan Slide. Website: http://sulaimanump.blogspot.com/2011/06/kekurangan-dan-kelebihan-slide.html diunduh pada pukul 09:40 tanggal 14 Januari 2015 Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Susilaningsih, Endang dan Limbong, Linda S. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas Syamsiyah, Siti, dkk. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas Taneo, Silvester. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Depdiknas. Yuliati, Reny dan Munajat Ade. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas Wahyuni, Tri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi. Vil 1, No 4. Jurnal: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo /article/view/1945 Winataputa, Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
228
LAMPIRAN
229
LAMPIRAN 1 PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR
230
PEDOMAN
PENETAPAN
INDIKATOR
KETERAMPILAN
GURU
DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
PADA
SISWA
KELAS
VC
SDN
PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG Keterampilan Dasar
Sintaks model Time Token berbantuan
Mengajar Guru
Keterampilan
5.
membuka pelajaran 2.
Keterampilan
6. 7.
bertanya 3.
Keterampilan
8.
menjelaskan 4.
Keterampilan menggunanakan variasi
5.
Keterampilan mengajar
9.
kelompok kecil dan perorangan 6.
Keterampilan
10.
mengelola kelas 7.
Keterampilan membimbing
11.
diskusi kelompok kecil 8.
Keterampilan memberi penguatan
9.
Ketrampilan menutup pelajaran
dalam Model Time Token
Audiovisual
(Hasibuan, 2009: 58-89)
1.
Indikator Keterampilan Guru
12. 13.
siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran; siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi; siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara dan video yang ditayangkan; siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan); setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa harus menempelkan kupon bicara pada papan Time Token; jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka; jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur kembali; siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi; guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
berbantuan Audiovisual
1.
Keterampilan
membuka
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
audiovisual 2.
Keterampilan
bertanya
menggunakan
media
audiovisual 3.
Keterampilan
menjelaskan
menggunakan
media
audiovisual 4.
Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual
5.
Keterampilan membimbing diskusi
kelompok
kecil
menggunakan model Time Token 6.
Keterampilan
mengelola
kelas 7.
Ketarampilan guru mengajar kelompok
kecil
dan
perorangan
menggunakan
model Time Token 8.
Keterampilan
memberi
penguatan 9.
Keterampilan pelajaran
menutup
231
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VC SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG Aktivitas Siswa
Sintaks model Time Token berbantuan
Indikator Aktivitas Siswa dalam Model
(Hamalik, 2006: 172)
Audiovisual
Time Token berbantuan Audiovisual
1. Aktivitas visual (membaca, mengamati, mempelajari gambar) 2. Aktivitas lisan/ oral (mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat) 3. Aktivitas mendengarkan mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan penjelasan teman satu kelompok, mendengarkan penjelasan kelompok lain) 4. Aktivitas menulis (laporan, mengerjakan tes, menulis rangkuman) 5. Aktivitas menggambar (menggambar, membuat grafik, peta, diagram) 6. Aktivitas motorik (melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak) 7. Aktivitas mental (mengingatkan teman, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan kerjasama) 8. Aktivitas emosional (berani, fokus, minat)
1.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Siswa
mengamati
slide/video
yang
berhubungan dengan materi 3. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
slide
suara/video
yang
ditayangkan 4. Guru membentuk kelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam
masing-masing
kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan) 5. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan meletakkan
pendapat, di
siswa harus
tengah-tengah
meja
kelompok 6. Jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka. 7. Jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur kembali. 8. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran awal dengan tertib (aktivitas emosional, lisan, mental) 2. Memperhatikan media audiovisual yang ditampilkan (aktivitas visual, mendengarkan, mental) 3. Mengajukan pertanyaan (aktivitas lisan, emosional, mental) 4. Menjawab pertanyaan dari guru (aktivitas lisan, mental, emosional) 5. Melakukan diskusi kelompok menggunakan Time Token (aktivitas lisan, mental, motorik, mendengarkan) 6. Melaporkan hasildiskusi kelompok (aktivitas lisan, menulis, mental) 7. Melakukan refleksi (aktivitas lisan, mental, emosional)
232
LAMPIRAN 2 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
233
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN JUDUL: Penerapan Model Time Token
Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang
Indikator
Sumber Data
Alat/Instrumen pengumpulan data
No.
Variabel
1.
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual
1.
Membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual 2. Bertanya menggunakan media audiovisual 3. Menjelaskan menggunakan media audiovisual 4. Menggunakan variasi media audiovisual 5. Membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time Token 6. Pengkondisian kelas selama pembelajaran 7. Mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan model Time Token 8. Memberi penguatan kepada siswa 9. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi dan memberikan umpan balik
1. Guru 2. Data dokumen (foto dan video saat kegiatan pembelajaran)
1. Lembar observasi 2. Lembar wawancara 3. Catatan lapangan 4. Alat dokumentasi (kamera digital)
2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran awal dengan tertib (aktivitas emosional, lisan, mental) 2. Memperhatikan media (aktivitas visual, mendengarkan) 3. Mengajukan pertanyaan (aktivitas lisan, emosional) 4. Menjawab pertanyaan dari guru (aktivitas lisan, mental, emosional)
1. Siswa 2. Dokumentasi (foto dan video saat kegiatan pembelajaran)
1. Lembar observasi 2. Catatan lapangan 3. Lembar wawancara 4. Alat dokumentasi (kamera digital)
234
5. Melakukan diskusi kelompok menggunakan Time Token (aktivitas lisan, mental, motorik, mendengarkan) 6. Melaporkan hasildiskusi kelompok (aktivitas lisan, menulis, mental) 7. Melakukan refleksi (aktivitas lisan, mental, emosional) 3.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Time Token berbantuan audiovisual
Ranah pengetahuan (kognitif) :
1. menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, 2. mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan, 3. mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok, 4. menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, 5. menyebutkan peran PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia menjelaskan proses perumusan dasar Negara, 6. menjelaskan proses perumusan dasar negara, 7. menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia, 8. menjelaskan peran tokohtokoh dalam kemerdekaan Indonesia 9. memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
Siswa
1. Lembar evaluasi. 2. Lembar penilaian hasil belajar.
235
Ranah sikap (afektif) :
1. 2. 3. 4.
Disiplin, Tanggung jawab, Toleransi Mandiri
Ranah keterampilan (psikomotorik) : 1. Bertanya. 2. Menyampaikan pendapat 3. Berdiskusi 4. Presentasi hasil diskusi
236
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PENELITIAN
237
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke .... Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati Nama SD : SDN Purwoyoso 03 Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia Hari/Tanggal : ............................ Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan! Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. Deskripsi
Indikator 1.
2.
Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual
(Hasibuan,2009: 58-89) 1) 2) 3) 4) 1) 2)
3) 4) 3.
Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual
1)
2)
3)
4)
Menarik perhatian siswa Menimbulkan motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran Pertanyaan yang disampaikan guru jelas Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa. Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media audiovisual Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual
Tampak (√)
Jumlah Skor
238
4.
Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual
5.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time Token
6.
Keterampilan mengelola kelas
7.
Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan model Time Token
8.
Keterampilan memberi penguatan
9.
Keterampilan menutup pelajaran
1) Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara. 2) Guru menggunakan variasi media pembelajaran 3) Guru memberikan tekanan pada butirbutir yang penting. 4) Media yang digunakan dapat menarik minat siswa 1) Membagi perhatian secara merata 2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan 4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis 2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran 3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan 4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa 1) Membimbing siswa untuk berpikir 2) Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan Time Token 3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa 4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa 1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata 2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol 3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak 4) Memberikan penguatan berupa tanda/ benda berupa stiker bintang 1) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Melaksanakan refleksi 3) Memberikan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas
239
Catatan: Skor maksimal = 9 x 4 = 36 Skor minimal = 9 x 0 = 0 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Median (Me) = (Poerwanti, 2008: 6.9)
2
Kriteria Aktivitas Guru 27 ≤ skor ≤ 36 18 ≤ skor < 27 9 ≤ skor < 18 0 ≤ skor < 9
=
36+0 2
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
= 18
Nilai A B C D
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Semarang,
Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
240
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke .... Nama Siswa : ............................. Nama SD : SDN Purwoyoso 03 Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia Hari/Tanggal : ............................ Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan! Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator 1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran awal dengan tertib (aktivitas emosional, aktivitas lisan, aktivitas mental) 2. Memperhatikan media
Deskripsi
Hamalik (2006: 172)
1) Mempersiapkan seluruh perlengkapan belajar 2) Memberikan tanggapan pada apersepsi yang diberikan guru 3) Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran 4) Siswa menyampaikan pengetahuan awal yang dimiliki sesuai dengan isi materi 1) Memperhatikan media (aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan) sampai akhir 2) Bertukar pendapat dengan teman saat penayangan berlangsung. 3) Pandangan fokus saat video yang ditayangkan 4) Mencatat hal-hal penting dari video yang ditayangkan 3. Mengajukan 1) Berani bertanya tentang materi yang pertanyaan kurang dipahami (aktivitas lisan, 2) Bertanya dengan suara yang jelas aktivitas 3) Pertanyaan yang diajukan relevan dengan emosional) materi 4) Bertanya dengan sikap yang baik dan sopan
Tampak (√)
Jumlah Skor
241
4. Menjawab pertanyaan dari guru (aktivitas lisan, aktivitas mental, aktivitas emosional) 5. Melakukan diskusi kelompok menggunakan Time Token (aktivitas lisan, aktivitas mental, aktivitas
6. Melaporkan hasil diskusi kelompok (aktivitas lisan, aktivitas menulis, aktivitas mental) 7. Melakukan refleksi (aktivitas mental, aktivitas lisan)
1) Berani menjawab pertanyaan dari guru 2) Sering menjawab pertanyaan dari guru 3) Jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan 4) Menjawab pertanyaan dari guru dengan kalimat yang jelas. 1) Mengungkapkan pendapat saat diskusi menggunakan kupon kemudian diletakkan di tengah-tengah meja kelompok 2) Menanggapi pendapat teman dengan meletakkan kupon di tengah-tengah meja kelompok (aktivitas motorik, aktivitas mendengarkan) 3) Memecahkan permasalahan dan memberi saran positif pada kelompoknya 4) Bekerjasama dengan anggota kelompok 1) Menyampaikan laporan hasil diskusi di depan kelas 2) Jelas dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 3) Siswa merespon tanggapan yang muncul 4) Menulis rangkuman hasil diskusi 1) Mencatat hasil refleksi 2) Berani menyampaikan hasil refleksi 3) Menyampaikan hasil refleksi secara runtut 4) Refleksi yang dibuat sesuai dengan materi yang telah dipelajari
Catatan: Jumlah Skor = ………….. Kategori = ………………… Skor maksimal = 7 x 4 = 28 Skor minimal = 7 x 0 = 0 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Median (Me) = 2 (Poerwanti, 2008: 6.9) Kriteria Aktivitas Siswa 21 ≤ skor ≤ 28 14 ≤ skor < 21 7 ≤ skor < 14 0 ≤ skor < 7
=
28+0 2
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
= 14 Nilai A B C D
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Semarang,
Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
242
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke ... Nama Siswa : ............................. Nama SD : SDN Purwoyoso 03 Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia Hari/Tanggal : ............................ Petunjuk: 1.
Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator 1. Disiplin
2. Tanggung jawab
3. Toleransi
4. Mandiri
Deskripsi (Fitri, 2012: 23) 1) Hadir tepat waktu 2) Menjalankan tata tertib kelas. 3) Mematuhi aturan diskusi kelompok dengan model Time Token 4) Menyelesaikan soal tepat waktu 1) Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik 2) Membuat laporan diskusi sesuai dengan petunjuk guru 3) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan 4) Menjaga suasana diskusi yang kondusif. 1) Memperlakukan teman dengan cara yang sama, tidak memembeda-bedakan agama, dan suku 2) Menghargai pendapat teman dalam pembelajaran 3) Mendengarkan saat teman bertanya atau berpendapat 4) Menjaga suasana yang harmonis dengan kelompok lain. 1) Mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru 2) Mengungkapkan pendapat sesuai pengetahuannya 3) Mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan mandiri 4) Memahami materi secara mandiri.
Tampak (√)
Jumlah Skor
243
Catatan: Skor maksimal = 4 x 4 = 16 Skor minimal = 4 x 0 = 0 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Median (Me) = (Poerwanti, 2008: 6.9)
2
=
16+0 2
=8
Kriteria Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif 12 ≤ skor ≤ 16 8 ≤ skor < 12
Kategori
Nilai
Ketuntasan
Sangat baik Baik
A B
Tuntas Tuntas
4 ≤ skor < 8
Cukup
C
Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4
Kurang
D
Tidak Tuntas
Jumlah skor = ……..
Nilai = ……… Semarang,
Februari 2015
Observer,
. ( ..................................... )
244
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTORIK PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke ... Nama Siswa Nama SD Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Hari/Tanggal
: ............................. : SDN Purwoyoso 03 : VC / 2 : IPS : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia : ............................
Petunjuk: 1.
Berilah tanda check(√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator
1. Bertanya
Deskripsi (Sugiarto, 2013: 7)
1) Bertanya dengan jelas 2) Pertanyaan yang diajukan berbobot 3) Pertanyaan sesuai dengan materi
2. Menyampaikan Pendapat
4) Waktu yang diperlukan untuk bertanya ≥ 30 detik 1) Menyampaikan pendapat dengan jelas 2) Pendapat yang disampaikan berbobot 3) Menyampaikan pendapat secara runtut
3. Berdiskusi
4) Waktu yang diperlukan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik 1) Beperan aktif dalam memecahkan masalah 2) Menjaga situasi kondusif dalam kelompok 3) Keaktifan memberikan ide dalam membuat laporan diskusi 4) Waktu yang diperlukan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik
Tampak Jumlah (√) Skor
245
4. Presentasi Hasil Diskusi
1) Membacakan hasil diskusi 2) Mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri 3) Menjawab pertanyaan yang diajukan untuk kelompok diskusi 4) Waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan ≥ 30 detik
Catatan: Skor maksimal = 4 x 4 = 16 Skor minimal = 4 x 0 = 0 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Median (Me) = (Poerwanti, 2008: 6.9)
2
=
16+0 2
=8
Kriteria Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik 12 ≤ skor ≤ 16 8 ≤ skor < 12
Kategori
Nilai
Ketuntasan
Sangat baik Baik
A B
Tuntas Tuntas
4 ≤ skor < 8
Cukup
C
Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4
Kurang
D
Tidak Tuntas
Jumlah skor = ……..
Nilai = ……… Semarang,
Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
246
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke .... Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal
:….
Pukul
:….
Petunjuk
: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token berbantuan
audiovisual
sesuai
dengan
keadaan
sesungguhnya! .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Semarang,
Februari 2015 Observer,
( ..................................... )
247
NILAI IPS PRASIKLUS SISWA KELAS VC SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N R.D.Y
ST 1 3.5 50 50 70 50 70 75 45 45 80 75 40 60 70 40 80 75 50 65 70 75 30 75 50 60 40 70 75 65 55 50 60 75 55
ST 2 3.5 60 60 75 55 90 60 75 60 75 70 40 65 75 80 85 75 70 75 65 60 75 65 70 75 55 75 75 80 70 55 50 70 65
ST 3 3.5 45 55 70 55 75 60 40 60 65 75 35 55 85 50 90 65 45 70 75 65 70 75 45 55 45 70 65 65 70 60 55 75 55
Ratarata
Keterangan
51,67 55,00 71,67 53,33 78,33 65,00 53,33 55,00 73,33 73,33 38,33 60,00 76,67 56,67 85,00 71,67 55,00 70,00 70,00 66,67 58,33 71,67 55,00 63,33 46,67 71,67 71,67 70,00 65,00 55,00 55,00 73,33 58,33
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
248
34 35 36 37 38 39 40 41
R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K
65 70 80 70 70 70 60 55 60 70 60 55 70 70 75 50 55 45 50 60 55 70 70 75 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal
71,67 70,00 58,33 61,67 71,67 50,00 55,00 71,67
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 63,54 38,33 85,00 70 18 23 44%
Semarang, 15 Oktober 2015 Guru kelas VC
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
249
LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I 1. Perangkat pembelajaran siklus I 2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus I 3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I 4. Hasil belajar siswa ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) siklus I 5. Catatan lapangan siklus I
250
Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi
PENGGALAN SILABUS : SD Negeri Purwoyoso 03 : VC / 2 : IPS : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Materi Pokok/ Indikator Pembelajaran 1 2 3 2.2 Mengahargai Usaha dalam 2.2.1. Menjelaskan 1. jasa dan mempersiapkan beberapa usaha peranan tokoh Kemerdekaan dalam rangka perjuangan Indonesia mempersiapkan 2. dalam kemerdekaan mempersiapka 2.2.2 Mendeskripsikan n kemerdekaan peristiwa Indonesia persiapan 3. kemerdekaan 2.2.3 Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok 4. Kompetensi Dasar
Kegiatan Alokasi Penilaian Pembelajaran Waktu 4 5 6 Guru Tes tertulis 2 x 35 menyampaikan dan unjuk menit tujuan. kerja Guru menyampaikan materi dengan audiovisual. Guru melakukan tanya jawab tentang persiapan kemerdekaan Indonesia Siswa berkelompok dengan anggota 4-5 siswa. 5. Guru menjelaskan tentang Time Token, 6. Guru membagikan
Sumber/ Bahan ajar 7 1. Kurikulum KTSP 2006 2. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 3. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 90. 4. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008.
Halaman 177 5. Buku
BSE
Ilmu
251
kupon bicara dan lembar kerja siswa 7. Siswa berdiskusi 8. Siswa membacakan hasil diskusi 9. Guru memberikan pembenaran 10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi. 11. Guru memberikan soal evaluasi. 12. Guru menutup pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123. 6. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46. 7. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013.
Halaman 241. Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri Semarang, 9 Februari 2015 Mengetahui, Korabolator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
252
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1) Satuan Pendidikan
: SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: VC / 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi 2.
Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia III. Indikator 2.2.1.
Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
2.2.2
Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan
2.2.3
Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui mengamati video tentang persiapan kemerdekaan, siswa dapat menjelaskan usaha–usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dengan benar. 2. Melalui tanya jawab bersama guru, siswa dapat mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan dengan baik. 3. Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menyebutkan usaha – usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dengan tepat. 4. Melalui mengamati slide tentang peristiwa rengasdengklok, siswa dapat mendiskripsikan peristiwa Rengasdengklok dengan runtut. Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
253
V. Materi Pembelajaran Usaha dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia (terlampir) VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Time Token 2. Media Audiovisual (soundslide / video) 3. Metode Pembelajaran a. Tanya jawab
c. Diskusi
b. Tugas
d. Ekspositori (Ceramah)
VII. Langkah-Langkah Pembelajara 1. Kegiatan Awal (±10menit) 1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran. 2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari Kemerdekaan” (terlampir). 3. Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja persiapan untuk menyongsong kemerdekaan? mari kita pelajari bersama - sama” 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (±70 menit) 1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual tentang persiapan kemerdekaan Indonesia (eksplorasi). 2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok. (elaborasi). 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time
Token,
(elaborasi).
yang
meliputi
peraturan
dan
kententuannya
254
5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang persiapan kemerdekaan Indonesia dan peristiwa Rengasdengklok (elaborasi). 7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut (konfirmasi). 9. Siswa
mengamati
PPT
tentang
pembenaran
soal
diskusi
(konfirmasi). 10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi). 12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik. (konfirmasi). 3. Kegiatan Akhir (±10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Pelaksanaan evaluasi. 3. Tindak lanjut: 4. guru meminta siswa mempelajari materi tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar Negara serta tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa. 5. Berdoa bersama. VIII. Media dan Sumber Belajar 1. Media: audiovisual. (slide / video ) Alat peraga : LCD.
