PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA UTAMA“STRAIGHT NEWS” DI SURAT KABAR “RADAR BEKASI” EDISI 1-5 OKTOBER 2012
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: ENENG KHAIRUNNISA NIM :108051100078
KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA UTAMA “STRAIGHT NEWS” DI SURAT KABAR “RADAR BEKASI” EDISI 1-5 OKTOBER 2012 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: ENENG KHAIRUNNISA NIM :108051100078
Di Bawah Bimbingan
Dr. A. Ilyas Ismail, M.A NIP. 196304051994031001
KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2013
Eneng Khairunnisa
ABSTRAK Eneng Khairunnisa Penerapan Bahasa Jurnalistik Pada Berita Utama “Straight News” Di Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1- 5 Oktober 2012 Kegiatan jurnalistik dimulai sejak zaman Romawi Kuno ketika Julius Caesar berkuasa. Ketika itu ia (Julius Caesar) mengeluarkan peraturan agar kegiatan senat setiap harinya dapat diumumkan kepada khalayak dengan ditempel kepada semacam papan pengumuman yang disebut dengan “Acta Diurna”. Sedangkan pengertian jurnalistik sendiri yaitu suatu kegiatan mengumpulkan bahan berita, mengolahnya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak.Dalam proses kerja jurnalistik masalah bahasa sangatlah penting digunakan. Bahasa yang dimaksud merupakan Bahasa Jurnalistik yang memiliki ketentuan kaidah-kaidah tertentu yang dapat membedakannya dengan bahasa lain, yang biasanya digunakan oleh media massa terutama media cetak. Masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi serta apakah Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi sesuai dengan kaidah - kaidah baku ragam ciri-ciri Bahasa Jurnalistik? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya ialah analisis deskriptif. Jenis deskriptif penulis gunakan sebagai gambaran mengenai penerapan Bahasa Jurnalistik berita utama straight news di Radar Bekasi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka. Surat kabar merupakan media massa yang berbentuk lembaran-lembaran. Dalam penyampaiannya surat kabar dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi efektif dalam menyampaikan sebuah informasi berupa berita. Berita yang dimaksud merupakan berita straight news (berita langsung). Sedangkan Bahasa Jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat sekaligus bahasa pengantar pemberitaan yang biasa di gunakan dalam media cetak dan elektronik. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Radar Bekasi terdapat kesalahan dari tiap-tiap berita utama straight newsyangditeliti dari masing-masing edisi tertanggal 1-5 Oktober 2012 sebanyak 18 kesalahan, kesalahan-kesalahan tersebut adalah: tiga ditemukan ciri tidak singkat, dua tidak padat, tiga tidak sederhana, dua tidak demokratis, empat tidak populis, serta empat di antaranya melanggar ciri tidak jelas. Kesimpulannyadalam hal penulisan maupun penerapan berita utama straight news, baik pada judul maupun lead, Surat Kabar Radar Bekasi telah menerapkan Bahasa Jurnalistik yang berpedoman kepada (EYD) sertaciri-ciri Bahasa Jurnalistik yang baik seperti singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada ditemukan kesalahankesalahan penulisan bahasa. Pada judul dan lead penulis menemukan beberapa kesalahan penulisan, seperti tidak sederhana dan penulisan lead yang terlalu panjang/tidak singkat. Keyword: Bahasa Jurnalistik, Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik, Berita Utama Straight News
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan inayahNya skripsi Penerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama “Straight News” di Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012 selesai pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga para sahabatnya. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa/ mahasiswi. Selain itu merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini banyak bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). 2. Drs. WahidinSaputra, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA,Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Study Rizal, L.K, MA,Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Rubiyanah M.A dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Ade Rina Farida M.Si. 4. Dr. A. Ilyas Ismail, MA Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
ii
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terimakasih penulis haturkan atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan semoga dapat bermanfaat. 6. Nanang Syaikhu selaku dosen Bahasa Jurnalistik, penulis haturkan banyak terimakasih atas bimbingan, saran, masukan, dan kritik yang disampaikan. 7. Pihak kantor Redaksi Radar Bekasi. 8. Kedua Orang tua penulis yakni Dr. Hasannuddin Basuni dan Ny. Eni Widianingsih yang membesarkan dan mendidik penulis. Serta yang selalu memberikan dorongan dan nasihat kepada penulis. Terakhir yang paling utama
adalah
doa
beliau
yang
tulus
untuk
penulis
sehingga
Syukuralhamdulillah akhirnya skripsi selesai tepat pada waktunya. 9. Teman-teman angkatan 2008 serta teman-teman kosan yang selama ini sudah banyak memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis. Mohon maaf untuk seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas bantuannya selama ini.Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih sekali lagi, dan mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan dan kekhilafan yang penulis pernah lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa terkecuali. Billahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, Juni 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ……………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iv DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….....viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………………………... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………………. 6 D. Metodologi Penelitian ……………………………………………………………7 1. Metode Penelitian ……………………………………………………………. 7 2. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………………… 8 3. Instrumen Penelitian ...……………………………………………………….. 8 4. Meode Pengumpulan Data ……………………………………………….. 10 5. Teknik Analisis Data ………………………………………………………... 11 E. Kajian Pustaka ……………………………………………………..................... 11 F. Sistematika Penulisan ………………………………………………………… 13
BAB II KAJIAN TEORI A. Surat Kabar …………………………………………………………………… 15 1. Pengertian Surat Kabar ……………………………………………….. 15 2. Definisi Surat Kabar ………………………………………………….. 15 3. Sejarah Singkat Surat Kabar .………………………………………… 18
iv
4. Karakteristik Surat Kabar …………………………………………….. 22 5. Spesifikasi Surat Kabar ……………………………………………….. 23 6. Sifat Surat Kabar ……………………………………………………… 24 B. Berita…………………………………………………………………………... 25 1. Pengertian Berita ……………………………………………………… 25 2. Definisi Berita ………………………………………………………… 26 3. Nilai-nilai Berita ……………………………………………………… 28 4. Berita Straight News ………………………………………………….. 29 5. Berita Utama (Headline)……………………………………………… 31 6. Elemen Berita …………………………………………………………. 32 C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik ……………………………………………. 36 1. Pengertian Bahasa Jurnalistik ………………………………………… 36 2. Definisi Bahasa Jurnalistik .…………………………………………... 38 3. Fungsi Bahasa Jurnalistik …………………………………………….. 40 4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik ………............................................. 41
BAB III GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Singkat Radar Bekasi……………………………………………. 43 2. Visi dan Misi Radar Bekasi………………………………………………. 44 3. Karakter Radar Bekasi……………………………………………………. 44 4. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca ……………………………...45 5. Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi ………………………..47 6. Struktur Organisasi Bagian Redaksi Radar Bekasi ……………………….. 49 7. Tugas dan TanggungJawab …..…………………………………………… 50 8. Profile Pembaca ……………………………………………………..55 9. Rubrikasi Radar Bekasi……………………………………………..56
v
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penenerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight Newsdi Surat Kabar Radar Bekasi …………………………………………….................. 60 B. Analisis Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada Judul dan Lead Berita UtamaStraight Newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012 …......…..…………………………………………………………… 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 78 B.
Saran ……………………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012 ………............................................. 68 2. Tabel 2. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight NewsRadar BekasiEdisi 1 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik………………..………………………………..……………...69 3. Tabel 3. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News Radar BekasiEdisi 2 Oktober 2012……………………………….…….. 70 4. Tabel 4. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar BekasiEdisi 2 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ……………................................................................................................72 5. Tabel 5. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News Radar BekasiEdisi 3 Oktober 2012……………………………..….…….73 6. Tabel 6. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 3 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik …………….... 75 7. Tabel 7. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News Radar BekasiEdisi 4 Oktober 2012 ……………………………….……. 76 8. Tabel 8. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 4 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ……………... 77 9. Tabel 9. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News Radar BekasiEdisi 5 Oktober 2012 ……………………………….…… 79 10. Tabel 10. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik .……………………………… 81
vii
11. Tabel 11. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 1 - 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik………………….………………………………….………….83
viii
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)
1. Gambar Piramida terbalik ………………………………………………… 37 2. Gambar Peta Persebaran Surat Kabar Lokal Jawa Pos Grup ……………… 48
ix
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia jurnalistik sebenarnya telah berlangsung lama. Sejarah menyebutkan bahwa kegiatan jurnalistik dimulai saat pemerintahan Romawi Kuno dibawah pimpinan Julius Caesar. Yang pada saat itu terdapat sebuah papan pengumuman yang disebut sebagai “Forum Romanum”. Sesuai isinya papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam. Pertama “Acta Senatus” yang berisi memuat laporan-laporan singkat sidang senat beserta keputusan-keputusannya. Kedua “Acta Diurna” yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita lainnya.1 Sedangkan pengertian jurnalistik sendiri berasal dari bahasa Belanda Journalistiek, bahasa Inggris Journalism, dan bahasa Perancis journal yang berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dalam kamus jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya.2 Dalam hal ini perkembangan dunia jurnalistik (pers) di Indonesia sendiri mulai bermunculan melalui tumbangnya rezim Orde Baru yang pada saat itu berkembang serta yang dilatarbelakangi dengan adanya UU Pers No. 40 Tahun 1999 Bab IV tentang perusahaan pers, pasal 9 ayat 1 yang berbunyi “ Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan 1
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006),h 1. Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung: PT Simbiosa Rkatama Media, 2008), hal 4. 2
1
2
pers”3. UU tersebut dapat memberikan terbukanya pintu kebebasan pers bagi siapa saja terlebih untuk semua lapisan masyarakat yang ingin membuat perusahaan pers baik cetak maupun elektronik. Seiring dengan bermunculnya berbagai macam media cetak maupun elektronik yang semakin berkembang ditengah-tengah masyarakat, dalam hal ini masyarakat dituntut harus pintar dalam memilih media yang produktif. Maka hal tersebut membuat banyaknya persaingan antarmedia massa yang sekarang ini banyak tersebardi mana-mana dituntut untuk kreatif dan inovatif agar mampu menarik banyak khalayak.Salah satunya dengan melakukan penyajian isi berita utama (headline) pada sebuah surat kabar seperti koran menjadi salah satu prioritas utama untuk menarik perhatian minat pembaca dari berbagai kalangan. Dalam hal ini penulisan isi berita sangat erat hubungannya dengan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara terminologi mengartikan bahasa sebagai system lambang bunyi yang arbriter digunakan oleh
anggota
masyarakat
untuk
bekerjasama,
berinteraksi,
dan
mengidentifikasikan diri. Dalam penulisan jurnalistik tentulah ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Akan tetapi dalam hal ini, penulisan koran tidaklah selalu serta merta sesuai dengan panduan kaidah bahasa jurnalistik yang baik dan benar, yang bercirikanmengutamakan kalimat aktif, singkat, padat, sederhana, lugas,
3
Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 331.
2
3
jelas, jernih, menarik, demokratis, sejauh mungkin menghindari penggunaan istilah teknis, dan tunduk pada kaidah bahasa baku.4 Pada hakikatnya perkembangan media komunikasi dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan salah satunya media massa cetak. Media massa cetak merupakan salah satu bentuk media yang paling efektif dan efisien. Media cetak merupakan media yang menyampaikan informasinya melalui tulisan. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada khalayak sangat ditentukan benar tidaknya bahasa yang dipakai. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak secara jelas. Sebaliknya, bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi akan menyulitkan khalayak untuk memahami informasi itu.5 Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan harus benar, jelas, dan akurat dalam hal ini adalah Bahasa Jurnalistik. Bahasa Jurnalistik adalah bahasa yang dipakai dalam media massa. Bahasa Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa yang kreatif dari Bahasa Indonesia. Bahasa Jurnalistik mempunyai sifat sederhana, singkat, tunduk kepada kaidah etika dan sebagainya. Dalam penulisan berita pun ada pedoman yang dijadikan sebagai dasar penulisan,sehingga mudah dipahami dan dapat memikat khalayak. Salah 4
Ibid, h. 331 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 118.
5
3
4
satunya adalah penggunaan kata-kata haruslah efisien, dengan membuang kata-kata yang tidak perlu maka akan dapat dibuat kalimat pendek. Tetapi dalam praktik jurnalistik sering ditemukan paragraf yang panjang dan katakata mubazir dalam penulisan berita. Hal ini seringkali dilakukan oleh para wartawan yang berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Sebagai contoh adalah berita pada surat kabar Radar Bekasiedisi Senin 14 Januari 2013 di situ tertulis berita dengan judul “ Gerindra Target 40 Persen Suara Buat Delman” dengan lead berita RAWALUMBU-DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, menargetkan suara kemenangan calon gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dan Lex Laksmana, di atas 40 persen. Dengan capaian tersebut, diharapkan pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Gerindra dapat memimpin Jawa Barat lima tahun mendatang.Dalam penulisan judul dan praktik penulisan berita tidak sesuai dengan pedoman pemakaian bahasa jurnalistik yang telah disepakati. Katakata yang digarisbawahi seharusnya ditulis lebih jelas lagi dan akurat sebab dari kata Target serta kata Delman disitu tidak jelas dan rancu sasarannya itu siapa, bisa jadi delman itu sejenis alat transportasi di desa/kampung mengingat tidak semua orang mengetahui siapa itu sosok delman.Ejaan Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan juga diabaikan. Menurut Dary L. Frazel dan George Truck, dua pakar pers Amerika dalam Principles of Editing. A Comprehensive Guide For Student and Journalist (1996:122-123), pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa adalah yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Pembaca
4
5
berharap, wartawan dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan ilmuwan, perihal hubungan-hubungan internasional kepada mereka yang bukan diplomat, dan masalah-masalah politik kepada pemilih yang awam (to explainscince to no scienctist international relations to no nondiplomats, and politic to ordinary voters).6 Dalam hal ini Radar Bekasi merupakan salah satu surat kabar lokal yang berdomisili di Bekasi. Dalam surat kabar yang terbit dalam periode harian ini penulis merasa banyak menemukan kata-kata bahkan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Jurnalistik, sehingga perlu adanya penelitian lebih mendalam tentang penggunaan Bahasa Jurnalistik pada surat kabar ini. Oleh karena itulah penulis mengambil judul Penerapan Bahasa JurnalistikPada Berita Utama“Straight News”Di Surat Kabar“Radar Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Masalah dalam penulisan ini, penulis batasi pada berita straight news
(berita langsung) yang menjadi berita utama(Headline), yang terletak dihalaman pertama pada surat kabar Radar BekasiEdisi 1-5 Oktober 2012. Dalam hal ini, penulis meneliti teks dan memfokuskan padajudul serta lead (teras berita), apakah sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu : singkat, padat, sederhana, jelas,populis, demokratis, dan menarik.
