PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) “PEDULI BANUA” BANJARMASIN Hariyanto Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari, Jl. Jendral Ahmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan e-mail:
[email protected] Abstract: This study aims to determine the accounting application of sharia and to determine the factors that become obstacles in the implementation of Islamic Accounting Infaq Management Institute (LMI) "Peduli BANUA" Banjarmasin. Through qualitative descriptive analysis techniques, this study resulted in the finding that the application of sharia accounting on Infaq Management Institute (LMI) "Peduli BANUA" Banjarmasin yet fully present financial statements in accordance with PSAK 109, the responsibility for the financial statements are made only limited to the institution muzakki and community not to the govern-ment, because there is no special supervision and guidance by the government continuously, consequently only institution conducting the meeting in accordance with the decision made by the institution. The constraints faced by the lack of supervision and periodic and continuous guidance to implement the report in accordance with the provisions of sharia, Infaq Management Institute (LMI) "Peduli BANUA" Banjarmasin in need of a reliable and skilled accounting, and procurement of software (software) accounting, perform overhaul of the organizational structure that is more effective and efficient. Keywords: sharia accounting, financial reporting, PSAK 109
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi syariah dan untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala dalam penerapan Akuntansi Syariah di Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin. Melalui teknik analisis deskriptif kualitatif, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin belum sepenuhnya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 109, pertanggung jawaban atas laporan keuangan yang dibuat lembaga hanya terbatas kepada para muzakki dan masyarakat bukan kepada pemerintah, dikarenakan tidak ada pengawasan dan pembinaan yang khusus yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, akibatnya lembaga hanya melakukan kegiatan sesuai dengan keputusan rapat yang dilakukan oleh lembaga. Adapun kendala yang dihadapi belum adanya pengawasan dan pembinaan yang periodik dan berkesinambungan untuk melaksanakan laporan sesuai dengan ketentuan syariah, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin membutuhkan tenaga akuntansi yang handal dan terampil, dan pengadaan perangkat lunak (software) akuntansi, melakukan perombakan struktur organisasi yang lebih efektif dan efisien. Kata kunci: akuntansi syariah, laporan keuangan, PSAK 109
Latar Belakang Zakat adalah kewajiban berdasarkan syariat, Islam mewajibkan atas semua mus-
lim yang sampai pada nisab zakat. Infaq adalah mengeluarkan harta karena taat dan patuh kepada Allah swt. sedangkan shadaqah ada-
151
152 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
lah segala pemberian atau kegiatan untuk mengharapkan pahala dari Allah swt. yang pada dasarnya semua sama dengan zakat (Nurhayati dan Wasilah, 2008). Beberapa abad lamanya, zakat, infaq dan shadaqah itu disyaria’atkan dalam Islam, tetapi pada dewasa ini pranata ekonomi Islam itu tidak cukup efektif bagi pembagunan umat. Hal itu memang berbeda dengan ketika pada masa Nabi saw. dan khulafa al-rasyidin. Pada masa itu pemberdayaan ekonomi umat melalui ketiga pranata ekonomi Islam tersebut cukup efektif. Hal ini disebabkan bayt almal saat itu berjalan sesuai dengan perintah Nabi saw. Untuk membangkitkan kembali semangat bayt al-mal yang telah mampu memobilisasi dana umat pada zaman ini, mulailah bemunculan di Indonesia dengan mendirikan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS), Badan Amil Zakat (BAZ), Badan Amil Zakat Infaq (BAZI), Lembaga Zakat dan Infaq (LZI) dan Badan Harta Agama (Aceh) atau yayasan dana sosial Islam dan nama-nama lain seperti Lembaga Manajemen Infaq (LMI) (Azizy, 2004). Badan ini diharap bisa menjadi institusi alternatif yang bisa memobilisasi dana umat, khususnya infaq, zakat dan sadaqah seperti halnya bayt al-mal pada masa Nabi Muhammad saw. Akuntansi adalah suatu seni, transaksi yang diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengintisarian sehinggga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil kebijakan. Akuntansi pada zaman prasejarah menjadi dan berkembang sampai saat ini di mana ada kewajiban zakat dan ushr (pajak pertanian dari muslim) dan perluasan wilayah sehingga dikenal jizyah (pajak perlindungan bagi non muslim) dan kharaj (pajak pertanian dari non muslim), maka didirikannya baitul mal pada abad ke 7 (Nurhayati dan Wasilah, 2008). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 109) adalah metode pencatatan atau pembukuan pola syariah. Hal ini merupakan hal yang baru bagi sebagian lembaga atau badan amil zakat infaq dan shadaqah. Melalui Undang-Undang Pasal 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan pernyataan standar akuntansi, maka akan lebih terarah dalam pencatatan transaksi dengan standar yang dijadikan sebagai tolak ukur.