255
2. Sumber belajar a. Kurikulum KTSP 2006 b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 90. d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 177. e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123. f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46. g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. Halaman 241. IX. Penilaian 1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi) 2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses 3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi 4. Teknik Tes: tes dan nontes 5. Instrumen (Terlampir) Semarang, 9 Februari 2015 Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
256
Lampiran Lagu
Hari Kemerdekaan Tujuh belas Agustus tahun empat lima Itulah hari kemerdekaan kita Hari merdeka nusa dan bangsa Hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka, … Sekali merdeka tetap merdeka, Selama hayat masih dikandung badan Kita tetap setia, tetap sedia Mempertahankan Indonesia, Kita tetapsetia, sedia Membela Negara kita…
257
MATERI AJAR Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Indikator 2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan 2.2.2 Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan 2.2.3 Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia A. Pembentukan BPUPKI Kekalahan Jepang terus menerus dalam perang Asia Timur Raya melawan Sekutu
dimanfaatkan
Indonesia
untuk
menyusun
dan
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah mendesak pemerintahan Jepang agar segera memerdekakan bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat dan Raden Panji Suroso sebagai wakilnya. BPUPKI mempunyai tugas untuk menyiapkan organisasi pemerintah Indonesia yang akan menerima pemerintahan dari pemerintah Jepang. BPUPKI berhasil membentuk Panitia Sembilan dengan ketua Ir. Soekarno. Tugas Panitia Sembilan adalah merumuskan dasar Indonesia merdeka. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang menjadi cikal bakal Pembukaan UUD 1945. B. Pembentukan PPKI Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai wakilnya. Tugas PPKI adalah : a. Menyelesaikan dan mengesahkan rancangan undang-undang dasar yang telah disusun oleh BPUPKI b. Memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan.
258
Pada tanggal 18 Agustus PPKI mengadakan sidang yang pertama dan berhasil mengesahkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar Negara Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 tersebut terdapat rumusan Pancasila. C. Peristiwa Rengasdengklok Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokoh besar Indonesia dipanggil oleh Jendral Terauchi ke Dalat, Vietnam. Tiga tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Dalam pertemuan itu Jendral Terauchi menyampaikan bahwa jepang telah memutuskan untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Jendral Terauchi mengatakan bahwa rencana pelaksanaan proklamasi segera dilakukan oleh bangsa Indonesia. Dengan membawa hasil dari Jendral Terauchi, pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke tanah air. Akan tetapi, berita kekalahan Jepang terhadap sekutu sudang di dengar oleh sebagian para pemuda Indonesia melalui siaran radio luar negeri. Pemuda yang pertama kali mendengar siaran itu adalah Sutan Syahrir, kemudian para pengikutnya. Oleh karena itu, para pemuda menuntut agar proklamasi segera dilaksanakan. Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah sebelumnya kota Hirosima dan kota Nagasaki dibom atom oleh pasukan Sekutu. Kemudian para tokoh pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945. Sebab, Jepang sudah kalah perang dan Belanda serta Sekutu belum datang. Golongan pemuda mengurus Darwis dan Wikana menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, sedangkan para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama gangguan dari pihak jepang, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno (bersama Fatmawati
259
dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertengkaran pendapat antara pemuda dan Bung karno dan Bung Hatta tersebut. Setelah para tokoh itu mencapai kata sepakat dalam musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sampai di Jakarta, malam itu juga bung Karno dan Bung Hatta mengajak anggota PPKI dan para tokoh pemuda untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pembicaraan itu dilangsungkan di rumah laksamana Muda Maeda (Perwira Angkatan Laut Jepang di Jakarta) Rumah tersebut terletak di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. D. Penyusunan Teks Proklamasi Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB dini hari, Bung Karno, Bung Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo berhasil menyusun teks proklamasi. Mulanya diusulkan agar semua yang hadir ikut menandatangani naskah proklamasi tersebut. Tapi karena mereka yang hadir tidak bersedia, maka Soekarno mengusulkan dalam rapat tersebut agar teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Semua yang hadir setuju dan sepakat naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno dan hatta. Naskah proklamasi yang semula ditulis tangan kemudian diketik dengan rapi oleh Sayuti Melik. Bunyi teks proklamasi seperti di bawah ini. Coretan-coretan sewaktu penyusunan menandakan banyaknya pertimbangan dalam membuat pernyataan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.
260
Kemudian Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi proklamasi tersebut dengan rapi. Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
261
E. Detik-detik Proklamasi Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
262
Lampiran Media “VIDEO USAHA-USAHA BANGSA INDONESIA MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA”
263
Lampiran LKS Kelompok : Nama anggota kelompok: 1. .......................................... Abs : ...... 2. .......................................... Abs : ...... 3. .......................................... Abs : ...... 4. .......................................... Abs : ...... 5. .......................................... Abs : ......
Lembar Kerja Siswa Petunjuk: 1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan model pembelajaran kooperatif model Time Token ! 2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan ! Diskusikan : 1. Penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok! Apa saja yang terjadi dalam peristiwa Rengasdengklok? 2. Amatilah naskah berikut ini!
Sebutkan perbedaan antara naskah asli yang ditulis Soekarno dengan naskah proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik!
264
LAMPIRAN IV : KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 1. Penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok yaitu adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda mendesak para golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, sedangkan para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. 2. Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada: Kata tempoh diubah menjadi tempo Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05 Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal KRITERIA PENILAIAN TES PROSES (LEMBAR KERJA SISWA) SIKLUS I
Skor tiap nomor
= 10
Skor maksimal
= 100
Nilai Akhir
=
Keterangan: B= Skor yang diperoleh St= Skor teoretis (Poerwanti, 2008: 6.3)
𝐵 𝑆𝑡
𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
265
Lampiran Kisi-Kisi Kelas/ Semester : VC / 2 Mapel STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
2. Menghargai
2.2 Mengahargai
: IPS
INDIKATOR 2.2.1.
MATERI
Menjelaskan beberapa Usaha
peranan tokoh
jasa dan peranan
usaha
pejuang
tokoh
mempersiapkan
Kemerdekaan
masyarakat
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia
dalam
dalam
mempersiapkan
mempersiapkan
peristiwa
dan
kemerdekaan
kemerdekaan
mempertahanka
Indonesia
2.2.2
2.2.3
dalam
dalam
ASPEK
NOMOR SOAL
C2
PG: 1, 6, 8
rangka mempersiapkan
Mendeskripsikan
Uraian: 1, 5
C2
persiapan
Mendeskripsikan
n kemerdekaan
peristiwa
Indonesia.
Rengasdengklok
PG: 2, 5, 7, Uraian: 3
C2
PG: 3, 4, 9, 10 Uraian: 2, 4
266
Lampiran Soal Evaluasi
NILAI
Nama : ...................................... No.Abs : ...................................... SOAL EVALUASI Mata pelajaran
: IPS
Materi
: Usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
Kelas/Semester : VC / 2 Waktu
: 20 menit
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini! 1. Sebagai usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk ….. a. BPUPKI
c. PPKI
b. Konstituante
d. DPR
2. Pembicaraan tentang persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia dilakukan di...
a. Hanoi
c. Dalat
b. Saigon
d. Manila
3. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena …. a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta 4. Tokoh yang membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah …. a. Wikana dan Sukarni
c. Subandrio dan Sukarni
b. Sutan Syahrir dan Darwis
d. Wikana dan Yusuf Kunto
5. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di …. a. Lapangan Ikada b. Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta c. Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta d. Gedung Baktereologi Jakarta
267
6. Tokoh pemuda yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang adalah.. a. Sutan Syahrir
c. Wikana
b. Sukarni
d. Darwis
7. Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah…. a. Laksamana Tadashi Maeda
c. Sayuti Melik
b. Ir. Soekarno
d. Jenderal Terauchi
8. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal…. a. 16 Agustus 1945
c. 18 Agustus 1945
b. 17 Agustus 1945
d. 19 Agustus 1945
9. Tujuan Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok adalah…. a. diberikan perlindungan keamanan b. tidak terancam oleh rakyat c. diberi sebutan bapak bangsa d. agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang 10. Tokoh yang menjadi penengah golongan tua dan golongan muda adalah.... a. Mr. Soepomo
c. Mr. Ahmad Subardjo
b. Ir. Soekarno
d. Drs. Mohammad Hatta
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Apakah tujuan pembentukan BPUPKI ? 2. Jelaskan penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok! 3. Sebutkan usaha-usaha bangsa Indonesia dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ? (minimal 2) 4. Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal berapa dan siapa saja yang diculik dalam peristiwa itu? 5. Bagaimana bunyi teks proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945!
Semangat yaaa!
268
Soal pengayaan Diskusikan dengan orang tuamu atau kakek nenekmu tentang kemerdekaan Indonesia! Tulislah hasil diskusimu diselembar kertas lalu warnai! Soal perbaikan Coba kalian tuliskan naskah teks proklamasi yang asli pada buku! Kemudian carilah ejaan yang berbeda dengan ejaan yang disempurnakan! Tulis perbedaannya! Lampiran Kunci Jawaban A. PILIHAN GANDA 1. A
6. A
2. C
7. A
3. B
8. B
4. D
9. D
5. B
10. C
B. URAIAN 1. Pembentukan BPUPKI bertujuan untuk menyiapkan organisasi pemerintah Indonesia yang akan menerima pemerintahan dari pemerintah Jepang. 2. Adanya pertentangan antara golongan muda dan golongan tua, golongaN muda mendesak Ir.Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 3. Beberapa usaha bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia antara lain: Pembentukan BPUPKI, Pembentukan PPKI, Peristiwa Rengasdengklok, Penyusunan teks proklamasi, Detik-detik proklamasi. 4. Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, yang diculik yaitu Bung Karno (Ibu Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Bung Hatta. 5. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta
269
KRITERIA PENSKORAN Aspek Penilaian b. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 Jumlah skor benar semua 10 c. Skor 5: jawaban benar dan sistematis Skor 4: jawaban benar Skor 3: jawaban kurang lengkap Skor 2: jawaban kurang lengkap dan tidak sistematis Skor 1: tidak menjawab/jawaban salah Jumlah skor maksimal: 25 Nilai = =
𝐵 𝑆𝑡
𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
Keterangan: B= Skor yang diperoleh St= Skor teoretis (Poerwanti, 2008: 6.3)
270
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus I Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi
: Usaha dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal
: 09 Februari 2015
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan! Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. Indikator 1.
