JURNAL TEKNIK POMITS
1
PENENTUAN NILAI EFFORT RATE (ER) PADA METODE USE CASE POINT (UCP) UNTUK ESTIMASI EFFORT PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI BIDANG BISNIS Puji Agustin Ningrum, Sholiq Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Tekhnologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Raya ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak - Estimasi effort merupakan suatu kegiatan melakukan prediksi atau ramalan mengenai berapa banyak pekerja dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi, salah satunya adalah metode Use Case Point (UCP). Metode UCP pertama kali diusulkan oleh Karner pada tahun 1993. Dalam metode UCP, estimasi effort didapatkan dari perkalian antara nilai UCP dengan nilai Effort Rate (ER). Nilai ER merupakan rasio dari pembangunan man-hours yang dibutuhkan tiap use case point. Nilai ER yang diusulkan Karner yaitu sebesar 20 man-hours. Namun, penentuan nilai ER tersebut hanya menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak dengan analisis regresi. Walaupun demikian, sebagian besar peneliti mengacu pada nilai ER yang diusulkan Karner tanpa mempertanyakan atau meninjau ulang nilai ER tersebut. Penelitian ini meninjau ulang nilai ER untuk proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis. Dalam melakukan penelitian ini, dibutuhkan beberapa jumlah data proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis. Dari data tersebut dapat dicari nilai ER dengan melakukan analisis korelasi dan persamaan linier. lalu terbentuk suatu garis persamaan linier dan menghasilkan nilai tangen. Kemudia nilai tangen tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai ER. Hasil akhir yang didapatkan dari penelitian ini yaitu nilai ER sebesar 8.2. Nilai ER tersebut jauh lebih kecil dibandingkan oleh nilai ER yang dikemukakan oleh Karner. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa alasan, antara lain: 1) adanya metode software engineering, 2) semakin majunya teknologi software engineering, 3) adanya software by component, 4) adanya source dari internet. Kata kunci: Effort Rate (ER), Estimasi Effort, Use Case Point (UCP), Analisis Korelasi dan Persamaan Linier
I. PENDAHULUAN Tingkat kegagalan pada proyek pengembangan perangkat lunak sangat tinggi. Pada tahun 2002 sampai 2010 hanya terdapat 37% proyek teknologi informasi yang sukses [1]. Salah satu prosentase terbesar yang menyebabkan kegagalan proyek pengembangan perangkat lunak yaitu kurang baiknya perencanaan proyek, yakni mempunyai prosentase sebesar 39% [2]. Pendapat senada juga didapatkan dari survey yang dilakukan oleh KPMG Canada. Salah satu penyebab utama kegagalan pelaksanaan proyek pengembangan perangkat lunak yaitu buruknya perencanaan proyek [3]. Teknologi Informasi yang awalnya hanya faktor pendukung bagi kegiatan bisnis, pada saat ini menjadi hal yang sangat krusial untuk mendukung proses kerja bisnis. Dimana permintaan akan proyek perangkat lunak di bidang Bisnis semakin banyak dan semakin dibutuhkan untuk proses bisnis perusahaan. Sehingga untuk mengurangi kegagalan proyek perangkat lunak di bidang Bisnis, planning harus diperbaiki dan estimasi yang dilakukan harus benar.