Di mana Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin adalah salah satu pengelola zakat, infaq, dan shadaqah di Banjarmasin yang bergerak dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat yang berorentasi untuk mensejahterakan rakyat (Erfansyah, 2009). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan akuntansi syariah di Lembaga Manajemen Infaq (LMI)”Peduli Banua” Banjarmasin ? 2. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan akuntansi syariah di Lembaga Manajemen Infaq (LMI)” Peduli Banua” Banjarmasin? Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan akuntansi syariah di Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “ Peduli Banua” Banjarmasin 2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala dalam penerapan akuntansi syariah di Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin Studi Literatur Agar penelitian ini mudah dipahami, perlu diberikan pendekatan teoritis sebagai berikut: 1. Penerapan berasal dari kata “terap” yang artinya pemasangan, pengenaan, perihal, mempraktikkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Yang dimaksud adalah penerapan sistem akuntansi pada lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Benua” di Banjarmasin. 2. Akuntansi syariah adalah pembukuan, pemegang atau pengurusan perhitungan uang yang berdasarkan syariah (Apartanto dan Al-Barry, 1994). 3. Lembaga Manajemen Infaq adalah wadah yang mengelola kegiatan zakat dan Infaq serta kegiatan lain yang berhubungan dengan sosial (Erfansyah, 2009). Jadi batasan istilah yang dalam penelitian di sini adalah penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin dalam me-
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 153
ngumpulkan, mendistribusi dan mengelola dana dari masyarakat untuk masyarakat sesuai dengan ketentuan syariah. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan langsung untuk menggali dan memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan bisa dipertanggung jawabkan yang berkenaan dengan penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin dan kendala yang dihadapi dalam menerapkannya dengan pendekatan deskiptif kualiatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, yaitu tentang bagaimana penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin dan kendala yang dihadapi dalam menerapkannya dengan pendekatan deskiptif kualiatif. Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen dan wawancara. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiono, 2012). Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yaitu dengan memaparkan gambaran tentang penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin dan kendala yang dihadapi dalam menerapkannya dengan pendekatan deskiptif kualiatif. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, tidak bisa lepas dengan proses pencatatan setiap transaksi, karena pada dasarnya dana yang dikumpulkan lembaga ini bukan merupakan milik Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, tetapi merupakan titipan para muzakki yang harus
disalurkan sesuai dengan ketentuan syariah yang berlaku. Untuk itu lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, wajib melaporkan kinerja dan posisi keuangannya sebagai tanggung jawabnya terhadap para muzakki dan masyarakat. Proses penyusunan laporan keuangan sendiri tidak bisa terlepas dari proses pengumpulan bukti seperti bukti pembayaran, bukti Penerimaan, kemudian bukti-bukti tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besar, dan barulah dibuat laporan keuangannya, pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, pihak pengelola hanya membuat jenis-jenis laporan keuangan yaitu laporan penerimaan dana dan laporan pengeluaran dana yang dibuat secara manual. Laporan keuangan yang dibuat Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, diterbitkan pada saat lembaga akan melaksanakan kegiatan kurban. Laporan keuangan Bulanan yang dibuat ini ditujukan untuk masyarakat umum melalui selebaran atau brosur Lembaga Manajemen Infaq (LMI)” Peduli Banua" Banjarmasin kepada para muzakki. Laporan bulan bertujuan melihat kinerja pengelola yang meliputi sirkulasi dana yang terkumpul. Sedangkan laporan yang dibuat tahunan merupakan laporan yang menginformasikan seluruh jumlah penerimaan dana dan penyaluran dana selama 1 tahun penuh. sekaligus sebagai evaluasi Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, terhadap kinerjanya. Sehingga bisa nyatakan bahwa laporan penyaluran dan penerimaan dana zakat dan infaq/shadaqah perbulannya merupakan kumpulan laporan kas harian. Dari laporan penyaluran dana zakat dibuatkan rekapitulasi sebelum akhirnya dijadikan laporan penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah yang dibuat laporannya dalam bentuk perbulan maupun pertahun. Adapun laporan yang dibuat oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli banua” Banjarmasin antara lain : 1. Laporan Penerimaan Dana Laporan penerimaan dana adalah dana yang didapat pada saat Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua ”Banjarmasin melakukan penerimaan
154 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
dana dari kas masuk dan dibukukan dalam buku besar (Tabel 1). Sesuai dengan tugas pokok dari Lembaga Amil Zakat yaitu mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan sesuai dengan ketentuan agama, maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan serta pembuatan laporan keuangan oleh lembaga amil zakat itu sendiri dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat umum, khususnya kepada para muzakki yang telah mempercayakan Lembaga Amil dalam mengelola zakat yang disalurkan. Berdasarkan pasal 12 ayat 1 No. 38 tahun 1999 mengenai pengumpulan zakat, dikatakan bahwa pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. Secara garis besar, penerimaan yang diterima oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI)”Peduli Banua” Banjarmasin, yaitu : a. Dana zakat, yaitu dana yang berasal dari zakat profesi, maal, yang dipungut sebesar 2,5%. Serta dana didapat pada saat bulan ramadhan (fidya dan fitrah). b. Dana infaq dan shadaqah (dana insha), yaitu dana yang berasal dari infaq dan shadaqah yang terdiri atas: infaq dan shadaqah didapat biasanya berupa uang dan barang yang diberikan mustahiq
c.
