PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (KEPALA BERNOMOR STRUKTUR) TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH SISWA DALAM POKOK BAHASAN RIBA, BANK, DAN ASURANSI (Penelitian Kuantitatif pada Siswa Kelas X MA Annida Al Islamy, Jakbar) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun oleh: Arif Rachmawan (109011000032)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRACK
Arif Rachmawan (109011000032). Influence of Cooperative Learning models tipe Numbered Heads Together to students learning fiqih achievement on rate of usury, bank and insurance. (Quasi Eksperiment at MA Annida Al Islamy, West Jakarata). This Research aim to knovw influence of Cooperative Learning model tipe Numbered Heads Together to students learning fiqih achievement on chapter usury, bank, and insurance. This research is done at MA Annida Al Islamy, West Jakarta on march until juny 2013. The research method is quasi eksperiment with 40 students sample and devided into experiment (NHT) and control (Convensional) groups with cluster random sampling method.The research is used randomized subject posttest only control group design. The instrumment in the research is used students achivement test. The result of students learning achivement of experiment group (mean = 74,7 and standard deviation = 10,3) is higher than control group (mean = 63,5 and standard deviation = 22,25) and after was done to test –t acquired appreciative tcomputering as big as 4,25 meanwhile ttable on significants level 0,05 = 2,02 and 0,01 = 2,71, is tcomputering > ttable. It concluded refuse Ho and Ha which declares for to exist to influence of Cooperative Learning models tipe Numbered Heads Together to students learning achievement on chapter usury, bank, and insurance is accepted. It ponits out that Cooperative Learning models tipe Numbered Heads Together purpose give influence that significant to student chemical achivement on rate of usury, bank and insurance
Key words : Cooperative Learning models tipe Numbered Heads Together,
students learning fiqih achievement, rate of usury, bank and insurance
i
ABSTRAK
Arif Rachmawan (109011000032). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar fiqih dalam pokok bahasan riba, bank, dan asuransi. Penelitian ini dilaksanakan di MA Annida Al Islamy Jakarta Barat dari bulan maret sampai bulan juni 2013. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pada 40 siswa yang dikelompokan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 20 orang siswa pada kelas X-I (kelas eksperimen) yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan 20 orang siswa pada kelas X-II (kelas kontrol) yang menggunakan pembelajaran Konvensional (ceramah). Desain dalam penelitian ini menggunakan randomized subject posttest only control group design. Hasil belajar siswa kelas eksperimen (mean = 74,7 dan simpangan baku = 10,3) lebih tinggi dari kelas kontrol (mean = 63,5 dan simpangan baku = 22,25) dan menggunakan uji-t diperoleh setelah uji t diperoleh hasil t- hitung 4,25 dan t-tabel pada taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2,02, dan 1% adalah sebesar 2,71, maka t-hitung>ttabel. Hal ini menunjukan bahwa Ha diterima dan tolak Ho. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, Hasil belajar fiqih, Riba, bank dan asuransi
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Kiranya tiada kata
yang lebih pantas
untuk
diucapkan selain
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, karena berkat rahmat dan hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah bagi baginda kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para shahabat dan pengikutnya hingga akhir masa. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat : 1.
Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D, MA selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga kebijakan yang dibuat selalu mengarah pada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.
3.
Ibu Marhamah Shaleh, Lc, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Jakarta. Terima kasih atas waktu luang yang telah diberikan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada kami selaku mahasiswa.
4.
Ibu Dra. Djunaidatul Munawwarah, MA yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
5.
Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
6.
Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk menelaah dan meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
7.
Orang Tua penulis, Ayahanda H.Endang Jaya dan Ibunda Ubed Jubaedah tercinta yang dengan tulus ikhlas merawat dan mendidik penuh rasa kasih sayang, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya dan senantiasa mendoakan penulis dalam menempuh perjalanan hidup ini.
8.
Kakak dan adik-adik ku tersayang, M. Ridwan Setiadi, M. Fikri Awaludin, dan M.Ilham Fathurrahman semoga selalu menjadi anak-anak yang membanggakan kedua orang tua kita. Amin..
9.
Teman seperjuangan dalam menuntut ilmu, Ajay, Rizki, Deden, Ibnu, BQ, Anggi, Leo, Nawawi, Adit, Adi, Reza dan semua teman kelas PAI A angkatan 2009 dan FIQIH C angkatan 2009 yang sama-sama menempuh pendidikan program S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Teman seperjuangan dalam PPKT (Fikah, Mila, Eva, Sayyidah, dan Sadam). Dan guru-guru MA Annida Al-Islamy Jakbar beserta murid-murid yang berkualitas. Terima kasih atas bantuan dan keakraban selama beberapa bulan belajar bersama di MA Annida Al-Islamy. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 3 Januari 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK......................................................................................................... i KATA PENGANTAR...................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah.................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.......................... 8 A. Deskripsi Teoritik........................................................................................ 8 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ........ 8 a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif................................... 8 b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.................................................. 13 c. Pengertian Metode Pembelajaran Numbered Heads Together .....14 d. Langkah-langkah Metode Numbered Heads Together................. 16 e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Numbered Heads Together..17 2. Metode Pembelajaran Konvensional.................................................... 19 a. Pengertian Pembelajaran Konvensional........................................ 19 b. Ciri-Ciri Pembelajaran Konvensional........................................... 20
iv
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional............. 20 3. Hasil Belajar Fiqih ............................................................................... 21 a. Pengertian Hasil Belajar................................................................ 21 b. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar......................... 23 c. Definisi Ilmu Fiqih........................................................................ 24 d. Tujuan Ilmu Fiqih......................................................................... 25 e. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah............. 26 f. Materi Riba, Bank dan Asuransi................................................... 26 B. Kerangka Berfikir..................................................................................... 32 C. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................. 34 D. Pengajuan Hipotesis.................................................................................. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 36 A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 36 B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................. 36 C. Popolasi dan Sampel................................................................................. 37 D. Tekhnik pengumpulan data....................................................................... 37 1. Variabel yang diteliti........................................................................... 37 2. Data Penelitian.................................................................................... 38 3. Tekhnik dan Instrumen Penelitian...................................................... 38 a. Uji Validitas.................................................................................. 40 b. Uji Reabilitas................................................................................. 41 c. Uji Taraf Kesukaran...................................................................... 42 d. Uji Daya Beda............................................................................... 43 E. Tekhnik Analisis Data............................................................................... 44 1. Uji Normalitas..................................................................................... 45 2. Uji Homogenitas................................................................................. 45 3. Pengujian Hipotesis............................................................................ 46 F. Hipotesis Statistik..................................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 49 A. Deskripsi Data........................................................................................... 49
v
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together terhadap Pembelajaran Fiqih............................................... 49 2. Penerapan Metode Konvensional (Ceramah) terhadap Pembelajaran Fiqih di Kelas Kontrol......................................................................... 56 3. Analisis perbandingan pembelajaran fiqih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol........................................................................................ 57 4. Hasil Belajar Fiqih Siswa.................................................................... 59 a. Hasil Belajar Fiqih Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together........................................................... 59 b. Hasil Belajar Siswa dengan Metode Konvensional (Ceramah )....61 B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis......................... 64 1.
Uji Normalitas.................................................................................... 64
2.
Uji Homogenitas................................................................................ 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................... 66 D. Interpretasi Data....................................................................................... 67 E. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 68 BAB V KESIMPULAN................................................................................. 69 A. Kesimpulan .............................................................................................. 69 B. Implikasi................................................................................................... 70 C. Saran......................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 72
vi
Daftar Tabel-tabel Tabel 3.1 Kisi-sisi Soal Post Test................................................................... 39 Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran........................................ 43 Tabel 4.1 Pelaksanaan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together ...50 Tabel 4.2 Deskripsi hasil belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together...................................................................... 60 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together............................ 60 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Fiqih Dengan Metode Ceramah................ 62 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fiqih dengan Metode Ceramah.......................................................................................................... 63 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar siswa berdasarkan Metode Mengajar..64 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas kedua kelompok........................................... 65 Tabel 9 Data Skor Hasil Belajar fiqih Siswa Kelas Eksperimen.................. 105 Tabel 10 Data Skor Hasil Belajar fiqih Siswa Kelas Kontrol....................... 106 Tabel 11 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar................................. 123 Tabel 12 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors.................................................. 124
vii
Daftar Gambar Gambar 2.1 Kerangka berfikir penelitian............................................................. 32 Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together……………………………...…………………61 Gambar 4.2 Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan Metode Ceramah………………………………………………………...……………….63
viii
Daftar Lampiran Lampiran 1 Silabus Fiqih MA....................................................................... 75 Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol....................................................................... 78 Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen................................................................ 86 Lampiran 4 Kelompok Diskusi Kelas Eksperimen......................................... 94 Lampiran 5 Prosedur Pelaksanaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together.......................................................................................................... 95 Lampiran 6 Contoh hasil jawaban siswa........................................................ 97 Lampiran 7 Soal Post Test ........................................................................... 101 Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Post Test.................................................. 104 Lampiran 9 Skor Kelas Eksperimen dan Kontrol......................................... 105 Lampiran 10 Hasil Uji Validitas................................................................... 107 Lampiran 11 Hasil Uji Reabilitas.................................................................. 108 Lampiran 12 Rekapitulisasi Taraf Kessukaran Butir Soal............................ 109 Lampiran 13 Mencari Mean, Median, Modus, Simpangan Baku dan Varians serta Standar Eror Mean................................................................................ 110 Lampiran 14 Hasil Perhitungan Normalitas (Uji Lilifors)............................ 116 Lampiran 15 Hasil Perhitungan Homogenitas (Uji Barlet)........................... 119 Lampiran 16 Hasil Uji Hipotesis (Uji “t”)........... ........................................ 121 Lampiran 17 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar.......................... 123 Lampiran 18 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors............................................ 124 Lampiran 19 Nilai Persentil untuk distribusi f ............................................. 125 Lampiran 20 Nilai Persentil untuk distribusi t ............................................. 128
ix
Lampiran 21 Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................ 129 Lampiran 22 Surat Keterangan Peneitian..................................................... 130 Uji referensi................................................................................................... 131
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mewarnai dunia pendidikan dewasa ini dan menjadi bagian utama dalam isi pengajaran. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan, manusia sebagai subjek pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya. Hal tersebut sejalan dengan isi tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Pencapaian tujuan pendidikan tersebut menjadi tantangan termasuk peningkatan mutu, relevansi dan efektivitas pendidikan sebagai tuntunan nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah. Akan tetapi, terdapat banyak permasalahan dalam pendidikan yang dapat menghambat tercapainya tujuan itu sendiri, salah satunya adalah rendahnya hasil belajar siswa pada suatu bidang tertentu yang disebabkan oleh berbagai aspek, baik internal maupun eksternal. Oleh sebab itu, dalam menunjang kemajuan pendidikan, pemerintah harus memberikan perhatian yang besar terhadap pelaksanaan program pendidikan di Indonesia. Pemerintah maupun lembaga pendidikan harus mampu menyiapkan dan memfasilitasi komponen-komponen pendidikan secara maksimal, baik dari 1
Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
h. 50.
1
2
segi pendidik, isi pedidikan (materi) maupun sarana pendidikan guna meningkatan hasil pendidikan yang memuaskan. Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek, salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Terkadang kita sering keliru dalam mengartikan tugas atau peran seorang guru dalam proses pembelajaran, bagi guru melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekedar menggugurkan kewajiban, asal tugasnya sebagai guru dalam kelas terlaksana sesuai dengan perintah yang terjadwal tanpa peduli apa yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak. Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya adalah pemahaman dan penguasaan tekhnik- tekhnik penyajian mengajar dan memahami karakteristik materi yang akan disampaikan agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien serta tercapainya tujuan pembelajaran.2 Menurut James dikutip dalam Sardiman bahwa tugas dan peran guru antara lain, yaitu menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, merencanakan dan menyiapkan pelajaran setiap hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.3 Namun faktanya, pembelajaran pada saat ini masih cenderung berpusat kepada guru (teacher centered) dengan bercerita atau berceramah, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, akibatnya tingkat pemahaman siswa terdapat materi pelajaran rendah dan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam setiap mata pelajaran memiliki keragaman karakteristik dan juga tekhnik penyampaian yang berbeda, begitu pun dalam pembelajaran fiqih, terdapat ruang lingkup materi dan karakteristik yang berbeda pula, maka perlu adanya penyesuaian antara materi dan metode yang digunakan, tidak semua metode yang digunakan guru mampu menunjang penyampaian materi yang
2
Isriani Hardini,dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta : PT Familia, 2012), h.
41 3 Hamzah B.Uno, Nurdin Mohamad. Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hl. 105
3
maksimal, maka dari itu dibutuhkan keterampilan dan strategi yang baik yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, namun hal yang penting ini seringkali dilupakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep fiqih dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari berhubungan erat dengan kemampuan dasar disekolah. Ilmu fiqih merupakan ilmu amal yang wajib diketahui oleh siswa tidak sekedar asal-asalan akan tetapi pelaksanaannya dalam kehidupan nyata. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadikan penyebab utama, hal ini disebabkan antara lain karena pembawaan materi yang kurang menarik dan terjadi ketidaksesuaian metode yang dipakai guru dalam pembelajaran. Permasalahan seperti ini ditemui oleh peneliti ketika mengadakan observasi ke suatu sekolah Madrasah Aliyah di Jakarta barat, yaitu MA Annida Al Islamy. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa terdapat respon yang negatif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya siswa yang kurang antusias terhadap pembelajaran fiqih dengan gaya mengajar dari gurunya yang bersifat konvensional dengan metode ceramah dan pemberian tugas membuat siswa kurang termotivasi dan kurang memuaskan terhadap hasil belajarnya, selain itu, hal tersebut dikuatkan dengan standar KKM pembelajaran fiqih yang lebih rendah dibandingkan mata pelajaran yang lainnya. Berdasarkan alasan tersebut maka sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami karakteristik materi, peserta didik dan strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model- model pembelajaran modern; dengan demikian proses pembelajaran akan menjadi lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekontruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan potensi, aktivitas dan kreativitas peserta didik. Salah satu pembelajaran yang dikenal efektif adalah pembelajaran yang bersifat melibatkan keaktifan siswa dalam berinteraksi didalam kelas yaitu dengan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah
4
satu
model pembelajaran
yang dapat
meningkatkan aktifitas siswa,
meningkatkan daya nalar, cara berfikir logis, aktif, kreatif, terbuka, serta ingin tahu. Selain itu, model ini mampu meningkatkan interaksi, meningkatkan perluasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai tipe- tipe kooperatif dikembangkan oleh Spencer Kagan. Kagan membagi tipe tersebut berdasarkan interaksi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok. Salah satu Model Pembelajaran Kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT) yang merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar
bersama dalam
kelompok- kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Pada tipe ini siswa dituntut untuk memberikan saran, pendapat, ide, bahkan menjawab soal yang diberikan oleh guru pada setiap siswa. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di dalam kelas, guru menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran untuk mengukur keaktifan seluruh siswa. Tipe ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas, sehingga terjadilah sesuatu pembelajaran yang hidup didalam kelas. Adapun langkah- langkah yang digunakan guru dalam model ini yaitu, siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor, selanjutnya guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,
kelompok
mendiskusikan jawaban
yang
benar
dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya, guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan terakhir ditutup dengan kesimpulan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam
5
pokok bahasan riba, bank, dan asuransi”. Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian pada sebuah sekolah yaitu di MA Annida Al Islamy.
B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan uraian yang ada dalam latar belakang masalah serta pengamatan awal terhadap para peserta didik, interaksi guru dengan peserta didik dalam proses mengajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang dipilih sebagai objek. Dapat diidentifikasi permasalahan yang dapat diteliti adalah: 1. Metode pembelajaran yang umumnya diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang menarik, sebab guru hanya duduk didepan kelas sambil menerangkan dengan menggunakan metode ceramah (konvensional) yaitu membaca, menghafal dan menulis. 2. Kurangnya
Respon
peserta
didik
selama
mengikuti
proses
pembelajaran, baik respon peserta didik terhadap guru dan materi pembelajaran yang disampaikan.. 3. Guru tidak menciptakan suasana kelas yang kondusif dikarenakan metode yang dipakai tidak sinkron dengan materi/ karakteristik pembelajaran 4. Hasil belajar fiqih peserta didik rendah, banyak peserta didik belum mencapai nilai KKM
C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul di atas, maka pembatasan masalah sesuai dengan pemaparan dibawah ini: 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran fiqih dalam pokok bahasan riba, bank dan asuransi di MA Annida Al Islamy 2. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pembelajaran konvensional yang dilakukan guru
6
dalam pembelajaran Fiqih dalam pokok bahasan riba, bank dan asuransi di MA Annida Al Islamy. 3. Hasil Belajar, yaitu hasil tes formatif antara kelas yang memakai Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan konvensional pada mata pelajaran fiqih dalam pokok bahasan riba, bank dan asuransi di MA Annida Al Islamy.
D. Perumusan Masalah Dari Pembatasan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah
terdapat
pengaruh
penggunaan
Model
Pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar fiqih siswa MA Annida Al Islamy pada mata pelajaran fiqih? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fiqih dengan menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan metode kovensional dalam pokok bahasan riba, bank dan asuransi? 3. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together efektif digunakan dalam pembelajaran fiqih dalam pokok bahasan Riba, bank dan asuransi pada siswa MA Annida Al Islamy?
E. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran fiqih di MA Annida Al Islamy 2. Mengetahui bagaimana hasil belajar fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together di MA Annida Al Islamy
7
3. Mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar fiqih siswa.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menjadi bahan acuan bagi guru dalam menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
tipe Numbered Heads Together dalam
pembelajaran fiqih khususnya pada mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang sama. 2. Sebagai bahan informasi mengenai efektif atau tidaknya penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran fiqih di MA Annida Al Islamy. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat
dijadikan bahan acuan untuk
mengembangkan Model Pembelajaran Kooperatif Heads Together dalam pembelajaran fiqih dikelas.
tipe Numbered
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran yang bersifat uraian atau penjelasan berikut saran.4 Mills berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.5 Sedangkan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannyanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responya menurun. Dengan demikian belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.6 Sedangkan
yang dimaksud
Model Pembelajaran
adalah
suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau dalam pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu kepada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam
pembelajaran,
4
lingkungan
pembelajaran,
dan
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : PT Kencana, 2008), h. 23 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 45 6 Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 82
8
9
pengelolaan kelas.7 Menurut Joyce dan Weil dikutip dari Hamzah.B. Uno, bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.8 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran itu merupakan bentuk kongkrit pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru, yang merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan dalam sebuah rancangan strategis, penggunaan metode-metode dengan teknik pembelajaran, serta penggunaan media sumber belajar sebagai penunjang. Dengan kata lain Model Pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual atau pola, sebagai pedoman dalam merencanakan dan mewujudkan suatu proses pembelajaran, yang mengarahkan guru dalam membelajarkan peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tertentu disesuaikan dengan materi, kemampuan siswa, karakteristik siswa dan sarana penunjang yang tersedia. Model-model pembelajaran memiliki beberapa komponen, yaitu: 1) Fokus Fokus merupakan aspek sentral dalam sebuah model. Fokus dari sebuah sistem merujuk kepada kerangka acuan yang mendasari pengembangan sebuah model. Tujuan-tujuan pengajaran dan aspekaspek lingkungan pada dasarnya membentuk fokus dari model. Tujuan apa yang hendak dicapai adalah bagian model pada umumnya.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), h. 51 Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 219 7
8
10
2) Sintaks Sintasks atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam tindakan. Sebagai contoh misalnya kegiatan-kegiatan yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang jelas dari keseluruhan program yang melambangkan lingkungan pendidikan dari setiap model. Ini merupakan susunan dari keseluruhan program mengajar. 3) Sistem sosial Sistem sosial merupakan bagian penting dari setiap moel, sebab dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan murid serta norma-norma atau prilaku siswa yang dianggap baik. Mempelajari sesuatu ditentukan oleh jenis hubungan yang tersusun selama proses mengajar. Model-model mengajar itu menjelaskan sistem untuk mengajarkan sikap, keterampilan serta pengertian dan lain-lain. 4) Sistem pendukung Aspek yang penting dan utama dari suatu model adalah elemen pendukung yang tujuannya adalah menyiapkan kemudahan kepada guru dan siswa bagi berhasilnya penerapan strategi mengajar. Sebagai contohnya adalah menyiapkan bahan materi yang disusun dengan pendekatan modular, mesin-mesin mengajar, dll.9
Dalam dunia pendidikan terdapat banyak model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam membantu proses pembejaran agar
menjadi lebih aktif, inovatif, kreatif serta mencapai hasil pembelajaran yang memuaskan sehingga tercapainyanya tujuan pendidikan di sekolah, salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dalam kelompok-
kelompok
kecil, dengan anggota
kelompok 3-5 orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 7 9
11
anggota kelompok harus saling kerjasama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab kelompok.10 Johnson and Johsnon medefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai penerapan pembelajaran terhadap kelompok kecil sehingga para siswa dapat bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri serta memaksimalkan pembelajaran anggota yang lain. Spencer Kagan secara sederhana
merumuskan
tentang
pembelajaran
kooperatif
bahwa
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajara bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran
kooperatif
terkadang
disebut
juga
kelompok
pembelajaran (group learning), yang merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur intruksional yang melibatkan kelompok kecil interaktif. Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok yang lain. Pada umumnya dalam implementasi metode pembelajaran kooperatif, siswa saling berbagi (sharing), bertukar pikiran tentang masalah yang mereka tangani.11 Pendekatan model pembelajaran seperti ini didasarkan kepada pemikiran bahwa manusia memiliki derajat potensi yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu manusia dapat saling asah, asih dan asuh sehingga terjadi masyarakat belajar ( learning community). Siswa tidak harus belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa. Metode yang cocok untuk pendekatan ini yaitu STAD (Student Team Achievement Divisions), jigsaw, GI (Group Investigation), NHT dan sebagainya.12 Ibid, h. 48 Warsono. DKK. “Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen”. 2012.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h.161 12 Maman, Jurnal ilmiah “Kreatif”, Vol, V, no.2, juli 2008. h. 144 10 11
12
Pembelajaran kooperatif memiliki konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan- pertanyaan serta menyediakan bahan- bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.13 Dalam menjalankan model kooperatif ini guru sering kali tidak memahami langkah yang benar dan prosedur model pembelajaran yang harusnya diterapkan, sehingga model kooperatif ini tidak berjalan dengan baik. Pembagian kerja yang kurang adil dalam kelompok dan memberikan tugas kepada kelompok tanpa memberikan pedoman yang perlu dikerjakan, membuat siswa tidak tahu harus bekerja sama dan membuat kondisi kelas gaduh. Supaya hal ini tidak terjadi, guru wajib memahami sintak model pembelajaran kooperatif. Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu; Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus di orkestrasi dengan
cermat.
Sejumlah
elemen
perlu
dipertimbangkan
dalam
menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus bekerja sama didalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok merupakan tujuan kelompok, setiap anggota memiliki peran demi kelompoknya masing-masing. Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik
13 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 54
13
dan waktu yang dialokasikan.pada tahap ini, guru harus meengarahkan, memberikan petunjuk dan membimbing siswa. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik.14 Hal yang terpenting dalam model pembelajaran ini adalah bahwa siswa dapat belajar dengan bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok serta siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.15
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata dimasyarakat, sehingga dengan bekerja bersamasama diantara sesama anggota kelompok mampu meningkatkan motivasi, produktifitas dan perolehan belajar. Model ini dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,
toleransi,
menerima
keragaman,
dan
pengembangan
keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menunut kerja sama dan interpedensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama tau kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward. Salah satu ciri model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal. Interaksi kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi interpersonal. Intelegensi berupa kemampuan untuk mengerti Ibid, h. 64-66 Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 210 14
15
14
dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam intelegensi ini. Secara umum intelegensi seseorang menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan keterampilan sosial. Beberapa keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif serta solidaritas.16 Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Depdiknas, 2004:2) adalah : 1) Saling bergantung antara satu sama lain secara positif (positif interdependence). 2) Saling berinteraksi langsung antara anggota dalam kelompok (faceto-face intraction). 3) Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri (individual accountability). 4) Keterampilan sosial (cooperative social skill). 5) Pemerosesan kelompok (group processing).17
c. Pengertian Model Pembelajaran Koperatif Numbered Heads Together Model pembelajaran Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan memiliki tujuan meningkatkan penguasaan akademik.18 Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam satu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya
16 17
Ibid, h. 62 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Wacana Prima,2009),
h. 54 La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 60 18
15
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat (4) langkah sebagai berikut: 1) Penomoran Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2) Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertayaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat bersifat spesifik dalam bentuk kalimat Tanya. 3) Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam teamnya mengetahui jawaban itu. 4) Menjawab Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan, untuk seluruh kelas. Model ini mengacu kepada belajar kelompok. Anggota team menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menutaskan materi pelajarannya, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran dan memecahkan suatu masalah melalui diskusi.19 Hampir sama dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, model ini pun menitikberatkan kepada kemandirian siswa, tanggung jawab dan kerjasama dalam tim. Dalam pengaturannya didalam kelas, guru/ fasilitator harus mampu mengatur kondisi ruangan kelas yang cukup agar situasi belajar menjadi kondusif dan tenang.
http://www.sarjanaku.com/2012/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html?m=1, diakses pada tanggal 21 januari 2013 19
16
d. Langkah-langkah Pembelajaran Model Numbered Heads Together Pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok
kecil.
Jumlah
kelompok
sebaiknya
mempertimbangkan jumlah konsep yang akan dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri atas 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan konsep yang akan dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap- tiap orang dalam tiap- tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan pada mereka untuk menemukan jawabannya. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepala “ Head Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan untuk memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus sehingga peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapatkan giliran memaparkan jawaban. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.20 Dalam variasinya bisa dilakukan dengan memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama, kemudian siswa yang dipanggil berdiri dan diizinkan berkumpul dengan temannya yang memiliki nomor yang sama dikelompok lain dan saling bertukar pikiran terlebih dahulu untuk merumuskan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru.21 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 92 21 Warsono. DKK. “Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 216 20
17
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbagai
sumber
memang
banyak
mengungkapkan
manfaat
pembelajaran kooperatif, berdasarkan berbagai hasil penelitian serta fakta empiris dilapangan, pembelajaran kooperatif ternyata telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam hal: 1) Memberikan kesempatan kepada sesama siswa untuk saling berbagi informaasi kognitif; 2) Memberi motivasi kepada siswa untuk mempelajari bahan pembelajaran lebih baik; 3) Meyakinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri; 4) Mengembangkan keterampilan sosial kelompok yang diperlukan untuk berhasil diluar ruangan kelas, bahkan diluar sekolah; 5) Meningkatkan interaksi positif antar anggota yang berasal dari berbagai kultur berbeda serta kelompok sosial ekonomi yang berlainan; 6) Meningkatkan daya ingat siswa karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa secara langsung dapat menerapkan kegiatan mengajar siswa yang lain (teach order).22
Sejauh ini tidak banyak kritik yang ditunjukan terhadap implementasi pembelajaran
kooperatif.
Misalnya,
Amanda
Post
(2006)
hanya
menemukan satu kelemahan pembelajaran kooperatif, yaitu terhadap harapan timbulnya pemikiran tingkat tinggi (higher order thingking) dari para siswa yang ternyata sesuai dengan keterbatasan kemampuan berfikir dan tingkat kedewasaan para siswa. Dampak positif ini tidak berkembang, terutama kepada siswa kelas-kelas rendah. Vicki Randall mengemukakan kritikannya terhadap implementasi pembelajaran kooperatif terutama terkait dengan bertanggung jawab 22
Ibid, h. 164
18
kelompok dalam kelompok yang berkemampuannya berbeda-beda. Seringkali siswa yang lebih cerdas meninggalkan siswa yang lebih lemah pembelajaranya. Dalam hal ini harus selalu ada kontrol dari guru. Kemudian dalam asesmen menyusun rubrik yang diantaranya menilai sikap siswa dalam membantu temannya. Orlich menyebutkan kritiknya terhadap upaya pengelompokan para siswa dengan kecakapan yang berbeda-beda. Sementara para ahli menyakini bahwa pembentukan heterogen terhadap siswa-siswa yang berbakat seperti itu justru menurunkan kemampuan belajar mereka atau kemampuan belajar mereka menjadi berkurang karena terganggu dengan keharsan membantu teman yang lain.23 Sedangkan secara khusus, Model Pembelajaran Numbered Heads together memiliki kelebihan sebagai berikut; 1) Situasi belajar lebih aktif, hidup bersemangat dn berdaya guna 2) Merupakan latihan berfikir ilmiah dalam menghadapi masalah 3) Menumbuhkan sifat objektif, percaya diri, keberanian serta tanggung jawab dalam menghadapi/mengatasi permasalahan. 4) Siswa yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang pandai 5) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.24 Adapun kekurangan Model Pembelajaran Numbered Heads Together adalah; 1) Tidak semua anggota kelompok yang dipanggil oleh guru. 2) Siswa menjadi saling mengandalkan. 3) Kemungkinan nomor yang dipanggil guru akan terpanggil kembali.25
Ibid, h. 240-241 La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 61 25http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/metode-numbered-heads-together-nht.html?. Diakses pada tanggal 4 september 2013. 23 24
19
Walapun terdapat kritikan terhadap pembelajaran kooperatif ini, akan tetapi kecil kemungkinan hal itu bisa terjadi jika proses pembelajaran diterapkan dengan baik sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah yang benar serta diawasi secara teliti oleh guru. 2. Metode Pembelajaran Konvensional a.
Pengertian Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran konvensional, guru memiliki peranan yang yang sangat penting. Guru dituntut untuk menjelaskan materi dari awal hingga akhir pelajaran untuk menjamin bahwa semua siswa mengerti akan materi tersebut. Pembelajaran konvensional sering disebut dengan metode ceramah. Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Dalam bentuk penyajiannya, metode ceramah sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan.26 Menurut Djamarah, metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau juga disebut metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah ddipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.27 Pembelajaran konvensional menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran, karena pembelajaan yang berlangsung lebih berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Siswa lebih banyak mendengarkan, mencatat dan akhirnya menghafal penjelasan yang telah dijelaskan oleh guru. Dalam proses pembelajaran siswa hanya sekali-kali bertanya mengenai hal-hal yang disampaikan oleh guru dan biasanya hal tersebut dilakukan oleh siswa
La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 22 27 http/ belajar-nonstop.blogspotnl/2013/03/metode konvensional.html?m=1 diakses pada tanggal 28 maret 2014. 26
20
yang sama. Sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif.
b.
Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional Dalam penerapannya, pembelajaran konvensional mudah untuk dikenali baik dari prosesnya maupun peranan guru dan siswa dalam pembelajaran. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut: 1) Pembelajaran lebih berpusat pada guru. 2) Siswa biasanya lebih pasif dalam proses pembelajaran. 3) Siswa merupakan objek pembelajaran. 4) Siswa belajar dengan menghafal. 5) Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain menurut pertimbangan guru. 6) Komunikasi antara guru dengan siswa adalah komunikasi satu arah.28
c.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional Dalam prosesnya, pembelajaran konvensional pun memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di kelas. Adapun kelebihan penggunaan metode konvensional (ceramah ) adalah: 1) Metode ini ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi pelajaran dapat di atur oleh guru secara langsung, materi dan waktu pelajaran sangat ditentukan oleh sistem nilai yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan. 2) Target jumlah siswa akan lebih banyak, apalagi jika menggunakan alat pengeras suara. 3) Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan sehingga memudahkan untuk mengklasifikasi dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran 4) Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu kepada siswa tersebut. 28
Israini Hardini, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta : PT Familia, 2012), h.14
21
Sedangkan kelemahan dari metode konvensional adalah : 1) Pembelajaran terasa sulit bagi anak yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik. 2) Kemungkinan menimbulkan verbalisme 3) Sangat
kurang
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
berpartisipasi secara total. 4) Peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar 5) Materi pembelajaran lebih cenderung bersifat ingatan/hafalan.29
3. Hasil Belajar Fiqih a. Pengertian Hasil Belajar Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk suatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Misalkan, ketika guru merumuskan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai: diharapkan siswa dapat menyebutkan 2x2, maka pembembelajaran dianggap berhasil manakala siswa dapat menyebutkan atau menuliskan angka 4, tanpa perlu menguraikan dari mana angka 4 itu didapat. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan krieterianya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai- nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran yang hanya melihat sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan makna pembelajaran itu sendiri. Dewasa ini, dengan sistem kelulusan diukur dari keberhasilan siswa dapat menjawab soal- soal tes seperti yang disajikan dalam soal UN (Ujian 29
La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 24
22
Nasional), maka kriteria terhadap hasil belajar menjadi tren bagi guruguru kita. Manakala kita menerapkan kriteria keberhasilan pendidikan diukur dari hasil belajar seperti itu maka kita perlu konsisten dan tidak malu- malu mengatakan bahwa tujuan pendidikan kita yang paling utama adalah penguasaan materi pembelajaran. Dengan demikian kita perlu melatih dan membekali guru- guru kita dengan berbagai strategi yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguasai materi pembelajaran sebanyak- banyaknya. 30 Menurut Soedijarto dalam Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendiikan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.31 Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai- nilai, pengertianpengertian, sikap- sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik 2) Keterampilan intelektual yaitu konsep
dan
lambang.
kemampuan mempersentasikan
Keterampilan
intelektual
terdiri
dari
kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analitis- sintesis faktakonsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi kegunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Kencana, 2010), h. 14 31Nana Sudjana, Penelitian Proses hasil belajar mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004), h.12 30
23
4) Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan berinternalisasi dan ekstenalisasi nilai-nilai.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah Knowledge (pengetahuan, ingatan), Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan),
analaysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai), domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization
(
organisasi),
charaterization (karakterisasi).
Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilalan produktif, teknik, fisik, sosial, menajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. 32 Hemat penulis, hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja akan tetapi saling keterkaitan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya (komperhensif).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari
32 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 5-6
24
dalam diri individu siswa (internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor internal anak, meliputi: a) Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran. b) Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: (1) Intelegensi, (2) sikap, (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi.