2.
Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual
Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89)
Tampak (√)
1) Menarik perhatian siswa
√
2) Menimbulkan motivasi 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran
-
4) Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran 1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas 2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa. 3) Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa 4) Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan
√
Jumlah Skor
3
√ √ √ 2
-
271
3.
4.
5.
6.
7.
Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual
Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time Token
Keterampilan mengelola kelas
Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan model Time Token
1) Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media audiovisual 2) Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami 3) Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan 4) Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual 1) Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara. 2) Guru menggunakan variasi media pembelajaran 3) Guru memberikan tekanan pada butirbutir yang penting. 4) Media yang digunakan dapat menarik minat siswa 1) Membagi perhatian secara merata
√ 2
√
√ √ 3
√ -
2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan 4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis 2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran 3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan 4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa 1) Membimbing siswa untuk berpikir
√
2) Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan time token 3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa 4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa
√
-
2
√ √ √ 2
-
2
√ -
272
8.
9.
Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan menutup pelajaran
1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata 2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol 3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak 4) Memberikan penguatan berupa tanda/ benda berupa stiker bintang 1) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Melaksanakan refleksi 3) Memberikan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas
√ √ 3
√ √ √ -
Semarang, 9 Februari 2015 Observer,
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
2
273
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Aspek Pengamatan No.
Nama
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Kriteria
Skor Perolehan 1
S.A.F.D
1
1
2
2
2
1
3
12
C
2
H.F.Y
1
2
1
2
2
2
3
13
C
3
G.B.P
2
2
2
1
2
2
2
13
C
4
M.F.A
2
2
2
3
2
2
2
15
B
5
A.M.Y
3
3
2
3
2
2
2
17
B
6
A.G.
2
2
2
1
2
2
2
13
C
7
A.F.S
3
2
2
3
2
2
2
16
B
8
A.B.R
3
2
2
2
2
2
2
15
B
9
A.N.H
2
2
2
3
4
2
3
18
B
10
A.D.N
3
4
2
3
2
2
2
18
B
11
B.N.A
1
1
2
1
2
2
2
11
C
12
B.D.M
2
2
1
3
1
2
2
13
C
13
D.H.S
3
4
2
2
2
2
2
17
B
14
D.A.H
2
2
2
3
2
1
2
14
B
15
E.S.R
3
2
2
2
2
2
2
15
B
16
F.R.M
1
1
2
1
2
2
2
11
C
17
F.Y.P.P
2
2
1
2
2
2
2
13
C
18
F.N.M
1
2
2
2
2
2
2
13
C
19
G.F.M
2
2
1
3
2
2
3
15
B
20
K.D.R
3
2
2
1
2
2
3
15
B
21
L.R
3
3
2
3
1
2
2
16
B
22
M.A.B.A
1
2
2
1
2
2
2
12
C
23
M.R.P
1
2
1
3
2
2
2
13
C
24
M.A.S
2
2
2
2
2
1
2
13
C
25
M.G.I
1
2
2
3
2
2
2
14
B
26
M.I.H.W
3
4
3
1
2
2
2
17
B
27
M.M.B
3
3
3
3
4
2
2
20
B
28
N.N.M
3
3
2
2
2
2
2
16
B
29
N.R.S.W
1
2
1
3
1
3
2
13
C
30
P.P.A
1
2
2
2
2
2
3
14
B
31
P.K.D
3
3
2
2
2
2
2
16
B
32
R.D.N
3
4
2
3
2
2
2
18
B
274
33
R.D.Y
3
4
2
1
2
3
2
17
B
34
R.N.A
2
2
1
2
3
2
3
15
B
35
R.R.P
2
2
1
2
4
2
3
16
B
36
S.A
2
4
3
2
1
2
3
17
B
37
T.N.E
3
3
2
2
2
2
2
16
B
38
V.A.S.F
2
2
1
1
1
2
3
12
C
39
Y.J.N
3
2
2
2
2
2
3
16
B
40
M.R.G.P
3
4
3
2
3
3
3
21
A
41
A.K
3
4
2
1
1
3
3
17
B
Jumlah
90
101
77
86
84
83
95
616
B
Rerata
2.20
2.46
1.88
2.10
2.05
2.02
2.32
15.02
B
Semarang, 9 Februari 2015
275
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS I
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A
NILAI 40 51 63 43 74 68 71 71 60 85 45 60 80 77 57 45 68 71 45 54 80 71 63 77 71 77 77 83 85 85 85 57 51 71 71 77
KETEGORI Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
276
37 38 39 40 41
T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K
88 77 85 91 91
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 69.29 40.00 91.00 70 25 16 60.98%
277
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS I
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
1 2 3 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 3 2 3
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 2 2 1 3 2 1 2 3 1 2 2 3 1 3 3 1 1 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 2 1
4
Jumlah
Kriteria
2 1 3 2 4 2 1 2 3 1 2 3 2 1 2 3 2 4 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 4 2 1
7 7 9 9 8 10 7 9 9 8 11 8 10 7 8 10 10 11 10 7 9 9 8 8 10 9 6 11 12 10 7
C C B B B B C B B B B B B C B B B B B C B B B B B B C B A B C
278
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 92 2.24
3 1 2 3 2 3 1 3 3 3 91 2.22
2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 94 2.29
2 3 2 3 3 2 1 2 4 2 93 2.27
9 10 9 9 9 11 7 9 12 11 370 9.02
B B B B B B C B A B B B
Semarang, 9 Februari 2015
279
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTORIK SIKLUS I
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 1
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 2 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3
4
Jumlah
Kriteria
2 2 3 1 3 1 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 4 2 1 3 2 2 3
7 7 9 8 10 7 8 9 9 11 7 9 8 7 12 7 11 9 6 10 9 10 12 6 13 8 9 9 11 7 10
C C B B B C B B B B C B B C A C B B C B B B A C A B B B B C B
280
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
3 2 4 3 2 3 2 4 3 4 96 2.34
2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 98 2.39
2 2 3 1 3 4 3 4 3 3 97 2.37
2 3 2 1 2 2 4 3 3 3 95 2.32
9 10 11 9 9 12 11 14 13 13 386 9.41
B B B B B A B A A A B B
Semarang, 9 Februari 2015
281
CONTOH HASIL LKS SIKLUS 1
282
283
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS 1
284
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus I Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal
: 09 Februari 2015
Pukul
: 09.00 – 10.10
Petunjuk
: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token berbantuan
audiovisual
sesuai
dengan
keadaan
sesungguhnya! 1. Masih ada siswa yang terlambat masuk dan belum siap mengikuti pelajaran. 2. Sesekali siswa terlihat ramai sendiri saat penayangan video. 3. Ada seorang siswa berinisial MIHW yang tidak mau berpendapat ataupun bertanya, karena menginginkan kupon bicara untuk ditempelkan dibukunya. 4. Ada beberapa siswa yang keluar kelas untuk keperluan lomba.
Semarang, 9 Februari 2015
285
LAMPIRAN 5 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II 1. Perangkat pembelajaran siklus II 2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus II 3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II 4. Hasil belajar siswa ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) siklus II 5. Catatan lapangan siklus II
286
PENGGALAN SILABUS Sekolah
: SD Negeri Purwoyoso 03
Kelas/Semester
: VC / 2
Mata Pelajaran
: IPS
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2
1 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapka n kemerdekaan Indonesia
Materi Pokok/ Pembelajaran 2 Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia Proses perumusan dasar negara
Indikator 3 Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia 2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia 2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara 2.2.4.
1. 2.
3.
4.
5.
Kegiatan Pembelajaran 4 Guru menyampaikan tujuan. Guru menyampaikan materi dengan audiovisual. Guru melakukan tanya jawab tentang tentang peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara. Siswa berkelompok dengan anggota 4-5 siswa. Guru menjelaskan tentang Time Token,
Alokasi Sumber/ Bahan ajar Waktu 5 6 7 Tes tertulis 2 x 35 1. Kurikulum KTSP 2006 dan unjuk menit 2. Silabus Ilmu kerja Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 3. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 93. 4. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 158. 5. Buku BSE Ilmu Penilaian
287
6. Guru membagikan kupon bicara dan lembar kerja siswa 7. Siswa berdiskusi 8. Siswa membacakan hasil diskusi 9. Guru memberikan pembenaran 10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi. 11. Guru memberikan soal evaluasi. 12. Guru menutup pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 130. 6. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46 7. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. Halaman 241.
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
Semarang, 16 Februari 2015 Mengetahui, Korabolator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
288
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 2) Satuan Pendidikan
: SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: VC / 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. II. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia III. Indikator 2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia 2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia 2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui mengamati video tentang proses perumusan dasar negara, siswa dapat menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dengan benar. 2. Melalui mengamati video tentang proses perumusan dasar negara, siswa dapat menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan benar. 3. Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menjelaskan proses perumusan dasar negara dengan tepat. Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri V. Materi Pembelajaran Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
Proses perumusan dasar Negara
289
VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Time Token 2. Media Audiovisual (soundslide / video) 3. Metode Pembelajaran a. Tanya jawab
c. Diskusi
b. Tugas
d. Ekspositori (Ceramah)
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (±10 menit) 1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran. 2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” (terlampir). 3. Guru bertanya tentag isi lagu, “Anak-anak, dasar Negara Indonesia disebut apa? Bagaimana isi dari dasar Negara tersebut? Apakah kalian tahu bagaimana proses perumusan dasar Negara? 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (±70 menit) 1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia serta proses perumusan dasar Negara Indonesia
(eksplorasi). 2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4 – 5 siswa perkelompok. (elaborasi). 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (elaborasi).