d.
e.
f.
kepada muzakki baik itu datang sendiri ke lembaga ataupun mentransfer dana tersebut ke bank, setelah itu barulah bendahara mencatat dalam penerimaan kas, dan langsung dibukukan ke buku besar, adapun penambahan dana yang dilakukan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, yaitu pada saat program kerja dilaksanakan seperti membagikan proposal, kepada perorang atau lembaga. Dana Bantuan Modal Bergulir (BMB), yaitu dana yang berasal dari dana infaq yang dikelola dan disalurkan kepada masyarakat, berupa bantuan yang ditunjukan kepada masyarakat yang kurang mampu tetapi memiliki keahlian dan keterampilan dan mau untuk mengelola dana yang dipinjamkan tersebut untuk dikelola sebagai usaha. Qadhul hasan, yaitu dana yang berasal dari dana zakat yang dipinjamkan kepada masyarakat sebagai pinjaman tanpa imbalan sifatnya adalah untuk menolong masyarakat yang sedang kesusahan. Pendapatan bank, yaitu dana ini didapat disaat Lembaga Manajemen Infaq (LMI)” Peduli Banua” Banjarmasin, menitipkan uang yang dimiliki oleh lembaga kepada bank syariah. Penerimaan lainnya yaitu dana yang dipinjamkan kepada seseorang atau lembaga dalam waktu yang relatif pendek.
Tabel 1. Laporan Penerimaan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua”Banjarmasin Keterangan Penerimaan : Zakat Maal Zakat Profesi Zakat Fitrah Fidyah Infaq dan Sadaqah Jumlah Penerimaan Zakat-Infaq-Sadaqah Tabungan Hewan Qurban Pengembalian Modal Bergulir Pengembalian Pinjaman Qard Hasan Pendapatan Bank Penerimaan Lainnya Jumlah Penerimaan Bukan Zakat-Infaq-Sadaqah Total Penerimaan
2007 11.750.000 12.180.000 1.395.000 0 24.377.081 49.702.081 0 0 557.094 0 0 557.094 50.259.172
2008
2009
84.950.000 9.198.000 8.385.000 2.140.000 49.559.200 153.232.200 22.500.000 3.200.000 97.000.000 1.832.000 40.899 102.072.058 255.305.099
48.565.000 3.755.000 4.472.500 1.585.000 32.210.500 90.588.000 13.600.000 0 106.752.000 1.511.954 224.520.000 332.783.954 423.371.954
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 155
Dengan demikian dana yang ter- 2. Laporan Pengeluaran Dana kumpul pada lembaga Manajemen Infaq Laporan pengeluaran dana adalah (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, adadana yang dikeluarkan Lembaga Manajelah dana yang berupa dana hasil dari zamen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarkat, dana infaq/shadaqah, bantuan modal masin pada saat kas keluar dan disetujui bergulir, qadhul hasan, pendapatan bank oleh petugas dari hasil rapat penggurus dan dana penerimaan lainnya. tetapi di an(Tabel 2). tara semua itu, yang terlihat paling meMenurut Undang-Undang No. 38 nonjol pada laporan ini adalah pada dana Tahun 1999 mengenai pendayagunaan zayang dikelolaan yaitu bantuan qadhul hakat, yaitu pasal 16, dikatakan bahwa hasil san karena dana ini yang paling besar pengumpulan zakat didayagunakan sesuai jumlahnya dibandingkan dana zakat, dengan ketentuan agama. Selanjutnya painfaq/shadaqah, bantuan modal bergulir, da ayat 2 disebutkan, pendayagunaan hasil pendapatan bank dan dana penerimaan pengumpulan zakat berdasarkan pada skalainnya. sehingga dana qadhul hasanlah la prioritas kebutukan mustahiq dan dapat yang lebih diprioritaskan dalam kegiatan dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Ini artinya pendistribusian zakat haruslah Banua” Banjarmasin, sementara dana dilakukan pada pihak yang berhak meneriyang lain digunakan untuk kegiatan