2) Faktor eksternal anak, meliputi : a) Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas. b) Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak. c) Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan media pembelajaran yang digunakan.
c. Definisi Ilmu Fiqih Kata fiqh secara etimologis berarti “Paham yang mendalam”. Bila “Paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqih berarti paham yang menyampaikan ilmu lahir kepada ilmu batin. Karena itulah
at-Tirmidzi
menyebutkan,
“fiqih tentang
sesuatu,”
berarti
mengetahui batinnya sampai kepada kedalamannya. Secara definitif, fiqih
25
berarti “ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat amaliah yang digali dan dalil- dalil yang terperinci”.33 Ulama sepakat mesipun mereka berlainan dalam mazhabnya, bahwa segala ucapan dan perbuatan yang timbul dari manusia, baik berupa ibadah, muamalah, pidana, perdata, atau berbagai macam perjanjian, atau pembelanjaan, maka semua itu mempunyai hukum dalam syariat islam. Hukum- hukum ini sebagian telah dijelaskan oleh berbagai nash yang ada didlam Al-Qur’an dan As- Sunnah, dan sebagian lain belum dijelaskan oleh nash, akan tetapi syariat telah menegakkan dalil dan mendirikan tanda-tanda bagi hukum itu, dimana dengan perantaraan dalil dan tanda itu seorang mujtahid mampu mencapai hukum itu dan menjelaskannya. Kumpulan hukum- hukum syara’ yang berhubungan dengan ucapan dan perbuatan yang timbul dari manusia, baik yang diambil dari nash dalam berbagai kasus yang ada nashnya, maipun yang diistinbatkan dari berbagai dalil syar’i lainnya dalam kasus-kasus yang tidak ada nashnya terbentuklah fiqih.34 Ibnu Subki dari kalangan uama syafi’iyah mendefinisikannya sebagai:
نلعال ماكحالاب ةيعرشال ةيلوعال بستكوال نه اهتلدا ةيليصفتال “Pengetahuan tentang hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali satu persatu dalilnya (terperinci)”.35
d. Tujuan Ilmu Fiqih Tujuan ilmu Fiqih adalah menerapkan hukum-hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Jadi ilmu fiqih itu adalah tempat kembali seorang hakim dalam keputusannya. Tempat kembali seorang mufti dalam fatwanya, dan tempat kembalinya seorang mukallaf untuk dapat mengetahui hukum syara’ yang berkenaan dengan ucapan dan perbuatan Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Kencana, 2009), h. 2-3 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang: PT. Dina Utama. 1994), h. 1 35 Satria Efendi, M Zein, Ushul Fiqh, ( Jakarta: PT.Kencana Prenada Media Group, 2009), h .4 33 34
26
yang muncul dari dirinya, ini agaknya juga merupakan tujuan yang dimaksudkan dari setiap undang-undang pada umat mana pun, karena sesungguhnya
undang-undang
itu
tidak
lain dimaksudkan
untuk
diterapkannya materi-materinya dan hukum-hukumnya terhadap perbuatan dan ucapan manusia, dan memberitahukan kepada setiap mukallaf terhadap hal-hal yang wajib dirinya dan hal-hal yang haram atas dirinya.36
e. Ruang lingkup Pembelajaran Fiqih di MA Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah meliputi : kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam; hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah kurban dan aqiqah; ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan; konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam tentang wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan kafaalah beserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam tentang
jinaayah, Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang
peradilan dan hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan Islam tentang siyaasah syar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi; dasar-dasar istinbaath dalam fikih Islam; kaidah-kaidah usul fikih dan penerapannya.37 Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah mengukur hasil belajar fiqih siswa yang ada di kelas X MA Annida Al Islamy pada pokok bahasan “Riba, Bank dan Asuransi” yang ada pada semester genap.
4. Materi Riba, Bank dan Asuransi Secara garis besarnya materi kelas X tentang riba bank dan asuransi dijabarkan sebagai berikut : Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang: PT. Dina Utama. 1994), h. 5-6 Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2010, h. 3 36
37
27
a. Pengertian Riba Menurut bahasa riba yaitu bertambah ةدايزkarena salah satu perbuatan
riba
adalah
meminta
tambahan
dari
sesuatu
yang
dihutangkan. Sedangkan menurut istilah adalah akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui pertimbangannya menurut ukuran syara’. Menurut syaikh Muhammad Abduh, yang dimaksud riba adalah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam harta nya, karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.38 Riba adalah salah satu hal yang diharamkan menurut syariat islam. Adapun dalil-dalil yang mengharamkan riba adalah firman Allah SWT :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali Imran:130.39 b. Macam-macam Riba 1) Riba fadhli yaitu berlebih salah satu dari dua pertukaran yang diperjualbelikan. Bila yang diperjual belikan sejenis, berlebihan timbangannya pada barang-barang yang ditimbang atau barang yang tidak bisa ditakar. Contohnya menukar emas dengan emas. 2) Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berutang disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan.
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa,2010), h. 57-58 Muhammad Arifin bin Badri, Riba dan tinjauan kritis perbankan syari’ah, (Bogor: PT Pustaka Darul Ilmi, 2011), cet. Keempat, h.3 38 39
28
3) Riba Qardh yaitu pinjam-meminjam atau hutang piutang dengan menarik keuntungan dari orang yang meminjam/yang berhutang. 4) Riba Yad yaitu bila salah satu dari penjual atau pembeli telah meninggalkan majelis akad sebelum saling menyerah terimakan barang.40
c. Hikmah diharamkannya riba 1) Dapat menghilangkan faedah berhutang piutang yang menjadi tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa. 2) Dapat menjauhkan dari jalan atau cara untuk menjajah orang yang meminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya. 3) Memberikan semangat kepada seseorang untuk berusaha lebih keras lagi, tidak dengan malas-malasan dan menunggu bunga (riba) itu itu berkembang.
d. Pengertian Bank Bank atau Perbankan adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dengan tujuan memenuhi kredit dengan modal sendiri atau orang lain.41 Menurut UU NO.14 Th 1997 tentang pokok pokok perbankan dan Bab1 pasal 1 Bank adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan menurut UU RI No.7 1992 yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup.
40Isnawati Rais, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS( Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 79 41 Marhamah Shaleh, Masail Fiqhiyah,(Jakarata : UIN Syarif Hidayatullah,2011),h. 44
29
Tujuan Bank yaitu menunjang pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Fungsi utama Bank Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Adapun sistem yang terdapat pada bank syariah dan bank konvensional memiliki ciri sebagai berikut : Bank syariah
Bank konvensional Memakai perangkat bunga
Keuntungannya bagi hasil.
bukan bagi hasil. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.
Hubungan dengan nasbah dalam bentuk kemitraan.
Memakikan investasi bisa halal
Melakukan investasi yang halal
dan juga bisa haram.
saja
Tidak terdapat dewan sejenis
Pengerahan dan penyaluran
Dewan Pengawas Syari’ah.
dana harus sesuai dengan pendapat Dewan Pengawas Syari’ah
Tidak terdapat dewan sejenis
Penghimpunan dan penyaluran
DPS
dana harus sesuai dengan fatwa dewan pengawas syariah (DPS)
30
f. Hukum Bunga Bank Ulama berbeda pendapat dalam menghukumi bunga bank, sebab bunga bank ini adalah salah satu masalah yang kotemporer, adapun hukum bunga bank di bagi menjadi tiga: 1) Pendapat pertama menyatakan bahwa hukum bunga bank itu haram dengan alasan bahwa dalam bank itu pasti terdapat bunga, karena tanpa bunga mustahil bank itu akan dapat berkembang. 2) Pendapat kedua, menyatakan bahwa hukum bank itu mubah, dengan alasan bahwa adanya bank tak dapat dielakan lagi sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. 3) Pendapat
ketiga,
menyatakan
bahwa
bank
itu
hukumnya
mutasyabihat atau masih diragukan haram atau tidaknya. Ini karena dilihat dari satu segi bank merupakan kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan masyarakat maupun negara tetapi dari segi lain lain sangat sulit bank meniadakan bunga.
Namun sekarang sudah banyak berdiri Bank Islam, BPR Syariah, dan BMT di indonesia, maka ketiga pendapat tersebut perlu dikaji ulang. Yang jelas bagi umat islam sekitarnya tidak berlaku lagi hukum darurat sehingga diwajibkan untuk memanfaatkan lembaga keuangan islam atau Bank Islam tersebut dan meninggalkan bank dengan sistem bunga terutama milik swasta. 42
g. Pengertian Asuransi Menurut pasal 246 kitab perundang-undang perniagaan, bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan
42
Isnawati Rais, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS( Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 87
31
diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas terjadi.43 Sedangkan Asuransi Islam/ Asuransi Takaful adalah sebuah lembaga atau perusahaan asuransi yang menjalankan prinsip takaful yaitu saling memikul resiko diantara sesama orang. Sistem asuransi ini di jalankan dengan cara menjadikan semua peserta menjadi keluarga besar dan menanggung satu sama yang lain sehingga hilangnya unsur ketidak pastian(Gharar), judi, dan riba. Dalam alqur’an Allah menjelaskan tentang prinsip dasar asuransi, yaitu dalam surat al-maaidah ayat 2:
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".
h. Hukum Asuransi Adapun hukum auransi ini bersifat ijtihadiyah, artinya hukumnya perlu dikaji sedalam mungkin karena tidak terdapat dalam alqur’an maupun hadits secara eksplisit. Dikalangan ulama atau cendikiawan muslim terdapat empat pendapat tentang hukum asuransi, yaitu : 1) Mengharamkan asuransi dalam segala bentuk macamnya seperti sekarang ini, termasuk asuransi jiwa. Kelompok ini antara lain Sayyid Sabiq, Muhammad Yusuf al-Qardhawi, dll. Alasannya adalah asuransipada hakikatnya sama dengan judi, mengandung unsur yang tidak jelas, hidup dan matinya manusia tidak bisa dijadikan objek bisnis, sehingga melanggar/mendahului takdir Allah SWT.
43
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2010), h. 307
32
2) Membolehkan semua asuransi dalam praktiknya, pendapat ini dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa dan alasannya adalah kedua belah pihak yang berjanji dengan penuh kerelaan menerima operasi ini sehingga tidak merugikan kedua belah pihak, termasuk akad mudharabah dan asuransi ini termasuk syirkah ta’awuniyah. 3) Membolehkan Asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial. Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Zahrah. 4) Menganggap bahwa asuransi bersifat syubhat karena tidak ada dalil-dalil syar’i yang secara jelas mengharamkan ataupun menghalalkannya.44
B. Kerangka Berfikir Pada proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurang variasi model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton. Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi kesesuaian dan keseimbangan. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative learning yang menghasilkan peningkatan hasil akademik, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, dll. Dalam pembelarajan Fiqih terdapat bermacam-macam karakterisitik materi, tidak semua metode atau model pembelajaran dapat efektif diterapkan, begitu pun dalam model pembelajaran kooperatif, semuanya tergantung kepada penyesuaian indikator/ tujuan pembelajaran itu sendiri. Walaupun pada dasarnya fiqih adalah ibadah amaliyah yang harus real terlihat praktiknya begitu pun dalam pengajarannya terhadap siswa, akan tetapi ada beberapa persoalan yang tidak bisa dijangkau dalam pengajaran untuk melaksanakan praktiknya seperti shalat dan bersuci, dan disini materi yang diambil adalah 44
Ibid, h.310-312
33
tentang “Riba Bank dan Asuransi” yang mungkin merupakan hal yang baru bagi siswa akan tetapi mereka akan merasakannya nanti, maka dari itu perlu pemahaman yang kuat dalam mempelajari konsep-konsep didalamnya. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sangat membantu dalam pembelajaran fiqih yang memiliki karakter pemahaman yang kuat akan suatu konsep dan banyak sekali sub bab yang harus dipahami dan dihafal. Pada prinsipnya, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran. Jadi Model Pembelajaran Kooperatif
tipe Numbered Head Together
(NHT) ini sangat baik dalam membantu guru mengajarkan materi pelajaran fiqih yang karakteristiknya membutuhkan pemahaman yang kuat tentang suatu konsep dan analisis yang mendalam sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran seperti salah satu pokok bahasan yang penulis ambil. Secara grafis, penulis menggambarkan kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
Materi Pembelajaran Riba, Bank dan Asuransi
Guru
Riba, Bank dan Asuransi
Hasil belajar fiqih siswa meningkat
Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together
2.1 Gambar kerangka berfikir penelitian
34
C. Penelitian yang Relevan Dalam beberapa penelitian banyak disebutkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran siswa, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Zuanita Adriyani dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, disebutkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah 76,34 dengan ketuntasan klasikal 88,57 % sedangkan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol 66,53 dengan ketuntasan hlasikal 64,71 %. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT cukup berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dengan harga korelasi biserial (rb) masing- bahwa Dari hasil analisis data tahap akhir diperoleh bahwa hasil tes pada kelas eksperimen xhitung = 4,6689 dan kelas control xhitung = 3,2537, masing 0,480 dan 0,549 dengan harga KD sebesar 23,05% dan 30,11%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga disarankan kepada guru agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran kimia. Dan dalam penelitan yang dilakukan oleh Khodirah dalam judulnya “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Numberel Heads Together terhadap Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang.menyebutkan dengan taraf signifikan 5 % dan dk = 3, diperoleh x tabel = 7,81. Karena xhitung < x table maka data terdistribusinormal. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk dua kelompok dengan varians sama diperoleh thitung = 3,007 dengan taraf signifikan 5 % dan dk = 70 diperoleh t tabel = 1,667. Ini berarti bahwa hipotesis Ho yang menyatakan bahwa rata-rata dari dua kelompok sama ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan bahwa rata-rata dari dua kelompok berbeda diterima. Maka disimpulkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa kelas VIII SMP
35
Muhammadiyah 01 Weleri yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural Numberel Heads Together lebih baik secara signifikan dari pembelajaran konvensional dalam penelitian ini.45 Dan disini penulis akan mencoba meneliti Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran Fiqih di MA Annida Al Islamy pada pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi.
D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah jawaban sementara atau dugaan sementara, yang sifatnya bisa benar atau juga salah. Maka itulah diperlukan penelitian untuk mengujinya. Dalam penelitian skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional. Hipotesis Nol (Ho)
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil
belajar
menggunakan
Model
Kooperatif
Tipe
fiqih
dengan
Pembelajaran
Numbered
Heads
Together dan metode konvensional.
45
2013
http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/0:106497 diakses pada tanggal 11 Agustus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di MA Annida Al Islamy yang berlokasi di Jl.Duri kosambi no.33, Cengkareng, Jakarta Barat pada para siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013. Adapun waktu penelitian mulai dari bulan maret sampai bulan juni 2013. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (penelitian semu),
yaitu metode eksperimen yang tidak
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yang hanya berceramah, membaca, menulis dan menghafal. Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Subject Posttest Only Control Group Design dengan rincian sebagai berikut: Kelas Eksperimen
Perlakuan
Post Test
X
T
Kontrol
T
Ketrangan: X
: Perlakuan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
T
46
: Tes akhir yang sama pada kedua kelas.46
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 185
36
37
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi popolasi bukan hanya orang, tapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi itu, misalnya karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.47 Dengan kata lain sampel adalah sebagai atau wakil populasi yang diteliti. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Annida Al Islamy. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas X MA Annida Al Islamy. Teknik pengembilan sempel menggunakan sempel acak kelas. Setelah dilakukan, maka diperoleh sampel adalah kelas X A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dan kelas X B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variable yang diteliti a. Variabel bebas
: Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
Heads Together b. Variabel Terikat : Hasil belajar fiqih pada pokok bahasan riba, bank dan asuransi.
47Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung, PT Alfabeta, 2006), cet. 2, hal 89-90
38
2. Data Penelitian Data penelitian diambil dari hasil observasi dan hasil belajar Fiqih pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif pada pokok bahasan “Riba, Bank Dan Asuransi”, di mana tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama.
3. Tekhnik dan Instrumen Penelitian a.
Observasi Secara umum, observasi dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan-bahan keterangan
yang
dilakukan
dengan
mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan.48 Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran fiqih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional di masing-masing kelas. b. Tes Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai petunjuk itu.49 Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 32 buah soal untuk mengukur hasil belajar fiqih siswa dengn bentuk pilihan ganda , berupa; hapalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Sebelum melakukan tes peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu, adapun kisikisi soal pada pokok pembahasan “ Riba, Bank dan Asuransi adalah sebagai berikut:
48 Pupuh Fathurrohman, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (bandung: PT Refika Aditama, 2007), cet, 1, h. 86 49 Ibid, h.77
39
Tabel 3.1 Kisi-sisi Soal Post test pembahasan Riba, Bank dan Asuransi Standar kompetensi : Memahami riba, bank, dan asuransi Kompetensi Dasar
: 1.1. Menjelaskan Hukum Riba 1.2. Menjelaskan Hukum Bank 1.3. Menjelaskan Hukum Asuransi
No
Indikator
C1
C2
C3
Jumlah soal
1
Menjelaskan Pengertian dan
1,15
Macam-Macam Riba
2,5,
21,
7
9, 27 28
3
,14, 22,
2
Menjelaskan Hikmah diharamkannya Riba
3
4
Menjelaskan Pengertian,
3,32, 20,2
Tujuan dan Fungsi Bank
5,3
Menentukan Bank yang
11,1
sesuai syariat Islam
7,
7,31
6
4
3
berdasarkan ciri-cirinya 5
Menunjukkan Produk Bank
19
18
2
30
23,2
4
Syariah 6
Mengidentifikasi Perbedaan Bank Konvensional dan
4,16
Bank Islam 7
8
Menjelaskan Pengertian dan
6,13, 8
tujuan Asuransi
29
Membandingkan Sistem
10
Asuransi Islam Dan Nasional
12,2 6
4
3
40
Jumlah soal
32
Instrumen terlebih dahulu diuji cobakan sebelum digunakan sehingga didapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen.
1) Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada instrumen tes hasil belajar Fiqih, validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Pengujian validitas item untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu:
rpbi= 𝑀𝑝 −𝑀𝑡 𝑆𝐷𝑡
𝑝 𝑞
Keterangan:
rpbi
= Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara vareabel I dengan vareabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item
41
Mp
=
Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang
untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul Mt
= Skor rata-rata dari skor total
SDt
= Deviasi stendar dari skor total
P
= Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
q
= Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. 50
Setelah diperoleh harga rpbi, selanjutnya dilakuan pengujian validitas dengan membandingkan harga rpbi dan rtabel product moment, s terlebih dahulu menetapkan degees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus dk = n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga rtabel product moment pada tarap signifikansi 5 %. Kriteria pengujiannya adalah jika rpbi ≥ rtabel, maka soal tersebut valid dan jika rpbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid. Dari hasil uji validitas 32 soal yang diujicobakan terdapat 24 soal yang valid (pada lampiran) yang akan diujikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2) Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu alat evaluasi mutlak dimiliki tingkat kepercayaan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengujinya menggunakan rumus KR-20 ( Kuder Richardson) , yaitu :
𝑟11 = 50
h. 93
𝑠2− 𝑝𝑞 𝑘 𝑘−1
51
𝑠2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 2012),
42
Keterangan
:
r11
: koefisien reliabilitas internal seluruh item
p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: Proporsi subjek yang item yang salah (q = 1 –p)
n
: banyaknya butir pertanyaan
∑pq
: Jumlah hasil perkalian p dan q
k
: Banyaknya item
s
: Standar deviasi dari tes
Untuk mencari varians tiap butir soal menggunakan rumus :
𝑠 =𝑛
𝑌2 −
2
𝑌2
𝑛 𝑛−1
Jika sudah didapat r11 maka dibandingkan dengan rtabel dengan ketentuan: jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 rtabel berarti tidak reliabel.
3) Uji Taraf Kesukaran (Difficulty Index) Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul.
Hasil
hitungnya
perbandingan antara siswa yang
merupakan
proporsi
atau
menjawab benar dengan
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta,. 2006), h. 188 51
43
𝐏= 𝑩 𝑱𝑺 Keterangan: P
= Indeks Kesukaran
B
= Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes.52 Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi taraf kesukaran
Nilai Dp
Interpretasi
P = 0,00
Sangat sukar
0,00 < P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
P = 1,00
Sangat mudah
4) Daya Pembeda Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini dikenal dengan tanda negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan indeks diskriminan adalah :
D= 𝐵𝐴
𝐽𝐴 −
52
h. 223
𝐵𝐵 𝐽𝐵
= PA-PB
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 2012),
44
Keterangan : D
: daya pembeda
PA
: proporsi kelas atas yang menjawab benar
PB
: proporsi kelas bawah yang menjawab benar
BA
: banyak golongan atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB
: banyak golongan bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal
JA
: jumlah siswa kelas atas
JB
: jumlah siswa kelas bawah.53
Klasifikasi Daya Pembeda : DP = 0,00
= sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,02
= jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
= cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
= baik
0,7- < DP ≤ 1,00
= sangat baik
E. Tekhnik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji “t” untunk menguji hipotesis, namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang diperlukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data:
53
Ibid, h. 226
45
1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian menggunakan uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis Hо : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H₁ : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b. Menentukan rata-rata c. Menentukan standar deviasi d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi Rumus banyak kelas K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek 1) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil 2) Panjang kelas (P) = 𝑅
𝐾
e. Cari 𝛸² hitung dengan rumus: 𝛸² hitung =
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)² 𝐸𝑖
f. Cari 𝛸² tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K)2 dan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan 𝛼 = 5% g. Kriteria pengujian Jika 𝛸² hitung ≤ 𝛸² tabel, maka Ho diterima Jika 𝛸² hitung > 𝛸² tabel, maka Ho ditolak.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.
46
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett, adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Menghitung Varians gabungan Sgab = 𝑑𝑏𝑆 𝑑𝑏 Dan mencari log Sgab b. Menghitung nilai B B = (∑db ) Log S c. Menghitung 𝜒² hitung 𝜒² hitung = (ln 10){B-(∑db Log S )} d. Menentukan 𝜒² tabel Untuk (db) = k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5% Dengan kriteria pengujian : Jika 𝜒² hitung > 𝜒²
tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang
tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang
tidak homogen Jika 𝜒² hitung < 𝜒² homogen
3. Pengujian Hipotesis Setelah
dilakukan
uji
prasyarat
analisis,
kemudian
untuk
mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar fiqih siswa digunakan uji-t. Melakukan uji-t pada taraf signifikan alpha𝛼 = 0,05 dengan rumus sebagai berikut : a. Uji t untuk varian yang homogen
t=
S 𝑔𝑎𝑏
𝑋͞͞͞͞͞͞͞͞−𝑋͞͞͞͞͞͞͞͞ 1 +1 𝑛₁
dk =(n₁+n₂ - 2)
𝑛₂
b. jika data distribusi normal namun tidak homogen maka hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan uji t’. Rumusnya adalah sebagai berikut :
47
t=
𝑋͞͞͞͞͞͞͞͞₁−𝑋͞͞͞͞͞͞͞͞₂ +𝑛 ₂ 𝑆 ₁² 𝑛₁
𝑆 ₂²
c. tentukan harga-harga n₁ dan n₂. n₁ untuk jumlah siswa yang lebih sedikit, dan n₂ untuk jumlah siswa yang lebih banyak. d. Berilah rangking bersama skor-skor kedua kelomok itu. e. Tentukan harga U dengan rumus : U₁ = n₁ n₂ + 𝑛1 (𝑛1+ 𝑛2) U₂ = n₁ n₂ +
- R₁
2 𝑛2 (𝑛2+ 1) 2
dan
– R₂
Dimana: n₁ : jumlah sampel kelas eksperimen n₂ : jumlah sampel kelas kontrol U₁ : jumlah peringkat kelas eksperimen U₂ : jumlah kelas kontrol R₁ : jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen R₂ : jumlah rangking pada sampel kelas kontrol f. Metode untuk menetapkan signifikasi harga U observasi dengan rumus :
Z= U − μ u σu
Z=
𝑈−𝑛 1−𝑛 2 2
𝑛 1 𝑛 2 𝑛 1+ 𝑛 2+1 12
Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau lebih kecil dari 𝛼, tolaklah Ho dan menerima Ha. Dengan kriteria: Jika p ≤ 𝛼, maka tolak Ho Jika p > 𝛼, maka terima Ho
48
F. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H₀ : µ₁ ≤ µ₂ Ha : µ1 > µ₂
Keterangan : µ₁ = rata- rata hasil belajar fiqih kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (eksperimen). µ₂= rata-rata hasil belajar fiqih kelas yang menggunakan model pembelajaran kontrol.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Pembelajaran Fiqih Penerapan Model Numbered Heads Together ini dilaksanakan di kelas eksperimen sebanyak dua kali (2x) pertemuan pada waktu yang sama yaitu jam pertama pukul 06. 45 WIB. Adapun pokok bahasannya adalah “Riba, Bank dan Asuransi”. Secara garis besar proses KBM di kelas eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Pertemuan Pertama Adapun ruang lingkup materi yang dibahas pada pertemuan pertama meliputi:
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Riba, Bank, Dan Asuransi
Kompetansi Dasar
: 1.1 Menjelaskan Hukum Riba 1.2 Menjelaskan Hukum Bank
Indikator
: 2.1 Menjelaskan pengertian riba 2.2 Menjelaskan macam-macam riba 2.3 Menjelaskan hikmah diharamkannya riba 2.4 Menjelaskan pengertian bank 2.5 Menjelaskan tujuan dan fungsi bank 2.6 Menentukan bank yang sesuai syariat islam berdasarkan ciri-cirinya
Pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru, setelah itu guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dipelajari pada 49
50
pertemuan hari ini, selanjutnya guru menyampaikan materi melalui slide/ papan tulis sampai materi selesai sesuai dengan indikator. Setelah selesai memaparkan materi, guru selanjutnya memberikan kesempatan selama 10 menit kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang
telah disampaikan,
setelah itu barulah model
pembelajaran NHT diterapkan oleh guru. Adapun langkah-langkah
pembelajaran
model NHT
yang
diterapkan pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pelaksanaan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together No 1
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Guru membagi siswa kedalam 5
Siswa bergabung
kelompok, yang beranggotakan 5-6
dengan kelompoknya
orang dan kepada setiap anggota
masing-masing sesuai
kelompok diberi nomor antara 1
perintah guru.
sampai 5-6. 2
Guru mengajukan beberapa
Siswa menyiapkan
pertayaan kepada siswa. Pertanyaan
bahan ajar untuk
dapat bervariasi, baik berupa
berdiskusi dan
pemecahan masalah maupun
menjawab pertanyaan
bersifat uraian. Selanjutnya guru
dari guru. Selanjutnya
memberikan kesempatan kepada
siswa menyatukan
siswa berdiskusi untuk menelusuri/
pendapatnya terhadap
mengeksplorasi materi di berbagai
jawaban pertanyaan itu
sumber materi belajar yang
dan meyakinkan setiap
tersedia.
anggota dalam teamnya
Adapun pertanyaan yang diajukan
mengetahui jawaban itu
pada penerapan pertama adalah :
51
1. Jelaskan hukum riba, berikan dalilnya dan bagaimana menurut pandangan anda terhadap kegiatan muamalah disekeliling anda, apakah sudah terbebas dari riba? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan riba Nasi’ah, mengapa dikatakan haram dan berikan contoh yang ada disekiling anda? 3. Jelaskan perbedaan pendapat ulama tentang bank dan jelaskan bagaimana pandangan anda terhadap bank konvensional yang banyak di indonesia? 3
Guru menunjuk siswa untuk
Siswa yang mendapat
mempresentasikan hasil jawaban
panggilan sesuai nomor
kelompok dengan cara memanggil
diharapkan berdiri
salah satu nomor dari anggota
untuk menjawab sesuai
kelompok siswa. Setelah selesei
hasil diskusi
dipresentasikan, kemudian guru
kelompoknya.
menunjuk salah satu nomor anggota dari kelompok lain untuk mengomentari hasil presentasi. Hal ini dilakukan secara berulang kali dengan memperhatikan partisipasi seluruh kelompok sampai permasalahan/ pertanyaannya selesai dipresentasikan.
52
4
dan terakhir guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi (menambah, mengklarifikasi) dan pada kesempatan penutup, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji pemahaman materi yang telah dibahas.
Dari hasil pengamatan pada proses pertemuan pertama diperoleh bahwa, siswa pada kelas eksperimen cukup antusias dalam pelaksanaan
model
NHT
ini,
akan
tetapi
dalam
praktik
pelaksanaannya belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum paham terhadap langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model NHT ini, sehingga waktu yang terpakai tidak terorganisir dengan baik; meskipun demikian pembelajaran masih berlangsung kondusif. Masih banyaknya siswa yang saling mengandalkan ketua kelompok/anggota lain dalam kelompoknya menunjukan bahwa siswa masih kurang mandiri dan percaya diri. Pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas eksperimen dengan menggunakan Model Numbered Heads Together (NHT) ini dapat ditemukan juga hasil pengamatan yang menunjukan bahwa siswa yang diajarkan dengan model ini memiliki penguasaan materi yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dari jawaban-jawaban siswa ketika mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sebagai contoh, lebih jelasnya dapat dilihat
dari kutipan jawaban siswa sebagai
berikut : Pada soal nomor 2 yang menanyakan, “Jelaskan apa yang dimaksud dengan riba Nasi’ah, mengapa dikatakan haram dan berikan contoh yang ada disekiling anda?” Siswa di kelas eksperimen siswa pada umumnya menjawab; Riba yang dikenakan kepada orang yang berutang disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan, hukum dari riba nasi’ah adalah haram sebab riba ini muncul dikarenakan adanya
53
perbedaan, perubahan, dan tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian, dan jika orang itu tidak mampu membayarnya dalam waktu yang ditentukan dan akan terus bertambah jika dia belum membayarnya contohnya adalah renterir (lintah darat) dan orang-orang yang memberikan tambahan ketika kredit suatu barang.48 Dapat dilihat dari mayoritas jawaban siswa pada kelas eksperimen, menunjukan bahwa jawaban siswa telah memenuhi kisikisi jawaban yang diharapkan oleh guru yaitu; menunjukan ketepatan jawaban, sumber belajar yang dipakai dalam menjawab tereksplorasi secara mendalam dan terperinci serta uraian jawaban disusun secara sistematis. Setelah tuntas melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Model NHT ini sesuai dengan pencapaian indikator, kemudian guru memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran di kelas.
b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan selanjutnya, peneliti lebih mempersiapkan lagi tahap pelaksanaan model NHT dengan cara memberikan tugas dan peraturan bahwa setiap kelompok harus mencatat tugas dan pendapat masing-masing siswa dalam kelompok, jangan ada yang pasif dan saling mengandalkan. Pada kasus siswa yang masih bingung untuk menjalankan metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat diperbaiki pada pertemuan kedua dengan cara guru memberikan lembaran prosedur atau cara model pembelajaran Numbered Heads Together untuk dipelajari siswa di rumah ketika selesai pertemuan pertama. Penerapan model NHT yang kedua hampir sama dengan yang sebelumnya, pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru, setelah itu 48
Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap pertama , h. 97
54
guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini, akan tetapi indikator pembelajarannya pada pertemuan kedua berbeda, adapun ruang lingkupnya adalah : Kompetensi dasar : 1.1 Menjelaskan Hukum Bank 1.2 Menjelaskan Hukum Asuransi Indikator
: 2.1 Menunjukkan Produk Bank Syariah 2.2 Menjelaskan Pengertian Asuransi 2.3 Menjelaskan Sistem Asuransi Islam 2.4
Membandingkan
Asuransi
menurut
Undang-Undang dan Asuransi menurut Syariat Islam.
Selanjutnya guru menyampaikan materi melalui slide/ papan tulis sampai materi selesai sesuai dengan indikator. Guru selanjutnya memberikan kesempatan selama 10 menit kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan. Setelah itu barulah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numebered Heads Together diterapkan oleh guru. Adapun langkah-langkah
pembelajaran
model NHT
yang
diterapkan pada kelas eksperimen pada pertemuan kedua hampir sama dengan yang pertama, akan tetapi terdapat perbedaan pada pertanyaan/ permasalahan yang diajukan; Pertanyaan yang diajukan pada proses NHT tahap kedua adalah : 1) “Apa yang membedakan bank syariah
dengan bank
konvensional sehingga tidak mengandung riba dan dengan syariat islam? 2) Jelaskan Mekanisme Asuransi Islam?
sesuai
55
3) Kenapa Asuransi (Takaful) bisa dikatakan haram dan bisa juga diperbolehkan berikan pendapat para ulama dan bagaimana sudut pandang anda beserta dalil-dalinya?.
Pada pertemuan kedua ini, diperoleh hasil yang sangat baik dan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya, baik dari sisi kognitif maupun partisipasi/kerjasama siswa dalam tim. Ini terlihat dari respon positif yang ditunjukan siswa dalam kelompoknya dengan benar-benar melaksanakan diskusi secara baik. Siswa semuanya memiliki tanggung jawab ketika bekerja sama dalam kelompoknya, interaksi sesama siswa terjalin dan tidak canggung lagi dalam melaksankan model pembelajaran ini, sehingga proses pembelajaran pun terlaksana secara memuaskan. Semua dikarenakan model NHT banyak sekali menguji aspek kompetensi siswa, baik dalam berinteraksi dalam kelompok, mengeksplorasi jawaban/ pengembangan wawasan serta menguji kesiapan dan kemampuan mengomentari jawaban temannya dengan secara spontan. Selain itu dapat dilihat juga dari jawaban hasil penerapan model NHT pada tahap kedua yang baik dan memenuhi kriteria kisi-kisi jawaban yang diharapkan seperti pada pertemuan pertama, yaitu ; jawaban tepat sasaran, terperinci dengan menggali sumber/ bahan ajar yang tersedia serta disusun secara sistematis. Secara lebih jelasnya dapat dilihat mayoritas jawaban kelas eksperimen dalam menjawab soal yang diberikan dalam kutipan berikut: Pada soal nomor 1 yang menanyakan, “Apa yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional sehingga tidak mengandung riba dan sesuai dengan syariat islam?”. Siswa pada kelas eksperimen siswa pada umumnya menjawab;
56
Karena Bank syariah tidak mengandung riba (bunga) yang merugikan salah satu pihak, selain itu bank syariah memakai berbagai sistem dan produk yang sesuai dengan aturan islam, seperti; bagi hasil atau( mudharabah) kerja sama antara dua pihak dimana keuntungannya disebutkan dimuka/ awal perjanjian. Adapun kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama bukan dikarenakan kelalaian dari pengelola/pelaku usaha.49
2. Penerapan Metode Konvensional (Ceramah) terhadap Pembelajaran Fiqih di Kelas Kontrol Penerapan metode konvensional (ceramah) ini dilaksanakan di kelas kontrol sebanyak dua kali (2x) pertemuan, pada waktu yang sama yaitu jam ketiga pukul 08. 15 WIB. Adapun pokok bahasan dan ruang lingkup nya sama
seperti
pada
kelas
eksperimen
serta
pembagian
indikotar
pencapaiannya pun sama di setiap pertemuan. Secara garis besar proses KBM di kelas kontrol dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tahap pembelajaran pada kelas ini dimulai dengan guru menyampaikan materi pada slide / papan tulis dan siswa diminta untuk memperhatikan dan menyimak dengan baik, setiap sub bab yang telah diterangkan, guru melaksanakan tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, pada proses ini siswa kurang begitu aktif walaupun hampir semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari guru, akan tetapi dalam hal menjelaskan materi siswa masih cenderung bersifat sederhana sebatas informasi yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) yang relatif singkat dan kurang pengembangan wawasan. Akan tetapi dalam tahap pelaksanaan metode ini, situasi berjalan lebih kondusif dibandingkan pelaksanaan model NHT di kelas X-1, sebab siswa hanya duduk dengan tenang dan fokus memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, ini menguji kemampuan siswa dalam mendengarkan dan berfikir. 49
Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap kedua, h. 98
57
Setelah selesai menjelaskan materi ajar dan mengadakan tanya jawab dengan siswa, kemudian guru menguji siswa dengan peratanyaanpertanyaan yang sama pada kelas eksperimen, namun pada kelas kontrol soal dikerjakan secara individu. Dari hasil jawaban individu terdapat hasil yang belum cukup baik. Sebagai contoh, dapat dilihat dari kutipan pada jawaban siswa pada tahap pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama soal nomor 2, siswa pada kelas kontrol umumnya menjawab; “Riba yang tergantung terhadap waktu yang telah disepakati, hukumnya haram sebab menambahkan jumlah barang dari sebelumnya dan contohnya adalah rentenir”.50 dan pada pertemuan kedua soal nomor 1, siswa pada umumnya menjawab; “ karena bank Syariah memakai sistem bagi hasil dan juga tidak merugikan nasabah”.51 Jawaban siswa pada kelas kontrol ini belum cukup memuaskan, sebab belum memenuhi kriteria yang diharapkan guru. Jawaban siswa sudah tepat namun dalam penyampaiannya tidak terperinci dan jawabannya sangat sederhana tidak berusaha mengembangkan pemikiran dengan menggali sumber ajar yang lain. Setelah selesai menerapkan model NHT dan metode ceramah, peneliti mengadakan post tes diakhir pembelajaran yang berupa pilihan ganda sebanyak 24 soal.