Salah satu cara untuk memperbaiki planning proyek yaitu dengan melakukan estimasi. Definisi dari estimasi adalah sebuah pengukuran yang didasarkan pada hasil secara kuantitatif atau dapat diukur dengan angka tingkat akurasinya [4]. Definisi dari estimasi perangkat lunak adalah suatu kegiatan melakukan prediksi atau ramalan mengenai keluaran dari sebuah proyek dengan meninjau jadwal, biaya, bahkan hingga ke resiko yang akan ditanggung serta effort dalam proyek tersebut [5]. Effort merupakan kerja real yang kita lakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Satuannya adalah man-days atau man-hours [6]. Walaupun estimasi tidak mungkin dapat menghasilkan sebuah hasil yang sangat akurat, tetapi ketidakakuratan tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan proyek yang akan dilakukan estimasi. Metode Use Case Point (UCP) sangat berharga dalam konteks early size measurement dan estimasi effort, karena mempekerjakan use case sebagai masukan (input). Use case merupakan bentuk populer yang mewakili persyaratan fungsional (menurut survei yang dilakukan oleh Neill dan Laplante pada tahun 2003, 50% dari proyek memiliki persyaratan fungsional yang disajikan sebagai scenarios atau use cases) dalam tahap awal pengembangan perangkat lunak [7]. Metode UCP pertama kali diusulkan oleh Karner pada tahun 1993 merupakan metode yang memiliki kemampuan untuk memberikan estimasi effort (man-hours) yang diperlukan untuk membuat suatu proyek perangkat lunak [8]. Dalam metode UCP, estimasi effort didapatkan dari perkalian antara nilai UCP dengan nilai Effort Rate (ER). Dimana estimasi effort nantinya akan menghasilkan jumlah pegawai (man-hours atau man-days) yang dibutuhkan dalam pembuatan proyek perangkat lunak [6]. Dan nilai ER merupakan rasio dari pembangunan man-hours yang dibutuhkan tiap use case point dan dijadikan variabel untuk menghitung effort [9]. Nilai ER pertama kali diusulkan oleh Karner yaitu 20 man-hours [8]. Beberapa penelitian menyimpulkan nilai ER yang digunakan oleh para peneliti memiliki variasi dengan dasar penentuan yang berbeda-beda. Karner mengusulkan nilai ER sebesar 20 man-hours dengan menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak [8]. Schneider & Winters mengusulkan nilai ER sebesar 20, 28 dan 36 man-hours menggunakan dasar kompleksitas proyek dengan mengacu pada TechnicalComplexity Factor (TCF) [10]. Clemmons mencontohkan nilai ER sebesar 18 man-hours dengan menggunakan dasar kualitas personil tim dan data historis [9]. Ochodek mendapatkan nilai ER berkisar antara 4 sampai 35 man-hours yang dihitung dari 14 proyek perangkat lunak yang telah selesai [8]. Peneliti lainnya dalam penelitiannya ada yang menggunakan nilai ER yang diusulkan Karner atau
JURNAL TEKNIK POMITS menggunakan rule nilai ER yang diusulkan Schneider & Winter, ada juga yang menggabungkan keduanya. Menurut Clemmons dan Ochodek, jika tidak ada data historis (data proyek masa lalu)maka diharuskan menggunakan nilai default yang diusulkan oleh Karner yaitu 20 man-hours. Permasalahannya nilai ER yang digunakan oleh sebagaian besar peneliti yaitu sebesar 20 man-hours seperti yang pertama kali diusulkan oleh Karner, namun dalam penentuan nilai ER tersebut Karner hanya menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan analisis regresi [8]. Analisis regresi dengan menggunakan tiga data diskrit cenderung tidak akurat. Analisis korelasi antar data untuk membentuk persamaan regresi juga tidak dilakukan. Berdasarkan penjabaran di atas maka nilai ER yang diusulkan oleh Karner dapat dipertanyakan dan ditinjau ulang. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat peninjauan ulang nilai ER pada proyek pengembangan perangkat lunak khususnya di bidang Bisnis. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Effort Rate (ER) Sebelumnya
2
Bagan 1 Langkah-langkah Metode Use Case Point (UCP)
2.2.1 Menghitung Unadjusted Use Case Point (UUCP) Unadjusted Use Case Point (UUCP) didapatkan dari penjumlahan Unadjusted Use Case Weights (UUCW) dengan Unadjusted Actor Weights (UAW).
