PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MP3EI MODEL PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN BERBASIS TIPOLOGI HUBUNGAN ANTAR WILAYAH : OPTIMALISASI KONEKTIVITAS, AKSESIBILITAS, DAN PRODUKTIVITAS DALAM KORIDOR MP3EI
M. Sani Roychansyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng. Dr. Jamhari, S.P, M.P. dr. Arta Farmawati, Ph.D.
UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
B. Halaman B n Pengesahan 1. Topik Keg giatan : MODEL PENGEMBA ANGAN KLA ASTER INDU USTRI MAK KANAN DAN MINUMA AN OGI HUBU UNGAN ANTAR WIILAYAH: OPTIMALISA O ASI BERBASISS TIPOLO KONEKTIV VITAS, AKSESIBILITAS, DAN PRODUKTIVITTAS DALA AM KORIDO OR EKONOM MI MP3EI 2. Fokus : Indusstri Makanan dan Minum man di Korid dor Ekonom mi Pulau u Jawa 3 Ketua Pen 3. neliti a. Nama Lengkap L : M. Saani Roychan nsyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng. b. Jenis Kelamin K : Laki-laki : 19710520199702 c. NIP/NIK K 21001 d. NIDN : 0020 0057102 e. Jabatan n Struktural : Wakiil Pengelola Prodi S2/S3 3 Arsitektur & Perencan naan f. Jabatan n fungsionall : IIIC/LLektor g. Pergurruan Tinggi : Unive ersitas Gadjah Mada h. Fakultaas/Jurusan : Teknik/Teknik Arrsitektur dan n Perencanaaan i. Pusat Penelitian : -j. Alamat A daan Perencan naan : Jurussan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UGM U Jalan n Grafika No.. 2 Bulaksum mur, Yogyakaarta 55281 k. Telpon/Faks : Telp.. 0274-58009 92 Fax. 0274 4-580854 l. Alamat Rumah : Jalan n dr. Sutomo o No. 11 A Yo ogyakarta 55211 m. Telpon n/Faks/E-maail : Telp.. 0274-58805 53 (HP. 0819 931182066) E-maail:
[email protected]/
[email protected] 4 Jangka Waktu 4. W Penelittian : 3 tah hun (keseluruhan) Usulan in ni adalah usu ulan tahun kek 1(tahun pertama) 5 Pembiayaaan*) 5. a. Jumlah h yang diajukan ke Diktii tahun ke-1: Rp. 197.700 0.000,b. Jumlah h yang diaju ukan ke Diktii tahun ke-2 2: Rp. 192.90 00.000,c. Jumlah h yang diajukan ke Dikti tahun ke-3: Rp. 198.600 0.000,6 Mitra Kon 6. ntribusi dari Mitra (in cassh) : Rp. –
i
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
Yogyakaarta, 20 Dese ember 2012 2 Ketua Pe eneliti,
Mengetahui, M Dekan Fakultas Teknik U Universitas Gadjah G Mad da
Prof. Ir. Panu ut Mulyono,, M.Eng., D.EEng. NIP. 196006 60119880310 001
M. Sani Roychansyaah, S.T., M.En ng., D.Eng. NIP. 197 710520 1997 702 1 001
Men nyetujui, Wakil Rektor Bidaang PPM/Kettua LPPM Universitass Gadjah Maada
Prof. Dr. Su uratman, M.SSc. NIP. 195406 6061982011001
ii
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa iii
KATA A PENGA ANTAR Puji syukur keh hadirat Tuh han yang Maha M Esa atas a berkat rahmat dan h hidayahnya laporan akhir a penelitian Maste er Plan Perrcepatan dan Perluasan nan Ekonom mi Indonesiaa (MP3EI) yaang berjudu ul “Model Peengembangan Pembangun K Klaster Indusstri Makana an dan Minuman Berbassis Tipologi Hubungan H A Antar Wilaya ah : O Optimalisasi i Konektivita as, Aksesibillitas, dan Produktivitas P s dalam Korridor Ekonomi M MP3EI” dapaat terselesaikan dengan n baik. Dalam m pelaksanaaannya, messkipun banyyak h hambatan terutama dari d penyed diaan data penelitian, laporan akkhir ini dap pat t terselesaika n dengan baik. elitian ini adalah bagiaan dari pem maksimalan implementasi MP3EI di Pene k koridor Ekonomi Pulau Jawa. Pene ekanan pene elitian ini ad dalah pada upaya u peneliti u untuk meng goptimalisasikan konekktivitas dan aksesibilitaas untuk pe engembangan d pemeraataan ekono dan omi. Optimalisasi konekktivitas dan aksesibilitas a oin menjadi po y yang sangat penting bagi pengem mbangan sim mpul-simpul industri terutama untuk m mencapai peningkatan produktivittas hulu hing gga hilir. Dalam dokume en MP3EI sendiri, prod duk-produk dari kegiaatan ekonomi u utama di masing-masin ng Koridor Ekonomi E di Indonesia belum b terpetakan dengan b baik. Penelittian ini sebaagai sebuah inisiasi untu uk memantaapkan pelakksanaan MP3 3EI d Indonesiia. Unit am di matan padaa penelitian n ini adalah h produk makanan m dan m minuman yaang ada di Koridor K Ekon nomi Pulau Jawa. Pada tahap awal,, penelitian ini b berupaya mengidentif m fikasi kegiattan industryy makanan dan minum man di Pulau J Jawa yang variannya sangat s besaar dan beragam. Hasil dari penelittian ini dap pat m menjadi seb buah mode el klaster ekonomi yang g senditif te erhadap hubungan anttar w wilayah, dan dapat diaadopsi mau upun direplikasi untuk kegiatan ekonomi e yan ng l lain. Tidak hanya h di KE Pulau P Jawa namun n jugaa di KE lainnyya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa iv
Akhir kata, pen neliti ingin mengucap pkan banyak terimakassih kepada 6 ( (enam) Pem merintah Pro ovinsi di Pulaau Jawa yan ng telah ban nyak membaantu terutam ma p pada penyediaan datta-data sekunder. Selaain itu juga berbagaii pihak yan ng l langsung maupun m tidakk langsung membantu m penyelesaiaan laporan akhir ini. Yogyakarta,
Desember 2012
M. Sa ani Roychan nsyah, S.T., M.Eng., D. Eng Pen neliti Utama
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
DAFTAR IS SI JJUDUL H HALAMAN PENGESAH HAN K KATA PENG GANTAR D DAFTAR ISII I. IDENTITAS PENELITIAN P N A ABSTRAK B I. PEND BAB DAHULUAN N 1.1 Latarr Belakang 1.2 Tujuan Khusus Penelitian P 1.3 Urge ensi (Keutam maan) Peneliitian B II. STUDI PUSTAK BAB KA 2.1 Tipologi Hubung gan Antar Wilayah W Dalaam Pengem mbangan Eko onomi Wilayyah 2.2 Integ grasi antara Konektivitas, Aksesibilittas, dan Pro oduktivitas B III. PET BAB TA JALAN PENELITIAN B IV. MA BAB ANFAAT PEN NELITIAN B V. MET BAB TODE PENELITIAN 5.1 Pene elitian Tahap p Pertama 5.2 Pene elitian Tahap p Kedua 5.3 Pene elitian Tahap p Ketiga B VI. HAS BAB SIL DAN PE EMBAHASAN 6.1 Pote ensi Bahan Mentah M 6.2 Pote ensi Industri Besar 6.3 Ragaam IKM Per Provinsi P B VII. KETERKAITAN BAB N, PERUSAH HAAN BESA AR, IKM DAN N INDUSTRII B BAHAN MENTAH 7.1 Analisis Konektiivitas Sekto or Pertanian n, IKM Dan Industri Besar Di Pulau Jawa or Perkebun nan Buah, IKM I Dan In ndustri 7.2 Analisis Konektivitas Sekto Besar Di Pulau Jaawa 7.3 Analisis Konektivvitas Sektor Perkebunan n Sayur, IKM M Dan Industtri Besar Di Pulau Jaawa 7.4 Analisis Konektiivitas Sekto or Pertanian n, IKM Dan Industri Besar Di Pulau Jawa B VIII. KE BAB ESIMPULAN N DAN REKO OMENDASI 8.1 KESIM MPULAN 8.2 REKO OMENDASI D DAFTAR PU USTAKA
i iii v vii x 1 1 2 3 6 6 9 12 14 15 15 18 21 25 28 140 147 153 155 170 183 190
203 207 xii
v
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa vi
II. III.
DUKUNGAN D N PADA PEL LAKSANAAN N PENELITIA AN SARANA S
xxiv xv
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa vii
I. IDEN NTITAS KEG GIATAN 1. a. Topik Usulan U
:
Model Pengembang P gan Klaster In ndustri Maka anan-Minum man Berbasiss Tipologi Hubung gan Antar Wilayah: W Optim malisasi Kon nektivitas, Akksesibilitas da an Produkttivitas dalam m Koridor Eko onomi MP3EEI b. Tema (kkoridor)
: KE Pu ulau Jawa
2 Ketua Pen 2. neliti (a) Nama lengkap
: M. Saani Roychan nsyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng
(b) Bidang g keahlian
: Peran ncangan dan Perencanaaan Kota
3 Anggota peneliti 3. p
No
Nam ma dan Gellar
1
Dr. Jam mhari, SP, MP P
2
Arta Faarmawati, M.D., M Ph.D
4 Isu Strateg 4. gis
K Keahlian Ekon nomi Pertaanian Kedo okteran Olah hraga
Insttitusi Universitass Gadjah Mada Universitass Gadjah Mada
Curahan n Waktu (jam/m minggu) 6 jam/m minggu 6 jam/m minggu
:
Industri makanaan-minuman n di Indonessia khususnyya KE Pulau Jawa J memilliki potensi yaang sangat besar untuk dikemban ngkan. Banyyaknya industri makanaanminuman di Indonesia baik itu skala s kecil, menengah, m s sampai besaar ini menjaadi b Indonesia untuk pengembaangan dan n pemerataan peluang tersendiri bagi ekonomi wilayah, w maaupun usaha distribusi yang lebih global. Untuk mencap pai itu semuaa, indutri maakanan-minuman di KEE Pulau Jawaa perlu dibaangun sebuah konektivittas, aksesibilitas dan produktivitas.. Oleh sebab b itu, peneliitian ini dap pat menjadi sebuah inisiaasi dan stimulan bagi te erciptanya je ejaring indu ustri makanaanminuman yang komp prehensif, daari hulu sampai hilir, den ngan lebih sistematis s dan aplikatif bagi pelaksan naan MP3EI.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa viii
5 Topik Keg 5. giatan Pene elitian ini merupakan m penelitian multi tahun n yang saling berkaitaan. Topik kegiatan tiap taahun berbeda namun menuju m pad da suatu hassil pencapaian yang berm muara pada satu tuju uan besar yang y sama yaitu mem mbuat mod del pengembangan klastter industri makanan-m m minuman berbasis tipolo ogi hubungan antar wilaayah melalu ui optimalisaasi konektivvitas, aksesiibilitas dan produktivittas dalam korridor MP3EI. Tiap tahun,, topik kegiaatan berbeda, antara lain: I. Mem metakan jaringan rantaii produksi berdasarkan b n tipologi kaarakter klastter industri makanaan dan minu uman yang ada a di Pulau Jawa (tahun ke-1) II. Mem modelkan tip pologi klastter industri makanan dan d minum man yang ada berd dasar prinsiip konektivvitas, aksessibilitas, daan produkttivitas dalaam peng gembangan n wilayah (taahun ke-2) III. Mengaplikasikan n model rintisan dalam d peng gembangan n masterplan d minuman (tahun ke e-3) percontohan klaaster industrri makanan dan 6 Objek keg 6. giatan (jeniss material yaang akan diteliti dan seg gi kegiatan): Obje ek kegiatan penelitian ini adalah in ndustri makaanan dan minuman m di KE Pulau Jaawa. Pene elitian ini mencoba membangun suatu konektivitaas, meningkatkan aksessibilitas dan produktivittas antar ind dustri makan nan-minuman baik indu ustri kecil sed dang, dan besar b maupu un antara ke egiatan hulu dan hilir. 7 Lokasi Keg 7. giatan
: KE Pu ulau Jawa
8 Hasil yang 8. g ditargetkaan
:
Tahun Pe ertama
:
Pemetaan rantai jaringan produ uksi berdasaarkan tipolog gi karakter klasterindus k stri n-minuman di d KE Pulau Jawa J makanan Tahun Ke edua
:
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa ix
Menghassilkan mode el-model tip pologi klaster industri makanan dan d minuman yang adaa berdasar prinsip p konektivitas, akksesibilitas, dan produkktivitas dalaam pengemb bangan wilaayah Tahun Ke etiga
:
Aplikasi model m rintissan dalam pengembang p gan Masterplan percon ntohan klastter indutsri makanan-mi m inuman di KE K Pulau Jaw wa 9 Institusi laain (mitra) yang terlibat: 9. - Pemerin ntah Provinssi di Pulau Jaawa (6 Proviinsi) - Kementtrian Negaraa Koperasi daan UKM - LSM yan ng bergerakk di bidang UKM U 10. Sumber biaya dari mitra m
:
upa data sekkunder dan bantuan b Pembiayyaan dari miitra bersifat in kind beru pendam mpingan den ngan nominaal Rp. 24.600 0.000,11. Keterang gan lain yan ng dianggap p perlu: a. Peneliitian ini akan n membantu pihak terkkait (Bappen nas, Kementrrian Negara Koperaasi, dan Pem merintah Dae erah ) untukk mewujudkkan jaringan ekonomi antar wilayah w yang g sesuai den ngan dengan visi MP3EI. b. Penelitian ini setiaap tahun daapat membaantu sekuran ng-kurangnyya 1 (satu) m an tesis dan 2 (dua) oran ng orang mahasiswa S2 dalam menyelesaika mahassiswa S1 sertta dapat dijaadikan based d case learniing untuk mata m kuliah studio analisis wilaayah di Prod di Perencanaaan Wilayah h dan Kota dan d K dan Dae erah UGM. mahassiswa S2 Perrencanaan Kota c. Hasil penelitian p in ni ditargetkaan dapat me enghasilkan publikasi se ekurangkurangn nya 2 buah h jurnal nasional dan 1 buah b jurnal internasional.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
II. SUBS STANSI PEN NELITIAN
MODEL M PEN NGEMBAN NGAN KLASSTER INDU USTRI MAK KANANMIN NUMAN BEERBASIS TIPOLOGI HUBUNGAN N ANTAR WILAYAH: W OPTIM MALISASI KONEKTIVIT K TAS, AKSEESIBILITAS DAN PROD DUKTIVITA AS DALAM KORIDOR EKONOMI MP3EI M ABSTRAK K Optimalisasi ko onektivitas dan aksesiibilitas untu uk pengem mbangan dan p pemerataan n ekonomi menjadi m poiin sangat pe enting bagii pengembaangan simpuls simpul indu ustri.Dengan n demikian, produktivittas sector industri darii hulu ke hilir p pun mamp pu mening gkat. Karaktterisitik Ind donesia yaang merupakan Negaara k kepulauan menjadi tantangan tersendiri t b bagi penciptaan konektivitas dan a aksesibilitas s dalam men ndukung percepatan daan perluasan n pembangu unan. Pulau Jawa merrupakan koridor ekono omi yang baasis kegiataannya sebag gai p pendorong industri dan n jasa nasion nal.Salah sattu kegiatan ekonomi uttama untuk KE ndustri makanan-minu uman. Saat ini, indusstri makanaanPulau Jawaa adalah in m minuman di Indonesia berkemban ng sangat pe esat. Industrri makanan dan d minuman i ini tidak hanya berrorientasi pada p peme enuhan prroduksi, ko onsumsi, dan p perdaganga an saja, tetaapi juga tellah meluas pada aspek ikutan, se eperti indusstri k kreatif peng gemasan. Tiiap daerah memiliki makanan dan n minuman khas masin ngm masing yan ng saat ini tidak hanya menjaadi “oleh-olleh” semata tapi mu ulai m merambah menjadi ind dustri makan nan-minumaan skala nassional. masalahannyya saat ini, produk-prod p duk makanan n dan minum man yang ada Perm d Koridor Ekonomi di E (KEE) Pulau Jaw wa belum terrpetakan secara detail (makro, ( messo, m mikro), baikk dari variasi jenis, skalaa, produksi, sampai distribusi pem masarannya. Di d dalam dokumen MP3 3EI, industri makanan--minuman hanya dipe etakan secaara m makro saja, padahal jum mlah industrri makanan--minuman di d Indonesia,, khususnya di
x
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xi
Pulau Jawa variannya sangat besaar dan beraagam. Banyaknya indusstri makanaanm minuman di d Indonesia baik itu skkala kecil, menengah, m s sampai besaar ini menjaadi p peluang te ersendiri baagi Indone esia untuk pengembaangan dan pemerataan e ekonomi wiilayah, maup pun usaha distribusi d yaang lebih glo obal. Untukk mewujudkan i semua, penelitian““Model Peng itu gembangan Klaster Ind dustri Makan nan-Minuma an B Berbasis Tip pologi Hubun ngan Antar Wilayah :O Optimalisasi Konektivitass, Aksesibilittas d Produkttivitas dalam dan m Koridor Ekkonomi MP3EEI”dapat me enjadi sebuaah inisiasi dan s stimulan baagi terciptan nya jejaring industri i makkanan-minu uman yang komprehens k sif, d dari hulu sampai hilir,, dengan le ebih sistematis dan ap plikatif bagii pelaksanaan M MP3EI. Hasill dari peneliitian ini dap pat menjadi sebuah model klaster ekonomi e yan ng s sensititif te erhadap hu ubungan antar a wilayaah, dan dapat diado opsi maupu un d direplikasi untuk u kegiattanekonomi lain, tidak hanya di KEE Pulau Jawaa namun juga d 5 KE lainnya. Penelittian ini sang di gat berpote ensi dibiayaii oleh penelitian priorittas n nasional me engingat maanfaat serta urgensi pen nelitian ini bagi b MP3EI. K KataKunci: tipologi kaittan wilayah,, jaringan hu ulu-hilir, hub bungan desa-kota, industry m makanan-m minuman, PulauJawa
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lata ar Belakang g Sebaagai bagian turunan daari Perencan naan Pembaangunan Naasional, MP3 3EI
d disusun untuk menjad di arahan pengembang p gan ekonom mi Indonesia yang leb bih implementaatif dalam menghadapi dinamikka regional dan global yang ad da. ‘ ‘Percepatan n dan Perluaasan’ yang menjadi m keyypoint dalam m rencana in ni harus dap pat d dimanfaatka an untuk mengemban m ngkan poten nsi-potensi nasional yaang ada demi mewujudkaan kualitas pembangun p nan manusiaa sehingga dapat d berjallan beriringan d dengan me embaiknya pemerataan n kualitas hidup seluru uh bangsa. Sebagaimana t terurai dalaam PerPress Nomor 32 3 tahun 2011 meng genai MP3 3EI, Indonessia membutuhkkan perubahan pola piikir yang haarus didasarri dengan se emangat “N Not B Business as Usual” U dalam m upaya perrcepatan traansformasi ekonominya e a. Pemahaman bahwa dinaamika ekon nomi suatu negara akkan sangat tergantung g pada dun nia usahanya, secara tidaak langsung g telah me enyinggung masyarakaat agar leb bih mandiri, kre eatif, dan ce erdas dalam m mencari pe eluang usah ha. Untuk itulah berbag gai macam kegiatan yang dapat d mend dorong partiisipasi masyyarakat Indonesia di dun nia usaha juga harus diimb bangi pula dengan sem mangat paraa pelaku du unia usaha itu i s sendiri, yaitu masyarakaat. Selam ma 10 tahu un terakhir, industri makanan dan n minuman di Indonessia mengalami peningkataan yang cukkup signifikkan. Selain dilihat d dari kontribusin nya t terhadap PDB Indonessia, peningkatan nilai ekspor dan n kemampu uannya untuk menyerap tenaga kerja di Indo onesia telaah memberrikan bukti yang nyaata (Masterplan n P3EI, 2011). Menin ngkatnya su umbangan industri makanan m dan minuman dalam kontribusi ekonom mi di Indone esia ini tentunya tidak bisa b lepas dari peran ekon nomi lokal yang y mengg gairahkan keberagama k an industri makanan dan minuman di d Indonesia. Keberagam man ini tidaak hanya dittunjukkan pada p jenis dan
1
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
d daerah asal produksinyya, tetapi ju uga pada raantai produkksi seperti pengumpul p an u, proses, haasil, serta pe emasarannyaa. Tersedian nya sumber daya manussia bahan baku produktif tu urut mendukkung kegiattan ekonom mi ini, sehing gga industri makanan dan minuman yaang ada di Indonesia memiliki m pote ensi yang be esar untuk dikembangk d kan s secara komp perehensif menjadi m keg giatan ekono omi hulu dan hilir. Sementara itu berkebalikan dengan urgensi perrcepatan, perluasan, dan implementaatif dalam pembangun nan ekonom mi Indonesia, uraian fokus f indusstri makanan dan minumaan yang terccantum dalam MP3EI tahun t 2011 dirasa massih t terlalu makro dan belu um jelas utamanya men ngenai priorritas klaster industri yan ng a akan dikem mbangkan, hubungan h k konektivitas antara wilaayah yang pada p dasarn nya mampu me emicu peme erataan pem mbangunan n, serta alte ernatif aksessibilitas rantai produksi yaang bisa digunakan un ntuk menghadapi tanttangan biayya tinggi dan kurang efekktifnya jalur distribusi. Oleh O karenaanya, perum musan tipolo ogi hubungan a antar wilayyah dalam fokus kegiiatan ekono omi utama industri makanan m dan minuman ini diharapkkan dapat menjadi saarana pelen ngkap bagi MP3EI ag gar penerapann nya bisa lebiih aplikatif, efektif, e dan efisien. e 1.2.
Tuju uan Secaara umum, penelitian p in ni bertujuan n untuk men nghasilkan keluaran k yan ng
d dapat mem mpermudah pelaksanaan pengem mbangan ke egiatan eko onomi utam ma industri makkanan dan minuman m di Indonesia. Untuk itu, penentuan p k klaster indusstri makanan daan minuman n yang akan n dikembang gkan menjaadi langkah pertama yan ng a akan dilaku ukan dengaan memperrtimbangkan n potensi lokal-region l nal dan passar g global. Dan n meski lo okus penelitian ini ad dalah Korid dor Ekonom mi (KE) Jaw wa, penentuan jenis produ uksi juga akkan mempertimbangkan potensi dari d kelima KE y yang lain, mengingat m pengembang gan pusat ekkonomi utama industri makanan dan minuman dalam d MP3EEI hanya berpusat di KE Jawa, yaittu Pulau Jawa. Selain itu i karena pad da dasarnyaa luaran daalam penellitian ini bertujuan un ntuk mencari
2
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
masukan daan solusi terrbaik dari pe ermasalahan n dan tantan ngan yang ditemui d dalaam pengemban ngan kegiatan ekonomi industri maakanan dan minuman di d Pulau Jaw wa, maka meskki MP3EI tellah menenttukan 5 pusat ekonom mi di pulau jawa berikkut d dengan 4 simpul indusstri makanaan dan minu uman, tidakk menutup kemungkinan d dalam pene elitian ini un ntuk merevissi atau mem mberikan usu ulan tambah han mengen nai penentuan pusat ekono omi dan sim mpul industri makanan dan d minumaan. Secaara khusus, tujuan penelitian dirincii menurut taarget tahunaan adalah: a. Mem metakan jaringan rantaii produksi berdasarkan b n tipologi kaarakter klastter indu ustri makanaan dan minu uman yang ada a di Pulau Jawa (tahun ke-1) b. Mem modelkan tipologi klastter industri makanan dan d minum man yang ada berd dasar prinsip konektivvitas, aksessibilitas, daan produkttivitas dalaam peng gembangan n wilayah (taahun ke-2) c. Mengaplikasikan n model rintisan dalam d peng gembangan n Masterplan percontohan klaaster industrri makanan dan d minuman (tahun ke e-3)
1.3.
Urgensi (Keuta amaan) Urge ensi dari penelitian p ini menekaankan padaa upaya peneliti untuk
memodelkaan tipologi klaster industri makkanan dan minuman di Indonessia berdasarkan n 3 prinsip yang y saling terintegrasii yaitu kone ektivitas, akssesibilitas, dan produktivitaas dengan menjadikan m Pulau Jawa sebagai sampling s nasional. Secaara keseluruhan n, penentuaan tipologi hubungan h d desa-kota inii merupakan n terapan dari 3 strategi MP3EI M yang te erintegrasi dengan d kuatt. 1. Upayya mentipo ologikan hu ubungan de esa-kota di Pulau Jawaa ini menjaadi fakto or pemicu yang kuat un ntuk menge embangkan potensi eko onomi wilayah di Indonesia. Dikkatakan di In ndonesia, kaarena prinsip p-prinsip yang digunakkan untu uk mentipologikan hubungan de esa-kota pad da dasarnya merupakan prinssip umum yang y dapat diaplikasikkan di KE-KEE lain di Ind donesia, yaiitu
3
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
kone ektivitas, aksesibilitas, dan d produkktivitas. Dengan tertipo ologinya dessakota, maka akan n tercipta sebuah kone ektivitas yan ng kuat anttara kota-ko ota pusaat ekonomi dengan daerah-daer d ah di sekittarnya (dessa-kota). Haasil tipollogi akan mempermud m dah pelaku u industri untuk u menccari pemenu uh kebu utuhan dalaam kegiatan n rantai prod duksi, begittu juga sebaaliknya, untuk men nawarkan pe ermintaan. Hal ini selain memperrtimbangkan n 3 prinsip di atas,, juga disessuaikan dengan potenssi wilayah yang y bersan ngkutan. Pada poin n ini, strategi untuk men ngembangkkan potensi wilayah w di dalam d KE Jaw wa dapaat terpenuhi, dan begitu juga di 5 (lima) ( KE lain yang deng gan beberapa penyyesuaian dapat diterapkkan model yang y sama. 2. Sebaagaimana te ertuang dalaam MP3EI, 5 pusat ekonomi yang ditentukan di KE Jaawa merupakan 5 kotaa besar yang g pada dasaarnya memiliki pengaru uh yang g besar terh hadap kawaasan-kawasaan di sekitaarnya (baik itu kota ke ecil maupun desa). Uraian rinci mengenaai tipologi hubungan desa-kota ini secara nyata daapat memacu perkemb bangan keu unggulan masing-masin m ng daerrah di Indon nesia sehing gga pelaksan naan kegiatan industri makanan dan minu uman dapatt berjalan dengan lebih h optimal. Dalam D hal in ni, poin loca ally integ grated dan globally g conn nected pun terpenuhi. t 3. Dan yang ketig ga sebagaim mana telah diuraikan sebelumnyaa, persebaran sumber daya manusia (SDM M) yang melimpah di Pulau Jawa tentunya tid dak hanyya berkump pul pada 5 pusat p ekono omi di KE Jaawa MP3EI. Hasil tipolo ogi antar wilayah in ni nantinya secara lang gsung dapaat menguran ngi keinginan para putra-putri daerah un ntuk mencarri lapangan kerja di kota-kota besar. Sumber daya manusia yang g ada di dae erah akan ce enderung te etap tinggal di daerrahnya unttuk menge embangkan usaha daan daerahn nya. Dengan dem mikian, penellitian ini dap pat memperrkuat keperccayaan diri kota-kota k ke ecil dan desa karenaa telah dilib batkan dalam program pembangu unan ekonomi
4
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
nasio onal, dengaan turut be erperan akttif dalam rantai r produksi kegiatan ekon nomi utama di KE Jawa, setidaknya hingga tahu un 2025.
Dalam kurun waaktu 3 tahun n, penelitian n ini akan me endukung MP3EI M di mana nan Pulau Jawa J (KE Jaw wa) diarahkkan sebagai pendorong g industri dan pembangun j jasa nasional. Dengan mengacu pada 5 pu usat ekonom mi yang te ersebar secaara merata di Pulau Jaw wa (Jakarta,, Bandung, Semarang g, Yogykartta, Surabayya), penelitian ini i secara nyata n akan dapat me embantu mengoptimallkan kegiatan e ekonomi rantai produkksi industri makanan dan minumaan di Indone esia dari sejjak penentuan klaster in ndustri yang akan dikembangkaan hingga proses dan pemasaran hasil produksi. Pada akkhirnya, hasil dari penelitian ini dap pat mentrigg ger s seluruh dae erah di Pulau u Jawa deng gan penggu unaan biayaa dan sumbe er daya secaara o optimal.
5
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
BAB II P KA STUDI PUSTAK 2 Tipolo 2.1 ogi Hubung gan Antar Wilayah dalam Pengembang gan Ekonom mi W Wilayah Padaa dasarnya, keterkaitan n antar wilaayah merup pakan poin n utama yan ng harus dipeg gang dalam m memperccepat dan memperluaas perkemb bangan suaatu w wilayah. Pe enentuan 5 kota pusatt pengemb bangan ekon nomi (Jakarrta, Surabayya, S Semarang, Bandung, B Yo ogyakarta) dan d 4 simpu ul industri makanan m dan n minuman di Pulau Jawaa berdasar MP3EI secaara jelas menunjukkan n strategi pembangun p an e ekonomi yaang berbasiss pada prinsip kawasan n strategis dan d pemusatan kegiatan e ekonomi. Hal H ini sebagaimana diuraikan d H Hirscman (1958) melalu ui istilah Titik Pertumbuhaan (Growing Point) atau u Pusat Perttumbuhan (G Growing Cen ntre), di mana f fungsi-fungs si ekonomi akan berb beda tingkaat intensitassnya pada tempat yang berbeda, seh hingga pertu umbuhan ekkonomi diutaamakan padaa titik originalnya sebelu um kemudian disebarkan d ke berbagai tempat t lainn nya. Sementtara itu dala am teori basis
e ekonomi (ecconomic basse theory), Hartshorn H (1 1992) meng gungkapkan bahwa dassar pendukung utama suatu kota berrasal dari pe enjualan barrang/jasa yaang berada di luar komun nitas lokal (e ekspor). Dalam kaitannya dengan MP3EI, pen nentuan pussat pengemban ngan agaknyya telah me elihat potenssi eksisting yang sangaat mendukun ng proses pemasaran hasill produksi. Masiih dalam te eori perkem mbangan (ekkonomi) kotta milik Harrtshon (1992), Hartshon juga menekan nkan essenssi kota sebag gai pusat pe ertumbuhan n (growth po ole) y yang secarra fungsional merupakkan lokasi konsentrasi kelompokk usaha atau c cabang ind dustri yang karena siffat hubung gannya memiliki unsu ur-unsur yan ng bersifat dinaamis, mamp pu menstimu ulasi kehidu upan ekonom mi baik ke dalam maupun keluar (wilaayah belakangnya). Hal ini sebagaaimana diun ngkapkan Tarigan T (200 05)
6
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
d dalam buku unya (Perencanaan Pem mbangunan Wilayah), salah s satu ciri yang harrus d dimiliki pussat pertumb buhan adalaah fungsinya sebagai pendorong p pertumbuhan d daerah bellakangnya. Hubungan n antar wilayah (maju dan bellakang) yan ng mencakup keterkaitan k secara sekto oral dan spaasial ini lah yang pada akhirnya a akan menjadi fakktor utama dalam upayya optimalissasi pemban ngunan eko onomi wilayah melalui percepatan dan perluasan n. Dipertegaas Pontoh dan Kustiwan n (2009), ko ota merupakan elemen/sim mpul (nodess) di mana hubungan h d interakssi antar-nod dan des nya merupaakan faktorr utama pem mbentuk sistem kota-kkota dalam wujud aliran (flows).
Dengan
de emikian
se ecara
otomatis,
keb beradaan
pul pusat/simp
pengemban ngan ekonomi utamaa harus dapat d meng ginisiasi lahirnya unssur pengganda (multiplier effect) e bagi wilayah-wila w ayah di sekittarnya, dan pada p akhirn nya erkuat hubungan kon nektivitas antar a wilayah menjadi piioneer dalaam mempe t tersebut. Sementara itu di Indone esia sendiri, pemaham man meng genai urgen nsi pengemban ngan wilayaah yang me engacu pad da pemerataaan pembangunan telah d diupayakan pemerintah sejak lam ma, seperti melalui m Program PELITTA pada maasa kepemimpinan Presiden Soeharrto (1963-1998) dan pembentukkan Kawasan Pengemban ngan Ekonomi Terpadu (KAPET) dalam upaya pengemban p ngan Kawasan T Timur Indon nesia (KTI). Program-pro P ogram pend dahulu MP3EI meski dengan strategi, misi, fokus, lokus, dan latar belakaang yang be erbeda den ngan MP3EI,, namun pada d dasarnya memiliki visi yang y sama, yaitu y untuk mengembaangkan dan memeratakkan nan ekonom mi nasional. Untuk itulah, review w terhadap pelaksanaan pembangun program-prrogram seru upa menjad di salah sattu dasar pe ertimbangan n pengusulan rencana implementasi MP3EI. Salaah satu fakttor yang mendorong peneliti p untuk mengajukan n penelitian n ini adalah h hasil evaluasi pelakssanaan KAP PET (anonim m 1) y yang menguraikan ketidakmam k mpuan pem merintah dalam d men ngembangkkan kawasan yaang kurang potensial sebagai s akib bat dari belum terfokusnya priorittas
7
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
s sektor ungg gulan di be eberapa kaw wasan. Hal ini merupakkan masalah h utama yan ng berakar darri kurang taajamnya kajian dalam pemilihan p lokasi dan pada p akhirn nya untuk melakkukan penin menuntut pemerintah p njauan kemb bali. Berangkat dari evaluasi iniilah, penelitti mengusullkan kegiataan identifikaasi n kondisi eksisting den ngan cara pemetaan p t tipologi hub bungan anttar potensi dan w wilayah keg giatan rantaai produksi industri i makanan dan minuman di d Pulau Jaw wa. Dalam ilmu u pengembaangan wilayyah, pemetaaan tipologi merupakan n proses yan ng kerap dilaku ukan meski kegiatan in ni seringkali bukan merrupakan tarrget akhir dari kajian atau studi yang dilakukan. Kegiatan in ni akan me empermudah pemerintah d dalam men ndeskripsikan dan men nganalisis potensi p sertta peluang dari wilayaahw wilayah yan ng ada seh hingga dapaat memperccepat peng gambilan ke eputusan dan memperluas kesempattan untuk berkembang b g. Tipologi dalam d penelitian ini akkan bagai penyyedia inform masi yang akan mengelompokkkan mengambil peran seb informasi-in nformasi ekssisting. Pen ntingnya kejjelasan iden ntifikasi wilayah ini oleh Friedmann (1960) diurraikan dalam m Teori Pussat Pertumb buhan yang menekankan mbentukan hirarki guna mempermudah pe engembangan pada pelakksanaan pem s sistem pem mbangunan n. Hal ini juga diuttarakan ole eh perencaana nasion nal Poernomosidhi yang pada eraa transisi memberikan kontribu usinya dalaam melahirkan konsep hiraarki kota-kotta dan hirarrki prasaranaa jalan melaalui orde kota. Dengan adaanya tipolog gi hubungan n antar wilayah yang je elas, maka akkan terbentuk hirarki antarr wilayah, mempermud m n analisis ketterkaitan hu ubungan anttar ah kegiatan w wilayah, untuk u kemudian dap pat memod delkan keg giatan ran ntai produksi pengemban ngan klaste er industri makanan dan d minum man seoptim mal mungkkin s sehingga daapat diaplikaasikan padaa KE-KE lain di d nusantaraa.