6
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Jakarta: SimbiosaRekatama Media, 2006) h, 3.
5
6
2. Perumusan Masalah Untuk
mengetahui
permasalahan
yang diteliti,
maka
penulis
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012? b. Apakah Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada berita utama straight newsdi Surat KabarRadar Bekasi sesuai dengan kaidah-kaidah baku ragamciri-ciri Bahasa Jurnalistik? C. Tujuan& Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Akademis Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Strata (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Tujuan Praktis Untuk
mengetahui
penerapan
Bahasa
Jurnalistikpada
berita
utamastraight news yang menjadi headlinedan seberapa banyak kesalahan dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam Bahasa Jurnalistik di Surat Kabar Radar Bekasi khususnya dalam
judul
danlead straight news Edisi 1-5 Oktober 2012. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Sebagai tambahan referensi bagi studi-studi yang akan datang dalam bidang jurnalistik, khususnya mengenai Bahasa Jurnalistik.
6
7
Sedangkan
bagi
mahasiswa,
untuk
lebih
meningkatkan
pembelajarannya dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam Bahasa Jurnalistik yang baik dan benar, sehingga mempercepat masa studinya. b. Manfaat Praktis Diharapkan kajian Bahasa Jurnalistik dapat memberikan kontribusi positif dalam penulisan berita. Selain itu, penulisan ini diharapkan menjadi bahan rujukan untuk menambah wawasan bagi praktisi, wartawan, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pers maupun bagi penulis, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan Bahasa Jurnalistik. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penulisan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode deskriptif analisis yang dimana penulis mendeskripsikan secara mendalam terhadap subjek penelitian. Pendekatan kualitatif sendiri merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)7. Sedangkan deskriptif analisis menurut Rahmat Kriyantono dalam bukunya Metode Riset Komunikasi, menyebutkan bahwa jenis analisa ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
7
Djunaidi Ghony. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded (Bandung: Bina Ilmu,2007), Hal. 11.
7
8
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.8 Jenis deskriptif penulis gunakan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di surat kabar Radar Bekasi. 2. Subjek dan Objek Penelitian Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.9 Dalam penulisan ini yang menjadi bahan rujukannya adalah Surat KabarRadar Bekasi Edisi 1-5 oktober 2012. Sedangkan istilah Unit Analisis dalam teks penulisan penelitiannya
adalah
berita
utamastraightnews
yang
menjadi
(headline)diantara beberapa berita straight news lainnya di Surat KabarRadar Bekasi yang mengacu kepada judul serta lead (teras berita). Apakah sesuai dengan ciri-ciri bahasa jurnalistik yaitu: singkat, padat, sederhana, jelas, populis, demokratis, dan menarik. 3. InstrumenPenelitian Dalam penelitian kualitatif sebagai instrument penelitian adalah penulis. Selain itu yang menjadi salah satu alat bantu lainnya dalam penulisan ini adalah alat tulis dan buku-buku yang menjadi sumber rujukan terhadap penulisan yang dilakukan. Penulis dalam meneliti sudah mempunyai konsep. Konsep tersebut yang dipakai ialah yang menyangkut ciri-ciri dalam penulisan Bahasa Jurnalistik, menurut Haris Sumadiria dari 8
Rachmat Kriyanto, Metodologi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),h. 69. 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal.122.
8
9
sekian banyak ciri tersebut yang penulis gunakan hanya tujuh, karena penulis merasa ke tujuh ciri-ciri inilah yang menjadi salah satu faktor paling sering ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan Bahasa Jurnalistik:10 a. Singkat Langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar,tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. b. Padat Padat dalam Bahasa Jurnalistik berarti sarat informasi. c. Sederhana Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya, maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. d. Menarik Bahasa Jurnalistik harus menarik, artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa Jurnalistik berpijak pada prinsip menarik, benar, dan baku.
10
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung:PT Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal. 14-16.
9
10
e. Jelas Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur, dan kabur. Maksudnya disini jelas pada makna arti sebenarnya seperti halnya warna merah mengandung makna warna keberanian,sedangkan putih diartikan sebagai warna kesucian. Jadi apabila kedua warna tersebut digabungkan maka arti maknanya pun berubah menjadi tidak jelas baur dan kabur. f. Demokratis Salah satu ciri yang paling menonjol dari Bahasa Jurnalistik adalah demokratis. Demokratis berarti Bahasa Jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. g. Populis Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, mata, dan di pikiran benak khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Bahasa Jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan ini metode pengumpulan datanya adalah sebagai berikut: a. Observasi Teks, yang dimaksud adalah teks-teks dalam berita straight news yang biasanya mengikuti pola 5W+1H 10
11
b. Wawancara, yang dimaksud adalah wawancara pribadi dengan salah satu Editor Redaksi Kantor Radar Bekasi c. Dokumentasi, berhubungan dengan data-data yang diteliti salah satunya dengan mengeliping surat kabar tersebut dari berita-berita yang sudah diambil setiap edisinya. 5. Teknis Analisis Data Setelah data terkumpul penulis kemudian mengkonstruksikan hasil wawancara yang didapat lalu disalin ke dalam bentuk kata-kata. Penulis juga meneliti teks berita, kemudian memasukkan data tersebut ke sebuah table beserta analisisnya. Tabel yang telah dibuat dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan dalam penulisan yang tidak sesuai dengan cirri-ciri Bahasa Jurnalistik. Ciri-ciri tersebut: Singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik. E. Kajian Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu Komunikasi di Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta perpustakaan IISIP Jakarta. Dengan meninjau penelitian tentang Bahasa Jurnalistik yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2005 oleh Aris Takomala dengan judul skripsi: Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Republika Edisi Desember 2008. Dalam hal ini penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada analisis teks berita utama untuk
11
12
meneliti judul, lead, serta tubuh berita pada ciri Bahasa Jurnalistik yaknikomunikatif, spesifik, jelas, hemat kata, tidak mubazir, dan tidak klise. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik IISIP Jakarta Angkatan 2005 oleh Santi Irawati dengan judul skripsi: Penggunaan Kaidah Bahasa Jurnalistik Indonesia dilihat dari Kata Mubazir, Kata Asing, dan Kerancuan pada Headline Surat Kabar Harian Media Indonesia Edisi Januari-Februari 2009. Sedangkan perbedaannya dengan
skripsi
penulis, yang
penulis
lebih
menjadi
menekankan
(headline).
pada
berita
Penulisan
hanya
utamastraight
news
memfokuskan
untuk meneliti judul serta lead berita. Apakah sesuai
dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2007 oleh Zabrina Rosyadi dengan judul skripsi: Analisis Penerapan Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi Desember 2010. Dalam penelitiannya ia lebih memfokuskan kepada ketidaksesuaian Bahasa Jurnalistik pada berita utama di surat kabar empat lawang express edisi desember 2010 yang terhitung pada edisi 89 dan 90, dan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan berita dengan karakteristik Bahasa Jurnalistik terutama dalam surat kabar empat lawang express.
12
13
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penyusunannya dibagi dalam lima bab yang kemudian dibagi lagi ke dalam sub-sub bahasan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,Pembatasan dan
Perumusan
Masalah,
Tujuan
dan
Manfaat
Penelitian,Metodologi
Penelitian, Kajian Pustaka,Sistematika Penulisan. BAB II Kajian Teori Bab ini berisi tentang a.Surat Kabar yang terdiri dari Pengertian Surat Kabar,Definisi Surat Kabar, Sejarah Singkat Surat Kabar, Karakteristik Surat Kabar, Spesifikasi Surat Kabar, Sifat Surat Kabar. b.Berita yang meliputi Pengertian Berita, Definisi Berita, Nilai-Nilai Berita, BeritaStraight News, Berita Utama (Headline), serta Elemen Berita. c. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik yang meliputi Pengertian Bahasa Jurnalistik, Definisi Bahasa Jurnalistik, Fungsi Bahasa Jurnalistik, KetentuanKaidah-Kaidah Penggunaan Bahasa Jurnalistik. BAB III Gambaran Umum Bab ini berisi tentang Sejarah SingkatRadar Bekasi, Visi dan MisiRadar Bekasi, Karakter Radar Bekasi,Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca,Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi,Struktur Bagian RedaksiRadar Bekasi, Tugas dan TanggungJawab, Profil PembacaRadar Bekasi,serta Rubrikasi Radar Bekasi.
13
14
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang Analisis penggunaan Bahasa Jurnalistik pada berita utamastraight newsdi surat kabar Radar Bekasi, Analisis Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan leadpadaberita utamaStraight News di surat kabarRadar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012 BAB V Penutup Bab terakhir ini berisi kesimpulan mengenai hasil penulisan dan beberapa saran yang berhubungan dengan penulisan yang dilakukan.
14
BAB II KAJIAN TEORI A. SURAT KABAR 1. Pengertian Surat Kabar Secara etimologis, surat kabar atau koran berasal dari bahasa Inggris“newspaper” dan bahasa Belanda “courante” yang dipinjam pula oleh orangBelanda dari bahasa Perancis “courant”.Surat kabar terdiri dari dua kata “surat dan kabar”. Pengertian surat adalahkertas yang ditulis yang mempunyai isi tertentu serta ditujukan kepada pihaktertentu dan kata kabar diketahui berasal dari bahasa Arab “khabar” yang berartiberita.1 Jelas yang dimaksud dengan surat kabar disini berupa koran, koran yang ditulis sedemikian rupa dan tercetak itu berawal dari sebuah kertas kosong biasa yang bermula tiada makna yang kemudian di isi dengan anekaragam
informasi
penting
guna
bertujuan
untuk
memberi
kabar/informasi tersebut kepada khalayak melalui media massa berupa sebuah rangkaian berita. 2. Definisi Surat Kabar Salah satu bentuk pers adalah surat kabar. Isi utama dalam surat kabar adalah berita. Surat kabar merupakan media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, seni, dan sebagainya. Bahkan surat 1
Drs. Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartawanan, Teori dan Praktek, Angkasa Raya,1992), hal. 12
15
(Padang:
16
kabardapat dikatakan pula sebagai media tertua sebelum ditemukannya film, radio, dan televisi. Biasanya surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi itu sendiri berupa fakta/ peristiwa yang ingin diketahui oleh khalayak.2Surat kabar itu sendiri adalah terbitan berkala (biasanya harian) yang berisi berita yang dimultiplikasi secara massal.3 Sedangkan definisi surat kabar menurut para ahlidiantaranya: Onong
Uchjana
Effendy
yang
dimaksud
dengan
surat
kabar:“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat, dengan ciri-ciri: terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa/aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca.”4 Menurut Susanto, surat kabar adalah pemberitaan tentang keadaan dan perkembangan yang memungkinkan orang untuk memperoleh gambaran tentang pendapat umum, sekaligus dalam pemberitaannya, surat kabar mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendapat umum setiap harinya.5 Menurut Romli surat kabar sebagai koran, yaitu surat kabar harian yakni media massa cetak yang berukuran broadsheet yang terbit setiap
2
Suryawati Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Bogor: Ghalia Indonesia,2011),h. 40. 3 R. Masri Sareb Putra, Media Cetak Bagiamana Merancang dan Memproduksi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.8. 4 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.241. 5 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktik, (Bandung: Bina Cipta, 1998), cet ke-3, h. 28
17
hari.6 Lebih jauh lagi Hafied Cangara mengemukakan perbedaan surat kabar dari beberapa hal, yaitu: “Dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitannya. Dari segi periode terbit dibedakan atas dua macam, yakni surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Dari segi ukuran, ada yang terbit dalam bentuk plano dan adapula yang terbit dalam bentuk tabloid. Sedangkan isinya dibedakan atas dua macam yakni, surat kabar yang bersifat umum berisi informasi yang ditujukan bagi masyarakat umum serta surat kabar yang bersifat khusus yang memiliki ciri khas tertentu dan memiliki pembaca tertentu, misalnya surat kabar untuk wanita dan semacamnya”.7 Dari definisi - definisisurat kabar diatas dapat disimpukan bahwa surat kabar atau koran adalah salah satu jenis media massa berupa media cetak yang memuat laporan hangat teraktual yang terjadi di masyarakat, terbit secara periodik (harian atau mingguan), bersifat umum untuk khalayak luas, serta bersifat khusus untuk khalayak yang dikategorikan khusus bagi pembacanya, mengenai apa saja dan darimana saja diseluruh dunia yang mengandung unsur nilai berita untuk diketahui khalayak. Merujuk definisi-definisi diatas, Radar Bekasi merupakan salah satu media massa berupa media cetak dalam bentuk surat kabar yang terbit secara harian dalam bentuk edisi pagi yang ditujukan untuk khalayak luas serta diperuntukkan pula bagi khalayak khusus (warga Bekasi baik Kota maupun Kabupaten) dan dicetak dalam ukuran broadsheet (koran).
6
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h.76 7 Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.127
18
3. Sejarah Singkat Surat Kabar Surat kabar merupakan sebuah media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar yang di mulai sejak di temukannya mesin cetak oleh Johannes Guttenberg di Jerman.Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang sama, surat kabar yang sangat sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar yang sesungguhnya terbit pada tahun 1620 di Farnkfrut, Berlin, Humberg, Vienna, Amsterdam dan Antwerp. Di Inggris surat kabar pertama yang sangat sederhana terbit pada tahun 1621. Sedangkan yang dianggap sebagai benar-benar surat kabar yang terbit secara teratur ialah Oxford Gazette yang terbit di Oxford tahun 1665. Beberapa bulan kemudian ketika pemerintah pindah ke London, surat kabar tersebut berganti nama menjadi London Gazette. Surat kabar harian yang pertama terbit adalah Daily Courant. Sedangkan di Amerika surat kabar harian yang pertama di Amerika Serikat adalah Pennsylvania Evening Post dan Daily Advertiser yang terbit pada tahun 1783-1830an, surat kabar ini relative mahal dan hanya dibaca oleh golongan elit, serta para politikus. Di Indonesia sendiri keberadaan surat kabar ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda, Jepang, Menjelang Kemerdekaan sekaligus Awal Kemerdekaan serta Zaman Orde Lama dan Orde Baru.