1) Unadjusted Use Case Weights (UUCW) Langkah pertama adalah menentukan kategori use case apakah simple, medium atau complex. Tergantung dari jumlah transaksi yang dilakukan dalam deskripsi use case. Tabel 1 Tipe, Bobot dan Deskripsi Use Case
Gambar 1 Penelitian Nilai Effort Rate (ER) Sebelumnya
Dari gambar di atas dapat disimpulkan nilai Effort Rate (ER) yang digunakan oleh para peneliti memiliki variasi dengan dasar penentuan yang berbeda-beda. Karner mengusulkan nilai ER sebesar 20 man-hours dengan menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak [8]. Schneider & Winters mengusulkan nilai ER sebesar 20, 28 dan 36 man-hours menggunakan dasar kompleksitas proyek dengan mengacu pada Technical Complexity Factor (TCF) [10]. Clemmons mencontohkan nilai ER sebesar 18 man-hours dengan menggunakan dasar kualitas personil tim dan data historis [9]. Ochodek mendapatkan nilai ER berkisar antara 4 sampai 35 man-hours yang dihitung dari proyekperoyek yang telah dilakukan. Peneliti lainnya dalam penelitiannya ada yang menggunakan nilai ER yang diusulkan Karner atau Schneider & Winter, ada juga yang menggabungkan keduanya. Dan menurut Clemmons dan Ochodek jika tidak ada data historis (data proyek masa lalu) maka diharuskan menggunakan nilai default yang diusulkan oleh Karner yaitu 20 man-hours. 2.2 Metode Use Case Point (UCP) Gustav Karner mengembangkan metode Use Case Point (UCP) yang merupakan turunan atau adaptasi dari metode Function Point Analysis (FPA) yang tujuannya adalah untuk menyediakan metode estimasi sederhana yang disesuaikan dengan orientasi pada objek proyek perangkat lunak [8]. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses estimasi effort dengan metode Use Case Point (UCP) digambarkan dalam Bagan 1 berikut ini:
Tipe Use Case Simple Medium Complex
Bobot 5 10 15
Deskripsi Use Case Menggunakan ≤ 3 transaksi Menggunakan 4 sampai 7 transaksi Menggunakan > 7 transaksi
Total Unadjusted Use Case Weights (UUCW) didapat dari menghitung berapa banyak (total) use case dari masing-masing tipe (tingkat kompleksitas) dikali dengan bobot masing-masing tipe sesuai dengan Tabel 1. 2) Unadjusted Actor Weights (UAW) Langkah pertama adalah menentukan kategori aktor apakah sebagai simple, medium atau complex. Tabel 2 Tipe, Bobot dan Deskripsi Actor
Tipe Aktor
Bobot
Deskripsi Aktor
Simple
1
Medium
2
Complex
3
Berinteraksi melalui API, seperti Command Prompt Berinteraksi melalui Protokol, seperti TCP/IP Berinteraksi melalui GUI atau Web Page
Total Unadjusted Actor Weights (UAW) didapat dari menghitung berapa banyak (total) actor dari masing-masing tipe (tingkat kompleksitas) dikali dengan bobot masingmasing tipe sesuai dengan Tabel 2. 2.2.2 Menghitung Technical Complexity Factor (TCF) Tabel 3 Technical Factor dan Bobot
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Technical Factor Distributed System Required Response Time Is Important End User Efficiency Complex Internal Processing Required Reusable Code Must Be A Focus Installation Easy Usability Cross-Platform Support
Bobot 2 1 1 1 1 0.5 0.5 2
JURNAL TEKNIK POMITS 9. 10. 11. 12. 13.
Easy To Change Highly Concurrent Custom Security Dependence On Third-Part Code User Training
3
III. METODOLOGI
1 1 1 1 1
Mulai
Penggalian Informasi
Nilai-nilai pada technical factor tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing, kemudian dijumlah untuk mendapatkan Total Technical Factor (TF), lalu digunakan untuk mendapatkan nilai Technical Complexity Factor (TCF). Hitung Nilai Actual Effort
Hitung Nilai Use Case Point (UCP)
2.2.3 Menghitung Environmental Complexity Factor (ECF) Tabel 4 Environmental Factor dan Bobot
Environmental Factor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Familiarity with the Project Application Experience OO Programming Experience Lead Analyst Capability Motivation Stable Requirements Part Time Staff Difficult Programming Language
Analisis Korelasi dan Persamaan Linear
Bobot 1.5 0.5 1 0.5 1 2 -1 -1
Nilai-nilai pada enviromental factor tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing, kemudian dijumlah untuk mendapatkan Total Enviromental Factor (EF), lalu digunakan untuk mendapatkan Enviromental Complexity Factor (ECF).