3. Analisis perbandingan pembelajaran fiqih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan selama menggunakan model NHT dan metode konvensional (ceramah), dapat diperoleh perbedaan yang cukup signifikan dari sisi kognitif (penguasaan materi) maupun dalam kemampuan berinteraksi. Dari kemampuan menjawab soal yang diberikan dapat diketahui bahwa, hasil belajar kelompok kelas eksperimen lebih baik 50 51
Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan pertama, h. 99 Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan kedua, h. 100
58
dari pada hasil individu yang ada pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukan dengan perbandingan contoh jawaban siswa yang telah diuraikan sebelumnya. Siswa pada kelas kontrol menunjukan jawaban yang singkat tanpa dasar hukum dan penejelasan yang bersifat lebih lanjut dan bersifat uraian, sementara jawaban siswa pada kelas eksperimen bervariasi dan umumnya mereka menjawab secara kompleks menggunakan dalil maupun argumenargumen yang menguatkan jawabannya yang diperoleh dari sumber belajar yang tersedia. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen diberikan kebebasan untuk menemukan jawaban (discovery) dari berbagai sumber belajar yang tersedia. Walaupun ada beberapa siswa di kelas eksperimen yang menjawab sederhana akan tetapi mayoritas siswa
hampir sama dalam menjawab
pertanyaan seperti di atas. Begitu juga sebaliknya, tidak semua jawaban siswa pada kelas kontrol juga sederhana, akan tetapi ada juga beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan secara baik dan kompleks sesuai dengan kisi-kisi yang diharapkan. Dari pemaparan analisis seluruh tahap pembelajaran yang dilakukan dengan dua model yang berbeda, menunjukan adanya perbedaan kualitas jawaban dari masing-masing kelas, bahwasanya jawaban kelompok lebih baik dibandingkan jawaban individu, karena siswa menyatukan pendapat dan dapat saling membantu satu dengan yang lainnya. Hal ini senada dengan pendapat Johnson yang mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat kompetisi perseorangan, selain itu dapat mengedepankan prestasi belajar dan produktiivitas belajar.52 Ini menandakan bahwa model Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman penguasaan materi lebih baik berkenaan dengan konsep-konsep yang ada pada materi Riba, Bank dan Asuransi, karena La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 49 52
59
dengan model kooperatif dapat belajar secara aktif sekaligus dapat timbul saling ketergantungan positif.
4. Hasil Belajar Fiqih Siswa a. Hasil Belajar Fiqih Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Setelah melaksanaan pembelajaran fiqih menggunakan model Numbered Heads Together di kelas eksperimen, kemudian peneliti mengukur hasil belajar siswa yang dicapai selama proses pembelajaran. Peneliti memberikan tes tertulis (post test) sebanyak 24 butir soal pilihan ganda untuk materi “Riba, Bank dan Asuransi”. Adapun nilai yang diperoleh sebagai berikut:
79
83
87
75
71
92
50
75
71
75
92
62
67
79
62
79
92
71
67
75
Dari hasil penghitungan jawaban 20 orang siswa sebagai sampel penelitian dikelas eksperimen, diperoleh hasil belajar yang skala teoritiknya 0 sampai 100, skor minimum 50 dan skor maksimum 92 dengan harga rata- rata sebesar 74,7, median 70, modus 71, serta simpangan bakunya 10, 3.53 Deskripsinya dapat dilihat pada tabel 4. 1 sebagai berikut:
53
Perhitungan lengkap pada lampiran 12, hal. 110
60
Tabel 4.2 Deskripsi hasil belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together
No
Ukuran data
Nilai
1
Nilai minimum
50
2
Nilai maksimum
92
3
Mean
74,7
4
Median
70
5
Modus
71
6
Standar deviasi
10. 3
Distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat dilihat pada tabel 4. 2 sedangkan gambar histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
No
Frekuensi
Interval kelas
Absolut
Relatif
Batas Nyata
Fka
Fkb
%
1
50-58
1
5
49.5 – 58.5
1
20
2
59-67
4
20
58.5 – 67.5
5
19
3
68-76
7
35
67.5 – 76.5
12
15
4
77-85
4
20
76.5 – 85.5
16
8
5
86-94
4
20
85.5 – 94.5
20
4
Jumlah
20
100
61
Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 20 siswa sebanyak 5% yang mendapatkan nilai terendah berada pada interval 50- 58, untuk nilai tertinggi sebanyak 20 % yang berada pada interval 86-94, sedangkan untuk nilai terbanyak berada pada interval 68-76 dengan persentase 35%.
frekuensiAbsolut
8 7 6 5 4 3 2 1 0 49.5 – 58.5 58.5 – 67.5 67.5 – 76.5 76.5 – 85.5 85.5 – 94.5 Batas Nyata
Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Dari gambar histogram jelas batang tertinggi yang menyatakan nilai terbanyak berada pada batas nayata 67.5 – 76.5 dengan frekuensi absolut ( banyaknya siswa yang mendapat nilai pada batas nayata) adalah 7 siswa, dan berada pada interval yang terdapat nilai rata- rata di dalamnya. Terlihat juga bahwa dua batang histogram lain berada di atas rata- rata yaitu batang dengan frekuensi absolut 4 dan 4, jika dijumlahkan siswa yang mendapat nilai pada interval rata- rata dan diatas rata- rata sebanyak 15 siswa dari 20 siswa.
b. Hasil Belajar Siswa dengan Metode Konvensional (Ceramah ) Hasil penilaian melalui tes tertulis (post test) yang dilaksanakan selama pembelajaran menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol mendapatkan hasil sebagai berikut :
62
75
87
62
54
50
71
54
75
71
71
71
79
75
58
58
58
67
71
46
87
Dari hasil perhitungan jawaban 20 orang siswa sebagai sample penelitian, diperoleh hasil belajar skala teoritiknya anatara 0 sampai 100, skor minimum 46 dan skor maksimum 87 dengan harga rata- rata sebesar 63, 5, median 57, modus 59, serta simpangan bakunya 22,25.54 Deskripsinya dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Fiqih dengan Metode Ceramah
No
Ukuran Data
Nilai
1
Nilai minimun
46
2
Nilai maksimum
87
3
Mean
63,5
4
Median
57
5
Modus
59
6
Standar deviasi
22,25
Distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan model ceramah dapat dilihat pada tabel 4.4. Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa, dari 20 siswa sebanyak 20% yang mendapatkan nilai terendah berada pada interval 46-54, sedangkaan nilai terbanyak berada pada interval 55-63 dengan prestase 30%.
Perhitungan lengkap pada Lampiran 12 , h. 112
54
63
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fiqih dengan Metode Ceramah
Frekuensi
Interval
No
kelas
Absolut
Batas Nyata
Relatif
fka
Fkb
%
1
46-54
4
20
45.5 – 54.5
4
20
2
55-63
6
30
54.5 – 63.5
10
16
3
64-72
4
20
63.5 – 72.5
14
10
4
73-81
4
20
72.5 – 81.5
18
6
5
82-90
2
10
81.5 – 90.5
20
2
Jumlah
20
100
Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan Metode Ceramah dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:
7 frekuensiAbsolut
6 5 4 3 2 1 0 45.5 – 54.5
54.5 – 63.5
63.5 – 72.5
72.5 – 81.5
81.5 – 90.5
Batas Nyata
Gambar 4.2 Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan Metode Ceramah
Dari gambar histogram diatas terlihat jelas batang tertinggi yang menyatakan nilai terbanyak berda pada batas nyata 54,5- 63,5 dengan
64
frekuensi absolut adalah 6 siswa, dan berada pada interval yang terdapat nilai rata-rata. Terlihat juga bahwa tiga batang histogram lainn yang berada diatas rata-rata, yaitu batang dengan frekuensi absolut 4, 4, 2, jika dijumlahkan siswa yang mendapat nilai pada interval rata-rata dan diatas rata-rata sebanyak 16 siswa dari 20 siswa. Untuk lebih jelasnya, gambaran umum perbandingan hasil belajar siswa kelompok eksperimen( model pembelajaran Numbered Heads Together) dan kelompok kontrol (metode ceramah) dapat dilihat dari tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa berdasarkan Metode Mengajar
Kelompok
Ukuran Data Model NHT
Metode Ceramah
Nilai Minimum
50
46
Nilai Maksimum
92
87
Mean
74,7
63,5
Median
70
57
Modus
71
59,5
Simpangan Baku
10,3
22,25
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data dan penelitian, seperti uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan dengan uji lilifors untuk menguji signifikan normalitas distribusi pada taraf signifikan 5%. Adapun kriterianya sebagai berikut : Lhitung < Ltabel : Data berdistribusi normal Lhitung > Ltabel : Data berdistribusi tidak normal
65
Dari proses perhitungan terhadap data yang diperoleh maka didapatkan uji normalitas untuk hasil tes kedua kelompok belajar adalah kedua data berdistribusi normal.55 Dan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas kedua kelompok
No Kelompok Sampel
Lhitung
Ltabel
Kesimpulan
1
0,092
0,190
Data
Model NHT
berdistribusi
normal 2
Metode Ceramah
0,1742 0,190
Data
berdistribusi
normal
2. Uji Homogenitas Setelah kedua sample kelompok penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya menggunakan uji bertlett. Kreterianya adalah jika hasil perhitungan menyatakan 𝜒² hitung < 𝜒²tabel yang diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu, maka kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5%. Dari hasil perhitungan atau analisis didapatkan nilai 𝜒² hitung adalah 1,0707 dan nilai 𝜒²tabel
adalah 3,841 pada taraf signifikan 5%.56
Dengan demikian 𝜒² hitung < 𝜒²tabel yang berarti kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Numbered Heads Together berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa maka terlebih dahulu diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Hipotesis yang diajukan adalah : 55 56
Perhitungan lengkap pada lampiran 14 uji normalitas, h. 116 Perhitungan lengkap pada lampiran 15 uji homogenitas, h. 119
66
“Terdapat pengaruh positif penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi terhadap hasil Belajar Fiqih siswa” dengan kriteria thiting > ttabel.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional dalam pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi. Hal ini terihat dari perbedaan skor rata-rata, dimana kelas yang diajarkan dengan Model Numbered Heads Together mempunyai rata-rata lebih tinggi yaitu 74,7, sedangkan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah mempunyai nilai rata-rata 63. Hasil tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson and Johnson dan Smith (2000) dalam Messier yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran yang
menggunakan Model Cooperative Learning dapat
memberikan proses pembelajaran yang efisien dan efektif, meningkatkan prestasi, hubungan yang harmonis dan positif di anatara siswa serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasi yang efektif.57 Hal tersebut ditunjukan dengan siswa merasa mengalami umpan balik yang positif dalam proses berpikir, memecahkan masalah, dan interaksi dalam kelompok, sehingga keterlibatan siswa dalam belajar semakin tinggi dan memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan dan melakukan sintesis pembelajaran dengan baik. Selanjutnya, berdasarkan pengolahan data dan hasil perhitungan uji “t” pun menandakan bahwa, to (thitung) sebesar 4,2585 lebih besar dari pada ttabel baik pada taraf signifikan 5% (2,02) atau pun 1% (2,71).58 Sehingga hipotesis
William P. Messier, The influence of cooperative learning on the academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at: http://www.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16 2013,09 19 pm,p.1 58 Perhitungan lengkap pada lampiran 16, hal. 121 57
67
Ha yang menyatakan “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional” diterima, dan Ho yang menyatakan “ Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads
Together dan metode Konvensional ditolak.
D. Interpretasi data Dari hasil temuan penelitian menunjukan bahwa, Model Pembelajaran Numbered Heads Together memberikan efek yang positif dan efektif digunakan untuk pembelajaran fiqih pada pokok bahasan Riba, Bank Dan Asuransi. Dengan indikasi kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik melampaui
KKM,
kemampuan
kognisi
pada
tingkat
tinggi
dapat
dikembangkan dengan baik serta kemampuan sosial di tunjukan dengan baik pula melalui interaksi antar siswa dalam bekerja kelompok selama proses diskusi berlangsung. Selain itu, dapat diihat dari hasil perhitungan didapatkan nilai rata- rata siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together adalah 74,7 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ratarata siswa yang diajarkan dengan metode ceramah yaitu 63,5. Ini menyatakan bahwa kelas yang diberikan eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol. Pengujian Prasyarat Analisis memberitahukan, pertama, bahwa kedua kelompok data distribusi normal, hal ini dikarenakan dari hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji lilifors yang menyatakan bahwa nilai Lhitung < Ltabel pada taraf signifikan 5%. Kedua, bahwa kedua kelompok merupakan sampel yang berasal dari populasi yang homogen. Hal ini dikarenakan dari hasil perhitungan uji
homogenitas dengan
menggunakan uji
bartlett
menyatakan bahwa 𝜒² hitung < 𝜒² pada taraf signifikan 5%. Dari pengujian hipotesis (uji “t”) yang menunjukan Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Togerther
68
terhadap hasil belajar fiqih siswa dalam pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi”. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t yang menyatakan bahwa thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% maupun 1%.
E. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya: 1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi saja, sehingga belum bisa di generalisasikan pada pokok bahasan yang lain. 2. Siswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran konvensional sehingga siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan. 3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, dan hasil belajar fiqih siswa saja. Variabel lain seperti minat, motivasi, intelegensi, lingkungan belajar, dan lain- lain tidak terkontrol oleh peneliti, dikarenakan keterbatasan waktu, kemampuan dan jangkauan dari peneliti.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan oleh penulis, maka pada bagian akhir skripsi ini akan dikemukakan kesimpulan-kesimpulan, implikasi, dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan 1. Model Pembelajaran Numbered Heads Together efektif digunakan untuk pembelajaran fiqih pada pokok bahasan Riba, Bank Dan Asuransi. Dengan indikasi kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik melampaui KKM, kemampuan kognisi pada tingkat tinggi dapat dikembangkan dengan baik serta kemampuan sosial di tunjukan dengan baik melalui interaksi antar siswa dalam bekerja kelompok. 2. Model pembelajaran Numbered Heads Together ini memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas, dikarenakan banyak melatih kemampuan siswa dari segi individu; (tanggung jawab, kesiapan membuat kata-kata dengan spontan), maupun kelompok; (kerjasama tim, interaksi, menghargai pendapat teman, dll). Sehingga siswa umumnya menjawab secara kompleks menggunakan dalil maupun argumen-argumen yang menguatkan jawabannya yang diperoleh dari sumber belajar yang tersedia. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen diberikan kebebasan untuk menemukan jawaban (discovery) dari berbagai sumber belajar yang tersedia. 3. Sedangkan dari hasil post tes yang diujikan oleh guru dapat ditemukan, dimana kelas yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together mempunyai skor rata-rata lebih tinggi yaitu 74,7, sedangkan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah mempunyai nilai rata-rata 63. Ini menandakan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut dimana kelas eksperimen lenih baik daripada kelas kontrol. Juga setelah dilakukan uji beda “t” dengan tingkat signifikansi 69
70
𝜶 = 0,05 dan ttabel = 2,02 sedangkan t ditolak.