8
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa
2 Integrasi antara Ko 2.2 onektivitass, Aksesibiliitas, dan Produktivitass Secaara umum, poin kone ektivitas, akksesibilitas, dan produ uktivitas yan ng menjadi prinsip dasar peneliti p dalaam melakukkan tipologii merupakan n representaasi d hasil pemikiran daari berbagai kajian dan dan n studi yang g kerap dilaakukan dalaam bidang ilmu pengemb bangan wilaayah, termaasuk kajian dan studi yang pernah d dilakukan oleh pengusu ul. enderungan masyarakkat Indonesia yang kurang me emperhatikkan Kece keuntungan n jangka panjang p daalam pelakssanaan pem mbangunan n (kelestarian lingkungan,, keterjamin nan masa depan anak cucu, kesin nergisan hubungan anttar w wilayah, ketterkaitan de engan rencaana yang siffatnya lebih komperehe ensif), dewaasa ini menjadii masalah yang y banyaak dijumpaii di berbag gai wilayah di Indonessia. S Secara glob bal, issue ko ota berkelan njutan, ecollogical plann ning, slow cities, c dan laain s sebagainya banyak muncul di pe ermukaan kaitannya k d dengan upaaya pencarian s solusi paling efektif daalam menghadapi perrmasalahan kota-wilayaah. Tujuann nya hanya satu u, yaitu menciptaka m n ruang yang nyam man dan aman. Ko ota berkelanjutaan/sustainable city, sebagaimana diuraikan Budihardjo o dan Sujarrto (1999), adallah suatu daaerah perko otaan yang mampu be erkompetisi secara suksses d dalam perttarungan ekonomi e global dan mampu mempertahan nkan vitalittas budaya serrta keserasiian lingkun ngan. Hal ini i sejalan dengan laatar belakan ng an penyusunan n MP3EI, yang y pada dasarnya dibuat d untu uk dapat menempatk m Indonesia dalam d posisi ekonomi yang lebih sttrategis secaara internassional, dengan upaya pemerataan pem mbangunan n dalam ling gkup nasion nal (PerPres No.32 Tahu un 2 2011). Lebih h jelas, Budihardjo dan Sujarto (199 99) juga me enekankan bahwa b konsep kota yang berkelanju utan merup pakan suatu u konsep global yang kuat yan ng d diekspresika an dan diakttualisasikan secara lokaal. Oleh sebaab itu, perhaatian terhadap issue kota berkelanjuta b an/sustainab ble city perlu u menjadi pe erhatian bag gi pemerintah d dalam pellaksanaan
MP3EI, te ermasuk daalam peng gusulan pe enelitian ini.
9
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 10
Dikembangkan dari Ressearch Trian ngle Institutee (1996), salaah satu prinsip dasar ko ota y yang berkellanjutan diliihat dari asp pek ekonom mi adalah adanya kerjasama strateg gis. Kerjasama yang y baik in ni sudah ten ntu harus dibangun daari konektiviitas yang baaik d stakeho dari olders yang terlibat me elalui baik implementaasi lintas se ektor maupu un s spasial.
Urrgensi
kon nektivitas
i ini
juga
muncul
dalam
bebe erapa
kajian
pengemban ngan wilayaah lain sep perti model keterkaitan n desa-kotaa (rural-urban l linkages) yang dikenalkkan oleh Dou uglass padaa tahun 1970 0. Secara nyyata, perhatian t terhadap ko onektivitas antar wilayyah ini dap pat mencegah adanya konurbasi, di mana wilayyah-wilayah belakang (d dalam hal in ni adalah de esa) dapat ikut i andil dan berperan aktif dalam pengemban ngan wilayaah yang leb bih luas. Oleh sebab ittu, n hubungan n konektivitas antar wilayah w ini -kembali lagi pada teo ori kemunculan pusat perttumbuhan yang telaah diuraikaan sebelum mnya-, kem mudian akkan mendorong g pembangu unan wilayah h yang lebih h merata dan optimal. Sementara
itu u
berdasaarkan
beb berapa
kaajian
men ngenai
ko ota
mpact city se ebagai salah h satu strate egi paling po opuler dalam m pencapaian kompak/com t tujuan-tujua an ‘keberlaanjutan/susttainability’, Roychansyaah (2005) menekankan bahwa akse esibilitas -di mana transp port intensifi fication mew wakili capaian dari strate egi kota komp pak- berperran sangat besar daalam pemb bangunan berkelanjuta b an. Menurut Isaard (1956), faaktor-faktorr jarak, aksessibilitas, dan n keuntungaan aglomeraasi merupakan hal-hal utama dalam pengambila p n keputusan lokasi. Sedangkan oleh T Tarigan (20 005), untuk mendap patkan lokaasi baik yaang dapat mendoron ng o optimalisasi i kegiatan perekonomiaan, pertimbaangan jarak dan aksesib bilitas menjaadi hal terpenting dalam ko onteks tata ruang. Dalam hal ini dittegaskan pu ula oleh Barrret (1996), bah hwa penggiatan transsportasi pub blik/optimalisasi aksessibilitas dap pat memperkuaat aktivitas perkotaan. Oleh karen nanya, deng gan pertimb bangan fakttor a aksesibilitas s yang men ncakup tran nsportasi, kegiatan k disstribusi, serrta hubungan
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 11
j jaringan an ntar sektorr ini, rang gkaian kegiiatan rantaai produksii akan leb bih berkembang secara kesseluruhan. Padaa akhirnya, produktivittas yang menjadi m cap paian akhir dalam setiap an pembangun nan ekonomi akan dapat d dicap pai dengan n adanya pertimbang p konektivitass dan aksesibilitas yang g lebih baik bahkan b men njadi lebih efektif, e efisie en, d optimal. dan
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 12
BAB III ALAN PE ENELITIAN PETA JA Tabe el
berikut
menguraikan
hibah h
program
penelitian n
kompetitif
multitahun berskala nasional-int n ernasional yang pern nah didapatt oleh ketua peneliti: No 1
2
Judu ul Penelitian Pembangunan Infrastrruktur Hijau Be erorientasi Kampun ng (KOGID): Karakteristik, Mo odel Aplikasi, dan Strategi Implemen ntasi Atribut Kota K Kompak di d Permukiman Kampung g Kota on through Eco onomic Activityy City Centter Regeneratio
3
Model Densitas D Permu ukiman Kampu ung Kota dan Kaitannyya terhadap Inisiasi Konsep Kota K Kompak di d Indonesia
4
on Compacttness Habitatio
Prog gram Hibah/T Tahun Hibah Straategis Nasionaal DP2M Dikti Waktu Pe elaksanaan: Tahun 2012, selama 7 bulan b Erasmus Mundus M Extern nal Cooperatiion Window Waktu Pe elaksanaan: Tahun 2010-2011, selam ma 6 bulan Hibah Pub blikasi Internattional Batch III Waktu Pe elaksanaan: Tahun 200 09, selama 3 bulan b KyushuUn niversity Waktu Pe elaksanaan: Tahun 200 09, selama 1 bulan b
Padaa dasarnya, usulan pene elitian ini memiliki m kete erkaitan yan ng sangat errat d dengan rekkam jejak penelitian daari tim pengusul. Dalam kurun waktu w 3 tahu un t terakhir, kettua tim pen neliti telah memberikan perhatian n yang besaar pada kajian pemahaman issue kota kompak (compact ( ciity) yang kemudian k m melahirkan h terhadap urgensi ko onektivitas dan aksesibilitas dalam hubungan menyeluruh a antar wilayyah. Begitu pula anggota tim pe eneliti yang dalam beb berapa tahu un t terakhir fokkus terhadap issue eko onomi wilayyah yang mencakup m k kajian strate egi d dalam strukktur ekonom mi, efektivitaas distribussi, integrasi pasar lokal (local markket i integration), , serta produ uktivitas pan ngan nasion nal. Pene elitian yang direncanakan dalam ussulan ini, seccara khususs adalah untuk membantu pencapaian visi MP3 3EI melalui implementtasi nyata dari strateg gis strategi yan ng telah diru umuskan. Kemunculan K poin konektivitas, aksesibilitas, dan
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 13
produktivitaas dalam up paya mentip pologikan hubungan h k keterkaitan antar wilayah d dalam peng gembangan n klaster industri makaanan dan minuman m in ni diharapkkan d dapat mem mpermudah pemerintah h dalam me engidentifikkasi kondisi eksisting dari keseluruhan n rantai prod duksi industtri makanan n dan minum man, serta le ebih ke depaan, untuk mem modelkan hubungan ketterkaitan an ntar wilayah tersebut se ehingga dap pat d diaplikasika n pada wilayah-wilayah h lain di Indo onesia. Sementara itu rencana arah h penelitian n setelah keg giatan yang g diusulkan ini s selesai adalah menerap pkan hasil permodelan p n KE Jawa di d 5 (lima) KE K lain. Hal ini s sangat pentting mengin ngat Indone esia merupakan negara yang luas dan d kaya akkan s sumber dayya, sehinggaa pada dasaarnya potensi pengemb bangan indu ustri makanan d minum dan man juga dim miliki oleh se eluruh KE yaang ada di Indonesia. I P Pada akhirnyya, perhatian te erhadap ind dustri makaanan dan minuman m sebagai salah satu indusstri kreatif yan ng dapat menghidup pkan perekonomian lokal dihaarap mamp pu mempercep pat dan mem mperluas pe emerataan pembanguna p an ekonomii nasional.
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 14
BAB IV AAT PEN NELITIAN N MANFA Sebaagaimana te elah diuraikkan sebelum mnya, penelitian ini berrtujuan untuk memberikan masukan dan solusi terbaik dari permasalaahan yang muncul m dalaam pengemban ngan pusatt ekonomi industri makanan m daan minumaan. Beberapa t tantangan yang y telah diuraikan dalam d MP3EI, utamanyya mengenai kebutuhan o optimalisasi i kegiatan rantai r produ uksi untuk menekan permasalaha p an biaya yan ng t tinggi, secaara menyelu uruh dapat lebih mud dah diselesaaikan dengan terurain nya a alternatif siimpul hulu-hilir yang dapat terliihat segera setelah pemetaan dan permodelan n tipologi klaster k industri ini selesai dibangu un. Upaya ini pun dap pat memberikan solusi bag gi tantangan n Indonesia yang y tercan ntum dalam PerPres no.32 t tahun 2011 mengenai kondisi k eksissting industtri di Indone esia yang leb bih cenderun ng etaan dan permodelan ini akan dap pat menjawab bermain di sektor hulu.. Hasil peme ngetahui jalur distribusi/simpul kegiatan k yan ng kebutuhan Indonesia untuk men ektif dan efisien, se ehingga ke egiatan hu ulu dapat mendoron ng paling efe pengemban ngan kegiattan hilir. Manfaat penelitian secaara rinci berdasar pelaku pembangun nan sebagaiimana diuraikan berikutt: 1. Bagi MP3EI, mod del yang dittemukan daapat diterapkan pada 5 (lima) Korid dor Ekon nomi lain. 2. Bagi pemerintaah daerah, memberiikan masukan dan inisiatif baagi pem merintah dae erah yang memiliki m pottensi dalam m rantai produksi indusstri makanan dan minuman sehingga dapat leb bih terlibat aktif dalaam pem mbangunan nasional. n 3. Bagi dunia usah ha, menggairahkan kegiiatan ekono omi industri makanan dan minu uman dalam m upaya pen ncapaian visii MP3EI.
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 15
BAB V DE PENELITIAN METOD Pene elitian “Moddel Pengembbangan Klastter Industri Makanan M Beerbasis Tipolo ogi H Hubungan Antar Wilayah h: Optimalisassi Konektivita as, Aksesibilita as dan Produ uktivitas Dala am K Koridor Ekon nomi MP3EI” menggunakan metode e deduktif campuran. Penelitian ini
memiliki 3 tahapan t yan ng kesemuaanya saling berkaitan. Pada penellitian pertam ma d kedua, metode yaang digunakkan yaitu metode dan m dedu uktif kuantittatif-kualitattif. Metode ini dipilih karena hasil penelitian p d diperoleh m melalui analisis kuantitaatif namun dide eskripsikan secara kualitatif. Pene elitian ketigaa menggun nakan metode d deduktif ku ualitatif-kuaantitatif. Pada penelitian tahap ketiga ini ,pendekatan kualitatif le ebih banyakk digunakan n dalam merumuskan m hasil pene elitian. Ruan ng lingkup pen nelitian tahaap ketiga menjadi m lebih kecil karena hanya diambil salah s satu model kemudian diaplikasikaan pada klasster industrii makanan dan d minuman y yang terbe entuk berd dasarkan tip pologi terssebut. Pene elitian ketiiga ini leb bih menekankan pada pen nerapan prin nsip konektivitas, aksessibilitas dan produktivittas d lapangan di n. Melalui penerapan p ini, nantinyaa akan didaapatkan suaatu prakond disi untuk men nciptakan model klasster industtri yang dapat d diadaptasi untuk pengemban ngan sektor lain. 5 Penelitiian Tahap Pertama 5.1 P Judul P gan Klaster Industri Ma akanan Berrbasis Tipolo ogi Hubungan Model Pengembang Antar Wilayah: W Optiimalisasi Ko onektivitas, Aksesibilitas A dan Produkktivitas Dala am Koridor Ekonomi E MP P3EI Tujuan
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 16
Memetaakan jaringaan rantai produksi p be erdasarkan tipologi kaarakter klastter industri makanan dan minum man yang ada a di Pulaau Jawa seh hingga dap pat diidentiffikasi hirarki masing-masing kabup paten atau Kota untukk memperku uat konektivvitas, aksesib bilitas dan produktivitas p s antar wilayyah Rancang gan Penelittian Pada pe enelitian tah hap pertamaa ini, basis data d yang digunakan d y yaitu data IK KM makanan minuman n, data peru usahaan be esar olahan makanan dan d minuman serta daata komodittas bahan mentah m perrtanian, perrkebunan, perikanan p dan peternakan. Data-data IKM di 119 1 kabupaten dianalissis untuk me emilih produk unggulaan
makanan-minumaan
mengan nalisis
di
masing-masin ng
kabupaaten.
Untuk
pro oduk unggu ulan makan nan dan minuman m m masing-masin ng
kabupatten dilakukaan dengan membandin m gkan 3 (tigaa) aspek yaittu jumlah un nit usaha, ju umlah tenag ga kerja dan n nilai produ uksi masing-masing prod duk makanaan. Selanjuttnya, melalu ui produk unggulan dan d non unggulan te ersebut dap pat ditentukkan hirarki kabupaten/kota. Kem mudian di analisis a lebiih lanjut dan dikaitkan dengan distribusi d produk dan bahan bakku. Hasil akkhir penelitian tahap pertama ini adalah a terb bentuknya jaaringan ranttai produkssi berdasarkan tipologi karakter klaaster industrri makanan-minuman. k Penelitian Subyek Subyek penelitian in ni adalah ind dustri makanan-minum man di Pulau Jawa dengan matan seluru uh Kabupate en/Kota di Pulau Jawaa. Unit analiisis penelitian unit am yaitu ke elompok wilayah. w Pem mbagian kelompok wilayah dilakukan dengan menggu unakan pem mbagian kaaresidenan, khusus Pro ovinsi Jawaa Barat, Jaw wa Tengah dan Jawa Timur. Hal tersebut dilakukan untuk men nyeimbangkkan but mempu unyai luas wilayah dan analisis karena 3 (tiga) wilaayah terseb kabupatten yang le ebih banyaak sehinggaa jika dibaagi berdasarkan provin nsi
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 17
perband dingannya menjadi m tidaak seimban ng dengan Provinsi P Ban nten, DIY dan DKI. Berrikut pembaagian kelom mpok wilayaah. Pembagiian wilayah dapat dilih hat pada lam mpiran. Pengum mpulan Data Data-data yang dig gunakan daalam penelitian ini ad dalah data kualitatif dan kuantitaatif yang didapatkan melalui surrvei instanssional di masing-masin m ng Kabupatten/Kota Ko oridor Ekono omi (KE) Pullau Jawa. Daata kualitatif berupa daata yang did dapat melalui wawanccara atau diiskusi dengaan beberap pa pakar yan ng ahli dalaam hubungaan desa-kotta atau mem miliki riwayaat penelitian n yang serup pa. Data kuantitatif berasal dari data yang diidapat melaalui survei in nstansional di bupaten/Kotta di Koridorr Ekonomi (K KE) Pulau Jaw wa. masing--masing Kab Teknik Pengumpu P lan Data Data-data yang dibutuhkan dalam d pene elitian ini adalah a kese eluruhan daata kegiatan n industri makanan-min numan dari hulu hinggaa hilir. Data--data terseb but antara laain, data se ebaran industri makanaan-minuman n, skala produksi indusstri makanan-minuman n, distribusii bahan baaku makan nan-minumaan. Data-daata eries 5 tahu unan dari taahun 2007 hingga 201 11. tersebutt dibutuhkaan secara se Selain ittu, untuk mendukung m g data kuan ntitatif terse ebut, penellitian ini juga membuttuhkan petta tematik yang y berisi informasi lokasi indu ustri makanan minumaan, kondisi infrastruktu ur, serta peta sarana-p prasarana masing-masin m ng kabupatten/kota. Untuk mend dapatkan daata-data tersebut, dilaakukan survvei instansio onal di masiing-masing kabupaten//kota di KE Pulau P Jawa. Analisiss Data Data-data yang terkumpul ke emudian diianalisis leb bih lanjut menggunak m kan nalisis wilayyah seperti Location Qu uestions (LQ Q), Shift-Sha are, metode--metode an Input-Ou utput Analissis, Skalograam dan Centrality Indexx. Metode an nalisis wilayah
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 18
tersebutt digunakan n untuk mengidentifikaasi produk makanan-m m minuman yan ng unggulaan dan non-unggula n an di maasing-masing g Kabupatten. Dengan mengetahui produ uk basis daan non-bassis maka dapat d ditem mukan hirarki kabupatten/kota be erdasarkan produk p makanan dan minuman. Penelitian ini juga me embutuhkan n teknik ovverlay antarra analisis data, d serta peta tematik sehingga dapat me enghasilkan n suatu mod del keterkaitan antar wilayah w di KE Pulau Jaawa. Jadwal Penelitian Kegia atan Penelittian
3
4
5
6
Tahun n 2012 7 8 9
10
11
1 12
Persiapaan Pengum mpulan data sekunde er Pengolaahan dan analisis a data Perumusan hasil Pelaporaan dan Sem minar
5 Penelitiian Tahap Kedua 5.2 K Judul Model Pengembang P gan Klaster Industri Ma akanan Berrbasis Tipolo ogi Hubungan Antar Wilayah: W Optiimalisasi Ko onektivitas, Aksesibilitas A dan Produkktivitas Dala am Koridor Ekonomi E MP P3EI Tujuan Memode elkan tipolo ogi klaster industri yang ada berdasar prinsip p konektivitaas, aksesibilitas, dan produktivitas dalam peng gembangan n wilayah. Rancang gan Penelittian
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 19
Penelitiaan tahap ked dua memilikki keterkaitaan dengan penelitian p taahap pertam ma. Hasil akkhir/luaran dari penelitian tahap p pertama yang berup pa pemetaan jaringan n rantai prod duksi digun nakan sebag gai basis datta untuk me embuat suaatu pemode elan tipolog gi klaster industri yaang berbassis prinsip konektivitaas, aksesibilitas dan prroduktivitas. Jaringan-jaaringan ran ntai produkssi yang sudah terbentu uk kemudiaan dianalisiis lebih lan njut dan dikaitkan de engan prinssip konektivvitas, aksesiibilitas dan produktivittas masing--masing ran ntai produkksi. kan industrii makanan dan Dalam mentipologi m d minumaan di KE Pulaau Jawa dap pat berdasarkan kesam maan karakkteristik willayah, hubu ungan kete erkaitan atau jenisnyaa tergantung temuan-ttemuan pad da penelitian tahap pe ertama. Untuk menguaatkan analisiis penelitian n ini, maka dilakukan d jug ga grandtou ur di beberapa wilayah.. Hasil yang ingin dicapai pada pen nelitian tahap kedua ini adalah mod del tipologi industri makanan-m m inuman de engan mem mpertimban ngkan prinssip aksesibilitas, konekktivitas dan n produktivvitas. Melalu ui pemode elan ini, akkan diketahu ui permasallahan apa saja s yang dihadapi d ole eh KE Pulau u Jawa sekttor industri
makanan n-dan
minuman
dallam
perce epatan
dan
perluasan
pemban ngunan ekon nomi. Subyek k Penelitian Subyek penelitian tahap kedua ini adalah hasil ke eluaran pen nelitian tahap pertamaa yaitu jaring gan rantai produksi p ind dustri makan nan-minumaan di KE Pulau Jawa. Pengum mpulan Data Penelitiaan tahap kedua ini, hassil penelitian n tahap perttama dijadikkan basis daata untuk penelitian p t tahap kedua. Sebagai data pend dukung, dip perlukan juga wawanccara dengan n beberapa stakeholder serta grand dtour sebagai bagian dari analisis. Selain itu, data-data d se ekunder massih diperlukkan namun porsinya p tid dak
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 20
begitu besar, b karen na sebagian n besar sud dah dipenuh hi pada pen nelitian tahap pertamaa (tahun perrtama). lan Data Teknik Pengumpu P Teknik pengumpula p an data pad da tahap ke edua prinsip pnya masih sama dengan penelitiaan tahap pertama. Sum mber data masih beraasal dari insstansi, namu un sebagai pendukung g dilakukan wawancara dan grandttour untuk melihat m secaara langsung kondisi di lapangan. Grandtour tidak t dilaku ukan pada se emua wilayah eberapa klaaster indusstri di Pulau Jawa, naamun hanyya dilakukaan pada be n yang basis datanya kurang lengkaap. makanan-minuman Analisiss Data Analisis data pada penelitian p taahap keduaa ini lebih menekankan m pada temuan model-m model tipolo ogi klaster industri i makkanan dan minuman yang y dikaitkkan dengan aksesibilitaas, konektivitas dan pro oduktivitas. Untuk itu, teknik-tekn nik unakan untuk analisis wilayah lanjutan (kuaalitatif dan kuantitatif)) juga digu mengklaasifikasikan jaringan raantai produksi menjadi sebuah model m tipolo ogi wilayah.. Hasil akhirr dari penelitian tahap kedua ini yaitu y mengh hasilkan suaatu model klaster indu ustri makan nan – minu uman deng gan prinsip konektivitaas, plikasikan pada p KE Pulau aksesibilitas dan prroduktivitass yang siap untuk diap Jawa.
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 21
Jadwal Penelitian Kegia atan Peneliitian
3
4
5
Tahun 2013 T 3 Bulan ke6 7 8 9 10
11
1 12
Persiap pan Pengum mpulan data sekund der Wawan ncara dan grandto our Pengolahan dan analisis a data Perumu usan model Pelaporan hasil dan seminaar 5 Penelitiian Tahap Ketiga 5.3 K Judul Model Pengembang P gan Klaster Industri Ma akanan Berrbasis Tipolo ogi Hubungan Antar Wilayah: W Optiimalisasi Ko onektivitas, Aksesibilitas A dan Produkktivitas Dala am Koridor Ekonomi E MP P3EI Tujuan Mengap plikasikan
model
rin ntisan
dallam
peng gembangan
masterplan
percontohan klaster industri makanan dan minuman. Rancang gan Penelittian Penelitiaan tahap ketiga ini ju uga berkaitaan dengan luaran pen nelitian tahap kedua. Hasil luaran n tahap ked dua yang berupa b pem modelan tipologi indusstri makanan-minuman n kemudian diterapkan pada salah satu klasterr industri di KE Pulau Jaawa. Pengaaplikasian in ni dilakukan n untuk me engetahui permasalaha p anpermasaalahan yang g dihadapi dalam membentuk klaster indusstri makanaanminumaan berdasarkkan prinsip konektivitas k s, aksesibilitaas dan produktivitas.
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 22
Subyek k Penelitian Subyek penelitian pada p tahap ketiga ini lebih l mengerucut yaitu u hanya salah satu tipologi klaste er industri makanan-mi m inuman. Sallah satu tip pologi indusstri n tersebut akan dijad dikan proyyek percon ntohan untuk makanan-minuman pan model-m model klaste er industri haasil luaran penelitian p tahap kedua. penerap Pengum mpulan Data Basis daata pada pe enelitian tah hap ketiga adalah a hasil luaran pen nelitian tahap kedua. Model-mod del yang dihasilkan d dari penellitian sebellumnya akkan u tipologi klaster k industri untuk mendapatkkan diaplikassikan pada salah satu suatu ke ebijakan perrcepatan dan n perluasan ekonomi yaang ideal. Teknik Pengumpu P lan Data Data pe enelitian tah hap ketiga bergantung b g pada hasill luaran pen nelitian tahap kedua yaitu y model tipologi klaaster industrri makanan--minuman. Kemungkinan terjadinyya penyesuaian data sangat s besaar mengingaat perubahaan-perubahan pada kondisi lapang gan. Analisiss Data Hasil akkhir penelitian tahap ke etiga ini yaittu berupa kebijakan k pe ercepatan dan perluasan pengem mbangan eko onomi sekto or industri makanan-m m minuman di KE Pulau Jaawa. Oleh se ebab itu, analisis data le ebih bersifatt kualitatif. Alat A penghaasil akternaatif-alternatiff kebijakan digunakan untuk merrumuskan, menghasilkkan dan mengevaluas m si model-m model aplikkatif yang dihasilkan sebelumnyya. Berdasaarkan hasil analisis ini maka pe engaplikasian model sebagai s suaatu proyek
percontoh han
dapatt
dilakukan n.
Pengap plikasian
m model
dipilih
berdasaarkan kemu udahan ataau kesiapan n daerah untuk u diteraapkan mod del tipologi tersebut. Mengingat proses pelaaksanaan proyek perco ontohan serrta implem mentasi mem mbutuhkan waktu yang g lama dan n biaya yang g besar maaka
MP3EI : Klast er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 23
pengap plikasian mo odel hanya dapat dilakkukan hingg ga tahap so osialisasi. Oleh sebab ittu, teknik FG GD (focus gro oup discussio on) sangat diperlukan. d Jad dwal Penelitian Kegia atan Peneliitian Persiap pan Simulasi dan perum musan kebijakkan Analisiss hasil Aplikassi model (p proyek percon ntohan) Perumu usan hasil Pelaporan dan sem minar
3
4
5
Tahun 201 14 Bulan ke6 7 8 9 10
11
12
MP3EI I : Klaster Makanaan dan Minuman n Pulau Jawaa
Bagan n Penelitian “M Model Pengemb bangan Klasterr Industri Maka anan-Minuman n Berbasis Tipo ologi Hubungan n Antar Wilayah: Opttimalisasi Kone ektivitas, Aksessibilitas dan Pro oduktivitas dallam Koridor Ek konomi MP3EI””
Gambar 5.1: Tahap pan dan Keterka aitan Tiap Pene elitian
24
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 25
BAB VI T TEMUA AN DAN PEMBA AHASAN N Untukk memudah hkan analisis keterkaitaan dan me enemukan hirarki h daerah b berdasarkan n potensi bahan me entah, peru usahaan be esar dan industri IK KM, kkabupaten-kabupaten di Pulau Jawa kelompokkan berd dasarkan pengelompokkan k karesidenan n atau kelom mpok wilayaah. Pengelo ompokan me enggunakan n karesidenan i dilakukan ini n untuk pro ovinsi yang wilayahnya w luas dan kab bupatennyaa lebih banyyak d dibandingka an dengan provinsi lain n seperti Pro ovinsi Jawa Barat, Jawaa Tengah serrta J Jawa Timur. Pengelompokan kabu upaten berd dasarkan karresidenan dilakukan d ag gar a analisis anttar wilayahn nya lebih berimbang b dibandingkkan jika pengelompokkan k kabupaten dilakukan d be erdasarkan provinsi karrena jika dikelompokkan n berdasarkan p provinsi, prrovinsi yang g memiliki luas wilayah dan kabu upaten lebih besar akan t terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan n provinsi laain yang luaas wilayahn nya l lebih kecil. Dalam m penelitian ini, wilayah h analisis Pulau Jawa dikkelompokkaan menjadi 20 k kelompok wilayah.Prov w vinsi Jawa Barat dibagi ke dalam 5 (lima) kelom mpok wilayah y yang terdirri dari kelompok wilayyah Bandun ng, Bogor, Cirebon, Karawang K dan Priangan. Prrovinsi Jawaa Tengah dibagi ke dalaam 5 (lima) kelompok wilayah w antaara l lain Banyum mas, Kebum men, Pati, Se emarang daan Surakartaa. Terakhir Provinsi Jaw wa T Timur dibag gi ke dalam 7 (tujuh) kellompok wilaayah yaitu Besuki, Bojon negoro, Kediri, M Madiun, Maadura, Malan ng, dan Suraabaya.Beriku ut rincian pe engelompokkan wilayah di Pulau Jawa. Tabell 6.1 Pengelo ompokan Willayah Di Pula au Jawa
No
Prov vinsi
1
Provvinsi Banten
Kelompok Wilayah Banten
Kabup paten/Kota Cilego on (Kota) Lebakk Pande eglang
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 26
2
DKI
DKI
3
Jawa Barat
Bandung
Bogor
Cirebon
Karawang
Priangan
4
Provvinsi DIY
DIY
5
Jawa Tengah
Banyumas
Serang g Tange erang Tange erang (Kota) Jakarta Barat (Kota) Jakarta Pusat (Kota) Jakarta Selatan (Kota) Jakarta Timur (Kota) Jakarta Utara (Kota) ung (Kota) Bandu Bandu ung Cimah hi (Kota) Bogorr Bogorr (Kota) Cianju ur Depokk (Kota) Sukab bumi Sukab bumi (Kota) Cirebo on Cirebo on (Kota) Indram mayu Kuningan Majale engka Bekasii Bekasii (Kota) Karaw wang Purwaakarta Suban ng Banjarr (Kota) Ciamiss Garut Sumed dang Tasikm malaya Tasikm malaya (Kota) Bantul ng Kidul Gunun Kulon Progo Slemaan Banjarrnegara
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 27
Kedu
Pati
Semarang
Surakarta
6
Jawa Timur
Besuki
Bojonegoro
Banyu umas Cilacap Purbalingga Kebum men Magellang Magellang (Kota) Purwo orejo Teman nggung Wono osobo Blora Grobo ogan Jeparaa Kuduss Pati Rembang Batang g Brebes Pekalo ongan Pekalo ongan (Kota) Pemallang Tegal Tegal (Kota) Demak Kendaal Salatig ga (Kota) Semarrang Semarrang (Kota) Boyolaali Karang ganyar Klaten n Sragen n Sukoh harjo Surakaarta (Kota) Wono ogiri Banyu uwangi Bondo owoso Jembe er Situbo ondo Bojonegoro Jombaang Lamon ngan Mojokkerto Mojokkerto (Kota) Tuban n
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 28
Kediri
Madiun
Madura
Malang
Surabaya
6 6.1
Blitar Blitar (Kota) ( Kediri Kediri (Kota) Nganjuk Trenggalek Tulung gagung Madiu un Madiu un (Kota) Magettan Ngawi Pacitan Ponorrogo Bangkkalan Pamekkasan Sampaang Sumen nep Batu (Kota) Lumajjang Malan ng Malan ng (Kota) Pasuru uan Pasuru uan (Kota) Probo olinggo Probo olinggo (Kota) Gresikk Sidoarrjo Surabaaya (Kota)
POTENSI BAHA AN MENTAH H s koridor ekonomi MP3EI mem miliki poten nsi Pulau Jawa sebaagai salah satu
b bahan men ntah yang sangat berag gam, mulai dari sektorr perkebunaan, pertaniaan, dan peterrnakan.Kebe p perikanan eradaan se ektor-sektorr tersebut mendukun ng p penyediaan bahan bakku untuk ke egiatan indu ustri hulu dan d industri hilir di Pulau J Jawa. Tiap daerah d mem miliki potenssi yang beraagam baik dari d jenis maaupun jumlah p produksinya a.Dengan melihat m perssebaran serrta dominaasi masing komoditas di Pulau Jawa dapat dite emukan apaakah komoditas-komod ditas yang ada di Pulau
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 29
J Jawa sudah h termanfaaatkan dengaan baik darii segi pengolahan dan n peningkatan n tambah nilai h atau apakkah potensi--potensi tersebut belum m termanfaaatkan dengan b baik. Untukk itu, pada tahap awaal guna me enemukan jaringan j rantai produksi d dilakukan pemetaan ko omoditas-ko omoditas bahan mentah h yang ada di d Pulau Jaw wa.