290
5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara (elaborasi).
7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut (konfirmasi). 9. Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi). 10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi). 12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik. (konfirmasi). 3. Kegiatan Akhir (±10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Pelaksanaan evaluasi. 3. Tindak lanjut: siswa diminta mempelajari materi tentang cara menghargai tokoh-tokoh yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa. 4. Berdoa bersama VIII. Media dan Sumber Belajar 1. Media: audiovisual. Alat peraga : LCD. 2. Sumber belajar a. Kurikulum KTSP 2006
291
b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 93. d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 158. e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 130. f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46. g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. Halaman 241. IX. Penilaian 1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi) 2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses 3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi 4. Teknik Tes: tes dan nontes 5. Instrumen (Terlampir) Semarang, 16 Februari 2015 Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
292
Lampiran Lagu
Garuda Pancasila Garuda pancasila Akulah pendukungmu Patriot Proklamasi Sedia berkorban untukmu Pancasila dasar Negara Rakyat adil makmur sentosa Pribadi bangsaku Ayo maju… maju… Ayo maju… maju… Ayo maju… maju…
293
MATERI AJAR Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Indikator 2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia 2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia 2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
PERAN BPUPKI DAN PPKI DALAM PERUMUSAN DASAR NEGARA A. Pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat dan wakil ketua dijabat oleh Raden panji Suroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintahan yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang. BPUPKI berhasil melaksanakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama berlangsung antara 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 - 16 Juli 1945 membahas tentang batang tubuh UUD negara Indonesia merdeka. a. Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945) Sidang ini merupakan realisasi dari tugas BPUPKI sebagai usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sehubungan dengan rumusan dasar negara, para peserta sidang mendengar pidato dari tokoh-tokoh pergerakan nasional.Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.Pembicara pokok pada sidang I ini sebagai berikut.
294
Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945). Usulan materi Rumusan Dasar Negara yang pertama diusulkan oleh Mr. Muh Yamin, sebagai berikut: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945). Materi Rumusan Dasar Negara yang diusulkan sebagai berikut: 1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Mufakat dan Demokrasi 4. Musyawarah 5. Keadilan Sosial
Ir. Soekarno (1 Juni 1945). Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengemukakan tentang materi lima dasar negara. Menurut seorang ahli bahasa teman Ir. Soekarno, lima dasar negara ini dinamakan Pancasila. Pidato Ir. Soekarno ini kemudian dikenal dengan sebagai hari lahirnya Pancasila. Berikut ini isi lima dasar negara yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno, sebagai berikut: 1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa)
b. Masa Persidangan Kedua (10 Juni –16 Juli 1945) Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia
295
Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan antara lain: 1. Ir. Soekarno (ketua)
6. H. Agus Salim
2. Abdul Kahar Muzakir
7. Mr. Ahmad Soebardjo
3. Drs. Moh. Hatta
8. Abikusno Tjokrosoejoso
4. Wachid Hasyim
9. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. Muh. Yamin Panitia Sembilan bekerja keras sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Naskah Piagam Jakarta berbunyi, seperti berikut : 1. Ketuhanan
dengan
kewajiban
menjalankan
syariat
Islam
bagi
pemelukpemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia B. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil penting yang diperoleh dalam rapat itu adalah lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil ketuanya adalah Drs. Moh Hatta. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggotakan 21 orang, yaitu wakil dari daerah-daerah di Indonesia. Pada waktu yang sama, yaitu tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan.
296
Adapun tugas utama PPKI sebagai berikut: 1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Dasar Negara yang telah disiapkan oleh BPUPKI. 2. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia pada saat nanti. Sehari setelah proklamasi, yaitu tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang menyusun kelengkapan Negara. Sidang PPKI yang pertama ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu: 1. Mengesahkan UUD hasil rancangan BPUPKI menjadi UUD 1945 2. Menetapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. 3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ). Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, berbunyi sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejak tanggal 18 Agustus 1945, secara sah telah lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa sejak tanggal tersebut Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai Negara, yaitu memiliki wilayah, penduduk atau bangsa, dan pemerintahan yang berdaulat.
297
Lampiran Media “VIDEO PERAN BPUPKI DAN PPKI DALAM PERUMUSAN DASAR NEGARA”
298
Lampiran LKS Kelompok : Nama anggota kelompok: 1. .......................................... Abs : ...... 2. .......................................... Abs : ...... 3. .......................................... Abs : ...... 4. .......................................... Abs : ...... 5. .......................................... Abs : ......
Lembar Kerja Siswa Petunjuk: 1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan model pembelajaran kooperatif model Time Token ! 2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan ! Diskusikan : 1. Diskusikan dengan kelompokmu, apa yang dimaksud BPUPKI dan PPKI? Sebutkan tugas BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia!
2. Diskusikan proses perumusan Dasar Negara Indonesia (Pancasila)! 3. Tuliskan nama-nama anggota Panitia Sembilan? 4. Tuliskan hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945! 5. Tuliskan perbedaan isi dari Piagam Jakarta dengan Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945!
299
Lampiran : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 1.
- BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyoningrat Tugas BPUPKI yaitu mempelajari dan menyelidiki berbagai hal untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. - Sedangkan PPKI adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai oleh Ir. Soekarno. PPKI bertugas untuk menyelesaikan dan mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan oleh BPUPKI serta memusyawarahkan
dan
memutuskan
cara
pelaksanaan
pernyataan
kemerdekaan Indonesia. 2. Proses perumusan dasar Negara terjadi ketika BPUPKI menggelar siding pertama tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Pendapat tentang dasar Negara disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno. Kemudian dilanjutkan sidang kedua tanggal 10-16 Juli 1945 BPUPKI membentuk Panitia Sembilan dan diketuai oleh Ir. Soekarno menghasilkan Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal dasar Negara. Kemudian dilanjutkan oleh PPKI mengadakan sidang pertama tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan rancangan Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang didalamnya terdapat dasar Negara yaitu PANCASILA. 3. Panitia Sembilan diketahui oleh Ir. Soekarno, anggotanya antara lain: a. Ir. Soekarno b. Abdul Kahar Muzakir c. Drs. Moh. Hatta d. Wachid Hasyim e. Mr. Muh. Yamin f. H. Agus Salim g. Mr. Ahmad Soebardjo h. Abikusno Tjokrosoejoso i. Mr. A.A. Maramis
300
4. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 antara lain: a. Mengesahkan UUD hasil rancangan BPUPKI menjadi UUD 1945 b. Menetapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. c. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ). 5. Perbedaan antara Piagam Jakarta dengan rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pada butir yang pertama. - Piagam Jakarta Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya -Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa
KRITERIA PENILAIAN TES PROSES (LEMBAR KERJA SISWA) SIKLUS II Skor tiap nomor
= 10
Skor maksimal
= 100
Nilai Akhir
=
Keterangan: B= Skor yang diperoleh St= Skor teoretis (Poerwanti, 2008: 6.3)
𝐵 𝑆𝑡
𝑥 100
301
Lampiran Kisi-Kisi Kelas/ Semester : VC / 2 Mapel STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
2. Menghargai
2.2 Mengahargai
: IPS
INDIKATOR 2.2.4.
MATERI
Menyebutkan
peran Peran
BPUPKI
peranan tokoh
jasa dan
BPUPKI dalam persiapan
dan PPKI dalam
pejuang
peranan tokoh
kemerdekaan Indonesia
persiapan
masyarakat
perjuangan
dalam
dalam
PPKI dalam
mempersiapkan
mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia
dan
kemerdekaan
mempertahankan
Indonesia
kemerdekaan Indonesia.
2.2.5
2.2.6
Menyebutkan peran persiapan
Menjelaskan proses perumusan dasar negara
kemerdekaan
ASPEK C1
NOMOR SOAL PG: 4, 8, 9, Uraian: 1
C1
PG: 1, 2, 3, Uraian: 2
Indonesia Proses perumusan dasar negara
C2
PG: 5, 6, 7, 10 Uraian: 3
302
Lampiran Soal Evaluasi
NILAI
Nama : ...................................... No.Abs : ......................................
SOAL EVALUASI Mata pelajaran
: IPS
Materi
: Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaa
Indonesia dan Proses perumusan dasar negara Kelas/Semester : V C / 2 Waktu
: 20 menit
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini! 1. Sidang PPKI yang pertama diselenggarakan pada tanggal….. a. 17 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
2. Pada hasil sidang PPKI pertama yang dipilih sebagai presiden dan wakil presiden adalah…..
a. Ir. Soekarno dan Moh.Hatta
c. Moh. Hatta dan Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebardjo dan Latief
d. Sayuti Melik dan S.Suhud
3. Dalam keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, untuk sementara presiden akan dibantu…..
a. MPR
c. Komite Nasional
b. PPKI
d. KNIP
4. Berikut ini anggota Panitia Sembilan dalam BPUPKI, kecuali….. a. Ahmad Subarjo
c. Mr. Moh. Yamin
b. Sutan Syahrir
d. K.H. A. Wachid Hasyim
5. Tanggal 1 Juli diperingati sebagai….. a. hari Lahir Pancasila
c. hari Infantri
b. hari Kepolisian RI
d. hari Lahir Piagam Jakarta
303
6. Selain Soekarno, tokoh yang juga menyampaikan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka ialah …..
a. Haji Agus Salim
c. Muhammad Yamin
b. Mohammad Hatta
d. Mr. A.A Maramis
7. Tokoh yang pertama kali mengenalkan nama Pancasila adalah….. a. Mr.Soepomo
c. Ir.Soekarno
b. Drs. Moh Hatta
d. Raden Panji Suroso
8. Badan yang menyusun kelengkapan negara setelah proklamasi adalah….. a. BPUPKI
c. BPUIKP
b. PPKI
d. BPPKIK
9. BPUPKI dibentuk pada tanggal….. a. 1 Juni 1945
c. 17 Agustus 1945
b. 1 Maret 1945
d. 6 agustus 1945
10. Undang-undang Dasar 1945 disahkan pada tanggal….. a. 16 Agustus 1945
c. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
d. 19 Agustus 1945
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Jelaskan tugas BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia! 2. Uraikan hasil sidang PPKI yang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945! 3. Tuliskan bunyi dasar Negara Indonesia!