yang ma zakat, yaitu 8 golongan asnaf (kelomsudah direncanakan dilaksanakan selama pok orang-orang yang berhak menerima masa kepengurusan yaitu satu tahun. zakat). Tabel 2. Laporan Pengeluaran Lembaga Banjarmasin Keterangan Pengeluaran Peduli Beasiswa Peduli Guru Peduli Tempat Pendidikan Peduli Rumah Ibadah Jumlah Pengeluaran Bidang Pendidikan dan Dakwah Peduli Kesehatan Peduli Bencana Peduli Kemanusiaan Peduli Sosial lainnya Jumlah Pengeluaran Bidang Kesehatan dan Kemanusiaan Peduli Modal Bergulir Pinjaman Qard Hasan Jumlah Pengeluaran Bidang Ekonomi Penyaluran Zakat dan Hewan Qurban Biaya Investasi Biaya Sekretariat Biaya Pemasaran Biaya Bank Biaya Administrasi Umum Biaya Lainnya Jumlah Biaya Operasional Total Pengeluaran
Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” 2007
2008
2009
0 3.310.000 0 0 3.310.000
4.523.500 3.950.000 870.000 1.445.000 10.788.500
3.395.000 3.700.000 100.000 70.000 7.265.000
0 11.225.000 0 0 11.225.000
29.281.000 11.050.000 3.800.000 8.399.700 52.530.700
29.819.500 7.700.000 8.370.000 7.930.100 53.819.600
0 3.000.000 3.000.000 30.250.000 0 7.761.000 0 0 0 0 37.917.000 25.546.500
1.000.000 119.050.000 120.050.000 32.395.000 13.316.300 6.613.650 7.015.000 345.975 54.000 129.100 59.869.025 243.237.725
11.500.000 151.000.000 162.500.000 18.600.000 36.165.000 7.288.100 4.143.500 295.400 55.100 205.410.000 271.857.100 494.441.100
156 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
Pada lembaga manajemen infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, sudah memenuhi kewajiban pendistribusian hasil pengumpulan zakat dengan menyalurkan zakat tersebut sesuai dengan kriteria syariah. Pendistribusian zakat pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, dilakukan dengan menyerahkan zakat kepada 8 kelompok asnaf sesuai dengan syariah agama, yaitu santunan kepada fakir, santunan miskin (beasiswa dan guru), amil operasi, santunan mualaf, santunan gharim, (santunan kesehatan, bencana, kemanusian, sosial lainnya), santunan orang yang terlilit utang (riqab), santunan fisabilillah (rumah ibadah), dan santunan ibnu sabil. Untuk meyakinkan bahwa penyaluran dana zakat tersebut memang diserahkan pada yang berhak, maka setelah asnaf mendaftarkan diri untuk menerima dana zakat, petugas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, memang terlebih dahulu memeriksa kondisi perekonomian calon asnaf tersebut atau terjun kelapangan (survey), untuk memeriksa apakah sesuai mendapatkan dana atau tidak, dan atas rapat oleh para pengurus lemabaga manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin. Dari hasil wawancara dengan pengurus Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin sudah sedemikian rupa diterapkan agar sesuai dengan ketentuan dan standar. Namun dalam penerapannya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin. bahwa pihak Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, terdapat kendalakendala yang dihadapi lembaga yaitu: 1. Tidak adanya pembinaan dan pengawasan khusus yang dilakukan pemerintah terhadap lembaga amil zakat khususnya Lembaga Manajemen Infaq (LMI)”Peduli Banua” Banjarmasin. 2. Kekurangan tenaga akuntansi yang handal dan terampil sebagai media dalam penilaian profesionalitas yang sesuai dengan ketentuan syariah agar memudahkan dalam membuat laporan keuangan akuntansi sesuai dengan (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) PSAK 109.