6.1.1 SEKTOR PERTANIAN N Dalam m melihat gambaran se ecara umum m potensi-p potensi bahaan mentah di Pulau Jawaa, unit analisis yang digunakan d y yaitu kelom mpok wilayah yang telah d disebutkan sebelumnyaa.Pulau Jaw wa memiliki banyak b pote ensi dari sekktor pertanian k karena didu ukung oleh kondisi k geografisnya. Komoditas-k K omoditas pertanian yan ng m menonjol di Pulau Jawaa antara lain n komoditass padi, jagun ng, kedelai, kacang tanaah, k kacang hijau u, ubi kayu dan d ubi jalarr. Komoditas padi di d Pulau Jawa dihasilkkan melalui 2(dua) sistem pertanian y yaitu pertanian padi sawah dan padi ladang.Berdasarrkan pengu umpulan daata s sekunder tahun 2011, pertanian n padi saw wah menonjjol diKelom mpok Wilayah C Bo ojonegoro dan d Pati memiliki m jum mlah produkksi Karawang, Priangan, Cirebon, p pertanian padi sawah yang y cukup tinggi dibandingkan dengan kelom mpok wilayah l lainnya. Kellompok wilayah Karaw wang memilliki jumlah produksi pertanian paadi d dengan sisstem pertanian sawah sebesar 2,9 jutato on pertahun, mengiku uti d dibelakangn nya kelompo ok wilayah Priangan, P Ciirebon, Bojo onegoro dan n Pati masin ngm masing den ngan jumlah h produksi 2,8 2 juta, 2,7 juta, 2,3 jutta dan 2,1 juta pertahu un. U Untuk lebih jelasnya daapat dilihat pada p grafik di d bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 30
DKI SURABAYA MADURA BANDU UNG DIY SEMAR RANG KEDIRI KEBUM MEN BANYU UMAS MADIU UN MALAN NG PEKALO ONGAN SURAKA ARTA BANTEN BOGOR R BESUKII PATI BOJONEGORO CIREBO ON PRIANG GAN KARAW WANG
1
0
10000 000
2000 0000
300 00000
40 000000
Jumlaah Produksi Perrtanian Padi Saw wah
Gambar 6.1 1: Grafik Jum mlah Produkssi Pertanian Padi P Sawah di d Pulau Jaw wa Tahun 201 11
Jika dilihat dari persebarann p ya, komoditas pertaniaan padi saw wah menyeb bar d seluruh wilayah di w Pulau Jawa.Kelompok-kelo ompok wilaayah yang tidak t memilliki p pertanian padi p di Pulaau Jawa anttara lain DK KI, Madura, Surabaya dan d Bandun ng. S Secara lokassi, pertanian n padi sawah di Pulau Jawa J menon njol disebelaah barat yaiitu Kelompok Wilayah W Banten, Kelomp pok Wilayah h Karawang, Priangan dan Cirebon..Di b bagian timu ur Pulau Jaw wa kelompok wilayah yang meno onjol di sekktor pertanian p padi sawah hanya Bojo onegoro, Su urakarta dan n Pati.Sedan ngkan kelom mpok wilayah l lainnya sepe erti Madiun, Kediri, Malang dan Be esuki pertan nian padinyaa tidak begiitu m menonjol dengan d jum mlah produ uksi pertahun rata-ratta sebesar 1,6 juta to on p pertahun. Persebaran komoditas k padi dapat diilihat pada peta p di bawaah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 31
Gambar 6.2 : Peta Jumlah Komoditas Pe ertanian Padii Sawah di Pullau Jawa
Pulau Jawa juga memiliki potensi p perrtanian padi ladang. Secara S umum, p pertanian padi p ladang g menyebarr di seluruh h wilayah Pulau P Jawaa, akan tetaapi t terdapat be eberapa dareah yang menonjol di d sektor pe ertanian paadi ladang. Di b bagian baraat Pulau Jaw wa yang men nonjol yaitu kelompok wilayah w Priangan, Bante en, Bogor, dan Cirebon. Jumlah produ uksi pertaniaan padi ladaang pertahu un di Priangan y yaitu sebesaar 179.448 ton, mengikuti di belaakangnya ke elompok wilayah Bante en, Bogor dan Cirebon dengan prod duksi pertaahun rata-raata sebesar 100.000 to on p pertahun. Di seb belah timur Pulau Jaw wa, kelomp pok wilayah h yang menonjol dalaam k komoditas pertanian padi p ladang adalah DIY Y, Madura, Madiun, M Bojjonegoro dan S Surakarta. Jumlah prod duksi pertan nian padi ladang pertahun di DIY yaitu sebessar 177.071 to on pertahun mengiku uti dibelakaangnya Maadura, Malaang, Madiu un,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 32
Bojonegoro o dan Surakkarta dengaan rata-rata jumlah pro oduksi pertahun sebessar 102.459 ton n pertahun. Untuk U lebih jelasnya dapat dilihat pada p grafik di d bawah inii. DKI SURABAYA PEKALONGAN SEMARANG KEBUMEN KARAWANG BANYUMAS BESUKI BANDUNG PATI 1
KEDIRI CIREBON SURAKARTA BOJONEGORO MADIUN MALANG BOGOR BANTEN MADURA DIY 0
50000
1000 000
150000
200000
PRIANGAN
Gambar 6.3 : Grafik Jum mlah Produksi Pertanian Padi P Ladang di Pulau Jaw wa Tahun 201 11
Di baagian teng gah Pulau Jawa, kellompok-kelo ompok willayah sepe erti S Semarang, Kebumen, Pekalongan n dan Banyyumas pertaanian padi ladang tidak m menonjol, dengan d jumlah produkssi pertanian lebih kecil dibandingkkan dengan di w wilayah Barrat serta Tim mur Pulau Jawa. Jumllah produkssi pertanian n pertahun di k kelompok wilayah w terrsebut sebe esar 17 rib bu ton. Untuk melihaat persebaran k komoditas pertanian p padi ladang di d Pulau Jaw wa dapat dilihat pada peta p di bawah i ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 33
Gambar 6.4 : Peta Jumlah Komoditas Pe ertanian Padi Ladang di Pullau Jawa
Komoditas lain yang y terdap pat di Pulaau Jawa yaitu komoditas pertanian j jagung. Komoditas pe ertanian jag gung yang g sangat menonjol m dii Pulau Jaw wa m menyebar dari d bagian tengah hing gga ke Timu ur Pulau Jaw wa. Dibagiaan barat Pulau J Jawa, komo oditas pertan nian jagung g tidak begiitu menonjo ol, dan jika dibandingkkan j jumlah prod duksi pertaniannya jug ga relative sangat keciil.Jika dilihaat pada grafik d dibawah in ni, kelompo ok wilayah Pati, Bojon negoro, Bessuki, Kediri dan Malan ng m memiliki jum mlah produ uksi pertaniaan yang palling tinggi di d Pulau Jaw wa. Kelompok w wilayah Patti menghassilkan komo oditas pertaanian jagun ng sebesar 1,3 juta to on p pertahun, mengikuti m dibelakangnya Bojone egoro, Besu uki, Kediri dan Malan ng d dengan jum mlah produkssi pertahun rata-rata 1 juta j ton jagu ung pertahu un. Kelom mpok wilayah yang pro oduksi pertaanian jagun ngnya cukup p kecil antaara l lain Cirebon n, Bandung,, Surabaya, Bogor, Karaawang dan Banten. Ratta-rata jumlah
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 34
p produksi pertanian p p pertahun d wilayah tersebut sebesar 72 di 7 ribu to on p pertahun.Un ntuk lebih je elasnya dapat dilihat paada grafik di bawah ini. DK KI BA ANTEN KA ARAWANG BO OGOR SU URABAYA BA ANDUNG CIREBON BA ANYUMAS SEEMARANG PEEKALONGAN KEEBUMEN
1
DIY MADIUN PR RIANGAN SU URAKARTA MADURA MALANG KEEDIRI BEESUKI BO OJONEGORO PA ATI
0
200000 40 00000 600000 0 800000 10 000000 12000 000 1400000
Gambar 6.5 6 : Grafik Ju umlah Produ uksi Pertania an Jagung di Pulau Jawa Tahun 2011
Pada peta di bawah b ini terlihat de engan jelass persebaraan-persebaran k komoditas pertanian p jaagung di wiilayah-wilayyah Pulau Jaawa. Komoditas pertanian j jagung di bagian b timu ur Pulau Jaw wa terlihat menonjol dibandingka d an dengan di b bagian teng gah dan baagian barat Pulau Jawaa. Dapat dissimpulkan bahwa b bagian t timur Pulaau Jawa sebagai s pe enghasil ko omoditas jagung j yang dominan d dibandingka an dengan wilayah lain n. Untul leb bih jelasnya dapat dilih hat pada pe eta p persebaran j di baawah ini. komoditas jagung
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 35
Gambar G 6.6 : Peta Jumlah h Komoditass Pertanian Jagung J di Pullau Jawa
Pulau Jawa jugaa menghasilkan komo oditas pertaanian kedelai. Meskipu un k komoditas pertanian kedelai k produktivitas pertahunnya p a lebih keccil disbandin ng k komoditas jagung j dan n padi, namun komodittas pertaniaan kedelai di d Pulau Jaw wa c cukup pote ensial untukk dikemban ngkan. Secaara umum, kelompok wilayah yan ng m menghasilk an komodittas pertanian n kedelai yaang terbesar yaitu kelom mpok wilayah C Cirebon, Besuki, Pati, Bojonegoro B dan Madiun n dengan ju umlah produ uksi pertanian j jagung perttahun antara 72 ribu hingga 100ribu ton perttahun. Kelom mpok wilayah p penghasil komoditas k ng kecil yaaitu wilayaah Banyumaas, pertanian kedelai yan S Surabaya, Karawang, K K Kebumen daan Bandung g, sedangkan DKI bukaan merupakan w wilayah pen nghasil kom moditas perrtanian kede elai di Pulaau Jawa. Be erikut gamb bar g grafik yang menggamb barkan jumlah produkssi masing-m masing kelom mpok wilayah d Pulau Jaw di wa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 36
DKI BANDUNG KEBUMEN KARAWANG SURABAYA BANYUMAS BANTEN PEKALONGAN SEMARANG BOGOR MALANG PRIANGAN DIY MADURA KEDIRI SURAKARTA MADIUN BOJONEGORO PATI BESUKI CIREBON
0
20000
40 0000
600 000
80000
100000
120000
Gambar 6.7 6 : Grafik Ju umlah Produ uksi Pertania an Jagung di Pulau Jawa Tahun T 2011 Jika dibandingkan dengan kom moditas pertaanian jagung dan padi, ju umlah produksi p pertanian ke edelai tidak sebesar 2 (dua) ( komod ditas tersebu ut. Akan tetaapi, komodittas p pertanian ke edelai memiliki potensi pertanian yaang baik un ntuk dikembaangkan kare ena b bahan baku kedelai banyyak digunakaan sebagai bahan b baku produksi p bag gi industri ke ecil d meneng dan gah di Pulau Jawa.Pada peta p persebaaran di bawaah ini dilihat bahwa bagiian t timur Pulau Jawa sangaat mendominasi dibandingkan deng gan wilayah tengah Pullau J Jawa.Untuk lebih jelasnyaa dapat dilihaat pada peta persebaran kedelai k di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 37
Gambar 6..8 : Peta Jumla ah Komoditass Pertanian Ke edelai di Pulau u Jawa
Pulau Jawa jugaa sebagai penghasil p k komoditas k kacang tanah. Beberapa k kelompok wilayah w yang g memiliki komoditas pertanian kacang k tanah yang ting ggi a antara lain kelompok wilayah w Suraakarta, Mad dura, Bojone egoro, DIY, dan d Priangaan. J Jumlah prod duksi pertan nian kacang tanah pertaahun di kelo ompok-kelompok wilayah t tersebut an ntara lain be erkisar antaara 44 ribu ton hinggaa 100 ribu ton pertahu un s sedangkan kelompok wilayah paati yang dikkenal sebag gai penghasil komodittas p pertanian kacang tanah h yang besaar produksi pertaniannyya hanya se ebesar 28 rib bu t ton pertah hun. Jumlah h tersebut masih leb bih rendah dibanding gkan dengan k kelompok wilayah w Suraakarta, Madu ura, Bojoneg goro, DIY daan Priangan.. Satu-satunya w wilayah yang tidak men nghasilkan komoditas k p pertanian kaccang tanah adalah DKI.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 38
DKI PEKALO ONGAN SURABAYA CIREBO ON BANDU UNG KARAW WANG SEMAR RANG BESUKII BANYU UMAS KEBUM MEN KEDIRI BOGOR R MALAN NG BANTEN PATI MADIU UN PRIANG GAN DIY BOJONEGORO
1
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Gambar 6..9 : Grafik Ju umlah Produk ksi Pertanian n Kacang Tan nah di Pulau Jawa Tahun n 2011
Pada grafik g diatass juga terlih hat bahwa kelompok k w wilayah Besu uki, Semaran ng, Karawang, Bandung, Cirebon C dan n Surabaya memiliki jumlah produ uksi pertanian k kacang tanaah yang ke ecil dibandin ngkan wilayyah lain. Jumlah produ uksi pertanian k kacang tanaah di wilayah tersebut pertahunnya p a antara 2 riibu ton hing gga 7 ribu to on p pertahun. Satu-satunya S a wilayah di d Pulau Jawa yang tiidak memiliki komodittas p pertanian kaacang tanah h di Pulau Jaawa yaitu DK KI. Jika data-data jumlah prroduksi terrsebut di petakan, akan a terlih hat k kecenderun ngan wilayah-wilayah penghasil p ko omoditas pe ertanian kaccang tanah di Pulau Jawa. Seperti haalnya komod ditas jagung g dan kede elai, penghaasil komodittas k kacang tanaah yang terb besar masih didominasii di wilayah Timur Pulau u Jawa sepe erti k kelompok wilayah w Pati, Surakartta, DIY, Bojjonegoro, Madiun, M Maadura, Kediri, M Malang dan n Besuki. Di bagian baraat Pulau Jaw wa kelompok wilayah yaang menonjjol y yaitu Bogor dan Prian ngan, sedangkan bagian tengah Pulau Jaw wa komodittas p pertanian kacang tanah h tidak men ndominasi. Terlihat T pad da peta bah hwa kelompok
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 39
w wilayah Ban nyumas dan n Kebumen merupakan n penghasil kacang tan nah di bagian t tengah Pulaau Jawa nam mun jumlah produksi saangat kecil jiika dibandin ngkan dengan y yang dibagian timur dan d barat. Untuk U lebih jelasnya daapat dilihat pada peta di b bawah ini.
Gambar G 6.10 : Peta Jumlah Komoditas K Pe ertanian Kacan ng Tanah di Pulau P Jawa
Komoditas pertan nian lainnyaa yang terdapat di Pulaau Jawa yaiitu komodittas Kacang Hijaau. Kelomp pok wilayah penghasil kacang tan nah yang terbesar t yaiitu Bogor deng gan 165 rib bu ton per tahun. Kelompok willayah lainnyya yang juga p penghasil komoditas k k kacang hijaau yang cukup besar yaitu kelom mpok wilayah C Cirebon, Maadura, Pati dan d Bojoneg goro dengan n jumlah prroduksi perttahun berkissar a antara 24 ribu ton hin ngga 45 ribu u ton. Untu uk lebih jelaasnya dapatt dilihat pada g grafik di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 40
1
0
50000
100000
150000
200000
DKI BAND DUNG KEBU UMEN DIY SURA AKARTA BANYYUMAS BANTTEN KARA AWANG KEDIR RI MALA ANG SURA ABAYA PEKA ALONGAN PRIAN NGAN BESUKI MADIUN SEMA ARANG BOJO ONEGORO PATI MADURA CIREB BON BOGO OR
Gambar 6..11 : Grafik Jumlah Produ uksi Pertania an Kacang Hiijau di Pulau u Jawa Tahun n 2011
Jumlah produksi komoditass kacang hijau h di Pu ulau Jawa tidak t sebessar k komoditas jagung dan kedelai.Jika dilihat dari peta penghasil kacang hijau t terbesar did dominasi ole eh kelompok wilayah di bagian barrat Pulau Jaw wa, kemudian d bawahnyya diikuti ole di eh wilayah timurPulau t J Jawa dan te erakhir wilayyah-wilayah di u utara Pulau Jawa.Untukk lebih jelasn nya dapat diilihat pada peta p di bawaah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 41
Gambar G 6.12 : Peta Jumlah Komoditas Pe ertanian Kaca ang Hijau di Pu ulau Jawa
Potensi pertanian lain yan ng terdapatt di Pulau Jawa yaittu komodittas p pertanian ubi u kayu. Ke elompok willayah penghasil pertan nian ubi kayyu terbesar di Pulau Jawa yaitu Surakkarta, Madiu un, Priangan n, DIY dan Kediri. K Kelom mpok wilayah S Surakarta menghasilka m an 1,6 juta ton ubi kayyu pertahun. Diikuti dibelakangn d ya w wilayah Mad diun dengan n jumlah pro oduksi 1,5 ju uta ton, Priangan dan DIY D dengan 1,1 1 j juta ton perrtahun dan terakhir t kelo ompok wilayyah Kediri menghasilkan m n 900 ribu to on u kayu pertahun. Untuk lebih jelaasnya dapat dilihat padaa grafik di bawah ini. ubi
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 42
DKI SURA ABAYA CIREEBON SEM MARANG BAN NTEN PEKA ALONGAN KARA AWANG BAN NDUNG BESU UKI BOJO ONEGORO BOG GOR KEBU UMEN MAD DURA BAN NYUMAS MALLANG PATII KEDIRI DIY PRIA ANGAN MAD DIUN SURA AKARTA
1
0
5000 000
100 00000
1 1500000
2000000
Gambar 6.13 : Grafik Ju umlah Produ uksi Pertanian Ubi Kayu di d Pulau Jawa a Tahun 2011 pok wilayah h DKI, Surab baya, Cirebo on, Pada grafik juga terlihat bahwa kelomp S Semarang daan Banten merupakan m pe enghasil kom moditas ubi kayu k yang terrbesar di Pullau J Jawa. Pada peta p persebarran komoditaas ubi kayu di d bawah ini juga j dapat diidentifikasikkan b bahwa komo oditas ubi kayu k di dom minasi oleh wilayah-wilay w yah selatan tengah t hing gga s selatan timur Pulau Jawaa, sedangkan n dibagian barat hanya kelompok k wilayah Priang gan s sebagai peng ghasil komod ditas ubi kayu u yang cukup p tinggi.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 43
Gambar 6.1 14: Peta Jumla ah Komoditas Pertanian Ub bi Kayu di Pula au Jawa
Pulau Jawa juga sebagai s penghasil komo oditas pertanian ubi jalaar. Pada grafik d bawah te di erlihat jelas bahwa kelo ompok wilaayah Priangaan merupakkan penghaasil k komoditas pertanian p ub bi jalar yang g paling besaar dibanding gkan dengaan wilayah laain d dengan jum mlah produkksi sebesar140 ribu ton n ubi jalar pertahunnya p a. Wilayah laain p penghasil komoditas k p pertanian ubi jalar yan ng cukup be esar di Pulaau Jawa yaiitu M Madiun, Bojjonegoro, Bogor, Kebum men dan Baanten. Jumlaah produksi pertanian ubi u j jalar di wilayah terseb but yaitu antara a 46 ribu r ton pe ertahun hin ngga 59 rib bu t ton.Untuk le ebih jelasnya dapat dilih hat pada graafik di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 44
DKI SURABAYA DIY KEDIRI SURAKARTA PATI BANYUMAS CIREBON SEMARANG KARAWANG MALANG PEKALONGAN BESUKI MADURA BANDUNG BANTEN KEBUMEN
1
0
20000
4000 00
60000
80000
100000
12 20000
1400 000
160000 0
Gambar 6.15 : Grafik Ju umlah Produ uksi Pertania an UbiJalar di d Pulau Jawa a Tahun 2011 1
Kelom mpok wilayaah penghassil ubi jalar yang palin ng kecil yaitu kelompok S Surabaya, DIY, D Kediri, Surakarta S dan Pati.Rataa-rata jumlaah produksi pertahunnya s sebesar 10 ribu ton pertahun.Secara spasiial, komodiitas pertanian ubi kayu s sebagian be esar didom minasi oleh wilayah-wila w ayah di bag gian utara selatan Pulau J Jawa serta sebagian s kecil wilayah-w wilayah di timur Pulau Jawa.Beriku ut peta jumlah k komoditas pertanian p ub bi jalar di Pu ulau Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 45
Gambar 6.1 16 : Peta Jumla ah Komoditass Pertanian Ub bi Jalar di Pula au Jawa
Secaraa keseluruhaan dapat dissimpulkan bahwa b komo oditas-komo oditas jagun ng, k kedelai, kaccang tanah dan ubi kaayu didomin nasi oleh bagian b timur Pulau Jaw wa, s selain itu un ntuk komod ditas padi te ersebar meraata di seluru uh Pulau Jawa. Di bagian t tengah Pulaau Jawa kom moditas perttaniannya tidak menonjjol dibandin ngkan dengan w wilayah lain. H HIRARKI WIL LAYAH SEKT TOR PERTAN NIAN
Pada sektor s pertaanian dapatt ditentukan n kelompokk-kelompok wilayah yan ng m mendomina asi dalam menghasilka m an komoditas-komodittas pertanian.Kelompo okk kelompok wilayah w di Pu ulau Jawa dii bagi ke dallam 3 (tiga) tingkatan yaitu hirarki I,I II d dan III.Hirarrki I merup pakan kelom mpok-kelom mpok wilayaah penghasil komodittas p pertanian yang y paling besar. Hiraarki II merupakan merupakan wilayah-wilayah y yang pengh hasil komod ditas yang diklasifikasik d kan ke dalam m kelompokk sedang, dan t terakhir hirarki III merrupakan penghasil kom moditas keccil. Pengelo ompokan un nit a analisis ke dalam d hirarkki-hirarki willayah dimakksudkan unttuk menentukan wilayaah-
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 46
w wilayah yaang paling berpotenssi di sekto or pertanian n.Di bawah h ini rincian p pembagian hirarki berd dasarkan kelompok wilaayah. Tabel 6.2 Hirarki H Sekto or Pertanian Hirarki Sektor H Pertanian I
II
III
Ke elompok wilaayah Priang gan Pati Surakaarta Bojonegoro Karaw wang Cirebo on Madiu un Kediri Malan ng Besukki Bogorr Madura
S Sumber : Analissis Peneliti, 2012
Penen ntuan
hiraarki-hirarki
kelompok
wilayah h
dilakukkan
dengan
m menjumlah kan secara total t komod ditas-komod ditas pertaniian yang ada. Dari jumlah t tersebut daapat terlihatt bahwa ke elompok wilayah Priangan, Pati, Surakarta S dan Bojonegoro o sangat menonjol di sektor perrtanian sehiingga diklasifikasikan ke d dalam hirarki I. Kelomp pok wilayah Karawang, Cirebon, Maadiun, Kedirri, Malang dan Besuki diklaasifikasikan ke dalam hirarki II dan Bogor serta Madura diklasifikasik d kan k dalam hirarki III.Untu ke uk lebih jelassnya dapat dilihat d padaa peta di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 47
Gambar 6.17 7 : Peta Jumlah h Komoditas Pertanian P Tota al di Pulau Jaw wa
Pada peta terlih hat bahwa kelompok wilayah hiirarki I didominasi oleh w wilayah-wila ayah di bagiian timur utara Pulau Jaawa dan 1 (ssatu) kelomp pok wilayah di Pulau Jawa bagian baraat yaitu Prian ngan.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 48
6.1.2
SEKTOR PERKEBUNA P AN BUAH
Pulau Jawa memiliki beragam m jenis komo oditas perke ebunan buaah, akan tetaapi t tidak semuaa komoditas buah terssebut meno onjol dari sissi jumlah produksi. p Jen nis b buah di Pulau Jawa yan ng memilikii jumlah pro oduksi yang g cukup ting ggi yaitu buah a alpukat, are en, belimbin ng, duku, du urian, jambu u, jambu mete, m jeruk, kakao, k kelap pa, k kopi, mangga, manggiis, melon, nangka, n pap paya, pisang g, rambutan n, salak, saw wo, s semangka, sirsak s dan su ukun. Dari to otal jumlah produksi pe erkebunan buah di Pulau Jawa terrlihat wilayaahw wilayah yan ng mendom minasi sebaagai pengh hasil komod ditas perke ebunan buaah. Kelompok wilayah w yan ng masuk dalam hirarkki I penghassil komoditaas buah yaiitu Banten.Hirarki
II
yaaitu
Bogorr,
Priangan n,
Pekalon ngan,
Sem marang,
dan
mpok wilayaah yang masuk dalam m hirarki III yaitu Pati, Madiun, DIY, Kediri.Kelom Banyumas, dan d DKI.Pen ngelompokaan wilayah berdasarkan b n tingkat jum mlah produksi d dimaksudka an untuk menentukan m wilayah-wilayah yang g memiliki potensi pada s sektor perke ebunan buaah. Tabel 6.3 Hirarki H Sekto or Pertanian Hirarkki Se ektor Kelom mpok wilayah Pertanian Banten I Bogorr II Priang gan Pekalo ongan Semarrang Kediri DKI III Banyu umas Pati DIY Madiu un Sumber : Analisis A Peneliiti, 2012
Hirarkki perkebunan buah di d atas didaapatkan me elalui penju umlahan tottal k komoditas-k komoditas buah yang dihasilkan masing-maasing kelom mpok wilayaah.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 49
Dari penjum mlahan totaal tersebut dtemukan bahwa ke elompok wiilayah Banten m merupakan wilayah yang memilikki potensi do ominan di sektor s perke ebunan buaah. S Secara detail dapat dilih hat pada peta di bawah h ini.
Gam mbar 6.18 : Pe eta Jumlah Kom moditas Perke ebunan Buah Total di Pulau u Jawa
Kelom mpok wilayaah yang te ermasuk daalam hirarkii I (Banten n) merupakan p penghasil komoditas k p perkebunan buahalpukaat, belimbin ng, blewah, duku, duriaan, j jambu, jeruk, mangga, manggis, markisa, m me elon, nanas, nangka, pe epaya, pisan ng, r rambutan, salak, s sawo, semangka, sirsak, dan sukun. Secaara total jum mlah produkksi b buah di Ban nten pertahu unnya lebih h besar dibandingkan dengan kelom mpok wilayah l lain.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 50
Kelom mpok wilayaah Banten menghasillkan komod ditas perke ebunan buah d durian sebesar 280 ribu r ton pe ertahun, ju umlah terse ebut merup pakan jumlah p produksi yang terbesar jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Bogor, Kediri, Pekalongan, Priangan dan Sem marang yan ng masuk dalam wilaayah poten nsi p perkebunan n buah hirarrki II. Besarnyya jumlah produksi perkebunan di Banten dap pat m mengindika asikan bahw wa buah durian merupakan hasil perkebunan p n unggulan di Banten. MADURA A BESUKI PATI CIREBON N KEBUMEN BANDUN NG KARAWA ANG SURABAYYA PEKALON NGAN BANYUM MAS SURAKAR RTA PRIANGA AN BOJONEG GORO SEMARANG
1
0
50000
100000
1 150000
2 200000
250000
30 00000
Gambarr 6.19 : Grafik Jumlah Produ uksi Perkebun nan Durian di Pulau P Jawa Ta ahun 2011
Peta dibawah d inii memperlih hatkan deng gan jelas bahwa b kelom mpok wilayah Banten
merupakan m
penghasil
terbesar
jenis
bu uah
durian n
di
Pulau
derungannyya jenis buaah durian tersebut prod J Jawa.Kecen duksinya terkonsentrasi di w wilayah baraat Pulau Jaw wa.Di wilayaah tengah daan timur Pulau Jawa jum mlah produksi b buah durian n tidak begittu mendominasi.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 51
Gambar G 6.20 : Peta Jumlah Komoditas K Perkebunan Bua ah Durian di Pulau P Jawa
Banten n juga mem miliki produ uksi belimb bing yang tinggi t jika dibandingkkan d dengan daerah lain. Data tahun n 2011 me enunjukkan bahwa Banten mamp pu m menghasilk an 14,5 rib bu ton buah h belimbing g pertahun,, kemudian n disusul oleh k kelompok wilayah DK KI dan Bojonegoro dengan massing-masing g 6 ribu to on p pertahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 52
1
0
5000 0
100 000
1 15000
20000
MA ALANG MA ADURA BESSUKI KEB BUMEN SUR RABAYA CIR REBON MA ADIUN BAN NYUMAS BAN NDUNG SEM MARANG DIYY SUR RAKARTA PRIIANGAN KAR RAWANG PEK KALONGAN KED DIRI PATTI BOGOR BOJJONEGORO DKI BAN NTEN
Gambarr 6.21 : Grafik Produksi P Perk kebunan Buah h Belimbing dii Pulau Jawa Tahun T 2011
Pada grafik g terlihaat dengan jelas bahwa produksi buah b belimb bing di Banten s sangat besaar dibandin ngkan deng gan wilayah h lain. Kelompok wilayyah DKI yan ng b berada diurrutan keduaa hanya mem mproduksi 6 ribu ton pertahun.Da p pat dikatakan b bahwa buaah belimbin ng merupaakan salah satu buah h unggulan n di Provin nsi Banten.Prod duksi buah belimbing sangat dido ominasi oleh wilayah di d barat Pulau J Jawa.Diteng gah dan di timur Pulaau Jawa terrdapat bebe erapa daeraah yang juga p penghasil buah b belim mbing.Akan tetapi jumlah produkksinya tidakk sebanyak di b bagian baraat Pulau Jaw wa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 53
Gambar 6.22 : Pe eta Jumlah Ko omoditas Perk kebunan Buah h Belimbing dii Pulau Jawa
Selain buah beliimbing, Pullau Jawa ju uga mengh hasilkan buah aren. Jiika d dibandingka an dengan daerah lain, produksi buah aren n memang tidak begiitu m menonjol. Secara S total,, jumlah pro oduksi buah h aren di Pu ulau Jawa hanya h 4,2 rib bu t pertahu ton un. Jumlah te ersebut sangat sedikit jika dibandin ngkan deng gan komodittas l lain. Kelompok wilayah h penghasil komoditass buah aren n yang sang gat besaryaiitu M Madiun, Su urabaya, dan n Banyumas. Madiun memproduksi 1700 to on buah aren p pertahun, Surabaya kurang lebih menghasilka m an 872 ton pertahun dan d Banyum mas 8 ton pertahun. Pad 830 da grafik, terlihat lebih jelas jumlah produksi buah aren di Pulau Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 54
PATI KEBUMEN N PRIANGA AN
1
PEKALON NGAN SEMARAN NG BANYUMAS SURABAYYA MADIUN
0
500
1 1000
1500
2000 0
Gambar 6..23 : Grafik Jumlah J Prod duksi Perkebu unan Buah Aren A di Pulau Jawa Tahun n 2011
Pada peta jumlaah produkssi buah are en di Pulau u Jawa, wiilayah-wilayah p penghasil komditas k b buah aren tidak terko onsentrasi di d bagian barat, b tengah m maupun tim mur Pulau Jawa. Di bagian b teng gah Pulau Jawa, J kelom mpok wilayah Banyumas dan d Semarang sebagai penghasil utama u komd ditas buah aren, di bagian t timur Madiun dan Surabaya S se ebagai pen nghasil buaah aren yaang terbesar, s sedangkan di bagian barat tidak te erdapat kelo ompok wilayah penghaasil komodittas p perkebunan n buah aren.. Untuk lebih h jelasnya dapat dilihat pada peta di d bawah inii.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 55
Gambar 6.24 : Peta Jumlah h Komoditas Pe erkebunan Bu uah Aren di Pu ulau Jawa
Pulau Jawa juga menghasilka m an komoditaas duku.Kelo ompok wilayyah penghaasil k komoditas perkebunan p n duku yang g paling bessar yaitu Baanten, kemu udian Madiu un, Banyumas dan d Bogor. Jumlah J prod duksi buah duku d di Ban nten yaitu se ebesar 14 rib bu t ton pertahu un, kemudiaan Madiun dengan jum mlah produ uksi 7 ribu ton t pertahu un, Banyumas dengan d 4 ribu r ton pertahun dan n terakhir bogor dengaan 3 ribu to on p pertahun.Be erikut grafikk yang men nggambarkan jumlah produksi tiiap kelompok w wilayah di Pulau P Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 56
1
0
5 5000
10000
15000
20000
CIREBON BANDUNG KARAWANG PATI SEMARANG G DKI BOJONEGO ORO PEKALONG GAN SURABAYA A KEBUMEN DIY SURAKARTA PRIANGAN
Gambarr 6.25 : Grafik k Jumlah Perk rkebunan Bua ah Duku di Pulau P Jawa Tahun T 2011
Pada peta p dan grafik terlihat bahwa tidaak semua ke elompok willayah di Pulau J Jawa sebag gai penghassil komodittas duku. Wilayah W Ked diri, Besuki, Maduea dan M Malang bukkan merupaakan wilayah penghasiil komoditas buah dukku. Pada pe eta t terlihat dibaagian barat Pulau Jawaw wilayah yan ng mendominasi produksi komodittas d duku adalah Banten, Bogor B dan Priangan.Dii wilayah te engah wilayyah penghaasil k komoditas buah duku yaitu Banyyumas dan Kebumen.D Di bagian timur, wilayah p penghasil komoditas k b buah duku yaitu y DIY, Surakarta S daan Madiun.SSecara umu um d dapat disim mpulkan bah hwa komoditas buah duku dihasilkkan oleh wiilayah-wilayah d selatan Pu di ulau Jawa.U Untuk lebih jelasnya dap pat dilihat paada peta di bawah b ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 57
Gam mbar 6.26: Petta Jumlah Kom moditas Perke ebunan Buah Duku D di Pulau u Jawa
Pulau Jawa jugaa menghasilkan komod ditas buah jambu, wiilayah-wilayah p penghasil buah b jambu yang terbe esar yaitu Baanten, Bogo or, Kediri daan Cirebon. Di Banten, jum mlah produksi buah jam mbu pertahun kurang lebih 30 ribu ton pertahu un, d bawahnyya kelompo di ok wilayah Bogor men nghasilkan 27 2 ribu ton buah jamb bu p pertahun, kemudian k K Kediri dan Cirebon C massing-masing g jumlah prroduksinya 26 r ribu ton dan n 16,5 ribu ton pertahu un. Gambaraan jumlah produksi p komoditas buah j jambu masing-masing kelompok k w wilayah dapaat dilihat pada grafik di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 58
MA ALANG MA ADURA BEESUKI SU URABAYA KEEBUMEN BA ANYUMAS MA ADIUN DIYY BO OJONEGORO SU URAKARTA
1
PA ATI KA ARAWANG BA ANDUNG PR RIANGAN DK KI SEMARANG PEEKALONGAN CIR REBON KEEDIRI BO OGOR
0
5000
100 000
15000
20000
2500 00
30000
35000
BA ANTEN
Gambar 6.2 27 : Grafik Ju umlah Produ uksi Perkebun nan Buah Jam mbu di Pulau u Jawa Tahu un 2011
Pada peta jumlah h produksi di bawah ini, terlihat bahwa terd dapat hamp pir s semua kelo ompok wilayyah di Pulau Jawa me enghasilkan komoditas buah jamb bu. Produksi ko omoditas jam mbu tidak te erkonsentraasi di beberaapa bagian wilayah w Pulau J Jawa, akantetapi menyyebar dari ujjung barat hingga h timu ur Pulau Jaw wa.Untuk leb bih j jelasnya dap pat dilihat pada peta di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 59
Gambar G 6.28 : Peta Jumlah Komoditas K Pe erkebunan Bua ah Jambu di Pulau P Jawa
Komoditas lain yang dihasilkan oleh h Pulau Jaawa yaitu jambu j mete. Komoditas ini jika dibandingkan n dengan komoditas lain dari aspek a jumlah p produksi tid dak begitu besar, dan tidak semu ua kelompo ok wilayah di d Pulau Jaw wa m menghasilk an komodittas tersebutt. Kelompokk wilayah oe enghasil kom moditas buah j jambu mette yaitu Malang, M Maadura dan Kebumen. Masing-maasing jumlah p produksinya a yaitu kuraang lebih 6 ribu ton, 1,8 1 ribu ton n, dan 700 ton t pertahu un. U Untuk lebih jelasnya daapat dilihat pada p grafik di d bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 60
1
0
20 000
400 00
600 00
8000 0
BOGOR BOJONEEGORO BESUKI PATI KEDIRI KEBUMEEN MADIUN N CIREBON N MADURA MALANG G
Gambar 6.29 6 : Grafik Ju umlah Produk ksi Perkebunan n Buah Mete di d Pulau Jawa Tahun 2011
Pada grafik g juga telihat t tidak semua kelo ompok wilayyah di Pulau Jawa sebag gai p penghasil komoditas k jaambu mete e. Wilayah-w wilayah terssebut antaraa lain Bante en, Pekalongan, Semarang g, DKI, Priiangan, Bandung, Karawang, Su urakarta, DIY, Banyumas dan d Surabayya.Dibawah ini terdapatt peta yang menggamb barkan jumlah p produksi wilayah-wilayah yang me endominasi produksi bu uah jambu mete m di Pulau J Jawa.Produ ksi komodittas jambu mete m terkonsentrasi di bagian b timu ur Pulau Jaw wa, w wilayah-wila ayahnya anttara lain Malang dan Maadura.Wilayaah lain tidakk terlihat pada p peta karena jumlah produksinya p a yang terrlalu kecil dibandingka d an kelompok w wilayah Mad dura dan Maalang. Beriku ut peta kom moditas perkkebunan jam mbu mete.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 61
Gam mbar 6.30: Petta Jumlah Kom moditas Perkebunan Jambu u Mete di Pulau u Jawa
Selain komoditas--komoditas yang telah disebutkan sebelumnyya, Pulau Jaw wa j juga meng ghasilkan ko omoditas jeruk.Kelompok- kelom mpok wilayah penghaasil k komoditas perkebunan n jeruk yang terbsesarr yaitu Bantten, Priangaan, Kediri dan Pekalongan.Berdasarkaan
data
tahun
20 011,
kelom mpok
wilaayah
Banten
m menghasilk an kurang lebih 15 rib bu ton buah h jeruk perttahun, kem mudain disussul o oleh Priangaan dengan 9,4 9 ribu ton pertahun, Kediri K dengaan 7 ribu ton n dan terakh hir Pekalongan dengan 6,4 4 ribu ton pe ertahun. Gaambaran pro oduksi komo oditas jeruk di m masing-mas sing kelomp pok wilayah dapat dilihaat pada graffik di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 62
1
0
5000
10000
1 15000
20000
B BESUKI M MADURA M MALANG C CIREBON K KARAWANG SURABAYA P PATI B BOJONEGORO D DKI B BANDUNG K KEBUMEN SEMARANG D DIY B BOGOR B BANYUMAS SURAKARTA M MADIUN P PEKALONGAN K KEDIRI P PRIANGAN B BANTEN
Gambar 6.31 6 : Grafik Ju umlah Produks ksi Perkebunan n Buah Jeruk di d Pulau Jawa a Tahun 2011
Pada grafik g juga terlihat t bahw wa tidak sem mua kelomp pok wilayah di Pulau Jaw wa m menghasilk an komodittas jeruk, se eperti kelom mpok wilayyah Malang,, Madura dan pat beberap pa daerah yaang produksi jeruknya sangat sedikit Besuki, selain itu terdap y yaitu Karaw wang dan Cirebon yang g hanya menghasilkan 47 ton dan 21 ton. Pada p peta jumlah h produksi je eruk di kelom mpok wilayaah Pulau Jaw wa terlihat bahwa b hamp pir s semua bagiian Pulau Jaawa dari barat hingga ke k timur terrdapat wilayyah penghaasil k komoditas jeruk.Kecend j derungan produksi p yan ng terlihat bahwa b komo oditas jeruk di Pulau Jawa terkonsentrrasi di bagian tengah Pu ulau Jawa, se edangkan di bagian barrat d timur meskipun dan m te erdapat wilaayah-wilayah h penghasill komoditass jeruk namu un t tidak terkonsentrasi karena k terdaapat beberrapa kelompok wilayah yang tid dak m menghasilk an komodittas jeruk.Un ntuk lebih jelasnya j dapat dilihat pada peta di b bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 63
Gambar G 6.32 : Peta Jumlah Komoditas Pe erkebunan Jerruk di Pulau Ja awa
Pulau Jawa juga menghasilkan kom moditas perrkebunan Kakao.Wilay K ah p penghasil komoditas k kakao terbessar terdapatt kelompok wilayah Keb bumen, Ked diri d Madiun dan n.Jumlah produksi buah kakao di Kebumen yaitu y sebesaar 1,4 ribu to on p pertahun, kemudian k K Kediri meng ghasilkan 1,3 ribu ton n pertahun dan Madiu un k kurang lebih jumlah produksinya 1,1 ribu ton pertah hun Berikutt grafik yan ng m memberikan n gambaran jumlah produksi p masing-masin ng kelompo ok wilayah di Pulau Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 64
S SURABAYA P PATI P PRIANGAN S SEMARANG B BESUKI B BANYUMAS
1
S SURAKARTA P PEKALONGAN B BOJONEGORO M MALANG M MADURA M MADIUN K KEDIRI
0
200
400
600
80 00
1000
1200
1400
1600
K KEBUMEN
Gambar 6.33 : Grafik Ju umlah Produkssi Perkebunan n Buah Kakao di Pulau Jawa a Tahun 2011
Pada grafik g juga terlihat t bahw wa tidak sem mua kelomp pok wilayah di Pulau Jaw wa m menghasilk an komodittas perkebun nan Kakao. Wilayah-wilayah terseb but antara laain Banten, Bog gor, DIY, Ban ndung, DKI, Karawang dan d Cirebon n. Selain itu juga terdap pat b beberapa wilayah w yang g produksi kakaonya k saangat sedikitt yaitu kelom mpok wilayah Pati dan Surrabaya. Wilayaah-wilayah penghasil p ko omoditas kaakao di Pulaau Jawa terkkonsentrasi di s selatan tim mur Pulau Jawa J mulai dari Kebu umen, Madiiun, Kediri, Malang dan M Madura.Di bagian baarat dan tengah t Pulau Jawa, produksi kakao k sang gat s sedikit.Dapa at disimpulkkan bahwa basis komo oditas kakau berada di d timur Pulau J Jawa, lebih tepatnya t di Provinsi Jaw wa Timur.Un ntuk lebih je elasnya dapaat dilihat pada p peta di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 65
Gambar 6.34 : Peta Jumlah Komodiitas Kakao di Pulau P Jawa
Komoditas lain yang y dihasillkan oleh wilayah-wilay w yah di Pulaau Jawa yaiitu k komoditas p perkebunan n
perkebunaan kelapa
kelapa..