19
Zaman Belanda pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang, dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Surat kabar yang terbit pada masa itu tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 ekslempar setiap kali terbit.Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbit tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat. Zaman Jepang ketika Jepang datang,surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat dan tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintahan Jepang dapat memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima yang kemudian selanjutnya berada dibawah pusat pemberitaan Jepang, yakni Domei. Wartawan wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai, sedang yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja didatangkan langsung dari Jepang. Pada saat itu surat kabar hanya bersifat propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang. Zaman Kemerdekaan pada masa awal kemerdekaan Indonesia pun melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Surat kabar yang diterbitkan oleh Indonesia pada saat itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang. Dalam perkembangannya berita Indonesia berulang kali dibredel, dan selama pembredelan para tenaga redaksinya ditampung oleh surat kabar Merdeka yang didirikan
20
oleh B.M.Diah. Surat kabar lainnya yang terbit pada masa itu antara lain: Soeara Indonesia yang dipimpin oleh Manai Sophian Makasar, pedoman harian yang kemudian berganti nama menjadi Soeara Merdeka (Bandung). Zaman Orde Lama setelah presiden Soekarno mengumumkan dekrit kembali ke UUD 1954 tanggal 5 juli 1959, terdapat larangan kegiatan politik termasuk pers. Bahkan persyaratan untuk mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak pun diperketat. Namun situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh PKIPartai Komunis Indonesia yang pada saat itu menaruh perhatian pada pers. PKI kemudian memanfaatkan para buruh termasuk karyawan surat kabar untuk melakukan apa yang dinamakan slowdown strike, yakni mogok secara halus. Dalam hal ini, karyawan di bagian setting melambatkan kerjanya, sehingga banyak kolom surat kabar yang tidak terisi menjelang deadline (batas waktu cetak). Akhirnya kolom kosong itu diisi iklan secra gratis sebagaimana yang dialami oleh Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta. Pada masa inilah sering terjadi polemik antara surat kabar yang Pro PKI dan Anti PKI. Zaman Orde Barusejalan dengan tampilan Orba, surat kabar yang tadinya dipaksakan untuk mempunyai gantolan (berafiliasi), kembali mendapatkan kepribadiannya. Contoh kedaulatan rakyat yang pada Zaman Orde Lama harus berganti nama menjadi Dwikora, kembali kepada nama semula. Mengutip pernyataan presiden Soeharto dihadapan sidang umum MPR 12 maret 1973, “ sudah sewajarnya kita merasa bangga dan lega melihat pertumbuhan pers yang bebas dan merdeka, suatu pertanda bahwa kehidupan demokrasi terjamin pelaksanannya dalam orba, tapi sering-
21
sering kita merasa ikut prihatin dan khawatir terhadap penggunaan hak kebebasan pers yang kurang wajar dan bertanggung jawab” Selanjutnya presiden mengemukakan,” masih banyak surat kabar/majalah yang terdorong oleh tujuan komersil/pun motif lainnya menyajikan berita-berita sensasional tanpa norma-norma kesusilaan, sopan santun, kerahasiaan negara,
dan
kurang
memperhatikan
akibat
tulisan
yang
dapat
menggoncangkan masyarakat, yang pada gilirannya akan merusak stabilitas nasional”. Itulah mengapa yang menjadi sebab pemerintah memberikan ganjaran berupa pencabutan surat izin terbit dan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), seperti Sinar Harapan, Tabloid Monitor, Detik, Majalah Tempo dan Editor. Zaman Reformasi tumbangnya presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 silam membawa aura baru di dunia pers. Berakhirnya Orde Baru mengalirkan kebebasan berekspresi melalui media/kebebasan pers. Pada saat itu media massa terutama cetak tumbuh menjamur dan berkembang pesat. Booming media cetak terjadi pada masa presiden BJ.Habibie berkuasa dengan menteri penerangan letjen TNI Muhammad Yunus Yosfiah. Pada saat itu menteri penerangan menerapkan kebijakan pers yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk memperoleh SIUPP, yang pada saat itu diperoleh dalam kurun waktu kurang dari 1 minggu tanpa bayar. Akibatnya, dalam masa pemerintahan BJ.Habibie yang singkat Mei 1998-Oktober 1999 sudah dikeluarkan lebih
22
dari 1600 SIUPP baru.Padahal selama 32 tahun era Soeharto, hanya diperoleh sekitar 300 SIUPP yang dikeluarkan.8 4. Karakteristik Surat Kabar Menurut Karl Batwizh mengemukakan lima syarat: a) Publisitas: Surat kabar diterbitkan untuk publik, masyarakat umum, bahkan untuk siapa saja. Siapapun boleh membelinya bahkan membacanya, isinya bertujuan agar diketahui oleh masyarakat. b) Periodisitas: Surat kabar terbit pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Periode terbit, jarak dan waktu antara dua terbitan bersifat tetap dan teratur. Sebagai contoh surat kabar harian sore terbit tiap sore hari terkecuali hari libur. c) Aktualitas: Isinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya. Isi buku dapat dicetak ulang. Sedangkan isi surat kabar yaitu isi bidang redaksi yakni hal-hal yang hangat baru teraktual. d) Universalitas: Isinya tidak mengenai satu persoalan saja. Misalnya, tidak hanya mengenai olahraga saja akan tetapi mengenai semua aspek kehidupan. e) Kontinuitas: Isinya berkesinambungan. Seperti halnya surat kabar hari ini memuat berita pengadilan ketua PKS Lutfi Hasan, hendaknya pada terbitan selanjutnya memuat pula berita persidangan Lutfi Hasan sampai vonis hakim dijatuhkan.9
8
Elvinaro ardianto dkk,Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 105-110. 9 Hoeta Soehoet, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, 2003)h.11
23
5. Spesifikasi Surat Kabar Diklafikasikan menurut frekuensi penerbitan, ukuran, sirkulasi, format isi, dan kelas sosial pembacanya. Berikut penjelasan singkatnya:10 1. Frekuensi Penerbitan: Surat kabar dibedakan menjadi dua, yaitu surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Surat kabar harian dilihat dari usianya hanya satu hari, lewat dari hari itu beritanya dianggap basi. Sedangkan surat kabar mingguan dilihat dari usianya lebih lama dibandingkan surat kabar harian. Berita maupun artikel-artikel yang ada di dalamnya tidak cepat basi, karena isi berita daripada artikelartikel tersebut diulas lebih mendalam dari surat kabar harian. Sedangkan dilihat dari waktu penerbitan, surat kabar harian diterbitkan lebih awal yakni setiap pagi hari dan surat kabar mingguan terbit setiap seminggu sekali. Ukuran: Umumnya surat kabar dikenal dengan dua jenis, yakni tabloid dan standar (broadsheet). Surat kabar tabloid terdiri dari lima/enam kolom yang masing-masing memiliki lebar sekitar 5 cm dan panjang ke bawah sekitar 35 cm. Sedangkan bentuk standar (broadsheet) memiliki ukuran dua kali lipat dari ukuran tabloid dengan delapan/Sembilan kolom ke samping. Meskipun demikian untuk kepentingan pragmatis dan estetika
banyak surat kabar
standar yang mengurangi kolomnya menjadi enam kolom. Lebih dari 90% surat kabar Indonesiaberbentuk standar.
10
Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia ( Jakarta: Pustaka Utama Grafiti),h.101
24
2. Suirkulasi: Surat kabar adalah media komunikasi massa yang menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal. Dalam hal ini surat kabar menggunakan kata sirkulasi untuk menjelaskan jumlah surat kabar yang terjual. 3. Format Isi: Format sebuah surat kabar harus disesuaikan dengan rubrik-rubrik yang ada di dalamnya yang menjadi kekuatan di dalam surat kabar tersebut, yang memiliki popularitas tinggi dibandingkan dengan rubrik-rubrik lainnya. 4. Kelas Sosial Budaya: Dilihat dari kelas sosial pembacanya, surat kabar dibedakan menjadi dua jenis yaitu High BrowNewpaper (Quality) adalah surat kabar untuk golongan masyarakat menengah-atas dan BoulevardNewspaper (popular) adalah surat kabar untuk golongan masyarakat menengah-bawah. 6. Sifat Surat Kabar ditinjau dari ilmu komunikasi adalah sebagai berikut:11 a. Terekam, berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf yang dicetak pada kertas. b. Menimbulkan perangkat metal secara aktif, berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak “mati” diatas kertas, maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat metalnya secara aktif. Oleh karena itu seorang wartawan harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para 11
Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011)h.154-156.
25
pembaca dapat dengan mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya dengan
masyarakat
pendidikannya
tidak
kita sama
yang dan
heterogen,
yang
tingkat
mayoritas
dari
mereka
berpendidikan menengah-rendah.
B. BERITA 1. Pengertian Berita Istilah berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni vrit yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi write, yang arti sebenarnya adalah “ada“ atau “terjadi“. Sebagian ada yang menyebutnya vritta, yang artinya “kejadian“ atau “yang telah terjadi“. Vritta masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berita“ atau “warta“.12 Seperti halnya media massa yang erat kaitannya dengan masyarakat luas, berita juga identik dengan massa (khalayak). Bagaimana tidak, dalam menempuh kehidupan sehari-hari khalayak selalu disuguhkan dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi baik itu sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan, dan berbagai macam bidang lainnya, yang kesemuanya itu berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap harinya ada saja berbagai macam peristiwa yang terjadi dari pelosok daerah maupun dari berbagai macam daerah lainnya yang jelas letak geografisnya berbeda-beda. Saking banyaknya peristiwa yang terjadi dikhawatirkan khalayak luas tidak dapat menampung semua informasi 12
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h.46.
26
yang disajikan.Oleh karena itu, semua peristiwa yang terjadi di susun sedemikian rupa dan di bingkai khusus dengan rapi oleh para wartawan sebagai sebuah berita. 2. Definisi Berita Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan beberapa para ahli, ada beberapa pengertian berita, yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan, atau pengumuman.13 Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru menyatakan secara ringkas bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Hal ini dapat diartikan
bahwa berita
mengandung dua hal penting, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa sebuah peristiwa/peristiwa tanpa adanya jalan cerita tidak dapat disebut berita.14 Berita adalah susunan kejadian setiap hari sehingga masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan harinya di berbagai surat kabar.15Sedangkan Romli mendefinisikan berita sebagai laporan peristiwa yang memiliki berita (newsvalue), aktual, faktual, penting, dan menarik.16 Mitchel V. Charnley dalam buku Reporting, seperti yang dikutip oleh Gunadi (1998:17) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat 13
Suhaemi dan Rully Nasrullah ,Bahasa Jurnalistik, (Jakarta, Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. 27. 14 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat, Kalam Indonesia, 2005), hal. 55. 15 Peter Henshall dan David Ingram.Menjadi Jurnalis (Yogyakarta: LKIS, 2000), H. 7. 16 Mondry.Pemahaman Teori dan PraktekJurnalistik.Ghalia Indonesia. Bogor. 2008. Hal. 133
27
mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya untuk sejumlah besar penduduk.17Selain itu Hoeta Soehoet mengemukakan definisi berita sebagai berikut: a) Berita adalah keterangan mengenai sebuah peristiwa atau isi pernyataan manusia. b) Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa/isi pernyataan manusia yang perlu baginya untuk mewujudkan filsafat hidupnya. c) Berita bagi surat kabar adalah keterangan mengenai peristiwa/isi pernyataan yang diperlukan bagi pembacanya untuk mewujudkan filsafat hidupnya.18 Dari definisi-definisi berita di atas penulis menyimpulkan bahwa berita adalah laporan peristiwa tercepat, menarik, dan teraktual yang dikemas sedemikian oleh seorang wartawan yang mengandung nilai-nilai berita yang layak untuk dipublikasikan kepada khalayak sebagai informasi penting yang harus diketahui serta disebarluaskan melalui media massa berkala seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media online. Bahkan dalam perspektif jurnalistik dikatakan tidak semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan merupakan berita yang layak dimuat dalam surat kabar. Ada beberapa kriteria/ciri bahwa berita itu layak dipublikasikan kepada khalayak, antara lain: 1. Aktualitas 2. Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak 17
Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998), h. 17. 18 Hoeta Soehoet, hal.23.