3. Akuntansi PSAK 109 sangat diperlukan karena standar akuntansi zakat, infaq dan shadaqah menjadi kunci sukses Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin dalam melaksanakan laporan keuangan yang sesuai dengan pernyataan akuntansi syariah. 4. Pengadaan perangkat lunak (software) akuntansi, sehingga bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam melaksanakan tugas-tugas. 5. Lembaga Manajemen Infaq (LMI)”Peduli Banua” Banjarmasin, sebagai lembaga amil yang selama ini telah dipercaya untuk mengelola dana zakat, infaq dan shadaqah sebaiknya mulai melakukan perombakan struktur organisasi yang lebih efektif dan efisien sehingga tidak lagi muncul pengandaan fungsi organisasi seperti yang selama ini terjadi. Akuntansi dalam Islam antara lain berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, pencatatan transaksi dan pengungkapan hakhak dan kewajiban secara adil. Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andalan dan dapat diperbandingkan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan oleh bank, perusahan maupun lembaga keuangan syariah antara lain berisi laporan: 1. Laporan Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan lembaga antara kekayaan organisasi di satu sisi dengan kewajiban dan modal di sisi yang lainnya. Tujuan disusunnya neraca dalam Lembaga keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai jumlah kekayaan di sisi aktiva dan kewajiban beserta modal di sisi pasiva. Dengan laporan ini, para pihak yang berkepentingan dapat membaca kondisi keuangan secara umum. Pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, mereka tidak memuatkan laporan neraca, dikarenakan laporan keuangan yang dimiliki Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin hanya terdiri dari laporan penerimaan dan pengeluaran atau yang disebut dengan akuntansi tunggal, padahal menurut PSAK 109 lembaga amil
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 157
zakat sudah menggunakan akuntansi dua sisi (double entry book keeping) apabila Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, hanya menggunakan akuntansi tunggal maka laporan keuangan yang disajikan tidak bisa memunculkan sisi debet dan kredit, sedangkan laporan keuangan necara diperlukan oleh muzakki dan masyarakat guna melihat berapa besar aset yang didapat lembaga, agar Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua”
Banjarmasin dapat melaporkan laporan keuangan secara transparan dan wajar kepada pihak yang membutuhkan seperti masyarakat dan muzakki yag memberikan dananya kepada lembaga, untuk itu agar memudahkan penulis membuat laporan neraca seperti PSAK 109 yang diambil dari laporan keuangan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin dari tahun 2007, 2008 dan 2009 (Tabel 3).
Tabel 3. Laporan Neraca pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Aset Asset lancar Kas dan setara kas 41.901.581 153.232.000 90.588.000 Instrumen keuangan Piutang 0 151.322.000 119.050.000 Persedian 0 0 0 Persekot biaya 0 0 0 Investasi jangka panjang 0 0 0 Pernyataan modal 0 0 0 Deposito jangka panjang 0 0 0 Investasi obligasi syariah 0 0 0 Investasi reksadana 0 0 0 Investasi dana bergulir 0 1.000.000 11.500.000 Investasi jk panjang lainnya 0 0 0 Asset tetap Tanah Gedung dan bangunan Akum. Depr.gdg&bangunan 7.761.000 13.516.000 36.165.000 Peralatan dan mesin 0 0 Akumulasi penyusutan 0 0 0 Jumlah asset 49.662.581 319.070.000 257.303.000 Kewajiban Kewajiban jangka pendek Utang jangka pendek Kewajiban jangka panjang Utang jangka panjang 0 129.100 205.410.000 Kewajiban lainnya Saldo dana Dana zakat 10.790.000 47.253.850 857.900 Dana infaq/shadaqah 24.577.081 -76.418.300 -134.095.500 Dana amil -4.525.676 74.397.975 79.502.975 Dana non halal 0 0 0 Jumlah dana 27.963.081 45.233.525 -54.734.630 Jumlah kewajiban 49.662.581 320.070.000 257.294.000
158 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
2. Laporan Perubahan Dana Laporan perubahan dana ini menyajikan sumber penerimaan dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah yang mencerminkan kinerja organisasi dalam kemampuannya menarik dana dalam jumlah dan jenis tertentu serta kemampuannya dalam mendistribusikan dana secara tepat sasaran, sehingga tujuan pengumpulan zakat dapat terlaksana secara efektif. Laporan ini bisa digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan tanggung jawab pengelola dalam suatu periode tertentu (Tabel 4). Laporan perubahan dana, menyajikan laporan arus dana masuk dan pendistribusian dana, baik dana zakat, infaq dan shadaqah maupun dana amil dan dana non halal. Laporan ini mencerminkan kinerja organisasi terutama kemampuannya menarik dana dalam jumlah dan jenis yang banyak, sedangkan pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin membuat laporan perubahan dana sesuai dengan ketentuan PSAK 109, pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, membuat laporan perubahan dana yaitu berupa dana zakat, dana infaq/shadaqah yang dimasukan pada laporan penerimaan, sedang pada dana amil lembaga mengambil dana amil dari dana zakat 1/8, sehingga adanya pengabungan laporan keuangan dana zakat dengan dana amil, padahal sesuai dengan PSAK 109 dana amil dibuat tersendiri dan tidak tergabung dengan dana apapun dikarenakan dana amil adalah dana lembaga penggelola sehingga semua kegiatan lembaga harus ada kejelasan dana untuk kegiatan dan dana yang dibagikan dengan masyarakat. Lembaga tidak berkerjasama dengan bank konvensional sehingga tidak ada dana non halal, pada laporan PSAK 109 tentang perubahan dana penulis membuatkan laporan perubahan dana yang sesuai dengan ketentuan PSAK 109 yang diambil dana laporan keuangan 2007, 2008 dan 2009 pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin.