yang
Kelompo ok
te erbesar
yaaitu
wilayah
penghasiil
Banyu umas,
komodittas
Sem marang
dan
Kebumen.Ju umlah produksi perkeb bunan kelap pan di Banyyumas yaitu kurang leb bih s sebesar 216 6 ribu ton ke elapa pertah hun.Kelompo ok wilayah Semarang S m menghasilka asn 113 ribu ton n kelapa pe ertahun dan n wilayah pe enghasil kelapa terbesaar ketiga yaiitu Kebumen dengan d jum mlah produkksi kurang lebih 95 rib bu ton perttahun. Secaara d detail dapatt dilihat pada grafik di bawah b ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 66
KARAWANG K DKI D BANDUNG B DIY D BANTEN B PRIANGAN P CIREBON C BOGOR B SURABAYA S BOJONEGORO B PEKALONGAN P PATI P SURAKARTA S KEDIRI K
1
0
50000
100000 0
1500 000
2 200000
250000
Gamba ar 6.35 : Grafik k Produksi Perkebunan Bua ah Kelapa di Pulau P Jawa Ta ahun 2011
Tidakk semua ke elompok wiilayah di Pulau P Jawa menghasilkkan komodittas p perkebunan kelapa.Terd dapat beberrapa wilayah h yang bukan penghaasil komodittas p perkebunan kelapa yaitu u Banten, DIY, D Bandung g, DKI dan Karawang. K Jiika dilihat dari d k komposisi jumlah prod duksi di maasing-masing g wilayah dapat d disimp pulkan bahw wa k komoditas ke elapa terkonsentrasi di bagian b selatan-tengah dan selatan tim mur Pulau Jaw wa m mulai dari Baanyumas hing gga Malang, sedangkan s di bagian baraat Pulau Jawaa tidak terdap pat w wilayah yang g menghasilkan komodittas perkebun nan kelapa. Untuk U lebih jelasnya dap pat d dilihat pada peta p di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 67
Gambar 6.36 : Peta Jum mlah Komodittas Kelapa di Pulau P Jawa
Komoditas perke ebunan lain n yang terrdapat di Pulau Jawaa yaitu kopi. Kelompok-kkelompok wilayah w yan ng menghassilkan komo oditas kopi yang palin ng b besar yaitu Besuki, Maalang dan Madiun.Kelo M mpok wilayyah besuki menghasilk m an 8 ribu to 8.5 on kopi perrtahun, kem mudian di bawahnya Malang de engan jumlah p produksi sebesar 6 ribu u ton pertah hun dan selaanjutnya Maadiun dengaan 3,5 ribu to on p pertahun. Pada P grafikk terlihat bahwa Kelompok wilayyah Besuki dan Malan ng m merupakan 2 wilayah penghasil p te erbesar komoditas kopi di Pulau Jawa.Gambaran j jumlah prod duksi kopi di Pulau Jawaa dapat dilih hat pada graafik di bawah h ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 68
1
0
2000
4000
6000
8000
10000
KARAWANG K D DKI B BANDUNG D DIY B BANTEN C CIREBON S SURAKARTA P PRIANGAN B BOGOR B BOJONEGORO S SEMARANG S SURABAYA K KEBUMEN M MADURA B BANYUMAS P PEKALONGAN P PATI K KEDIRI M MADIUN M MALANG B BESUKI
Gambar 6.3 37 : Grafik Ju umlah Produk ksi Perkebun nan Buah Kop pi Pulau Jaw wa Tahun 201 11 Tidak semua s kelom mpok wilayah di Pulau Jaw wa menghasilkan komodittas perkebun nan k kopi, terdapaat beberapa wilayah yang g tidak meng ghasilkan ko omoditas kop pi yaitu Bante en, D Bandung DIY, g, DKI dan Karawang.Selaain itu juga terdapat t beb berapa wilayaah yang jumllah p produksinya duksi kopi di d Pulau Jaw wa sangat keccil yaitu Surakarta dan Cirebon.Prod t terkonsentra si di wilayah tengah dan timur Pulau Jawa, sedang gkan di wilayyah barat Pullau J Jawa tidak te erdapat kelom mpok wilayah penghasil kopi yang saangat menon njol.Untuk leb bih j jelasnya dapaat dilihat pad da peta di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 69
Gamba ar 6.38 : Peta Ju umlah Komod ditas Kopi di Pulau P Jawa
Pulau Jawa juga menghasilka m n komoditass perkebunan mangga.H Hampir seluruh k kelompok wilayah w di Pulau Jawa me enghasilkan buah mangg ga dan terse ebar dari barat h hingga timu ur Pulau Jaw wa.Berdasarkkan data pe erkebunan buah b tahun 2011, wilayyah p penghasil ko omoditas maangga terbessar yaitu Ban nten, kemud dian diikuti oleh o kelomp pok w wilayah DKI, Pekalongan n dan Cirebon.Untuk lebiih jelasnya dapat d dilihat pada grafik di b bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 70
1
0
50000
1 100000
15 50000
2000 000
25000 00
MADURA MALANG BESUKI MADIUN BANYUMAS SURABAYA KEBUMEN BANDUNG BOJONEGORO KARAWANG BOGOR PRIANGAN DIY SEMARANG SURAKARTA PATI KEDIRI CIREBON PEKALONGAN 300000 DKI BANTEN
Gambar 6.39 : Grafik Jumlah J Produ uksi Perkebuna an Mangga dii Pulau Jawa Tahun T 2011
Pada grafik jugaa terlihat bahwa willayah-wilayaah Kebume en, Surabayya, d Madiun merupakan n wilayah-w wilayah peng ghasil komo oditas mangga Banyumas dan y yang sangat sedikit di bandingkaan dengan wilayah w lain. Jika melihaat persebaran k komoditas gga di Pulau u Jawa dapat dikatakan n bahwa pe enyebarannya buah mang t tersebar me erata dari ujjung barat hingga ujung timur Pu ulau Jawa.TTidak terdap pat k konsentrasi dominan komoditas k m mangga di beberapa b baagian Pulau u Jawa.Berikkut p peta jumlah h produksi ko omoditas bu uah manggaa di Pulau Jaawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 71
Gambar 6.40 6 : Peta Jum mlah Komodittas Mangga dii Pulau Jawa
Jumlah produksi komoditas nanas n di Pulau Jawa di dominasi oleh o kelompok w wilayah Ked diri. Kediri menghasilka m an komodittas nanas le ebih besar dibandingkkan d dengan wilaayah lain de engan jumlaah produksi mencapai kurang k lebih h 493 ribu to on p pertahun. Kelompok K w wilayah terrbesar kedu ua yaitu Priangan de engan jumlah p produksi 55 5 ribu ton pertahun. p W Wilayah lain di Pulau Jawa produkssi buah nan nas s sangat sedikit sekali jikka dibanding gkan dengaan Kediri. Un ntuk lebih je elasnya dap pat d dilihat padaa grafik di baawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 72
M MADIUN BOGOR
1
SEMARANG PRIANGAN KEDIRI
0
100000
20 00000
3000 000
400000
500000
6 600000
Gambar 6.41 : Grafik k Jumlah Produ uksi Perkebun nan Nanas di Pulau P Jawa Ta ahun 2011
Jika melihat peta persebaranny p ya, komoditad nanas tidaak terkonsenttrasi di bagiaanb bagian Pulau u Jawa.Terlih hat bahwa di d bagian baarat komodittas nanas haanya kelomp pok w wilayah Prian ngan yang menghasilkan komoditas nanas, sedang gkan di bagian timur terlih hat k kelompok wiilayah Kediri merupakan wilayah w yang g paling men nonjol dalam produksi bu uah n nanas.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 73
Gambar 6.42 : Peta Ju umlah Komodiitas Nanas di Pulau P Jawa
Komoditas lain yaang terdapaat di Pulau Jawa yaitu Pisang. P Kelom mpok wilayah p penghasil ko omoditas piisang terbessar yaitu Ban nten dengan n jumlah pro oduksi kuran ng l lebih 2 juta ton pertahu un.Selanjutn nya disusul oleh Pekalo ongan dan Bogor B dengan m masing-mas sing jumlah produksi 47 70 ribu ton dan 335 rib bu ton.Pada grafik terlih hat d dengan jelaas selisih ju umlah produ uksi pisang di masing--masing wilayah. Banten d dalam sisi jumlah prroduksi me enghasilkan komoditaas pisang paling ting ggi d dibandingka an dengan wilayah lain n. Untuk leb bih jelasnya dapat dilihaat pada grafik d bawah ini. di
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 74
KARAWANG G CIREBON BANDUNG KEBUMEN SURABAYA BANYUMASS DIY SURAKARTA A MADIUN
1
DKI PATI BOJONEGORO KEDIRI SEMARANG G PRIANGAN BOGOR PEKALONGA AN BANTEN
0
500000
1000000
1500000
2000000
25000 000
Gambar 6.43: Grafik Jumlah Produ uksi Perkebun nan Pisang di Pulau P Jawa Ta ahun 2011
Jika melihat m perssebaran jum mlah produkksi komoditaas pisang di d Pulau Jaw wa, b bagian baraat Pulau Jaw wa mendom minasi dalam m aspek jum mlah produkksi komodittas p pisang dibaandingkan dengan d bag gian tengah dan bagian n timur Pulau Jawa.Akan t tetapi, wilayyah-wilayah h penghasil komoditass perkebunaan buah pissang terseb bar d dari ujung barat hing gga ujung timur.Dibagian tengaah Pulau Jaawa terdap pat k kelompok wilayah w Pekkalongan daan Semaran ng sebagai penghasil terbesar t buah p pisang.Di bagian timurr, tidak terd dapat wilayaah yang me enonjol dalaam hal jumlah p produksi ratta-rata tiap kelompok k w wilayah di baagian timur menghasilkkan komodittas p perkebunan n pisang, namun jumlah hnya sangat sedikit.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 75
Gambar 6.44 : Peta Jum mlah Komodiitas Pisang di Pulau P Jawa
Potensi perkebun nan buah laiin yang terd dapat di Pullau Jawa yaitu komodittas s salak. Wilayyah-wilayah penghasil komoditas k s salak yang terbesar yaitu Kelompok w wilayah Banyumas, DIY D dan Semarang. Ju umlah prod duksi salak pertahun di m 72 2 ribu ton pertahun, p se elanjutnya DIY D menghaasilkan 62 rib bu Banyumas mencapai t pertahu ton un dan Sem marang men nghasilkan salak s 51 ribu ton pertaahun. Selain n3 k kelompok wilayah te ersebut te erdapat kellompok wilayah lain n yang juga m menghasilk an buah saalak, namun jumlah produksinya p a sangat se edikit. Berikkut g gambaran ju umlah produksi buah saalak di masing-masing kelompok k w wilayah.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 76
1
0
20000 0
400 000
60 0000
8 80000
CIR REBON PATTI BOJJONEGORO KAR RAWANG BAN NDUNG SUR RAKARTA PEK KALONGAN DKI BOGOR SUR RABAYA KED DIRI PRIIANGAN BAN NTEN KEB BUMEN
Gamba ar 6.45 : Grafik k Jumlah Prod duksi Perkebun nan Salak di Pulau P Jawa Ta ahun 2011
Di kelo ompok wilayyah DIY, Kab bupaten Sle eman dikenaal sebagai pe enghasil buah s salak terbessar. Jenis salak yang dih hasilkan dike enal dengan n nama salakk pondoh dan s sudah menjjadi ikon di Kabupaten Sleman. Tid dak heran jiika jumlah produksi p salak d DIY cukup tinggi disbanding di d dengan wilayah w lain. Komoditas buah salak t terkonsesnt trasi di bagiaan tengah dan d sebagian n wilayah timur Pulau Jawa.Dibagi J an b barat, jumllah produkksi buah saalak tidak terlalu dom minan, han nya beberapa k kelompok wilayah w sajaa yang men nghasilkan komoditas k t tersebut yaaitu kelompok w wilayah Ban nten dan Priangan.Un P tuk lebih je elasnya dap pat dilihat pada peta di b bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 77
Gambarr 6.46 : Peta Ju umlah Komod ditas Salak di Pulau P Jawa
Jenis-jjenis buah yang dihassilkan di Pu ulau Jawa banyak sekkali jenis dan r ragamnya. Pada P deskripsi diatas, pembahasan p nnya hanya dibatasi paada jenis-jen nis k komoditas yang y memilliki jumlah produksi p yang cukup tiinggi disban nding dengan k komoditas buah lain n. Secara umum, u dap pat disimp pulkan bah hwa produksi p perkebunan n buah di Pulau P Jawa terkonsentrasi merata di bagian Barat hingga t timur Pulau Jawa. Dari berbagai b jen nis buah yaang dihasilkkan oleh ke elompok wilayah Bante en, j jenis yang jumlah j produksinya paaling tinggii dibanding gkan dengan daerah laain y yaitu jenis buah b durian, belimbing, blewah, du uku, jambu, jeruk, mang gga, mangg gis, m markisa, nam mgka, papayya, pisang, rambutan, r saalak, sawo, semangka s d sirsak. dan Pengh hasil komoditas perkebu unan alpukaat didominasi oleh kelompok wilayah Priangan, Bo ogor, DKI, Kediri K dan Baandung. Di Priangan, ju umlah produ uksi pertanian a alpukat perrtahun sebe esar 39 ribu u ton pertaahun, kemu udian diikutti oleh Bog gor
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 78
d dengan 11 ribu ton pe ertahun sertta DKI deng gan 9 ribu ton pertahu un. Kelompok w wilayah pen nghasil kom moditas perkkebunan alp pukat yang paling p kecil yaitu wilayah Pati, Kebum men, Karaw wang dan Cirebon, C sed dangkan ke elompok wiilayah Besu uki, M Madura dan Malang bukan merrupakan penghasil buaah alpukat.. Untuk leb bih j jelasnya dap pat dilihat pada grafik di d bawah ini..
1
0
10000
20000
30000
40000
50000
PATI KEBUMEN KARAWANG CIREBON MADIUN BANYUMAS PEKALONGAN N BOJONEGORO SURAKARTA DIY SURABAYA BANTEN SEMARANG BANDUNG KEDIRI DKI BOGOR PRIANGAN
Gambar 6.47 : Grafik Jumlah J Produ uksi Perkebun nan Alpukat dii Pulau Jawa Tahun T 2011
Jika dilihat d kecenderungan n persebarran wilayah h penghassil komodittas p perkebunan n alpukat di d Pulau Jaawa, wilayah bagian barat-selatan b n merupakan p penghasil komoditas k alpukat yang sangat besar jika dibandingakan dengan w wilayah bag gian tengah h dan utara Pulau Jawaa.Peta di baawah ini me emperlihatkan p persebaran komoditas perkebunan p n alpukat di Pulau Jawa..
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 79
Gambar 6.48 6 : Peta Jum mlah Komodittas Alpukat di Pulau Jawa
6.1.3
PERKEBU UNAN SAYUR R 6.1.3.2 PE ERKEBUNAN N SAYUR
Perkeb bunan sayur di Indonessia cukup be eragam dengan variasi hasil produkksi y yang banyaak seperti baawang daun, bawang merah, baw wang putih, baya, bunccis, c cabai, jamu ur, jengkol, kacang me ete, kacang panjang, kangkung, k k kembang k kol, k kentang, ke etimun, kub bis, labu siam, Lobak, Melinjo, M Pettai, Sawi, Te erong, Tomat, W Wortel dan n lain sebaagainya. Daalam hasil penelitian ini tidak semua jen nis p perkebunan n dibahas, hanya beberapa saja yang cuku up banyak dimanfaatkan untuk menjjadi makanaan siap konssumsi yang dibahas. m masyarakat d A. BAW WANG DAUN
Bawan ng daun ataau yang dikkenal dengaan nama Lattin: Allium fistulosum fi L ini b biasanya baanyak digun nakan untukk bumbu masakan m dan n paduan caamilan karena d dapat mem mberikan rassa enak dan n gurih pad da makanan n. Bawang daun banyyak
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 80
d dibudidayak kan/ditanam man dengan n pola tanam m tumpang sari. Sistem tumpang sari y yang sekaraang banyak ditanam adalah dengan tanaman cabe, worte el dan sayuran d daun lain. Sebenarnya budi daya taanaman baw wang daun relatif mudaah. Berita baaik l lainnya adallah pemasarrannya tidakk sulit alias daya d serap pasarnya p tinggi dan harga j jualnya pun relatif stabiil dan meng guntungkan.. Perkebunan Baawang Dau un banyak dilakukan di Kelom mpok Wilayah Bandung de engan kapaasitas produ uksi 51389 ton t per tah hun. Setelah h itu juga ada Kelompok Wilayah Bo ogor dan Kebumen K dengan kap pasitas prod duksi masin ngm masing sekiitar 44000an n ton per tahun. Kedua Kelompok Wilayah terbanyak diattas m memang ikklimnya seju uk sehinggaa sesuai un ntuk memb budidayakan n perkebunan Bawang Daun. Kemudiian unggulaan lainnya ialah Kelompok Wilayah Pekalongan d dengan kap pasitas prod duksi 41000 0 ton per tahun, t Kelo ompok Wilaayah Priangan d dengan kap pasitas prod duksi 35727 ton per tah hun, dan Ke elompok Wilayah Cirebo on d dangan kap pasitas produ uksi hampir 30000 ton per p tahun.
DIY KARAWANG BANTEN SURAKARTA BANYUMAS
1
SEMARANG CIREBON PRIANGAN PEKALONGAN N KEBUMEN BOGOR BANDUNG
0
20000
40000
60000
Gam mbar 6.49 : Grafik G Perkebu unan Bawang Daun
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 81
Gambar 6.50 0 : Peta Jumla ah Komoditas Bawang B Daun n di Pulau Jaw wa
Dilihatt dari peta perkebunan p n bawang daun di atas,, konsentrassi perkebunan b bawang dau un berada di d bagian te engah pulau u Jawa. Kelo ompok Wilayyah Bandun ng, Bogor, Kebumen dan Pekalongan n. Perkebun nan bawang daun me emang cuku up m mudah dike embangkan n dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat m luas misaln nya u untuk camp puran memb buat mendo oan, memassak bakmi, campuran c m membuat su up, s sayur, dan masakan m lain nnya. B. BAW WANG MERA AH Perkeb bunan Bawaang Merah merupakan n salah satu u tanaman sayuran yan ng m menjadi bu umbu poko ok hampir semua s jeniss masakan yang berfu ungsi sebag gai p penyedap. Yang paling g banyak iaalah di Kelo ompok Wilaayah Pekalongan dengan k kapasitas prroduksi yang luar biasaa banyak yakkni mencap pai 427131 ton t per tahu un. Hal tersebut berbeda jauh dengan n unggulan kedua dan ketidak yakni Kelompok
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 82
W Wilayah Cirrebon dan Semarang dengan kaapasitas pro oduksi secaara berurutan a adalah sekittar 66000 daan dan 5000 00 ton per taahun.
BANYUMA AS BOGOR KEBUMEN BANTEN SURAKARTTA 1
PRIANGAN N PATI DIY BANDUNG SEMARANG G CIREBON PEKALONG GAN 0
10000 00 200000 300000 3 40000 00 500000
Gam mbar 6.51: Grrafik Perkebun nan Bawang Merah M
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 83
Gambar 6.52 2 : Peta Jumlah h Komoditas Bawang B Merah h di Pulau Jaw wa
Dilihatt dari peta di atas terjjadi ketimp pangan bahwa perkebu unan Bawan ng M Merah terko onsentrasi di Kelompokk Wilayah Pe ekalongan. Yang Y paling terkenal ialah d Kabupate di en Brebers yang y masuk dalam Kelo ompok Wilayyah Pekalongan. Berbag gai v varietas baw wang unggu ulan dihasilkkan dari Brebes, antara lain varietass Bima Breb bes y yang berwaarna merah menyala, raasa lebih pedas, dan le ebih keras dibandingkan b bawang dari luar daerrah atau luar negeri. Saat S ini, sekitar 23 pe ersen pasokan b bawang me erah nasion nal berasal dari Brebe es. Sementaara untuk wilayah w Jaw wa T Tengah, Bre ebes memasok sekitar 75 persen kebutuhan bawang merah. Bawan ng m merah bag gi Kabupate en Brebes merupakan trade mark menging gat posisinya s sebagai pen nghasil terb besar komod diti tersebut di tataran n nasional. Pusat P bawan ng m merah terse ebar di 11 ke ecamatan (d dari 17 kecam matan) deng gan luas pan nen per tahu un 2 20.000 - 25.0 000 hektar (Pemerintah ( h Kabupaten n Brebes, 201 12).
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 84
C. BAW WANG PUTIH H Berbed da dengan perkebunaan bawang merah, perkebunan bawang b puttih t tidak terkon nsentrasi di Kelompok Wilayah W Pekkalongan. Baawang putih ini biasanya d dibudidayak kan di dattaran rend dah dengan n sarana irigasi yang g memadahi. Perkebunan n bawang putih ini paling ban nyak beradaa di kelom mpok wilayah Kebumen, Bandung, Surakarta, S P Pekalongan dan Semarrang. Kelom mpok Wilayah Kebumen memproduk m ksi bawang g putih terbesar den ngan kapasitas produkksi s sebesar 154 48 ton perr tahun, ke emudian diisusul Kelom mpok Wilayyah Bandun ng d dengan kapasitas pro oduksi sebe esar 891 to on per tah hun. Kelom mpok Wilayah Pekalongan dan Surakkarta juga membudidayakan perrkebunan Bawang B puttih d dengan kap pasitas produksi sekitar 350 ton pe er tahun. Sed dangkan dillihat dari pe eta d dibawah wilayah produ uksi bawang g putih berad da di Pulau Jawa J bagian n tengah.
SEMARANG PEKALLONGAN
1
SURAK KARTA BANDUNG KEBUM MEN 0
500
1000
1500 0
2000 0
Ga ambar 6.53: Grrafik Perkebu unan Bawang putih p
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 85
Gambarr 6.54: Peta Ju umlah Komodiitas Bawang Putih P di Pulau Jawa
D. PERK KEBUNAN BA AYAM Seluruh masyarkat pedesaan daan perkotaan n tentunya telah mengenaal sayur bayaam, d disebabkan sudah s cukup familiar dim masak sebagai sayuran. Dilihat dari graafik dan peta di b bawah ini, Pe erkebunan saayur bayam paling p banyakk terdapat di Kelompok Wilayah W Bante en, D Bogor dan DKI, d Karawan ng. Di Kelom mpok Wilayah h Banten kap pasitas produksi bayam ini m mencapai 58 8700 ton per tahun. Sedaangkan di Kelompok Wilaayah Bogor dan d DKI hampir s sama yakni sekitar s 25000 0an ton per tahun. Selan njutnya di Ke elompok Wilaayah Karawang d dengan kapaasitas produksi sekitar 18 8000 ton pe er tahun. Diliihat dari petta dibawah ini, i Bayam terko p perkebunan onsentrasi di sebagian bessar Provinsi Banten, B Jawa Barat, DKI, DIY D d Jawa Ten dan ngah.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 86
KEBUMEN N CIREBON PEKALON NGAN BANYUMAS SURAKAR RTA PATI
1
DIY SEMARAN NG BANDUNG G PRIANGA AN KARAWANG BOGOR DKI BANTEN
0
2000 00
400 000
600 000
800 000
Gambar 6.55 5 : Grafik Perk kebunan Bayam m
Gambar 6.56 6 : Peta Jum mlah Komodittas Bayam di Pulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 87
E. PERK KEBUNAN BUNCIS B Bunciss (dari bah hasa Beland da, boontjess, Phaseoluss vulgaris L.) merupakkan s sejenis polong-polong gan yang dapat dim makan. Buah, biji, dan d daunnya d dimanfaatka an orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya den ngan kandu ungan protein. Ia dipercayaa berasal darri Amerika Tengah T dan Amerika A Sellatan. Bunciss adalah sayyur y yang kaya dengan d prottein dan vitaamin ini me embantu me enurunkan tekanan t darah s serta mengawal metab bolisme gula dalam daarah dan am mat sesuai dimakan d oleh m mereka yan ng mengidap penyakit diabetes attau hiperten nsi. Kandung gan serat dan e enzim yang tinggi dapaat membanttu penurunaan berat bad dan. Oleh karena baanyak manfaatnya inii, perkebun nan bunciss ini banyyak d dibudidayak kan di Indo onesia. Perkkebunan bu uncis paling g banyak dibudidayak d an o oleh Kelompok Wilayah Bogor de engan kapassitas produkksi 41600 to on per tahu un. d oleh h Kelompokk Wilayah Bandung B de engan kapassitas produksi Kemudian disusul h hampir 300 000 ton pe er tahun, Kelompok K W Wilayah Priaangan deng gan kapasittas p produksi 21000 ton perr tahun. Selaanjutnya yan ng unggulan n ialah Kelom mpok Wilayah Kebumen dengan kapaasitas produ uksi 13300 to on per tahu un. Sedangkan dilihat dari p peta di baw wah, konsentrasi perke ebunan Buncis beradaa di wilayah h Pulau Jaw wa b bagian teng gah hingga barat. b
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 88
PATI DIY CIREBO ON PEKALLONGAN SURAK KARTA BANYU UMAS
1
SEMARANG KARAW WANG BANTEEN KEBUM MEN PRIANGAN BANDUNG
0
10000
20000
30000
40000
5 50000
BOGOR
Gambar 6.57 7: Grafik Perk kebunan Bunccis
Gambar 6.58 : Peta Jumlah Komodiitas Buncis di Pulau P Jawa
F F.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 89
PERKE EBUNAN CA ABAI (CABA AI BESAR DA AN CABAI RAWIT) R Cabe
merupakaan
tanam man
perdu u
dari
f famili
terong-terongan
( (solanaceae e.)yang mem miliki nama ilmiah Cap psicum sp. Cabe C berasaal dari benua A Amerika tep patnya daerrah Peru daan menyebaar ke negaraa-negara be enua Amerikka, Eropa dan Asia termaasuk Negara Indonesiaa. Cabai rawit dapat tumbuh baaik d didataran tinggi t , maaupu di daataran rend dah.
Bertaanam cabai rawit dap pat
an m memberikan n nilai ekonomi yang cukup ting ggi karena masakan menggunak m c cabai ini baanyak digem mari oleh masyarakat In ndonesia. Caabai ada baanyak macam, n namun yang paling baanyak dikonsumsi ialah Cabai Besaar dan Cabai Rawit. Cab bai t ternyata maampu sebag gai penyebaab tingginyaa laju inflasi nasional kerena k apab bila k kebutuhan cabai tidak terpenuhi, harganya menjadi m melaambung dan harga sayyur m mayur lainn nya juga naaik. Hal terssebut menu unjukkan bahwa cabaii benar-ben nar m merupakan komoditas sayuran yan ng sangat dibutuhkan d dalam kehidupan sehaarih hari. Selain untuk mem menuhi keb butuhan rum mah tanggaa, permintaaan akan cab bai o oleh industri dari hari ke hari teru us meningkkat, seiring dengan d makin maraknya i industri pen ngolahan bahan b makaanan mengg gunakan cabai sebagai bahan baku u utamanya, misalkan m sam mbal, saus, dan d mie insttan.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 90
SURAKA ARTA BANYUMAS KARAW WANG SEMARANG PATI DIY CIREBO ON BANDU UNG BANTEN N BOGOR R KEBUM MEN PEKALO ONGAN PRIANG GAN
1
0
20000
40000
60000
800 000
10 00000
Ga ambar 6.59 : Grafik G Perkebunan Cabai Besar
Gambar 6.6 60: Peta Jumla ah Komoditass Cabai Besar di d Pulau Jawa a
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 91
Perkeb bunan cabai besar paling p banyyak beradaa di Kelom mpok Wilayah Priangan de engan Kapasitas Produkksi 94000 to on per tahun n. Kemudian n disusul oleh Kelompok Wilayah W Pekkalongan dan Kebumen n dengan kaapasitas prod duksi masin ngm masing 504 410 dan 482 200 ton perr tahun. Sellain itu jugaa ada Kelom mpok Wilayah Bogor dan Banten dengan kapasittas produksi masing-masing sebessar 43000 dan 4 40000 ton per tahun. Kelompok Wilayah Baandung jug ga mempun nyai kapasittas p produksi caabai besar yang y cukup besar pula yakni sekittar 30000 to on per tahu un. S Sedangkan dilihat dari peta di ataas perkebun nan cabai be esar banyakk dilakukan di Pulau Jawa bagian ten ngah hinggaa barat. Pulau Jawa baagian timur bahkan tidak m memiliki perkebunan caabai besar in ni.
DIYY PEK KALONGAN BANYUMAS SEM MARANG PATTI CIR REBON KARAWANG SURAKARTA KEB BUMEN BANDUNG PRIIANGAN BANTEN
1
0
10000
20000
30000
40000
50000
Ga ambar 6.61: Grafik G Perkebunan Cabai Rawit
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 92
Gambar 6.6 62 : Peta Jumla ah Komoditass Cabai Rawit di Pulau Jawa a
Selain cabai besarr, yang banyyak dibudidaayakan di In ndonesia ialaah cabai raw wit. ngan cabe besar atau cabe kriting, pembudidayaan cabe Bila dibandingkan den r rawit malah h relatif lebih h mudah. Se elain itu keu untungan laiinnya adalah h masa panen l lebih panjang sehingg ga buahnya dapat dipaanen hinggaa umur min nimal 1 tahu un b bahkan ada varietas yan ng lebih lam ma lagi. Oleh h karenanya di Indonesia juga banyyak d dikembangk kan Perkebu unan cabai rawit. Cabaai rawit yan ng paling baanyak ialah di Kelompok Wilayah W Bog gor dengan kapasitas produksinya mencapai 45900 4 ton per p t tahun. Kelo ompok Wilayyah Banten n dan Priang gan mempu unyai kapassitas produkksi h hampir sam ma yakni se ekitar 2350 00 ton per tahun. Terbesar selanjutnya ialah Kelompok Wilayah W Ban ndung deng gan kapasitaas prosuksi 19755 1 ton per p tahun dan Kelompok Wilayah W Kebumen dengan kapasitas produksi 18340 1 ton pe er tahun. Sedan ngkan dilihaat dari peta cabai rawitt di atas, haasilnya juga hampir sam ma d dengan petta pengemb bangan Cab bai Besar yaang dibahass lebih dahu ulu dari Cab bai Rawit. Perke ebunan Cab bai Rawit banyak b dilakkukan di Pu ulau Jawa bagian b tengah
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 93
h hingga baraat. Perkebun nan ini dibud didayakan di d 2 provinsi yakni Provinsi Jawa Barrat d Jawa Te dan engah. G. PERK KEBUNAN KENTANG K Kentan ng (Solanum m tuberosu um L) meru upakan sum mber utamaa karbohidrat, s sehingga menjadi m kom moditi pentin ng. Kentang g dapat men njadi sumbe er karbohidrrat a alternatif pengganti p p padi yang banyak di konsumsii masyarakkat Indonessia. Pengemban ngan kentan ng sebenarn nya mempun nyai prospekk yang cuku up baik saat ini k karena makkin banyak kampanye k yaang mengajjak masyaraakat beralih dari makanan p padi(beras) menjadi ko omoditi lain, dan kentaang manjadii salah satu alternatifnyya. Pengurangaan konsumssi beras sebe enarnya jug ga bisa men ngurangi keb butuhan akan i impor berass untuk mem menuhi perrmintaan be eras masyaraakt yang nilainya (impo or) c cukup besarr dan merug gikan petanii dalam negeri. Perkeb bunan ini membutuhka m an curah hu ujan rata-ratta 1500 mm m/tahun, lam ma p penyinaran 9-10 jam//hari, suhu optimal 18-21 °C, ke elembaban 80-90% dan k ketinggian antara 1.00 00-3.000 m dpl. Strukktur tanah remah, gem mbur, banyyak m mengandun ng bahan organik, o berrdrainase baaik dan me emiliki lapisan olah yan ng d dalam dan pH p antara 5,,8-7,0.
KARAWANG DIY SURAKARTA BOGOR
1
SEMARANG CIREBON KEBUMEN PRIANGAN
0
20000
4 40000
600 000
80000 0
100000
120000
Ga ambar 6.63 : Grafik Perke ebunan Kenttang
BANYUMAS
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 94
Gambar 6.64 6 : Peta Jum mlah Komodita as Kentang dii Pulau Jawa
Dilihatt dari grafikk dan peta perkebunan p kentang diiatas, yang memproduksi Kentang paaling besar ialah Kelom mpok Wilayyah Bandung dengan nilai produkksi 112784 ton per tahun, kemudian juga j ada Ke elompok Wiilayah Banyumas dengan k kapasitas produksi p 104600 ton per p tahun. Kelompok Wilayah Baanyumas dan Priyangan mempunyai m kapasitas prroduksi ham mpir sama yaakni sekitar 96000 9 ton per p t tahun. Yang cukup besar lainnyya ialah Kellompok Wilayah Kebu umen dengan k kapasitas produksi p 60110 ton pe er tahun. Sedangkan S dilihat darii peta diataas, k konsentrasi dapat di Pulau pengembangan perkebunan Kenttang di Pulaau Jawa terd J Jawa
bagiian
tengah h,
tidak
ada
wilayyah
Provin nsi
m membudida ayakan perkkebunan Ken ntang ini seccara besar.
Jawa
Timur
yan ng
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 95
H. PERK KEBUNAN KUBIS K Kubis, kol, kobiss, atau kob bis bulat ad dalah namaa yang dib berikan untuk t tumbuhan sayuran s dau un yang populer. Tumb buhan deng gan nama ilmiah Brassiica o oleracea L. Kelompok Capitata inii dimanfaatkan daunnyya untuk diimakan. Kub bis b banyak dim manfaatkan oleh massyarakat Ind donesia se ebagai bahaan makanaan, m misalnya un ntuk campurran membuaat sayur, lalaapan, dan se ebagainya. Perkeb bunan Kub bis yang paaling banyaak terdapatt di Kelom mpok Wilayah Kebumen dengan d kapasitas produksi sebesaar 151400 to on per tahu un, kemudian Kelompok Wilayah W Priaangan deng gan kapasitaas produksi sebesar 12 22346 ton per p t tahun. Kelom mpok Wilayyah Banyumas dan Band dung memp punyai kapasitas produkksi y yang hampir sama yakni sekitar 11 15000 ton per p tahun. Yang Y cukup besar lainnya i ialah Kelom mpok Wilayaah Pekalong gan dangan n kapasitas produksi 80230 8 ton per p t tahun.
DIYY KAR RAWANG CIREBON SUR RAKARTA SEM MARANG BOG GOR PEK KALONGAN BAN NDUNG BAN NYUMAS PRIANGAN KEB BUMEN
1
0
50000
10000 00
15000 00
2000 000
Gamba ar 6.65 : Grafik k Jumlah Prod duksi Perkebun nan Kubis
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 96
Gambarr 6.66 : Peta Ju umlah Komod ditas Kubis di Pulau P Jawa
Perkeb bunan kubis dilihat daari peta di atas a terkonsentrasi di wilayah Jaw wa Bagian Teng gah. Perkebunan Kubis ini terletak di semua ke elompok Wilayah di Jaw wa T Tengah dan n Jawa Baratt kecuali Kelompok Wilaayah Banten n di Jawa Barat yang tid dak m memiliki perkebunan Kubis. K I.