28
3. Penting tidaknya orang/figur yang diberitakan Keluarbiasaan peristiwa 4. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu 5. Ketegangan dalam peristiwa 6. Konflik dalam peristiwa 7. Perilaku Seks 8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan 9. Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa 10. Humor yang terkandung dalam peristiwa19 3. Nilai-Nilai Berita Berita yang disiarkan atau disebarkan kepada khalayak luas haruslah memiliki nilai-nilai berita (news value). Dalam hal ini, Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, menulis berita dan feature, menyebutkan sebelas nilai-nilai berita, yaitu: a. Keluarbiasaan (Unusualness), berita adalah sesuatu yang luar biasa, bukan sesuatu yang biasa. b. Kebaruan ( Newness), berita adalah semua apa yang terbaru c. Akibat (Impact), berita adalah segala sesuatu yang berdampak d. Aktual (Timeliness), berita adalah peristiwa yang sedang/baru terjadi e. Kedekatan (Proximity), berita adalah kedekatan baik itu secara geografis maupun psikologis f. Informasi (Information), berita adalah informasi. Namun tidak semua informasi dapat menjadi berita. Informasi yang memiliki nilai berita
19
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005),h.55
29
dan member banyak manfaat kepada publiklah yang patut mendapat perhatian media. g. Konflik (Conflict), berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur/sarat dengan dimensi pertentangan h. Orang Penting (Prominence), berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebritis, publik figure. i. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest), apa saja yang dinilai mengandung minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, dapat digolongkan ke dalam cerita human interest. j. Kejutan (Surprise), berita adalah kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak terencana, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya k. Seks (Sex), berita adalah seks, seks adalah berita. Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya. 4. Berita Straight News Umumnya dalam sebuah pemberitaan yang diberitakan media cetak biasanya menggunakan straight news (berita langsung). straight news sendiri diartikan sebagai sebuah berita yang ditulis dan dijabarkan secara langsung apa adanya dalam sebuah peristiwa yang terjadi melalui informasi yang dipaparkan langsung dari sumber berita yang bersangkutan di tempat kejadian. Menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik, straightnewsadalah berita yang ditulis secara singkat, lugas, dan apa adanya. Dibuat dengan
30
gaya memaparkan, yakni memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi. Surat kabar harian didominasi oleh jenis berita ini, terutama halaman depan (front page). Penulisan berita langsung umumnya mengacu kepada struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu diawali dengan mengemukakan bagian berita yang dianggap paling penting , penting kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya, mengacu pada unsur 5W+1H. Bagian paling ini dituangkan di bagian kepala atau awal yang biasanya terletak pada alinea pertama (lead).20 Sedangkan menurut Zaenuddin HM dalam bukunya The Journalist, straight news adalah berita yang disajikan secara singkat, lugas, dan apa adanya. straight news berlaku untuk berita-berita yang berkembang setiap hari atau setiap waktu.21Berita langsung (straight news) merupakan berita yang ditulis secara langsung.Artinya, informasi yang dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya.Biasanya diungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptif).Berita langsung biasanya dibuat dengan gaya memaparkan, yaitu suatu gaya penulisan berita yang memaparkan kejadian atau peristiwa yang terjadi, dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan. Penulisan berita ini cenderung menguraikan suatu peristiwa /kejadian sejelas-jelasnya.22
20
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008),
h.22 21
Zaenuddin HM, The JournalistBacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik ( Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm .160 22 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung, PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal. 25.
31
5. Berita Utama (Headline) Surat kabar dilihat dari segi isinya banyak memuat berita yang terjadi ditengah-tengah masyarakat baik itu sosial, budaya, politik, ekonomi, nasional, bahkan internasional sekalipun. Sebelum dibaca dan sampai kepada khalayak berita-berita tersebut diolah sedemikian rupa melalui beberapa proses tahapan mulai dari rapat redaksi, meliput, menulis, mengoreksi, layout, cetak, dan akhirnya didistribusikan. Hal ini dikarenakan karena tiap masing-masing surat kabar tentunya terdapat berita utama. Berita tersebut merupakan berita terpenting menurut redaktur surat kabar dari berita-berita lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Romli dalam Kamus Jurnalistik bahwa berita utama (headline) merupakan berita yang dianggap paling penting dan paling menarik bagi pembaca, ditempatkan dihalaman depan surat kabar dengan judul ditampilkan secara mencolok, berukuran besar atau lebih besar dari judul berita lain, dan dicetak tebal.23 Sedangkan A.M Hoeta Soehoet memberikan definisi berita utama, menurutnya berita utama adalah Berita yang menurut penilaian redaktur surat kabar tersebut adalah berita terpenting dari semua berita yang disajikan dalam surat kabarnya hari itu. Sebab itu diberikannya tempat utama yang mudah dibaca, yaitu halaman pertama bagian paling atas sebelah kiri.24 Penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dinamakan berita utama adalah berita yang dianggap paling penting dihari itu juga oleh redaktur surat
23
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008),
h.52. 24
Hoeta Soehoet, Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat, (Jakarta: IISIP Pers, 1986/1987), h.5
32
kabar dari berita lainnya dan diletakkan pada bagian halaman paling depan sehingga berita tersebut dapat dengan mudah diketahui oleh khalayak yang sekaligus menjadi daya tarik khalayak untuk sekedar membeli, membaca, serta mengetahui isi dari pemberitaan tersebut. 6. Elemen Berita Suatu berita terutama dalam media massa cetak seperti surat kabar terdapat elemen-elemen berita yang terdiri dari judul berita, lead, batang tubuh (isi berita), dan penutup berita. Unsur-unsur tersebut banyak terdapat pada berita straight news yang bersifat langsung. Seperti berita politik, ekonomi, sosial, budaya, kriminal, dan sebagainya. Berikut akan dijabarkan penjelasan mengenai Elemen-Elemen Berita diantaranya: a. Judul Judul merupakan hal yang urgen dalam berita karena judul mewakili isi dari berita itu sendiri.Setiap media tentu saja memiliki aturan dan prinsip sendiri-sendiri dalam menuliskan judul berita.25 Kekhasan prinsip dalam merumuskan judul berita itulah yang pada gilirannya akan membuat media yang bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan baik/tidak. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan judul-judul beritanya secara standar. Judul yang baik akan menarik perhatian khalayak. Dalam suatu berita judul dimaksudkan untuk mempromosikan berita tersebut.Biasanya judul dituntut semenarik mungkin sehingga dapat 25
Kunjana Rahardi, Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media, (Depok: Gramata Publishing, 2010),h. 134
33
menimbulkan dan meningkatkan hasrat khalayak untuk sekedar melihat bahkan membacanya.Selain untuk mempromosikan berita, judul berfungsi untuk memperkenalkan isi berita kepada khalayak pembaca. Berikut beberapa karakteristik judul: 1. Provokatif, judul yang provokatif bermakna harus mampu membangkitkan minat pembaca terhadap berita yang ditulis. 2. Singkat dan Padat, langsung menuju inti persoalan, tegas dalam penyampaian terfokus dan tidak bertele-tele. 3. Relevan, dalam hal ini judul harus berhubungan dengan isi berita yang ingin disampaikan oleh penulis. 4. Formal, bahasa judul berita sebaiknya formal disampaikan dengan bahasa resmi, jelas, sehingga tidak membingungkan pembaca. 5. Representatif, judul berita mewakili dan mencerminkan berita. 6. Merujuk pada Bahasa Baku, sebagai bagian terpenting dari berita judul disampaikan dengan bahasa baku. 7. Spesifik, judul berita dianjurkan mengandung kata-kata khusus yang mengandung ruang lingkup sesuai dengan isi yang disampaikan.26 b. Lead Yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan berita adalah leadkarena lead merupakan pintu gerbang yang mengantarkan pada isi, atau yang menjembatani judul dan isi.27Kekuatan berita terletak pada leadnya. Jika leadnya bagus, maka khalayak akan terus membaca.Selain 26
Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 41-44 27 Ibid, h.37
34
itu lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya secara cepat, lead disusun sedemikin rupa yang dirumuskan sebagai 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, dan How). Dengan demikian baik pembaca, pendengar, ataupun penonton akan segera tahu mengenai persoalan pokok dari sebuah peristiwa yang dilaporkannya.28 Berikut beberapa persyaratan lead: 1. Mengandung inti, topik, dan tema Dalam hal ini pembaca diharapkan sudah bisa menangkap inti persoalan yang ingin disampaikan oleh penulis 2. Dapat menjadi panduan untuk membuat kalimat berikutnya Dalam hal ini bagi seorang penulis lead berita menjadi panduan untuk menulis kalimat berikutnya 3. Dapat memberi gambaran isi keseluruhan berita Melalui lead berita pembaca dapat dengan mudah mengetahui gambaran isi yang terdapat dalam berita tersebut 4. Berisi satu topik dan satu pengertian Diharapkan lead hanya berisi satu topik dan satu pengertian, agar apa yang ingin disampaikan dalam lead tidak bermakna ganda sehingga pembaca tidak berasumsi hal lain selain inti daripada berita tersebut 5. Disusun secara singkat, padat, tepat, dan jelas
28
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik seputar organisasi, produk, & kode etik (Jakarta:Yayasan Nuansa Cendekia, 2004)h. 120
35
Diharapakan lead tidak bertele-tele langsung pada pokok masalah (to thepoint), sarat akan informasi, tepat sasaran, serta jelas 6. Memiliki daya tarik, gerak, rangsang, dan komunikatif Diharapkan lead dapat memiliki daya tarik tersendiri dari inti yang ingin disampaikan, lead memiliki daya gerak sehingga mampu menggerakkan pembaca untuk membaca berita secara keseluruhan, serta mampu mengembangkan daya rangsang yang baik sehingga mampu menciptakan bahasa yang komunikatif.29 c. Batang Tubuh/ Isi serta Penutup (Ending) Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kefokusan cerita, jangan sampai ceritanya menyimpang.Langkah pertama adalah dengan membuat kronologis berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek. Hal ini menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik mengemukakan tubuh/isi berita merupakan bagian isi berita setelah judul, baris tanggal, dan teras berita. Berisi paparan lengkap fakta sebuah peristiwa, pernyataan, atau pendapat.Biasanya berupa penjelasan lebih perinci dari lead.Sedangkan penutup(ending) dalam berita merupakan bagian akhir dalam struktur penulisan berita yang berperan penting.Akhir kalimat dalam struktur penulisan berita merupakan penguat tulisan yang bersanding dengan judul, lead, dan body keseluruhan laporan.
29
Ibid, h. 44 - 45.
36
DATELINE
30
C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik 1. Pengertian Bahasa Jurnalistik Secara etimologis, Jurnalistik berasal dari kata Journ.Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Dalam hal ini bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain (lawan bicara) baik itu melalui media cetak, elektronik, ataupun media online. Akan tetapi tidak semua orang dapat dengan mudah menangkap isi bahasa yang dikomunikasikan. Sama halnya ketika kita berbicara Bahasa Jurnalistik, tidak semua orang khususnya yang bekerja dalam media dapat menggunakan Bahasa Jurnalistik dengan baik dan mudah. Dilihat secara umum menulis memang mudah, akan tetapi jikalau menulis sebuah berita dalam media tidaklah mudah seperti yang dibayangkan,
30
Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Preaktis Jurnalis Profesional,(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), Hal 119.
37
diperlukan beberapa teknis serta keahlian khusus yang menunjang tulisan kita dimedia menjadi baik agar dapat dengan mudah dibaca serta dimengerti khalayak. Selain itu tanpa adanya pembiasaan diri untuk menulis, tulisan yang telah dituangkan dimedia belum tentu dapat mudah dipahami khalayak mengingat tidak semua khalayak dapat dikategorikan sama satu lainnya. Bagaimanapun tulisan yang dimuat dalam media akan dilihat serta dibaca oleh banyak orang yang berbeda profesidan disini wartawan dituntut sedemikian rupa mengolah isi berita yang ingin disampaikan agar ringkas, singkat, padat, sederhana, jelas, sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Jurnalistik yang baik.Sebagaimana mengutip pernyataan TV CNN yang dikutip oleh Morissan mengungkapkan “to be understood by the truck driver while not insulting the professor’s intelligence” ( untuk dimengerti oleh supir truk namun tanpa merendahkan kecerdasan sang professor).31 Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan yang dimuat dalam media massa harus dapat dimengerti dengan mudah oleh semua kalangan tanpa memandang bulu/status sosial mereka itu siapa dan apa.Justru disini seorang wartawan dituntut untuk mempertimbangkan dengan baik sebuah berita yang ditulis, agar berita/informasi yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh semua pihak. Dalam hal ini surat kabar dalam menyampaikan informasinya menggunakan bahasa secara tertulis, sebab bahasa didalam media massa ibarat sebuah nyawa terutama bagi media cetak. Tanpa adanya bahasa, media massa cetak tidak akan bermakna apa-apa karena bahasa menjadi medium bagi 31
Jani Yosef, To Be A Journalist (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 121.
38
kalangan pers untuk memotret peristiwa dan peradaban bangsa. 32Bahasa Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang digunakan kalangan pers di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa Jurnalistik kerap disebut sebagai bahasa pers, yang juga memiliki karakter berbeda, sesuai dengan tulisan yang diberitakan.Bahasa Jurnalistik haruslah mudah di pahami oleh setiap orang yang membacanya, karena tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang ditulis oleh wartawan. 2. Definisi Bahasa Jurnalistik Bahasa Jurnalistik meupakan bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat sekaligus bahasa pengantar pemberitaan yang biasa digunakan dalam media cetak dan elektronik.33 Berikut beberapa definisi Bahasa Jurnalsitik menurut para ahli34 Dalam pemahaman wartawan senior terkemuka Rosihan Anwar, bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan Bahasa Pers atau Bahasa Jurnalistik. Bahasa Pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifatsifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa Jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Ia tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Ia juga harus memperhatikan ejaan
yang benar.
Dalam kosakata Bahasa Jurnalistik mengikuti
perkembangan dalam masyarakat. 32
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (strategi wartawan menghadapi tugas jurnalistik), (yogyakarta, c.v. Andi Offset. 2005). h.85-86. 33 Ibid h.87. 34 Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 6
39
Menurut S. Wojowasito dari IKIP Malang dalam Karya Latihan Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (KLW PWI) di Jawa Timur (1978). Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun demikian, Bahasa Jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok. Begitu pula menurut pakar bahasa terkemuka dari Bandung JS.Badudu yang mengemukakan Bahasa Jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Semua sifat-sifat tersebut haruslah dipenuhi oleh Bahasa Jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Seperti halnya yang dikemukakan pula oleh Anton M. Moeliono (1994) yang juga merupakan konsultan pusat bahasa mengatakan bahwa laras Bahasa Jurnalistik tergolong ragam bahasa baku. Hal ini terbukti manakala bahasa Indonesia jurnalistik tidaklah berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yang membedakan keduanya hanyalah pada penggunaannya saja. Karena digunakan sebagai media penyampai informasi, bahasa yang digunakan di mediamassa memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan bahasa yang digunakan untuk keperluan lain.35Selain itu bahasa yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan 35
Tri Adi Sarwoko. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik (Yogyakarta: Andi, 2007), h.1-2
40
melekat dalam definisi jurnalistik. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.36 3. Fungsi Bahasa Jurnalistik Sebelum kita mengenal lebih jauh fungsi Bahasa Jurnalistik khususnya, akan lebih baik kita juga mengenal fungsi utama bahasa yang terdiri dari:37 a) Alat untuk menyatakan ekspresi diri b) Alat Komunikasi c) Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial d) Alat untuk mengadakan kontrol sosial Sedangkan fungsi Bahasa Jurnalistik sendiri adalah: a) Fungsi sebagai kerangka acuan, bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasikan) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.38 b) Fungsi Instrumental menggunakan bahasa untuk memperoleh sesuatu. c) Fungsi Regulatori menggunakan bahasa untuk mengontrol perilaku orang lain.