Nilai Effort Rate (ER)
Selesai
Gambar 2 Flowchat Metode Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Inisialisasi Proyek Perangkat Lunak Pada penelitian ini, studi kasus yang diteliti yaitu studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis, antara lain dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Inisialisasi Proyek Pengembangan Perangkat Lunak
2.2.4 Menghitung Effort Rate (ER) Effort rate adalah rasio jumlah man-hours per use case point berdasarkan proyek-proyek di masa lalu. Rumus perhitungan estimasi effort menggunakan metode UCP adalah: Apabila nilai ER dihitung dari satu proyek saja maka nilai ER didapatkan dari pembagian antara nilai actual effort dengan nilai UCP, sebagai berikut :
2.3 Analisis Regresi dan Korelasi 2.3.1 Regresi Analisis regresi merupakan hubungan ketergantungan antara satu variabel tak bebas (dependent variabel) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent variabel) dengan tujuan untuk memperkirakan nilai rata-rata dari variabel tak bebas, apabila variabel bebasnya sudah diketahui [11]. Variabel bebas dilambangkan dengan X dan variabel tak bebas dilambangkan Y. Berikut persamaan matematiknya: 2.3.2 Korelasi Analisis korelasi merupakan analisis terhadap kekuatan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y. Koefisien korelasi linier adalah ukuran hubungan linier antara satu variabel x dengan satu variabel y, dan dilambangkan dengan “r”[11]. Berikut rumus untuk mengukur koefisien korelasi:
1.
Kode Proyek I
2.
II
3.
III
4.
IV
5.
V
6.
VI
7.
VII
8.
VIII
9.
IX
10.
X
No
Nama Proyek Perangkat Lunak Multi Level Marketing System (MLM) Sistem Penjualan PT. Konektindo Koburama Sistem Manajemen Pelatihan (SIMPEL) Sistem Elektronik STNK (E-STNK) Sistem Tenaga Kerja (STIKER) Sistem Manajemen Tiket Event Online (O-NICK) Sistem Persewaan Tempat/Gedung (PlaceForU) Sistem Mall Search Engine (MSE) Sistem Jual-Beli Kue (Cookies Land) Sistem Mandiri Data Dictionary Bank XYZ
Teknologi JSP, PHP, PostgreSQL PHP, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL JSP, J-Query, MySQL
4.1.2 Nilai Actual Effort Nilai actual effort proyek perangkat lunak didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada tim pengembang proyek perangkat lunak. Kemudian hasil wawancara berupa informasi jumlah pekerja dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek perangkat lunak tersebut dikalikan, maka didapatkan nilai actual effort. Berikut nilai actual effort pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai Actual Effort masing-masing Proyek
No. 1. 2.
Kode Proyek I II
Actual Effort (man-hours) 3684 1980
JURNAL TEKNIK POMITS 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
4
III IV V VI VII VIII IX X
4.1.3.4 Nilai Use Case Point (UCP) Nilai Use Case Point (UCP) didapatkan dengan mengalikan UUCP, TCF dan EFC. Berikut hasil perhitungan nilai UCP pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.
3950 1925 2175 2226 2640 2568 3042 1696
No.
4.1.3 Use Case Point (UCP) Estimation 4.1.3.1 Nilai Unadjusted Use Case Point (UUCP) Untuk mendapatkan nilai Unadjusted Use Case Point (UUCP) perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap Unadjusted Use Case Weight (UUCW) dan Unadjusted Actor Weight (UAW). Kemudian nilai UUCW dan UAW dijumlahkan. Berikut hasil perhitungan nilai UUCP pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7. No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tabel 7 Nilai UUCP masing-masing Proyek Kode UUCP UUCW UAW Proyek (UUCW+UAW)
I II III IV V VI VII VIII IX X
355 145 325 90 125 120 200 175 245 140
15 18 12 6 9 9 12 9 12 6
Tabel 10 Nilai UCP masing-masing Proyek Kode UCP UUCP TCF ECF Proyek (UUCP*TCF*ECF)
370 163 337 96 134 129 212 184 257 146
4.1.3.2 Nilai Technical Complexity Factor (TCF) Nilai dari faktor teknis ini didapatkan dari kuisioner terhadap pihak pengembang proyek perangkat lunak. Berikut hasil perhitungan nilai TCF pada penelitian ini pada Tabel 8.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
I II III IV V VI VII VIII IX X