Artinya,
hitung
= 4,2585 maka hipotesis nol
penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe
Numbered Heads Together berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa pada pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi. B. Implikasi Hasil penelitian ini sesuai dengan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang mengindikasikan adanya pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered heads Together terhadap hasil belajar Fiqih siswa pada pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi. Penelitian ini mengandung implikasi bahwa penerapan model Numbered Heads Together ini akan memberikan hasil belajar yang baik jika dilaksanakan sesuai dengan tahap dan sebaik-baiknya.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat adanya pengaruh yang positif terhadap hasil belajar fiqih siswa pada sub “Pokok Bahasan Riba, Bank dan Asuransi” yang diterapkan terhadap pembelajaran siswa didalam kelas dengan menggunakan
tes
formatif pilihan
ganda
dan pengamatan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Hendaknya setiap guru bisa mengaplikasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tope Numbered Heads Together di setiap satuan pembelajaran Fiqih dan juga pembelajaran lainnya, khususnya pada materi yang memiliki karakteristik pemahaman yang mendalam
akan
sebuah
mendapatkan
umpan
pembelajaran
yang
konsep
balik
dan
dan
dilandaskan
penjabaranya
menghidupkan
keaktifan
siswa
guna kondisi
sehingga
mengurangi kebiasaan buruk siswa pada saat melaksanakan ujian untuk mencapai hasil belajar yang baik. 2. Hendaknya pelaksanaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together ini dilakukan secara benar dan memperhatikan setiap
71
langkahnya jangan sampai asal-asalan dan tidak memperhatiakan tiap siswa ketika sedang berdiskusi dengan kelompoknya karena akan memberikan pengaruh negatif kepada siswa yang akan berdampak pada hasil belajar fiqih siswa yang kurang baik.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Muhammad bin Badri, Riba dan tinjauan kritis perbankan syari’ah, Bogor: PT Pustaka Darul Ilmi, 2011.
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, Jakarta: Bumi Askara, 2012. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta,. 2006. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2010.
Efendi Satria, M Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: PT.Kencana Prenada Media Group, 2009. Isriani Hardini,dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta : PT Familia, 2012) La Iru dan Safiun Arihi La Ode, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, Yogyakarta: PT Multi Presindo, 2012. Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Wacana Prima, 2009. Maman, Jurnal ilmiah “Kreatif”, Vol, V, no.2, Juli 2008. Rais Isnawati, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Salma Dewi Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta : PT Kencana, 2008.
73
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: PT Kencana, 2010. Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Subana M dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sudjana Nana, Penelitian Proses hasil belajar mengajar, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004. Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : CV Alfabeta, 1999). Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung, PT Alfabeta, 2006. Suhendi Hendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2010. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Syarifuddin Amir, Ushul Fiqh, Jakarta: PT Kencana, 2009. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010. Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2008).
Uno B. Hamzah., Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Wahab, Abdul Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, Semarang: PT Dina Utama, 1994. Warsono. DKK. “Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/0:106497 diakses pada tanggal 11 Agustus 2013.
74
Http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/metode-numbered-heads-togethernht.html?. Diakses pada tanggal 4 september 2013. Http://www.sarjanaku.com/2012/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipenht.html?m=1, diakses pada tanggal 21 januari 2013. Http/ belajar-nonstop.blogspotnl/2013/03/metode konvensional.html?m=1 diakses pada tanggal 28 maret 2014.
75
Lampiran 1Silabus kela X MA Semseter 2
PERANGKAT PEMBE LAJARAN MADRASAH ALIYAH SILABUS P EMBELA JARAN
MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS X SEMESTER 2
76 Standar Kompetensi
: 11. Memahami riba, bank dan asuransi Penilaian
Kompetensi Dasar
11.1
Menjelaskan hukum riba
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pembelajaran
Pembelajaran
Kompetensi
Hukum riba
11.2
Menjelaskan hukum bank
Hukum bank
11.3
Menjelaskan hukum asuransi
Hukum asuransi
Mengidentifikasi hakekat riba dari dalil-dalil dalam alQur’an dan alSunnah Mengkaji dampak sosial dari praktek ekonomi ribawi
Menjelaskan pengertian dan hukum riba
Menyebutkan macammacam riba
Menjelaskan hikmah dilarangnya riba
Mau menjauhi praktek riba
Menjelaskan arti dan tujuan bank
Membedakan jenis-jenis bank
Menjelaskan hukum bank
Menentukan bank yang sesuai syariat Islam
Menunjukkan produk bank syariah
Menjelaskan pengertian dan hukum asuransi
Menyebutkan tujuan asuransi
Menjelaskan asuransi yang Islami
Sumber/
Alokasi Waktu Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes lisan
uraian singkat
Tes lisan
uraian singkat
Tes lisan
uraian singkat
Bahan/Alat
2 x 45’
Merefleksikan larangan riba Mencari informasi lewat beberapa literatur tentang mekanisme bank Mengidentifikasi praktek bank yang mengandung unsur ribawi Mendiskusikan praktek bank yang sesuai dengan syari’at Islam Mencari informasi lewat beberapa literatur tentang me-kanisme perusaha-an asuransi
1 x 45’
Mengidentifikasi praktek asuransi yang tidak sesuai dengan syari’at Mendiskusikan praktek asuransi yang sesuai dengan syari’at
Jakarta , 27 Mei 2013 Mengetahui,
Guru Mapel Fiqih
Kepala Madrasah Aliyah
Drs. M. Haidar
Arif Rachmawan
NIP.
NIP.
S ila b us P emb e la ja r a n /Annida Al Islamy
Buku Fiqih untuk Madrah Aliyah
78
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah
: MA Annida Al Islamy
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: X-2 / Semester 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit ( Dua kali Pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar
: Memahami riba, bank, dan asuransi : 1.1. Menjelaskan Hukum Riba 1.2. Menjelaskan Hukum Bank 1.3. Menjelaskan Hukum Asuransi
III. Tujuan Pembelajaran (Indikator) a. Siswa dapat menyebutkan pengertian riba b. Siswa dapat menjelaskan macam-macam riba c. Siswa dapat menjelaskan hikmah diharamkannya riba d. Siswa dapat menyebutkan pengertian bank e. Siswa dapat mendeskripsikan perbedaan bank konvensional dan bank syariah f. Siswa dapat menjelaskan pengertian asuransi g. Siswa mampu mendeskripsikam sistem asuransi islam IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok 1. Pengertian riba 2. Macam-macam riba 3. Hikmah diharamkannya riba
79
4. Pengertian bank 5. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah 6. Pengertian Asuransi 7. Sistem Asuransi Islam
B. Uraian Materi (terlampir) 1. Pengertian Riba Riba menurut bahasa “ ”هدايزtambahan. Sedangkan menurut istilah riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transkaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil/ bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. 2. Macam-macam riba a. Riba jahiliah yaitu hutang di bayar lebih dari pokok karena si peminjam tidak mau membayar hutang (Lintah Darat). b. Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berutang disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan c. Riba Qardh yaitu pinjam-meminjam atau hutang piutang dengan menarik keuntungan dari orang yang meminjam/yang berhutang d. Riba Yad yaitu bila salah satu dari penjual atau pembeli telah meninggalkan majelis akad sebelum saling menyerah terimakan barang 3. Hikmah diharamkannya riba a. Dapat menghilangkan faedah berhutang piutang yang menjadi tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa. b. Dapat menjauhkan dari jalan atau cara untuk menjajah orang yang meminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya.
4. Pengertian bank Menurut UU NO.14 Th 1997 tentang pokok pokok perBankandana Bab1 pasal 1 Bank adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan menurut UU RI No.7 1992 yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup.
80
Tujuan
Bank
yaitu
menunjang pembangunan
nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Fungsi utama Bank Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
5. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah Bank konvensional Memakai perangkat bunga bukan bagi hasil. Hubungan dengan nasabah dalam
Bank syariah
Keuntungannya bagi hasil. Hubungan dengan nasbah dalam bentuk kemitraan.
bentuk hubungan kreditur-debitur. Memakikan investasi bisa halal dan
Melakukan investasi yang halal saja
juga bisa haram. Tidak terdapat dewan sejenis Dewan
Pengerahan dan penyaluran dana harus
Pengawas Syari’ah.
sesuai
dengan
pendapat
Dewan
Pengawas Syari’ah
6. Pengertian Asuransi Menurut pasal 246 kitab perundang-undang perniagaan, bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas Asuransi Takaful adalah sebuah lembaga atau perusahaan asuransi yang menjalankan prinsip takaful yaitu saling memikul resiko diantara sesama orang.
81
7. Sistem Asuransi Islam System asuransi ini di jalankan dengan cara menjadikan semua peserta menjadi keluarga besar dan menanggung satu sama yang lain sehingga hilangnya unsur ketidak pastian(Gharar), judi, dan riba. V. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Drill
VI. No
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Karakter Siswa yang diharapkan
1.
Pendahuluan
-Mengkondisikan kelas
-Siswa
Disiplin dan
- Memulai pelajaran
memperhatikan
rasa hormat
dengan doa
guru dan
-Melakukan absensi
menyiapkan
siswa untuk mengetahui
kondisi belajar
konsentrasi siswa sebelum
yang baik
melakukan kegiatan pembelajaran serta mengetahui minat dan Motivasi
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
-Siswa
-Memberikan ice breaking
Apersepsi
untuk memberikan
memperhatikan
semangat dan motivasi
guru.
kepada siswa. -Menyampaikan tujuan
-Siswa
pembelajaran, yakni siswa
memperhatikan
82 diharapkan mampu
guru.
menjelaskan pengertian, macam riba serta hikmah diharamkannya riba juga definisi, dan perbedaan bank yang ada di indonesia serta asuransi islam dan sistemnya. 2.
Kegiatan Inti Eksplorasi
-Memberi stimulus kepada -Siswa
kritis,
siswa berupa pertanyaan
memperhatikan
perhatian, dan
terkait apa yang diketahui
guru dan
tanggap
siswa mengenai riba, bank
konsentrasi.
dan asuransi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Elaborasi -Siswa menjawab
disipin,
pengertian, macam riba
pertanyaan yang
perhatian , rasa
serta hikmah
diberikan oleh
ingin tahu
diharamkannya riba juga
guru
-Memberikan penjelasan
definisi, dan perbedaan bank yang ada di indonesia Serta hal yang terkait dengan bank. -siswa menjawab
Tanggung
pertanyaan kepada siswa
pertanyaan dari
jawab dan
terkait materi yang telah
guru
mandiri
- Guru memberikan
disampaikan
83 - kemudian guru
-siswa mencari
memberikan kesempatan
jawaban sesuai
kepada siswa untuk
pertanyaan yang
bertanya hal yang belum
diajukan
dipahami
- guru menjelaskan materi
- mendengarkan
tentang pengertian, sistem
penjelasan guru
asuransi islam yang
dengan seksama
berkaitan tentang asuransi - guru meminta siswa
-Menjawab
menutup bukunya
pertanyaan guru
kemudian mengadakan
dan bertanya
tanya jawab, baik guru
materi yang belum
dengan siswa atau siswa
dimengerti.
kepada siswa, sesuai yang Konfirmasi
diminta guru
Rasa ingin
- mengadakan evaluasi (post test) Memberikan kesimpulan
3.
Kegiatan Penutup
materi yang telah
tahu, Tanggung
disampaikan.
jawab
Menanyakan kembali
Menjawab
Kritis dan
kepada siswa terkait
pertanyaan guru
Tanggung
materi yang telah
dan memberikan
Jawab
dipelajari dan
kesimpulan terkait
menanyakan kesimpulan
materi yang telah
apa yang telah diperoleh
dipelajari hari ini.
84
selama kegiatan belajar. Dan menutup dengan membaca doa dan Hamdalah. VII.
Sumber belajar dan media pembelajaran
Lembar kerja siswa.
Buku yang relevan dengan mata pelajaran fiqih
Spidol dan papan tulis
Lcd dan laptop
VIII.
Penilaian
Nomor
Pertanyaan
1
Apa yang dimaksud riba?
Jawaban Riba adalah tambahan,
Skor 20
maksudnya menambahkan jumlah harta ketika meminjamkan sesuatu untuk dikembalikannya 2
Dan apa itu riba nasi’ah?
Riba Nasi’ah yaitu riba yang
20
dikenakan kepada orang yang berutang di sebabkan waktu yang ditangguhkan 3
Apa hikmah dari
Dapat menghilangkan faedah
diharamkannya riba?
berhutang piutang yang menjadi
40
tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa. Dan dapat melepaskan manusia dari beban yang sangat berat dalam meminjam uang. 4
Apa penrbedaan bank
Bank konvensional : Memakai
syariah dan konvensional?
perangkat bunga bukan bagi
20
85
hasil. Dan Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur sedangkan bank syariah menganut sistem bagi hasil dan hubungan dengan nasabah berbentuk kemitraan.
Mengetahui
Jakarta, 27 Mei 2013
Kepala Madrasah
Guru Bidang Studi Fiqih
Drs.M. Haidar
Arif Rahmawan
NIP:
NIM 109011000032
86
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah
: MA Annida Al Islamy
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: X-1 / Semester 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit ( Dua Pertemuan)
I.
Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar
: Memahami riba, bank, dan asuransi : 1.1. Menjelaskan Hukum Riba 1.2. Menjelaskan Hukum Bank 1.3. Menjelaskan Hukum Asuransi
III. Tujuan Pembelajaran (Indikator) a. Siswa dapat menyebutkan pengertian riba b. Siswa dapat menjelaskan macam-macam riba c. Siswa dapat menjelaskan hikmah diharamkannya riba d. Siswa dapat menyebutkan pengertian bank e. Siswa dapat mendeskripsikan perbedaan bank konvensional dan bank syariah f. Siswa dapat menjelaskan pengertian asuransi g. Siswa mampu mendeskripsikam sistem asuransi islam IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok 1. Pengertian riba 2. Macam-macam riba
87
3. Hikmah diharamkannya riba 4. Pengertian bank 5. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah 6. Pengertian Asuransi 7. Sistem Asuransi Islam
B. Uraian Materi (terlampir) 1. Pengertian Riba Riba menurut bahasa “ ”هدايزtambahan. Sedangkan menurut istilah riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transkaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil/ bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. 2. Macam-macam riba a. Riba jahiliah yaitu hutang di bayar lebih dari pokok karena si peminjam tidak mau membayar hutang (Lintah Darat). b. Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berutang disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan c. Riba Qardh yaitu pinjam-meminjam atau hutang piutang dengan menarik keuntungan dari orang yang meminjam/yang berhutang d. Riba Yad yaitu bila salah satu dari penjual atau pembeli telah meninggalkan majelis akad sebelum saling menyerah terimakan barang 3. Hikmah diharamkannya riba a. Dapat menghilangkan faedah berhutang piutang yang menjadi tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa. b. Dapat menjauhkan dari jalan atau cara untuk menjajah orang yang meminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya.
4. Pengertian bank Menurut UU NO.14 Th 1997 tentang pokok pokok perBankandana Bab1 pasal 1 Bank adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan menurut UU RI No.7 1992 yaitu badan usaha yang menghimpun
88
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Tujuan
Bank
yaitu
menunjang pembangunan
nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Fungsi utama Bank Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
5. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah Bank konvensional Memakai perangkat bunga bukan bagi hasil. Hubungan dengan nasabah dalam
Bank syariah
Keuntungannya bagi hasil. Hubungan dengan nasbah dalam bentuk kemitraan.
bentuk hubungan kreditur-debitur. Memakikan investasi bisa halal dan
Melakukan investasi yang halal saja
juga bisa haram. Tidak terdapat dewan sejenis Dewan
Pengerahan dan penyaluran dana harus
Pengawas Syari’ah.
sesuai dengan ppendapat
Dewan
Pengawas Syari’ah
6. Pengertian Asuransi Menurut pasal 246 kitab perundang-undang perniagaan, bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas Asuransi Takaful adalah sebuah lembaga atau perusahaan asuransi yang menjalankan prinsip takaful yaitu saling memikul resiko diantara sesama orang.
89
7. Sistem Asuransi Islam System asuransi ini di jalankan dengan cara menjadikan semua peserta menjadi keluarga besar dan menanggung satu sama yang lain sehingga hilangnya unsur ketidak pastian(Gharar), judi, dan riba.
V. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Numbered Heads together 3. Drill
VI. No
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Karakter Siswa yang diharapkan
1.
Pendahuluan
-Mengkondisikan kelas
-Siswa
Disiplin dan
- Memulai pelajaran
memperhatikan
rasa hormat
dengan doa
guru dan
-Melakukan absensi
menyiapkan
siswa untuk mengetahui
kondisi belajar
konsentrasi siswa sebelum
yang baik
melakukan kegiatan pembelajaran serta mengetahui minat dan Motivasi
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
-Siswa
-Memberikan ice breaking untuk memberikan
memperhatikan
90 semangat dan motivasi
guru.
kepada siswa. Apersepsi
-Menyampaikan tujuan
-Siswa
pembelajaran, yakni siswa
memperhatikan
diharapkan mampu
guru.
menjelaskan pengertian, macam riba serta hikmah diharamkannya riba juga definisi, dan perbedaan bank yang ada di indonesia serta pengertian dan sistem asuransi islam 2.