36
AM. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 23. 37 Ibid, h.8 - 9 38 Hasan Alwi, Soedjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 14-16.
41
d) Fungsi Interaksional menggunakan bahasa untuk menciptakan interaksi dengan orang lain. e) Fungsi Personal menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan dan makna. f) Fungsi Heuristik menggunakan bahasa untuk belajar dan menemukan makna. g) Fungsi Imajinatif menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia imajinasi. h) Fungsi
Representational
menggunakan
bahasa
untuk
menyampaikan informasi.39 4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik Bahasa Jurnaistik mempunyai ketentuan-ketentuan yang harus ditaati.Ketentuan tersebut harus dilaksanakan supaya berita/informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak mudah dimengerti. Ketentuanketentuan tersebut antara lain: a. Penggunaan kalimat pendek Dalam jurnalistik penggunaan kalimat pendek merupakan pilihan utama. Hal tersebut dimaksudkan agar inti pokok persoalan yang diungkapkan segera dapat dimengerti oleh para pembaca.Mengingat tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang di tulis oleh wartawan.
39
Furqanul Azies dan A Chaedar Alwasiah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teori, dan Praktek( Bandung: PT Rosdakarya, 2000), h. 17-18.
42
b. Penggunaan kalimat aktif Agar suatu laporan/tulisan dapat menarik pembacanya maka wartawan dalam hal ini dituntut harus mampu menghidupkan kalimat yang ditulisnya.Untuk itu penggunaan kalimat aktif merupakan ketentuan yang perlu ditaati. c. Penggunaan Bahasa Positif Suatu laporan akan terlihat menarik apabila ditulis dengan menggunakan bahasa positif. Ia akan terasa lebih hidup bila dibandingkan dengan penulisan bahasa negatif.40
40
Patmono SK, h.71.
BAB III GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Singkat Radar Bekasi Radar Bekasi terbit kali pertama pada tanggal 19 Januari 2009 untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada di bawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih dari 100 koran lokal yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro Asahan, MetroTapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok, Radar Bogor, Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika. Berikut ini adalah peta daerah persebaran surat kabar lokal Jawa Pos grup.
Gambar Peta persebaran surat kabar lokal Jawa Pos Grup (Sumber : Jawa Pos. com)
43
44
Radar Bekasi merupakan koran lokal pertama di Bekasi, berbeda dengan surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya berkisar 10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita lokal yang dominan, yaitu berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan jika surat kabar ini memilki slogan “Korannya Orang Bekasi”karena sebanyak 70% berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1 2. Visi dan Misi Radar Bekasi Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan dan upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu pula dengan surat kabar Radar Bekasi mereka mempunyai visi menjadi mitra bisnis komunikasi dan promosi terkemuka di Bekasi. Sedangkan misinya, antara lain: a. Menyediakan tulisan yang informatif dan menjadi bagian pilar demokrasi, b. Memaparkan dan menganalisis secara tuntas serta mendalam mengenai bisnis, ekonomi, politik, pendidikan, olahraga, dan sosial budaya,serta c. Menegakkan fungsi, edukasi, hiburan, dan kontrol sosial.2 3. Karakter Radar Bekasi Radar Bekasi termasuk surat kabar yang tidak mengkhususkan diri dengan maksud surat kabar ini tidak menampilkan berita-berita dari kalangan tertentu karena mereka ingin berdiri diatas semua golongan, agama, dan ras. Hal itu sesuai dengan program 10 Alasan Membaca Radar Bekasi, salah satu diantaranya ialah independen, dan terpercaya. Artinya Radar Bekasi berusaha 1
Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013 2 Company Profile Radar Bekasi, hlm 15
45
menjadi surat kabar yang tidak bergantung pada satu pihak agar dapat dipercaya pembacanya.3 4. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca Proses kerja Radar Bekasi terdiri dari serangkaian tahapan yang akhirnya menjadi sebuah media yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari rapat redaksi, pembagian tugas untuk wartawan, pengeditan naskah, penataletakkan, proses cetak, terakhir penyebaran surat kabar. Berikut ini akan dijabarkan mengenai tahapantahapan diatas:4 a)
Rapat Redaksi Tahapan awal dari proses kerja Radar Bekasi adalah rapat redaksi. Rapat redaksi diadakan untuk menentukan tema-tema apa saja yang akan diangkat sebagai bahan berita.
b) Pembagian Tugas Untuk Wartawan Setelah melakukan rapat redaksi, para wartawan mulai mencari bahan berita yang sudah ditugaskan kepada mereka.Namun tidak selalu tematema yang sudah ditentukan sebelumnya menjadi bahan dalam mencari berita. Terkadang setelah tema-tema tersebut telah ditentukan, muncul peristiwa lain yang menjadi pusat perhatian masyarakat. Alhasil maka berita itulah yang lebih diutamakan untuk dijadikan sebagai bahan berita.Selain menyiapkan bahan berita yang akan dimuat, setiap wartawan di Radar Bekasi juga diharuskan untuk menyiapkan foto-foto yang mendukung berita yang telah diliput olehnya. 3 4
Ibid Ibid
46
c) Pengeditan Naskah Berita yang sudah ditulis oleh wartawan kemudian diserahkan kepada redaktur halaman yang bersangkutan untuk di edit. d) Penataletakkan Pada tahapan ini berita dan foto serta unsur-unsur lain ditata ke dalam halaman-halaman surat kabar. Selain itu, seorang layouter juga bertugas mengedit foto-foto yang akan dimuat. Pengeditan tersebut dilakukan secara digital dengan menggunakan sebuah software computer (Adobe Photoshop) yang kemudian foto-foto tersebut dijadikan gambar beraster. e) Proses Cetak Pada tahap ini halaman-halaman surat kabar yang telah selesai dibuat tata letaknya dikirim ke percetakan untuk sebagaimana dilakukan proses cetak. Setelah selesai dicetak, lembaran-lembaran surat kabar itu dikembalikan ke Radar Bekasi. f) Penyebaran Surat Kabar Lembaran-lembaran surat kabar kemudian dikirim lewat ekspedisi yang kemudian lalu membagi-bagikannya kepada agen-agen penjual koran.
47
5. Keterangan Struktur OrganisasiRadar Bekasi Direktur Utama
: Hazairin Sitepu
Direktur
: Hetty
General Manager
: Faturrohman S. Kanday
Pemimpin Redaksi
: Zaenal Arifin
Redaktur Pelaksana Kabupaten: Deny Ahmad Furqon Redaktur Pelaksana Kota
: Bisman Pasaribu
Redaktur
: SL. Harjanto, Yulizar Efrizal H.
Asisten Redaktur
: Miftakhudin, Beny Sang Surya.
Sekretaris Redaksi Staf Redaksi
: Rita Agustin :Sammy Akbar, Masngudin, Giri Sasongko, Irwan, Enriko, Dharmawan Susanto, Nia Septiani, Adi Warsono,
48
Armen
Pranajaya,
Syahrul
Ramadhan,
Muhammad
Lukman. Fotografer
: Rizky Andrianto
Pracetak
:Yudhi Handoko (Koordinator pracetak), Arry Setiawan, Denis Arfian, Tusiyono, Agung Tri Nugroho.
Editor
:Riskha Ayu Rindiatika.
Desainer Grafis
:Angga Pratama
Desainer Iklan
:Rudi Ari Ananta
Teknologi Informasi
:Beni Irawan
Pemasaran
:Asep Rahmat Hidayat (coordinator)
Iklan
:Moh. Fajar (coordinator) dan Indra Herdian ( Jakarta)
Supervisor Iklan Keuangan
:Sri Sulastri, Lalu Wirahadi. :Ani Irawati.
49
6. Struktur Organisasi Bagian RedaksiRadar Bekasi PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR
SEKRETARIS
PELAKSANA
REDAKSI
REDAKTUR
REPORTER
FOTOGRAFER
Bagan Struktur Organisasi Bagian Redaksi
Keterangan Struktur Organisasi Bagian Redaksi Radar Bekasi: Pemimpin Redaksi
: Faturohman S Kanday.
Redaktur Pelaksana
: Zaenal Arifin (Red. Halaman “Radar Bekasi”).
Redaktur
: Denny Ahmad Furqon (Red. Halaman “RadarCikarang”). : Bisman Pasaribu (Red. Halaman “Pro Bisnis”).
Sekretaris Redaksi
: Rita Agustin
50
Reporter
: Sammy Akbar, Masngudin, Giri Sasongko, Irwan, Enriko, Dharmawan Susanto, Nia Septiani, Adi Warsono, Armen Pranajaya, Syahrul Ramadhan, Muhammad Lukman. : Rizky Andrianto.5
Fotografer
7. Tugas dan Tanggung Jawab Dibawah ini adalah tugas dan tanggung jawab dari staf-staf yang ada di Radar Bekasi, yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur, sekretaris redaksi, reporter, fotografer, pracetak (layouter), desain grafis, desain iklan, teknologi informasi (TI), pemasaran, iklan, promosi, dan keuangan.6 a. Pemimpin Redaksi Tugas dari pemimpin redaksi adalah memimpin redaksi semua bagian yang berada di dalam redaksi Radar Bekasi, bertanggungjawab atas mekanisme dan aktifitas kerja redaksi sehari-hari, bertanggungjawab dalam pelaksanaan proses penerbitan Radar Bekasi, dan mengawasi seluruh rubrik pada Radar Bekasi. Selain itu, pemimpin redaksi juga bertugas mengoordinasikan dan mengarahkan tugas redaksi yang disesuaikan oleh bagian marketing (iklan) dan distribusi.
5 6
Company Profile Radar Bekasi, hlm 37 Ibid
51
b. Redaktur Pelaksana Redaktur pelaksana merupakan jabatan yang dibentuk untuk membantu
pemimpin
redaksi
dalam
melaksanakan
tugas-tugas
keredaksionalannya.Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, redaktur pelaksana mengatur pelaksanaan tugas sesuai yang digariskan oleh pemimpin redaksi.Bahkan dalam keadaan tertentu, redaktur pelaksana bisa saja membebankan sebagian tugasnya kepada para redaktur sesuai dengan bidangnya masing-masing.Redaktur pelaksana juga mengatur keseluruhan kerja dari para redaktur dan staf redaksi lainnya. c. Redaktur Tugas dari redaktur adalahbertanggungjawab atas isi rubrik yang dipercayakan kepadanya untuk kemudian dikelola. Selain itu redaktur juga bertugas menentukan, menyeleksi, dan mengedit tema, naskah, serta judul yang akan dimuat pada rubrik tertentu. Tugas lain dari seorang redaktur adalah mengarahkan layouter dalam pembuatan tata letak unsur-unsur yang ada pada setiap halaman. Jadi, layouter tidak memerlukan dummy, rancangan desain halaman dalam melakukan pekerjaannya. d. Sekretaris Redaksi Tugas dari seorang sekretaris redaksi adalah mempersiapkan semua keperluan untuk bagian redaksi, meyiapkan biaya keuangan untuk peliputan para anggota redaksi, dan bertanggungjawab untuk meyiapkan surat-surat yang dibutuhkan oleh bagian redaksi.
52
e. Reporter Tugas dari seorang reporter ialah mencari berita/sumber berita baik melalui sebuah peristiwa maupun pendapat, meliput berita tersebut dengan cara wawancara dan memuat foto pada tempat yang merupakan sumber berita untuk kemudian dijadikan sebagai kelengkapan sebuah berita. Setelahnya, kembali ke kantor untuk membuat naskah berita/ hasil liputan yang kemudian diserahkan kepada redaktur. f. Fotografer Tugas dari seorang fotografer adalah mendokumentasikan sumber berita dengan memotret/mengambil foto yang akan dijadikan sebagai kelengkapan sebuah berita. Selain itu, fotografer juga bertugas membuat caption untuk foto tersebut yang telah disesuaikan dengan isi berita. Setelah itu, foto tersebut diberikan kepada redaktur untuk diseleksi foto mana yang akan dimuat. Tidak hanya itu saja, fotografer juga membantu seorang reporter dalam melakukan peliputan berita jika reporter tersebut tidak bisa datang ke tempat kejadian karena alasan harus meliput di tempat lain, namun hasil liputan tetap diberikan kepada reporter yang bersangkutan untuk dibuat hasil beritanya. g. Pracetak (Layouter) Layouter bertugas mempersiapkan halaman kerja sebelum membuat tata letaknya,mengganti tanggal edisi cetak, dan memasang iklan yang telah disiapkan sesuai dengan jadwal iklan. Selain itu, seorang layouter juga melakukan pengeditan foto yang akan dimuat di dalam halaman-halaman surat kabar dan menempatkan berita sesuai dengan petunjuk dari redaktur.