370 163 337 96 134 129 212 184 257 146
1.125 1.08 1.095 1.02 1.025 1.115 1 0.95 0.89 0.965
0.77 0.77 0.935 1.085 0.98 0.995 0.92 0.92 1.19 0.755
320.5 135.6 354.0 106.2 134.6 143.1 195.0 160.8 272.2 106.4
4.1.4 Effort Rate (ER) Untuk menghitung Effort Rate (ER) yaitu menggunakan nilai actual effort dan nilai UCP, kemudian dilakukan analisis korelasi dan persamaan linier (garis regresi). Berikut nilai actual effort beserta nilai UCP pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Nilai Actual Effort dan UCP masing-masing Proyek
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kode Proyek I II III IV V VI VII VIII IX X
Actual Effort 3684 1980 3950 1925 2175 2226 2640 2568 3042 1696
UCP 320.5 135.6 354.0 106.2 134.6 143.1 195.0 160.8 272.2 106.4
Tabel 8 Nilai TCF masing-masing Proyek
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kode Proyek I II III IV V VI VII VIII IX X
TCF 1.125 1.08 1.095 1.02 1.025 1.115 1 0.95 0.89 0.965
4.1.3.3 Nilai Technical Complexity Factor (ECF) Nilai dari faktor lingkungan ini didapatkan dari kuisioner terhadap pihak pengembang proyek perangkat lunak. Berikut hasil perhitungan nilai ECF pada penelitian ini pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai ECF masing-masing Proyek
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kode Proyek I II III IV V VI VII VIII IX X
TCF 0.77 0.77 0.935 1.085 0.98 0.995 0.92 0.92 1.19 0.755
4.1.4.1 Analisis Korelasi Berikut hasil analisis korelasi antara nilai actual effort dengan nilai UCP pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Hasil Korelasi Nilai Actual Effort dengan Nilai UCP
Dari hasil output SPSS terlihat bahwa koefisien korelasi Pearson sebesar 0.984 dengan Sig.(2-tailed) sama dengan 0.00<0.05 dan tanda positif maka dapat disimpulkan bahwa hubungan nilai actual effort dengan nilai UCP adalah sangat kuat, signifikan dan searah. 4.1.4.2 Persamaan Linier (Regresi) Berikut hasil regresi dan persamaan linier antara nilai actual effort dengan nilai UCP pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
JURNAL TEKNIK POMITS
5 Maka:
Dari perhitungan di atas telah diketahui nilai Effort Rate (ER) proyek pengembangan di bidang Bisnis sebesar 8.242 man-hours.
Gambar 4 Kurva Nilai Actual Effort dengan Nilai UCP
Dari hasil output SPSS terlihat bahwa kurva membentuk garis lurus/linier dengan scatterplot mendekati garis. Berdasarkan tabel Anova pada Gambar 3 dapat dilihat dari nilai F = 244.245 dan dibandingkan dengan Ftabel (df1:1, df2:8) = 5.32 serta diketahui besarnya signifikan = 0.00 < 0.05 maka artinya persamaan regresi dapat digunakan untuk prediksi [11]. Berdasarkan tabel Coefficient pada Gambar 3 dapat dilihat pada kolom B, Constant = 999.190 dan UCP = 8.242. Sehingga persamaan liniernya adalah: 4.1.4.3 Nilai Effort Rate (ER) Setelah korelasi antara nilai actual effort dengan nilai UCP diketahui, serta persamaan linier telah dibentuk, maka selanjutnya nilai Effort Rate (ER) dari proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis dapat diketahui dengan melakukan perhitungan nilai tangen θ. Langkah pertama yaitu mengambil garis singgung dari scatterplot pada garis regresi tersebut. Pada persamaan linier ini akan diambil nilai y1,x1 dan y2,x2. Perhitungan garis singgung seperti berikut: Persamaan linier : Diketahui: x1 = 106.20 x2 = 354.00 Maka: y1 = 999.190 + 8.242 * 106.20 = 999.190 + 875.3004 = 1874.4904 y2 = 999.190 + 8.242 * 354.00 = 999.190 + 2917.668 = 3916.858
Setelah mengetahui nilai y1,x1 dan y2,x2 maka langkah selanjutnya yaitu mencari nilai ER dengan melakukan perhitungan nilai tangen θ. Perhitungan nilai ER atau nilai tangen θ seperti berikut: Diketahui:
y1 = 1874.4904 y2 = 3916.858 x1 = 106.20 x2 = 354.00