Semangat yaaa!
304
Soal pengayaan Bacalah artikel di internet tentang Pancasila, lalu buat rangkuman di kertas buffalo! Warnailah dan hiasi hasil karyamu tersebut! Soal perbaikan 1. Ceritakan secara singkat perumusan dasar negara, sampai akhirnya ada rumusan Pancasila seperti sekarang ini! 2. Setujukah kalian dengan perubahan kata-kata dalam Piagam Jakarta “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya,” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”? Lampiran Kunci Jawaban A. PILIHAN GANDA 1. B
6. C
2. A
7. C
3. D
8. A
4. B
9. B
5. A
10. B
B. URAIAN No Jawaban 1. a. Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-halyang dibutuhkan dalam usaha pembentukan Negara Indonesia Merdeka. b. Tugas PPKI adalah menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Dasar yang telah disiapkan oleh BPUPKI serta memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia 2. Hasil Sidang PPKI pertama: a. Mengesahkan dan menetapkan RUUD (yang dibuat dalam sidang II BPUPKI) menjadi UUD negara RI (dikenal dengan UUD 1945). b. Memilih Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menjadi presiden dan wakil presiden c. Dalam masa peralihan, tugas presiden dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). 3. Rumusan Dasar Negara Indonesia antara lain: a. Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Skor 0-5
0 – 10
0 – 10
305
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus II Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi
: Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaa Indonesia dan Proses perumusan dasar negara
Hari/Tanggal
: 09 Februari 2015
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan! Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. Indikator 1.
2.
Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual
Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89)
Tampak (√)
1) Menarik perhatian siswa
√
2) Menimbulkan ,otivasi 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran
-
4) Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran 1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas 2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa. 3) Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa 4) Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan
√
Jumlah Skor
3
√ √ √ 3
√
306
3.
4.
5.
6.
7.
Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual
Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time Token
Keterampilan mengelola kelas
Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan model Time Token
1) Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media audiovisual 2) Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami 3) Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan 4) Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual 1) Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara. 2) Guru menggunakan variasi media pembelajaran 3) guru memberikan tekanan pada butirbutir yang penting. 4) Media yang digunakan dapat menarik minat siswa 1) Membagi perhatian secara merata
√ √ 3
√
√ √ 3
√ -
2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan 4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token 1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis 2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran 3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan 4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa 1) Membimbing siswa untuk berpikir
√
2) Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan Time Token 3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa 4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa
√
√
3
√ √ √ 2
-
3
√ √
307
8.
9.
Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan menutup pelajaran
1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata 2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol 3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak 4) Memberikan penguatan berupa tanda/ benda berupa stiker bintang 1) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Melaksanakan refleksi 3) Memberikan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas
√ √ 4
√ √ √ √ √
Semarang, 16 Februari 2015 Observer,
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
3
308
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No.
Nama
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N
2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3
2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4
Aspek Pengamatan 3 4 5 Skor Perolehan 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3
6
7
Jumlah
Kriteria
2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2
17 17 19 18 24 18 20 19 20 20 17 20 19 18 20 17 18 22 18 19 20 19 21 16 19 19 23 21 19 17 22 20
B B B B A B B B B B B B B B B B B A B B B B A B B B A A B B A B
309
33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.Y 3 R.N.A 4 R.R.P 4 S.A 3 T.N.E 3 V.A.S.F 4 Y.J.N 4 M.R.G.P 4 A.K 4 124 Jumlah 3.02 Rerata
3 4 4 3 3 3 3 4 3 130 3.17
3 3 2 3 3 3 2 3 3 113 2.76
2 3 3 3 3 2 2 2 3 109 2.66
4 3 3 4 3 2 3 2 3 116 2.83
2 3 3 3 3 2 2 3 4 104 2.54
3 3 3 3 3 3 3 3 3 110 2.68
20 23 22 22 21 19 19 21 23 806 19.66
Semarang, 16 Februari 2015
B A A A A B B A A B B
310
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS II
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A
NILAI 45 71 65 51 71 80 97 77 91 71 88 54 77 97 54 71 68 48 51 88 97 48 80 80 65 80 94 97 94 97 85 91 71 94 74 85
KETEGORI Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
311
37 38 39 40 41
T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K
88 85 85 97 97
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 78.02 45.00 97.00 70 31 10 75.61%
312
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS II
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 4 2 3 3 4 2 2 4 2 2 3 3 2 2 4 3
4
Jumlah
Kriteria
3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 4 2 3 2
9 12 12 9 13 12 11 12 11 10 10 12 11 8 14 9 13 10 12 9 11 10 9 12 11 12 10 10 10 9 12
B A A B A A B A B B B A B B A B A B A B B B B A B A B B B B A
313
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 107 2.61
3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 116 2.83
3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 111 2.71
2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 118 2.88
10 14 13 10 10 13 9 13 13 12 452 11.02
B A A B B A B A A A B B
Semarang, 16 Februari 2015
314
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTORIK SIKLUS II
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
2 2 3 2 4 3 2 2 2 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4
4
Jumlah
Kriteria
2 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3
10 9 11 13 11 12 10 10 11 9 14 13 10 10 11 12 12 14 12 12 9 12 10 13 13 13 12 11 12 12 13
B B B A B A B B B B A A B B B A A A A A B A B A A A A B A A A
315
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 122 2.98
2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 118 2.88
2 2 4 2 2 3 3 4 4 3 120 2.93
2 3 2 4 3 3 2 3 2 4 119 2.90
9 13 12 13 11 13 12 14 13 13 479 11.68
B A A A B A A A A A B B
Semarang, 16 Februari 2015
316
CONTOH HASIL LKS SIKLUS II
317
318
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS II
319
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus II Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal
: 16 Februari 2015
Pukul
: 09.00 – 10.10
Petunjuk
: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token berbantuan
audiovisual
sesuai
dengan
keadaan
sesungguhnya!
1. Siswa terlihat membicarakan tentang tayangan audiovisual mengenai dabbing suara dalam video tersebut kepada teman sebangku.
2. Ada seorang siswa berinisial GBP yang ijin toilet sebanyak 3x.
Semarang, 16 Februari 2015
320
LAMPIRAN 6 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS III 1. Perangkat pembelajaran siklus III 2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus III 3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus III 4. Hasil belajar siswa siklus III 5. Lembar wawancara dengan kolaborator siklus III 6. Catatan lapangan siklus III
321
PENGGALAN SILABUS Sekolah
: SD Negeri Purwoyoso 03
Kelas/Semester
: VC / 2
Mata Pelajaran
: IPS
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2
1 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapka n kemerdekaan Indonesia
Materi Pokok/ Pembelajaran 2 Tokoh dan perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia Cara menghargai jasa pahlawan
Indikator 3 2.2.7.
Menuliskan 1. tokoh-tokoh yang berperan dalam 2. kemerdekaan Indonesia 2.2.8. Menentukan peran 3. tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia 2.2.9. Memaparkan cara 4. menghargai jasa pahlawan 5.
Kegiatan Pembelajaran 4 Guru menyampaikan tujuan. Guru menyampaikan materi dengan audiovisual. Guru melakukan tanya jawab tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan Siswa berkelompok dengan anggota 4-5 siswa. Guru menjelaskan tentang Time Token,
6. Guru membagikan kupon bicara dan
Alokasi Sumber/ Bahan ajar Waktu 5 6 7 Tes tertulis 2 x 35 1. Kurikulum KTSP 2006 dan unjuk menit 2. Silabus Ilmu kerja Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 3. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 105. 4. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 168. 5. Buku BSE Ilmu Penilaian
322
7. 8. 9. 10.
11. 12.
lembar kerja siswa Siswa berdiskusi Siswa membacakan hasil diskusi Guru memberikan pembenaran Guru bersama siswa menyimpulkan materi. Guru memberikan soal evaluasi. Guru menutup pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123. 6. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. 7. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013.
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
Semarang, 23 Februari 2015 Mengetahui, Korabolator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
323
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 3) Satuan Pendidikan
: SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: VC / 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. II. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia III. Indikator 2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia 2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia 2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui mengamati video tentang tokoh proklamator, siswa dapat menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia dengan benar.
2.
Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan baik.
3.
Melalui tanya jawab bersama guru, siswa dapat memaparkan cara menghargai jasa pahlawan dengan tepat.
Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri V. Materi Pembelajaran Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara menghargai jasa pahlawan (terlampir)
324
VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Time Token 2. Media Audiovisual (soundslide / video) 3. Metode Pembelajaran a. Tanya jawab c. Diskusi b. Tugas d. Ekspositori (Ceramah) VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (±10 menit) 1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan mempersiapkan media pembelajaran. 2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hymne Guru” (terlampir). 3. Guru bertanya kepada siswa tentang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, lalu mengaitkan tentang tokoh-tokoh perjuangan, lalu bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa: “Anak-anak jika kalian menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam kemerdekaan apa yang akan kalian lakukan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya?” 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. B. Kegiatan Inti (±70 menit) 1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan (eksplorasi). 2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan (eksplorasi). 3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok. (elaborasi).