PERK KEBUNAN SA AWI/PETSAI
Sawi adalah a sekelompok tum mbuhan darri marga Bra assica yang dimanfaatkan d daun atau bunganya b se ebagai bahaan pangan (sayuran), ( baaik segar maupun diolaah. S Sawi mencaakup beberaapa spesies Brassica yaang kadang--kadang mirip satu sam ma l lain. Di Indo onesia penyyebutan saw wi biasanya mengacu pada p sawi hijau h (Brassiica r rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi baakso, caisim m, atau caisin). S Selain itu, terdapat t pu ula sawi puttih (Brassica a rapa kelom mpok pekin nensis, diseb but j juga petsai)) yang biasa dibuat su up atau dio olah menjad di asinan. Je enis lain yan ng
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 97
k kadang-kad dang diseb but sebagaai sawi hijjau adalah h sesawi sayur s (untuk m membedaka annya deng gan caisim). Kailan (Bra assica oleraccea kelompo ok alboglabrra) a adalah sejen nis sayuran daun lain yang y agak berbeda, b karrena daunnya lebih teb bal d lebih cocok menjaadi bahan campuran mi dan m goreng. Sawi S sendokk (pakcoy atau b choy) merupakan bok m j jenis sayuraan daun kerabat sawi yang mulaii dikenal pu ula d dalam duniaa boga Indo onesia. Sawi memang tidak sepopu uler kubis, naamun saat in nu c cukup banyyak digunakaan oleh massyarakat Indo onesia.
PATI DIY BANYYUMAS PEKALONGAN SURA AKARTA CIREB BON SEMA ARANG
1
KARA AWANG KEBUMEN PRIAN NGAN DKI BOGO OR BAND DUNG BANTTEN
0
5 50000
100000
1 150000
Gambar G 6.67:: Grafik Jumla ah Produksi Pe erkebunan Saw wi di Pulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 98
Gambarr 6.68 : Peta Ju umlah Komod ditas Sawi di Pulau P Jawa
Dilihatt dari grafikk dan peta di atas, perkebunan Sawi S yang paling p banyyak i ialah di Kelompok Wilayah Bante en dengan kapasitas industri 119 9078 ton per p t tahun, kemudian Kelom mpok Wilayyah Bandung dengan kapasitas k prroduksi 62810 t ton per tah hun. Selain itu juga ad da Kelompo ok wilayah Bogor deng gan kapasittas p produksi 55 5747 ton pe er tahun, disusul Kelom mpok Wilayaah DKI dengan kapasittas p produksi 53 3300 ton perr tahun. Sete elah itu ada Kelompok Wilayah W Priaangan dengan j jumlah kap pasiitas pro oduksi sebe eda 38700 ton per tahun. Jikaa dilihat dari k konsentrasi nya, perkeb bunan Saw wi berada di d semua provinsi p di Jawa, kecu uali p provinsi Jaw wa Timur. Perkebunan P Sawi ini me enyebar darri Jawa Tengah menun nju J Jawa Barat.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 99
J. PERK KEBUNAN TO OMAT
Tomatt adalah etaanaman yan ng sangat penting p bag gi kesehatan, Kebutuhan p pasar akan tomat t juga sangat s besaar sebab me emang tomaat dapat digunakan untuk b berbagai masakan m dan minuman n. Tomat dapat d ditanam ditaran n rendah dan d dataran ting ggi. Tanah yang baik untuk budiidaya tomatt adalah tanah liat yan ng m mengandun ng pasir den ngan ph anttara 5 sampaai 6, tanah yang y gembu ur, tanah yan ng s subur dan porus. Currah hujan yang cukup p juga san ngat di buttuhkan untuk p pertumbuha an tomat, namun n jika surah s hujan n terlalu lebat maka dapat membu uat t tanaman
tomat t
mu udah
terse erang
penyyakit
sertaa
dapat
menghamb bat
p pertumbuha annya. Tomat saat ini banyak b dikem mbangkan karena k banyyak digunakan s sebagai bah han baku misalnya m unttuk membu uat saos, lalapan, dimakan langsun ng ( (buah), dan lain sebagainya.
DIY BANYU UMAS PATI SURAKA ARTA SEMAR RANG KARAW WANG CIREBO ON KEBUM MEN PEKALO ONGAN BANTEN BOGOR R PRIANG GAN BANDU UNG
1
0
50000 0
10000 00
150000
200000 0
Gambar G 6.69 : Grafik G Jumlah h Produksi Perrkebunan Tom mat di Pulau Ja awa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 100
Gambar 6.70 : Peta Jumlah Komodiitas Tomat di Pulau P Jawa
Perkeb bunan Tom mat ini banyyak dilakukkan di Kelompok Wilayyah Bandun ng d dengan nilaai produksi sebesar s 188 8500 ton per tahun. Kem mudian dilaakukan juga di Kelompok Wilayah W Priaangan dengan kapasitas produksi 90900 9 ton per p tahun dan Kelompok Wilayah W Bog gor dengan kapasitas produksi p 51897 ton pe er tahun serrta Kelompok Wilayah W Banten dengan n kapasitas produksi p 42781 ton perr tahun. Selaain i yang cu itu ukup besar pula ialah Kelompok Wilayah Pe ekalongan dan d Kebumen d dengan kap pasitas prod duksi masing-masing berurutan b 30 0682 dan 27953 2 ton per p t tahun. Sedaangkan dilih hat dari kon nsentrasi keb beradaannyya, perkebun nan Tomat ini t terletak di Jawa J bagian tengah ke k barat, yakni semua Provinsi Jaw wa Barat dan Provinsi Jaw wa Tengah se erta Provinssi Daerah Istimewa Yogyyakarta.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 101
K. PERK KEBUNAN SA AYUR TOTAL L
Gam mbar 6.71 : Petta Jumlah Kom moditas Perke ebunan Sayurr Total di Pulau u Jawa
Dilihatt dari peta di atas, dap pat disimpulkan bahwaa perkebunaan sayur yan ng a di Pulau Jawa seb ada bagian besar terletak di Pulau Jaw wa bagian te engah hingga b bagian baraat. Yang paliing banyak ialah di Kelo ompok Wilayah Karawang Bogor dan Bandung. Hal H tersebutt dikarenakaan memang g banyak produk p perkkebunan yan ng m membutuhk kan iklim yaang sejuk untuk budidaayanya dan memang sesuai s dengan k ketiga wilayah di atas. Perkebun nan ini leb bih banyak di wilayah h Jawa Barrat d dibandingka an Jawa Te engah. Kom moditi perkkebunan Jaw wa barat adalah a sepe erti Bawang Dau un, Buncis, Bayam, B Cabaai, Kentang,, Sawi dan Tomat, T sedan ngkan di Jaw wa T Tengah kom moditinya se eperti Kubis,, Bawang Me erah dan Bawang Putih.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 102
6 6.1.4 SEKTOR PERIKANAN unyai sumb berdaya alam m yang melimpah di laut dan pesiisir Indonesia mempu s sudah selayyaknya pem mbangunan Indonesia berorientassi pada maritim. Poten nsi p perikanan yang y mencaapai 82 milllar U$D yaang dimiliki negara ini,, jika dikelo ola d dengan baik, bertanggung jawab dan d berkelaanjutan akan n mampu menjadi m tulan ng p punggung perekonom mian nasionaal. Dengan membuat regulasi yang tepat dan b berpihak ke epada para pelaku p usahaa kecil (nelayan dan pem mbudidaya)) akan mamp pu m meningkatk kan kesejahtteraan rakyaat. Selain adaanya peluan ng usaha maaka, perikanan a akan mam mpu memb berikan lap pangan kerja yang besar sehingga dap pat m mengentask kan pengangguran dan n kemiskinan n (Kalituri, 20 012). Dalam m sektor pe erikanan Ind donesia me emiliki pote ensi yang sangat s besar. M Menurut Kaalituri (2012), Potensi sumberdaya perikanan baik perikaanan tangkaap, b budidaya laaut, perairan n umum dan n lainnya diperkirakan mencapai US$ 82 miliar p tahun. Potensi per P perikkanan tangkkap mencap pai US$ 15,1 miliar per tahun, t poten nsi b budidaya laaut sebesar US$ 46,7 miliar m per tah hun, potenssi peraian umum sebessar U 1,1 miliar per tah US$ hun, potenssi budidaya tambak se ebesar US$ 10 miliar per p t tahun, pote ensi budidayya air tawarr sebesar USS$ 5,2 miliar per tahun n, dan poten nsi b bioteknolog gi kelautan sebesar s US$ $ 4 miliar pe er tahun. Po otensi terseb but masih dari s sumdaya alaam belum te ermasuk pro oduk lebih laanjut. Perikaanan juga memberikaan lapangaan kerja yaang tidak kecil. Sekttor p perikanan mampu m me enyerap tenaga kerja laanggung se ebanyak 5,3 35 juta oran ng y yang terdiri dari 2,23 ju uta nelayan laut,0,47 ju uta nelayan perairan um mum,dan 2,65 pada sekttor j juta pembu udi daya ikan. i Sedan ngkan oran ng yang bergantung b p perikanan dari hulu (penangkaapan dan budidaya) sampai hilir h (industtri, p perdangan, uta (Kalituri, 2012). jasa,dll) cukkup banyak yaitu 10,7 ju Aktifitas perikanaan sangat be eragam dan n berbeda antara a satu lokasi l dengan l lokasi lainnya. Sebagaai aktifitas primer, perikanan dibe edakan kedalam aktifittas
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 103
p penangkapa an (capture fisheries) daan budidayya (culture fiisheries atau u aquaculturre). Berdasarkan n tempatnya, perikanan tangkap dibedakan menjadi perikanan p laaut ( (marine cap pture fisheriees) dan perikanan daraat (inland fissheries). Dalam statisttik, p perikanan perairan p um mum digunakan untuk menjelaskan m n perikanan n darat (inlan nd f fisheries). Perikanan P B Budidaya se ering dibedakan berdaasarkan kom mbinasi lokaasi k kegiatan de engan bentu uk usaha bu udidaya. Di In ndonesia, perikanan bu udidaya dibaagi b berdasarkan n kategori: Budidaya B Laaut (Marine Culture), Bu udidaya Tam mbak (Brackiish Water Culture), Kolam (Pond Culturre), Karambaa (Cage Cultu ure), Mina Padi P (Rice-Cu um F Culture)) dan Sawah Fish h Tambak. Pe erikanan yan ng ada di Pu ulau jawa cu ukup beragaam j jenisnya yakkni perikanaan dengan media: m 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Laut,, Tambak, Kolam, Sawaah, Keramba, Jarin ng Apung, Perairan Umum,, dan Budidaya Laut AN LAUT 6.1.4.1 PERIKANA Marine captu ure fisheries) ialah usahaa untuk me engatur setiap Perikaanan laut (M
p penangkapa an atau pengambilan n sumberdaaya ikan yang y dilaku ukan di laut, t termasuk muara m sung gai, baik un ntuk tujuan n ekonomi maupun non-ekonom n mis. S Sedangkan semua pen nangkapan ikan yang dilakukan di d Perairan Tawar T (Inlan nd F Fisheries) dissebut dengaan istilah Pe erairan Umum m. Perikaanan laut un nggulan terrdapat di Kelompok K W Wilayah Mad dura, Pati dan Pekalongan dengan ju umlah kapasitas produ uksi masing-masing kelompok leb bih d 100000 dari 0 ton per taahun. Selain n itu juga ada a Kelomp pok Wilayah h Malang dan Bojonegoro o dengan kaapasitas pro oduksi sekittar 74000 to on per tahu un. Kemudian j juga ada Ke elompok Wiilayah Besukki dengan kapasitas k prroduksi sekittar 66000 to on
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 104
p tahun, disusul per d Kelom mpok Wilayyah Banten dengan d kapaasitas produ uksi 58000 to on p tahun. Wilayah perikanan per p u unggulan laainnya jugaa terdapat di Kelompok W Wilayah Ban nten, Surabaaya, Kdiri dan Banyumass.
1
0
50000
100000
150000
KEDU CIR REBON YO OGYAKARTA MADIUN SEM MARANG BA ANYUMAS KEDIRI SURABAYA BA ANTEN BESUKI BO OJONEGORO MA ALANG PEKALONGAN PA ATI MA ADURA
Gambar 6.72 2 : Grafik Jumllah Produksi Perikanan P Lau ut di Pulau Jaw wa
Secaraa umum perikanan p laut ini banyak b terd dapat di wilayah w yan ng m mempunya i garis pantaai yang (berrbatasan den ngan laut/saamudra). Dilihat dari pe eta d dibawah inii, industri pe erikanan lau ut di Pulau Jawa terkon nsentrasi di bagian tim mur Provinsi Jaw wa Timur dan d di Kelo ompok Wilaayah Banyumas dan Pekalongan P di Provinsi Jaw wa Tengah dan d di Kelom mpok Wilayah Banten.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 105
Gambar: Peta Jumlah Komoditas K Periikanan Laut di d Pulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 106
6.1.4.2 PERIKANA AN TAMBAK gunakan budidaya Taambak atau u Brackish Water W Cultu ure Perikaanan mengg T Tambak dallam perikan nan adalah kolam buatan, biasanyya di daerah h pantai, yan ng d air dan diisi n dimanfaatkan sebagai sarana budidaya peraairan (akuakkultur). Hewan y yang dibud didayakan adalah a hew wan air, terrutama ikan n, udang, serta keran ng. Penyebutan n "tambak" ini biasanyaa dihubung gkan dengan n air payau atau air laut, k kalau dilaku ukan di air taawar biasa disebut d deng gan perikanaan kolam. Perikkanan dengaan tambak unggulan u te erdapat di Kelompok K W Wilayah Banten d dengan kap pasitas produksi mencap pai hampir 60000 6 ton per p tahun. Kedua K terbessar i ialah Kelom mpok Wilayah Surabaya yakni deng gan kapasitaas produksi sekitar 44500 t ton per taahun, kemu udian Kelom mpok Wilayyah Pekalongan deng gan kapasittas p produksi sekitar 41000 ton per tahu un.
KEDU BANYUMAS KEDIRI BOJONEGOR RO MADURA JAKARTA BESUKI MALANG KARAWANG G SEMARANG CIREBON PATI PEKALONGA AN SURABAYA BANTEN
1
0
200 000
40000
60000
80000
Gambar G 6.73 : Grafik Jumlah h Produksi Perrikanan Tamb bak di Pulau Ja awa
Dilihatt dari peta dibawah, d konsentrasi pe erikanan tam mbak unggu ulan berada di b bagian timur Provinsi Jawa Timu ur dan di Kelompok K W Wilayah Pekkalongan dan
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 107
Banyumas serta s Kelom mpok Wilayaah Banten di d bagian pojok barat Provinsi Jaw wa Barat. Salah h satu yang g terkenal ialah Kabupaten Sidoarjo yang masuk dalaam Kelompok Wilayah W Surrabaya. Kon ntribusi subsektor perikkanan (49,7 7 %) terhadap PDRB Kabup paten Sidoaarjo lebih tin nggi diband dingkan sub bsektor pertaanian lainnyya. Kabupaten Sidoarjo ide entik dengaan tambak (15.530 hekktar). Komod diti perikanan t tambak memiliki nilai produksi p daan menyum mbang kontrribusi terbessar sepanjan ng 2 2005-2008 (Barokah, 2011). 2 Hal ini i perlu dikembangkaan dengan benar untuk m memenuhi kebutuhan ikan i tambakk Nasional.
Gambar G 6.74 : Peta P Jumlah Komoditas K Perrikanan Tamb bak di Pulau Ja awa
6.3.3 PERIKANAN P N KOLAM Perikaanan kolam atau Pond Culture ialah perikan nan dalam kolam k buatan y yang dilaku ukan di air tawar. t Komo oditas perikkanan yang sering dibu udidayakan di
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 108
k kolam ialah budidaya, ikan lele, nila, braskap, mas, guram meh dan lain sebagainyya. Perikanan kolam k unggu ulan yang paling p banyaak ialah di Kelompok K W Wilayah Kediri, Priangan, Baanyuman, Baanten, Cireb bon, Semaraang, Bojoneg goro dan Kaarawang.
1
0
10000
20000
30000
PEKALONGA AN BANDUNG MADIUN PATI BESUKI KEDU KARAWANG G BOJONEGOR RO BOGOR SEMARANG CIREBON BANTEN BANYUMAS PRIANGAN KEDIRI
Gamb bar 6.75: Grafiik Jumlah Produksi Perikan nan Kolam Ung ggulan di Pullau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 109
Gambar G 6.76:: Peta Jumlah Komoditas Pe erikanan Kola am di Pulau Jawa
Berd dasarkan pe eta perikanan kolam di atas, haampir semu ua Kelompok W Wilayah mempunyai pe ertanian kolaam. Yang baanyak meno onjol ialah di bagian barrat P Jaw wa Barat. Pe erikanan ko olam ini me emang cuku up Pulau Jawa yakni di Provinsi m mudah dike embangkan n dan juga mempunyai pasar yaang cukup besar karena p produk-prod duk ikan ko olam(air tawar) ini banyak dikonsum msi oleh maasyarakat luaas. Produk-prod duk ikan ko olam tersebu ut misalnya lele, guram meh, ikan maas, bawal, nila d lain seb dan bagainya. 6.1.4.3 PERIKANA AN SAWAH H Perikaanan sawah h ialah perikanan yang dilakukkan di saw wah. Biasanya p perikanan sawah s ini ko omoditasnyya ialah Ikan n Mas, Ikan Tawes, Ikan Nilem, Ikan Nila, Ikan Gurami G , Ikan n Lele, Ikan Mujair, dan n lainnya. Perikanan P saawah ini tid dak c cukup popu uler karena memang tidak t mudah dilakukan n. Perikanan n sawah yan ng
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 110
p paling besaar berada dii Kelompokk Wilayah Prriyangan de engan kapassitas produkksi s sekitar 4700 0 ton per tahun, kemud dian Kelomp pok Wilayah h Bogor den ngan kapasittas p produksi haampir 4000 ton per tahun. Yang te erbesar selan njutny ialah h di Kelompok w wilayah Banten dengaan kapasitaas produksii sekitar 15 500 ton pe er tahun dan Kelompok Wilayah W Ban ndung dan Banten B deng gan kapasittas produksii hampir 1000 t per tahu ton un.
1
0
100 00
2000
3 3000
4000
5000
YYOGYAKARTA A PA PATI C CIREBON K KARAWANG B BANYUMAS B BANDUNG B BANTEN K KEDU B BOGOR P PRIANGAN
Gambar G 6.77:: Grafik Jumlah Produksi Pe erikanan Sawa ah di Pulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 111
Gambar G 6.78: Peta Jumlah Komoditas K Pe erikanan Sawa ah di Pulau Ja awa
Berdassarkan petaa di atas, perikanan sawah yang ada di Pulau Jaw wa t terkonsentr asi di Pulau u Jawa bag gian baratdaaya Provinsi Jawa Baraat. Perikanana s sawah ini banyak dilakukan di Kelompok Wilaayah Priangan, Bogor, Kebumen K dan Banten. Beb berapa Kelo ompok Wilaayah lain ju uga ada naamun hanya sedikit saaja k kapasitas prroduksinya. 6.1.4.4 4 PERIKAN NAN KERAM MBA Perikaanan mengg gunakan Ke eramba adalah tempat pemeliharaaan dan bu udi d daya ikan tradisional mirip seperti tambak t ikan n, hanya sajaa keramba yang y terapun ng i menggu ini unakan jarin ng sebagai pembatas antara tem mpat peme eliharaan dan d danau sekitarnya sehin ngga sirkulassi air tetap sama s dengaan air yang ada di danaau. Biasa ikan-ikkan yang di ternak disin ni adalah jen nis ikan Mas,, ikan Mujairr , Gurami dan i ikan Nila.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 112
Perikaanan menggunakan Keramba K in ni banyak dilakukan di Kelompok W Wilayah Surakarta den ngan kapasitas produkksi mencapaai hampir 2000 2 ton per p t tahun. Kemudian juga ada Kelompok Wilayah Semarang g dan Banyumas dengan Kapasitas Produksi P sekitar 300 ton dan 200 ton per tahun. Perikanan m menggunak kan Keramba ini tidak mudah m dan tidak t popular dilakukan n di Indonessia s sehingga tid dak banyak dilakukan oleh masyaraakat luas. YYOGYAKARTA MADIUN P PRIANGAN K KEDIRI K KEDU M MALANG B BOGOR B BESUKI B BANTEN B BOJONEGORO C CIREBON P PEKALONGAN B BANYUMAS S SEMARANG S SURAKARTA
1
0
50 00
1000
1500
200 00
2500
Ga ambar 6.79 : Grafik G Jumlah h Produksi Perrikanan Keram mba di Pulau Jawa J
6.1.4.5 PERIKANA AN JARING APUNG Perikaanan mengg gunakan jarring apung juga belum m populer di Indonessia. Namun seb benarnya pe erikanan me enggunakan n metode ini banyak menghasilkan h hasil produkksi yang bessar disamping modalnyya yang cukkup besar pu ula. Perikanan m menggunak kan metode e ini juga memberikan m hasil keunttungan yan ng besar pu ula, d disamping cara-cara yang y harus dilakukan pun tidak mudah. Dii Pulau Jaw wa, i industri bah han mentah perikanan tersebar hampir di selu uruh kabupaaten dan/atau k kota. Indusstri perikanan dengan n jaring ap pung (floatiing cages) di Indonessia
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 113
t tergolong masih m baru dan belum m banyak diaplikasikan n di Pulau Jawa. J Indusstri p perikanan dengan d jarring apung in ni yang paling banyak jumlah j prod duksinya ialah d Provinsi Jawa Barat dan di d Jawa Ten ngah. Perikaanan mengg gunakan Jarring Apung g ini banyakk dilakukan di Kelompok W Wilayah Karrawang den ngan kapasittas produksi mencapai sekitar 19000 an ton per p t tahun. Kem mudian juga ada Kelom mpok Wilayaah Surakartaa yang deng gan kapasittas p produksi 18 8000an ton n per tahun n. Kelompok Wilayah Bogor deng gan kapasittas p produksi 10 0500an ton n per tahun dan Kelo ompok Willayah Kebu umen dengan k kapasitas prroduksi 6000 0an ton per tahun.
YO OGYAKARTA PR RIANGAN SEMARANG CIR REBON PA ATI
1
BA ANYUMAS BA ANTEN KEB BUMEN BO OGOR SU URAKARTA KA ARAWANG 0
10000
20000
30000
Gam mbar 6.80 : Gra afik Jumlah Prroduksi Perika anan Jaring Apung A di Pulau u Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 114
Gambar G 6.81: Peta Jumlah Komoditas K Pe erikanan Sawa ah di Pulau Ja awa
Berdassarkan petaa diatas pe erikanan menggunaka m an jaring ap pung banyyak d dilakukan di d bagian barat Provinsi Jawa Barat yakni di Kelom mpok Wilayah Karawang, Bogor B dan Banten. B Selaain itu juga ada di Provvinsi Jawa Te engah bagian s selatan yakn ni di Kelomp pok Wilayah Surakarta, Kebumen K daan Banyumaas. 6 6.1.5 PETER RNAKAN Petern nakan di Pu ulau Jawa cukup c berag gam. Hal te ersebut terccermin dalaam k keanekarag aman jenis ternak yang g dikemban ngkan di 6 Provinsi P di Pulau P Jawa ini. Peternakan tersebut an ntara lain me engembangkan hasil prroduksi pete ernakan: 1. 2. 3. 4. 5.
Sap pi Potong Kerrbau Kam mbing Dom mba Bab bi
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 115
6. Ayaam Buras 7. Ayaam Ras Petelur 8. Ayaam Ras Pedaaging 9. Itik 10. Telur Ayam Buras 11. Telur Ayam Pettelur 12. Telur Itik 13. Sussu Sapi Perah 14. Kud da 15. Enttok 16. Telur Entok 17. Dag ging Sapi Pe erah 18. Telur Burung Puyuh P Salah satu peran nan yang cukup c pentiing dalam kegiatan ekonomi pada b bidang petternakan ad dalah terjad dinya pertumbuhan po opulasi tern nak.
Adan nya
p pertumbuha an populassi ternak akkan mening gkatkan produksi dagin ng, susu, dan t telur sebagaai sumber pendapatan p utamanya. Daging, su usu, dan telu ur merupakan p produk utam ma dari subssektor peterrnakan yang g memegang g peranan penting p dalaam k kontribusiny ya terhadap p perekono omian. Produksi dagin ng, susu, daan telur akan m meningkatk kan pendap patan masyyarakat dan n penerimaaan negaraa, yang pada a akhirnya meningkatka m n perekono omian negaara.
Kontribusi bidang g peternakan
t terhadap pe erekonomiaan Indonesia telah mengalami pe eningkatan dari d tahun ke t tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 116
6.1.5.1 SAPI POT TONG
1
0
10000 0
20000
30000
400 000
50000
DKI MADIUN DIY KEBUMEN N PATI PEKALONG GAN MADURA BESUKI BOGOR BANDUNG G PRIANGAN N BANYUMA AS SEMARAN NG KEDIRI CIREBON KARAWAN NG MALANG BOJONEGORO BANTEN SURAKARTTA SURABAYA A
Gam mbar 6.82 : Gra afik Jumlah Prroduksi Petern nakan Sapi Po otong di Pulau u Jawa
Petern nakan sapi yang palin ng menonjjol terdapaat di Kelom mpok wilayah S Surabaya yang y terdiri atas Kabu upaten Gre esik, Kabupaaten Sidoarjo dan Ko ota S Surabaya. Selain S itu, pe eternakan sapi s yang menonjol m jug ga terdapatt di Kelompok W Wilayah Surrakarta, Ban nten, Bojone egoro dan Malang. M Ban nyaknya peternakan saapi t tentunya akan menye ebabkan terpenuhinya kebutuhan n daging sapi s nasion nal. ngan petern nakan terseb but meman ng seharusnya dilakukan karena saaat Pengemban i masih banyak impo ini or daging sapi dari Australia untu uk memenuhi kebutuhan d daging sap pi nasional yang seben narnya imp por sapi ataau daging dalam d jang gka p panjang tidaak sesuai de engan strate egi memban ngun keman ndirian pang gan. Dilihatt dari Kelom mpok Wilayaahnya peterrnakan sapi tersebut se ebagian bessar b berada di Provinsi P Jaw wa Timur (Kelompok Wilayah W Surabaya, Bojjonegoro dan M Malang). Oleh karenanyya seharusn nya ada pen ngembangan n intensif yaang dilakukan u untuk mem majukan pete ernakan Sap pi di provin nsi ini. Peterrnakan sapi potong yan ng
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 117
t terkenal ialaah di Kabupaten Malang g yang masu uk dalam Ke elompok Wilayah Malan ng. Peternakan yang palin ng besar ad dalah di Ke elompok Wilayah W Suraabaya dengan k kapasitas produksi p ham mpir 40000 0 ton per tahun. t Kemudian disussul Kelompok W Wilayah Su urakarta dengan hamp pir kapasitaas produksi 25000 to on, Kelompok W Wilayah Banten dengaan kapasitas produksi sekitar 200 000 ton serrta Kelompok W Wilayah Bojjonegoro daan Malang dengan kap pasitas prod duksi hamp pir sama yakkni s sekitar 1700 00 ton. Sed dangkan di Kelompok Wilayah laiinnya kapassitas produkksi p peternakan sapi adalah h kurang dari 10000 ton n per tahun n. Keompok Wilayah yan ng t tidak memilliki peternakkan sapi ialaah di Kelom mpok Wilayah Daerah Kh husus Ibuko ota J Jakarta. Pen nggunaan baahan baku daging d dalam m industri makanan m dan minuman di Indonesia te entunya san ngat besar seperti s untu uk membuaat bakso, ab bon, denden ng, s sosis dan olaahan daging g lainnya yang banyak dibutuhkan d oleh masyaarakat.
Gam mbar 6.83 : Gra afik Jumlah Prroduksi Petern nakan Sapi Po otong di Pulau u Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 118
Secaraa dilihat darri peta di attas hampir semua s provvinsi memiliki peternakan s sapi potong g, yang paling banyak ialah di bag gian pojok timur t Pulau u Jawa sepe erti Kelompok Wilayah W Suraabaya, Bojon negoro dan Malang. Sellain itu jugaa bagian pojok b barat Pulau u Jawa di Kelompok Wilayah Baanten. Nam mun juga ad da Kelompok W Wilayah yan ng tidak me empunyai pe eternakan sapi potong yakni Kelom mpok Wilayah DKI. Selain Kelompokk Wilayah tersebut diatas d di tiap t Kelom mpok Wilayah m mempunya i peternakan n sapi poton ng dengan kapasitas k produksi kurang dari 10000 t per tahu ton un.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 119
6.1.5.2 SUSU SAP PI PERAH DAN D DAGING G SAPI PERA AH
1
0
100000 0
200000
30000 00
4000 000
BANTTEN MADURA KARA AWANG CIREB BON PATI KEBU UMEN DKI PEKA ALONGAN BOGO OR BESU UKI BANYYUMAS PRIAN NGAN MADIUN DIY BAND DUNG SURA ABAYA BOJO ONEGORO SEMA ARANG SURA AKARTA KEDIR RI
Gamb bar 6.84 : Grafi fik Jumlah Pro oduksi Peterna akan Susu Sap pi Perah di Pullau Jawa
Selain peternakan sapi peraah juga ada peternakaan susu sapi perah dan p peternakan daging sap pi perah. Pe eternakan susu sapi pe erah biasanyya digunakan u untuk bahaan baku membuat susu u, baik susu u bubuk, olaahan (cair) maupun su usu m murni kare ena banyaknya kandungan vitam min dan prrotein untuk memban ntu p pertumbuha an anak daan menjaga kesehatan orang dew wasa. Dewasa ini banyyak d digalakkan untuk banyyak-banyak meminum m s susu (MP3EII, 2011). Sussu merupakan s salah satu produk p industri makan nan-minumaan yang me empunyai potensi p untuk d dikembangk kan karena konsumsi k produk susu per-kapita di d Indonesia masih sang gat r rendah dibandingkan dengan Cina, Malaysiia, dan Ind dia. Hal ini dapat dilih hat s sebagai pelluang, karen nanya penjualan produk susu di Indonesia diproyeksikan a akan tumbu uh sebesar 17 persen setiap s tahun nnya (MP3EEi, 2011). Pe engembangan p peternakan ntinya juga menjadi m pottensi perindustrian bahan susu sapi perah ini nan
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 120
m mentah yang potensiial menging gat banyakknya wargaa indonesia yang massih t tergolong anak-anak daan kelompo ok usia produktif (piram mida pendud duk Indonesia) y yang notabe ene membu utuhkan ban nyak asupan n susu. Petern nakan susu sapi perah yang paling g banyak ialah di Kelom mpok Wilayah M Malang yang terdiri darri Kota Batu,, Kabupaten n Lumajang,, Kabupaten n Malang, Ko ota M Malang, Kaabupaten Pasuruan, P K Kota Pasuruan dan Kabupaten K Probolingg go. Kapasitas produksi dari Kelompok Wilayah tersebut ialah h hampir 35 50.000 ton per p t tahun (3409 948.2 ton). Peternakan susu sapi perah kedu ua yang bessar ialah pada k kelompok wilayah w Kediri dengan kapasitas k prroduksi lebiih sekitar 11 10000 ton per p t tahun, disusul Kelomp pok Wilayah Surakarta dengan kap pasitas prod duksi masin ngm masing ham mpir mencap pai 50000 to on per tahun n. Data peternakan p susu sapi perah p di atass sejalan de engan grafikk di bawah ini y yakni peterrnakan dag ging sapi perah. Peterrnakan daging sapi pe erah terbessar b berada di Ke elompok Wiilayah Surab baya dengan n kapasitas produksi sekitar 4500 to on p tahun, disusul Kelo per ompok Wilaayah Malang g dengan kapasitas k pro oduksi sekittar 3 3700 ton per p tahun dan d yang unggulan u ke etiga ialah Kediri deng gan kapasittas p produksi 10 000 ton per tahun. t BESUKI MADIUN BOJONEGO ORO
1
KEDIRI MALANG SURABAYA A
0
1000 0
2000
3000
40 000
5000
Gamba ar 6.85 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Daging Sa api Perah di Pu ulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 121
Gamb bar 6.86 : Grafi fik Jumlah Pro oduksi Peterna akan Susu Sap pi Perah di Pullau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 122
Gamba ar 6.87 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Daging Sa api Perah di Pu ulau Jawa
Dilihatt kedua petta diatas dapat terlihat bahwa kon nsentrasi pe eternakan saapi p perah dan susu sapi perah beraada di bag gian timur Pulau Jawaa. Konsentraasi p peternakan s ialah be erada di Kelompok Willayah Malan ng, sapi perah dan susu sapi S Ke elompok Wilayah W lain produksi p pe eternakan saapi perah dan Kediri dan Surabaya. s susu sapi perah tidak begitu b besaar. Peternakaan susu sap pi perah dan n daging saapi p perah yang cukup terkenal ialah berada b di Kaabupaten Malang yang masuk dalaam k kelompok wilayah w Malaang. Di Kabu upaten ini te erdapat satu u perusahaaan besar yakkni PT Greenfields Indonesiaa. PT Greenfi fields Indone esia adalah pengimpor p p pakan (grain ns) b berkualitas tinggi dari Australia in ni telah mengembangb biakkan lebih dari 6 rib bu e ekor sapi Ho olstein di Kaabupaten Malang. PT Grreenfields Indonesia adaalah produsen s susu pasteu urisasi dan su usu Ultra Hig gh Temperaature (UHT) ini i telah sejaak tahun 1999
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 123
m mendirikan peternakan n terbesar dii kaki Gunun ng Kawi. Me ereka mengo olah sekitar 25 h hektar area untuk mem mproduksi su usu murni daari ribuan saapi yang hap ppy dan sehaat. 6.4.3 KERBAU K Ternak kerbau sudah s dipelihara petan ni Indonesia sejak dahu ulu kala untuk b berbagai tu ujuan, terutaama sebagaai sumber te enaga untuk pengolahan tanah dan a alat transpo ortasi. Ternak dipelihaara dengan cara ekste ensif dengaan pemberian p pakan rump put dengan cara pengge embalaan maupun m den ngan mencari rumput dan m memberikan nnya pada ternak. t Saat ini peternakan Kerbau makin berkkurang karena k kalah dengaan peternakkan sapi. Namun peterrnakan Kerb bau saat inii juga banyyak d dimanfaatka an karena menghasilkan susu daan daging yang y dapatt dikonsum msi m manusia. Daaging Kerbau banyak diolah misalnya untuk menjadi dend deng. Perte ernakan Kerrbau di Pulaau Jawa yan ng paling banyak ialah di Kelompok W Wilayah Ban nten. Kelompok Wilayah h ini terdiri atas Kota Ciilegon, Kabu upaten Lebaak, Kabupaten Pandeglang, Kabupatten Serang, Kabupate en Tangeran ng dan Ko ota Kapasitas produksi te T Tangerang. ernak Kerbaau di Kelom mpok Wilayaah Banten ini t terpaut jauh h dengan kaapasitas produksi Kelom mpok Wilayaah lainnya yaakni lebih dari 3 3500 ton pe er tahun. Pe eternakan Kerbau K ungg gulan lainnyya terdapatt di Kelompok W Wilayah Priaangan, Pekaalongan, Pati, dan Bogor dengan kapaitas pro oduksi sekittar 1000 ton pe er tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 124
1
0
10 000
200 00
3000 0
4000
DIY SURAKAR RTA BANYUMAS DKI MADURA A BESUKI KEDIRI KEBUMEN N BOJONEG GORO MADIUN SURABAYYA MALANG BANDUNG G KARAWANG CIREBON SEMARAN NG BOGOR PATI
Gambar G 6.88 : Grafik G Jumlah h Produksi Petternakan Kerb bau di Pulau Ja awa
Peternakan Kerbau diliihat dari pe eta di bawah h ini konsen ntrasinya iaalah berada di b bagian baraat selatan pulau p jawa yakni y di Kelompok Willayah Bante en, Bogor dan Priangan. Se elain itu juga ada bagian utara Provvinsi Jawa Tengah yakni di Kelompok W Wilayah Pekkalongan daan Pati,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 125
Gambar G 6.89: Grafik Jumlah h Produksi Petternakan Kerb bau di Pulau Ja awa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 126
6.1.5.3 KAMBING G i banyak dilakukan masyarakatt lebih men ngutamakan n peternakkan Saat ini k kambing pe erah yang mengutamak m kan produkksi susu dari pada beterrnak kambin ng y yang hanyaa untuk men ndapatkan daging. d Besaarnya kandu ungan gizi yang y terdap pat d dalam susu u kambing membuat susu hasil produksi kambing k pe erah menjaadi b berharga di masyarakatt. Salah satu u produk susu ternak yaang sudah cukup terken nal d masyarakkat dan penyyuplai terbe di esar bagi pro oduksi susu nasional adalah susu saapi p perah.