4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Nilai Effort Rate (ER) Pada penelitian peninjauan ulang nilai Effort Rate (ER) proyek perangkat lunak di bidang Bisnis didapatkan nilai ER sebesar 8.2. Nilai ER tersebut jauh lebih kecil dibandingkan oleh nilai ER yang dikemukakan oleh Karner yaitu sebesar 20. Hal ini dimungkinkan karena beberapa alasan, sebagai berikut: 1) Metode software engineering Ada banyak macam model dalam metode pengembangan perangkat lunak, yaitu waterfall, prototyping, spiral dan lain-lain. Dengan adanya metode pengembangan perangkat lunak atau yang disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC) akan memudahkan pengembang proyek perangkat lunak dalam mengakomodasi beberapa kebutuhan. Selain itu pekerjaan dapat dilakukan dalam pola yang tepat, produk dicapai dalam waktu yang telah ditentukan dan biaya menjadi lebih efektif. 2) Teknologi software engineering Semakin berkembangnya teknologi informasi maka semakin berkembang pula tool untuk membantu dalam mendevelop perangkat lunak. Jika dahulu programmer mengetik baris-baris program dalam console atau layar gelap, kini tinggal memilih software tool pembuatan pemograman sesuai bahasa pemograman yang dipilih. Telah banyak software tool yang dapat membantu dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut kegiatan-kegiatan dalam pengembangan perangkat lunak yang dapat dimudahkan karena kemajuan teknologi software enginering: a. Membuat rencana proyek Salah satu software tool yang dapat digunakan untuk membuat rencana proyek yaitu Microsoft Project. b. Analisa kebutuhan Pada tahap kegiatan analisa kebutuhan, telah ada beberapa software tool untuk memudahkan pengembang dalam kegiatannya, yaitu Ms. Visio dan Process analyst. c. Desain tampilan dan basis data Untuk mendesain tampilan maupun basis data telah ada tool, seperti Enterprise Architecture, Rational Rose, Power Designer, dan lain-lain. d. Membuat kode program (coding) Pembuatan kode program lebih dipermudah dengan adanya bahasa coding seperti PHP, ASP, Java serta software tool yang dapat mendukung bahasa coding tersebut, antara lain: Eclipse, Netbeans, JDeveloper, Visual Studio dan masih banyak lainnya. e. Membuat database Dalam membuat database, kini telah banyak jenis basis data yaitu MySQL, Oracle, PostgreSQL dan lain-lain. Selain itu ada software tool yang dapat digunakan untuk menunjang basis data tersebut, seperti SQLyog, SQL Developer, DbVisualizer dan lain-lain. 3) Software by component Saat ini para pengembang perangkat lunak dalam mendevelop perangkat lunak dimudahkan juga dengan
JURNAL TEKNIK POMITS menggunakan komponen-komponen yang telah ada. Komponen tersusun atas kelas-kelas yang re-usable dan bersifat iteratif. Penggunaan komponen software yang telah ada dapat menguntungkan dari segi siklus waktu pengembang perangkat lunak, karena mampu mengurangi waktu sebesar 70% serta biaya produksi berkurang sampai 84% arena pembangunan komponen berkurang [12]. 4) Source dari internet Berbagai literatur bisa didapatkan dari internet. Selain itu source code juga dapat dicari di internet, hal tersebut dapat memudahkan pengembang perangkat lunak dalam hal melakukan tahapan kegiatan-kegiatan pengembangan perangkat lunak. Serta adanya referensi dan contoh proyek perangkat lunak yang serupa atau memiliki jenis yang sama dengan perangkat lunak yang sedang dikembangkan sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan perangkat lunak dan dapat mengefisiensi waktu pengerjaan. 4.2.2 Perbandingan Cara Perhitungan Use Case Pada jurnal Ochodek tahun 2011 dilakukan perhitungan estimasi effort dengan metode Use Case Point (UCP), dalam penelitian tersebut juga dilakukan perhitungan nilai ER. Ochodek melakukan perhitungan dengan dua pendapat, yaitu transactions (T) dan steps (S) [7]. Transactions dikemukan oleh Robiolo dimana transaction diidentifikasi menggunakan pendekatan stimulus dan kata kerja (aktivitas) antara actor dan sistem [13]. Sedangkan steps, tanpa mengacu pada use case lainnya (include dan extend relations), jumlah use case sebelum review spesifikasi ditempatkan dalam satu golongan. Dengan menggunakan 14 proyek perangkat lunak, didapatkan nilai ER yang bervariasi, antara nilai 3 sampai 35 [7]. Berikut hasil perhitungan nilai ER yang dilakukan oleh Ochodeck pada tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 5.