Kegiatan Inti Eksplorasi
-Memberi stimulus kepada -Siswa
kritis,
siswa berupa pertanyaan
memperhatikan
perhatian, dan
terkait apa yang diketahui
guru dan
tanggap
siswa mengenai riba bank
konsentrasi.
dalam kehidupan seharihari mereka. Elaborasi -Siswa membuat
disipin,
pengertian, macam riba
kelompok sesuai
perhatian , rasa
serta hikmah
dengan arahan
ingin tahu
diharamkannya riba juga
guru dan
definisi, dan perbedaan
mendiskusikan
bank yang ada di
tugas yang
indonesia serta asursansi
diberikan
-Memberikan penjelasan
islam dan sistem asuransi islam. Kerja sama, - Guru memberikan nomor kepada seluruh
-siswa mencari dan berkumpul
disiplin dan
91 siswa sampai 5 nomor,
dengan teman
kemudian siswa
yang memiliki
berkumpul sesuai dengan
nomor yang
nomor yang sama
berurutan 1-5
- kemudian guru
-siswa berdiskusi
memberikan tugas kepada
dan mencari
masing-masing kelompok
jawaban
mandiri
terkait dengan materi yaitu berupa soal dan analisis soal
-siswa bersiap
-menyuruh menentukan kepala kelompok untuk
menjawab sesuai
menjawab hasil diskusi
dengan nomor di
dan kemudian guru
masing-masing
bergantian menyebutkan
kelompok
nomor, dan nomor yang dipanggil dari setiap kelompok harus siap menjawab hasil yang Konfirmasi
sudah didiskusikan
Rasa ingin
- guru mengadakan evaluasi (post test)
-Menjawab
memberikan siswa waktu untuk bertanya seputar
pertanyaan guru
tahu, Tanggung
materi yang telah
dan bertanya
jawab
disampaikan.
materi yang belum dimengerti.
3.
Kegiatan Penutup
Menanyakan kembali
Menjawab
Kritis dan
kepada siswa terkait
pertanyaan guru
Tanggung
92
materi yang telah
dan memberikan
dipelajari dan
kesimpulan terkait
menanyakan kesimpulan
materi yang telah
apa yang telah diperoleh
dipelajari hari ini.
Jawab
selama kegiatan belajar. Dan menutup dengan membaca doa VII.
Sumber belajar dan media pembelajaran
Lembar kerja siswa.
Buku yang relevan dengan mata pelajaran fiqih
Spidol dan papan tulis
Lcd dan laptop
VIII.
Penilaian
Nomor
Pertanyaan
1
Apa yang dimaksud riba?
Jawaban Riba adalah tambahan,
Skor 20
maksudnya menambahkan jumlah harta ketika meminjamkan sesuatu untuk dikembalikannya 2
Dan apa itu riba nasi’ah?
Riba Nasi’ah yaitu riba yang
20
dikenakan kepada orang yang berutang di sebabkan waktu yang ditangguhkan 3
Apa hikmah dari
Dapat menghilangkan faedah
diharamkannya riba?
berhutang piutang yang menjadi tulang punggung gotong royong atas kebajikan dan takwa. Dan dapat melepaskan manusia dari beban yang sangat berat dalam
40
93 meminjam uang.
4
Apa penrbedaan bank
Bank konvensional : Memakai
syariah dan konvensional?
perangkat bunga bukan bagi
20
hasil. Dan Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur sedangkan bank syariah menganut sistem bagi hasil dan hubungan dengan nasabah berbentuk kemitraan.
Mengetahui
Jakarta, 27 Mei 2013
Kepala Madrasah
Guru Bidang Studi Fiqih
Drs.M. Haidar
Arif Rahmawan
NIP:
NIM 109011000032
94
Lampiran 4
Anggota kelompok diskusi menggunakan Model Numbered Heads Together kelompok 1
kelompok 2 Dian rahayu
Ahmad Subhi Aida
Marfuah
Dede rusmanah
Bayu Angga
Fikri
Muhammad Furqon
Tomi fahreza
Asrof hanafi
kayyis Mutia
kelompok 4
kelompok 3
Fadwa Amalia
Hermawan
Hikayatunnisa
Muhammad Zulfi
Lulu Farhana
Mukhlis
Muhammad Bustanul A
Fitri Novia
Muhammad Khoirus Sihab
Hadlin Nukha
kelompok 5 M. Nurdiansyah Ridho Orlando A. Najmi Fuadi Fifi Afiah keke Safitri
95
Lampiran 5 Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran Numbered heads Together 1. Penomoran - Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 45 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. * dan siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing sesuai perintah guru.
2. - Guru mengajukan sebuah pertayaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat bersifat spesifik dalam bentuk kalimat tanya atau pemecahan masalah * siswa menyiapkan bahan untuk diskusi dan menjawab pertanyaan dari guru 3. – Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab sesuai yang telah ditentukan * Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam teamnya mengetahui jawaban itu.
4. Menjawab - Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan, untuk seluruh kelas. * Siswa yang mendapat panggilan sesuai nomor diharapkan berdiri untuk menjawab sesuai hasil diskusi kelompoknya.
5. Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan memberikan siswa untuk mengulas kembali.
96
Adapun soal yang di ajukan pada model NHT ini adalah; Pertemuan I 1. Jelaskan perbedaan pendapat ulama terhadap riba, berikan dalilnya dan bagaimana menurut pandangan anda terhadap kegiatan muamalah di sekeliling anda, apakah sudah terbebas dari riba? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan riba Nasi’ah dan berikan contoh yang ada disekiling anda? 3. Mengapa bank syariah dikatakan terbebas dari praktik riba, berikan dalilnya ? Pertemuan II 1. Jelaskan perbedaan pendapat ulama tentang bank dan jelaskan bagaimana pandangan anda terhadap bank konvensional yang banyak di indonesia? 2. Jelaskan mekanisme asuransi islam? 3. Kenapa asuransi (takaful) bisa dikatakan haram dan bisa juga diperbolehkan berikan sudut pandang anda beserta dalil-dalinya?
97
Lampiran 6 Contoh jawaban siswa Kelompok NHT tahap 1
98
Kelompok NHT tahap kedua
99
Kelompok ceramah tahap 1
100
Kelompok ceramah tahap kedua
101
Lampiran 7 SOAL POST TEST ANNIDA AL ISLAMY
NAMA KELAS
: :
1. Jumhur ulama sepakat membagi riba menjadi .... a. 1 macam b. 2 macam c. 3 macam d. 4 macam e. 5 macam 2. Golongan yang akan mendapat laknat oleh terhadap riba yaitu .... a. Orang yang mewakilinya b. Penulisnya c. Dua orang saksinya d. Pemakan riba e. Jawaban a, b, c. Dan d benar 3. Ibu ahmad meminjam uang 10 juta kepada ibu Ali dengan perjanjian bahwa ibu Ali akan mengembalikan dengan cara kredit dengan bunga 5% sebulan. Kasus tersebut merupakan jenis riba .... a. Yad b. Nasi’ah c. Qordh d. Nariyah e. Fadli 4. Aqad antara seorang yang mempertanggungkan sesuatu dengan seseorang asurator dinamakan .... a. Deposito b. Giro c. Rihanah d. Asuransi e. Tabungan 5. Menyimpan sebagian penghasilan secara beranngsur-angsur untuk menanggulangi kebutuhan mendatang dinamakan .... a. Hidup hemat
b. Deposito c. Asuransi d. Jaminan e. Tabungan 6. Riba yang dikenanakan terhadap orang yang berhutang disebabkan memperhitungkan waktu yang di tangguhkan disebut .... a. Adh’af b. Nasi’ah c. Fadli d. Qordh e. Yad 7. Salah satu ciri bank islam adalah... a. Hubungan kridetur debitur b. Perangkat bunga c. Bagi hasil d. Investasi di semua jenis hukum e. Profit oriented 8. Berikut ini adalah bukan prinsip asuransi islam, kecuali... a. Gharar b. Tidak jelas c. Riba d. Kekeluargaan e. Menanggung sendiri 9. Asuransi Islam disebut juga dengan istilah .... a. Asuransi Takaful b. Asuransi Al Qoirot c. Asuransi Tamwil d. Asuransi Ta’abud e. Asuransi Tadhamn 10. Islam memberikan manfaat dari diharamkannya riba yaitu....
102
a. Membuat orang cepat kaya b. Memberikan untung yang banyak c. Saling tolong menolong d. Saling memanfaatkan e. Membebani orang lain 11. Riba hukumnya di haramkan, ini sesuai dengan firman Allah SWT surat... a. Al baqarah ayat 27 b. Al baqarah ayat 225 c. Albaqarah ayat 275 d. Ali Imran ayat 255 e. Al maidah ayat 95 12. Bank islam dalam proses kerjasamanya dengan nasabah mengandung prinsip...... a. Mudharabah b. Musaqah c. Syirkah d. Riba e. Bunga 13. Berikut ini bukan produk bank islam... a. Pembiayaan musyarakah b. Pembiayaan mudharabah c. Deposito mudharabah d. Pembiayaan sewa ijarah e. Deposito berjangka 14. Bila dilihat dari segi prinsip, bank pada umumnya memperoleh keuntungan dari bunga, hal ini menyebabkan hukum bank adalah... a. Jaiz b. Makruh c. Mubah d. Haram e. Sunah
15. Nilai tambah yang diharamkan dalam urusan pinjam meminjam yang merugikan pihak tertentu disebut... a. Asuransi b. Riba c. Deposito d. Renten e. Giro 16. Si ahmad menukar gelang emasnya dengan gelang emas si yunus, hal ini merupakan contoh dari riba... a. Nasi’ah b. Fadhli c. Jahiliyah d. Qardh e. Adhaf 17. Hubungan denan nasabah berbentuk kemitraan merupakan ciri bank... a. Konvensional b. Syariah c. Primer d. Skunder e. Muamalah 18. Berikut merupakan fungsi bank menurut undang-undang adalah.. a. menabung uang b. peminjam uang c. mengatur kekayaan seseorang d. penghimpun dan penyalur dana masyarakat e. memberikan keuntungan bagi nasabah 19. Alasan ulama mengharamkan riba adalah.. a. karna riba mengandung bunga
103
b. karena riba menguntungkan sepihak c. meminjam semaunya d. riba membuat orang kaya e. riba merupakan bagian siasat politik 20. نعل لوسر اهلل لكا ال ابرّ هلكومو هبثاكو .... هيدهاشو Maksud hadits tersebut,nabi melaknat kepada ... a. Pemakan riba,penyebar riba, penulis riba b. Pemakan riba, penyebar riba, dua saksinya dan penulisnya c. Pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya d. Pemakan riba, pemberi makan riba, saksinya dan penulisnya e. Pemakai riba, penyebar riba, dua saksinya dan penulisnya 21. STI merypakan kependekan dari.... a. Syariah Takaful Indonesia b. Syarikat Takaful Indonesia c. Syariah tafakul Indonesia d. Syarikat Tafakul Indonesia e. Syarukat Tadhamun Indonesia 22. Yang membedakan antara Bank Konvensional dan Bank Islam ialah kalau bank Konvensional Provit oriented sedangkan bang islam adalah... a. Memakai perangkat bunga
b. Provit dan falah oriented c. Creature of money supply d. Melakukan investasi yang halal dan haram e. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitur kreditur 23. Berikut ini yang bukan termasuk faedah tabungan bag9i penabung adalah..... a. Mengekang kebutuhan hidup b. Menyiapkan biaya tak terduga c. Mempersiapkan biaya pendidikan bagi anakanaknya d. Membiasakan hidup hemat e. Merealisasikan ajaran islam 24. Berikut ini tidak termasuk macam-macam bank sesuai UU No. 14 tahun 1967.... a. Bank Sentral b. Bank Tabungan c. Bank Pembangunan d. Bank Umum e. Bank Perkereditan Rakyat
104
Lampiran 8
Kunci jawaban Soal Post Test fiqih kelas 1 1. D 2. E 3. C 4. D 5. E 6. B 7. C 8. D 9. A 10. C 11. C 12. A 13. E 14. D 15. B 16. B 17. B 18. D 19. A 20. B 21. B 22. B 23. A 24. A
105
Lampiran 9
Tabel 9 Data Skor Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas Eksperimen Skor No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ahmad Subhi Aida Dede rusmanah Fikri Tomi fahreza Dian rahayu Marfuah Bayu Angga Muhammad Furqon Hermawan Muhammad Zulfi Mukhlis Fitri Novia Hadlin Nukha Asrof hanafi Fadwa Amalia Hikayatunnisa Lulu Farhana Muhammad Bustanul A Muhammad Khoirus Sihab Jumlah
79 83 87 75 71 92 50 75 71 75 92 62 67 79 62 79 92 71 67 75 1504
106
Tabel 10 Data Skor Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas Kontrol Skor No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Zulfikar Syahrul mubarok Najwatul Aslamy Mawaddah Ratna Handayani Muhammad bisri Ofi Sofiatul hidayah Siti aminah Slamet wahyuni Nina innarotul Reza Anis Maulidya Nurlela Stefi Alfrida. Yufi sakinah Rizka rahma amalia Sulaiman Muda Muhammad Jamal Putri Shifa Amelia Tania Maulidya Muhammad Taufik Jumlah
87 75 87 62 54 50 71 54 75 71 71 71 79 75 58 58 58 67 71 46 1340
NO
NAMA
BUTIRSOAL TABELPERHITUNGANINSTRUMENUJIVALIDITASBUTIRSOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Aditya Asroful Anam Aflah Rheza Ahmad Djafar Ainul Azizah Dayu Anggara Devia Veranita Edi Mulyono Fahri Ruhyat Kamillah Kartika Dewi Leni Maysaroh Muhamad Ridwan Muhamad Iqbal Maulana Nazula Nurkamila Pandi Risaldi Ratu Adella Khasanah Reno Baihaqi Riana Hersyah Syahrul Mubarok Tantri Muhamad Trisna Aprilianti Triyandi mauludn Ummu Hani Ahmad Apandih Amalia Fildzah Amin Makmun Asep Suryatna Dheafa Fikri Nur Faizi I'anatul Latifah Ilham Jihan Nur Ain Muhammad Ihsan Muhammad Misbahudin Mustika Ulfa Khoiriah Nur Hopiyah Rahmat Hidayat
Mp Mt St p q Mp-Mt p/q (Mp-Mt)/St p/q rhitung rtabel status
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 755 20,972 20,474 5,6269 0,947 0,053 0,499 18,000 0,089 4,243 0,376 0,320 VALID
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Y 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 26 676 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 22 484 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 23 529 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 25 625 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 17 289 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 100 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 23 529 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 17 289 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 13 169 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19 361 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20 400 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 21 441 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 21 441 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 81 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 27 729 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 16 256 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 841 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 14 196 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29 841 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26 676 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 121 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 400 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 19 361 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 19 361 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 841 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 22 484 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 19 361 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 30 900 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 26 676 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 15 225 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 17 289 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 21 441 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 23 529 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 22 484 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 21 441 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 29 841 33 19 21 24 23 25 22 25 25 31 33 36 14 26 23 20 37 18 30 34 34 14 23 15 20 11 18 24 17 33 14 778 713 391 460 532 509 573 468 569 529 666 706 757 337 572 481 488 767 431 646 725 727 284 525 378 418 263 439 541 385 704 361 21,606 20,579 21,905 22,167 22,130 22,920 21,273 22,760 21,160 21,484 21,394 21,028 24,071 22,000 20,913 24,400 20,730 23,944 21,533 21,324 21,382 20,286 22,826 25,200 20,900 23,909 24,389 22,542 22,647 21,333 25,786 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 20,474 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 5,6269 0,868 0,500 0,553 0,632 0,605 0,658 0,579 0,658 0,658 0,816 0,868 0,947 0,368 0,684 0,605 0,526 0,974 0,474 0,789 0,895 0,895 0,368 0,605 0,395 0,526 0,289 0,474 0,632 0,447 0,868 0,368 0,132 0,500 0,447 0,368 0,395 0,342 0,421 0,342 0,342 0,184 0,132 0,053 0,632 0,316 0,395 0,474 0,026 0,526 0,211 0,105 0,105 0,632 0,395 0,605 0,474 0,711 0,526 0,368 0,553 0,132 0,632 1,132 0,105 1,431 1,693 1,657 2,446 0,799 2,286 0,686 1,010 0,920 0,554 3,598 1,526 0,439 3,926 0,256 3,471 1,060 0,850 0,909 -0,188 2,352 4,726 0,426 3,435 3,915 2,068 2,173 0,860 5,312 6,600 1,000 1,235 1,714 1,533 1,923 1,375 1,923 1,923 4,429 6,600 18,000 0,583 2,167 1,533 1,111 37,000 0,900 3,750 8,500 8,500 0,583 1,533 0,652 1,111 0,407 0,900 1,714 0,810 6,600 0,583 0,201 0,019 0,254 0,301 0,294 0,435 0,142 0,406 0,122 0,180 0,164 0,098 0,639 0,271 0,078 0,698 0,046 0,617 0,188 0,151 0,161 -0,033 0,418 0,840 0,076 0,611 0,696 0,368 0,386 0,153 0,944 2,569 1 1,111 1,309 1,238 1,387 1,173 1,387 1,387 2,104 2,569 4,243 0,764 1,472 1,238 1,054 6,083 0,949 1,936 2,915 2,915 0,764 1,238 0,808 1,054 0,638 0,949 1,309 0,9 2,569 0,764 0,517 0,019 0,283 0,394 0,365 0,603 0,167 0,563 0,169 0,378 0,42 0,418 0,488 0,399 0,097 0,736 0,277 0,585 0,365 0,44 0,471 -0,03 0,518 0,678 0,08 0,39 0,66 0,481 0,348 0,392 0,721 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 VALID DROP DROP VALID VALID VALID DROP VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID DROP VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Y2