3. Laporan Perubahan Aset Laporan Perubahan aset kelola adalah laporan yang menggambarkan dana yang dikelolaan oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin pada periode tertentu (Tabel 5). Pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin. Pihak lembaga tidak membuat laporan aset secara terpisah dengan laporan keuangan lainnya, padahal pada PSAK 109 laporan keuangan tidak disatukan tetapi dipisah sehingga memudahkan lembaga untuk melihat berapa besar laporan yang dikelola pada satu periode. Laporan yang dibuatkan penulis sesuai dengan ketentuan PSAK 109 pada tahun 2007, 2008 dan 2009 yang disesuaikan dengan laporan yang Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas dari suatu perusahan pada sesuatu periode tertentu. Laporan ini membantu para investor, kreditor dan pemakaian. pada PSAK 109 membuat laporan arus kas disesuaikan dengan penerimaan yang relevan dan dipakai oleh lembaga. Pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, tidak menyediakan laporan arus kas dikarenakan pihak lembaga masih menggangap lembaga ini kecil, menurut petugas laporan arus kas itu dibuat apabila lembaga itu besar dan memang banyak melakukan aktivitas kegiatan, sehingga memerlukan laporan arus kas (Tabel 6). 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak Lembaga Manajemen Infaq “Peduli Banua” Banjarmsin, bahwa lembaga melakukan pencatatan atas laporan keuangan yang dilakukannya pada pembiayaan qadhul hasan yaitu sebesar Rp 71.069.146 kepada masyarakat.
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 159
Tabel 4. Laporan Perubahan Dana pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin Keterangan DANA ZAKAT Penerimaan Penerimaan dari muzakki Jumlah penerimaan dana zakat Penyaluran Fakir-miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil Jumlah penyaluran dana zakat Surplus Saldo awal Saldo akhir DANA INFAQ/SEDEKAH Penerimaan Bagian dana Infaq/ sedekah Penyaluran Bagian Infaq/sedekah Fakir-miskin Gharim Ibnu Sabil Muallaf Sabillah Riqab Pemanfaatan untuk investasi dana bergulir Pemanfaatan dana qard hasan Jumlah penyaluran dana Infaq/sedekah Saldo awal Suplus Saldo akhir DANA AMIL Penerimaan Bagian amil Jumlah penerimaan amil Pengeluaran Biaya investasi Biaya sekretaris Biaya pemasaran Biaya bank Biaya administrasi umum Biaya lainnya Surplus Saldo awal Saldo akhir Jumlah saldo dana zakat, dana Infaq/shadakah dan dana amil
Des 2007
Des 2008
Des 2009
25.325.000 25.325.000
103.673.000 103.673.000
58.377.500 58.377.500
3.310.000 0 11.225.000 0 0 0 14.535.000 10.790.000 25.325.000 14.535.000
3.950.000 0 52.530.850 0 0 0 56.419.850 47.253.150 103.673.000 56.419.850
3.700.000 0 53.819.600 0 0 0 57.519.600 858.500 58.377.500 57.519.000
24.377.081
49.559.200
32.201.500
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4.523.500 0 0 0 1.445.000 0 0 1.000.000 119.000.000 125.977.500
3.395.000 0 0 0 70.000 0 0 11.500.000 151.322.000 165.297.000
24.377.081 24.377.081 0
49.559.200 -76.409.300 125.977.500
32.201.500 -134.095.500 165.297.000
557.094
102.072.000
332.783.954
7.761.000 0 0 0 0 0 -7.204.000 557.094 7.761.000 -7.204.000
13.516.300 6.613.650 7.015.000 345.975 54.000 129.100 74.397.975 102.072.000 27.674.025 74.397.975
36.165.000 7.228.100 4.143.500 295.400 55.000 205.400.000 79.502.000 332.783.954 253.287.000 79.502.000
160 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
Tabel 5. Laporan Perubahan Asset Kelola pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin Penambahan
Dana/Infaq sedekah-aset kelolaan lancar Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
3.000.000 3.200.000 11.500.000
Pengurangan
0 1.000.000 0
Penyisihan
0 0 0
Akumulasi Penyusutan
0 0 0
Saldo akhir
3.000.000 2.200.000 11.500.000
Tabel 6.Laporan Arus Kas pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin Keterangan 2007 2008 2009 Arus kas dari Aktivitas Operasional Penerimaan premi Penerimaan klaim reasuransi/ restrosesi Penerimaan lain-lain Penerimaan zakat 25.325.000 103.673.000 58.274.500 Penerimaan infaq dan shadaqah 24.377.081 49.559.200 32.210.500 Pembayaran klaim Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak Pembayaran beban lain Kas bersih dari/untuk aktivitas operasi 49.702.000 153.232.200 90.588.000 Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan hasil investasi Pendapatan pinjaman qardul hasan 557.094 97.000.000 106.752.000 Pendapatan modal bergulir Pendapatan bank 0 3.200.000 0 Tabungan hewan qurban 0 1.832.000 1.511.954 penerimaan lainnya 0 40.899 224.520.000 Perolehan saham dan obligasi 0 22.500.000 