53
Setelah penataletakkan semua halaman selesai, halaman-halaman tersebut diperiksa kembali baik dari susunan, foto, iklan, dan semua aspek yang membuat surat kabar tersebut terlihat indah. Setelah itu, halamanhalamansurat kabar tersebut dibuat file PDF-nya dan melakukan proses akhir yaitu mengirim halaman-halaman surat kabar dalam format PDF ke percetakan untuk kemudian dicetak. h. Desain Grafis Desain grafis/illustrator bertugas dalam membuat data yang akan digunakan untuk sebuah berita agar berita yang ditampilkan terlihat lebih menarik dan informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca. Pembuatan data tersebut seperti membuat infografik, ilustrasi (kartun/ karikatur), dan sebuah icon kejadian.Terkadang seorang desainer grafis juga membuat tata letak halaman-halaman yang sengaja dibuat berbeda dengan halaman lainnya. i. Desain Iklan Bertugas mendesain dan mengatur semua iklan pada setiap halaman yang sudah ditentukan sesuai dari permintaan pengiklan.Tidak hanya itu, seorang desainer iklan juga harus membuat desain-desain iklan jika pengiklan tidak membuat desainnya. j. Teknologi Informasi Tugas dari seorang TI adalah bertanggungjawab atas kerusakankerusakan yang terjadi pada media-media penunjang kerja para karyawan Radar Bekasi, seperti contoh komputer.Setiap ditemukan kerusakan pada kinerja sebuah komputer yang mulai lambat dan menghambat pekerjaan
54
para karyawan, maka seorang TI harus cepat-cepat bertindak untuk memperbaiki kerusakan tersebut. k. Pemasaran Bertugas bertanggungjawab pada sistem pemasaran Radar Bekasi kepada para agen sehingga surat kabar dapat sampai ke tangan para konsumen. l. Iklan Menerima serta mencari iklan-iklan untuk dimuat di Radar Bekasi.Selain bertugas mencari iklan, bagian ini juga bertindak sebagai konsultan komunikasi bagi pengiklan.Oleh karena itu, tugas pengiklan juga harus mempunyai hubungan yang baik dengan pemasang-pemasang iklan agar pengiklan tetap mempercayakan Radar Bekasi sebagai media tempat beriklan. m. Promosi Bertanggungjawab dalam mempromosikan, menawarkan sekaligus membuat Radar Bekasi bisa dapat dinikmati oleh konsumen sehingga menjadi konsumen tetap Radar Bekasi. n. Keuangan Pada
bagian
ini
bertanggungjawab
keuangan.Contohnya penggajian karyawan.
dalam
bagian
55
8. Profile Pembaca No.
Profil
Pembaca
Jumlah
1
Usia
17 tahun ke bawah
11 %
18-29 tahun
35 %
30-49 tahun
40 %
50 tahun ke atas
14 %
SD
1%
SLTP
10 %
SLTA
37 %
Universitas
52 %
Pengusaha
22 %
Pegawai Negeri
16 %
Pegawai Swasta
32 %
BUMD
11 %
Pensiun
5%
Pelajar/Mahasiswa
14 %
Rp. 500.000,- ke bawah
15 %
Rp. 500.000,- sampai
35 %
2
3
4
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
1.000.000,-
5
Jenis Kelamin
Rp. 1.000.000,- ke atas
50 %
Laki-laki
69 %
Perempuan
31
56
9. Rubrikasi Radar Bekasi Radar Bekasi memiliki 16 halaman dengan 13 Rubrik, yang terdiri dari rubrik “Radar Bekasi”, rubrik “Nasional”, rubrik “Interaktif”, rubrik “ Olahraga”, rubrik “Radar Sport (Persipasi)”, rubrik “ Metropolis”, rubrik “Terusan”, rubrik “ Politik”, rubrik “Radar Cikarang”, rubrik “Cikarang Raya”, rubrik “Show dan Selebritis”, rubrik “Pendidikan”, rubrik “Satelit Bekasi”, rubrik “ Probisnis”.7 a. Rubrik “ Radar Bekasi” Pada rubrik “Radar Bekasi” memuat berita 40% nasional dan 60 % sisanya adalah berita lokal.Rubrik ini menempati 1 halaman, halaman yang biasa pertama kalinya menjadi sorotan oleh pembaca sehingga pembaca tertarik untuk membelinya.Halaman ini ditanggungjawabkan pada redaktur pelaksana dan dilayout oleh ketua layouter sendiri. Karena tampilan depan adalah sebagai sorotan pertama yang dapat menggugah pembaca tertarik untuk membelinya. b. Rubrik “ Nasional” Pada halaman/rubrik ini membahas hampir semua yang bersifat nasional.Isi rubrik ini terdapat pada halaman 2. c. Rubrik “Interaktif” Pada rubrik “interaktif” memuat hampir sama dengan rubrik “Radar Bekasi” 40% diantaranya berisi informasi nasional dan 60% berisi informasi lokal. Isi daripada rubrik ini berada pada halaman 3.Halaman ini terkadang dibuat full colour pada hari-hari tertentu.Halaman ini memuat
7
Company Profile Radar Bekasi, hlm 52
57
pengaduan-pengaduan/pendapat pembaca warga bekasi melalui sms/pesan yang masuk, karena itulah rubrik ini dinamakan interaktif.Bahkan tidak hanya itu rubrik ini juga memuat opini yang bersifat nasional serta terdapat sebuah kartun yang berisi berita yang sedang hangat diperbincangkan. d. Rubrik “ Olahraga Dunia” Pada rubrik “Olahraga Dunia” memuat semua berita olahraga yang sifatnya internasional.Rubrik ini menempati halaman 4 dan 5, bahkan berita yang dimuat hampir semua bertemakan pesepakbolaan dunia. e. Rubrik “ Radar Sport (Persipasi)” Pada rubrik “Olahraga Lokal (Persipasi)” ini berbeda dengan rubrik “ Olahraga Dunia”. Karena halaman ini memuat sepenuhnya beritaberita olahraga yang sifatnya lokal. Rubrik ini terletak pada halaman 6, rubrik ini dinamakan persipasi karena hampir keseluruhan isi daripada rubrik ini membahas tentang perkembangan/info-info terbaru dari tim bola yang bernamakan persipasi. Namun yang dibahas tidak hanya itu saja melainkan semua cabang olahraga lainnya pun ikut dibahas. f. Rubrik “Metropolis” Pada rubrik “Metropolis” memuat semua berita yang sifatnya lokal.Rubrik ini terletak pada halaman 16.Berita-berita yang dimuat semuanya seputar kejadian-kejadian yang ada di daerah bekasi.Mulai dari berita seputar banjir bahkan sampai event-event perhatianpun ikut menjadi buah bibir pemberitaan.
yang menarik
58
g. Rubrik “Terusan” Pada rubrik ini memuat semua berita terusan dari halaman 1.Rubrik ini pun terletak pada halaman 7.Berita-berita yang dimuat semuanya seputar berita staright news (langsung). h. Rubrik “Politik” Rubrik ini memuat berita seputar pemerintahan yang terjadi di Kota maupun Kabupaten Bekasi, mulai dari berita pemilukada, pemwalkot, sampai berita lainnya. i.
Rubrik “Radar Cikarang” Pada isi rubrik ini sudah jelas memuat semua berita yang terjadi di Cikarang, mulai dari berita kriminal, hiburan, politik, dll.Rubrik ini berada pada halaman 9.
j. Rubrik “Cikarang Raya” Isi pada rubrik ini tidak jauh berbeda dengan isi rubrik radar Cikarang yakni memuat semua berita yang sifatnya lokal seputar peristiwa yang terjadi di Cikarang.Rubrik ini terletak pada halaman 10. k. Rubrik “ Show dan Selebritis” Pada rubrik ini memuat semua berita seputar selebritis yang sifatnya nasional. Tidak hanya selebritis yang dibahas, adapula referensi seputar film-film terbaru yang bisa dijadikan informasi di dalam referensi film tersebut juga terdapat sinopsis. Sehingga pembaca dapat mengetahui sedikit cerita dari film tersebut. Rubrik ini terdapat pada halaman 11.Ada yang membedakan halaman selebritis pada hari minggu ditampilkan berwarna dan isinya pun berbeda dengan isi di hari-hari biasa.Isi pada hari
59
minggu lebih memfokuskan kepada artis yang sedang hangat dibicarakan dimasyarakat serta penempatan halamannya pun berubah menjadi halaman 16. l. Rubrik “Pendidikan” Isi pada rubrik ini seputar pendidikan yang ada di Kota Bekasi Maupun Kabupaten, terlebih ketika di sekolah-sekolah manapun yang sedang mengadakan kegiatan biasanya diliput.Rubrik ini terletak pada halaman 12. m. Rubrik “ Satelit Bekasi” Pada rubrik ini memuat semua berita lokal yang terjadi di Kota Bekasi.Rubrik ini memiliki dua halaman bedanya halaman kedua hampir semua di dominasi oleh foto-foto.Rubrik ini terletak pada halaman 13 dan 14. n. Rubrik” Probisnis” Rubrik ini terdapat pada halaman 15, biasanya berisi perusahaanperusahaan yang maju akan bidangnya masing-masing demi menjaga serta meningkatkan kualitas barang yang diperjualbelikan. o. Rubrik “Olahraga” Pada rubrik “Olahraga” memuat semua berita olahraga yang sifatnya nasional.Rubrik ini menempati halaman16, bahkan berita yang dimuat hampir semua bertemakan pesepakbolaan nasional.
60
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan Bahasa Jurnalistik Pada Berita Utama Straight News Di Surat Kabar Radar Bekasi Bahasa merupakan lambang bunyi dari untaian kata demi kata yang terucap untuk dikomunikasikan kepada komunikan agar pesan yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dicerna.Tidak terkecuali Bahasa Jurnalistik atau bahasa pers yang biasanya dipakai khusus dalam sebuah instansi berbentuk media, baik itu media cetak, elektronik, dan online.Bahasa Jurnalistik digunakan oleh wartawan dan orang yang terlibat dalam pers. Bahasa tersebut mempunyai ciri khusus yang membedakan dengan bahasa resmi, ilmiah, dan bahasa sehari-hari.Ciri khusus yang dimaksud dalam Bahasa Jurnalistik adalah singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik. Selain itu Bahasa Jurnalistik tunduk kepada bahasa baku dan harus memperhatikan ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada hakikatnya setiap media memiliki aturan sendiri dalam penulisaan Bahasa Jurnalistiknya, tanpa terkecuali surat kabarRadar Bekasi merupakan salah satu media yang bergerak dalam media massa cetak. Radar Bekasi adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia. Selain itu, Radar Bekasi mempunyai standar baku dalam menulis berita tetapi penulisannya tidak terlalu mengacu pada standard operational procedural (SOP), melainkan mengikuti standar penulisan berita dalam Jawa Pos yakni mengacu kepada style book pedoman penulisan Jawa Pos National Network (JPNN).
60
61
Pada bab kali ini penulis ingin menganalisa teks berita Bahasa Jurnalistik yang digunakan oleh Radar Bekasi yang mulai terhitung dari tanggal 1-5 Oktober 2012 dengan masing-masing judul dan lead beritanya apakah sesuai dengan kaidah-kaidah penggunaan Bahasa Jurnalistik yang baik, dengan mengambil ketujuh
ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yakni
singkat,padat, sederhana, jelas,menarik, demokratis, dan populis. Sebagai media yang berdomisili di Bekasi, tentunya Radar Bekasi memiliki citra dan kekhasan tertentu dalam mengembangkan tata letak baik segi ukuran maupun penulisan bahasa yang digunakan. Namun dengan sudut pandang yang berbeda, kita akan melihat bagaimana cara aturan dalam penulisan
Bahasa
Jurnalistik
yang
Radar
Bekasi
gunakan
apabila
dibandingkan dengan media lokal lainnya. B. Penerapan Bahasa Jurnalistik Pada Judul dan Lead Berita Utama Straight News Di Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012 Penulisan berita tidak mutlak selalu benar dan berstandar pada KBBI, EYD, dan SOP. Sehingga seringkali ditemukan kesalahan-kesalahan pada ejaan, kata mubazir, penulisan paragraf yang terdiri dari satu kalimat, bahkan kesalahan dengan tidak ditemukannya salah satu daripada ciri-ciri bahasa jurnalistik yakni, singkat, padat, sederhana, jelas, menarik, demokratis, populis, dan sebagainya.Hal ini dapat terjadi karena faktor deadline yang tinggi. Penulis
meneliti
teks
berita
utamastraight
news
yang
menjadiheadlinedi surat kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012. Yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan/penerapan Bahasa
62
Jurnalistik dalam berita utamastraight news yang dipakai dalam surat kabar tersebut dan seberapa banyak kesalahan Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead berita utamastraight news di surat kabar Radar Bekasi, apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Jurnalistik yang baik. Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan ciri Bahasa Jurnalistik yang dikemukakan oleh Haris Sumadiria. Hasil penelitian akan disajikan dalam sebuah tabel. Tabel tersebut berisi paragraf yang berisi judul danlead berita serta analisis Bahasa Jurnalistiknya. Selanjutnya penulis menghitung modus masing-masing ketidaksesuaian ciri-ciri Bahasa Jurnalsitik tersebut.Modus menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu kelompok data.Modus tersebut merupakan frekuensi yang paling sering muncul.Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh ketidaksesuaian yang sering muncul objek yang diteliti dengan ciri Bahasa Jurnalistik. Hasil penelitian dan pembahasannya lebih lanjut sebagai berikut: Berita 1 Berita pertama yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi Radar BekasiEdisi 1 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebutberjudul : “Air Bersih untuk 17.600 Rumah”. Dengan lead“Cikarang Utara- Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto kemarin meresmikan Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Pengolahan Air. IPA senilai RP230 miliar tersebut diyakini bisa melayani kebutuhan air bersih bagi 17.600 unit sambungan rumah”.Berikut analisis datanya: Tabel 1. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita UtamaStraight News Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012
63
Paragraf 1
Data kalimat
Analisis
Judul “Air Bersih untuk
Pada judul tersebut ditemukan adanya
17.600 Rumah”
kesalahan. Isi dari judul tersebut berisitidak jelas, sehingga isi pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak belum tentu mudah dipahami. Karena dalam penulisannya tidak ada subjek dalam kalimat tersebut. Sehingga dalam penulisan judul tersebut dapat diubah menjadi “ Djoko Kirmanto (menteri pekerjaan umum) meresmikan air bersih untuk 17.600 rumah”
Lead “Cikarang Utara-
Pada lead tersebut melanggar ciri tidak
Menteri Pekerjaan Umum,
padat. Sehingga isi pesan yang ingin
Djoko Kirmanto kemarin
disampaikan kepada khalayak belum
meresmikan Instalasi
tentu dapat mudah dimengerti.Sebagai
Pengelolaan Air (IPA)
pembuktiannya menurut penulis, dalam
Pengolahan Air. IPA
paragraf lead tersebut tidak dijelaskan
senilai RP230 miliar
bagaimana langkah awal dalam
tersebut diyakini bisa
Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
melayani kebutuhan air
tersebut.
bersih bagi 17.600 unit sambungan rumah”.