6 4. Dengan diketahuinya nilai actual effort dan nilai UCP masing-masing proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis, maka didapatkan persaman linier yaitu: y = 999.190 + 8.242x 5. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai empiris Effort Rate (ER) yaitu sebesar 8.242. Nilai ER tersebut jauh lebih kecil dibandingkan oleh nilai ER yang dikemukakan oleh Karner yaitu sebesar 20. Hal ini dimungkinkan karena beberapa alasan, sebagai berikut : a. Metode software engineering b. Teknologi software engineering c. Software by component d. Source dari internet 6. Hasil nilai Effort Rate (ER) pada penelitian ini merupakan nilai yang wajar sehingga dapat dijadikan acuan bagi proyek pengembangan perangkat lunak di bidang Bisnis pada masa mendatang. 5.1 Saran Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian berikutnya, yaitu: 1. Perlu dilakukan penelitian kembali dengan data proyek pengembangan perangkat lunak yang berskala medium atau large. 2. Jumlah studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian selanjutnya diharapkan diperbanyak jumlahnya, yaitu 30 data proyek pengembangan perangkat lunak. 3. Perlu dianalisis lebih mendalam untuk menentukan alasan penyebab nilai Effort Rate (ER). 4. Peninjauan ulang distribusi effort masing-masing aktivitas proyek pengembangan perangkat lunak, karena prosentase masing-masing aktivitas yang dikemukakan oleh Kassem Shaleh pada tahun 2011 untuk proyek pengembangan perangkat lunak berskala besar (large). DAFTAR PUSTAKA [1]
Gambar 5 Nilai ER Penelitian Ochodek
Nilai ER yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu sebesar 8.2 dengan dibandingkan nilai ER yang dihasilkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ochodek pada tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ER pada penelitian ini merupakan nilai ER yang wajar.
[2] [3] [4] [5]
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Nilai actual effort didapatkan dari hasil wawancara dengan salah satu pengembang masing-masing proyek perangkat lunak di bidang Bisnis, terutama kepada project manager / project leader. 2. Penilaian faktor techinal dan environmental pada metode UCP didapatkan dari hasil kuisioner terhadap pengembang masing-masing proyek perangkat lunak. 3. Korelasi antara nilai actual effort dengan nilai UCP pada penelitian ini yaitu sebesar 0.984 dengan Sig.(2-tailed) sama dengan 0.00 < 0.05 serta nilai bertanda positif, maka hubungan nilai actual effort dengan nilai UCP adalah sangat kuat, signifikan dan searah.
[6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
[13]
Standish Group, 2011. Chaos Reports. http://standishgroup.com/news . Diakses pada tanggal 01 Juni 2013. Bull Survey. 1998. Failure Causes. http://www.itcortex.com/Stat_Failure_Cause.htm#surveys. Diakses pada tanggal 01 Juni 2013. KPMG Canada. 1997. Failure Causes. http://itcortex.com/Stat_Failure_Cause.htm#surveys. Diakses pada tanggal 02 Juni 2013. Tokey, Steve. Return of Software: Maximizing the Return on Your Software Investment. Prentice Hall, 2010. Galorath, Daniel and Michael W Evans. Software Sizing, Estimation and Risk Management. Auerbach, 2008. Muhardin, Endy. 2011. Estimasi Proyek Software. http://software.endy.muhardin.com/manajemen/estimasi-proyeksoftware/. Diakses pada 7 Maret 2013. Ochodek, M., Nawrocki, J., Kwarciak, K. Simplifying Effort Estimation Based on Use Case Points. Sciencedirect, 2011. Karner, Gustav. Resource Estimation for Objectory Projects. Objective System SF AB, 1993. Clemmons, Roy K. Project Estimation With Use Case Point. Diversified Technical Services, Inc., 2006. Schneider, G. and Winters, J. Applying Use Cases – A Practical Guide. Addison-Wesley, 1998. Usman, Husaini. Pengantar Statistika. Bumi Aksara, 2006. http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/REKAYASAPERANGKATLUN AKPAGI/document/slidekuliah/Software_Process_Model_1.ppt?cidReq=REKAYASAPERANG KATLUNAKPAGI. Diakses pada tanggal 12 Juli 2013. Robiolo, Gabriela., Orosco, Ricardo. Employing Use Case to Early Estimate Effort With Simpler Metrics. Springer-Verlag London Limited. 2008.