Namun, untuk kandungaan gizi yan ng dihasilkaan susu kambing perah
m memiliki kualitas yang lebih l baik daaripada susu u sapi perah h (Sirait, 2009)
1
0
1000
2000
300 00
4000
5000
600 00
BANDUNG G CIREBON DIY MADURA PRIANGAN N BESUKI SEMARANG BOGOR KEBUMEN BOJONEGO ORO BANYUMA AS PEKALONG GAN MADIUN PATI SURABAYA A MALANG KARAWAN NG KEDIRI DKI BANTEN SURAKARTTA
Ga ambar 6.90 : Grafik G Jumlah Produksi Pete ernakan Kamb bing di Pulau Jawa J
Berd dasarkan olaahan hasil penelitian di atas Petternakan Kaambing yan ng p paling besar di Pulau Jawa J ialah di d Kelompokk Wilayah Su urakarta yan ng terdiri attas Kabupaten Boyolali, Kaaranganyar, Klaten, Sragen, Sukoh harjo, Wonogiri, dan Ko ota S Surakarta (SSolo). Kapasiitas produkssi ternak kam mbing di Ke elompok Wilayah terseb but m mencapai sekitar s 5572 2.169 ton. Terbesar T ked dua ialah Ke elompok wilayah Banten
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 127
d DKI de dan engan kapassitas produkksi masing-masing sekkitar 3500 to on per tahu un. Peternakan Kambing yaang unggulan selanjutn nya ialah di Kelompok Wilayah W Ked diri d Kerawang dengan kapasitas prroduksi sekitar 2800 ton dan n.
Ga ambar 6.91: Grafik G Jumlah Produksi P Pete ernakan Kamb bing di Pulau Jawa J
Dilihatt dari peta peternakan p kambing diaatas konsen ntrasinya berasa di bagian b barat Pulau Jawa yakni di Kelomp pok Wilayah h Banten, DKI, Bogor dan Karawan ng. S Selain itu juga ada di Jaawa Tengah h sempai Jaw wa Timur, yaakni di Kelom mpok Wilayah Pekalongan, Banyumass, Kebumen n, Surakartaa, Madiun, Mati Kediri,, Bojonegoro, S Surabya dan n Malang, yaang paling besar b ialah di d Kelompokk Wilayaha Surakarta. S
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 128
6.1.5 5.4 DOMBA A Ternak domba di d Indonesiaa lebih ban nyak diusahaakan oleh para p petani di d daerah ped desaan. Dom mba yang diternakkan n pun biassanya sedikkit jumlahnyya, s sekitar 3-5 ekor per ke eluarga. Dom mba terseb but dipelihara secara trradisional dan m merupakan bagian darri usaha tan ni sehingga tingkat pen ndapatan yaang diperoleh j juga relatiff kecil. Seb bagian besaar petani memelihara m domba de engan siste em p pemeliharaa an dan perkkandangan sederhana, s penyediaan n pakan pun n terbatas dan h hanya meng gandalkan alam a sekitarr, serta tanpa ada pemillihan bibit secara s teraraah. S Semua ini merupakan m c ciri-ciri sistem m pemeliharaan tradisio onal. Oleh karenanya k saaat i tidak ban ini nyak peternaakan Domba yang ada di d Indonesiaa.
1
0
5000
10000
150 000
MADU URA BANYU UMAS PATI MADIU UN SEMAR RANG KEDIRII MALAN NG DKI SURAB BAYA BESUK KI BOJON NEGORO DIY KEBUM MEN BANDU UNG PEKALONGAN BANTEEN SURAK KARTA PRIANGAN BOGOR KARAW WANG CIREBO ON
Gambar G 6.92 : Grafik G Jumlah h Produksi Petternakan Dom mba di Pulau Ja awa
Petern nakan Domb ba yang paling banyakk di Pulau Jaawa adalah di Kelompok W Wilayah Cirrebon yang g terdiri ataas Kabupatten Cirebon n, Indramayyu, Kuningaan, M Majalengka, , dan Kota Cirebon dengan kapassitas produkksi hampir 12000 1 ton per p t tahun. Kem mudian disu usul Kelomp pok Wilayaah Karawang, Bogor yakni y dengan
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 129
k kapasitas prroduksi 500 00 ton per tahun. Setelaah itu peterrnakan unggulan Domba l lainnya ialah h Kelompokk Wilayah Prriangan, Surrakarta dan Banten den ngan kapasittas p produksi sekitar 2000 ton t per tahu un. Peternakkan domba berada di hampir h semua Kelompok Wilayah W di Pulau P Jawa. Yang Y paling g banyak banyak yang terkonsentra t asi d Provinsi Jawa Barat (llihat peta dibawah ini) di
Gambar G 6.93 : Grafik G Jumlah h Produksi Petternakan Dom mba di Pulau Ja awa
6.1.5.5 AYAM BU URAS DAN TELUR T AYA AM BURAS Ayam buras juga biasa disebut ayam kam mpung. Ayaam kampung g di Indonessia b banyak jenissnya atau vaarietas dari ayam a kamp pung asli Ind donesia adallah jenis ayaam k kampung terbanyak t d dunia. Namun di N sekarang ini banyak b jenis-jenis ayaam k kampung asli Indonesiia yang ham mpir punah.. Bahkan su udah ada be eberapa jen nisj jenis ayam kampung k assli Indonesiaa yang punaah. Oleh kare enanya jugaa tidak banyyak p peternakan ayam kamp pung yang ada a saat ini. Peternakan n Ayam Buraas yang ada di
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 130
Pulau Jawa paling banyyak di Kelom mpok Wilayaah Banten de engan kapasitas produkksi l lebih dari 14000 1 ton per tahun. Terbesar se elanjutnya ialah Kelom mpok Wilayah Banten den ngan kapassitas produ uksi hampirr 12000 to on per tahu un kemudian Kelompok Wilayah W Bojo onegoro de engan kapassitas produkksi hampir 10000 1 ton per p t tahun. Pete ernakan ayaam buras te erbanyak se elanjutnya ialah Kelom mpok Wilayah Priangan, Ke ediri, Malang, dan Kebu umen dengaan kapasitass produksi le ebih dari 6000 t per tahu ton un.
1
0
5 5000
100 000
15000 0
20000
DKI MADURA BANDUNG BOGOR BESUKI SURABAYA MADIUN SEMARANG SURAKARTA A KARAWANG G PEKALONGA AN CIREBON DIY PATI KEBUMEN MALANG KEDIRI PRIANGAN BOJONEGOR RO BANYUMAS BANTEN
Gam mbar 6.94 : Gra afik Jumlah Prroduksi Peterrnakan Ayam Buras B di Pulau u Jawa
Hasil penelitian p diatas juga berkorelasi dengan hasil penelitian dengan d asp pek Peternakan Telur Ayam m Buras. Hasilnya namun n cukup berrbeda karen na yang palin ng b banyak ialah h di Kelomp pok Wilayah h Pekalongan dengan kapasitas pro oduksi hamp pir 8 8000 ton per p tahun, kemudan Kelompok K W Wilayah Priaangan dan Pati dengan k kapasitas produksi sekkitar 7000 ton t per tah hun. Selanju utnya Kelom mpok Wilayah Kebumen, Bogor, B Bante en, dan Ban nyumas deng gan kapasitas produksii 6000 ton per p t tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 131
1
0
20 000
4000
6000
8000 0
10000
DKI S SURABAYA MADURA DIY BESUKI MADIUN MALANG BANDUNG BOJONEGORO S SEMARANG S SURAKARTA KARAWANG C CIREBON KEDIRI BANYUMAS BANTEN BOGOR KEBUMEN
Gamba ar 6.95 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Telur Ayam Buras di Pu ulau Jawa
Gam mbar 6.96 : Gra afik Jumlah Prroduksi Peterrnakan Ayam Buras B di Pulau u Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 132
Gamba ar 6.97: Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Telur Ayam Buras di Pu ulau Jawa
6.1.5.6 6 AYAM RA AS PETELUR R DAN TELU UR AYAM PE ETELUR Telur merupakan n sumber protein utaama dan murah m bag gi masyarakkat Indonesia. selain s telur ayam, telu ur itik dan telur puyuh juga dige emari banyyak m masyarakat g sedikit di pasaran me embuat harga Indonesia. Namun, paasokan yang t telur itik dan telur puyu uh lebih maahal dibandiing harga te elur ayam. Namun, N hal ini j justru mem mbuka pelluang usah ha yang strategis untuk u men ngembangkkan p peternakan telur ayam petelur.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 133
1
0
50 0000
1000 000
150000 0
200000
DKI SURABAYA MADURA BANDUNG PATI KARAWANG BESUKI CIREBON PRIANGAN BOJONEGORO O MADIUN KEBUMEN PEKALONGAN N DIY BANYUMAS MALANG BANTEN SURAKARTA
Gamba ar 6.98 : Grafik k Jumlah Produksi Peternak kan Telur Ayam m Petelur di Pu ulau Jawa
Petern nakan telur ayam petelu ur paling baanyak terdapat di Kelom mpok Wilayah Kediri deng gan kapasitaas produksi sekitar 165 5000 ton pe er tahun. Te erbesar kedua i ialah Kelom mpok Wilayaah Bogor de engan kapassitas produkksi sekitar 77000 7 ton per p t tahun kemu udian Kelom mpok Wilayyah Semaran ng dan Surrakarta deng gan kapasittas p produksi sekitar 50000 ton per tahu un. MADURA BESUKI MADIUN BANDUNG KARAWANG G CIREBON
1
SURABAYA PRIANGAN MALANG BANTEN KEDIRI BOJONEGORO DIY
0
20 000
400 00
6000
8000 0
BOGOR
Gamba ar 6.99 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Ayam Rass Petelur di Pu ulau Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 134
Sedan ngkan untukk ayam rass petelur paaling banyaak di Kelom mpok Wilayah Bogor deng gan kapasittas produkssi 6500 ton n per tahu un. Kemudiaan Kelompok W Wilayah DIY Y dan Bojo onegoro den ngan kapassitas produkksi sekitar 3000 3 ton per p t tahun. AS PEDAGING 6.1.5.7 AYAM RA ng disebut juga broiler,, yang merupakan jenis ras unggulan Ayam ras pedagin h hasil persilaangan dari bangsa-bangsa ayam yang mem miliki daya produktivittas t tinggi, teruttama dalam m memproduksi daging g ayam. Seb benarnya ayyam broiler ini b baru populer di Indon nesia sejak tahun 1980 0-an diman na pemegan ng kekuasaan m mencanang gkan pangg galakan kon nsumsi dagiing ruminan nsia yang pada p saat itu i s semakin sullit keberadaaannya. Hingga kini ayaam broiler telah t dikenal masyarakkat Indonesia dengan berb bagai kelebihannya. Han nya 5-6 min nggu sudah bisa dipane en. Dengan waaktu pemeliharaan yan ng relatif singkat dan menguntu ungkan, maaka b banyak petternak baru serta pete ernak musim man yang bermunculaan diberbag gai w wilayah Ind donesia. Pen ngembangan peternakaan ayam ras pedaging g juga saat ini p populer kare ena terus tu umbuhnya kebutuhan k d daging ayam m Nasional.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 135
1
0
20000
40000
6000 00
80000
100000
120000
MADURA BESU UKI MADIUN PATI BANYYUMAS SURA AKARTA KEDIR RI BOJO ONEGORO CIREB BON MALA ANG PEKA ALONGAN DIY DKI SURA ABAYA KEBU UMEN SEMA ARANG BAND DUNG KARA AWANG BANTTEN PRIAN NGAN BOGO OR
Gambar 6.100 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Ayam Rass Pedaging di Pulau P Jawa
6.1.5.8 PETERNAKAN ITIK DAN TELUR R ITIK Di Ind donesia, terrnak itik me erupakan te ernak ungg gas penghassil telur yan ng c cukup pote ensial disamping ayaam. Kelebih hannya itikk lebih tah han penyakit d dibanding ayam a ras. Umumnya, U itik dipelihaara petani masih m secara tradision nal, p peternak menggiring m ternaknya secara berp pindah-pind dah dari saawah satu ke s sawah yang g lain. Petern nakan itik yaang paling banyak b terdaapat di Kelom mpok Wilayah Bogor deng gan kapasitas produksi yakni sekiitar 27000 ton t per tah hun. Terting ggi k kedua ialah h di Kelomp pok wilayah DKI dengan kapasitas produksi 20000 2 ton per p t tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 136
1
0
10000
20000
30000
MADIUN BESUKI KEDIRI MADURA PATI BANYUMAS KEBUMEN SEMARANG BANDUNG SURAKARTA DIY PRIANGAN BOJONEGORO O PEKALONGAN SURABAYA MALANG KARAWANG CIREBON BANTEN DKI BOGOR
Gambar 6.101 : Grafik Jumlah Produksi Peternakan P Ittik di Pulau Jaw wa
Berb beda dengan peternakaan telur itikk yang tersaaji di grafikk dibawah ini. Y Yang paling banyak ialah di Kelompok K W Wilayah Cirrebon yang g terdiri attas dramayu, Ku uningan, Maajalengka, dan d Kota Cirrebon dengan Kabupaten Cirebon, Ind k kapasitas produksi p leb bih dari 25000 ton pe er tahun. Terbesar T kemudian ialah Kelompok Wilayah W Karrawang den ngan kapasiitas produkksi sekitar 24000 ton per p t tahun. Yang g terkenal de engan telur asin yakni Kabupaten K B Brebes yang masuk delaam Kelompok Wilayah Pe ekalongan menjadi te erbanyak ketiga k deng gan kapasittas p produksi leb bih sekitar 11000 1 ton per p tahun. Kelompok K W Wilayah Kediri dan Banten j juga cukup tinggi deng gan kapasitas produksi sekitar s 10000 ton per tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 137
1
0
10000
20000
30000
DKI MADIUN MADURA SURABAYA DIY BOJONEGOR RO BESUKI MALANG BOGOR KEBUMEN SEMARANG BANDUNG BANYUMAS PATI PRIANGAN SURAKARTA BANTEN KEDIRI PEKALONGA AN KARAWANG CIREBON
Gambar 6.102 : Grafik G Jumlah h Produksi Petternakan Telur Itik di Pulau Jawa
6.1.5 5.9 PETERN NAKAN ENTO OK DAN TELUR ENTOK K Peternakan ento ok tidak begitu popule er di Indone esia karena tersaing oleh i industri petternakan lainnya yang g digemari masyarakat seperti ayyam dan sapi. Peternakan entok paliing besar terdapat t di Kelompokk Wilayah Kediri K dengan k kapasitas produksi p sekitar 400 ton t per tah hun. Kemudian Kelom mpok Wilayah S Surabaya, Bojonegoro B dan Malang g dengan kaapasitas pro oduksi kuran ng dari sekittar 100-200 ton n per tahun n. Sedangkaan untuk peternakan p t telur entokk, yang palin ng b banyak ialah h di Kelomp pok Wilayah h Kediri deng gan nilai produksi lebih h dari 800 to on p tahun. per
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 138
MADIUN BESUKI
1
MADURA MALANG BOJONEGO ORO SURABAYA A KEDIRI
0
500
BESUKI SURABA AYA MADIUN N
1
MADURA A MALANG G BOJONEGORO KEDIRI
0
500 00
10000 0
Gambar 6.103 3 : Grafik Jumlah Produksi Peternakan P En ntok (kiri) dan n Telur Entok (kanan) ( di Pullau Jawa
6.1.5 5.10 PETER RNAKAN BU URUNG PUY YUH Budidaya burun ng puyuh juga cukup berprospekk di masa depan d karena t telurnya dan n dagingnyaa juga cukup digemari masyarakat. Kelompok Wilayah yan ng m mempunya i peternakaan burung puyuh p palin ng besar ialah di Surakarta dengan k kapasitas prroduksi 350 00 ton per taahun. Yang hampir sam ma kapasitass produksin nya i ialah Semarrang, Kebum men dan Ban nyumas den ngan kapasittas produksii 1000 ton per p t tahun.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 139
PEKALONGAN N PATI BANYUMAS
1
KEBUMEN SEMARANG SURAKARTA
0
1 1000
2000
3000 0
4000
Gambar 6.104 : Grafik k Jumlah Prod duksi Peternak kan Telur Buru ung Puyuh di Pulau P Jawa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 140
6 POTENSI INDUSTR 6.2 RI BESAR n ini, sebaraan industri besar di Pulau Jawa juga menjaadi Padaa penelitian b bahan pertimbangan untuk u melihaat konsentraasi aktivitas serta spesiaalisasi wilayah d Pulau Jaw di wa dalam hal h produk makanan dan minumaan. Pulau Jaawa didukun ng d dengan aksses kedalam m dan keluaar (dengan adanya pelabuhan dan n akses jalaan) m memiliki po otensi yang cukup bessar dalam mendukung m g aktivitas in ndustri besar. Keberadaan n industri besar sang gat penting g untuk melihat m konektivitas dan s sinergitas an ntara keberaadaan bahan baku dan industri keccil dan mene engah. Jika dilihat dari sebaran daan jenis ind dustri besar makanan dan d minuman y yang ada dii Pulau Jawaa, kegiatan industri bessar yang me enonjol yaitu pada sekttor i industri hulu biji-bijian, industri hiilir coklat daan kembang g gula, indu ustri hilir gu ula, i industri ikan n kering daan ikan asin,, serta industri makanaan dan minu uman terbu uat d susu. dari
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 141
Gambar 6.1 105 : Peta Peru usahaan Besar di Pulau Jaw wa Tahun 2011 1
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 142
Gambar 6.1 106 : Peta Peru usahaan Besar di Pulau Jaw wa Tahun 2011 1
Industri hilir cokklat dan kem mbang gulaa terkonsenttrasi di wilayyah barat dan t timur Pulau u Jawa. Ju umlah kese eluruhan industri besaar di wilayyah barat 34 p perusahaan dan di wilayah timu ur 6 industri besar. Di wilayah barat, b Indusstri b besarnya be ergerak padaa sektor hilir biji-bijian kupasan k terkonsentrasi di Kabupaten Pati dengan n jumlah 5 industri bessar. Industrii besar yang g menonjol lainnya yaiitu d sector industri pengolahan gula. dari g Industrri tersebut terkonsentra t asi di wilayah J Jawa Timurr, Jawa Ten ngah dan Banten. B Jum mlah total industri be esar di secttor t tersebut yaitu 49 industtri.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 143
Gambar 6.1 107 : Peta Peru usahaan Besar di Pulau Jaw wa Tahun 2011 1
Industtri pengolah han ikan kering dan ikan n asin setengah jadi terkonsentrasi di w wilayah utara dan timu ur Pulau Jaw wa dengan ju umlah 15 in ndustri besar. Untuk leb bih j jelasnya dap pat dilihat pada peta sebaran indusstri besar di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 144
Gambar 6.1 108 : Peta Peru usahaan Besar di Pulau Jaw wa Tahun 2011 1
Perusaahaan besaar yang ad da di Pulau u Jawa khu ususunya untuk u indusstri p penyosohan n beras adaalah di Kotta Depok, Kabupaten K Tanggerang g, Kabupaten Lumajang, Kabupaten K B Blitar dan Kaabupaten Malang. M Sedaangkan peru usahaan bessar d dengan tem ma industrii pengolahaan dan pengawetan sayur s dan buah-buahan t terbanyak adalah a di Kabupaten K Bekasi, Karaawang, Garrut, Kota Se emarang, dan besar pengolahan daan Pengawe S Surabaya. Perusahaan P etan Daging tersebar di s semua Kabu upaten/Kotaa di Pulau Jawa. Ketigaa jenis indusstri tersebutt, Yang palin ng b banyak jum mlahnya ialaah di Seran ng, Bekasi, Brebes, Ko ota Pekalon ngan, Kend dal, Rembang, Lamongan Kediri, Sampang, Situbonodo S dan lain sebagainyya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 145
S Sedangkan konsentrassi perusahaan tersebut paling baanyak beraada di sekittar Provinsi Dae erah Khususs Ibu Kota Jaakarta (DKI Jakarta), bag gian Jawa Te engah sebelah u utara barat, dan Bagian Timur Jawaa Timur.
mbar 6.109 : Peta Perussahaan Besa ar di Pulau Jawa J Tahun n 2011 Gam Industtri yang ham mpir sama ko onsentrasinyya lagi ialah industri pengolahan dan p pengawetan n ikan, industri pengo olahan Kedelai, dan in ndustri pen ngolahan te eh. Ketiga indu ustri tersebu ut terkonsen ntrasi di bag gian tengah h Provinsi Jwa Barat dan b bagian Timu ur Provinsi Jawa Timur. Selaun itu, kelompok k in ndustri yang g hampir sam ma nya ialah industri roti, biscuit k konsentrasi b dan sejenisny, in ndustri olahan tembakaau, i industri tepung terigu dan d industrii tepung lain nnya. Keemp pat jenis ind dustri terseb but t terkonsentr asi di sekitaar Jabodetab bek area daan bagian tim mur Provinssi Jawa Timur.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 146
Perusahaan besar terse ebut banyakk terletak di Kabupaten Tanggerang g, Provinsi DKI D J Jakarta, Kab bupaten Be ekasi, Kabup paten Bogo or, Kabupate en Bandung g, Kabupaten Lamongan, Kabupaten n Bangkalan n, Kabupate en Mojokertto, Kabupatten Jomban ng, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Surabaya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 147
6 RAGAM 6.3 M IKM PER PROVINSI Pottensi Industrri Kecil dan Menengah pada masin ng-masing provinsi p secaara u umum men nggambarkaan makanan unggulan produksi daan makanan n khas daeraah. Industri - industri kecil dan menen ngah ini ada yang berup pa industri rumah r tangga d dan klaster industri, dan d industri yang mem mpunyai ten naga kerja dibawah 100 o orang. Tentunya indu ustri kecil dan menengah ini nilai n investaasi dan niilai p produksinya a tidak
s sebesar
pe erusahaan
besar
makanan
lain nnya
namu un
p pengemban ngannya tetap diperlu ukan mengiingat biasanya IKM in ni merupakan p pengemban ngan ekonomi masyarakat lokal. Pen ngembangaan makanan n khas daaerah yang g seringkalii keberadaan i industrinya tidak sebaanyak prod duk unggulan produkksi di provvinsi tersebu ut. Padahal seh harusnya maakanan khass daerah terrsebut dapaat menjadi salah satu caara u untuk brand ding daerah h untuk me eningkatkan kekompetiitifan ekono omi lokal dan i interlokal serta untuk menjaga aspek a makaanan tradissional daeraah yang kian t tersingkir de engan adan nya produk-produk makkanan perussahaan tran nsnasional dan m makanan modern instant lainnya. Berikut B peta jenis makan nan khas di Pulau Jawa..
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 148
1. Jawa a Timur Di provinsi Jawaa Timur, terrdapat peng gembangan n ragam IKM M yang cuku up banyyak, yang menonjol antara lain adaalah Tempe,, Kerupuk, Roti R dan ku ue, Tahu u, Kecap, da an Lanting.. Namun IKM M makanan khas tradisio onal lain yan ng dikem mbangkan ialah. Temp pe dan tahu tentunya menjadi m produk makanan yang g mudah diikembangkaan karena banyak b diko onsumsi ole eh masyarakkat padaa umumnya dengan baahan baku ke edelai. Peng gembangan n Industri Ke ecil dan Menengah h pada pro oduk makan nan ini jug ga dirasa mudah, m tidak merlukan peralatan yang g sulit atau modern serrta aspek pe ermodalann nya mem pun relative terjjangkau ole eh masyarakkat. Pengem mbangan darri bahan baku elai lainnya ialah kecap. Kecap ju uga tidak sulit s membu uatnya han nya kede deng gan prosess pengolah han kedelaai atau ke edelai hitam m kemudian ditam mbahkan gula merah yang juga mudah did dapat di dae erah ini. Gu ula meraah juga me erupakan makanan trad disional nam mun keberaadaan IKMn nya tidakk banyak di d daerah ini. Produk IKM yang menonjol lainnya ialah Keru upuk, Roti dan Kue sertta Lanting. Makanan M ini berbahan baku tepun ng, sertaa lanting jug ga menggunakan singkkong. Tentu unya adanyaa IKM produ ukprod duk tersebu ut menonjo ol adalah karena mu udah didap patkan bahan baku unya, terjang gkau dan baanyak dikonsumsi masyyarakat banyyak. 2. Jawa a Tengah Jawaa Tengah juga mempun nyai IKM yan ng sangat beragam b karrena meman ng wilayyahnya yan ng luas den ngan karaktter masyaraakat yang berbeda b pu ula. Industri Kecil daan Menengaah atau IKM M yang berkkembang di Jawa Tengah antara lain, Tem mpe, Kacang g, Kerupuk,, Roti dan Kue, K Keripik k, Tahu,Tellur asin,, Tape, Tapioka, Keccap, Kerupuk terung,, Sohun, Kacang K mette, Jamu, Garam, Jenang, Ik kan Asin, Terasi, Ikan Asap, Emp ping jagun ng, Entin ng, Pilus, Ikan pinda ang, dan Rempeyek. R . Banyaknyaa ragam IK KM
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 149
makaanan di Jaw wa Tengah in ni dikarenakkan banyakn nya bahan baku b yang ada sepe erti kedelai, kacang, k tepu ung, jagung g, singkong, ikan dan laiin sebagainyya. Ragaam IKM yan ng menonjo ol di atas ju uga menunjjukkan beberapa produk makaanan khas daerah se eperti, telu ur asin, kerrupuk terung, berbag gai peng golahan ikan n, jenang daan lain sebag gainya. 3. Jawa a Barat Kebe eradaan IKM M di Provinsi Jawa Baratt juga mem mpunyai sum mbang sih atau porsi pengemb bangan eko onomi lokaal yang cu ukup efisien di tengah usahaan bessar produk makanan m daan minuman n yang begiitu banyyaknya peru banyyak di provinsi ini. Pro oduk Industri Kecil dan n Menengah h yang cuku up menonjol di Jaawa Barat antara a lain: Tempe, Kerupuk, K Ro oti dan Ku ue, Keripik, Tahu, Emping, Sale S Pisang, Renggina ang, Ikan pindang, p da an Keripik Gadung g. Tempe te etap menjad di unggulan n daerah karrena meman ng mud dah dikembangkan, terrjangkau daan bahan bakunya b mu udah didapat. Selaiin itu industri makanan n yang unggulan di ataas juga men nggambarkkan prod duk makanan khas Jawaa Barat sepe erti sale pisaang dan berrbagai macaam kerip pik. Hal ini menandakkan bahwa pengembaangan IKM produk kh has daerrah tersebutt mampu bersaing diantara komp petisi lokal dan d interlokkal bahkkan nasional dengan produk-produ uk makanan modern lain nnya. 4. DKI Jakarta J Peng gembangan n IKM di Pro ovinsi ini taampaknya tidak t terlalu u banyak dan beragam. Tamp paknya hal ini disebab bkan banyaaknya perusahaan bessar duk makanan dan minuman di Provvinsi ini mau upun sekitarrnya sehingga prod masyyarakat disaana lebih memilih m untuk menjad di buruh saaja dari pada mengembangkaan IKM send diri. Industri Kecil dan Menengah M yaang menonjjol
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 150
di Prrovinsi DKI Jakarta adalaah Roti dan Kue serta Olahan O Bua ah. Provinsi ini juga tidak memiiliki kecende erungan maakanan khas daerah yang menojol. 5. DIY Walaaupun hanya terdiri darri 4(empat) Kabupaten dan 1(satu) kota, Provin K nsi Daerrah Istimewaa Yogyakartta (DIY) jugaa memiliki pengemban p gan IKM yan ng beragam. Indusstri Kecil dan Meneng gah yang menonjol m d wilayah ini di adalaah: Tempe,, Kacang, Kerupuk, K Ro oti dan Kue e, Tahu, Emping, Kerip pik Sing gkong, Sale e Pisang, Gula Mera ah, Tape, Gaplek, Pe eyek, Patillo, Geblek, dan Ba akpia. Gulaa merah me enjadi IKM yang y paling g banyak atau menonjol dikare enakan wilayyah ini dekaat dengan garis g pantai yang y vegetaasi palin ng banyak adalah a poh hon kelapa. Jadi dirasaa wajar jikalau IKM yan ng menonjol di wilayah ini ad dalah Gula Merah yang notabene e berasal dari kelap pa atau niraa kelapa. Daari analisis di atas jugaa disebutkaan bahwa IK KM yang g menonjol lainnya ialah Gaplek, Tapioka T (Tep pung dari Ke etela), Geble ek, Patilo, dan Bakp pia. Produk makanan tersebut ialaah makanan n khas daerah yang g cukup me enonjol dan n mampu bersaing dengan prod duk makanan lainn nnya. Tentunya keberadaan produ uk IKM makkanan khas daerah yan ng menonjol ini harus dikem mbangkan le ebih lanjut guna mem mpertahankan bran nding wilayah dan penguatan ekono omi lokal laiinnya. 6. Bantten Prod duk Industri Kecil dan Menegah M ataau IKM yang g menonjol di Provinsi ini adalaah: Tempe, Roti dan Kue, K Coklat, dan Empin ng. Selain te emped an ro oti, yang g unik adaalah menon njolnya IKM M Coklat daan Emping g yang mana pero olehan bahaan baku dan n pengolahaannya dirasaa mudah daan terjangkkau dan tidak sulit dikembangk d kan walaupu un dengan modal yang g tidak terlaalu besaar oleh pelakku IKM di Pro ovinsi ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 151
Tabel 6.4:Ragam Makanan M Min numan di Pulau P Jawa yang y Diklassifikasikan Berdassarkan Bah han Baku NO BAHA AN BAKU PRODU UK IKM MAKA ANAN 1
Kede elai
Tempe, Tahu, Kecaap, rempeye ek
2
Tepu ung
Kerupu uk, Roti dan Kue, K
M Kue mocha, Tepung Mie, g
, Pilus 3
Remp pah-rempah h
Bumbu u Masak, Jam mu
4
Kopra
Keripik Kopra
5
Telurr Bebek
Telur Asin
6
Berbaagai
Buaah- Manisan Buah, keriipik buah
buah han 7
Gula
Kembang Gula, Ag gar-Agar
8
Kakao
Coklat
9
Melin njo
Emping g,
10
Singkkong/ketela
keripik singkong, Nata de caassava tapio oca, gethukk, petis, getuk, g lanting, tape, patii ubi kayu, patilo, p geblek
11
Pisan ng
Keripik Pisang, Sale e Pisang
12
Ketan n
Rengginang
13
Kelap pa
Gula Merah, nata de d coco
14
Ikan
Ikan pindang, raju ungan, band deng, ikan goring, g ikan n erasi, teri, ikan i asap, pembekuan n ikan, ikan n asin, te panggaang, sate bandeng, keriipik belut
15
Aren
pati are en, gula aren n
16
Ketan n
Combro o, Brem, Yan ngko,
17
Air
Garam,, es lilin
18
Jagung
emping g jagung, marning
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 152
19
Daging
Bakso, abon, a kerup puk terung,
20
Jenan ng
jenang
21
Nanaas
Dodol nanas n
22
Gadu ung
keripik gadung
23
Temp pe
keripik tempe
24
Tepu ung Beras
sohun
25
Kuli daging d
kerupuk rambak
26
Jamu ur
Kjamurr
27
Kacang hijau
bakpia
28
Tebu u
Gula
29
Tomaat, cabai
Saos
30
Berass
Tepung g beras
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 153
BAB VII A ANALIS SIS KONEKTIVIT TAS PER RUSAHA AAN BES SAR, BAHAN MENTA AH DAN N INDUSTRI KEC CIL DAN N MENENGAH Pene elitian “Mod del Pengem mbangan Klaster K Indu ustri Makan nan-Minuman Berbasis Tip pologi Hubu ungan Antar Wilayah: Optimalisasi O i Konektivitaas, Aksebilittas d Produkktivitas dalam dan m Koridor Ekonomo E MP P3EI” pada tahun t pertaama ini tujuan p penelitianny ya yaitu me emetakan jaaringan produksi berdaasarkan tipo ologi, karaktter k klaster indu ustri makanaan dan minu uman yang ada di Pulaau Jawa. Untuk mencap pai t tujuan terse ebut, basis data d yang digunakan yaitu data bah han mentah, data indusstri k kecil dan me enengah produk makan nan dan min numan sertaa data indusstri besar yan ng b bergerak dib bidang peng golahan pro oduk makan nan dan minuman. Dataa-data terse ebut menjaadi basis data padaa penelitian n yaitu ag gar m mendapatka an gambaraan bagaimaana aktivitass industri makanan dan n minuman di Pulau Jawa dari hulu hingga hilir. Data D bahan mentah dan n industri be esar dianggap m mewakili akktivitas indusstri hulu dan n data IKM dianggap d me ewakili kegiatan ekonomi d dihilir. Untu uk menemukkan keterkaiiatan antar 3 (tiga) aspe ek tersebut data-data d IK KM d dikelompok kkan berdassarkan jeniss bahan bakunya, kem mudian dikaitkan dengan p potensi bah han mentah (sektor pertanian, perikanan, perkkebunan dan n peternakaan) d kegiataan industri besar. dan b Dalam m laporan ini, untuk menemukan m keterkaitan n3 ( (tiga) aspekk tersebut, analisis ke eterkaitan dikelompokk d kan ke dalaam 6 (enam m) b bagian yaitu u:
1.
Analisis A kete erkaitan sekttor pertanian n, IKM dan Industri Besaar
2.
Analisis A kete erkaitan sekttor perkebun nan buah, IK KM dan indu ustri besar
3.
Analisis A kete erkaitan sekttor perkebun nan sayur, IK KM dan indu usti besar
4.
Analisis A kete erkaitan sekttor perkebun nan rempah h, IKM dan in ndustri besar
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 154
5.
Analisis A kete erkaitan sekttor perikanan, IKM dan industri i besaar
6.
Analisis A kete erkaitan sekttor peternakkan, IKM dan n industri be esar
Berikut penjjelasan masing-masing bagian-bag gian tersebu ut.
7 7.1
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 155
ANA ALISIS KON NEKTIVITAS S SEKTOR PERTANIAN N, IKM DA AN INDUST TRI
B BESAR DI PULAU P JAWA A 7.1.1.
Bahan Baku Beras Ketan K
Berd dasarkan an nalisis prod duk makanaan dan miinuman di Pulau Jaw wa, d didapatkan 5 jenis produk ungg gulan makan nan dan minuman m un nggulan yan ng d dihasilkan oleh o IKM yaang berbahaan baku be eras ketan. Jenis-jenisny J ya antara laain r rengginang , jenang, brrem, wajik dan d tape ke etan. IKM yang menggu unakan bahan b baku beras ketan di Pulau Jawa paaling banyakk di wilayah Provinsi Jaw wa Barat yaiitu k kelompok wilayah w Karaawang dan Cirebon, se edangkan di d wilayah laain, IKM yan ng b berbahan baku b beras ketan tidakk begitu me endominasi.. Jumlah un nit usaha IK KM y yang berbahan baku beras b ketan di kelompo ok wilayah Karawang yaitu y 477 un nit u usaha IKM. Produk makkanan ungg gulan berbahan baku beras ketan yang y terdap pat d kelompok wilayah Karawang di K yaaitu renggin nang. Di kellompok wilaayah Cirebo on, p produk makkanan minum man yang berbahan b baku beras kettan yaitu ren ngginang dan w wajik. Jumlaah total IKM M yang mem mproduksi 2 (dua) pro oduk tersebut di Cirebo on y yaitu 255 un nit usaha. Melihat persebaaran bahan baku beraas ketan, tid dak semua wilayah yan ng m menghasilk an bahan baku b yang besar meno onjol dalam m hal pengo olahan bahan b baku terseb but. Seperti contohnya, kelompok wilayah w Ban nten, Bogor dan Priangan m merupakan enghasil kom moditas bah han baku be eras ketan di d barat Pulau wilayah pe J Jawa, akan tetapi t IKM yang y berbah han baku be eras ketan di 3 (tiga) wilayah terseb but s sangat sedikit jumlahnya, bahkan cenderung tidak ada. Hanya H kelom mpok wilayah C Cirebon yan ng indikasin nya menunju ukkan bahw wa jumlah IK KM berbahaan baku berras k ketan berbaanding luru us dengan jumlah j prod duksi berass ketan. Kon ndisi terseb but b berbanding terbalik de engan kondisi yang terjjadi di kelom mpok wilayyah Karawan ng, d dimana jum mlah IKM yang menggu unakan bahan baku be eras ketan sangat banyyak
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 156
a akan tetapi wilayah te ersebut men nghasilkan komoditas k b beras ketan n lebih sedikit d disbanding wilayah lain nnya. Di bagian b teng gah Pulau Jawa J juga menunjukkkan indikasi yang sam ma, w wilayah yan ng memilikki jumlah IK KM berbahaan baku be eras ketan yang y banyaak, j jumlah pro oduksi beraas ketannyya lebih se edikit. Pada peta terlihat bahw wa Pekalongan, Pati, Semaarang dan Surakarta memiliki m jum mlah IKM be erbahan baku b beras ketan lebih dominan dibanding kelompok wilayah di d bagian te engah lainnyya, t tetapi jumlaah produksi beras ketaannya lebih h sedikit
disbanding wilayah lain.