17100
ANALISIS RELIABILITAS BUTIR SOAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ##
NAMA Aditya Asroful Anam Aflah Rheza Ahmad Djafar Ainul Azizah Dayu Anggara Devia Veranita Edi Mulyono Fahri Ruhyat Kamillah Kartika Dewi Leni Maysaroh Muhamad Ridwan Muhamad Iqbal Maulana Nazula Nurkamila Pandi Risaldi Ratu Adella Khasanah Reno Baihaqi Riana Hersyah Syahrul Mubarok Tantri Muhamad Trisna Aprilianti Triyandi mauludn Ummu Hani Ahmad Apandih Amalia Fildzah Amin Makmun Asep Suryatna Dheafa Fikri Nur Faizi I'anatul Latifah Ilham Jihan Nur Ain Muhammad Ihsan Muhammad Misbahudin Mustika Ulfa Khoiriah Nur Hopiyah Rahmat Hidayat p q pq pq St 2 rhitung rtabel status
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 0,95 0,05 0,05
2 2
5 3
6 4
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 0,87 0,13 0,11
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 24 23 0,63 0,61 0,37 0,39 0,23 0,24
BUTIR SOAL 9 11 12 13 14 15 17 19 20 21 22 24 25 27 28 29 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 25 31 33 36 14 26 20 18 30 34 34 23 15 11 18 0,66 0,66 0,82 0,87 0,95 0,368 0,68 0,53 0,47 0,79 0,89 0,89 0,61 0,39 0,29 0,34 0,34 0,18 0,13 0,05 0,632 0,32 0,47 0,53 0,21 0,11 0,11 0,39 0,61 0,71 0,23 0,23 0,15 0,11 0,05 0,233 0,22 0,25 0,25 0,17 0,09 0,09 0,24 0,24 0,21 4,461911357 28,58961593 0,866741434 0,320 RELIABEL
7 5
SKOR 30 22
24 0,47 0,53 0,25
31 23
32 24 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 17 33 0,63 0,45 0,37 0,55 0,23 0,25
X2
X 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 14 597 356409 0,87 0,37 0,13 0,63 0,11 0,23
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
22 15 18 20 10
484 225 324 400 100 5
18 13
25 324 169
9 15 10 16 18 19
81 225 100 256 324 361
7 23
49 529
9 24 10 23 21
81 576 100 529 441
7 17 15 15
49 289 225 225
8 24 17 15 22 21 11 10 17 19 16 16 22
64 576 289 225 484 441 121 100 289 361 256 256 484
109
Lampiran 12 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal Hasil Validitas Soal
Kriteria Validitas Soal
Indeks Kesukaran
kesimpulan
1
Valid
0,94
Mudah
2
Valid
0,86
Mudah
5
Valid
0,63
Sedang
6
Valid
0,60
Sedang
7
Valid
0,65
Sedang
9
Valid
0,65
Sedang
11
Valid
0,81
Mudah
12
Valid
0,86
Mudah
13
Valid
0,94
Mudah
14
Valid
0,36
Sedang
15
Valid
0,68
Sedang
17
Valid
0,52
Sedang
19
Valid
0,47
Sedang
20
Valid
0,78
Mudah
21
Valid
0,89
Mudah
22
Valid
0,89
Mudah
24
Valid
0,60
Sedang
25
Valid
0,39
Sedang
27
Valid
0,28
Sukar
28
Valid
0,47
Sedang
29
Valid
0,63
Sedang
30
Valid
0,44
Sedang
31
Valid
0,86
Mudah
32
Valid
0,36
Sedang
nomor
110
Lampiran 13 Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi A. Kelompok (X-I) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together 1. Distribusi Frekuensi a. Data terbesar
= 92
b. Data terkecil
= 50
c. Banyaknya data
= 20
d. Rentang
= 92-50 =42
e. Banyak kelas interval (k) = 1+ (3,3) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1+ (3,3) (1,301) = 5,29≈ 5
f. Panjang Kelas interval (i)= R/k = 42 /5=8,4 = 9 ditetapkan g. Ujung bawah kelas interval memperhatikan syarat i.k > r+1
Distribusi frekuensi nilai hasil belajar fiqih dengan model pembelajaran Numbered heads Together (X-I) no Interval
F
Fka
fkb
X
Fx
d
d²
Fd
fd²
kelas 1
50-58
1
1
20
54
54
-2
4
-2
4
2
59-67
4
5
19
63
252
-1
1
-4
4
3
68-76
7
12
15
72
504
0
0
0
0
4
77-85
4
16
8
81
324
1
1
4
4
5
86-94
4
20
4
90
360
2
4
8
16
Jumlah
20
10
6
28
1494 0
111
Dalam bentuk histogram sebaran data hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat dilihat pada grafik berikut : 8 7 frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 50-58
59-67
68-76
77-85
interval kelas
2. Mencari Mean,Median, Modus, Standar Deviasi dan Varian a. Mean ( M1 ) M1 = ∑𝑓𝑥 ∑𝑓 =
1494 20
= 74,7
b. Modus ( Mo1 ) Mo1 = b + p b1
b1 b2 Mo1 = 67,5 + 5 3 3 3 Mo1 = 67,5 + (5) . (0,5) Mo1 = 67,5 + 2,5 Mo1 = 70
86-94
112
c. Median ( Me1 ) nF Me = b + p 12
Me1 = 67,5 + 5
f
20 5 1 2 7
Me1 = 67,5 + (5) . (0,714) Me1 = 67,5 + 3,5 Me1 = 71 Jadi, median dari sampel tersebut adalah 71 d. Standar deviasi SD1 =
𝑖
∑𝑓𝑑² ∑𝑓
∑𝑓𝑑
−
∑𝑓
9
² =
28 20
6
−
20
² = 10,30
e. Varian (S1) S1 = SD12 = 10,30 =106,09 f. Standar Eror Mean (SEMI ) SEMI = 𝑆𝐷₁ 10,30 𝑁−1 = 20−1 = 2,36 B. Kelompok (X2) dengan menggunakan metode ceramah 1. Distribusi frekuensi a. Data terbesar
= 87
b. Data terkecil
= 46
c. Banyaknya data
= 20
d. Rentang
= 87-46 =41
e. Banyak kelas interval (k) = 1+ (3,3) log n
113
= 1 + (3,3) log 20 = 1+ (3,3) (1,301) = 5,29≈ 5
f. Panjang Kelas interval (i)= R/k = 41 /5=8,2 = 9 ditetapkan g. Ujung bawah kelas interval memperhatikan syarat i.k > r+1
Distribusi frekuensi nilai hasil belajar fiqih dengan metode ceramah (X-2) no Interval
F
Fka
fkb
X
Fx
d
d²
Fd
fd²
kelas 1
46-54
4
4
20
50
200
-1
1
-4
16
2
55-63
6
10
14
59
318
0
0
0
0
3
64-72
4
14
10
68
272
1
1
4
16
4
73-81
4
18
6
77
308
2
4
8
64
5
82-90
2
20
2
86
172
3
9
6
36
Jumlah
20
10
14
132
1270
Dalam bentuk histogram sebaran data hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat dilihat pada grafik berikut :
114
7 6
frekuensi
5 4 3 2 1 0 46-54
55-63
64-72
73-81
82-90
kelas interval
2. Mencari Mean,Median, Modus,Standar Deviasi dan Varian hasil belajar dengan metode ceramah
a. Mean (M2 ) M2 = ∑𝑓𝑥 ∑𝑓 =
1270 20
= 63,5
b. Modus (Mo2 ) Mo2 = b + p b1
b1 b2 Mo2= 54,5 + 5 2 2 2 Mo2 = 54,5 + (5) . (0,5) Mo2 = 54,5 + 2,5 Mo2 = 57
115
c. Median ( Me2 ) 1
Me2 = b + p
2
nF f
20 4 1
Me2 = 54,5 + 5
2
6
Me2 = 54,5 + (5) . (1) Me2 = 54,5 + 5 Me = 59,5 d. Standar deviasi ( SD2 ) SD2 =
𝑖
∑𝑓𝑑² ∑𝑓
∑𝑓𝑑
−
∑𝑓
132
9
² =
20
14
−
20
² = 22,25
e. Varian (S1) S2 = SD2 ² = 22,25 = 495,06 f. Standar Eror Mean (SEM2 ) SEM2 = 𝑆𝐷₁ 22,25 = 𝑁−1 20−1 = 1,171 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Metode Mengajar Ukuran Data
Kelompok Metode NHT (X1)
Metode Ceramah (X2)
Mean
74,7
63,5
Median
70
57
Modus
71
59,5
Simpangan Baku
10,3
22,25
Varian
106,09
495,06
116
Lampiran 14 Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Lilliefors Langkah Langkah Dalam Uji Lilliefors 1. Urutkan data sample ( x ) dari yang terkecil sampai yamg terbesar dan tentukan frekuensi tiap-tiap data. 2. Tentukan nilai Z dari tiap-tiap data dengan rumus
Z= 𝑥−𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑆𝐷
3. Tentukan nilai Zt, dilihat dari nilai Z yang dikonsultasikan pada tabel pada daftar F 4. Tentukan nilai F(z) dengan rumus : F(z) = 0,5 – Zt, Jika nilai Z negatif F(z) = 0,5 + Zt, Jika nilai Z positif 5. Tentukan nilai S(z) yang dihitung dari frekuensi kumulatif dibagi dengan jumlah frekuensi 6. Tentukan nilai L hitung (Lo) = |F(z)-S(z)| dan bandingkan dengan nilai L tabel ( Lt ) dari tabel Lilliefors. Untuk Lt atau nilai kritis untuk uji Lilliefors pada n> 30 dan taraf signifikan 𝛼
= 0,05 adalah :
Lt = 0,190 7. Apabila nilai Lo terbesar lebih kecil dari Lt maka data berasal dari sampel berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji lilliefors diketahui bahwa kedua kelompok mempunyai harga Lo < Lt. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah, maka sebaran skor kedua kelompok sampel berdistribusi normal.
117
Analisis Uji Normalitas Lo Lt
No
Kelompok Sampel
Kesimpulan
1
Model NHT
0,092
0,190
Distribusi normal
2
Metode Ceramah
0,1742
0,190
Distribusi normal
Perhitungan Uji Lillifors untuk model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together X
F
Fka
Z
Zt
F(z)
S(z)
| 𝐹 (z)- S(z) |
50
1
1
- 2,39
0,4916
0,0084
0,05
0,0416
62
2
3
- 1,23
0,3907
0,1093
0,15
0,0407
67
2
5
- 0,74
0,2704
0,2296
0,25
0,0204
71
3
8
- 0,35
0,1368
0,3632
0,4
0,0368
75
4
12
0,03
0,0080
0,508
0,6
0,092
79
3
15
0,41
0,1591
0,6591
0,75
0,0909
83
1
16
0, 80
0,2881
0,7881
0,8
0,0119
87
1
17
1,19
0,383
0,883
0,85
0,033
92
3
20
1,67
0,4525
0,9525
1
0,0475
L0 = 0,092 dan Lt (𝛼= 0,05) = 0,190, maka L0 = < Lt berarti data berdistribusi normal Perhitungan Uji Lillifors untuk metode ceramah X
F
Fka
Z
Zt
F(z)
S(z)
| 𝐹 (z)- S(z) |
46
1
1
- 0,78
0,2823
0,2177
0,05
0,1677
50
1
2
- 0,60
0,2258
0,2742
0,1
0,1742
54
2
4
- 0,42
0,1628
0,3372
0,2
0,1372
58
3
7
- 0,25
0,0987
0,4013
0,35
0,0513
62
3
10
- 0,06
0,0239
0,4761
0,5
0,0239
67
1
11
0,15
0,0596
0,5596
0,55
0,0095
71
3
14
0,33
0,1293
0,6293
0,7
0,0707
118
75
3
17
0,51
0,1950
0,695
0,85
0,155
79
1
18
0,69
0,2549
0,7549
0,9
0,1451
83
1
19
0,87
0,3078
0,8078
0,95
0,1422
87
1
20
1,05
0,3531
0,8531
1
0,1469
L0 = 0,1742 dan Lt (𝛼= 0,05) = 0,190, maka L0 = < Lt berarti data berdistribusi normal
119
Lampiran 15 Uji Homogenitas dengan Menggunakan Uji Bartlett Langkah-langkah dalam uji Bartlett 1. Membuat tabel Sampel Db
1/db
S
db S
Log S
Db log S
NHT
19
0,0526
106,09
2015,71
2,025
42,475
Ceramah
19
0,0526
495,06
9406,14
2,694
51,186
jumlah
38
11421,85
93,661
2. Menghitung Varians gabungan Sgab = ∑𝑑𝑏𝑆 11421 ,85 = 300,575 ∑𝑑𝑏 = 38 Maka log Sgab = Log 300,575 = 2,477
3. Menghitung nilai B B = (∑db ) Log S = 38x2,477 = 94,126 4. Menghitung 𝜒² hitung 𝜒² hitung = (ln 10){B-(∑db Log S )} = (2,3026)(94,126-93,661) = 1,0707 5. Menentukan 𝜒² tabel Untuk (db) =k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5% didapat 𝜒² tabel = 3.841 Dengan kriteria pengujian : Jika 𝜒² hitung > 𝜒² tabel , maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen Jika 𝜒² hitung < 𝜒² tabel , maka sampel berasal dari populasi yang homogen
120
Berdasarkan hasil perhitungan uji bartlett bahwa 𝜒² hitung adalah 1,0707 dan unutk 𝛼 = 0,05 maka 𝜒² tabel adalah 3.841. dengan demikian 𝜒² hitung < 𝜒² tabel ,
maka kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
121
Lampiran 16 Uji hipotesis dengan menggunakan Uji “t” Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat Pengaruh Positif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Pada Pokok Bahasan Riba, Bank Dan Asuransi Terhadap Hasil Belajar Fiqih Siswa” hipotesis diterima apabila to > tt Langkah-langkah yang perlu ditempuh Uji “t” 1. Mencari Mean masing-masing kelompok 2. Mencari Standar deviasi masing-masing kelompok 3. Mencari Standar Eror Mean masing-masing kelompok
Langkah 1 sampai 3 sudah didapatkan pada lampiran (lampiran mean itu lampiran kebrpa tulis). Perhitungan statistik yang disajikan dalam tabel berikut; Ukuran Data
Kelompok Model NHT
Metode Ceramah
Mean (M)
74,7
63,5
Standar Deviasi (SD)
10,3
22,25
Standar Eror Mean
2,36
1,17
(SEM )
4. Mencari Standar Eror perbedaan Mean kelompok A dan kelompok B dengan Rumus : SEMA-MB =
𝑆𝐸 𝑀𝐴2 + 𝑆𝐸𝑀𝐵2 = 2,36² + 1,17² = 6,9389 = 2,63
5. Mencari to dengan rumus : 𝑀 𝐴−𝑀 𝐵
to = SE MA −MB =
74,7 – 63,5 2,63
11,2
= 2,63 = 4,2585
122
6. Memberikan Intrepretasi terhadap to df atau db = NA + NB – 2 = 20+20-2 = 38. Dalam tabel “t” tidak ditemukan db sebesar 38, karena itu dipergunakan db yang terdekat yaitu 40. Dengan db 40 diperoleh t tabel sebagai berikut :
Pada taraf signifikan 0,05 : tt = 2,02
Pada taraf signifikan 0,01 : tt = 2,71
Karena t0 yang diperoleh dari hasil perhitungan (to = 4,2585) adalah lebih besar dari tt (baik dari tarf signifikan 5% maupun 1%) maka hipotesis diterima.
123
Lampiran 17
Tabel 11 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar Dari O ke Z Z 0Dalam Daftar 1 Menyatakan 2 3 (Bilangan Desimal)
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9
9 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 258 2881 3159 3413 3643 3848 4032 4192 4332 4452 4554 4541 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 499 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
0004 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 492 494 4955 4866 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 483 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
0120 0517 091 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 437 4484 4582 4664 4737 4788 4834 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
4 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3032 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4789 4842 4878 4906 4929 4946 496 497 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
5 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 377 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 475 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
6 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 334 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4616 4693 4756 4808 485 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
7 0319 0714 1103 1480 1844 219 2518 2823 3106 3365 3599 381 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 498 4986 499 4993 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
Sumber: Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : CV Alfabeta, 1999), h. 286-287
8 0359 0745 1141 1517 1878 2224 2549 2852 3133 3389 3621 383 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 489 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 499 4993 4995 4997 4997 4998 4998 4999 4999 5000
124
Lampiran 18
Ukuran Sampel n= 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n > 30
Tabel 12 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors Taraf Signifikansi (α ) 0,01 0,05 0,10 0,15 0,417 0,381 0,352 0,319 0,405 0,337 0,299 0,315,0 0,364 0,319 0,277 315 0,348 0,300 0,258 0,294 0,331 0,285 0,244 0,276 0,311 0,271 0,233 0,261 0,394 0,258 0,224 0,249 0,284 0,249 0,217 0,239 0,275 0,242 0,212 0,230 0,268 0,234 0,202 0,223 0,261 0,227 0,194 0,214 0,257 0,220 0,187 0,207 0,250 0,213 0,182 0,201 0,245 0,206 0,177 0,195 0,239 0,200 0,173 0,289 0,235 0,195 0,169 0,184 0,231 0,190 0,166 0,179 0,200 0,173 0,147 0,174 0,187 0,161 ,0136 0,158 1,031 0,886 0,768 0,144 1,031 0,886 0,768 0,805 √n √n √n 0,805 √n
0,20 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 0,736 0,736 √n
Sumber: R. Santosa Murwani, 2000, Satistika Terapan (Teknik Analisis Data), Jakarta: Universitas Negeri
125
Lampiran 19 Tabel 13
126
127
128
Lampiran 20
Tabel 14