PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK I PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN Nono Sebayang,
[email protected] Dosen Jurusan PTB FT Unimed Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Mekanika Teknik I melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek. Penerapan pembelajaran berbasis proyek didasari pada pendekatan belajar kooperatif dalam diskusi kelompok kecil dengan menggunakan bahan ajar sebagai panduannya di dalam kelas. Subyek penelitan adalah seluruh mahasiswa Program Studi Teknik Bangunan FT Unimed yang sedang mengikuti mata kuliah Mekanika Teknik I semester Ganjil T.A.2009-2010. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang mana peneliti sebagai partisipan terlibat secara langsung dalam penelitian. Setiap siklus mencakup aktivitas: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi atau evaluasi. Ada dua macam hasil yang diharapkan yaitu: peningkatan hasil pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran melalui penerapan model. Hasil penelitian ini ditemukan cara mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mahasiswa dalam pembelajaran Mekanika Teknik I dan meningkatkan hasil belajar siswa. Membantu tim dosen pengampu mata kuliah Mekanika Teknik I untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara sistematis dan terencana sehingga mutu pembelajaran meningkat. Kata Kunci : Model Pembelajaran, PBP, Prestasi Belajar Abstract This study aims to improve the learning outcomes of students in Engineering Mechanics I course through the implementation of project-based learning. Implementation of project-based learning approach based on cooperative learning in small group discussions using teaching materials as a guide in the classroom. The subjects of the research were all students FT Building Engineering Program Unimed who are following courses Engineering Mechanics I TA2009-2010 Odd half. This research is a classroom action research in which researchers as participants directly involved in the research. Each cycle includes the following activities: (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection or evaluation. There are two kinds of expected results are: improvement of learning outcomes and improve the quality of learning through the application of the model. The results of this study found a way to overcome the difficulties of learning of students in the learning of Engineering Mechanics I and improve student learning outcomes. Helping team lecturers courses Engineering Mechanics I for improving the quality of learning in a systematic and planned so that the quality of learning increases. Keywords: Learning Model, PBP, Learning Achievement
Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
107
A. Pendahuluan Rendahnya tingkat komperensi dan relevansi lulusan Prodi Teknik Bangunan menjadi afternatif refleksi bahwa tingkat kompetisi dan relevansi pembelajaran harus dipikirkan untuk dicarikan solusinya. Kompetensi mahasiswa sebagai produk pembelajaran sangat menentukan tingkat kehidupan mereka. Artiriya, kompetensi itu sangat penting bagi setiap orang dalam merighadapi perkembangan teknologi yang begitu pesat. Lebih-lebih dalam menghadapi era informasi, AFTA, dan perdagangan bebas di abad pengetahuan yang banyak ditandai oleh pergeseran peran manufaktur ke sektor jasa berbasis pengetahuan, kompetensi itu merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan kehidupan manusia. Artinya, ketika kehidupan telah berubah menjadi semakin maju dan kompleks, masalah kehidupan yang banyak diwarnai oleh fenomena dunia nyata diupayakan dapat dijelaskan secara keilmuan. Berdasarkan peinilikan kompetensi keilmuan tersebut, maka peserta didik diharapkan mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi dengan cara lebih baik, lebih cepat, adaptif, lentur, dan versatile. Atas dasar peimikiran tersebut, Universitas Negeri Medan (Unimed) mulai tahun 2008 secara serentak telah diimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sistem blok. Masalah yang dihadapi dalam Mata Kuliah Mekanik Teknik I adalah kurang diterapkan pendekatan kontekstual sehingga mahasiswa kurang aktif dilibatkan untuk memahami konsep pengetahuan, dan prinsip dasar statika dilapangan. Hal tersebut tidak sejalan déngan kemajuan perkembangan Pengetahuan Dasar Statika, Pembebanan pada struktur, menguraikan gaya yang melaju dengan pesat menuntut para dosen untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah pada penguasaan ilmu sebagai produk dan proses serta penerapannya dalam kegiatan seharihari di lingkungannya.
Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
Hasil Pembelajaran mahaiswa Prodi Teknik Bangunan Pada Semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dengan metode ceramah memberikan hasil yang kurang maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan tes yang dilakukan dijumpai kenyataan penguasaan mahasiswa terhadap pengetahuan dasar statika masih bersifat hapalan dan kurang dalam pemahaman serta penerapannya dalam konteks sehari-hari. Hal ini membuktikan masih rendahnya hasil belajar yang dapat dicapai. Mahasiswa merasa kesulitan dalam memahaini Mekanik Tekriik I dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengembangkan konsep yang telah dibenikan di kelas. Konsep-konsep yang ada pada mata kuliah Mekanik Teknik I merupakan konsep yang umum dan banyak terdapat dimasyarakat serta dapat diaplikasikan kedalam kehidupan nyata, sehingga konsep-konsep atau teori-teori Mekanik Teknik I yang diperoleh di kelas menjadi kurang bermakna dan mudah terlupakan karena ketika pembahasan, penerapan dilapangan tidak dihubungkan dengan keadaan lingkungan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari (pendekatan kontekstual) yang seharusnya dapat diperoleh pada saat belajar di kelas dan pengalaman dilapangan. Proses pembelajaran Mekanik Teknik I belum berlangsung sebagai proses pembelajaran yang dapat disadari dan dirasakan manfaatnya dalam kehidupan. PBL (Project based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan metoda belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukari pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaininya. Kegiatan belajar ini dapat membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, membantu mahasiswa untuk memahaini pokok-pokok permasalahan 108
secara implicit, dan dapat membantu mahasiswa belajar mengidentifikasi akar masalah atau sumber masalah utama yang berdampak pada munculnya masalah yang lain. Mahasiswa dapat didorong dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antar personal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif. Kerja proyek dapat dilihat sebagai bentuk open-ended contextual activity-based learning, dan merupakan bagian dan proses mahasiswa memberikan penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (Richmond & Striley, 1996), yang dilakukan dalam proses pembelajaran dalam periode tertentu (Hung & Wong, 2000). Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk pebelajar usia dewasa, seperti siswa, apakah mereka sedang belajar di perguruan tinggi maupun pelatihan transisional untuk memasuki lapangan kerja (Gaer, 1998). Di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi instruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan memahami pikiran pebelajar.Proyek pebelajar dapat disiapkan dalam kolaborasi dengan instruktur tunggal atau instruktur ganda, sedangkan pebelajar belajar di dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Ketika pebelajar bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Keterampilan-keterampilan yang telah diidentifikasi oleh mahasiswa ini merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan hidupnya, dan sebagai tenaga kerja merupakan keterampilan yang amat penting di tempat kerja. Karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
pengembangan keterampilan tersebut berlangsung di antara mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa PBL sebaiknya digunakan aIam pembelajaran karena: (1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Mahasiswa yang belajar memecahkan suatu masalab maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang diinilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika mahasiswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan; (2) Dalam situasi PBL, mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesual dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukari sekaligus selama pembelajaran berlangsung; dan (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. PBL juga bertujuan untuk membantu pebelajar mahasiswa belajar secara mandiri. Pembelajaran PBL dapat diterapkan bila didukung lingkungan belajar yang konstruktivistik. Kasus-kasus berhubungan, fleksibelitas kognisi, sumber-sumber informasi, cognitive tools, pemodelan yang dinainis, percakapan dan kolaborasi, dan dukungan sosial dan kontekstual. Masalah yang dihadapi dalam Mata Kuliah Mekanik Teknik I adalah kurang diterapkan pendekatan kontekstual sehingga mahasiswa kurang aktif dilibatkan untuk memahami konsep pengetahuan, dan prinsip dasar statika dilapangan. Hal tersebut tidak sejalan déngan kemajuan perkembangan Pengetahuan Dasar Statika, Pembebanan pada struktur, menguraikan gaya yang melaju dengan pesat menuntut para dosen untuk dapat merancang 109