Hanya kelom mpok wilayaah Surakartaa saja yang jumlah IKM berbanding b g lurus dengan b bahan baku u. Temuan menarik m lainn nya yaitu di bagian tengah Pulau Jawa J tepatnya k kelompok wilayah w Pekalongan terdapat ind dustri besar yang bergerak dalaam a aktivitas pengolahan biji-bijian b ku upasan term masuk didalaamnya peng golahan berras k ketan. Jumlah unit usaha perusahaaan besar pengolahan p beras ketan n yaitu kuran ng l lebih 20 perrusahaan be esar. Di baagian timur Pulau Jawa, IKM pengo olahan berass ketan jumlahnya sang gat s sedikit sekaali, tetapi baahan baku beras b ketan di bagian timur t sangaat banyak dan j juga terdap pat industri besar peng golahan berras hulu dan n hilir yaitu di kelompok w wilayah Bojo onegoro dan Malang. Berikut B peta gambaran konektivitas k s antara bahan b baku beras ketan, IKM dan d perusah haan besar.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 157
Gambar 7.1 : Peta Keterka aitan Industri Berbahan Bak ku Beras Keta an
Deng gan melihatt fenomenaa persebaran n IKM berass ketan, bah han baku dan i industri bessar di Pulau u Jawa dap pat digambarkan aliran n barang raantai jaringan p produksi baahan baku serta pengollahan produ uk. Kelompo ok wilayah Karawang K dan C Cirebon yan ng memiliki banyak IKM M pengolahan beras ke etan kemungkinan bahan b bakunya be erasal dari wilayah se ekitarnya se eperti Bante en, Bogo, Bandung B dan Priangan. Dibagian D t tengah, kellompok wiilayah Pekaalongan yaang memilliki p perusahaan besar peng golahan biji--bijian kupassan dan IKM M serta Semaarang dan Pati y yang juga memiliki m IKM M olahan be eras ketan mendapat m p pasokan bah han baku dari DIY, Surakarrta, Madiun atau Bojonegoro. Selanjutnya di wilayah w timu ur Pulau Jaw wa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 158
y yang mempunyai ind dustri besarr biji-bijian kupasan jadi j dan setengah s jaadi m mendapat pasokan p juga dari wilayaah timur sep perti Kediri, Malang dan n Madura.
7.1.2.
Bahan Baku Beras
Sepe erti yang tellah dijelaskaan diatas baahwa komo oditas padi di d Pulau Jaw wa p produksinya a tersebar merata m darii ujung barrat hingga ujung u timur Pulau Jaw wa. Ketika dikaitkan dengan jumlah IK KM olahan beras b dan in ndustri besaar yang ada di Pulau Jawa dapat ditem mukan kem mungkinan-kkemungkinaan aliran barang dan jaasa a antara bahaan baku beraas dan produk olahannyya. Prod duk olahan berbahan baku b beras yang dihassilkan oleh IKM di Pulau J Jawa yaitu makanan m kaarak dan tep pung beras.. Makanan karak k domin nan dihasilkan d wilayah tengah Pu di ulau Jawa tepatnya t dii Semarang g dan Surakarta. Produk m makanan te epung beras dominan dihasilkan oleh IKM di d kelompokk wilayah DIY, M Madiun, Bojjonegoro, daan Bandung g. Padaa peta dapaat diindikassikan bahwaa wilayah basis b pengo olahan bahan b baku beras yaitu di bag gian tengah h dan timur Pulau Jawa, karena terrdapat banyyak s sekali IKM yang y mengo olah bahan baku beras dan diduku ung juga de engan adanya i industri bessar penggiliingan dan penyosohan p n padi seten ngah jadi di Bojonegoro, Kediri, Malaang dan Madura. Dibag gian barat Pulau P Jawa, IKM yang menggunak m an b beras sebag gai bahan baku olahaan produk makanan m saangat sedikkit jumlahnyya, h hanya terdaapat di kelompok wilayyah Bandung. Akan tetaapi, di kelom mpok wilayah Karawang dan d Priangaan terdapat industri be esar penggilingan dan n penyosohan p padi. Dengan me elihat gambaran sebaraan IKM, peru usahaan besar, dan jum mlah produkksi b bahan baku u beras dap pat dikatakkan bahwa IKM yang ada dibagiaan timur dan b bagian baraat Pulau Jawa menggunakan bah han baku dari d wilayah h sekitar yan ng t terdekat.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 159
7.1.3 3. Tepung Terigu Prod duk makanan lainnya yaang terdapaat di Pulau Jawa J yaitu tepung t terig gu. T Tepung teriigu merupakan hasil ollahan dari bahan b menttah gandum m. Akan tetaapi g gandum bu ukan termaasuk bahan n mentah yang dihassilkan oleh Pulau Jaw wa, k kemungkina an gandum m diimportt dari luar Indonesia. Beikut te erdapat pe eta g gambarak keterkaitan k j jumlah IKM M dan perusaahaan besaar tepung te erigu di Pulau J Jawa.
Gamba ar 7.2 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Tepung
IKM yang mengolah gand dum menjaadi tepung terigu terkkonsentrasi di b bagian baraat Pulau Jaw wa yaitu di kelompok wilayah Cirrebon dan DKI. Dibagian t tengah tidaak terdapat IKM tepung terigu tettapi terdapat industri besar tepun ng t terigu hilir di Banyumaas dan Suraakarta. Selanjutnya dib bagian timur Pulau Jaw wa, t terdapat IKM M pembuatan produk tepung t yaittu di Bojone egoro dan Surabaya S serrta t terdapat perusahaan ollahan industtri tepung hulu di kelom mpok wilayaah Madura.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 160
M Melihat fenomena lokaasi industri besar pada peta diatas, industri yang y basisnya h hulu, terkon nsentrasi di bagian selaatan Pulau Jawa, dan industri yang basisnya hilir u umumnya mendekati m p pelabuhan.
7.1.4.
Bahan Baku Jagung g
Prod duk makanan n unggulan dengan bahan baku jaagung di Pullau Jawa yaiitu e emping jagung, marnin ng dan bron ndong. IKM yang meng ghasilkan produk-produk t tersebut te erkonsentrassi di bagian n tengah dan d timur Pulau Jawaa tepatnya di k kelompok wilayah w Pati,, Surakarta, Kediri dan Malang. M Melihat konsen ntrasi IKM dan b bahan men ntah beberaapa kelomp pok wilayah h di Pulau Jawa J dapatt disimpulkkan b beberapa po oin, diantaraanya yaitu: a. Kelompok wilayyah yang me emiliki jumlah produksi komoditass jagung yan ng gi berbandin ng lurus dengan IKM pengolahan produk makkanan jagun ng. tingg Wilayyah-wilayah h yang term masuk dalam m kategori in ni berdasarkkan gambaran jumlah IKM dan bahan men ntahnya yaitu Pati, Surakkarta dan Ke ediri. b. Terdapat wilayaah yang memproduksi komoditas jagung yan ng tinggi akan tetap pi jumlah IK KM nya sediikit, wilayah h-wilayah di Pulau Jawaa yang masuk dalam m kategori ini i yaitu Priaangan. c. Terdapat wilayah yang mem miliki komod ditas jagung g yang tingg gi, jumlah IK KM olahaan sejenis yang cukup banyak b sertaa terdapat perusahaan p besar dengan olahaan sejenis. Kelompok wilayah yang masuk dalam kate egori ini yaiitu umumnya dibag gian timur Pulau Jawa yaitu y Bojonegoro, Malan ng dan Besuki. U Untuk lebih jelasnya daapat dilihat pada p peta di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 161
Gamba ar 7.3 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Jagung
Melihat gambaran sebaran jumlah j IKM,, besaran produksi kom moditas jagun ng s serta jumlah perusahaan besar, dapat d diindiikasikan bahwa bagian n timur Pulau J Jawa merup pakan bagiaan wilayah yang sangaat unggul dalam d olahaan komodittas j jagung, karrena dibagiaan timur, ju umlah produksi komod ditas jagung g yang ting ggi d didukung dengan d keg giatan olahaan komoditaas tersebut baik oleh IKM maupu un i industri besar.
7.1.5.
Bahan Baku Kacang g
Prod duk makanaan dan minu uman ungg gulan di Pullau Jawa be erbahan baku k kacang tanaah yaitu kaccang, enting g dan remp peyek. Jika melihat petta konsentraasi a aktivitas IK KM untuk pengolahan n kacang terlihat saangat didom minasi oloeh
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 162
k kelompok-k kelompok wilayah w di bagian tengah Pulau u Jawa, te epatnya yaiitu k kelompok wilayah w DIY dan Surakarrta. Banyakn nya kegiatan n IKM di wilayah terseb but b berbanding lurus den ngan produ uksi bahan baku kacang tanah. Di kelompok w wilayah DIY Y dan Surakaarta jumlah produksi p kaccang tanah juga j tinggi. Kond disi tersebut berkebalikkan dengan n Pekalongaan dan Banyyumas. Kedua k kelompok wilayah w terssebut mem miliki jumlah h IKM yang g mengolah h bahan baku k kacang, akaan tetapi ju umlah produ uksi bahan bakunya saangat kecil.. Selain itu di Pekalongan juga banyaak terdapat industri besar biji-bijiaan kupasan hilir termasuk d dalamnyya produkk olahan kacang. di k Ke ecenderungan yang terjadi yaiitu k kemungkina an bahan baaku berasal dari d luar kelompok wilaayah tersebu ut. Kelompok wilaayah yang kemungkinan pengo olahan bah han bakun nya m maksimal yaaitu Bojonegoro karenaa selain terd dapat IKM pengolahan p n kacang, juga t terdapat ind dustri biji-bijian kupasaan hilir. Selaanjutnya di bagian b baraat Pulau Jaw wa, p produk olaahan kacan ng tidak terlalu me enonjol, se edikit sekalli IKM yan ng m menggunak kan kacang sebagai baahan baku, padahal beberapa b wilayah sepe erti Priangan, Bogor B dan Bandung menghasilkkan komoditas yang cukup besar. Kemungkinaan, bahan baku b yang ada di Bogor dan Bandung di disstribusikan ke w wilayah Ban nten karena terdapat ind dustri hilir biji-bijian b kup pasan di wilayah Banten n. Jika dibandingkkan ketiga bagian wilaayah terseb but, terlihat bahwa basis b bahan baku u kacang dan n pengolahan produk kacang k beraada di bagiaan timur Pulau J Jawa mulai dar Pati, Surakarta, DIIY, Bojonegoro, Kediri, Madura daan seterusnyya. U Untuk lebih jelasnya daapat dilihat pada p peta di bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 163
Gamba ar 7.4 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Kacang
7.1.6 6. Bahan Baku Kedele ei Prod duk makanan n olahan kedelei unggu ulan di Pulau u Jawa yaitu u tempe, tah hu, s susu kedele ei, keripik tempe, kecap p, kembang tahu dan on ncom. Padaa peta terlih hat b bahwa IKM yang berb bahan baku kedeli di Pulau P Jawa terkonsentrrasi di bagian t tengah Pulau Jawa, mulai m dari Pekalongan n, Banyumaas, Kebumen, Semaran ng, S Surakarta daan Pati. Di bagian b tengaah Pulau Jaw wa, kecende erungan yang terjadi yaiitu j jumlah IKM olahan ked delei sangatt banyak akkan tetapi bahan b baku kedelei tid dak m menonjol, Hanya H beberapa kelompok wilayah h di bagian tengah yan ng jumlah IK KM d dan bahan baku kede eleinya berb banding lurrus yaitu di kelompok wilayah Paati, S Surakarta daan DIY. Kond disi di bagiian timur Pulau P Jawa, berkebalikkan dengan yang terjaadi d dibagian ten ngah. Jumlaah produksi komoditas kedelei sangat menonjjol akan tetaapi IKM olahan kedeleinya sangat sediikit. Kemung gkinan sebaagian bahan n baku kede elai
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 164
d wilayah dari h timur didisstribusikan ke bagian te engah Pulau u Jawa dan sebagian laagi d didistribusik kan ke indusstri besar hilir olahan ke edelai. Dibaagian barat Pulau Jawa,, IKM dan ju umlah produ uksi bahan bakunya b tid dak b begitu men nonjol. Wilaayah di bag gian barat Pulau Jawaa yang me emiliki jumlah p produksi ko omoditas ke edelei yang tinggi hanyya Cirebon dan d Priangaan. Di Bante en, p produksi baahan baku ke edelainya saangat sedikit tetapi terd dapat industri hilir olahan k kedelei. mpulkan baahwa basis olahan ind dustri kede elei Secaara umum dapat disim b bagian ten ngah dan bagian b timur terinteg grasi dengaan baik, kaarena adanya k konektivitas s antara bah han baku di wilayah tim mur dengan olahan ked delei di bagian t tengah. Secara detail daapat dilihat pada peta di d bawah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 165
Gamba ar 7.5 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Kedelai
7 Bahan Baku Ubi kay yu 7.1 7. Prod duk makanan minuman n di Pulau Jawa J yang berbahan b b baku singkon ng a atau ubi kayyu sangat bergam b jenisnya beberapa diantarranya yaitu pati ubi kayyu, k keripik singkkong, gethu uk, lanting, tape t singkon ng, combro,, tapioca, naata de cassavva, p patilo dan geblek. g Jika dilihat padaa peta di baawah ini, IKM M yang men ngolah bahan b baku singkkong menjaadi berbagaai macam produk p maakanan terkkonsentrasi di w wilayah ten ngah Pulau u Jawa terrutama di kelompok wilayah DIIY, Kebume en, Pekalongan, Surakarta dan d Banyum mas. Dibaagian tengaah Pulau Jaawa, jumlah h IKM dan jumlah pro oduksi bahan m mentahnya cukup seim mbang. Sebaagai contoh di DIY, jum mlah produkssi bahan baku
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 166
s singkong saangat tingg gi di dukun ng dengan IKM yang menggunakkan singkon ng s sebagai bah han baku. DIIY juga diken nal sebagai provinsi yan ng memiliki banyak sekkali m makanan kh has berbahan dasar sing gkong seperrti geblek, patilo dan lan nting. Dibaagian timur Pulau Jawaa, jumlah produksi kom moditas sing gkong sang gat t tinggi tetap pi jumlah IK KM olahan singkong sangat sedikitt sekali. Han nya kelompok w wilayah Besuki saja yan ng terlihat le ebih menonjjol dari sisi jumlah IKM dibandingkkan d dengan kelo ompok wilaayah lain di bagian timu ur. Kecende erungan yan ng terjadi, IK KM y yang terdap pat dibagian tengah mendapatka m n pasokan bahan baku dari bagian t timur dan bagian barat (Priangan) Pulau Jawa. Di baagian barat,, jumlah IKM M berbandin ng lurus den ngan jumlah h bahan bakku, a artinya jum mlah IKM yaang mengo olah singkon ng sangat sedikit dan bahan baku s singkong ju uga sedikit, kecuali di kelompok wilayah Priangan. Kon ndisi terseb but m mengindika asikan bahw wa komoditaas singkong di bagian barat b tidak didistribusik d an k wilayah manapun. ke m
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 167
Gamba ar 7.6 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Tapioka
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 168
Gambarr 7.7 : Peta Ketterkaitan Indu ustri Berbahan n Singkong
7.1.8 8. Bahan Baku Tepung g Terigu Prod duk makanan n minuman unggulan yang y berbah han baku tep pung terigu di Pulau Jawa yaitu kerupuk, roti dan kue, mie e. keripik dan d pilus. Produk-produk t tersebut merupakan produk p yan ng dihasilkaan oleh IKM M di Pulau Jawa. Untuk m melihat ketterkaitan an ntara aktivittas ekonom mi IKM, makka dibandingkan dengan j jumlah indu usti besar (hu ulu dan hilirr) tepung terrigu. Jika melihat seb baran IKM yang y berbah han baku te epung terigu, didominaasi o oleh wilayah di bagian n barat dan bagian teng gah, semen ntara di bagian timur IK KM o olahan terig gu sangat sedikit s tidakk terlalu me enonjol. Untuk lebih je elasnya dap pat d dilihat padaa peta di baw wah ini.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 169
Gambar 7..8 : Peta Keterrkaitan Industtri Berbahan Tepung T Terigu u
b barat Pulau Jaw wa, industri besar olahan tepung g terigu juga Di bagian s sangat banyyak, bertolak belakang dengan bag gian tengah h Pulau Jawaa yang jumlah IKM banyakk tetapi jun nlah industri olahan te epung terig gunya sang gat sedikit. Di b bagian timu ur, junlah IK KM sedikit tetapi t jumlaah industri besarnya cukup banyaak. Kondisi ini menggamb barkan bahw wa industri-industri be esar tersebu ut cenderun ng b berlokasi paada wilayah--wilayah yan ng mempun nyai pelabuh han yang be esar.
7 7.2
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 170
ANA ALISIS KON NEKTIVITAS S SEKTOR PERKEBUN NAN BUAH H, IKM DA AN INDU USTRI BESA AR DI PULAU U JAWA 7.2.1 1 Bahan Baku Kelapa a Prod duk unggulaan makanan dan minum man yang menggunakan bahan baku
k kelapa yaitu u VCO, koprra, nata de coco, c yangkko dan gula merah. Darri kelima jen nis p produk maakanan dan minuman olahan ke elapa, jenis kopra dan n gula merah d diklasifikasik kan sebagaai produk hulu h karenaa produk tersebut dig gunakan ole eh p produk lain n sebagai baahan baku. Pada peta keterkaitan n IKM, indusstri besar dan b bahan menttah kelapa di d bawah ini, dapat disim mpulkan bah hwa bagian tengah Pulau J Jawa merup pakan basis wilayah w pen nghasil prod duk olahan kelapa. k
Gamba ar 7.9 : Peta Ke eterkaitan Ind dustri Berbaha an Kelapa
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 171
Padaa peta terrlihat bahw wa kelompo ok wilayah h Banyumaas, Kebume en, S Semarang dan d DIY me erupakan wiilayah-wilayyah penghassil produk olahan o kelapa y yang paling g dominan di d Pulau Jaw wa. Kondisi tersebut be erbanding lurus produkksi k komoditas kelapa k di wilayah terseb but (kecuali DIY) yang ju uga besar. Dibagian D tim mur Pulau Jawa,, jumlah pro oduksi bahaan baku kelaapa sangat tinggi t akan tetapi jumlah IKM nya sangat sedikitt, bahkan di d beberapa wilayah tid dak terdapaat IKM olahan k komoditas kelapa. k Secaara umum dapat d disim mpulkan bah hwa Jawa Tengah T merrupakan basis p produk olah han kelapa, dan d bahan baku b yang digunakan d k kemungkina an berasal dari d dalam Jawa Tengah dan n sebagian Jawa J Timur.. 7.2.2 2 Bahan Baku Kopi Berd dasarkan hasil analisis produk maakanan dan n minuman unggulan di Pulau Jawa,, kopi bubu uk merupakaan salah sattu produk unggulan u yaang berbahan b baku biji ko opi. Kelomp pok wilayah h yang men nghasilkan produk p kopi bubuk yan ng d dominan yaaitu Kebume en. Pada pe eta di bawah h terlihat de engan jelas bahwa hanya k kelompok wilayah w Kebu umen yang sangat banyyak memilikki IKM yang mengolah biji b k kopi. Beriku ut peta keterrkaitan IKM, perusahaan n besar dan bahan baku (biji kopi) di Pulai Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 172
Gamba ar 7.10 : Peta Keterkaitan In ndustri Berbah han Kopi
Padaa peta juga terlihat t bahw wa komodittas biji kopi didominasi oleh wilayaahw wilayah di bagian tim mur dan ten ngah Pulau Jawa. Den ngan melihaat persebaran j jumlah prod duksi bahan n baku biji kopi, k dapat diindikasikaan bahwa bahan b baku di b bagian teng gah dan baagian timurr didistribusikan sebag gian besar ke kelompok w wilayah Keb bumen.
7.2.3 3 Bahan Baku Mete Prod duk unggulaan olahan berbahan baku jambu mete dapat dijadikkan b berbagai jenis makanaan, salah sattunya yaitu kacang me ete. Dari petta keterkaitan n baku mete dapat dilihat dengan n jelas bahw wa IKM, preusaahaan besarr dan bahan k kelompok wilayah w Suraakarta merup pakan yang paling banyyak mempro oduksi kacan ng m mete, sedan ngkan di ke elompok wiilayah lain tidak t terdap pat produk olahan mette. A Akan tetap pi, komoditas jambu mete yang g digunakaan sebagai bahan baku
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 173
p pembuatan produk olahan makanan kacang g mete san ngat sedikit di Surakarta. U Untuk lebih jelasnya daapat dilihat pada p peta di bawah ini.
Gamba ar 7.11 : Peta Keterkaitan K In ndustri Berbah han Mete
hat kecende erungan alirran bahan baku b pembuatan kacan ng Padaa peta terlih m mete kemungkinan be erasal dari Kebumen, K Paati, Madiun serta Malan ng. Kondisi di b bagian baraat Pulau Jaw wa, sebagian n besar kom moditas jambu mete tid dak menonjol. J Jumlahnya sangat s sedikkit, berband ding lurus de engan jumlaah unit usah ha IKM olahan k kacang mete.
4 Bahan Baku Nenas 7.2.4 Prod duk olahan berbahan baku b buah nanas jumlahnya sangat sedikit di Pulau Jawa.. Salah satu produk ung ggulan berb bahan baku nanas yaitu u dodol nanaas.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 174
Kelompok wilayah w yang g paling dom minan dalam m mengolah h bahan bakku nenas yaiitu k kelompok wilayah w Karrawang. Kellompok willayah lain disekitarnya d a, jumlah IK KM o olahan bahan baku ne enas jumlah hnya cenderung sangaat sedikit. Dibagian D barrat Pulau Jawa,, jumlah pro oduksi bahaan baku san ngat menon njol di kelom mpok wilayah Priangan, Bogor dan Banten. Berd dasarkan kondisi terseb but, kecende erungan yan ng t terjadi yaitu u kelompok wilayah w Karaawang kemungkinan mendapat m pasokan bahan b baku dari Prriangan, Bog gor ataupun n Banten. Un ntuk lebih je elasnya dapaat dilihat pada p peta di baw wah ini.
Gamba ar 7.12 : Peta Keterkaitan K Industri Berbah han Nanas
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 175
7.2.5 5 Bahan Baku Aren
Gambar 7.13 : Peta Keterkaitan In ndustri Berba ahan Aren
Buah h aren banyaak di olah menjadi m pati aren maupu un gula aren n oleh indusstri k kecil dan menengah m a atau IKM. In ndustri Kecil dsn mene engah peng golah aren ini b berada di Pulau Jawaa bagian te engah yakn ni di Kelom mpok Wilayaah Kebume en, d Pekalon ngan. Paling g banyak iaalah di Kelompok Wilayyah Kebumen Banyumas dan y yang mengo olah menjad di gula aren.. Sedaangkan untu uk basis ind dustri bahan mentah yang y meng ghasilkan aren t tersebuar di d seluruh wilayah w Pulau Jawa. Namun N yang g cukup be esar kapasittas p produksinya a adalah di d Kelompo ok Wilayah Priangan, banyumas, Pekalongaan,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 176
S Semarang, Madiun dan Surabaya. Namun di kelompokk wilayah pe enghasil are en t tersebut sellain Pekalon ngan dan Banyumas tid dak mempu unyai IKM pengolah p aren t tersebut, se ehingga diindikasikan bahan bakku aren terssebut di ekkspor ke arah t tengah Pulaau Jawa, yaakni menuju Kelompo ok Wilayah Kebuman, Banymas dan Pekalongam m. Kebumen n merupakaan Kelompok Wilayah h yang mempunyai IK KM p pengolah aren terbanyyak, namun produksinyya bahan mentahnya m p paling sedikkit. S Sehingga arren tersebut pasti didapat dari willayah lain yaang memprrodusksi buah a aren cukup besar seperrti Semarang g dan Madiu un serta Suraabaya.
7.2.6 6 Bahan Baku Buah
Gamba ar 7.14 : Peta Keterkaitan K In ndustri Berbah han Buah
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 177
Buah h yang ban nyak terdapaat di Pulau Jawa ini banyak b jugaa yang diolah m menjadi baahan makan nan lainnya seperti maanisa, sari buah, kerip pik buah, dan b bentuk ben ntuk pengaw wetan buah h lainnya. Hal H tersebutt dilakukan oleh Indusstri Kecil dan Menengah M d juga pe dan erusahaan-p perusahaan besar. Indu ustri Kecil dan M Menengah pengolah buah b menjaadi keripik buah b banyaak terdapat di Kelompok untuk bah W Wilayah Maalang, Mad diun dan Surakarta. S S Sedangkan han makanan m manisan banyak dilakukkan di Kelom mpok Wilayaah Banten, Bogor B dan DKI. D ngolah buah h menjadi siap Selaiin IKM juga ada perusahaahn besar yang men k konsumsi. Perusahaan P besar peng golah buah ini i paling banyak terdaapat di Bogo or, Karawang, Priangan, P Su urakarta, Maalang dan Surabaya. Se edangkan pe enghasil buah t terbanyak berada b di Ke elompok Wiilayah Jawa bagian barrat. Produksi paling bessar i ialah di Ke elompok Wilayah W Bantten, Bogor, Priangan, Pekalongan n, Banyumaas, S Semarang, Pati, DIY, Madiun M dan Kediri. Oleh karenanyaa dilihat dari peta diataas, a aliran bahan n mentahnyya ialah men nuju timur daan barat pulau Jawa untuk kemudian d diolah menjjadi bahan makanan m siaap konsumsii.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 178
7.2.7 7 Bahan Baku Kakao
Gamba ar 7.15 : Peta Keterkaitan K In ndustri Berbah han Kakao
erdapat di Jawa bagian Tengah hingga h Timur. Perkebunan buaah Kakao te Perkebunan n kakao ini cukup banyak kapasittas produkssinya, yakni di Kelompok W Wilayah Madura, M Maalang, Mad diun, Bojon negoro, Surakarta, Ke ebumen dan Pekalongan. Sedangkaan industri pengolahan nnya baik IK KM maupun n perusahaan b besarnya paaling banyakk di bagian barat b Pulau Jawa. Industri Pengolaahan Kecil dan d Meneng gah pengolaah kakao me enjadi produk c coklat ini paling p banyaak terdapatt di Kelomp pok Wilayah h Banten, DKI, Karawan ng, Bandung, Kebumen K daan Kediri. Untuk U Kelom mpok Wilayah Kebume en dan Kediri, b bahan baku unya meman ng dari wilayyahnya send diri yang me empunyai produksi kakkao
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 179
y yang cukup p besar pula. Sedangkan n untuk wilaayah lainnyaa pasti mengimpor kakkao d dari wilayah lain penghasil kakaao yang tid dak memilikki industri pengolahnyya. Perusahaan besar pengolah kakao paling baanyak juga berada di bagian barrat Pulau Jawa yakni di Ke elompok Wilayah W Banten, DKI, Bogor, Karawaang, Bandun ng d Priangaan. Jadi arah bahan mentahnya adalah dan a dari bagian timur menuju ke b bagian baraat Pulau Jaw wa untuk diolah lebih lan njut menjadi coklat siap p konsumsi.
7 7.2.8 Baha an Baku Gu ula
Gambar 7.16 : Peta Keterkaitan In ndustri Berba ahan Gula
Gulaa juga banyyak dimanffaat sebagaai bahan baaku membuat makanan l lainnya seperti kemban ng gula, lim mun, dan sirup. Namun secara umu um, gula juga b banyak digu unakan untu uk membuatt kecap, bum mbu masak, makanan riingan dan laain
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 180
s sebagainya. . Industri Ke ecil dan Men nengah atau u IKM pengo olah gula banyak terdap pat d Kelompok Wilayah Se di emarang, Paati, Bojonegoro, dan Ked diri. Sedaangkan untu uk perusahaaan besarnyya paling terrsebar di se eluruh wilayah Pulau Jawaa. Industri perusahaan p besar peng golah gula paling ban nyak terseb but b banyak terd dapat di bag gian timur daan barat Pulau Jawa. Dii bagian battar Pulau Jaw wa y yakni di Kelompok Wilaayah Banten n, Bogor, DK KI, Karawang g, Bandung, Priangan dan C Cirebon. Sedangkan di bagian tim mur perusahaaan besar paling p banyaak terdapat di W Malaang, Kediri, Surabaya, Bojonegoro, Madiun dan n Pati. Kelompok Wilayah
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 181
7.2.8 8 Bahan Baku Pisang g
Gamba ar 7.17 : Peta Keterkaitan K Industri Berbah han Pisang
Pisan ng merupakkan makanaan yang cukkup popularr dan banyaak dikonsum msi o oleh masyarakat Indon nesia. Pisang g banyak dimanfaatkan n untuk mem mbuat kerip pik, p pisang, sale e pisang daan banyak makanan yang y diolah dan diawe etkan dengan b bahan baku u pisang. Basis industri pisang banyak diprodu uksi di selurruh wilayah di Pulau Jawa. Perkebunan pisang yan ng paling baanyak ialah ada di Kelom mpok Wilayah Pulau Jawa bagian barrat. Yang te erbesar ialah h Kelompokk Wilayah Banten, B Bogo or, Priangan, Pekalongan, Semarang, DIY, Pati,daan Kediri. Sedangkan IKM pengolah p pisang ini ju uga kebanyaakan beradaa di wilayah Jawa J bagian n barat. Industri Kecil daan Menengaah yang men ngolah pisang paling banyak b berada d Kelompo di ok Wilayah Cirebon, C Karrawang, Priaangan, Pekaalongan, Baanyumasa dan
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 182
DIY. Memang sebagiaan besar IK KM pengolaah bahan baku b pisang ini banyyak t terdapat di Jawa Barat karena memang m Jaw wa Barat terkenal deng gan makanan k khasnya yakkni sale pisaang. Sedang gkan di untu uk perusahaaan besarnyya, tersebar di b bagian baraat juga timurr pulau Jawaa. Banyaknya perusahaaan besar pen ngolah pisan ng d Jawa Baraat juga didu di ukung adanya produksii bahan men ntah yang ada a di wilayah J Jawa Barat. Industri bessar pengolah pisang di Jawa Barat ada a di Kelom mpok Wilayah Bogor, Karaw wang dan Priangan. P Pro oduksi bahaan baku pisaang di Kelom mpok Wilayah Banten sangat besar, namun n indu ustri kecil dan d meneng gah tidak terlalu banyyak s serta perusaahaan besar pengolahannya tidakk ada, sehin ngga kemun ngkinan bessar h hasil bahan n baku terse ebut di eksspor ke Kelompok Wilayah Karaw wang ataupu un Bogor dan Priangan karena k di ketiga Kelom mpok Wilayyah tersebutt mempunyyai b beberapa in ndustri besar pengolah pisang yang g cukup ban nyak. Sedaangkan peru usahaan bessar pengolah pisang di bagian timur terdapat di Kelompok Willayah W Surrakarta, Malang dan Su urabaya. Ketiga Kelomp pok Wilayah di w wilayah tim mur pulau Jawa J terseb but tidak mempunyai m produksi bahan mentah p pisang yang g cukup ban nyak sehingg ga kemungkinan besarr bahan baku pengolahan p pisang peru usahaan terssebut mengimpor dari Kelompok K W Wilayah sekittarnya seperrti: S Semarang, Madiun, M Ked diri dan Bojo onegoro.
7 7.3
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 183
ANA ALISIS KON NEKTIVITAS S SEKTOR PERKEBUN NAN SAYUR R, IKM DA AN
I INDUSTRI BESAR B DI PU ULAU JAWA A 7.3.1 1 Bahan Baku Bawan ng Merah
Gambar G 7.18 : Peta Keterkaitan Industri Berbahan B Bak ku Bawang Me erah
Bawaang Merah selain menjjadi bahan olahan o baw wang goring g, banyak juga langsung oleh d dikonsumsi o masyarrakat karenaa sebagai rempah remp pah campuran b bumbu massak untuk ko onsumsi seh hari-hari. Ind dustri Kecil dan Menen ngah atau IK KM y yang meng golah bawan ng merah menjadi m baw wang goran ng paling banyak b ada di Kelompok wilayah w Kediiri, Malang dan d Kebume en. Sedaangakan basis industri perkebunan bawang merah ini paling p banyyak b berada di Kelompok K W Wilayah Pekkalongan yakni di Kabu upaten Breb bes. Selain itu i
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 184
j juga ada Ke elompok Wiilayah Bante en, Cirebon, Bandung, Semarang, Pati, DIY dan S Surakarta. Namun N Kelo ompok Wilaayah pengh hasil bawan ng merah tersebut t tid dak m mempunya i industri pe engolah baw wang merah h, jadi sebag gian besar bawang merah t tersebut die ekspor ke wilayah w lain bahkan naasional untu uk memenuhi kebutuhan n nasional. Se ebenarnya Bawang Me erah juga diolah d oleh perusahaan besar yan ng c cukup beraagam misaln nya untuk campuran bahan bum mbu masak,, mie instant, k kecap dan laain sebagain nya.
7.3.2 Bahan Baku Cabai
Gambar 7.19 7 : Peta Ketterkaitan Indu ustri Berbahan n Baku Cabai
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 185
Bahaan mentah cabai, banyyak diolah menjadi be eberapa bah han makanan y yang banayyk digemari oleh masyyarakat Indo onesia. Selaiin diolah menjadi m bahan m makanan laainnya, cab bai juga baanayk dikonsumsi lan ngsung oleh h masyarakkat Indonesia. Cabai C bisa dioleh d menjaadi saos, cam mpuran bum mbu masakkan, campuran b bumbu makanan ringan yang baanyak dipro oduksi oleh industri besar dan laain s sebagainya. . Selain itu ju uga ada ind dustri pengo olahan cabai paling ban nyak berada di b bagian timur Pulau Jaawa yakni di Kelompok Wilayah h Besuki, Malang, M Kediri, o, Kediri, Su urakarta dan n Semarang g. Industri Kecil dan Menengah M ini Bojonegoro b biasanya me engolah cab bai menjadi saos dan laiin sebagainyya. Sedaangkan unttuk basisi perkebunan p n Cabai di Pulau Jawaa ini terlettak s seluruh Kelo ompok Wilayah di Pulau u Jawa. Nam mun yang paaling banyakk produksin nya b berada di bagian b baraat Pulau Jaawa. Oleh kerenanya k a aliran bahan mentah ini m menuju ke e arah timu ur Pulau Jawa J yakni kepada Kelompok K w wilayah yan ng m mempunya i IKM yang banyak b untu uk mengolaah cabai menjadi saos. Selain S itu juga b beberapa bahan mentaah menuju perusahaan p -perusahaan n besar indu ustri makanan y yang memb butuhkan caabai sebagai campuran bumbu pro oduk makan nannya. Selaain i juga pro itu oduksi cabaai ini meng garah kepad da warung makan/resttoran-restoran y yang mengaandalkan sambalnya daalam penyed diaan masakkannya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 186
7.3.3 3 Bahan Baku Kentan ng
Ga ambar: Gambar 7.20 : Peta Keterkaitan In ndustri Berbahan Baku Ken ntang
Kenttang (Solanu um tuberosum L) meru upakan sum mber utamaa karbohidrat, s sehingga menjadi m kom moditi pentin ng. Kentang g dapat men njadi sumbe er karbohidrrat a alternatif pengganti p p padi yang banyak di konsumsii masyarakkat Indonessia. Pengemban ngan kentan ng sebenarn nya mempun nyai prospekk yang cuku up baik saat ini k karena makkin banyak kampanye k yaang mengajjak masyaraakat beralih dari makanan p padi(beras) menjadi ko omoditi lain, dan kentaang manjadii salah satu alternatifnyya. Pengurangaan konsumssi beras sebe enarnya jug ga bisa men ngurangi keb butuhan akan i impor berass untuk mem menuhi perrmintaan be eras masyaraakt yang nilainya (impo or) c cukup besarr dan merug gikan petanii dalam negeri. Kenttang banyakk di produkssi di seluruh hh Kelompo ok Wilayah di d Pulau Jaw wa. Namun yan ng paling banyak ialah di Kelo ompok Wilaayah Priang gan, Cirebo on,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 187
Bandung, Pekalongan, P Banyumass dan Kebu umen. Namu un semua wilayah yan ng p paling ban nyak memp produksi kentang k terrsebut tidaak mempunyai indusstri p pengolahan n kentang. In ndustri peng golahan ken ntang yang disebutkan ialah Indusstri Kecil dan Menengah M y yang terdap pa di Kelom mpok Wilayah Bogor daan Kediri. Jaadi a aliran bahan n mentah yang beradaa di Pulau Jaawa bagian tengah terssebut menu uju k barat ke ke e Kelompokk Wilayah Bo ogor dan ke k timur me enuju Kelom mpok Wilayah Kediri untukk dioleh me enjadi keripiik kentang. Sebenenarn nya selain menuju m kedua Kelompok Wilayah W yang mempunyyai IKM pengolah kentaang tersebut, bahan baku k kentang jug ga diserap oleh o masyarakat dan perusahaan p besar peng golah kentan ng m misalnya me enjadi bahan makanan ringan dan lain sebagainya.