325
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (elaborasi). 5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi). 6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan (elaborasi). 7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi). 8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut (konfirmasi). 9. Siswa
mengamati
PPT
tentang
pembenaran
soal
diskusi
(konfirmasi). 10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang kurang tepat (konfirmasi). 11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami (konfirmasi). 12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik. (konfirmasi). C. Kegiatan Akhir (±10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Pelaksanaan evaluasi. 3. Tindak lanjut: Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik dan memberikan soal pengayaan/perbaikan. 4. Berdoa bersama. VIII. Media dan Sumber Belajar 1. Media: audiovisual. Alat peraga : LCD.
326
2. Sumber belajar a. Kurikulum KTSP 2006 b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 105. d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 168. e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123. f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. IX. Penilaian 1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi) 2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses 3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi 4. Teknik Tes: tes dan nontes 5. Instrumen (Terlampir) Semarang, 23 Februari 2015 Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
327
Lampiran Lagu
Hymne Guru Terpujilah wahai engkau Ibu bapak guru Namamu akan selalu hidup Dalam sanubariku Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku sebagai prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu engkau sebagai pelita dalam kegelapan engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
328
MATERI AJAR Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Indikator 2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia 2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia 2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
Tokoh – tokoh yang Berperan dalam Kemerdekaan A. Tokoh-Tokoh Kemerdekaan Indonesia Penjajahan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak penjajah menginjakkan kakinya di Indonesia. Munculnya para tokoh atau pahlawan yang berjuang melawan penjajah seringkali mengalami kegagalan karena tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh masih berjuang, membela dan mempertahankan daerahnya sendiri-sendiri. Di bawah ini dibahas para tokoh kemerdekaan bangsa Indonesia, diantaranya sebagai berikut: 1. Ir. Soekarno Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai pemimpin Indonesia yang menonjolwaktu itu, Bung Karno dipilih menjadi ketua PPKI. Bung Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno. Setelah naskah diketik oleh Sayuti Melik, Bung Karno dan Hatta menandatanganinya atas nama Bangsa Indonesia. Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator. Bung Karnolah yang akhirnya dengan penuh keberanian dan kekhidmatan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
329
2. Drs. Moh. Hatta Peran Drs. Mohammad Hatta dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan sangat penting. Bung Hatta adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai proklamator
kemerdekaan
Indonesia.
Selain
menandatangani naskah Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno mem-proklamasikan kemerdekaan Indonesia. 3. Ahmad Soebarjo Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke Rengasdengklok. Setelah dicapai kesepakatan, beliau menjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Beliau meyakinkan para pemuda bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 akan diumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran penting lain Subarjo adalah turut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda. 4. Ibu Fatmawati Sebagai
istri
pemimpin
Bangsa
Indonesia,
Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati dikenal sebagai tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih.
Beliaumenjahit
Bendera
Pusaka
ini
pada
bulanOktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca Proklamasi.
330
5. Sutan Syahrir Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang, Syahrir memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Jepang.Beliau salah satu tokoh yang
berani
mengambil
risiko
mencari
berita
mendengarkan berita radio. Syahrir adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita tersebut beliau mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI. 6. Laksamana Maeda Laksamana Maeda adalah seorang perwira penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Dukungannya telah tumbuh sejak beliau menjabat atase militer di Belanda. Di Belanda, beliau menjalin hubungan dengan sejumlah tokoh mahasiswa, misalnya Ahmad Subarjo. Beliau menjamin
keselamatan
perencanaan
proklamasi.
Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau.Karena dukungannya terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau ditangkap oleh Sekutudan dipenjarakan di Gang Tengah. 7. Sukarni. Lahir di Blitar, Jawa Timur 14 Juli 1916 – meninggal di Jakarta 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun , yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, dalam peristiwa Rengasdengklok berperan untuk mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI.
331
8. Sayuti Melik. Sayuti Melik, dicatat dalam sejarah Indonesia sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
9. Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter dan tokoh pergerakan. Peran beliau sangat menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia. Puncak peranannya terjadi ketika beliau menjadi ketua BPUPKI menjelang kemerdekaan Indonesia. 10. Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Trimurti
Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara Proklamasi 17 Agustus 1945. Trimurti sebagai pembawa baki bendera merah putih B. Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, di antaranya sebagai berikut. 1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan. 2. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. 3. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan seharihari.
332
Lampiran Media “VIDEO TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PERJUANGAN MEMPEROLEH KEMERDEKAAN”
333
Lampiran LKS Kelompok : Nama anggota kelompok: 1. .......................................... Abs : ...... 2. .......................................... Abs : ...... 3. .......................................... Abs : ...... 4. .......................................... Abs : ...... 5. .......................................... Abs : ...... Lembar Kerja Siswa Petunjuk: 1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan model pembelajaran kooperatif model Time Token ! 2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan ! Diskusikan : 1. Tempelkan gambar tokoh proklamasi sesuai yang diberikan gurumu, kemudian beri nama! 2. Apa peran tokoh tersebut dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan Indonesia?
1 Nama Tokoh .……………………………………………………………………...................... 2 Peran Tokoh .…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana cara kalian menghargai jasa pahlawan? ………………………………………………………………………………………
334
Soal pengayaan Buatlah kliping tentang biodata tokoh-tokoh proklamasi, carilah informasi di internet atau buku di perpustakaan! Soal perbaikan Buatlah tabel tentang tokoh proklamator Indonesia pada buku tulismu. Tabel dilengkapi dengan nama dan perannya!
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III 1. Soekarno Peran: Ketua PPKI, mewakili dalam perundingan bersama Jepang untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, merumuskan naskah proklamasi,menandatangani naskah proklamasi, proklamator kemerdekaan Indonesia
b. Drs. Moh. Hatta Peran: Pendamping
Bung
karno,
proklamasi,
proklamator
merumuskan
kemerdekaan
naskah Indonesia
bersama bung karno, sebagai perantara golongan muda dan
golongan
tua
dalam
berdiskusi
cara
memproklamasikan kemerdekaan c. Ahmad Soebarjo. Peran: Penasihat PPKI, penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta, Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta Rengasdengklok..
diculik
dan
diamankan
ke
335
d. Ibu Fatmawati Soekarno. Peran: Mendampingi Bung Karno.Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliaumenjahit Bendera Pusaka ini pada bulanOktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca Proklamasi. e. Sutan Syahrir Peran: Pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Mencari berita terkait proklamasi kemerdekaan
f. Sukarni. Peran: Memimpin
penculikan
Rengasdengklok
untuk
terhadap segera
Sokarno-Hatta
ke
memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
g. Sayuti Melik. Peran: Pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
h. S.Suhud Berperan mengibarkan bendera merah putih pertama kali saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945
336
i. Latief Berperan mengibarkan bendera merah putih pertama kali saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945
2. Cara menghargai jasa para tokoh kemerdekaan: a. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa par pahlawan. b. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. c. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan seharihari. d. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju.
KRITERIA PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III Aspek Penilaian 1. Soal dijawab benar dan lengkap 10 2. Soal dijawab benar, cukup lengkap 7 3. Soal dijawab benar, tetapi tidak lengkap 5 4. Soal dijawab salah 0 5. Soal tidak dijawab 0 Skor maksimal : 30 Nilai = =
𝐵 𝑆𝑡
𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
Keterangan: B= Skor yang diperoleh St= Skor teoretis (Poerwanti, 2008: 6.3)
337
Lampiran Kisi-Kisi Kelas/ Semester : VC / 2 Mapel STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
2. Menghargai
2.2 Mengahargai
: IPS
INDIKATOR 2.2.7.
Menuliskan tokoh-tokoh
NOMOR SOAL
Tokoh dan
C1
PG: 1, 6, 9
jasa dan peranan
yang
pejuang
tokoh
kemerdekaan Indonesia
perjuangan
masyarakat
perjuangan
Menjelaskan peran-peran
kemerdekaan
dalam
dalam
tokoh dalam perjuangan
Indonesia
mempersiapkan
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
dan
kemerdekaan
mempertahanka
Indonesia
n kemerdekaan Indonesia.
2.2.9.
Memaparkan menghargai pahlawan
dalam
ASPEK
peranan tokoh
2.2.8.
berperan
MATERI
Uraian: 1
perannya dalam
C2
PG: 2, 3, 4, 5 Uraian: 2, 3, 4
Cara
cara
menghargai jasa
jasa
pahlawan
C4
PG: 7, 8, 10 Uraian: 5
Lampiran Soal Evaluasi
NILAI
Nama : ...................................... No.Abs : ...................................... SOAL EVALUASI
Mata pelajaran : IPS Materi : Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara menghargai jasa pahlawan Kelas/Semester : V C / 2 Waktu : 20 menit A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini! 1. Perhatikan tabel berikut! No Nama Ir. Soekarno 1. Dewi Sartika 2. Dr. Radjiman Widiodiningrat 3. Cut Nyak Dien 4. Sayuti Melik 5. Tokoh-tokoh penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ditunjukkan oleh nomor …. a. (1), (2) dan (3) c. (1), (3) dan (5) b. 2), (3) dan (4)
d. (2), (3) dan (5)
2. Tokoh yang bertugas membacakan teks proklamasi kemerdekaan adalah…. a. Laksamana Maeda
c. Nishimura
b. Ir.Soekarno
d. Moh. Hatta
3. Naskah proklamasi yang semula ditulis tangan kemudian diketik oleh…. a. Mohammad Hatta
c. B. M. Diah
b. Sayuti Melik
d. S. Suhud
4. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...
3. S. Suhud dan Latif
c. Sayuti Melik dan Latif
4. Wikana dan Darwis
d. Chaerul Saleh dan Margono 14
338
339
5. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dijahit oleh ....