dan melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah pada penguasaan ilmu sebagai produk dan proses serta penerapannya dalam kegiatan sehari-hari di lingkungannya. B. Kajian Teoretis PBL (Project based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya (Barron, B. 1998, Wikipedia). Lebih lanjut Blumenfeld (1991) menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. Kegiatan kurikuler terdukung oleh proses kegiatan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu. Mahasiswa dapat didorong dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antar personal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif. Kerja proyek dapat dilihat sebagai bentuk open-ended contextual activity-based learning, dan merupakan bagian dan proses mahasiswa memberikan penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (Richmond & Striley, 1996), yang dilakukan dalam proses pembelajaran dalam periode tertentu (Hung & Wong, 2000). Blumenfeld (1991) mendiskripsikan model belajar berbasis proyek (project based learning) berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran. bermakna dengan mengitegrasikan konsepkonsep dan sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau lapangan studi. Ketika mahasiswa bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Keterampilan-keterampilan yang telah diidentifikasi oleh mahasiswa ini merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan hidupnya, dan sebagai tenaga kerja merupakan keterampilan yang amat penting di tempat kerja kelak. Karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung di antara mahasiswa. Di dalam kerja kelompok suatu proyek, kekuatan individu dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan. Dalam problem-based learning mahasiswa lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data, maka dalam project-based learning mahasiswa lebih didorong pada kegiatan desarn, merumuskan job, merancang (designing), mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil. Seperti didefinisikan oleh Buck Institute fo Education (1999), bahwa belajar berbasis proyek memiliki karakteristik: (a) pebelajar membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja, (b) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, (c) pebelajar merancang proses untuk mencapai hasil, (d) pebelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan, (e) melakukan evaluasi secara kontinu, (f) pebelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, (g) hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan (h) kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. Kebalikan dan pendekatan tradisional yang umumnya bercirikan apprenticeship, ciri khas strategi Pembelajaran Berbasis Proyek bersifat kolaboratif (Hung & Chen, 2000; Hung & Wong, 2000). C. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Program Studi 110
Teknik Bangunan Fakultas Teknik UNIMED. Waktu pelaksanaan adalah selama 6 (empat) bulan yaitu Bulan Agustus 2009 – November 2009. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Teknik Bangunan Fakultas Teknik UNIMED. yang sedang mengikuti mata kuiah Mekanika Teknik I berjalan (T.A. 2000-2010) berjumlah 25 orang. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan penelitian partisipan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam penelitian dari proses awal sampai akhir kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Seluruh Tim Peneliti adalah Dosen penanggung jawab mata kuliah Mekanika Teknik l (Team Teaching). Sesuai dengan ciri khas penelitian kaji tindak maka penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian dengan waktu selama 2 x pertemuan untuk setiap siklusnya. Dengan tahapan-tahapan: perencanaan, tindakan, evaluasi dan refleksi. Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen mata kuliah Mekanika Teknik I berbasis proyek, Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dan: Rencana pembelajaran matakuliah Mekanika Teknik I, Hasil proposal proyek yang dibuat oleh mahasiswa pada mata kuliah Mekanika Teknik l, Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran Mekanika Teknik I. Data hasil proposal mata kuliah Mekanika Teknik I diambil dengan cara hasil presentasi yang dilakukan mahasiswa dalam mempertahankan proposal proyek yang dibuat oleh mahasiswa. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi serta perubahan-perubahan yang terjadi di ruang kelas saat mahasiswa presentase proposal pengetahuan Mekanika Teknik I. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi. Perlakuan dalam penelitian ini diberikan sebariyak 4 kali perlakuan dalam 2 Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
kali siklus dimana sampel penelitian diberi kesempatan berkreasi dalam Mekanika Teknik I. Perlakuan yang sama terhadap sampel penelitian dalam Mekanika Teknik I adalah Perlakuan mengacu pada SAP yang sama dan keterampilan yaitu mendefinisikan dan mengklasifilasikan jenis beban yang bekerja pada elemen struktur bangunan. Pembelajaran dengan berbasis proyek pada mahasiswa disajikan dengan praktikum berbasis proyek. Kegiatan pembelajaran berpusat pada mahasiswa secara mandiri dan kelompok, yaitu mahasiswa secara berkelompok menyusun sebuah rencana proyek, yang kemudian dipresntasikan di depan kelas. D. Hasil Penelitian Secara umum hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan pemahaman mahasiswa dalam proses pembelajaran yang sedang berjalan. Hal ini menyebabkan adanya perubahan motivasi di dalam diri mahasiswa sehingga berpengaruh baik pada aktvitas belajar maupun hasil belajar mahasiswa. Upaya dosen dalam menerapkan pembelajaran Mekanika Teknik I ini menunjukkan bahwa persepsi dan pola pikir mahasiswa mengalaini perubahan kearah yang lebih baik, hal ini dapat di hihat pada kemajuan yang di peroleh baik pada siklus I, II maupun III. Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil obeservasi aktivitas mahasiwa pada pertemuan I menyatakan bahwa dan ke 8 aspek yang diamati hanya 3 aspek yang berkategori cukup yaitu menyalin (65,5%), mengeluarkan pendapat (55,17%), dan bersemangan (72,415). Sedang lima aspek Iainnya berkategori kurang. Hal irii menunjukkan bahwa respon mahasiswa positif terhadap akan dilakukannya model pembelajaran berbasis Wed dan multimedia, yang akan membuat mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran. Nilai hasil pre tes mahasiswa untuk kompetensi pokok bahasan prinsip-prinsip dasar dasar statika terlihat masih sangat kurang sebanyak 44,8% 111
mahasiswa belum kompeten dan tidak ada satu mahasiswa pun yang memperoleh nilai sangat kompeten. Hal ini berarti pembelajaran pada materi pokok bahasan prinsip-prinsip dasar dasar statika harus mendapat pengulangan. aktivitas mahasiswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalaimi peningkatan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,42% dan aktivitas mahasiswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,01% serta kemampuan dalam bekerjasama mahasiswa dalam kerja kelompok dalam penyusunan proposal proyek berada pada kreteria baik, walau masih ada terlihat mahasiswa yang belum mempunyai kemampuan dalam penyampaian pendapatnya dan keaktifan dalam berdiskusi juga masih dalam kategori cukup. Dari hasil angket diperoleh data bahwa sebanyak 26 mahasiswa (60,47%) setuju senang mengikuti pembelajaran Mekanika Teknik I dengan strategi pendekatan memalui pembelajaran berbasis proyek, sisanya sebanyak 39,53% (17 mahasiswa) tidak setuju dan kurang senang mengikuti materi pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, hal ini kemungkinan dikarenakan mahasiswa tersebut masih kurang memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat saat diskusi kelompok. Sebanyak 34 mahasiswa (79,07%) senang belajar materi pembelajaran mekanika teknik I karena sangat menyenangkan dalam mendidkusikan statistika dasar dalam pembelayan berbasis proyek, 51,156 senang karena bekerja kelompok, 46,61% senang karena strategi pendekatan model pembelajaran berbasis proyek masih baru dan sangat menggembirakan mahasisiwa, dan 72,73% senang karena suasana kelas selalu hidup dengan diskusi kelompok yang menyenang dan sesama teman sangat antusias.
Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok dosen dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing masing mahasiswa. Ada kelompok mahasiswa yang lebih suka membaca dan pada dibacakan kasus proposal proyeknya oleh temannya. Mahasiswa yang lebih suka membacakan kasus pada proposal proyeknya dalam hal ini tergolong kepada mahasiswa yang meiniliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan mahasiswa yang lebih suka berdialog, saling mengajukan argumentasi dengan cara mendengarkan mahasiswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada mahasiswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan mahasiswa yang dengan lugas, Lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dan mahasiswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana). Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada sikius pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpukan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Out put dan penelitian tindakan kelas ini adalah dengan dilaksanakannya pendekatan pembelajaran berbasis proyek diharapkan pada akhir mata kuliah Mekanika Teknik I dapat meningkat. Makin meningakatnya profesialisme dosen dalam melaksanakan pembelajaran serta 112
meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan tepat waktu. E. Penutup Dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa perlu dilakukan terus-menerus, berdasarkan informasi yang diperoleh mahasiswa dan berbagai sumber belajar. Efektifitas pembelajaran dapat dengan balk diperoleh masukan dan mahasiswa itu sendiri melalui cara belajarnya, observasi kelas, pengkajian bersama dalam perkulihan dan hasil belajar. Dari hasil penelitian bahwa implementasi pembelajaran Mekanika Teknik I dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, hasil kerja mahasiswa adalah 1). Pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan pada mata kuliah Mekanika Teknik I pada seluruh materi ajar. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar mahasiswa pada siklus I sebesar 73,86% pada siklus II menjadi 77,78% dan 80,24% pada hasil post tesnya. 2). Penerapan Strategi model pembelajaran berbasis proyek dalam materi statistika dasar pada mata kuliah Mekanika Teknik I juga mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini tampak dari data hasil pengamatan mahasiswa pada siklus I untuk aktivitas kesiapan mahasiswa mengikuti pelajaran, minat mahasiswa, tanggung jawab, kerja sama dan ketekunan berada dalam kisaran sedang. Pada siklus II untuk tanggung jawab dalam kelompok, kerja sama dan ketekunan berada dalam kisaran baik, sedang kesiapan mahasiswa mengikuti pembelajaran serta motivasi mahasiswa berada dalam kisaran sedang. 3). Hasil angket menunjukkan bahwa dan lima pernyataan tentang sikap mahasiswa terhadap pembelajaran Mekanika teknik I, sebanyak 26 mahasiswa (60,47%) setuju senang mengikuti pembelajaran Mekanika Teknik I dengan strategi pendekatan memalaui pembelajaran berbasis proyek, sisanya sebanyak 39,53% (17 mahasiswa) tidak setuju dan kurang senang merigikuti materi pembelairan denan strategi pembelajaran berbasis proyek. Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
berdasrkan uraian yang tertuang dalam kesimpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain Pertama : Bagi Semua dosen pengampu mata kuliah Mekanika Teknik I, hendaknya terus menerapkan Strategi model pembelajaran berbasis proyek atau strategi lainnya sehingga mahasiswa merasa tertantang dalam meningkatkan pengetahuaannya dan berani untuk mengetuarkan pendapatnya pada kelompok diskusi. kedua: Dosen harus selalu berusaha menggali lebih jauh strategi belajar lainnya yang bersifat lebih kreatif sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar mahasiswa. Ketiga : Keberhasilan pembelajaran Mata Kuliah mekanika Teknik I dengan strategi pembelajaran berbasis proyek tentunya tidak terlepas dan tersedianya fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu diharapkan peran serta semua pihak untuk melengkapi sarana dan prasarana diruang kelas sesuai dengan perkembangan pasar ada agar dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Barron, B.J., Schwartz, D.L, Vey, N.J., Moore, A., Petrosino, A., Zech, L., Bransford, J. D., & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt. 1998. Doing with Blumenfeld, P.C., E. Soloway, R.W. Marx, .1.5. Krajcik, M. Guzdial, and A. Palincsar. 1991. Motivating ProjectBased Learning: Sustaining the Doing, Supporting the Learning. Educational Psychologist, 26(3&4), 369-398. Richmond, G., & Striley, J. 1996. Making Meaning in Classrooms: Social Processes in Small-Group Discourse and Scientific Knowledge Building. D.W., & Wong, A.F.L. 2000. Activity Theory as a Framework fo Project Work in 113
Learning Environments. Educational Technology, 40(2), 33-37.Johnson, Gaer, S. 1998. What is Project-Based Learning? Thomas, J.W. 2000. A Review od Research on Project-Based Learning. California: The Autodesk Foundation. Available on
Pelangi Pendidikan, Vol. 21 No. 2
Desember 2014
114