13.600.000 Perolehan aktiva tetap Perolehan investasi Kas bersih dari/untuk aktivitas investasi 557.094 102.072.899 332.783.954 Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan pinjaman subordinasi Pengeluaran pendidikan dan dakwah 3.310.000 10.788.500 7.256.000 Pegeluaran kesehatan dan kemanusian 11.225.000 52.530.000 53.819.000 Pengeluaran bidang ekonomi 3.000.000 120.050.000 162.822.000 Biaya operasional 7.761.000 27.473.025 271.857.100 Kas bersih dari/ untuk aktivitas 25.296.000 210.842.000 494.441.100 pendanaan Kenaikan (Penurunan) saldo kas Saldo kas awal 50.259.175 210.841.000 423.371.954 Suplus 24.963.081 44.463.099 -71.069.146 Saldo kas akhir 25.296.094 255.305.000 494.441.100
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 161
Kendala yang dihadapi oleh pihak Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, dalam penerapkan akuntansi syariah sangatlah wajar dikarenakan kegiatan yang menyangkut keuangan syariah masih baru sehingga banyak yang kurang memahami pentingnya laporan keuangan yang berdasarkan atas ketentuan syariah. Apalagi akuntansi syariah oleh sebagian masyarakat dianggap hal baru dan menggeser tatanan lama. Sehingga ketika akuntansi syariah diterapkan di lembaga-lembaga keuangan dianggap sesuatu yang baru dan asing. Padahal kalau kita melihat sejarah praktik muamalah yang dijalankan oleh Rasulullah pada para sahabatnya mereka telah banyak menggunakan sistem yang sangat luar biasa, walaupun sekarang sudah banyak dimodifikasi. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin antara lain: 1. Belum adanya pengawasan dan pembinaan yang periodik dan berkesinambungan untuk melaksanakan laporan sesuai dengan ketentuan syariah sehingga adanya kesesuaian antara lembaga amil zakat lainnya 2. Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin yang berfokus pada aktivitas pengembangan umat, membutuhkan tenaga akuntansi yang handal dan terampil sebagai media dalam penilaian profesionalitas dan akuntabilitas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin, bukan hanya dalam pelaksanaan tugas pencatatan sehari-hari, tetapi juga dalam proses pengembangan lembaga supaya mampu mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan sembari meningkatkan perekonomian umat. Oleh karena itu perlu kiranya diadakan suatu pelatihan bagi para tenaga keuangan atau akuntansi dijajaran kepengurusan lembaga amil, bahkan bukan tidak mungkin bagi Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, melakukan perekrutan sumber daya baru dari luar agar tercipta berbagai inovasi dan perbaikan sistem yang telah ada sebelumnya. 3. Akuntansi PSAK 109 mutlak diperlukan karena standar akuntansi menjadi kunci
sukses Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, dalam melayani masyarakat di sekitarnya sehingga, lembaga ini harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam. 4. Pengadaan perangkat lunak (software) akuntansi, sehingga bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam melaksanakan tugas-tugas. Software ini memudahkan pekerjaan bagian akuntansi dalam mencatat setiap transaksi yang terjadi. Dengan adanya bantuan software akuntansi zakat, infaq dan shadaqah (PSAK 109) agar para muzakki dan masyarakat yang menyalurkan dana bisa mudah mendapatkan informasi mengenai posisi keuangan dapat dihasilkan dengan cepat. 5. Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, sebagai lembaga amil yang selama ini telah dipercaya untuk mengelola dana zakat, infaq dan shadaqah sebaiknya mulai melakukan perombakan struktur organisasi yang lebih efektif dan efisien sehingga tidak lagi muncul penggandaan fungsi organisasi seperti yang selama ini terjadi. Kemudian membuat suatu direksi penyaluran bantuan yang berfungsi khusus untuk mengurus masalah pengelolaan penyaluran dana dari Lembaga Manajemen Infaq (LMI)” Peduli Banua” Banjarmasin, kepada para mustahiq. Mengingat banyak penggabungan tugas yang dilakukan bendahara makanya antara laporan dana zakat dengan amil tercampur. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data-data yang diperoleh maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Penerapan akuntansi syariah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin. Dana yang dikumpulkan lembaga ini bukan merupakan milik lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, Pada laporan keuangan yang ditetapkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK109) yang di dalamnya terdiri dari laporan neraca, laporan perubahan dana, laporan aset kelola,
162 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 151-163