64
Tabel. 2 Ketidaksesuaian Berita UtamaStraight News Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
-
2
Padat
1
3
Sederhana
-
4
Menarik
-
5
Jelas
1
6
Demokratis
-
7
Populis
-
Dalam berita utamastraight news Edisi 1 Oktober 2012.Ciri tidak jelas, dan padatmerupakan yang ditemukan menjadi salah satu penyebab kata yang dilanggar. Terbukti dari dua paragraf yang diteliti ditemukan ciri tidak jelas, dan tidak padat pada sebuah kalimat yang terdapat di lead yang menyatakan bagaimana langkah awal/proses Instasi Pengelolaan Air tersebut digunakan. Berita 2 Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi Radar BekasiEdisi 2 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut berjudul : “Istri Diserang, Intel TNI Lepaskan Tembakan”. Dengan Lead“ TARUMAJAYA- Serka Lis Mujiono, Intelejen TNI Angkatan Laut, nyaris ditekuk perampok. Tujuh Pelaku menyantroni toko klontong miliknya di
65
Kampung Tanahbaru, Desa Pantai Makmur, Tarumajaya dan menyandera istrinya, Siti Sundari
(37), Senin (1/10) pukul 03.00 dinihari kemarin”.
Berikut analisis datanya: Tabel 3 Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Straight News Radar Bekasi Edisi 02 Oktober 2012 Paragraph 1
Data kalimat
Analisis
Judul “Istri Diserang, Intel
Dari judul tersebut ditemukan kata
TNI Lepaskan Tembakan”
yang tidak jelas dan sederhana. Hal ini dikhawatirkan bagi pembaca akan merasa bingung dan sulit dimengerti. sebab dari kata “diserang” tidak jelas diserang oleh siapa dan kenapa.
Lead“ TARUMAJAYA- Serka
Pada lead tersebut tidak ditemukan
Lis Mujiono, Intelejen TNI
Kesalahan dalam penulisan ciri-ciri
Angkatan Laut, nyaris ditekuk
bahasa jurnalistik, semuanya sudah
perampok. Tujuh Pelaku
tertulis jelas akan isi pesan yang ingin
menyantroni toko klontong
disampaikan.
miliknya di Kampung Tanahbaru, Desa Pantai Makmur, Tarumajaya dan menyandera istrinya, Siti
66
Sundari (37), Senin (1/10) pukul 03.00 dinihari kemarin”.
Tabel. 4 Ketidaksesuaian Berita UtamaStraight News Radar Bekasi Edisi 2 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
-
2
Padat
-
3
Sederhana
1
4
Menarik
-
5
Jelas
1
6
Demokratis
-
7
Populis
-
Dalam berita utama straight news Edisi 2 Oktober 2012. Ciri tidak sederhana , populis, dan jelas merupakan yang ditemukan menjadi salah satu penyebab kata yang sering dilanggar.Terbukti dari dua paragraf yang diteliti terdapat satu kata tidak sederhana dan satu kata tidak jelas yang terdapat pada judul.
67
Berita 3 Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight newsdi Radar BekasiEdisi 3 Oktober 2012.Berita yang disajikan oleh koran tersebut berjudul : ”Awas Tol Jakarta-Cikampek Ditutup Buruh”. Dengan lead“ Cikarang Pusat-Hari ini ribuan buruh Bekasi kembali bakal turun ke jalan. Aksi besar-besaran untuk kesekian kalinya ini diperkirakan akan memacetkan arus lalulintas di Cikarang dan sekitarnya, termasuk jalan tol. Warga yang akan beraktifitas menuju kawasan industri harus melalui jalur alternatif. Rute-rute yang diprediksi bakal menjadi titik kumpul massa harus dihindari”.Berikut analisis datanya: Tabel 5. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Straight News RadarBekasi Edisi 3 Oktober 2012 Paragraf 1
Data Kalimat
Analisis
Judul ”Awas Tol
Dari judul tersebut tidak ditemukan kesalahan
Jakarta-Cikampek
dalam menggunakan Bahasa Jurnalistik
Ditutup Buruh”.
melainkan isi pesan dari judul tersebut dapat dinyatakan singkat, padat, jelas, menarik, populis, demokratis,dan sederhana sesuai dengan ciri Bahasa Jurnalistik. Sehingga dalam penulisannya pun tidak perlu ada yang dihilangkan maupun ditambahkan sebagai keterangan pengganti.
68
lead “ Cikarang Pusat-
Pada lead disini terdapat ciri tidak singkat
Hari ini ribuan buruh
terlalu berbelit-belit tidak langsung to the
Bekasi kembali bakal
point ke pokok masalah, akibatnya terjadi
turun ke jalan. Aksi
pengulangan kata. Sehingga ada beberapa
besar-besaran untuk
kata dan kalimat yang digarisbawahiharus
kesekian kalinya ini
dihilangkan, serta kata harus diganti menjadi
diperkirakan akan
dihimbau Menurut penulis kata dan kalimat
memacetkan arus
tersebut menjadi :
lalulintas di Cikarang
“Cikarang Pusat -Hari ini ribuan buruh Bekasi
dan sekitarnya, termasuk kembali turun ke jalan. Aksi ini diperkirakan jalan tol. Warga yang
akan memacetkan arus lalulintas di Cikarang
akan beraktifitas menuju
dan sekitarnya.
kawasan industri harus
Warga yang akan beraktivitas menuju
melalui jalur alternatif.
kawasan industri dihimbau melalui jalur
Rute-rute yang
alternatif”.
diprediksi bakal menjadi titik kumpul massa harus dihindari”.
69
Tabel. 6 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 3 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
1
2
Padat
-
3
Sederhana
-
4
Menarik
-
5
Jelas
-
6
Demokratis
-
7
Populis
-
Dalam berita utamaStraight News Radar BekasiEdisi 3 Oktober 2012.Ciri tidak singkat menjadi salah satu penyebab kata yangdilanggar. Terbukti dari dua paragraflead yang diteliti terdapat ada beberapa kata dan kalimat yang harus dibuang, serta kata harus yang diganti menjadi kata “dihimbau”. Berita 4 Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight news diRadar Bekasi Edisi 4 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut berjudul: “Ratusan Perusahaan Disweeping”. Dengan lead“CikarangKekhawatiran terjadi pemblokiran di jalan tol Jakarta-Cikampek selama demo buruh kemarin, ternyata tak terbukti. Petugas kepolisian berhasil
70
menghalau massa masuk ke dalam tol dan memastikan mereka hanya berkumpul di sejumlah titik di kawasan industri yang sudah disepakati. Berikut analisis datanya: Tabel 7. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita UtamaStraight News Radar BekasiEdisi4 Oktober 2012 Paragraf 1
Data Kalimat
Analisis
Judul: ”Ratusan
Pada judul tersebut terdapat ciri tidak
Perusahaan Disweeping”.
sederhana, tidak padat, tidak demokratis, terlebih tidak populis. Hal ini disebabkan terdapat kata asing Disweeping yang tidak dicetak miring sebagaimana mestinya dan tidak juga banyak orang yang tahu apa itu Disweeping, sehingga kata tersebut dinilai tidak akrab di dengar. Oleh karena itu, menurut penulis kata tersebut tidak perlu diganti hanya saja dicetak miring serta diberi penjelasan melalui tanda kurung mengenai makna arti dibalik kata disweeping tersebut.
71
lead “ Cikarang-
Pada lead tersebut ditemukan
Kekhawatiran
kesalahan kata yang bercirikan tidak
terjadipemblokiran di
singkat (bertele-tele) yang dapat
jalan tol Jakarta-
memboroskan waktu pembaca.
Cikampek selama demo
Oleh karena itu menurut hemat
buruh kemarin, ternyata
penulis akan lebih baik kata yang
tak terbukti. Petugas
digarisbawahi dihapus/pun diganti.
kepolisian berhasil
Sehingga menjadi:
menghalau massa masuk
“Cikarang-Kekhawatiran terjadi
ke dalam tol dan
pemblokiran di tol Jakarta-Cikampek
memastikan mereka hanya selama demo buruh kemarin ternyata berkumpul di sejumlah
tidak terbukti. Hal ini diperkuat oleh
titik di kawasan industri
petugas kepolisian yang berhasil
yang sudah disepakati”.
menghalau massa masuk ke dalam tol tersebut”
Tabel.8 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 4 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
1
2
Padat
1
3
Sederhana
1
4
Menarik
-
72
5
Jelas
-
6
Demokratis
1
7
Populis
1
Dalam berita utamaStraight News Radar BekasiEdisi4 Oktober 2012. Ciri tidak padat,jelas, sederhana, demokratis, populis, serta singkat merupakansalah satu penyebab kata yang dilanggar. Terbukti dari dua paragraf yang diteliti terdapat satu kata tidak padat, sederhana, demokratis, populis, dan 1 kalimat yang terbukti tidak singkat melanggar ciri Bahasa Jurnalistik. Berita 5 Berita yang dianalisis adalah berita utamastraight news diRadar BekasiEdisi 5 Oktober 2012. Berita yang disajikan oleh koran tersebut berjudul:“DALU Digembosi SM2-Anim”. Dengan lead “BEKASI TIMUR-Dukungan internal PPP, partai pendukung Dadang-Lucky (DALU) mulai digembosi PDIP. Secara terang-terangan, tim kampanye pasangan Sumiyati Mochtar Mohammad-Anim Imammudin (SM2-Anim), mendeklerasikan relawan keluarga besar kabah, kemarin”.Berikut analisisnya :
73
Tabel 9. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 5 Oktober 2012 Paragraf 1
Data Kalimat
Analisis
Judul: “DALU
Dalam judul kalimat ini tedapat
Digembosi SM2-Anim”
melanggar kata tidak jelas, sederhana, populis, tidak demokratis, dan padat karena penggunaan singkatan DALU dan SM2-Anim tidak jelas siapa yang dimaksud tidak ada kalimatpenjelas sehingga tidak semua khalayak dapat tahu dan mengerti akan isi pesan yang disampaikan. Serta penggunaan kata digembosi tidak bersifat sederhana, populis, demokrasi, mengingat masyarakat Indonesia khususnya Bekasi yang (heterogen) tidak semua orang mengetahui makna dibalik kata digembosi tersebut. Terakhir dari judul tersebut tidak pula bersifat padat yang sarat akan informasi. Oleh karena itu menurut penulis
74
akan lebih baik jika penggunaan nama DALU dan SM2-Anim diperjelas serta penggunaan kata digembosi diganti menjadi “Isu berpindahnya PPP sebagai Partai Pendukung Dadang-Lucky ke PDIP sebagai Partai yang mengusung Sumiyati-Anim”.
lead “ BEKASI TIMUR-
Pada lead tersebut terdapat ciri kata
Dukungan internal PPP,
tidak jelas maksud isi pesan
partai pendukung Dadang- daripada lead berita tersebut, Lucky (DALU) mulai
sehingga menimbulkan persepsi
digembosi PDIP. Secara
yang berbeda-beda (ambigu).
terang-terangan, tim
Sehingga kalimat tersebut bisa
kampanye pasangan
diubah menjadi:
Sumiyati Mochtar
Sekelompok masyarakat
Mohammad-Anim
mendeklerasikan berdirinya “
Imammudin (SM2-Anim),
Relawan Keluarga Besar Ka’bah”
mendeklerasikan relawan
yang ditujukan untuk mendukung
keluarga besar kabah,
pasangan calon walikota Bekasi,
kemarin”.
Sumiyati Mochtar Muhammad (SM2)-Anim Imamuddin, Kamis (4/10). Kendati menggunakan nama
75
Ka’bah, lambang Partai Persatuan Pembangunan (PPP), perkumpulan ini tidak mendukung Dadang-Lucky (DALU) yang di usung PPP, “Ah, orang-orang yang hadir di sana tersebut orang-orang yang pindahpindah ke partai mana saja,”tegas Cemong, Ketua DPC PPP Kota Bekasi”.
Tabel. 10 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
-
2
Padat
1
3
Sederhana
1
4
Menarik
-
5
Jelas
1
6
Demokratis
7
Populis
76
Dalam berita utama Straight News Radar Bekasi Edisi 5 Oktober 2012, Ciri tidak sederhana, padat, jelas, demokratis, dan populis yang ditemukan menjadi salah satu penyebab kata yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa. Terbukti dari dua elemen berita pada judul dan lead yang diteliti terdapat lima diantaranya yang tidak sesuai dengan ciri - ciri Bahasa Jurnalistik. Dalam berita utama Straight News Edisi 1-5 Oktober 2012. Terdapat beberapa kesalahan-kesalahan kaidah berbahasa yang tidak sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik. Hal itu terbukti dari lima berita utama Straight News yang menjadi berita paling headline yang ditulis dikoran tersebut banyak ditemukan kata-kata yang tidak singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, dan populis. Hasil pembahasan dan penelitian pertama ialah mengupas penerapan Bahasa Jurnalistik dalam berita utama Straight News di Radar Bekasi. Kemudian meneliti teks berita utama Straight News yang menjadi berita paling headline diantara berita lain yang diteliti. Hasil penelitian dibahas dalam tabel masing-masing berita. Penelitian selanjutnya ialah menghitung semua kalimat berita straight news tersebut dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yang dikemukakan oleh Haris Sumadiria, akan tetapi dalam hal ini penulishanya mengambil sample tujuh dari tujuhbelas ciriciri Bahasa Jurnalistik yakni singkat, padat, jelas, sederhana, demokratis, populis, dan menarik.
77
Untuk mengetahui sesuai atau tidak kalimat berita tersebut dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik, penulis akan sajikan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut antara lain sebagai berikut: Tabel. 11 Ketidaksesuaian Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik No.
Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik
Frekuensi
1
Singkat
2
2
Padat
3
3
Sederhana
3
4
Menarik
0
5
Jelas
3
6
Demokratis
1
7
Populis
1
Dari total jumlah keseluruhan lima berita utama straight news yang masing-masing diteliti lima antaranya judul dan lima lead di Radar Bekasi banyak melanggar ciri tidak padat, tidak sederhana, tidak jelas yang paling banyak dilanggar. Dengan total keseluruhan jumlah pelanggaran sebanyak limabelas yang diteliti diantaranya terdapat ciri tidak singkat sebanyak dua, tidak padat sebanyak tiga, sederhana tiga, tidak demokratis dua, tidak populis dua, serta tidak jelas tiga dari masing-masing lima edisi yang diambil dari berita utama straightnews yang menjadi berita headline di Radar Bekasi.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam hal penulisan berita utama straight news, baik pada judul maupun lead, Surat Kabar Radar Bekasi telah menerapkan Bahasa Jurnalistik yang berpedoman kepada kaidah-kaidah umum bahasa Indonesia baku atau Ejaan yang disempurnakan (EYD). Selain itu, Surat Kabar Radar Bekasi juga menggunakan Buku Pedoman Penulisan (Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN) sebagai panduan menulis bagi para wartawannya di seluruh jaringan Jawa Pos Group di Indonesia. Penggunaan kedua pedoman berbahasa dalam penulisan berita utama straight news tersebut dimaksudkan agar pesan informasi dapat dengan mudah dicerna dan dipahami oleh khalayak yang anonim dan heterogen. 2. Dalam penerapan Bahasa Jurnalistik terkait dengan penulisan judul dan lead, Surat Kabar Radar Bekasi sudah menerapkan karakteristik atau ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yang baik seperti singkat, padat, sederhana, jelas,
demokratis,
populis,
dan
menarik.
Akan
tetapi
dalam
pelaksanaannya masih ada beberapa diantaranya yang ditemukan kesalahan-kesalahan penulisan bahasa. Pada judul penulis menemukan
78
79
beberapa kesalahan penulisan, seperti tidak sederhana. Padahal, khalayak pembaca Surat Kabar Radar Bekasi baik secara sosiografis maupun psikografis sangat heterogen. Melihat mayoritas penduduk kota/kabupaten Bekasi sebagai pembaca utama Surat Kabar Radar Bekasi, penggunaan bahasa berita yang kurang memenuhi karakteristik Bahasa Jurnalistik dikhawatirkan tidak dapat dipahami, sehingga isi pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak tersebut tidak komunikatif. Sedangkan pada lead, tidak sedikit pula ditemukan kesalahan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik, misalnya penulisan lead yang terlalu panjang/tidak singkat. Padahal, lead merupakan intisari dari isi pesan berita yang ingin disampaikan. B. Saran Berkenaan dengan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan beberapa saran terhadap penulisan Bahasa Jurnalistik, Baik bagi mahasiswa Jurusan Jurnalistik maupun para wartawan Surat Kabar Radar Bekasi sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa Jurusan Jurnalistik khususnya penulis, diharapkan agar lebih memperdalam lagi mempelajari Bahasa Jurnalistik dengan baik, sehingga ketika terjun menjadi wartawan, kesalahan-kesalahan ejaan dan penulisan kalimat dapat dihindari. Sehingga tidak akan ada lagi istilah ditemukannya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik baik itu di media elektronik (TV/ radio),, online, maupun media cetak.
80
2. Bagi mahasiswa Jurusan Jurnalistik diharapkan dapat mengikuti pelatihan jurnalistik sebelum bekerja di industri media massa. Salah satunya dengan ikut serta berpartisipasi dalam seminar/workshop jurnalistik, karena dengan begitu diharapkan mahasiswa Jurusan Jurnalistik dapat lebih terampil dan percaya diri menjadi seorang jurnalis sejati karena telah memiliki keterampilan menulis dengan baik. 3. Dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik, wartawan Surat Kabar Radar Bekasi harus lebih meningkatkan lagi pengetahuannya terhadap penggunaan Bahasa Jurnalistik, terlebih kepada editor bahasa atau penyelaras bahasa. 4. Wartawan Surat Kabar Radar Bekasi diharapkan dapat menghindari penulisan Bahasa Jurnalistik yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku, terutama yang terkait dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa Jurnalistik sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia, cukup efektif untuk menyampaikan pesan informasi kepada khalayak yang heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yanuar. Dasar-dasar Kewartawanan, Teori dan Praktek. Padang: Angkasa Raya,1992. Alwi Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2000. Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992. Azies Furqanul, dan Alwasiah A. Chaedar. Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teori, dan Praktek. Bandung: PT Rosdakarya, 2000. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Dewabrata, AM. Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita. Yogyakarta: GadjahMada University Press, 2004. Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004. Cetakan ke-3. Ghony, Djunaidi. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded. Bandung: Bina Ilmu, 2007. Gunadi, Y.S.Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998. Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Indah, Suryawati. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Ingram David dan Henshall Peter, Menjadi Jurnalis. Yogyakarta: LKIS, 2000. Kriyanto, Rachmat. Metodologi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
81
82
Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006. Mondry.Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi :Konsep, Karakteristik, Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
dan
Muhammad, Rohmadi. Jurnalistik Media Cetak: Kiat Sukses Menjadi Penulis dan Wartawan Profesional. Surakarta: Cakrawala Media, 2011. Olii, Helena. Berita dan Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT Index, 2007. Putra Sareb, Masri. Media Cetak Bagiamana Merancang dan Memproduksi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Rahardi, Kunjana. Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media. Depok: Gramata Publishing, 2010. Rhenald,Khasali. Manajemen Periklanan: Konsepdan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2004. Romli, Asep M. Syamsul. Media, 2008.
Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama
Sarwoko, Tri adi.Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi, 2007. Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (strategi wartawan menghadapi tugas jurnalistik). Yogyakarta: c.v. Andi Offset, 2005. Siregar, Ras. Bahasa Jurnalistik Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Karya Grafika Utama, 1987. Soehoet, Hoeta. Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat. Jakarta: IISIP Pers, 1986/1987. ---------------------.Dasar-dasarJurnalistik. Jakarta: Yayasan Kampus TercintaIISIP, 2003. Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik seputar orgnisasi, produk, dan kode etik.Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004. Sumadiria, Haris. Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Cet ke-1 -----------------------.Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Features Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008.
83
---------------------.Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Suhaemi dan Nasrullah, Rully. Bahasa Jurnalistik. Jakarta :Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009. Susanto, S. Astrid. Komunikasi dalam Teori dan Praktik. Bandung: Bina Cipta, 1998. Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005. Uchjana, Onong Effendy. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1989. ----------------------.Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011. Yosef, Jani. To Be A Journalist.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Zaenuddin, HM. THE JOURNALIST (Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
DAFTAR WAWANCARA RADAR BEKASI
(Seputar Profil Radar Bekasi) T : Kapan Radar Bekasi pertama kali terbit? J
: Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat Bekasi.
T : Bagaimana sejarah/ apa yang melatarbelakangi penerbitan surat kabar Radar Bekasi? J
: Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada dibawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih dari 100 koran local yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro Asahan, Metro Tapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok, Radar Bogor, Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika.
T : Apa yang membedakan surat kabar Radar Bekasi dengan media cetak lainnya? J
: Radar Bekasi merupakan koran local pertama di Bekasi, berbeda dengan surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya berkisar 10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita local yang dominan, yaitu berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan jika surat kabar ini memilki slogan “ Korannya Orang Bekasi” karena sebanyak 70%
berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1
(Seputar Bahasa Jurnalistik Radar Bekasi) T : Bagaimana Penerapan Bahasa Jurnalistik yang umumnya dipakai dalam Radar Bekasi? J
: Pada umumnya masing - masing media mempunyai ciri khas tersendiri, begitu juga dengan Radar Bekasi. Dalam hal ini secara garis besar Radar Bekasi menggunakan EYD yang diterapkan di Buku Pedoman Penulisan (Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN) yang setiap setahun sekali direvisi sebagai panduan menulis bagi para wartawannya di seluruh jaringan Jawa Pos Group di Indonesia, terlebih khususnya Radar Bekasi.
T : Apakah ada ketentuan/pedoman yang dipakai dalam penerapan penyajian penulisan beritanya? J
: Tentu saja ada, seperti yang tadi telah dikatakan bahwa dalam penerapan Bahasa Jurnalistik bahkan sekalipun penyajian penulisan berita maupun judul Radar Bekasi tetap berpegangan pada panduan penulisan (Style Book) yang dikeluarkan oleh Jawa Pos National Network (JPNN). terkecuali jikalau terdapat judul yang tidak sesuai maka kewenangan dari redakturlah untuk mengganti judul tersebut dengan judul yang baru
T : Siapakah yang berwenang mengganti judul berita, jika ditemukan terdapat sebuah judul yang tidak sesuai dengan isi beritanya? 1
Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013.
J
: Pada judul yang mempunyai kewenangan untuk mengganti adalah redaktur, akan tetapi walau begitu seorang wartawan tetap menulis berita yang kemudian dari isi maupun judul beritanya nanti akan di filter (saring) lagi mana yang lebih bagus dan pas untuk masuk kategori judul sebuah berita yang dapat menarik minat khalayak untuk sekedar melihat, membeli, bahkan dengan senang hati membacanya.
T : Bagaimana gambaran umum/ sasaran bagi pembaca Radar Bekasi? J
: Target marketnya seluruh golongan baik itu kalangan bawah bahkan sampai kalangan atas, akan tetapi yang jelas WNI khususnya warga Kota maupun Kabupaten Bekasi. Karena bagaimanapun Radar Bekasi merupakan media local yang bernaung di Bekasi.
T : Dalam penulisan berita, apakah mutlak ditulis oleh seorang wartawan/ ada proses edit (pengecekan ulang kembali)? Dan bagaimanakah proses/alurnya? J
: Tentu, karena bagaimanapun wartawanlah yang mencari, mengolah, meliput, bahkan yang wajib menulis berita yang telah diambil untuk dijadikan sebagai bahan berita yang sedang hangat diperbincangkan ditengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Kota Bekasi. Lagi-lagi bagaimanapun
kewenangan
seorang
redakturlah
yang
memperbaiki/mengedit sebuah berita yang kurang/tidak sesuai. Alur prosesnya dari seorang wartawan => redaktu => editor => baru setelahnya terakhir ke bagian layout halaman.
T : Bagaimana penerapan yang digunakan dalam mengambil istilah-istilah asing/ selain Bahasa Indonesia dalam penyajian berita utama straight news di Radar Bekasi? J
: Tetap gunakan Bahasa Asing kemudian cetak miring jika terdengar familiar, akan tetapi jika sebaliknya maka tetap diberikan pengertian. Sedangkan jika terdapat kata maupun kalimat asing terdengar dan masih bisa diIndonesiakan maka akan di- Indonesiakan.
T : Apakah dalam Radar Bekasi juga menggunakan istilah pedoman yang sama dengan koran nasional lainnya yakni menggunakan Standard Operational Procedural (SOP)? J
: Tetap memakai SOP, dengan ketentuan dari Buku Pedoman Penulisan (Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN).
T : Bagaimana penulisan judul berita di Radar Bekasi, dan siapakah yang mempunyai wewenang untuk mengganti/ mengedit judul? J
: Sesuai kesepakatan bersama di Radar Bekasi dalam penulisan judul berita memakai huruf kapital kecuali di, dengan, yang, sedangkan kalau kata “jadi” dalam buku pedoman penulisan (Style Book JPNN) memakai huruf kecil.
T : Siapakah yang berhak untuk mengedit sebuah berita? J
: Dalam hal ini masing - masing halaman mampunyai redaktur, jadi disini yang mempunyai wewenang untuk mngedit sebuah berita adalah redaktur.
T : Apa saja kriteria - kriteria dalam menentukan topik berita utama straight news?
J
: Tidak ada kriteria - kriteria khusus, akan tetapi biasa yang digunakan adalah kriteria berita yang aneh/ luar biasa, tetap berita hangat yang sedang diperbincangkan di masyarakat, dan pastinya yang menarik minat masyarakat.
T : Siapa saja yang biasa ikut terlibat dalam rapat redaksi untuk menentukan berita utama straight news? J
: Semua staf redaksi, tanpa terkecuali redaktur dan wartawan biasanya ikut terlibat.
T : Berapa kali rapat redaksi dilaksanakan? J
: Biasanya rapat redaksi dilakukan seminggu sekali, setiap senin jam 3 sore. Sedangkan kalaupun pada saat itu terdapat sebuah berita yang harus dirapatkan terlebih dahulu maka secara bersama dadakan akan dirapatkan pada hari, dan jam itu juga.
T : Jika seandainya dalam suatu edisi ada beberapa peristiwa yang sama-sama penting yg layak dijadikan berita utama straight news, maka bagaimana cara menentukan berita utamanya? J
: Tergantung dilihat dari keakuratan berita tersebut.
T : Jika seandainya terdapat moment berita nasional maupun internasional, maka manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita utama straight news? J
: Tetap dilihat tergantung keakuratan beritanya, jika berita nasional lebih akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita nasional begitupun sebaliknya. Akan tetapi biasanya dalam Radar Bekasi masing – masing
berita nasional maupun internasional terdapat halaman khusus yang memuat berita tersebut. T : Jika seandainya terdapat moment berita local maupun nasional, maka manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita utama straight news? J
: Tetap dilihat tergantung keakuratan berita tersebut, jika berita local lebih akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita local begitupun sebaliknya.
T : Bagaimana jika dalam beritanya Radar Bekasi mengalami/ menemukan kerancuan bahasa? J
: Biasanya tetap menggunakan bahasa yang dipakai oleh narasumber, tergantung daripada narasumber yang diwawancarai, atau dikutip
tetap
sesuai dengan perkataan narasumber. T : Apakah dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik/Bahasa Pers tersebut terdapat kata - kata yang telah disepakati oleh Radar Bekasi? J: Ada seperti istilah kata “menggelar” dalam Buku Pedoman Penulisan Style Book JPNN, Sedangkan kesepakatan bersama di Radar Bekasi kata/istilah tersebut diganti dengan “menghelat” agar masyarakat Bekasi dapat dengan mudah mencerna isi berita yang ingin disampaikan.2
2
Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013.