7.3.4 4 Bahan Baku Melinjo o
Gambar 7.21 : Peta Kete erkaitan Indusstri Berbahan Baku Melinjo
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 188
Perkebunan sayyur Melinjo terdapat t haampir si sem mua Kelomp pok Wilayah di Pulau Jawa.. Namun yan ng cukup be esar ialah di Banten, DIY, Pekalong gan, Kebumen d Surakarrta. Dapat disimpulkan bahwa banyak terdapaat di Jawa bagian tengaah. dan S Sedangkan IKM pengolah melinjo menjadi em mping ini paling p banyaak terdapat di Kelompok Wilayah W Pekaalongan, DIY Y, Surakarta,, dan Kebum men. Sehingga aliran produksinyya ialah dari arah baraat dan timu ur pulau Jaw wa m menuju Jaw wa bagian tengah t yang mempunyai industrii pengolah melinjo yan ng c cukup banyyak. Dari Kelompok Wilayah Banten yang mem mpunyai prroduksi bahan m metah meliinjo paling banyak jug ga menuju kea rah Jaw wa bagian tengah t untuk d diolah lebih h lanjut menjjadi emping g siap konsu umsi.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 189
7.3.5 5 Bahan Baku Teh
Gambar 7.22 : Peta Ke eterkaitan Industri Berbaha an Baku Teh
Industri pengolaahan teh di Indonesia ada a yang berupa industtri perusahaan b besar yang mengolah teh t menjadi siap konsu umsi ataupu un setegah jadi. j Selain itu i j juga ada ind dustri kecil dan menengah yang mengolah m te eh. Industri IKM I pengolah t tersebutt banyak terrdapat di Kelompok Wilayah Banten teh n dan Kebum men. Industri pengolahan teh oleh perussahaan bessar yang paling p banyyak t terdapat di Bogor, Banten, B Ban ndung, Keb bumen, Se emarang daan Surakarta. S Sedangkan untuk basiss industri baahan mentaah teh banyyak terdapatt di Kelompok W Wilayah Ban ndung dan Bogor. B
7 7.4
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 190
ANA ALISIS KONE EKTIVITAS SEKTOR S PERTANIAN, IKM DAN IN NDUSTRI
B BESAR DI PULAU P JAWA A 7.4.1 1 Bahan Baku Bandeng
Gambar 7.2 23 : Peta Keterrkaitan Industtri Berbahan Baku B Bandeng g
Industri pengo olahan men nggunakan bahan me entah Band deng banyyak d dilakukan oleh o perusah haan besar dan d Industri Kecil dan Menengah M ( (IKM) di Pulau J Jawa, Bahan n mentah Bandeng B ini diolah men njadi Bandeng Presto, Sate S Banden ng d Banden dan ng matang siap konsu umsi lainnyaa. Peternakaan Bandeng g yang palin ng b besar diterd dapat di Banten, Cirebon, Pekalon ngan, Semarang, Pati, dan d Surabaaya y yang artinyaa masuk ke dalam wilaayah Jawa bagian b utaraa. Namun se ebagian bessar p perusahaan pengolahaan Bandeng tersebut te erdapat di bagian b timu ur Jawa Timur.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 191
J Jadi aliran bahan b mentah Bandeng g tersebut menuju m ke Jaawa Timur dan d lokasi IK KM p pengolahan n bandeng. Industri Kecil dan d Menen ngah yang melakukan n pengolah han Banden ng t terkonsentr asi di beberapa tempaat seperti Baanten, Pati dan yang paling p banyyak a di Kebupaten Surabaya. Indu ada ustri bahan mentah Baandeng yan ng tersebar di w wilayah bag gian utara jaawa tersebu ut kemungkkinan besar mengalir ke e wilayah IK KM p pengelola Bandeng B terssebut.
7.4.2 2 Bahan Baku Ikan
Gambar 7.24 : Peta Keterkaitan Indu ustri Berbahan Baku Ikan
Aspe ek budidayaa perikanan n di Pulau Jawa juga banyak diikembangkaan. Industri perrikanan yan ng dilakukan n menggun nakan cara budidaya Jaring J Apun ng,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 192
Keramba, Kolam, K Laut, Sawah dan n lain sebag gainy. Hasil komoditi produk-produk p perikanan tersebut t pun juga beraadam misaln nya lele, gu urameh, ikan n mas, baw wal, n dan lain nila n sebagainyaa. Industri Kecil Daan Menengaah (IKM) yan ng mengolaah bakan mentah ikan ini m menjadi ikan yang siap p konsumsi biasanya b dalam bentukk ikan beku, ikan pindan ng, n nugget ikan n, teri, ikan n asap, ikan n goring, ikan pangan ng dan lain n sebagainyya. Berdasarkan n peta diataas, IKM peng golah ikan paling p banyyak berada di d Pulau Jaw wa b bagian utarra. Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang g paling baanyak ada di Kelompok Wilayah W Patti, Semarang g, Pekalong gan, Cirebon, Karawang, Bogor dan Banyumas. Sedangkan untuk indu ustri pengollah ikan ini biasanya mengolah m ikkan d dengan lebih modern sperti menjjadi ikan daalam kaleng siap konsu umsi, tempu ura d dan lain se ebagainya. Dilihat D jugaa dari peta di atas, industri peru usahaan bessar p pengolh ikaan berada di d Kelompok Wilayah DKI, D Semaraang, Surakarta, dan yan ng p paling banyyak berada di d Kelompokk Wilayah Bo ojonegoro, Surabaya S dan Malang. Sedaangkan untu uk basis indu ustri mentah h perikanan ini paling banyak b berada d Kelompo di ok Wilayah Banten, Pe ekalongan, Pati, Bojonegoro, Suraabaya,Malan ng, Besuki dan Madura. M Kellompok Wilaayah Madurra dan Besukki yang beraada di Provin nsi J Jawa Timur tidak memp punyai indu ustri pengolaahan ikan yaang besar oleh karenanya i bisa jadi hasil industtrinya dieksp itu por ke Kelom mpok Wilayyah Bojonegoro, Surabaaya d Malang dan g yang mem mpunyai ind dustri perussahaan besaar pengolah han ikan yan ng c cukup banyyak. Sedangkkan di Kelom mpok Wilayah Banten yang y memp punyai indusstri m mentah perikanan yan ng cukup besar b pula, namun tid dak mempu unyai indusstri p pengolah yaang cukup juga jadi diin ndikasikan bahwa b hasil perikanan ini diekspor ke Kelompok Wilayah W DKI atau Bogo or yang mempunyai Industri besar pengolahan i ikan yang cu ukup banyak.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 193
7.4..3 Bahan Baku Udang g
Gambar 7..25 : Peta Kete erkaitan Indusstri Berbahan Baku Udang
Udan ng adalah binatang b yaang hidup di d perairan,, khususnyaa sungai, laut, a atau danau u. Udang dapat ditem mukan di haampir semu ua "genang gan" air yan ng b berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pad da kedalaman b bervariasi, dari dekatt permukaaan hingga beberapa ribu mete er di bawah p permukaan. . Udang biasa dijadikan n makanan laut (seafoo od). Udang banyak b diolah m misalnya me enjadi kerup puk udang, sambal s udang, petis terrasi dan lain sebagainyaa. Industri kecil dan Menengah (IKM) yang g mengolah h udnag berd dasarkan pe eta d diatas banyyak terdapat di Kelompok Wilayah Pekalong gan, Pati, daan Semaran ng. Perusahaan S Sedangkan n besarnya juga cuku up banyak terdapat di Pulau Jaw wa s seperti di Kelomok K Wiilayah DKI, Bogor, Suraakarta, dan yang palin ng besar ialah Kelompok Wilayah W Bojjonegoro, Surabaya, S dan Malang. Sedangkan n untuk basis p produksi iaalah di Kelo ompok Wilaayah Banten n, Karawang, Cirebon,, Pekalongaan, S Semarang, Pati, P Surabayya, Madura dan Besuki.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 194
Bebe erapa Kelom mpok Wilayaah yang mempungai in ndustri perikkanan mentah n namun ban nyak yang tidak mempunyai industri pengo olahnya, ole eh karenanya b bisajadi hassil perikanan n bahan mentah terse ebut di eksp por ke wilayyah lain yan ng m mempunya i IKM ataup pun perusah haan besar yang cukup banyak pula p kapasittas p produksinya a. Kelompok Wilayah Besuki, B Pati dan Madu ura bisa jad di diekspor ke Kelompok Wilayah W Bojonegoro, Malang M dan Surakarta yang y mempunyai indusstri p perusahaan besar peng golahan ikaan. Di bagiaan barat, Ke elompok Wilayah Bante en, d Cirebon mempunyaai industri bahan b mentaah perikanan yang cuku up Karawang dan b banyak nam mun tidak memiliki IKM atau industtri besar pen ngolahan ikaan, maka haasil p perikanan mentah m terrsebut diind dikasikan diekspor ke Kelompok Wilayah DKI, Bogor dan Banyumas yang y memp punyai perussahaan besaar pengolah han ikan yan ng c cukup banyyak.
7 7.5
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 195
ANA ALISIS KONEKTIVITAS SEKTOR PETERNAKA P AN, IKM DA AN INDUST TRI
B BESAR DI PULAU P JAWA A 7.5.1 1 Bahan Baku Daging g
Gambar 7..26 : Peta Kete erkaitan Indusstri Berbahan Baku Daging
Makssud dari keterkaitan in ni adalah un ntuk menge etahui mem metakan ranttai j jaringan produksi berd dasarkan tipologi karaakter klaster industri makanan m dan m minuman yang y ada di pulau jawaa. Keterkaitaan industri besar deng gan IKM yan ng m mengolah d bah han mentah h daging. Bentuk B pen ngolahan IK KM makanan dengan d dengan bah han baku daaging antaraa lain adalah h Abon, Dag ging, Bakso, Kikil, Kerupuk Rambak, dan lain sebag gainya. Selaiin itu daging g sapi oleh banyak b peru usahaan bessar j juga diolah menjadi maakanan siap makan (jad di) atau setengah jadi, seperti awetan
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 196
d daging (daaging dalam m kaleng), daging Bu urger, Sosis, Kornet, Bistik, Steaak, Delicatesen, Bakso, Tem mpura dan olahan o dagin ng lainnya. Industri Kecil Me enengah ataau IKM peng golah bahan n mentah daaging sebag gai b bahan baku u membuat produk IKM M mereka ada di hamp pir seluruh wilayah w Pulau J Jawa. Yang paling besar berada di Kelompok Wilayah W Dae erah Istimew wa Yogyakarta, S Surakarta, Kebumen, K P Pekalongan, , Semarang g, Banten, Bandung, B B Bogor, Daerah Khusus Ibukkota Jakartaa, dan Malan ng. Selain IK KM juga adaa perusahaaan besar yan ng m mengolah daging d untu uk menjadi bahan b makanan jadi maaupun seten ngah jadi yan ng d disebut ind dustri hulu dan industrri hilir. Indu ustri hulu merupakan m industri yan ng m mengolah bahan b baku menjadi bahan makanaan setengah h jadi. Sedan ngkan indusstri m makanan hiilir adalah yang y mengo olah bahan baku maup pun bahan setengah jaadi m menjadi bah han makan jadi j dan siap p dikonsum msi. Perusahaaan besar yaang mengolah d daging menjadi bahan n makanan setengah jadi banyak terdapat di Kelompok W Wilayah Maalang, Surab baya, Surakkarta, Semarrang. Priang gan dan Daaerah Ibuko ota J Jakarta. Sed dangkan ind dustri/perussahaan yang g mengolah h daging menjadi m bahan m makanan jaadi, paling besar b terdap pat di Malan ng, Surabayya, Bojonego oro, Priangaan, C Cirebon, dan Banten. uk basis industri bahan mentah yaang mempro oduksi dagin ng Sedaangkan untu a di semua Kelompok Wilayah kecuali Daaerah Ibuko ada ota Jakarta. Basis indusstri b bahan men ntah dengan n hasil produksi dagin ng yang terbesar ada di Kelompok W Wilayah Surrabaya, Mallang, Bojonegoro, Suraakarta, Banyyumas, Bogo or, Karawan ng, d Banten.. dan Dilih hat dari petaa diatas dapat disimpu ulkan bahw wa ada indu ustri pengolah b bahan mentah daging menjadi maakanan jadi maupun se etengah jadi (perusahaan b besar dan IKM) banyaak yang sud dah terinteg grasi dengaan lokasi in ndustri bahan m mentah. Naamun terdaapat beberrapa lokasi bahan me entah tidakk mempunyyai i industri pen ngolah daging menjad di bahan makanan jadii maupun setengah s jadi,
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 197
y yakni yang berada di Kelompok Wilayah W Banyyumas, Pati, Madura dan n Besuki. Oleh k karenanya tentunya t baahan mentaah di ke em mpat (4) Kelompok Wilaayah terseb but d diekspor ke e wilayah laiin untuk di oleh menjaadi bahan makanan m leb bih lanjut atau d diolah send diri menjadi konsumsi-konsumsi rumah tangg ga di Kelom mpok Wilayah t tersebut. Sedangkan untuk aspe ek perusahaan besar yang men ngolah bahan m mentah dag ging menjaadi bahan setengah jad di sebagian n besar telah terintegraasi d dengan perrusahaan be esar yang mengolah m daging menjjadi bahan jadi j atau siap u untuk di konsumsi. k N Namun di Bojonegoro o terdapat perusahaan n besar yan ng m mengolah daging d menjadi bahan setengah jaadi, namun tidak t memilliki perusahan y yang mengo olah daging g mentah atau setengah h jadi menjaadi bahan makanan, m akan t tetapi mempunyai indu ustri kecil daan menengaah yang men ngolah dagin ng. erapa wilayaah juga mem mpunyai bahan mentah h yang tidakk terlalu bessar Bebe n namun mem milihi perussahaan besar pengolah daging dan d juga IKM M yang tidak t terlalu meno onjol sepertti Bandung, Priangan, Cirebon, Mad diun, dan Ke ediri.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 198
7.5.2 Bahan Baku Susu
Gambar 7.27 7 : Peta Ketterkaitan Indu ustri Berbahan n Baku Susu
Susu u adalah caiiran bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjjar s susu mamalia. Susu ad dalah sumbe er gizi utam ma bagi bayyi sebelum mereka m dap pat m mencerna makanan m paadat. Susu binatang (biasanya saapi) juga diiolah menjaadi b berbagai prroduk seperrti mentega, yogurt, ess krim, keju,, susu kentaal manis, su usu b bubuk dan lain-lainnya l untuk konssumsi manussia. Dewasa ini, susu me emiliki banyyak f fungsi dan manfaat. m Un ntuk umur produktif, sussu memban ntu pertumb buhan merekka. S Sementara itu, untuk orang o lanjutt usia, susu membantu u menopang g tulang ag gar t tidak kerop pos. Oleh kaarenanya saaat ini banyyak perusah haan maup pun IKM yan ng m mengolah susu segar menjadi susu yang g siap diko onsumsi. Prodduk P haasil p pengolahan n susu ini misalnya m sussu cair, susu u bubuk, su usu krim, ke eju, yogurt, es
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 199
k krim, susu kental k manis, mentega,, caramel, taahu susu, pu udding, kue e-kue dan laain s sebagainya. . Sesu uai tujuan pengemban p gan MP3EI di Pulau Jawa, dewassa ini banyyak d digalakkan untuk banyyak-banyak meminum m s susu (MP3EII, 2011). Sussu merupakan s salah satu produk p industri makan nan-minumaan yang me empunyai potensi p untuk d dikembangk kan karena konsumsi k produk susu per-kapita di d Indonesia masih sang gat r rendah dibandingkan dengan Cina, Malaysiia, dan Ind dia. Hal ini dapat dilih hat s sebagai pelluang, karen nanya penjualan produk susu di Indonesia diproyeksikan a akan tumbu uh sebesar 17 persen setiap s tahun nnya (MP3EEI, 2011). Pe engembangan p peternakan susu sapi perah ini nan ntinya juga menjadi m pottensi perindustrian bahan m mentah yang potensiial menging gat banyakknya wargaa indonesia yang massih t tergolong anak-anak daan kelompo ok usia produktif (piram mida pendud duk Indonesia) y yang notabene membu utuhkan ban nyak asupan n susu. Indu ustri Kecil daan Menengah a atau IKM yang y mengo olah bahan n mentah susu antara lain menjaadikan bahan m makanan ess krim, es liliin, dan susu u cair siap minum. m Sedaangkan peru usahaan bessar b biasanya mengolah m su usu menjadi lebih ban nyak macam m seperti su usu cair, su usu b bubuk, susu u krim, keju, yogurt, es krim, k susu kental k maniss, mentega, caramel, tah hu s susu, pudding, kue-kue e dan lain sebagainya. Industri Kecil dan Meneng gah atau IKM M yang me engolah bah han makanan d dengan bah han baku susu s paling banyak ad dalah di Ke elompok Wiilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Y husus Ibuko ota Jakarta, Semarang g dan Kediri. Daerah Kh s sedangkan perusahaan n besar yan ng ada di Pulau P Jawa mengolah susu menjaadi b bahan makanan yang siap konsumsi atau jadi yang arttinya merup pakan indusstri h industrri pengolahaan susu ini terdapat hilir. t di Kelompok K W Wilayah Bantten, Bandun ng, DKI, Priangaan, Kebumen, DIY, Surakkarta, Bojon negoro dan Madura. M Sed dangkan basis i industri bah han mentah h susu atau u peternakaan susu (sap pi) ini yang cukup bessar t terdapat di Semarang, Surakarta, Malang, M dan n Kediri. Jug ga ada Kelom mpok Wilayah
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 200
y yang mem mproduksi bahan me entah susu anatara lain: Karaw wang, Bogo or, Pekalongan, Banyumass, Kebumen, DIY, Madiun, Pati, Bo ojonegoro, dan d Surabayya. W Wilayah Maalang, Surabaya, Madiiun, Pati, Banyumas, B Pekalongan n,Cirebon dan Bogor mem mpunyai industri yang memproduk m ksi bahan mentah m susu u namun tid dak m memiliki pe erusahaan ataupun a IKM M yang me engolahnya sehingga kemungkinan b besar hasil industri tersebut dieksp por ke wilayaah lain untu uk diolah leb bih lanjut. Biisa j jadi susu se egar mentaah dari dae erah yang banyak b men nghasilkan susu mentah s seperti dari Kelompok Wilayah W Ked diri, Malang dan Semarrang tersebu ut diekspor ke Kelompok Wilayah W DK KI, Bojonego oro, DIY, Bandung dan Karawang untuk diolah m menjadi bah han makanaan jadi lainnyya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 201
7.5.3 Baha an Baku Telor Bebek
Gambar 7.28 8 : Peta Keterk kaitan Industrri Berbahan Ba aku Telur Bebe ek
Selaiin telur ayaam, telur bebek b juga makin dig gemari, kare ena rasa dari d dagingnya yang y sangat lezat. Telu urnya pun bisa b dibikin telur asin yang y tak kalah l lezat dengaan dagingnyya. Kebutuh han akan kettersediaan telur t bebekk ini sangatlah t tinggi, sehingga pengembangan peternakan n ini masih sangat po otensial untuk d dijalankan. Telur T asin in ni dihasilkan dari telur bebek atu itikk. Dilih hat dari petaa diatas dap pat disimpu ulkan bahwaa peternakan telur beb bek a atau itik terrdapat di semua Kelompok Wilayah di Pulau Jawa J namun n tidak semua w wilayah mengolahnya menjadi m telu ur asin. Kelo ompok Wilayyah yang mengolah m tellur b bebek men njadi telur asin a ini adalah dengan n IKM yang terkumpul di Kelompok
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 202
W Wilayah Cirebon, Pekalongan dan n Daerah Isttimewa Yog gyakarta. sehingga dap pat d disimpulkan n lebih lanju ut bahwa baahan mentah h untuk membuat telurr asin ini yakkni d telur be dari ebek mentaah yang dibu udidayakan di seluruh wilayah w pulaau jawa aliran p pengolahan n menjadi telur asin adalah me enuju Kelompok Wilaayah Cirebo on, Pekalongan dan Daerah h Istimewa Yogyakarta. Y
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 203
BAB VIII KESIMP PULAN DAN D REK KOMEN NDASI 8 KESIMP 8.1 PULAN Sesuai hasil temuan dan pembahasan n dalam penelitian ini,, maka dap pat d disimpulkan n sebagai be erikut: 1. Berd dasarkan hasil analisis dengan me elihat interaaksi antara kegiatan IK KM (Indu ustri Kecil dan d Menengah) olahan makanan n, perusahaaan besar dan jumlah bahan baku, wilayah h-wilayah dii Pulau Jawaa dapat diklaasifikasikan ke dalam m 3 (tiga) ke elompok, yaaitu: a. Kelompok K w wilayah yang jumlah produksi p bahan bakunyya tinggi dan kegiatan k IKM M produk maakanan jugaa tinggi b. Kelompok K w wilayah yang jumlah produksi bahan bakkunya tinggi, kegiatan k IK KM produk makanan-minuman rendah tettapi kegiatan in ndustry besar tinggi c. Kelompok K w wilayah yang g jumlah prroduksinya tinggi tetap pi jumlah IK KM olahan o produk makanan n dan minum man rendah Berikut gam mbaran pembagian wilayyahnya.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 204
2. Padaa penelitian n ini juga ditemukan d k kecenderun ngan spesialisasi masin ngmasiing kelompo ok wilayah. Di bagian tengah, t spe esialisasinya lebih kepada olahan produk makanan minuman yang meng gandalkan aktivitas IK KM sehin ngga di bag gian tengah h ragam jenis produk olahan o makaanannya leb bih bervvariasi diban ndingkan bagian baratt dan bagiaan timur Pu ulau Jawa. Di bagian barat, sp pesialisasinyya lebih kepada olahan produk makanan m oleh industri besar sehingga s in ndustri IKM tidak terlih hat menonjjol. Di bagian timu ur, spesialisaasinya lebih h kepada penyedia bahaan baku, kondisi terseb but terlih hat dari jum mlah produkksi bahan baaku yang do ominan. Selaain itu juga, di bagian timur dominan d daalam kegiatan industrry besar ollahan produk makaanan dan minuman setengah jadi. j Beriku ut gambaran spesialisaasi masiing-masing daerah.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 205
dasarkan ke ecenderungan sebaran n jumlah IKM, bahan baku dan 3. Berd peru usahaan bessar di 3 (tig ga) bagian Pulau Jawaa, terlihat bahwa b bagian teng gah dan bag gian timur Pulau Jawaa cenderung g memiliki pola interakksi yang g sangat kuaat. Kecenderungan terssebut terlihaat dari kegiaatan IKM yan ng ada di d bagian te engah umum mnya bahan n bakunya saangat dominan di bagian timu ur, sehinggaa kemungkkinan bahan n baku yan ng digunakan di bagian teng gah berasal di bagian timur Pulau u Jawa. Berrikut gambaaran interakksi yang g terjadi di Pulau P Jawa.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 206
Di bagian b baraat Pulau Jaawa, kegiatan IKM produk p olah han makanan minu uman
men nggunakan
bahan
baku
dari
wilayah
itu
sendiri.
Kece enderungannya tersebu ut terjadi me elihat dari karakteristik k k kegiatan IK KM dan jumlah prod duksi bahan n mentah. Kegiatan K IKM M produk olahan terten ntu minan di bag gian barat jika bahan bakunya ju uga dominaan di wilayah dom terse ebut.
oleh kegiatan 4. Industri kecil daan menengaah (IKM) di Pulau P Jawa didominasi d yang g bergerak dalam bid dang indusstri hilir, se edangkan industri hu ulu dido ominasi oleh h industri besar. Adanya perbed daan klasifikasi kegiatan industri antara IKM dan ind dustri besar menciptakaan kegiatan industri yan ng ung. Outpu ut dari indu ustri besar yang ada di hulu pada saling menduku umnya digun nakan oleh industri keccil untuk dio olah lebih laanjut menjaadi umu prod duk makanan n dan minum man.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 207
5. Tiap daerah di Pulau P Jawa memiliki m pottensi produkk makanan dan d minuman yang g beragam jenis j serta ju umlah industrinya. Skema simpul makanan dan minu uman yang telah t ditetapkan oleh MP3EI M dalam m sektor indu ustri makanan dan minuman masih terko onsentrasi di wilayah utara. Dengan melih hat kece enderungan sebaran IK KM dalam riset ini, diketahui d baahwa wilayah selattan Pulau Jaawa juga memiliki pote ensi produkk makanan dan d minuman yang g dapat dike embangkan lebih lanjut. 8 REKOMENDASI 8.2 S Sesuai den ngan kesim mpulan dan n hasil tem muan di atas, a rekom mendasi pada p pemerintah dan penelittian selanjuttnya ialah se ebagai berikkut: embangan wilayah w yan ng ingin dicapai d dalaam 1. Kebijakan-kebijaakan penge MP3EEI hendaknyya mempertimbangkaan temuan--temuan pe enting dalaam penellitian ini. Diantaranya D yaitu mem mperhatikan potensi-po otensi indusstri makanan dan minuman yang g ada di selaatan Pulau Jawa. mpok-kelompok wilayah h di bagian selatan Pulaau Jawa cen nderung leb bih 2. Kelom tertinggal diband dingkan dengan wilayaah utara Pu ulau Jawa. Sesuai S dengan nelitian ini, bagian selatan Pulau u Jawa dap pat temuan-temuan dalam pen mbangkan melalui m penguatan kele embagaan pada p ranah industri ke ecil dikem dan menengah sehingga basis keg giatan eko onominya lebih kepada e lokkal yang me engglobal. pengembangan ekonomi 3. Di bag gian barat Pulau Jawa, interaksi i de engan wilay yah lain perlu diperku uat sehingga dapat membantu u mengemb bangkan keg giatan indu ustri makanan dan minuman m olaahan berbassis lokal di wilayah w terse ebut. 4. Melihat dari prod duk makanan dan minu uman yang ada a di Pulau u Jawa, skem ma MP3EEI produk makanan m dan minuman n perlu mem mpertimban ngkan kond disi realitaa yang ada dilapangan n sesuai tem muan dalam m riset ini, se ehingga tid dak
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa 208
menittikberatkan pengembangan produ uk makanan n dan minum man hanya di wilayaah utara Pullau Jawa. 5. Untukk memaksim malkan temu uan dalam riiset ini, makka penelitian n tahap kedua perlu ditindaklan njuti sehing gga dapat mencapai m tu ujuan utamaa MP3EI yaiitu peme erataan pem mbangunan khususnya koridor k ekon nomi Pulau Jawa. J
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xii
D DAFTAR PUS STAKA
Anonim1 , Menteri Permukimaan dan Prrasarana Wilayah. A W 20 001. Laporan Penyelen nggaraan Penanganan Kawasan Pengemban ngan Ekono omi Terpad du. http://ww ww.google.cco.id/url?sa= =t&rct=j&q= =evaluasi%2 20kapet&sou urce=web&ccd =8&ved= =0CEgQFjAH H&url=http% %3A%2F%2FFwww.penaataanruang.n net%2Ftaru% % 2FMakalaah%2FLaporan_MenterriHal_KAPEET.doc&ei=B BAmBT5iBA6qemQWcq qP3cBw&usg g=AFQjCNGw5s_4YlJDg ga r2fXwwA A29sP7nrsQ& &cad=rja (diiakses tangg gal 8 April 20 012) Barret, G. 19 996. The Tran nsport Dimension, dalam m Jenks, M; Burton, B E; Williams, W K.ed ds., The Comp pact City: A Sustainable S U Urban Form:: E & FN Spo on, London Barokah, Um mi. 2011. Strrategi Pengeembangan Perikanan P Ta ambak Sebag gai Sub Sekttor Unggulan n Di Kabupaten Sidoarjo. http://ww ww.journal.u unipdu.ac.id d/index.php p/seminas/arrticle/view/2 23 diaksses pada 7 Desember 20 012 pada pukul 20.00 WIB. W Budihardjo, Eko & Sujarrto, Djoko. 1999. Kota Be erkelanjutan n: PT. Alumn ni Bandung engembang gan Wilayah h dan Penattaan Ruang di Douglass. 1970. dalam Makalah Pe Indonesiaa: Tinjauan Teoritis daan Praktis: Dirjen D Penattaan Ruang g Departemen Permukim man dan Praasarana Wilaayah Friedmann, J. 1960. dallam Makalah h Pengembangan Wilayyah dan Pen nataan Ruan ng di Indone esia: Tinjauaan Teoritis dan d Praktis: Dirjen Penaataan Ruang g Departemen Permukim man dan Praasarana Wilaayah Hartshorn, Truman A.. 1992. dalam Pontoh h, Nia K. & Kustiwan,, Iwan. 200 09. Pengantaar Perencanaan Perkotaaan: Penerbiit ITB Hirschman. 1958. dalam Nurhadi.. Konsep Te eori Pembaangunan Pu usat Pinggiran dalam Kaajian Geograafi: Universittas Negeri Yo ogyakarta an Isard, Walte er. 1956. dalam Tarigan n, Robinson n. 2005. Pere encanaan Pembangun P Wilayah: Bumi Aksaraa Kalituri, Ro obin. 2012. Sumber Daya Periikanan seb bagai Tulan ng Punggun ng Perekono omian Indoneesia.
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xiii
http://ekono h omi.kompassiana.com/aagrobisnis/2012/06/16/ssumber-dayya-perikanan nsebagai-ttulang-pung ggung-perekonomian-indonesia-46 65075.html diakses pada 7 Desember 2012 paada pukul 20 0.00 WIB. Bawang Pemerintah Brebes. Kabupaten 2012., g Mera ah. http://bre ebeskab.go.id/pemda/iindex.php?o option=com m_content&vview=article e&i d=98:baw wang-merah h&catid=44::produk-ung ggulan&Item mid=307 diaakses pada 7 Desembe er 2012 pukul 20.00 WIB B. PerPres RI No.32. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan P P Pembangun an Ekonomi Indonesia 2011-2025 2 Poernomosidhi. dalam Makalah Pe engembang gan Wilayah h dan Penattaan Ruang di Indonesiaa: Tinjauan Teoritis daan Praktis: Dirjen D Penattaan Ruang g Departemen Permukim man dan Praasarana Wilaayah) Pontoh, Nia K. & Kustiw wan, Iwan. 20 009. Pengan ntar Perencanaan Perkottaan: Penerb bit ITB Research Trriangle Institute. 1996. dalam Budihardjo, Eko o & Sujarto,, Djoko. 199 99. Kota Berkkelanjutan: PT. P Alumni Bandung B Roychansyaah, Mochammad Sani. 2005. Consideerations of Regional R Cha aracteristics for f Delivering g City Compactness: Casse of Studies of Cities in th he Greater Tokyo T Area an nd Tohoku Region R Japan n: Journal off Asian Archiitecture and d Building En ngineering. SSirait, Janri Wolden Halomoan. H 2009., Skripsi: Strateg gi Pengembangan Usah ha Peternaka an Kambing g Perah Pad da Pt. Caprito A. P Keca amatan Carriu Kabupatten Bogor. Departemen D Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan D Manaje emen. Instittut Pertanian n Bogor. T Tarigan, Rob binson. 2005 5. Perencanaaan Pemban ngunan Wilaayah: Bumi Aksara A
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xiv
I DUKUNG III. GAN PADA PELAKSAN NAAN PENEL LITIAN 1. Dukungan Aktiif yang Sedang Berjala an Duku ungan aktif yang sedan ng berjalan berasal b dari Universitas Gadjah Mada (UGM M) sebagai institusi indu uk yang membawahi pe eneliti. UGM M memberikan secara penuh dukungan d u untuk dilakssanakannyaa penelitian ini dan siap mbantu baik itu dalam penyediaan saraana prasaraana maupu un mem penyyediaan naraasumber dan partner diiskusi. 2. Dukungan yang g Sedang dalam d Tahap p Pertimba angan Duku ungan yang g sedang dalam d perttimbangan adalah pih hak terkait di tingkkat pusat dan daerah seperti Kem mentrian Ne egara Koperrasi dan UK KM sertaa 6 pemerintah provinsi di Pulau Jaawa (DKI Jakkarta, Bante en, Jawa Barat, Jawaa Tengah, DIY D dan Jaw wa Timur). Institusi ini siap mem mbantu dalaam penyyediaan dokkumen-doku umen yang dibutuhkan d untuk pene elitian ini atau sebaagai narasum mber dan paartner peneliti. Peneliti juga j mempe ertimbangkan untu uk melibatkkan LSM-LSM yang te erkait dengan pembin naan maupu un pend dampingan Usaha Kecil dan Menen ngah (UMKM M). edang Diren ncanakan atau a dalam Taraf T Persia apan 3. Usullan yang Se Pelakksanaan pen nelitian ini dalam d taraf persiapan p untuk dijadikkan based ca ase learn ning bagi maata kuliah sttudio analisiis wilayah dii S1 Perencaanaan Wilayah dan Kota dan S2 Magiste er Perencan naan Kota dan Daerah h, Universittas S itu, penelitian ini juga akan n dipertimbaangkan untuk Gadjjah Mada. Selain diaju ukan pada hibah h pengaabdian masyyarakat yang g yang didaanai oleh Dikti dan UGM melallui skema KKN K Tematikk yang tiap tahun dilakksanakan oleh UGM). Univversitas Gadjjah Mada (U
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xv
I SARANA IV. A 1. Labora atorium Sarana laboratorium/ruang studio dalam penelitian ini memeg gang peranan y yang sangaat penting, yakni y sebag gai sarana bekerja b pen neliti. Hal ini dikarenakan s setengah le ebih waktu akan banyaak terserap dalam d kegiaatan olah data sekunder. Ruang stud dio yang dimaksud tid dak banyak membutuh hkan peralaatan-peralatan k khusus, mellainkan cuku up dengan ketersediaan fasilitas be ekerja seperrti meja, kurrsi, j jaringan internet, jaring gan telepon n, dan PC/ko omputer portable (noteb book). Selam ma 2 tahun pertama, survvei akan leb bih banyak dilakukan d d instansi-in di nstansi terkait m melalui emaail, telepon, dan beberaapa dilakukaan dengan pertemuan p laangsung serrta FGD (forum m group disscussion). Baru pada tahun t ketig ga saat pen nerapan haasil p penelitian tahun t pertaama dan kedua k berlaangsung, ke egiatan penelitian leb bih b banyak dilaakukan di laapangan. Meski M begitu u, selama taahun ketigaa pun analisis s sekunder te etap dilakukkan. Secara keseluruhan n, ketersediiaan jaringaan komunikaasi a akan sangatt vital dalam m pelaksanaaan penelitian n ini. 2. Perala atan Utama a T Tahap ekspllorasi dan ko onfirmasi daata A utama dalam Alat d kegiaatan eksplorrasi dan konfirmasi dataa terdiri dari PC/komputter p portable (no otebook), peta dasar (basemap), ( alat tulis, alat a rekam suara (soun nd r recorder), alaat cetak (prin nter) dan alaat fotocopy. T Tahap kegiaatan analisis S Secara kese eluruhan, pe enelitian ini memanfaaatkan softw ware-softwaree digital yan ng d dapat mem mpermudah kegiatan an nalisis. Softw ware analisiss berupa GIIS (geograph hic system), software i information s gambar (Go oogle SketcchUp, CAD, Photosho op, C CorelDraw), , software sttatistik (Exce el), dan softw ware olah kaata (Microso oft.Office) akkan b banyak digunakan untuk mengo olah hasil survei ke daalam sebuaah basis daata i informasi yaang siap untuk dianalissis lebih lanjjut. Untuk saat s ini, softtware-softwa are t tersebut telah tersedia dan cara pe enggunaann nya telah dipahami oleh h keseluruhan t peneliti.. tim 3. Keterrangan Tam mbahan Pene elitian akan dilakukan di lingkung gan Universiitas Gadjah Mada. Selaain tempat bekerja peneliti, lokasi in m merupakan ni dianggap menguntungkan karena d dilengkapi dengan d fasilitas yang dapat d mend dukung kelancaran penelitian sepe erti n buku-bukku referensi dalam perp k ketersediaa pustakaan dan d adanya iklim ‘belajjar d diskusi’’ yang munccul dari mah dan hasiswa mau upun akade emisi yang berkegiatan b di u universitas. Selain itu karena k berlokasi di pusaat pendidikaan, akses terrhadap sarana
MP3EI : Klast M er Makanan d dan Minuman n Pulau Jawaa xvi
p pendukung penelitian n seperti tempat fo otocopy, percetakan, serta pussat m Bakosurtanaal Yogyakartta menjadi mudah.
UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012