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, pada lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin, tidak membuat laporan tersebut dan hanya membuat laporan penerimaan dan pengeluaran padahal laporan keuangan itu wajib dibuat agar mudah mengevaluasi kinerja petugas dalam melaksanakan kegiatan selama satu tahun dan mutlak mengikuti laporan keuangan yang ditetapkan oleh IAI atau PSAK 109 sebagai acuan lembaga yang bergerak dalam lembaga pengelola Amil. Pertanggung jawaban atas laporan keuangan yang dibuat lembaga hanya terbatas kepada para muzakki dan masyarakat bukan kepada pemerintah, dikarenakan tidak ada pengawasan dan pembinaan yang khusus yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, akibatnya lembaga hanya melakukan kegiatan sesuai dengan keputusan rapat yang dilakukan oleh lembaga. 2. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI) “Peduli Banua” Banjarmasin: Belum adanya pengawasan dan pembinaan yang periodik dan berkesinambungan untuk melaksanakan laporan sesuai dengan ketentuan syariah, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin membutuhkan tenaga akuntansi yang handal dan terampil, dan pengadaan perangkat lunak (software) akuntansi, melakukan perombakan struktur organisasi yang lebih efektif dan efisien sehingga tidak lagi muncul penggandaan fungsi organisasi seperti yang selama ini terjadi. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ”Peduli Banua” Banjarmasin agar dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku, sehingga laporan itu bisa dipublikasikan kepada masyarakat, muzakki dan orang-orang yang memerlukan laporan keuangan DAFTAR PUSTAKA _____. 2008. “Standar Pernyataan Akuntansi No. 101”. http://www.nani3wordpress. com.
Al Asqalani, Al-Hafidh Ibnu Hajar. 1995. Terjemah Bulughul Maram. Surabaya: Mutiara Ilmu. Al-Qur’an dan Terjemahan. 1995. Jakarta: Departemen Agama RI. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an. Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram. Beirut: Darul Fikr. Azizy, Qodri. 2004. Membangun Fondasi Ekonomi Umat. Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset. Al-Barry, M Dahlan dan A. Pius Partanto. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. bin Bardizhab Al-Ja’ff, Abdillah Abi bin AlBukhari bin Ismail bin Ibrahim bin Mughighirah. 1994. Shahih Bukhari. Juz II h. 10. Beirut: Darul Fikri. bin Hajja al-Qusairi al-Nasabutry, Imam Ali Husain Muslim. 1992. Shahih Muslim. Juz I. Beirut: Darul Fikr. Departemen Pendidikan Nasional 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Jakarta:. Balai Pustaka. Dewan Standar Keuangan. 2008. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Zakat, dan Infaq/Shadaqah”.
. Harahap, Sofyan S. 1997. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, Sofyan S. Teori Akuntansi. 1993 Jakarta: PT Grafindo Persada. IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. (Kerangka Dasar Penyusun dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah). Jakarta: Salemba Empat. Mahmudi. 2008. Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. Yogyakarta: P3EI Press. Muhammad. 2000. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII Press. Muhammad. 2003. Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: UII Press. Munir, A dan Sudarsono. 2001. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhayati, Sri. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Hariyanto, Penerapan Akuntansi Syariah…. 163
Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Quzwini, Al-Hafiz Abi Abdillah, Sunah Ibnu Majah kitab Sedekah bab Qard. Jus II. Beirut: Darul Fikr. Republik Indonesia. UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 1999. Departemen Agama. Jakarta. Ruchiyat, Moh. Ilyas. 1997. Ringkasan Shahih Al-Bukhari. Bandung: Mizan. Saiful, Imam. 1999. Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Sonhaji, Abdullah. 1993 Terjemah Sunah Ibnu Majjah. Jilid III. Semarang: Asy Syifa. Subagyo, P. Joko. 1992. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek Jakarta: Renika Cipta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumarto, Ahmad. Terjemah Shahih Muslim. Juz II h.77. Semarang: Asy Syifa. Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia. Triyuwono, Iwan. 2006. Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah. Jakarta. PT Raja Grafindo. Triyuwono, Iwan dan Moh. As’udi. 2001. Akuntansi Syariah Memformulasikan Konsep laba dalam Konteks Metafora Zakat. Malang: Salemba Empat. Yusuf, Al-Qaradawi. 1991. Hukum Zakat Beirut: Muassasah Risalah.