4. Ibu Fatmawati
c. Ibu Inggit
5. Sayuti Melik
d. Cudanco Latif
6. Tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia adalah .... a. Sukarno-Hatta
c. Sukarno-Ahmad Subarjo
b. Supomo-Yamin
d. Supomo-Hatta
7. Perjuangan para tokoh dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan bertujuan untuk … a. mewujudkan Indonesia merdeka b. menyerah kepada Jepang c. membantu Jepang menghadapi sekutu d. menunjukkan kekuatan senjata Indonesia kepada Jepang
8. Cara menghargai jasa pahlawan Negara yang dapat dilakukan oleh pelajar adalah …. a. Tawuran b. sering membolos sekolah c. belajar tekun d. malas belajar
9. Gambar tokoh di bawah ini adalah ……… a. Ir. Soekarno b. Ahmad Soebarjo c. Moh.Hatta d. Sutan Syahrir
10. Dibawah ini yang bukan cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan adalah …. a. Saat upacara sekolah mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. b. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan c. Melakukan korupsi d. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju.
340
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Sebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan RI! (minimal 3 tokoh) 2. Jelaskan peran-peran tokoh di bawah ini:
Sayuti Melik
Ibu Fatmawati
3. Siapa sajakah yang bertugas mengibarkan bendera merah putih saat proklamasi kemerdekaan? 4. Pada akhirnya siapakah yang menjadi presiden dan wakil presiden pertama kali? 5. Bagaimanakah caramu menghargai jasa para tokoh yang telah berjuang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?
Semangat yaaa!
341
Lampiran Kunci Jawaban A. PILIHAN GANDA 1. C
6. A
2. B
7. A
3. B
8. C
4. A
9. A
5. A
10. C
Skor tiap nomor = 1 Jumlah Skor maksimal= 10
B. URAIAN 1. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,Ahmad Soebarjo, Ibu Fatmawati Soekarno, Sutan Syahrir, Laksamana Maeda, Sukarni, Sayuti Melik., Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, dll 2. Sayuti Melik : mengetik naskah proklamasi Ibu Ftmawati: menjahit bendera merah putih 3. S.Suhud, Latif, SK.Trimurti 4. Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta 5. Cara menghargai jasa para tokoh yang telah berjuang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sebaagai berikut: a. Berziarah ke makam para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan dan mendoakan mereka. b. Melakukan upacara peringatan kemerdekaan dengan penuh hikmat. c. Mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Sebagai pelajar, kamu dapat mengisi kemerdekaan dengan belajar tekun supaya kelak bisa menjadi generasi penerus yang cerdas, terampil, dan berguna bagi bangsa dan negara. d. Mempelajari riwayat para tokoh yang terlibat dalam proklamasi kemerdekaan. Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh tersebut,kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah mereka lakukan.
342
KRITERIA PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III Aspek Penilaian Rentang 0-5 Skor 5= jawaban benar dan sistematis Skor 4= jawaban benar Skor 3= jawaban kurang lengkap Skor 2= jawaban kurang lengkap dan tidak sistematis Skor 1= jawaban salah/ tidak menjawab Skor maksimal= 25 Nilai = =
𝐵 𝑆𝑡
𝑥 100 (Skor teoretis= 35)
Keterangan: B= Skor yang diperoleh St= Skor teoretis (Poerwanti, 2008: 6)
343
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus III Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2 Mata Pelajaran : IPS Materi
: Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara menghargai jasa pahlawan
Hari/Tanggal
: 09 Februari 2015
Petunjuk: 1) Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan! Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak Nilai 1 jika satu deskriptor tampak Nilai 2 jika dua deskriptor tampak Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2) Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. Indikator 1.
2.
Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual
Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89) 1) Menarik perhatian siswa 2) Menimbulkan ,otivasi 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran 4) Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran 1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas
Keterampilan bertanya 2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas menggunakan media lebih dahulu, baru menunjuk salah satu audiovisual siswa. 3) Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa 4) Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan
Tampak (√)
Jumlah Skor
√ √ √
4
√ √ √ 4
√ √
344
3.
Keterampilan 1) menjelaskan menggunakan media audiovisual 2)
3)
4)
4.
Keterampilan 1) menggunakan variasi menggunakan media 2) audiovisual 3) 4)
5.
6.
7.
Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media audiovisual Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara. Guru menggunakan variasi media pembelajaran guru memberikan tekanan pada butirbutir yang penting. Media yang digunakan dapat menarik minat siswa Membagi perhatian secara merata
Keterampilan 1) membimbing diskusi kelompok kecil 2) Membimbing siswa dalam kegiatan menggunakan model diskusi sesuai prosedur Time Token Time Token 3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan 4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token Keterampilan 1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan mengelola kelas psikis 2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran 3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan 4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa Ketarampilan guru 1) Membimbing siswa untuk berpikir mengajar kelompok kecil dan perorangan 2) Mendorong siswa menyampaikan menggunakan model pendapatnya menggunakan Time Token Time Token 3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa 4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa
√ √ 4
√
√ √ √ 4
√ √ √ √ √
4
√ √ √ 3
√ -
√ 3
√ √
345
8.
9.
Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan menutup pelajaran
1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata 2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol 3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak 4) Memberikan penguatan berupa tanda/ benda berupa stiker bintang 1) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2) Melaksanakan refleksi 3) Memberikan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas
√ √ 4
√ √ √ √ √ √
Semarang, 23 Februari 2015 Observer,
Malikha, S.Pd.SD NIP. 19610727 198012 2 007
4
346
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III
No.
Nama
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N
2 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3
3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
Aspek Pengamatan 3 4 5 Skor Perolehan 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
6
7
Jumlah
Kriteria
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
18 22 22 21 20 24 23 26 20 23 23 24 24 22 23 24 20 23 24 23 23 23 23 20 24 24 23 22 23 24 25 20
B A A A B A A A B A A A A A A A B A A A A A A B A A A A A A A B
347
33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.Y 4 R.N.A 4 R.R.P 3 S.A 4 T.N.E 4 V.A.S.F 3 Y.J.N 4 M.R.G.P 3 A.K 4 141 Jumlah 3.44 Rerata
3 4 4 3 4 3 4 4 4 148 3.61
4 3 4 3 3 4 3 4 4 130 3.17
3 4 3 3 4 3 3 4 4 134 3.27
3 2 3 4 3 4 3 3 3 125 3.05
3 3 3 3 4 3 4 3 4 132 3.22
3 3 3 3 3 3 3 3 3 127 3.10
23 23 23 23 25 23 24 24 26 937 22.85
Semarang, 23 Februari 2015
A A A A A A A A A A A
348
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS III
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A
NILAI 54 83 88 68 91 74 91 88 100 97 83 85 88 94 100 100 97 94 77 100 91 83 83 80 54 74 77 83 77 94 77 65 71 94 71 85
KETEGORI Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
349
37 38 39 40 41
T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K
91 77 74 91 94
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 83.85 54 100 70 37 4 90.24%
350
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF SIKLUS III
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 2 2 2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3
4
Jumlah
Kriteria
3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
10 11 13 13 14 12 14 13 16 11 15 13 13 12 14 13 15 13 13 14 14 14 15 12 16 12 15 12 15 13 15
B B A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
351
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 140 3.41
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 137 3.34
4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 138 3.37
3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 141 3.44
14 15 13 15 13 16 13 15 13 14 556 13.56
A A A A A A A A A A A A
Semarang, 23 Februari 2015
352
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTORIK SIKLUS III
No.
Nama
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
S.A.F.D H.F.Y G.B.P M.F.A A.M.Y A.G. A.F.S A.B.R A.N.H A.D.N B.N.A B.D.M D.H.S D.A.H E.S.R F.R.M F.Y.P.P F.N.M G.F.M K.D.R L.R M.A.B.A M.R.P M.A.S M.G.I M.I.H.W M.M.B N.N.M N.R.S.W P.P.A P.K.D
2 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3
Aspek Pengamatan 2 3 Skor Perolehan 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4
4
Jumlah
Kriteria
2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4
10 10 12 13 12 14 13 12 14 13 14 14 13 14 14 11 13 13 14 14 13 14 15 13 14 14 13 14 14 12 15
B B A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A
353
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
R.D.N R.D.Y R.N.A R.R.P S.A T.N.E V.A.S.F Y.J.N M.R.G.P A.K Jumlah Rerata
3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 139 3.39
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 138 3.37
3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 135 3.29
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 131 3.20
12 15 13 13 13 15 12 15 13 14 543 13.24
A A A A A A A A A A A A
Semarang, 23 Februari 2015
354
CONTOH HASIL LKS SIKLUS III
355
356
357
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS III
358
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus III Nama Guru
: Iis Yudis Trisnawati
Nama SD
: SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal
: 23 Februari 2015
Pukul
: 09.00 – 10.10
Petunjuk
: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token berbantuan
audiovisual
sesuai
dengan
keadaan
sesungguhnya!
1. Siswa terlihat tertarik saat penayangan video tentang lukisan pasir, yang pernah mereka lihat diacara pencarian bakat di TV. 2. Kelas sempat gaduh saat kuis tebak tokoh karena hampir semua siswa berebut menjawab kuis tersebut. 3. Masih ditemui ketika pembelajaran terdapat beberapa siswa yang membuat gaduh, namun guru dapat mengatasi siswa tersebut. 4. Siswa berinisial SAFD, HFY,GBP kesulitan memahami materi dan cenderung pasif. 5. Ada siswa berinisial PRA yang menangis karena stikernya direbut oleh GFM.
Semarang, 23 Februari 2015
359
LAMPIRAN 7 SURAT-SURAT PENELITIAN 1. Surat ijin penelitian 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian 3. Surat keterangan KKM SDN Purwoyoso 03
360
361
362
363
LAMPIRAN 8 FOTO-FOTO PENELITIAN
364
FOTO PENELITIAN SIKLUS I
Siswa berdoa bersama
Memperhatikan video
Guru menjelaskan prosedur Time Token
Siswa berdiskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa menanya
365
FOTO PENELITIAN SIKLUS II
Siswa berdoa bersama
Memperhatikan video
Guru memjelaskan prosedur Time Token
Siswa berdiskusi dengan bimbingan guru
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa menanya
366
FOTO PENELITIAN SIKLUS III
Siswa berdoa bersama
Memperhatikan video
Guru menjelaskan prosedur Time Token
Siswa berdiskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa menanya